• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas peran audit internal terhadap penerapan good corporate governance (studi kasus pada PT Madubaru).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas peran audit internal terhadap penerapan good corporate governance (studi kasus pada PT Madubaru)."

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

xiv ABSTRAK

EFEKTIVITAS PERAN AUDIT INTERNAL TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

(Studi Kasus pada PT Madubaru)

Yohana Retno Astuti NIM : 112114112 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) persepsi karyawan terhadap efektivitas peran audit internal di PT Madubaru, (2) persepsi karyawan terhadap penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) di PT Madubaru, (3) apakah efektivitas peran audit internal berpengaruh terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG.

Jenis penelitian adalah studi kasus, dengan jumlah sampel 54 responden. Model analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan regresi linier sederhana. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan parsial (uji-t) dan koefisien determinasi (R2).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) karyawan berpendapat bahwa peran audit internal di PT Madubaru telah efektif dan sangat efektif, (2) karyawan berpendapat bahwa prinsip-prinsip GCG di PT Madubaru telah diterapkan dan sangat diterapkan, (3) efektivitas peran audit internal berpengaruh positif terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG.

(2)

xv ABSTRACT

THE ROLE OF INTERNAL AUDIT EFFECTIVENESS TO THE IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE

(Case Study on PT. Madubaru Yogyakarta)

Yohana Retno Astuti NIM : 112114112 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The purposes of this research are to analyze (1) the employess’ perception

of the role of internal audit effectiveness at PT. Madubaru, (2)employees’

perception of the implementation of the Good Corporate Governance (GCG) principles, (3) the effect of implementation the role of internal audit effectiveness toward the implementation of GCG.

Model analysis of the data were descriptive analysis and simple linier regression. Hypothesis testing that being used were partial significant test (t-test) and the coefficient of determination (R2).

The result showed that, (1) employees’ perception of the role of internal audit was effective and very effective, (2) employees’ perception of

implementation GCG principles were applicable and very applicable, (3) the effectiveness of the role of internal audit had a positive effect on the implementation of GCG.

(3)

i

EFEKTIVITAS PERAN AUDIT INTERNAL

TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Studi Kasus pada PT Madubaru )

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Yohana Retno Astuti

NIM: 112114112

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,

sebab Ia yang memelihara kamu

(1 Petrus 5:6-7)

Dengan penuh syukur kupersembahkan Skripsi ini untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria, Mamah, Papah, mbak Irma,

(7)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertandatangan dibawah ini, saya menyatakam bahwa skripsi dengan judul:

“EFEKTIVITAS PERAN AUDIT INTERNAL TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPPORATE GOVERNANCE

(Studi Kasus pada PT Madubaru Yogyakarta)

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 27 Agustus 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi

ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil

dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol

yang menunjukkan gagasan atau pendapat ataui pemikiran dari penulis lain yang

saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian

atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan

orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,

dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil

tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan

tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya

sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya

terima.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015

Yang membuat pernyataan,

(8)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yohana Retno Astuti

NIM : 112114112

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“EFEKTIVITAS PERAN AUDIT INTERNAL TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE”

(Studi Kasus pada PT Madubaru Yogyakarta)

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 31 Agustus 2015

Yang membuat pernyatakan,

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini, Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan

dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

tak terhingga Kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D. selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memeberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Josephine Wuri, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik.

5. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.ACC., QIA. Selaku Pembimbing yang telah

membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

6. Dosen penguji.

7. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang

telah membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses

perkuliahan.

8. Papah dan Mamah tercinta, Imam Sularko dan Sri Budi Astuti yang

selalu memberi segala kebutuhan, cinta, kasih sayang yang tulus dan

(10)

viii

9. Kakakku, Emerentiana Irma Windyastuti yang telah banyak memberi

masukan dan selalu bisa membuat tambah semangat dalam

mengerjakan skripsi.

10. Sahabat – sahabatku, Semak belukar (Dani, Maurits, Sesil, Angel, Tika, Lolita, Rina, Effi, Diana, dan Nico ), Wikan, Friska, kalian salah

satu penyemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman – teman seperjuangan angkatan 2011.

12. Semua pengurus dan karyawan PT Madubaru Yogyakarta yang telah

membantu dan memberi izin untuk melakukan penelitian ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015

Penulis

(11)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A.Corporate Governance dan Good Corporate Governance ... 7

B. Audit Internal ... 13

C.Penelitian Terdahulu ... 18

D.Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ... 19

(12)

x

A.Jenis Penelitian ... 21

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 21

C.Lokasi Penelitian ... 21

D.Definisi Operasional Variabel dan Operasionalisasi Variabel ... 21

E. Populasi dan Sampel ... 24

F. Sumber Data ... 24

G.Teknik Pengumpulan Data ... 24

H.Uji Instrumen ... 25

I. Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN ... 35

A.Sejarah Singkat Perusahaan ... 35

B. Lokasi ... 36

C.Kronologi Status Perusahaan dan Perubahan Manajemen ... 36

D.Struktur Organisasi PT Madubaru ... 37

E. Visi Misi ... 40

F. Sumber Daya Manusia ... 40

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 42

A.Karakteristik Responden ... 42

B. Efektivitas Audit Internal ... 44

C.Penerapan GCG ... 66

D.Pengaruh Efektivitas Audit Internal terhadap Penerapan GCG ... 81

E. Pembahasan ... 84

BAB VI PENUTUP ... 88

A.Kesimpulan ... 88

B. Keterbatasan Penelitian ... 89

C.Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(13)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 22

Tabel 3.2. Skor Penilaian Kuesioner ... 28

Tabel 3.3. Kategorisasi Tingkat Efektivitas Audit Internal PT Madubaru ... 29

Tabel 3.4. Distribusi Jawaban Responden untuk *Indikator Efektivitas Audit Internal* ... 30

Tabel 3.5. Kategorisasi Tingkat Penerapan GCG ... 31

Tabel 3.6 Distribusi Jawaban Responden untuk *Indikator GCG* ... 32

Tabel 5.1. Profil Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

Tabel 5.2. Profil Berdasarkan Usia ... 43

Tabel 5.3. Profil Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 43

Tabel 5.4. Profil Berdasarkan Jabatan/Posisi ... 44

Tabel 5.5. Validitas Efektivitas Audit Internal ... 45

Tabel 5.6. Validitas Penerapan GCG ... 45

Tabel 5.7. Reliabilitas Efektivitas Audit Internal ... 46

Tabel 5.8. Reliabilitas Efektivitas Audit Internal ... 47

Tabel 5.9. Tingkat Efektivitas Audit Internal ... 48

Tabel 5.10. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Kelayakan dan Arti Penting Temuan Pemeriksaan Beserta Rekomendasinya... 49

Tabel 5.11. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Respon dari Obyek yang Diperiksa... 51

Tabel 5.12. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Profesionalisme Auditor ... 53

(14)

xii

Tabel 5.14. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Kehematan Biaya

Pemeriksaan ... 58

Tabel 5.15. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Pengembangan Personil ... 60

Tabel 5.16. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Umpan Balik dari Manajemen Lainnya ... 61

Tabel 5.17. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Meningkatnya Jumlah Pemeriksaan ... 62

Tabel 5.18. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Tercapainya Program Pemeriksaan ... 63

Tabel 5.19. Tingkat Penerapan GCG ... 65

Tabel 5.20. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Transparansi ... 67

Tabel 5.21. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Akuntabilitas ... 70

Tabel 5.22. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Pertanggungjawaban ... 73

Tabel 5.23. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Independensi ... 76

Tabel 5.24. Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Kewajaran dan Kesetaraan ... 78

Tabel 5.25 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 82

Tabel 5.26. Hasil Analisis Regresi Sederhana ... 83

(15)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ... 20

Gambar 3.1. Kriteria Penilaian Efektivitas Audit Internal ... 29

Gambar 3.2. Kriteria Penilaian Penerapan GCG ... 30

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT Madubaru ... 37

Gambar 5.1. Grafik histogram ... 81

(16)

xiv ABSTRAK

EFEKTIVITAS PERAN AUDIT INTERNAL TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

(Studi Kasus pada PT Madubaru)

Yohana Retno Astuti NIM : 112114112 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) persepsi karyawan terhadap efektivitas peran audit internal di PT Madubaru, (2) persepsi karyawan terhadap penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) di PT Madubaru, (3) apakah efektivitas peran audit internal berpengaruh terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG.

Jenis penelitian adalah studi kasus, dengan jumlah sampel 54 responden. Model analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan regresi linier sederhana. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan parsial (uji-t) dan koefisien determinasi (R2).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) karyawan berpendapat bahwa peran audit internal di PT Madubaru telah efektif dan sangat efektif, (2) karyawan berpendapat bahwa prinsip-prinsip GCG di PT Madubaru telah diterapkan dan sangat diterapkan, (3) efektivitas peran audit internal berpengaruh positif terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG.

(17)

xv ABSTRACT

THE ROLE OF INTERNAL AUDIT EFFECTIVENESS TO THE IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE

(Case Study on PT. Madubaru Yogyakarta)

Yohana Retno Astuti NIM : 112114112 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The purposes of this research are to analyze (1) the employess’ perception

of the role of internal audit effectiveness at PT. Madubaru, (2)employees’

perception of the implementation of the Good Corporate Governance (GCG) principles, (3) the effect of implementation the role of internal audit effectiveness toward the implementation of GCG.

Model analysis of the data were descriptive analysis and simple linier regression. Hypothesis testing that being used were partial significant test (t-test) and the coefficient of determination (R2).

The result showed that, (1) employees’ perception of the role of internal audit was effective and very effective, (2) employees’ perception of

implementation GCG principles were applicable and very applicable, (3) the effectiveness of the role of internal audit had a positive effect on the implementation of GCG.

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan profit oriented maupun non profit oriented mempunyai

peranan penting dalam kehidupan, dan berperan dalam menggerakkan

perekonomian suatu negara karena menjalankan fungsi produksi barang dan jasa

yang memenuhi kebutuhan manusia. Maka tidak heran jika terjadi permasalahan

besar di dalam perusahaan-perusahaan akan berdampak pula pada kondisi

perekonomian di negara yang bersangkutan. Perusahaan sebagai salah satu pelaku

ekonomi tentu tidak dapat menghindar dari tantangan dunia bisnis. Begitu banyak

persaingan yang sangat kompetitif antar perusahaan yang menuntut para pelaku

bisnis untuk mengembangkan bisnisnya dengan melakukan berbagai cara. Dalam

usahanya tersebut mereka terkadang tidak menyadari ada aktivitas yang dilakukan

secara menyimpang dan tidak etis. Segala bentuk penyimpangan atau kecurangan

secara sadar maupun tidak sadar dilakukan para pelaku bisnis demi mencapai

tujuan yang diharapkannya. Kecurangan di dalam perusahaan sering sekali terjadi

di Indonesia maupun di negara lain. Beberapa kecurangan misalnya adalah kasus

skandal keuangan seperti Enron Corp., Worldcom, Xerox dan lainnya yang

melibatkan top eksekutif perusahaan terjadi sekitar tahun 2001.

Skandal keuangan yang menyebabkan krisis keuangan di Amerika Serikat

ditengarai karena tidak diterapkannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang

baik (good corporate governance). Selain krisis di Amerika, corporate

(19)

ekonomi Indonesia yang dimulai tahun 1997 yang efeknya masih terasa hingga

saat ini. Pengelolaan perusahaan menjadi hal yang sangat penting sebagaimana

telah diterapkan pada pemerintah suatu negara. Menurut survey Asian

Development Bank yang dikutip oleh Hermawan (2010), kelemahan dalam

penerapan tata kelola perusahaan (corporate governance) dan finance di

negara-negara Asia yang ekonominya paling parah terkena imbas krisis tahun 1997

khususnya untuk Indonesia disebabkan beberapa faktor, yaitu; (a) konsentrasi

kepemilikan perusahaan yang masih tinggi, (b) tidak efisiennya fungsi

pengawasan dewan komisaris, (c) inefisiensi dan rendahnya tranparansi mengenai

prosedur pengendalian merger dan akuisisi perusahaan, (d) terlalu tingginya

ketergantungan pada pendanaan eksternal, dan (d) ketidakmemadainya

pengawasan oleh investor. Dari survei tersebut makin memperkuat bahwa tata

kelola perusahaan yang buruk diduga sebagai salah satu sebab terjadinya krisis

ekonomi politik Indonesia. Tidak adanya tata kelola di perusahaan mengakibatkan

organ perusahaan tidak menjalankan peran sebagaimana seharusnya.

Good Corporate Governance (GCG) sangat memberikan pengaruh positif

terhadap keberlangsungan suatu perusahaan baik itu BUMN maupun perusahaan

swasta. Penerapan GCG mendorong agar organ perusahaan dalam membuat

keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya

tanggungjawab sosial perusahaan terhadap pemangku kepentingan maupun

kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan. Dengan adanya GCG diharapkan

(20)

dengan baik dan seimbang. Dalam menerapkan GCG dibutuhkan pengendalian

efektif dan pengawasan melalui sistem pengendalian internal. Pengendalian

internal tersebut tidak dapat berjalan dengan sendirinya atau hanya dilakukan oleh

manajer dan karyawan saja. Agar pengendalian internal dapat berjalan dengan

baik, dibutuhkan seseorang yang memang berkompeten dalam hal ini yaitu auditor

internal.

Auditor internal merupakan organ pendukung yang dibentuk oleh Direksi.

Peran auditor internal yang independen sangat penting dalam penerapan GCG di

perusahaan. Auditor internal yang independen dapat berfungsi untuk mengawasi

jalannya perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah

melakukan praktik-praktik dalam penerapan prinsip-prinsip GCG di dalam

perusahaan yang meliputi: akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban

(responsibility), keterbukaan (transparency) independensi (independency) serta

kewajaran (fairness). Selain itu peran auditor internal sudah tidak diragukan lagi

di dalam perusahaan sebagai pemantau, katalisator dan juga konsultan.

Dari uraian di atas terlihat bahwa audit internal sangat penting kaitannya

dengan mewujudkan GCG. Bahwa dengan memiliki tata kelola perusahaan yang

baik dapat membantu dalam mengatasi krisis ekonomi yang ada di dunia ini.

Maka dari itu penting untuk mengetahui apakah peran audit internal dalam

penerapan GCG sudah efektif. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul : “Efektivitas Audit Internal terhadap

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi karyawan terhadap auditor internal di PT Madubaru,

apakah telah menjalankan perannya secara efektif?

2. Bagaimana persepsi karyawan terhadap prinsip-prinsip GCG sudah,

apakah sudah diterapkan di PT Madubaru ?

3. Apakah efektivitas audit internal PT Madubaru berpengaruh terhadap

penerapan GCG?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan, yaitu :

1. Mengetahui berdasarkan persepsi karyawan apakah audit internal di PT

Madubaru telah berjalan efektif atau belum.

2. Mengetahui dan memahami apakah berdasarkan persepsi karyawan, GCG

sudah diterapkan di PT Madubaru.

3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh efektivitas auditor internal terhadap

penerapan GCG di PT Madubaru.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

a. Sebagai alat untuk mengevaluasi keefektifan Audit Internal dalam

penerapan GCG pada PT Madubaru.

b. Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi pimpinan maupun

(22)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai salah satu sumber informasi bagi penelitian selanjutnya terkait

dengan efektivitas Audit Internal terhadap penerapan GCG.

3. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan penulis berkaitan dengan

Efektivitas Audit Internal Terhadap Penerapan GCG.

E. Sistematika Penulisan

Bab I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung, hasil penelitian terdahulu

sebagai acuan penelitian ini, kerangka pemikiran dan pengembangan

hipotesis.

Bab III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian, lokasi

penelitian, definisi operasional variabel dan operasionalisasi variabel,

populasi dan sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, uji

instrumen dan teknik analisis data.

Bab IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan serta struktur

(23)

beberapa departemen yang berhubungan dengan penelitian ini dari PT

Madubaru.

Bab V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berisi dari hasil analisis yang terdapat pada bab 3 dan terdapat

pembahasan dan penjelasan terkait dengan hasil analisis tersebut.

Bab VI PENUTUP

(24)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Corporate Governance dan Good Corporate Governance

1. Definisi Corporate Governance

Frasa Corporate Governance (CG) terdiri dari dua kata, yaitu

corporate dan governance. Kata corporate merupakan kata sifat (adjective)

yang bermakna “berbagai sifat yang berkaitan dengan korporasi atau perusahaan”. Di Indonesia, sebagian literatur menerjemahkan CG sebagai

tata-kelola, dan sebagian lain menyebutnya tata-pamong. Pendekatan atas CG yang

mengadopsi perspektif konvensional menyatakan bahwa CG dibatasi pada

hubungan antara perusahaan dengan para pemegang saham (Wardoyo dan

Lena: 2010).

2. Definisi Good Corporate Governance (GCG)

Syakhroza (2003) mendefinisikan GCG sebagai suatu mekanisme tata

kelola organisasi secara baik dalam melakukan pengelolaan sumber daya

organisasi secara efisien, efektif, ekonomis ataupun produktif dengan

prinsip-prinsip terbuka, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independen, dan adil

dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

3. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Prinsip atau asas Good Corporate Governance menurut Pedoman Good

Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan

(25)

a. Transparansi (Transparency)

Prinsip dasar untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis,

perusahaan harus menyediakaninformasi yang material dan relevan dengan

cara yang mudah diakses dan dipahamioleh pemangku kepentingan.

Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkantidak hanya

masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal

yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur

dan pemangku kepentingan lainnya.

b. Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara

transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur

dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan

kepentingan pemegang saham pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas

merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang

berkesinambungan.

c. Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga

dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat

(26)

d. Independensi (Independency)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola

secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling

mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikankepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

Prinsip-prinsip GCG menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor

Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002, meliputi:

a. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses

pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi

material dan relevan mengenai perusahaan;

b. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana

secara efektif;

c. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan

perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip

korporasi yang sehat;

d. Kemandirian (independency), yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola

secara independen tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari

pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(27)

e. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi

hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan

perjanjian dan peraturan perundang-undangan.

Setelah diamati ternyata prinsip-prinsip GCG yang dikeluarkan oleh

KNKG dan Keputusan Menteri BUMN adalah memiliki persamaan.

4. Unsur-Unsur GCG

Unsur-unsur dalam GCG menurut Tunggal (2002:36-49) terdiri atas:

a. Pemegang saham dan RUPS.

Hak pemegang saham harus dilindungi, agar pemegang saham dapat

melaksanakannya berdasarkan prosedur yang benar dan ditetapkan oleh

perusahaan, sesuai dengan peraturan dan perundang – undangan yang berlaku. Hak-hak para pemegang saham pada dasarnya adalah:

1) Mengamankan registrasi dan kepemilikan saham,

2) Menyerahkan atau memindahkan saham,

3) Mendapatkan informasi yang relevan secara tepat waktu dan

kontinyu,

4) Ikut serta dan memiliki hak suara dalam RUPS,

5) Menerima keuntungan sebanding dengan jumlah saham yang

dimilikinya dalam bentuk dividen dan pembagian keuntungan

lainnya.

b. Dewan Komisaris

Dewan komisaris bertanggung jawab dan berwenang dalam mengawasi

(28)

Fungsi dewan komisaris yaitu sebagai wakil pemegang saham dalam

melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi dalam

rangka menjalankan kepengurusan perusahaan yang baik.

c. Direksi

Direksi bertugas untuk mengelola perusahaan. Direksi wajib

mempertanggungjawabkan tugasnya kepada pemegang saham melalui

RUPS. Direksi harus melaksanakan tugasnya dengan baik demi

kepentingan perusahaan dan Direksi harus memastikan agar perusahaan

melaksanakan tanggung jawab sosialnya serta memperhatikan

kepentingan stockholders.

d. Eksternal Auditor

Eksternal auditor harus ditunjuk oleh RUPS dari calon yang diajukan

oleh Dewan Komisaris berdasarkan usulan Komite Audit. Eksternal

audit bertanggung jawab memberikan opini atau pendapat terhadap

laporan keuangan perusahaan. Laporan eksternal auditor adalah bentuk

dari opini mereka mengenai laporan keuangan. Meskipun laporan

keuangan tanggung jawab manajemen, tetapi eksternal auditor

bertanggung jawab untuk menilai kewajaran pernyataan manajemen

dalam laporan audit mereka.

e. Komite Audit

Dewan Komisaris wajib membentuk Komite Audit beranggotakan satu

atau lebih Dewan Komisaris. Keanggotaan Komite Audit

(29)

merupakan Komisaris independen perusahaan yang sekaligus merangkap

sebagai ketua Komite Audit, sedangkan anggota lainnya merupakan

pihak ekstern perusahaan yang independen dimana setidaknya satu

diantaranya memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan.

f. Auditor Intern

Didalam perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip A Good

Corporate Governance, fungsi audit intern antara lain berperan dalam :

1) Membantu manajemen dalam menilai resiko-resiko utama yang

dihadapi perusahaan dan memberikan nasihat kepada manajemen.

2) Mengevaluasi struktur pengendalian intern dan bertanggung jawab

kepada Komite Audit.

3) Menelaah peraturan Corporate Governance minimal setahunsekali.

g. Sekretaris Perusahaan

Sekretaris perusahaan harus dilaksanakan oleh salah seorang pejabat

perusahaan yang khusus untuk melaksanakan fungsinya. Sekretaris

perusahaan harus memiliki akses terhadap informasi material dan

relevan yang berkaitan dengan perusahaan dan menguasai peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Sekretaris perusahaan bertanggung

jawab kepada Direksi perusahaan.

h. Manajer dan Pekerja

Manajer bertanggung jawab untuk :

(30)

2) Memperpanjang umur perusahaan ke masa depan melalui inovasi,

pengembangan manajemen, ekspansi pasar, serta cara lain yang

dapat digunakan untuk memberikan nilai tambah kepada perusahaan.

3) Menyeimbangkan permintaan dari seluruh kelompok dengan cara

sedemikian rupa sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

i. Stakeholders Lainnya

Stakeholders diberi kesempatan untuk memantau pemenuhan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan menyampaikan masukan kepada

Direksi mengenai hal tersebut. Perusahaan juga harus memberikan

informasi yang diperlukan oleh stakeholders demi kepentingan bersama.

B. Audit Internal

1. Definisi Audit Internal

Kumaat (2011: 35) mendefinisikan audit internal sebagai berikut

adalah:

Audit Internal adalah agen yang paling “pas” untuk mewujudkan Internal Control, Risk Management dan Good Corporate Governance yang

pastinya akan memberi Nilai Tambah bagi Sumber Daya dan Perusahaan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sekarang audit intern

harus mampu menjadi konsultan perusahaan (strategic partner) yaitu

lembaga yang dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh

(31)

2. Fungsi Audit Internal

Menurut SPAI (Standar Profesional Audit Internal) yang dikeluarkan

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004: 21), fungsi audit

internal dinyatakan sebagai berikut :

“Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam memelihara

pengendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan,

efisiensi dan efektivitas pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan

pengendalian intern secara berkesinambungan .”

3. Efektivitas Audit Internal

Menurut Standar Profesi Audit Internal (SPAI) yang terdapat dalam

Tugiman (1997) terdapat sembilan indikator efektivitas audit internal yaitu

sebagai berikut:

a. Kelayakan dan arti penting temuan pemeriksaan beserta rekomendasinya

(reasonableand meaningful findings and recommendations). Tolak ukur

ini untuk melihat apakah suatu temuan dan rekomendasi dari audit internal

dapat memberikan nilai tambah bagi auditee dan apakah dapat

dipergunakan oleh manajemen sebagai suatu informasi yang berharga.

b. Respon dari objek yang diperiksa (auditee’s response and feedback).

Berkaitan dengantolak ukur pertama tetapi berkenaan dengan umpan balik

dan respon dari auditee. Apakah temuan atau rekomendasi tersebut dapat

diterima dan dioperasionalisasikan oleh auditee. Temuan pemeriksaan dan

rekomendasi dari auditor yang tidak dapatdioperasionalisasikan dan tidak

(32)

kesalahan dalam proses pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor atau

sebab-sebab lainnya.

c. Profesionalisme auditor (professionalism of the internal audit department).

Kriteria dari profesionalisme adalah:

1) Independensi

2) Integritas seluruh personil pemeriksaan

3) Kejelian dan ketajaman review pimpinan tim pemeriksa

4) Penampilan, sikap, dan perilaku pemeriksa

5) Kesanggupan dan kemampuan dalam memberikan jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan auditee atas permasalahan yang diajukan

6) Kemampuan tim pemeriksa dalam melakukan komunikasi dan

didapatnya tanggapan yang baik dari auditee atau manajemen puncak

7) Pendidikan dan keahlian para pemeriksa

d. Peringatan dini (absence of surprise). Auditor dapat memberikan laporan

peringatan dini baik dalam bentuk formal maupun informal mengenai

kelemahan ataupermasalahan operasi perusahaan serat kelemahan

pengendalian manajemen.

e. Kehematan biaya pemeriksaan (cost effectiveness of the internal audit

department). Output dari suatu biaya pemeriksaan tidak dapat diukur. Bila

pemeriksaan yang dilakukan mampu meminimalisasi biaya tanpa

mengurangi nilai tambah yang dihasilkan, maka pemeriksaan sudah efektif

(33)

f. Pengembangan personil (development of people). Jika pengembangan

personil dianggap menjadi peran yang penting, maka pimpinan auditor

akan menggunakan waktunya dalam pembinaan untuk penempatan dan

pengembangan stafnya.

g. Umpan balik dari manajemen lainnya (operating management’s feedback).

Umpan balik dari manajemen lainnya bersifat subjektif dan sangat

dipengaruhi oleh profesi auditor itu sendiri. Sampai sejauh mana dukungan

yang diberikan oleh para manajemen lainnya terhadap para auditor dalam

melaksanakan kegiatan pemeriksaan.

h. Meningkatnya jumlah pemeriksaan (number of requests for audit work).

Semakin baik dan semakin meningkatnya kemampuan auditor maka

manfaat dari audit ini akansemakin dirasakan, dengan semakin

dirasakannya manfaat tersebut, maka jumlah pemeriksaan pun akan

semakin meningkat seiring dengan perkembangan.

i. Tercapainya program pemeriksaan. Meliputi tindakan evaluasi terhadap

risiko objek yang diperiksa serta jaminan bahwa bidang-bidang yang

berisiko tinggi telahditempatkan sebagai prioritas utama dalam

perencanaan pemeriksaan.

Menurut Tugiman (1997) untuk mencapai fungsi audit internal yang

efektif, terdapat lima faktor atau syarat yang harus dipertimbangkan yaitu:

a. Akses, berkaitan dengan masalah ketersediaan informasi yang diperlukan

oleh auditorinternal untuk melaksanakan audit. Aksesnya dapat bersumber

(34)

1) Fasilitas, meliputi seluruh realitas fisik yang mungkin dapat

memberikan informasi bagi auditor yang melakukan observasi

langsung.

2) Catatan, yang mewakili realitas walaupun bukan realitas itu sendiri.

3) Orang, terutama bila fasilitas dan catatan kurang mendukung.

b. Objektivitas, merupakan keadaan jiwa yang memungkinkan seseorang

untuk merasakan sesuatu realitas seperti apa adanya. Hal tersebut dapat

dicapai melalui kesadaran, pengetahuan formal, pengetahuan berdasarkan

pengalaman (ketekunan) dan tidak adanya kecondongan emosional.

c. Kebebasan berpendapat, merupakan suatu keadaan yang memungkinkan

suatu auditor untuk menyatakan sesuatu yang diketahuinya tanpa rasa

takut adanya konsekuensiyang buruk bagi status dan pemisahan

organisasional sangat membantu kebebasan berpendapat.

d. Ketekunan, pada umumnya ketekunan merupakan kualitas yang berasal

dari dalam diri auditor sehingga dapat dipengaruhi untuk menjadi lebih

baik atau lebih buruk. Ketekunan dapat diperkuat dengan pemberian

isyarat menyangkut maksud atasan sesungguhnya serta status

organisasional yang memadai.

e. Ketanggapan, menurut perhatian auditor terhadap berbagai temuan dan

pembuatan keputusan. Adanya tindakan korektif bila dipandang perlu.

Ketanggapan sangat dipengaruhi oleh status organisasional auditor

(35)

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Gumilang (2009) bertujuan mengetahui apakah peranan

audit internal berpengaruh terhadap penerapan GCG. Penelitian ini menggunakan

jumlah sampel 34 responden dari seluruh pegawai SPI PT Perkebunan Nusantara

III (Persero) Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan audit internal

memiliki pengaruh signifikan positif terhadap penerapan GCG.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian oleh Qintharah (2014).

Penelitian tersebut memiliki tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

antara peranan audit internal terhadap penerapan GCG. Penelitian dilakukan di

beberapa perusahaan di wilayah Makassar dengan menyebarkan kuesioner ke

responden yang merupakan auditor internal sebanyak 50 sampel. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara peranan audit internal terhadap

penerapan GCG.

Meskipun kedua penelitian ini memiliki hasil penelitian yang sama namun

ternyata tingkat hubungan/korelasi yang dihasilkan adalah berbeda. Hasil analisa

pada penelitian yang dilakukan oleh Gumilang (2009) menunjukkan R Square

0,148 yang berarti hubungan/korelasi antara peranan audit internal terhadap

penerapan GCG tidak mempunyai hubungan yang kuat. Di sisi lain, penelitian

oleh Qintharah (2014) menunjukkan hasil R squarenya memiliki nilai 0,663 yang

artinya terdapat hubungan/korelasi yang cukup kuat antara peranan audit internal

(36)

D. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis

Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu efektivitas peran audit internal,

dan penerapan GCG. Audit internal dibutuhkan dalam aktivitas perusahaan, salah

satunya adalah untuk mendukung terwujudnya GCG. Hal tersebut juga didukung

oleh Kumaat (2011:35)yang mendefinisikan audit internal sebagai berikut :

Audit Internal adalah agen yang paling “pas” untuk mewujudkan Internal

Control, Risk Management dan Good Corporate Governance yang pastinya akan

memberi Nilai Tambah bagi Sumber Daya dan Perusahaan”.

GCG sendiri adalah suatu mekanisme tata kelola organisasi secara baik

dalam melakukan pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efektif,

ekonomis ataupun produktif dengan prinsip-prinsip terbuka, akuntabilitas,

pertanggungjawaban, independen, dan adil dalam rangka mencapai tujuan

organisasi (Syakhroza: 2003).

Audit internal dilakukan oleh orang bagian dalam perusahaan yang

mengetahui kinerja sehari-hari perusahaan, dan memang berkemampuan untuk

memantau dan mengawasi jalannya operasi perusahaan sehingga tujuan audit

tercapai.

Dalam pelaksanaan GCG, sebuah perusahaan harus memiliki lima prinsip

sesuai dengan Komite Nasional Kebijakan Governace (KNKG) 2006yang

meliputi transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan

kewajaran. Menurut Latifa Agustin (2010) dalam penelitiannya, diperlukan

auditor internal yang memiliki kompetensi memadai dan independensi agar dapat

(37)

katalisator antara pihak manajemen dengan auditor internal maupun eksternal.

Apabila auditor kurang memiliki kompetensi, lemah dalam koordinasi, dan mudah

dipengaruhi maka akan berpengaruh buruk bagi proses GCG. Perusahaan akan

menjadi tidak transparan dan rawan dengan tindak kecurangan. Oleh karena itu

audit internal harus efektif pelaksanaannya. Audit internal dikatakan efektif bila

memenuhi kesembilan indikator menurut Standar Profesi Audit Internal (SPAI)

misalnya, memiliki kompetensi yang baik dan independensehingga syarat

terwujudnya GCG dapat terpenuhi. Maka dapat dikatakan bahwa semakin efektif

audit internal maka semakin baik penerapan GCG.

X Y

Ha

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat disusun hipotesis

sebagai berikut:

Ha : Efektivitas Audit Internal memiliki pengaruh positif terhadap penerapan

good corporate governance Efektivitas Peran Audit Internal

(38)

21

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah suatu

penyelidikan intensif tentang seorang secara individu atau unit sosial secara detail.

Peneliti mengumpulkan data tentang keadaan subjek, bawaan masa lalu,

kebiasaan/perilaku, karakter, serta faktor-faktor yang dapat dikaitkan dengan apa

yang diteliti (Kasmadi, 2013: 62).

B. Subyek dan Objek Penelitian

1. Subyek penelitian adalah auditor internal yang di dalam penelitian ini

selanjutnya akan disebut sebagai divisi Sistem Pengendalian Internal (SPI),

manajer di tiap departemen, dan karyawan tiap departemen yang pernah

diperiksa oleh divisi Sistem Pengendalian Internal (SPI).

2. Obyek penelitian adalah Audit Internal dan Good Corporate Governance.

C. Lokasi Penelitian

Tempat dilakukan penelitianadalah di PT Madubaru Desa Padokan,

Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

D. Definisi Operasional Variabel & Operasionalisasi Variabel

1. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah efektivitas peran audit

internal. Indikatornya berupa persepsi karyawan mengenai kelayakan dan arti

(39)

meaningful findings and recommendations), respon dari objek yang diperiksa

(auditee’s response and feedback), profesionalisme auditor (profesionalism of

the internal audit department), peringatan dini (absence of surprise),

kehematan biaya pemeriksaan (cost effectiveness of the internal audit

department), pengembangan personil (development of people), umpan balik

dari manajemen lainnya (operating management’s feedback), meningkatnya

jumlah pemeriksaan (number of requests for audit work), dan tercapainya

program pemeriksaan. Variabel ini diukur dengan skala likert 4 poin dari (1)

sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju dan,(4) sangat setuju.

2. Variable terikat (dependent variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penerapan Good Corporate

Governance (Y). Penerapan good corporate governance ini dilihat dari

prinsip-prinsip yang dikeluarkan oleh KNKG (2006) yaitu transparansi,

akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran. Apabila kelima

prinsip ini sudah terpenuhi maka dapat dikatakan perusahaan sudah

menerapkan good corporate governance dengan baik. Variabel ini diukur

dengan skala likert 4 poin dari (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju,

(3)setuju dan,(4) sangat setuju.

Tabel 3.1.Operasionalisasi Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator

Efektivitas Peran Audit Internal (X)

1. Kelayakan dan arti penting temuan pemeriksaan beserta rekomendasinya (reasonable and meaningful findings and recommendations)

(40)

Tabel 3.1.Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)

Variabel Sub Variabel Indikator

Efektivitas Peran Audit Internal (X)

3. Profesionalisme auditor (professionalism of the internal audit department)

4. Peringatan dini (absence of surprise) 5. Kehematan biaya pemeriksaan (cost

effectiveness of the internal audit department)

6. Pengembangan personil (development of people)

7. Umpan balik dari manajemen lainnya (operating management’s feedback) 8. Meningkatnya jumlah pemeriksaan

(number of requests for audit work) 9. Tercapainya program pemeriksaan Pelaksanaan

1. Keterbukaan, yaitu mengeluarkan informasi yang dapat diakses oleh publik.

2. Hak informasi, yaitu hak publik untuk mengakses informasi dan kewajiban pemerintah untuk memfasilitasi akses informasi

1. Penetapan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan karyawan secara jelas 2. Karyawan mempunyai kompetensi

sesuai dengan tugasnya masing-masing

Organ perusahaan patuh terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar, dan peraturan perusahaan

1. Kemandirian Eksternal 2. Kemandirian Internal

Memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada para pemangku kepentingan secara wajar dan setara

(41)

E. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di seluruh divisi PT

Madubaru Yogyakarta. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik

purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan-pertimbangan tertentu. Penulis menggunakan teknik purposive sampling karena

penulis memiliki pertimbangan dalam menentukan sampel sesuai dengan tujuan

penelitiannya. Kriteria atau pertimbangan penentuan sampel adalah para karyawan

PT Madubaru yang memahami peran auditor internal di dalam aktivitas

perusahaan, khususnya dalam penerapan GCG. Berdasarkan kriteria tersebut,

maka berikut ini merupakan pihak-pihak yang dijadikan sampel penelitian:

1. Divisi SPI di dalam perusahaan

2. Manajer di setiap divisi

3. Beberapa karyawan di divisi

F. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer merupakan data

yang diambil langsung dari narasumber atau responden berupa pengisian

kuesioner mengenai efektivitas audit internal terhadap penerapan GCG.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Kuesioner

Teknik ini memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca

dan menyatakan pendapatnya terhadap penyataan yang diajukan. Kuesioner

(42)

(2009). Kuisioner akan dibagi menjadi tiga bagian. Bagian ke dua untuk

mendapatkan data mengenai efektivitas audit internal (variabel independen).

Bagian ketiga dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai penerapan

GCG (variabel dependen).

2. Dokumentasi

Pengumpulan data yang dilakukan pada teknik ini adalah dengan

mengambil data-data yang dibutuhkan untuk melihat penerapan GCG di

dalam perusahaan. Data tersebut misalnya pedoman GCG yang memuat

prinsip-prinsip GCG di dalam perusahaan.

3. Wawancara

Dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan

kepada pihak-pihak yang berhubungan dan mengetahui keberadaan auditor

internal. Teknik ini untuk mendapatkan data tambahan mengenai kerja dan

kegiatan dari auditor internal yang berkaitan dengan penerapan GCG.

H. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Menurut Siregar (2013:75), validitas menujukkan sejauh mana suatu

alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (a valid measure if it

successfully measure the phenomenon). Dalam penelitian yang menggunakan

instrument berupa kuesioner ,uji validitas digunakan untuk melihat seberapa

(43)

tinggi tingkat validitas suatu alat ukur,semakin tepat pula alat ukur tersebut

mengukur.

Uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung

dengan r table untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah

jumlah sampel.Menguji apakah masing-masing indikator valid atau tidak,

dapat dilihat dalam tampilan output Cronbach Alpha pada kolom Correlated

Item-Total Correlation. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif

maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Realibilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsiten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap

gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula

(Siregar, 2013: 87). Menurut Siregar (2013: 89-90) Cronbach Alpha adalah

salah satu metode yang digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang

tidak mempunyai pilihan “benar” atau “salah” maupun “ya” atau “tidak”,

melainkan untuk menghitung realibilitas suatu tes yang mengukur sikap atau

perilaku. Cronbach Alpha sangat umum digunakan sehingga koefisien yang

umum juga untuk mengevaluasi internal constensy. Kriteria suatu instrument

penelitian diakatakan reliabel dengan menggunakan tehnik ini bila koefisienr

eabilitas ( ) >0,6. Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi

(sufficient reliability )sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh

item reliable dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki

(44)

Keterangan :

=Koefisien reabilitas instrumen = Varian Total

K =Jumlah butiran pertanyaan = Jumlah Varian Butir

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Permasalahan satu dan dua dijawab menggunakan analisis deskriptif.

Permasalahan pertama yaitu untuk mengetahui auditor internal telah

menjalankan perannya secara efektif atau belum dan yang kedua adalah untuk

mengetahui apakah di PT Madubaru sudah diterapkan prinsip GCG.

Efektivitas auditor internal akan dinilai menggunakan persepsi

karyawan menurut Standar Profesi Audit Internal (SPAI) yang terdapat dalam

Tugiman (1997). Indikator yang ada di dalam Tugiman (1997) tersebut sejalan

dengan jurnal dari Cristina dan Cristina (2009). Maka dari itu, kuesioner

mengenai efektivitas Audit Internal dalam penelitian ini diadaptasi dan diubah

seperlunya dari jurnal Cristina dan Cristina (2009).

Penerapan GCG akan dinilai menggunakan persepsi karyawan menurut

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) 2006.Indikator-indikator

tersebut akan diperjelas ke dalam bentuk pernyataan pada kuesioner.

Selanjutnya, kuesioner akan diberi nilai 1-4 untuk memutuskan peran auditor

(45)

Tabel 3.2. Skor Penilaian Kuesioner

Nilai Kriteria 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju

3 Setuju

4 Sangat Setuju

Setelah skor nilai diperoleh, langkah-langkah yang ditempuh penulis untuk

menganalisis skor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menghitung total skor dari masing-masing responden dan total skor item

tiap pernyataan menggunakan program Microsoft excel.

b. Mencari patokan yang akan digunakan dengan menghitung Xmaksimum

teoritik, Xminimum teoritik, dan rentang nilai skor.

c. Selanjutnya data setiap responden dikelompokkan berdasarkan skor yang

telah diperoleh ke dalam kategorisasi di atas. Dengan demikian, dapat

diketahui jumlah presentase efektivitas audit internal dan penerapan GCG

secara umum mulai dari terendah sampai dengan yang tertinggi.

d. Langkah berikutnya adalah mengelompokkan setiap pernyataan yang ada

dalam kuesioner sesuai dengan indikatornya masing-masing dalam bentuk

tabel. Di dalam tabel dapat diketahui bahwa pada setiap pernyataan

terdapat berapa responden yang memilih dari sangat setuju sampai sangat

tidak setuju.

Keterangan:

Xmaksimum teoritik : skor tertinggi yang mungkin dapat diperoleh

responden dalam skala.

Xminimum teoritik : skor terendah yang mungkin dapat diperoleh

(46)

Untuk efekivitas audit internal sebagai berikut:

Xmaksimum teoritik : 20 x 4 = 80

Xminimum teoritik : 20 x 1 = 20

Rentang : (80 – 20)/4 = 15

20 35 50 65 80

STE TE E SE

Gambar 3.1. Kriteria Penilaian

Tabel 3.3. Kategorisasi Tingkat Efektivitas Audit Internal PT Madubaru Yogyakarta Tahun 2015/2016

Skor Kategori

20 <X ≤ 35 Kategori sangat tidak efektif (STE)

35 < X ≤ 50 Kategori tidak efektif (TE) 50< X ≤ 65 Kategori efektif (E)

65<X ≤ 80 Kategori sangat efektif (SE) Sumber : Data primer diolah

Jika skor X adalah kurang atau sama dengan 35 maka artinya peran

audit internal di PT Madubaru berajalan sangat tidak efektif. Apabila skor X

adalah lebih dari 65 dan kurang atau sama dengan 80 maka dapat disimpulkan

bahwa peran audit internalsudah berjalan dengan sangat efektif.

Jika telah mengelompokkan data responden berdasarkan rentang skor

yang telah ditentukan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah

(47)

indikatornya masing-masing dalam bentuk tabel. Di dalam tabel dapat

diketahui bahwa pada setiap pernyataan terdapat berapa responden yang

memilih dari sangat setuju sampai tidak setuju.

Tabel 3.4.Nilai (Skor) *Indikator Efektivitas Audit Internal*

No Pernyataan Penilaian Responden

Total Responden SS % S % TS % STS % Jumlah %

1 dst..

Jumlah %

Sumber: Data diolah

Untuk penerapan GCG sebagai berikut:

Xmaksimum teoritik : 26 x 4 = 104

Xminimum teoritik : 26 x 1 = 26

Rentang : 104 – 26 = 78

78/4 = 19,5

26 45,5 65 84,5 104

STD TD D SD

(48)

Penentuan kategorisasi penerapan GCG secara umum dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 3.5. Kategorisasi Tingkat Penerapan GCG PT Madubaru Yogyakarta Tahun 2015/2016

Skor Kategori

26<X ≤ 45,5 Kategori sangat tidak diterapkan (STD)

45,5 < X ≤ 65 Kategori tidak diterapkan (TD)

65< X ≤ 84,5 Kategori sudah diterapkan (D)

84,5< X ≤104 Kategori sangat diterapkan (SD)

Sumber : Data primer diolah

Jika skor X adalah kurang atau sama dengan 45,5 maka artinya penerapan

GCG di PT Madubaru sangat belum terlaksana. Apabila skor X adalah lebih dari

84,5dan kurang atau sama dengan 104 maka dapat disimpulkan bahwa penerapan

GCG sudah diterapkan dengan sangat baik.

Jika telah mengelompokkan data responden berdasarkan rentang skor yang

telah ditentukan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan setiap

pernyataan yang ada dalam kuesioner sesuai dengan indikatornya masing-masing

dalam bentuk tabel. Di dalam tabel dapat diketahui bahwa pada setiap pernyataan

(49)

Tabel 3.6. Nilai (Skor) *Indikator GCG*

No Pernyataan Penilaian Responden

Total Responden SS % S % TS % STS % Jumlah %

1 dst..

Jumlah %

Sumber : Data diolah

2. Regresi Sederhana

Sebelum dilakukan regresi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Hal

tersebut untuk menguji apakah dalam suatu model regresi memiliki data yang

terdistribusi secara normal atau tidak. Salah satu cara untuk menguji normalitas

adalah menggunakan Kolmogorov- Smirnov. Suatu data dapat dikatakan

terdistribusi normal jika nilai α ≥ 0,05.

Setelah dinyatakan normal, dilakukan uji regresi linier sederhana untuk

menjawab permasalahan ketiga yaitu mengenai efektivitas audit internal terhadap

penerapan good corporate governance. Analisis regresi linear sederhana

merupakan salah satu metode regresi yang dapat dipakai sebagai referensi statistic

untuk menentukan pengaruh sebuah variabelbebas (independen) terhadap variabel

terikat (dependen).

a. Membuat model regresi linear sederhana sebagai berikut:

Y = + bX+ e

Keterangan:

X : variabel bebas

(50)

: konstanta

b : koefisien regresi

e :error

b. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan ujiparsial

(uji t), dan nilai koefisien determinasi R2.

1) Melakukan Uji t

Uji ini dugunakan untuk mengetahui kebenaran pernyataan atau dugaan

yang dihipotesiskan oleh si peneliti (Siregar, 2013: 194).

a) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat dan bentuk model statistik

Ho : Efektivitas audit internal tidak memiliki pengaruh positif

terhadap penerapan good corporate governance

Ha: Efektivitas audit internal memiliki pengaruh positif terhadap

penerapan good corporate governance

Ho : β ≥ 0

Ha : β > 0

b) Menentukan taraf signifikan (α)

c) Menghitung dan membandingkan thitung dengan ttabel

(51)

Jika : thitung≤, ttabel (α,n-1) maka Ho diterima

thitung>ttabel (α,n-1) maka Ho ditolak

d. Koefisien Determinasi

Menurut Nawari (2010: 29) koefisien determinasi (R²) menyatakan

proporsi keragaman pada variabel bergantung yang mampu dijelaskan oleh

variabel penduganya. Apabila nilai R² semakin besar menunjukkan pengaruh

efektivitas audit internal terhadap penerapan GCG yang semakin kuat.

(52)

35 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Madubaru adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang

agrobisnis dengan produk gula pasir dan alkohol/spiritus. Mulai dibangun pada

tahun 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX dengan nama

“PT.Pabrik-Pabrik Gula Madubaru” (PT.P2G Madubaru) yang diresmikan oleh

Presiden Ir.Soekarno pada tahun 1958. PT Madubaru terdiri dari dua pabrik

yaitu Pabrik Gula Madukismo dan Pabrik Alkohol/Spiritus Madukismo.

Pada tahun 1955 Madubaru merupakan perusahaan swasta. Pemilikan

saham 75% dimiliki oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan sisanya 25%

dimiliki oleh Pemerintah RI (Departemen Pertanian RI). Pada tahun 1962

dilakukan program nasionalisasi oleh pemerintah dimanapemerintah RI

mengambil alih semua perusahaan di Indonesia. Terjadi perubahan status

PT.P2G Madubaru menjadi Perusahaan Negara di bawah pengawasan Badan

Pimpinan Umum Perusahaan Negara (BPU-PPN). Beberapa tahun kemudian

tepatnya pada 3 September 1968 status pabrik kembali menjadi Perseroan

Terbatas (PT) pada dengan nama PT. Madubaru. Saat ini kepemilikan saham

sudah mengalami perubahan. Sri Sri Sultan Hamengkubuwono IX memiliki

saham 65% sedangkan PT.Rajawali Nusantara Indonesia yang merupakan

(53)

B. Lokasi

PT Madubaru (PG-PSMadukismo) terletak di atas (satudiantara 17 Pabrik

Gula di DIY yang dibangun pada pemerintahan Belanda tetapi dibumi hanguskan

pada masa pemerintahan Jepang). Beralamat di desa Padokan Kelurahan

Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan daerah Kabupaten Daerah Istimewa

Yogyakarta.

C. Kronologi Status Perusahaan danPerubahan Manajemen

Th.1955 – 1962 : Perusahaan Swasta berbentuk PT

Th. 1962 – 1966 : BPU – PPN Bubar . PG – PG di

Indonesia boleh memilih tetap

sebagai Perusahaan Negara atau

keluar menjadi Perusahaan Swasta

(PT). PT Madubaru memilih untuk

menjadi Perusahaan Swasta

Th. 1966 – 1984 : PT Madubaru kembali menjadi

Perusahaan Swasta dengan Susunan

Direksi yang dipimpin oleh

Hamengku Buwono IX sebagai

Presiden Direktur.

Tanggal 4 Maret 1984 – 24 Februari 2004 : Diadakan kontrak manajemen

dengan PT Rajawali Nusantara

(54)

Tanggal 2 Februari 2004 – Sekarang :PT Madubaru menjadi perusahaan

mandiri yang dikelola secara

profesional dan independen.

D. Struktur Organisasi PT Madubaru

Sumber : PT Madubaru

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT Madubaru

PT. Madubaru dipimpin oleh seorang direktur yang dalam menjalankan

tugasnya dibantu oleh satuan pengawas intern (SPI) dan delapan kepala

bagianyaitu: Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan, Kepala Bagian Sumber

Daya Manusia dan Umum, Kepala Bagian Instalasi, Kepala Bagian Pabrikasi,

Kepala Bagian Pabrik Spirtus, Kepala Bagian Tanaman, dan Kepala Bagian

(55)

1. SPI / Pengawasan

a. Melaksanakan pemeriksaan terhadap efektivitas pengendalian intern

akuntansi (accounting internal control).

b. Melaksanakan pemeriksaan terhadap semua kegiatan perusahaan untuk

menentukan efisiensi dan efektivitasnya.

c. Melaksanakan penyelidikan khusus (special investigation) sesuai dengan

perintah Direksi.

d. Melaksanakan pemeriksaan untuk menentukan dipatuhinya kebijaksanaan

Direksi dan Administrator.

e. Memberikan rekomendasi perbaikan pengendalian intern perusahaan.

f. Melakukan pemeriksaan secara mendadak (supprised audit) terhadap kas

dan kekayaan perusahaan yang lain.

g. Membuat rancangan anggaran bagiannya untuk diajukan kepada Direksi.

h. Mengkoordinasikan kegiatan karyawan yang ada dalam bagiannya.

i. Menegakkan disiplin kerja karyawan yang ada dalam bagiannya.

j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditentukan oleh Direksi.

k. Memberikan otorisasi atas dokumen dan laporan sesuai dengan sistem

wewenang yang berlaku.

2. Kepala Bagian Akuntansidan Keuangan

a. Bertanggung jawab di bagian tata usaha, keuangan, danpengadaan barang

perusahaan.

b. Mengkoordinir dan memimpin kegiatan di bidang keuangan,anggaran,

(56)

c. Mengkoordinir administrasi tebu rakyat dan timbangan tebu.

d. Mengawasi hasil produksi di gudang gula.

3. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum

a. Bertanggung jawab di bagian tata usaha dan personalia.

b. Mengkoordinasi dan memimpin kegiatan pengolahan tenaga kerja dan

kesehatan karyawan.

c. Mengkoordinir kegiatan pendidikan bagi karyawan.

d. Bertanggung jawab pada kegiatankegiatan umum, seperti pengaturan dan

penggunaan kendaraan dan koordinasi keamanan perusahaan.

4. Kepala Bagian Instalasi

a. Bertanggung jawab kepada Direktur di bidang instalasi ataumesin.

b. Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bidanginstalasi.

c. Meningkatkan efisiensi kerja alat produksi untuk kelangsunganproses.

5. Kepala Bagian Pabrikasi

a. Bertanggung jawab kepada Direktur di bidang pabrikasi.

b. Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bagian pabrikasi.

c. Meningkatkan efisiensi proses dan menjaga kualitas produk(gula).

6. Kepala Bagian Pemasaran

a. Menyusun strategi pemasaran.

b. Mengusahakan pengembangan pasar untuk produk-produk PT Madubaru.

c. Mengadakan perbaikan sistem pemasaran.

(57)

E. Visi dan Misi

1. Visi

PT Madubaru, Yogyakarta menjadi perusahaan Agro Industri yang

unggul di Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.

2. Misi

a. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi

permintaan masyarakat dan industri di Indonesia.

b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang

ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif,

memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta

mengutamakan kemitraan dengan petani.

c. Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti.

d. Menempatkan karyawan dan stakeholders lainnya sebagai bagian

terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan

pencapaian shareholders values.

F. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan sistem pengupahanny, karyawan PT Madubaru Yogyakarta

terdapat dua macam yaitu karyawan tetap dan tidak tetap. Karyawan tetap terdiri

dari karyawan pimpinan dan pelaksana, sedangkan karyawan tidak tetap terdiri

dari karyawan kerja waktu tertentu (hanya bekerja pada masa produksi) dan

karyawan borong (hanya bekerja pada saat ada pekerjaan borong). Jumlah

(58)

Pada tahun 2000, organisasi karyawan PT Madubaru Yogyakarta

membentuk Serikat Pekerja PT Madubaru dan mengesahkan Perjanjian Kerja

Bersama (PKB) pada tahun 2001 yang berisi tentang hak dan kewajiban

karyawan dan perusahaan. Sebagai bentuk hak untuk karyawan PT Madubaru

memberikan beberapa Jaminan Sosial kepada karyawannya yaitu :

1. Program JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) untuk semua

karyawan.

2. Hak pensiun untuk karyawan tetap (Pimpinan dan Pelaksana).

3. Perumahan Dinas untuk Karyawan Tetap.

4. Koperasi Karyawan dan Pensiunan PT Madubaru.

5. Program Taskat (Tabungan Asuransi Kesejahteraan Hari Tua).

6. Biaya Pengobatan

7. Rekreasi Karyawan dan Keluarga.

8. Poliklinik dan Klinik KB Perusahaan untuk semua Karyawan dan

Keluarga.

9. Taman Kanak-kanak Perusahaan untuk Karyawan dan Umum.

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1.Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1.Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)
Tabel 3.2. Skor Penilaian Kuesioner Nilai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh peranan audit internal, etika bisnis, pedoman perilaku, budaya organisasi, kinerja karyawan dan audit kepatuhan terhadap

Dengan mengambil beberapa perusahaan, tentu hasil penelitian yang didapatkan pun akan lebih akurat dan jelas apakah peranan audit internal berpengaruh terhadap

Audit internal berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern gaji.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa, (1) audit internal tidak berpengaruh terhadap prinsip Good Corporate Governance, (2) komite audit berpengaruh signifikan

(2011:450) Audit internal dilakukan oleh seseorang yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan yang disebut dengan auditor internal yang berfungsi untuk membantu

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini ialah: Bagaimana Pengaruh Peran Audit Internal

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh peranan audit internal, komite audit, dan dewan direksi terhadap penerapan good corporate governance sebagai variabel penelitian,

Keberhasilan penerapan GCG juga tidak terlepas dari peran audit internal yang penting dan mampu memenuhi kebutuhan stakeholders antara lain meningkatnya tanggung jawab