KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada PT. Bank X (Persero) Tbk)
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Syifa Fitria NIM: 204082002378
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada PT. Bank X)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Syifa Fitria NIM: 204082002378
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
DR. Yahya Hamja, MM NIP. 130 676 334
Hepi Prayudiawan, SE., Ak, MM
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Hari ini Selasa, Tanggal Empat Bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Syifa Fitria NIM: 204082002378
dengan judul Skripsi ”KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT. BANK X)”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 04 Maret 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA Amilin, SE, Ak., M.Si Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Hari ini Selasa, Tanggal 18 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Syifa Fitria NIM: 204082002378 dengan judul
Skripsi ”KORELASI HASIL AUDIT INTERNAL DENGAN KEMAMPUAN
KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT. BANK X)”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 Maret 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
DR. Yahya Hamja, MM Hepi Prayudiawan SE, Ak., MM
Ketua Sekretaris
Amilin SE, Ak., M.Si
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Syifa Fitria
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 10 Juni 1986
Agama : Islam
Alamat : Cilendek Timur RT/RW 002/010
Kelurahan Cilendek Timur Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor
Telepon/ Hp : (0251) 373176/ 085697283847
E-mail : cfa_medicin3@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL
1. TK Nurul Falah Bogor Lulus tahun 1992
2. SD Negeri DR Semeru 1 Bogor Lulus tahun 1998
3. SMP Negeri 6 Bogor Lulus tahun 2001
4. SMA Negeri 10 Bogor Lulus tahun 2004
5. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi
Lulus tahun 2008
RIWAYAT PENDIDIKAN INFORMAL
Kursus Bahasa Inggris “Success” 2003-2004
Latihan Kepemimpinan di Biro Tata Negara Jabatan Perdana Menteri Malaysia
2007
PENGALAMAN ORGANISASI
1. BEM FEIS Anggota Divisi Penelitian dan
Pengembangan (Litbang)
2004-2005
2. BEM FEIS Anggota Divisi Gender 2005-2006
3. BEM FEIS Ketua BEM Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Program Non Reguler
2006-2007
4. International Young Leadership Camp (IYLC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Correlation Of Internal Audit Result With Company Ability Performance (The Case Of Study to PT. Bank X (Persero) Tbk Jakarta)
By: Syifa Fitria
ABSTRACT
The purpose of this research is to know how big correlation of internal audit result with company ability performance. The variable used in this research are internal audit result (X) as an independent variable and company ability performance (Y) as a dependent variable.
The research has been done by means of filling out questionnaires by internal auditor, and to used to secondary data too. The responders are internal auditor in PT. Bank X (Persero) Tbk, the samples included are 39 responders with a standard of error 12,5%. For analyzing the data researcher usage SPSS version 12.
The result of this research shows that the correlation between internal audit result with company ability performance are significantly positive, internal audit result have significant too on correlation 0,00 with company ability performance, and coefficients correlation 0,642.
Korelasi Hasil Audit Internal dengan Kemampuan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Bank X (Persero) Tbk Jakarta)
Oleh: Syifa Fitria
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan. Variabel yang menjadi fokus penelitian ini adalah hasil audit internal (X) sebagai variabel bebas dan kemampuan kinerja perusahaan (Y) sebagai variabel terikat.
Penelitian dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh internal audit, dan data sekunder yang dapat mendukung penelitian. Responden penelitian adalah para auditor internal PT. Bank X (Persero) Tbk, sampel diambil sebanyak 39 responden berdasarkan tingkat kesalahan 12,5%. Untuk metode analisis dan uji hipotesis menggunakan korelasi, lalu perhitungannya menggunakan program SPSS versi 12.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa korelasi antara hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan adalah positif kuat, hasil audit internal mempunyai hubungan signifikan sebesar 0,00 dengan kemampuan kinerja perusahaan, dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,642.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robill ‘Aalamiin, segala puji dan syukur kepada sumber
dari suara-suara hati yang bersifat mulia, sumber ilmu pengetahuan, sumber
segala kebenaran, sang maha cahaya, penabur cahaya ilham, pilar nalar kebenaran
dan kebaikan yang terindah, sang kekasih tercinta yang tak terbatas pencahayaan
cinta-Nya, Allah SWT. Berkat limpahan taufik dan hidayah-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam teruntuk nabi
akhir zaman baginda Muhammad SAW, yang telah menyampaikan ajaran islam
yang telah terbukti kebenarannya, dan semakin terus terbukti kebenarannya.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat-syarat
meraih gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses pembuatan skripsi ini,
berbagai hambatan dan kesulitan telah penulis hadapi. Namun, berkat petunjuk
dan hidayah Allah SWT, dukungan, bimbingan, serta bantuan berbagai pihak,
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Kedua orang tuaku yang selamanya ku sayang disetiap nafasku. Terimakasih
atas kehadiran kalian, kasih sayang, dan cinta disetiap hari-hariku. Doa yang
kalian panjatkan dan kepercayaan yang kalian berikan disetiap langkahku.
Semangat yang kalian berikan disetiap putus asa ku. Special thanks for my mom, yang sudah jadi mama sekaligus sahabat sejatiku, setia mendengarkan ceritaku, dan selalu memberikan jalan keluar yang bijak. Fa sayang kalian.
2. Terimakasih untuk kedua kakak dan adikku yang telah memberikan warna
begitu indah dalam hidupku, success for you. Study hard De. I miss you 3. Bapak DR. Yahya Hamja MM, selaku pembimbing I yang telah memberikan
perhatian dan waktunya dengan segala profesionalitas dan kesabaran, semoga
segala kebaikan dan ketulusan yang Bapak berikan menjadi amal shaleh.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak, MM, selaku pembimbing II, atas segala
5. Om dan Tante ku yang sudah seperti orang tuaku. Terimakasih atas perhatian
kalian. Serta saudara sepupuku, trimakasih atas kebersamaan kita selama ini.
6. Tempat penelitian, terutama kepada Bapak Edwin pada Learning Center dan
Bapak Saiful Huda selaku Team Leader of Intern Audit atas bantuannya.
7. Bapak H Diani Budiarto atas dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
8. Bapak Herni Ali HT, SE,. MM, Bapak Drs. Slamet Riyadi MM.
9. Para penguji ujian komprehensif: Prof. Dr. Abdul Hamid MS, Drs. Abdul
Hamid Cebba, Ak, MBA, Amilin, SE., Ak, MSi.
10. Para penguji ujian Skripsi: DR. Yahya Hamja, MM, Hepi Prayudiawan SE,
AK., MM, Amilin, SE., Ak, MSi.
11. Semua dosen yang telah memberikan ilmunya, semoga Allah SWT membalas
kebaikan Bapak dan Ibu.
12. Pengurus BEM Periode 2006-2007 atas kerjasama yang telah diberikan.
13. Sahabat-sahabatku tercinta, serta rekan sejawat jurusan Akuntansi yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu. Tetap semangat untuk kalian.
14. Seseorang yang telah membantu dan menemani penulis observasi.
15. Ka Isma, Ka Yuli, Mba Ani, Pak Sukmadi, Mas Alfried, Mas Seandy, Mas
Aziz, Mas Heri, Mas Budi, Mba Novi, Bu Siska, atas pelayanan yang
diberikan. Sukses untuk kalian.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik. Akhir kata
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Jakarta, Maret 2008
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI……… i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF……….. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI………... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……… iv
ABSTRACT……….. v
ABSTRAK……….... vi
KATA PENGANTAR……….. vii
DAFTAR ISI………. ix
DAFTAR GAMBAR……… xi
DAFTAR TABEL ………... xii
DAFTAR LAMPIRAN……… xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian………...
B. Perumusan Masalah………
C. Tujuan dan Manfaat...
1. Tujuan Penelitian………
2. Manfaat Penelitian………..
1 7 7 7 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Akuntansi………..
B. Ruang Lingkup Auditing………
1. Definisi Auditing………
2. Jenis-jenis Audit……….
3. Jenis-jenis Auditor………..
4. Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing………
C. Ruang Lingkup Audit Internal………
1. Definisi Audit Internal………...
2. Fungsi Audit Internal……….
3. Misi dan Peran Auditor Internal………. 4. Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal…..
5. Independensi Auditor……….
6. Teknik-teknik Audit Internal………..
D. Ruang Lingkup Perbankan………..
1. Definisi Bank………..
2. Fungsi Bank………
3. Peranan Bank………..
E. Kinerja……….
F. Kerangka Pemikiran………
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian………...
B. Metode Pemilihan Sampel……….
C. Metode Pengumpulan Data……….
1. Data Primer………
2. Data Sekunder………
D. Metode Analisis dan Pengolahan Data………...
1. Metode Analisis………..
2. Uji Kualitas Data……….………...
3. Uji Normalitas………
4. Uji Hipotesis………...
E. Variabel dan Pengukurannya………..
1. Variabel Independen (X)………
2. Variabel Dependen (Y)………..
33 33 34 34 35 35 35 36 38 38 39 40 40
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian………
1. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank X (Persero) Tbk…. 2. Struktur Organisasi Perusahaan……….
3. Visi dan Misi Perusahaan………...
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian………
1. Hasil Try Out………...
2. Pasca Try Out……….
C. Hasil dan Pembahasan………
1. Deskripsi Data………
2. Analisis dan Pembahasan………...
3. Hasil Uji Normalitas Data………..
4. Hasil Korelasi Pearson………...
5. Hasil Uji Hipotesis Korelasi Pearson………. 43 43 43 45 45 45 49 51 51 53 80 81 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………...
B. Implikasi……….
C. Saran………...
83 84 84
DAFTAR PUSTAKA………... 86
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing………... 17
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran………... 32
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal………... 20
Tabel 3.1 Kriteria Korelasi ………. 38
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian……….. 41 Tabel 4.1 Uji Validitas Instrumen Hasil Audit Internal ………. 46 Tabel 4.2 Uji Validitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan……. 47 Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Audit Internal……….. 48 Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan….. 48 Tabel 4.5 Uji Validitas Instrumen Hasil Audit Internal ………. 49 Tabel 4.6 Uji Validitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan……. 50 Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Audit Internal……….. 51 Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan….. 51 Tabel 4.9 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 51 Tabel 4.10 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal
Terakhir………... 52
Tabel 4.11 Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja……….. 52 Tabel 4.12 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia………. 53 Tabel 4.13 Auditor Internal Memberikan Informasi yang Diperlukan
Manajer dalam Menjalankan Tanggung Jawab Secara Efektif... 54 Tabel 4.14 Auditor Internal Menelaah Operasional Perusahaan Dengan
Mengukur dan Mengevaluasi Kecukupan Kontrol Secara
Efisien……….. 55
Tabel 4.15 Auditor Internal Menelaah Operasional Perusahaan Dengan Mengukur dan Mengevaluasi Kecukupan Kontrol Secara
Efektivitas Kinerja Perusahaan………... 56
Tabel 4.16 Auditor Internal Berkaitan dengan Pengelolaan Perusahaan….. 56 Tabel 4.17 Auditor Internal Berkaitan dengan Risiko Terkait Perusahaan... 57 Tabel 4.18 Informasi Keuangan Auditor Internal Akurat………. 57 Tabel 4.19 Informasi Keuangan Auditor Internal dapat Diandalkan……… 58 Tabel 4.20 Auditor Internal Mengidentifikasi Risiko yang Terjadi……….. 59 Tabel 4.21 Auditor Internal Meminimalisasi Risiko yang Terjadi………... 60 Tabel 4.22 Kriteria Operasi yang Memuaskan Telah Dipenuhi Sesuai
Dengan Cara Akuntan………. 60
Tabel 4.23 Auditor Internal Menggunakan Sumber Daya yang Ada Secara
Efisien……….. 61
Tabel 4.24 Auditor Internal Menggunakan Sumber Daya yang Ada Secara
Ekonomis………. 62
Tabel 4.25 Auditor Internal Mencapai Tujuan Perusahaan Secara Efektif... 62 Tabel 4.26 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal
Penentuan Risiko dalam Melaksanakan Pekerjaannya………... 63 Tabel 4.27 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Survei
Audit dalam Melaksanakan Pekerjaannya………... 64 Tabel 4.29 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal
Pekerjaan Lapangan dalam Melaksanakan Pekerjaannya…….. 65 Tabel 4.30 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Temuan
Audit dalam Melaksanakan Pekerjaannya………... 65 Tabel 4.31 Auditor Internal Melaksanakan Teknik Audit Internal Kertas
Kerja dalam Melaksanakan Pekerjaannya……….. 66 Tabel 4.32 Dalam Penyelesaian Tugas Auditor Internal Mengetahui
Kejelasan Visi, Misi, Tujuan Tugas yang Dikerjakannya……... 67 Tabel 4.33 Dalam Penyelesaian Tugas Auditor Internal Membantu
Ketepatan dalam Bertindak Sesuai Prosedur……….. 67 Tabel 4.34 Dalam Penyelesaian Tugas Auditor Internal Mengetahui
Gambaran Tugas yang Akan Dilakukan………. 68
Tabel 4.35 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang
Pengendalian Akuntansi Internal……… 68
Tabel 4.36 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang
Pencegahan Dan Pendeteksian Kecurangan……… 69
Tabel 4.37 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang
Pemeriksaan Keuangan………... 70
Tabel 4.38 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang
Pemeriksaan Ketaatan………. 70
Tabel 4.39 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang
Pemeriksaan Operasional……… 71
Tabel 4.40 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang
Pemeriksaan Manajemen………. 72
Tabel 4.41 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang
Pemeriksaan Kontrak……….. 72
Tabel 4.42 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang
Pemeriksaan Sistem Informasi……… 73
Tabel 4.43 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas dalam Bidang
Pengembangan Kualitas Internal………. 73
Tabel 4.44 Auditor Internal Mengevaluasi Aktivitas Bidang Hubungan
dengan Entitas Luar Perusahaan………. 73
Tabel 4.45 Karyawan Cepat Merespon dalam Menanggapi Permintaan
Nasabah………... 74
Tabel 4.46 Karyawan Cepat dalam Menjawab dan Membantu Nasabah
Terhadap Kebutuhan………... 75
Tabel 4.47 Bersikap Komunikatif Terhadap Kebutuhan Nasabah………… 75 Tabel 4.48 Sikap dan Tanggapan Karyawan Saat Nasabah (Masyarakat)
Berkunjung Ke Perusahaan Baik………. 76
Tabel 4.49 Karyawan Cepat dalam Melayani Klaim Nasabah………. 76 Tabel 4.50 Auditor Internal Meminimalkan Risiko yang Terjadi Pada
Perusahaan………... 76
Tabel 4.51 Auditor Internal Memberikan Solusi Kepada Manajeman
Untuk Masalah yang Dihadapi Perusahaan………. 77 Tabel 4.53 Karyawan Sigap dalam Melayani dan Menangani Nasabah…... 78 Tabel 4.54 Karyawan yang Dipekerjakan Sesuai dengan Bidang yang
Ditekuninya………... 78
Tabel 4.55 Karyawan yang Dipekerjakan Sesuai dengan Gelar yang
Dimilikinya………... 79
Tabel 4.56 Karyawan Bertindak Profesional dengan Peraturan Perusahaan 80
Tabel 4.57 Hasil Uji Normalitas Data………... 80
Tabel 4.58 Correlations... 81
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian
2. Jawaban Try Out Responden atas Instrumen Variabel X (Hasil Audit Internal)
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Instrumen Hasil Audit Internal (Variabel X)
4. Jawaban Try Out Responden atas Instrumen Variabel Y (Kemampuan Kinerja Perusahaan)
5. Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan (Variabel Y)
6. Jawaban Responden Atas Instrumen Variabel X (Hasil Audit Internal) Pasca Try Out
7. Uji Validitas dan Reliabilitas Pasca Try Out Instrumen Hasil Audit Internal (Variabel X)
8. Jawaban Responden atas Instrumen Variabel Y (Kemampuan Kinerja Perusahaan) Pasca Try Out
9. Uji Validitas dan Reliabilitas Pasca Try Out Instrumen Kemampuan Kinerja Perusahaan (Variabel Y)
10. Hasil Uji Normalitas Data dan Korelasi Pearson 11. Surat Keterangan Riset
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Keberadaan atau alasan diadakan audit dalam organisasi adalah bahwa
audit ditujukan untuk memperbaiki kinerja. Suatu fungsi dapat berbentuk
sebuah perusahaan, divisi, departemen, seksi, unit bisnis, fungsi bisnis, proses
bisnis, layanan informasi, sistem atau proyek. Jika tindakan audit berhasil
dalam meningkatkan kinerja unit, maka berarti menunjang ke arah perbaikan
kinerja organisasi secara keseluruhan. Kegiatan audit internal menguji dan
menilai efektivitas dan kecukupan sistem pengendalian internal yang ada
dalam organisasi. Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi dan atau
pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai
kinerja organisasi.
Hasil audit internal dapat memberikan berbagai jenis layanan kepada
organisasi yaitu membantu mengevaluasi aktivitas dalam bidang sebagai
berikut:
1. Pengendalian akuntansi internal;
2. Pencegahan dan pendeteksian kecurangan;
3. Pemeriksaan keuangan;
4. Pemeriksaan ketaatan;
5. Pemeriksaan operasional;
7. Pemeriksaan kontrak;
8. Pemeriksaan sistem informasi;
9. Pengembangan kualitas internal; dan
10. Hubungan dengan entitas di luar perusahaan.
(http//:www.internalauditing.or.id).
Auditor Internal baru muncul dua dasawarsa terakhir dan Sertifikasi
Auditor Internal baru dimulai tanggal 21 Agustus 1996. Namun demikian
enam tahun berikutnya yaitu mulai bulan Oktober 2002 Sertifikasi Qualified
Internal Auditor ( QIA ) diakui. Masyarakat luas kemungkinan besar kurang
memahami dengan baik peran auditor internal dalam organisasi. Peran auditor
internal dalam organisasi dapat dikemukakan, antara lain :
1. Auditor internal melakukan pengujian dan evaluasi terhadap aktivitas
organisasi dan memberikan layanan atau saran kepada manajemen.
2. Kegiatan penilaian auditor internal telah berkembang dan meliputi: penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur
dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja
perusahaan, manajemen risiko, penilaian atas kontrol dan tata kelola
(governance) perusahaan publik maupun privat.
3. Ruang lingkup tugas auditor internal menguji dan mengevaluasi
kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal
4. Kriteria keberhasilan dari sistem pengendalian internal adalah :
a. efektivitas dan efisiensi kegiatan organisasi;
c. patuh terhadap hukum dan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. (http//:www.internalauditing.or.id ).
Perkembangan profesi internal auditing dalam era globalisasi saat ini
sangat pesat, bahkan internal auditor telah diakui keberadaannya sebagai
bagian dari organisasi perusahaan yang dapat membantu manajemen dalam
meningkatkan kinerja perusahaan, terutama dari aspek pengendalian. Dimana
dalam perkembangannya, telah terjadi perubahan pandangan terhadap profesi
internal auditor dari yang masih berorientasi pada mencari kesalahan menuju
yang lebih mengedepankan peran sebagai konsultan dan katalis. (Majalah
Auditor: 2002).
Komite audit yang diwajibkan dikalangan perbankan dinamakan Dewan
Audit atau Badan Audit. Dewan Audit diatur berdasarkan Surat Keputusan
Bank Indonesia No. 27/163/KEP/DIR/1995 tanggal 31 Maret 1995 dan Surat
Edaran Bank Indonesia No. 27/8/UPPB/1995 tanggal 31 Maret 1995. Menurut
ketentuan tersebut Dewan Audit dalam perbankan memiliki tanggung jawab
sebagai berikut :
1. Menyetujui Internal Audit Charter, menanggapi rencana audit intern dan masalah-masalah yang ditemukan oleh Auditor Intern serta menentukan
pemeriksaan khusus oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) apabila
terdapat dugaan terjadinya kecurangan, penyimpangan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan
2. Memastikan bahwa laporan yang disampaikan kepada Bank Indonesia
serta Instansi lain yang berkepentingan telah dilakukan dengan benar dan
tepat waktu. Selain itu, Bank juga mematuhi ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Memastikan bahwa manajemen menjamin baik auditor eksternal maupun
internal dapat bekerja sama dengan standar auditing yang berlaku.
4. Memastikan bahwa manajemen telah menjalankan usahanya sesuai prinsip
pengelolaan bank secara sehat.
5. Menilai efektivitas pelaksanaan fungsi SKAI.
(http://www.muharreffendi.wordpres.com).
Dewan Audit di perbankan dapat dipandang sebagai wujud mekanisme
pengendalian yang diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi pengawasan.
Dalam prakteknya Dewan Audit di Perbankan, menurut para pengamat
ekonomi atau perbankan sebagian besar ternyata tidak berjalan dengan efektif.
Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya Bank yang dilikuidasi, sehingga
terpaksa harus dibekukan usahanya (ditutup). Pada awal terjadinya krisis
moneter beberapa waktu yang lalu (1997–1999), banyak sekali bank yang
masuk kategori Bank Beku Operasi (BBO), Bank Beku Kegiatan Usaha
(BBKU) serta Bank dalam Likuidasi. Hal tersebut membuktikan bahwa aspek
pengendalian di perbankan kita sangat lemah, meskipun telah ada Dewan
Audit. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.
27/163/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 tersebut akhirnya dicabut dan
I/6/PBI/1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director).
(http://www.muharrefeffendi.wordpress.com)
Robohnya sektor perbankan sebenarnya dapat diduga akan terjadi jika
melihat begitu banyak penyimpangan yang dilakukan oleh sektor perbankan
didiamkan begitu saja oleh Bank Indonesia sebagai pengawas perbankan.
Berbagai penyimpangan, seperti tidak terpenuhinya indikator kesehatan,
banyaknya kredit fiktif, kolusi dalam pemberian kredit, laporan keuangan
yang direkayasa, dan berujung pada mengucurnya Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia (BLBI) ratusan triliun untuk tujuan yang tidak jelas, hampir
semuanya berasal dari kesengajaan pengelola bank dan kelemahan sistem
pengawasan Bank Indonesia. Akibat berbagai moral hazard ini, sektor perbankan menjadi beban yang sangat berat bagi perekonomian nasional,
dalam bentuk timbulnya biaya semacam berupa BLBI dan biaya penyehatan
perbankan yang sangat tinggi. Sektor perbankan adalah pengerah dana
masyarakat. Tidak hanya melalui tabungan, jika bank telah masuk bursa, bank
bahkan menarik dana masyarakat dalam bentuk penanaman modal.
Masyarakat akan menaruh dananya dalam berbagai bentuk jika bank
menunjukkan kondisi keuangan yang sehat. Jika manajemen bank berhasil
mengelabui masyarakat dengan menyajikan laporan keuangan yang
seolah-olah mengambarkan keberhasilan perusahaan secara keuangan, maka dana
masyarakat akan mengalir ke bank tersebut. Tetapi karena secara fundamental
tidak sehat, maka bank tersebut justru menjadi beban bagi perekonomian.
jawabnya juga berada pada pundak pengelola bank. Informasi keuangan
tersebut dapat mengandung kekeliruan, yaitu salah saji dalam laporan
keuangan yang tidak disengaja. Tetapi yang sering terjadi justru terdapat
ketidakberesan (irregularities), yaitu salah saji dalam laporan keuangan yang disengaja, atau berbagai pelanggaran dan penyimpangan yang dicoba ditutupi
dengan rekayasa akuntansi. Karena manajemen dalam menyajikan laporan
keuangan mempunyai tujuan tertentu, maka diperlukan jasa profesional untuk
menilai kewajaran informasi keuangan yang disajikan manajemen. Jasa
profesional inilah yang dilakukan oleh auditor independen.
(http://www.ikastara.org).
Penelitian sebelumnya oleh Ayu (2007), dalam mengevaluasi hasil audit
manajemen atas fungsi pemasaran, yang tujuannya untuk mengetahui apakah
penerapan audit manajemen atas fungsi pemasaran telah dilaksanakan dengan
baik, analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, dengan
menindaklanjuti hasil audit manajemen atas fungsi pemasaran melalui
kuesioner, disimpulkan bahwa hasil audit manajemen atas fungsi pemasaran
belum dilaksanakan dengan baik. Pada penelitian Hiro (2000), mengenai
pengaruh peran auditor intern serta faktor pendukungnya terhadap
peningkatan pengendalian intern dan kinerja perusahaan disimpulkan bahwa
manajemen sangat besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan pengendalian
intern. Namun seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan
kinerja perusahaan khusus pada PT Bank X (Persero) Tbk belum diketahui
berjudul, “Korelasi Hasil Audit Internal dengan Kemampuan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Bank X (Persero). Tbk. Jakarta)”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
perumusan masalah yang dapat penulis rumuskan yaitu untuk membuktikan
seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja
perusahaan (Studi kasus pada PT. Bank X (Persero). Tbk. Jakarta)?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar korelasi hasil audit internal dengan kemampuan kinerja perusahaan.
2. Manfaat penelitian
Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat
diantaranya adalah:
a. Bagi Penulis
1) Untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada
program studi akuntansi.
2) Sebagai langkah penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh
dibangku kuliah yang berupa teori-teori dengan kenyataan yang
terjadi dilapangan, sehingga teori yang diperoleh dapat digunakan
3) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis
berkaitan dengan korelasi hasil audit internal dengan kemampuan
kinerja perusahaan perbankan.
b. Bagi Pihak Perusahaan
1) Sebagai bahan evaluasi seberapa besar korelasi hasil audit internal
dengan kemampuan kinerja perusahaan.
2) Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
c. Bagi Pembaca
1) Memberikan gambaran mengenai korelasi hasil audit internal
dengan kemampuan kinerja perusahaan.
2) Memberikan gambaran mengenai ruang lingkup auditor internal.
d. Bagi Lembaga Pendidikan
Dalam hal ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, penulis dapat
memberikan sumbangan pikiran tentang korelasi hasil audit internal
dengan kemampuan kinerja perusahaan pada PT. Bank X (Persero)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Akuntansi
1. Rollin C. Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess dalam bukunya yang berjudul “Accounting” dan diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait, Helda Gunawan, mendefinisikan akuntansi sebagai
berikut:
“Secara umum akuntansi didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”. (Rollin C. Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess, 1999:6).
Pihak pihak yang berkepentingan (stakeholders) menggunakan laporan akuntansi sebagai sumber informasi utama untuk pengambilan
keputusan mereka.
2. Charles T. Horngren, Walter T. Harrison, Jr., Michael A. Robinson, 1997:3), mendefinisikan akuntansi dan laporan keuangan sebagai
berikut:
“Laporan keuangan adalah dokumen-dokumen yang melaporkan kegiatan bisnis pribadi atau organisasi ke dalam satuan moneter”. (Charles T. Horngren, Walter T. Harrison, Jr., Michael A. Robinson, 1997:3).
B. Ruang Lingkup Auditing 1. Definisi Auditing
“Report of the committee on basic auditing concepts of the American Accounting Association” (Accounting Review, Vol 47)
memberikan definisi auditing sebagai:
“Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”
Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Suatu proses sistematis berupa serangkaian langkah atau prosedur
yang logis, terstruktur, dan terorganisir. Auditing Standards Board
(ASB=Dewan Standar Auditing) menerbitkan Generally Accepted Auditing Standards (GAAS=Standar Auditing yang Berlaku Umum) sebagai pedoman profesionalberkaiatan dengan proses audit.
b. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif berarti memeriksa dasar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan
tersebut tanpa memihak dan berprasangka, baik untuk atau terhadap
c. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang dibuat oleh perorangan atau entitas. Asersi ini
merupakan subjek pokok auditing.
d. Derajat kesesuaian menunjuk pada kedekatan dimana asersi dapat
diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Ekspresi kesesuaian ini dapat berbentuk kuantitas,
seperti jumlah kekurangan dana kas kecil, atau dapat juga berbentuk
kualitatif, seperti kewajaran (keabsahan) laporan keuangan.
e. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan.
Kriteria dapat berupa peraturan-peraturan spesifik yang dibuat oleh
badan legislatif, anggaran atau ukuran kinerja lainnya yang
ditetapkan oleh manajemen, Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP=Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum) yang ditetapkan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB=Badan Standar Akuntansi Keuangan) serta badan-badan pengatur lainnya.
f. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang
menunjukkan derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah
ditetapkan. Kepercayaan pemakai informasi keuangan atas asersi
yang dibuat oleh pihak yang di audit.
lingkungan bisnis, mereka adalah para pemegang saham,
manajemen, kreditor, kantor pemerintah, dan masyarakat luas.
Tujuan menyeluruh dari audit laporan keuangan adalah untuk
menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyatakan
secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP.
Untuk mencapai tujuan tersebut, hal yang lazim dilakukan dalam audit
adalah mengidentifikasi sejumlah tujuan audit yang spesifik bagi setiap
akun yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan terdiri dari asersi manajemen yang merupakan
hal penting sebagai pedoman auditor dalam pengumpulan bukti.
Auditing Standards Board (ASB) telah mengakui lima kategori asersi laporan keuangan sebagai berikut
a. Keberadaan atau Keterjadian (Existence or Occurrence)
Berkaiatan dengan apakah aktiva atau kewajiban entitas benar-benar
ada pada tanggal tertentu, dan transaksi yang dicatat benar-benar
telah terjadi selama periode tertentu.
b. Kelengkapan (Completeness)
Berkaiatan dengan apakah semua transaksi dan akun yang harus
disajukan dalam laporan keuangan benar-benar telah dicantumkan.
c. Hak dan Kewajiban (Rights and Obligations)
Berkaitan dengan apakah aktiva telah menjadi hak entitas dan
hutang memang telah menjadi kewajiban entitas pada suatu tanggal
d. Penilaian atau Alokasi (Valuation or Allocation)
Berkaitan dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan,
dan beban telah dicantumkan dalam laporan keuangan dengan
jumlah yang semestinya.
e. Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure).
Berkaitan dengan apakah komponen tertentu laporan keuangan telah
digolongkan, diuraikan, dan diungkapkan sebagaimana mestinya.
2. Jenis-jenis Audit
Terdapat tiga jenis audit yang umum dilakukan (Amir Abadi
Jusuf, 2003:4), yaitu:
a. Audit Laporan Keuangan
Bertujuan menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan
yang merupakan informasi terukur yang akan diverifikasi telah
disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Umumnya, kriteria
yang dimaksud adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dimuat dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Hasil audit laporan keuangan didistribusikan kepada para pengguna
seperti, para pemegang saham, kreditur, kantor pemerintah dan
masyarakat umum melalui laporan auditor atas laporan keuangan.
Selain itu, auditor independen juga menyiapkan laporan kepada
dewan direksi tentang pengendalian intern perusahaan serta
kepada dewan direksi tentang pengendalian intern perusahaan serta
temuan-temuan audit lainnya.
b. Audit Operasional
Merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan
metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan
efektifitasnya. Umumnya auditor akan memberikan saran atau
rekomendasi kepada pihak manajemen untuk memperbaiki jalannya
operasi perusahaan dan untuk peningkatan kinerja perusahaan.
Karena lingkup evaluasi efektivitas operasi begitu luas, maka tidak
mungkin untuk menentukan ciri pelaksanaan audit operasional
dengan pasti. Di dalam suatu organisasi, bisa jadi auditor
mengevaluasi apakah manajemen telah menggunakan informasi
yang tepat dan mencukupi dalam pengambilan keputusan pembelian
aktiva yang baru, sedang dalam organisasi yang berbeda barangkali
ia akan mengevaluasi efisiensi administrasi penjualan. Dalam audit
operasional, tinjauan yang dilakukan tidak terbatas pada
masalah-masalah akuntansi, tetapi juga meliputi evaluasi terhadap struktur
organisasi, pemanfaatan komputer, dan bidang-bidang lain sesuai
dengan keahlian auditor.
c. Audit Ketaatan
Bertujuan mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti
prosedur atau aturan yang telah ditetapkan pihak yang memiliki
kepada pihak luar, tetapi kepada pihak tertentu dalam organisasi.
Pimpinan organisasi adalah pihak yang paling berkepentingan atas
dipatuhinya prosedur dan aturan yang telah ditetapkan.
3. Jenis-jenis Auditor
Dalam pelaksanaan suatu audit, pada umumnya jenis auditor
diklasifikasikan menjadi tiga jenis (William C. Boynton, Raymond N.
Johnson, Walter G. Kell, 2001:8), yaitu;
a. Auditor Independen (Independent Auditor)
Terdapat dalam Kantor Akuntan Pubik (KAP), yang umumnya
mengambil peran sebagai seorang auditor eksternal atas
perusahaannya yang menyediakan laporan guna kebutuhan tertentu
dari klien untuk menjalankan bisnisnya. Klien para auditor
independen dapat berasal dari perusahaan bisnis yang berorientasi
laba, organisasi nirlaba, kantor pemerintah, atau perorangan.
b. Auditor Internal (Internal Auditors)
Merupakan pegawai dari organisasi yang diaudit. Tugas auditor
internal beragam, sesuai dengan kebutuhan dan permintaan
manajemen perusahaan. Auditor internal wajib memberikan
informasi yang berguna bagi manajemen untuk pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan operasional perusahaan.
c. Auditor Pemerintah (Government Auditors)
Di Indonesia terdapat beberapa lembaga ataupun badan yang
kekayaan atau keuangan Negara, diantaranya Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektorat Jendral (Itjen)
pada departemen pemerintah. Sebagian tugas BPKP tidak jauh
berbeda dengan KAP, sebagian besar informasi keuangan yang
dibuat oleh berbagai badan pemerintah telah di audit oleh BPKP,
disamping audit atas laporan keuangan, pada masa sekarang sering
kali dilakukan evaluasi atas efisiensi dan efektifitas operasi berbagai
program pemerintah dan BUMN.
4. Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing
Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan
transaksi yang dapat mempengaruhi entitas. Setelah diidentifikasi, maka
bukti transaksi diukur, dicatat, dikelompokkan, serta dibuat ikhtisar
dalam catatan-catatan akuntansi. Hasil proses ini adalah penyusunan dan
distribusi laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting principles/GAAP). Tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang relavan dan andal sehingga dapat berguna bagi pengambilan keputusan.
Tanggung jawab laporan keuangan terletak pada manajemen entitas.
Audit laporan keuangan terdiri dari memahami bisnis klien serta
mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan
keuangan manajeman, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah
pada kenyataannya laporan keuangan telah menyajikan posisi keuangan
Tujuan utama audit laporan keuangan untuk menambah keandalan
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen.
Hubungan antara akuntansi dan auditing dalam proses pelaporan
keuangan dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:
Pelaporan Keuangan Akuntansi
Berpedoman pada GAAP Tanggung jawab manajemen
Auditing
Berpedoman pada GAAS Tanggung jawab auditor
Menganalisis bukti dan transaksi Memahami bisnis dan industri klien
Mengukur dan mencatat data transaksi
Memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berkaiatan dengan
keuangan
Mengelompokkan dan mengikhtisarkan data yang
dicatat
Membuktikan laporan disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP
Mengevaluasi kewajaran Menyatakan pendapat dalam
laporan audit
Menyusun laporan keuangan sesuai GAAP
Mengirimkan laporan audit kepada klien
Mengirimkan laporan keuangan dan laopran auditor kepada para pemegang saham setiap tahun
Mengirimkan rekomendasi yang memiliki nilai tambah kepada manajemen dan dewan direksi
[image:33.612.104.514.155.591.2]Sumber: William C. Boynton, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell, 2001:51.
Gambar 2.1
C. Ruang Lingkup Audit internal 1. Definisi Audit Internal
American Accounting Association mendefinisikan internal audit sebagai,
“Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke pengguna yang berkepentingan”. (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:8)
Definisi tersebut ditujukan untuk menggambarkan proses yang
dilakukan di semua jenis audit, tetapi istilah “tindakan dan kejadian
ekonomi” mengarah pada aspek keuangan atau akuntansi.
Definisi audit internal berikut ini diciptakan untuk
menggambarkan lingkup audit internal modern yang luas dan tak
terbatas eksternal (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer,
James H. Scheiner, 2005:10):
Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif.
Pengertian audit internal diatas tidak hanya mencakup peranan
dan tanggung jawab. Dalam perkembangan terakhir seseorang yang
melakukan peran sebagaimana seorang auditor internal, tidak selalu
menggunakan sebutan internal auditor saja, namun telah meluas menjadi
control ataupun system analysis.
2. Fungsi Audit Internal
Pada awalnya, audit internal berfungsi sebagai “adik” dari
profesi auditor eksternal, dengan pusat perhatian pada penilaian atas
keakuratan angka-angka keuangan. Namun saat ini audit internal telah
memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat
perhatian yang lebih luas.
Karena pergeseran pandangan mengenai fungsi audit internal,
maka audit internal yang memiliki aspek kerja yang lebih luas ini sering
disebut sebagai audit internal modern. Audit internal modern
menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas
kontrol, kinerja, risiko, dan tata kelola (governance) perusahaan publik maupun privat. Aspek keuangan hanyalah salah satu aspek saja dalam
lingkup pekerjaan audit internal.
3. Misi dan Peran Auditor Internal
Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer
dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit
internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah
kontrol serta efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan. Auditor
internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang
berkaiatan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait
dalam menjalankan usaha (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A.
Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:7).
4. Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal
Perbedaan utama antara auditor internal dengan auditor eksternal
(Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner,
[image:36.612.99.519.125.704.2]2005:8),
Tabel 2.1
Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal
Auditor Internal Auditor Eksternal
a. Merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen. b. Melayani kebutuhan
organisasi, meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan.
c. Fokus pada kejadian-kejadian di masa depan dengan
mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi. d. Langsung berkaitan dengan
pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau
perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah.
e. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan
a. Merupakan orang yang
independen di luar perusahaan
b. Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalakan.
c. Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman dari kejadian-kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan.
d. Sekali-kali memperhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan secara material. e. Independen terhadap
dan keinginan dari semua tingkatan manajemen. f. Menelaah aktifitas secara
terus-menerus.
secara mental.
f. Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik, biasanya setahun sekali.
5. Independensi Auditor
Auditor internal yang professional harus memiliki independensi
untuk memenuhi kewajiban profesionalnya, memberikan opini yang
objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi, serta melaporkan masalah apa
adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga.
Auditor internal harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan
auditnya. Hanya dengan begitu auditor internal bisa disebut
melaksanakan audit dengan professional (Lawrence B. Sawyer,
Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005: 35).
6. Teknik-teknik Audit Internal
Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner
dalam bukunya yang berjudul “Sawyer’s Internal Auditing: audit internal sawyer”, menjelaskan tentang teknik-teknik audit internal
sebagai berikut:
a. Penentuan Risiko
Penentuan risiko (risk assessment) adalah identifikasi dan analisis risiko-risiko yang relevan untuk mencapai tujuan (entitas), yang
Auditor internal harus memasukkan hasil penentuan risiko kedalam
program audit, untuk mengurangi risiko. Risiko audit terdiri atas;
1) Risiko bawaan (inherent risk), yaitu kerentanan suatu asersi atas terjadinya salah saji yang material, dengan mengasumsikan
bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol
internal terkait yang ditetapkan. Bank menghadapi risiko bawaan
karena bergerak dalam pengelolaan uang dan kredit.
2) Risiko kontrol (control risk), yaitu risiko bahwa salah saji
material yang bisa terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah
atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan, atau
prosedur kontrol internal suatu entitas.
3) Risiko deteksi (detection risk), yaitu risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu
asersi.
b. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit
yang tepat, dan program audit yang tepat akan menunjang
keberhasilan audit. Dalam survei pendahuluan, auditor internal
mengidentifikasi tujuan operasi, risiko, kondisi-kondisi operasi, dan
kontrol yang diterapkan. Auditor internal sebaiknya melakukan
survei dalam tujuh langkah dasar, yaitu:
1) Melakukan studi awal, mencakup penelaahan atas kertas kerja
dokumen lain yang membantu untuk lebih memahami subjek
audit.
2) Pendokumentasian, mengarah pada pertemuan awal anatara
auditor dengan manajer klien.
3) Bertemu klien, menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang
akan dilakukan kepada manajer klien.
4) Mengumpulkan bahan bukti.
5) Mengamati, pengamatan dilakukan terus selama survei
pendahuluan.
6) Membuat bagian alir, memberikan gamabaran sistem dan
merupakan sarana untuk menganalisis operasi yang
kompleks-analisis yang tidak selalu bisa dicapai dengan narasi yang rinci.
7) Melaporkan atas tahap-tahap yang telah dilakukan dalam survei
pendahuluan.
c. Program Audit
Langkah-langkah audit dirancang untuk, mengumpulkan bahan
bukti audit, dan untuk memungkinkan auditor internal
mengemukakan pendapat mengenai efisiensi, ekonomis, dan
efektivitas aktivitas yang akan diperiksa. Program audit merupakan
alat yang menghubungkan survei pendahuluan dengan pekerjaan
d. Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan dengan mengumpulkan bahan bukti secara
objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya dan melihat
apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, serta menyediakan
informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen.
Tujuan Pekerjaan lapangan untuk membantu pemberian keyakinan
dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program
audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. Tujuan audit dicapai
dengan menerapkan prosedur-prosedur audit untuk menentukan
apakah prosedur-prosedur operasi berfungsi sebagaimana mestinya
dan mencapai tujuan-tujuan operasi. Tujuan operasi ditetapkan oleh
manajemen. Tujuan operasi adalah hasil-hasil yang ingin dicapai
manajer operasi. Tujuan audit ditetapkan oleh auditor.
e. Temuan Audit
Selama pelaksanaan pekerjaan, auditor internal mengidentifikasi
kondisi-kondisi yang membutuhkan tindakan perbaikan.
Penyimpangan-penyimpangan dari norma atau kriteria yang dapat
diterima disebut temuan audit (audit findings). Beberapa kelemahan (temuan) bersifat kecil dan tidak membutuhkan perhatian
1) Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.
2) Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti
yang memadai, kompeten, dan relevan.
3) Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka.
4) Relevan dengan masalah-masalah yang ada.
5) Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan
untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung
kelemahan.
Dalam temuan audit ini auditor memberikan rekomendasi kepada
manajemen. rekomendasi menggambarkan tindakan yang mungkin
dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi
yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol.
Mengidentifikasi kondisi yang tidak memuaskan adalah tanggung
jawab audit. Sedangkan memperbaikinya adalah tanggung jawab
manajemn. Lebih disukai auditor internal mengusulkan metode
tindakan perbaikan untuk pertimbangan manajemen.
Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit
adalah membahasnya dengan manajemen operasional sebelum
laporan audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai
kesepakatan mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan
f. Kertas Kerja
Kertas kerja (working paper) berisi catatan informasi yang diperoleh dan analisis yang dilakukan selam proses audit. Kertas
kerja disiapkan sejak auditor memulai pekerjaannya hingga auditor
menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit. Kertas
kerja berisi dokumentasi atas langkah-langkah berikut ini dalam
proses audit:
1) Rencana audit, termasuk program audit.
2) Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem
kontrol internal.
3) Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang
diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai.
4) Penelaahan kertas kerja oleh penyelia.
5) Laporan audit.
6) Tindak lanjut dari tindakan perbaikan.
Auditor internal menyiapkan kertas kerja untuk beberapa tujuan
yang yang berbeda, yaitu:
1) Untuk mendukung laporan audit.
2) Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya
jawab, penelaahan instruksi dan arahan, analisis sistem dan
proses, pengamatan kondisi, dan pemeriksaan transaksi.
3) Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan
menentukan terjadi dan luasnya kondisi-kondisi yang
mengandung kelemahan.
4) Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan operasi.
5) Untuk menjadi dasar penyelia dalam menelaah kemajuan dan
penyelesaian audit.
6) Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah
yang melibatkan kecurangan, tuntutan hukum, dan klaim
asuransi.
7) Untuk menjadi sarana bagi auditor eksternal dalam
mengevaluasi pekerjaan audit internal dan kemudian
menggunakannya dalam penilaian audit eksternal atas sistem
kontrol internal organisasi.
8) Menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelaahan
selanjutnya.
9) Untuk membantu memfasilitasi penelaahan. Baik auditor
eksternal atau konsultan perlu mengevaluasi aktivitas audit
internal.
10) Menjadi bagian dokumentasi.
D. Perbankan 1. Definisi Bank
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 mendefinisikan
“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. (Totok Budisantoso, Sigit Triandaru, 2006:84).
Kegiatan usaha yang utama dari suatu bank adalah
penghimpunan dan penyaluran dana. Penyaluran dana dengan tujuan
untuk memeperoleh penerimaan akan dapat dilakukan jika dana telah
dihimpun. Penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan
cara-cara tertentu sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan
rencana penggunaan dana tersebut. Keberhasilan bank dalam memenuhi
maksud itu dipengaruhi antara lain oleh hal-hal berikut ini:
a. Kepercayaan masyarakat pada bank yang bersangkutan. Semakin
tinggi tingkat kepercayaan masyarakat pada sebuah, maka semakin
tinggi pula kemungkinan bank tersebut untuk menghimpun dana dari
masyarakat dengan efisien.
b. Perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh dari penyimpanan
dana lebih tinggi dibanding pendapatan dari alternatif investasi lain
dengan tingkat risiko yang seimbang. Semakin tinggi tingkat
pendapatan yang diperkirakan oleh calon penyimpan dana, semakin
mudah sebuah bank menarik dana dari calon penyimpan dananya.
c. Risiko penyimpanan dana. Apabila sebuah bank dapat memberikan
tingkat kepastian yang tinggi atas dana masyarakat untuk dapat
ditarik lagi sesuai waktu yang telah diperjanjikan, maka masyarakat
d. Pelayanan yang diberikan oleh bank kepada penyimpan dana.
Pelayanan yang baik membuat penyimpan dana merasa dihargai,
diperhatikan, dan dihormati, sehingga merasa senang untuk terus
bertaransaksi keuangan denagan bank tersebut.
2. Fungsi Bank
Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Menurut
Totok Budisantoso, Sigit Triandaru (2006:8) secara lebih spesifik bank
dapat berfungsi sebagai berikut:
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik
dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana.
Masyarakan bersedia menitipkan dananya di bank apabila dilandasi
adanya unsur kepercayaan. Pihak bank sendiri akan menyalurkan
dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur
kepercayaan.
b. Agent of Development
Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat
diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil.
Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan
kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi
investasi-distribusi-konsumsi tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian
suatu masyarakat.
c. Agent of Services
Disamping kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank
memberikan penawaran jasa lain kepada masyarakat diantaranya
berupa, jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian
jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.
3. Peranan Bank
Peran penting bank menurut Totok Budisantoso, Sigit Triandaru
(2006:11) dalam sistem keuangan, yaitu:
a. Pengalihan asset (asset transmutation)
Dalam hal ini bank berperan sebagai pengalih asset yang likuid dari
penabung kepada peminjam.
b. Transaksi (transaction)
Bank memberikan kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk
melakukan transaksi barang dan jasa. Produk yang dikeluarkan oleh
bank (giro, tabungan, deposito, dan saham) merupakan pengganti
uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
c. Likuiditas (liquidity)
Penabung dapat menempatkan dananya dalam bentuk produk berupa
giro, tabungan, deposito. Produk tersebut mempunyai tingkat
likuiditas yang berbeda-beda.
d. Efisiensi (efficiency)
Bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan
pelayanan. Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya. Bank
hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling
membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris antara
peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Peran bank
menjadi penting untuk memecahkan masalah insentif ini. Adanya
informasi yang tidak sempurna, menyebabkan ekonomi biaya tinggi.
E. Kinerja
Kinerja menurut Atkinson, dkk (1995: 51), dalam penelitian Nurul
(2007:10) sistem penilaian kinerja sebaiknya mengandung indikator kinerja
yaitu:
1. Memperhatikan setiap aktivitas organisasi dan menekankan pada
perspektif pelanggan.
2. Menilai setiap aktivitas dengan menggunakan alat ukur kinerja yang
mengesahkan pelanggan.
3. Memperhatikan semua aspek aktivitas kinerja secara komprehensif yang
mempengaruhi pelanggan.
4. Menyediakan informasi berupa umpan balik untuk membantu anggota
organisasi mengenai permasalahan dan peluang untuk melakukan
Koefisien Korelasi
F. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan sebelumnya,
penulis menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Kemampuan Kinerja Perusahaan
Hipotesis:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Tempat yang digunakan sebagai tujuan penelitian ini adalah perusahaan
perbankan, yaitu PT. Bank X (Persero). Tbk Jakarta, untuk memperoleh data
yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian ini ditujukan
untuk mengetahui seberapa besar korelasi hasil audit internal dengan
kemampuan kinerja perusahaan. Objek penelitian dalam skripsi ini adalah
auditor internal PT Bank X (Persero) Tbk Jakarta.
B. Metode Pemilihan Sampel
Populasi menurut Sugiyono (2005:55) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal PT. Bank
X (Persero) Tbk Jakarta. Metode pemilihan sampel sampling purposive, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, umumnya disesuaikan
dengan tujuan dan masalah penelitian, (Ety, dkk, 2007:66). Sedangkan metode
pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (Ridwan, dkk, 2007:49):
N
n =
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = presisi atau error yang diterorir (12,5%)
C. Metode Pengumpulan Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi
pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Dalam penulisan
skripsi ini penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dengan tujuan agar bisa memberikan
gambaran yang jelas tentang korelasi hasil audit internal dengan kemampuan
kinerja perusahaan, sehingga memiliki dasar yang benar. Metode
pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:
1. Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara), berupa
opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi
terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.
Adapun data primer yang penulis pakai yaitu:
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar
pertanyaan langsung kepada responden, yaitu auditor internal PT Bank
b. Observasi
Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke PT Bank X
(Persero) Tbk untuk mengadakan pengamatan langsung dan
pengambilan data objek penelitian.
2. Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Adapun data sekunder yang penulis pakai yaitu:
a. Riset kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
membaca dan memahami buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel,
jurnal, data dari internet.
b. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait,
yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan.
D. Metode Analisis dan Pengolahan Data
1. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
koefisien korelasi, yaitu suatu analisis yang digunakan untuk menentukan
suatu besaran yang menyatakan bagaimana korelasi suatu variabel dengan
Adapun koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
X'. Y r =
( X1². Y²)
Keterangan:
Y = Kemampuan kinerja perusahaan
X = Hasil audit internal
r = koefisien korelasi, dengan ketentuan -1 < r < 1, yaitu:
r > 0 berarti terdapat hubungan yang positif (+) antara X dan Y
r < 0 berarti tidak terdapat hubungan yang positif ataupun negatif antara X
dan Y.
2. Uji Kualitas Data
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner, instrumen yang valid
dan reliabel merupakan syarat mulak untuk mendapatkan hasil penelitian
yang valid dan reliabel.
a. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana data
yang terdapat dalam kuesioner dapat mengukur tingkat kevaliditasan
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur.
Setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional yang
diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r kritis. Untuk
menentukan r hitung didapatkan dari perhitungan dengan rumus teknik
b. Uji Reliabilitas
Setelah melakukan validitas instrumen penelitian, tahap selanjutnya
adalah mengukur reliabilitas data dan instrumen penelitian. Reliabilitas
menunjukkan konsistensi dari data yang dikumpulkan. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel (handal) jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. (Ghozali, 2005:45).
Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah
dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
untuk menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal. Teknik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah alpha cronbach karena menggunakan jenis data likert. Rumus cronbach’s alpha (Sugiyono, 2005:283) sebagai berikut:
K σb²
r =
(k-1)
1 - σt²
Keterangan:
r = reliabilitas
k = banyaknya pertanyaan
σt² = varians total
σb² = mean kuadrat kesalahan
Penelitian menggunakan bantuan program SPSS di dalam menghitung
Tabel 3.1 Kriteria korelasi
0,00 - 0,200 = Korelasi sangat rendah
0,20 - 0,399 = Korelasi rendah
0,40 - 0,599 = Korelasi sedang
0,60 - 0,799 = Korelasi kuat
0,80 - 1,00 = Korelasi sangat kuat
3. Uji Normalitas
Menurut Stanislaus (2006:35), uji normalitas bertujuan untuk
menguji variabel dependen dan variabel independen, apakah variabel
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Ada beberapa cara untuk
mengeksplorasi uji normalitas, yaitu uji normalitas Shapiro-Wilk, dan uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov).