• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan : studi kasus pada pt.bank x persero tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan : studi kasus pada pt.bank x persero tbk"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN KINERJA PERUSAHAAN

(Studi Kasus Pada PT. Bank X (Persero) Tbk)

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Syifa Fitria NIM: 204082002378

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN KINERJA PERUSAHAAN

(Studi Kasus Pada PT. Bank X)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Syifa Fitria NIM: 204082002378

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Yahya Hamja, MM NIP. 130 676 334

Hepi Prayudiawan, SE., Ak, MM

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

Hari ini Selasa, Tanggal Empat Bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan telah

dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Syifa Fitria NIM: 204082002378

dengan judul Skripsi ”KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT. BANK X)”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 04 Maret 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA Amilin, SE, Ak., M.Si Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

(4)

Hari ini Selasa, Tanggal 18 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan telah

dilakukan Ujian Skripsi atas nama Syifa Fitria NIM: 204082002378 dengan judul

Skripsi ”KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN

KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT. BANK X)”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 Maret 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

DR. Yahya Hamja, MM Hepi Prayudiawan SE, Ak., MM

Ketua Sekretaris

Amilin SE, Ak., M.Si

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Syifa Fitria

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 10 Juni 1986

Agama : Islam

Alamat : Cilendek Timur RT/RW 002/010

Kelurahan Cilendek Timur Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor

Telepon/ Hp : (0251) 373176/ 085697283847

E-mail : cfa_medicin3@yahoo.com

RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL

1. TK Nurul Falah Bogor Lulus tahun 1992

2. SD Negeri DR Semeru 1 Bogor Lulus tahun 1998

3. SMP Negeri 6 Bogor Lulus tahun 2001

4. SMA Negeri 10 Bogor Lulus tahun 2004

5. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi

Lulus tahun 2008

RIWAYAT PENDIDIKAN INFORMAL

Kursus Bahasa Inggris “Success” 2003-2004

Latihan Kepemimpinan di Biro Tata Negara Jabatan Perdana Menteri Malaysia

2007

PENGALAMAN ORGANISASI

1. BEM FEIS Anggota Divisi Penelitian dan

Pengembangan (Litbang)

2004-2005

2. BEM FEIS Anggota Divisi Gender 2005-2006

3. BEM FEIS Ketua BEM Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial Program Non Reguler

2006-2007

4. International Young Leadership Camp (IYLC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(6)

Correlation Of Internal Audit Result With Company Ability Performance (The Case Of Study to PT. Bank X (Persero) Tbk Jakarta)

By: Syifa Fitria

ABSTRACT

The purpose of this research is to know how big correlation of internal audit result with company ability performance. The variable used in this research are internal audit result (X) as an independent variable and company ability performance (Y) as a dependent variable.

The research has been done by means of filling out questionnaires by internal auditor, and to used to secondary data too. The responders are internal auditor in PT. Bank X (Persero) Tbk, the samples included are 39 responders with a standard of error 12,5%. For analyzing the data researcher usage SPSS version 12.

The result of this research shows that the correlation between internal audit result with company ability performance are significantly positive, internal audit result have significant too on correlation 0,00 with company ability performance, and coefficients correlation 0,642.

(7)

Korelasi Hasil Audit Internal dengan Kemampuan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Bank X (Persero) Tbk Jakarta)

Oleh: Syifa Fitria

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. Variabel yang menjadi fokus penelitian ini adalah hasil audit internal (X) sebagai variabel bebas dan kemampuan kinerja perusahaan (Y) sebagai variabel terikat.

Penelitian dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh internal audit, dan data sekunder yang dapat mendukung penelitian. Responden penelitian adalah para auditor internal PT. Bank X (Persero) Tbk, sampel diambil sebanyak 39 responden berdasarkan tingkat kesalahan 12,5%. Untuk metode analisis dan uji hipotesis menggunakan korelasi, lalu perhitungannya menggunakan program SPSS versi 12.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa korelasi antara hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan adalah positif kuat, hasil audit internal mempunyai hubungan signifikan sebesar 0,00 dengan kemampuan kinerja perusahaan, dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,642.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robill ‘Aalamiin, segala puji dan syukur kepada sumber

dari suara-suara hati yang bersifat mulia, sumber ilmu pengetahuan, sumber

segala kebenaran, sang maha cahaya, penabur cahaya ilham, pilar nalar kebenaran

dan kebaikan yang terindah, sang kekasih tercinta yang tak terbatas pencahayaan

cinta-Nya, Allah SWT. Berkat limpahan taufik dan hidayah-Nya maka penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam teruntuk nabi

akhir zaman baginda Muhammad SAW, yang telah menyampaikan ajaran islam

yang telah terbukti kebenarannya, dan semakin terus terbukti kebenarannya.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat-syarat

meraih gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses pembuatan skripsi ini,

berbagai hambatan dan kesulitan telah penulis hadapi. Namun, berkat petunjuk

dan hidayah Allah SWT, dukungan, bimbingan, serta bantuan berbagai pihak,

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Kedua orang tuaku yang selamanya ku sayang disetiap nafasku. Terimakasih

atas kehadiran kalian, kasih sayang, dan cinta disetiap hari-hariku. Doa yang

kalian panjatkan dan kepercayaan yang kalian berikan disetiap langkahku.

Semangat yang kalian berikan disetiap putus asa ku. Special thanks for my mom, yang sudah jadi mama sekaligus sahabat sejatiku, setia mendengarkan ceritaku, dan selalu memberikan jalan keluar yang bijak. Fa sayang kalian.

2. Terimakasih untuk kedua kakak dan adikku yang telah memberikan warna

begitu indah dalam hidupku, success for you. Study hard De. I miss you 3. Bapak DR. Yahya Hamja MM, selaku pembimbing I yang telah memberikan

perhatian dan waktunya dengan segala profesionalitas dan kesabaran, semoga

segala kebaikan dan ketulusan yang Bapak berikan menjadi amal shaleh.

4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak, MM, selaku pembimbing II, atas segala

(9)

5. Om dan Tante ku yang sudah seperti orang tuaku. Terimakasih atas perhatian

kalian. Serta saudara sepupuku, trimakasih atas kebersamaan kita selama ini.

6. Tempat penelitian, terutama kepada Bapak Edwin pada Learning Center dan

Bapak Saiful Huda selaku Team Leader of Intern Audit atas bantuannya.

7. Bapak H Diani Budiarto atas dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

8. Bapak Herni Ali HT, SE,. MM, Bapak Drs. Slamet Riyadi MM.

9. Para penguji ujian komprehensif: Prof. Dr. Abdul Hamid MS, Drs. Abdul

Hamid Cebba, Ak, MBA, Amilin, SE., Ak, MSi.

10. Para penguji ujian Skripsi: DR. Yahya Hamja, MM, Hepi Prayudiawan SE,

AK., MM, Amilin, SE., Ak, MSi.

11. Semua dosen yang telah memberikan ilmunya, semoga Allah SWT membalas

kebaikan Bapak dan Ibu.

12. Pengurus BEM Periode 2006-2007 atas kerjasama yang telah diberikan.

13. Sahabat-sahabatku tercinta, serta rekan sejawat jurusan Akuntansi yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu. Tetap semangat untuk kalian.

14. Seseorang yang telah membantu dan menemani penulis observasi.

15. Ka Isma, Ka Yuli, Mba Ani, Pak Sukmadi, Mas Alfried, Mas Seandy, Mas

Aziz, Mas Heri, Mas Budi, Mba Novi, Bu Siska, atas pelayanan yang

diberikan. Sukses untuk kalian.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan.

Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik. Akhir kata

penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, Maret 2008

(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI……… i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF……….. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI………... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……… iv

ABSTRACT……….. v

ABSTRAK……….... vi

KATA PENGANTAR……….. vii

DAFTAR ISI………. ix

DAFTAR GAMBAR……… xi

DAFTAR TABEL ………... xii

DAFTAR LAMPIRAN……… xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian………...

B. Perumusan Masalah………

C. Tujuan dan Manfaat...

1. Tujuan Penelitian………

2. Manfaat Penelitian………..

1 7 7 7 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Akuntansi………..

B. Ruang Lingkup Auditing………

1. Definisi Auditing………

2. Jenis-jenis Audit……….

3. Jenis-jenis Auditor………..

4. Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing………

C. Ruang Lingkup Audit Internal………

1. Definisi Audit Internal………...

2. Fungsi Audit Internal……….

3. Misi dan Peran Auditor Internal………. 4. Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal…..

5. Independensi Auditor……….

6. Teknik-teknik Audit Internal………..

D. Ruang Lingkup Perbankan………..

1. Definisi Bank………..

2. Fungsi Bank………

3. Peranan Bank………..

E. Kinerja……….

F. Kerangka Pemikiran………

(11)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian………...

B. Metode Pemilihan Sampel……….

C. Metode Pengumpulan Data……….

1. Data Primer………

2. Data Sekunder………

D. Metode Analisis dan Pengolahan Data………...

1. Metode Analisis………..

2. Uji Kualitas Data……….………...

3. Uji Normalitas………

4. Uji Hipotesis………...

E. Variabel dan Pengukurannya………..

1. Variabel Independen (X)………

2. Variabel Dependen (Y)………..

33 33 34 34 35 35 35 36 38 38 39 40 40

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian………

1. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank X (Persero) Tbk…. 2. Struktur Organisasi Perusahaan……….

3. Visi dan Misi Perusahaan………...

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian………

1. Hasil Try Out………...

2. Pasca Try Out……….

C. Hasil dan Pembahasan………

1. Deskripsi Data………

2. Analisis dan Pembahasan………...

3. Hasil Uji Normalitas Data………..

4. Hasil Korelasi Pearson………...

5. Hasil Uji Hipotesis Korelasi Pearson………. 43 43 43 45 45 45 49 51 51 53 80 81 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………...

B. Implikasi……….

C. Saran………...

83 84 84

DAFTAR PUSTAKA………... 86

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing………... 17

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran………... 32

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal………... 20

Tabel 3.1 Kriteria Korelasi ………. 38

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian……….. 41 Tabel 4.1 Uji Validitas Instrumen Hasil Audit Internal ………. 46 Tabel 4.2 Uji Validitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan……. 47 Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Audit Internal……….. 48 Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan….. 48 Tabel 4.5 Uji Validitas Instrumen Hasil Audit Internal ………. 49 Tabel 4.6 Uji Validitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan……. 50 Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Audit Internal……….. 51 Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan….. 51 Tabel 4.9 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 51 Tabel 4.10 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal

Terakhir………... 52

Tabel 4.11 Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja……….. 52 Tabel 4.12 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia………. 53 Tabel 4.13 Auditor Internal Memberikan Informasi yang Diperlukan

Manajer dalam Menjalankan Tanggung Jawab Secara Efektif... 54 Tabel 4.14 Auditor Internal Menelaah Operasional Perusahaan Dengan

Mengukur dan Mengevaluasi Kecukupan Kontrol Secara

Efisien……….. 55

Tabel 4.15 Auditor Internal Menelaah Operasional Perusahaan Dengan Mengukur dan Mengevaluasi Kecukupan Kontrol Secara

Efektivitas Kinerja Perusahaan………... 56

Tabel 4.16 Auditor Internal Berkaitan dengan Pengelolaan Perusahaan….. 56 Tabel 4.17 Auditor Internal Berkaitan dengan Risiko Terkait Perusahaan... 57 Tabel 4.18 Informasi Keuangan Auditor Internal Akurat………. 57 Tabel 4.19 Informasi Keuangan Auditor Internal dapat Diandalkan……… 58 Tabel 4.20 Auditor Internal Mengidentifikasi Risiko yang Terjadi……….. 59 Tabel 4.21 Auditor Internal Meminimalisasi Risiko yang Terjadi………... 60 Tabel 4.22 Kriteria Operasi yang Memuaskan Telah Dipenuhi Sesuai

Dengan Cara Akuntan………. 60

Tabel 4.23 Auditor Internal Menggunakan Sumber Daya yang Ada Secara

Efisien……….. 61

Tabel 4.24 Auditor Internal Menggunakan Sumber Daya yang Ada Secara

Ekonomis………. 62

Tabel 4.25 Auditor Internal Mencapai Tujuan Perusahaan Secara Efektif... 62 Tabel 4.26 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal

Penentuan Risiko dalam Melaksanakan Pekerjaannya………... 63 Tabel 4.27 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Survei

(14)

Audit dalam Melaksanakan Pekerjaannya………... 64 Tabel 4.29 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal

Pekerjaan Lapangan dalam Melaksanakan Pekerjaannya…….. 65 Tabel 4.30 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Temuan

Audit dalam Melaksanakan Pekerjaannya………... 65 Tabel 4.31 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Kertas

Kerja dalam Melaksanakan Pekerjaannya……….. 66 Tabel 4.32 Dalam Penyelesaian Tugas Auditor Internal Mengetahui

Kejelasan Visi, Misi, Tujuan Tugas yang Dikerjakannya……... 67 Tabel 4.33 Dalam Penyelesaian Tugas Auditor Internal Membantu

Ketepatan dalam Bertindak Sesuai Prosedur……….. 67 Tabel 4.34 Dalam Penyelesaian Tugas Auditor Internal Mengetahui

Gambaran Tugas yang Akan Dilakukan………. 68

Tabel 4.35 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pengendalian Akuntansi Internal……… 68

Tabel 4.36 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pencegahan Dan Pendeteksian Kecurangan……… 69

Tabel 4.37 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pemeriksaan Keuangan………... 70

Tabel 4.38 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pemeriksaan Ketaatan………. 70

Tabel 4.39 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pemeriksaan Operasional……… 71

Tabel 4.40 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pemeriksaan Manajemen………. 72

Tabel 4.41 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pemeriksaan Kontrak……….. 72

Tabel 4.42 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pemeriksaan Sistem Informasi……… 73

Tabel 4.43 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang

Pengembangan Kualitas Internal………. 73

Tabel 4.44 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas Bidang Hubungan

dengan Entitas Luar Perusahaan………. 73

Tabel 4.45 Karyawan Cepat Merespon dalam Menanggapi Permintaan

Nasabah………... 74

Tabel 4.46 Karyawan Cepat dalam Menjawab dan Membantu Nasabah

Terhadap Kebutuhan………... 75

Tabel 4.47 Bersikap Komunikatif Terhadap Kebutuhan Nasabah………… 75 Tabel 4.48 Sikap dan Tanggapan Karyawan Saat Nasabah (Masyarakat)

Berkunjung Ke Perusahaan Baik………. 76

Tabel 4.49 Karyawan Cepat dalam Melayani Klaim Nasabah………. 76 Tabel 4.50 Auditor Internal Meminimalkan Risiko yang Terjadi Pada

Perusahaan………... 76

Tabel 4.51 Auditor Internal Memberikan Solusi Kepada Manajeman

(15)

Untuk Masalah yang Dihadapi Perusahaan………. 77 Tabel 4.53 Karyawan Sigap dalam Melayani dan Menangani Nasabah…... 78 Tabel 4.54 Karyawan yang Dipekerjakan Sesuai dengan Bidang yang

Ditekuninya………... 78

Tabel 4.55 Karyawan yang Dipekerjakan Sesuai dengan Gelar yang

Dimilikinya………... 79

Tabel 4.56 Karyawan Bertindak Profesional dengan Peraturan Perusahaan 80

Tabel 4.57 Hasil Uji Normalitas Data………... 80

Tabel 4.58 Correlations... 81

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian

2. Jawaban Try Out Responden atas Instrumen Variabel X (Hasil Audit Internal)

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Instrumen Hasil Audit Internal (Variabel X)

4. Jawaban Try Out Responden atas Instrumen Variabel Y (Kemampuan Kinerja Perusahaan)

5. Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan (Variabel Y)

6. Jawaban Responden Atas Instrumen Variabel X (Hasil Audit Internal) Pasca Try Out

7. Uji Validitas dan Reliabilitas Pasca Try Out Instrumen Hasil Audit Internal (Variabel X)

8. Jawaban Responden atas Instrumen Variabel Y (Kemampuan Kinerja Perusahaan) Pasca Try Out

9. Uji Validitas dan Reliabilitas Pasca Try Out Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan (Variabel Y)

10. Hasil Uji Normalitas Data dan Korelasi Pearson 11. Surat Keterangan Riset

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Keberadaan atau alasan diadakan audit dalam organisasi adalah bahwa

audit ditujukan untuk memperbaiki kinerja. Suatu fungsi dapat berbentuk

sebuah perusahaan, divisi, departemen, seksi, unit bisnis, fungsi bisnis, proses

bisnis, layanan informasi, sistem atau proyek. Jika tindakan audit berhasil

dalam meningkatkan kinerja unit, maka berarti menunjang ke arah perbaikan

kinerja organisasi secara keseluruhan. Kegiatan audit internal menguji dan

menilai efektivitas dan kecukupan sistem pengendalian internal yang ada

dalam organisasi. Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi dan atau

pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai

kinerja organisasi.

Hasil audit internal dapat memberikan berbagai jenis layanan kepada

organisasi yaitu membantu mengevaluasi aktivitas dalam bidang sebagai

berikut:

1. Pengendalian akuntansi internal;

2. Pencegahan dan pendeteksian kecurangan;

3. Pemeriksaan keuangan;

4. Pemeriksaan ketaatan;

5. Pemeriksaan operasional;

(18)

7. Pemeriksaan kontrak;

8. Pemeriksaan sistem informasi;

9. Pengembangan kualitas internal; dan

10. Hubungan dengan entitas di luar perusahaan.

(http//:www.internalauditing.or.id).

Auditor Internal baru muncul dua dasawarsa terakhir dan Sertifikasi

Auditor Internal baru dimulai tanggal 21 Agustus 1996. Namun demikian

enam tahun berikutnya yaitu mulai bulan Oktober 2002 Sertifikasi Qualified

Internal Auditor ( QIA ) diakui. Masyarakat luas kemungkinan besar kurang

memahami dengan baik peran auditor internal dalam organisasi. Peran auditor

internal dalam organisasi dapat dikemukakan, antara lain :

1. Auditor internal melakukan pengujian dan evaluasi terhadap aktivitas

organisasi dan memberikan layanan atau saran kepada manajemen.

2. Kegiatan penilaian auditor internal telah berkembang dan meliputi: penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur

dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja

perusahaan, manajemen risiko, penilaian atas kontrol dan tata kelola

(governance) perusahaan publik maupun privat.

3. Ruang lingkup tugas auditor internal menguji dan mengevaluasi

kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal

4. Kriteria keberhasilan dari sistem pengendalian internal adalah :

a. efektivitas dan efisiensi kegiatan organisasi;

(19)

c. patuh terhadap hukum dan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku. (http//:www.internalauditing.or.id ).

Perkembangan profesi internal auditing dalam era globalisasi saat ini

sangat pesat, bahkan internal auditor telah diakui keberadaannya sebagai

bagian dari organisasi perusahaan yang dapat membantu manajemen dalam

meningkatkan kinerja perusahaan, terutama dari aspek pengendalian. Dimana

dalam perkembangannya, telah terjadi perubahan pandangan terhadap profesi

internal auditor dari yang masih berorientasi pada mencari kesalahan menuju

yang lebih mengedepankan peran sebagai konsultan dan katalis. (Majalah

Auditor: 2002).

Komite audit yang diwajibkan dikalangan perbankan dinamakan Dewan

Audit atau Badan Audit. Dewan Audit diatur berdasarkan Surat Keputusan

Bank Indonesia No. 27/163/KEP/DIR/1995 tanggal 31 Maret 1995 dan Surat

Edaran Bank Indonesia No. 27/8/UPPB/1995 tanggal 31 Maret 1995. Menurut

ketentuan tersebut Dewan Audit dalam perbankan memiliki tanggung jawab

sebagai berikut :

1. Menyetujui Internal Audit Charter, menanggapi rencana audit intern dan masalah-masalah yang ditemukan oleh Auditor Intern serta menentukan

pemeriksaan khusus oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) apabila

terdapat dugaan terjadinya kecurangan, penyimpangan terhadap hukum

dan peraturan yang berlaku. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan

(20)

2. Memastikan bahwa laporan yang disampaikan kepada Bank Indonesia

serta Instansi lain yang berkepentingan telah dilakukan dengan benar dan

tepat waktu. Selain itu, Bank juga mematuhi ketentuan dan

perundang-undangan yang berlaku.

3. Memastikan bahwa manajemen menjamin baik auditor eksternal maupun

internal dapat bekerja sama dengan standar auditing yang berlaku.

4. Memastikan bahwa manajemen telah menjalankan usahanya sesuai prinsip

pengelolaan bank secara sehat.

5. Menilai efektivitas pelaksanaan fungsi SKAI.

(http://www.muharreffendi.wordpres.com).

Dewan Audit di perbankan dapat dipandang sebagai wujud mekanisme

pengendalian yang diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi pengawasan.

Dalam prakteknya Dewan Audit di Perbankan, menurut para pengamat

ekonomi atau perbankan sebagian besar ternyata tidak berjalan dengan efektif.

Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya Bank yang dilikuidasi, sehingga

terpaksa harus dibekukan usahanya (ditutup). Pada awal terjadinya krisis

moneter beberapa waktu yang lalu (1997–1999), banyak sekali bank yang

masuk kategori Bank Beku Operasi (BBO), Bank Beku Kegiatan Usaha

(BBKU) serta Bank dalam Likuidasi. Hal tersebut membuktikan bahwa aspek

pengendalian di perbankan kita sangat lemah, meskipun telah ada Dewan

Audit. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.

27/163/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 tersebut akhirnya dicabut dan

(21)

I/6/PBI/1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director).

(http://www.muharrefeffendi.wordpress.com)

Robohnya sektor perbankan sebenarnya dapat diduga akan terjadi jika

melihat begitu banyak penyimpangan yang dilakukan oleh sektor perbankan

didiamkan begitu saja oleh Bank Indonesia sebagai pengawas perbankan.

Berbagai penyimpangan, seperti tidak terpenuhinya indikator kesehatan,

banyaknya kredit fiktif, kolusi dalam pemberian kredit, laporan keuangan

yang direkayasa, dan berujung pada mengucurnya Bantuan Likuiditas Bank

Indonesia (BLBI) ratusan triliun untuk tujuan yang tidak jelas, hampir

semuanya berasal dari kesengajaan pengelola bank dan kelemahan sistem

pengawasan Bank Indonesia. Akibat berbagai moral hazard ini, sektor perbankan menjadi beban yang sangat berat bagi perekonomian nasional,

dalam bentuk timbulnya biaya semacam berupa BLBI dan biaya penyehatan

perbankan yang sangat tinggi. Sektor perbankan adalah pengerah dana

masyarakat. Tidak hanya melalui tabungan, jika bank telah masuk bursa, bank

bahkan menarik dana masyarakat dalam bentuk penanaman modal.

Masyarakat akan menaruh dananya dalam berbagai bentuk jika bank

menunjukkan kondisi keuangan yang sehat. Jika manajemen bank berhasil

mengelabui masyarakat dengan menyajikan laporan keuangan yang

seolah-olah mengambarkan keberhasilan perusahaan secara keuangan, maka dana

masyarakat akan mengalir ke bank tersebut. Tetapi karena secara fundamental

tidak sehat, maka bank tersebut justru menjadi beban bagi perekonomian.

(22)

jawabnya juga berada pada pundak pengelola bank. Informasi keuangan

tersebut dapat mengandung kekeliruan, yaitu salah saji dalam laporan

keuangan yang tidak disengaja. Tetapi yang sering terjadi justru terdapat

ketidakberesan (irregularities), yaitu salah saji dalam laporan keuangan yang disengaja, atau berbagai pelanggaran dan penyimpangan yang dicoba ditutupi

dengan rekayasa akuntansi. Karena manajemen dalam menyajikan laporan

keuangan mempunyai tujuan tertentu, maka diperlukan jasa profesional untuk

menilai kewajaran informasi keuangan yang disajikan manajemen. Jasa

profesional inilah yang dilakukan oleh auditor independen.

(http://www.ikastara.org).

Penelitian sebelumnya oleh Ayu (2007), dalam mengevaluasi hasil audit

manajemen atas fungsi pemasaran, yang tujuannya untuk mengetahui apakah

penerapan audit manajemen atas fungsi pemasaran telah dilaksanakan dengan

baik, analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, dengan

menindaklanjuti hasil audit manajemen atas fungsi pemasaran melalui

kuesioner, disimpulkan bahwa hasil audit manajemen atas fungsi pemasaran

belum dilaksanakan dengan baik. Pada penelitian Hiro (2000), mengenai

pengaruh peran auditor intern serta faktor pendukungnya terhadap

peningkatan pengendalian intern dan kinerja perusahaan disimpulkan bahwa

manajemen sangat besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan pengendalian

intern. Namun seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan

kinerja perusahaan khusus pada PT Bank X (Persero) Tbk belum diketahui

(23)

berjudul, “Korelasi Hasil Audit Internal dengan Kemampuan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Bank X (Persero). Tbk. Jakarta)”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

perumusan masalah yang dapat penulis rumuskan yaitu untuk membuktikan

seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja

perusahaan (Studi kasus pada PT. Bank X (Persero). Tbk. Jakarta)?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa

besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan.

2. Manfaat penelitian

Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat

diantaranya adalah:

a. Bagi Penulis

1) Untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada

program studi akuntansi.

2) Sebagai langkah penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh

dibangku kuliah yang berupa teori-teori dengan kenyataan yang

terjadi dilapangan, sehingga teori yang diperoleh dapat digunakan

(24)

3) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis

berkaitan dengan korelasi hasil audit internal dengan kemampuan

kinerja perusahaan perbankan.

b. Bagi Pihak Perusahaan

1) Sebagai bahan evaluasi seberapa besar korelasi hasil audit internal

dengan kemampuan kinerja perusahaan.

2) Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

c. Bagi Pembaca

1) Memberikan gambaran mengenai korelasi hasil audit internal

dengan kemampuan kinerja perusahaan.

2) Memberikan gambaran mengenai ruang lingkup auditor internal.

d. Bagi Lembaga Pendidikan

Dalam hal ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

khususnya Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, penulis dapat

memberikan sumbangan pikiran tentang korelasi hasil audit internal

dengan kemampuan kinerja perusahaan pada PT. Bank X (Persero)

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Akuntansi

1. Rollin C. Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess dalam bukunya yang berjudul “Accounting” dan diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait, Helda Gunawan, mendefinisikan akuntansi sebagai

berikut:

“Secara umum akuntansi didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”. (Rollin C. Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess, 1999:6).

Pihak pihak yang berkepentingan (stakeholders) menggunakan laporan akuntansi sebagai sumber informasi utama untuk pengambilan

keputusan mereka.

2. Charles T. Horngren, Walter T. Harrison, Jr., Michael A. Robinson, 1997:3), mendefinisikan akuntansi dan laporan keuangan sebagai

berikut:

(26)

“Laporan keuangan adalah dokumen-dokumen yang melaporkan kegiatan bisnis pribadi atau organisasi ke dalam satuan moneter”. (Charles T. Horngren, Walter T. Harrison, Jr., Michael A. Robinson, 1997:3).

B. Ruang Lingkup Auditing 1. Definisi Auditing

Report of the committee on basic auditing concepts of the American Accounting Association” (Accounting Review, Vol 47)

memberikan definisi auditing sebagai:

“Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”

Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Suatu proses sistematis berupa serangkaian langkah atau prosedur

yang logis, terstruktur, dan terorganisir. Auditing Standards Board

(ASB=Dewan Standar Auditing) menerbitkan Generally Accepted Auditing Standards (GAAS=Standar Auditing yang Berlaku Umum) sebagai pedoman profesionalberkaiatan dengan proses audit.

b. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif berarti memeriksa dasar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan

tersebut tanpa memihak dan berprasangka, baik untuk atau terhadap

(27)

c. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang dibuat oleh perorangan atau entitas. Asersi ini

merupakan subjek pokok auditing.

d. Derajat kesesuaian menunjuk pada kedekatan dimana asersi dapat

diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah

ditetapkan. Ekspresi kesesuaian ini dapat berbentuk kuantitas,

seperti jumlah kekurangan dana kas kecil, atau dapat juga berbentuk

kualitatif, seperti kewajaran (keabsahan) laporan keuangan.

e. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan.

Kriteria dapat berupa peraturan-peraturan spesifik yang dibuat oleh

badan legislatif, anggaran atau ukuran kinerja lainnya yang

ditetapkan oleh manajemen, Generally Accepted Accounting

Principles (GAAP=Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum) yang ditetapkan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB=Badan Standar Akuntansi Keuangan) serta badan-badan pengatur lainnya.

f. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang

menunjukkan derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah

ditetapkan. Kepercayaan pemakai informasi keuangan atas asersi

yang dibuat oleh pihak yang di audit.

(28)

lingkungan bisnis, mereka adalah para pemegang saham,

manajemen, kreditor, kantor pemerintah, dan masyarakat luas.

Tujuan menyeluruh dari audit laporan keuangan adalah untuk

menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyatakan

secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP.

Untuk mencapai tujuan tersebut, hal yang lazim dilakukan dalam audit

adalah mengidentifikasi sejumlah tujuan audit yang spesifik bagi setiap

akun yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

Laporan keuangan terdiri dari asersi manajemen yang merupakan

hal penting sebagai pedoman auditor dalam pengumpulan bukti.

Auditing Standards Board (ASB) telah mengakui lima kategori asersi laporan keuangan sebagai berikut

a. Keberadaan atau Keterjadian (Existence or Occurrence)

Berkaiatan dengan apakah aktiva atau kewajiban entitas benar-benar

ada pada tanggal tertentu, dan transaksi yang dicatat benar-benar

telah terjadi selama periode tertentu.

b. Kelengkapan (Completeness)

Berkaiatan dengan apakah semua transaksi dan akun yang harus

disajukan dalam laporan keuangan benar-benar telah dicantumkan.

c. Hak dan Kewajiban (Rights and Obligations)

Berkaitan dengan apakah aktiva telah menjadi hak entitas dan

hutang memang telah menjadi kewajiban entitas pada suatu tanggal

(29)

d. Penilaian atau Alokasi (Valuation or Allocation)

Berkaitan dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan,

dan beban telah dicantumkan dalam laporan keuangan dengan

jumlah yang semestinya.

e. Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure).

Berkaitan dengan apakah komponen tertentu laporan keuangan telah

digolongkan, diuraikan, dan diungkapkan sebagaimana mestinya.

2. Jenis-jenis Audit

Terdapat tiga jenis audit yang umum dilakukan (Amir Abadi

Jusuf, 2003:4), yaitu:

a. Audit Laporan Keuangan

Bertujuan menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan

yang merupakan informasi terukur yang akan diverifikasi telah

disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Umumnya, kriteria

yang dimaksud adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dimuat dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Hasil audit laporan keuangan didistribusikan kepada para pengguna

seperti, para pemegang saham, kreditur, kantor pemerintah dan

masyarakat umum melalui laporan auditor atas laporan keuangan.

Selain itu, auditor independen juga menyiapkan laporan kepada

dewan direksi tentang pengendalian intern perusahaan serta

(30)

kepada dewan direksi tentang pengendalian intern perusahaan serta

temuan-temuan audit lainnya.

b. Audit Operasional

Merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan

metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan

efektifitasnya. Umumnya auditor akan memberikan saran atau

rekomendasi kepada pihak manajemen untuk memperbaiki jalannya

operasi perusahaan dan untuk peningkatan kinerja perusahaan.

Karena lingkup evaluasi efektivitas operasi begitu luas, maka tidak

mungkin untuk menentukan ciri pelaksanaan audit operasional

dengan pasti. Di dalam suatu organisasi, bisa jadi auditor

mengevaluasi apakah manajemen telah menggunakan informasi

yang tepat dan mencukupi dalam pengambilan keputusan pembelian

aktiva yang baru, sedang dalam organisasi yang berbeda barangkali

ia akan mengevaluasi efisiensi administrasi penjualan. Dalam audit

operasional, tinjauan yang dilakukan tidak terbatas pada

masalah-masalah akuntansi, tetapi juga meliputi evaluasi terhadap struktur

organisasi, pemanfaatan komputer, dan bidang-bidang lain sesuai

dengan keahlian auditor.

c. Audit Ketaatan

Bertujuan mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti

prosedur atau aturan yang telah ditetapkan pihak yang memiliki

(31)

kepada pihak luar, tetapi kepada pihak tertentu dalam organisasi.

Pimpinan organisasi adalah pihak yang paling berkepentingan atas

dipatuhinya prosedur dan aturan yang telah ditetapkan.

3. Jenis-jenis Auditor

Dalam pelaksanaan suatu audit, pada umumnya jenis auditor

diklasifikasikan menjadi tiga jenis (William C. Boynton, Raymond N.

Johnson, Walter G. Kell, 2001:8), yaitu;

a. Auditor Independen (Independent Auditor)

Terdapat dalam Kantor Akuntan Pubik (KAP), yang umumnya

mengambil peran sebagai seorang auditor eksternal atas

perusahaannya yang menyediakan laporan guna kebutuhan tertentu

dari klien untuk menjalankan bisnisnya. Klien para auditor

independen dapat berasal dari perusahaan bisnis yang berorientasi

laba, organisasi nirlaba, kantor pemerintah, atau perorangan.

b. Auditor Internal (Internal Auditors)

Merupakan pegawai dari organisasi yang diaudit. Tugas auditor

internal beragam, sesuai dengan kebutuhan dan permintaan

manajemen perusahaan. Auditor internal wajib memberikan

informasi yang berguna bagi manajemen untuk pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan operasional perusahaan.

c. Auditor Pemerintah (Government Auditors)

Di Indonesia terdapat beberapa lembaga ataupun badan yang

(32)

kekayaan atau keuangan Negara, diantaranya Badan Pengawas

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektorat Jendral (Itjen)

pada departemen pemerintah. Sebagian tugas BPKP tidak jauh

berbeda dengan KAP, sebagian besar informasi keuangan yang

dibuat oleh berbagai badan pemerintah telah di audit oleh BPKP,

disamping audit atas laporan keuangan, pada masa sekarang sering

kali dilakukan evaluasi atas efisiensi dan efektifitas operasi berbagai

program pemerintah dan BUMN.

4. Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing

Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan

transaksi yang dapat mempengaruhi entitas. Setelah diidentifikasi, maka

bukti transaksi diukur, dicatat, dikelompokkan, serta dibuat ikhtisar

dalam catatan-catatan akuntansi. Hasil proses ini adalah penyusunan dan

distribusi laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting principles/GAAP). Tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang relavan dan andal sehingga dapat berguna bagi pengambilan keputusan.

Tanggung jawab laporan keuangan terletak pada manajemen entitas.

Audit laporan keuangan terdiri dari memahami bisnis klien serta

mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan

keuangan manajeman, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah

pada kenyataannya laporan keuangan telah menyajikan posisi keuangan

(33)

Tujuan utama audit laporan keuangan untuk menambah keandalan

laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen.

Hubungan antara akuntansi dan auditing dalam proses pelaporan

keuangan dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:

Pelaporan Keuangan Akuntansi

Berpedoman pada GAAP Tanggung jawab manajemen

Auditing

Berpedoman pada GAAS Tanggung jawab auditor

Menganalisis bukti dan transaksi Memahami bisnis dan industri klien

Mengukur dan mencatat data transaksi

Memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berkaiatan dengan

keuangan

Mengelompokkan dan mengikhtisarkan data yang

dicatat

Membuktikan laporan disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP

Mengevaluasi kewajaran Menyatakan pendapat dalam

laporan audit

Menyusun laporan keuangan sesuai GAAP

Mengirimkan laporan audit kepada klien

Mengirimkan laporan keuangan dan laopran auditor kepada para pemegang saham setiap tahun

Mengirimkan rekomendasi yang memiliki nilai tambah kepada manajemen dan dewan direksi

[image:33.612.104.514.155.591.2]

Sumber: William C. Boynton, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell, 2001:51.

Gambar 2.1

(34)

C. Ruang Lingkup Audit internal 1. Definisi Audit Internal

American Accounting Association mendefinisikan internal audit sebagai,

“Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke pengguna yang berkepentingan”. (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:8)

Definisi tersebut ditujukan untuk menggambarkan proses yang

dilakukan di semua jenis audit, tetapi istilah “tindakan dan kejadian

ekonomi” mengarah pada aspek keuangan atau akuntansi.

Definisi audit internal berikut ini diciptakan untuk

menggambarkan lingkup audit internal modern yang luas dan tak

terbatas eksternal (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer,

James H. Scheiner, 2005:10):

Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif.

Pengertian audit internal diatas tidak hanya mencakup peranan

(35)

dan tanggung jawab. Dalam perkembangan terakhir seseorang yang

melakukan peran sebagaimana seorang auditor internal, tidak selalu

menggunakan sebutan internal auditor saja, namun telah meluas menjadi

control ataupun system analysis.

2. Fungsi Audit Internal

Pada awalnya, audit internal berfungsi sebagai “adik” dari

profesi auditor eksternal, dengan pusat perhatian pada penilaian atas

keakuratan angka-angka keuangan. Namun saat ini audit internal telah

memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat

perhatian yang lebih luas.

Karena pergeseran pandangan mengenai fungsi audit internal,

maka audit internal yang memiliki aspek kerja yang lebih luas ini sering

disebut sebagai audit internal modern. Audit internal modern

menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas

kontrol, kinerja, risiko, dan tata kelola (governance) perusahaan publik maupun privat. Aspek keuangan hanyalah salah satu aspek saja dalam

lingkup pekerjaan audit internal.

3. Misi dan Peran Auditor Internal

Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer

dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit

internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah

(36)

kontrol serta efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan. Auditor

internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang

berkaiatan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait

dalam menjalankan usaha (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A.

Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:7).

4. Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal

Perbedaan utama antara auditor internal dengan auditor eksternal

(Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner,

[image:36.612.99.519.125.704.2]

2005:8),

Tabel 2.1

Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal

Auditor Internal Auditor Eksternal

a. Merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen. b. Melayani kebutuhan

organisasi, meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan.

c. Fokus pada kejadian-kejadian di masa depan dengan

mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi. d. Langsung berkaitan dengan

pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau

perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah.

e. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan

a. Merupakan orang yang

independen di luar perusahaan

b. Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalakan.

c. Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman dari kejadian-kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan.

d. Sekali-kali memperhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan secara material. e. Independen terhadap

(37)

dan keinginan dari semua tingkatan manajemen. f. Menelaah aktifitas secara

terus-menerus.

secara mental.

f. Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik, biasanya setahun sekali.

5. Independensi Auditor

Auditor internal yang professional harus memiliki independensi

untuk memenuhi kewajiban profesionalnya, memberikan opini yang

objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi, serta melaporkan masalah apa

adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga.

Auditor internal harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan

auditnya. Hanya dengan begitu auditor internal bisa disebut

melaksanakan audit dengan professional (Lawrence B. Sawyer,

Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005: 35).

6. Teknik-teknik Audit Internal

Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner

dalam bukunya yang berjudul “Sawyer’s Internal Auditing: audit internal sawyer”, menjelaskan tentang teknik-teknik audit internal

sebagai berikut:

a. Penentuan Risiko

Penentuan risiko (risk assessment) adalah identifikasi dan analisis risiko-risiko yang relevan untuk mencapai tujuan (entitas), yang

(38)

Auditor internal harus memasukkan hasil penentuan risiko kedalam

program audit, untuk mengurangi risiko. Risiko audit terdiri atas;

1) Risiko bawaan (inherent risk), yaitu kerentanan suatu asersi atas terjadinya salah saji yang material, dengan mengasumsikan

bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol

internal terkait yang ditetapkan. Bank menghadapi risiko bawaan

karena bergerak dalam pengelolaan uang dan kredit.

2) Risiko kontrol (control risk), yaitu risiko bahwa salah saji

material yang bisa terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah

atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan, atau

prosedur kontrol internal suatu entitas.

3) Risiko deteksi (detection risk), yaitu risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu

asersi.

b. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit

yang tepat, dan program audit yang tepat akan menunjang

keberhasilan audit. Dalam survei pendahuluan, auditor internal

mengidentifikasi tujuan operasi, risiko, kondisi-kondisi operasi, dan

kontrol yang diterapkan. Auditor internal sebaiknya melakukan

survei dalam tujuh langkah dasar, yaitu:

1) Melakukan studi awal, mencakup penelaahan atas kertas kerja

(39)

dokumen lain yang membantu untuk lebih memahami subjek

audit.

2) Pendokumentasian, mengarah pada pertemuan awal anatara

auditor dengan manajer klien.

3) Bertemu klien, menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang

akan dilakukan kepada manajer klien.

4) Mengumpulkan bahan bukti.

5) Mengamati, pengamatan dilakukan terus selama survei

pendahuluan.

6) Membuat bagian alir, memberikan gamabaran sistem dan

merupakan sarana untuk menganalisis operasi yang

kompleks-analisis yang tidak selalu bisa dicapai dengan narasi yang rinci.

7) Melaporkan atas tahap-tahap yang telah dilakukan dalam survei

pendahuluan.

c. Program Audit

Langkah-langkah audit dirancang untuk, mengumpulkan bahan

bukti audit, dan untuk memungkinkan auditor internal

mengemukakan pendapat mengenai efisiensi, ekonomis, dan

efektivitas aktivitas yang akan diperiksa. Program audit merupakan

alat yang menghubungkan survei pendahuluan dengan pekerjaan

(40)

d. Pekerjaan Lapangan

Pekerjaan lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan dengan mengumpulkan bahan bukti secara

objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya dan melihat

apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, serta menyediakan

informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen.

Tujuan Pekerjaan lapangan untuk membantu pemberian keyakinan

dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program

audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. Tujuan audit dicapai

dengan menerapkan prosedur-prosedur audit untuk menentukan

apakah prosedur-prosedur operasi berfungsi sebagaimana mestinya

dan mencapai tujuan-tujuan operasi. Tujuan operasi ditetapkan oleh

manajemen. Tujuan operasi adalah hasil-hasil yang ingin dicapai

manajer operasi. Tujuan audit ditetapkan oleh auditor.

e. Temuan Audit

Selama pelaksanaan pekerjaan, auditor internal mengidentifikasi

kondisi-kondisi yang membutuhkan tindakan perbaikan.

Penyimpangan-penyimpangan dari norma atau kriteria yang dapat

diterima disebut temuan audit (audit findings). Beberapa kelemahan (temuan) bersifat kecil dan tidak membutuhkan perhatian

(41)

1) Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.

2) Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti

yang memadai, kompeten, dan relevan.

3) Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka.

4) Relevan dengan masalah-masalah yang ada.

5) Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan

untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung

kelemahan.

Dalam temuan audit ini auditor memberikan rekomendasi kepada

manajemen. rekomendasi menggambarkan tindakan yang mungkin

dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi

yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol.

Mengidentifikasi kondisi yang tidak memuaskan adalah tanggung

jawab audit. Sedangkan memperbaikinya adalah tanggung jawab

manajemn. Lebih disukai auditor internal mengusulkan metode

tindakan perbaikan untuk pertimbangan manajemen.

Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit

adalah membahasnya dengan manajemen operasional sebelum

laporan audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai

kesepakatan mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan

(42)

f. Kertas Kerja

Kertas kerja (working paper) berisi catatan informasi yang diperoleh dan analisis yang dilakukan selam proses audit. Kertas

kerja disiapkan sejak auditor memulai pekerjaannya hingga auditor

menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit. Kertas

kerja berisi dokumentasi atas langkah-langkah berikut ini dalam

proses audit:

1) Rencana audit, termasuk program audit.

2) Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem

kontrol internal.

3) Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang

diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai.

4) Penelaahan kertas kerja oleh penyelia.

5) Laporan audit.

6) Tindak lanjut dari tindakan perbaikan.

Auditor internal menyiapkan kertas kerja untuk beberapa tujuan

yang yang berbeda, yaitu:

1) Untuk mendukung laporan audit.

2) Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya

jawab, penelaahan instruksi dan arahan, analisis sistem dan

proses, pengamatan kondisi, dan pemeriksaan transaksi.

3) Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan

(43)

menentukan terjadi dan luasnya kondisi-kondisi yang

mengandung kelemahan.

4) Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan operasi.

5) Untuk menjadi dasar penyelia dalam menelaah kemajuan dan

penyelesaian audit.

6) Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah

yang melibatkan kecurangan, tuntutan hukum, dan klaim

asuransi.

7) Untuk menjadi sarana bagi auditor eksternal dalam

mengevaluasi pekerjaan audit internal dan kemudian

menggunakannya dalam penilaian audit eksternal atas sistem

kontrol internal organisasi.

8) Menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelaahan

selanjutnya.

9) Untuk membantu memfasilitasi penelaahan. Baik auditor

eksternal atau konsultan perlu mengevaluasi aktivitas audit

internal.

10) Menjadi bagian dokumentasi.

D. Perbankan 1. Definisi Bank

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 mendefinisikan

(44)

“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. (Totok Budisantoso, Sigit Triandaru, 2006:84).

Kegiatan usaha yang utama dari suatu bank adalah

penghimpunan dan penyaluran dana. Penyaluran dana dengan tujuan

untuk memeperoleh penerimaan akan dapat dilakukan jika dana telah

dihimpun. Penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan

cara-cara tertentu sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan

rencana penggunaan dana tersebut. Keberhasilan bank dalam memenuhi

maksud itu dipengaruhi antara lain oleh hal-hal berikut ini:

a. Kepercayaan masyarakat pada bank yang bersangkutan. Semakin

tinggi tingkat kepercayaan masyarakat pada sebuah, maka semakin

tinggi pula kemungkinan bank tersebut untuk menghimpun dana dari

masyarakat dengan efisien.

b. Perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh dari penyimpanan

dana lebih tinggi dibanding pendapatan dari alternatif investasi lain

dengan tingkat risiko yang seimbang. Semakin tinggi tingkat

pendapatan yang diperkirakan oleh calon penyimpan dana, semakin

mudah sebuah bank menarik dana dari calon penyimpan dananya.

c. Risiko penyimpanan dana. Apabila sebuah bank dapat memberikan

tingkat kepastian yang tinggi atas dana masyarakat untuk dapat

ditarik lagi sesuai waktu yang telah diperjanjikan, maka masyarakat

(45)

d. Pelayanan yang diberikan oleh bank kepada penyimpan dana.

Pelayanan yang baik membuat penyimpan dana merasa dihargai,

diperhatikan, dan dihormati, sehingga merasa senang untuk terus

bertaransaksi keuangan denagan bank tersebut.

2. Fungsi Bank

Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Menurut

Totok Budisantoso, Sigit Triandaru (2006:8) secara lebih spesifik bank

dapat berfungsi sebagai berikut:

a. Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik

dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana.

Masyarakan bersedia menitipkan dananya di bank apabila dilandasi

adanya unsur kepercayaan. Pihak bank sendiri akan menyalurkan

dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur

kepercayaan.

b. Agent of Development

Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat

diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil.

Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan

kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi

(46)

investasi-distribusi-konsumsi tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian

suatu masyarakat.

c. Agent of Services

Disamping kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank

memberikan penawaran jasa lain kepada masyarakat diantaranya

berupa, jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian

jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

3. Peranan Bank

Peran penting bank menurut Totok Budisantoso, Sigit Triandaru

(2006:11) dalam sistem keuangan, yaitu:

a. Pengalihan asset (asset transmutation)

Dalam hal ini bank berperan sebagai pengalih asset yang likuid dari

penabung kepada peminjam.

b. Transaksi (transaction)

Bank memberikan kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk

melakukan transaksi barang dan jasa. Produk yang dikeluarkan oleh

bank (giro, tabungan, deposito, dan saham) merupakan pengganti

uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.

c. Likuiditas (liquidity)

Penabung dapat menempatkan dananya dalam bentuk produk berupa

giro, tabungan, deposito. Produk tersebut mempunyai tingkat

likuiditas yang berbeda-beda.

(47)

d. Efisiensi (efficiency)

Bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan

pelayanan. Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya. Bank

hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling

membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris antara

peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Peran bank

menjadi penting untuk memecahkan masalah insentif ini. Adanya

informasi yang tidak sempurna, menyebabkan ekonomi biaya tinggi.

E. Kinerja

Kinerja menurut Atkinson, dkk (1995: 51), dalam penelitian Nurul

(2007:10) sistem penilaian kinerja sebaiknya mengandung indikator kinerja

yaitu:

1. Memperhatikan setiap aktivitas organisasi dan menekankan pada

perspektif pelanggan.

2. Menilai setiap aktivitas dengan menggunakan alat ukur kinerja yang

mengesahkan pelanggan.

3. Memperhatikan semua aspek aktivitas kinerja secara komprehensif yang

mempengaruhi pelanggan.

4. Menyediakan informasi berupa umpan balik untuk membantu anggota

organisasi mengenai permasalahan dan peluang untuk melakukan

(48)

Koefisien Korelasi

F. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan sebelumnya,

penulis menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Kemampuan Kinerja Perusahaan

Hipotesis:

(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Tempat yang digunakan sebagai tujuan penelitian ini adalah perusahaan

perbankan, yaitu PT. Bank X (Persero). Tbk Jakarta, untuk memperoleh data

yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian ini ditujukan

untuk mengetahui seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan

kemampuan kinerja perusahaan. Objek penelitian dalam skripsi ini adalah

auditor internal PT Bank X (Persero) Tbk Jakarta.

B. Metode Pemilihan Sampel

Populasi menurut Sugiyono (2005:55) adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal PT. Bank

X (Persero) Tbk Jakarta. Metode pemilihan sampel sampling purposive, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, umumnya disesuaikan

dengan tujuan dan masalah penelitian, (Ety, dkk, 2007:66). Sedangkan metode

pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (Ridwan, dkk, 2007:49):

N

n =

(50)

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = presisi atau error yang diterorir (12,5%)

C. Metode Pengumpulan Data

Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi

pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Dalam penulisan

skripsi ini penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan untuk

memperoleh data yang dibutuhkan dengan tujuan agar bisa memberikan

gambaran yang jelas tentang korelasi hasil audit internal dengan kemampuan

kinerja perusahaan, sehingga memiliki dasar yang benar. Metode

pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

1. Data Primer (Primary Data)

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara), berupa

opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi

terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.

Adapun data primer yang penulis pakai yaitu:

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar

pertanyaan langsung kepada responden, yaitu auditor internal PT Bank

(51)

b. Observasi

Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke PT Bank X

(Persero) Tbk untuk mengadakan pengamatan langsung dan

pengambilan data objek penelitian.

2. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain). Adapun data sekunder yang penulis pakai yaitu:

a. Riset kepustakaan

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,

membaca dan memahami buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel,

jurnal, data dari internet.

b. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait,

yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan.

D. Metode Analisis dan Pengolahan Data

1. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

koefisien korelasi, yaitu suatu analisis yang digunakan untuk menentukan

suatu besaran yang menyatakan bagaimana korelasi suatu variabel dengan

(52)

Adapun koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

X'. Y r =

( X1². Y²)

Keterangan:

Y = Kemampuan kinerja perusahaan

X = Hasil audit internal

r = koefisien korelasi, dengan ketentuan -1 < r < 1, yaitu:

r > 0 berarti terdapat hubungan yang positif (+) antara X dan Y

r < 0 berarti tidak terdapat hubungan yang positif ataupun negatif antara X

dan Y.

2. Uji Kualitas Data

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner, instrumen yang valid

dan reliabel merupakan syarat mulak untuk mendapatkan hasil penelitian

yang valid dan reliabel.

a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana data

yang terdapat dalam kuesioner dapat mengukur tingkat kevaliditasan

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur.

Setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional yang

diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r kritis. Untuk

menentukan r hitung didapatkan dari perhitungan dengan rumus teknik

(53)

b. Uji Reliabilitas

Setelah melakukan validitas instrumen penelitian, tahap selanjutnya

adalah mengukur reliabilitas data dan instrumen penelitian. Reliabilitas

menunjukkan konsistensi dari data yang dikumpulkan. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel (handal) jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. (Ghozali, 2005:45).

Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah

dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini

untuk menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal. Teknik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah alpha cronbach karena menggunakan jenis data likert. Rumus cronbach’s alpha (Sugiyono, 2005:283) sebagai berikut:

K σb²

r =

(k-1)

1 - σt²

Keterangan:

r = reliabilitas

k = banyaknya pertanyaan

σt² = varians total

σb² = mean kuadrat kesalahan

Penelitian menggunakan bantuan program SPSS di dalam menghitung

(54)
[image:54.612.96.511.90.592.2]

Tabel 3.1 Kriteria korelasi

0,00 - 0,200 = Korelasi sangat rendah

0,20 - 0,399 = Korelasi rendah

0,40 - 0,599 = Korelasi sedang

0,60 - 0,799 = Korelasi kuat

0,80 - 1,00 = Korelasi sangat kuat

3. Uji Normalitas

Menurut Stanislaus (2006:35), uji normalitas bertujuan untuk

menguji variabel dependen dan variabel independen, apakah variabel

tersebut berdistribusi normal atau tidak. Ada beberapa cara untuk

mengeksplorasi uji normalitas, yaitu uji normalitas Shapiro-Wilk, dan uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov).

Gambar

Gambar 2.1
Tabel 2.1 Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal
Tabel 3.1 Kriteria korelasi
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Validasi dilakukan dengan menggunakan bobot yang dihasilkan dari proses pelatihan pada iterasi tertentu, dimana pada iterasi tersebut akurasi pelatihan

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa stadium Plasmodium yang banyak ditemukan adalah stadium ring hal ini menunjukan bahwa terjadi fase aseksual

Gambar- gambar yang dilukis ataupun tulisan yang dituangkan pada angkutan becak, agaknya bukan hanya sekedar lukisan atau gambar biasa saja, namun dibaliknya terkandung maksud-maksud

doE bia hq!tu@ di lFDs Gngd4

metode untuk menyelesaikan masalah dengan alternatif-alternatif dalam jumlah yang relatif kecil...

Pada wanita, status janda adalah satu tantangan emosional yang paling berat karena di dunia ini tidak akan ada seorang wanita yang merencanakan jalan hidupnya untuk menjadi

Hasil penelitian terdapat 5 jenis tumbuhan kantong semar di kawasan Suaka Margasatwa Rawa Singkil Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam, yaitu Nepenthes ampullaria ,

bekerjasama dalam kelompok yang heterogen. Berbeda dengan pembelajaran konvensional dalam pengelompokan siswa tidak heterogen, dan sering kali dibentuk berdasarkan