xiv ABSTRAK
EFEKTIVITAS PERAN AUDIT INTERNAL TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(Studi Kasus pada PT Madubaru)
Yohana Retno Astuti NIM : 112114112 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) persepsi karyawan terhadap efektivitas peran audit internal di PT Madubaru, (2) persepsi karyawan terhadap penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) di PT Madubaru, (3) apakah efektivitas peran audit internal berpengaruh terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG.
Jenis penelitian adalah studi kasus, dengan jumlah sampel 54 responden. Model analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan regresi linier sederhana. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan parsial (uji-t) dan koefisien determinasi (R2).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) karyawan berpendapat bahwa peran audit internal di PT Madubaru telah efektif dan sangat efektif, (2) karyawan berpendapat bahwa prinsip-prinsip GCG di PT Madubaru telah diterapkan dan sangat diterapkan, (3) efektivitas peran audit internal berpengaruh positif terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG.
xv ABSTRACT
THE ROLE OF INTERNAL AUDIT EFFECTIVENESS TO THE IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(Case Study on PT. Madubaru Yogyakarta)
Yohana Retno Astuti NIM : 112114112 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The purposes of this research are to analyze (1) the employess’ perception
of the role of internal audit effectiveness at PT. Madubaru, (2)employees’
perception of the implementation of the Good Corporate Governance (GCG) principles, (3) the effect of implementation the role of internal audit effectiveness toward the implementation of GCG.
Model analysis of the data were descriptive analysis and simple linier regression. Hypothesis testing that being used were partial significant test (t-test) and the coefficient of determination (R2).
The result showed that, (1) employees’ perception of the role of internal audit was effective and very effective, (2) employees’ perception of
implementation GCG principles were applicable and very applicable, (3) the effectiveness of the role of internal audit had a positive effect on the implementation of GCG.
i
EFEKTIVITAS PERAN AUDIT INTERNAL
TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Studi Kasus pada PT Madubaru )
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Yohana Retno Astuti
NIM: 112114112
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,
sebab Ia yang memelihara kamu
”
(1 Petrus 5:6-7)
Dengan penuh syukur kupersembahkan Skripsi ini untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria, Mamah, Papah, mbak Irma,
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
–
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertandatangan dibawah ini, saya menyatakam bahwa skripsi dengan judul:
“EFEKTIVITAS PERAN AUDIT INTERNAL TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPPORATE GOVERNANCE”
(Studi Kasus pada PT Madubaru Yogyakarta)
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 27 Agustus 2015 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat ataui pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015
Yang membuat pernyataan,
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yohana Retno Astuti
NIM : 112114112
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“EFEKTIVITAS PERAN AUDIT INTERNAL TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE”
(Studi Kasus pada PT Madubaru Yogyakarta)
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 31 Agustus 2015
Yang membuat pernyatakan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini, Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
tak terhingga Kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memeberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Josephine Wuri, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik.
5. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.ACC., QIA. Selaku Pembimbing yang telah
membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6. Dosen penguji.
7. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang
telah membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses
perkuliahan.
8. Papah dan Mamah tercinta, Imam Sularko dan Sri Budi Astuti yang
selalu memberi segala kebutuhan, cinta, kasih sayang yang tulus dan
viii
9. Kakakku, Emerentiana Irma Windyastuti yang telah banyak memberi
masukan dan selalu bisa membuat tambah semangat dalam
mengerjakan skripsi.
10. Sahabat – sahabatku, Semak belukar (Dani, Maurits, Sesil, Angel, Tika, Lolita, Rina, Effi, Diana, dan Nico ), Wikan, Friska, kalian salah
satu penyemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman – teman seperjuangan angkatan 2011.
12. Semua pengurus dan karyawan PT Madubaru Yogyakarta yang telah
membantu dan memberi izin untuk melakukan penelitian ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015
Penulis
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
ABSTRAK ... xiv
ABSTRACT ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C.Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Sistematika penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A.Corporate Governance dan Good Corporate Governance ... 7
B. Audit Internal ... 13
C.Penelitian Terdahulu ... 18
D.Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ... 19
x
A.Jenis Penelitian ... 21
B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 21
C.Lokasi Penelitian ... 21
D.Definisi Operasional Variabel dan Operasionalisasi Variabel ... 21
E. Populasi dan Sampel ... 24
F. Sumber Data ... 24
G.Teknik Pengumpulan Data ... 24
H.Uji Instrumen ... 25
I. Teknik Analisis Data ... 27
BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN ... 35
A.Sejarah Singkat Perusahaan ... 35
B. Lokasi ... 36
C.Kronologi Status Perusahaan dan Perubahan Manajemen ... 36
D.Struktur Organisasi PT Madubaru ... 37
E. Visi Misi ... 40
F. Sumber Daya Manusia ... 40
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 42
A.Karakteristik Responden ... 42
B. Efektivitas Audit Internal ... 44
C.Penerapan GCG ... 66
D.Pengaruh Efektivitas Audit Internal terhadap Penerapan GCG ... 81
E. Pembahasan ... 84
BAB VI PENUTUP ... 88
A.Kesimpulan ... 88
B. Keterbatasan Penelitian ... 89
C.Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 22
Tabel 3.2. Skor Penilaian Kuesioner ... 28
Tabel 3.3. Kategorisasi Tingkat Efektivitas Audit Internal PT Madubaru ... 29
Tabel 3.4. Distribusi Jawaban Responden untuk *Indikator Efektivitas Audit Internal* ... 30
Tabel 3.5. Kategorisasi Tingkat Penerapan GCG ... 31
Tabel 3.6 Distribusi Jawaban Responden untuk *Indikator GCG* ... 32
Tabel 5.1. Profil Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42
Tabel 5.2. Profil Berdasarkan Usia ... 43
Tabel 5.3. Profil Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 43
Tabel 5.4. Profil Berdasarkan Jabatan/Posisi ... 44
Tabel 5.5. Validitas Efektivitas Audit Internal ... 45
Tabel 5.6. Validitas Penerapan GCG ... 45
Tabel 5.7. Reliabilitas Efektivitas Audit Internal ... 46
Tabel 5.8. Reliabilitas Efektivitas Audit Internal ... 47
Tabel 5.9. Tingkat Efektivitas Audit Internal ... 48
Tabel 5.10. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Kelayakan dan Arti Penting Temuan Pemeriksaan Beserta Rekomendasinya... 49
Tabel 5.11. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Respon dari Obyek yang Diperiksa... 51
Tabel 5.12. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Profesionalisme Auditor ... 53
xii
Tabel 5.14. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Kehematan Biaya
Pemeriksaan ... 58
Tabel 5.15. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Pengembangan Personil ... 60
Tabel 5.16. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Umpan Balik dari Manajemen Lainnya ... 61
Tabel 5.17. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Meningkatnya Jumlah Pemeriksaan ... 62
Tabel 5.18. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Tercapainya Program Pemeriksaan ... 63
Tabel 5.19. Tingkat Penerapan GCG ... 65
Tabel 5.20. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Transparansi ... 67
Tabel 5.21. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Akuntabilitas ... 70
Tabel 5.22. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Pertanggungjawaban ... 73
Tabel 5.23. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Independensi ... 76
Tabel 5.24. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Kewajaran dan Kesetaraan ... 78
Tabel 5.25 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 82
Tabel 5.26. Hasil Analisis Regresi Sederhana ... 83
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ... 20
Gambar 3.1. Kriteria Penilaian Efektivitas Audit Internal ... 29
Gambar 3.2. Kriteria Penilaian Penerapan GCG ... 30
Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT Madubaru ... 37
Gambar 5.1. Grafik histogram ... 81
xiv ABSTRAK
EFEKTIVITAS PERAN AUDIT INTERNAL TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(Studi Kasus pada PT Madubaru)
Yohana Retno Astuti NIM : 112114112 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) persepsi karyawan terhadap efektivitas peran audit internal di PT Madubaru, (2) persepsi karyawan terhadap penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) di PT Madubaru, (3) apakah efektivitas peran audit internal berpengaruh terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG.
Jenis penelitian adalah studi kasus, dengan jumlah sampel 54 responden. Model analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan regresi linier sederhana. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan parsial (uji-t) dan koefisien determinasi (R2).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) karyawan berpendapat bahwa peran audit internal di PT Madubaru telah efektif dan sangat efektif, (2) karyawan berpendapat bahwa prinsip-prinsip GCG di PT Madubaru telah diterapkan dan sangat diterapkan, (3) efektivitas peran audit internal berpengaruh positif terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG.
xv ABSTRACT
THE ROLE OF INTERNAL AUDIT EFFECTIVENESS TO THE IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(Case Study on PT. Madubaru Yogyakarta)
Yohana Retno Astuti NIM : 112114112 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The purposes of this research are to analyze (1) the employess’ perception
of the role of internal audit effectiveness at PT. Madubaru, (2)employees’
perception of the implementation of the Good Corporate Governance (GCG) principles, (3) the effect of implementation the role of internal audit effectiveness toward the implementation of GCG.
Model analysis of the data were descriptive analysis and simple linier regression. Hypothesis testing that being used were partial significant test (t-test) and the coefficient of determination (R2).
The result showed that, (1) employees’ perception of the role of internal audit was effective and very effective, (2) employees’ perception of
implementation GCG principles were applicable and very applicable, (3) the effectiveness of the role of internal audit had a positive effect on the implementation of GCG.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan profit oriented maupun non profit oriented mempunyai
peranan penting dalam kehidupan, dan berperan dalam menggerakkan
perekonomian suatu negara karena menjalankan fungsi produksi barang dan jasa
yang memenuhi kebutuhan manusia. Maka tidak heran jika terjadi permasalahan
besar di dalam perusahaan-perusahaan akan berdampak pula pada kondisi
perekonomian di negara yang bersangkutan. Perusahaan sebagai salah satu pelaku
ekonomi tentu tidak dapat menghindar dari tantangan dunia bisnis. Begitu banyak
persaingan yang sangat kompetitif antar perusahaan yang menuntut para pelaku
bisnis untuk mengembangkan bisnisnya dengan melakukan berbagai cara. Dalam
usahanya tersebut mereka terkadang tidak menyadari ada aktivitas yang dilakukan
secara menyimpang dan tidak etis. Segala bentuk penyimpangan atau kecurangan
secara sadar maupun tidak sadar dilakukan para pelaku bisnis demi mencapai
tujuan yang diharapkannya. Kecurangan di dalam perusahaan sering sekali terjadi
di Indonesia maupun di negara lain. Beberapa kecurangan misalnya adalah kasus
skandal keuangan seperti Enron Corp., Worldcom, Xerox dan lainnya yang
melibatkan top eksekutif perusahaan terjadi sekitar tahun 2001.
Skandal keuangan yang menyebabkan krisis keuangan di Amerika Serikat
ditengarai karena tidak diterapkannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang
baik (good corporate governance). Selain krisis di Amerika, corporate
ekonomi Indonesia yang dimulai tahun 1997 yang efeknya masih terasa hingga
saat ini. Pengelolaan perusahaan menjadi hal yang sangat penting sebagaimana
telah diterapkan pada pemerintah suatu negara. Menurut survey Asian
Development Bank yang dikutip oleh Hermawan (2010), kelemahan dalam
penerapan tata kelola perusahaan (corporate governance) dan finance di
negara-negara Asia yang ekonominya paling parah terkena imbas krisis tahun 1997
khususnya untuk Indonesia disebabkan beberapa faktor, yaitu; (a) konsentrasi
kepemilikan perusahaan yang masih tinggi, (b) tidak efisiennya fungsi
pengawasan dewan komisaris, (c) inefisiensi dan rendahnya tranparansi mengenai
prosedur pengendalian merger dan akuisisi perusahaan, (d) terlalu tingginya
ketergantungan pada pendanaan eksternal, dan (d) ketidakmemadainya
pengawasan oleh investor. Dari survei tersebut makin memperkuat bahwa tata
kelola perusahaan yang buruk diduga sebagai salah satu sebab terjadinya krisis
ekonomi politik Indonesia. Tidak adanya tata kelola di perusahaan mengakibatkan
organ perusahaan tidak menjalankan peran sebagaimana seharusnya.
Good Corporate Governance (GCG) sangat memberikan pengaruh positif
terhadap keberlangsungan suatu perusahaan baik itu BUMN maupun perusahaan
swasta. Penerapan GCG mendorong agar organ perusahaan dalam membuat
keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya
tanggungjawab sosial perusahaan terhadap pemangku kepentingan maupun
kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan. Dengan adanya GCG diharapkan
dengan baik dan seimbang. Dalam menerapkan GCG dibutuhkan pengendalian
efektif dan pengawasan melalui sistem pengendalian internal. Pengendalian
internal tersebut tidak dapat berjalan dengan sendirinya atau hanya dilakukan oleh
manajer dan karyawan saja. Agar pengendalian internal dapat berjalan dengan
baik, dibutuhkan seseorang yang memang berkompeten dalam hal ini yaitu auditor
internal.
Auditor internal merupakan organ pendukung yang dibentuk oleh Direksi.
Peran auditor internal yang independen sangat penting dalam penerapan GCG di
perusahaan. Auditor internal yang independen dapat berfungsi untuk mengawasi
jalannya perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah
melakukan praktik-praktik dalam penerapan prinsip-prinsip GCG di dalam
perusahaan yang meliputi: akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban
(responsibility), keterbukaan (transparency) independensi (independency) serta
kewajaran (fairness). Selain itu peran auditor internal sudah tidak diragukan lagi
di dalam perusahaan sebagai pemantau, katalisator dan juga konsultan.
Dari uraian di atas terlihat bahwa audit internal sangat penting kaitannya
dengan mewujudkan GCG. Bahwa dengan memiliki tata kelola perusahaan yang
baik dapat membantu dalam mengatasi krisis ekonomi yang ada di dunia ini.
Maka dari itu penting untuk mengetahui apakah peran audit internal dalam
penerapan GCG sudah efektif. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul : “Efektivitas Audit Internal terhadap
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi karyawan terhadap auditor internal di PT Madubaru,
apakah telah menjalankan perannya secara efektif?
2. Bagaimana persepsi karyawan terhadap prinsip-prinsip GCG sudah,
apakah sudah diterapkan di PT Madubaru ?
3. Apakah efektivitas audit internal PT Madubaru berpengaruh terhadap
penerapan GCG?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan, yaitu :
1. Mengetahui berdasarkan persepsi karyawan apakah audit internal di PT
Madubaru telah berjalan efektif atau belum.
2. Mengetahui dan memahami apakah berdasarkan persepsi karyawan, GCG
sudah diterapkan di PT Madubaru.
3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh efektivitas auditor internal terhadap
penerapan GCG di PT Madubaru.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
a. Sebagai alat untuk mengevaluasi keefektifan Audit Internal dalam
penerapan GCG pada PT Madubaru.
b. Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi pimpinan maupun
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Sebagai salah satu sumber informasi bagi penelitian selanjutnya terkait
dengan efektivitas Audit Internal terhadap penerapan GCG.
3. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan penulis berkaitan dengan
Efektivitas Audit Internal Terhadap Penerapan GCG.
E. Sistematika Penulisan
Bab I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung, hasil penelitian terdahulu
sebagai acuan penelitian ini, kerangka pemikiran dan pengembangan
hipotesis.
Bab III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian, lokasi
penelitian, definisi operasional variabel dan operasionalisasi variabel,
populasi dan sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, uji
instrumen dan teknik analisis data.
Bab IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan serta struktur
beberapa departemen yang berhubungan dengan penelitian ini dari PT
Madubaru.
Bab V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisi dari hasil analisis yang terdapat pada bab 3 dan terdapat
pembahasan dan penjelasan terkait dengan hasil analisis tersebut.
Bab VI PENUTUP
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Corporate Governance dan Good Corporate Governance
1. Definisi Corporate Governance
Frasa Corporate Governance (CG) terdiri dari dua kata, yaitu
corporate dan governance. Kata corporate merupakan kata sifat (adjective)
yang bermakna “berbagai sifat yang berkaitan dengan korporasi atau perusahaan”. Di Indonesia, sebagian literatur menerjemahkan CG sebagai
tata-kelola, dan sebagian lain menyebutnya tata-pamong. Pendekatan atas CG yang
mengadopsi perspektif konvensional menyatakan bahwa CG dibatasi pada
hubungan antara perusahaan dengan para pemegang saham (Wardoyo dan
Lena: 2010).
2. Definisi Good Corporate Governance (GCG)
Syakhroza (2003) mendefinisikan GCG sebagai suatu mekanisme tata
kelola organisasi secara baik dalam melakukan pengelolaan sumber daya
organisasi secara efisien, efektif, ekonomis ataupun produktif dengan
prinsip-prinsip terbuka, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independen, dan adil
dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
3. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Prinsip atau asas Good Corporate Governance menurut Pedoman Good
Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan
a. Transparansi (Transparency)
Prinsip dasar untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis,
perusahaan harus menyediakaninformasi yang material dan relevan dengan
cara yang mudah diakses dan dipahamioleh pemangku kepentingan.
Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkantidak hanya
masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal
yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur
dan pemangku kepentingan lainnya.
b. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur
dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan
kepentingan pemegang saham pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas
merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang
berkesinambungan.
c. Responsibilitas (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga
dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
d. Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola
secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikankepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
Prinsip-prinsip GCG menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor
Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002, meliputi:
a. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi
material dan relevan mengenai perusahaan;
b. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana
secara efektif;
c. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat;
d. Kemandirian (independency), yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola
secara independen tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari
pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
e. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi
hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan
perjanjian dan peraturan perundang-undangan.
Setelah diamati ternyata prinsip-prinsip GCG yang dikeluarkan oleh
KNKG dan Keputusan Menteri BUMN adalah memiliki persamaan.
4. Unsur-Unsur GCG
Unsur-unsur dalam GCG menurut Tunggal (2002:36-49) terdiri atas:
a. Pemegang saham dan RUPS.
Hak pemegang saham harus dilindungi, agar pemegang saham dapat
melaksanakannya berdasarkan prosedur yang benar dan ditetapkan oleh
perusahaan, sesuai dengan peraturan dan perundang – undangan yang berlaku. Hak-hak para pemegang saham pada dasarnya adalah:
1) Mengamankan registrasi dan kepemilikan saham,
2) Menyerahkan atau memindahkan saham,
3) Mendapatkan informasi yang relevan secara tepat waktu dan
kontinyu,
4) Ikut serta dan memiliki hak suara dalam RUPS,
5) Menerima keuntungan sebanding dengan jumlah saham yang
dimilikinya dalam bentuk dividen dan pembagian keuntungan
lainnya.
b. Dewan Komisaris
Dewan komisaris bertanggung jawab dan berwenang dalam mengawasi
Fungsi dewan komisaris yaitu sebagai wakil pemegang saham dalam
melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi dalam
rangka menjalankan kepengurusan perusahaan yang baik.
c. Direksi
Direksi bertugas untuk mengelola perusahaan. Direksi wajib
mempertanggungjawabkan tugasnya kepada pemegang saham melalui
RUPS. Direksi harus melaksanakan tugasnya dengan baik demi
kepentingan perusahaan dan Direksi harus memastikan agar perusahaan
melaksanakan tanggung jawab sosialnya serta memperhatikan
kepentingan stockholders.
d. Eksternal Auditor
Eksternal auditor harus ditunjuk oleh RUPS dari calon yang diajukan
oleh Dewan Komisaris berdasarkan usulan Komite Audit. Eksternal
audit bertanggung jawab memberikan opini atau pendapat terhadap
laporan keuangan perusahaan. Laporan eksternal auditor adalah bentuk
dari opini mereka mengenai laporan keuangan. Meskipun laporan
keuangan tanggung jawab manajemen, tetapi eksternal auditor
bertanggung jawab untuk menilai kewajaran pernyataan manajemen
dalam laporan audit mereka.
e. Komite Audit
Dewan Komisaris wajib membentuk Komite Audit beranggotakan satu
atau lebih Dewan Komisaris. Keanggotaan Komite Audit
merupakan Komisaris independen perusahaan yang sekaligus merangkap
sebagai ketua Komite Audit, sedangkan anggota lainnya merupakan
pihak ekstern perusahaan yang independen dimana setidaknya satu
diantaranya memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan.
f. Auditor Intern
Didalam perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip A Good
Corporate Governance, fungsi audit intern antara lain berperan dalam :
1) Membantu manajemen dalam menilai resiko-resiko utama yang
dihadapi perusahaan dan memberikan nasihat kepada manajemen.
2) Mengevaluasi struktur pengendalian intern dan bertanggung jawab
kepada Komite Audit.
3) Menelaah peraturan Corporate Governance minimal setahunsekali.
g. Sekretaris Perusahaan
Sekretaris perusahaan harus dilaksanakan oleh salah seorang pejabat
perusahaan yang khusus untuk melaksanakan fungsinya. Sekretaris
perusahaan harus memiliki akses terhadap informasi material dan
relevan yang berkaitan dengan perusahaan dan menguasai peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sekretaris perusahaan bertanggung
jawab kepada Direksi perusahaan.
h. Manajer dan Pekerja
Manajer bertanggung jawab untuk :
2) Memperpanjang umur perusahaan ke masa depan melalui inovasi,
pengembangan manajemen, ekspansi pasar, serta cara lain yang
dapat digunakan untuk memberikan nilai tambah kepada perusahaan.
3) Menyeimbangkan permintaan dari seluruh kelompok dengan cara
sedemikian rupa sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.
i. Stakeholders Lainnya
Stakeholders diberi kesempatan untuk memantau pemenuhan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan menyampaikan masukan kepada
Direksi mengenai hal tersebut. Perusahaan juga harus memberikan
informasi yang diperlukan oleh stakeholders demi kepentingan bersama.
B. Audit Internal
1. Definisi Audit Internal
Kumaat (2011: 35) mendefinisikan audit internal sebagai berikut
adalah:
Audit Internal adalah agen yang paling “pas” untuk mewujudkan Internal Control, Risk Management dan Good Corporate Governance yang
pastinya akan memberi Nilai Tambah bagi Sumber Daya dan Perusahaan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sekarang audit intern
harus mampu menjadi konsultan perusahaan (strategic partner) yaitu
lembaga yang dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh
2. Fungsi Audit Internal
Menurut SPAI (Standar Profesional Audit Internal) yang dikeluarkan
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004: 21), fungsi audit
internal dinyatakan sebagai berikut :
“Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam memelihara
pengendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan,
efisiensi dan efektivitas pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan
pengendalian intern secara berkesinambungan .”
3. Efektivitas Audit Internal
Menurut Standar Profesi Audit Internal (SPAI) yang terdapat dalam
Tugiman (1997) terdapat sembilan indikator efektivitas audit internal yaitu
sebagai berikut:
a. Kelayakan dan arti penting temuan pemeriksaan beserta rekomendasinya
(reasonableand meaningful findings and recommendations). Tolak ukur
ini untuk melihat apakah suatu temuan dan rekomendasi dari audit internal
dapat memberikan nilai tambah bagi auditee dan apakah dapat
dipergunakan oleh manajemen sebagai suatu informasi yang berharga.
b. Respon dari objek yang diperiksa (auditee’s response and feedback).
Berkaitan dengantolak ukur pertama tetapi berkenaan dengan umpan balik
dan respon dari auditee. Apakah temuan atau rekomendasi tersebut dapat
diterima dan dioperasionalisasikan oleh auditee. Temuan pemeriksaan dan
rekomendasi dari auditor yang tidak dapatdioperasionalisasikan dan tidak
kesalahan dalam proses pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor atau
sebab-sebab lainnya.
c. Profesionalisme auditor (professionalism of the internal audit department).
Kriteria dari profesionalisme adalah:
1) Independensi
2) Integritas seluruh personil pemeriksaan
3) Kejelian dan ketajaman review pimpinan tim pemeriksa
4) Penampilan, sikap, dan perilaku pemeriksa
5) Kesanggupan dan kemampuan dalam memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan auditee atas permasalahan yang diajukan
6) Kemampuan tim pemeriksa dalam melakukan komunikasi dan
didapatnya tanggapan yang baik dari auditee atau manajemen puncak
7) Pendidikan dan keahlian para pemeriksa
d. Peringatan dini (absence of surprise). Auditor dapat memberikan laporan
peringatan dini baik dalam bentuk formal maupun informal mengenai
kelemahan ataupermasalahan operasi perusahaan serat kelemahan
pengendalian manajemen.
e. Kehematan biaya pemeriksaan (cost effectiveness of the internal audit
department). Output dari suatu biaya pemeriksaan tidak dapat diukur. Bila
pemeriksaan yang dilakukan mampu meminimalisasi biaya tanpa
mengurangi nilai tambah yang dihasilkan, maka pemeriksaan sudah efektif
f. Pengembangan personil (development of people). Jika pengembangan
personil dianggap menjadi peran yang penting, maka pimpinan auditor
akan menggunakan waktunya dalam pembinaan untuk penempatan dan
pengembangan stafnya.
g. Umpan balik dari manajemen lainnya (operating management’s feedback).
Umpan balik dari manajemen lainnya bersifat subjektif dan sangat
dipengaruhi oleh profesi auditor itu sendiri. Sampai sejauh mana dukungan
yang diberikan oleh para manajemen lainnya terhadap para auditor dalam
melaksanakan kegiatan pemeriksaan.
h. Meningkatnya jumlah pemeriksaan (number of requests for audit work).
Semakin baik dan semakin meningkatnya kemampuan auditor maka
manfaat dari audit ini akansemakin dirasakan, dengan semakin
dirasakannya manfaat tersebut, maka jumlah pemeriksaan pun akan
semakin meningkat seiring dengan perkembangan.
i. Tercapainya program pemeriksaan. Meliputi tindakan evaluasi terhadap
risiko objek yang diperiksa serta jaminan bahwa bidang-bidang yang
berisiko tinggi telahditempatkan sebagai prioritas utama dalam
perencanaan pemeriksaan.
Menurut Tugiman (1997) untuk mencapai fungsi audit internal yang
efektif, terdapat lima faktor atau syarat yang harus dipertimbangkan yaitu:
a. Akses, berkaitan dengan masalah ketersediaan informasi yang diperlukan
oleh auditorinternal untuk melaksanakan audit. Aksesnya dapat bersumber
1) Fasilitas, meliputi seluruh realitas fisik yang mungkin dapat
memberikan informasi bagi auditor yang melakukan observasi
langsung.
2) Catatan, yang mewakili realitas walaupun bukan realitas itu sendiri.
3) Orang, terutama bila fasilitas dan catatan kurang mendukung.
b. Objektivitas, merupakan keadaan jiwa yang memungkinkan seseorang
untuk merasakan sesuatu realitas seperti apa adanya. Hal tersebut dapat
dicapai melalui kesadaran, pengetahuan formal, pengetahuan berdasarkan
pengalaman (ketekunan) dan tidak adanya kecondongan emosional.
c. Kebebasan berpendapat, merupakan suatu keadaan yang memungkinkan
suatu auditor untuk menyatakan sesuatu yang diketahuinya tanpa rasa
takut adanya konsekuensiyang buruk bagi status dan pemisahan
organisasional sangat membantu kebebasan berpendapat.
d. Ketekunan, pada umumnya ketekunan merupakan kualitas yang berasal
dari dalam diri auditor sehingga dapat dipengaruhi untuk menjadi lebih
baik atau lebih buruk. Ketekunan dapat diperkuat dengan pemberian
isyarat menyangkut maksud atasan sesungguhnya serta status
organisasional yang memadai.
e. Ketanggapan, menurut perhatian auditor terhadap berbagai temuan dan
pembuatan keputusan. Adanya tindakan korektif bila dipandang perlu.
Ketanggapan sangat dipengaruhi oleh status organisasional auditor
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian oleh Gumilang (2009) bertujuan mengetahui apakah peranan
audit internal berpengaruh terhadap penerapan GCG. Penelitian ini menggunakan
jumlah sampel 34 responden dari seluruh pegawai SPI PT Perkebunan Nusantara
III (Persero) Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan audit internal
memiliki pengaruh signifikan positif terhadap penerapan GCG.
Penelitian selanjutnya adalah penelitian oleh Qintharah (2014).
Penelitian tersebut memiliki tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
antara peranan audit internal terhadap penerapan GCG. Penelitian dilakukan di
beberapa perusahaan di wilayah Makassar dengan menyebarkan kuesioner ke
responden yang merupakan auditor internal sebanyak 50 sampel. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara peranan audit internal terhadap
penerapan GCG.
Meskipun kedua penelitian ini memiliki hasil penelitian yang sama namun
ternyata tingkat hubungan/korelasi yang dihasilkan adalah berbeda. Hasil analisa
pada penelitian yang dilakukan oleh Gumilang (2009) menunjukkan R Square
0,148 yang berarti hubungan/korelasi antara peranan audit internal terhadap
penerapan GCG tidak mempunyai hubungan yang kuat. Di sisi lain, penelitian
oleh Qintharah (2014) menunjukkan hasil R squarenya memiliki nilai 0,663 yang
artinya terdapat hubungan/korelasi yang cukup kuat antara peranan audit internal
D. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis
Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu efektivitas peran audit internal,
dan penerapan GCG. Audit internal dibutuhkan dalam aktivitas perusahaan, salah
satunya adalah untuk mendukung terwujudnya GCG. Hal tersebut juga didukung
oleh Kumaat (2011:35)yang mendefinisikan audit internal sebagai berikut :
Audit Internal adalah agen yang paling “pas” untuk mewujudkan Internal
Control, Risk Management dan Good Corporate Governance yang pastinya akan
memberi Nilai Tambah bagi Sumber Daya dan Perusahaan”.
GCG sendiri adalah suatu mekanisme tata kelola organisasi secara baik
dalam melakukan pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efektif,
ekonomis ataupun produktif dengan prinsip-prinsip terbuka, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, independen, dan adil dalam rangka mencapai tujuan
organisasi (Syakhroza: 2003).
Audit internal dilakukan oleh orang bagian dalam perusahaan yang
mengetahui kinerja sehari-hari perusahaan, dan memang berkemampuan untuk
memantau dan mengawasi jalannya operasi perusahaan sehingga tujuan audit
tercapai.
Dalam pelaksanaan GCG, sebuah perusahaan harus memiliki lima prinsip
sesuai dengan Komite Nasional Kebijakan Governace (KNKG) 2006yang
meliputi transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan
kewajaran. Menurut Latifa Agustin (2010) dalam penelitiannya, diperlukan
auditor internal yang memiliki kompetensi memadai dan independensi agar dapat
katalisator antara pihak manajemen dengan auditor internal maupun eksternal.
Apabila auditor kurang memiliki kompetensi, lemah dalam koordinasi, dan mudah
dipengaruhi maka akan berpengaruh buruk bagi proses GCG. Perusahaan akan
menjadi tidak transparan dan rawan dengan tindak kecurangan. Oleh karena itu
audit internal harus efektif pelaksanaannya. Audit internal dikatakan efektif bila
memenuhi kesembilan indikator menurut Standar Profesi Audit Internal (SPAI)
misalnya, memiliki kompetensi yang baik dan independensehingga syarat
terwujudnya GCG dapat terpenuhi. Maka dapat dikatakan bahwa semakin efektif
audit internal maka semakin baik penerapan GCG.
X Y
Ha
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat disusun hipotesis
sebagai berikut:
Ha : Efektivitas Audit Internal memiliki pengaruh positif terhadap penerapan
good corporate governance Efektivitas Peran Audit Internal
21
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah suatu
penyelidikan intensif tentang seorang secara individu atau unit sosial secara detail.
Peneliti mengumpulkan data tentang keadaan subjek, bawaan masa lalu,
kebiasaan/perilaku, karakter, serta faktor-faktor yang dapat dikaitkan dengan apa
yang diteliti (Kasmadi, 2013: 62).
B. Subyek dan Objek Penelitian
1. Subyek penelitian adalah auditor internal yang di dalam penelitian ini
selanjutnya akan disebut sebagai divisi Sistem Pengendalian Internal (SPI),
manajer di tiap departemen, dan karyawan tiap departemen yang pernah
diperiksa oleh divisi Sistem Pengendalian Internal (SPI).
2. Obyek penelitian adalah Audit Internal dan Good Corporate Governance.
C. Lokasi Penelitian
Tempat dilakukan penelitianadalah di PT Madubaru Desa Padokan,
Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
D. Definisi Operasional Variabel & Operasionalisasi Variabel
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah efektivitas peran audit
internal. Indikatornya berupa persepsi karyawan mengenai kelayakan dan arti
meaningful findings and recommendations), respon dari objek yang diperiksa
(auditee’s response and feedback), profesionalisme auditor (profesionalism of
the internal audit department), peringatan dini (absence of surprise),
kehematan biaya pemeriksaan (cost effectiveness of the internal audit
department), pengembangan personil (development of people), umpan balik
dari manajemen lainnya (operating management’s feedback), meningkatnya
jumlah pemeriksaan (number of requests for audit work), dan tercapainya
program pemeriksaan. Variabel ini diukur dengan skala likert 4 poin dari (1)
sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju dan,(4) sangat setuju.
2. Variable terikat (dependent variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penerapan Good Corporate
Governance (Y). Penerapan good corporate governance ini dilihat dari
prinsip-prinsip yang dikeluarkan oleh KNKG (2006) yaitu transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran. Apabila kelima
prinsip ini sudah terpenuhi maka dapat dikatakan perusahaan sudah
menerapkan good corporate governance dengan baik. Variabel ini diukur
dengan skala likert 4 poin dari (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju,
(3)setuju dan,(4) sangat setuju.
Tabel 3.1.Operasionalisasi Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator
Efektivitas Peran Audit Internal (X)
1. Kelayakan dan arti penting temuan pemeriksaan beserta rekomendasinya (reasonable and meaningful findings and recommendations)
Tabel 3.1.Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Variabel Sub Variabel Indikator
Efektivitas Peran Audit Internal (X)
3. Profesionalisme auditor (professionalism of the internal audit department)
4. Peringatan dini (absence of surprise) 5. Kehematan biaya pemeriksaan (cost
effectiveness of the internal audit department)
6. Pengembangan personil (development of people)
7. Umpan balik dari manajemen lainnya (operating management’s feedback) 8. Meningkatnya jumlah pemeriksaan
(number of requests for audit work) 9. Tercapainya program pemeriksaan Pelaksanaan
1. Keterbukaan, yaitu mengeluarkan informasi yang dapat diakses oleh publik.
2. Hak informasi, yaitu hak publik untuk mengakses informasi dan kewajiban pemerintah untuk memfasilitasi akses informasi
1. Penetapan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan karyawan secara jelas 2. Karyawan mempunyai kompetensi
sesuai dengan tugasnya masing-masing
Organ perusahaan patuh terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar, dan peraturan perusahaan
1. Kemandirian Eksternal 2. Kemandirian Internal
Memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada para pemangku kepentingan secara wajar dan setara
E. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di seluruh divisi PT
Madubaru Yogyakarta. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Penulis menggunakan teknik purposive sampling karena
penulis memiliki pertimbangan dalam menentukan sampel sesuai dengan tujuan
penelitiannya. Kriteria atau pertimbangan penentuan sampel adalah para karyawan
PT Madubaru yang memahami peran auditor internal di dalam aktivitas
perusahaan, khususnya dalam penerapan GCG. Berdasarkan kriteria tersebut,
maka berikut ini merupakan pihak-pihak yang dijadikan sampel penelitian:
1. Divisi SPI di dalam perusahaan
2. Manajer di setiap divisi
3. Beberapa karyawan di divisi
F. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer merupakan data
yang diambil langsung dari narasumber atau responden berupa pengisian
kuesioner mengenai efektivitas audit internal terhadap penerapan GCG.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Kuesioner
Teknik ini memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca
dan menyatakan pendapatnya terhadap penyataan yang diajukan. Kuesioner
(2009). Kuisioner akan dibagi menjadi tiga bagian. Bagian ke dua untuk
mendapatkan data mengenai efektivitas audit internal (variabel independen).
Bagian ketiga dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai penerapan
GCG (variabel dependen).
2. Dokumentasi
Pengumpulan data yang dilakukan pada teknik ini adalah dengan
mengambil data-data yang dibutuhkan untuk melihat penerapan GCG di
dalam perusahaan. Data tersebut misalnya pedoman GCG yang memuat
prinsip-prinsip GCG di dalam perusahaan.
3. Wawancara
Dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan
kepada pihak-pihak yang berhubungan dan mengetahui keberadaan auditor
internal. Teknik ini untuk mendapatkan data tambahan mengenai kerja dan
kegiatan dari auditor internal yang berkaitan dengan penerapan GCG.
H. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Menurut Siregar (2013:75), validitas menujukkan sejauh mana suatu
alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (a valid measure if it
successfully measure the phenomenon). Dalam penelitian yang menggunakan
instrument berupa kuesioner ,uji validitas digunakan untuk melihat seberapa
tinggi tingkat validitas suatu alat ukur,semakin tepat pula alat ukur tersebut
mengukur.
Uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung
dengan r table untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah
jumlah sampel.Menguji apakah masing-masing indikator valid atau tidak,
dapat dilihat dalam tampilan output Cronbach Alpha pada kolom Correlated
Item-Total Correlation. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif
maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Realibilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsiten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula
(Siregar, 2013: 87). Menurut Siregar (2013: 89-90) Cronbach Alpha adalah
salah satu metode yang digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang
tidak mempunyai pilihan “benar” atau “salah” maupun “ya” atau “tidak”,
melainkan untuk menghitung realibilitas suatu tes yang mengukur sikap atau
perilaku. Cronbach Alpha sangat umum digunakan sehingga koefisien yang
umum juga untuk mengevaluasi internal constensy. Kriteria suatu instrument
penelitian diakatakan reliabel dengan menggunakan tehnik ini bila koefisienr
eabilitas ( ) >0,6. Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi
(sufficient reliability )sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh
item reliable dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki
Keterangan :
=Koefisien reabilitas instrumen = Varian Total
K =Jumlah butiran pertanyaan = Jumlah Varian Butir
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Permasalahan satu dan dua dijawab menggunakan analisis deskriptif.
Permasalahan pertama yaitu untuk mengetahui auditor internal telah
menjalankan perannya secara efektif atau belum dan yang kedua adalah untuk
mengetahui apakah di PT Madubaru sudah diterapkan prinsip GCG.
Efektivitas auditor internal akan dinilai menggunakan persepsi
karyawan menurut Standar Profesi Audit Internal (SPAI) yang terdapat dalam
Tugiman (1997). Indikator yang ada di dalam Tugiman (1997) tersebut sejalan
dengan jurnal dari Cristina dan Cristina (2009). Maka dari itu, kuesioner
mengenai efektivitas Audit Internal dalam penelitian ini diadaptasi dan diubah
seperlunya dari jurnal Cristina dan Cristina (2009).
Penerapan GCG akan dinilai menggunakan persepsi karyawan menurut
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) 2006.Indikator-indikator
tersebut akan diperjelas ke dalam bentuk pernyataan pada kuesioner.
Selanjutnya, kuesioner akan diberi nilai 1-4 untuk memutuskan peran auditor
Tabel 3.2. Skor Penilaian Kuesioner
Nilai Kriteria 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju
3 Setuju
4 Sangat Setuju
Setelah skor nilai diperoleh, langkah-langkah yang ditempuh penulis untuk
menganalisis skor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menghitung total skor dari masing-masing responden dan total skor item
tiap pernyataan menggunakan program Microsoft excel.
b. Mencari patokan yang akan digunakan dengan menghitung Xmaksimum
teoritik, Xminimum teoritik, dan rentang nilai skor.
c. Selanjutnya data setiap responden dikelompokkan berdasarkan skor yang
telah diperoleh ke dalam kategorisasi di atas. Dengan demikian, dapat
diketahui jumlah presentase efektivitas audit internal dan penerapan GCG
secara umum mulai dari terendah sampai dengan yang tertinggi.
d. Langkah berikutnya adalah mengelompokkan setiap pernyataan yang ada
dalam kuesioner sesuai dengan indikatornya masing-masing dalam bentuk
tabel. Di dalam tabel dapat diketahui bahwa pada setiap pernyataan
terdapat berapa responden yang memilih dari sangat setuju sampai sangat
tidak setuju.
Keterangan:
Xmaksimum teoritik : skor tertinggi yang mungkin dapat diperoleh
responden dalam skala.
Xminimum teoritik : skor terendah yang mungkin dapat diperoleh
Untuk efekivitas audit internal sebagai berikut:
Xmaksimum teoritik : 20 x 4 = 80
Xminimum teoritik : 20 x 1 = 20
Rentang : (80 – 20)/4 = 15
20 35 50 65 80
STE TE E SE
Gambar 3.1. Kriteria Penilaian
Tabel 3.3. Kategorisasi Tingkat Efektivitas Audit Internal PT Madubaru Yogyakarta Tahun 2015/2016
Skor Kategori
20 <X ≤ 35 Kategori sangat tidak efektif (STE)
35 < X ≤ 50 Kategori tidak efektif (TE) 50< X ≤ 65 Kategori efektif (E)
65<X ≤ 80 Kategori sangat efektif (SE) Sumber : Data primer diolah
Jika skor X adalah kurang atau sama dengan 35 maka artinya peran
audit internal di PT Madubaru berajalan sangat tidak efektif. Apabila skor X
adalah lebih dari 65 dan kurang atau sama dengan 80 maka dapat disimpulkan
bahwa peran audit internalsudah berjalan dengan sangat efektif.
Jika telah mengelompokkan data responden berdasarkan rentang skor
yang telah ditentukan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah
indikatornya masing-masing dalam bentuk tabel. Di dalam tabel dapat
diketahui bahwa pada setiap pernyataan terdapat berapa responden yang
memilih dari sangat setuju sampai tidak setuju.
Tabel 3.4.Nilai (Skor) *Indikator Efektivitas Audit Internal*
No Pernyataan Penilaian Responden
Total Responden SS % S % TS % STS % Jumlah %
1 dst..
Jumlah %
Sumber: Data diolah
Untuk penerapan GCG sebagai berikut:
Xmaksimum teoritik : 26 x 4 = 104
Xminimum teoritik : 26 x 1 = 26
Rentang : 104 – 26 = 78
78/4 = 19,5
26 45,5 65 84,5 104
STD TD D SD
Penentuan kategorisasi penerapan GCG secara umum dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.5. Kategorisasi Tingkat Penerapan GCG PT Madubaru Yogyakarta Tahun 2015/2016
Skor Kategori
26<X ≤ 45,5 Kategori sangat tidak diterapkan (STD)
45,5 < X ≤ 65 Kategori tidak diterapkan (TD)
65< X ≤ 84,5 Kategori sudah diterapkan (D)
84,5< X ≤104 Kategori sangat diterapkan (SD)
Sumber : Data primer diolah
Jika skor X adalah kurang atau sama dengan 45,5 maka artinya penerapan
GCG di PT Madubaru sangat belum terlaksana. Apabila skor X adalah lebih dari
84,5dan kurang atau sama dengan 104 maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
GCG sudah diterapkan dengan sangat baik.
Jika telah mengelompokkan data responden berdasarkan rentang skor yang
telah ditentukan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan setiap
pernyataan yang ada dalam kuesioner sesuai dengan indikatornya masing-masing
dalam bentuk tabel. Di dalam tabel dapat diketahui bahwa pada setiap pernyataan
Tabel 3.6. Nilai (Skor) *Indikator GCG*
No Pernyataan Penilaian Responden
Total Responden SS % S % TS % STS % Jumlah %
1 dst..
Jumlah %
Sumber : Data diolah
2. Regresi Sederhana
Sebelum dilakukan regresi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Hal
tersebut untuk menguji apakah dalam suatu model regresi memiliki data yang
terdistribusi secara normal atau tidak. Salah satu cara untuk menguji normalitas
adalah menggunakan Kolmogorov- Smirnov. Suatu data dapat dikatakan
terdistribusi normal jika nilai α ≥ 0,05.
Setelah dinyatakan normal, dilakukan uji regresi linier sederhana untuk
menjawab permasalahan ketiga yaitu mengenai efektivitas audit internal terhadap
penerapan good corporate governance. Analisis regresi linear sederhana
merupakan salah satu metode regresi yang dapat dipakai sebagai referensi statistic
untuk menentukan pengaruh sebuah variabelbebas (independen) terhadap variabel
terikat (dependen).
a. Membuat model regresi linear sederhana sebagai berikut:
Y = + bX+ e
Keterangan:
X : variabel bebas
: konstanta
b : koefisien regresi
e :error
b. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan ujiparsial
(uji t), dan nilai koefisien determinasi R2.
1) Melakukan Uji t
Uji ini dugunakan untuk mengetahui kebenaran pernyataan atau dugaan
yang dihipotesiskan oleh si peneliti (Siregar, 2013: 194).
a) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat dan bentuk model statistik
Ho : Efektivitas audit internal tidak memiliki pengaruh positif
terhadap penerapan good corporate governance
Ha: Efektivitas audit internal memiliki pengaruh positif terhadap
penerapan good corporate governance
Ho : β ≥ 0
Ha : β > 0
b) Menentukan taraf signifikan (α)
c) Menghitung dan membandingkan thitung dengan ttabel
Jika : thitung≤, ttabel (α,n-1) maka Ho diterima
thitung>ttabel (α,n-1) maka Ho ditolak
d. Koefisien Determinasi
Menurut Nawari (2010: 29) koefisien determinasi (R²) menyatakan
proporsi keragaman pada variabel bergantung yang mampu dijelaskan oleh
variabel penduganya. Apabila nilai R² semakin besar menunjukkan pengaruh
efektivitas audit internal terhadap penerapan GCG yang semakin kuat.
35 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Madubaru adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
agrobisnis dengan produk gula pasir dan alkohol/spiritus. Mulai dibangun pada
tahun 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX dengan nama
“PT.Pabrik-Pabrik Gula Madubaru” (PT.P2G Madubaru) yang diresmikan oleh
Presiden Ir.Soekarno pada tahun 1958. PT Madubaru terdiri dari dua pabrik
yaitu Pabrik Gula Madukismo dan Pabrik Alkohol/Spiritus Madukismo.
Pada tahun 1955 Madubaru merupakan perusahaan swasta. Pemilikan
saham 75% dimiliki oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan sisanya 25%
dimiliki oleh Pemerintah RI (Departemen Pertanian RI). Pada tahun 1962
dilakukan program nasionalisasi oleh pemerintah dimanapemerintah RI
mengambil alih semua perusahaan di Indonesia. Terjadi perubahan status
PT.P2G Madubaru menjadi Perusahaan Negara di bawah pengawasan Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Negara (BPU-PPN). Beberapa tahun kemudian
tepatnya pada 3 September 1968 status pabrik kembali menjadi Perseroan
Terbatas (PT) pada dengan nama PT. Madubaru. Saat ini kepemilikan saham
sudah mengalami perubahan. Sri Sri Sultan Hamengkubuwono IX memiliki
saham 65% sedangkan PT.Rajawali Nusantara Indonesia yang merupakan
B. Lokasi
PT Madubaru (PG-PSMadukismo) terletak di atas (satudiantara 17 Pabrik
Gula di DIY yang dibangun pada pemerintahan Belanda tetapi dibumi hanguskan
pada masa pemerintahan Jepang). Beralamat di desa Padokan Kelurahan
Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan daerah Kabupaten Daerah Istimewa
Yogyakarta.
C. Kronologi Status Perusahaan danPerubahan Manajemen
Th.1955 – 1962 : Perusahaan Swasta berbentuk PT
Th. 1962 – 1966 : BPU – PPN Bubar . PG – PG di
Indonesia boleh memilih tetap
sebagai Perusahaan Negara atau
keluar menjadi Perusahaan Swasta
(PT). PT Madubaru memilih untuk
menjadi Perusahaan Swasta
Th. 1966 – 1984 : PT Madubaru kembali menjadi
Perusahaan Swasta dengan Susunan
Direksi yang dipimpin oleh
Hamengku Buwono IX sebagai
Presiden Direktur.
Tanggal 4 Maret 1984 – 24 Februari 2004 : Diadakan kontrak manajemen
dengan PT Rajawali Nusantara
Tanggal 2 Februari 2004 – Sekarang :PT Madubaru menjadi perusahaan
mandiri yang dikelola secara
profesional dan independen.
D. Struktur Organisasi PT Madubaru
Sumber : PT Madubaru
Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT Madubaru
PT. Madubaru dipimpin oleh seorang direktur yang dalam menjalankan
tugasnya dibantu oleh satuan pengawas intern (SPI) dan delapan kepala
bagianyaitu: Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan, Kepala Bagian Sumber
Daya Manusia dan Umum, Kepala Bagian Instalasi, Kepala Bagian Pabrikasi,
Kepala Bagian Pabrik Spirtus, Kepala Bagian Tanaman, dan Kepala Bagian
1. SPI / Pengawasan
a. Melaksanakan pemeriksaan terhadap efektivitas pengendalian intern
akuntansi (accounting internal control).
b. Melaksanakan pemeriksaan terhadap semua kegiatan perusahaan untuk
menentukan efisiensi dan efektivitasnya.
c. Melaksanakan penyelidikan khusus (special investigation) sesuai dengan
perintah Direksi.
d. Melaksanakan pemeriksaan untuk menentukan dipatuhinya kebijaksanaan
Direksi dan Administrator.
e. Memberikan rekomendasi perbaikan pengendalian intern perusahaan.
f. Melakukan pemeriksaan secara mendadak (supprised audit) terhadap kas
dan kekayaan perusahaan yang lain.
g. Membuat rancangan anggaran bagiannya untuk diajukan kepada Direksi.
h. Mengkoordinasikan kegiatan karyawan yang ada dalam bagiannya.
i. Menegakkan disiplin kerja karyawan yang ada dalam bagiannya.
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditentukan oleh Direksi.
k. Memberikan otorisasi atas dokumen dan laporan sesuai dengan sistem
wewenang yang berlaku.
2. Kepala Bagian Akuntansidan Keuangan
a. Bertanggung jawab di bagian tata usaha, keuangan, danpengadaan barang
perusahaan.
b. Mengkoordinir dan memimpin kegiatan di bidang keuangan,anggaran,
c. Mengkoordinir administrasi tebu rakyat dan timbangan tebu.
d. Mengawasi hasil produksi di gudang gula.
3. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum
a. Bertanggung jawab di bagian tata usaha dan personalia.
b. Mengkoordinasi dan memimpin kegiatan pengolahan tenaga kerja dan
kesehatan karyawan.
c. Mengkoordinir kegiatan pendidikan bagi karyawan.
d. Bertanggung jawab pada kegiatankegiatan umum, seperti pengaturan dan
penggunaan kendaraan dan koordinasi keamanan perusahaan.
4. Kepala Bagian Instalasi
a. Bertanggung jawab kepada Direktur di bidang instalasi ataumesin.
b. Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bidanginstalasi.
c. Meningkatkan efisiensi kerja alat produksi untuk kelangsunganproses.
5. Kepala Bagian Pabrikasi
a. Bertanggung jawab kepada Direktur di bidang pabrikasi.
b. Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bagian pabrikasi.
c. Meningkatkan efisiensi proses dan menjaga kualitas produk(gula).
6. Kepala Bagian Pemasaran
a. Menyusun strategi pemasaran.
b. Mengusahakan pengembangan pasar untuk produk-produk PT Madubaru.
c. Mengadakan perbaikan sistem pemasaran.
E. Visi dan Misi
1. Visi
PT Madubaru, Yogyakarta menjadi perusahaan Agro Industri yang
unggul di Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.
2. Misi
a. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi
permintaan masyarakat dan industri di Indonesia.
b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang
ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif,
memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta
mengutamakan kemitraan dengan petani.
c. Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti.
d. Menempatkan karyawan dan stakeholders lainnya sebagai bagian
terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan
pencapaian shareholders values.
F. Sumber Daya Manusia
Berdasarkan sistem pengupahanny, karyawan PT Madubaru Yogyakarta
terdapat dua macam yaitu karyawan tetap dan tidak tetap. Karyawan tetap terdiri
dari karyawan pimpinan dan pelaksana, sedangkan karyawan tidak tetap terdiri
dari karyawan kerja waktu tertentu (hanya bekerja pada masa produksi) dan
karyawan borong (hanya bekerja pada saat ada pekerjaan borong). Jumlah
Pada tahun 2000, organisasi karyawan PT Madubaru Yogyakarta
membentuk Serikat Pekerja PT Madubaru dan mengesahkan Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) pada tahun 2001 yang berisi tentang hak dan kewajiban
karyawan dan perusahaan. Sebagai bentuk hak untuk karyawan PT Madubaru
memberikan beberapa Jaminan Sosial kepada karyawannya yaitu :
1. Program JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) untuk semua
karyawan.
2. Hak pensiun untuk karyawan tetap (Pimpinan dan Pelaksana).
3. Perumahan Dinas untuk Karyawan Tetap.
4. Koperasi Karyawan dan Pensiunan PT Madubaru.
5. Program Taskat (Tabungan Asuransi Kesejahteraan Hari Tua).
6. Biaya Pengobatan
7. Rekreasi Karyawan dan Keluarga.
8. Poliklinik dan Klinik KB Perusahaan untuk semua Karyawan dan
Keluarga.
9. Taman Kanak-kanak Perusahaan untuk Karyawan dan Umum.