PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN
TERHADAP PENDAPAT AUDITOR
Oleh: Muchlis Muttaqin NIM: 104082002732
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN
TERHADAP PENDAPAT AUDITOR
Skripsi
Ditujukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Muchlis Muttaqin NIM: 104082002732
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, M.M Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA
NIP. 130 676 334 NIP. 132 055 044
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Hari ini Jum’at Tanggal 31 Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Muchlis Muttaqin NIM: 104082002732 dengan judul skripsi ”PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP PENDAPAT AUDIT”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 31 Oktober 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Abbas Ghozali, Ph.D Afif Sulfa, S. E., M. Si
Ketua Sekertaris
PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP
PENDAPAT AUDITOR
Abstract
The primary objective of this study is explained the influence of experience and expertise to auditor opinion. Data analyzed method use for this research are path analysis with experience and expertise is independent variable and auditor opinion is dependent variable.
The research has applied the convenience sampling in the determination of the respondents based on questioners distributed among respondent, which then being analyzed using the path analysis. The research shown that the experience and expertise, while others not have significant effect to auditor opinion. The experience and expertise simultaneously positively and significantly to auditor opinion.
PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP
PENDAPAT AUDITOR
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh pengalaman dan keahlian terhadap pendapat auditor. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis jalur dimana pengalaman dan keahlian sebagai variabel independen sedangkan pendapat auditor sebagai variabel dependen.
Penelitian ini menggunakan metode convinience sampling sebagai metode penentuan responden dengan berdasarkan daftar pertanyaan yang dibagikan diantara responden, kemudian dianalisa dengan analisa jalur. Hasil penelitian menunjukkan pengalaman dan keahlian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapat auditor. Secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman dan keahlian terhadap pendapat auditor.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan segala rahmat dan nikmat, baik nikmat waktu dan nikmat sehat sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis panjatkan kehadirat junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Skripsi ini berjudul ”Pengaruh Pengalaman dan Keahlian Terhadap Pendapat Auditor”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para peneliti selanjutnya.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik moril maupun materil. Penulis ingin mengucapkan terima kasih secara khusus kepada:
1. Kepada kedua Orang Tua penulis, Bapak H. Syafei (alm) dan Ibunda Hj. Umi Khasanah, tanpa kalian penulis bukanlah siapa-siapa. Bapak, semoga kau damai disana, kami selalu mendoakanmu. Ibu, tiadakan pernah cukup lautan ucapan terima kasih bagimu.
2. Ketiga adik penulis, Anita, Iqbal, dan Mu’min, jadilah lebih baik dari kakakmu. Buat ”enyak”, terima kasih yang tak terhingga, baktiku padamu. 3. Bapak Dr. Yahya Hamja MM, selaku pembimbing I yang selalu
memberikan waktunya demi penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi serta pembimbing II atas waktu dan revisinya.
keilmuan yang tak pernah kering. Sekali menjadi guru, bagi penulis tetaplah guru selamanya, penulis takkan pernah lupa jasa kalian.
6. Buat seseorang yang dekat denganku melebihi siapapun, Mira. Terima kasih telah membuat hidupku berwarna pelangi.
7. Sahabat-sahabat penulis di kelas Akuntansi D, pernah bersama kalian merupakan suatu kebahagiaan yang tidak terkira. Ahmed (semangat bro), Ginanj (bersama kita bisa), Hendry & Dian (Thanx), temen-temen kelas D tanpa kecuali, bersama kalian merupakan hal yang tidak terlupakan. Get-Raw, semoga kau damai disana Sahabat.
8. Semua temen-temen Akuntansi E, kalian merupakan motivasi. Akuntansi C, Harti, Denok, nyebar kuesioner bareng bu! Akuntansi B & A, semoga mengenal kalian lebih dekat lagi. Kakak-kakak kelas dan adik-adik kelas, terima kasih.
9. Untuk semua orang yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak penulis sebutkan nama, namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis.
Penulis juga menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, sehingga besar harapan penulis bagi segenap pembaca agar bisa memberikan masukan untuk perbaikan ke masa depan. Akhir kata, terima kasih atas semua kerjasamanya dan mohon maaf atas semua salah dan khilaf.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Jakarta, Desember 2008
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi…... i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif... ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi... iii
Daftar Riwayat Hidup... iv
Abstract... v
Abstrak... vi
Kata Pengantar... vii
Daftar Isi... ix
Daftar Tabel... xii
Daftar Gambar... xiii
Daftar Lampiran... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Perumusan Masalah... 4
C. Tujuan dan Manfaat... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Audit... 5
1. Pengertian………. 5
3. Standar Profesional Akuntan Publik……… 9
B. Pengalaman... 11
C. Keahlian... 12
D. Opini Audit... 14
1. Laporan Audit Wajar Tanpa Syarat... 14
2. Laporan Audit Tanpa Syarat dengan Paragraf Penjelasan... 16
3. Laporan dengan Pengecualian... 16
4. Pendapat Tidak Wajar... 16
5. Menolak Memberikan Pendapat... 17
E. Hipotesis... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian... 21
B. Metode Penentuan Sampel... 21
C. Metode Pengumpulan Data... 22
D. Metode Analisis... 22
1. Statistik Deskriptif... 22
2. Uji Instrumen Penelitian... 23
3. Uji Asumsi Klasik... 24
4. Analisis Data... 26
5. Uji Hipotesis... 28
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian... 32
1. Tempat dan Waktu Penelitian... 32
2. Profil Responden... 32
B. Penemuan dan Pembahasan... 39
1. Deskriptif Objek Penelitian... 39
2. Uji Instrumen Penelitian... 40
3. Uji Asumsi Klasik ... 46
4. Uji Hipotesis... 51
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan... 61
B. Implikasi... 62
DAFTAR PUSTAKA... 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian... 31
Gambar 4.1 Jenis Kelamin... 35
Gambar 4.2 Jabatan Auditor... 36
Gambar 4.3 Tingkat Pendidikan... 37
Gambar 4.4 Pengalaman... 38
Gambar 4.5 Keikutsertaan Pelatihan... 39
Gambar 4.6 Grafik Scatterplot... 48
Gambar 4.7 Grafik P-Plot... 49
Gambar 4.8 Grafik Histogram... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pengantar Pengisian Kuesioner... 66
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian... 67
Lampiran 3 Rekapitulasi Jawaban Responden... 72
Lampiran 4 Daftar Kantor Akuntan Publik... 74
Lampiran 5 Hasil Statistik Deskriptif... 76
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas... 78
Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas... 82
Lampiran 8 Hasil Uji Asumsi Klasik... 83
DAFTAR TABEL
Tabel .4.1 Karakteristik Responden... 34
Tabel .4.2 Statistik Deskriptif... 40
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman... 41
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Keahlian... 41
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Pendapat Audit... 42
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Pendapat Audit (Revisi)... 42
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman... 44
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keahlian... 44
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pendapat Audit... 45
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pendapat Audit (Revisi)... 45
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonearitas... 47
Tabel 4.12 Coefficient………. 53
Tabel 4.13 Model Summary……… 56
Tabel 4.14 Hasil Uji F……….………. 57
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Peranan laporan keuangan sangat penting dalam bisnis sekarang ini.
Tugas auditor adalah melaksanakan audit dan memberikan opininya atas suatu
laporan keuangan perusahaan didasarkan pendidikan, pengalaman, dan
pelatihan yang dimiliki, serta dengan sikap yang kompeten, objektif, dan tidak
memihak.
Jasa audit, merupakan jasa yang ditawarkan oleh KAP. Walaupun
beresiko tinggi tetapi memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan bagi KAP.
Dari beberapa kondisi, tampak bahwa auditor dituntut untuk mau dan mampu
bersikap independen.
Auditor mempunyai posisi sentral dalam menjembatani hubungan
antara pihak manajemen selaku penyusun dan penyaji laporan keuangan
dengan pihak di luar manajemen selaku pengguna laporan keuangan untuk
berbagai kepentingan. Posisi ini mewajibkan auditor untuk bersikap
independen dalam sikap maupun mental (in aperients and in fact). Namun,
apakah posisi ideal seperti yang diharapkan itu dapat diwujudkan oleh auditor
secara benar? Banyak permasalahan yang muncul, bukan saja bersumber dari
auditor, tetapi pihak lain seperti lembaga induk auditor, lingkungan tempat
kerja auditor, serta pengguna laporan keuangan juga berpeluang untuk
Diungkapkan dalam standar umum audit pertama disebutkan “Audit
harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”. Pencapaian keahlian tersebut
dimulai dengan pendidikan formalnya, yang diperluas melalui
pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan
profesional, auditor harus memperoleh pelatihan yang cukup (SPAP,
2002:03). Standar pertama umumnya diinterpretasikan bahwa auditor harus
menjalani pendidikan formal di bidang akuntansi dan auditing, pengalaman
praktis yang cukup banyak dalam bidang kerja yang dilakukannya, serta
pendidikan profesi yang berkelanjutan. Kasus pengadilan yang terjadi secara
jelas menunjukkan bahwa para auditor harus memiliki kualifikasi teknis serta
berpengalaman dalam industri ataupun perusahaan yang mereka audit.
Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam
memprediksi kinerja akuntan publik, sehingga pengalaman dimasukkan
sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh ijin menjadi akuntan publik
(SK Menkeu No.43/KMK.017/1997). Kelebihan pengetahuan akuntan
berpengalaman dijelaskan antara lain oleh Tubbs (1992) dalam Sularso
(1999:155). Menurut Tubbs pengetahuan manusia sebagai subjek pengganti
akuntan tak berpengalaman memiliki kemampuan auditing yang seragam.
Sebaliknya akuntan pemeriksa berpengalaman akan memperlihatkan adanya
experiental learning melebihi pengetahuan mahasiswa.
Mayangsari (2003:20) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
suatu pendapat jika mereka tidak mendapat tekanan sosial maupun ekonomis
dalam proses pemberian pendapat. Namun, jika auditor ahli dan nonahli
tersebut mendapatkan tekanan-tekanan sosial ataupun ekonomis dalam proses
pemberian pendapat, perbedaannya menjadi tidak signifikan.
Sementara penelitian Murtanto dan Gudono (1999:50) memperlihatkan
bahwa pengalaman dan pengetahuan masih merupakan karakteristik yang
penting bagi keahlian auditor, namun untuk meningkatkan kualitas profesi
auditor perlu memperhatikan juga karakteristik lain. hal ini dapat dilihat juga
berdasarkan kategori karakteristiknya di mana ciri psikologis dan komponen
pengetahuan merupakan kategori yang penting diikuti kategori karakteristik
keahlian lainnya. Hal ini didukung oleh penelitian selanjutnya yang dilakukan
oleh Murtini dan Wijayanto (2003:12) bahwa untuk keahlian auditor,
menunjukkan auditor berpendapat bahwa pengalaman dan pengetahuan
berpengaruh terhadap keahlian auditor. Pengalaman dan pengetahuan
berpengaruh positif terhadap keahlian.
Namun, dalam penelitian Sularso dan Na’im (1999:168)
menyimpulkan penggunaan banyaknya tahun pengalaman untuk akuntan
pemeriksa sebagai satu-satunya ukuran keahlian kurang tepat. Keahlian adalah
suatu konsep yang kompleks yang tidak lengkap diukur hanya satu macam
ukuran saja.
Berdasarkan penelitian terdahulu, peneliti mencoba meneliti dan
B. Perumusan Masalah
Bertitik tolak pada penelitian di atas, maka perumusan masalahnya
ialah sebagai berikut:
a. Apakah pengalaman auditor berpengaruh terhadap opini audit?
b. Apakah keahlian auditor berpengaruh terhadap opini audit?
c. Apakah pengalaman dan keahlian auditor berpengaruh terhadap opini
audit?
d. Apakah terdapat korelasi antara pengalaman dengan keahlian auditor?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang:
a. Pengaruh pengalaman auditor terhadap opini yang dibuat auditor.
b. Pengaruh keahlian auditor terhadap opini yang dibuat auditor.
c. Pengaruh pengalaman dan keahlian secara bersama terhadap auditor dalam
menentukan pendapat audit yang tepat.
d. Hubungan antara variabel pengalaman dengan tingkat keahlian auditor.
Peneliti berharap penelitian ini dapat bermakna bagi para auditor agar
terus memacu keahlian, menambah pengalaman, dan mengembangkan
keilmuan yang dianutnya. Harapan peneliti agar penelitian ini dapat dijadikan
bahan referensi bagi peneliti-peneliti sesudahnya. Semoga penelitian ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Audit
1. Pengertian
Audit merupakan salah satu jasa atestasi yang diberikan oleh
kantor akuntan publik. Atestasi adalah jasa dimana akuntan publik akan
menerbitkan laporan tertulis yang isinya antara lain berupa suatu
kesimpulan tentang keterpercayaan atas asersi (pernyataan yang
menyebutkan sesuatu itu benar) yang dibuat oleh pihak lain. Atestasi
merupakan bagian dari jasa Assurance yang disediakan oleh KAP yang
terdiri atas tiga kategori, yaitu: audit atas laporan keuangan historis,
tinjauan (review) atas laporan keuangan historis, dan jasa-jasa atestasi
lainnya.
Audit menurut Committee on Basic Auditing Concepts of the
American Accounting Association dalam Louwers (2005:3):
Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertion about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between assertions and established criteria and communicating the result of interested users.
Auditing menurut Arens (2004:15) dalam bukunya:
2. Jenis-jenis Auditor
Auditor merujuk pada seseorang yang melakukan audit. Dalam
praktiknya, sekarang terdapat beberapa tipe auditor. Tipe yang umum
adalah akuntan publik, general accounting office auditors (auditor kantor
pemerintah), auditor pajak, serta auditor internal (Arens, 2004:21).
a. Akuntan Publik
Akuntan publik bertanggung jawab pada audit atas laporan
keuangan historis yang dipublikasikan dari semua perusahaan yang
sahamnya diperdagangkan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar
lainnya, serta banyak perusahaan berskala kecil dan organisasi
nonkomersil. Gelar Bersertifikat Akuntan Publik (BAP) atau Certified
Public Accountant (CPA) mencerminkan suatu fakta bahwa auditor
yang megekspresikan opini auditnya pada laporan keuangan harus
memiliki lisensi sebagai akuntan publik. Akuntan publik seringkali
dinamakan sebagai auditor eksternal atau auditor independen untuk
membedakan mereka dengan auditor internal.
b. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan
audit atas keuangan pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia,
auditor pemerintah dapat dibagi menjadi dua, yaitu auditor eksternal
Auditor eksternal pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai perwujudan dari Undang-undang
Dasar 1945. Berdasarkan pasal 23E dan 23G UUD 1945 Badan
Pemeriksa Keuangan bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab atas keuangan Negara, yang bebas dan mandiri. Hasil
pemeriksaan diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD, serta
berkedudukan di Ibukota Negara dan memiliki perwakilan di setiap
provinsi.
Auditor internal pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai
Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) yang dilaksanakan
oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
Inspektorat Jenderal Departemen/LPND, dan Badan Pengawas Daerah.
c. Auditor Pajak
Bertanggung jawab untuk menegakkan undang-undang
perpajakan yang berlaku. Auditor pajak bertugas mengaudit pajak
penghasilan dari para wajib pajak untuk menentukan apakah mereka
telah mematuhi undang-undang perpajakan yang berlaku.
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada di bawah
Departemen Keuangan Republik Indonesia, bertanggung jawab atas
penerimaan Negara dari sektor perpajakan dan penegakan hukum
dalam pelaksanaan ketentuan perpajakan. Aparat pelaksanaan DJP di
Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karikpa). Karikpa mempunyai
auditor-auditor khusus. Tugas Karikpa adalah melakukan audit
terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah
memenuhi ketentuan perundangan perpajakan.
d. Auditor Internal
Auditor internal dipekerjakan pada masing-masing perusahaan
untuk melakukan audit bagi manajemen. Seorang auditor internal harus
berada dalam posisi yang independen terhadap lini fungsi dalam suatu
organisasi, tetapi ia tidak independen terhadap organisasi sepanjang
masih terdapat hubungan antara pemberi kerja dan pekerja. Auditor
internal menyediakan informasi yang amat bernilai bagi pihak
manajemen dalam proses pembuatan keputusan yang berkaitan dengan
efektivitas operasional perusahaan.
Sawyer (2003:10) mendefinisikan auditor internal sebagai
berikut:
Tahun 1999, the Board of Directors of the Institute of Internal
Auditor (IIA) mendefinisikan internal auditor:
Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity that adds value to and improves an organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk manajemen, control, and governance process. (Louwer, 2005:17).
3. Standar Profesional Akuntan Publik
Standar auditing merupakan panduan umum bagi auditor dalam
memenuhi tanggung jawab profesinya untuk melakukan audit atas laporan
keuangan historis. Standar ini mencakup pula pertimbangan atas kualitas
profesional seperti kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan
serta bukti audit. Berikut standar profesi audit yang dikutip dalam Arens
(2004:46):
a. Standar Umum
1). Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai seorang
auditor.
2). Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan auditor.
3). Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
1). Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya, dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2). Pemahaman yang memadai tentang struktur pengendalian intern
harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,
saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3). Bukti audit kompeten yang memadai harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan hasil audit.
c. Standar Pelaporan
1). Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2). Laporan audit harus menunjukan keadaan yang didalamnya
prinsip-prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
3). Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
4). Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan, atau asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab auditor yang bersangkutan.
B. Pengalaman
Pengetahuan akuntan pemeriksa tentang kekeliruan diawali dari
perolehan informasi semasa kuliah di perguruan tinggi tingkat strata1 (S1)
melalui membaca buku bacaan dan mengikuti kuliah auditing. Pengetahuan
akuntan pemeriksa mengenai kekeliruan akan semakin berkembang selepas
yang bersangkutan lulus S1. Faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi
perkembangan pengetahuan akuntan pemeriksa itu adalah pengalaman audit,
diskusi mengenai audit dengan rekan sekerja, pengawasan dan review
pekerjaan oleh akuntan pemeriksa pengawas, program pelatihan, tindak lanjut
perencanaan audit, dan penggunaan pedoman audit.
Pengetahuan akuntan pemeriksa tentang kekeliruan semakin
berkembang karena pengalaman kerja. Namun ini tidak untuk semua aspek
pengetahuan tentang kekeliruan dalam lingkungan audit. Ashton (1991) dalam
Sularso dan Na’im (1999:155), misalnya, menemukan bahwa pengetahuan
tentang frekuensi kekeliruan (base rates associated with error occurrences)
yang didapat akuntan pemeriksa yang paling berpengalaman melalui
dengan tingkat pengalaman yang sama ternyata mempunyai pengetahuan yang
sangat berbeda tentang sebab dari konsekuensi kekeliruan.
Dikutip dari Surat Keputusan Menteri Keuangan
No.423/KMK,06/2002, pengalaman kerja merupakan suatu faktor penting
dalam memprediksi kinerja akuntan dan oleh karena itu pengalaman
dimasukkan menjadi salah satu persyaratan dalam memperoleh ijin menjadi
akuntan publik.
C. Keahlian
Sampai saat ini masih belum terdapat definisi operasional yang tepat
untuk menguraikan pengertian keahlian. Webster’s Ninth New Collegate
Dictionary (1983) dalam Murtanto dan Gudono (1999:39) mendefinisikan
keahlian (expertise) adalah keterampilan dari seorang ahli. Ahli (experts)
didefinisikan seseorang yang memiliki keterampilan tertentu atau pengetahuan
yang tinggi dalam subjek tertentu yang diperoleh dari pelatihan atau
pengalaman.
Trotter (1986) dalam Murtanto dan Gudono (1999:39) mendefinisikan
ahli sebagai orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan
dengan mudah, cepat, intuitif, dan sangat jarang atau tidak pernah membuat
kesalahan.
Hasil penelitian Murtanto dan Gudono (1999:37) menunjukkan bahwa
1. Komponen pengetahuan (knowledge component), yang merupakan
komponen penting dalam suatu keahlian. Komponen ini meliputi
pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur-prosedur dan pengalaman.
Kanfer dan Ackerman (1989) juga mengatakan bahwa pengalaman akan
memberikan hasil dalam menghimpun dan memberikan kemajuan bagi
pengetahuan.
2. Ciri psikologis (psychological traits), merupakan self-presentation-image
attiributes of experts seperti kemampuan berkomunikasi, kreativitas,
kemampuan berkerja sama dengan orang lain, dan kepercayaan kepada
keahlian merupakan komponen ciri-ciri psikologis. Gibbins dan
Larocque’s (1989) juga menunjukan kepercayaan, komunikasi, dan
kemampuan untuk bekerja sama adalah unsur penting bagi keahlian audit.
3. Kemampuan berpikir (cognitive abilities) merupakan kemampuan untuk
mengakumulasi dan mengolah informasi. Beberapa karakteristik yang
dapat dimasukkan sebagai unsur kemampuan berpikir misalnya
kemampuan beradaptasi pada situasi yang baru dan ambigu (Shanteau,
1988), perhatian terhadap fakta dan relevan dan kemampuan untuk
mengabaikan fakta yang tidak relevan merupakan suatu kemampuan yang
efektif untuk menghindari tekanan.
4. Strategi Penentuan Keputusan (decision strategies) baik formal maupun
informal akan membantu dalam membuat keputusan yang sistematis dan
membantu keahlian didalam mengatasi keterbatasan manusia (Shanteau,
mengembangkan dan menggunakan strategi penentuan keputusan dalam
membuat keputusan secara umum (Abdolmohammadi, 1987).
5. Analisis Tugas (task analysis) banyak dipengaruhi oleh
pengalaman-pengalaman audit dan analisis tugas ini akan mempunyai pengaruh
terhadap penentuan keputusan. Komplektisitas tugas akan mempengaruhi
pilihan terhadap bantuan keputusan oleh auditor yang telah tinggi
pengalamannya (Abdolmohammadi, 1991) dan digunakan untuk
mengembangkan kerangka umum dari lingkungan tugas dalam auditing
(Bonner, 1994).
D. Opini Audit
Dalam tugasnya, auditor akan mengemukakan temuan auditnya dalam
bentuk laporan atau rekomendasi. Sedangkan dalam audit atas laporan
keuangan, auditor akan menghasilkan laporan audit. Dikutip dalam Arens
(2004:66) bentuk laporan audit terdiri atas:
1. Laporan Audit Wajar Tanpa Syarat (standar unqualified)
Ketujuh unsur laporan audit bentuk baku:
a. Judul laporan (report title). Contoh: “Laporan Auditor Independen”.
b. Alamat laporan audit, biasanya dialamatkan kepada para pemegang
saham.
c. Paragraf pendahuluan, pertama berisi pernyataan bahwa auditor telah
melakukan audit. Kedua, paragraf ini menyatakan laporan keuangan
akuntansi dari laporan laba rugi dan laporan arus kas. Ketiga,
menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab
manajemen dan tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pelaksanaan audit.
d. Paragraf scope, berisi pernyataan auditor melaksanakan audit
berdasarkan standar profesi akuntan publik, agar memperoleh
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji yang material.
e. Paragraf pendapat, berisi pendapat auditor.
f. Nama Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit dan yang
menerbitkan laporan audit.
g. Tanggal laporan audit, tanggal saat auditor menyelesaikan prosedur
audit terpenting di lokasi pemeriksaan. Merupakan tanggal batas
tanggung jawab auditor dalam audit.
Laporan audit bentuk baku diterbitkan apabila:
a. Seluruh laporan keuangan – neraca, laporan L/R, laporan laba ditahan,
dan laporan arus kas – telah lengkap.
b. Ketiga standar umum telah dipenuhi dalam pelaksanaan audit.
c. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul (standar pekerjaan
lapangan).
d. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip
e. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor perlu menambah paragraf
penjelasan.
2. Laporan Audit Wajar Tanpa Syarat dengan Paragraf Penjelasan atau
Modifikasi Kalimat (unqualified with explanatory paragraph or modified
wording)
Disebabkan:
a. Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku umum (di paragraf terakhir).
b. Ketidak pastian atas kelangsungan hidup perusahaan.
c. Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
d. Penekanan pada suatu masalah.
e. Laporan yang melibatkan auditor lainnya (modifikasi paragraf).
3. Wajar dengan Pengecualian (qualified opinion), diterbitkan jika auditor
menyimpulkan bahwa keseluruhan laporan keuangan disajikan secara
wajar kecuali aspek tertentu saja dalam laporan keuangan.
4. Pendapat Tidak Wajar (adverse opinion)
Pendapat ini dikeluarkan jika secara material keseluruhan laporan
keuangan telah disajikan secara tidak wajar. Pendapat tidak wajar
keuangan telah disajikan secara tidak wajar sehingga laporan keuangan
tersebut tidak menyajikan posisi keuangan atau hasil usaha dan arus kas
yang wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PSAK).
Pendapat tidak wajar jarang sekali diterbitkan.
5. Menolak memberikan Pendapat (disclaimer)
Laporan audit yang tidak memberikan pendapat diterbitkan saat
auditor tidak dapat menyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan
yang diauditnya telah disajikan secara wajar. Jika auditor merasa terjadi
pembatasan lingkup audit atau terdapat hubungan yang tidak independen.
Kewajiban untuk menolak memberikan pendapat akan timbul jika terdapat
pembatasan lingkup audit atau terdapat hubungan yang tidak independen
E. Hipotesis
Muhammad dan Wright (1987) menyimpulkan staf auditor yang
berpengalaman akan memberikan pendapat yang berbeda dengan staf junior
untuk tugas-tugas yang sifatnya tidak berstruktur (Mayangsari, 2003:5).
Dalam Sularso dan Na’im (1999:168), bahwa perbedaan pengalaman tidak
berpengaruh terhadap jumlah pengetahuan tentang kekeliruan dan
ketidakberesan yang tidak diketahui auditor. Staf auditor berpengalaman akan
memberikan pendapat berbeda dengan staf junior, namun, perbedaan
pengalaman tidak berpengaruh terhadap pengetahuan tentang kekeliruan
maupun ketidakberesan. Dari penelitian tersebut diajukan hipotesis:
H1: Faktor pengalaman memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pendapat auditor.
Diungkapkan dalam standar umum audit pertama disebutkan “Audit
harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”. Pencapaian keahlian tersebut
dimulai dengan pendidikan formalnya, yang diperluas melalui
pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan
profesional, auditor harus memiliki keahlian dan pelatihan yang cukup (SPAP,
2002:03). Dalam penelitian Mayangsari (2003:20), diketahui bahwa keahlian
penelitian-penelitian sebelumnya dan standar akuntan menunjukkan bahwa
keahlian merupakan faktor penting bagi auditor sebagai dasar profesional
dalam memberikan pendapat. Dari pernyataan tersebut penelitian ini
mengajukan hipotesis:
H2: Faktor keahlian memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
pendapat auditor.
Beberapa hipotesis di atas mengajukan hipotesis yang berkaitan
dengan hubungan antara pengalaman dan keahlian terhadap pemberian opini
audit. Baik pengalaman maupun keahlian merupakan faktor penting bagi
auditor dalam melaksanakan proses audit. Berdasarkan hal tersebut penelitian
ini mengajukan hipotesis:
H3: Faktor pengalaman dan keahlian bersama memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap opini audit.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ashton (1991); Choo dan
Trootman (1991); dan Libby dan Libby (1989); dalam penelitian Mayangsari
(2003:2) menyimpulkan bahwa pengalaman dan pengetahuan merupakan
faktor penting yang berkaitan dengan pemberian pendapat oleh seorang
auditor. Sedangkan literatur lain mengungkapkan bahwa pengalaman memiliki
dampak positif terhadap ketelitian (Whitecotton, 1996 dalam Sularso,
1999:157). Dalam Sularso (1999:158) penelitian Agor (1989) mendapati
PENGALAMAN X1
KEAHLIAN X2
PENDAPAT AUDITOR
Y
individu dalam mengambil keputusan. Penelitian Murtini (2003:12)
menunjukkan auditor berpendapat bahwa pengalaman dan pengetahuan
berpengaruh terhadap keahlian auditor. Komponen penting keahlian meliputi
pengetahuan terhadap faktor-faktor prosedur dan pengalaman (Murtanto,
1999:50). Terdapat korelasi yang kuat antara faktor pengalaman dan tingkat
keahlian auditor. Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, penelitian ini
mengajukan hipotesis:
H4: Terdapat korelasi yang kuat antara faktor pengalaman dengan
tingkat keahlian auditor.
PYX1
rX1X2
PYX2
Gambar. 2.1 Model Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Lingkup penelitian terbatas pada profesi akuntan publik (auditor).
Auditor dianggap memenuhi kriteria dan pendidikan yang cukup dalam
membuat atau menerbitkan opini audit.
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan
metode convenience sampling. Convinience sampling adalah istilah umum
yang mencakup variansi luasnya prosedur pemilihan responden. Coevinience
sampling berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak
menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid,
2007:30). Populasi dalam penelitian ini adalah para akuntan yang memiliki
area kerja di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Para akuntan diharapkan
mencerminkan seseorang yang ahli dan berpengalaman. Sampel yang
digunakan untuk mewakili akuntan adalah para auditor di beberapa KAP di
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan adalah survei, baik studi pustaka maupun
penggunaan kuesioner.
1. Riset Lapangan
Adalah metode pengumpulan data dengan mendatangi langsung
maupun tidak langsung pada objek penelitian dengan menggunakan
kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data melalui sejumlah pertanyaan
tertulis. Pengisian kuesioner dilakukan dengan mendatangi beberapa KAP
di Jakarta.
2. Riset Kepustakaan
Riset kepustakaan dilakukan dengan mencari referensi terkait
dalam artikel, jurnal, koran, internet, skripsi, tesis, dan lain sebagainya
yang dianggap cukup ilmiah.
D. Metode Analisis
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan
informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar
demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, variance, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan
2. Uji Instrumen Penelitian
a. Validitas
Uji validitas data digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner dan untuk menguji apakah kenyataan dalam kuisioner
dapat mengukur suatu konstruk. Suatu angket dikatakan valid (sah)
jika pertanyaan suatu angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh angket tersebut (Ghozali, 2005:45). Untuk
melakukan uji validitas intrumen penelitian digunakan teknik Pearson
Correlation yaitu dengan cara mengkorelasi skor tiap item dengan skor
totalnya. Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan r
tabel dengan r hitung (korelasi). Bila koefisien korelasi (r) hitung lebih
besar dari r tabel (Product Moment), berarti butir pertanyaan tersebut
valid.
b. Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah jawaban dari
responden konsisten atau stabil. Suatu angket dikatakan reliable
(andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Jadi jika seseorang menjawab “tidak
suka” terhadap sesuatu, maka ia harus tetap konsisten pada jawaban
semula, yaitu tetap membenci hal tersebut. Pengukuran reliabilitas
1). Repeated masure atau ukur ulang, disini seseorang akan disodori
pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda (sebulan lagi, lalu
dua bulan lagi dan seterusnya), dan kemudian dilihat apakah ia tetap
konsisten dengan jawabannya (Ghozali, 2005:42).
2). One shot atau diukur sekali saja, disini pengukurannya sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan
fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji Cronbach Alpha
( ). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach Alpha >0,06 (Nunnaly, 1967 dalam
Ghozali, 2005:42).
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 dan nilai
tolerance lebih besar dari 0,10. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10 dan
nilai tolerance lebih besar dari 0,10, maka tidak terjadi
mulitkolinearitas antara variabel bebas (independen) dalam regresi
(Ghozali, 2005:92).
b. Hesteroskedastitas
Untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
ditentukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel
terikat (dependen) dengan residualnya. Jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Namun, jika tidak
ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2005:103).
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi dengan normal, yakni distribusi data dengan bentuk
lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai
pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tersebut tidak
melenceng ke kiri atau ke kanan (Ghozali, 2005:110).
Dengan menggunakan normal p-p plot, pengujian ini dilakukan
dengan melihat penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal dari
grafik. Jika data menyebar di sekitar dan mengikuti garis diagonal
maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. Akan
tetapi, jika data tersebut tidak menyebar dan tidak mengikuti garis
diagonal maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi
normalitas.
4. Analisis Data
Analisis regresi berganda digunakan dalam menganalisa data
dalam penelitian ini. Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh antara variabel-variabel bebas (X1, X2, dan X3) dengan
variabel terikat (Y) dipergunakan analisis regresi linear dengan persamaan
matematis berikut;
Y = + X1 + X2 + X3
Dalam analisis regresi berganda menggunakan beberapa instrumen,
diantaranya:
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variasi dari
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel
independen dengan melihat besarnya angka R Square (model
summary).
b. Analisis Statistik F
Analisis f memungkinkan ahli ekonomi untuk menguji asumsi
mengenai tepatnya fungsi untuk diterapkan terhadap data empiris atau
data hasil observasi dan memungkinkan untuk menguji pendapatnya
bahwa beberapa faktor (variabel) tidak mempunyai pengaruh yang
berarti terhadap variabel lain. ditemukan oleh R. A. Fisher pada awal
tahun 1920 dan berguna sekali bagi para peneliti untuk menguji
hipotesis mengenai suatu parameter dari beberapa populasi (lebih dari
2).
c. Analisis Statistik T
Analisis t selain digunakan untuk menguji suatu hipotesis juga untuk
membuat pendugaan interval (interval estimate). Pengujian ini
merupakan pengujian variabel-variabel independen secara parsial atau
individu yang dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen
menguji hipotesis mengenai nilai parameter, paling banyak dari 2
populasi (lebih dari 2, harus gunakan F0, dan dari sampel kecil,
misalnya n < 100, bahkan seringkali n 30. Untuk n cukup besar n
100, atau mungkin cukup n > 30 dapat digunakan distribusi normal,
maksudnya tabel normal dapat digunakan sebagai pengganti tabel t.
5. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, penelitian ini
menggunakan analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan
perluasan dari analisis regresi linear berganda yang menggunakan analisis
regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antara variabel yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis jalur sendiri tidak dapat
menentukan hubungan sebab akibat dan juga tidak dapat digunakan
sebagai subtitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan kausalitas antar
variabel. Hubungan kausalitas antar variabel telah dibentuk dengan model
berdasarkan landasan teoritis. Apa yang dapat dilakukan oleh analisis jalur
adalah menentukan pola hubungan antara dua atau lebih variabel (Ghozali,
2005:160). Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan bantuan
program SPSS 15.0 (statistical program for special science for windows
Untuk menyimpulkan bahwa hubungan yang sebenarnya adalah
tidak langsung, hasil analisis regresi harus menunjukkan bahwa besar
pengaruh tidak langsung lebih besar dari pengaruh langsung, dimana
besarnya pengaruh tidak langsung dapat dihitung dengan mengalikan
koefisien pengaruh langsung.
Jika a x c > b, maka pengaruhnya adalah tidak langsung, dan 2
adalah variabel intervening. Jika a x c < b, maka pengaruhnya adalah
langsung , dan 2 bukan variabel intervening.
a. Faktor keahlian (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap pendapat
audit (Y)
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel coefficients. Hipotesis
penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistic berikut:
H0: Pyx1 = 0
Ha: Pyx1 > 0
Hipotesis bentuk kalimat:
H0: Keahlian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapat audit.
Ha: Faktor keahlian berpengaruh secara signifikan terhadap pendapat
audit.
Kaidah keputusan:
(1). Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas sig atau (0,05 < sig), maka H0 diterima dan menolak Ha,
(2). Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas sig atau (0,05 > sig), maka H0 ditolak dan menerima Ha,
artinya signifikan (Riduan, 2007 dalam Sodik, 2007:47).
E. Operasional Variabel Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang akan dikaji dan model yang
disusun dalam tinjauan pustaka, maka operasional variabel penelitian dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Variabel bebas, adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel lain. Terdiri atas:
a. Keahlian audit, merupakan keterampilan seseorang ahli, yang dengan
keterampilannya dapat mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat,
intuitif, dan sangat jarang membuat kesalahan. Pengukuran dilakukan
berdasarkan jenjang jabatan, pengetahuan khusus, lama berkerja,
tingkat pendidikan, keikutsertaan dalam pelatihan profesi. Insrumen
yang digunakan merupakan adopsi dari penelitian Priscillia (2004).
b. Pengalaman, didefinisikan dengan lamanya seseorang bekerja dalam
bidang tersebut. Dengan pengukuran semakin lama auditor memeriksa
laporan keuangan. Menggunakan skala interval dalam pengukuran dan
penggunaan skala likert 1 s/d 5. Menggunakan instrumen penelitian
Isriani (2004).
2. Variabel terikat (dependent), adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
PENGALAMAN X1
KEAHLIAN X2
PENDAPAT AUDITOR
Y
UJI HIPOTESIS
KESIMPULAN
variabel dependen adalah: Pendapat audit apa yang dikeluarkan dari
responden yang berbeda berdasarkan variabel-variabel bebas tersebut.
Dengan menggunakan intrumen penelitian Priscillia (2004).
Uji F Uji t
Gambar. 3.1
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Akuntan (biasa disebut auditor bagi penyedia jasa audit) merupakan
sebuah profesi yang menyediakan jasa pelayanan verifikasi (assurance
services) yaitu pelayanan jasa profesional independen yang dapat
meningkatkan kualitas informasi bagi para pembuat keputusan. Jasa ini
termasuk jasa audit atas laporan keuangan, tinjauan atas laporan keuangan,
dan jasa atestasi lainnya. Para akuntan (biasanya akuntan eksternal) tergabung
dalam suatu bentuk hukum Kantor Akuntan Publik (KAP), ada yang berupa
perusahaan perseorangan atau persekutuan, beberapa akuntan publik
bergabung untuk menjalankan usahanya bersama-sama sebagai suatu sekutu
atau rekan. Biasanya para rekan mempekerjakan tenaga profesional para
sarjana ekonomi jurusan akuntansi, atau mahasiswa jurusan akuntansi tingkat
akhir atau lulusan D3 akuntansi.
Kuesioner yang memuat daftar pertanyaan maupun pernyataan yang
penulis susun, disebarkan kepada Kantor Akuntan Publik secara langsung.
Penulis meminta langsung auditor untuk mengisi kuesioner maupun
memberikan waktu kepada auditor beberapa hari untuk mengisi kuesioner.
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap para auditor yang tergabung pada
Timur, dan Jakarta Barat. Dikarenakan beberapa hal, penelitan ini
memakan waktu yang cukup lama, yaitu selama hampir enam bulan (bulan
April sampai bulan September).
2. Profil Responden
Data penelitian merupakan data primer yang dikumpulkan dengan
mengirimkan 100 kuesioner secara langsung yang didistribusikan kepada
akuntan publik yang berada di Jakarta. Dalam penentuan jumlah sampel
dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling.
Convinience sampling adalah istilah umum yang mencakup variansi
luasnya prosedur pemilihan responden. Coevinience sampling berarti unit
sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk
mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007:30).
Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mendatangi langsung
kantor akuntan publik yang auditornya dipilih sebagai sampel. Total
jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 100 buah kepada para auditor di
10 kantor akuntan publik yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta
Barat, dan Jakarta Timur. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan semua kuesioner yang telah disebarkan adalah selama 3
bulan.
Kuesioner yang telah disebarkan dan diisi dikembalikan langsung
kepada penulis. Dari 100 buah kuesioner yang telah disebarkan, 59
dikembalikan karena hilang, rusak, pengisian kurang lengkap, dan lainnya
sebanyak 41 buah dengan tingkat respon 41%.
Keseratus kuesioner sebagai alat pencari data, tersebar diantara 10
Kantor Akuntan Publik, data jumlah yang diberikan dan kembali adalah
Gambarang karakteristik responden, dibuat grafik bulat
berdasarkan jenis kelamin, jabatan auditor, pendidikan, pengalaman, dan
keikutsertaan pelatihan.
Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 32 orang responden berjenis
kelamin laki-laki atau sebesar 54,24% dari total responden. Sedangkan
responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 27 orang responden atau
45,76% dari total responden. Berdasarkan data diatas, dibuat grafik di
Laki-laki 54% Perempuan
46%
Gambar. 4.1 Jenis Kelamin
Berdasarkan jabatan auditor responden terdapat 13 orang
responden yang memiliki jabatan supervisor atau 22,03% dari total
responden. Sebanyak 16 orang responden memiliki jabatan auditor senior
atau 27,12% dari total responden. Dan sebanyak 28 orang responden
memiliki jabatan auditor junior atau 47,46% dari total responden. Dan
sisanya dengan jabatan lainnya, seperti magang sebanyak 7 responden
dengan presentase 3,39% dari total responden. Sedangkan partner maupun
manajer, tidak terdapat responden yang memiliki jabatan tersebut. Dengan
Partner 0% Manajer
0% Supervisor22%
Auditor Senior 27% Auditor Junior
48%
Lainnya.. 3%
Gambar. 4.2 Jabatan Auditor
Berdasarkan pendidikan formal yang ditempuh responden terdapat
48 orang responden dengan latar belakang pendidikan strata 1 atau 81,36%
dari total responden. Sebanyak 5 orang responden dengan pendidikan S2
atau 8,47% dari total responden. Dan dengan pendidikan lainnya, seperti
D3, D2, sebanyak 6 orang responden atau 10,17% dari total responden.
Dan tidak terdapat responden dengan latar belakang pendidkan S3. Berikut
S1 82% S2
8% S3 0%
Lainnya.. 10%
Gambar .4.3 Tingkat Pendidikan
Berdasarkan pengalaman responden selama bekerja sebagai
auditor, sebanyak 4 orang responden yang memiliki pengalaman selama
lebih dari 10 tahun atau 6,78% dari total responden. Terdapat 3 orang
responden dengan pengalaman antara 6 sampai 10 tahun atau 5,08% dari
total responden. Dan sebanyak 31 orang responden dengan pengalaman
selama lebih dari satu tahun sampai 5 tahun atau 52,54% dari total
responden. Sedangkan responden yang belum berpengalaman atau telah
bekerja sebagai auditor belum lebih dari satu tahun sebanyak 21 orang
responden atau 35,59% dari total responden. Digambarkan dengan grafik
0 - 1 th 36%
<1 - 5 th 52%
6- 10 th 5%
> 10 th 7%
Gambar .4.4 Pengalaman
Sedangkan berdasarkan keikutsertaan responden dalam pelatihan
yang berkaitan dengan audit maupun akuntansi, sebanyak 5 orang
responden mengaku telah mengikuti pelatihan lebih dari 5 kali dengan
presentase 8,47% dari total responden. Dan responden yang telah
mengikuti pelatihan sebanyak 1-5 kali sebanyak 47 orang responden atau
sebesar 79,66% dari total responden. Sedangkan yang belum pernah
mengikuti latihan sebanyak 7 orang responden dengan prosentase 11,86%
dari total responden. Berikut gambaran grafik yang dibuat berdasarkan
Belum pernah 12%
1 - 5 kali 80% > 5 kali
8%
Gambar .4.5 Keikutsertaan Pelatihan
B. Hasil dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan
informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar
demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, variance, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan
Tabel. 4.2
Median 24.0000 29.0000 14.0000
Mode 24.00 25.00 14.00
Std. Deviation 3.26602 4.03434 3.98037
Skewness -1.184 -.114 -.358
tidaknya suatu kuesioner dan untuk menguji apakah kenyataan dalam
kuesioner dapat mengukur suatu konstruk. Suatu angket dikatakan
valid (sah) jika pertanyaan suatu angket mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut (Ghozali, 2005:45).
Untuk melakukan uji validitas intrumen penelitian digunakan teknik
Pearson Correlation yaitu dengan cara mengkorelasi skor tiap item
membandingkan r tabel dengan r hitung (korelasi). Bila koefisien
korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel (product moment), berarti
butir pertanyaan tersebut valid.
Tabel. 4.3
Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman
Pada hasil uji validitas terhadap variabel pengalaman dengan
menggunakan pearson correlations di atas memperlihatkan semua
nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel (Product Moment),
berarti butir pertanyaan tersebut valid.
Tabel .4.4
Hasil Uji Validitas Variabel Keahlian
Pada hasil uji validitas terhadap variabel keahlian dengan
nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel (Product Moment),
berarti butir pertanyaan tersebut valid.
Tabel .4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Pendapat Audit
Pada hasil uji validitas terhadap variabel opini audit dengan
menggunakan pearson correlations di atas terdapat dua item
pertanyaan yang mempunyai nilai dibawah r tabel, sehingga keduanya
tidak valid. Langkah berikutnya adalah mengeluarkan item-item yang
tidak valid dan melakukan uji lagi untuk mencari item yang valid
(Wahyono, 2006:273). Dari pengujian tersebut diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel .4.6
Pada hasil uji validitas variabel opini audit dengan terlebih
dahulu menghilangkan dua item yang tidak valid (Op15 dan Op19)
memperlihatkan semua nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel
(Product Moment), berarti butir pertanyaan tersebut valid.
b. Reliabilitas
Uji reabilitas dilakukan untuk menguji apakah jawaban dari
responden konsisten atau stabil. Suatu angket dikatakan reliable
(andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Jadi jika seseorang menjawab “tidak
suka” terhadap sesuatu, maka ia harus tetap konsisten pada jawaban
semula, yaitu tetap membenci hal tersebut. Pengukuran reliabilitas
pada dasarnya bisa dilakukan dengan dua cara:
3). Repeated masure atau ukur ulang, disini seseorang akan disodori
pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda (sebulan lagi, lalu
dua bulan lagi dan seterusnya), dan kemudian dilihat apakah ia tetap
konsisten dengan jawabannya (Gozali, 2005:42).
4). One shot atau diukur sekali saja, disini pengukurannya sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS 15.0
memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji
Cronbach Alpha ( ). Suatu konstruk atau variabel dikatakan
1967 dalam Gozali, 2005:42). Secara umum, keandalan kurang dari
0,60 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,70 bisa diterima,
dan lebih 0,80 adalah baik (Sekaran, 2006:182).
Pengujian dilakukan dengan melakukan penghitungan
pervariabel dengan menggunakan indikator pertanyaan kuesioner. Dari
pengujian diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel .4.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman Reliability Statistics
Hasil korelasi momen tangkar atas variable pengalaman
diperoleh hasil 0.828. Suatu konstruk atau variable dikatakan reliable
jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 (Nunnaly, 1967, dalam
Ghozali, 2005:42). Hasil pengujian variabel pengalaman diperoleh
hasil Cronbach’s Alpha sebesar 0.828, nilai tersebut lebih besar dari
0.60 (0.828 > 0.60). Maka dapat disimpulkan bahwa jawaban
responden terhadap pertanyaan variabel pengalaman dikatakan
Reliabel.
Tabel .4.8
Cronbach's
Hasil pengujian variabel keahlian diperoleh hasil Cronbach’s
Alpha sebesar 0.832, nilai tersebut lebih besar dari 0.60 (0.832 > 0.60).
Maka dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap
pertanyaan variabel keahlian dikatakan Reliabel.
Tabel .4.9
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pendapat Audit Reliability Statistics
Hasil pengujian variabel opini audit diperoleh hasil Cronbach’s
Alpha sebesar 0.591, nilai tersebut lebih kecil dari 0.60 (0.591 < 0.60).
Maka dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap
pertanyaan variabel opini audit dikatakan tidak Reliabel. Hal ini
menunjukkan bahwa intrumen yang dibuat masih perlu direvisi untuk
mendapatkan hasil yang terbaik. Berikut hasil pengujian setelah
dilakukan revisi.
Tabel .4.10
Cronbach's
Hasil pengujian variabel opini audit diperoleh hasil Cronbach’s
Alpha sebesar 0.792, nilai tersebut lebih besar dari 0.60 (0.792 > 0.60).
Maka dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap
pertanyaan variabel opini audit dikatakan Reliabel.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Model regresi yang baik harus memiliki
nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 dan nilai
tolerance lebih besar dari 0,10. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10 dan
mulitkolinearitas antara variabel bebas (independen) dalam regresi
Coefficients T Sig. Collinearity Statistics
B
a Dependent Variable: Opini
Dalam hasil pengujian diperoleh hasil VIF untuk variabel
pengalaman sebesar VIF 1,277 dan variabel keahlian sebesar VIF
1,227. Dari hasil yang diperoleh tersebut didapati nilai VIF seluruh
variabel lebih kecil dari nilai 10, dan tidak terdapat yang lebih besar
dari nilai 10. Sedangkan nilai tolerance sebesar 0,783 untuk
masing-masing variabel. Kedua nilai tersebut tidak terdapat nilai tolerance
yang lebih kecil dari 0,10. Dari hasil tersebut berdasarkan teori peneliti
mengambil kesimpulan bahwa tidak terdapat multikolonieritas dalam
model regresi tersebut.
Untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
ditentukan dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel
terikat (dependen) dengan residualnya. Jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Namun jika tidak
ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
Regression Standardized Predicted Value
sumbu Y. Maka berdasarkan teori, peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa tidak terdapat heteroskedasitas.
c. Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi dengan normal, yakni distribusi data dengan bentuk
lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai
pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tersebut tidak
Dengan menggunakan normal p-p plot, pengujian ini dilakukan
dengan melihat penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal dari
grafik. Jika data menyebar di sekitar dan mengikuti garis diagonal
maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. Akan
tetapi, jika data tersebut tidak menyebar dan tidak mengikuti garis
diagonal maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Opini
Regression Standardized Residual
Dengan pengujian p-plot diperoleh hasil bahwa penyebaran
data atau titik pada sumbu diagonal terlihat menyebar di sekitar dan
mengikuti garis diagonal. Sedangkan berdasarkan pengujian dengan
melihat distribusi data histogram, terlihat mengikuti garis dan
berbentuk lonceng. Berdasarkan hasil data tersebut, berlandaskan teori
peneliti menyimpulkan bahwa model tersebut memenuhi asumsi
4. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, penelitian ini
menggunakan analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan
perluasan dari analisis regresi linear berganda yang menggunakan analisis
regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antara variabel yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis jalur sendiri tidak dapat
menentukan hubungan sebab akibat dan juga tidak dapat digunakan
sebagai subtitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan kausalitas antar
variabel. Hubungan kausalitas antar variabel telah dibentuk dengan model
berdasarkan landasan teoritis. Apa yang dapat dilakukan oleh analisis jalur
adalah menentukan pola hubungan antara dua atau lebih variabel (Ghozali,
20015:160). Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan bantuan
program SPSS 15.0 (statistical program for special science for windows