• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Efisiensi Balok Beton Prategang Penuh Dan Prategang Parsial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Efisiensi Balok Beton Prategang Penuh Dan Prategang Parsial"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

P P

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum

Perkembangan kegiatan ekonomi memerlukan sarana infrastruktur yang

memadai. Dimana dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat

landasan ekonomi yang berkelanjutan diperlukan dukungan penyediaan infrastruktur

untuk mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kapasitas infrastruktur yang besar

tentunya menuntut inovasi-inovasi baru dalam dunia konstruksi yang mampu

menciptakan struktur yang kuat, aman, nyaman dan ekonomis tanpa mengabaikan

unsur mutu dan waktu.

Beton sudah lama dikenal dalam dunia konstruksi. Beton adalah material yang

kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam kondisi tarik. Kuat tariknya bervariasi

antara 8 sampai dengan 14 persen dari kekuatan tekannya (Nawy,2008). Karena

rendahnya kapasitas dari tarik beton, maka kemungkinan retak lentur pada daerah

tarik beton dapat terjadi pada pembebanan yang masih rendah.

Prategang menjadi salah satu solusi untuk masalah ini. Dimana untuk mengurangi

atau mencegah berkembangnya retak tersebut, gaya konsentris atau eksentris

(2)

dimana gaya ini mencegah berkembangnya retak dengan cara mengeliminasi atau

mengurangi tegangan tarik di bagian tumpuan dan daerah kritis pada kondisi beban

kerja. Gaya longitudinal yang diterapkan ini disebut gaya prategang. Gaya prategang

dihasilkan dengan menarik kabel tendon yang ditempatkan pada beton dengan alat

penarik. Setelah penarikan tendon mencapai gaya yang direncanakan, tendon ditahan

dengan angkur .

Berdasarkan ada tidaknya tulangan baja nonprategang pada penampang balok,

beton prategang terdiri atas 2 macam, yaitu :

1. Beton prategang penuh : Beton prategang yang hanya menggunakan kabel

prategang pada daerah tarik penampang.

2. Beton prategang parsial : Beton prategang yang menggunakan kombinasi

kabel prategang dan tulangan biasa pada daerah tarik penampang.

Beton prategang adalah kombinasi dari dua bahan berkekuatan tinggi, yaitu

beton dan baja mutu tinggi. Kombinasi aktif ini menghasilkan perilaku yang lebih

baik dari masing-masing kedua bahan tersebut. Keuntungan penggunaan struktur

beton prategang antara lain :

1. Balok yang lebih ringan, langsing dan kaku.

2. Retak yang terjadi kecil, sehingga dapat meminimalisir efek korosi.

3. Lintasan tendon dapat diatur untuk menahan gaya lintang.

4. Lebih ekonomis untuk struktur dengan bentang panjang bila dibandingkan

dengan konstruksi beton bertulang biasa dan baja.

5. Dapat digunakan untuk struktur pracetak yang terjamin kualitasnya,

mudah dalam pengerjaan dan pelaksanaan konstruksi, serta biaya awal

(3)

Kajian mengenai beton prategang mengalami perkembangan pesat baik

prategang penuh maupun prategang parsial. Pada beton prategang penuh, efek retak

benar-benar dihilangkan akibat tegangan tekan yang terjadi di seluruh penampang

beton. Namun gaya tekan prategang yang dibutuhkan cukup besar sehingga mampu

mengakomodasi tegangan tekan di seluruh penampang beton. Pada prategang parsial,

untuk memikul tarik pada penampang digunakan kombinasi kabel prategang dan baja

nonprategang. Namun sebagai akibat dari diijinkannya tegangan tarik pada

penampang, retak mungkin terjadi pada beton prategang parsial. Seiring

bertambahnya waktu dan pembebanan, maka perubahan secara kontinu juga terjadi

pada garis tekan C dari garis tarik cgs. Dimana lengan momen Koppel internal akan

bertambah seiring dengan bertambahnya beban, tanpa adanya perubahan besar

tegangan pada baja prategang. Apabila momen lentur terus meningkat dengan

bekerjanya secara penuh beban mati tambahan dan beban hidup, tercapailah suatu

tahap pembebanan dimana tegangan tekan beton di serat pada level penulangan pada

balok yang ditumpu sederhana menjadi nol. Ini disebut kondisi batas dekompresi.

Apabila ada beban tambahan lain, maka retak di muka bawah akan terjadi, dimana

modulus raptur beton tercapai sebagai akibat dari momen retak yang ditimbulkan

oleh beban retak pertama. Beban retak pertama penting dievaluasi karena

berkurangnya kekakuan penampang yang berarti memperbesar defleksi. Lebar retak

juga perlu dikontrol untuk mencegah korosi tulangan. Oleh sebab itu, pada tugas

akhir ini akan dibahas mengenai dasar-dasar dari perhitungan gaya prategang dan

kehilangan yang terjadi baik pada beton prategang penuh dan prategang parsial,

(4)

beton prategang penuh dan prategang parsial. Adapun tugas akhir ini adalah berupa

studi literatur dari buku-buku, jurnal dan masukan dari pembimbing.

I.2 Latar Belakang Masalah

Dalam tugas akhir ini penulis akan membandingkan efisiensi dari beton

prategang penuh dan beton prategang parsial. Pada beton prategang penuh akan

dihitung kapasitas beton, gaya prategang dan juga kehilangan yang terjadi, untuk

beton prategang parsial hal lain yang dihitung adalah batas dekompresi, momen

retak dan lebar retak pada balok sebuah struktur gedung lantai 1 dengan fungsi

bangunan sebagai toko seperti pada gambar 1.2. Dimana batas dekompresi perlu

diketahui untuk mengetahui batas pembebanan yang harus diperhatikan sebelum

beton prategang mengalami retak sebagai akibat dari momen retak.

Perencanaan balok struktur toko dilakukan dengan menggunakan precast

pabrikan. Dimana bentang terpanjang dari balok pada struktur adalah 20 m.

(5)

20 m

h garis netral

kabel prategang h/6

h/6

h/6 h

balok tersebut dianalogikan sebagai balok dengan tumpuan sederhana seperti yang

ditunjukkan dalam gambar 1.3 di bawah ini.

Kabel prategang di letakkan di luar daerah kern, dimana daerah kern adalah

daerah paling luar pada penampang balok prategang yang menyebabkan gaya tarik

akibat prategang adalah nol atau tidak ada sama sekali.

Beton prategang berdasarkan kombinasi tulangan yang digunakan dibagi atas dua

yaitu beton prategang penuh dan beton prategang parsial. Beton prategang penuh

direncanakan dengan kekuatan yang jauh lebih besar dari pada beton bertulang biasa.

Dimana hanya kabel prategang saja yang digunakan di daerah tariknya. Berbeda

dengan prategang penuh, prategang parsial menggunakan kombinasi kabel

prategang dan tulangan baja nonprategang.

Gambar 1.3 Skema perencanaan balok prestressed precast

(6)

Pada prategang penuh, besar gaya tarik yang terjadi di serat tarik bawah adalah

nol, dimana diminimalisas adanya tegangan tarik pada penampang balok yang

direncanakan. Sehingga beton prategang penuh sangat baik untuk mencegah

terjadinya retak pada serat tarik bawah balok. Sehingga dibutuhkan gaya prategang

yang lebih besar daripada gaya prategang pada beton prategang parsial

Dalam tugas akhir ini, adapun permasalahan yang ditinjau antara lain :

1. Merancanakan struktur balok prategang penuh dan parsial

2. Menganalisa kehilangan yang terjadi.

3. Menganalisa batas dekompresi, lebar retak dan momen retak pada beton prategang

parsial.

4. Membandingkan efisiensi antara beton prategang penuh dan prategang parsial.

I.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam perencanaan ini adalah :

1. Sistem penarikan kabel adalah pratarik.

2. Tidak membahas penulangan geser balok.

3. Tidak membahas end block.

4. Penulangan hanya daerah tarik.

5. Data-data yang digunakan untuk perencanaan prestressed adalah :

• Panjang bentang : 20 m

• Mutu beton balok : K-500

• Mutu baja nonprategang(fy): 390 Mpa

• Mutu baja pratekan yang digunakan kabel jenis strand seven wires

(7)

- fpu = 1860 Mpa

- diameter strand = 1,27 cm

- Eff. Section area = 0,987 cm2

I.4. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu :

1.Membandingkan hasil perencanaan beton prategang penuh dan prategang

parsial.

2.Mengetahui batas dekompresi, momen retak dan lebar retak dari prategang

parsial.

3. Mengetahui perbandingan kemampuan layan beton prategang penuh dan

prategang parsial.

I.5 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Dapat merencanakan struktur prategang dengan prategang penuh dan

prategang parsial.

2. Mengetahui batas pembebanan sebelum terjadi retak pada beton prategang

parsial.

3. Memberikan contoh perhitungan perencanaan kepada para pembaca, khususnya

mahasiswa Teknik Sipil USU.

I.6 Metode Penulisan

(8)

1. Metode studi literature, yaitu dengan mengumpulkan data-data dan keterangan

dari buku-buku dan jurnal yang berhubungan dengan pembahasan tugas akhir.

Perhitungan dalam perencanaan ini menggunakan bantuan software seperti

Microsoft Office Excel.

2. Metode studi bimbingan, yaitu melakukan konsultasi dengan dosen

pembimbing yang memegang peranan penting dalam penulisan tugas akhir ini,

selain itu berkonsultasi dengan teman tentang tugas akhir sekaligus

mengumpulkan data-data yang dibutuhkan hingga tugas akhir ini dapat

terselesaikan.

Penulisan tugas akhir ini dilakukan dengan uraian pembahasan sebagai berikut

ini :

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS

BAB IV APLIKASI PERHITUNGAN

Gambar

Gambar 1.1 Skema pemberian gaya prategang
Gambar 1.2 Tampak depan rencana toko
Gambar 1.3 Skema perencanaan balok prestressed precast

Referensi

Dokumen terkait

Pada masa globalosasi diperlukan informasi yang akurat hal ini tidak hanya diperlukan untuk dunia usaha tetapi untuk dunia pendidikan khususnya , dalam proses pembayaran uang

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Biologi pokok bahasan keanekaragaman hayati siswa kelas XA SMA Muhammadiyah 3 Pedan, Klaten

For inclusion of elements from additional InfraGML Requirements Classes supported by a conforming application, a properly formed schema header shall, in addition, include

Masalah yang dibatasi dalam penulisan tugas akhir dengan judil Analisis Perhitungan Struktur Gedung Pendidikan Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Pontianak,

Pengamatan tahun 2004 ditemukan 16 jenis tumbuhan air, dimana Potamogeton malaianus merupakan tumbuhan yang dominan dijumpai pada semua stasiun pengamatan, kecuali pada

Kemunculan aspek keterampilan dalam pembelajaran biologi dengan menggunakan metode window shopping mayoritas berada pada tingkat unacceptable dan weak karena

Dalam penelitian ini teknik tes yang digunakan berupa tes formatif yang dilakukan pada akhir siklus I dan siklus II sebagai upaya untuk mengetahui hasil belajar siswa

PT. Pharma Laboratories bekerja sama dengan PT. Yang beralamat di Jl. MulyaJayano.16, Cipinang Muara, Jakarta. Pharma Laboratories berkerja sama dengan PT. Immortal untuk