• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM S-1 EKSTENSI M E D A N

SKRIPSI

KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR PADA

PT. BANK SUMUT CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA

O L E H :

N A M A : DANIEL RUDI SALAM SILABAN

N I M : 050522076

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

PROGRAM : S-1 / EKSTENSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

Dengan ini saya menayatakan bahwa skripsi dengan judul

“ Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda. “

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan / diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 29 Agustus 2008 Yang membuat pernyataan

(3)

iv

Puji syukur dan terima kasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih setiaNya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda“, dan disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak baik dalam hal isi maupun redaksi. Skripsi ini juga dapat dijadikan bahan referensi dan diskusi dalam mempelajari dan mendalami tentang kedudukan dan fungsi internal auditor.

(4)

iv

2. Bapak Arifin Akhmad, SE, MSi, Ak dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, MAcc, Ak, Ketua dan Sekertaris Departemen Akuntansi Program S-1 Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Rasdianto, SE, MSi, Ak, Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan, kritikan, masukan dan motivasi bagi penulis dalam penulisan dan menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Narumondang Bulan Siregar SE, MM, Ak, dan Bapak Hasan Sakti Siregar, SE, MSi, Ak, Dosen Pembanding / Penguji satu dan dua yang telah memberikan kritik dan saran bagi penulis.

5. Staf dan Pegawai Departemen Akuntansi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Samuel Surbakti, SE, MM, Ak, dan Bapak Sufrizal, SE, Pemimpin dan Wakil Pemimpin Cabang Pemimpin Cabang PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda.

(5)

iv Pembantu Sei Sikambing.

9. Dewi Anastasia Surbakti, yang selalu setia mendukung, memberikan doa, rasa sayang dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Rekan-rekan sekerja di PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Sei Sikambing.

11. Teman-teman alumni FE USU ; Aron, Vici, Jimmy, Juli dan Johanes.

12. Civitas GMKI Komisariat FEDITA USU dan N-HKBP Binjai Baru.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi para pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan skripsi ini, dan salam sejahtera bagi kita semuanya. Amin.

Medan, 29 Agustus 2008 Penulis

(6)

Audit Internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan internal auditor terhadap operasional dan pengendalian yang berbeda-beda dalam organisasi.

Tujuan audit internal ini adalah untuk menentukan apakah :

1. Informasi keuangan dan operasional telah akurat dan dapat diandalkan. 2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi. 3. Peaturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima

telah diikuti.

4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.

5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis. 6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.

Semua unsur dalam pelaksanaan internal auditor ini dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggungjawabnya secara efektif.

(7)

Internal auditing is a systematic, objective appraisal by internal auditor of the diverse operations and control within on organization.

The of internal auditing doing is to determine whether : 1. Financial and operating information is accurate and reliable 2. Risk to the enterprise are identified and minimized

3. External regulations and acceptable internal policies and proedure are followed

4. Satisfactory operating criteria are met

5. Resources are used eficiently and economically

6. The organization’s objectives are effectively archieved.

All for the purpose of consulting with management and for assisting members of the organization in the effective discharge oh their responsibilities.

(8)

PERNYATAAN ... i

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditing……….………….………….. 8

B. Kedudukan Internal Auditor………..………... 13

C. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor……….……. 18

D. Program Pemeriksaan Internal Auditor………....……….... 22

E. Laporan Internal Auditor………..……… 24

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Peneltian……….….………... 29

B. Data Penelitian………...………...………. 29

C. Sumber Data……….……….. 30

D. Teknik Pengumpulan Data……...…………. 31

(9)

A. Gambaran Umum Perusahaan...32

1. Sejarah Ringkas Perusahaan...32

2. Struktur Organisasi Perusahaan... 34

3. Kedudukan Internal Auditor Dalam Perusahaan... 49

4. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor…………...….. 51

5. Program Pemeriksaan Internal Auditor……….. 52

6. Laporan Internal Auditor...53

B. Analisis Hasil Penelitian... 56

1. Analisis Dan Evaluasi Kedudukan Internal Auditor... 56

2. Analisis Dan Evaluasi Fungsi Internal Auditor... 58

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……...………... 60

B. Saran………... 62

(10)

Gambar Judul

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor….. 7 Halaman

(11)

Audit Internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan internal auditor terhadap operasional dan pengendalian yang berbeda-beda dalam organisasi.

Tujuan audit internal ini adalah untuk menentukan apakah :

1. Informasi keuangan dan operasional telah akurat dan dapat diandalkan. 2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi. 3. Peaturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima

telah diikuti.

4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.

5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis. 6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.

Semua unsur dalam pelaksanaan internal auditor ini dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggungjawabnya secara efektif.

(12)

Internal auditing is a systematic, objective appraisal by internal auditor of the diverse operations and control within on organization.

The of internal auditing doing is to determine whether : 1. Financial and operating information is accurate and reliable 2. Risk to the enterprise are identified and minimized

3. External regulations and acceptable internal policies and proedure are followed

4. Satisfactory operating criteria are met

5. Resources are used eficiently and economically

6. The organization’s objectives are effectively archieved.

All for the purpose of consulting with management and for assisting members of the organization in the effective discharge oh their responsibilities.

(13)

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat perusahaan didirikan, para pendirirnya menentukan berbagai hal

penting untuk kelangsungan hidup perusahaan, seperti tujuan dan sasaran yang ingin

dicapai, kegiatan bisnis yang hendak ditangani, filsafat apa yang dianut dalam

menjalankan roda perusahaan, dalam sektor industri apa perusahaan akan bergerak.

Tujuan perusahaan dapat dikategorikan pada tujuan jangka pendek, menengah dan

jangka panjang.

Berbagai kegiatan bisnis diselenggarakan dengan mempedomani prinsip

efisiensi, efektifitas dan produktifitas kerja. Penerapan ketiga prinsip ini tidak hanya

ditujukan pada upaya untuk menghilangkan atau mengurangi pemborosan, tetapi

dikaitkan dengan berbagai hal yang sifatnya mendasar bagi perusahaan, seperti

peningkatan kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain yang

menghasilkan produk sejenis, memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan

perusahaan, membuat pangsa pasar yang lebih besar, melakukan diversifikasi produk,

memperluas operasional, perolehan keuntungan yang akan memungkinkan

perusahaan memberikan dividen kepada para pemilik modal dan pemilik saham serta

imbalan yang wajar kepada para langganan perusahaan.

Untuk perusahaan yang lebih besar, permasalahan yang dihadapi akan

(14)

secara langsung di dalam aspek keuangan perusahaan. Manajemen memerlukan

penambahan sumber daya, baik dalam segi kuantitas maupun segi kualitas. Hal ini

sangat beralasan karena semakin berkembangnya suatu perusahaan, ruang lingkupnya

juga akan semakin luas sehingga pemilik, pemimpin perusahaan dan karyawan telah

terpisah menurut fungsinya masing-masing dan bekerja sama untuk mencapai tujuan

perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini perlu diadakan suatu sistem pengawasan yang

efektif yang nantinya diharapkan dapat membantu manajemen dalam rangka

mewujudkan tujuan perusahaan di samping mencari laba, juga mencakup

pertumbuhan yang terus menerus.

Dalam perusahaan, pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan secara langsung

oleh anggota perusahaan ( Internal Auditor ) dan dapat dilakukan melalui sistem yang

disebut dengan Sistem Pengawasan Intern atau Internal Control System.

Sistem Pengawasan Intern Perusahaan bertujuan untuk menjaga kekayaan

organisasi, mengecek ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi

kerja dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen melalui rencana organisasi

dan metode yang serasi.

Untuk menjamin agar struktur pengawasan intern yang ada dilaksanakan

dengan semestinya, diperlukan suatu bagian khusus dalam perusahaan yang disebut

dengan bagian pemeriksaan internal atau bagian pemeriksaan intern. Bagian ini

berfungsi untuk meneliti dan mengawasi apakah struktur pengawasan yang ada dalam

perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan memberi saran perbaikan

(15)

struktur pengawasan intern itu sendiri maupun pada pelaksanaan di lapangan. Bagian

internal audit ini merupakan bagian yang terkait dalam Satuan Pengawasan Intern

perusahaan.

Bagian internal audit ini dipimpin oleh seorang akuntan yang disebut sebagai

internal auditor. Seorang internal auditor harus mengetahui sistem akuntansi yang

baik dan tugasnya adalah memimpin bagian internal audit untuk mencapai tujuan

perusahaan.

PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda merupakan salah satu cabang

dari Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara yang berkembang sangat pesat saat

ini. Pada PT. Bank Sumut pengawasan intern dilakukan oleh internal auditor yang

dinamakan kontrol intern. Seiring dengan perkembangan yang pesat di PT. Bank

Sumut, maka fungsi kontrol intern perlu ditingkatkan mengingat semakin padatnya

kegiatan operasional dan aktivitas perusahaan yang membutuhkan pengawasan yang

lebih intensif.

Untuk mendukung peningkatan fungsi kontrol intern ini, maka kedudukan

kontrol intern juga harus berada pada posisi yang independen, punya wewenang dan

kebijakan sendiri untuk melaksanakan tugasnya.

Tujuan pelaksanaan audit internal adalah membantu para anggota organisasi

agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Fungsi lain yang

dilaksanakan oleh bagian audit intern adalah melakukan penilaian terhadap sistem

pengawasan intern yang diciptakan untuk dapat menjamin bahwa data keuangan

(16)

Melihat banyaknya manfaat yang diberikan oleh bagian audit intern, maka bagian ini

harus memiliki anggota / pegawai yang mempunyai pemahaman akuntansi dan audit

yang cukup. Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda, Kontrol Intern

berdiri sendiri dan memiliki 1 ( satu ) orang anggota / pegawai.

Dari uraian di atas, dapat dilihat betapa pentingnya fungsi internal auditor

dalam menjalankan kegiatan usaha untuk meningkatkan kinerja efektifitas dan

efisiensi perusahaan, oleh karena itu Penulis tertarik untuk membahas permasalahan

tersebut dan melakukan penelitian dengan judul “ Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda “

B. Perumusan Masalah

Untuk membahas suatu objek tertentu, perlu dirumuskan masalahnya sebagai

bahan untuk dibahas dan dianalisa sehingga dapat diberikan saran yang bersifat

korektif dan konstruktif. Adapun permasalahan yang ada di PT. Bank Sumut Cabang

Medan Iskandar Muda adalah selama ini kedudukan internal auditor bertanggung

jawab langsung kepada Pemimpin Cabang, namun pada saat ini kedudukan internal

auditor dalam struktur organisasi tidak lagi bertanggung jawab langsung kepada

Pemimpin Cabang, melainkan bertanggung jawab langsung terhadap Satuan

Pengawasan Intern yang merupakan unit tugas dari Divisi Pengawasan Kantor Pusat

PT. Bank Sumut. Hal ini menyebabkan terkadang terjadinya kurang koordinasi antara

(17)

Berdasarkan penelitian pendahuluan ini, maka Penulis mencoba merumuskan

permasalahan tersebut dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

“ Apakah internal auditor di PT. Bank Sumut telah berperan dalam

meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan? “

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian antara lain :

1. Untuk mengetahui apakah kedudukan dan fungsi internal auditor sudah efektif

berperan dalam pengawasan kinerja operasional PT. Bank Sumut Cabang

Medan Iskandar Muda.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi internal auditor

dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

1. Untuk mengetahui sejauh mana internal auditor dapat berperan untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan.

Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan pemahaman peneliti dalam hal pengetahuan tentang kedudukan

dan fungsi internal auditor serta dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.

2. Memberikan bahan masukan ataupun pertimbangan bagi perusahaan dalam

menerapkan kedudukan dan fungsi internal auditor agar terlaksana dengan

(18)

3. Memberikan sumbangan pemikiran yang akan digunakan sebagai bahan

masukan bagi yang berminat melakukan penelitian yang sama mengenai

masalah internal auditor.

D. Kerangka Konseptual

Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor sangatlah penting dalam mengawasi kegiatan operasional perusahaan. Untuk itu, Internal Auditor harus dapat bekerja

secara independen dan profesional, serta bebas untuk menentukan kebijakan yang

positif dalam hal melakukan pengawasan. Fungsi internal auditor haruslah dapat

memberikan pandangan dan memberikan laporan yang obyektif. Secara konsep,

Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor harus dapat membantu menigkatkan efisiensi

dan efektifitas serta kualitas kinerja perusahaan. Keduduka n dan fungsi Internal

(19)

Gambar 1.1 Internal Auditor

Kedudukan Internal Auditor : 1. Independen

2. Profesional

Fungsi Internal Auditor : 1. Memberikan Pandangan 2. Laporan yang Obyektif Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor Pada

PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda

Inti Hubungan Konsep

(20)

B A B II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Internal Auditing

Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya

unit-unit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya jaringan distribusi dan meningkatnya

laba perusahaan. Semakin banyak dan besarnya perusahaan serta semakin rumitnya

persoalan yang dihadapi, maka profesi akuntan semakin memegang peranan penting

dalam pemberian bantuan penyusunan laporan keuangan, bantuan dalam bidang

akuntansi lainnya, pemeriksaan laporan dan pemberian nasehat di bidang manajemen.

Akuntan adalah profesi yang memberikan jasa kepada masyarakat pemakai jasa

terutama dalam bidang pemeriksaan ( auditing ) dan bantuan dalam bidang akuntansi.

Auditing didefenisikan oleh para ahli yang pada prinsipnya mempunyai

maksud dan tujuan yang sama. Auditing menurut Report of the Committee on Basic

Auditing Consepts of The American Accounting Assosiation ( Accounting Review ,

vol 47 ) adalah :

“ Suatu Proses Sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”

Beberapa ciri penting yang ada dalam defenisi tersebut dapat diuraikan

(21)

1. Suatu proses sistematis berupa serangkaian prosedur yang logis, terstruktur dan

terorganisir.

2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif berarti memeriksa dasar

asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan tersebut tanpa memihak dan

berprasangka.

3. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang

dibuat oleh perorangan atau entitas.

4. Derajat kesesuaian menunjuk pada kedekatan di mana asersi dapat diidentifikasi

dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.

5. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan sebagai

dasar untuk menilai asersi atau pernyataan

6. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukkan derajat

antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan.

7. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan atau

mengandalkan hasil-hasil temuan auditor, dalam hal ini pihak manajemen, para

pemegang saham, kantor pemerintah dan masyarakat luas.

Kosasih ( 2000 ; 285 ) memberikan pengertian Intenal Auditing sebagai

berikut :

(22)

Defenisi di atas menunjukkan bahwa internal auditor telah berkembang

menjadi alat manajemen yang befungsi untuk menilai efisiensi seluruh aktivitas

perusahaan.

Defenisi lain menurut Holmes & Burns ( 2000 : 152 ) mengenai Internal

Auditing adalah :

“Internal Auditing adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberikan saran dan masukan bagi manajemen perusahaan.”

Defenisi ini secara eksplisit menyatakan bahwa tujuan internal auditing adalah

membantu semua tingkatan manajemen agar tanggung jawab mereka dapat

dilaksanakan dengan tugas pemeriksaan harus dinamis yang mempunyai orientasi

jauh ke depan. Karena berkedudukan sebagai penilai yang bebas, internal auditor

harus benar-benar dalam sikap dan pemikiran-pemikirannya, di samping itu harus

mampu tanggap dengan ukuran-ukuran yang dipergunakannya dalam penilainnya.

Dari beberapa defenisi di atas, kita dapat memahami bahwa tujuan daripada

internal auditor adalah untuk membantu semua anggota manajemen dalam

melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif dengan memberikan kepada

mereka analisis penilaian, rekomendasi dan komentar yang obyektif mengenai

kegiatan yang diperiksa.

Pada tahun 1998, Dewan Direksi Internal Auditor ( IIA ) membentuk

kelompok kerja yang merumuskan pedoman ( Guidance Task Force – GTF ) yang

(23)

terhadap standar dan pedoman lainnya. Salah satu elemen terpenting GTF adalah

mengembangkan suatu defenisi baru untuk audit internal yang mampu menangkap

esensi modern dari profesi tersebut secara ringkas dan jelas.

Dalam melaksanakan hal tersebut, GTF mempertimbangkan komentar dan

saran dari para anggota IIA, serta defenisi berbasis kompetensi yang muncul dari draf

pendahuluan atau Competency Framework For Internal Auditor ( CFIA ). CFIA

mendefenisikan audit internal sebagai suatu proses yang membantu perusahaan

memperoleh keyakinan bahwa resiko-resiko yang mungkin dihadapi telah dipahami

dan dikelola dengan layak dalam konteks perubahan yang dinamis.

Pada tahun 1999, GTF memberikan defenisi audit internal sebagai berikut :

“ Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan obyektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi perubahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan.”

Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan

menerapakan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan

meningkatkan efektifitas proses pengelolaan resiko, kecakapan kontrol dan

pengelolaan organisasi.

Audit internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang yang

mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi terhadap

perubahan dalam struktur organisasi, proses dan teknologi. Profesionalisme dan

komitmen yang tinggi difasilitasi dengan bekerja dalam praktek profesional yang

(24)

Tujuan audit internal dapat dicapai dengan :

1. Meneliti apakah pelaksanaan system di bidang akuntansi, keuangan,

dan operasi telah cukup dan memenuhi syarat.

2. Menilai apakah kebijaksanaan, rencana, dan prosedur yang telah

ditentukan telah disepakati.

3. Menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi.

4. Menilai mutu pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan kepada

masing-masing anggota manjemen.

Menurut Sawyer’s Internal Auditing, audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasional kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah :

1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan. 2. Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi. 3. Peraturan Eksternal serta kebijaksanaan dan prosedur internal yang bisa

diterima telah diikuti.

4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.

5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis. 6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.

Semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dnegan manajemen

dan membantu anggota organisasi dalam mejalankan tanggung jawabnya secara

efektif. Defenisi Internal auditing menurut Institute of Internal Auditor ( IIA )

(25)

“ Internal Auditing adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki kinerja organisasi. “

Audit Internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan

memperkenalkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untu mengevaluasi serta

meningkatkan efektifitas proses manajemen resiko, pengendalian dan pengelolaan.

Audit internal di berbagai tempat dan negara melakukan pekerjaan mereka

secara berkala, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior.

Agar internal auditor dapat memberikan suatu hasil kerja yang baik serta

laporannya menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya dari berbagai

bagian yang ada dalam perusahaan, maka internal auditor harus mempunyai sikap

yang independen atas seluruh bagian yang diperiksanya. Sikap ini mutlak harus

dipegangnya dalam dalam setiap tindakannya, sehingga pimpinan melalui informasi

yang diberikannya dapat mengikuti setiap perkembangan yang terjadi dalam

perusahaan secara actual. Informasi yang sifatnya demikian sangat berguna bagi

pimpinan, karena dapat mengurangi risiko kesalahan di dalam mengambil keputusan.

B. Kedudukan Internal Auditor

Tujuan dari pemeriksaan intern adalah membantu semua anggota manajemen

dalam melaksanakan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang obyektif

mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi dan komentar atas aktivitas yang

(26)

Untuk dapat bekerja secara efektif dengan manajemen, kedudukan Satuan

Pengawasan Intern dalam struktur organisasi sangat mempengaruhi keberhasilannya

dalam menjalankan tugasnya. Audit internal haruslah ditempatkan sedemikian rupa

sehingga memungkinkan untuk dapat melakukan wewenang dan tanggung jawabnya

dengan baik serta dapat menjamin kebebasan dalam menjalankan tugasnya.

Kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan dalam menjalankan tugasnya. Internal auditor haruslah

ditempatkan di posisi yang tidak bertanggung jawab langsung kepada pimpinan unit

operasional perusahaan, tetapi bertanggung jawab langsung kepada manajemen

perusahaan. Dengan demikian internal auditor dapat melakukan tugas, wewenang dan

tangung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya.

Kedudukan ataupun status internal auditor dalam suatu organisasi perusahaan

mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkat independensinya di

dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status organisasi dari

departemen internal audit harus cukup untuk menyelesaikan tanggung jawab audit.

Internal auditor hanya akan bekerja secara efektif seperti yang diinginkan

manajemennya jika ia bebas dalam menjalankan aktivitas yang diauditnya. Hal ini

hanya akan dapat tercapai apabila internal auditor mempunyai kedudukan yang

memungkinkan baginya untuk mengembangkan sikap independennya terhadap

bagian-bagian lain yang harus diperiksanya. Untuk mencapai keadaan seperti ini,

(27)

dewan komisaris. Dukungan tersebut seperti tertulis di “ Audit Operasional” ( 2001 : 140 ) berupa :

1. Bagian internal auditor bertanggungjawab kepada seseorang dalam

organisasi yang mempunyai wewenang untuk menigkatkan independensi

dan menjamin ruang lingkup pemeriksaan yang luas, komunikasi yang

memadai serta sanggup menindaklanjuti rekomendasi yang dihasilkan.

2. Internal auditor harus mempunyai komunikasi langsung dengan dewan

komisaris.

3. Status internal auditor yang meliputi wewenang dan tanggung jawab harus

didefenisikan secara tertulis.

4. Internal auditor harus memperoleh persetujuan atasan dalam hal rencana

kerja.

Secara umum ada tiga alternatif kedudukan internal auditor dalam suatu

struktur organisasi perusahaan Hartanto ( 2002 : 194 – 195 ) yaitu :

1. Langsung bertanggungjawab kepada dewan komisaris. Hal ini berarti

bagian internal auditor bersikap independen terhadap manajemen

perusahaan, bahkan karena kedudukannya yang sedemikian rupa

sehingga internal auditor berhak untuk mengawasi pelaksanaan kerja dari

semua level manajemen yang ada. Dengan demikian bagian ini

mempunyai kedudukan yang kuat dalam perusahaan. ( Gambar.1 )

2. Internal auditor bertanggungjawab kepada direktur utama berarti

(28)

kedudukan ini dimaksudkan untuk membantu pihak direksi dalam

melakukan pengawasan terhadap keseluruhan operasional perusahaan.

Independensi yang dimiliki oleh internal auitor di sini masih cukup

tinggi sehingga bagian-bagian perusahaan yang berada di bawah direktur

utama dapat diaudit. ( Gambar.2 )

3. Alternatif ketiga internal auditor bertanggungjawab kepada direktur

keuangan. Pada posisi ini terlihat bahwa internal auditor sejajar dengan

bagian budget atau kasir. Independensi yang dimiliki semakin kecil

seiring dengan aktifitas yang dilakukan semakin sempit. Dalam hal ini

fungsi internal auditor dititikberatkan atas ruang lingkup keuangan.

( Gambar.3 )

Menurut Daryanto ( 2000 : 36 ) di atas, maka kedudukan internal auditor

(29)

Gambar 1.2

Kedudukan Internal Auditor di bawah Dewan Komisaris

Gambar 1.3

Kedudukan Internal Auditor di bawah Presiden Direktur Komisaris

Presiden Direktur Pemegang Saham

Internal Auditor Komisaris

Internal Auditor

(30)

Gambar 1.4

Kedudukan Internal Auditor di bawah Direktur Keuangan Sumber : Daryanto (2000:36 – 38 )

C. Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor

Bidang internal audit yang banyak dikenal pada mulanya hanya tertuju pada

pemeriksaan data akuntansi, bidang ini lebih dikenal dengan financial audit. Namun

sejalan dengan semakin mendesaknya kebutuhan akan informasi bagi manajemen

sebagai input dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan, maka kegiatan

operasional manajemen juga dimasukkan sebagai salah satu bidang yang diawasi dan

diperiksa Internal Auditor. Bidang ini dikenal dengan nama manajemen audit. Komisaris

Direktur Keuangan Presiden Direktur Pemegang Saham

(31)

Setelah mamahami uraian terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa Internal

Auditor memiliki andil yang cukup penting bagi suatu perusahaan. Sebagai seorang

staf dari pimpinan perusahaan, seorang internal auditor harus dapat bertugas dengan

baik, sehingga peranannya dalam menunjang sistem pengawasan intern dapat

berlangsung dengan optimal.

Seorang internal auditor juga bertugas melakukan pemeriksaan dan penilaian

yang bebas atas kegiatan operasional, data akuntansi dan catatan keuangan lainnya.

Sejalan dengan perkembangan jaman, yaitu perkembangan sistem informasi

akuntansi, aktivitas internal auditor yang dijalankan melalui fungsi-fungsi internal

auditor telah diartikan sebagai suatu pemeriksaan dan penyajian data yang obyektif

mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi dan komentar atas aktivitas

manajemen yang diperiksanya.

Di dalam buku Kosasih ( 2000 : 277 – 278 ), fungsi internal auditor

digolongkan secara terperinci oleh Holmes dan Overmeyer sebagai berikut :

1. Menentukan baik tidaknya internal kontrol dengan memperhatikan

pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah

dilaksanakan.

2. Bertanggungjawab dalam menentukan apakah pelaksanaannya mentaati

peraturan, rencana, policy, dan prosedur yang telah ditetapkan sampai

menilai apakah hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak.

3. Memverifikasi adanya dan keutuhan kekayaan ( assets ) termasuk

(32)

4. Menilai kehematan, efisiensi, dan efektifitas kerja.

5. Melaporkan secara obyektif apa yang diketahuinya kepada manajemen

disertai rekomendasi perbaikannya.

Fungsi-fungsi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Dengan mengkaji ulang secara cermat atas bagian organisasi dan uraian

fungsi yang menjelaskan pembagian tugas-tugas. Tinjauan ulang ini harus

memperlihatkan apakah pengawasan atas setiap orang di dalam

perusahaan memadai atau tidak dan tidak boleh seorangpun yang

menempati posisi yang bertentangan dengan kebijaksanaan pengawasan

internal yang sehat.

2. Mengetahui apakah pelaksanaan telah dilakukan sesuai dengan kontrak

yang telah disetujui dan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Dengan mencocokkan daftar kekayaan perusahaan dengan kenyataan yang

ada di lapangan.

4. Memastikan bahwa sistem akuntansi yang ada telah dilaksanakan sesuai

dengan yang digariskan perusahaan dan apakah laporan telah disusun

dengan benar.

5. Dengan melaporkan secara obyektif apa yang telah ditemukan selama

pemeriksaan dan memberikan rekomendasi perbaikannya kepada pihak

(33)

Secara umum, fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi atau

menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah

ditetapkan dalam perusahaan.

Internal auditor sebagai staf pimpinan perusahaan yang khusus menangani

masalah internal audit harus dapat bertugas dengan baik, sehingga peranannya

dalam menunjang keberhasilan struktur pengawasan intern berlangsung dengan

optimal. Internal auditor juga bertugas melakukan pemeriksaan dan penilaian yang

bebas atas kegiatan operasional, data akuntansi dan catatan keuangan lainnya.

Fungsi internal auditor ini pada dasarnya adalah mengawasi sistem

pengawasan intern dan memberikan saran serta perbaikan apabila terdapat

kelemahan dan penyimpangan, baik yang terdapat dalam sistem tersebut, maupun

pelaksanaannya di dalam perusahaan.

Tanggung jawab seorang internal auditor dalam perusahaan tergantung pada

status dan kedudukannya di dalam struktur organisasinya. Tanggung jawab tersebut

harus memberikan akses penuh kepada internal auditor tersebut untuk berurusan

dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok

permaslahan yang dihadapi.

Tanggung jawab internal auditor dalam perusahaan haruslah ditetapkan

dengan jelas melalui kebijakan manajemen perusahaan.

Menurut Holmes dan Burns ( 2000 : 153 ) bahwa tanggung jawab internal auditor

(34)

1. Memberikan informasi dan nasehat kepada manajemen dan menjalankan

tanggung jawab ini dengan kode etik Institute of Internal Auditor .

2. Mengkoordinasikan kegiatan dengan orang lain agar berhasil mencapai

sasaran audit dan sasaran perusahaan.

Untuk menjaga obyektifitasnya, sebaiknya internal auditor tidak terlibat

secara langsung dalam proses pencatatan dan penyajian data keuangan lainnya serta

tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu aktifitas

operasional yang dapat mempengaruhi obyektifitasnya jika dilakukan pemeriksaan.

Ia harus bebas membahas dan menilai kebijaksanaan, rencana, dan prosedur, tetapi

tidak berarti dapat mengambil alih tanggung jawab bagian lain yang ditugaskan.

Kedudukan internal auditor menggambarkan bagian-bagian mana saja yang

dapat menjadi obyek pemeriksaannya atau dengan kata lain menunjukkan sampai di

mana wewenang internal auditor. Setiap pejabat harus melaporkan aktifitasnya

kepada pejabat eselon yang lebih tinggi. Dengan cara ini, tanggung jawab secara

bertahap dapat dilaksanakan dan diikuti dengan baik dan benar.

D. Program Pemeriksaan Internal Auditor

Program audit merupakan perencanaan prosedur dan teknik pemeriksaan

yang ditulis secara sistematis untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien dan

efektif. Selain berfungsi sebagai alat perencanaan, program audit juga bermanfaat

(35)

1. Menetapkan tujuan audit dan ruang lingkup pekerjaan.

2. Memperoleh informasi latar belakang tentang aktifitas yang akan

diaudit.

3. Menentukan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan audit.

4. Berkomunikasi dengan semua pihak yang perlu mengetahui tentang

audit tersebut.

5. Melakukan sesuai situasi, survei untuk mengenal dengan baik

aktivitas, risiko dan pengendalian yang akan diaudit, untuk

mengidentifikasi bidang-bidang yang mendapat penekanan audit, serta

untuk meminta komentar dan saran auditee.

6. Menulis program audit.

7. Menentukan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil-hasil audit

akan dikomunikasikan.

8. Mendapatkan persetujuan atas rencana kerja audit.

Secara ringkas, program audit tersebut digunakan untuk memperoleh informasi,

kemudian menguji informasi tersebut dan mencari pembenaran akan informasi

tersebut. Setelah itu memonitor jalannya pemeriksaan, kemudian menelaah pekerjaan

yang telah dilakukan, mencatat temuan-temuan pemeriksaan dan menindaklanjuti

hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan tersebut dilaporkan dalam bentuk laporan

(36)

Fungsi program audit dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.5 Terdapat 2 ( dua ) tipe Program Audit yaitu :

1. Suatu rencana yang ditetapkan terlebih dahulu untuk melakukan audit.

2. Suatu kerangka berupa produk-produk yang dibutuhkan terlebih dahulu

yang berisi ruang lingkup, sifat, dan tujuan audit, baru kemudian

melakukan audit.

E. Laporan Internal Auditor

Tahap terakhir dari suatu kegiatan pemeriksaan intern adalah berupa

laporan internal auditor yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan. Laporan

tersebut merupakan sasaran pertanggungjawaban internal auditor atas penugasan oleh

pimpinan. Internal auditor harus melaporkan hasil - hasil pekerjaan audit mereka,

yaitu :

Pelaporan dan Opini Pemeriksaan - Memperoleh Informasi

- Menguji Informasi - Mencari Pembenaran

Program Audit Laporan Hasil Pemeriksaan

Dan Kertas Kerja Pemeriksaan - Rencana

(37)

1. Suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah

pemeriksasan audit selesai. Laporan interim itu bisa dalam bentuk tertulis atau

lisan dan dapat disampaikan secara formal ataupun informal.

2. Auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada tingkatan

manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis yang final.

3. Laporan haruslah obyektif, jelas, ringkas, konstruktif, dan tepat waktu.

4. Laporran harus menyatakan tujuan, ruang lingkup dan hasil audit; dan bila

tepat, laporan itu juga harus berisi suatu pernyataan pendapat auditor.

5. Laporan dapat mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan

mengakui kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan.

6. Pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat

disertakan dalam laporan audit.

7. Direktur auditing internal atau designee harus mereview dan menyetujui

laporan audit final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada siapa

laporan itu akan dibagikan.

Laporan ini dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan internal auditor dengan data-data

yang sistematis, diinterpretasikan untuk kemudian didokumentasikan, sehingga

memberikan dukungan yang kuat terhadap hasil-hasil pemeriksaan intern. Melalui

laporan ini, internal auditor mengungkapkan temuan-temuan baik kelemahan dan

kecurangan serta rekomendasi perbaikan atas kesalahan yang ada.

Laporan internal auditor pada dasarnya adalah merupakan intern perusahaan.

(38)

perusahaan yang lainnya, karena bentuk yang standar tidak ada diterapkan,

berbeda dengan laporan yang dibuat akuntan publik. Namun demikian laporan

harus objektif dan dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti pendukung.

Dengan demikian laporan tersebut harus dibuat dalam bentuk yang baik dan mudah

dimengerti sehingga dengan laporan tersebut pimpinan dapat segera mengambil

keputusan mengenai tindakan yang harus diambil.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan menurut Sawyer ( 2003 : 295 ) di dalam

menyusun laporan internal auditor :

1. Cermat

2. Jelas

3. Ringkas

4. Tepat Waktu

Laporan harus disusun dengan cermat, artinya setiap pernyataan, angka, dan

referensi dapat diandalkan. Suatu laporan dianggap tidak cermat jika internal

auditor,mengemukakan telah terjadi kecurangan pada salah satu unit kerja tanpa

menyebutkan bentuk serta penyebab dari kecurangan tersebut, ataupun jika internal

auditor menyarankan perbaikan tanpa mengemukakan apa akibatnya bila perbaikan

tidak dilaksanakan.

Laporan disusun dengan jelas, artinya agar laporan tersebut jelas maka

internal auditor hendaknya menghindari pemakaian bahasa yang membosankan dan

(39)

menjadi tidak dominan, ide-ide yang sangat perlu bagi manajemen juga tidak

terkomunikasikan.

Laporan harus ringkas, maksudnya bahwa laporan itu harus terhindar dari

hal-hal yang tidak relevan, tidak material seperti gagasan, temuan, kalimat, dan

sebagainya yang tidak menunjang tema pokok laporan. Namun bukan berarti

mengurangi sesuatu hal secara terpotong-potong. Laporan yang ringkas juga harus

lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.

Laporan harus diterbitkan pada waktu yang tepat, karena laporan tersebut

dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi yang mutakhir.

Tidak ada artinya apabila suatu laporan yang telah dipersiapkan dengan baik namun

disampaikan setelah lewat waktu.

Jika dilihat dari segi bentuk penyajian laporan menurut James D. Wilson dan

John B. Campbel ( 2003 : 557 ). Maka laporan audit intern dibagi dalam 2 bentuk

yaitu :

1.Tertulis ( Written ) yang terdiri dari :

a. Tabulasi

- Laporan akuntansi formal

- Statistik

b. Uraian / paparan singkat

c. G r a f i k

(40)

2.L i s a n

a. Persentase formal group, meliputi berbagai alat visual

b. Konferensi - konferensi individual

Dalam laporan lisan, informasi cenderung disampaikan tidak secara

menyeluruh. Sementara laporan dapat berupa pemaparan atas hal-hal yang dianggap

perlu ditonjolkan ( highlight ). Laporan lisan sering menjamin adanya interpretasi

yang wajar mengenai data kuantitatif, sedangkan dalam laporan tertulis data

(41)

B A B III

METODE PENELITIAN

Untuk melakukan penelitian tentang internal auditor ini, maka Penulis

menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian secara langsung dengan

mendatangi objek penelitian yaitu PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan

Iskandar Muda guna memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan

melalui Internal Auditor dan bagian-bagian yang terkait, khususnya mengenai

kedudukan dan fungsi internal auditor. Penelitian ini juga didasarkan pada

teori-teori dari para ahli di bidang akuntansi, khususnya di bidang audit

internal yang mendukung sebagai landasan teoritis dalam menganalisa data

yang diperoleh di lapangan.

2. Data Penelitian

Jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data yang bersifat kualitatif dan

kuantitatif yang terdiri dari :

a. Data Primer, yaitu data yang belum diolah yang diperoleh langsung

dari PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda, seperti hasil

wawancara dengan cara tanya jawab kepada bagian-bagian yang

berhubungan dengan pengawasan intern serta fungsi-fungsi Internal

(42)

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh sehubungan dengan

perusahaan yang telah terdokumentasi, seperti :

i. Sejarah ringkas perusahaan

ii. Struktur Organisasi Perusahaan

iii. Standar Operasional Proseur ( SOP ) perushaan

iv. Sistem pengawasan intern perusahaan

v. Uraian tugas masing-masing bagian dalam organisasi

peruahaan

vi. Berbagai tugas pokok dan wewenang dari masing-masing

bagian dalam organisasi perusahaan.

vii. Sistem dan prosedur kerja internal auditor yang digunakan oleh

perusahaan.

viii. Laporan internal auditor pada perusahaan

Selain itu data sekunder juga bisa berupa buku-buku referensi /

literatur tentang pemeriksaan intrern yang biasa dilakukan perusahaan.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah pihak-pihak yang

berkaitan dengan bagian internal audit, khusunya internal auditor. Pada

PT. Bank Sumut internal auditor ini bernama Kontrol Intern dengan satu

(43)

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan berupa :

a. Observasi, dengan melihat dokumen kegiatan yang ada di perusahaan

terhadap kegiatan yang berhubungan dengan internal auditor.

b. Wawancara, merupakan pengumpulan data melalui tanya jawab secara

langsung dengan internal auditor.

c. Studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan teori-teori yang mendukung

dari buku-buku akuntansi untuk dibandingkan atau disesuaikan dengan

sistem pemeriksaan intern yang ada di perusahaan.

5. Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah dengan Metode Statistik Deskriptif yaitu

metode yang ditujukan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul untuk memperoleh gambaran

yang sebenarnya, bagaimana fungsi dan peranan internal auditor pada

perusahaan untuk kemudian dibandingkan dengan teori tentang pengawasan

intern serta mengambil kesimpulan dan saran-saran.

Metode analisis data ini dilakukan setelah memperoleh informasi menyeluruh

dari pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, yaitu bagian kontrol intern

(44)

B A B IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda.

1. Sejarah Ringkas Perusahaan

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat BPDSU

merupakan salah satu dari Bank Pembangunan Daerah yang ada di Indonesia. Bank

Pembangunan Daerah Sumatera Utara berdiri pada tanggal 4 Nopember 1961

dengan Kantor Cabang yang beralamat di Jalan Palang Merah sebagai kantor cabang

operasional pertama. Pada tahun 1999, Pemerintah Daerah mengeluarkan Peraturan

Daerah Nomor 2 tentang status badan hukum Bank Pembangunan Daerah Sumatera

Utara yang kemudian diganti menjadi ( PT ) Perseroan Terbatas. PT. Bank Sumut

Cabang Medan Iskandar Muda merupakan salah satu cabang dari PT. Bank Sumut

yang berada di wilayah Kota Medan. PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda

pada awalnya merupakan Kantor Cabang Pembantu yang berdiri pada tanggal 28

Februari 1991 sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Nomor :

161/DIR/BPS-TK/SK/1991 dengan nama Kantor Cabang Pembantu Sei Serayu. Selanjutnya pada

tanggal 11 September 2003 sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sumut

Nomor : 198/DIR/DPP-PP/SK/2003 Kantor Cabang Pembantu Sei Serayu dinaikkan

statusnya menjadi Kantor Cabang Penuh ( Cabang Induk ) dengan Nama PT. Bank

(45)

semakin kompetitifnya operasional perbankan di Sumatera Utara, dengan 3 ( tiga )

unit kantor di bawahnya, yaitu :

1. Kantor Kas Kampung Lalang.

2. Kantor Kas Sei Sikambing

3. Kantor Kas Marelan.

Pada tanggal 13 Maret 2006 sesuai dengan SK Nomor :

096/DIR/DPP-PP/SK/2006, PT. Bank Sumut Cabang Medan – I berganti nama menjadi PT. Bank

Sumut Cabang Medan Iskandar Muda yang beralamat di Jalan Iskandar Muda

No. 49 Medan dengan 7 ( tujuh ) unit kantor di bawahnya, yaitu :

1. Kantor Cabang Pembantu Kampung Lalang

2. Kantor Cabang Pembantu Sei Sikambing

3. Kantor Cabang Pembantu Marelan

4. Kantor Cabang Pembantu USU

5. Kantor Cabang Pembantu Setia Budi

6. Kantor Cabang Pembantu Simpang Kuala

7. Kantor Cabang Pembantu Pancur Batu

Saat ini PT. Bank Sumut secara keseluruhan telah memiliki unit-unit

operasional sebagai berikut :

1. Kantor Cabang Konvensional : 20 unit 2. Kantor Cabang Pembantu Konvensional : 3 unit

(46)

5. Kantor Cabang Pembantu Syariah : 1 unit 6. Kantor Kas Konvensional : 1 unit 7. Automatic Teller Machine ( ATM ) : 63 unit

8. Payment Point : 2 unit

Selain unit operasional tersebut, PT. Bank Sumut telah memiliki kerja sama

dengan bebrapa perusahaan besar dalam rangka meningkatkan ekspansi usaha melalui

kemudahan bertransaksi, antara lain :

1. PT. Telkom dalam hal pembayaran rekening bulanan telepon.

2. PT. Garuda Indonesia Airways dalam hal pembelian tiket pesawat terbang.

3. Telkomsel, Indosat, dan Satelindo dalam hal pembayaran pulsa prabayar

dan pasca bayar.

Untuk kemudahan bertransaksi, PT. Bank Sumut juga telah ikut sebagai

peserta ATM bersama yang dapat melakukan transaksi di lebih dari 13.000

( tiga belas ribu )

unit ATM bersama yang ada di seluruh Indonesia.

PT. Bank Sumut juga telah melakukan kerja sama dengan Bank Card

Malaysia, sehingga bagi nasabah PT. Bank Sumut yang pergi ke Malaysia dapat

melakukan transaksi tunai dan non tunai di ATM Bank Card Malaysia

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan salah satu fungsi manajemen dalam menentukan sistem

(47)

secara efisien dan efektif untuk menunjang pencapaian sasaran usaha dan bisnis

perusahaan secara optimal.

Dengan demikian suatu organisasi mengandung unsur-unsur :

• Adanya manajemen

• Terdiri dari sekumpulan orang - orang yang saling berhubungan satu

sama lain

• Terdapat batasan-batasan yang jelas, yang membedakan dengan yang

bukan anggota organisasi

• Adanya tujuan yang ingin dicapai secara bersama

• Didirikan untuk jangka waktu yang lama

Penataan dan pengembangan organisasi perlu dilakukan secara

berkesinambungan, karena :

• Menyesuaikan dengan perubahan lingkungan, baik internal maupun

eksternal organisasi

• Menyesuaikan dengan strategi yang telah ditetapkan

• Pertimbangan efisiensi dan efektifitas organisasi • Kepentingan fungsi pengendalian kegiatan organisasi

(48)

Untuk melaksanakan fungsi organisasinya, maka PT. Bank Sumut mendirikan

kantor-kantor cabang sebagai pelaksana operasional perusahaan.

Adapun fungsi kantor cabang adalah antara lain :

1. Menyelenggarakan kegiatan usaha perbankan berupa penghimpunan dana,

penyaluran dana berupa kredit, dan jasa-jasa perbankan lainnya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

2. Membantu Direksi dalam melaksanakan fungsi operasionalnya sesuai

rencana yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sumut Nomor :

293/DIR/DPP-PP/SK/2007 tanggal 6 September 2007 tentang Struktur Organisasi

PT. Bank Sumut yang baru, berikut ini disampaikan lampiran Struktur Organisasi

PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda yang merupakan kantor cabang

(49)

1. Pemimpin Cabang

Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :

a) Memimpin, mengkoordinir, membimbing dan mengawasi serta melakukan

penilaian pribadi terhadap kinerja pejabat dan karyawan di lingkungan

Kantor Cabang.

b) Membimbing dan mengarahkan kegiatan pelayanan kepada nasabah,

penggunaan teknologi informasi, administrasi kredit, pengelolaan likuiditas

serta memantau dan mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut.

c) Membimbing dan mengarahkan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran

kredit, pemasaran jasa-jasa bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku

berdasarkan kebijakan direksi pada rencana kerja bank serta memantau dan

mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut.

d) Membimbing dan mengarahkan penyusunan rencana kerja tahunan, jangka

menengah dan jangka panjang untuk diajukan kepada Direksi dan

selanjutnya menyusun action plan, melakukan koordinasi atas pelaksanaan

rencana kerja yang telah disetujui oleh Direksi.

e) Melakukan evaluasi atas performance cabang dan memberikan pengarahan

dalam penyusunan program-program untuk meningkatkan performance

sesuai target yang telah ditetapkan Direksi.

f) Mengadakan rapat-rapat ( yang bersifat koordinasi, bimbingan / pengarahan

(50)

pelayanan kepada nasabah, kebersihan / kerapian kantor dan pengamanan

seluruh harta benda perusahaan.

g) Menerbitkan surat-surat berharga PT. Bank Sumut sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

h) Sebagai avalis promes, commercial paper dan surat berharga lainnya sesuai

persetujuan Direksi.

i) Melakukan fiat bayar apabila diperlukan dan menandatangani semua

surat-surat berharga, warkat-warkat, laporan-laporan dan surat-surat-surat-surat lainnya yang

bersifat intern dan ekstern yang terkait dengan operasional Kantor Cabang

sesuai dengan wewenang yang ditetapkan.

j) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional Kantor Cabang

kepada Direksi.

k) Bertanggungjawab atas keamanan dan keselamatan dokumen, arsip serta

seluruh kekayaan perusahaan yang berada di lingkungan Kantor Cabang.

2. Wakil Pemimpin Cabang

Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :

a) Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada

Pemimpin Cabang tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang

perlu diambil di bagian tugasnya.

(51)

c) Mewakili Pemimpin Cabang apabila diperlukan untuk mengadakan

hubungan dengan pihak lain atau instansi lain sehubungan dengan

pelaksanaan tugas Kantor Cabang.

d) Mengkoordinir penyusunan usulan rencana kerja dari unit kerja yang

dibawahinya.

e) Sebagai salah satu anggota Komite Pemutus Kredit Kantor Cabang sesuai

dengan batas kewenangannya.

f) Mengatur kebutuhan likuiditas Kantor Cabang setiap harinya..

g) Membantu Pemimpin Cabang dalam menjalin dan meningkatkan hubungan

dengan masyarakat terutama pemilik dana.

h) Bertanggung jawab atas seluruh tugasnya kepada Pemimpin Cabang

i) Bertanggung jawab atas kelancaran dan kebenaran pelaksanaan seluruh

operasional unit kerja yang disupervisinya.

3. Pemimpin Seksi Pemasaran

Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :

a) Mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan operasional yang meliputi

pemasaran dana dan kredit.

b) Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan serta action program di

bidang pemasaran dana dan kredit.

c) Memberikan penilaian dan pendapat serta menandatangani laporan analisa

dan taksasi barang agunan kredit yang dibuat oleh Analis Kredit sesuai

(52)

d) Melakukan pemeliharaan atas performance portofolio kredit yang

direalisasi.

e) Melakukan penilaian dan pendapat serta menandatangani laporan analisa

dan taksasi barang agunan yang dibuat oleh Analis Kredit sesuai ketentuan

yang berlaku.

f) Mengajukan memorandum kepada Pemimpin Cabang / Wakil Pemimpin

Cabang untuk mengadakan rapat Komite Pemutus Kredit.

g) Bersama dengan Pemimpin Cabang dan Wakil Pemimpin Cabang

bertanggungjawab atas realisasi kredit yang diberikan baik dari segi

penilaian kredit maupun risiko kredit.

h) Bertanggungjawab atas kelancaran penagihan pelunasan dan angsuran

pokok serta bunga kredit yang telah direalisasi.

4. Pemimpin Seksi Administrasi dan Penyelamatan Kredit

Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :

a) Mengkoordinir administrasi kredit dari mulai proses Perjanjian Membuka

Kredit sampai dengan pencairan kredit debitur.

b) Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengaturan seluruh kegiatan

administrasi kredit ( pencairan kredit ) dan penyelamatan kredit

( penagihan kredit menunggak / macet )

c) Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan serta action program di

(53)

d) Membantu Pemimpin Cabang dalam penyelenggaraan kegiatan yang

berhubungan dengan pemantauan secara berkeinambungan terhadap

administrasi dan restrukturisasi kredit.

e) Melakukan evaluasi atas kredit yang menjadi non performing agar

diketahui penyebab terjadinya kredit menjadi non performing.

f) Memaraf atau menandatangani surat-surat dan laporan-laporan yang

berhubungan dengan administrasi dan penyelamatan kredit.

g) Bertanggung jawab atas kebenaran dan ketepatan waktu pengiriman

laporan-laporan seksi administrasi dan penyelamatan kredit.

h) Bertanggung jawab atas pencapaian target penarikan kredit non lancar.

5. Pemimpin Seksi Pelayanan Nasabah

Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :

a) Mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan yang berhubungan dengan

pelayanan nasabah

b) Menyusun rencana kerja, anggaran tahunan dan menyusun action program

di bidang pelayanan nasabah.

c) Memaraf dan menandatangani pembukaan rekening tabungan, deposito,

giro, penjualan cek dan bilyet giro.

d) Memeriksa dan mensupervisi kebenaran pembukuan penerimaan /

penarikan setoran tabungan / deposito / giro.

e) Menerbitkan Surat Keterangan Bank ( SKB ) dan Surat Keterangan

(54)

f) Menjaga dan memelihara agar uang yang ada di khasanah cukup untuk

operasi sehari-hari dan memastikan uang yang ada di Teller masih dalam

batas yang ditentukan.

g) Mensahkan transaksi setoran / penarikan tabungan / deposito / giro dengan

menandatangani warkat setoran dan penarikan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

h) Bertanggungjawab atas semua kegiatan operasional Cabang yang

berhubungan dengan tugas seksi pelayanan nasabah.

6. Pemimpin Seksi Operasional

Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :

a) Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengaturan seluruh kegiatan

operasional yang meliputi tugas pelaksana transfer / inkaso / pajak,

pelaksana kliring, pelaksana verifikasi, pelaksana akuntansi IT dan laporan,

pelaksana bagian administrasi umum dan administrasi kepegawaian.

b) Mengajukan usulan rencana kerja, anggaran tahunan dan action program

untuk seksi operasional.

c) Mempergunakan seluruh menu aplikasi Olib’s yang terdapat pada fungsi

administrator pembukuan dan atau administrator kredit dan atau supervisi

kredit.

d) Memeriksa kebenaran posting transaksi seluruh kegiatan di seksinya yang

(55)

e) Mengawasi kegiatan keluar dan masuk, izin, mempersiapkan penggajian,

upah, cuti, pinjaman, angsuran dan lain-lain keperluan pegawai Kantor

Cabang.

f) Mengadministrasikan daftar wrkat-warkat yang akan dikliringkan,

memeriksa surat keterangan penolakan klirng, mengawasi input data

warkat-warkat klring ke Sistem Otomasi Kliring Lokal ( SOKL ) dan

Sistem Kliring Nasional ( SKN ) Bank Indonesia.

g) Menyetujui izin keluar kantor pegawai pada waktu jam kerja untuk

keperluan dinas dan keperluan pribadi.

h) Bertanggungjawab atas biaya yang terjadi untuk kepentingan operasional

seksi yang mengacu kepada standar rasio yang sehat.

7. Kontrol Intern / Internal Auditor

Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :

a. Bertanggungjawab atas penyelenggaraan audit internal sesuai dengan

program kerja pemeriksaan tahunan dan pemantauan tindak lanjut hasil

temuan, pembinaan dan penyempurnaan system manajemen dan

operasional untuk mendukung terlaksananya tata kelola perusahaan

yang baik ( Good Corporate Governance )

b. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan-pertimbangan kepada

Pemimpin Cabang tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang

perlu diambil di bidang tugasnya dengan tembusan kepada Direksi melalui

(56)

c. Membantu Pemimpin Cabang dalam kegiatan yang berhubungan dengan

pengawasan transaksi dan administrasi.

d. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran transaksi dan verifikasi nota, serta

memeriksa kelengkapan persayaratan administrasi sesuai dengan ketentuan

yang berlaku, kemudian memberitahukan segera kesalahan transaksi atau

kekurangan persyaratan administrasi kepada kepala unit terkait untuk

diperbaiki atau dilengkapi.

e. Melaporkan segera kepada Pemimpin Cabang atas penyimpangan transaksi

yang ditemukan untuk segera diambil tindakan dengan tembusan kepada

Direksi melalui Divisi Pengawasan.

f. Membuat laporan hasil temuan penyimpangan kegiatan operasional kantor

cabang kepada Pemimpin Cabang dengan tembusan kepada Direksi melalui

Divisi Pengawasan.

g. Melakukan pemeriksaan secara khusus seluruh transaksi dan seluruh

dokumen apabila ditemukan penyimpangan.

h. Memverifikasi kecermatan perhitungan pada voucher sampel seperti

penjumlahan ke bawah dan ke samping, serta pembulatan angka desimal

untuk mencegah terjadinya selisih.

i. Mengontrol sinkronisasi pembukuan antar kantor cabang agar tidak terjadi

selisih pembukua n dan nota selisih.

j. Menilai prestasi kerja pegawai di lingkungan Kontrol Intern sesuai

(57)

k. Menyusun laporan manajemen sesuai dengan bidang tugasnya

masing-masing

l. Memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia Bank.

8. Pelaksana Pemasaran

a. Melaksanakan tugas memasarkan produk dan jasa PT. Bank Sumut

khususnya pemasaran kredit.

b. Melaksanakan tugas survey / taksasi lapangan terhadap permohonan kredit

calon debitur

9. Pelaksana Analis Kredit

a. Melaksanakan tugas menganalisa hasil survey / taksasi kredit

b. Membuat proyeksi laporan keuangan calon debitur untuk kelayakan

pemberian kredit

c. Merekomendasikan hasil analisa kredit kepada Pemimpin Seksi Pemasaran

untuk kemudian diteruskan kepada Pemimpin Cabang.

10. Pelaksana Administrasi dan Penyelamatan Kredit

a. Melaksanakan proses pencairan kredit dari mulai pembuatan Surat

Persetujuan Membuka Kredit, pembuatan nota-nota, dan mengentry nama

dan nomor rekening kredit debitur ke dalam sistem untuk kemudian

dicairkan melelui transaksi tunai / pemindahbukuan oleh teller.

b. Melaksanakan proses permohonan nasabah berupa Bank Garansi beserta

(58)

c. Mengingatkan para debitur untuk membayar angsuran yang telah jatuh

tempo tanggal angsurannya.

d. Melaksanakan tugas penagihan kredit terhadap debitur yang menunggak

angsuran.

11. Pelaksana Pengelolaan Kas Daerah ( Kasda )

a. Melaksanakan tugas menerima setoran tunai kas daerah dari dinas-dinas

pemerintahan yang menerima setoran kas daerah.

b. Melakukan konfirmasi dengan petugas dinas pemerintahan yang

menangani setoran kas daerah jika ada permasalahan yang terjadi, dan

mengkonfirmasikannya dengan Pemimpin Seksi Pelayanan Nasabah.

12. Pelaksana Pelayanan Informasi Nasabah ( Customer Service )

a. Memberikan informasi tentang perkembangan produk dan jasa Bank Sumut

kepada calon nasabah dan nasabah.

b. Melaksanakan tugas membuka rekening Tabungan, Deposito, Giro.

c. Melaksanakan proses permohonan dari nasabah berupa Surat Keterangan

Bank (SKB), Surat Keterangan Dukungan Dana (SKDD).

d. Melayani permasalahan / keluhan nasabah.

13. Pelaksana Pemindahbukuan ( Overbooking )

a. Melaksanakan transaksi non tunai / pemindahbukuan rekening tabungan,

giro, kredit dan pembukuan.

(59)

14. Pelaksana Teller

a. Melaksanakan transaksi tunai untuk seluruh rekening yang ada, baik

tabungan, deposito, giro, kredit dan setoran-setoran lainnya.

15. Pelaksana Transfer / Inkasso / Pajak

a. Melaksanakan pembuatan nota-nota transfer ( kiriman uang )

b. Melaksanakan pembuatan nota-nota inkaso

c. Menerima setoran pajak dari nasabah wajib pajak

d. Melaksanakan pembuatan setoran pajak Bank Sumut dan mengantar bukti

setoran ke kantor pajak terdekat.

16. Pelaksana Verifikasi / Checker

a. Memeriksa nota-nota transaksi uang telah dibukukan oleh teller dan

overbooking.

b. Melakukan proses verifikasi transaksi sebagai proses akhir dari transaksi.

17. Pelaksana Akuntansi IT dan Laporan

a. Melaksanakan pembuatan laporan mingguan / bulanan baik laporan

operasional maupun laporan perkreditan.

b. Melaksanakan proses Akuntansi sesuai dengan perkembangan yang ada di

dunia perbankan.

c. Mengikuti dan mengupdate perkembangan Informasi dan Teknologi

(60)

18. Pelaksana Administrasi Umum dan Kepegawaian

a. Menatausahakan surat-surat masuk dan surat-surat keluar

b. Membuat daftar dan nota-nota gaji bulanan seluruh pegawai

c. Membuat nota-nota biaya rutin harian, mingguan, dan bulanan

d. Membuat daftar dan nota-nota uang makan dan uang lembur seluruh

pegawai kantor cabang.

e. Mengontrol daftar kehadiran pegawai untuk dilaporkan kepada Pemimpin

Seksi Operasional.

f. Mengontrol inventarisir stok barang-barang cetakan dan alat tulis kantor

untuk dilaporkan kepada Pemimpin Seksi Operasional.

3. Kedudukan Internal Auditor Dalam Perusahaan

Pada PT. Bank Sumut, Internal Auditor lebih dikenal dengan istilah Kontrol

Intern. Bagian Kontrol Intern ini secara umum mempunyai fungsi untuk membantu

Pemimpin Cabang dalam melaksanakan tugasnya. Bantuan yang diberikan tersebut

berupa penilaian atas keefektifan sistem pengawasan intern dalam seluruh tingkat

organisasi. Jadi pada dasarnya bagian Kontrol Intern tidak bertanggung jawab secara

langsung terhadap kelemahan-kelemahan yang ada dalam perusahaan, melainkan

hanya melaporkan temuan-temuan yang menghambat operasi perusahaan berikut

saran-saran kepada pihak manajemen.

Adapun cara penilaian sistem internal auditing perusahaan yang dilakukan

(61)

1. Melakukan pengamatan tersebut terhadap tata cara kerja masing-masing

satuan atau bagian perusahaan.

2. Melakukan pengujian atas transaksi guna mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan dalam prkatek dibandingkan dengan sistem yang digariskan.

3. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian atas sistem internal auditing

perusahaan, maka Kontrol Intern membuat kesimpulan atas efektifitas internal

auditing perusahaan sekaligus memberikan saran-saran perbaikan.

Dalam melakukan pemeriksaannya, Kontrol Intern pada perusahaan ini

melakukan pemeriksaan secara :

1. Berkala ( rutin )

Pemeriksaan berkala ini dilakukan oleh kontrol intern untuk memeriksa

seluruh bagian operasional yang ada pada perusashaan. Pemeriksaan ini dilakukan

dua kali di dalam satu tahun. Jadwal pemeriksaan ini telah dipersiapkan pada awal

periode tahun buku, sehingga dalam pelaksanaa tugasnya untuk memeriksa setiap

bagian dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan.

2. Mendadak ( Khusus )

Pemeriksaan secara mendadak dilakukan setelah melihat adanya kecurigaan

yang memerlukan peninjauan ulang terhadap suatu bagian operasional perusahaan.

Baik pemeriksaan secara berkala maupun secara mendadak, keduanya

dituangkan dalam bentuk laporan tertulis. Temuan-temuan dalam pemeriksaan tidak

(62)

seobjektif mungkin dan lebih mudah dipertanggungjawabkan karena adanya

bukti-bukti yang mendukung laporan.

Melihat begitu pentingya peranan kontrol intern ini, maka sudah

sepantasnyalah kedudukan kontrol intern pada perusahaan ini diletakkan pada posisi

yang cukup tinggi dan berdiri sendiri secara independen, sehingga dia dapat

menjalankan tugasnya dengan baik, memberikan saran-saran dan kritik, serta

bertanggungjawab langsung kepada satuan pengawasan intern kantor pusat.

Penggunaan istilah kontrol intern di PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar

Muda mendapat perhatian khusus dari penulis. Istilah kontrol intern digunakan untuk

pembahasan pengendalian internal, sedangkan dalam hal ini, yang dibahas adalah

auditing internal. Penggunaan istilah ini dapat membedakan fungsi dari internal

auditor.

4. Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor

Hasil pemeriksaan yang telah disiapkan untuk diberikan kontrol intern pada

PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskanadar Muda adalah sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab atas semua operasional Kantor Cabang yang terkait

dengan Kontrol Intern.

2. Bertanggungjawab atas kebenaran dan ketepatan waktu pengiriman

laporan-laporan yang terkait dengan Kontrol Intern.

3. Bertanggungjawab atas keamanan dan keselamatan seluruh perlengkapan

Referensi

Dokumen terkait

Pada PT Bank Sumut Syariah Medan, Internal Auditor lebih dikenal dengan istilah Kontrol Intern. Bagian Kontrol Intern ini secara umum mempunyai fungsi untuk membantu Pemimpin

Menurut Sawyers,dkk (2005:10) audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang

Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk

“Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi

Internal auditor adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda – beda dalam oeganisasi

Menurut Sawyer (2010:16), audit internal yang merupakan kegiatan penilaian secara obyektif dan sistematis yang dilakukan oleh auditor internal terhadap kegiatan

Adapun pengertian Internal Audit menurut Sawyer 2005: 10 adalah Sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yangdilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang

Menurut Sawyers,dkk 2005:10 audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam