ALAT PEMESANAN NOMOR BANGKU BIS TERINTEGRASI
SECARA WIRELESS
Tjandra Susila1), Tony Winata1) dan Trimamangsyah R.2)
Abstract
Ticket order officer send information about seat number ordering from bus station to bus agency or the other hand. In one unit, the officer push a keypad and then the LED in the unit will “ON”. Beside that, he also transmitt the message to the other unit. When the other unit receive the message, the LED in the unit will ”ON”. So, with this seat number order instrument the passenger can get their seat number faster and efficiently.
Keywords : wireless, modulation ASK, transmitter and receiver, keypad, LED
PENDAHULUAN
Teknologi elektronika pada saat ini semakin berkembang pesat pada berbagai bidang, salah satunya adalah pada bidang telekomunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi tersebut memudahkan manusia untuk dapat berhubungan dengan manusia lainnya. Salah satu perkembangan teknologi tersebut adalah teknologi telekomunikasi
wireless (tanpa kabel). Teknologi
telekomunikasi wireless tersebut dapat mengirim informasi dari pengirim menuju ke penerima tanpa melalui media kabel, namun melalui media udara bebas tanpa dipengaruhi jarak yang ada. Perangkat dari teknologi telekomunikasi wireless lebih efisien, efektif, dan mudah dipergunakan, sehingga aplikasinya dapat diterapkan pada lingkungan masyarakat luas. Aplikasi teknologi komunikasi wireless yang dapat diterapkan adalah untuk pemesanan nomor bangku bis baik pada terminal bis maupun melalui agen – agen bis.
Saat ini sudah banyak terdapat berbagai merek bis antarkota antarpropinsi yang dapat kita temui. Persaingan antar agen bis pun terjadi. Demi menjaga reputasi, para pemilik agen bis berlomba-lomba meningkatkan mutu mulai dari segi armada bis yang tersedia,
harga yang bersaing, hingga pelayanan terhadap para penumpang. Agen bis yang baik harus memiliki pelayanan yang bagus pada saat pemesanan tiket maupun pelayanan pada saat di dalam bis, serta dapat mengantar para penumpang dengan cepat namun tetap memberikan rasa aman dan kenyamanan sesuai dengan yang diinginkan oleh para penumpang.
Calon penumpang yang ingin melakukan pemesanan tiket dapat melakukannya dengan langsung membeli di terminal bis. Namun, bagi para calon penumpang yang rumahnya berjauhan dengan terminal bis tetapi cukup dekat dengan agen bis yang akan ditumpanginya, mereka dapat membeli tiket bis di agen bis tersebut. Dituntut agar bekerja dengan baik dan benar, agen bis tersebut harus menyesuaikan nomor tempat duduk calon penumpang dengan terminal bis dan agen-agen bis lainnya. Untuk menyesuaikannya, agen bis tersebut menghubungi terminal bis untuk menanyakan nomor bangku yang masih kosong dengan menggunakan radio kontak. Untuk mendapat kepastian nomor tempat duduk, terkadang petugas di agen bis harus menunggu beberapa saat karena jalur komunikasi yang dipakai mungkin sedang digunakan oleh agen-agen
1)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara
2)
bis lain.
Atas dasar pemikiran di atas, maka dibuat perangkat pemesanan nomor bangku bis pada terminal bis maupun di agen bis secara wireless dengan menggunakan gelombang Radio Frequency (RF). Sistem perangkat ini secara garis besar terdiri dari unit pemancar (transmitter) dan penerima
(receiver) yang berada pada terminal bis dan
agen bis. Perangkat yang terdapat pada terminal bis dan agen bis menggunakan modul keypad yang digabungkan dengan
Light Emitting Diode (LED) yang
menggambarkan nomor bangku dalam bis, sehingga petugas pemesanan tiket dapat menentukan nomor bangku calon penumpang melalui daftar nomor bangku yang telah disediakan. Perangkat pada terminal bis dan agen bis, selain dapat mengirim juga dapat menerima data. Oleh karena itu, pada saat salah satu perangkat baik yang ada pada terminal bis ataupun agen bis memesan nomor bangku, maka datanya akan terkirim ke semua perangkat yang saling berhubungan.
Tujuan Rancangan
Perancangan dan pembuatan alat pemesanan nomor bangku bis terintegrasi secara wireless ini bertujuan untuk menghasilkan sistem pemesanan nomor bangku yang dapat mempersingkat waktu pemberian nomor bangku bis kepada calon penumpang.
Modul-modul yang akan dirancang pada perancangan ini adalah sebagai berikut:
● Modul power supply (catu daya)
● Modul mikrokontroler
● Modul demultiplexer
● Modul relay
● Modul keypad
● Modul LED
Modul-modul yang tidak dirancang dalam perancangan ini adalah:
● Modul pemancar ASK
● Modul penerima ASK
Spesifikasi Rancangan
Spesifikasi rancangan alat pemesanan nomor bangku bis terintegrasi secara wireless
ini memiliki beberapa spesifikasi antara lain :
• Komunikasi yang dilakukan antara agen bis dan terminal bis secara dua arah.
• Menggunakan mikrokontroler sebagai pemroses utama.
• Menggunakan pemancar dan penerima
ASK Ultra High Frequency (UHF)
dengan frekuensi 300 MHz – 3000 MHz.
• Menggunakan keypad sebagai control.
• Menggunakan LED sebagai tampilan nomor bangku pada perangkat yang terdapat di agen bis dan terminal bis.
Tabel berikut adalah perbandingan hasil survei dengan alat yang dirancang.
Tabel 1. Perbedaan hasil survei dengan alat yang dirancang
No Hasil Survei Alat yang akan dirancang 1. Petugas di agen
menunggu sampai jalur komunikasi yang digunakan sepi agar dapat menghubungi terminal
Petugas tidak perlu menunggu hingga jalur komunikasi sepi, nomor bangku dikirim secara wireless 2. Dapat terjadi kesalahan komunikasi yang menyebabkan adanya nomor bangku untuk lebih dari satu calon penumpang Komunikasi lebih jelas karena menggunakan perangkat yang sudah terprogram
3. Tidak ada tampilan nomor bangku
Ada tampilan nomor bangku yang menggambarkan keadaan nomor bangku di dalam bis
Deskripsi Konsep
Perancangan perangkat pemesanan nomor bangku bis pada agen dan terminal bis berguna untuk mempermudah proses
pemesanan nomor bangku bis oleh petugas pemesanan tiket. Selain itu, petugas pemesanan tiket tidak perlu menunggu giliran dengan agen-agen bis lainnya untuk menggunakan jalur komunikasi agar dapat melakukan penyesuaian nomor bangku dengan terminal bis. Dengan kata lain, pemasangan dan penerapan alat ini akan meningkatkan kualitas pelayanan pemesanan nomor bangku bis dan menguntungkan semua pihak yang bersangkutan.
Alat ini terdiri dari dua bagian, di mana kedua bagian tersebut berkomunikasi secara
wireless. Bagian pertama merupakan unit
pemancar yang terdiri dari modul keypad yang digabung dengan Light Emitting Diode
(LED), modul mikrokontroler, pemancar
AmplitudeShift Keying (ASK). Unit pemancar
ini menggunakan modul keypad yang digunakan oleh petugas pada pemesanan tiket untuk memasukkan kode nomor bangku bis yang ingin dipesan. Kode nomor bangku yang dimasukkan kemudian diolah oleh mikrokontroler lalu ditampilkan dengan menggunakan LED sesuai dengan nomor bangku yang dipesan.
Mikrokontroler pada bagian pemancar juga berfungsi sebagai pengendali, dimana mikrokontroler tersebut akan selalu menerima
input data dari keypad yang terdapat pada
modul kontrol, kemudian mikrokontroler tersebut akan mengatur pengiriman data tersebut ke transmitter (pemancar). Selain itu mikrokontroler yang ada di bagian pemancar juga mempunyai tugas untuk melakukan pengalamatan data. Mikrokontroler yang ada
dibagian receiver (penerima) mempunyai tugas untuk menerjemahkan data yang masuk. Selain itu mikrokontroler tersebut juga bertugas untuk melakukan pengecekan setiap alamat yang dikirim dari pemancar.
Bagian kedua merupakan unit penerima yang terdiri dari modul penerima, modul mikrokontroler, serta modul keypad dan LED. Sinyal modulasi yang diterima oleh unit penerima didemodulasi sehingga didapatkan sinyal informasinya. Sinyal informasi yang berupa data biner tersebut dikirim ke mikrokontroler. Data biner tersebut diolah dan ditampilkan pada modul LED yang menunjukkan nomor bangku yang ingin dipesan oleh calon penumpang.
• Diagram blok
Diagram blok perancangan dan implementasi alat pemesanan nomor bangku bis secara wireless terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian pengirim dan penerima yang terdapat pada agen bis dan terminal bis. Gambar 1 dan 2 adalah diagram blok dari alat yang dirancang.
• Modul LED
Bagian pada terminal bis dan agen bis menggunakan 43 buah LED indikator, di mana 41 LED di antaranya mewakili lampu untuk tiap nomor bangku di dalam bis. Dipilihnya LED ini sebagai indikator pada bagian pemancar maupun penerima adalah karena LED ini memiliki karakteristik arus yang kecil yaitu 10 mA, sehingga tidak memboroskan pemakaian daya pada rancangan alat ini.
Keypad LED Demultiplexer Demultiplexer Pemancar ASK Mikrokontroler Penerima ASK RELAY
• Modul keypad
Keypad sebagai alat untuk memilih mode
tampilan yang akan ditampilkan pada layar. Keypad yang digunakan tersusun atas 12 baris dan 4 kolom yang terdiri dari tombol 1, tombol 2,…,tombol 41 yang menggambarkan keadaan nomor bangku yang terdapat di dalam bis.
• Modul mikrokontroler
Mikrokontroler pada alat ini merupakan keluaran ATMEL, yakni AT89S51. Pemilihan AT89S51 karena dapat ditemukan dengan mudah dipasaran serta memiliki kemampuan dan kemudahan dalam menulis dan menghapus. Walaupun mikrokontroler ini memiliki RAM yang tidak terlalu besar namun masih cukup untuk menyimpan program. AT89S51 memiliki keistimewaan yaitu ketika waktu
men-download program, dimana program
dapat di-download secara langsung di dalam modul project-nya sehingga AT89S51 tidak perlu dipindahkan ke modul downloader, disebabkan adanya
In-system Serial Programming (ISP) pada
AT89S51. Ukuran kristal yang digunakan untuk clock berupa kristal dengan ukuran 11,059MHz.
• Modul demultiplexer
Demultiplexer menerapkan rangkaian TTL
untuk mengenali 4 kode biner input ke dalam salah satu dari 16 output yang tidak saling berkaitan, ketika kedua strobe input
G1 dan G2 dalam keadaan low. Fungsi demultipleksing ini dilakukan dengan
menggunakan 4 saluran input untuk mengalamatkan saluran output, melewatkan data dari salah satu strobe
input, sementara strobe input yang lain
low. Ketika salah satu di antara strobe
input dalam keadaan high, maka semua
output adalah high. Inti dari demultiplexer ini adalah untuk menambah atau memperbanyak output dari input yang masuk, yaitu dari 4 input menjadi 16
output.
• Modul pemancar ASK
Modul pemancar ASK yang digunakan adalah TLP434A. Dipilihnya pemancar ini adalah karena telah tersedia dipasaran dan mudah diperoleh serta praktis dalam Keypad LED Demultiplexer Demultiplexer Mikrokontroler Pemancar ASK Penerima ASK RELAY Gambar 2. Diagram blok pada terminal bis.
penerapannya. Frekuensi yang digunakan oleh pemancar ini sudah dikunci, sehingga kita tidak perlu menyetel frekuensi lagi. Keuntungan dari dikuncinya frekuensi ini adalah tuning frekuensinya tidak akan bergeser yang dapat menyebabkan berubahnya frekuensi. Pemancar ini bekerja pada frekuensi 433,92 MHz dengan jangkauan tegangan operasi dari 2-12 Volt.
• Modul penerima ASK
Modul penerima ASK yang digunakan adalah RLP434A. Dipilihnya penerima ini adalah karena telah tersedia dipasaran dan mudah diperoleh serta praktis dalam penerapannya. Kelebihan dari penerima ASK ini adalah tuning frekuensinya sudah dikunci pada frekuensi yang sama dengan yang digunakan oleh pemancar, sehingga kita tidak perlu lagi mencocokkan frekuensinya dengan frekuensi pemancar. Penerima ASK ini bekerja pada frekuensi 433,92 MHz dengan jangkauan tegangan operasi dari 4,5-5,5 Volt.
• Modul relay
Relay yang digunakan pada perancangan
sistem alat ini yaitu relay dengan tegangan +12VDC yang memiliki 5 kaki yang terdiri dari 2 kaki untuk catu daya, satu kaki common, satu kaki normally close
dan satu kaki normally open. Rangkaian
relay digunakan untuk mengaktifkan
pemancar sehingga bila mendapatkan
trigger yang dikendalikan oleh
mikrokrontroler maka relay tersebut baru akan aktif.
Realisasi Rancangan
Perancangan alat pemesanan nomor bangku bis terintegrasi secara wireless ini terdiri dari 2 bagian yaitu bagian hardware
dan bagian software. Perancangan hardware
terdiri dari beberapa bagian antara lain yaitu : Perancangan modul power supply (catu daya), Perancangan modul mikrokontroler, Perancangan modul demultiplexer, Perancangan modul keypad dan LED, Perancangan modul relay, dan Perancangan modul pemancar dan penerima ASK. Perancangan software dilakukan dengan menggunakan program Assembler ASM51 yang kemudian program tersebut akan
di-download ke dalam mikrokontroler.
• Perancangan modul catu daya
Perancangan modul catu daya ini menggunakan transformator, dioda bridge, kapasitor, transistor, dan IC regulator. Transformator ini digunakan untuk menurunkan tegangan input AC 220V menjadi tegangan AC 12V, kemudian tegangan akan disearahkan dengan satu buah dioda bridge untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC). Kapasitor sebesar 4700uF/50V berfungsi untuk membantu menghilangkan ripple yang dihasilkan oleh dioda, kemudian transistor tipe TIP2955 berfungsi untuk menguatkan arus sehingga pada akhirnya akan menghasilkan arus yang lebih kuat. Agar mencapai keluaran tegangan yang dibutuhkan dan stabil dengan baik maka digunakan IC Regulator LM7805 (+5 Vdc) dan LM7812 (+12 Vdc).
• Perancangan modul mikrokontroler Rangkaian mikrokontroler terhubung dengan modul keypad dan LED, pemancar ASK, dan penerima ASK. Modul mikrokontroler ini melakukan
pengendalian semua modul tersebut. Pada port 2 (2.0...2.7) mikrokontroler terdapat modul keypad sebagai input masukan nomor bangku bis yang dipesan. Modul LED yang fungsinya menanpilkan nomor bangku, terhubung pada port 0 (0.0...0.7) serta register pengaturan RS, E, R/W (P1.2, P1.3, P1.4). Input data yang berupa nomor bangku oleh mikrokontroler akan diproses, selanjutnya outputnya berupa deretan data biner yang isinya ID nomor bangku yang dipesan.
Deretan biner tersebut dikirim ke pemancar ASK melalui port serial TXD P3.1 yang akan menghidupkan (”ON”) pemancar. Namun sebelum deretan biner tersebut dikirim, modul mikrokontroler terlebih dahulu mengaktifkan modul relay
pada port P3.4. Modul relay yang aktif tersebut akan menghidupkan (”ON”) pemancar ASK untuk ditransmisikan ke udara melalui pemancar FM.
Rangkaian mikrokontroler pada alat ini juga digunakan sebagai pengolahan data yang masuk melalui port serial RXD P3.0. Pada port P3.0 terhubung oleh modul penerima ASK, yang fungsinya untuk mendemodulasi sinyal ASK yang diterima. Deretan data biner hasil demodulasi akan diproses oleh mikrokontroler dan menampilkan data tersebut pada LED yang isinya ID nomor bangku bis. P1.0 P0.0 P1.1 P0.1 P1.2 P0.2 P1.3 P0.3 P1.4 P0.4 P1.5 P0.5 P1.6 P0.6 P1.7 P0.7 RST EA/VPP P3.0(RXD) ALE/PROG P3.1(TXD) PSEN P3.2(INT0) P2.0 P3.3(INT1) P2.1 P3.4(TD) P2.2 P3.5(T1) P2.3 P3.6(WR) P2.4 P3.7(RD) P2.5 XTAL2 P2.6 XTAL1 P2.7 Pemancar ASK Penerima ASK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 VCC LED KEYPAD 5V C1 C2 C2
• Perancangan modul keypad dan LED Rangkaian keypad dan LED ini menggunakan push button dan LED yang sama banyaknya yaitu 43 buah. 41 buah untuk jumlah banku di dalam bis, 1 buah sebagai tombol start, dan 1 buah untuk tombol reset. Rangkaian ini digunakan untuk memberitahukan pemesanan nomor bangku bis dari terminal bis ke agen-agen bis dan sebaliknya.
Saat keypad tidak ditekan, maka kaki pada
keypad tersebut tidak terhubung, yang
berarti tidak memberikan tegangan. Dalam keadaan demikian berarti keypad dalam keadaan low. Ketika kita menekan keypad, maka kaki pada keypad akan terhubung yang berarti keypad tersebut memberikan tegangan. Dalam keadaan demikian
keypad dalam keadaan high dan
diumpankan ke mikrokontroler untuk diproses lebih lanjut.
Rangkaian LED pada modul ini digabungkan dengan rangkaian keypad.
Saat Keypad dalam kondisi low, maka LED juga dalam kondisi low.Ketika
keypad pada nomor tertentu ditekan, maka
LED yang terhubung dengan keypad
tersebut dalam keadaan high yang akan menyebabkan LED akan menyala. Begitu juga ketika mikrokontroler menerima data yang berasal dari transmitter. Data yang telah diproses oleh mikrokontroler kemudian dialirkan ke modul LED untuk ditampilkan sesuai dengan data yang telah diterima. Gambar rangkaian keypad dan LED dapat dilihat pada gambar berikut.
• Perancangan modul demultiplexer Modul keypad dan LED yang digunakan pada alat ini memiliki output sebanyak 32. Jumlah ini tidak dapat ditampung oleh mikrokontroler karena terlalu banyak. Untuk mengatasinya, maka digunakan modul demultiplexer yang berfungsi untuk menambah atau output dari input yang masuk, yaitu dari 4 input menjadi 16 output.
Modul demultiplexer ini juga menggunakan IC 74ALS573 yang dihubungkan dengan kolom rangkaian LED. IC ini berfungsi sebagai buffer arus dari mikrokontroler ke tampilan LED. Hal ini dilakukan agar tingkat arus untuk tampilan LED lebih baik.
• Perancangan Modul Relay
Modul relay digunakan untuk “ON-OFF” pemancar dan penerima. Modul relay
terdiri dari transistor BD 139, dioda IN 4002, resistor 10 K, dan Relay. Rangkaian
relay ini digunakan untuk mengaktifkan
pemancar sehingga bila mendapatkan
trigger yang dikendalikan oleh
mikrokrontroler, maka relay tersebut baru akan aktif. Logika bernilai high dari
output port pin mikrokontroller yang
terhubung dengan basis transistor NPN BD 139 mengakibatkan kolektor dan
emiter short ke ground, sehingga relay
mendapat tegangan. Kutub common yang awalnya terhubung kutub NC berpindah ke kutub NO, sehingga pemancar “ON” mendapat tegangan. Relay Port VCC IN 4002 DIODE 10 K BD 139 NO NC Pemancar ASK CO
• Perancangan modul pemancar ASK Modul pemancar ASK ini digunakan untuk mengirim data digital yang keluar dari rangkaian mikrokontroler agar dapat ditransmisikan melalui gelombang elektromagnetik ke bagian penerima. Modul pemancar ASK ini adalah sebuah modulator Amplitudo Shift Keying
(modulator ASK) yang bekerja pada frekuensi 433,92 MHz. Modul ini dapat bekerja pada tegangan catu daya 2 Volt hingga 12 Volt. Modul ini memiliki penguat RF untuk memancarkan sinyal termodulasi ASK dalam bentuk gelombang elektromagnetik ke udara. Penguat RF yang terdapat dalam modul ini berkekuatan 8 mW. Pemancar ini sangat praktis dan mudah dalam penggunaannya, karena pemancar ini hanya menyerap arus sekitar 5 mA saja. Kecepatan pemancar ASK ini dalam mengirimkan data adalah sebesar 2,4 kbps.
• Perancangan modul penerima ASK Modul penerima ASK ini berfungsi untuk mendeteksi dan mendemodulasikan kembali sinyal informasi yang diterima dari bagian pemancar ASK, agar dapat diolah dan informasi tersebut dapat ditampilkan pada modul LED. Penerima ASK ini merupakan sebuah demodulator
ASK) yang juga bekerja pada frekuensi 433,92 MHz. Penerima ASK ini dapat bekerja pada tegangan catu 4,5 Volt hingga 5,5 Volt.
• Realisasi rancangan perangkat lunak Rancangan perangkat lunak dimulai dari inisialisasi tiap port mikrokontroler dan memori yang kemudian diteruskan pada proses pembacaan input data yang masuk. Jika ada input data yang masuk, maka program akan mengaktifkan pemancar dan mikrokontroler akan mengirimkan data secara serial ke pemancar ASK.
START END Inisialisasi Port dan Memori Kirim Data Aktifkan Relay Pemancar Ada Input Data? YA TIDAK Tampilkan data
Rancangan perangkat lunak pada saat menerima data dimulai dari inisialisasi memori dan tiap portnya. Kemudian dilanjutkan pada proses penerimaan data, apabila ada data yang diterima dan data valid, maka program akan menganalisa data yang masuk untuk ditampilkan pada LED.
START Inisialisasi Port dan memori Ada Input data? Data Valid Analisa Data Tampilkan Data END TIDAK YA TIDAK YA
• Realisasi rancangan sistem alat pemesanan nomor bangku bis secara wireless
Langkah selanjutnya setelah merealisasikan rancangan subsistem menjadi satu-kesatuan sistem. Realisasi sistem tersebut merupakan penggabungan dari seluruh modul yang sudah dibuat. Modul-modul tersebut dihubungkan menjadi satu sistem yang utuh dan sistem ini akan diatur oleh program yang telah dimasukkan ke dalam memori mikrokontroler.
Berikut ini adalah gambar skematik rangkaian keseluruhan
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan realisasi dan hasil
pengujian yang dilakukan terhadap rancangan ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perancangan alat sistem pemesanan nomor bangku bis terintegrasi secara wireless ini dapat bekerja dengan baik seperti yang direncanakan, dimana transmitter dapat mengirimkan data dan receiver dapat menerima data yang dikirimkan dan ditampilkan pada LED.
2. Pemancar harus diatur agar hanya aktif ketika diberikan data untuk ditransmisikan, sedangkan penerima tetap selalu aktif. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi interferensi yang disebabkan oleh pemancar lain.
3. Rangkaian demultiplexer dapat mengatasi terbatasnya port pada mikrokontroler agar dapat menampung banyaknya jumlah pin pada modul keypad dan LED.
4. Waktu yang diperlukan untuk pengiriman data nomor bangku dari transmitter menuju receiver adalah kurang lebih 4 detik. Hal ini disebabkan karena proses sinkronisasi atau pencocokan data nomor bangku yang diterima untuk ditampilkan pada LED.
Saran
Bagi yang ingin melakukan pengembangan rancangan alat ini, saran yang dapat diberikan untuk mendukung pengembangan tersebut adalah :
1. Transceiver pengiriman data pada rancangan ini dapat diganti dengan
transceiver yang lain yang memiliki daya
pancar lebih baik agar dapat meningkatkan jarak dan kecepatan pengiriman data antara unit pada terminal bis dan agen.
2. Unit yang ada pada terminal bis dan agen dihubungkan dengan komputer, sehingga dapat diterapkan sistem database dan aplikasi-aplikasi perangkat lunak yang lebih handal. EA/VP 31 X1 1 9 X2 1 8 RESET 9 P3. 2 /INT0 1 2 P3. 3 /INT1 1 3 P3. 4 /T0 1 4 P3. 5 /T1 1 5 P1. 0 1 P1. 1 2 P1. 2 3 P1. 3 4 P1. 4 5 P1. 5 6 P1. 6 7 P1. 7 8 P0. 0 39 P0. 1 38 P0. 2 37 P0. 3 36 P0. 4 35 P0. 5 34 P0. 6 33 P0. 7 32 P2. 0 21 P2. 1 22 P2. 2 23 P2. 3 24 P2. 4 25 P2. 5 26 P2. 6 27 P2. 7 28 P3. 7 /RD 1 7 P3. 6 /WR 1 6 PSEN 29 ALE/P 30 P3. 1 /TXD 1 1 P3. 0 /RXD 1 0 IC1 AT8 9S51 1 2 3 4 5 6 7 8 9 RP1 1K VCC 1 2 3 4 5 6 P4 ISP VCC Y1 1 1. 0 59 2 C1 3 0p F C2 3 0p F R1 1 00 R2 8K2 + C3 1 0u F SW1 RST VCC VCC P15 P16 P17 RST P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37 X1 X2 RST P27 P26 P25 P24 P23 P22 P21 P20 X1 X2 RST P00 P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 P00 P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 + C4 1000uF Vin 1 G N D 2 +5V 3 U0 LM78 05 CT + C5 470uF 1 2 J0 PWR 5V + C6 47uF C7100nFC8100nF VCC A C 1 + A C 2 -D0 BRIDGE 1 2 J2 +5V +12 A 2 3 B 2 2 C 2 1 D 2 0 G1 1 8 G2 1 9 0 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 1 0 1 0 1 1 1 1 1 3 1 2 1 4 1 3 1 5 1 4 1 6 1 5 1 7 IC1 7 4LS15 4 OC 1 C 11 1D 2 2D 3 3D 4 4D 5 5D 6 6D 7 7D 8 8D 9 1Q 19 2Q 18 3Q 17 4Q 16 5Q 15 6Q 14 7Q 13 8Q 12 IC2 74ALS573 A 2 3 B 2 2 C 2 1 D 2 0 G1 1 8 G2 1 9 0 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 1 0 1 0 1 1 1 1 1 3 1 2 1 4 1 3 1 5 1 4 1 6 1 5 1 7 IC3 7 4LS15 4 S1 SW-PB S2 SW-PB S3 SW-PB S4 SW-PB S5 SW-PB S6 SW-PB S7 SW-PB S8 SW-PB S9 SW-PB S10 SW-PB S11 SW-PB S12 SW-PB S13 SW-PB S14 SW-PB S15 SW-PB S16 SW-PB S17 SW-PB S18 SW-PB S19 SW-PB S20 SW-PB S21 SW-PB S22 SW-PB S23 SW-PB S24 SW-PB S25 SW-PB S26 SW-PB S27 SW-PB S28 SW-PB S29 SW-PB S30 SW-PB S31 SW-PB S32 SW-PB S33 SW-PB S34 SW-PB S35 SW-PB S37 SW-PB S38 SW-PB S39 SW-PB S40 SW-PB S41 SW-PB S42 SW-PB S43 SW-PB S44 SW-PB S45 SW-PB S46 SW-PB S47 SW-PB D1 LED D2 LED D3 LED D4 LED D5 LED D6 LED D7 LED D8 LED D9 LED D10 LED D11 LED D12 LED D13 LED D14 LED D15 LED D16 LED D17 LED D18 LED D19 LED D20 LED D21 LED D22 LED D23 LED D24 LED D2 5 LED D2 6 LED D2 7 LED D2 8 LED D2 9 LED D3 0 LED D3 1 LED D3 2 LED D3 3 LED D3 4 LED D3 5 LED D3 7 LED D3 8 LED D3 9 LED D4 0 LED D4 1 LED D4 2 LED D4 3 LED D4 4 LED D4 5 LED D4 6 LED D4 7 LED KL1 KL2 KL3 KL4 BL1 2 BL1 1 BL1 0 BL9 BL8 BL7 BL6 BL5 BL4 BL3 BL1 BL2 BS1 BS2 BS3 BS4 BS5 BS6 BS7 BS8 BS9 BS10 BS11 BS12 KS4 KS3 KS2 KS1 BS1 BS2 BS3 BS4 BS5 BS6 BS7 BS8 BS9 BS10 BS11 BS12 KS4 KS3 KS2 KS1 BL1 2 BL1 1 BL1 0 BL9 BL8 BL7 BL6 BL5 BL4 BL3 BL1 BL2 KL1 KL2 KL3 KL4 P00 P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 P27 P26 P25 P24 P23 P22 P21 P20 GND 1 DIGITAL OUT 2 LINEAR OUT 3 VCC 4 RLP1 VCCGNDANTNC 5678 RLP43 4A GND 1 CODE INPUT 2 ANT 4 VCC 3 TLP1 TLP434A VCC VCC VCC 1 2 ANT1 1 2 ANT2 P30 P31 RL1 D0 1N4007 Q1 BC547 R? 10K VCC P36 P37
3. Pada pengembangan selanjutnya agar dibuat pemesanan nomor bangku tidak dapat dilakukan secara bersamaan antara terminal bis dan agen bis yaitu dengan menambah waktu pengiriman data dari transmiter ke receiver.
Referensi
A. P. Malvino and D.P. Leach, Digital
Principles and Applications, 4th edition.
Mc Graw-Hill, lnc.,1986, chap: 3, pp : 85, chap : 11, pp : 338.
P. A. Nalwan, Teknik Antarmuka dan
Pemrograman Mikrokontroler
AT89C51, Jakarta : PT Elex Media
Komputindo,2003, chap: 1, pp: 1-29.
R. Boylestad and L. Nashelsky, Electronic
Devices & Circuit Theory, sixth edition,
Prentice Hall, 1996, chap :1, pp: 38-42, chap : 19, pp : 805-821.
R. J. Tocci, Digital Systems Principal and
Applications, Prentice Hall
International, Inc.1980, chap:9, pp:324- 329.
T. L. Floyd, Electronic Fundamentals:
Circuits, Devices, and Applications,
New York: Macmillan Publishing Company, 2nd ed, 1991, chap : 3, pp : 110 - 115, Chap : 11, pp : 530 - 531. Http://alds.stts.edu/datasheet/ index.htm