• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efisiensi Kabel Balok Beton Prategang Pada Jembatan Terhadap Kapasitas Lentur Dengan Penampang Yang Berbeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Efisiensi Kabel Balok Beton Prategang Pada Jembatan Terhadap Kapasitas Lentur Dengan Penampang Yang Berbeda"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang konstruksi

memacu negara-negara berkembang termasuk Indonesia untuk mengadakan pembangunan

sarana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat. Dalam hal ini para perencana terdorong

untuk mendisain bangunan yang lebih aman dan ekonomis.

Di dalam perencanaan suatu pembangunan, akan ditemukan dua bagian utama dari

bangunan tersebut, yaitu bagian struktur dan non struktur. Bagian struktur merupakan

bagian bangunan yang ikut memikul beban yaitu meliputi pondasi, balok, kolom, pelat dan

lain sebagainya. Sedangkan bagian non struktur merupakan bagian yang tidak ikut beban

yaitu dinding, plafond dan lain sebagainya. Sehingga tersebut di atas harus didisain

sedemikian rupa agar diperoleh struktur yang ekonomis tetapi mampu mendukung beban

struktur dengan aman.

Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, tetapi

kekuatan tariknya relatif rendah. Sedangkan baja adalah suatu material yang mempunyai

kekuatan tarik yang sangat tinggi. Dengan mengkombinasikan beton dan baja sebagai

bahan struktur maka tegangan tekan dipikul kepada beton sementara tegangan tarik dipikul

kepada baja. Namun pada struktur dengan bentang yang panjang, struktur bertulang

biasanya tidak cukup untuk menahan tegangan lentur, geser, atau puntir yang tinggi. Untuk

mengatasi keretakan serta berbagai keterbatasan yang lain maka dilakukan penegangan

pada struktur beton dengan kawat baja yang disebut dengan Beton Prategang.

Balok pada jembatan biasanya menggunakan balok Beton Prategang. Alasan

(2)

penampang yang dibutuhkan lebih kecil, umur lebih panjang, serta pada kondisi tertentu

dibutuhkan biaya yang lebih murah.

Baja yang dipakai untuk beton prategang ada empat jenis, yaitu :

1. Kawat tunggal ( wires ), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang

pada sistem pratarik.

2. Untaian kawat ( strand ), biasanya digunakan untuk baja prategang untuk beton

prategang dengan sistem pascatarik.

3. Kawat batangan ( bars ), biasanya digunakan untuk baja prategang berkekuatan tinggi

untuk beton prategang dengan sistem pratarik.

Pada umumnya penampang balok beton prategang pada jembatan adalah :

Untuk memberikan tekanan pada beton pratekan dilakukan sebelum atau setelah

beton dicor. Kedua kondisi tersebut membedakan sistem pratekan, yaitu Pre-Tension (

pratarik ) dan Post-Tension (pascatarik).

Pre-Tension adalah prinsip cara penegangan dengan tendon pertama-tama ditarik

dan diangkur pada abutmen tetap, kemudian beton dicor pada cetakan yang sudah

disediakan dengan melingkupi tendon yang sudah ditarik tersebut. Setelah kekuatan beton

sudah mencapai yang disyaratkan maka angkurnya dilepas. Pada saat inilah baja yang

(3)

Post-Tension adalah prinsip cara penegangan dengan beton telah terlebih dahulu

dicor dan dibiarkan mengeras sebelum diberi gaya penegangan.

Gambar Penampang Balok Pretegang pada Jembatan dengan Penampang yang berbeda :

(4)

Tegangan pada balok prategang 1. Tegangan Normal

Pada gambar dibawah ini, digambarkan suatu balok persegi panjang dengan

tumpuan yang sederhana yang mengalami gaya prategang P konsentris.

Gambar I.2 Distribusi Tegangan Akibat Gaya Prategang Pada Tendon Konsentris.

(Edward G Nawy. 2001)

Dari gambar di atas tegangan tekan pada penampang balok seragam dan memiliki

intensitas sebesar :

�=�

Dimana : �=��������

P = Gaya tekan konsentris

A = Luas penampang

2. Tegangan Lentur

Apabila suatu balok persegi panjang dengan tumpuan sederhana yang mengalami

gaya prategang P konsentris dan beban tranversal disepanjang balok

(5)

(Edward G Nawy. 2001)

Besar tegangan yang terjadi adalah sebagai berikut :

�� = �−��

=�

�+ ��

Dimana : � = �������������������

=�������������������ℎ

P = Gaya tekan konsentris

A = Luas penampang

C = Titik berat, H/2 untuk penampang persegi.

I = momen inersia bruto penampang

M= momen lentur

Penempatan tendon prategang secara eksentris di bawah sumbuh netral ditengah

bentang, bertujuan untuk menimbulkan tegangan tarik akibat prategang di serat atas

penampang seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini

Gambar I.4 Distribusi Tegangan Akibat Gaya Prategang Pada Tendon Ekssentris.

(6)

Gambar I.5 Distribusi Tegangan Akibat Gaya Prategang dan berat sendiri Pada Tendon

Eksensentris.

(Edward G Nawy. 2001)

Apabila tendon diletakkan pada eksentritas e dari pusat berat beton (garis cgc),

maka akan timbul momen Pe dan besar tegangan ditengah bentang adalah :

�� = �−��� +��

C = Titik berat, H/2 untuk penampang persegi.

I = momen inersia bruto penampang

M= momen lentur.

I.2 Rumusan Masalah

Banyak hal yang mempengaruhi jumlah kabel pada balok beton prategang pada

jembatan. Tugas akhir ini membahas tentang pengaruh bentuk penampang yang dimiliki

(7)

I.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah menentukan jumlah kabel yang

dibutuhkan pada masing-masing penampang pada balok prategang. Hal ini dilakukan

dengan beban yang sama pada dua dan tiga perletakan, serta hanya memperhitungkan

momen pada masing-masing penampang.

I.4 Pembatasan Masalah

1. Perletakan yang dipakai adalah perletakan sederhana dan tiga perletakan .

2. Panjang bentang 25 m

3. Penampang yang dianalisa adalah persegi panjang, T, girder I.

4. Mendesain penampang pada masing-masing balok.

5. Menentukan gaya prategang minimum dan eksentrisitas maksimum pada

masing-masing penampang.

6. Menentukan luasan kabel pada masing-masing penampang dengan beban yang sama.

7. Beban yang dipikul adalah beban berdasarkan RSNI-T-02-2005 Standar Pembebanan

Untuk Jembatan

8. Mutu beton f’c=60 Mpa

9. Menurut ASTM A416 : mutu strand 1860 Mpa, diameter strand 15,24 mm, dan luas

strand 140 mm2

10. Dalam hal ini menggunakan prategang penuh ( fully prestressed ).

11. Balok direncanakan pada konsisi elastis.

I.5 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah literatur yaitu dengan

mengumpulkan teori-teori dan rumus-rumus yang dibutuhkan dari text book (buku-buku

(8)

dosen pembimbing. Kemudian, analisa dilakukan berdasarkan dengan teori-teori dan

Gambar

Gambar Penampang Balok Pretegang pada Jembatan dengan Penampang yang
Gambar I.2 Distribusi Tegangan Akibat Gaya Prategang Pada Tendon Konsentris.
Gambar I.4 Distribusi Tegangan Akibat Gaya Prategang Pada Tendon Ekssentris.
Gambar I.5 Distribusi Tegangan Akibat Gaya Prategang dan berat sendiri Pada Tendon

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang dibatasi dalam penulisan tugas akhir dengan judil Analisis Perhitungan Struktur Gedung Pendidikan Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Pontianak,

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang budaya Jawa dalam video klip Tersimpan di Hati menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Peirce

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Biologi pokok bahasan keanekaragaman hayati siswa kelas XA SMA Muhammadiyah 3 Pedan, Klaten

Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Pb asetat tidak berpengaruh terhadap berat dan volume testis, hal ini dapat disebabkan pemberian Pb asetat selama 42 hari

Pengamatan tahun 2004 ditemukan 16 jenis tumbuhan air, dimana Potamogeton malaianus merupakan tumbuhan yang dominan dijumpai pada semua stasiun pengamatan, kecuali pada

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.Hasil penelitian menunjukan bahwa harapan pasien BPJS terhadap pelayanan obat di Depo Farmasi BLUD RSUD

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran   :  IPA SMK / MAK Kelas/Semester  :  XI / 4 Alokasi Waktu       

Hukum Tua sering mengadakan rapat umum setiap 3 (tiga) bulan dan disitulah masyarakat diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, kritik, saran dan masukan