UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
SKRIPSI
FUNGSI DAN KEDUDUKAN INTERNAL AUDITOR PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PTPN II)
TANJUNG MORAWA MEDAN
OLEH:
NAMA : RINA AFRINA
NIM : 080522115
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul” Fungsi dan
Kedudukan Internal Auditor pada PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) Tanjung
Morawa Medan adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah
dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
program Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar
apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 2010 Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah S.W.T yang telah memberi rahmat dan
hidayah Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Fungsi
dan kedudukan Internal Auditor Pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Medan. Tidak lupa shalawat beriring salam penulis haturkan kepada Junjungan Nabi Besar Rasullah Muhammad S.A.W beserta keluarga dan para sahabat yang diharapkan syafaat Nya di
kemudian hari.
Penulis mendapat bantuan dari banyak pihak, demi sukses dan lancarnya penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara yang telah banyak melakukan pembaharuan dan terobosan di berbagai bidang
hingga memajukan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Drs. Hasan Sakti Siregar, Msi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik, mendorong dan
memajukan mahasiswa/i Departeman Manajemen untuk berjuang dan mempersiapkan
diri demi menyongsong masa depan dan meraih cita-cita.
3. Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
4. Drs. Syahrul Rambe, MM,Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu,
memotivasi dan memberi perhatian penuh kepada penulis untuk dapat menyelesaikan
skripsi dengan baik dan benar.
5. Drs. Rustam, Msi, Ak dan Drs. Sucipto, MM,Ak selaku penguji yang telah banyak
memberikan masukan berupa saran dan kritik yang membangun demi baiknya skripsi ini.
6. Para dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik
mahasiswa/i dengan penuh dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guna membentuk
mahasiswa/i yang berkarakter sehingga siap untuk menyongsong masa depan.
7. Kepada Pimpinan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjng Morawa Medan (Persero), beserta
seluruh staff dan pegawai atas sumbangsih dan kerjasama yang baik.
8. Kedua orang tua penulis tercinta yakni Rosadi Saelan dan Sri sudi Hastuti yang telah
memberikan motivasi, bimbingan, dan dukungan dalam segala hal.
9. Saudari penulis yakni Dini Indriani yang telah banyak memberi nasehat, motivasi dan
doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
10.Para sahabat-sahabatku di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Departemen
Akuntansi ekstension angkatan 2008 yang senantiasa membantu, memotivasi dan
mendoakan penulis agar terus semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Teman-teman D3 Akuntansi 05, yang telah mendukung, memotivasi, mendoakan penulis
selama pengerjaan Skripsi ini. Terima kasih atas segala perhatian nya.
12.Para karyawan/wati Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Pegawai
Departemen Akuntansi: Bang Khairil dan Kak raya yang telah banyak membantu penulis
13.Pihak-pihak lainnya yang tidak penulis cantumkan di atas oleh karena itu penulis
memohon maaf. Semoga dengan adanya skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
semua pihak.
Medan, 2010
Penulis
Rina Afrina
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Efektifitas fungsi dan peranan internal auditor dalam meningkatkan kinerja operasional dan untuk mengetahui apakah internal auditor telah efektif dalam meningkatkan kinerja operasional pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan teknik observasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi dan peran internal auditor pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan sangat efektif meningkatkan kinerja operasional pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.
ABSTRACT
The Objective of this observation is to describe effectivity of the role of internal auditor to increase the operational performance and also to check whether internal auditor had taken their part to effectively increase the operational performance in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.
Data Collection method can be taken in two methods, i.e Interview Method and Observation Method, whereas data analysis method using is statistic descriptive method, This statistic descriptive method is used to analize data by describing data colectted as it supposed to be without making any general conclusion.
The result of this observation shows that the role of Internal Auditor in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan have effectively increase the operational Performance in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN. ... i
KATA PENGANTAR. ... ii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5
D. Kerangka konseptual... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis... 8
a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing... 8
b. Independensi Internal Audior... 13
c. Fungsi Internal Auditor... 15
d. Kedudukan Internal Auditor dalam struktur organisasi Perusahaan……….. 16
e. Laporan Internal Auditor………... 20
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. ... 26
B. Jenis dan Sumber Data ... 26
C. Tekhnik Pengumpulan Data……. ... 27
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27
E. Tekhnik Analisis Data ... 29
BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN PADA PTPN II (PERSERO) A. Data Penelitian ... 31
1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 31
2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 32
3. Kedudukan Auditor Internal dalam Organisasi... 38
4. Fungsi Auditor Internal... 44
5. Laporan Auditor Internal danTindak lanjutnya... 46
B. Analisis dan Hasil Penelitian ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67
DAFTAR GAMBAR
No. Judul
Gambar 1. 1 Kerangka Konseptual ... ... 7 Halaman
Gambar 4. 1 Kedudukan SPI pada PTPN II (Persero) Medan...39
DAFTAR TABEL
No Judul
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ...25 Halaman
Tabel 3. 1 Defisnisi Operasional variabel ...28
Tabel 4. 1 Observasi terhadap efektifitas Internal auditor terhadapKinerja
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul
Lampiran ii Lembar Observasi
Lampiran i Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan
Lampiran iii Form Internal Control Questioner
Lampiran iv Form Program audit
Lampiran v Form Laporan temuan audit internal
Lampiran vi Form Program tindak lanjut audit internal
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Efektifitas fungsi dan peranan internal auditor dalam meningkatkan kinerja operasional dan untuk mengetahui apakah internal auditor telah efektif dalam meningkatkan kinerja operasional pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan teknik observasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi dan peran internal auditor pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan sangat efektif meningkatkan kinerja operasional pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.
ABSTRACT
The Objective of this observation is to describe effectivity of the role of internal auditor to increase the operational performance and also to check whether internal auditor had taken their part to effectively increase the operational performance in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.
Data Collection method can be taken in two methods, i.e Interview Method and Observation Method, whereas data analysis method using is statistic descriptive method, This statistic descriptive method is used to analize data by describing data colectted as it supposed to be without making any general conclusion.
The result of this observation shows that the role of Internal Auditor in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan have effectively increase the operational Performance in PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Medan.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan pendirian perusahaan adalah untuk mendapatkan laba untuk
mempertahankan hidup (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan pelaksanaan
berbagai kegiatan perusahaan. Biasanya perusahaan-perusahaan yang masih kecil dipimpin
langsung oleh pemiliknya sendiri. Dalam hal ini pemilik perusahaan merangkap semua fungsi
yaitu fungsi pimpinan, pengawas dan juga sebagai pengelola keuangan. Perusahaan yang kecil
tidak memerlukan tenaga-tenaga pimpinan yang professional. Hal ini disebabkan masih
terbatasnya permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut. Pemilik perusahaan yang sekaligus
merupakan pimpinan perusahaan dapat melaksanakan tugasnya dan dibantu oleh beberapa orang
dalam bidang administrasi dn pembukuan.
Pada perusahaan yang lebih besar permasalahan yang dihadapi akan semakin kompleks. Hal
ni mengakibatkan pihak manajemen tidak dapat lagi terlibat secara langsung di dalam setiap
aspek kegiatan perusahaan. Manajemen memerlukan penambahan sumber daya baik dalam segi
kuantitas maupun dalam segi kualitas. Hal ini sangat beralasan karena semakin berkembangnya
suatu perusahaan ruang lingkupnya juga akan semakin luas dan kompleks sehingga pemilik,
pemimpin perusahaan dan karyawan telah terpisah menurut fungsinya masing-masing dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan.
Untuk menjamin agar struktur pengawasan intern yang ada dilaksanakan dengan semestinya,
diperlukan suatu bagian khusus dalam perusahaan yang disebut dengan bagian pemeriksaan
ada dalam perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan member saran perbaikan kepada
manajemen apabila terjadi kesalahan.
Fungsi lain yang dilaksanakan oleh bagian audit intern adalah melakukan penilaian terhadap
system pengawasan intern yang diciptakan untuk dapat menjamin bahwa data keuangan dapat
dipercaya dan apakah harta kekayaan perusahaan telah diawasi dengan baik. Melihat banyaknya
manfaat yang diberikan oleh bagian audit intern maka bagian ini harus memiliki pegawai yang
berpengetahuan, mempunyai keterampilan akuntansi dan audit yang cukup. Bagian internal audit
ini dipimpin oleh seorang akuntan yang disebut sebagai auditor intern (internal auditor). Salah
satu syarat dari seorang internal auditor adalah telah mengetahui system akuntansi yang baik dan
tugasnya adalah memimpin bagian internal audit untuk mencapai tujuan.
PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa adalah merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang Agribisnis perkebunanan dengan mengelola kebun kelapa sawit, karet, kakao,
tembakau, dan tebu serta kegiatan rumah sakit dan fabrikasi fraksionasi. Perusahaan juga
mengembangkan perkebunan kelapa sawit dengan pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dan Kredit
Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA). Sehubungan dengan banyaknya kegiatan tersebut
maka akan sangat memungkinkan terjadinya kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja,
yang bisa berupa penyimpangan ataupun penyelewengan dalam pengawasan internal itu sendiri
baik accounting control ataupun operational control nya maupun pada pelaksanaannya
dilapangan. Dimana hal ini merupakan hal yang sangat sering terjadi pada suatu perusahaan,
adapun penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat berupa tindakan korupsi ataupun
penyelewengan kekuasan yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan baik secara
finansial maupun non-finansial. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat saja terjadi dan
dalam melakukan pengawasan yang disebabkan ketidakcukupan waktu maupun
ketidakmampuan serta kurangnya kredibilitas manajemen dalam melakukan kegiatan audit serta
kurangnya indepedensi pihak-pihak manajemen yang seharusnya bertugas melakukan
control-control tersebut sehingga diperlukan adanya suatu bagian khusus dalam perusahaan yaitu
internal auditor yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam melakukan audit terhadap
kegiatan-kegiatan perusahaan maupun pengawasannya serta memiliki indepedensi dalam
melakukan kegiatan pemeriksaan atau audit tersebut, yang kemudian dapat melaporkan
hasil-hasil atau temuannya kepada pihak manajemen, yang mana hasil-hasil audit tersebut pada akhirnya
dapat berguna bagi pihak manajemen utuk meningkatkan efektifitas kinerja perusahaan.
Standard kinerja perusahaan salah satunya dapat diukur berdasarkan peningkatan laba atau
rugi perusahaan, semakin baik kinerja keuangannya yang ditunjukkan oleh laba rugi perusahaan
maka dapat dikatakan semakin baik pula kinerja perusahaan tersebut. Berdasarkan laporan
laba/rugi PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) untuk tahun yang berakhir 2007 dan 2008 yang
diterbitkan oleh PTPN II, perusahaan mengalami penurunan laba dari 48.284 milyar untuk tahun
buku 2007 menjadi 21.172 milyar untuk tahun buku 2008 atau berkurang sekitar 27.112 milyar
(56.15%) dimana biaya operasional mengalami penurunan 12.738 milyar (8.609%) yaitu
menurun dari 147.959 miyar tahun 2007 menjadi 135.221 milyar tahun 2008 sehingga dapat
dikatakan kinerja PTPN II pada tahun 2007-2008 kurang sehat dan untuk itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut terhadap apa yang terjadi untuk mengetahui apakah internal auditor telah
melaksanakan fungsi dan peranannya dalam menilai kewajaran laba yang diperoleh selama
kurun waktu dua tahun tersebut demi terciptanya efektivitas kinerja perusahaan.
Berdasarkan kenyataan pentingnya fungsi internal auditor dalam menjalankan kegiatan
ini dengan judul “FUNGSI DAN KEDUDUKAN INTERNAL AUDITOR PADA PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA II TANJUNG MORAWA-MEDAN”. B. Perumusan Masalah
Untuk membahas suatu objek tertentu perlu dirumuskan masalahnya sebagai bahan utama
dibahas dan di analisa sehingga dapat diberikan saran yang bersifat korektif dan konstruktif.
Penulis mencoba merumuskan permasalahan yang timbul dalam perusahaan yaitu: “Apakah
Fungsi dan kedudukan Internal Auditor telah efektif dalam meningkatkan kinerja operasional perusahaan?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan
Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah fungsi dan
peran internal auditor telah efektif dalam meningkatkan kinerja operasional pada PTPN II
Tanjung morawa.
B. Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis, sebagai bahan masukan apabila dikemudian hari di minta untuk
menganalisis Internal Auditor pada PTPN II Tanjung Morawa.
2. Bagi perusahaan adalah sebagai bahan masukan atau saran-saran mengenai analisis
Internal Auditor, dimana perusahaan dapat mengaplikasikannya sebagai suatu
perbandingan antara praktek yang telah ditetapkan perusahaan dengan teori-teori yang
berlaku umum.
3. Bagi pihak lain, sebagai bahan masukan bagi penulis lainnya yang akan melakukan
D. Kerangka Konseptual
Menurut Erlina (2007 : 28) kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan
bagaimana hubungan suatu teori dengn faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam
masalah tertentu.
Pengawasan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjamin efektifitas kinerja
operasional suatu perusahaan untuk menjamin apakah seluruh kegiatan perusahaan sudah
berjalan dengan semestinya dan seefektif mungkin. Ada dua hal atau metode pengawasan intern
yang dijalankan dalam suatu perusahaan yaitu Accounting Control dan Operational Control.
Accounting Control adalah pengawasan yang bertujuan untuk menciptakan keakuratan data
keuangan dan operasi, kefektifan pengawan intern yang meliputi verifikasi atas keberadaan harta
benda perubahan dan meyakinkan bahwa pengamanannya cukup memadai dan pencatatan nya
dlikakukan dengan tepat. Operational Control adalah pengawasan operasi yang dilaksanakan
pada berbagai tingkatan manajemen, objek yang diawasi adalah aktifitas operasi, kebijaksanaan
dan daya guna usaha.
Untuk mencapai tujuan yang efektif bagi perusahaan maka pimpinan membutuhkan suatu
unit yang disebut internal auditor yang berfungsi untuk melakukan kegiatan audit serta
pemeriksaan terhadap kegiatan pengawasan tersebut karena kesalahan-kesalahan dapat terjadi
didalam struktur intern itu sendiri maupun pada pelaksanaan dilapangan. Bagian internal audit
ini merupakan bagian yang terkait dalam satuan pengawasan internal perusahaan guna
mendukung kinerja operasional perusahaan.
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya
serta tinjauan teoritis yang membangun konsep variabel penelitian ini, maka dapat digambarkan
Gambar 1.1 Kerangka konseptual Sumber : Penulis, 2010
Internal Auditor
Efektifitas Kinerja Operasional
Operasional Control Pengawasan
PTPN II Tanjung Morawa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis
a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing
Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar.
Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya
seorang auditor bertindak sebagai pendengar yang kritis terhadap pertanggung jawaban yang
dibacakan oleh penanggung jawab suatu badan usaha. Fungsi ini secara perlahan – lahan
berkembang sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin maju. Audit yang dilakukan baik oleh
internal auditor maupun external auditor sangat berguna untuk menilai dan mengawasi
perkembangan perusahaan.
Audit merupakan tugas utama dari seorang akuntan publik, karena dengan fungsi ini
seorang akuntan publik mempunyai kedudukan khusus memberikan pernyataan pendapat
terhadap kelayakan atau kewajaran laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku
umum.
Sesuai dengan judul skripsi ini, maka pembahasan selanjutnya akan berorientasi pada
bidang auditing. Untuk dapat memahami dan lebih memperjelas pengertian auditing secara baik,
berikut ini pendapat beberapa ahli akuntansi :
Menurut Mulyadi (2002:9) secara umum auditing adalah :
Agoes (2004:1) memberikan definisi dari auditing sebagai berikut :
Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independent, terhadap laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, beserta catatan – catatan pembukuan dan bukti – bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Definisi lain menurut Arens (2003:1) mengatakan auditing sebagai berikut
Auditing adalah Proses pengumpulan dan pengawasan bahan bukti tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independent untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria – kriteria yang telah di tetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independent dan kompeten.
Dari definisi diatas dapat dikemukakan bahwa ketentuan – ketentuan yang perlu
dipertimbangkan dalam melaksanakan pemeriksaan yang dilakukan yaitu :
1. Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti yang dimaksud dengan bahan bukti disini
adalah segala informasi terukur yang di periksa tersebut memang sesuai dengan kriteria
yang di tetapkan demi tercapainya sasaran dan kegiatan pemeriksaan, diperlukan bukti –
bukti dengan jumlah dan mutu yang memadai.
2. Adanya kesatuan Ekonomi (Economic entity)
Setiap kali dilakukan audit, luas ruang lingkup pertanggung jawaban auditor harus
dinyatakan dengan jelas. Yang terutama harus dilakukan adalah menegaskan satuan
ekonomi yang di maksud periode waktunya.
3. Informasi yang terukur dan kriteria yang telah ditetapkan sebelum pemeriksaan dilakukan
oleh auditor informasi harus sudah tersususn dalam bentuk yang mudah di periksa,
kebenaran dan ketelitiannya, misalnya ketelitian penjumlahan, peekalian, pencatatan
adanya aktiva dan lain – lain.
4. auditor harus independent dan kompeten. Seorang auditor harus berpengetahuan yang
dengan pasti jumlah faktor – faktor yang di butuhkan agar pada akhir pemeriksaan dia
dapat menarik kesimpulan dengan tepat.
Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan secara obyektif
atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan
apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.
Untuk menjamin kelangsungan aktivitas operasi perusahaan agar dapat berjalan sesuai
dengan rencana, maka di perlukan suatu bagian atau departemen yang khusus untuk melakukan
pemeriksaan. Sistem pengawasan tersebut harus selalu dievaluasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas perusahaan. Evaluasi ini memerlukan personil yang cakap dan independen yang
bertanggung jawab dengan pengawasan dalam perusahaan. Fungsi ini di sebut dengan Internal
Auditor. Misi dari internal auditor ini yaitu memberikan informasi yang di perlukan manajer
dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif.
Auditor internal merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas
independen dimana melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya harus di kelola oleh
perusahaan dan fokus pada kejadian – kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol
yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi, Audit internal bertindak sebagai
penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi
kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor memiliki peranan
penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko – risiko
terkait dalam menjalankan usaha. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia
untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua tingkat manajemen. Berikut ini dikutip
Menurut sawyer (2005 :10) memberikan pengertian sebagai berikut :
Internal auditor adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah : Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima dan diikuti, Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis dan tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk di konsutasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif.
Definisi diatas menunjukan bahwa tujuan internal auditing adalah membantu semua
tingkatan manajemen agar tanggung jawab mereka dapat dilaksanakan dengan fungsi
pemeriksaan harus dinamis yang mempunyai orientasi atau sudut pandang jauh kedepan.
Auditing internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan memperkenalkan
pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan aktivitas
proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan.
Bagian – bagian penting dalam definisi ini adalah sebagai berikut :
1. Internal menunjukan bahwa aktivitas auditing dilaksanakan dalam organisasi. Karyawan
yang sudah ada dalam organisasi itu dapat melakukan aktivitas audit internal, atau
aktivitas itu bisa diserahkan kepada professional lain dari luar organisasi yang melayani
entitas tersebut.
2. Independen dan objektif menjelaskan bahwa pertimbangan auditor akan bernilai bila
bebas dari bias atau penyimpangan.
3. Pendekatan yang sistematis dan berdisiplin menyiratkan bahwa auditor internal
mengikuti standar professional yang mengatur pekerjaan audit internal.
4. Membantu organisasi mencapai tujuannya menunjukan bahwa auditing internal
diarahkan oleh sasaran serta tujuan organisasi tersebut. Beberapa cara spesifik yang
dilakukan auditor internal untuk menambah nilai mencakup focus pada perbaikan operasi
organisasi serta efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan.
b. Independensi Internal Auditor
Untuk dapat bekerja secara efektif dengan manajemen, maka auditor internal sangat di
tentukan oleh kebebasan dalam melakukan pemeriksaan, kebebasan yang dimaksud dalam hal ini
adalah dalam arti dapat memasuki kesetiap jenjang manajemen yang sedang diperiksa. Banyak
organisasi audit internal bisa mendapatkan kebebasan yang di perlukan untuk melaksanakan
audit internal secara independent dan objektif.
Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi untuk memenuhi
kewajiban profesionalnya yaitu memberikan opini yang objektif, tidak bias, tidak dibatasi, dan
melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga.
Auditor internal harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan auditnya. Bisakah auditor
internal memiliki independensi sepenuhnya? Mungkin tidak, atau malah tidak perlu. Tetapi,
sehubungan masalah yang diaudit, auditor intenal harus diberikan independensi yang memadai
untuk mencapai objektivitas, baik dalam kenyataan maupun persepsi.
Menurut sawyer (2005:35) indikator independensi professional adalah :
1. Independensi dalam Program Audit
a. Bebas dari intervensi manajerial atas program audit. b. Bebas dari segala intervensi atas prosedur audit.
c. Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang di syaratkan untuk sebuat proses audit.
2. Independensi dalam Verifikasi
a. Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan.
b. Mendapatkan kerjasama yang aktif dari karyawan manajemen selama verifikasi audit.
d. Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit. 3. Independensi dalam Pelaporan
a. Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikansi dari fakta – fakta yang dilaporkan.
b. Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal – hal yang signifikan dalam laporan audit.
c. Menghindari penggunaan kata – kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi dalam interpretasi auditor.
d. Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal.
c. Fungsi Internal Auditor
Secara umum fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi atau
menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan yang telah diterapkan dalam
perusahaan
Menurut Mulyadi (2002:211) menyebutkan fungsi internal auditor sebagai berikut :
1. Fungsi internal auditor adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur – unsur pengendalian intern yang lain.
2. Fungsi internal auditor merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, untuk membentuk jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar – komentar penting terhadap kegiatan manajemen, internal auditor menyediakan jasa tersebut. Internal auditor berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan sehingga tidak hanya terbatas atas catatan akuntansi.
Demikianlah secara terperinci telah dijelaskan mengenai fungsi – fungsi dari bagian
internal auditor. Pada dasarnya fungsi yang diuraikan diatas mempunyai tujuan yang sama yaitu
mengusahakan tercapainya system pengawasan yang baik dalam perusahaan, untuk dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik internal auditor harus memiliki pengetahuan dan keahlian
tertentu dan disertai dengan pengalaman yang cukup serta dorongan dari manajemen tertinggi
sangat dibutuhkan bagi keberhasilan misi pemeriksaan intern.
Internal auditor adalah auditor yang bekerja dalan perusahaan (perusahaan Negara
maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya
penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan
organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian
organisasi.
Berhasil tidaknya tugas internal auditor dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh
kedudukannya dalam struktur organisasi perusahaan. Internal auditor hendaknya di tempatkan
sedemikian rupa sehingga memungkinkannya untuk melaksanakan wewenang dan tanggung
jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya.
Ada beberapa syarat yang diberikan agar internal auditor dapat bekerja secara efektif dan
bebas, yaitu :
1. Manajemen dan dewan komisaris harus memberikan dukungan yang kuat kepada internal
auditor.
2. Kepala bagian internal auditing harus bertanggung jawab kepada pejabat yang lebih
tinggi dan wewenangnya untuk memastikan luas pemeriksaan yang dicakup untuk
mengambil tindakan segera sesuai dengan laporan hasil pemeriksaan.
3. Fungsi dan tanggung jawab internal auditing harus jelas dituangkan dalam bentuk tertulis
dan dalam dokumen yang resmi yang telah disetujui oleh dewan komisaris.
4. Kepala bagian internal auditing harus berhubungan langsung dengan komisaris atau
dewan komisi khusus yang independen dan direktur. Ia harus menyerahkan laporan
secara periodik kepada dewan komisaris untuk temuan – temuan yang dianggap penting
Menurut Hartanto (2002:194-195) ada empat alternatif kedudukan internal auditor dalam
struktur organisasi yaitu :
1. Bagian internal audit berada dibawah Direktur Keuangan (sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan). Pada posisi ini keuntungannya adalah laporan yang diberikan internal auditor dapat segera di pelajari dan ditanggapi. Kelemahannya dalam posisi ini, fungsi internal auditor hanya ditekankan pada pengendalian atas ruang lingkup bagian keuangan saja jika dikaitkan dengan independensi, maka tingkat kebebasan internal auditor kecil dan sempit.
Gambar Internal Audit dibawah Dewan Komisaris Sumber Daryanto (2000:36)
2. Bagian internal audit merupakan Staff Direktur Utama bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
Gambar Internal Audit dibawah Dewan Komisaris Sumber Daryanto (2000:36)
3. Bagian internal audit merupakan Staff dari dewan komisaris.
Pada posisi ini memberikan keuntungan tingkat independensi yang tinggi sekali, karena internal auditor dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahannya adalah para dewan komisaris tidak setiap saat dapat ditemui dan mereka juga kurang menguasai masalah operasi sehari – hari sehingga tidak cepat mengambil tindakan atau saran – saran yang diragukan oleh internal auditor untuk pencegahan perbaikan.
Dari ketiga alternatif akan menimbulkan suatu pertanyaan yaitu manakah alternatif
kedudukan internal auditor yang baik. Hal ini tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Jika
perusahaan menekankan pada pentingnya peranan bagian pemeriksaan intern sebagai alat untuk
memonitor performance manajemen dalam mengelola kegiata serta sumber – sumber secara
efektif dan efisien, maka alternative penempatan bagian pemeriksaan intern sebagai staff
komisaris yang paling tepat. Maka yang paling ideal adalah bagian pemeriksa intern menerima
perintah penugasan dari pimpinan tertinggi, yaitu Direktur Utama dan hasil laporan periksaan
diserahkan untuk dianalisa Direktur Keuangan, dan hasil pengamatannya di serahkan kepada
Direktur Utama untuk diambil langkah – langkah selanjutnya.
e. Laporan Internal Auditor
Ruang lingkup pekerjaan dan cara kerja internal auditor
Ruang lingkup internal auditor mencakup pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan dan
efektivitas sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan
tanggung jawab yang diberikan. Lingkup keahlian internal auditor mencakup masalah – masalah
yang dihadapi manajemen yaitu :
1. Mengawasi kegiatan – kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak.
Setiap tahun kepala eksekutif audit (chief audit executive-CAE) menyiapkan rencana
jadwal audit khusus untuk aktivitas yang diawasi.
2. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko.
Auditor internal memperkuat persepsi mengenai manajemen risiko dan meningkatkan
upaya mereka untuk meyakinkan manajemen bahwa semua jenis risiko organisasi telah
dievaluasi dan di perhatikan dengan layak.
Manajer senior biasanya membuat keputusan berdasarkan laporan yang mereka terima,
bukan berdasaran pengetahuan mereka sendiri. Laporan yang akurat dan tepat waktu
lebih mungkin menghasilkan keputusan yang bermakna.
4. Membantu manajemen pada bidang – bidang teknis.
Teknologi memiliki dampak yang sangat besar terhadap apa dan bagaimana audit
dilakukan.
5. Membantu proses pengambilan keputusan.
Manajer bukanlah auditor internal, yang membuat keputusan operasional. Namun auditor
internal dapat menyediakan atau memvalidasi data sebagai dasar pengambilan keputusan.
6. Menganalisa masa depan – bukan hanya masa lalu.
Banyak auditor internal modern mengakuai bahwa audit untuk masa kini dan masa depan
lebih bernilai dibandingkan audit untuk masa lalu.
7. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan.
Manajer menghadapi masalah pada aktivitas yang tidak dapat dikendalikannya. Auditor
internal umumnya menemukan masalah tersebut dan menyarankan perbaikan.
Laporan internal auditor
Hasil akhir dari pekerjaan Internal Auditor adalah laporan hasil pemeriksaan. Laporan ini
memuat hal – hal yang menjadi objek pemeriksaan, temuan – temuan selama pemeriksaan serta
saran – saran perbaikan. Hasil pemeriksaan harus dibuat secara tertulis dan ditujukan kepada
pimpinan teringgi, serta laporan tersebut harus memuat rekomendasi mengenai perbaikan
kelemahan yang ditemui.
Faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan Internal Auditor adalah
Ketepatan waktu penyelesaian dan penyampaian laporan haruslah diperhatikan untuk
dapat mengambil suatu tindakan yang segera. Laporan yang terlambat disampaikan oleh
internal auditor kepada pimpinan mengakibatkan laporan tersebut kehilangan nilainya.
2. Ketelitian
Laporan dapar dikatakan teliti atau cermat apabila setiap pernyataan, angka dan referensi
harus didasarkan bukti – bukti yang kuat dan diperoleh selama pemeriksaan. Oleh sebab
itu apapun yang dikemukakan didalam laporan harus cukup bukti pendukungnya.
3. Jelas, Ringkas dan lengkap
Laporan dikatakan jelas, apabila laporan tersebut mengemukakan pokok – pokok pikiran
yang sistematis. Supaya dapat mengemukakan dengan jelas haruslah terlebih dahulu
memahami masalah yang akan dilaporkan, menggunakan bahasa yang tepat, dan gagasan
– gagasan yang disajikan dengan urutan yang baik. Laporan haruslah ringkas bukanlah
berarti menghilangkan bagian – bagian yang relevan dan material sehingga gagasan
menjadi kabur. Ringkas berarti membuang hal – hal yang tidak berguna atau berlebih –
lebihan. Laporan dikatakan lengkap, apabila laporan dapat memberikan gambaran yang
sebenarnya secara objektif tidak ada sesuatu yang disembunyikan atau tidak di
ungkapkan dalam laporan.
f. Monitoring Tindak Lanjut atas Laporan Internal Audit
Tindak lanjut adalah Tindakan yang dilaksanakan objek pemeriksa berdasarkan
rekomendasi yang diajukan pemeriksa sehubungan dengan tindak lanjut, umumnya diperlukan
adanya temuan yang mengharuskan pimpinan objek pemeriksa mengajukan pernyataan tertulis
Menurut Tugiman (2001:75) “Pemeriksaan internal auditor harus meninjau dan
melakukan tindak lanjut (follow up) untuk mengetahui temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat.”
Kelemahan yang dilaporkan, dianggap valid oleh manajemen, jelas telah menggambarkan
risiko bagi perusahaan. Kondisi ini tetap menjadi risiko hingga selesai diperbaiki. Kegagalan
untuk mengawasi risiko tersebut hingga dikoreksi, atau hingga manajemen senior atau dewan
telah menyatakan bahwa mereka menanggung risiko tersebut, harus dianggap sebagai tanggung
jawab audit yang tidak dilaksanakan.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan replikasi daru beberapa penelitian terdahulu. Namun penelitian
ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Perbedaan tersebut terdapat pada metode
analisis yang digunakan. Pada penelitian terdahulu menggunakan metode analisis deskriptif,
hasil yang diperoleh merupakan kesimpulan yang bersifat relatif. Sedangkan pada penelitian ini
digunakan metode analisis statistik deskriptif dimana hasil yang diperoleh menjadi lebih jelas
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
Deskriptif Peranan Auditor Internal dalam perusahaan sudah efektif dan sangat bermanfaat dalam memelihara system manajemen mutu pada perusahaan. Kedudukan internal auditor berada dibawa Principal Director sehingga penilaian terhadap personal akan dilakukan dengan objektif dan independen.
Deskriptif Dalam hal ini SPI telah melakukan audit secara efektif. Hal ini dapat terlihat dari temuan-temuan yang diperoleh SPI pada saat melakukan audit dan masukan-masukan serta saran-saran yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan berupa studi statistik deskriptif yaitu suatu metode dimana
data yang dikumpulkan, disusun, diinterprestasikan, dianalisa dan diklarifikasikan data sesuai
dengan kejadian yang sebenarnya dalam kurun waktu tertentu dan secara langsung mendatangi
objek penelitian yaitu PTPN II Tanjung Morawa dan penelitian ini dimulai bulan Juni –
November 2010.
B. Jenis dan sumber Data
Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah jenis data kualitatif dan data kuantitatif yang
bersumber dari data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Adalah data yang belum diolah yang di peroleh langsung dari objek penelitian
dalam hal ini data terkait yang di peroleh dari hasil wawancara dan observasi
terhadap perusahaan.
2. Data sekunder
Adalah data yang dikumpulkan melalui catatan dan dokumen resmi perusahaan
diantaranya seperti: struktur organisasi perusahaan, tugas dan fungsi setiap bagian
dalam struktur organisasi, dan data yang tersedia lainnya yang terkait dengan
C. Teknik Pengumpulan Data
Adapun pada penelitian di PTPN II Tanjung Morawa, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data yaitu :
1. Teknik wawancara
Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait
dengan objek penelitian.
1. Teknik Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen – dokumen internal perusahaan
yang terkait dengan lingkup penelitian ini.
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional merupakan penjelasan-penjelasan variable yang telah dipilih. Untuk
mengukur variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang
terdiri dari 4 jawaban yang merentang dari “sangat efektif” sampaidengan “tidak efektif”dimana
setiappilihan jawaban diberikan bobot nilai pernyataan sebagai berikut:
Sangat efektif = 4
Efektif = 3
Kurang efektif = 2
Tabel 3.1
E. Teknik Analisis Data
Di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode statistik deskriptif. Menurut
Sugiyono (2003:142) metode statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagai mana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau
generalisasi.
Variabel Definisi Variabel Indikator Alat
Ukur 1.Independensi Ketidak terikatan atau
kebebasan auditor dari dan terhadap auditee baik secara tekhnis maupun non tekhnis dalam melakukan pemeriksaan.
1. Kesesuaian dengan standard profesi
2. Pengetahuan dan kecakapan. 3. Hubungan antar manusiadan
Untuk mengukur variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
lembar observasi yang terdiri dari empat jawaban yang merentang dari “sangat baik sampai
tidak baik” dan setiap jawaban diberi bobot nilai untuk pertanyaan positif sebagai berikut :
1.Sangat Efektif = 4
2.Efektif = 3
3.Kurang efekif = 2
4.Tidak efektif = 1
Statistik deskriptif yang penulis gunakan adalah menghitung nilai rata-rata mean dengan
rumus
X=
∑
m NDimana : X = nilai rata-rata (mean)
∑
= tanda penjumlahan yang konvensional digunakan dimana-manam = ukuran-ukuran atau besarnya setiap item atau setiap kasus
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)
A. Data Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan
Akta Notaris Harun Kamil, SH No.35. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman
dengan surat keputusan No. C2-8330.HT.01.01. Pendirian perusahaan merupakan hasil
peleburan PT.Perkebunan II (Persero) dan PT. Perkebunan IX (Persero) berdasarkan peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 7 tahun 1996, kemudian diperbaharui dengan Akte Notaris
Sri Rahayu Prasetyo, SH. No. 7 tanggal 08 Oktober 2002.
Perusahaan berkantor pusat di Tanjung Morawa, Kabupaten DeliSerdang,Provinsi
Sumatera Utara. PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) memiliki 32 unit kebun yang mengelola
budidaya Kelapa Sawit, Karet, Kakao, Tembakau dan Tebu, termasuk didalamnya 8 unit Pabrik
Kelapa Sawit (PKS), 2 unit Pabrik Gula (PG), 1 unit Pabrik Fraksionasi (PFS), 1 unit Pabrik
Lateks Pekat, 2 unit Pabrik Crumb Rubber, 3 unit Pabrik RSS, 4 unit Pabrik Kakao, 4 unit
Rumah Sakit (RS), 1 unit Bengkel Pusat (BP), 1 unit BAlai Penelitian Tembakau Deli (BPTD),
dan 1 unit Risbang (Riset dan Pengembangan Tebu).
Semua Kebun / Unit Usaha tersebut dikelompokkan menjadi 6 (enam) Distrik Unit Usaha
(DUU) dan 1 (satu) unit Kebun Pengembangan, adapun pengelompokkan Distrik Unit Usaha
(DUU) adalah sebagai berikut: Distrik Tanaman Tahunan Rayon Utara, Distrik Tanaman
Tahunan Rayon Tengah, Distrik Tanaman Tahunan Rayon Selatan, Distrik Tanaman Tebu,
Pengembangan adalah : Kebun Arso dan Prafi didaerah Papua. Masing-masing Distrik Unit
Usaha (DUU) dipimpin oleh 1 (satu) orang Manajer sementara Kebun Pengembangan dipimpin
oleh masing-masing Manejer Kebun.
Perseroan ini bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program
pemerintah dibidang ekonomi dan pembanguna nasioanal umumnya, khususnya di sector
pertanian dalam arti seluas-luasnya.
Untuk tujuan tersebut perseroan menjalankan usaha meliputi sebagai berikut :
1. pengusahaan budidaya hutan tanamana perkebunan.
2. produksi barang setengah jadi atau barang jadi.
3. perdagangan atau pemasaran hasil produksi.
4. pengembangan usaha bidang perkebunan, agrowisata dan agrobisnis.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Sesuai dengan surat keputusan Menteri Pendayagunaan BUMN RI
No.KEP-057/M-PBUMN/1998 tanggal 28 September 1998, susunan direksi dapat dilihat sebagai berikut:
1. Direktur Utama
Direktur Utama bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan
Komisaris.
2. Direktur Produksi
Direktur Produksi bertanggung jawab kepada Diektur Utama, kepada Rapat Umum
Pemegang Saham dan Dewan Komisarus, yang mengeloala bidang tanaman, produksi, teknik
dan teknologo, pengelolaan dan sarana lainnya yang berkaitan dengan fungsinya.
Direktur Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Utama, kepada Rapat Umum
Pemegang Saham dan Dewan Komisaris yang mengelola bidang akuntansi dan keuangan.
4. Direktur Pemasaran
Direktur Pemasaran bertanggung jawab kepada Direktur Utama, kepda Rapat Umum
Pemegang Saham dan Dewan Komisaris yang mengeloala bidang pemasaran dan pengadaan.
5. Direktur Sumber Daya Manusia / Umum
Direktur Sumber Daya MAnusia / Umum bertanggung jawab kepada Direktur Utama,
kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisaris, yang mengelola bidang
personalia, pengembangan sumber daya manusia, bidang umum, secretariat dan rumah sakit,
masalah hubungan antar kerja, sosial umum, keamanan dan kesehatan. Sesuai dengan surat
Keputusan Direksi PTPN II No.II.0/Kpts/R.02/1998 tanggal 9 juni 1998 dan diperbaharui dengan
surat No.II.0/Kpts/r/05/2001 tanggal 2 Juli 2001 ditetapkan susunan kepala bagian sebagai
berikut :
1. Bagian Sekretariat
Bagian Sekretariat berfungsi sebagai pambantu Direksi dibidang yang berhubungan
pengelolaan keskretariatan perusahaan hubungan masyarakat, rumah tangga kantor
direksi, bertanggung jawab kepada Direktur SDM/Umum.
2. Bagian Satuan Pengawasan Intern
Bagian Satuan Pengawasan Intern bertugas membantu direksi melaksanakan dan
bertanggung jawab atas kelancaran tugas pekerjaan dibidang pengawasan intern
berdasarkan norma pemerikasaan dan pedoman pemeriksaan umum, keuanagn
operasional serts kebijakan pengawasan, bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Bagian Pengakajian dan Pengembangan berfungsi me,mbantu direksi dalam
melaksanakan tugas dn kebijakan yang telah digariskan oleh direksi. Melaksanakan
perncanaan, pengorganisasian, pengendalian, pengawasan serta melakukan pengkajian
dan pengembangan seluruh sumber daya perusahaan, bertanggung jawab kepada
SDm/Umum.
4. Bagian Tanaman Tahunan
Bagian Tanaman Tahunan berfungsi membantu direksi dalam melaksanakan fungsi
perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian serta pengawasan yang
menyagkut pekerjaan-pekerjaan dibidang tanaman tahunan, bertanggun jawab kepada
direktur produksi.
5. Bagian Tanaman Semusim
BAgian Tanaman Semusim berfungsi membantu direksi dalam melaksanakan fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian serta pengawasan yang
menyangkut pekerjaan-pekerjaan dibidang tanaman tahunan, bertanggung jawab kepada
direktur produksi.
6. Bagian Teknik
Bagian Teknik bertugas membantu direksi dalam melaksanakan fungsi perencanaan,
pengirganisasian, pengendalian dan pengawasan dibidang teknik, bertanggung jawab
kepada direktur produksi.
7. Bagian Pengolahan
Bagian Pengolahan berfungsi membantu direksi melaksanakan fungsi perencanaan,
administrasi, teknik serta melaksanakan fungsi manajemen dalam meningkatkan system
mutu produksi, bertanggung jawab kepada direktur produksi.
8. Bagian Pengendalian Mutu dan Lingkungan
Bagian PML berfungsi membantu direksi melaksankan fungsi-fungsi manajemen dalam
melaksanakan system dan prosedur yang dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu
hasil produksi dan kinerja lingkungan, bertanggung jawab kepada direktur produksi.
9. Bagian Keuangan
Bagian Keuangan berfungsi membantu direksi untuk menjalankan kebijakan Direksi serta
melaksankan fungsi-fungsi manajemen dalam bidang keuangan, perpajakan dan asuransi
asset perusahaan serta penyusunan rencanakerja dan anggaran perusahaan, bertanggung
jawab kepada direktur keuangan.
10. Bagian Akuntansi
Bagian Akuntansi berfungsi membantu direksi untuk menjalankan kebijakan direksi
dibidang akuntansi serta melaksankan fungsi analisa hasil usaha, memberiakn data
masukan pada direksi mengenai permasalahan akuntansi, bertanggung jawab kepada
direktur keuangan.
11. Bagian Pengadaan Barang
Bagian Pengadaan berfungsi membantu direksimelaksankan fungsiperncanaan,
pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan dibidang pengadaan, bertanggung
jawab kepada direktur pemasaran.
Bagian Pemasaran berfungsi membantu direksi melaksanakan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan dibidang pemasaran, bertanggung
jawab kepda direktur pemasaran.
13. Bagian Personalia
Bagian Personalia berfungsi membantu direksi melaksankan fungsi-fungsi manajemen
yang mencakupkeiatan administrasi karyawan, pensiun karyawan dan penyelenggaraan
pemenuhan sosial dan kesejahteraan serta hubungan antar kerja, bertanggunh jawab
kepada Direktur SDM/Umum.
14. Bagian Pengembangan SDM
Bagian Pengembangan berfungsi membantu direksi melaksankan fungsi-fungsi
manajemen dalam pengembangan sumber daya manusia yang mencakup kegiatan
pendidikan dan latihan keselamatan dan kesehatan kerja dan pelayanan kesehatan,
bertanggung jawab kepada Direktur SDM/ Umum.
15. Bagian Umum
Bagian Umum berfungsi membantu direksi melaksankan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan dibidang sosial ekonomi, kesejahteraan,
bina mental, hokum dan agrarian, bertanggung jawab kepada Direktur SDM/Umum.
16. Bagian pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi
Bagian PUKK berfungsi membantu direksi untuk melaksankan fungsi-fungsi manajemen
dalam merencanakan, mengawasi penyaluran bantuan dan pembinaan terhadap
pengusaha kecil dan koperasi, bertanggung jawab kepada Direktur SDM/Umum.
3. Kedudukan Auditor Intern dalam Organisasi
Dari struktur organisasi PT. Perkebuanan Nusantara II (terlampir) dapat dilihat bahwa
kedudukan internal auditor (bagian internal audit) pada PTPN II dilaksanakan oleh Satuan
Pengawasan Intern yang memiliki kedudukan langsung dibawah direktur utama. Dengan
kedudukan seperti ini Satuan Pengawasan Intern mempunyai kebebasan (independensi) yang
cukup besar terhadap pelaksanaan pemeriksaan dalam perusahaan. Dalam melaksanakan
tugasnya Satuan Pengawasan Intern mendapatkan instruksi langsung dari direktur utama dan
menyampaikan laporannya kepada direktur utama.
Gambar 4.1 Kedudukan SPI pada PTPN II (Persero) Medan Sumber : PTPN II (Persero) Medan
Satuan pengawasan intern dipimpin oleh seorang kepala biro yang diangkat langsung
oleh direktur utama. Sedangkan pegawai-pegawainya disusun dan diajukan oleh kepala biro
untuk disahkan oleh direktur utama dan kegiatannya diatur dan dilaksankan berdasarkan uraian –
uraian tugas (job description) serta perintah yang telah ditetapkan oleh direktur utama.
Dengan posisi yang demikian satuan pengawasan intern merupakan staf direktur utama
yang menjalankan tugas pengawasan dan pemeriksaan dalam arti dia memiliki wewenang untuk : RUPS
Dewan Komisaris
Satuan Pengawasan Intern
Direktur Utama
1. Melaksankan pengawasan dan pemeriksaan.
2. Memberikan saran dan rekomendasi kepada direktur utama atas hasil pemeriksaannya.
Apabila dalam pelaksanaan pemeriksaan ditemukan sesuatu hal yang merupakan
ketimpangan, satuan pengawasan intern tidak diperkenankan mengambil tindakan langsung pada
satuan administrasi yang diperiksanya. Satuan pengawasan intern hanya menyampaikan laporan
hasil pemeriksaannya kepada direktur utama, kemudian memberikan rekomendasi dan saran
tindakan preventif maupun represif terhadap semua bentuk penyimpangan kepada pejabat yang
berwenang dan juga kepda direktur utama. Satuan pengawasan intern tidak mempunyai
kewenangan menjalankan fungsi eksekutif dalm hal decision making (pengambilan keputusan)
karena eksekutiflah yang dapat mengambil tindakan itu.
Dalam posisi seperti ini suatu pengawasan intern dapat bergerak dengan bebas
melakukanpemeriksaan terhadap masing-masing satuan administrasi tanpa ada kekhawatiran
ataupun tekanan dari pihak atau satuan administrasi yang diperiksanya. Sepanjang kebebasan itu
menyangkut tugas pemerikasaan. Sekalipun kedudukan satuan pengawasan intern sama dengan
satuan administrasi yang lain yaitu sama-sama berada dibawah direktur utama, ia dapat bekerja
dengan bebas karena bagian audit intern terlepas dari tugas-tugas operasional perusahaan
sehingga dengan sendirinya ia tidak akan melakukan suatu kegiatan sebagaimana delakukan oleh
satuan administrasi yang akan diperiksanya.
Unit organisasi yang diperiksa oleh internal auditor wajib memberikan dukungan
sepenuhnya atas kelancaran pelaksanaan audit yang dilakukannya. Dukungan itu berupa
penyediaan data dan informasi yang berhubungan dengan unit pemeriksaan dan kebebasan untuk
Untuk mendukung agar hsil pemeriksaan cukup objektif, satuan pengawasan intern
telahmemiliki struktur organisasi yang dilengkapi dengan uraian fungsi dan tugas serta pedoman
untuk membuat laporan.
Struktur organisasi satuan pengawasan intern dapat dilihat seperti bagan berikut ini :
Gambar 4.2 Struktur Satuan Pengawasan Intern Sumber : PTPN II (Persero) Medan
Dari bagan organisasi tersebut dapat dilihat bahwa satuan pengawasan intern dipimpin
oleh seorang kepala biro Satuan Pengawasan Intern, dan satuan pengawasan intern ini dibagi atas
empat urusan, yaitu:
1. Urusan pengawasan bidang tanaman
2. Urusan pengawasan bidang teknik
3. Urusan pengawasan bidang pengolahan
4. Urusan pengawasan administrasi umum dan keuangan
KEPALA BIRO SPI
Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Staff Staff
Seperti telah disebutkan bahwa satuan pengawasan intern dipimpin oleh kepala biro. Sesuai
dengan surat instruksi direktur utama telah ditetapkan mengenai tugas, kewajiban, wewenang
serta tanggung jawab satuan pengawasan intern untuk melaksanakan tugas dan kewajiban direksi
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan terhadap pekerjaan dan persoalan
yang berhubungan dengan pengawasan biaya, analisa, pengawasan intern dan pengawasan fisik.
Uraian dan pembagian tugas kepala Satuan Pengawasan Intern adalah sebagai berikut :
1. Merencanakan dan merumuskan kebijaksanaan maupun program mengenai
masalah-masalah yang berhubungan dengan pemeriksaan dan pengawasan.
2. Melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan baik fisik, financial maupun administrasi
dan penghematan harta kekayaan perusahaan.
3. Membuat analisa dan evaluasi dari kebijaksanaan yang telah ditempuh.
4. Mengamati dan mengendalikan pelaksanaan kebijksanaan direksi yang telah digariskan.
5. Mengevaluasi dan menyusun rencana-rencana perbaikan untuk meningkatkan daya guna
perusahaan.
6. Membuat norma-norma dari seluruh kegiatan perusahaan.
7. Mengkoordinir pembuatan data dan laporan-laporan terhadappihak luar dan laporan
dewan komisaris.
Selanjutnya masing – masing urusan dalam satuan pengawasan intern juga mempunyai tugas,
yang secara umum disebutkan di bawah ini :
1. melaksanakan tugas – tugas yang dibeikan oleh kepala satuan pengawasan intern.
2. membantu kepala satuan mengkoordinasi tugas – tugas bidang teknis dan teknologi,
3. memeriksa dan mengevaluasi efektivitas pengawasan bagian – bagian atau unit dalam
bidang tugasnya, baik pelaksanaanya maupun kelengkapannya.
4. memeriksa dan menganalisa laporan terhadap norma atau anggaran yang telah ditetapkan.
5. membuat program audit, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
6. memeriksa kertas kerja audit.
7. mengkoordinasi tugas – tugas audit.
8. membantu mempersiakan laporan hasil pemeriksaan.
9. membantu menyiapkan rekomendasi untuk tindakan – tindakan perbaikan.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kedudukan auditor intern didalam perusahaan
mempunyai pengaruh dalam kebebasannya melakukan pemeriksaan saja, tetapi perlu adanya
keahlian yang memadai dan pengalaman yang cukup bagi auditor intern agar dapat membantu
pimpinan perusahaan didalam mengambil keputusan.
Pendayagunaan personil yang ada dalam unit audit intern akan mempunyai hasil bila
senantiasa dilakukan peningkatan didalam suatu pemeriksaan yang dilaksankan yaitu dengan
mempebaiki mutu dan kemampuan auditor intern sendiri melalui pendidikan tambahan yang
diberikan dan latihan – latihan yang dapat meningkatkan kecakapan dalam pemeriksaan.
4. Fungsi Auditor Intern
Di dalam uraian sebelumnya telah diungkapkan bahwa yang melaksanakan fungsi inernal
audit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa adalah satuan pengawasan intern.
Bagian ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi usaha yang telah digariskan
perusahaan.
Adapun tujuan dari dibentuknya satuan pengawasan intern adalah untuk membantu
dengan masalah – masalah keuangan, pembelian, pembukuan, proyek, produksi jasa dan umum
serta pengawasan pelaksanaan yang mencakup perencanaan dan koordinasi agar tercapai
efisiensi dalam perusahaan secara menyeluruh.
Pada dasarnya satuan pengawaan intern tidak bertanggung jawab secara langsung
terhadap kelemahan yang ada di perusahaan. Satuan pengawaan intern hanya berkewajiban
melakukan pemeriksaan dan selanjutnya hasil pemeriksaan inilah yang dipakai oleh direktur
utama untuk melakukan tindakan perbaikan. Tegasnya pelaksanaan operasi secara tepat dan
cermat adalah tanggung jawab langsung manajemen sedngkan kewajibansatuan pengawasan
intern hanyalah menilai keampuhanpengawasan uang dilakukan oleh manajemen pada semua
kegiatan dan melaporkan temuan – temuan yang menghambat operasi perusahaan.
Ruang lingkup pemeriksaan, tidak terbatas pada bidang akuntansi dan catatan keuangan
saja. Adapun ruang lingkup pemeriksaan tersebut adlah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan atas keuangan dan ketaatan pada peraturan peundang-undangan. Dlam hal
ni pemeriksaan mencakup pemeriksaan transaksi, perkiraan, kegiatan, fungsi dan
pertanggungjawaban keuangan bagian atau perusahaan sesuai dengan ruang lingkup
pemeriksaan yang ditentukan dalam penugasan pemeriksaan.
b. Penilaian tentang daya guna dan kehematan dalam penggunaan sarana yang tersedia.
Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah perusahaan, bagian atau kegiatan yang
diperiksa telah mengelola atau menggunakan sumber daya seperti uang, peralatan,
barang, sumber daya manusia dan sebagainya yang tersedia secara berdaya guna dan
berhasil guna. Dalam menilai daya guna dan kehematan, auditor harus memperhatikan
sepenuhnya untuk memelihara sumber daya guna membatasi pengeluaran ampai pada
tingkat yang minimal.
c. Penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang direncanakan dari suatu kegiatan atau
program. Penilaian meliputi penyelidikan apakah hasil atau manfaat yang dicapai sampai
saat pemeriksaan program atau kegiatan yang ditetapkan telah dilaksanakan secara
berhasil guna.
5. laporan Auditor Intern dan Tindak Lanjutnya
Satuan pengawasan intern membuat laporan hasil kerjanya untuk
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya. Dalam melakukan tugas ini, satuan pengawasan intern
mempunyai kelengakpanpemeriksaan seperti :
1. Norma Pemeriksaan
Satuan pengawasan intern PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa – Medan telah
mempunyai suatu kaidah atau ukuran dalam melaksanakan pemeriksaan agar dicapai mutu
pelaksanaan pemeriksaan dan mutu laporan pemeriksaan yang dikehendaki.
Kaidah atau ukuran ini disebut Norma Pemeriksaan yang berisi :
a. Norma Umum Pemeriksaan
mengatur tentang ruang lingkup pemeriksaan terhadap obyek yang diperiksa, baik
terhadap keuangan maupun mengenai peraturan perundang-indangan.pejabat yang
berwenang dalam menetapkan tugas pemerksaan harus mempertimbangkan kebutuhan
b. Norma Pelaksanaan Pemeriksaan
pekerjaan pemeriksaan harus direncanakan sebaik-baiknya, dan para pelaksana
pemeriksaan harus diawasi dan dibimbing dengan sebaik-baiknya. Dalam melaksanakan
tugasnya,para auditor harus waspada terhadap situasi atau transaksi yang dapat
menunjukkan kemungkinan adanya penyimpangan, penyelewengan serta tindakan yang
tidak sah.
c. Norma Pelaporan Pemeriksaan
auditor intern harus melaporkan hasil pemeriksaan sesuai dengan penugasan yang
ditetapkan. Laporan tersebut harus dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat
yang berwenang tepat pada waktunya agar bermanfaat.
d. Norma Tindak Lanjut
auditor intern harus mengikuti tindak lanjut atas temuan – temuan pemeriksaan yang
dilaporkan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil dan dilaksankan.
Norma ini mewajibkan satuan pengawasan intern an para pemeriksanya berupaya agar
sasaran tindak lanjut dilaksankan oleh pihak manajemen serta mengikuti tndak lanjut
untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah dilaksanakan oleh pihak manajemen.
2. Audit Program
Program pemeriksaan adalah suat tindakan atau langkah – langkah yang terperinci dan
sistematis dari prosedur pemeriksaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
pemeriksaan. Hal ini diperlukan agar pelaksanaan pemeriksaan dapat terarah.pada PT.
Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa – Medan audit program sudah ada sehingga dalam
3. Kertas Keja Pemeriksaan
Kertas kerja pemeriksaan merupakan alat kerja yang dipakai oleh petugas pemeriksa
dalam melakukan pemeriksaan dan disebut juga dengan dokumen pemeriksaan. Isinya berupa
catatan – catatan mengenai perencanaan dan surveipendahuluan, audit program dan hasil – hasil
pemeriksaan. Kertas kerja ini dibuat sejak auditor memulai pelaksanaan pemeriksaan sampai
laporan selesai. Kertas kerja pemeriksaan merupakn pendudkung atas prosedur dan norma yang
dijalankan dalam rangka pemeriksaan. Perusahaan menyimpan dokumen pemeriksaan ini sebagai
bukti pelaksanaan pemeriksaan atas prosedur dan pengujian yang dilakukan. Sumber informasi
dikumpulkan, dianalisa dan disimpulkan sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan. Kertas
kerja pemeriksaan sangat penting artinya bila dilihat manfaatnya antara lain :
a. Merupakan dasar penyusunan laporan hasil pemeriksaan.
b. Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan para pelaksana
pemeriksaan.
c. Merupakan alat pembuktian dari laporan hasil pemeriksaan.
d. Menyajikan data untuk keprlaun referensi.
e. Merupakan salah satu pedoman untuk tugas pemeriksaan berikutnya.
4. Laporan Hasil Pemeriksaan
Sebelum menyelenggarakan penyusunan laporan, auditor mengadakan pengujian
kelengkapan prosedur audit untuk meyakini kecermatan hsil pemeriksaan. Setelah auditor
merasa yakin berubah laporan hasil pemeriksaan disusun. Laporan tersebut adalah
saranakomunikasi yang resmi dan sangat penting bagi auditor untuk menyampaikan informasi
berwenang yang melaksanakan saran dan rekomendasi atau yang perlu mengetahui informasi
tersebut.
Penyusunan laporan auditor dengan criteria yang diatur dalam norma pelaporan Satuan
Pengawasan Intern adalah sebagai berikut :
a. Laporan disajikan secara tertulis.
b. Laporan disesuaikan dengan penugasan yang ditetapkan.
c. Laporan diserahkantepat waktunya agar informs dapa bermanfaat sepenuhnya.
d. Kalimat yang digunakan sederhana, jelas,singkat, dan mudah dimengerti.
e. Memuat temuan dan kesimpulan pemriksaan secara objektif.
f. Memberikan saran tindak lanjut yang konstruktif.
g. Lebih mengutamakan usaha perbaikan atau penyempurnaan daripada kritik.
h. Mengungkapkan hal – hal yang msih merupakan masalah yang belum dapat diselesaikan
sampai berakhirnya pemeriksaan, bila ada.
i. Mengemukakan pengakuan atas suatu putusan atau suatu tindakan perbaikan yang telah
dilaksanakan itu dapat diterapkan di bagian lain.
j. Mengemukakan penjelasan pejabat objek yang diperiksa mengenai hasil pemeriksaan.
k. Laporan harus lengkap, layak dan teliti.
Laporan hasil pemeriksaan merupakan suatu laporan yang dibuat dengan berpedoman pada
buku pedoamn Penyusunan Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).
Laporan hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern disusun dalam bentuk :
1. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Keuangan
1.a. Kesimpulan dan saran
Pada bagian ini diuraikan masalah ataupun temuan –temuan yang perlu mendapat perhatian dari
manajemen.jika diperlukan, tindak lanjut ataupun saran perbaikan akan dikemukakan di atas.
1.b. Laporan kegiatan yang diperiksa
Dalam bagian ini diuraikan laporan kegiatan yang diperiksa, misalnya : a ) laporan keuangan (neraca dan perhitungan laba rugi).
b ) Laporan Produksi. c ) Laporan penjualan. 1.c. Hasil Pemeriksaan
Pada bagian ini dimuat hal umum dan uraian hasil pemeriksaan. 1.c.1 Umum :
a ) Ruang lingkup dan periode pemeriksaan.
b ) Uraian temuan masalah organisasi obyek yang diperiksa secara singkat. c ) Uraian temuan masalah administrasi objek yang diperiksa secara singkat.
1.c.2 Uraian hasil pemeriksaan a. system pengawasan akuntansi.
b. kelengkapan dan kewajaran laporan oertanggungjawaban keuangan.
c. ketaatan terhadap ketentuan –ketentuan yang berlaku ( teramsuk ketaatan terhadap waktu penerbitan laporan).
d. pengamanan kekayaaan perusahaan ( dalam hal adanya kasus – kasus kebocoran atau korupsi yang merugikan perusahaan).
e. pengkajian ulang ( review) analisa laporan keuangan.
f. informasi khusus yang bertalian dengan gejala ( praduga) korupsi serta hambatan – hambatan yang bertalian dengan perusahaan.
g. komentar dalam hal perusahaan mengalami kondisi keuangan yang terus menerus memburuk.