Kriteria penilaian
Hasil Pembelajaran Setelah berhasil menyelesaikan dan melengkapai tugas-tugas serta latihan dari bab ini, saudara dapat Menjelaskan dan menghitung tentang beberapa jenis Kehilangan gaya prategang
Keberhasilan saudara dalam menguasai bab ini dapat diukur dengan kriteria sebagai berikut :
o menjelaskan tentang pengertian kehilangan gaya prategang
o menjelaskann dan menghitung kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis beton
o menjelaskann dan menghitung kehilangan gaya prategang akibat relaksasi tendon baja
o menjelaskann dan menghitung kehilangan gaya prategang akibat rangkak o menjelaskann dan menghitung kehilangan gaya prategang akibat susut
Apakah yang dimaksud dengan kehilangan gaya prategang ?
Kehilangan gaya prategang adalah proses hilangnya sebagian gaya prategang
yang diakibatkan oleh beberapa hal yang terjadi
pada saat proses
pelaksanaan pemberian gaya prategang itu sendiri.
Kehilangan gaya prategang (Loss of Prestress):
Kehilangan jangka pendek (short term losses)
Kehilangan yg bukan fungsi waktu (time independent losses):
- Perpendekan elastik beton
- Gesekan baja prategang dan selubung tendon
- Tarik masuk kail (wedge draw in)
Kehilangan jangka panjang (long term losses)
Kehilangan yg bukan fungsi waktu (time dependent losses):
- Susut beton
- Rayapan Beton
Kehilangan gaya prategang pada beton dapat dikelompokkan dalam 2 kategori :
Kehilangan elastis : yaitu kehilangan yang
terjadi pada saat proses pabrikasi, termasuk
perpendekan secara elastis, kehilangan karena
pengangkuran ataupun akibat gesekan/friksi
Kehilangan yang bergantung pada waktu :
seperti rangkak, susut, dan kehilangan yang
diakibatkan oleh efek temperatur dan relaksasi
baja
Faktor kesulitan dalam menentukan
kehilangan
Untuk memperhitungkan besarnya kehilangan gaya prategang pada penarikan pascatarik, pada umumnya penarikan tidak dilakukan
bersama-sama tetapi secara bertahap kawat demi kawat, sehingga dengan sendirinya proses perpendekan elastis juga berlangsung secara bertahap pula
Rangkak yang terjadi pada beton prategang lebih besar daripada
sisitem pasca tarik oleh karena gaya pretegang diberikan pada saat umur beton masih muda, sehingga dalam hal ini umur beton pada saat pembebanan adalah faktor utama dalam menentukan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman, kehilangan gaya prategang akibat rangkak dan susut mencapai nilai 5% s/d 7%
Pada kondisi gaya prategang normal, besarnya kehilangan gaya pretgang berkisar antara 35.000 s/d 60.000 psi (241 s/d 414 Mpa)
Contoh soal 4.1
Sebuah balok prategang pratarik mempunyai bentang 50 ft (15,2 m) seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
15” cgc
50”
30” 4”
Data pendukung balok prategang :
fc’ = 6.000 psi ( 41,4 Mpa)
fpu (kuat tarik tendon prategang) = 270.000 psi (1862 Mpa)
Fci (tegangan ijin beton saat transfer ) = 4.500 psi (31 Mpa)
Aps = 10 buah tendon strand 7 kawat diameter ½ in
Es = 27 x 10
6psi
Hitunglah tegangan di serat beton pada saat transfer dipusat
berat tendon untuk penampang tengah bentang balok, dan
besarnya kehilangan gaya prategang akibat efek
perpendekan elastis beton. Asumsikan bahwa sebelum
transfer gaya pendongkrak pada beton adalah 75% fpu
Penyelesaian
Ac = 15 x 30 = 450 in
2
r
2= Ic/Ac = 75 in
2
ec = (30/2)-4 = 11 in
Aps = 10 x 0,153 = 1,53 in
2
Ic = 1/12. b.h
3= 1/12.15.30
3= 33.750 in
4
Pi = 0,75.fpu.Aps = 0,75 x 270.000x1,53 = 309.825 lb
M
D= 1/8.Wd.l
2= 1/8 (15x30x0,0868) (50x12)
2= 1.757.813 lb.in
Berdasarkan persamaan 4.4, tegangan serat beton di pusat berat tendon saat transfer adalah dengan mengasumsikan bahwa Pi = Pj
c D
I
e
M
r
e
Ac
Pi
fcs
1
2.
2
750
.
33
11
813
.
757
.
1
75
11
1
450
825
.
309
2 2x
fcs
)
5
,
8
(
,
130
9
,
572
31
,
703
psi
MPa
fcs
Eci awal = 47.000.√fci’ = 47.000. √4500 psi = 3,824 x 106 psi Rasio awal = 3,2782410106 7,06 6 x x Eci Es n
Pada usia 28 hari Ec = 47.000. fc’ = Ec = 47.000. 6000 Ec = 4,415 x 106 psi
Rasio modulus n pada usia 28 hari = 4,2741510106 6,12 6 x x Eci Es n
Maka kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis adalah ΔfpES = n. fcs = 7,06 x 1226,4 = 8659,2 psi (59,7 Mpa)
Jika Pi tereduksi, maka digunakan dengan asumsi reduksi 10% ΔfpES = n. fcs = 0,9 x 8659,2 = 7793,3 psi (53,7 Mpa)
Kehilangan perpendekan elastis di balok
pasca tarik
Balok prategang dengan data seperti
diatas, hanya saja balok tersebut balok
pasca tarik, hitung jika :
A. Dua tendon ditarik sekaligus
B. Satu tendon ditarik sekaligus
C. Semua tendon ditarik sekaligus
PENYELESAIAN
a
.
Dari contoh diatas, diperoleh nilai ΔfpEs = 8659,2 psi,
menurut konsepyang ada bahwa tendon yang terakhir tidak mengalami kehilangan prategang akibat perpendekan elastis. Jika hanya empat pasang tendon pertama saja yang mengalami kehilangan gaya prategang maksimum sebesar 8659,2 psi. Dari persamaan yang ada (rumus kehilangan akibat perpendekan elastis pada balok pasca tarik adalah:
b. C
.
ΔfpEs = 0 ) 9 , 29 ( 4330 2 , 8659 5 4 / 1 4 / 2 4 / 3 4 / 4 MPa psi x fpEs ) 9 , 29 ( 4330 2 , 8659 10 9 / 1 9 / 2 9 / 3 9 / 4 9 / 5 9 / 6 9 / 7 9 / 8 9 / 9 MPa psi x fpEs KEHILANGAN GAYA PRATEGANG
AKIBAT RELAKSASI TEGANGAN BAJA
Tendon akan mengalami kehilangan pada gaya prategang sebagai akibat dari perpanjangan konstan terhadap waktu. Besarnya
pengurangan gaya prategang bergantung tidak hanya pada durasi gaya prategang yang ditahan, melainkan juga pada rasio antara prategang awal dan kuat leleh baja prategang fpi/fpy’. Kehilangan tegangan seperti ini disebut relaksasi tegangan.Peraturan ACI
membatasi tegangan tarik pada tendon prategang sebagai berikut : a. Untuk tegangan akibat gaya pendongkrakan tendon (fpj =
0,94.fpy), tetapi tidak lebih besar daripada nilai terkecil diantara 0,80.fpu dan nilai maksimum yang disarankan oleh pembuat beton prategang
b. Tegangan prategang yang terjadi segera setelah transfer (fpi = 0,82.fpy), tetapi tidak lebih besar daripada 0,74.fpu
c. Pada tendon pasca tarik, di daerah pengangkeran segera setelah terjadi tranfer gaya adalah 0,70.fpu
Nilai fpy dapat dihitung dari :
Batang prategang ; fpy = 0,80. fpu Tendon stress relieved ; fpy = 0,85.fpu Tendon relaksasi rendah ; fpy = 0,90 fpu
Jika fpr adalah tegangan prategang yang tersisa pada baja sesudah relaksasi, maka rumus berikut dapat digunakan untuk mendapatkan fpr untuk baja stress relisved :
Dalam rumus tersebut di atas t dinyatakan dalam jam dan log t mempunyai basis 10, fpi/fpy melebihi 0,55 dan t = t2 = t1.
Pendekatan untuk suku (log t2-t1) dalam persamaan dapat dilakukan sedemikian sehingga log t = log (t2 – t1) tanpa kehilangan ketelitian yang berarti. Dalam hal ini, kehilangan karena relaksasi tegangan menjadi :
Dimana fpi adalah tegangan awal di baja yang dialami elemen beton
.0,55 10 1 log . 2 log . 1 fpy fpi t t fpi fpr .0,55 10 . log . fpy fpi t fpi fpR
Contoh soal 4.3
Hitunglah kehilangan prategang akibat relaksasi pada
akhir tahun ke 5 sebagaimana contoh soal 4.1i
pendongkra, dengan mengasumsikan bahwa kehilangan
gaya relaksasi dari pendongkrakan hingga transfer, dari
perpendekan elastis dan kehilangan jangka panjang
akibat rangkak dan susut diseluruh periode tersebut
adalah 20% dari prategang awal. Asumsikan pula bahwa
kuat leleh fpy = 230.000 psi (1571 MPa)
Penyelesaian :
Diasumsikan bahwa gaya pendongkrak pada tendon adalah 0,75.fpu, sehingga diperoleh :
fpi = 0,75 . Fpu
= 0,75 . 270.000 = 202.500 psi (1396 MPa)
Tegangan tereduksi untuk menghitung kehilangan akibat relaksasi adalah :
fpi = (1-0,20) x 202.500 = 162.000 psi (1170 MPa) Durasi proses relaksasi tegangan adalah :
= 5 x 365 x 24 = 44.000 jam
Sehingga diperoleh kehilangan akibat relaksasi baja adalah sebesar :
.0,55 10 . log . fpy fpi t fpi fpR .0,55 000 . 230 000 . 162 10 000 . 44 . log . 000 . 162 fpR ΔfpR = 11.606 psi (80 MPa)
KEHILANGAN YANG DIAKIBATKAN
RANGKAK
Kehilangan gaya prategang akibat rangkak hanya terjadi akibat beban yang bekerja terus menerus pada struktur tersebut.
Deformasi atau regangan yang berasal dari perilaku yang
bergantung pada waktu ini merupakan fungsi dari besarnya beban yang bekerja, lamanya waktu, serta sifat beton yang meliputi
proporsi campurannya, kondisi perawatannya, unsur elemen pada saat dibebani pertama kali dan kondisi lingkungan. Oleh karena hubungan tegangan regangan akibat rangkak pada dasrnya linier, maka regangan rangkak dan regangan elastis dapat dihubungkan sedemikian rupa sehingga koefisien rangkak (Cu) dapat
didefinisikan sebagai berikut :
El cr
Cu
Dengan demikian koefisien rangkak pada waktu sembarang t dalam hari dapat didefinisikan sebagai :
Cu
t
t
Cu
.
10
0,60 60 , 0
Komite ACI-ASCE menetapkan rumus untuk menghitung kehilangan akibat rangkak sebagai berikut :
PERHITUNGAN KEHILANGAN YANG
DIAKIBATKAN RANGKAK
Contoh 4.4
Hitunglah kehilangan prategang akibat
rangkak di dalam 4.1, apabila diketahui
bahwa beban tambahan total, tidak
termasuk berat sendiri balok, sesudah
tranfer adalah 5,5 kN/m
Penyelesaian
Pada taraf kekuatan beton penuh :
Ec = 47.000. 6000 = 4,415 x 106 psi ( 30,4 x103 MPa 12 , 6 10 415 , 4 10 27 6 6 x x Eci Es n Mt = 5,5 x 15,22/ 8 = 158,9 kN.m ) 2 , 3 ( 3 , 458 750 . 33 11 . 9 , 158 . MPa psi x m kN I ec Mt fcsd
Untuk beton normal, digunakan Kcr = 2,0 (balok pratarik), sehingga kehilangan gaya prategang adalah :
Δfpcr = n.Kcr(fcs – fcsd)