PROGRAM S-1 EKSTENSI M E D A N
SKRIPSI
KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR PADA
PT. BANK SUMUT CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA
O L E H :
N A M A : DANIEL RUDI SALAM SILABAN
N I M : 050522076
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
PROGRAM : S-1 / EKSTENSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Dengan ini saya menayatakan bahwa skripsi dengan judul
“ Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda. “
Adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan / diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, 29 Agustus 2008 Yang membuat pernyataan
iv
Puji syukur dan terima kasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih setiaNya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda“, dan disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak baik dalam hal isi maupun redaksi. Skripsi ini juga dapat dijadikan bahan referensi dan diskusi dalam mempelajari dan mendalami tentang kedudukan dan fungsi internal auditor.
iv
2. Bapak Arifin Akhmad, SE, MSi, Ak dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, MAcc, Ak, Ketua dan Sekertaris Departemen Akuntansi Program S-1 Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Rasdianto, SE, MSi, Ak, Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan, kritikan, masukan dan motivasi bagi penulis dalam penulisan dan menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Narumondang Bulan Siregar SE, MM, Ak, dan Bapak Hasan Sakti Siregar, SE, MSi, Ak, Dosen Pembanding / Penguji satu dan dua yang telah memberikan kritik dan saran bagi penulis.
5. Staf dan Pegawai Departemen Akuntansi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Samuel Surbakti, SE, MM, Ak, dan Bapak Sufrizal, SE, Pemimpin dan Wakil Pemimpin Cabang Pemimpin Cabang PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda.
iv Pembantu Sei Sikambing.
9. Dewi Anastasia Surbakti, yang selalu setia mendukung, memberikan doa, rasa sayang dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Rekan-rekan sekerja di PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Sei Sikambing.
11. Teman-teman alumni FE USU ; Aron, Vici, Jimmy, Juli dan Johanes.
12. Civitas GMKI Komisariat FEDITA USU dan N-HKBP Binjai Baru.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi para pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan skripsi ini, dan salam sejahtera bagi kita semuanya. Amin.
Medan, 29 Agustus 2008 Penulis
Audit Internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan internal auditor terhadap operasional dan pengendalian yang berbeda-beda dalam organisasi.
Tujuan audit internal ini adalah untuk menentukan apakah :
1. Informasi keuangan dan operasional telah akurat dan dapat diandalkan. 2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi. 3. Peaturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima
telah diikuti.
4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.
5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis. 6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.
Semua unsur dalam pelaksanaan internal auditor ini dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggungjawabnya secara efektif.
Internal auditing is a systematic, objective appraisal by internal auditor of the diverse operations and control within on organization.
The of internal auditing doing is to determine whether : 1. Financial and operating information is accurate and reliable 2. Risk to the enterprise are identified and minimized
3. External regulations and acceptable internal policies and proedure are followed
4. Satisfactory operating criteria are met
5. Resources are used eficiently and economically
6. The organization’s objectives are effectively archieved.
All for the purpose of consulting with management and for assisting members of the organization in the effective discharge oh their responsibilities.
PERNYATAAN ... i
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditing……….………….………….. 8
B. Kedudukan Internal Auditor………..………... 13
C. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor……….……. 18
D. Program Pemeriksaan Internal Auditor………....……….... 22
E. Laporan Internal Auditor………..……… 24
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Peneltian……….….………... 29
B. Data Penelitian………...………...………. 29
C. Sumber Data……….……….. 30
D. Teknik Pengumpulan Data……...…………. 31
A. Gambaran Umum Perusahaan...32
1. Sejarah Ringkas Perusahaan...32
2. Struktur Organisasi Perusahaan... 34
3. Kedudukan Internal Auditor Dalam Perusahaan... 49
4. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor…………...….. 51
5. Program Pemeriksaan Internal Auditor……….. 52
6. Laporan Internal Auditor...53
B. Analisis Hasil Penelitian... 56
1. Analisis Dan Evaluasi Kedudukan Internal Auditor... 56
2. Analisis Dan Evaluasi Fungsi Internal Auditor... 58
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……...………... 60
B. Saran………... 62
Gambar Judul
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor….. 7 Halaman
Audit Internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan internal auditor terhadap operasional dan pengendalian yang berbeda-beda dalam organisasi.
Tujuan audit internal ini adalah untuk menentukan apakah :
1. Informasi keuangan dan operasional telah akurat dan dapat diandalkan. 2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi. 3. Peaturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima
telah diikuti.
4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.
5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis. 6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.
Semua unsur dalam pelaksanaan internal auditor ini dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggungjawabnya secara efektif.
Internal auditing is a systematic, objective appraisal by internal auditor of the diverse operations and control within on organization.
The of internal auditing doing is to determine whether : 1. Financial and operating information is accurate and reliable 2. Risk to the enterprise are identified and minimized
3. External regulations and acceptable internal policies and proedure are followed
4. Satisfactory operating criteria are met
5. Resources are used eficiently and economically
6. The organization’s objectives are effectively archieved.
All for the purpose of consulting with management and for assisting members of the organization in the effective discharge oh their responsibilities.
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat perusahaan didirikan, para pendirirnya menentukan berbagai hal
penting untuk kelangsungan hidup perusahaan, seperti tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai, kegiatan bisnis yang hendak ditangani, filsafat apa yang dianut dalam
menjalankan roda perusahaan, dalam sektor industri apa perusahaan akan bergerak.
Tujuan perusahaan dapat dikategorikan pada tujuan jangka pendek, menengah dan
jangka panjang.
Berbagai kegiatan bisnis diselenggarakan dengan mempedomani prinsip
efisiensi, efektifitas dan produktifitas kerja. Penerapan ketiga prinsip ini tidak hanya
ditujukan pada upaya untuk menghilangkan atau mengurangi pemborosan, tetapi
dikaitkan dengan berbagai hal yang sifatnya mendasar bagi perusahaan, seperti
peningkatan kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain yang
menghasilkan produk sejenis, memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
perusahaan, membuat pangsa pasar yang lebih besar, melakukan diversifikasi produk,
memperluas operasional, perolehan keuntungan yang akan memungkinkan
perusahaan memberikan dividen kepada para pemilik modal dan pemilik saham serta
imbalan yang wajar kepada para langganan perusahaan.
Untuk perusahaan yang lebih besar, permasalahan yang dihadapi akan
secara langsung di dalam aspek keuangan perusahaan. Manajemen memerlukan
penambahan sumber daya, baik dalam segi kuantitas maupun segi kualitas. Hal ini
sangat beralasan karena semakin berkembangnya suatu perusahaan, ruang lingkupnya
juga akan semakin luas sehingga pemilik, pemimpin perusahaan dan karyawan telah
terpisah menurut fungsinya masing-masing dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini perlu diadakan suatu sistem pengawasan yang
efektif yang nantinya diharapkan dapat membantu manajemen dalam rangka
mewujudkan tujuan perusahaan di samping mencari laba, juga mencakup
pertumbuhan yang terus menerus.
Dalam perusahaan, pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan secara langsung
oleh anggota perusahaan ( Internal Auditor ) dan dapat dilakukan melalui sistem yang
disebut dengan Sistem Pengawasan Intern atau Internal Control System.
Sistem Pengawasan Intern Perusahaan bertujuan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi
kerja dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen melalui rencana organisasi
dan metode yang serasi.
Untuk menjamin agar struktur pengawasan intern yang ada dilaksanakan
dengan semestinya, diperlukan suatu bagian khusus dalam perusahaan yang disebut
dengan bagian pemeriksaan internal atau bagian pemeriksaan intern. Bagian ini
berfungsi untuk meneliti dan mengawasi apakah struktur pengawasan yang ada dalam
perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan memberi saran perbaikan
struktur pengawasan intern itu sendiri maupun pada pelaksanaan di lapangan. Bagian
internal audit ini merupakan bagian yang terkait dalam Satuan Pengawasan Intern
perusahaan.
Bagian internal audit ini dipimpin oleh seorang akuntan yang disebut sebagai
internal auditor. Seorang internal auditor harus mengetahui sistem akuntansi yang
baik dan tugasnya adalah memimpin bagian internal audit untuk mencapai tujuan
perusahaan.
PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda merupakan salah satu cabang
dari Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara yang berkembang sangat pesat saat
ini. Pada PT. Bank Sumut pengawasan intern dilakukan oleh internal auditor yang
dinamakan kontrol intern. Seiring dengan perkembangan yang pesat di PT. Bank
Sumut, maka fungsi kontrol intern perlu ditingkatkan mengingat semakin padatnya
kegiatan operasional dan aktivitas perusahaan yang membutuhkan pengawasan yang
lebih intensif.
Untuk mendukung peningkatan fungsi kontrol intern ini, maka kedudukan
kontrol intern juga harus berada pada posisi yang independen, punya wewenang dan
kebijakan sendiri untuk melaksanakan tugasnya.
Tujuan pelaksanaan audit internal adalah membantu para anggota organisasi
agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Fungsi lain yang
dilaksanakan oleh bagian audit intern adalah melakukan penilaian terhadap sistem
pengawasan intern yang diciptakan untuk dapat menjamin bahwa data keuangan
Melihat banyaknya manfaat yang diberikan oleh bagian audit intern, maka bagian ini
harus memiliki anggota / pegawai yang mempunyai pemahaman akuntansi dan audit
yang cukup. Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda, Kontrol Intern
berdiri sendiri dan memiliki 1 ( satu ) orang anggota / pegawai.
Dari uraian di atas, dapat dilihat betapa pentingnya fungsi internal auditor
dalam menjalankan kegiatan usaha untuk meningkatkan kinerja efektifitas dan
efisiensi perusahaan, oleh karena itu Penulis tertarik untuk membahas permasalahan
tersebut dan melakukan penelitian dengan judul “ Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda “
B. Perumusan Masalah
Untuk membahas suatu objek tertentu, perlu dirumuskan masalahnya sebagai
bahan untuk dibahas dan dianalisa sehingga dapat diberikan saran yang bersifat
korektif dan konstruktif. Adapun permasalahan yang ada di PT. Bank Sumut Cabang
Medan Iskandar Muda adalah selama ini kedudukan internal auditor bertanggung
jawab langsung kepada Pemimpin Cabang, namun pada saat ini kedudukan internal
auditor dalam struktur organisasi tidak lagi bertanggung jawab langsung kepada
Pemimpin Cabang, melainkan bertanggung jawab langsung terhadap Satuan
Pengawasan Intern yang merupakan unit tugas dari Divisi Pengawasan Kantor Pusat
PT. Bank Sumut. Hal ini menyebabkan terkadang terjadinya kurang koordinasi antara
Berdasarkan penelitian pendahuluan ini, maka Penulis mencoba merumuskan
permasalahan tersebut dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
“ Apakah internal auditor di PT. Bank Sumut telah berperan dalam
meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan? “
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian antara lain :
1. Untuk mengetahui apakah kedudukan dan fungsi internal auditor sudah efektif
berperan dalam pengawasan kinerja operasional PT. Bank Sumut Cabang
Medan Iskandar Muda.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi internal auditor
dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
1. Untuk mengetahui sejauh mana internal auditor dapat berperan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan pemahaman peneliti dalam hal pengetahuan tentang kedudukan
dan fungsi internal auditor serta dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.
2. Memberikan bahan masukan ataupun pertimbangan bagi perusahaan dalam
menerapkan kedudukan dan fungsi internal auditor agar terlaksana dengan
3. Memberikan sumbangan pemikiran yang akan digunakan sebagai bahan
masukan bagi yang berminat melakukan penelitian yang sama mengenai
masalah internal auditor.
D. Kerangka Konseptual
Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor sangatlah penting dalam mengawasi kegiatan operasional perusahaan. Untuk itu, Internal Auditor harus dapat bekerja
secara independen dan profesional, serta bebas untuk menentukan kebijakan yang
positif dalam hal melakukan pengawasan. Fungsi internal auditor haruslah dapat
memberikan pandangan dan memberikan laporan yang obyektif. Secara konsep,
Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor harus dapat membantu menigkatkan efisiensi
dan efektifitas serta kualitas kinerja perusahaan. Keduduka n dan fungsi Internal
Gambar 1.1 Internal Auditor
Kedudukan Internal Auditor : 1. Independen
2. Profesional
Fungsi Internal Auditor : 1. Memberikan Pandangan 2. Laporan yang Obyektif Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor Pada
PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda
Inti Hubungan Konsep
B A B II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Internal Auditing
Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya
unit-unit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya jaringan distribusi dan meningkatnya
laba perusahaan. Semakin banyak dan besarnya perusahaan serta semakin rumitnya
persoalan yang dihadapi, maka profesi akuntan semakin memegang peranan penting
dalam pemberian bantuan penyusunan laporan keuangan, bantuan dalam bidang
akuntansi lainnya, pemeriksaan laporan dan pemberian nasehat di bidang manajemen.
Akuntan adalah profesi yang memberikan jasa kepada masyarakat pemakai jasa
terutama dalam bidang pemeriksaan ( auditing ) dan bantuan dalam bidang akuntansi.
Auditing didefenisikan oleh para ahli yang pada prinsipnya mempunyai
maksud dan tujuan yang sama. Auditing menurut Report of the Committee on Basic
Auditing Consepts of The American Accounting Assosiation ( Accounting Review ,
vol 47 ) adalah :
“ Suatu Proses Sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”
Beberapa ciri penting yang ada dalam defenisi tersebut dapat diuraikan
1. Suatu proses sistematis berupa serangkaian prosedur yang logis, terstruktur dan
terorganisir.
2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif berarti memeriksa dasar
asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan tersebut tanpa memihak dan
berprasangka.
3. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang
dibuat oleh perorangan atau entitas.
4. Derajat kesesuaian menunjuk pada kedekatan di mana asersi dapat diidentifikasi
dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.
5. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan sebagai
dasar untuk menilai asersi atau pernyataan
6. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukkan derajat
antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan.
7. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan atau
mengandalkan hasil-hasil temuan auditor, dalam hal ini pihak manajemen, para
pemegang saham, kantor pemerintah dan masyarakat luas.
Kosasih ( 2000 ; 285 ) memberikan pengertian Intenal Auditing sebagai
berikut :
Defenisi di atas menunjukkan bahwa internal auditor telah berkembang
menjadi alat manajemen yang befungsi untuk menilai efisiensi seluruh aktivitas
perusahaan.
Defenisi lain menurut Holmes & Burns ( 2000 : 152 ) mengenai Internal
Auditing adalah :
“Internal Auditing adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberikan saran dan masukan bagi manajemen perusahaan.”
Defenisi ini secara eksplisit menyatakan bahwa tujuan internal auditing adalah
membantu semua tingkatan manajemen agar tanggung jawab mereka dapat
dilaksanakan dengan tugas pemeriksaan harus dinamis yang mempunyai orientasi
jauh ke depan. Karena berkedudukan sebagai penilai yang bebas, internal auditor
harus benar-benar dalam sikap dan pemikiran-pemikirannya, di samping itu harus
mampu tanggap dengan ukuran-ukuran yang dipergunakannya dalam penilainnya.
Dari beberapa defenisi di atas, kita dapat memahami bahwa tujuan daripada
internal auditor adalah untuk membantu semua anggota manajemen dalam
melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif dengan memberikan kepada
mereka analisis penilaian, rekomendasi dan komentar yang obyektif mengenai
kegiatan yang diperiksa.
Pada tahun 1998, Dewan Direksi Internal Auditor ( IIA ) membentuk
kelompok kerja yang merumuskan pedoman ( Guidance Task Force – GTF ) yang
terhadap standar dan pedoman lainnya. Salah satu elemen terpenting GTF adalah
mengembangkan suatu defenisi baru untuk audit internal yang mampu menangkap
esensi modern dari profesi tersebut secara ringkas dan jelas.
Dalam melaksanakan hal tersebut, GTF mempertimbangkan komentar dan
saran dari para anggota IIA, serta defenisi berbasis kompetensi yang muncul dari draf
pendahuluan atau Competency Framework For Internal Auditor ( CFIA ). CFIA
mendefenisikan audit internal sebagai suatu proses yang membantu perusahaan
memperoleh keyakinan bahwa resiko-resiko yang mungkin dihadapi telah dipahami
dan dikelola dengan layak dalam konteks perubahan yang dinamis.
Pada tahun 1999, GTF memberikan defenisi audit internal sebagai berikut :
“ Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan obyektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi perubahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan.”
Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan
menerapakan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektifitas proses pengelolaan resiko, kecakapan kontrol dan
pengelolaan organisasi.
Audit internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang yang
mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi terhadap
perubahan dalam struktur organisasi, proses dan teknologi. Profesionalisme dan
komitmen yang tinggi difasilitasi dengan bekerja dalam praktek profesional yang
Tujuan audit internal dapat dicapai dengan :
1. Meneliti apakah pelaksanaan system di bidang akuntansi, keuangan,
dan operasi telah cukup dan memenuhi syarat.
2. Menilai apakah kebijaksanaan, rencana, dan prosedur yang telah
ditentukan telah disepakati.
3. Menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi.
4. Menilai mutu pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan kepada
masing-masing anggota manjemen.
Menurut Sawyer’s Internal Auditing, audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasional kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah :
1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan. 2. Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi. 3. Peraturan Eksternal serta kebijaksanaan dan prosedur internal yang bisa
diterima telah diikuti.
4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.
5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis. 6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.
Semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dnegan manajemen
dan membantu anggota organisasi dalam mejalankan tanggung jawabnya secara
efektif. Defenisi Internal auditing menurut Institute of Internal Auditor ( IIA )
“ Internal Auditing adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki kinerja organisasi. “
Audit Internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan
memperkenalkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untu mengevaluasi serta
meningkatkan efektifitas proses manajemen resiko, pengendalian dan pengelolaan.
Audit internal di berbagai tempat dan negara melakukan pekerjaan mereka
secara berkala, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior.
Agar internal auditor dapat memberikan suatu hasil kerja yang baik serta
laporannya menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya dari berbagai
bagian yang ada dalam perusahaan, maka internal auditor harus mempunyai sikap
yang independen atas seluruh bagian yang diperiksanya. Sikap ini mutlak harus
dipegangnya dalam dalam setiap tindakannya, sehingga pimpinan melalui informasi
yang diberikannya dapat mengikuti setiap perkembangan yang terjadi dalam
perusahaan secara actual. Informasi yang sifatnya demikian sangat berguna bagi
pimpinan, karena dapat mengurangi risiko kesalahan di dalam mengambil keputusan.
B. Kedudukan Internal Auditor
Tujuan dari pemeriksaan intern adalah membantu semua anggota manajemen
dalam melaksanakan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang obyektif
mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi dan komentar atas aktivitas yang
Untuk dapat bekerja secara efektif dengan manajemen, kedudukan Satuan
Pengawasan Intern dalam struktur organisasi sangat mempengaruhi keberhasilannya
dalam menjalankan tugasnya. Audit internal haruslah ditempatkan sedemikian rupa
sehingga memungkinkan untuk dapat melakukan wewenang dan tanggung jawabnya
dengan baik serta dapat menjamin kebebasan dalam menjalankan tugasnya.
Kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan dalam menjalankan tugasnya. Internal auditor haruslah
ditempatkan di posisi yang tidak bertanggung jawab langsung kepada pimpinan unit
operasional perusahaan, tetapi bertanggung jawab langsung kepada manajemen
perusahaan. Dengan demikian internal auditor dapat melakukan tugas, wewenang dan
tangung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya.
Kedudukan ataupun status internal auditor dalam suatu organisasi perusahaan
mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkat independensinya di
dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status organisasi dari
departemen internal audit harus cukup untuk menyelesaikan tanggung jawab audit.
Internal auditor hanya akan bekerja secara efektif seperti yang diinginkan
manajemennya jika ia bebas dalam menjalankan aktivitas yang diauditnya. Hal ini
hanya akan dapat tercapai apabila internal auditor mempunyai kedudukan yang
memungkinkan baginya untuk mengembangkan sikap independennya terhadap
bagian-bagian lain yang harus diperiksanya. Untuk mencapai keadaan seperti ini,
dewan komisaris. Dukungan tersebut seperti tertulis di “ Audit Operasional” ( 2001 : 140 ) berupa :
1. Bagian internal auditor bertanggungjawab kepada seseorang dalam
organisasi yang mempunyai wewenang untuk menigkatkan independensi
dan menjamin ruang lingkup pemeriksaan yang luas, komunikasi yang
memadai serta sanggup menindaklanjuti rekomendasi yang dihasilkan.
2. Internal auditor harus mempunyai komunikasi langsung dengan dewan
komisaris.
3. Status internal auditor yang meliputi wewenang dan tanggung jawab harus
didefenisikan secara tertulis.
4. Internal auditor harus memperoleh persetujuan atasan dalam hal rencana
kerja.
Secara umum ada tiga alternatif kedudukan internal auditor dalam suatu
struktur organisasi perusahaan Hartanto ( 2002 : 194 – 195 ) yaitu :
1. Langsung bertanggungjawab kepada dewan komisaris. Hal ini berarti
bagian internal auditor bersikap independen terhadap manajemen
perusahaan, bahkan karena kedudukannya yang sedemikian rupa
sehingga internal auditor berhak untuk mengawasi pelaksanaan kerja dari
semua level manajemen yang ada. Dengan demikian bagian ini
mempunyai kedudukan yang kuat dalam perusahaan. ( Gambar.1 )
2. Internal auditor bertanggungjawab kepada direktur utama berarti
kedudukan ini dimaksudkan untuk membantu pihak direksi dalam
melakukan pengawasan terhadap keseluruhan operasional perusahaan.
Independensi yang dimiliki oleh internal auitor di sini masih cukup
tinggi sehingga bagian-bagian perusahaan yang berada di bawah direktur
utama dapat diaudit. ( Gambar.2 )
3. Alternatif ketiga internal auditor bertanggungjawab kepada direktur
keuangan. Pada posisi ini terlihat bahwa internal auditor sejajar dengan
bagian budget atau kasir. Independensi yang dimiliki semakin kecil
seiring dengan aktifitas yang dilakukan semakin sempit. Dalam hal ini
fungsi internal auditor dititikberatkan atas ruang lingkup keuangan.
( Gambar.3 )
Menurut Daryanto ( 2000 : 36 ) di atas, maka kedudukan internal auditor
Gambar 1.2
Kedudukan Internal Auditor di bawah Dewan Komisaris
Gambar 1.3
Kedudukan Internal Auditor di bawah Presiden Direktur Komisaris
Presiden Direktur Pemegang Saham
Internal Auditor Komisaris
Internal Auditor
Gambar 1.4
Kedudukan Internal Auditor di bawah Direktur Keuangan Sumber : Daryanto (2000:36 – 38 )
C. Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor
Bidang internal audit yang banyak dikenal pada mulanya hanya tertuju pada
pemeriksaan data akuntansi, bidang ini lebih dikenal dengan financial audit. Namun
sejalan dengan semakin mendesaknya kebutuhan akan informasi bagi manajemen
sebagai input dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan, maka kegiatan
operasional manajemen juga dimasukkan sebagai salah satu bidang yang diawasi dan
diperiksa Internal Auditor. Bidang ini dikenal dengan nama manajemen audit. Komisaris
Direktur Keuangan Presiden Direktur Pemegang Saham
Setelah mamahami uraian terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa Internal
Auditor memiliki andil yang cukup penting bagi suatu perusahaan. Sebagai seorang
staf dari pimpinan perusahaan, seorang internal auditor harus dapat bertugas dengan
baik, sehingga peranannya dalam menunjang sistem pengawasan intern dapat
berlangsung dengan optimal.
Seorang internal auditor juga bertugas melakukan pemeriksaan dan penilaian
yang bebas atas kegiatan operasional, data akuntansi dan catatan keuangan lainnya.
Sejalan dengan perkembangan jaman, yaitu perkembangan sistem informasi
akuntansi, aktivitas internal auditor yang dijalankan melalui fungsi-fungsi internal
auditor telah diartikan sebagai suatu pemeriksaan dan penyajian data yang obyektif
mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi dan komentar atas aktivitas
manajemen yang diperiksanya.
Di dalam buku Kosasih ( 2000 : 277 – 278 ), fungsi internal auditor
digolongkan secara terperinci oleh Holmes dan Overmeyer sebagai berikut :
1. Menentukan baik tidaknya internal kontrol dengan memperhatikan
pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah
dilaksanakan.
2. Bertanggungjawab dalam menentukan apakah pelaksanaannya mentaati
peraturan, rencana, policy, dan prosedur yang telah ditetapkan sampai
menilai apakah hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak.
3. Memverifikasi adanya dan keutuhan kekayaan ( assets ) termasuk
4. Menilai kehematan, efisiensi, dan efektifitas kerja.
5. Melaporkan secara obyektif apa yang diketahuinya kepada manajemen
disertai rekomendasi perbaikannya.
Fungsi-fungsi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Dengan mengkaji ulang secara cermat atas bagian organisasi dan uraian
fungsi yang menjelaskan pembagian tugas-tugas. Tinjauan ulang ini harus
memperlihatkan apakah pengawasan atas setiap orang di dalam
perusahaan memadai atau tidak dan tidak boleh seorangpun yang
menempati posisi yang bertentangan dengan kebijaksanaan pengawasan
internal yang sehat.
2. Mengetahui apakah pelaksanaan telah dilakukan sesuai dengan kontrak
yang telah disetujui dan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Dengan mencocokkan daftar kekayaan perusahaan dengan kenyataan yang
ada di lapangan.
4. Memastikan bahwa sistem akuntansi yang ada telah dilaksanakan sesuai
dengan yang digariskan perusahaan dan apakah laporan telah disusun
dengan benar.
5. Dengan melaporkan secara obyektif apa yang telah ditemukan selama
pemeriksaan dan memberikan rekomendasi perbaikannya kepada pihak
Secara umum, fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi atau
menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan dalam perusahaan.
Internal auditor sebagai staf pimpinan perusahaan yang khusus menangani
masalah internal audit harus dapat bertugas dengan baik, sehingga peranannya
dalam menunjang keberhasilan struktur pengawasan intern berlangsung dengan
optimal. Internal auditor juga bertugas melakukan pemeriksaan dan penilaian yang
bebas atas kegiatan operasional, data akuntansi dan catatan keuangan lainnya.
Fungsi internal auditor ini pada dasarnya adalah mengawasi sistem
pengawasan intern dan memberikan saran serta perbaikan apabila terdapat
kelemahan dan penyimpangan, baik yang terdapat dalam sistem tersebut, maupun
pelaksanaannya di dalam perusahaan.
Tanggung jawab seorang internal auditor dalam perusahaan tergantung pada
status dan kedudukannya di dalam struktur organisasinya. Tanggung jawab tersebut
harus memberikan akses penuh kepada internal auditor tersebut untuk berurusan
dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok
permaslahan yang dihadapi.
Tanggung jawab internal auditor dalam perusahaan haruslah ditetapkan
dengan jelas melalui kebijakan manajemen perusahaan.
Menurut Holmes dan Burns ( 2000 : 153 ) bahwa tanggung jawab internal auditor
1. Memberikan informasi dan nasehat kepada manajemen dan menjalankan
tanggung jawab ini dengan kode etik Institute of Internal Auditor .
2. Mengkoordinasikan kegiatan dengan orang lain agar berhasil mencapai
sasaran audit dan sasaran perusahaan.
Untuk menjaga obyektifitasnya, sebaiknya internal auditor tidak terlibat
secara langsung dalam proses pencatatan dan penyajian data keuangan lainnya serta
tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu aktifitas
operasional yang dapat mempengaruhi obyektifitasnya jika dilakukan pemeriksaan.
Ia harus bebas membahas dan menilai kebijaksanaan, rencana, dan prosedur, tetapi
tidak berarti dapat mengambil alih tanggung jawab bagian lain yang ditugaskan.
Kedudukan internal auditor menggambarkan bagian-bagian mana saja yang
dapat menjadi obyek pemeriksaannya atau dengan kata lain menunjukkan sampai di
mana wewenang internal auditor. Setiap pejabat harus melaporkan aktifitasnya
kepada pejabat eselon yang lebih tinggi. Dengan cara ini, tanggung jawab secara
bertahap dapat dilaksanakan dan diikuti dengan baik dan benar.
D. Program Pemeriksaan Internal Auditor
Program audit merupakan perencanaan prosedur dan teknik pemeriksaan
yang ditulis secara sistematis untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien dan
efektif. Selain berfungsi sebagai alat perencanaan, program audit juga bermanfaat
1. Menetapkan tujuan audit dan ruang lingkup pekerjaan.
2. Memperoleh informasi latar belakang tentang aktifitas yang akan
diaudit.
3. Menentukan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan audit.
4. Berkomunikasi dengan semua pihak yang perlu mengetahui tentang
audit tersebut.
5. Melakukan sesuai situasi, survei untuk mengenal dengan baik
aktivitas, risiko dan pengendalian yang akan diaudit, untuk
mengidentifikasi bidang-bidang yang mendapat penekanan audit, serta
untuk meminta komentar dan saran auditee.
6. Menulis program audit.
7. Menentukan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil-hasil audit
akan dikomunikasikan.
8. Mendapatkan persetujuan atas rencana kerja audit.
Secara ringkas, program audit tersebut digunakan untuk memperoleh informasi,
kemudian menguji informasi tersebut dan mencari pembenaran akan informasi
tersebut. Setelah itu memonitor jalannya pemeriksaan, kemudian menelaah pekerjaan
yang telah dilakukan, mencatat temuan-temuan pemeriksaan dan menindaklanjuti
hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan tersebut dilaporkan dalam bentuk laporan
Fungsi program audit dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.5 Terdapat 2 ( dua ) tipe Program Audit yaitu :
1. Suatu rencana yang ditetapkan terlebih dahulu untuk melakukan audit.
2. Suatu kerangka berupa produk-produk yang dibutuhkan terlebih dahulu
yang berisi ruang lingkup, sifat, dan tujuan audit, baru kemudian
melakukan audit.
E. Laporan Internal Auditor
Tahap terakhir dari suatu kegiatan pemeriksaan intern adalah berupa
laporan internal auditor yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan. Laporan
tersebut merupakan sasaran pertanggungjawaban internal auditor atas penugasan oleh
pimpinan. Internal auditor harus melaporkan hasil - hasil pekerjaan audit mereka,
yaitu :
Pelaporan dan Opini Pemeriksaan - Memperoleh Informasi
- Menguji Informasi - Mencari Pembenaran
Program Audit Laporan Hasil Pemeriksaan
Dan Kertas Kerja Pemeriksaan - Rencana
1. Suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah
pemeriksasan audit selesai. Laporan interim itu bisa dalam bentuk tertulis atau
lisan dan dapat disampaikan secara formal ataupun informal.
2. Auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada tingkatan
manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis yang final.
3. Laporan haruslah obyektif, jelas, ringkas, konstruktif, dan tepat waktu.
4. Laporran harus menyatakan tujuan, ruang lingkup dan hasil audit; dan bila
tepat, laporan itu juga harus berisi suatu pernyataan pendapat auditor.
5. Laporan dapat mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan
mengakui kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan.
6. Pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat
disertakan dalam laporan audit.
7. Direktur auditing internal atau designee harus mereview dan menyetujui
laporan audit final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada siapa
laporan itu akan dibagikan.
Laporan ini dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan internal auditor dengan data-data
yang sistematis, diinterpretasikan untuk kemudian didokumentasikan, sehingga
memberikan dukungan yang kuat terhadap hasil-hasil pemeriksaan intern. Melalui
laporan ini, internal auditor mengungkapkan temuan-temuan baik kelemahan dan
kecurangan serta rekomendasi perbaikan atas kesalahan yang ada.
Laporan internal auditor pada dasarnya adalah merupakan intern perusahaan.
perusahaan yang lainnya, karena bentuk yang standar tidak ada diterapkan,
berbeda dengan laporan yang dibuat akuntan publik. Namun demikian laporan
harus objektif dan dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti pendukung.
Dengan demikian laporan tersebut harus dibuat dalam bentuk yang baik dan mudah
dimengerti sehingga dengan laporan tersebut pimpinan dapat segera mengambil
keputusan mengenai tindakan yang harus diambil.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan menurut Sawyer ( 2003 : 295 ) di dalam
menyusun laporan internal auditor :
1. Cermat
2. Jelas
3. Ringkas
4. Tepat Waktu
Laporan harus disusun dengan cermat, artinya setiap pernyataan, angka, dan
referensi dapat diandalkan. Suatu laporan dianggap tidak cermat jika internal
auditor,mengemukakan telah terjadi kecurangan pada salah satu unit kerja tanpa
menyebutkan bentuk serta penyebab dari kecurangan tersebut, ataupun jika internal
auditor menyarankan perbaikan tanpa mengemukakan apa akibatnya bila perbaikan
tidak dilaksanakan.
Laporan disusun dengan jelas, artinya agar laporan tersebut jelas maka
internal auditor hendaknya menghindari pemakaian bahasa yang membosankan dan
menjadi tidak dominan, ide-ide yang sangat perlu bagi manajemen juga tidak
terkomunikasikan.
Laporan harus ringkas, maksudnya bahwa laporan itu harus terhindar dari
hal-hal yang tidak relevan, tidak material seperti gagasan, temuan, kalimat, dan
sebagainya yang tidak menunjang tema pokok laporan. Namun bukan berarti
mengurangi sesuatu hal secara terpotong-potong. Laporan yang ringkas juga harus
lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.
Laporan harus diterbitkan pada waktu yang tepat, karena laporan tersebut
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi yang mutakhir.
Tidak ada artinya apabila suatu laporan yang telah dipersiapkan dengan baik namun
disampaikan setelah lewat waktu.
Jika dilihat dari segi bentuk penyajian laporan menurut James D. Wilson dan
John B. Campbel ( 2003 : 557 ). Maka laporan audit intern dibagi dalam 2 bentuk
yaitu :
1.Tertulis ( Written ) yang terdiri dari :
a. Tabulasi
- Laporan akuntansi formal
- Statistik
b. Uraian / paparan singkat
c. G r a f i k
2.L i s a n
a. Persentase formal group, meliputi berbagai alat visual
b. Konferensi - konferensi individual
Dalam laporan lisan, informasi cenderung disampaikan tidak secara
menyeluruh. Sementara laporan dapat berupa pemaparan atas hal-hal yang dianggap
perlu ditonjolkan ( highlight ). Laporan lisan sering menjamin adanya interpretasi
yang wajar mengenai data kuantitatif, sedangkan dalam laporan tertulis data
B A B III
METODE PENELITIAN
Untuk melakukan penelitian tentang internal auditor ini, maka Penulis
menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian secara langsung dengan
mendatangi objek penelitian yaitu PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan
Iskandar Muda guna memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan
melalui Internal Auditor dan bagian-bagian yang terkait, khususnya mengenai
kedudukan dan fungsi internal auditor. Penelitian ini juga didasarkan pada
teori-teori dari para ahli di bidang akuntansi, khususnya di bidang audit
internal yang mendukung sebagai landasan teoritis dalam menganalisa data
yang diperoleh di lapangan.
2. Data Penelitian
Jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif yang terdiri dari :
a. Data Primer, yaitu data yang belum diolah yang diperoleh langsung
dari PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda, seperti hasil
wawancara dengan cara tanya jawab kepada bagian-bagian yang
berhubungan dengan pengawasan intern serta fungsi-fungsi Internal
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh sehubungan dengan
perusahaan yang telah terdokumentasi, seperti :
i. Sejarah ringkas perusahaan
ii. Struktur Organisasi Perusahaan
iii. Standar Operasional Proseur ( SOP ) perushaan
iv. Sistem pengawasan intern perusahaan
v. Uraian tugas masing-masing bagian dalam organisasi
peruahaan
vi. Berbagai tugas pokok dan wewenang dari masing-masing
bagian dalam organisasi perusahaan.
vii. Sistem dan prosedur kerja internal auditor yang digunakan oleh
perusahaan.
viii. Laporan internal auditor pada perusahaan
Selain itu data sekunder juga bisa berupa buku-buku referensi /
literatur tentang pemeriksaan intrern yang biasa dilakukan perusahaan.
3. Sumber Data
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah pihak-pihak yang
berkaitan dengan bagian internal audit, khusunya internal auditor. Pada
PT. Bank Sumut internal auditor ini bernama Kontrol Intern dengan satu
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan berupa :
a. Observasi, dengan melihat dokumen kegiatan yang ada di perusahaan
terhadap kegiatan yang berhubungan dengan internal auditor.
b. Wawancara, merupakan pengumpulan data melalui tanya jawab secara
langsung dengan internal auditor.
c. Studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan teori-teori yang mendukung
dari buku-buku akuntansi untuk dibandingkan atau disesuaikan dengan
sistem pemeriksaan intern yang ada di perusahaan.
5. Metode Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah dengan Metode Statistik Deskriptif yaitu
metode yang ditujukan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul untuk memperoleh gambaran
yang sebenarnya, bagaimana fungsi dan peranan internal auditor pada
perusahaan untuk kemudian dibandingkan dengan teori tentang pengawasan
intern serta mengambil kesimpulan dan saran-saran.
Metode analisis data ini dilakukan setelah memperoleh informasi menyeluruh
dari pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, yaitu bagian kontrol intern
B A B IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda.
1. Sejarah Ringkas Perusahaan
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat BPDSU
merupakan salah satu dari Bank Pembangunan Daerah yang ada di Indonesia. Bank
Pembangunan Daerah Sumatera Utara berdiri pada tanggal 4 Nopember 1961
dengan Kantor Cabang yang beralamat di Jalan Palang Merah sebagai kantor cabang
operasional pertama. Pada tahun 1999, Pemerintah Daerah mengeluarkan Peraturan
Daerah Nomor 2 tentang status badan hukum Bank Pembangunan Daerah Sumatera
Utara yang kemudian diganti menjadi ( PT ) Perseroan Terbatas. PT. Bank Sumut
Cabang Medan Iskandar Muda merupakan salah satu cabang dari PT. Bank Sumut
yang berada di wilayah Kota Medan. PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda
pada awalnya merupakan Kantor Cabang Pembantu yang berdiri pada tanggal 28
Februari 1991 sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Nomor :
161/DIR/BPS-TK/SK/1991 dengan nama Kantor Cabang Pembantu Sei Serayu. Selanjutnya pada
tanggal 11 September 2003 sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sumut
Nomor : 198/DIR/DPP-PP/SK/2003 Kantor Cabang Pembantu Sei Serayu dinaikkan
statusnya menjadi Kantor Cabang Penuh ( Cabang Induk ) dengan Nama PT. Bank
semakin kompetitifnya operasional perbankan di Sumatera Utara, dengan 3 ( tiga )
unit kantor di bawahnya, yaitu :
1. Kantor Kas Kampung Lalang.
2. Kantor Kas Sei Sikambing
3. Kantor Kas Marelan.
Pada tanggal 13 Maret 2006 sesuai dengan SK Nomor :
096/DIR/DPP-PP/SK/2006, PT. Bank Sumut Cabang Medan – I berganti nama menjadi PT. Bank
Sumut Cabang Medan Iskandar Muda yang beralamat di Jalan Iskandar Muda
No. 49 Medan dengan 7 ( tujuh ) unit kantor di bawahnya, yaitu :
1. Kantor Cabang Pembantu Kampung Lalang
2. Kantor Cabang Pembantu Sei Sikambing
3. Kantor Cabang Pembantu Marelan
4. Kantor Cabang Pembantu USU
5. Kantor Cabang Pembantu Setia Budi
6. Kantor Cabang Pembantu Simpang Kuala
7. Kantor Cabang Pembantu Pancur Batu
Saat ini PT. Bank Sumut secara keseluruhan telah memiliki unit-unit
operasional sebagai berikut :
1. Kantor Cabang Konvensional : 20 unit 2. Kantor Cabang Pembantu Konvensional : 3 unit
5. Kantor Cabang Pembantu Syariah : 1 unit 6. Kantor Kas Konvensional : 1 unit 7. Automatic Teller Machine ( ATM ) : 63 unit
8. Payment Point : 2 unit
Selain unit operasional tersebut, PT. Bank Sumut telah memiliki kerja sama
dengan bebrapa perusahaan besar dalam rangka meningkatkan ekspansi usaha melalui
kemudahan bertransaksi, antara lain :
1. PT. Telkom dalam hal pembayaran rekening bulanan telepon.
2. PT. Garuda Indonesia Airways dalam hal pembelian tiket pesawat terbang.
3. Telkomsel, Indosat, dan Satelindo dalam hal pembayaran pulsa prabayar
dan pasca bayar.
Untuk kemudahan bertransaksi, PT. Bank Sumut juga telah ikut sebagai
peserta ATM bersama yang dapat melakukan transaksi di lebih dari 13.000
( tiga belas ribu )
unit ATM bersama yang ada di seluruh Indonesia.
PT. Bank Sumut juga telah melakukan kerja sama dengan Bank Card
Malaysia, sehingga bagi nasabah PT. Bank Sumut yang pergi ke Malaysia dapat
melakukan transaksi tunai dan non tunai di ATM Bank Card Malaysia
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi merupakan salah satu fungsi manajemen dalam menentukan sistem
secara efisien dan efektif untuk menunjang pencapaian sasaran usaha dan bisnis
perusahaan secara optimal.
Dengan demikian suatu organisasi mengandung unsur-unsur :
• Adanya manajemen
• Terdiri dari sekumpulan orang - orang yang saling berhubungan satu
sama lain
• Terdapat batasan-batasan yang jelas, yang membedakan dengan yang
bukan anggota organisasi
• Adanya tujuan yang ingin dicapai secara bersama
• Didirikan untuk jangka waktu yang lama
Penataan dan pengembangan organisasi perlu dilakukan secara
berkesinambungan, karena :
• Menyesuaikan dengan perubahan lingkungan, baik internal maupun
eksternal organisasi
• Menyesuaikan dengan strategi yang telah ditetapkan
• Pertimbangan efisiensi dan efektifitas organisasi • Kepentingan fungsi pengendalian kegiatan organisasi
Untuk melaksanakan fungsi organisasinya, maka PT. Bank Sumut mendirikan
kantor-kantor cabang sebagai pelaksana operasional perusahaan.
Adapun fungsi kantor cabang adalah antara lain :
1. Menyelenggarakan kegiatan usaha perbankan berupa penghimpunan dana,
penyaluran dana berupa kredit, dan jasa-jasa perbankan lainnya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Membantu Direksi dalam melaksanakan fungsi operasionalnya sesuai
rencana yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sumut Nomor :
293/DIR/DPP-PP/SK/2007 tanggal 6 September 2007 tentang Struktur Organisasi
PT. Bank Sumut yang baru, berikut ini disampaikan lampiran Struktur Organisasi
PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda yang merupakan kantor cabang
1. Pemimpin Cabang
Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :
a) Memimpin, mengkoordinir, membimbing dan mengawasi serta melakukan
penilaian pribadi terhadap kinerja pejabat dan karyawan di lingkungan
Kantor Cabang.
b) Membimbing dan mengarahkan kegiatan pelayanan kepada nasabah,
penggunaan teknologi informasi, administrasi kredit, pengelolaan likuiditas
serta memantau dan mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut.
c) Membimbing dan mengarahkan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran
kredit, pemasaran jasa-jasa bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku
berdasarkan kebijakan direksi pada rencana kerja bank serta memantau dan
mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut.
d) Membimbing dan mengarahkan penyusunan rencana kerja tahunan, jangka
menengah dan jangka panjang untuk diajukan kepada Direksi dan
selanjutnya menyusun action plan, melakukan koordinasi atas pelaksanaan
rencana kerja yang telah disetujui oleh Direksi.
e) Melakukan evaluasi atas performance cabang dan memberikan pengarahan
dalam penyusunan program-program untuk meningkatkan performance
sesuai target yang telah ditetapkan Direksi.
f) Mengadakan rapat-rapat ( yang bersifat koordinasi, bimbingan / pengarahan
pelayanan kepada nasabah, kebersihan / kerapian kantor dan pengamanan
seluruh harta benda perusahaan.
g) Menerbitkan surat-surat berharga PT. Bank Sumut sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
h) Sebagai avalis promes, commercial paper dan surat berharga lainnya sesuai
persetujuan Direksi.
i) Melakukan fiat bayar apabila diperlukan dan menandatangani semua
surat-surat berharga, warkat-warkat, laporan-laporan dan surat-surat-surat-surat lainnya yang
bersifat intern dan ekstern yang terkait dengan operasional Kantor Cabang
sesuai dengan wewenang yang ditetapkan.
j) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional Kantor Cabang
kepada Direksi.
k) Bertanggungjawab atas keamanan dan keselamatan dokumen, arsip serta
seluruh kekayaan perusahaan yang berada di lingkungan Kantor Cabang.
2. Wakil Pemimpin Cabang
Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :
a) Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada
Pemimpin Cabang tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang
perlu diambil di bagian tugasnya.
c) Mewakili Pemimpin Cabang apabila diperlukan untuk mengadakan
hubungan dengan pihak lain atau instansi lain sehubungan dengan
pelaksanaan tugas Kantor Cabang.
d) Mengkoordinir penyusunan usulan rencana kerja dari unit kerja yang
dibawahinya.
e) Sebagai salah satu anggota Komite Pemutus Kredit Kantor Cabang sesuai
dengan batas kewenangannya.
f) Mengatur kebutuhan likuiditas Kantor Cabang setiap harinya..
g) Membantu Pemimpin Cabang dalam menjalin dan meningkatkan hubungan
dengan masyarakat terutama pemilik dana.
h) Bertanggung jawab atas seluruh tugasnya kepada Pemimpin Cabang
i) Bertanggung jawab atas kelancaran dan kebenaran pelaksanaan seluruh
operasional unit kerja yang disupervisinya.
3. Pemimpin Seksi Pemasaran
Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :
a) Mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan operasional yang meliputi
pemasaran dana dan kredit.
b) Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan serta action program di
bidang pemasaran dana dan kredit.
c) Memberikan penilaian dan pendapat serta menandatangani laporan analisa
dan taksasi barang agunan kredit yang dibuat oleh Analis Kredit sesuai
d) Melakukan pemeliharaan atas performance portofolio kredit yang
direalisasi.
e) Melakukan penilaian dan pendapat serta menandatangani laporan analisa
dan taksasi barang agunan yang dibuat oleh Analis Kredit sesuai ketentuan
yang berlaku.
f) Mengajukan memorandum kepada Pemimpin Cabang / Wakil Pemimpin
Cabang untuk mengadakan rapat Komite Pemutus Kredit.
g) Bersama dengan Pemimpin Cabang dan Wakil Pemimpin Cabang
bertanggungjawab atas realisasi kredit yang diberikan baik dari segi
penilaian kredit maupun risiko kredit.
h) Bertanggungjawab atas kelancaran penagihan pelunasan dan angsuran
pokok serta bunga kredit yang telah direalisasi.
4. Pemimpin Seksi Administrasi dan Penyelamatan Kredit
Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :
a) Mengkoordinir administrasi kredit dari mulai proses Perjanjian Membuka
Kredit sampai dengan pencairan kredit debitur.
b) Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengaturan seluruh kegiatan
administrasi kredit ( pencairan kredit ) dan penyelamatan kredit
( penagihan kredit menunggak / macet )
c) Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan serta action program di
d) Membantu Pemimpin Cabang dalam penyelenggaraan kegiatan yang
berhubungan dengan pemantauan secara berkeinambungan terhadap
administrasi dan restrukturisasi kredit.
e) Melakukan evaluasi atas kredit yang menjadi non performing agar
diketahui penyebab terjadinya kredit menjadi non performing.
f) Memaraf atau menandatangani surat-surat dan laporan-laporan yang
berhubungan dengan administrasi dan penyelamatan kredit.
g) Bertanggung jawab atas kebenaran dan ketepatan waktu pengiriman
laporan-laporan seksi administrasi dan penyelamatan kredit.
h) Bertanggung jawab atas pencapaian target penarikan kredit non lancar.
5. Pemimpin Seksi Pelayanan Nasabah
Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :
a) Mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan yang berhubungan dengan
pelayanan nasabah
b) Menyusun rencana kerja, anggaran tahunan dan menyusun action program
di bidang pelayanan nasabah.
c) Memaraf dan menandatangani pembukaan rekening tabungan, deposito,
giro, penjualan cek dan bilyet giro.
d) Memeriksa dan mensupervisi kebenaran pembukuan penerimaan /
penarikan setoran tabungan / deposito / giro.
e) Menerbitkan Surat Keterangan Bank ( SKB ) dan Surat Keterangan
f) Menjaga dan memelihara agar uang yang ada di khasanah cukup untuk
operasi sehari-hari dan memastikan uang yang ada di Teller masih dalam
batas yang ditentukan.
g) Mensahkan transaksi setoran / penarikan tabungan / deposito / giro dengan
menandatangani warkat setoran dan penarikan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
h) Bertanggungjawab atas semua kegiatan operasional Cabang yang
berhubungan dengan tugas seksi pelayanan nasabah.
6. Pemimpin Seksi Operasional
Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :
a) Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengaturan seluruh kegiatan
operasional yang meliputi tugas pelaksana transfer / inkaso / pajak,
pelaksana kliring, pelaksana verifikasi, pelaksana akuntansi IT dan laporan,
pelaksana bagian administrasi umum dan administrasi kepegawaian.
b) Mengajukan usulan rencana kerja, anggaran tahunan dan action program
untuk seksi operasional.
c) Mempergunakan seluruh menu aplikasi Olib’s yang terdapat pada fungsi
administrator pembukuan dan atau administrator kredit dan atau supervisi
kredit.
d) Memeriksa kebenaran posting transaksi seluruh kegiatan di seksinya yang
e) Mengawasi kegiatan keluar dan masuk, izin, mempersiapkan penggajian,
upah, cuti, pinjaman, angsuran dan lain-lain keperluan pegawai Kantor
Cabang.
f) Mengadministrasikan daftar wrkat-warkat yang akan dikliringkan,
memeriksa surat keterangan penolakan klirng, mengawasi input data
warkat-warkat klring ke Sistem Otomasi Kliring Lokal ( SOKL ) dan
Sistem Kliring Nasional ( SKN ) Bank Indonesia.
g) Menyetujui izin keluar kantor pegawai pada waktu jam kerja untuk
keperluan dinas dan keperluan pribadi.
h) Bertanggungjawab atas biaya yang terjadi untuk kepentingan operasional
seksi yang mengacu kepada standar rasio yang sehat.
7. Kontrol Intern / Internal Auditor
Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain :
a. Bertanggungjawab atas penyelenggaraan audit internal sesuai dengan
program kerja pemeriksaan tahunan dan pemantauan tindak lanjut hasil
temuan, pembinaan dan penyempurnaan system manajemen dan
operasional untuk mendukung terlaksananya tata kelola perusahaan
yang baik ( Good Corporate Governance )
b. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan-pertimbangan kepada
Pemimpin Cabang tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang
perlu diambil di bidang tugasnya dengan tembusan kepada Direksi melalui
c. Membantu Pemimpin Cabang dalam kegiatan yang berhubungan dengan
pengawasan transaksi dan administrasi.
d. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran transaksi dan verifikasi nota, serta
memeriksa kelengkapan persayaratan administrasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, kemudian memberitahukan segera kesalahan transaksi atau
kekurangan persyaratan administrasi kepada kepala unit terkait untuk
diperbaiki atau dilengkapi.
e. Melaporkan segera kepada Pemimpin Cabang atas penyimpangan transaksi
yang ditemukan untuk segera diambil tindakan dengan tembusan kepada
Direksi melalui Divisi Pengawasan.
f. Membuat laporan hasil temuan penyimpangan kegiatan operasional kantor
cabang kepada Pemimpin Cabang dengan tembusan kepada Direksi melalui
Divisi Pengawasan.
g. Melakukan pemeriksaan secara khusus seluruh transaksi dan seluruh
dokumen apabila ditemukan penyimpangan.
h. Memverifikasi kecermatan perhitungan pada voucher sampel seperti
penjumlahan ke bawah dan ke samping, serta pembulatan angka desimal
untuk mencegah terjadinya selisih.
i. Mengontrol sinkronisasi pembukuan antar kantor cabang agar tidak terjadi
selisih pembukua n dan nota selisih.
j. Menilai prestasi kerja pegawai di lingkungan Kontrol Intern sesuai
k. Menyusun laporan manajemen sesuai dengan bidang tugasnya
masing-masing
l. Memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia Bank.
8. Pelaksana Pemasaran
a. Melaksanakan tugas memasarkan produk dan jasa PT. Bank Sumut
khususnya pemasaran kredit.
b. Melaksanakan tugas survey / taksasi lapangan terhadap permohonan kredit
calon debitur
9. Pelaksana Analis Kredit
a. Melaksanakan tugas menganalisa hasil survey / taksasi kredit
b. Membuat proyeksi laporan keuangan calon debitur untuk kelayakan
pemberian kredit
c. Merekomendasikan hasil analisa kredit kepada Pemimpin Seksi Pemasaran
untuk kemudian diteruskan kepada Pemimpin Cabang.
10. Pelaksana Administrasi dan Penyelamatan Kredit
a. Melaksanakan proses pencairan kredit dari mulai pembuatan Surat
Persetujuan Membuka Kredit, pembuatan nota-nota, dan mengentry nama
dan nomor rekening kredit debitur ke dalam sistem untuk kemudian
dicairkan melelui transaksi tunai / pemindahbukuan oleh teller.
b. Melaksanakan proses permohonan nasabah berupa Bank Garansi beserta
c. Mengingatkan para debitur untuk membayar angsuran yang telah jatuh
tempo tanggal angsurannya.
d. Melaksanakan tugas penagihan kredit terhadap debitur yang menunggak
angsuran.
11. Pelaksana Pengelolaan Kas Daerah ( Kasda )
a. Melaksanakan tugas menerima setoran tunai kas daerah dari dinas-dinas
pemerintahan yang menerima setoran kas daerah.
b. Melakukan konfirmasi dengan petugas dinas pemerintahan yang
menangani setoran kas daerah jika ada permasalahan yang terjadi, dan
mengkonfirmasikannya dengan Pemimpin Seksi Pelayanan Nasabah.
12. Pelaksana Pelayanan Informasi Nasabah ( Customer Service )
a. Memberikan informasi tentang perkembangan produk dan jasa Bank Sumut
kepada calon nasabah dan nasabah.
b. Melaksanakan tugas membuka rekening Tabungan, Deposito, Giro.
c. Melaksanakan proses permohonan dari nasabah berupa Surat Keterangan
Bank (SKB), Surat Keterangan Dukungan Dana (SKDD).
d. Melayani permasalahan / keluhan nasabah.
13. Pelaksana Pemindahbukuan ( Overbooking )
a. Melaksanakan transaksi non tunai / pemindahbukuan rekening tabungan,
giro, kredit dan pembukuan.
14. Pelaksana Teller
a. Melaksanakan transaksi tunai untuk seluruh rekening yang ada, baik
tabungan, deposito, giro, kredit dan setoran-setoran lainnya.
15. Pelaksana Transfer / Inkasso / Pajak
a. Melaksanakan pembuatan nota-nota transfer ( kiriman uang )
b. Melaksanakan pembuatan nota-nota inkaso
c. Menerima setoran pajak dari nasabah wajib pajak
d. Melaksanakan pembuatan setoran pajak Bank Sumut dan mengantar bukti
setoran ke kantor pajak terdekat.
16. Pelaksana Verifikasi / Checker
a. Memeriksa nota-nota transaksi uang telah dibukukan oleh teller dan
overbooking.
b. Melakukan proses verifikasi transaksi sebagai proses akhir dari transaksi.
17. Pelaksana Akuntansi IT dan Laporan
a. Melaksanakan pembuatan laporan mingguan / bulanan baik laporan
operasional maupun laporan perkreditan.
b. Melaksanakan proses Akuntansi sesuai dengan perkembangan yang ada di
dunia perbankan.
c. Mengikuti dan mengupdate perkembangan Informasi dan Teknologi
18. Pelaksana Administrasi Umum dan Kepegawaian
a. Menatausahakan surat-surat masuk dan surat-surat keluar
b. Membuat daftar dan nota-nota gaji bulanan seluruh pegawai
c. Membuat nota-nota biaya rutin harian, mingguan, dan bulanan
d. Membuat daftar dan nota-nota uang makan dan uang lembur seluruh
pegawai kantor cabang.
e. Mengontrol daftar kehadiran pegawai untuk dilaporkan kepada Pemimpin
Seksi Operasional.
f. Mengontrol inventarisir stok barang-barang cetakan dan alat tulis kantor
untuk dilaporkan kepada Pemimpin Seksi Operasional.
3. Kedudukan Internal Auditor Dalam Perusahaan
Pada PT. Bank Sumut, Internal Auditor lebih dikenal dengan istilah Kontrol
Intern. Bagian Kontrol Intern ini secara umum mempunyai fungsi untuk membantu
Pemimpin Cabang dalam melaksanakan tugasnya. Bantuan yang diberikan tersebut
berupa penilaian atas keefektifan sistem pengawasan intern dalam seluruh tingkat
organisasi. Jadi pada dasarnya bagian Kontrol Intern tidak bertanggung jawab secara
langsung terhadap kelemahan-kelemahan yang ada dalam perusahaan, melainkan
hanya melaporkan temuan-temuan yang menghambat operasi perusahaan berikut
saran-saran kepada pihak manajemen.
Adapun cara penilaian sistem internal auditing perusahaan yang dilakukan
1. Melakukan pengamatan tersebut terhadap tata cara kerja masing-masing
satuan atau bagian perusahaan.
2. Melakukan pengujian atas transaksi guna mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan dalam prkatek dibandingkan dengan sistem yang digariskan.
3. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian atas sistem internal auditing
perusahaan, maka Kontrol Intern membuat kesimpulan atas efektifitas internal
auditing perusahaan sekaligus memberikan saran-saran perbaikan.
Dalam melakukan pemeriksaannya, Kontrol Intern pada perusahaan ini
melakukan pemeriksaan secara :
1. Berkala ( rutin )
Pemeriksaan berkala ini dilakukan oleh kontrol intern untuk memeriksa
seluruh bagian operasional yang ada pada perusashaan. Pemeriksaan ini dilakukan
dua kali di dalam satu tahun. Jadwal pemeriksaan ini telah dipersiapkan pada awal
periode tahun buku, sehingga dalam pelaksanaa tugasnya untuk memeriksa setiap
bagian dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan.
2. Mendadak ( Khusus )
Pemeriksaan secara mendadak dilakukan setelah melihat adanya kecurigaan
yang memerlukan peninjauan ulang terhadap suatu bagian operasional perusahaan.
Baik pemeriksaan secara berkala maupun secara mendadak, keduanya
dituangkan dalam bentuk laporan tertulis. Temuan-temuan dalam pemeriksaan tidak
seobjektif mungkin dan lebih mudah dipertanggungjawabkan karena adanya
bukti-bukti yang mendukung laporan.
Melihat begitu pentingya peranan kontrol intern ini, maka sudah
sepantasnyalah kedudukan kontrol intern pada perusahaan ini diletakkan pada posisi
yang cukup tinggi dan berdiri sendiri secara independen, sehingga dia dapat
menjalankan tugasnya dengan baik, memberikan saran-saran dan kritik, serta
bertanggungjawab langsung kepada satuan pengawasan intern kantor pusat.
Penggunaan istilah kontrol intern di PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar
Muda mendapat perhatian khusus dari penulis. Istilah kontrol intern digunakan untuk
pembahasan pengendalian internal, sedangkan dalam hal ini, yang dibahas adalah
auditing internal. Penggunaan istilah ini dapat membedakan fungsi dari internal
auditor.
4. Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor
Hasil pemeriksaan yang telah disiapkan untuk diberikan kontrol intern pada
PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskanadar Muda adalah sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab atas semua operasional Kantor Cabang yang terkait
dengan Kontrol Intern.
2. Bertanggungjawab atas kebenaran dan ketepatan waktu pengiriman
laporan-laporan yang terkait dengan Kontrol Intern.
3. Bertanggungjawab atas keamanan dan keselamatan seluruh perlengkapan