• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor pada PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) Tanjung Morawa Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor pada PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) Tanjung Morawa Medan"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

FUNGSI DAN KEDUDUKAN INTERNAL AUDITOR PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PTPN II)

TANJUNG MORAWA MEDAN

OLEH:

NAMA : RINA AFRINA

NIM : 080522115

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul” Fungsi dan

Kedudukan Internal Auditor pada PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) Tanjung

Morawa Medan adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah

dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi

program Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar

apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima

sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 2010 Yang membuat pernyataan,

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah S.W.T yang telah memberi rahmat dan

hidayah Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Fungsi

dan kedudukan Internal Auditor Pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Medan. Tidak lupa shalawat beriring salam penulis haturkan kepada Junjungan Nabi Besar Rasullah Muhammad S.A.W beserta keluarga dan para sahabat yang diharapkan syafaat Nya di

kemudian hari.

Penulis mendapat bantuan dari banyak pihak, demi sukses dan lancarnya penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara yang telah banyak melakukan pembaharuan dan terobosan di berbagai bidang

hingga memajukan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Drs. Hasan Sakti Siregar, Msi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik, mendorong dan

memajukan mahasiswa/i Departeman Manajemen untuk berjuang dan mempersiapkan

diri demi menyongsong masa depan dan meraih cita-cita.

3. Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

(4)

4. Drs. Syahrul Rambe, MM,Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu,

memotivasi dan memberi perhatian penuh kepada penulis untuk dapat menyelesaikan

skripsi dengan baik dan benar.

5. Drs. Rustam, Msi, Ak dan Drs. Sucipto, MM,Ak selaku penguji yang telah banyak

memberikan masukan berupa saran dan kritik yang membangun demi baiknya skripsi ini.

6. Para dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik

mahasiswa/i dengan penuh dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guna membentuk

mahasiswa/i yang berkarakter sehingga siap untuk menyongsong masa depan.

7. Kepada Pimpinan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjng Morawa Medan (Persero), beserta

seluruh staff dan pegawai atas sumbangsih dan kerjasama yang baik.

8. Kedua orang tua penulis tercinta yakni Rosadi Saelan dan Sri sudi Hastuti yang telah

memberikan motivasi, bimbingan, dan dukungan dalam segala hal.

9. Saudari penulis yakni Dini Indriani yang telah banyak memberi nasehat, motivasi dan

doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10.Para sahabat-sahabatku di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Departemen

Akuntansi ekstension angkatan 2008 yang senantiasa membantu, memotivasi dan

mendoakan penulis agar terus semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman D3 Akuntansi 05, yang telah mendukung, memotivasi, mendoakan penulis

selama pengerjaan Skripsi ini. Terima kasih atas segala perhatian nya.

12.Para karyawan/wati Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Pegawai

Departemen Akuntansi: Bang Khairil dan Kak raya yang telah banyak membantu penulis

(5)

13.Pihak-pihak lainnya yang tidak penulis cantumkan di atas oleh karena itu penulis

memohon maaf. Semoga dengan adanya skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi

semua pihak.

Medan, 2010

Penulis

Rina Afrina

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Efektifitas fungsi dan peranan internal auditor dalam meningkatkan kinerja operasional dan untuk mengetahui apakah internal auditor telah efektif dalam meningkatkan kinerja operasional pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan teknik observasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi dan peran internal auditor pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan sangat efektif meningkatkan kinerja operasional pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.

(7)

ABSTRACT

The Objective of this observation is to describe effectivity of the role of internal auditor to increase the operational performance and also to check whether internal auditor had taken their part to effectively increase the operational performance in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.

Data Collection method can be taken in two methods, i.e Interview Method and Observation Method, whereas data analysis method using is statistic descriptive method, This statistic descriptive method is used to analize data by describing data colectted as it supposed to be without making any general conclusion.

The result of this observation shows that the role of Internal Auditor in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan have effectively increase the operational Performance in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.

(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN. ... i

KATA PENGANTAR. ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

D. Kerangka konseptual... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis... 8

a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing... 8

b. Independensi Internal Audior... 13

c. Fungsi Internal Auditor... 15

d. Kedudukan Internal Auditor dalam struktur organisasi Perusahaan……….. 16

e. Laporan Internal Auditor………... 20

(9)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. ... 26

B. Jenis dan Sumber Data ... 26

C. Tekhnik Pengumpulan Data……. ... 27

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27

E. Tekhnik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN PADA PTPN II (PERSERO) A. Data Penelitian ... 31

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 31

2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 32

3. Kedudukan Auditor Internal dalam Organisasi... 38

4. Fungsi Auditor Internal... 44

5. Laporan Auditor Internal danTindak lanjutnya... 46

B. Analisis dan Hasil Penelitian ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul

Gambar 1. 1 Kerangka Konseptual ... ... 7 Halaman

Gambar 4. 1 Kedudukan SPI pada PTPN II (Persero) Medan...39

(11)

DAFTAR TABEL

No Judul

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ...25 Halaman

Tabel 3. 1 Defisnisi Operasional variabel ...28

Tabel 4. 1 Observasi terhadap efektifitas Internal auditor terhadapKinerja

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

Lampiran ii Lembar Observasi

Lampiran i Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan

Lampiran iii Form Internal Control Questioner

Lampiran iv Form Program audit

Lampiran v Form Laporan temuan audit internal

Lampiran vi Form Program tindak lanjut audit internal

(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Efektifitas fungsi dan peranan internal auditor dalam meningkatkan kinerja operasional dan untuk mengetahui apakah internal auditor telah efektif dalam meningkatkan kinerja operasional pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan teknik observasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi dan peran internal auditor pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan sangat efektif meningkatkan kinerja operasional pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.

(14)

ABSTRACT

The Objective of this observation is to describe effectivity of the role of internal auditor to increase the operational performance and also to check whether internal auditor had taken their part to effectively increase the operational performance in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.

Data Collection method can be taken in two methods, i.e Interview Method and Observation Method, whereas data analysis method using is statistic descriptive method, This statistic descriptive method is used to analize data by describing data colectted as it supposed to be without making any general conclusion.

The result of this observation shows that the role of Internal Auditor in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan have effectively increase the operational Performance in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan pendirian perusahaan adalah untuk mendapatkan laba untuk

mempertahankan hidup (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan pelaksanaan

berbagai kegiatan perusahaan. Biasanya perusahaan-perusahaan yang masih kecil dipimpin

langsung oleh pemiliknya sendiri. Dalam hal ini pemilik perusahaan merangkap semua fungsi

yaitu fungsi pimpinan, pengawas dan juga sebagai pengelola keuangan. Perusahaan yang kecil

tidak memerlukan tenaga-tenaga pimpinan yang professional. Hal ini disebabkan masih

terbatasnya permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut. Pemilik perusahaan yang sekaligus

merupakan pimpinan perusahaan dapat melaksanakan tugasnya dan dibantu oleh beberapa orang

dalam bidang administrasi dn pembukuan.

Pada perusahaan yang lebih besar permasalahan yang dihadapi akan semakin kompleks. Hal

ni mengakibatkan pihak manajemen tidak dapat lagi terlibat secara langsung di dalam setiap

aspek kegiatan perusahaan. Manajemen memerlukan penambahan sumber daya baik dalam segi

kuantitas maupun dalam segi kualitas. Hal ini sangat beralasan karena semakin berkembangnya

suatu perusahaan ruang lingkupnya juga akan semakin luas dan kompleks sehingga pemilik,

pemimpin perusahaan dan karyawan telah terpisah menurut fungsinya masing-masing dan

bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan.

Untuk menjamin agar struktur pengawasan intern yang ada dilaksanakan dengan semestinya,

diperlukan suatu bagian khusus dalam perusahaan yang disebut dengan bagian pemeriksaan

(16)

ada dalam perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan member saran perbaikan kepada

manajemen apabila terjadi kesalahan.

Fungsi lain yang dilaksanakan oleh bagian audit intern adalah melakukan penilaian terhadap

system pengawasan intern yang diciptakan untuk dapat menjamin bahwa data keuangan dapat

dipercaya dan apakah harta kekayaan perusahaan telah diawasi dengan baik. Melihat banyaknya

manfaat yang diberikan oleh bagian audit intern maka bagian ini harus memiliki pegawai yang

berpengetahuan, mempunyai keterampilan akuntansi dan audit yang cukup. Bagian internal audit

ini dipimpin oleh seorang akuntan yang disebut sebagai auditor intern (internal auditor). Salah

satu syarat dari seorang internal auditor adalah telah mengetahui system akuntansi yang baik dan

tugasnya adalah memimpin bagian internal audit untuk mencapai tujuan.

PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa adalah merupakan perusahaan yang bergerak

dibidang Agribisnis perkebunanan dengan mengelola kebun kelapa sawit, karet, kakao,

tembakau, dan tebu serta kegiatan rumah sakit dan fabrikasi fraksionasi. Perusahaan juga

mengembangkan perkebunan kelapa sawit dengan pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dan Kredit

Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA). Sehubungan dengan banyaknya kegiatan tersebut

maka akan sangat memungkinkan terjadinya kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja,

yang bisa berupa penyimpangan ataupun penyelewengan dalam pengawasan internal itu sendiri

baik accounting control ataupun operational control nya maupun pada pelaksanaannya

dilapangan. Dimana hal ini merupakan hal yang sangat sering terjadi pada suatu perusahaan,

adapun penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat berupa tindakan korupsi ataupun

penyelewengan kekuasan yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan baik secara

finansial maupun non-finansial. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat saja terjadi dan

(17)

dalam melakukan pengawasan yang disebabkan ketidakcukupan waktu maupun

ketidakmampuan serta kurangnya kredibilitas manajemen dalam melakukan kegiatan audit serta

kurangnya indepedensi pihak-pihak manajemen yang seharusnya bertugas melakukan

control-control tersebut sehingga diperlukan adanya suatu bagian khusus dalam perusahaan yaitu

internal auditor yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam melakukan audit terhadap

kegiatan-kegiatan perusahaan maupun pengawasannya serta memiliki indepedensi dalam

melakukan kegiatan pemeriksaan atau audit tersebut, yang kemudian dapat melaporkan

hasil-hasil atau temuannya kepada pihak manajemen, yang mana hasil-hasil audit tersebut pada akhirnya

dapat berguna bagi pihak manajemen utuk meningkatkan efektifitas kinerja perusahaan.

Standard kinerja perusahaan salah satunya dapat diukur berdasarkan peningkatan laba atau

rugi perusahaan, semakin baik kinerja keuangannya yang ditunjukkan oleh laba rugi perusahaan

maka dapat dikatakan semakin baik pula kinerja perusahaan tersebut. Berdasarkan laporan

laba/rugi PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) untuk tahun yang berakhir 2007 dan 2008 yang

diterbitkan oleh PTPN II, perusahaan mengalami penurunan laba dari 48.284 milyar untuk tahun

buku 2007 menjadi 21.172 milyar untuk tahun buku 2008 atau berkurang sekitar 27.112 milyar

(56.15%) dimana biaya operasional mengalami penurunan 12.738 milyar (8.609%) yaitu

menurun dari 147.959 miyar tahun 2007 menjadi 135.221 milyar tahun 2008 sehingga dapat

dikatakan kinerja PTPN II pada tahun 2007-2008 kurang sehat dan untuk itu perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut terhadap apa yang terjadi untuk mengetahui apakah internal auditor telah

melaksanakan fungsi dan peranannya dalam menilai kewajaran laba yang diperoleh selama

kurun waktu dua tahun tersebut demi terciptanya efektivitas kinerja perusahaan.

Berdasarkan kenyataan pentingnya fungsi internal auditor dalam menjalankan kegiatan

(18)

ini dengan judul “FUNGSI DAN KEDUDUKAN INTERNAL AUDITOR PADA PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA II TANJUNG MORAWA-MEDAN”. B. Perumusan Masalah

Untuk membahas suatu objek tertentu perlu dirumuskan masalahnya sebagai bahan utama

dibahas dan di analisa sehingga dapat diberikan saran yang bersifat korektif dan konstruktif.

Penulis mencoba merumuskan permasalahan yang timbul dalam perusahaan yaitu: “Apakah

Fungsi dan kedudukan Internal Auditor telah efektif dalam meningkatkan kinerja operasional perusahaan?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan

Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah fungsi dan

peran internal auditor telah efektif dalam meningkatkan kinerja operasional pada PTPN II

Tanjung morawa.

B. Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, sebagai bahan masukan apabila dikemudian hari di minta untuk

menganalisis Internal Auditor pada PTPN II Tanjung Morawa.

2. Bagi perusahaan adalah sebagai bahan masukan atau saran-saran mengenai analisis

Internal Auditor, dimana perusahaan dapat mengaplikasikannya sebagai suatu

perbandingan antara praktek yang telah ditetapkan perusahaan dengan teori-teori yang

berlaku umum.

3. Bagi pihak lain, sebagai bahan masukan bagi penulis lainnya yang akan melakukan

(19)

D. Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2007 : 28) kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan

bagaimana hubungan suatu teori dengn faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam

masalah tertentu.

Pengawasan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjamin efektifitas kinerja

operasional suatu perusahaan untuk menjamin apakah seluruh kegiatan perusahaan sudah

berjalan dengan semestinya dan seefektif mungkin. Ada dua hal atau metode pengawasan intern

yang dijalankan dalam suatu perusahaan yaitu Accounting Control dan Operational Control.

Accounting Control adalah pengawasan yang bertujuan untuk menciptakan keakuratan data

keuangan dan operasi, kefektifan pengawan intern yang meliputi verifikasi atas keberadaan harta

benda perubahan dan meyakinkan bahwa pengamanannya cukup memadai dan pencatatan nya

dlikakukan dengan tepat. Operational Control adalah pengawasan operasi yang dilaksanakan

pada berbagai tingkatan manajemen, objek yang diawasi adalah aktifitas operasi, kebijaksanaan

dan daya guna usaha.

Untuk mencapai tujuan yang efektif bagi perusahaan maka pimpinan membutuhkan suatu

unit yang disebut internal auditor yang berfungsi untuk melakukan kegiatan audit serta

pemeriksaan terhadap kegiatan pengawasan tersebut karena kesalahan-kesalahan dapat terjadi

didalam struktur intern itu sendiri maupun pada pelaksanaan dilapangan. Bagian internal audit

ini merupakan bagian yang terkait dalam satuan pengawasan internal perusahaan guna

mendukung kinerja operasional perusahaan.

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya

serta tinjauan teoritis yang membangun konsep variabel penelitian ini, maka dapat digambarkan

(20)

Gambar 1.1 Kerangka konseptual Sumber : Penulis, 2010

Internal Auditor

Efektifitas Kinerja Operasional

Operasional Control Pengawasan

PTPN II Tanjung Morawa

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing

Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar.

Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

seorang auditor bertindak sebagai pendengar yang kritis terhadap pertanggung jawaban yang

dibacakan oleh penanggung jawab suatu badan usaha. Fungsi ini secara perlahan – lahan

berkembang sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin maju. Audit yang dilakukan baik oleh

internal auditor maupun external auditor sangat berguna untuk menilai dan mengawasi

perkembangan perusahaan.

Audit merupakan tugas utama dari seorang akuntan publik, karena dengan fungsi ini

seorang akuntan publik mempunyai kedudukan khusus memberikan pernyataan pendapat

terhadap kelayakan atau kewajaran laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku

umum.

Sesuai dengan judul skripsi ini, maka pembahasan selanjutnya akan berorientasi pada

bidang auditing. Untuk dapat memahami dan lebih memperjelas pengertian auditing secara baik,

berikut ini pendapat beberapa ahli akuntansi :

Menurut Mulyadi (2002:9) secara umum auditing adalah :

(22)

Agoes (2004:1) memberikan definisi dari auditing sebagai berikut :

Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independent, terhadap laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, beserta catatan – catatan pembukuan dan bukti – bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Definisi lain menurut Arens (2003:1) mengatakan auditing sebagai berikut

Auditing adalah Proses pengumpulan dan pengawasan bahan bukti tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independent untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria – kriteria yang telah di tetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independent dan kompeten.

Dari definisi diatas dapat dikemukakan bahwa ketentuan – ketentuan yang perlu

dipertimbangkan dalam melaksanakan pemeriksaan yang dilakukan yaitu :

1. Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti yang dimaksud dengan bahan bukti disini

adalah segala informasi terukur yang di periksa tersebut memang sesuai dengan kriteria

yang di tetapkan demi tercapainya sasaran dan kegiatan pemeriksaan, diperlukan bukti –

bukti dengan jumlah dan mutu yang memadai.

2. Adanya kesatuan Ekonomi (Economic entity)

Setiap kali dilakukan audit, luas ruang lingkup pertanggung jawaban auditor harus

dinyatakan dengan jelas. Yang terutama harus dilakukan adalah menegaskan satuan

ekonomi yang di maksud periode waktunya.

3. Informasi yang terukur dan kriteria yang telah ditetapkan sebelum pemeriksaan dilakukan

oleh auditor informasi harus sudah tersususn dalam bentuk yang mudah di periksa,

kebenaran dan ketelitiannya, misalnya ketelitian penjumlahan, peekalian, pencatatan

adanya aktiva dan lain – lain.

4. auditor harus independent dan kompeten. Seorang auditor harus berpengetahuan yang

(23)

dengan pasti jumlah faktor – faktor yang di butuhkan agar pada akhir pemeriksaan dia

dapat menarik kesimpulan dengan tepat.

Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan secara obyektif

atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan

apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,

posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

Untuk menjamin kelangsungan aktivitas operasi perusahaan agar dapat berjalan sesuai

dengan rencana, maka di perlukan suatu bagian atau departemen yang khusus untuk melakukan

pemeriksaan. Sistem pengawasan tersebut harus selalu dievaluasi untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas perusahaan. Evaluasi ini memerlukan personil yang cakap dan independen yang

bertanggung jawab dengan pengawasan dalam perusahaan. Fungsi ini di sebut dengan Internal

Auditor. Misi dari internal auditor ini yaitu memberikan informasi yang di perlukan manajer

dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif.

Auditor internal merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas

independen dimana melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya harus di kelola oleh

perusahaan dan fokus pada kejadian – kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol

yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi, Audit internal bertindak sebagai

penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi

kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor memiliki peranan

penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko – risiko

terkait dalam menjalankan usaha. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia

untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua tingkat manajemen. Berikut ini dikutip

(24)

Menurut sawyer (2005 :10) memberikan pengertian sebagai berikut :

Internal auditor adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah : Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima dan diikuti, Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis dan tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk di konsutasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif.

Definisi diatas menunjukan bahwa tujuan internal auditing adalah membantu semua

tingkatan manajemen agar tanggung jawab mereka dapat dilaksanakan dengan fungsi

pemeriksaan harus dinamis yang mempunyai orientasi atau sudut pandang jauh kedepan.

Auditing internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan memperkenalkan

pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan aktivitas

proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan.

Bagian – bagian penting dalam definisi ini adalah sebagai berikut :

1. Internal menunjukan bahwa aktivitas auditing dilaksanakan dalam organisasi. Karyawan

yang sudah ada dalam organisasi itu dapat melakukan aktivitas audit internal, atau

aktivitas itu bisa diserahkan kepada professional lain dari luar organisasi yang melayani

entitas tersebut.

2. Independen dan objektif menjelaskan bahwa pertimbangan auditor akan bernilai bila

bebas dari bias atau penyimpangan.

3. Pendekatan yang sistematis dan berdisiplin menyiratkan bahwa auditor internal

mengikuti standar professional yang mengatur pekerjaan audit internal.

4. Membantu organisasi mencapai tujuannya menunjukan bahwa auditing internal

(25)

diarahkan oleh sasaran serta tujuan organisasi tersebut. Beberapa cara spesifik yang

dilakukan auditor internal untuk menambah nilai mencakup focus pada perbaikan operasi

organisasi serta efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan.

b. Independensi Internal Auditor

Untuk dapat bekerja secara efektif dengan manajemen, maka auditor internal sangat di

tentukan oleh kebebasan dalam melakukan pemeriksaan, kebebasan yang dimaksud dalam hal ini

adalah dalam arti dapat memasuki kesetiap jenjang manajemen yang sedang diperiksa. Banyak

organisasi audit internal bisa mendapatkan kebebasan yang di perlukan untuk melaksanakan

audit internal secara independent dan objektif.

Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi untuk memenuhi

kewajiban profesionalnya yaitu memberikan opini yang objektif, tidak bias, tidak dibatasi, dan

melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga.

Auditor internal harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan auditnya. Bisakah auditor

internal memiliki independensi sepenuhnya? Mungkin tidak, atau malah tidak perlu. Tetapi,

sehubungan masalah yang diaudit, auditor intenal harus diberikan independensi yang memadai

untuk mencapai objektivitas, baik dalam kenyataan maupun persepsi.

Menurut sawyer (2005:35) indikator independensi professional adalah :

1. Independensi dalam Program Audit

a. Bebas dari intervensi manajerial atas program audit. b. Bebas dari segala intervensi atas prosedur audit.

c. Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang di syaratkan untuk sebuat proses audit.

2. Independensi dalam Verifikasi

a. Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan.

b. Mendapatkan kerjasama yang aktif dari karyawan manajemen selama verifikasi audit.

(26)

d. Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit. 3. Independensi dalam Pelaporan

a. Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikansi dari fakta – fakta yang dilaporkan.

b. Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal – hal yang signifikan dalam laporan audit.

c. Menghindari penggunaan kata – kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi dalam interpretasi auditor.

d. Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal.

c. Fungsi Internal Auditor

Secara umum fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi atau

menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan yang telah diterapkan dalam

perusahaan

Menurut Mulyadi (2002:211) menyebutkan fungsi internal auditor sebagai berikut :

1. Fungsi internal auditor adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur – unsur pengendalian intern yang lain.

2. Fungsi internal auditor merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, untuk membentuk jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar – komentar penting terhadap kegiatan manajemen, internal auditor menyediakan jasa tersebut. Internal auditor berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan sehingga tidak hanya terbatas atas catatan akuntansi.

Demikianlah secara terperinci telah dijelaskan mengenai fungsi – fungsi dari bagian

internal auditor. Pada dasarnya fungsi yang diuraikan diatas mempunyai tujuan yang sama yaitu

mengusahakan tercapainya system pengawasan yang baik dalam perusahaan, untuk dapat

melaksanakan fungsinya dengan baik internal auditor harus memiliki pengetahuan dan keahlian

tertentu dan disertai dengan pengalaman yang cukup serta dorongan dari manajemen tertinggi

sangat dibutuhkan bagi keberhasilan misi pemeriksaan intern.

(27)

Internal auditor adalah auditor yang bekerja dalan perusahaan (perusahaan Negara

maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan

prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya

penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan

organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian

organisasi.

Berhasil tidaknya tugas internal auditor dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh

kedudukannya dalam struktur organisasi perusahaan. Internal auditor hendaknya di tempatkan

sedemikian rupa sehingga memungkinkannya untuk melaksanakan wewenang dan tanggung

jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya.

Ada beberapa syarat yang diberikan agar internal auditor dapat bekerja secara efektif dan

bebas, yaitu :

1. Manajemen dan dewan komisaris harus memberikan dukungan yang kuat kepada internal

auditor.

2. Kepala bagian internal auditing harus bertanggung jawab kepada pejabat yang lebih

tinggi dan wewenangnya untuk memastikan luas pemeriksaan yang dicakup untuk

mengambil tindakan segera sesuai dengan laporan hasil pemeriksaan.

3. Fungsi dan tanggung jawab internal auditing harus jelas dituangkan dalam bentuk tertulis

dan dalam dokumen yang resmi yang telah disetujui oleh dewan komisaris.

4. Kepala bagian internal auditing harus berhubungan langsung dengan komisaris atau

dewan komisi khusus yang independen dan direktur. Ia harus menyerahkan laporan

secara periodik kepada dewan komisaris untuk temuan – temuan yang dianggap penting

(28)

Menurut Hartanto (2002:194-195) ada empat alternatif kedudukan internal auditor dalam

struktur organisasi yaitu :

1. Bagian internal audit berada dibawah Direktur Keuangan (sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan). Pada posisi ini keuntungannya adalah laporan yang diberikan internal auditor dapat segera di pelajari dan ditanggapi. Kelemahannya dalam posisi ini, fungsi internal auditor hanya ditekankan pada pengendalian atas ruang lingkup bagian keuangan saja jika dikaitkan dengan independensi, maka tingkat kebebasan internal auditor kecil dan sempit.

Gambar Internal Audit dibawah Dewan Komisaris Sumber Daryanto (2000:36)

2. Bagian internal audit merupakan Staff Direktur Utama bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

(29)

Gambar Internal Audit dibawah Dewan Komisaris Sumber Daryanto (2000:36)

3. Bagian internal audit merupakan Staff dari dewan komisaris.

Pada posisi ini memberikan keuntungan tingkat independensi yang tinggi sekali, karena internal auditor dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahannya adalah para dewan komisaris tidak setiap saat dapat ditemui dan mereka juga kurang menguasai masalah operasi sehari – hari sehingga tidak cepat mengambil tindakan atau saran – saran yang diragukan oleh internal auditor untuk pencegahan perbaikan.

(30)

Dari ketiga alternatif akan menimbulkan suatu pertanyaan yaitu manakah alternatif

kedudukan internal auditor yang baik. Hal ini tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Jika

perusahaan menekankan pada pentingnya peranan bagian pemeriksaan intern sebagai alat untuk

memonitor performance manajemen dalam mengelola kegiata serta sumber – sumber secara

efektif dan efisien, maka alternative penempatan bagian pemeriksaan intern sebagai staff

komisaris yang paling tepat. Maka yang paling ideal adalah bagian pemeriksa intern menerima

perintah penugasan dari pimpinan tertinggi, yaitu Direktur Utama dan hasil laporan periksaan

diserahkan untuk dianalisa Direktur Keuangan, dan hasil pengamatannya di serahkan kepada

Direktur Utama untuk diambil langkah – langkah selanjutnya.

e. Laporan Internal Auditor

Ruang lingkup pekerjaan dan cara kerja internal auditor

Ruang lingkup internal auditor mencakup pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan dan

efektivitas sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan

tanggung jawab yang diberikan. Lingkup keahlian internal auditor mencakup masalah – masalah

yang dihadapi manajemen yaitu :

1. Mengawasi kegiatan – kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak.

Setiap tahun kepala eksekutif audit (chief audit executive-CAE) menyiapkan rencana

jadwal audit khusus untuk aktivitas yang diawasi.

2. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko.

Auditor internal memperkuat persepsi mengenai manajemen risiko dan meningkatkan

upaya mereka untuk meyakinkan manajemen bahwa semua jenis risiko organisasi telah

dievaluasi dan di perhatikan dengan layak.

(31)

Manajer senior biasanya membuat keputusan berdasarkan laporan yang mereka terima,

bukan berdasaran pengetahuan mereka sendiri. Laporan yang akurat dan tepat waktu

lebih mungkin menghasilkan keputusan yang bermakna.

4. Membantu manajemen pada bidang – bidang teknis.

Teknologi memiliki dampak yang sangat besar terhadap apa dan bagaimana audit

dilakukan.

5. Membantu proses pengambilan keputusan.

Manajer bukanlah auditor internal, yang membuat keputusan operasional. Namun auditor

internal dapat menyediakan atau memvalidasi data sebagai dasar pengambilan keputusan.

6. Menganalisa masa depan – bukan hanya masa lalu.

Banyak auditor internal modern mengakuai bahwa audit untuk masa kini dan masa depan

lebih bernilai dibandingkan audit untuk masa lalu.

7. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan.

Manajer menghadapi masalah pada aktivitas yang tidak dapat dikendalikannya. Auditor

internal umumnya menemukan masalah tersebut dan menyarankan perbaikan.

Laporan internal auditor

Hasil akhir dari pekerjaan Internal Auditor adalah laporan hasil pemeriksaan. Laporan ini

memuat hal – hal yang menjadi objek pemeriksaan, temuan – temuan selama pemeriksaan serta

saran – saran perbaikan. Hasil pemeriksaan harus dibuat secara tertulis dan ditujukan kepada

pimpinan teringgi, serta laporan tersebut harus memuat rekomendasi mengenai perbaikan

kelemahan yang ditemui.

Faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan Internal Auditor adalah

(32)

Ketepatan waktu penyelesaian dan penyampaian laporan haruslah diperhatikan untuk

dapat mengambil suatu tindakan yang segera. Laporan yang terlambat disampaikan oleh

internal auditor kepada pimpinan mengakibatkan laporan tersebut kehilangan nilainya.

2. Ketelitian

Laporan dapar dikatakan teliti atau cermat apabila setiap pernyataan, angka dan referensi

harus didasarkan bukti – bukti yang kuat dan diperoleh selama pemeriksaan. Oleh sebab

itu apapun yang dikemukakan didalam laporan harus cukup bukti pendukungnya.

3. Jelas, Ringkas dan lengkap

Laporan dikatakan jelas, apabila laporan tersebut mengemukakan pokok – pokok pikiran

yang sistematis. Supaya dapat mengemukakan dengan jelas haruslah terlebih dahulu

memahami masalah yang akan dilaporkan, menggunakan bahasa yang tepat, dan gagasan

– gagasan yang disajikan dengan urutan yang baik. Laporan haruslah ringkas bukanlah

berarti menghilangkan bagian – bagian yang relevan dan material sehingga gagasan

menjadi kabur. Ringkas berarti membuang hal – hal yang tidak berguna atau berlebih –

lebihan. Laporan dikatakan lengkap, apabila laporan dapat memberikan gambaran yang

sebenarnya secara objektif tidak ada sesuatu yang disembunyikan atau tidak di

ungkapkan dalam laporan.

f. Monitoring Tindak Lanjut atas Laporan Internal Audit

Tindak lanjut adalah Tindakan yang dilaksanakan objek pemeriksa berdasarkan

rekomendasi yang diajukan pemeriksa sehubungan dengan tindak lanjut, umumnya diperlukan

adanya temuan yang mengharuskan pimpinan objek pemeriksa mengajukan pernyataan tertulis

(33)

Menurut Tugiman (2001:75) “Pemeriksaan internal auditor harus meninjau dan

melakukan tindak lanjut (follow up) untuk mengetahui temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat.”

Kelemahan yang dilaporkan, dianggap valid oleh manajemen, jelas telah menggambarkan

risiko bagi perusahaan. Kondisi ini tetap menjadi risiko hingga selesai diperbaiki. Kegagalan

untuk mengawasi risiko tersebut hingga dikoreksi, atau hingga manajemen senior atau dewan

telah menyatakan bahwa mereka menanggung risiko tersebut, harus dianggap sebagai tanggung

jawab audit yang tidak dilaksanakan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan replikasi daru beberapa penelitian terdahulu. Namun penelitian

ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Perbedaan tersebut terdapat pada metode

analisis yang digunakan. Pada penelitian terdahulu menggunakan metode analisis deskriptif,

hasil yang diperoleh merupakan kesimpulan yang bersifat relatif. Sedangkan pada penelitian ini

digunakan metode analisis statistik deskriptif dimana hasil yang diperoleh menjadi lebih jelas

(34)

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

Deskriptif Peranan Auditor Internal dalam perusahaan sudah efektif dan sangat bermanfaat dalam memelihara system manajemen mutu pada perusahaan. Kedudukan internal auditor berada dibawa Principal Director sehingga penilaian terhadap personal akan dilakukan dengan objektif dan independen.

Deskriptif Dalam hal ini SPI telah melakukan audit secara efektif. Hal ini dapat terlihat dari temuan-temuan yang diperoleh SPI pada saat melakukan audit dan masukan-masukan serta saran-saran yang

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan berupa studi statistik deskriptif yaitu suatu metode dimana

data yang dikumpulkan, disusun, diinterprestasikan, dianalisa dan diklarifikasikan data sesuai

dengan kejadian yang sebenarnya dalam kurun waktu tertentu dan secara langsung mendatangi

objek penelitian yaitu PTPN II Tanjung Morawa dan penelitian ini dimulai bulan Juni –

November 2010.

B. Jenis dan sumber Data

Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah jenis data kualitatif dan data kuantitatif yang

bersumber dari data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Adalah data yang belum diolah yang di peroleh langsung dari objek penelitian

dalam hal ini data terkait yang di peroleh dari hasil wawancara dan observasi

terhadap perusahaan.

2. Data sekunder

Adalah data yang dikumpulkan melalui catatan dan dokumen resmi perusahaan

diantaranya seperti: struktur organisasi perusahaan, tugas dan fungsi setiap bagian

dalam struktur organisasi, dan data yang tersedia lainnya yang terkait dengan

(36)

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun pada penelitian di PTPN II Tanjung Morawa, penulis menggunakan teknik

pengumpulan data yaitu :

1. Teknik wawancara

Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait

dengan objek penelitian.

1. Teknik Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen – dokumen internal perusahaan

yang terkait dengan lingkup penelitian ini.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional merupakan penjelasan-penjelasan variable yang telah dipilih. Untuk

mengukur variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang

terdiri dari 4 jawaban yang merentang dari “sangat efektif” sampaidengan “tidak efektif”dimana

setiappilihan jawaban diberikan bobot nilai pernyataan sebagai berikut:

Sangat efektif = 4

Efektif = 3

Kurang efektif = 2

(37)

Tabel 3.1

E. Teknik Analisis Data

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode statistik deskriptif. Menurut

Sugiyono (2003:142) metode statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagai mana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau

generalisasi.

Variabel Definisi Variabel Indikator Alat

Ukur 1.Independensi Ketidak terikatan atau

kebebasan auditor dari dan terhadap auditee baik secara tekhnis maupun non tekhnis dalam melakukan pemeriksaan.

1. Kesesuaian dengan standard profesi

2. Pengetahuan dan kecakapan. 3. Hubungan antar manusiadan

(38)

Untuk mengukur variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

lembar observasi yang terdiri dari empat jawaban yang merentang dari “sangat baik sampai

tidak baik” dan setiap jawaban diberi bobot nilai untuk pertanyaan positif sebagai berikut :

1.Sangat Efektif = 4

2.Efektif = 3

3.Kurang efekif = 2

4.Tidak efektif = 1

Statistik deskriptif yang penulis gunakan adalah menghitung nilai rata-rata mean dengan

rumus

X=

m N

Dimana : X = nilai rata-rata (mean)

= tanda penjumlahan yang konvensional digunakan dimana-mana

m = ukuran-ukuran atau besarnya setiap item atau setiap kasus

(39)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)

A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan

Akta Notaris Harun Kamil, SH No.35. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman

dengan surat keputusan No. C2-8330.HT.01.01. Pendirian perusahaan merupakan hasil

peleburan PT.Perkebunan II (Persero) dan PT. Perkebunan IX (Persero) berdasarkan peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 7 tahun 1996, kemudian diperbaharui dengan Akte Notaris

Sri Rahayu Prasetyo, SH. No. 7 tanggal 08 Oktober 2002.

Perusahaan berkantor pusat di Tanjung Morawa, Kabupaten DeliSerdang,Provinsi

Sumatera Utara. PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) memiliki 32 unit kebun yang mengelola

budidaya Kelapa Sawit, Karet, Kakao, Tembakau dan Tebu, termasuk didalamnya 8 unit Pabrik

Kelapa Sawit (PKS), 2 unit Pabrik Gula (PG), 1 unit Pabrik Fraksionasi (PFS), 1 unit Pabrik

Lateks Pekat, 2 unit Pabrik Crumb Rubber, 3 unit Pabrik RSS, 4 unit Pabrik Kakao, 4 unit

Rumah Sakit (RS), 1 unit Bengkel Pusat (BP), 1 unit BAlai Penelitian Tembakau Deli (BPTD),

dan 1 unit Risbang (Riset dan Pengembangan Tebu).

Semua Kebun / Unit Usaha tersebut dikelompokkan menjadi 6 (enam) Distrik Unit Usaha

(DUU) dan 1 (satu) unit Kebun Pengembangan, adapun pengelompokkan Distrik Unit Usaha

(DUU) adalah sebagai berikut: Distrik Tanaman Tahunan Rayon Utara, Distrik Tanaman

Tahunan Rayon Tengah, Distrik Tanaman Tahunan Rayon Selatan, Distrik Tanaman Tebu,

(40)

Pengembangan adalah : Kebun Arso dan Prafi didaerah Papua. Masing-masing Distrik Unit

Usaha (DUU) dipimpin oleh 1 (satu) orang Manajer sementara Kebun Pengembangan dipimpin

oleh masing-masing Manejer Kebun.

Perseroan ini bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program

pemerintah dibidang ekonomi dan pembanguna nasioanal umumnya, khususnya di sector

pertanian dalam arti seluas-luasnya.

Untuk tujuan tersebut perseroan menjalankan usaha meliputi sebagai berikut :

1. pengusahaan budidaya hutan tanamana perkebunan.

2. produksi barang setengah jadi atau barang jadi.

3. perdagangan atau pemasaran hasil produksi.

4. pengembangan usaha bidang perkebunan, agrowisata dan agrobisnis.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Sesuai dengan surat keputusan Menteri Pendayagunaan BUMN RI

No.KEP-057/M-PBUMN/1998 tanggal 28 September 1998, susunan direksi dapat dilihat sebagai berikut:

1. Direktur Utama

Direktur Utama bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan

Komisaris.

2. Direktur Produksi

Direktur Produksi bertanggung jawab kepada Diektur Utama, kepada Rapat Umum

Pemegang Saham dan Dewan Komisarus, yang mengeloala bidang tanaman, produksi, teknik

dan teknologo, pengelolaan dan sarana lainnya yang berkaitan dengan fungsinya.

(41)

Direktur Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Utama, kepada Rapat Umum

Pemegang Saham dan Dewan Komisaris yang mengelola bidang akuntansi dan keuangan.

4. Direktur Pemasaran

Direktur Pemasaran bertanggung jawab kepada Direktur Utama, kepda Rapat Umum

Pemegang Saham dan Dewan Komisaris yang mengeloala bidang pemasaran dan pengadaan.

5. Direktur Sumber Daya Manusia / Umum

Direktur Sumber Daya MAnusia / Umum bertanggung jawab kepada Direktur Utama,

kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisaris, yang mengelola bidang

personalia, pengembangan sumber daya manusia, bidang umum, secretariat dan rumah sakit,

masalah hubungan antar kerja, sosial umum, keamanan dan kesehatan. Sesuai dengan surat

Keputusan Direksi PTPN II No.II.0/Kpts/R.02/1998 tanggal 9 juni 1998 dan diperbaharui dengan

surat No.II.0/Kpts/r/05/2001 tanggal 2 Juli 2001 ditetapkan susunan kepala bagian sebagai

berikut :

1. Bagian Sekretariat

Bagian Sekretariat berfungsi sebagai pambantu Direksi dibidang yang berhubungan

pengelolaan keskretariatan perusahaan hubungan masyarakat, rumah tangga kantor

direksi, bertanggung jawab kepada Direktur SDM/Umum.

2. Bagian Satuan Pengawasan Intern

Bagian Satuan Pengawasan Intern bertugas membantu direksi melaksanakan dan

bertanggung jawab atas kelancaran tugas pekerjaan dibidang pengawasan intern

berdasarkan norma pemerikasaan dan pedoman pemeriksaan umum, keuanagn

operasional serts kebijakan pengawasan, bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

(42)

Bagian Pengakajian dan Pengembangan berfungsi me,mbantu direksi dalam

melaksanakan tugas dn kebijakan yang telah digariskan oleh direksi. Melaksanakan

perncanaan, pengorganisasian, pengendalian, pengawasan serta melakukan pengkajian

dan pengembangan seluruh sumber daya perusahaan, bertanggung jawab kepada

SDm/Umum.

4. Bagian Tanaman Tahunan

Bagian Tanaman Tahunan berfungsi membantu direksi dalam melaksanakan fungsi

perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian serta pengawasan yang

menyagkut pekerjaan-pekerjaan dibidang tanaman tahunan, bertanggun jawab kepada

direktur produksi.

5. Bagian Tanaman Semusim

BAgian Tanaman Semusim berfungsi membantu direksi dalam melaksanakan fungsi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian serta pengawasan yang

menyangkut pekerjaan-pekerjaan dibidang tanaman tahunan, bertanggung jawab kepada

direktur produksi.

6. Bagian Teknik

Bagian Teknik bertugas membantu direksi dalam melaksanakan fungsi perencanaan,

pengirganisasian, pengendalian dan pengawasan dibidang teknik, bertanggung jawab

kepada direktur produksi.

7. Bagian Pengolahan

Bagian Pengolahan berfungsi membantu direksi melaksanakan fungsi perencanaan,

(43)

administrasi, teknik serta melaksanakan fungsi manajemen dalam meningkatkan system

mutu produksi, bertanggung jawab kepada direktur produksi.

8. Bagian Pengendalian Mutu dan Lingkungan

Bagian PML berfungsi membantu direksi melaksankan fungsi-fungsi manajemen dalam

melaksanakan system dan prosedur yang dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu

hasil produksi dan kinerja lingkungan, bertanggung jawab kepada direktur produksi.

9. Bagian Keuangan

Bagian Keuangan berfungsi membantu direksi untuk menjalankan kebijakan Direksi serta

melaksankan fungsi-fungsi manajemen dalam bidang keuangan, perpajakan dan asuransi

asset perusahaan serta penyusunan rencanakerja dan anggaran perusahaan, bertanggung

jawab kepada direktur keuangan.

10. Bagian Akuntansi

Bagian Akuntansi berfungsi membantu direksi untuk menjalankan kebijakan direksi

dibidang akuntansi serta melaksankan fungsi analisa hasil usaha, memberiakn data

masukan pada direksi mengenai permasalahan akuntansi, bertanggung jawab kepada

direktur keuangan.

11. Bagian Pengadaan Barang

Bagian Pengadaan berfungsi membantu direksimelaksankan fungsiperncanaan,

pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan dibidang pengadaan, bertanggung

jawab kepada direktur pemasaran.

(44)

Bagian Pemasaran berfungsi membantu direksi melaksanakan fungsi perencanaan,

pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan dibidang pemasaran, bertanggung

jawab kepda direktur pemasaran.

13. Bagian Personalia

Bagian Personalia berfungsi membantu direksi melaksankan fungsi-fungsi manajemen

yang mencakupkeiatan administrasi karyawan, pensiun karyawan dan penyelenggaraan

pemenuhan sosial dan kesejahteraan serta hubungan antar kerja, bertanggunh jawab

kepada Direktur SDM/Umum.

14. Bagian Pengembangan SDM

Bagian Pengembangan berfungsi membantu direksi melaksankan fungsi-fungsi

manajemen dalam pengembangan sumber daya manusia yang mencakup kegiatan

pendidikan dan latihan keselamatan dan kesehatan kerja dan pelayanan kesehatan,

bertanggung jawab kepada Direktur SDM/ Umum.

15. Bagian Umum

Bagian Umum berfungsi membantu direksi melaksankan fungsi perencanaan,

pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan dibidang sosial ekonomi, kesejahteraan,

bina mental, hokum dan agrarian, bertanggung jawab kepada Direktur SDM/Umum.

16. Bagian pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi

Bagian PUKK berfungsi membantu direksi untuk melaksankan fungsi-fungsi manajemen

dalam merencanakan, mengawasi penyaluran bantuan dan pembinaan terhadap

pengusaha kecil dan koperasi, bertanggung jawab kepada Direktur SDM/Umum.

(45)

3. Kedudukan Auditor Intern dalam Organisasi

Dari struktur organisasi PT. Perkebuanan Nusantara II (terlampir) dapat dilihat bahwa

kedudukan internal auditor (bagian internal audit) pada PTPN II dilaksanakan oleh Satuan

Pengawasan Intern yang memiliki kedudukan langsung dibawah direktur utama. Dengan

kedudukan seperti ini Satuan Pengawasan Intern mempunyai kebebasan (independensi) yang

cukup besar terhadap pelaksanaan pemeriksaan dalam perusahaan. Dalam melaksanakan

tugasnya Satuan Pengawasan Intern mendapatkan instruksi langsung dari direktur utama dan

menyampaikan laporannya kepada direktur utama.

Gambar 4.1 Kedudukan SPI pada PTPN II (Persero) Medan Sumber : PTPN II (Persero) Medan

Satuan pengawasan intern dipimpin oleh seorang kepala biro yang diangkat langsung

oleh direktur utama. Sedangkan pegawai-pegawainya disusun dan diajukan oleh kepala biro

untuk disahkan oleh direktur utama dan kegiatannya diatur dan dilaksankan berdasarkan uraian –

uraian tugas (job description) serta perintah yang telah ditetapkan oleh direktur utama.

Dengan posisi yang demikian satuan pengawasan intern merupakan staf direktur utama

yang menjalankan tugas pengawasan dan pemeriksaan dalam arti dia memiliki wewenang untuk : RUPS

Dewan Komisaris

Satuan Pengawasan Intern

Direktur Utama

(46)

1. Melaksankan pengawasan dan pemeriksaan.

2. Memberikan saran dan rekomendasi kepada direktur utama atas hasil pemeriksaannya.

Apabila dalam pelaksanaan pemeriksaan ditemukan sesuatu hal yang merupakan

ketimpangan, satuan pengawasan intern tidak diperkenankan mengambil tindakan langsung pada

satuan administrasi yang diperiksanya. Satuan pengawasan intern hanya menyampaikan laporan

hasil pemeriksaannya kepada direktur utama, kemudian memberikan rekomendasi dan saran

tindakan preventif maupun represif terhadap semua bentuk penyimpangan kepada pejabat yang

berwenang dan juga kepda direktur utama. Satuan pengawasan intern tidak mempunyai

kewenangan menjalankan fungsi eksekutif dalm hal decision making (pengambilan keputusan)

karena eksekutiflah yang dapat mengambil tindakan itu.

Dalam posisi seperti ini suatu pengawasan intern dapat bergerak dengan bebas

melakukanpemeriksaan terhadap masing-masing satuan administrasi tanpa ada kekhawatiran

ataupun tekanan dari pihak atau satuan administrasi yang diperiksanya. Sepanjang kebebasan itu

menyangkut tugas pemerikasaan. Sekalipun kedudukan satuan pengawasan intern sama dengan

satuan administrasi yang lain yaitu sama-sama berada dibawah direktur utama, ia dapat bekerja

dengan bebas karena bagian audit intern terlepas dari tugas-tugas operasional perusahaan

sehingga dengan sendirinya ia tidak akan melakukan suatu kegiatan sebagaimana delakukan oleh

satuan administrasi yang akan diperiksanya.

Unit organisasi yang diperiksa oleh internal auditor wajib memberikan dukungan

sepenuhnya atas kelancaran pelaksanaan audit yang dilakukannya. Dukungan itu berupa

penyediaan data dan informasi yang berhubungan dengan unit pemeriksaan dan kebebasan untuk

(47)

Untuk mendukung agar hsil pemeriksaan cukup objektif, satuan pengawasan intern

telahmemiliki struktur organisasi yang dilengkapi dengan uraian fungsi dan tugas serta pedoman

untuk membuat laporan.

Struktur organisasi satuan pengawasan intern dapat dilihat seperti bagan berikut ini :

Gambar 4.2 Struktur Satuan Pengawasan Intern Sumber : PTPN II (Persero) Medan

Dari bagan organisasi tersebut dapat dilihat bahwa satuan pengawasan intern dipimpin

oleh seorang kepala biro Satuan Pengawasan Intern, dan satuan pengawasan intern ini dibagi atas

empat urusan, yaitu:

1. Urusan pengawasan bidang tanaman

2. Urusan pengawasan bidang teknik

3. Urusan pengawasan bidang pengolahan

4. Urusan pengawasan administrasi umum dan keuangan

KEPALA BIRO SPI

Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Staff Staff

(48)

Seperti telah disebutkan bahwa satuan pengawasan intern dipimpin oleh kepala biro. Sesuai

dengan surat instruksi direktur utama telah ditetapkan mengenai tugas, kewajiban, wewenang

serta tanggung jawab satuan pengawasan intern untuk melaksanakan tugas dan kewajiban direksi

yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan terhadap pekerjaan dan persoalan

yang berhubungan dengan pengawasan biaya, analisa, pengawasan intern dan pengawasan fisik.

Uraian dan pembagian tugas kepala Satuan Pengawasan Intern adalah sebagai berikut :

1. Merencanakan dan merumuskan kebijaksanaan maupun program mengenai

masalah-masalah yang berhubungan dengan pemeriksaan dan pengawasan.

2. Melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan baik fisik, financial maupun administrasi

dan penghematan harta kekayaan perusahaan.

3. Membuat analisa dan evaluasi dari kebijaksanaan yang telah ditempuh.

4. Mengamati dan mengendalikan pelaksanaan kebijksanaan direksi yang telah digariskan.

5. Mengevaluasi dan menyusun rencana-rencana perbaikan untuk meningkatkan daya guna

perusahaan.

6. Membuat norma-norma dari seluruh kegiatan perusahaan.

7. Mengkoordinir pembuatan data dan laporan-laporan terhadappihak luar dan laporan

dewan komisaris.

Selanjutnya masing – masing urusan dalam satuan pengawasan intern juga mempunyai tugas,

yang secara umum disebutkan di bawah ini :

1. melaksanakan tugas – tugas yang dibeikan oleh kepala satuan pengawasan intern.

2. membantu kepala satuan mengkoordinasi tugas – tugas bidang teknis dan teknologi,

(49)

3. memeriksa dan mengevaluasi efektivitas pengawasan bagian – bagian atau unit dalam

bidang tugasnya, baik pelaksanaanya maupun kelengkapannya.

4. memeriksa dan menganalisa laporan terhadap norma atau anggaran yang telah ditetapkan.

5. membuat program audit, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

6. memeriksa kertas kerja audit.

7. mengkoordinasi tugas – tugas audit.

8. membantu mempersiakan laporan hasil pemeriksaan.

9. membantu menyiapkan rekomendasi untuk tindakan – tindakan perbaikan.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kedudukan auditor intern didalam perusahaan

mempunyai pengaruh dalam kebebasannya melakukan pemeriksaan saja, tetapi perlu adanya

keahlian yang memadai dan pengalaman yang cukup bagi auditor intern agar dapat membantu

pimpinan perusahaan didalam mengambil keputusan.

Pendayagunaan personil yang ada dalam unit audit intern akan mempunyai hasil bila

senantiasa dilakukan peningkatan didalam suatu pemeriksaan yang dilaksankan yaitu dengan

mempebaiki mutu dan kemampuan auditor intern sendiri melalui pendidikan tambahan yang

diberikan dan latihan – latihan yang dapat meningkatkan kecakapan dalam pemeriksaan.

4. Fungsi Auditor Intern

Di dalam uraian sebelumnya telah diungkapkan bahwa yang melaksanakan fungsi inernal

audit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa adalah satuan pengawasan intern.

Bagian ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi usaha yang telah digariskan

perusahaan.

Adapun tujuan dari dibentuknya satuan pengawasan intern adalah untuk membantu

(50)

dengan masalah – masalah keuangan, pembelian, pembukuan, proyek, produksi jasa dan umum

serta pengawasan pelaksanaan yang mencakup perencanaan dan koordinasi agar tercapai

efisiensi dalam perusahaan secara menyeluruh.

Pada dasarnya satuan pengawaan intern tidak bertanggung jawab secara langsung

terhadap kelemahan yang ada di perusahaan. Satuan pengawaan intern hanya berkewajiban

melakukan pemeriksaan dan selanjutnya hasil pemeriksaan inilah yang dipakai oleh direktur

utama untuk melakukan tindakan perbaikan. Tegasnya pelaksanaan operasi secara tepat dan

cermat adalah tanggung jawab langsung manajemen sedngkan kewajibansatuan pengawasan

intern hanyalah menilai keampuhanpengawasan uang dilakukan oleh manajemen pada semua

kegiatan dan melaporkan temuan – temuan yang menghambat operasi perusahaan.

Ruang lingkup pemeriksaan, tidak terbatas pada bidang akuntansi dan catatan keuangan

saja. Adapun ruang lingkup pemeriksaan tersebut adlah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan atas keuangan dan ketaatan pada peraturan peundang-undangan. Dlam hal

ni pemeriksaan mencakup pemeriksaan transaksi, perkiraan, kegiatan, fungsi dan

pertanggungjawaban keuangan bagian atau perusahaan sesuai dengan ruang lingkup

pemeriksaan yang ditentukan dalam penugasan pemeriksaan.

b. Penilaian tentang daya guna dan kehematan dalam penggunaan sarana yang tersedia.

Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah perusahaan, bagian atau kegiatan yang

diperiksa telah mengelola atau menggunakan sumber daya seperti uang, peralatan,

barang, sumber daya manusia dan sebagainya yang tersedia secara berdaya guna dan

berhasil guna. Dalam menilai daya guna dan kehematan, auditor harus memperhatikan

(51)

sepenuhnya untuk memelihara sumber daya guna membatasi pengeluaran ampai pada

tingkat yang minimal.

c. Penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang direncanakan dari suatu kegiatan atau

program. Penilaian meliputi penyelidikan apakah hasil atau manfaat yang dicapai sampai

saat pemeriksaan program atau kegiatan yang ditetapkan telah dilaksanakan secara

berhasil guna.

5. laporan Auditor Intern dan Tindak Lanjutnya

Satuan pengawasan intern membuat laporan hasil kerjanya untuk

mempertanggungjawabkan hasil kerjanya. Dalam melakukan tugas ini, satuan pengawasan intern

mempunyai kelengakpanpemeriksaan seperti :

1. Norma Pemeriksaan

Satuan pengawasan intern PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa – Medan telah

mempunyai suatu kaidah atau ukuran dalam melaksanakan pemeriksaan agar dicapai mutu

pelaksanaan pemeriksaan dan mutu laporan pemeriksaan yang dikehendaki.

Kaidah atau ukuran ini disebut Norma Pemeriksaan yang berisi :

a. Norma Umum Pemeriksaan

mengatur tentang ruang lingkup pemeriksaan terhadap obyek yang diperiksa, baik

terhadap keuangan maupun mengenai peraturan perundang-indangan.pejabat yang

berwenang dalam menetapkan tugas pemerksaan harus mempertimbangkan kebutuhan

(52)

b. Norma Pelaksanaan Pemeriksaan

pekerjaan pemeriksaan harus direncanakan sebaik-baiknya, dan para pelaksana

pemeriksaan harus diawasi dan dibimbing dengan sebaik-baiknya. Dalam melaksanakan

tugasnya,para auditor harus waspada terhadap situasi atau transaksi yang dapat

menunjukkan kemungkinan adanya penyimpangan, penyelewengan serta tindakan yang

tidak sah.

c. Norma Pelaporan Pemeriksaan

auditor intern harus melaporkan hasil pemeriksaan sesuai dengan penugasan yang

ditetapkan. Laporan tersebut harus dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat

yang berwenang tepat pada waktunya agar bermanfaat.

d. Norma Tindak Lanjut

auditor intern harus mengikuti tindak lanjut atas temuan – temuan pemeriksaan yang

dilaporkan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil dan dilaksankan.

Norma ini mewajibkan satuan pengawasan intern an para pemeriksanya berupaya agar

sasaran tindak lanjut dilaksankan oleh pihak manajemen serta mengikuti tndak lanjut

untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah dilaksanakan oleh pihak manajemen.

2. Audit Program

Program pemeriksaan adalah suat tindakan atau langkah – langkah yang terperinci dan

sistematis dari prosedur pemeriksaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan

pemeriksaan. Hal ini diperlukan agar pelaksanaan pemeriksaan dapat terarah.pada PT.

Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa – Medan audit program sudah ada sehingga dalam

(53)

3. Kertas Keja Pemeriksaan

Kertas kerja pemeriksaan merupakan alat kerja yang dipakai oleh petugas pemeriksa

dalam melakukan pemeriksaan dan disebut juga dengan dokumen pemeriksaan. Isinya berupa

catatan – catatan mengenai perencanaan dan surveipendahuluan, audit program dan hasil – hasil

pemeriksaan. Kertas kerja ini dibuat sejak auditor memulai pelaksanaan pemeriksaan sampai

laporan selesai. Kertas kerja pemeriksaan merupakn pendudkung atas prosedur dan norma yang

dijalankan dalam rangka pemeriksaan. Perusahaan menyimpan dokumen pemeriksaan ini sebagai

bukti pelaksanaan pemeriksaan atas prosedur dan pengujian yang dilakukan. Sumber informasi

dikumpulkan, dianalisa dan disimpulkan sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan. Kertas

kerja pemeriksaan sangat penting artinya bila dilihat manfaatnya antara lain :

a. Merupakan dasar penyusunan laporan hasil pemeriksaan.

b. Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan para pelaksana

pemeriksaan.

c. Merupakan alat pembuktian dari laporan hasil pemeriksaan.

d. Menyajikan data untuk keprlaun referensi.

e. Merupakan salah satu pedoman untuk tugas pemeriksaan berikutnya.

4. Laporan Hasil Pemeriksaan

Sebelum menyelenggarakan penyusunan laporan, auditor mengadakan pengujian

kelengkapan prosedur audit untuk meyakini kecermatan hsil pemeriksaan. Setelah auditor

merasa yakin berubah laporan hasil pemeriksaan disusun. Laporan tersebut adalah

saranakomunikasi yang resmi dan sangat penting bagi auditor untuk menyampaikan informasi

(54)

berwenang yang melaksanakan saran dan rekomendasi atau yang perlu mengetahui informasi

tersebut.

Penyusunan laporan auditor dengan criteria yang diatur dalam norma pelaporan Satuan

Pengawasan Intern adalah sebagai berikut :

a. Laporan disajikan secara tertulis.

b. Laporan disesuaikan dengan penugasan yang ditetapkan.

c. Laporan diserahkantepat waktunya agar informs dapa bermanfaat sepenuhnya.

d. Kalimat yang digunakan sederhana, jelas,singkat, dan mudah dimengerti.

e. Memuat temuan dan kesimpulan pemriksaan secara objektif.

f. Memberikan saran tindak lanjut yang konstruktif.

g. Lebih mengutamakan usaha perbaikan atau penyempurnaan daripada kritik.

h. Mengungkapkan hal – hal yang msih merupakan masalah yang belum dapat diselesaikan

sampai berakhirnya pemeriksaan, bila ada.

i. Mengemukakan pengakuan atas suatu putusan atau suatu tindakan perbaikan yang telah

dilaksanakan itu dapat diterapkan di bagian lain.

j. Mengemukakan penjelasan pejabat objek yang diperiksa mengenai hasil pemeriksaan.

k. Laporan harus lengkap, layak dan teliti.

Laporan hasil pemeriksaan merupakan suatu laporan yang dibuat dengan berpedoman pada

buku pedoamn Penyusunan Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).

Laporan hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern disusun dalam bentuk :

1. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Keuangan

(55)

1.a. Kesimpulan dan saran

Pada bagian ini diuraikan masalah ataupun temuan –temuan yang perlu mendapat perhatian dari

manajemen.jika diperlukan, tindak lanjut ataupun saran perbaikan akan dikemukakan di atas.

1.b. Laporan kegiatan yang diperiksa

Dalam bagian ini diuraikan laporan kegiatan yang diperiksa, misalnya : a ) laporan keuangan (neraca dan perhitungan laba rugi).

b ) Laporan Produksi. c ) Laporan penjualan. 1.c. Hasil Pemeriksaan

Pada bagian ini dimuat hal umum dan uraian hasil pemeriksaan. 1.c.1 Umum :

a ) Ruang lingkup dan periode pemeriksaan.

b ) Uraian temuan masalah organisasi obyek yang diperiksa secara singkat. c ) Uraian temuan masalah administrasi objek yang diperiksa secara singkat.

1.c.2 Uraian hasil pemeriksaan a. system pengawasan akuntansi.

b. kelengkapan dan kewajaran laporan oertanggungjawaban keuangan.

c. ketaatan terhadap ketentuan –ketentuan yang berlaku ( teramsuk ketaatan terhadap waktu penerbitan laporan).

d. pengamanan kekayaaan perusahaan ( dalam hal adanya kasus – kasus kebocoran atau korupsi yang merugikan perusahaan).

e. pengkajian ulang ( review) analisa laporan keuangan.

f. informasi khusus yang bertalian dengan gejala ( praduga) korupsi serta hambatan – hambatan yang bertalian dengan perusahaan.

g. komentar dalam hal perusahaan mengalami kondisi keuangan yang terus menerus memburuk.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka konseptual
Gambar Internal Audit dibawah Dewan Komisaris
Gambar Internal Audit dibawah Dewan Komisaris
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
+5

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sawyers,dkk (2005:10) audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang

“Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk

“Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi

Auditor internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam

“Audit internal merupakan sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi

“ Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk

“Sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan

Menurut Sawyers,dkk 2005:10 audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam