• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Kwt Teratai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Profil Kwt Teratai"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KELOMPOK WANITA TANI (KWT) “TERATAI”

1

BAB. I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan pada dasarnya merupakan pondasi dari ketahanan pangan. Bermula dari pandangan ahli gizi yang menyatakan bahwa pangan yang beragam akan dapat memenuhi kebutuhan gizi manusia, di samping itu penganekaragaman konsumsi pangan juga memiliki dimensi lain bagi ketahanan pangan. Bagi produsen, penganeka-ragaman konsumsi pangan akan memberi insentif pada produksi yang lebih beragam, termasuk produk pangan dengan nilai ekonomi tinggi dan pangan berbasis sumber daya lokal. Sedangkan jika ditinjau dari sisi konsumen, pangan yang dikonsumsi menjadi lebih beragam, bergizi, bermutu dan aman. Di samping itu, dilihat dari kepentingan kemandirian pangan, penganekaragaman konsumsi pangan juga dapat mengurangi ketergantungan konsumen pada satu jenis bahan pangan. Oleh karena itu, kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan adalah:

1. Mendorong penganekaragaman pola konsumsi pangan masyarakat berbasis pangan lokal agar hidup sehat dan produktif.

2. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman.

3. Mendorong pengembangan teknologi pengolahan pangan, terutama pangan lokal non-beras, guna meningkatkan nilai tambah dan nilai sosialnya.

Dengan pendekatan tersebut, maka pembangunan pertanian tidak hanya ditekankan pada peningkatan produksi dan pendapatan petani saja, tapi diperluas mencakup perkembangan keseluruhan sistim agribisnis yang berwawasan lingkungan serta dilaksanakan secara terpadu.

Keberhasilan pembangunan pertanian merupakan perwujudan keberhasilan atas sektor atau instansi terkait secara keseluruhan. Tujuan pembangunan itu sendiri adalah perwujudan sistim pertanian yang tangguh

(2)

PROFIL KELOMPOK WANITA TANI (KWT) “TERATAI”

2 serta mandiri, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan para petani dan keluarganya.

Petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian yang terorganisir dalam wadah kelompok tani, Kelompok wanita tani serta kelompok Pemuda/Taruna Tani, dalam penumbuhan dan perkembangannya perlu terus dimotivasi serta dibina secara berkesinambungan dan berencana, baik pembinaan dari dalam kelompok itu sendiri maupun oleh dinas instansi terkait, sehingga kelompok tani mampu mandiri dan menjadi pelaku ekonomi yang tangguh dan itu yang mendasari terbentuknya Kelompok Wanita Tani (KWT) “TERATAI”.

B. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan

Tujuan didirikan Kelompok Wanita Tani (KWT) Teratai antara lain: a. Memenuhi kebutuhan gizi mikro keluarga secara berkesinambungan

melalui pemanfaatan pekarangan.

b. Meningkatkan keterampilan keluarga tani dalam budidaya tanaman, ternak dan ikan, sekaligus pengolahannya dengan teknologi tepat. c. Meningkatkan pendapatan keluarga tani.

2. Sasaran

Berkembangnya kemampuan wanita tani dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi

(3)

PROFIL KELOMPOK WANITA TANI (KWT) “TERATAI”

3

BAB. II

PROFIL KWT “TERATAI”

A. PROFIL KWT “TERATAI”

Kelompok Wanita Tani “TERATAI” berdiri pada tanggal 21 Maret 2011, di Desa Mandor, Kecamatan Mandor, adapun sekretariat kelompok beralamat di Dusun Liansipi RT 009/RW 003 No. 31 Kode Pos 78355, Desa Mandor, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak. Awalnya KWT ini bernama KWT ”MAWAR BERDURI” yang berdiri pada tahun 1992 , namun sempat vakum dan kini mulai diaktifkan kembali dengan nama KWT ”TERATAI” dengan susunan kepengurusan sebagai berikut :

a. Pembina : Irawan Prastomo, SP b. Ketua : Makriana

c. Sekretaris : Kristina d. Bendahara : Artati

Kelompok Wanita Tani ”TERATAI” memiliki anggota sebanyak 18 orang, yang terdiri dari ibu-ibu penggerak PKK dan Kader Posyandu Dusun Liansipi, Desa Mandor, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak.

Tujuan didirikannya Kelompok Wanita Tani ”TERATAI” adalah :

1. Meningkatkan wawasan pengetahuan masyarakat pada umumnya khususnya bagi anggotanya tentang penganekaragaman pola konsumsi pangan berbasis pangan lokal agar hidup sehat dan produktif.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang, dan aman.

3. Mendorong pengembangan teknologi pengolahan pangan, terutama pangan lokal non-beras, guna meningkatkan nilai tambah dan nilai sosialnya.

(4)

PROFIL KELOMPOK WANITA TANI (KWT) “TERATAI”

4

B. KEGIATAN KWT ”TERATAI

1. Pembuatan Demplot kebun kelompok yang terletak di jalan Raya dusun Liansipi ditanami tanaman sumber karbohidrat (Talas, Ubi Jalar, Singkong) sayuran (Kangkung darat, Bayam, Terung, Kacang Panjang, Cabe Rawit, Bawang Daun, Saledri, Tomat dll.), Tanaman buah-buahan (Pisang, Jeruk peras, Jambu Biji, Mangga, Rambutan dll). Serta apotik hidup (Jahe, Lengkuas, Sirih dll) serta memelihara ikan sebagai sumber protein.

Gambar 1. Ibu – Ibu Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) TERATAI” di Demplot kebun Kelompok setiap hari Rabu (Mandor, 1 Juni 2011)

2. Pemanfaatan lahan pekarangan anggota kelompok. Lahan pekarangan bagi keluarga yang berpenghasilan rendah dapat dikelola sebagai lumbung hidup, apotik hidup, warung hidup sekaligus sebagai tabungan keluarga dan penambah keindahan. Hal ini berarti para keluarga dapat menyediakan sendiri bahan pangan yang beranekaragam melalui pengelolaan lahan pekarangan baik yang ada disekitar rumah ataupun lahan lain.

3. Mengikuti pelatihan pengolahan makanan yang dilaksanakan oleh desa, kecamatan serta Dinas/Instansi terkait.

(5)

PROFIL KELOMPOK WANITA TANI (KWT) “TERATAI”

5 4. Melestarikan makanan tradisional yang berbahan baku lokal yang bahannya

diperoleh dari Desa Mandor.

Gambar 2. Ibu – Ibu Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) TERATAI” sedang melakukan praktik pembuatan Susu Jagung dan Susu Kedelai (Mandor, 12 Juni 2011)

5. Mengadakan pertemuan kelompok yang dipandu oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Mandor.

(6)

PROFIL KELOMPOK WANITA TANI (KWT) “TERATAI”

6

BAB. III PENUTUP

Indikator yang digunakan dalam melihat keberhasilan pelaksanaan Kegiatan Kelompok Wanita Tani “TERATAI” yaitu:

1. Meningkatnya pemahaman terhadap penganekaragaman konsumsi pangan; 2. Bertambahnya pengetahuan tentang teknologi pengolahan pangan lokal;

3. Meningkatnya keterampilan dalam menyusun menu yang beragam, bergizi seimbang dan aman;

4. Jumlah dan aneka ragam bahan pangan lokal yang digunakan meningkat

5. Pengembangan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga dapat dilihat dari indikator:

a) Jumlah anggota yang memanfaatkan pekarangan bertambah,

b) Luas pekarangan yang diusahakan oleh anggota kelompok lebih optimal, c) Jenis tanaman, perikanan atau ternak yang dikembangkan/diusahakan oleh

(7)

PROFIL KELOMPOK WANITA TANI (KWT) “TERATAI”

7

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Profil Kelompok Wanita Tani (KWT) “TERATAI” desa Mandor ini. Atas terselesainya Profil Kelompok Wanita Tani (KWT) “TERATAI” ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Marius Baneng, SE selaku Camat Mandor.

2. Sartono, A.Md selaku Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Mandor.

3. Drs. H. Effendi selaku Kepala Desa Mandor.

4. Perangkat Desa Mandor, Kelompok Tani, serta masyarakat yang menjadi informan dan yang telah memperlancar penyusunan profil ini.

5. Rekan – rekan Penyuluh Pertanian se – Kecamatan Mandor terimakasih atas kerjasama dan bantuannya.

6. Semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya penyusunan programa ini dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Profil ini masih banyak kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun pada programa ini. Semoga profil Kelompok Wanita Tani (KWT) “TERATAI” ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan informasi dalam pengembangan dan kemajuan pertanian.

Mandor, Januari 2012 Penulis

(8)

PROFIL KELOMPOK WANITA TANI (KWT) “TERATAI”

8

LEMBAR PENGESAHAN

PROFIL

KELOMPOK WANITA TANI (KWT)

“ TERATAI ”

DESA MANDOR

KECAMATAN MANDOR KABUPATEN LANDAK

TAHUN 2012

Mandor, 1 Januari 2012 Sekretaris KWT Ketua KWT

( KRISTINA ) ( MAKRIANA )

Mengetahui,

Petugas Penyuluh Lapangan WKPP Mandor

( IRAWAN PRASTOMO, SP )

Gambar

Gambar  1.  Ibu  –  Ibu  Anggota  Kelompok  Wanita  Tani  (KWT)  “TERATAI”  di  Demplot  kebun  Kelompok  setiap  hari  Rabu  (Mandor,  1  Juni  2011)
Gambar  2.  Ibu  –  Ibu  Anggota  Kelompok  Wanita  Tani  (KWT)  “TERATAI”

Referensi

Dokumen terkait

Penumbuhan kelembagaan pelaku utama adalah proses inisiasi dan fasilitasi tumbuhnya suatu kerjasama yang bersumber dari kesadaran pelaku utama dengan cara bergabung dalam

Penumbuhan kelembagaan pelaku utama adalah proses inisiasi dan fasilitasi tumbuhnya suatu kerjasama yang bersumber dari kesadaran pelaku utama dengan cara bergabung dalam

Penumbuhan kelembagaan pelaku utama adalah proses inisiasi dan fasilitasi tumbuhnya suatu kerjasama yang bersumber dari kesadaran pelaku utama dengan cara bergabung

Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kota Bogor berperan penting dalam praktik pertanian perkotaan. Akan tetapi, jumlah KWT mengalami penurunan dan salah satu penyebabnya

Kelompok wanita tani “Bina Usaha” Sebuah wadah untuk petani wanita di Dusun Pule Desa Sumurup sebagai orang yang terlibat untuk memotivasi Memberikan dukungan dan

1. Administrasi Kegiatan pada kelompok wanita tani Seruni dan kelompok wanita tani Kemangi dikategorikan baik karena 80% buku ada dan diisi dengan lengakap dan

Dibuatlah sebuah lembaga BPDW (Badan Pengelola Desa Wisata) yang melibatkan dari seluruh komponen masyarakat dari Ibu PKK, Kelompok Tani, Pemerintah Desa dan juga pemuda

Judul skripsi : Efektivitas Peran Kelompok Wanita Tani (KWT) Rizki Lestari Dalam Pemberdayaan Perempuan Berbasis Agropolitan (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani