• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAILY REPORT 13 Januari 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAILY REPORT 13 Januari 2016"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

    

 

           

 

 

NEWS HEADLINES

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

Perdagangan saham di BEI awal pekan tahun 2016, dibayangi faktor negatif eksternal. IHSG secara teknikal masih terkonfirmasi negatif untuk perdagangan pada pekan ini. Sinyal tersebut dapat terlihat pada indikator MACD dan Stochastic yang mengindikasikan negatif bagi IHSG. Selain itu, konfirmasi negative bagi IHSG juga tercermin pada MA

JAKARTA INDICES STATISTICS

CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)

IHSG 4512.527 +47.044 3,176.87 4,770.55

LQ-45 786.922 +13.485 1,265.94 3,863.06

MARKET REVIEW

MARKET VIEW

IHSG pada hari Selasa (12/01) naik 1,05% ke level 4.487,55. Dari domestik, Bank Indonesia mencatatkan defisit transaksi berjalan pada neraca perdagangan di kisaran US$17,5 miliar atau Rp243,25 triliun sepanjang 2015. Adapun, komponen terbesar masih berasal dari transaksi jasa dan pendapatan yang memberikan kontribusi minus US$31 miliar atau lebih baik dari tahun lalu yang defisit mencapai US$34 miliar. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan neraca perdagangan hingga November mengalami defisit US$0,35 miliar. Jumlah secara total current account minus US$17 miliar ini adalah perbaikan dari tahun lalu yang mencapai minus US$27 miliar. Pada kuartal kedua dan kuartal ketiga terjadi penurunan surplus transaksi modal finansial, sehingga tidak bisa menutupi defisit transaksi berjalan di neraca perdagangan. Namun, di kuartal keempat tranksaksi modal finansial akan positif dibantu oleh pinjaman dari pemerintah dengan penerbitan global bonds. Di sisi lain, potensi pelonggaran kebijakan moneter diperkirakan semakin kuat pada tahun ini. Bank Indonesia diproyeksikan masih berpotensi untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 0,75% sepanjang tahun 2016. Saat ini, suku bunga acuan Bank Indonesia ditetapkan sebesar 7,5 persen. Dari global, harga minyak mentah AS jatuh di bawah 31 dolar AS per barel pada Selasa (12/01) memperpanjang aksi jual yang mendorongnya ke posisi terendah dalam 12 tahun lebih, di tengah kelebihan pasokan global, penguatan dolar dan lesunya permintaan. Dari regional, pergerakan bursa di Asia yang turun, dengan indeks acuan regional menuju level terendah dalam tiga tahun ini. Indeks Nikkei 225 melemah 479 poin (2,7%) ke level 17.218,96 untuk penurunan terdalam sejak Agustus lalu di tengah gejolak ekuitas China dan pasar mata uang. Para investor di Jepang juga masih mempertanyakan kapan pelemahan Yuan dan penurunan di pasar saham China akan berhenti, ditambah lagi kekhawatiran atas perekonomian China memperburuk sentimen pasar. Bersamaan dengan China yang meningkatkan pertahanannya untuk mata uang Yuan, bank central China (PBoC) berulang kali melakukan intervensi. Indeks Hang Seng juga ditutup turun sebanyak 176,74 poin (0,89%) ke level 19.711,76. Sebaliknya, indeks Shanghai Composite menguat 0,20% ke level 3.022,86. Dari Eropa, bursa saham Eropa tentative bergerak naik.

Bursa Eropa pada perdagangan Selasa kemarin menguat setelah terkoreksi selama beberapa hari, karena komoditas dan mata uang negara-negara yang memproduksi bahan baku turun dan Cina meningkatkan pertahanan mata uang Yuan. People’s Bank of China (PboC) dikabarkan kembali melakukan inervensi ke pasar Selasa kemarin. Dengan intervensi di pasar Hong Kong, PboC mencoba untuk membatasi depresiasi yang cepat. Upaya untuk menstabilkan nilai tukar Yuan dapat meredakan kekhawatiran investor tentang hard landing. PboC juga membantu mensuport Yuan dengan menjaga suku bunga acuan mata uangnya berubah sedikit. Bank Indonesia melaksanakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari ini untuk menentukan kebijakan suku bunga. Meski BI menyatakan ada ruang untuk penyesuaian BI rate dengan memperhatikan kondisi inflasi saat ini, tetapi kondisi perekonomian global, terutama dari Cina, Kami perkirakan akan mendorong BI untuk mempertahankan BI Rate di level 7,5%. Ketidakpastian perekonomian Cina dan kebijakan pemerintah Cna yang sulit diprediksi menjadi pertimbangan. Urgensi menjaga stabilitas nilai rupiah Kami pandang lebih utama dibanding penurunan BI Rate untuk menstimulasi perekonomian. Sementara stimulasi ekonomi bisa dilakukan melalui pembangunan infrastruktur yang telah mulai dilakukan dan diekspektasikan dapat menimbulkan multiplier effect yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian tidak mengorbankan stabilitas nilai rupiah mau pun pertumbuhan ekonomi. Pemerintah berencana mengajukan perubahan APBN (APBN-P) 2016 kepada DPR, diantaranya mengubah asumsi ekonomi makro. Penurunan harga minyak dunia hingga USD 30/barel atau lebih rendah dari asumsi ICP yang sebesar USD 50/barel dipastikan akan mengubah asumsi ICP dalam APBN-P 2016. Jika asumsi harga minyak direvisi, maka pendapatan negara dari Pajak Penghasilan (PPh) migas dan Penerimaan Negara Bukan Migas (PNPB) migas akan turun. Oleh karenanya pemerintah akan lebih mengandalkan penerimaan dari sisi pajak di tahun 2016. Pemerintah juga membahas Daftar Negatif Investasi (DNI) untuk mengevaluasi sektor apa saja yang boleh dan tidak boleh dimasuki asing dalam rangka Masyarakat Ekonomi ASEN (MEA). Hal itu untuk memberi kepastian kepada investor. Kondisi di pasar Eropa dan disusul dengan bursa Amerika pada Selasa ditutup menguat. Dilanjutkan dengan indeks kawasan Asia, seperti indeks Nikkei dan Kospi pada pembukaan perdagangan menguat Diprediksi peluang IHSG akan positif hari ini.

DAILY REPORT

13 Januari 2016

• WIKA targetkan kontrak baru tahun 2016 dari proyek luar negeri Rp 2 T • PTPP tagetkan kontrak baru tahun 2016 sebesar Rp 31 triliun • WSKT raup laba Rp1 triliun

• SMGR mempertimbangkan tambah modal • JSMR ekspansi jalan tol untuk perkuat kinerja • EXCL targetkan layanan VAS naik 15%

• BTEL cari pendanaan Rp 7 triliun dari rights issue di harga Rp 200 • BTEL tingkatkan pasarkan produk telekomunikasi digital

• ANTM lanjutkan eksplorasi

• Bumi Kencana Eka Sejahtera debt to equty swap ke DSSA

• DSSA garap pembangkit listrik senilai USD 620 juta hingga tahun 2018 • TINS percepat penyaluran modal usaha kecil sebesar Rp 10 miliar • Grup ABMM siapkan dana hingga USD 150 juta

• BMRI berpotensi membukukan laba Rp20 triliun

• BBNI akan sinergi dengan anak-anak usaha untuk doromg kinerja 2016 • Pasca revaluasi aset, CAR BBNI naik

• BBNI proyeksi kredit tahun 2016 tumbuh 15%-17% • Akuisisi bank, BBNI alokasikan Rp3 triliun • BNGA jaga CAR di atas 15%

• BABP menargetkan pertumbuhan 15%-20% • ARTO targetkan bisnis tumbuh 20% di 2016 • AKPI targetkan tumbuh 25%

• Pasar properti tahun 2016 diperkirakan tumbuh 8%-10% • Rata-rata pertunmbuhan kredit tahun 2016 sebesar 12% YoY

Support Level 4491/4469/4451

Resistance Level 4530/4548/4570

Major Trend Down

(2)

     

           

 

 

13 January 2016

13 January 2016

Wijaya Karya (WIKA) memproyeksi bisa meraih kontrak baru tahun 2016 sebesar Rp 2 triliun dari proyek luar negeri. WIKA menyasar negara Aljazair, Arab Saudi, Malaysia hingga Timor Leste. WIKA menargetkan proyek pengembangan jalan tol di Aljazair lanjutan sampai Tunisia. Proyek lainnya ialah pengembangan perumahan, hotel, pondok haji hingga mal di Jeddah. WIKA membidik pembangunan mal di Kuching, Malaysia, serta menyasar pembangunan receiving terminal untuk proyek oil and gas di Timor Leste. Sebelumnya WIKA menggarap pengembangan bandara di Timor Leste. Untuk proyek tahun 2016, secara keseluruhan WIKA optimis bisa meraih kontrak baru Rp 52,3 triliun, belum termasuk carry over kontrak tahun 2015 sebesar Rp 33 triliun. Kontrak baru di tahun 2016 ini naik hampir 100% dari realisasi kontrak baru di akhir 2015 yang sebesar Rp 25,3 triliun.

Pembangunan Perumahan (PTPP) menargetkan kontrak baru tahun 2016 sebesar Rp 31 triliun, naik 14,7% dibanding realiasi tahun 2015 sebesar Rp 27,014 triliun. Perseroan menargetkan proyek BUMN sebesar 46%, proyek pemerintah 33% dan swasta 21%. Realisasi kontrak baru tahun 2015 proyek BUMN menyumbang porsi 44,4%, proyek swasta 36,8% dan proyek pemerintah 18,8%. Perseroan meningkatkan porsi proyek pemerintah di tahun 2016 karena perseroan memperkirakan realisasi belanja pemerintah tahun ini akan lebih cepat. Sebagian besar kontrak baru tersebut akan dibidik dari proyek konstruksi yakni sekitar 52%, jalan tol 16%, sektor energi 18% dan sisanya dari proyek lain-lain. Perseroan menargetkan laba bersih tahun 2016 mencapai Rp 1 triliun dan pendapatan Rp 20 triliun. PTPP akan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2016 sebesar Rp 2,85 triliun atau lebih tinggi dari serapan capex tahun 2015 sebesar Rp 1,25 triliun. Sumber dana capex dari kas internal dan pendanaan eksternal. PTPP mengkaji pendanaan eksternal antara pinjaman bank, MTN dan obligasi dengan melihat kondisi pasar. Capex tersebut nantinya akan digunakan untuk pengembangan usaha perseroan dan anak-anak usaha. Perseroan memperoleh kontrak baru sepanjang tahun 2014 diantaranya proyek Jalan Pariaman sebesar Rp 242 miliar, Proyek Bandara Kertajati Jawa Barat sebesar Rp 570 miliar, Proyek jalan tol Bakauheni- Palembang Rp 3,3 triliun, power plant GE 500 MW Rp 953 miliar dan lain-lain.

Perusahaan konstruksi dan investasi milik negara, Waskita Karya (WSKT) memperkirakan laba bersih mencapai Rp1 triliun pada 2015, atau naik sekitar 99% dibandingkan dengan Rp501,5 miliar pada 2014. Penjualan perseroan pada tahun lalu mencapai sekitar Rp15 triliun pada 2015 atau naik 45% dibandingkan dengan Rp10,28 triliun pada 2014. WSKT menargetkan kontrak baru mencapai Rp60 triliun, tumbuh dua kali lipat dibandingkan dengan perkiraan realisasi Rp30 triliun pada 2015. Selain kontrak baru, kontrak carry over perusahaan mencapai sekitar Rp40 triliun. Dengan demikian, total kontrak perusahaan diperkirakan mencapai Rp100 triliun pada 2016.

Semen Indonesia (SMGR) mempertimbangkan untuk kembali menambah modal cucu usahanya, PT Varia Usaha Beton dalam rangka menunjang ekspansi perusahaan tersebut. Namun, SMGR belum memutuskan berapa besar modal yang akan ditambah. Semen Indonesia melalui anak usahanya, PT SGG Prima Beton membeli saham milik Dana Pensiun Semen Gresik sebesar 36,67% senilai Rp55 miliar di Varia Usaha Beton pada Desember 2015. Pengembangan usaha Varia Usaha Beton diyakini perusahaan sebagai bagian dari mengantisipasi pertumbuhan pasar beton khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang merupakan basis penjualan semen dari Semen Indonesia.

Jasa Marga (JSMR) terus meningkatkan ekspansi proyek pembangunan jalan tol sepanjang 2016. Kinerja perseroan tersebut diperkirakan semakin meningkat seiring mulai beroperasinya 14 jalan tol baru tahun ini. JSMR berencana membuka tol Gempol-Pasuruan sepanjang 22 km dan Rembang-Pasuruan (8,1 km) dam Krian-Mojokerto 18,47 km.

Telekomunikasi Indonesia (TLKM) Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia (KTI) menargetkan pembangunan 2.500 "wifi corner" di Kawasan Timur Indonesia (KTI) pada tahun 2016. "Wifi corner" merupakan layanan internet kecepatan tinggi hingga 100 Mbps, yang saat ini tersebar di berbagai kota di penjuru Indonesia. Selain itu Telkom Divre VII juga akan meningkatkan akses internet broadband di sekolah-sekolah untuk mendukung proses belajar-mengajar di sekolah. Telkom juga mendukung akses internet broadband di hotel, rumah sakit, UKM dan industri kreatif, termasuk program startup.

XL Axiata (EXCL) menargetkan pertumbuhan pendapatan layanan value added services (VAS) mencapai 10-15% pada 2016, dari total pendapatan VAS pada 2015 yang mencapai Rp 700 miliar. Oleh karena itu, pada 2016, perseroan akan fokus menggarap produk-produk yang berbasis musik Ring Back Tone (RBT). Bakrie Telecom (BTEL) menargetkan eksekusi penerbitan obligasi wajib konversi berdenominasi rupiah dan dolar AS senilai total Rp7,6 triliun pada semester I/2016. Sejak Juni 2015 rencana penerbitan obligasi wajib konversi (OWK) belum juga selesai. Rencana belum disetujui rapat umum pemegang saham (RUPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, manajemen yakin paling lambat Juni tahun ini rencana penerbitan OWK terealisasi. Saat ini, perusahaan masih mengurus dokumen di OJK. Pada 5 November 2015 OJK telah melayangkan surat tanggapan. Bakrie Telecom (BTEL) tengah mencari pendanaan sebesar Rp 7 triliun yang diperoleh melalui mekanisme penerbitan saham baru (rights issue) atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Perseroan menetapkan harga rights issue di Rp 200 per saham. Saat ini perseroan tengah menunggu ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas aksi korporasinya tersebut. Rencana itu ditargetkan bisa terealisasi di kuartal I atau II 2016. Utang yang akan dikonversi tersebut merupakan bagian dari total utang yang nilainya lebih dari Rp 10 triliun. Sebagian besar utang dikonversi menjadi saham, sedang sisanya dibayar melalui cicilan. Sebagian ada utang ke pemerintah sekitar Rp 1,2 triliun, berbentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yakni berupa pungutan yang seharusnya dibayarkan perusahaan kepada Kominfo.

Bakrie Telecom (BTEL) akan lebih meningkatkan produk telekomunikasi berbasis digital. Perseroan juga menjajaki kerja sama dengan Smartfren Telecom (FREN) untuk mengembangkan layanan 4G LTE.

Lippo Karawaci (LPKR) akan menjual salah satu asetnya, yakni Lippo Mall Kuta dengan nilai Rp 800 miliar kepada perusahaan dana investasi real estat (DIRE) di Singapura, yakni Lippo Malls Indonesia retail Trust. Perseroan berencana menjual sebidang tanah di Kuta yang saat ini digunakan sebagai pusat perbelanjaan di Kuta, Bali atau yang dikenal dengan nama Lippo Mall Kuta. Lippo Mall Kuta dimiliki oleh PT Pamor Paramita Utama (PPU) yang merupakan anak perusahaan tidak langsung perseroan. LPKR akan menjual Lippo Mall Kuta kepada Kuta1 Holdings Pte. Ltd, perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Singapura. Kuta1 nantinya akan mendirikan anak usaha sesuai hukum di Indonesia. Berdasarkan perjanjian tersebut, PPU telah sepakat untuk menjual

(3)

     

           

 

 

13 January 2016

13 January 2016

properti kepada pembeli yang nantinya akan ditunjuk oleh Kuta1. Sementara Kuta1 disebut telah sepakat meminta anak usahanya untuk membeli Lippo Mall Kuta.

Perusahaan tambang milik negara, Aneka Tambang (ANTM) melanjutkan eksplorasi nikel di wilayah Pomalaa, Sulawesi Tenggara pada Desember 2015. Kegiatan eksplorasi yang dilakukan ANTM terdiri atas percontohan, logging, core, pemboran single serta preparasi. Pada November 2015, kegiatan eksplorasi juga dilakukan di wilayah Pomalaa. Kegiatan eksplorasi ANTM di bulan Desember 2015 berforkus pada komoditas nikel dengan jumlah pengeluaran preliminary sebesar Rp1,5 miliar. Pada Oktober 2015, kegiatan eksplorasi juga dilakukan untuk komoditas emas di wilayah Maluku. Di wilayah itu, kegiatan eksplorasi yang dilakukan terdiri atas pemetaan geologi dan percontohan batuan. PT Bumi Kencana Eka Sejahtera (BKES) mengonversi utangnya senilai Rp 215,4 miliar menjadi saham perseroan kepada induk usaha perseroan, yaitu Dian Swastatika Sentosa (DSSA) yang menguasai lebih dari 99% saham BKES. Setelah konversi, susunan pemegang saham BKES terdiri atas Dian Swastatika sebanyak 679.874 saham dan PT Sinar Mas Cakrawala sebanyak satu saham.

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) kini tengah menggarap dua proyek pembangkit listrik dengan total investasi USD 620 juta hingga tahun 2018. Proyek tersebut adalah Sumsel-5 Musi Banyuasin berkapasitas 2x150 megawatt (MW) dan Kendari-3 berkapasitas 2x50 MW. Perseroan juga ekspansi jaringan kabel internet berkecepatan tinggi ke rumah-rumah menjadi sebanyak 200 ribu homepass hingga akhir tahun 2015. Saat ini perseroan telah memiliki 150 ribu homepass. Pembangunan homepass tersebut akan difokuskan di kawasan hunian yang dikelola oleh Sinarmas Land di BSD Tangerang, Cibubur, Depok, dan Bekasi serta merambah ke Semarang dan Surabaya. Saat ini pelanggan homepass perseroan mencapai 25.000 pelanggan.

Grup Sinarmas membidik proyek pembangkit listrik hingga berkapasitas 1.100 MW dengan potensi investasi sekitar USD 1,3-1,65 miliar. Grup tersebut menargetkan memiliki pembangkit listrik dengan total kapasitas 1.000-2.000 MW pada 2020. Sinarmas tengah menggarap sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan total kapasitas 600 MW. Selain itu, satu lisensi pembangkit dengan kapasitas 300 MW telah diperoleh. Unit usaha Sinarmas yang paling memungkinkan untuk menggarap pembangkit listrik adalah anak usaha Dian Swastatika Sentosa (DSSA), yakni DSSA Power.

Timah (TINS) mempercepat penyaluran bantuan modal usaha kecil sebesar Rp 10 miliar atau mengalami peningkatan dibanding tahun sebelum Rp 9,1 miliar, guna meningkatkan kemandirian dan daya saing usaha masyarakat di lingkungan perusahaan. Pada tahun 2016 bantuan modal usaha kecil dipercepat pada Mei dari sebelumnya direncanakan Juli 2016. Jumlah usaha kecil yang dibantu pada tahun 2015 sebanyak 314 unit berbagai usaha, seperti usaha kerajinan, makanan olahan, pedagang, penangkapan ikan, budidaya perikanan, peternakan, pertanian dan usaha lainnya.

ABM Investama (ABMM) melalui anak usahanya, Sumberdaya Sewatama, menargetkan pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) berkapasitas 50 MW hingga lima tahun ke depan. Perseroan membutuhkan dana sebesar USD 100-150 juta untuk proyek energi baru terbarukan tersebut. Tahun ini, ABMM berencana menggarap PLTMH berkapasitas 25 MW. Perseroan

membutuhkan dana sebesar USD 2-2,5 juta per MW untuk membangun PLTMH.

Bank Mandiri (BMRI) diperkirakan mampu menyentuh laba bersih di level Rp20 triliun pada periode sepanjang tahun lalu. Meskipun begitu, perusahaan masih belum menyebutkan angka detail terkait jumlah laba bersih yang bisa diraih BMRI sepanjang 2015. Bank Negara Indonesia (BBNI) akan meningkatkan sinergi kepada anak-anak usahanya sebagai upaya mendorong kinerja perseroan di tahun 2016. BNI juga berencana memperkuat anak perusahaan sebagai usaha untuk menopang percepatan bisnisnya. BNI akan terus memperkuat anak perusahaan dengan berbagai upaya, termasuk mengupayakan pertumbuhan anorganik hingga penguatan modal perusahaan anak. Nantinya seluruh produk yang yang dimiliki BNI akan dipasarkan melalui jaringan yang dimiliki anak usaha, yaitu di asuransi, sekuritas, multifinance, dan bank syariah. Sedangkan produk dari anak-anak usaha BNI juga akan didorong menggunakan jaringan induk usaha. Di samping itu BNI juga akan fokus menjaga kinerja perseroan dengan

meningkatkan Fee Based Income (FBI) dan penghimpunan dana

murah (CASA).

Bank Negara Indonesia (BBNI) telah melakukan revaluasi aset menjadi Rp 12,2 triliun guna meningkatkan permodalannya. Menurut manajemen meningkatnya aset tersebut akan berpengaruh positif pada penguatan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang berada di kisaran 2%-2,5%, dengan begitu CAR BNI meningkat menjadi 19%-21%.

Bank Negara Indonesia (BBNI) memproyeksikan target pertumbuhan kredit pada tahun 2016 akan mencapai di kisaran 15%-17% atau lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan industri yang di kisaran 13%-15%. Target pertumbuhan kredit yang tinggi tersebut juga akan diimbangi dengan tetap menjaga tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) di bawah 2,7%. BNI menargetkan Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh di kisaran 14%-16%. Hal ini dilakukan guna menjaga Loan Deposit Ratio (LDR) yang berada di posisi 85%-90%.

Bank Negara Indonesia (BBNI) mengalokasikan anggaran sekitar Rp3 triliun untuk mendorong pertumbuhan anorganik. Anggaran tersebut akan dipergunakan untuk menyuntik modal anak usaha dan mengakuisisi bank dengan modal inti di atas Rp1 triliun. Tahun ini, BBNI berencana mengakuisisi bank. Bank yang diincar merupakan kelompok BUKU II atau bank dengan modal inti Rp 1-5 triliun. Adapun, bank yang akan diakuisisi harus memiliki bisnis yang sejalan dengan bisnis BBNI pada bidang korporasi dan consumer. Selain akuisisi bank, BBNI juga membuka peluang akuisisi lembaga jasa keuangan lainnya seperti perusahaan asuransi umum yang saat ini belum dimiliki perusahaan.

PT BNI Syariah, anak usaha Bank Negara Indonesia (BBNI), menandatangani Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama dengan Kementerian Agama untuk mengelola dana Anggaran Penerimaan Belanja Negara (APBN) di Kementerian Agama. Selain itu, BNI Syariah juga ditunjuk sebagai salah satu Bank persepsi pengelola rekening Kementerian dan Lembaga (rekening pemerintah) serta Treasury National Pooling.

Bank CIMB Niaga (BNGA) telah melakukan peningkatan penyertaan permodalan pada CIMB Sun Life pada 8 Januari 2015 sebesar Rp 751.000.000 menjadi Rp 13.886.000.000. Perseroan memiliki sebesar 3.76% saham, dimana pemegang saham lainnya CIG Berhard 47,24%, sedangkan SUN Life Indonesia 49%.

(4)

     

           

 

 

13 January 2016

13 January 2016

Bank CIMB Niaga (BNGA) menjaga rasio kecukupan modal di atas 15% hingga akhir tahun ini. Untuk itu, perusahaan memiliki beberapa opsi, antara lain aksi revaluasi aset, pemupukan laba, maupun rights issue. Terkait dengan rencana revaluasi aset, BNGA mengajukan permohonan pada akhir tahun lalu dengan tujuan mendapatkan pajak penghasilan final revaluasi sebesar 3%. Melalui aksi ini, CAR BNGA diperkirakan bisa naik 1%.

Bank MNC Internasional (BABP) menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 15%-20% tahun ini. Perusahaan masih akan mengandalkan kredit consumer mengingat sepanjang tahun lalu pinjaman pada segmen ini menunjukkan perkembangan signifikan. Adapun, tahun ini, perusahaan menargetkan komposisi consumer dan korporasi perusahaan dapat mencapai 50:50. Terkait dengan kualitas kredit, tahun ini BABP mengharapkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dapat ditekan hingga di bawah 3%.

Manajemen Bank Artos Indonesia (ARTO) menargetkan

pertumbuhan bisnis sebesar 20% di tahun 2016. Saat ini sebesar 70% adalah di UMKM dan sisanya di korporasi. Modal inti ARTO tahun 2016 kurang lebih akan mencapai Rp 150 miliar-Rp 180 miliar. Perseroan memiliki beberapa rencana lain untuk penambahan modal, yaitu lebih banyak ke right issue. DPK, aset, maupun kredit ARTO direncanakan tumbuh 20% dan NIM saat ini kurang lebih 5,5%. Perseroan belum berencana untuk membuka cabang karena belum dialokasikan dari dana IPO. Dana hasil IPO akan digunakan sebesar Rp 4,5 miliar untuk pengembangan sistem teknologi informasi dan sisanya untuk penyaluran kredit. Sedangkan pengembangan kantor cabang dalam rencana kerja jangka panjang akan dilakukan di tahun 2018, dengan membuka satu kantor cabang pembantu di Jakarta.

Nippon Indosari Corporindo (ROTI) sudah menyerap sekitar 98% dana dari hasil penawaran umum obligasi perseroan tahun 2015 yang senilai Rp 500 miliar. Rencananya perseroan akan menggunakan dana tersebut untuk ekspansi pabrik Cikarang, Blok W dan MM2100 senilai Rp 110,400 miliar, untuk ekspansi pabrik Cikande, Purwakarta, Medan, Palembang, Pasuruan, Semarang dan Makassar senilai Rp 49,6 miliar, refinancing BCA Rp 340 miliar, sehingga total menjadi Rp 500 miliar. Per 31 Desember 2015, perseroan sudah menggunakan dana tersebut untuk ekspansi pabrik Cikarang, Blok W dan MM2100 senilai Rp 83,77 miliar, ekspansi pabrik Cikande, Purwakarta, Medan, Palembang, Pasuruan, Semarang dan Makassar senilai Rp 73,70 miliar

dan refinancing BCA Rp 328,12 miliar. Dengan demikian, total

penggunaan dana hasil obligasi perseroan mencapai Rp 485,60 miliar atau sekitar 98%. Saat ini masih tersisa sekitar Rp 10,85 miliar atau 2%.

Argha Karya Prima Industri (AKPI) menargetkan pertumbuhan penjualan pada tahun ini bisa mencapai 25% dibandingkan dengan kinerja tahun lalu. Optimisme tersebut seiring dengan bertambahnya kapasitas produksi perusahaan. Mulai tahun ini, AKPI dapat memproduksi hingga 100.000 ton plastik kemasan, naik dari tahun sebelumnya yang hanya 60.000 ton hingga 65.000 ton plastik kemasan. Selain itu, target pasar AKPI merupakan kemasan consumer goods yang diyakini perusahaan merupakan hal primer yang selalu dibutuhkan di tengah ketidakpastian ekonomi.

Argha Karya Prima Industri (AKPI) hanya akan mengeluarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$2 juta hingga US$4 juta di tahun ini. Jumlah ini diperoleh dari dana internal perusahaan dan akan dialokasikan hanya pada regular

maintenance. Jumlah belanja modal ini turun tajam dibandingkan dengan 2015 yang mencapai US$50 juta. Tahun lalu, sebagian besar capex dianggarkan untuk memperbesar kapasitas produksi tersebut.

Pasar properti tahun 2016 diperkirakan tumbuh berkisar 8%-10% dibanding tahun 2015. Salah satunya karena faktor pertumbuhan ekonomi nasional yang ditaksir menyentuh 5,3%.

Bank Indonesia (BI) mencatat rata-rata pertumbuhan kredit tahun 2016 sebesar 12,0% YoY, lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit 2015 (per November 2015) yang sebesar 9,8% YoY. Optimisme pertumbuhan kredit tersebut terutama didorong oleh perkiraan kondisi ekonomi tahun 2016 yang lebih baik dari tahun sebelumnya, perkiraan menurunnya risiko penyaluran kredit, dan rencana penurunan suku bunga kredit. Sementara pertumbuhan triwulanan kredit baru diperkirakan melambat pada triwulan IV 2015 dan akan menguat pada triwulan I 2016. Pertumbuhan kredit baru pada triwulan I 2016 tersebut didukung oleh penurunan suku bunga kredit modal kerja sebesar 1 basis poin (bps) menjadi 13,48% per tahun, dan penurunan suku bunga kredit konsumsi sebesar 7 bps menjadi 15,12% per tahun. Pertumbuhan triwulanan dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan melambat pada triwulan I 2016, terutama disebabkan oleh perkiraan penurunan suku bunga dana. Pada triwulan I 2016, rata-rata suku bunga dana (cost of fund) diperkirakan turun sebesar 3 bps menjadi 7,02%.

Pemerintah akan mengajukan anggaran pendapatan belanja negara perubahan (APBN-P) 2016 guna dibahas bersama legislatif untuk merevisi target-target yang dirasa sudah tidak realistis. Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, memastikan dari tujuh asumsi yang sudah disepakati sebelumnya, sedikitnya satu poin asumsi yang pasti akan direvisi yakni terkait harga

minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP). Saat ini

asumsi ICP yang disepakati yakni USD 50 per barel. Rencana revisi ini dengan memandang harga minyak dunia yang semakin melemah.

(5)

      

 

 

 

 

 

13 January 2016

COMMODITIES DUAL LISTING

Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change

(IDR)

Crude Oil (US$)/Barrel 30,76 0,32 TLKM (US) 46 15.826 414

Natural Gas (US$)/mmBtu 2,27 0,01 ANTM (GR) 0,01 241 15

Gold (US$)/Ounce 1086,40 -0,17

Nickel (US$)/MT 8240,00 -30,00

Tin (US$)/MT 13450,00 -200,00

Coal (NEWC) (US$)/MT* 49,10 -13,30

Coal (RB) (US$)/MT* 49,50 -13,86

CPO (ROTH) (US$)/MT 600,00 0,00

CPO (MYR)/MT 2244,00 29,50

Rubber (MYR/Kg) 518,50 4,00

Pulp (BHKP) (US$)/per ton 780,04 -4,58

*weekly

GLOBAL INDICES VALUATION

Change PER (X) PBV (X)

Country Indices Price

%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F

Market Cap (USD Bn)

USA DOW JONES INDUS. 16516,22 0,72 -5,22 14,39 12,98 2,74 2,62 4.969,0

USA NASDAQ COMPOSITE 4685,92 1,03 -6,42 19,32 16,27 3,19 2,92 7.321,4

ENGLAND FTSE 100 INDEX 5929,24 0,98 -5,02 14,44 12,63 1,61 1,55 1.531,8

CHINA SHANGHAI SE A SH 3164,07 0,20 -14,58 12,05 10,63 1,39 1,25 3.822,1

CHINA SHENZHEN SE A SH 1940,03 0,39 -19,68 22,29 19,10 3,03 2,65 2.902,4

HONG KONG HANG SENG INDEX 19711,76 -0,89 -10,05 9,79 8,86 1,00 0,93 1.570,7

INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4512,53 1,05 -1,75 15,18 13,20 2,31 2,10 344,7

JAPAN NIKKEI 225 17521,28 1,76 -7,95 16,96 15,35 1,49 1,40 2.688,1

MALAYSIA KLCI 1641,37 0,23 -3,02 15,37 14,16 1,70 1,61 222,7

SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2691,78 -0,63 -6,62 11,43 10,69 1,00 0,96 258,6

FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE

Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change

USD/IDR 13.909,50 47,50 1000 IDR/ USD 0,07 -0,0002

EUR/IDR 15.069,41 -65,82 EUR / USD 1,08 -0,0024

JPY/IDR 117,97 -0,44 JPY / USD 0,01 0,0000

SGD/IDR 9.682,44 17,39 SGD / USD 0,70 0,0007

AUD/IDR 9.737,69 60,85 AUD / USD 0,70 0,0015

GBP/IDR 20.092,55 -117,32 GBP / USD 1,44 -0,0003

CNY/IDR 2.116,19 0,00 CNY / USD 0,15 0,0000

MYR/IDR 3.167,19 15,96 MYR / USD 0,23 0,0011

KRW/IDR 11,50 0,01 100 KRW / USD 0,08 0,0001

CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE

Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)

FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 8.22

BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51

ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17

BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13

BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13

(6)

      

 

 

 

 

 

13 January 2016

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS SBI

Description December-15 November-15 Description Rate (%)

Inflation YTD % 3.35 2.37 SBI (9M) 7.10

Inflation YOY % 3.35 4.89 SBIS (9M) 7.10

Inflation MOM % 0.96 0.21 SBI (12M) 7.15

Foreign Reserve (USD) 105.93 Bn 100.24 Bn SBIS (12M) 7.15

GDP (IDR Bn) 2,982,562.00 2,865,246.00

BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR

Date Agenda Expectation

14 Jan Indonesia BI Reference Rate Turun menjadi 7.25% dari 7.50%

14 Jan US Monthly Budget Statement Turun menjadi -$2.7 Bn dari $1.9 Bn

14 Jan US Import Price Index MoM Turun menjadi -1.5% dari -0.4%

14 Jan US Import Price Index YoY Naik menjadi -8.6% dari -9.4%

14 Jan US Initial Jobless Claims Turun menjadi 275 ribu dari 277 ribu

14 Jan US Continuing Claims Turun menjadi 2210 ribu dari 2230 ribu

15 Jan Indonesia Trade Balance Naik menjadi $100 juta dari -$346 juta

15 Jan Indonesia Total Exports YoY Turun menjadi -20.30% dari -17.58%

15 Jan Indonesia Total Imports YoY Turun menjadi -21.00% dari -18.03%

Ket: (*) US Time (^) Tentative

LEADING MOVERS LAGGING MOVERS

Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt

TLKM IJ 3145 2.78 8.10 HMSP IJ 90350 -0.71 -2.86 BBCA IJ 13100 2.75 8.08 MIKA IJ 2140 -3.17 -0.96 UNVR IJ 36100 2.19 5.59 ASII IJ 5925 -0.42 -0.96 BBRI IJ 11600 1.98 5.20 JKON IJ 730 -5.19 -0.62 UNTR IJ 16650 4.88 2.73 BIRD IJ 6675 -3.61 -0.59 GGRM IJ 56000 2.75 2.73 MNCN IJ 1605 -2.43 -0.54 BMRI IJ 9200 1.10 2.18 MEGA IJ 2930 -2.33 -0.46 INDF IJ 5775 4.52 2.08 INTP IJ 19650 -0.51 -0.35 KLBF IJ 1430 3.25 1.99 BTPN IJ 2300 -2.13 -0.27 EXCL IJ 3600 6.35 1.74 BBNI IJ 4920 -0.30 -0.26 UPCOMING IPO'S

Company Business IPO Price

(IDR)

Issued

Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter

PT Buyung Poetra Sembada

Consumer 420-500 710.00 TBA TBA Bahana Securities

PT Mahaka Radio Integra

Trade & Service 750-1100 171.36 TBA TBA Trimegah Securities Tbk

PT Bank Artos Indonesia

Banking & Finance

132.00 241.25 04-06 Jan 2016 12 Jan 2016 Erdikha Elit Sekuritas PT Mitra Pemuda Infrastructure &

Construction

(7)

      

 

 

 

 

 

 

13 January 2016

13 January 2016 DIVIDEND

Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment

ADRO $ 0.0011 Cash Dividend 28 Dec-15 29 Dec-15 04 Jan-15 15 Jan-15

CORPORATE ACTIONS

Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period

BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA

 

GSMF Rights Issue 32:15 100.00 TBA TBA TBA

 

MCOR Rights Issue 100:154 100.00 TBA TBA TBA

 

RIMO Rights Issue 2:167 265.00 05 Feb’16 09 Feb’16 15 Feb – 11 Mar’16

 

TIRA Stock Split 1:10 -- -- TBA TBA

TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA

GENERAL MEETING

Emiten AGM/EGM Date Agenda

KIAS RUPSLB

 

14-Jan-16

AHAP RUPSLB

 

14-Jan-16

HERO RUPSLB

 

14-Jan-16

CTRA RUPSLB

 

14-Jan-16

BATA RUPSLB

 

15-Jan-16

ASRI RUPSLB

 

15-Jan-16

PKPK RUPSLB

 

19-Jan-16

SIAP RUPSLB

 

20-Jan-16

SUGI RUPSLB

 

21-Jan-16

TPIA RUPSLB

 

25-Jan-16

TIRA RUPSLB

 

27-Jan-16

PDES RUPST

 

28-Jan-16

GPRA RUPSLB

 

29-Jan-16

RIMO RUPSLB

 

29-Jan-16

BJTM RUPSLB

 

29-Jan-16

GSMF RUPSLB

 

29-Jan-16

KONI RUPSLB

 

29-Jan-16

ALKA RUPSLB

 

12-Feb-16

SIPD RUPSLB

 

15-Feb-16

(8)

      

 

 

 

 

 

13 January 2016

13 January 2016

INDF

TRADING BUY

S1 5575 R1 5925 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 5225 R2 6275

Closing

Price 5775

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 5575-Rp 5925

• Entry Rp 5775, take Profit Rp 5925

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 85.86 Positif

MACD 10.07 Positif

True Strength Index (TSI) 37.63 Positif

Bollinger Band (Mid) 5223 Positif

MA5 5685 Positif 4,200 4,800 5,400 6,000 6,600 7,200

Jun Jul August September October November December 2016

INDF Broadening Wedge

5,685 5,546.88 5,222.5 4,910.91 4,905 4,784 4,784 5,775 5,775 5,775 5,800 6,040 6,040 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 INDF - Stochastic %D(6,3,3) = 77.95, Stochastic %K = 73.79, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

73.7891 73.7891 20 77.945 77.945 80 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 0.0 INDF - MACD (5,3) = -52.02, Signal() = -54.68

-54.6785 -52.0237 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 INDF - TSI(3,5,3) = 37.63, Volume() = 18,842,600.00

37.6321 0.00000 45.5042 18,842,60

INDF - William's % R(14) = -10.31, Volume() = 18,842,600.00 -10.3093 18,842,60

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

PTPP

TRADING BUY

S1 3925 R1 4010 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 3840 R2 4095

Closing

Price 3970

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 3925-Rp 4010

• Entry Rp 3970, take Profit Rp 4010

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 81.46 Negatif

MACD 24.72 Positif

True Strength Index (TSI) 36.20 Positif

Bollinger Band (Mid) 3794 Positif

MA5 3910 Positif 3,000 3,200 3,400 3,600 3,800 4,000 4,200

Jun Jul August September October November December 2016

PT PP Wedge 3,862.89 3,862.89 3,793.75 3,770 3,657.63 3,602.83 3,602.83 3,881.25 3,910 3,920 3,970 3,970 3,970 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 PT PP - Stochastic %D(6,3,3) = 79.44, Stochastic %K = 85.56, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

79.4388 79.4388 20 80 85.5556 85.5556 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 0.0 PT PP - MACD (5,3) = -22.11, Signal() = -19.54 -22.109 -19.5417 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 PT PP - TSI(3,5,3) = 36.20, Volume() = 9,496,500.00 34.2573 0.00000 36.2044 9,496,500 PT PP - William's % R(14) = -10.77, Volume() = 9,496,500.00 -10.7692 9,496,500

(9)

      

 

 

 

 

 

13 January 2016

13 January 2016

UNTR

TRADING BUY

S1 16175 R1 16950 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 15400 R2 17725

Closing

Price 16650

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 16175-Rp 16950

• Entry Rp 16650, take Profit Rp 16950

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 66.21 Positif

MACD 62.69 Negatif

True Strength Index (TSI) 2.87 Positif

Bollinger Band (Mid) 15773 Positif

MA5 16345 Positif 12,000 14,000 16,000 18,000 20,000 22,000 24,000

Jun Jul August September October November December 2016

UNTR Upward Sloping Channel

16,650 16,650 16,650 16,390.6 16,345 16,025 15,772.5 16,950 18,017.5 18,075 18,075 18,075 18,600 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 UNTR - Stochastic %D(6,3,3) = 32.18, Stochastic %K = 36.75, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

32.1766 32.1766 20 36.7517 36.7517 80 -400 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 0 UNTR - MACD (5,3) = -42.93, Signal() = -11.61

-42.9265 -11.6054 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 UNTR - TSI(3,5,3) = 2.87, Volume() = 3,733,500.00

2.86911 0.00000 3.98356 3,733,500

UNTR - William's % R(14) = -18.75, Volume() = 3,733,500.00 -18.75 3,733,500

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

BJBR

TRADING BUY

S1 780 R1 825 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 750 R2 855

Closing

Price 800

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band

Prediksi • Trading range Rp 780-Rp 825 • Entry Rp 800, take Profit Rp 825

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 81.39 Positif

MACD 6.64 Positif

True Strength Index (TSI) 35.42 Positif

Bollinger Band (Mid) 747 Positif

MA5 780 Positif 600.0 660.0 720.0 780.0 840.0 900.0 960.0 1,020.0

Jun Jul August September October November December 2016

BJBR Wedge 747.25 745 720.652 709 685 685 685 773.125 780 780 800 800 800 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BJBR - Stochastic %D(6,3,3) = 73.26, Stochastic %K = 76.35, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

73.2625 73.2625 20 76.3533 76.3533 80 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 24.0 0.0 BJBR - MACD (5,3) = -5.76, Signal() = -4.66 -5.75648 -4.66143 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 BJBR - TSI(3,5,3) = 35.42, Volume() = 43,235,600.00 35.4168 0.00000 35.7681 43,235,60 BJBR - William's % R(14) = -11.11, Volume() = 43,235,600.00 -11.1111 43,235,60

(10)

      

 

 

 

 

 

13 January 2016

13 January 2016

AISA

TRADING BUY

S1 1115 R1 1220 Trend Grafik Major Down Minor Down

S2 1010 R2 1325

Closing

Price 1180

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band

Prediksi • Trading range Rp 1115-Rp 1220 • Entry Rp 1180, take Profit Rp 1220

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 5.59 Positif

MACD -19.14 Positif

True Strength Index (TSI) -38.18 Positif

Bollinger Band (Mid) 1262 Negatif

MA5 1147 Positif 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 2,200

Jun Jul August September October November December 2016

AISA Downward Sloping Channel

1,246.11 1,185 1,180 1,180 1,180 1,163.75 1,147 1,246.11 1,246.11 1,261.75 1,298.57 1,425 1,559.73 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 AISA - Stochastic %D(6,3,3) = 17.28, Stochastic %K = 30.45, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

20 17.2762 17.2762 30.448 30.448 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 0.0 AISA - MACD (5,3) = 4.27, Signal() = 11.68

4.27409 11.6777 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 AISA - TSI(3,5,3) = -38.18, Volume() = 13,683,100.00

-38.1832 -59.3472 0.00000 13,683,10

AISA - William's % R(14) = -62.71, Volume() = 13,683,100.00 -62.7119 13,683,10

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

PWON

TRADING BUY

S1 470 R1 495 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 455 R2 510

Closing

Price 484

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area netral

Prediksi • Trading range Rp 470-Rp 510 • Entry Rp 484, take Profit Rp 510

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 61.02 Positif

MACD -0.21 Negatif

True Strength Index (TSI) -23.81 Positif

Bollinger Band (Mid) 472 Positif

MA5 478.6 Positif 320.0 360.0 400.0 440.0 480.0 520.0

Jun Jul August September October November December 2016

PWON Broadening Wedge

484 478.6 472.45 427.492 416 415.333 415.333 484 484 484.375 505 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 PWON - Stochastic %D(6,3,3) = 26.42, Stochastic %K = 37.04, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

26.4198 26.4198 20 37.037 37.037 80 -8.0 -4.0 0.0 4.0 8.0 0.0 PWON - MACD (5,3) = 0.90, Signal() = 1.70

0.899381 1.69506 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 PWON - TSI(3,5,3) = -23.81, Volume() = 76,027,000.00

-22.8221 -23.8128 0.00000 76,027,00

PWON - William's % R(14) = -35.00, Volume() = 76,027,000.00 -35 76,027,00

(11)

      

 

 

 

 

 

 

13 January 2016

13 January 2016

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING

Price Support Resistance Indicators 1 Month

Ticker Rec

12-01-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low

Agriculture

AALI Trading Buy 16550 16550 16725 15675 16200 16725 17250 Positif Positif Positif 18900 15375

LSIP Trading Buy 1220 1210 1235 1185 1210 1235 1260 Negatif Negatif Negatif 1415 1200

SGRO Trading Buy 1700 1700 1715 1625 1670 1715 1760 Negatif Positif Positif 1725 1395

Mining

PTBA Trading Buy 4410 4410 4455 4255 4355 4455 4555 Positif Positif Positif 6000 4285

ADRO Trading Sell 481 481 478 469 478 487 496 Negatif Negatif Negatif 595 441

MEDC Trading Sell 725 725 695 630 695 760 825 Negatif Negatif Negatif 1450 715

INCO Trading Sell 1435 1435 1420 1380 1420 1460 1500 Negatif Negatif Negatif 1830 1340

ANTM Trading Buy 302 302 311 293 299 305 311 Positif Positif Positif 363 285

TINS Trading Sell 466 466 460 450 460 475 485 Negatif Negatif Negatif 575 455

Basic Industry and Chemicals

WTON Trading Buy 965 965 975 925 950 975 1000 Positif Positif Positif 955 780

SMGR Trading Buy 10825 10825 10925 10525 10725 10925 11125 Negatif Negatif Negatif 11500 10275

INTP Trading Buy 19650 19650 19950 18800 19375 19950 20525 Negatif Positif Negatif 22800 18700

SMCB Trading Sell 985 985 970 945 970 995 1020 Negatif Negatif Negatif 1140 950

Miscellaneous Industry

ASII Trading Buy 5925 5900 6000 5800 5900 6000 6100 Negatif Negatif Negatif 6600 5800

GJTL Trading Sell 510 510 500 490 500 520 530 Negatif Negatif Negatif 610 470

Consumer Goods Industry

INDF Trading Buy 5775 5775 5925 5225 5575 5925 6275 Positif Positif Positif 5800 4840

GGRM Trading Buy 56000 56000 56700 53100 54900 56700 58500 Positif Positif Positif 55475 48275

UNVR Trading Buy 36100 36100 36425 34725 35575 36425 37275 Negatif Positif Negatif 38500 34150

KLBF Trading Buy 1430 1430 1450 1360 1405 1450 1495 Positif Positif Positif 1415 1135

Property, Real Estate and Building Construction

BSDE Trading Sell 1790 1800 1780 1760 1780 1800 1820 Negatif Negatif Negatif 1850 1580

PTPP Trading Buy 3970 3970 4010 3840 3925 4010 4095 Positif Negatif Positif 3950 3600

WIKA Trading Buy 2865 2865 2880 2820 2850 2880 2910 Positif Positif Positif 2905 2535

ADHI Trading Buy 2395 2395 2425 2285 2355 2425 2495 Positif Positif Positif 2340 2040

WSKT Trading Buy 1695 1685 1710 1660 1685 1710 1735 Positif Negatif Negatif 1735 1605

Infrastructure, Utilities and Transportation

PGAS Trading Sell 2530 2530 2495 2435 2495 2555 2615 Negatif Positif Negatif 3025 2305

JSMR Trading Buy 5800 5800 5875 5575 5725 5875 6025 Positif Positif Positif 5875 4500

ISAT Trading Buy 5425 5425 5475 5175 5325 5475 5625 Positif Positif Positif 5825 5000

TLKM Trading Buy 3145 3145 3205 2955 3080 3205 3330 Negatif Positif Negatif 3385 2850

Finance

BMRI Trading Buy 9200 9200 9275 8925 9100 9275 9450 Negatif Positif Negatif 9550 8450

BBRI Trading Buy 11600 11600 11750 11150 11450 11750 12050 Positif Positif Positif 11825 10425

BBNI Trading Sell 4920 4920 4895 4815 4895 4975 5050 Negatif Negatif Negatif 5225 4770

BBCA Trading Buy 13100 13100 13250 12600 12925 13250 13575 Negatif Positif Positif 13800 12375

BBTN Trading Sell 1335 1335 1325 1305 1325 1345 1365 Negatif Positif Negatif 1360 1215

Trade, Services and Investment

UNTR Trading Buy 16650 16650 16950 15400 16175 16950 17725 Negatif Positif Positif 17375 13925

(12)

 

 

Referensi

Dokumen terkait

Mengenal lebih dalam tentang teknologi yang sesuai dengan bidang yang dipelajari di Jurusan Teknik Material dan Metalurgi ITS dengan penerapan teknologi di

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu

Jika dikaitkan dengan jeda waktu pemberian perlakuan (uji glukosa dan amilum), maka seharusnya semakin lama jeda waktu sebelum kedua pengujian dilakukan, maka glukosa yang

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor pertumbuhan ekonomi, harapan hidup,

Dengan demikian, pemahaman terhadap gagasan “kembali ke akar kembali ke sumber”, akhirnya akan sampai pada pemahaman sastra transendental yang dalam wawasan estetik Islam,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pelarut dan konsentrasi ekstrak kulit biji mete (CNSL) yang terbaik dalam pembuatan formulasi pestisida nabati CNSL

menghadapi pembelajaran praktik dengan program 2 shift sangat antusias. Pada kelas TP C dari semua kelas berada pada paling bawah dalam hal ini.. perlu adanya motivasi

Oleh karena itu, diperlukan pelatihan penulisan karya tulis ilmiah dengan metoda yang tepat kepada para siswa, sehingga mereka memiliki semangat kembali untuk