• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Fungsi Dan Kedudukan Internal Auditor Pada Call Center PT. Telkomsel Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Fungsi Dan Kedudukan Internal Auditor Pada Call Center PT. Telkomsel Medan"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS FUNGSI DAN KEDUDUKAN INTERNAL AUDITOR

PADA CALL CENTER PT. TELKOMSEL MEDAN

Diajukan Oleh :

Nama : DEVI YANTI

NIM : 040522114

Departemen : Akuntansi Program : S1-Ekstensi

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

”Analisis Fungsi Dan Kedudukan Internal Auditor Pada Call Center PT. Telkomsel Medan.”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat,

dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi

level program S1- Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera

Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas,

benar apa adanya. Dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya

bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 28 Maret 2008

Yang membuat pernyataan

DEVI YANTI

(3)

nenyelesaikan skripsi yang berjudul : “Analisis Fungsi Dan Kedudukan

Internal Auditor Pada Call Center PT. Telkomsel Medan” guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Universitas Sumatera

Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna yang disebabkan

pengetahuan penulis yang terbatas. Tetapi karena bimbingan, bantuan dan

pengarahan dari semua pihak maka penyusunan skripsi ini dapat penulis

selesaikan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar –

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam

penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan setulus serta

kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSi, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi

dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak, selaku Sekretaris

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Katio, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan

(4)

Sumatera Utara yang telah membimbing dan membantu penulis, serta

Pegawai Perpustakaan Fakultas Ekonomi yang telah membantu penulis

dalam penelitian kepustakaan.

6. Bapak Halim, selaku Direktur Call Center PT. Telkomsel yang telah

bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan

penelitian serta segenap karyawan PT. Telkomsel yang telah membantu

selama penulisan skripsi ini.

7. Teristimewa untuk ayahanda Asrar dan ibunda Murni yang saya sayangi

beserta abang-abangku tercinta Rinaldi, dedi irawandi dan hendra cipta

yang telah lama menanti selesainya skripsi ini guna gelar Sarjana

Ekonomi..

8. Serta seluruh teman-teman seperjuangan yang telah banyak memberikan

dorongan dan dukungan moril agar skripsi ini cepat selesai, pacarku Willy,

para sahabatku kak mei, nafi, sandy nella, dewi, fida dan nita yang tidak

pernah lelah mengingatkanku untuk terus berjuang dalam menyelesaikan

(5)

Medan, 28 Maret 2008 Penulis

DEVI YANTI

(6)

esensial, karena dalam kenyataannya audit memegang peranan lebih dibanding dengan fungsi-fungsi manajer lainnya..

Metode teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara dan kepustakaan.

Dari hasil penelitian bahwa fungsi umum dari internal auditor dalam perusahaan adalah untuk memeriksa pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan yang di terapkan dalam perusahaan. Dalam hal ini di butuhkan kebebasan mengeluarkan pendapat sehingga laporan yang dihasilkan baik dan tindaklanjut dapat dilakukan.

(7)

more function than the other manager functions.

Technic method of collecting data use in research is interview, and reference.

From the result of research that internal auditor function in the company examination of activities in order suitable with the rule. In this case the internal auditor need independency for opinion in order the best report can be the result and the monitoring will be success.

(8)

KATA PENGANTAR……….... ii

DAFTAR ISI.……….. vi

ABSTRAK.……….. iv

ABSTRACT……….……… v

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 2

C. Tinjauan Pustaka ... 3

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

E. Metode Penelitian ... 4

F. Kerangka Konseptual ... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian Auditing dan Internal Auditing ... 7

B. Independensi Internal Auditor ... 12

C. Fungsi Internal Auditor ... 15

D. Kedudukan Internal Auditor dalam Struktur Organisasi Perusahaan ... 16

(9)

BAB III : METODE PENELITIAN……….…... 28

A. Tempat dan Waktu Penelitian……….. 28

B. Jenis dan Sumber Data………. 28

C. Teknik Pengumpulan Data………...…… 29

D. Teknik Analisis Data………...…. 29

BAB IV : HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN PADA CALL CENTER PT. TELKOMSEL MEDAN………….. 30

A. Data Penelitian………... 30

1. Sejarah Singkat dan Aktivitas Perusahaan………… 30

2. Struktur Organisasi Perusahaan……… 33

3. Independensi Internal Auditor………. 37

4. Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor…………. 39

a. Fungsi Internal Auditor ………. 39

b. Kedudukan Internal Auditor……….. 39

(10)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN……….. 51

A. Kesimpulan……… 51

B. Saran……….. 53

(11)

esensial, karena dalam kenyataannya audit memegang peranan lebih dibanding dengan fungsi-fungsi manajer lainnya..

Metode teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara dan kepustakaan.

Dari hasil penelitian bahwa fungsi umum dari internal auditor dalam perusahaan adalah untuk memeriksa pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan yang di terapkan dalam perusahaan. Dalam hal ini di butuhkan kebebasan mengeluarkan pendapat sehingga laporan yang dihasilkan baik dan tindaklanjut dapat dilakukan.

(12)

more function than the other manager functions.

Technic method of collecting data use in research is interview, and reference.

From the result of research that internal auditor function in the company examination of activities in order suitable with the rule. In this case the internal auditor need independency for opinion in order the best report can be the result and the monitoring will be success.

(13)

JUDUL : ANALISIS FUNGSI DAN KEDUDUKAN INTERNAL AUDITOR PADA CALL CENTER PT. TELKOMSEL MEDAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan dari pendirian perusahaan pada umumnya yaitu untuk

mendapatkan laba atau untuk mempertahankan hidup. Guna mencapai tujuan

tersebut, dilakukan pelaksaaan berbagai kegiatan perusahaan.

Bagi perusahaan yang masih kecil biasanya dapat di awasi secara langsung

oleh pemiliknya sendiri. Tetapi dengan semakin besarnya suatu perusahaan maka

semakin terasalah bagi pimpinan betapa sulitnya untuk mengetahui serta

mengawasi semua kejadian-kejadian yang terjadi dan semakin di sadari pula

bahwa ruang lingkup pimpinan dalam mengawasi kegiatan semakin terbatas.

Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi tersebut di perlukan seorang

Internal Auditor yang bertugas untuk membantu pimpinan didalam hal

pengawasan terhadap jalannya kegiatan perusahaan, memberikan, membantu

pimpinan didalam mengambil keputusan. Internal Auditor juga membantu

didalam mengadakan pemeriksaan terhadap perusahaan.

Fungsi utama Internal Auditor adalah membantu manajemen dari seluruh

tingkatan dengan memberikan analisa dan penilaian serta komentar yang objektif

(14)

dan penilaian yang bebas atau kegiatan operasional lainnya. Disamping itu juga

memberikan saran untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang terjadi

dalam perusahaan.

Untuk itu Internal Auditor dituntut agar dpat memiliki wawasan yang lebih

luas mengenai aktifitas operasi perusahaan agar dapat memberikan bantuan yang

dibutuhkan manajemen sebagai seorang staf dari pimpinan perusahaan, seorang

Internal Auditor harus dapat bertugas dengan baik, sehingga perannya dalam

menunjang pengawasan intern dapat berlangsung dengan optimal.

Berdasarkan kenyataan pentingnya fungsi Internal Auditor dalam

menjalankan kegiatan perusahaan, maka penulis merasa tertarik untuk membahas

masalah Internal Auditor dan memilih judul : “Analisis Fungsi Dan Kedudukan

Internal Auditor Pada Call Center PT. Telkomsel Medan”.

B. Perumusan Masalah

Untuk membahas suatu objek tertentu perlu dirumuskan masalahnya

sebagai bahan utama dibahas dan di analisa sehingga dapat diberikan saran yang

bersifat korektif dan konstruktif. Penulis mencoba merumuskan permasalahan

yang timbul dalam perusahaan yaitu :

1. Setelah di Audit oleh internal Auditor ditemukan adanya perbedaan istilah

bagi caroline officer dari beberapa dokumen di perusahaan dan bagaimana

tindak lanjutnya.

2. Apakah kedudukan Internal Auditor dalam struktur organisasi perusahaan

(15)

C. Tinjauan Pustaka

Berikut ini penulis akan memberikan pengertian dari judul yang dipilih

dengan melakukan tinjauan pustaka sebagai berikut :

Menurut Artur W. Holmes dan David C. Burns, Internal Auditing adalah

“kegiatan penilaian yang independen dalam organisasi yang mereview operasi

sebagai jasa yang diberikan kepada manajemen. Internal auditing merupakan

pengendalian manajerial yang melaksanakan fungsinya dengan mengukur dan

mengevaluasi keefektifan pengendalian lain.”

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa internal auditing adalah alat manajemen

yang merupakan unsur dari pengawasan intern dimana tujuan dari pada internal

auditing itu sendiri adalah untuk membantu seluruh anggota manajemen dalam

melaksanakan tanggung jawab secara efektif yaitu melalui penilaian, rekomendasi

dan komentar yang objektif mengenai kegiatan yang di periksa.

Untuk menjaga agar struktur pengawasan intern yang ada benar-benar

dilaksanakan, maka dibutuhkan suatu bagian khusus yang disebut dengan bagian

internal auditor. Bagian ini berfungsi untuk meneliti dan mengawasi apakah

struktur pengawasan intern yang ada tetap memenuhi fungsinya dan memberikan

saran pada manajemen apabila terdapat kelemahan, baik yang terdapat pada

(16)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah :

1. Untuk dapat mengetahui sejauh mana perusahaan menerapkan konsep

Internal Auditor sesuai dengan teori yang ada, khususnya untuk

perusahaan Telekomunikasi.

2. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang fungsi dan independensi

Internal Auditor dalam menjalankan tugas audit internal perusahaan yang

sebenarnya.

Mafaat penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, sebagai bahan masukan apabila dikemudian hari di minta

untuk menganalisis Internal Auditor pada Call Center PT. Telkomsel

Medan

2. Bagi perusahaan adalah sebagai bahan masukan atau saran-saran mengenai

analisis Internal Auditor, dimana perusahaan dapat mengaplikasikannya

sebagai suatu perbandingan antara praktek yang telah ditetapkan

perusahaan dengan teori-teori yang berlaku umum.

E. Metode Penelitian

Dimaksud dengan metode penelitian adalah suatu cara bagaimana

memperoleh atau mengumpulkan dan informasi secara objektif dengan teliti, yang

(17)

1. Jenis, Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan berupa studi deskritif yaitu suatu metode

dimana data yang dikumpulkan, disusun, diinterprestasikan, dianalisa dan

diklarifikasikan data sesuai dengan kejadian yang sebenarnya dalam kurun

waktu tertentu dan secara langsung mendatangi objek penelitian yaitu Call

Center PT. Telkomsel Medan yang berada di Jl. Diponegoro no.35 medan

dan penelitian ini dimulai bulan November – Desember 2007.

2. Jenis Data

Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah jenis data kualitatif dan data

kuantitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder.

a. Data primer

Adalah data yang belum diolah yang di peroleh langsung dari objek

penelitian dalam hal ini data terkait yang di peroleh dari hasil

wawancara dan observasi terhadap perusahaan.

b. Data sekunder

Adalah data yang dikumpulkan melalui catatan dan dokumen resmi

perusahaan diantaranya seperti: struktur organisasi perusahaan, tugas

dan fungsi setiap bagian dalam struktur organisasi, dan data yang

tersedia lainnya yang terkait dengan analisa Internal Auditor.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun pada penelitian di Call Center PT. Telekomsel Medan, penulis

(18)

a. Teknik wawancara

Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan

pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian.

b. Teknik perpustakaan

Yaitu dengan mengumpulkan data yang mendukung uraian secara

teoritis mengenai topik yang dibahas dari beberapa literatur,

buku-buku, artikel, tulisan ilmiah dan lain-lain yang ada kaitannya dengan

masalah yang dibahas.

F. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini penulis membuat kerangka konseptual penulisan

skripsi ini sebagai berikut :

PT. TELKOMSEL

PIMPINAN KARYAWAN

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Auditing dan Internal Auditing

Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

artinya mendengar. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan

pemeriksa atau auditor. Pada mulanya seorang auditor bertindak sebagai

pendengar yang kritis terhadap pertanggung jawaban yang dibacakan oleh

penanggung jawab suatu badan usaha. Fungsi ini secara perlahan – lahan

berkembang sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin maju. Audit yang

dilakukan baik oleh internal auditor maupun external auditor sangat berguna

untuk menilai dan mengawasi perkembangan perusahaan.

Audit merupakan tugas utama dari seorang akuntan publik, karena dengan

fungsi ini seorang akuntan publik mempunyai kedudukan khusus memberikan

pernyataan pendapat terhadap kelayakan atau kewajaran laporan keuangan

berdasarkan standar auditing yang berlaku umum.

Sesuai dengan judul skripsi ini, maka pembahasan selanjutnya akan

berorientasi pada bidang auditing. Untuk dapat memahami dan lebih memperjelas

pengertian auditing secara baik, berikut ini beberapa kutipan auditing.

Menurut Mulyadi (2002:9) secara umum auditing adalah :

(20)

Sukrisno Agoes (1999:1) memberikan definisi dari auditing sebagai

berikut :

Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independent, terhadap laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, beserta catatan – catatan pembukuan dan bukti – bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Definisi lain menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke alih bahasa

Ilham Tjakrakusuma (2000:1) mengatakan auditing sebagai berikut :

Auditing adalah Proses pengumpulan dan pengawasan bahan bukti tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independent untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria – kriteria yang telah di tetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independent dan kompeten.

Dari definisi diatas menyatakan bahwa ketentuan – ketentuan yang perlu

dipertimbangkan dalam melaksanakan pemeriksaan yang dilakukan yaitu :

1. Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti yang dimaksud dengan

bahan bukti disini adalah segala informasi terukur yang di periksa tersebut

memang sesuai dengan kriteria yang di tetapkan demi tercapainya sasaran

dan kegiatan pemeriksaan, diperlukan bukti –bukti dengan jumlah dan

mutu yang memadai.

2. Adanya kesatuan Ekonomi (Economic entity)

Setiap kali dilakukan audit, luas ruang lingkup pertanggung jawaban

auditor harus dinyatakan dengan jelas. Yang terutama harus dilakukan

(21)

3. Informasi yang terukur dan kriteria yang telah ditetapkan sebelum

pemeriksaan dilakukan oleh auditor informasi harus sudah tersususn dalam

bentuk yang mudah di periksa, kebenaran dan ketelitiannya, misalnya

ketelitian penjumlahan, peekalian, pencatatan adanya aktiva dan lain –

lain.

4. auditor harus independent dan kompeten. Seorang auditor harus

berpengetahuan yang cukup agar dapat memahami kriteria – kriteria yang

digunakan untuk mengetahuai dengan pasti jumlah faktor – faktor yang di

butuhkan agar pada akhir pemeriksaan dia dapat menarik kesimpulan

dengan tepat.

Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan

secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain

dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan

secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha

perusahaan atau organisasi tersebut.

Untuk menjamin kelangsungan aktivitas operasi perusahaan agar dapat

berjalan sesuai dengan rencana, maka di perlukan suatu bagian atau departemen

yang khusus untuk melakukan pemeriksaan. Sistem pengawasan tersebut harus

selalu dievaluasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.

Evaluasi ini memerlukan personil yang cakap dan independen yang bertanggung

jawab dengan pengawasan dalam perusahaan. Fungsi ini di sebut dengan Internal

Auditor. Misi dari internal auditor ini yaitu memberikan informasi yang di

(22)

Auditor internal merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan

entitas independen dimana melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya

harus di kelola oleh perusahaan dan fokus pada kejadian – kejadian di masa depan

dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian

tujuan organisasi, Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk

menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan

kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor memiliki

peranan penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan

dan risiko – risiko terkait dalam menjalankan usaha. Independen terhadap

aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan

keinginan dari semua tingkat manajemen.

Berikut ini dikutip beberapa definisi dari Internal Auditing.

Menurut sawyer’s (2003 :10) memberikan pengertian sebagai berikut :

(23)

Bambang Hartadi (1999:24) memberi pengertian internal auditing sebagai

berikut:

“ Pemeriksaan Intern adalah suatu fungsi penilai yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan – kegiatan perusahaan guna memberikan saran – saran kepada manajemen.”

Definisi diatas menunjukan bahwa tujuan internal auditing adalah

membantu semua tingkatan manajemen agar tanggung jawab mereka dapat

dilaksanakan dengan fungsi pemeriksaan harus dinamis yang mempunyai

orientasi atau sudut pandang jauh kedepan.

Menurut Boynton Johnson Kell (2003:491) internal auditing adalah :

“Aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi.”

Auditing internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan

memperkenalkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi

serta meningkatkan aktivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan

pengelolaan.

Bagian – bagian penting dalam definisi ini adalah sebagai berikut :

1. Internal menunjukan bahwa aktivitas auditing dilaksanakan dalam

organisasi. Karyawan yang sudah ada dalam organisasi itu dapat

(24)

kepada professional lain dari luar organisasi yang melayani entitas

tersebut.

2. Independen dan objektif menjelaskan bahwa pertimbangan auditor akan

bernilai bila bebas dari bias atau penyimpangan.

3. Pendekatan yang sistematis dan berdisiplin menyiratkan bahwa auditor

internal mengikuti standar professional yang mengatur pekerjaan audit

internal.

4. Membantu organisasi mencapai tujuannya menunjukan bahwa auditing

internal dilakukan untuk membantu atau memberi manfaat bagi

keseluruhan organisasi dan diarahkan oleh sasaran serta tujuan organisasi

tersebut. Beberapa cara spesifik yang dilakukan auditor internal untuk

menambah nilai mencakup focus pada perbaikan operasi organisasi serta

efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan.

Definisi lain menurut Sukrisno Agoes (1999:7) mengenai internal auditing

adalah

Suatu fungsi penilaian bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan – kegiatan perusahaan guna memberi saran – saran kepada pihak manajemen yang bersifat independen artinya bebas dari semua ketergantungan atau bebas dari pengaruh kekuasaan pihak yang di periksanya sehinga diharapkan dapat memberikan penilaian yang obyektif.

B. Independensi Internal Auditor

Untuk dapat bekerja secara efektif dengan manajemen, maka auditor

(25)

kebebasan yang dimaksud dalam hal ini adalah dalam arti dapat memasuki

kesetiap jenjang manajemen yang sedang diperiksa. Banyak organisasi audit

internal bisa mendapatkan kebebasan yang di perlukan untuk melaksanakan audit

internal secara independent dan objektif.

Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi untuk

memenuhi kewajiban profesionalnya yaitu memberikan opini yang objektif, tidak

bias, tidak dibatasi, dan melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan

sesuai keinginan eksekutif atau lembaga. Auditor internal harus bebas dari

hambatan dalam melaksanakan auditnya. Bisakah auditor internal memiliki

independensi sepenuhnya? Mungkin tidak, atau malah tidak perlu. Tetapi,

sehubungan masalah yang diaudit, auditor intenal harus diberikan independensi

yang memadai untuk mencapai objektivitas, baik dalam kenyataan maupun

persepsi.

Lawrence B. Sawyer’s (2003:35) indikator independensi professional

adalah :

1. Independensi dalam Program Audit

a. Bebas dari intervensi manajerial atas program audit.

b. Bebas dari segala intervensi atas prosedur audit.

c. Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang

(26)

2. Independensi dalam Verifikasi

a. Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan

karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan.

b. Mendapatkan kerjasama yang aktif dari karyawan manajemen

selama verifikasi audit.

c. Bebas dari segala usaha manajerial yang berusaha membatasi

aktivitas yang di periksa atau membatasi pemerolehan bahan bukti.

d. Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit.

3. Independensi dalam Pelaporan

a. Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikansi

dari fakta – fakta yang dilaporkan.

b. Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal – hal yang signifikan

dalam laporan audit.

c. Menghindari penggunaan kata – kata yang menyesatkan baik secara

sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan

rekomendasi dalam interpretasi auditor.

d. Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor

(27)

C. Fungsi Internal Auditor

Secara umum fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk

mengawasi atau menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan

yang telah diterapkan dalam perusahaan.

Menurut Kosasih (1998:267) menyebutkan bahwa pada dasarnya fungsi

internal auditor sebagai berikut :

1. Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan pemisahan fungsi dan prinsip akuntansi benar – benar telah dilaksanakan.

2. Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaannya sesuai dengan policy dan prosedur yang telah ditetapkan sampai menilai apakah hal – hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak.

3. memverifikasi keberadaan asset yang termasuk mencegah dan menemukan penyelewengannya.

4. memverifikasi dan menilai tingkat kepercayaan terhadap system akuntansi (accounting system) dan pelaporan (reporting).

5. Melaporkan secara obyektif apa yang diketahuinya kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikannya.

Selanjutnya menurut Mulyadi (2002:211) menyebutkan fungsi internal

auditor sebagai berikut :

1. Fungsi internal auditor adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur – unsur pengendalian intern yang lain.

(28)

Demikianlah secara terperinci telah dijelaskan mengenai fungsi – fungsi

dari bagian internal auditor. Pada dasarnya fungsi yang diuraikan diatas

mempunyai tujuan yang sama yaitu mengusahakan tercapainya system

pengawasan yang baik dalam perusahaan, untuk dapat melaksanakan fungsinya

dengan baik internal auditor harus memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu

dan disertai dengan pengalaman yang cukup serta dorongan dari manajemen

tertinggi sangat dibutuhkan bagi keberhasilan misi pemeriksaan intern.

D. Kedudukan Internal Auditor dalam Struktur Organisasi Perusahaan Internal auditor adalah auditor yang bekerja dalan perusahaan (perusahaan

Negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan

apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah

dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi,

menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta

menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

Berhasil tidaknya tugas internal auditor dalam perusahaan sangat

dipengaruhi oleh kedudukannya dalam struktur organisasi perusahaan. Internal

auditor hendaknya di tempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkannya

untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat

menjamin kebebasannya.

Ada beberapa syarat yang diberikan agar internal auditor dapat bekerja

(29)

1. Manajemen dan dewan komisaris harus memberikan dukungan yang kuat

kepada internal auditor.

2. Kepala bagian internal auditing harus bertanggung jawab kepada pejabat

yang lebih tinggi dan wewenangnya untuk memastikan luas pemeriksaan

yang dicakup untuk mengambil tindakan segera sesuai dengan laporan

hasil pemeriksaan.

3. Fungsi dan tanggung jawab internal auditing harus jelas dituangkan dalam

bentuk tertulis dan dalam dokumen yang resmi yang telah disetujui oleh

dewan komisaris.

4. Kepala bagian internal auditing harus berhubungan langsung dengan

komisaris atau dewan komisi khusus yang independen dan direktur. Ia

harus menyerahkan laporan secara periodic kepada dewan komisaris untuk

temuan – temuan yang dianggap penting dalam pemeriksaannya.

Menurut Sukrisno Agoes (2004:243-246), ada empat alternatif kedudukan

internal auditor dalam struktur organisasi yaitu :

1. Bagian internal audit berada dibawah Direktur Keuangan (sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan).

Pada posisi ini keuntungannya adalah laporan yang diberikan internal auditor dapat segera di pelajari dan ditanggapi. Kelemahannya dalam posisi ini, fungsi internal auditor hanya ditekankan pada pengendalian atas ruang lingkup bagian keuangan saja jika dikaitkan dengan independensi, maka tingkat kebebasan internal auditor kecil dan sempit.

2. Bagian internal audit merupakan Staff Direktur Utama bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

(30)

mempelajari hasil internal audit secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang di peroleh tidak dapat diambil dengan segera.

3. Bagian internal audit merupakan Staff dari dewan komisaris.

Pada posisi ini memberikan keuntungan tingkat independensi yang tinggi sekali, karena internal auditor dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahannya adalah para dewan komisaris tidak setiap saat dapat ditemui dan mereka juga kurang menguasai masalah operasi sehari – hari sehingga tidak cepat mengambil tindakan atau saran – saran yang diragukan oleh internal auditor untuk pencegahan perbaikan.

4. Bagian internal audit dipimpin oleh seorang Direktur Internal Audit. Pada posisi ini keuntungannya adalah Direktur Audit Intern mempunyai akses yang bebas terhadap ketua dewan komisaris. Tanggung jawab direktur audit intern yaitu menyiapkan rencana tahunan untuk memeriksa semua unit perusahaan dan menyajikan program tersebut untuk persetujuan. Kelemahannya adalah ketika direktur internal audit tidak dapat mengelola departemen audit intern dengan baik, sehingga pekerjaan audit tidak dapat memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang telah departemen audit intern tidak digunakan secara efisien dan efektif.

Dari keempat alternatif akan menimbulkan suatu pertanyaan yaitu

manakah alternatif kedudukan internal auditor yang baik. Hal ini tergantung pada

tujuan yang hendak dicapai. Jika perusahaan menekankan pada pentingnya

peranan bagian pemeriksaan intern sebagai alat untuk memonitor performance

manajemen dalam mengelola kegiata serta sumber – sumber secara efektif dan

efisien, maka alternative penempatan bagian pemeriksaan intern sebagai staff

komisaris yang paling tepat. Jadi yang paling ideal bagian pemeriksa intern

menerima perintah penugasan dari pimpinan tertinggi, yaitu Direktur Utama dan

hasil laporan periksaan diserahkan untuk dianalisa Direktur Keuangan, dan hasil

pengamatannya di serahkan kepada Direktur Utama untuk diambil langkah –

(31)

E. Standar Profesional dan Kode Etik Internal Auditor Standar Profesional

Institute of Internal Auditors (IIA) awalnya secara resmi memperkenalkan

seperangkat standar untuk auditor internal keseluruh dunia pada bulan juni 1978

pada Konferensi Internasional di San Fransisco. Lima standar umum yang

merupakan kerangka dasar adalah :

1. Independensi

Konsep independensi menyatakan bahwa para auditor internal adalah

karyawan perusahaan yang mereka audit, mereka harus independen dari

aktivitas – aktivitas yang mereka audit. Independensi dapat dicapai melalui

status orgasasional dan obyektivitas.

2. Keahlian Profesional

Kategori standar praktik ini mengakui perlunya keahlian, kompetensi, dan

kemahiran dalam melaksanakan audit internal. Standar spesifik ditetapkan

untuk departemen auditing internal dan untuk auditor internal. Standar –

standar ini mengakui bahwa baik departemen maupun auditor perorangan

harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan disiplin untuk

melaksanakan tanggung jawab audit. Standar untuk auditor internal

meliputi :

a. Ketaatan pada standar perilaku.

b. Kecakapan dalam hubungan manusia dan komunikasi.

(32)

3. Lingkup Pekerjaan

Standar ini mengakui bahwa pekerjaan auditor internal mungkin meluas

melampaui pertimbangan pengendalian internal dalam audit keuangan,

ruang lingkup standar pekerjaan memberikan pedoman dalam

melaksanakan setiap jenis audit.

4. Pelaksanaan Pekerjaan Audit

Standar pelaksanaan mengakui setiap bagian yang sangat penting dalam

semua audit : perencanaan, pemeriksaan dan evaluasi bukti serta

pengkomunikasian hasil. Standar ini mengharuskan internal auditor untuk

terlibat dalam menilai tindakan yang diambil berdasarkan temuan audit

yang dilaporkan dan setiap rekomendasi yang tercantum dalam laporan itu.

5. Pengelolaan Departemen Audit Internal.

Standar ini memberikan petunjuk bagi manajer departemen auditing

internal. Petunjuk tersebut berkisar dari mengeluarkan pernyataan yang

berisi tujuan, wewenang, dan tanggung jawab departemen, hingga

menetapkan serta mempertahankan program pengendalian mutu untuk

departemen tersebut.

Aktivitas audit internal dilakukan dalam kondisi hukum dan budaya yang

beragam, dalam organisasi – organisasi yang bervariasi baik dalam tujuan, ukuran

maupun struktur, dan oleh orang yang didalam atau diluar organisasi. Perbedaan –

perbedaan ini bisa jadi mempengaruhi praktik audit internal di setiap kondisi.

(33)

Auditing (Standar) merupakan hal penting untuk mencapai tanggung jawab

auditor internal. Tujuan standar tersebut adalah untuk :

1. Menjelaskan prinsip – prinsip dasar yang mencerminkan praktik audit

internal yang seharusnya dilakukan.

2. Memberikan kerangka kerja untuk melaksanakan dan meningkatkan

lingkup aktivitas audit internal yang bernilai tambah.

3. Menetapkan dasar pengukuran kinerja audit internal.

4. Membantu perkembangan proses organisasional dan operasi.

Standar Praktik Profesional Audit Internal terdiri dari :

1. Standar Atribut

Standar Atribut memaparkan karakteristik – karakteristik organisasi dan

individu – individu yang melakukan aktivitas audit internal.

2. Standar Kerja

Standar Kerja menjelaskan sifat aktivitas audit internal dan kriteria

kualitas untuk menilai jasa yang telah dilaksanakan. Standar Atribut dan

standar Kerja berlaku untuk jasa audit internal secara umum.

3. Standar Implementasi

Standar Implementasi merupakan penerapan Standar Atribut dan Standar

Kerja untuk penugasan khusus (misalnya, audit ketaatan, invetigasi

(34)

Kode Etik Internal Auditor

Kode etik professional disusun sebagai hasil dari hubungan yang khusus

antara anggota profesi dan klien mereka. Kode etik pertama yang diterapkan pada

tanggal 13 Desember 1968 mempengaruhi semua anggota IIA. Ketika program

CIA (Certified Internal Auditor) diterapkan, kode etik sendiri untuk CIA

dirancang. Namun, CIA yang bukan anggota IIA tidak dapat dipaksa untuk

mematuhi kode etik tersebut sehingga kode etik CIA memiliki keterbatasan. Juga,

pendahuluan dan kata pengantar kode etik CIA berbeda dengan kode etik IIA, satu

perbedaan utama adalah bahwa pelanggaran atas kode etik CIA bisa

mengakibatkan pencabutan gelar CIA. Perbedaan antara kedua kode etik ini

kemudian dihapuskan pada tahun 1988, ketika kode etik yang baru disusun. Kode

etik yang baru berlaku baik untuk CIA maupun non-CIA.

Komite Etik Internasional (International Committee – IEC) mengeluarkan

seperangkat rencana pernyataan baru tentang etika pada 1 oktober 1999. Versi

akhir disetujui oleh Dewan direksi pada tanggal 17 juni 2000. Terdapat dua

perubahan besar kode etik yang baru :

1. Kode etik berlaku bagi semua auditor internal, tidak hanya anggota IIA

dan CIA. Hal ini dilakukan untuk menerapkan kode etik kesemua individu

dan semua organisasi yang melakukan audit internal, tanpa memerhatikan

(35)

2. Kode etik tersebut dibagi dalam tiga bagian utama, yaitu :

a. Pendahuluan

b. Prinsip – prinsip Dasar

c. Aturan Etika

Pada bagian terakhir, kode etik dibagi dalam lima bagian, yaitu:

a. Integritas

b. Objektivitas

c. Kerahasiaan

d. Profesionalisme

e. Kompetensi

Semua auditor internal dibatasi oleh kode etik, dan pelangaran atasnya

akan dikenakan sanksi pencabutan keanggotaan dan gelar CIA. Kode etik

berperan penting auditor internal karena merupakan pernyataan alasan utama

adanya profesi auditor internal. Manajemen harus yakin bisa mempercayai auditor

internal secara implisit. Manajemen mesti merasa aman bahwa jika auditor

internal melaporkan sesuatu, maka pastilah sesuatu yang benar, absah dan objektif

benar – benar dilakukan tanpa bias.

F. Laporan Internal Auditor

Ruang lingkup pekerjaan dan cara kerja internal auditor

Ruang lingkup internal auditor mencakup pemeriksaan dan evaluasi atas

(36)

kinerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang diberikan. Lingkup keahlian

internal auditor mencakup masalah – masalah yang dihadapi manajemen yaitu :

1. Mengawasi kegiatan – kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh

manajemen puncak.

Setiap tahun kepala eksekutif audit (chief audit executive-CAE)

menyiapkan rencana jadwal audit khusus untuk aktivitas yang diawasi.

2. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko.

Auditor internal memperkuat persepsi mengenai manajemen risiko dan

meningkatkan upaya mereka untuk meyakinkan manajemen bahwa semua

jenis risiko organisasi telah dievaluasi dan di perhatikan dengan layak.

3. Memvalidasi laporan ke manajemen senior.

Manajer senior biasanya membuat keputusan berdasarkan laporan yang

mereka terima, bukan berdasaran pengetahuan mereka sendiri. Laporan

yang akurat dan tepat waktu lebih mungkin menghasilkan keputusan yang

bermakna.

4. Membantu manajemen pada bidang – bidang teknis.

Teknologi memiliki dampak yang sangat besar terhadap apa dan

bagaimana audit dilakukan.

5. Membantu proses pengambilan keputusan.

Manajer bukanlah auditor internal, yang membuat keputusan operasional.

Namun auditor internal dapat menyediakan atau memvalidasi data sebagai

(37)

6. Menganalisa masa depan – bukan hanya masa lalu.

Banyak auditor internal modern mengakuai bahwa audit untuk masa kini

dan masa depan lebih bernilai dibandingkan audit untuk masa lalu.

7. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan.

Manajer menghadapi masalah pada aktivitas yang tidak dapat

dikendalikannya. Auditor internal umumnya menemukan masalah tersebut

dan menyarankan perbaikan.

Laporan internal auditor

Hasil akhir dari pekerjaan Internal Auditor adalah laporan hasil

pemeriksaan. Laporan ini memuat hal – hal yang menjadi objek pemeriksaan,

temuan – temuan selama pemeriksaan serta saran – saran perbaikan. Hasil

pemeriksaan harus dibuat secara tertulis dan ditujukan kepada pimpinan teringgi,

serta laporan tersebut harus memuat rekomendasi mengenai perbaikan kelemahan

yang ditemui.

Faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan Internal

Auditor adalah :

1. Tepat waktunya

Ketepatan waktu penyelesaian dan penyampaian laporan haruslah

diperhatikan untuk dapat mengambil suatu tindakan yang segera. Laporan

yang terlambat disampaikan oleh internal auditor kepada pimpinan

(38)

2. Ketelitian

Laporan dapar dikatakan teliti atau cermat apabila setiap pernyataan,

angka dan referensi harus didasarkan bukti – bukti yang kuat dan diperoleh

selama pemeriksaan. Oleh karena itu apapun yang dikemukakan didalam

laporan harus cukup bukti pendukungnya.

3. Jelas, Ringkas dan lengkap

Laporan dikatakan jelas, apabila laporan tersebut mengemukakan pokok –

pokok pikiran yang sistematis. Supaya dapat mengemukakan dengan jelas

haruslah terlebih dahulu memahami masalah yang akan dilaporkan,

menggunakan bahasa yang tepat, dan gagasan – gagasan yang disajikan

dengan urutan yang baik. Laporan haruslah ringkas bukanlah berarti

menghilangkan bagian – bagian yang relevan dan material sehingga

gagasan menjadi kabur. Ringkas berarti membuang hal – hal yang tidak

berguna atau berlebih – lebihan. Laporan dikatakan lengkap, apabila

laporan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya secara objektif

tidak ada sesuatu yang disembunyikan atau tidak di ungkapkan dalam

laporan.

G. Monitoring Tindak Lanjut atas Laporan Internal Audit

Tindak lanjut adalah Tindakan yang dilaksanakan objek pemeriksa

berdasarkan rekomendasi yang diajukan pemeriksa sehubungan dengan tindak

(39)

pemeriksa mengajukan pernyataan tertulis mengenai tindakan yang diambil sesuai

rekomendasi yang diajukan pemeriksa.

Menurut Hiro Tugiman (2001:75) “Pemeriksaan internal auditor harus

meninjau dan melakukan tindak lanjut (follow up) untuk mengetahui temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat.”

Practice Advisory 2500.A1-1 dari standar, “Proses Tindak Lanjut,”

menyatakan : Tindak lanjut oleh auditor internal didefinisikan sebagi sebuah

proses untuk menentukan kecukupan, efektivitas, dan ketepatan waktu atas

tindakan yang diambil oleh manajemen atas pengamatan dan rekomendasi

penugasan yang dilaporkan.

Kelemahan yang dilaporkan, dianggap valid oleh manajemen, jelas telah

menggambarkan risiko bagi perusahaan. Kondisi ini tetap menjadi risiko hingga

selesai diperbaiki. Kegagalan untuk mengawasi risiko tersebut hingga dikoreksi,

atau hingga manajemen senior atau dewan telah menyatakan bahwa mereka

menanggung risiko tersebut, harus dianggap sebagai tanggung jawab audit yang

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan berupa studi deskritif yaitu suatu metode

dimana data yang dikumpulkan, disusun, diinterprestasikan, dianalisa dan

diklarifikasikan data sesuai dengan kejadian yang sebenarnya dalam kurun waktu

tertentu dan secara langsung mendatangi objek penelitian yaitu Call Center PT.

Telkomsel Medan yang berada di Jl. Diponegoro no.35 medan dan penelitian ini

dimulai bulan November – Desember 2007.

B. Jenis dan sumber Data

Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah jenis data kualitatif dan data

kuantitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Adalah data yang belum diolah yang di peroleh langsung dari objek

penelitian dalam hal ini data terkait yang di peroleh dari hasil

wawancara dan observasi terhadap perusahaan.

2. Data sekunder

Adalah data yang dikumpulkan melalui catatan dan dokumen resmi

perusahaan diantaranya seperti: struktur organisasi perusahaan, tugas

dan fungsi setiap bagian dalam struktur organisasi, dan data yang

(41)

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun pada penelitian di Call Center PT. Telekomsel Medan, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data yaitu :

1. Teknik wawancara

Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan

pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian.

2. Teknik perpustakaan

Yaitu dengan mengumpulkan data yang mendukung uraian secara

teoritis mengenai topik yang dibahas dari beberapa literatur,

buku-buku, artikel, tulisan ilmiah dan lain-lain yang ada kaitannya dengan

masalah yang dibahas.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan metode Deskriptif

yang bertujuan untuk menggambarkan sifat dari suatu kegiatan yang ada pada

waktu penelitian diadakan yaitu bagaimana independensi dan fungsi Internal

(42)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN PADA CALL CENTRE PT. TELKOMSEL MEDAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat dan Aktivitas Perusahaan

Pengenalan PT. Telkomsel

PT. Telkomsel terdiri pada tahun 1993 di batam sebagai proyek

percontohan di bawah PT. Telkom Proyek percontohan ini berkembang sehingga

pada tanggal 26 mei 1995 mendapat ijin sebagai penyelenggara GSM di

Indonesia. Komposisi pemegang saham mayoritas Telkomsel adalah PT. Telkom,

dan yang lainnya adalah Singtel. Salah satu sasaran dari perusahaan untuk

melayani seluruh propinsi di tanah air dengan mengutamakan pada wilayah

cakupan, kapasitas sambungan biaya, mutu jaringan dan pelayanan demi

memberikan kapastian terhadap kepuasan pelanggan. Dalam mengembangkan

sistem manajemen mutunya, PT. Telkomsel telah melakukan dengan pendekatan

proses dan di tuangkan dalam diagram proses bisnis. Proses bisnis tersebut

menggambarkan hubungan antar proses dan aliran informasi yang terkait.

Pengenalan Call Centre

Call Centre (caroline) merupakan pelayanan yang tidak mengenal jarak

(43)

Call Center juga merupakan suatu media informasi yang dapat di manfaatkan

pelanggan untuk mendapatkan kebutuhan dengan bisnis dan pelayanan yang

dilakukan oleh Telkomsel.

Fungsi – fungsi yang dapat di tangani oleh Call Center meliputi :

 Informasi network meliputi wilayah cakupan, kapasitas dan

ketersediaan

 Informasi produk berisi kartuHalo, simPATI dan kartu AS termasuk

features dan value added services.

 Pre-sales ( harga, biaya dan promosi ).

 Edukasi pelanggan berupa cara penggunaan jasa perangkat.

 Pengaduan mengenai mutu network.

 Layanan penerimaan pembayaran kartu Halo melalui kartu kredit.

 Layanan penerimaan pelanggan baru.

 Hal-hal umum lainnya yang berisi berbagai hal menyangkut

pelayanan Telkomsel.

Visi, Misi dan Budaya Telkomsel

Setiap perusahaan memiliki visi, misi dan kebudayaan dalam hal

membantu tercapainya tujuan yang telah di tetapkan. Dalam hai ini caroline

berkomitmen untuk memberikan solusi yang tepat untuk mencapai kepuasan

pelanggan yang tinggi, sesuai dengan implementasi budaya perusahaan dan visi

(44)

Visi : Telkomsel menyedia solusi telekomunikasi nirkabel terkemuka di Indonesia

Misi : Menjadi pilihan utama sebagai penyedia solusi telekomunikasi nirkabel di

Indonesia yang bekerja sama dengan para memegang saham dan mitra usaha

lainnya untuk menghasilkan nilai tambah bagi investor, karyawan dan Negara.

Budaya : sikap yang secara konsisten peduli, menghargai, dan berupaya untuk

memahami, serta memenuhu kebutuhan pelanggan secara optimal.

 Customer Intimacy yaitu sikap yang secara konsisten peduli,

menghargai dan berupaya untuk memahami, serta memenuhi

kebutuhan pelanggan secara optimal.

 Team Work yaitu berupaya secara konsisten untuk membangun

hubungan kerja yang sinergis dan saling menghargai dalam

pencapaian tujuan perusahaan.

 Profesionalism yaitu upaya secaa konsisten untuk memiliki tanggung

jawab dan mampu dalam menyelesaikan tugas dengan menghasilkan

solusi terbaik.

 Integrity yaitu konsistensi antara nurani dan tindakan dengan aturan

(45)

2. Stuktur Organisasi Perusahaan

(46)

Jabatan : Vise President Customer service

Tanggung Jawab

1. Mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 di

Call Center Telkomsel untuk memastikan tersedianya pelayanan

kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan

dan menangani keluhan pelanggan yang efektif dan efisien.

2. Mempromosikan dan mengkomunikasikan kesadaran kualitas

tentang usaha - usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

pelanggan di lingkungan Call Center.

3. Menjamin ketersediaan sumberdaya secara kualitas dan kuantitas

untuk mendukung prosespelayanan terhadap pelanggan.

4. Memastikan kegiatan continual improvement berlangsung secara

konsisten di call center Telkomsel.

5. Memimpin dan menghadiri Rapat Tinjauan Manajemen.

Jabatan : General Manager Customer Servise

Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab atas ketersediaan pelayanan di Call Center

Telkomsel yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan,

termasuk terhadap pihak ketiga.

2. Melakukan analisis dan evaluasi atas perfomansi di Call Center

dalam bentuk Executive Report Bulanan.

(47)

Jabatan : Quality Management Representative Call Center Telkomsel

Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab atas implementasi sistem manajemen mutu ISO

9001:2000 di call center dan memastikan tersedianya pelayanan

pelanggan yang sesuai dengan customer requirement dengan

memberikan best solution atas keluhan pelanggan.

2. Melakukan analisa dan evaluasi terhadap pencapaian implementasi

sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 di call center.

Jabatan : Manager Call Center

Tanggung jawab

1 Menyelenggarakan Pelayanan inbound call pelanggan dan atau calon

pelanggan Telkomsel yang menghendaki layanan Telkomsel baik

permintaan informasi layanan, komplain maupun permintaan layanan

lainnya, sesuai dengan segmen pelanggan Telkomsel.

2. Menyelenggarakan Pelayanan Outbound call terhadap pelanggan dan

atau calon pelanggan Telkomsel untuk layanan tertentu yang

ditentukan perusahaan.

3. Melakukan aktivitas Monitoring/Controlling terhadap kegiatan mitra

kerja Telkomsel yang melakukan kerjasama dalam pengelolaan jasa

layanan Contact Center Telkomsel, serta bertanggung jawab atas

tercapainya kuantitas dan kualitas layanan yang dilakukan

(48)

4. Bertanggung jawab dalam melaksanakan serah terima pekerjaan

(BAST) jasa layanan call center dengan mitra outsourcing.

5. Memberikan rekomendasi perbaikan layanan terhadap penyelenggara

outsoucing layanan call center mengacu kepada ketentuan PKS yang

berlaku.

6. Menindaklanjuti permasalahan/permintaan/komplain pelanggan yang

sesuai kewenangannya tidak dapat diselesaikan langsung oleh call

center sendiri, ke Grapari, GeraiHALO, Departemen Contact Center

Support, atau dengan fungsi support teknis lainnya baik di tingkat

Regional maupun pusat.

7. Memberikan feedback layanan Telkomsel kepada pihak - pihak

terkait, dalam rangka peningkatan kualitas layanan Telkomsel, baik

tingkat Regional maupun pusat.

8. Mengevaluasi, merencanakan dan melaksanakan upaya - upaya

perbaikan kualitas layanan Contact Center.

9. Bertanggung jawab atas terselenggaranya proses layanan call center

sesuai dengan prosedur yang berlaku.

10. Bertanggung jawab atas pencapaian tingkat kepuasan pelanggan atas

(49)

Jabatan : Internal Quality Audit

Tanggung Jawab

1. Melakukan persiapan dan perencanaan audit mutu internal di

lingkungan call center Telkomsel.

2. Melakukan opening meeting mengkomunikasikan dan menjelaskan

kebijakan audit di lingkungan call center Telkomsel.

3. Melakukan proses audit mutu internal secara objektif.

4. Melakukan closing meeting dan menyampaikan resume hasil audit

pada audetee.

5. Membuat laporan hasil audit mutu internal QMR.

6. Menyimpan dan memelihara dokumen serta catatan mutu yang

berkaitan dengan audit mutu internal.

7. Melakukan review terhadap prosedur mutu IQA call center

Telkomsel.

Struktur organisasi yang ada mencerminkan hubungan tanggung jawab

dan wewenang dalam satu hubungan personal yang mengelola, melaksanakan dan

memverifikasi pekerjaan yang mempengaruhi mutu.

3. Independensi Internal Auditor

Dalam melaksanakan auditnya Independensi merupakan syarat mutlak

bagi seorang internal auditor. Independensi dalam hal ini mempunyai makna

bahwa orang yang melaksanakan internal audit harus terlepas dari fungsi

(50)

organisasi perusahaan memungkinkan di perolehnya ruang lingkup yang seluas –

luasnya.

Berdasarkan data struktur organisasi maka bagian internal auditor pada

call centre PT. Telkomsel medan bekerja sesuai dengan instruksi serta

memberikan laporan pertanggung jawaban kepada Quality Management

Representative (QMR) yang ditetapkan dan diangkat oleh Vice President

Customer Servise dimana dengan dikeluarkan berita acara pengangkatan dari Vise

President Customer Service maka Quality Management Representative (QMR)

memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam menjamin keberhasilan penerapan

dan pemeliharaan sistem mutu. Dalam hal ini internal auditor tidak boleh

dipengaruhi dan harus mandiri.

Jika dalam audit ditemukan suatu ketimpangan maka internal auditor tidak

diperbolehkan mengambil tindakan terhadap unit organisasi yang di auditnya.

Dalam kondisi ini internal auditor harus melaporkannya dan membuat

rekomendasi dalam laporan tertulis kepada Quality Management Representative

(QMR). Hasil temuan yang bebas mempunyai pengertian bahwa saran serta

rekomendasi yang diberikan merupakan hasil dari audit yang tidak memihak dan

penuh integritas. Fakta yang dilaporkan harus bebas dari sikap setia kawan atau

kewajiban untuk memodifikasi kenyataan dan pengaruh yang seharusnya

(51)

4. Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor

a. Fungsi Internal Auditor

Berdasarkan hasil penelitian pada call center PT. Telkomsel sesuai

dengan struktur organisasi perusahaan yang ada, secara umum fungsi

internal auditor adalah membantu seluruh anggota manajemen dalam

melaksanakan tanggung jawab secara efektif yaitu melalui penilaian,

rekomendasi dan komentar yang objektif mengenai kegiatan yang di

periksa.

b. Kedudukan Internal Auditor

Sesuai dengan struktur organisasi yang ada pada call center PT.

Telkomsel medan maka bagian internal auditor didalam perusahaan

tersebut posisinya berada dibawah Quality Management

Representative (QMR). Dengan demikian internal auditor menerima

instruksi dan juga akan membentuk laporan pertanggung jawaban

atas pelaksanaan pekerjaan kepada Quality Management

Representative (QMR). Dalam hal ini Internal auditor mempunyai

kebebasan terhadap masing – masing bagian yang di auditnya.

Apabila dalam pelaksanaan ada di temukan suatu ketimpangan,

internal auditor tidak diperkenankan mengambil tindakan langsung

(52)

5. Laporan Internal auditor

Laporan internal auditor berisi temuan pemeriksaan (audit findings)

mengenai penyimpangan dan kecurangan yang di temukan, kelemahan struktur

pengendalian intern, beserta saran – saran perbaikannya.

Sebelum mengetahui laporan internal auditor terlebih dahulu di jelaskan

indikator kinerja prosedur laporan. Prosedur ini berlaku sejak dilakukannya

persiapan pelaksanaan kegiatan audit mutu internal sampai dengan sudah

dipastikannya semua hasil dari audit muti internal sudah dalam status closed.

Standar yang berlaku yaitu : ISO 9001 : 2000.

Adapun indikator kinerja prosedur yaitu :

a. Tindak lanjut temuan dari audit internal dilakukan 100% oleh setiap

auditor sesuai target waktu yang telah disepakati.

b. Proposal perbaikan diterima H+7, terhitung setelah pelaksanaan

internal audit

c. Pelaksanaan audit internal harus sesuai dengan program audit yang

telah dibuat dan di jadwalkan oleh QMR.

Prosedur ini menjelaskan proses audit mutu internal untuk memastikan

aktivitas - aktivitas yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu dijalankan

secara efektif dan konsisten serta memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Tahap untuk melakukan audit membutuhkan perhatian dan perencanaan sama

(53)

Rincian Prosedur cara kerja internal auditor dapat dilihat dari bagan dibawah ini :

Sumber : PT Telkomsel, 2006

QMR kepada Auditor & Mgr

Call Center Jadwal Mutu Audit

(54)

Sumber : PT Telkomsel, 2006

Lead Auditor / Auditor Memeriksa action plan Lead Auditor / Auditor Memeriksa / verifikasi

Lead Auditor / Auditor Melakukan proses audit

& mencatat temuan – temuan selama audit Daftar Checlist & Notes

Lead Auditor / Auditor Konfirmasikan temuan audit kepada auditee Daftar Checlist & Notes

(55)

Keterangan :

Catatan 1

a. Audit internal minimal 1 kali setahun untuk 12 bulan mendatang

b. Auditor tidak boleh mengaudit didepartemennya sendiri

c. Audit internal akan diawasi oleh team penilai terdiri dari QMR dan

Lead Assesor yang independent

d. Yang menentukan Lead Auditor dan Auditor adalah QMR

e. Penunjukan Lead Auditor dan Auditor di tetapkan melalui Nota

Dinas yang akan ditandatangani oleh QMR

f. Persyaratan untuk menjadi Lead Auditor dan Auditor adalah :

- Sudah lulus dalam training audit mutu internal

- Sudah bekerja di Telkomsel minimal 1 tahun

Catatan 2

a. Yang menentukan jadwal audit adalah QMR

b. Jadwal audit mutu internal harus ditandatangani oleh QMR

Catatan 3

a. Yang harus dilakukan dalam persiapan pelaksanaan audit adalah

dengan menyiapkan daftar periksa (cheklist) :

- Hasil audit terakhir

- Hasil review dokumen SMM ISO 9001 : 2000 Call Center

(56)

Catatan 4

a. Tujuan dari audit mutu internal

b. Definisi dari major, minor dan observasi

c. Konfirmasi pendamping

d. Konfirmasi jadwal waktu audit

Catatan 5

Rapat penutup meliputi :

- Diskusi hasil ketidaksesuaian

- Persetujuan hasil ketidaksesuaian dan menentukan batas waktu action

plan

- Laporan audit harus ditandatangani oleh Lead Auditor

Catatan 6

Action plan sebagai dasar solusi ketidaksesuaian, harus meliputi :

- Akar masalah

- Tindakan perbaikan

- Tindakan pencegahan

- Batas waktu implementasi

Catatan 7

a. Pemeriksaan / verifikasi hasil tindakan perbaikan / pencegahan

(57)

b. Pemeriksaan / verifikasi hasil tindakan perbaikan / pencegahan hanya

bisa dilakukan oleh Lead Auditor / anggota tim audit (sesuai dengan

Nota Dinas)

Catatan 8

Hasil Audit digunakan sebaga bahan masukkan ke rapat tinjauan

manajemen.

Audit internal yang ingin memastikan bahwa mereka telah sepenuhnya

mempertimbangkan elemen – elemen temuan audit bisa mengandalkan pada suatu

bentuk laporan atau sarana lainnya agar tetap bisa menelusurinya. Laporan

tersebut juga bisa menjadi sarana bagi penyelia audit guna menentukan apakah

semua langkah untuk menghasilkan temuan audit yang di kembangkan dengan

baik telah diambil.

PT. Telkomsel telah menerapkan ruang lingkup penerapan ISO 9001:2000

di call center adalah pelayanan pelanggan di call center. Selanjutnya setelah

dilakukan audit pada call Center PT. Telkomsel Medan dimana scope auditnya

yaitu Customer Care By Online (Caroline), maka ditemukan beberapa perbedaan

penggunaan istilah mengenai caroline officer dibeberapa dokumen perusahaan

istilah yang dimaksud yaitu agent officer. Mengenai formulir yang digunakan

(58)

AUDIT SCHEDULE

SINGLE SERTIFICATION

STANDARD ISO 9001 : 2000

CALL CENTRE …………..…,……….… 200..

Scope Of Audit : Customer Care By Online (Caroline)

Lead Auditor :

Audit Team Member :

Date Time Location Auditor Auditee Proses

Dist. List :

1. GM Custumer Servise ( QMR ) 2. Dokument Control

3. Manager Call Center

4. Manager existing service Proses 5. Servisors

6. Staffs

Authorisation by Lead Auditor

(59)

LAPORAN

Kepada : VP. Customer Service

Dari : Lead Auditor IQA Call Center Lampiran : 1 (satu) budel

1. Sehubungan dengan dilaksanakannya kegiatan Audit Mutu Internal ISO 9001 : 2000 di Call Center…………. Pada tanggal………...., maka dengan ini kami sampaikan beberapa temuan dan rekomendasi yang dihasilkan agar dapat menjadi perhatian bersama.

2. Adapun hasil dari Audit Mutu Internal di Call Center………. adalah sebagai berikut.

No Auditee Hasil Temuan Klausul ISO

9001 : 2000

3. Demikian disampaikan, Atas Perhatian dan Kerjasamanya diucapkan terima kasih

…………,……….,……..

……….. Lead Auditor

(60)

DAFTAR HADIR OPENING DAN CLOSING MEETING INTERNAL QUANTITY AUDIT CALL CENTER TELKOMSEL

CALL CENTER ……..…., ………, …….. 200

No Nama Bagian/unit kerja No. HP Email TTD

(61)

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Fungsi Internal Auditor

Pada Call Center PT. Telkomsel proses audit internal untuk

memastikan aktivitas yang berkaitan dengan manajemen mutu dijalankan

secara efektif dan konsisten serta memenuhi persyaratan yang telah

ditetapkan. Monitoring, menganalisa dan memberikan rekomendasi untuk

perbaikan / peningkatan kualitas dan kuantitas layanan di Call Center

Standar yang belaku untuk audit intenal yaitu ISO 9001:2000. Call center

menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan kepada kebijakan dan

prosedur yang didokumentasikan.

Tindak lanjut temuan audit internal dilakukan 100 % oleh setiap

auditor sesuai target waktu yang telah disepakati, proposal perbaikan

diterima H+7, terhitung setelah pelaksanaan internal audit. Pelaksanaan

Audit Internal harus sesuai dengan program audit yang telah dibuat dan

dijadwalkan oleh QMR (Quality Management Representative). Mengenai

temuan perbedaan istilah bagi caroline officer di beberapa dokumen telah

di seragamkan dan kedudukan internal auditor pada Call Center PT.

Telkomsel telah memadai dan cukup independensinya.

2. Independensi Internal Auditor

Dilema yang dihadapi auditor internal, bisakah auditor internal

memiliki independensi sepenuhnya? Auditor internal yang professional

(62)

memberikan opini yang objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi, dan

melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan

eksekutif atau lembaga. Auditor internal harus bebas dari hambatan dalam

melaksanakan audit dengan professional.

Pada Call Center PT. Telkomsel audit dilakukan minimal 1 kali

setahun untuk 12 bulan mendatang. Auditor tidak boleh mengaudit

departemennya sendiri. Audit internal akan diawasi oleh team penilai yang

terdiri QMR dan Lead Assesor yang independent, yang menentukan Lead

Auditor dan Auditor adalah QMR. Penunjukan Lead Auditor dan auditor

akan ditetapkan melalui nota dinas yang ditandatangani oleh QMR.

Persyaratan menjadi Lead Auditor dan Auditor adalah :

a. Sudah lulus dalam training audit mutu internal

b. Sudah bekerja di Telkomsel minimal 1 tahun

Dalam menjalankan kewajibannya internal auditor telah

memberikan saran bagi perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan

kinerja perusahaan yang sifatnya membangun dan pada pengungkapan

(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab terakhir ini penulis menuliskan untuk menarik suatu kesimpulan

dan saran – saran berdasarkan atas uraian – uraian yang dikemukakan pada bagian

sebelumnya.

Untuk memastikan hasil penerapan dapat dipergunakan untuk keefektifan

pelaksanaan tindakan perbaikan, tindakan pencegahan dan peningkatan

berkesinambungan, maka dilakukan analisa data yang di cantumkan dalam

prosedur - prosedur yang sesuai, khususnya pada prosedur :

1. Pengukuran Kinerja Proses

2. Tinjauan Manajemen (Pengukuran Kepuasan Pelanggan)

Standar yang berlaku pada audit internal adalah ISO 9001:2000. Temuan

mengenai perbedaan istilah terhadap caroline officer di beberapa dokumen saat ini

sudah di seragamkan sebelumnya perbedaan istilah tersebut dapat dilihat dari

beberapa dokumen yang ada di perusahaan. Pencatatan temuan audit disajikan

dalam bentuk laporan, dimana laporan tersebut memberikan acuan untuk

pembahasan, Karena mencakup informasi dan menjelaskan masalah serta

rekomendasi. Laporan tersebut juga menjadi saran bagi penyelia audit guna

menentukan apakah semua langkah yang di perlukan untuk menghasilkan temuan

(64)

Tindak lanjut temuan audit internal dilakukan 100 % oleh setiap auditor sesuai

target waktu yang telah disepakati, proposal perbaikan diterima H+7, terhitung

setelah pelaksanaan internal audit. Audit internal dilakukan minimal 1 kali

setahun untuk 12 bulan mendatang. auditor tidak boleh mengaudit departemennya

sendiri. Dalam hal ini kedudukan internal auditor sangat independent dimana

syarat mutlak yang harus dimiliki oleh internal auditor sudah terpenuhi.

Pemeriksa/verifikasi hasil tindakan perbaikan/pencegahan dilakukan selama 1 hari

dalam sebulan.

Pemeriksaan/verifikasi hasil tindakan/pencegahan hanya bisa dilakukan oleh Lead

Auditor/anggota tim audit (sesuai dengan nota Dinas)

Hasil audit akan digunakan sebagai bahan masukkan ke rapat tinjauan

manajemen. Adapun kesimpulan dan saran adalah sebagai berikut :

1. Internal Audit telah berjalan dengan baik, dimana fungsi internal auditor

telah dilaksanakan sebagaimana mestinya. Demikian pula dengan

independensi internal auditor sebagai alat pengawasan manajemen sudah

cukup baik.

2. Dalam prakteknya PT. Telkomsel telah menindaklanjuti hasil laporan audit

internal auditornya yang mana hal ini telah membuat pelaksanaan operasi

(65)

B. Saran

Fungsi dan independensi internal auditor pada PT. Telkomsel di dalam

pelaksanaannya sudah berjalan dengan baik. Walaupun demikian, Penulis masih

merasa perlu untuk memberikan saran – saran penyempurnaan atau perbaikan

yang akan berguna demi lebih meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang

akan dating sebagai berikut :

1. Perlu di berikan pengertian kepada semua bagian dalam perusahaan,

bahwa fungsi pengawasan intern bukan di tujukan untuk mencari

kesalahan melainkan untuk membantu pimpinan memberikan

informasikan yang terbaru yang berkaitan dengan operasi perusahaan

untuk di jadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan sehingga di

harapkan iklim kerja dapat berjalan dengan harmonis.

2. Berbagai informasi atau temuan yang berkurang penting dapat di

beritahukan secara lisan atau melalui korespondensi informasi.

3. Demi peningkatan kemampuan diri pegawai di bagian Internal Audit,

Sebaiknya diadakan pelatihan – pelatihan agar pegawai dapat lebih

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukirno, 2000. Auditing, Edisi kedua, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jilid I, Jakarta.

Boynton, Johnson, Kell, 2002. Modern Auditing, Edisi ketujuh, Penerbit Erlangga, Jilid I, Jakarta.

Dan Loebbecke K. James, Alvin A. Arens, 2003. Auditing Pendekatan Terpadu, Edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Dan M. Guy, C. Wayne Alderman, Alan J. winters, 2001. Auditing, Edisi kelima, Jilid I , Penerbit Erlangga, Ciracas, Jakarta.

Graham W. Cosserat, 2004. Modern Auditing, Edisi kedua, Penerbit John Wiley and Sons ltd, Newyork.

Michael C. Knapp, 2004. Comtemporary Auditing Real Issues and Cases, Edisi kelima, Penerbit Thomson South Western.

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Satu, Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Cetakan I, Jakarta.

Robert R. Moeller, Herbert Witt, Victor Z. Brink, 2001. Brink’s Modern Internal Auditing, Fifth Edition,. John Wiley & Sons. Inc, Newyork. Sawyer B.Lawrence, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005. Audit

Internal Sawyer, Edisi kelima, Penerbit Salemba Empat, Jilid I, Jakarta.

Tugiman, Hiro, 2001. Standar Profesional Audit Intern, Penerbit Kanisus, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Gambar- gambar yang dilukis ataupun tulisan yang dituangkan pada angkutan becak, agaknya bukan hanya sekedar lukisan atau gambar biasa saja, namun dibaliknya terkandung maksud-maksud

metode untuk menyelesaikan masalah dengan alternatif-alternatif dalam jumlah yang relatif kecil...

Apa yang dicitrakan dalam karya merupakan hakikat daripada realiti kehidupan manusia dalam masyarakatnya dan analisis ini mengaitkan gambaran dalam novel dengan pengaruh

doE bia hq!tu@ di lFDs Gngd4

Hasil penelitian terdapat 5 jenis tumbuhan kantong semar di kawasan Suaka Margasatwa Rawa Singkil Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam, yaitu Nepenthes ampullaria ,

bekerjasama dalam kelompok yang heterogen. Berbeda dengan pembelajaran konvensional dalam pengelompokan siswa tidak heterogen, dan sering kali dibentuk berdasarkan

Validasi dilakukan dengan menggunakan bobot yang dihasilkan dari proses pelatihan pada iterasi tertentu, dimana pada iterasi tersebut akurasi pelatihan

Pada wanita, status janda adalah satu tantangan emosional yang paling berat karena di dunia ini tidak akan ada seorang wanita yang merencanakan jalan hidupnya untuk menjadi