• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Dan Fungsi Audit Internal Dalam Meningkatkan Kinerja Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (Mtsn) 2 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Dan Fungsi Audit Internal Dalam Meningkatkan Kinerja Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (Mtsn) 2 Medan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Auditing dan Internal Auditing

Sebelum kita memahami pengertian audit internal terlebih dahulu kita memahami pengertian auditing menurut Arens dan Loebecke (2000 : 9) adalah “Auditing is the accumulation and evaluating of evidence about quantifiable information of an economic entity to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by an competent independent person”.

Dari pengertian diatas memberikan pernyataan bahwa dalam melakukan audit dilakukan tindakan – tindakan mengumpulkan (determine) dan melaporkan (report). Tindakan – tindakan ini harus dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independent sehingga hasil audit dapat dipercaya objektivitasnya.Berdasarkan pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemeriksaan (audit) merupakan suatu proses yang sistematis yang dilakukan oleh seseorang yang kompeten.

(2)

auditor atau pemeriksa. Audit yang dilakukan baik oleh internal auditor maupun external auditor sangat berguna untuk menilai dan mengawasi perkembangan perusahaan.

Dari definisi diatas dapat diketahui tiga sasaran pokok pemeriksaan yaitu:

1. Pemeriksaan atas pengawasan intern

Dalam hal ini pengawasan intern meliputi pengawasan akuntansi dan pengawasan administrasi.

2. Pemeriksaan atas catatan keuangan

Catatan keuangan meliputi catatan yang memuat satuan uang seperti faktur pembelian, faktur penjualan, bukti penerimaan uang, daftar gaji, buku harian, buku besar, buku tambahan dan lain sebagainya.

3. Pemeriksaan atas catatan lain

Catatan lain meliputi seluruh catatan diluar catatan keuangan seperti anggaran dasar, notulen rapat, data statistik dan sebagainya.

Audit merupakan tugas utama dari seorang akuntan publik, karena dengan fungsi ini seorang akuntan publik mempunyai kedukdukan khusus memberikan pernyataan pendapat terhadap kelayakan atau kewajaran laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku umum.

(3)

Menurut Mulyadi (2002:9) secara umum auditing adalah :

Suatu proses sestematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan – pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuain antara pernyataan – pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil – hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Agoes (2004:1) memberikan definisi dari auditing sebagai berikut :

Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independent, terhadap laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, beserta catatan – catatan pembukuan dan bukti – bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Dari definisi diatas dapat dikemukakan bahwa ketentuan – ketentuan yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pemeriksaan yang dilakukan yaitu :

1. Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti yang dimaksud dengan bahan bukti disini adalah segala informasi terukur yang diperiksa tersebut memang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan demi tercapainya sasaran dan kegiatan pemeriksaan, diperlukan bukti – bukti dengan jumlah dan mutu yang memadai.

2. Adanya kesatuan Ekonomi (Economic entity). Setiap kali dilakukan audit, luas ruang lingkup pertanggung jawaban auditor harus dinyatakan dengan jelas. Yang terutama harus dilakukan adalah menegaskan satuan ekonomi yang dimaksud periode waktunya;

(4)

misalnya ketelitian penjumlahan, perkalian, pencatatan adanya aktiva dan lain – lain.

4. auditor harus independent dan kompeten. Seorang auditor harus berpengetahuan yang cukup agar dapat memahami kriteria – kriteria yang digunakan untuk mengetahui dengan pasti jumlah faktor – faktor yang dibutuhkan agar pada akhir pemeriksaan dia dapat menarik kesimpulan dengan cepat.

Tujuan pemeriksaan termasuk meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar, Tujuan tersebut hanya dapat dicapai dengan meneliti dan menilai apakah pelaksanaan sistem pengawasan intern bidang akuntansi, keuangan dan oeprasi berfungsi dengan baik dan memenuhi kriteria tertentu. Tugas internal auditor adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian internal auditing merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain.

(5)

Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut. Audit internal bertindak sebagai penilai independent untuk menelaah operasional perusahan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Berikut ini dikutip beberapa definisi dari internal auditing.

Menurut sawyer (2005 : 10) memberikan pengertian sebagai berikut :

Internal auditor adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda – beda dalam oeganisasi untuk menentukan apakah : informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bias diterima dan diikuti, criteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis dan tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsutasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif.

Definisi diatas menunjukan bahwa tujuan internal auditing adalah membantu semua tingkatan manajemen agara tanggung jawab mereka dapat dilaksanakan dengan fungsi pemeriksaan harus dinamis yang mempunyai orientasi atau sudut pandang jauh kedepan.

2.1.2 Independensi Internal Auditor

(6)

kebebasan yang dimaksud dalam hal ini adalah dalam arti dapat memasuki kesetiap jenjang manajemen yang sedang diperiksa. Banyak organisasi audit internal bisa mendapatkan kebebasan yang diperlukan untuk melaksanakan audit internal secara independent dan objektif.

Auditor internal yang professional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya yaitu memberikan opini yang ojektif, tidak dibatasi, dan melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga.

Menurut sawyer (2005 : 35) indikator independensi professional adalah :

1. Indendensi dalam Program Audit

a. Bebas dari intervensi manajerial atas program audit. b. Bebas dari segala intervensi atas prosedur audit

c. Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang disyaratkan untuk sebuah proses audit.

2. Indenpendensi dalam Verifikasi

a. Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan.

b. Mendapatkan kerjasama yang aktif dari karyawan manajemen selama verifikasi audit.

c. Bebas dari segala usaha menajerial yang berusaha membatasi aktivitas yang diperiksa atau membatasi pemerolehan bahan bukti. d. Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit. 3. Independensi dalam Pelaporan

a. Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikansi dari fakta – fakta yang dilaporkan.

(7)

c. Menghindari penggunaan kata – kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi dalam interpretasi auditor.

d. Bebas dari segala usaha untk menadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal.

2.1.3 Fungsi dan Tujuan Internal Auditor

Pada mulanya internal auditor dalam suatu perusahaan mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu mengadakan pengawasan atas pembukuan, namun sejalan dengan meningkatnya sistem informasi akuntansi, aktivitas internal auditor tidak lagi berputar pada pengawasan pembukuan semata-mata. Akan tetapi mencakup pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistem organisasi, sistem internal kontrol dan kualitas kertas kerja manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Menurut Mulyadi (2002 : 211) menyebutkan fungsi internal auditor sebagai berikut :

1. Fungsi internal auditor adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur – unsur pengendalian intern yang lain.

2. fungsi internal auditor merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, untuk membentuk jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan keomentar – komentar penting terhadap kegiatan manajemen, internal auditor meneyediakan jasa tersebut. Internal auditor berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan sehingga tidak hanya terbatas atas catatan akuntansi.

(8)

adalah untuk mengawasi pelaksanaan sistem pengawasan intern dan memberikan saran perbaikan kepada manajemen bila ditemukan kelemahan dan penyimpangan baik yang terdapat pada sistem tersebut maupun dalam pelaksanaannya dalam perusahaan. Untuk keefektifan fungsi internal auditor ini maka ada sasaran-sasaran audit tertentu yang harus ditetapkan dan harus senantiasa dikaji ulang. Sasaran audit intern ini menurut Arthur W. Holmes dan David C. Burns (2000 : 154) dapat dibagi atas dua bagian yaitu:

1. Sasaran pengawasan akuntansi dilaksanakan dengan cara:

a. Mengidentifikasikan jenis kekeliruan dan penyelewengan akuntansi yang mungkin terjadi.

b. Menetapkan prosedur yang harus mencegah atau menemukan dan penyelewengan semacam itu.

c. Menguji transaksi serta prosedur-prosedur untuk menentukan apakah prosedur-prosedur yang diperlukan sudah digariskan dan dipatuhi secara memuaskan.

d. Mengevaluasi semua jenis kekeliruan dan penyelewengan yang tidak cukup oleh prosedur pengendalian internal yang ada ini akan membantu dalam menentukan pengaruhnya terhadap sifat, waktu atau luasnya prosedur auditing lainnya yang mungkin diperlukan. 2. Sasaran pengawasan administrasi dilaksanakan dengan cara:

a. Evaluasi atas upaya-upaya organisasi seperti yang dicerminkan oleh hubungan laporan dalam perusahaan.

b. Tinjauan yang cermat atas bagan organisasi dan uraian posisi yang menjelaskan pembagian upaya itu. Tinjauan ulang ini harus diperlihatkan apakah penyediaan atau pengendalian atas setiap orang di dalam perusahaan memadai atau tidak boleh ada seorangpun menempati posisi yang bertentangan dengan kebijaksanaan pengendalian intern yang sehat.

c. Evaluasi atas saluran komunikasi di dalam perusahaan khususnya komunikasi dengan manajemen puncak dan dengan komite audit, saluran ini harus ditetapkan dengan jelas sehingga pelaporan akan tetap aktual dan objektif.

d. Pengujian dan evaluasi atas kebijaksanaan perusahaan

(9)

1. Tekanan pengawasan akuntansi adalah menentukan keandalan dari sistem pengawasan intern yang dapat mencegah/menemukan keandalan adanya kekeliruan dan penyelewengan yang material dalam pelaksanaan akuntansi.

2. Tekanan pengawasan administrasi adalah tujuan yang meliputi tanggung jawab, untuk menentukan apakah ada ketaatan terhadap kebijaksanaan perusahaan dan mencatat serta melaporkan adanya penyimpangan terhadap pelaksanaan suatu kebijaksanaan.

Baik fungsi akuntansi maupun fungsi administrasi yang mencakup dalam internal auditor harus dilaksanakan secara sinkron dalam meningkatkan efektivitas sistem internal control perusahaan, dan fungsi internal auditor sebagai staf manajemen harus mampu memeriksa, baik aspek keuangan maupun administrasi.

Secara umum tujuan dari audit internal adalah membantu semua anggota organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif, dilengkapi dengan analisis – analisis yang berhubungan dengan setiap aktivitas usaha yang telah ditelaah oleh auditi internal dan mengevaluasi pengendalian dalam organisasi tersebut.

Menurut Hiro Tugiman (2000;11) tujuan pemeriksaan internal (audit internal) adalah

(10)

Audit internal tidak hanya bertanggung jawab sebatas penilaian yang dilaksanakan tetapi juga mendorong dilakukannya tindakan korektif dan memastikan manajemen mengetahui resiko apa yang akan diterima jika tindakan korektif tidak dilakukan, karena manajemen bertanggung jawab terhadap efektifitas pengendalian internal.

2.1.4 Kedudukan internal auditor

Berhasil tidaknya suatu internal auditor dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh kedudukan dalam struktur organisasi perusahaan. Internal auditor hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkannya untuk dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya. Dalam hal ini The Institute of Internal Auditors menyatakan bahwa “Internal auditing is a staff or advisory dunction rather than a line operating function. Therefore the internal auditor does not exercise direct authority over other person in the organization”.

(11)

prosedur yang telah ditetapkan. Sementara ini para internal auditor merasa manajer-manajer tersebut tidak memperhatikan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya dengan baik serta tidak mau menerima saran-saran yang diberikan.

Menurut Hartanto ( 2002 : 194-195) ada tiga alternatif kedudukan internal auditor dalam sturuktur organisasi yaitu :

1. Bagian internal audit berada dibawah Direktur Keuangan ( sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan ). Pada posisi ini keuntungannya adalah laporan yang diberikan internal auditor dapat segera di pelajari dan ditanggapi. Kelemahannya dalam posisi ini, fungsi internal auditor hanya ditekankan pada pengendalian atas ruang lingkup bagian keuangan saja jika dikaitkan dengan indenpendensi, maka tingkat kebebasan internal auditor kecil dan sempit.

2. Bagian internal audit merupakan Staff Direktur Utama bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Pada posisi ini keuntungannya adalah internal auditor memiliki tingkat independensi yang tinggi, karena internal auditor dapat melakukan pemeriksaan keseluruh bagian, kecuali pimpinan perusahaan atau direktur utama. Kelemahannya pada posisi ini, Direktur Utama mempunyai tugas yang banyak, sehingga dirut tidak dapat mempelajari hasil internal audit secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang diperoleh tidak dapat diambil dengan segera.

3. Bagian internal audit merupakan Staff dari dewan komisaris.

Pada posisi ini memberikan keuntungan tingkat independensi yang tinggi sekali, karena internal auditor dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahannya adalah para dewan keomisaris tidak setiap saat dapat ditemui dan mereka juga kurang menguasai masalah operasi sehari – hari sehingga tidak cepat mengambil tindakan atau saran – saran yang diragukan oleh internal auditor untuk pencegahan perbaikan.

(12)

bagian pemeriksaan intern sebagai alat untuk memonitor performance manajemen dalam mengelola kegiatan serta sumber – sumber secara efektif dan efisien, maka alternatif penempatan bagian pemeriksaan intern sebagai staff komisaris yang paling tepat. Maka yang paling ideal adalah bagian pemeriksa intern menerima perintah penugasan dari pimpinan tertinggi, yaitu direktur utama dan hasil laporan periksaan diserahkan untuk dianalisa direktur keuangan, dan hasil pengamatannya diserahkan kepada direktur utama untuk diambil langkah – langkah selanjutnya.

2.1.5 Wewenang dan tanggung jawab internal auditor

Tujuan keterlibatan internal auditor dalam perusahaan ini erat hubungannya dengan fungsi yang dijalankan. Pada umumnya tugas internal auditor dalam perusahaan adalah membantu pimpinan perusahaan untuk melaksanakan pengawasan atas aktifitas operasi perusahaan untuk melaksanakan pengawasan atas aktifitas operasi perusahaan dan keuangan serta untuk menilai apakah kebijaksanaan yang telah digariskan dilaksanakan dengan baik.

Disamping itu aktifitas yang berhubungan tugasnya hanya dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, sedang waktu biasa digunakan untuk membantu tugas bagian keuangan dan akuntansi atau dengan kata lain bahwa yang merupakan tugas rutin internal auditor dalam perusahaan adalah menilai efektifnya sistem pengawasan intern.

(13)

melainkan saling melengkapi satu sama lain. Bagian internal auditor pada dasarnya tidak bertanggung jawab secara langsung terhadap kelemahan yang ada di perusahaan.

Bagian internal auditor hanya berkewajiban melakukan pemeriksaan dan selanjutnya hasil pemeriksaan inilah yang dipakai oleh direktur utama untuk melakukan tindakan perbaikan. Tegasnya pelaksanaan operasi secara tepat dan cermat adalah tanggung jawab manajemen, sedangkan kewajiban bagian intenal auditor hanyalah menilai keampuhan pengawasan yang dilakukan oleh manajemen pada semua kegiatan dan melaporkan temuan - temuan yang menghambat operasi perusahaan.

Selain kedudukan internal auditor dalam organisasi, hal penting lainnya dalam pelaksanaan fungsi pemeriksaan intern adalah penetapan secara jelas tentang tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki oleh internal auditor. Fungsi dan tanggung jawab dari internal auditor menurut Mulyadi dan Puradiredja (1998 : 203) sebagai berikut :

1. Pemeriksaan (audit) dan penilaian terhadap efektivitas struktur pengendalian internal dan mendorong penggunaan struktur pengendalian internal yang efektif dengan biaya yang minimum.

2. menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen puncak dipatuhi.

3. menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari segala macam kerugian

4. menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian dalam perusahaan.

(14)

Perincian wewenang dan tanggung jawab pemeriksa hendaknya dibuat secara hati-hati dan mencakup semua wewenang yang diperlukan serta tidak mencantumkan tanggung jawab yang tidak akan dipikulnya. Wewenang yang berhubungan dengan tanggung jawab tersebut harus memberikan akses penuh kepada internal auditor tersebut untuk berurusan dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokokmasalah yang dihadapi. Internal auditor harus bebas dalam mereview dan menilai kebijaksanaan, rencana, prosedur dan catatan.

Dalam menjalankan fungsinya, internal auditor tidak memikul tanggung jawab langsung dan juga tidak mempunyai wewenang atas kegiatan-kegiatan yang sedang diperiksa itu. Oleh karena itu, pemeriksaan dan penilaian internal auditor tidak membebaskan orang lain dalam perusahaan itu dari tanggung jawab. Dengan kata lain internal auditor harus bebas membahas dan menilai kebijaksanaan, rencana, prosedur dan pencatatan yang ada, tetapi tidak berarti internal auditor menggantikan tugas pejabat yang diperiksanya tersebut.

(15)

2.2 Laporan internal auditor

Laporan internal auditor merupakan saran pertanggungjawaban internal auditor atas penugasan pemeriksaan oleh pimpinan. Melalui laporan ini internal auditor akan mengungkapkan dan menguraikan kelemahan yang terjadi dan keberhasilan yang telah dicapai. Internal auditor dalam melakukan pemeriksaan senantiasa diikuti dengan pembuatan laporan, yang mana hal ini adalah merupakan hasil akhir dari pekerjaannya. Laporan harus disusun, sehingga pimpinan perusahaan dapat mengerti permasalahannya dan segera mengambil keputusan mengenai tindakan seperlunya. Laporan ini sedapat mungkin ringkas, jelas dan lengkap. Fakta yang dilaporkan harus menggambarkan seluruh kegiatan perusahaan yang diperiksa. Maksudnya laporan harus objektif dan dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti pendukung yang kuat. Laporan ini sebaiknya dibuat tepat pada waktunya, karena laporan yang terlambat akan kurang atau tidak bermanfaat.

Laporan internal auditor padadasarnya adalah merupakan laporan intern perusahaan. Bentuk laporan ini dapat berbeda-beda dari perusahaan ke perusahaan lainnya, karena bentuk yang standar tidak ada ditetapkan, berbeda dengan laporan yang dibuat akuntan publik. Namun laporan pemeriksaan intern harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

(16)

1. Cermat

Laporan secara keseluruhan haruslah berdasarkan fakta. Setiap pernyataan, angka dan referensi harus didasarkan atas bukti-bukti yang kuat. Pemeriksa harus berusaha dengan segala upaya agar laporannya dapat dipercaya atau diandalkan. Keandalan haruslah menjadi ciri dari laporan permeriksa. Laporan haruslah ditulis dan didokumentasikan agar dapat dipercaya serta menyakinkan. Apapun yang dikemukakan di dalam laporan harus cukup bukti pendukungnya.

2. Jelas

Tujuan laporan pemeriksaan adalah agar diambil tindakan yang perlu. Oleh karena itu laporan harus efektif. Dan agar efektif, laporan haruslah jelas. Kejelasan menyangkut banyak hal, tetapi pada pokoknya hal ini harus disadari pemeriksa ketika ia menulis atau menyampaikan laporannya. Pemeriksa harus memperhatikan dan menghindarkan hal-hal yang menyebabkan laporan menjadi tidak jelas. Adapun sebab-sebab ketidakjelasan suatu laporan ialah karena:

a. Pemeriksa tidak memahami pokok masalah yang dilaporkannya.

b. Laporan ditulis dengan gaya bahasa yang membosankan atau ditulis secara bertele-tele.

(17)

tidak terlihat. Ide-ide atau gagasan-gagasan yang sangat diperlukan oleh manajemen mungkin menjadi tidak terkomunikasikan.

d. Banyak menggunakan istilah-istilah teknis dan istilah khusus yang kurang lazim.

e. Temuan-temuan dilaporkan tanpa diuraikan latar belakangnya.

Memberikan informasi mengenai latar belakang adalah penting untuk dapat memahami suatu proses atau keadaan atau untuk memahami berapa pentingnya sesuatu hal. Apabila pemeriksa merekomendasikan suatu prosedur yang baru, pertama - tama ia harus menjelaskan mengenai prosedur yang sekarang berlaku, apa kekurangan-kekurangannya, akibat-akibat apa yang mungkin timbul jika prosedur tersebut digunakan. Dengan demikian manajemen akan lebih terbuka dan lebih mudah diyakinkan akan perlunya melaksanakan usul-usul pemeriksa.

f. Uraian yang panjang lebar mengenai hal yang bersifat teknis. 3. Ringkas

(18)

4. Tepat waktu

Laporan resmi dibuat tidak untuk dijadikan suatu dokumen sejarah, tetapi untuk meminta dilakukan suatu tindakan. Laporan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi yang mutakhir. Tujuan tersebut tidak akan tercapai apabila laporan tidak tepat waktunya.

Dengan adanya laporan dari internal auditor, maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh suatu kejadian terhadap pengambilan keputusan. Disamping itu menjadi bahan pertimbangan dalam membentuk suatu sistem yang baik agar kesalahan yang tejadi tidak sampai terulang kembali serta dapat mencegah kemungkinan terjadinya penyelewengan di masa yang akan datang.

Laporan hasil pemeriksaan merupakan informasi bagi pimpinan/direktur utama yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengambil keputusan. Ada beberapa manfaat laporan internal auditor bagi pimpinan antara lain:

a. Untuk mengetahui sampai sejauh mana para pelaksana mampu melaksanakan tugas-tugasnya dan apakah kebijaksanaan yang telah ditetapkan telah dipenuhi.

b. Menambah keyakinan atas kebenaran data akuntansi.

c. Memberikan keyakinan atas perlindungan yang cukup terhadap harta benda perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk

“Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi

Auditor internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam

Definisi Internal Audit menurut sawyer adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda

“Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk

“Sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan

Internal audit adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk

Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk