23
IDENTIFIKASI DATA
A. Profil Wilayah
1. Kabupaten Purbalingga
Nama Purbalingga berdasarkan kosa katanya terdiri atas dua suku kata, yaitu purba yang berarti kuna dan lingga yang berarti phallus (alat kelamin laki-laki yang bermakna esensi dari lambang Dewa Siwa dalam Agama Hindu). Selain pengertian ini, juga dikenal cerita tutur tentang asal mula nama Purbalingga, yaitu terdapatnya tokoh Kyai Purbasena dan Kyai Linggasena yang dipercaya sebagai cikal bakal terbentuknya Purbalingga. Dari interpretasi nama Purbalingga mengindikasikan bahwa daerah ini mengandung berbagai tinggalan kebudayaan dari masa yang paling tua yaitu
Purba.(Sumber:http://kotaperwira.com/profil/sejarah-purbalingga#ixzz24RCtCwGA)
2. Letak Geografis Kabupaten Purbalingga
Kabupaten Purbalingga secara geografis terletak di bagian barat daya wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan posisi pada 101° 11" BT - 109°35" BT dan 7°10" LS - 7°29 LS". Adapun batas wilayah administrasi Kabupaten Purbalingga adalah:
a) Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pemalang
b) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Pekalongan
c) Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Banyumas
d) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Banyumas.
Jarak Ibu Kota Kabupaten Purbalingga ke Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah adalah 191 km. Kabupaten Purbalingga memiliki wilayah seluas 77.764 Ha atau sekitar 2,39 persen dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Gambar 3.1 PetaKabupaten Purbalingga Sumber :http://kotaperwira.com/peta-purbalingga 3. Visi dan Misi Kabupaten Purbalingga
a. Visi
Terwujudnya Kabupaten Purbalingga yang mandiri dan berdaya saing menuju masyarakat yang sejahtera dan berakhlak mulia / berakhlaqul karimah.
b. Misi
1) Menyelenggarakan Pemerintahan yang efisien, efektif, bersih dan demokratis dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat secara prima.
2) Melakukan pemulihan / recovery terhadap kecukupan kebutuhan pokok manusia khususnya pangan, papan dan sandang, selagi
masyarakat masih merasakan dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.
3) Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia / SDM yang beriman dan bertaqwa kehadhirat Allah SWT, serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan.
4) Meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat dengan mendorong secara sungguh-sungguh simpul-simpul ekonomi rakyat utamanya pertanian, industri, perdagangan dan jasa, lembaga keuangan dan koperasi, serta pariwisata yang didukung dengan infrastruktur yang memadai.
5) Mewujudkan kawasan perkotaan dan perdesaan yang sehat dan menarik untuk kegiatan ekonomi dan sosial budaya melalui gerakan masyarakat.
6) Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan ketepatan alokasi investasi pembangunan melalui penciptaan iklim kondusif untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja.
7) Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam proses pembangunan dengan mengimplementasikan paradigma masyarakat membangun.
8) Mengembangkan paham kebangsaan dan mendorong berkembangnya kehidupan beragama guna mewujudkan rasa aman dan ketentraman masyarakat.
9) Memperbaiki / menyempurnakan terhadap kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada penyelenggaraan pemerintahan yang lalu.
B. POKDARWIS Ardi Mandala Giri Desa Panusupan
1. Tentang Pokdarwis Ardi Mandala Giri
Kelompok Sadar Wisata atau biasa dikenal dengan Pokdarwis merupakan organisasi yang mengelola potensi wisata dan kearifan lokal yang ada di wilayahnya. Pokdarwis Ardi Mandala Giri merupakan salah satu yang memegang erat komitmen tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan selama ini merupakan upaya untuk memajukan masyarakat Desa Panusupan dalam segi pariwisata dengan menjual alam, seni, dan budaya warisan nenek moyang. Ardi Mandala Giri terbentuk berdasarkan gagasan kelompok masyarakat khususya Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga.
2. Tugas Pokok Pokdarwis Ardi Mandala Giri
Pokdarwis Ardi Mandala Giri adalah Lembaga Masyarakat Desa dibawah naungan Badan Usaha Desa yang dibentuk dengan tugas untuk menjaga kelestarian alam serta cagar budaya dalam hal kewisataan guna untuk memelihara, mengelola serta mengembangkan potensi alam di Desa Wisata yang berada di wilayah Desa Panusupan.
3. Fungsi Pokdarwis Ardi Mandala Giri
Pokdarwis Ardi Mandala Giri berfungsi sebagai Badan Usaha ekonomi Desa yang mengembangkan usaha dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya rumah tangga miskin Desa Panusupan. 4. Visi, Misi dan Tujuan Pokdarwis Ardi Mandala Giri
a. Visi
Visi Pokdarwis Ardi Mandala Giri adalah Membangun masyarakat yang sadar akan lingkungan, bersifat religius, dan berjiwa mandiri sehingga tercipta masyarakat yang sejahtera.
b. Misi
1) Meningkatkan perekonomian masyarakat 2) Memperdayakan masyarakat dan lingkungan 3) Meningkatkan kreatifitas masyarakat
c. Tujuan
1. Mempererat persatuan dan mengembangkan kepedulian dan sadar wisata diantara para anggotanya.
2. Mempelopori pengembangan beragam potensi wisata di lingkungan terdekat /di tingkat lokal (desa).
3. Melestarikan nilai-nilai seni, budaya, adat dan sejarah lokal yang mendukung kemajuan di bidang kepariwisataan yang berdampak positif secara ekonomi dan sosial pada masyarakat.
5. Struktur Organisasi Pokdarwis Ardi Mandala Giri
Bagan 3.1 struktur organisasi Pokdarwis Desa Panusupan Sumber gambar : Dokumentasi Pokdarwis
Dengan terbentuknya Pokdarwis sebagai pengelola Desa Wisata Panusupan. Pokdarwis juga menjadi sebuah bagian penting dalam perkembangan wisata di Desa Panusupan. Salah satu wisata yang dikelola oleh Pokdarwis adalah Wisata Puncak Wringin. Dalam mengelola Wisata Puncak Wringin, Pokdarwis melibatkan masyarakat Desa Panusupan untuk ikut serta dalam proses pengembangan sebuah destinasi wisata. Langkah awal yang dilakukan oleh Pokdarwis dalam mengelola Wisata Puncak Wringin adalah membentuk kepengurusan / organisasi para pemuda Desa Panusupan yang bernama Jong Adventure untuk menggali dan melestarikan semua potensi yang ada di Wisata Puncak Wringin.
Pokdarwis selalu memantau dan memberikan arahan kepada Jong Adventure dalam mengelola Wisata Puncak Wringin. Organisasi Jong Adventure ini dibentuk agar pemuda Desa Panusupan mempunyai kegiatan-kegiatan yang positif dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian desa dari hasil mengelola Wisata Puncak Wringin tersebut.
C. Wisata Puncak Wringin
Desa Panusupan adalah salah satu desa yang terletak di sebelah utara Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan Kurang lebih 10 km. Kemudian jarak dari pusat pemerintahan kabupaten kurang lebih 40 km. Desa Panusupan terletak di ketinggian kurang lebih 400 meter di atas permukaan laut. Karena letaknya yang cukup tinggi maka Desa Panusupan identik dengan daerah pegunungan. Mayoritas masyarakat Desa Panusupan berprofesi sebagai petani.
Desa Panusupan merupakan sebuah desa yang mempunyai latar belakang cukup menarik untuk menjadi daya tarik wisata. Akan tetapi semua itu harus di buktikan dengan adanya barang bukti, seperti sejarah tentang asal usul terbangunnya sebuah desa. Setiap desa mempunyai sejarah berbeda-beda, tidak bisa di samakan desa satu dengan desa yang lain. Seperti halnya Desa Panusupan yang mempunyai banyak destinasi wisata yang sangat patut dikunjungi. Dan salah satunya wisatanya adalah Wisata Puncak Wringin.
Wisata Puncak Wringin adalah wisata alam yang berada di puncak Gunung Wringin, Desa Panusupan. Menurut cerita di sekitar Gunung Wringin masih sering terdengar suara harimau yang mengaung seperti kucing, dan
sekarang ini masih dipercaya kalau gunung tersebut dijaga oleh seekor harimau. Karena suara ngaungan itu Gunung Wringin terkenal dengan sebutan Igir Singeong. Sedangkan untuk nama Wisata Puncak Wringin itu diambil karena disekitar Gunung Wringin atau Igir Singeong itu terdapat banyak pohon wringin atau pohon beringin. Dan banyak juga yang menyebut Puncak Wringin itu dengan sebutan Puncak Igir Wringin.
Wisata Puncak Wringin resmi dibuka pada tanggal 1 Januari 2016. Wisata tersebut dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Desa Panusupan. Wisata Puncak Wringin memiliki ketinggian sekitar 640 meter di atas permukaan laut. Wisata Puncak Wringin menyediakan beberapa wahana yang bisa dinikmati oleh para pengunjung, yaitu :
1. Gunung Cilik
Gambar 3.2 Gunung Cilik Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Dinamakan Gunung Cilik karena menurut cerita jaman dulu ada punggawa dari kerajaan hindu mempunyai anak kecil, lalu anak kecil tersebut meninggal dibukit tersebut. Dan bentuk bukit tersebut bentuknya hampir seperti gunung, maka dinamakan Gunung Cilik atau Gunung Kecil.
Gunung Cilik adalah Bukit pertama yang harus dilalui oleh para pengunjung untuk sampai di puncak. Selain itu Gunung Cilik merupakan pos pertama dari Wisata Puncak Wringin. Di sini para pengunjung juga sudah bisa menikmati pemandangan alam yang masih asri.
2. Curug Luwang Areng
Gambar 3.3 Curug Luwang Areng Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Menurut sejarahnya, dahulu ada cerita bahwa Curug Luwang Areng adalah tempat untuk membakar para penjajah, agar tidak diketahui oleh para musuh jadi jenazah penjajah tersebut dikubur di sekitar Curug Luwang Areng. Maka dari itu dinamakan Curug Luwang Areng yang berarti Luwang itu lobang dan Areng itu bekas pembakaran.
Letak Curug Luwang Areng adalah di bawah pos 2 dari Puncak Wringin. Para pengunjung dapat menikmati air yang segar dari pegunungan sebelum menuju ke puncak.
3. Camp Area
Gambar 3.4 Camp Area Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Camp Area ini berada puncak tertinggi dari Wisata Puncak Wringin. Lahan Camp Area juga sudah terbilang luas untuk para pengunjung yang senang berwisata alam. Di sini para pengunjung bisa beristirahat dan menikmati suasana alam yang sejuk. Tempat ini sangat cocok digunakan untuk menunggu datangnya sunset dan sunrise.
4. Rumah Pohon
Gambar 3.5 Rumah Pohon Wisata Puncak Wringin
Inilah Rumah Pohon Wisata Puncak Wringin yang menjadi tujuan akhir para pengunjung yang suka wisata alam. Menurut cerita jaman dulu sekitar komplek Rumah Pohon adalah tempat yang digunakan para pejuang untuk mengintai penjajah agar mudah mengetahui letak keberadaan para penjajah. Dan sekarang lokasi ini dibuat Rumah Pohon untuk memanjakan para pengunjung menikmati panorama alam. Di Rumah Pohon ini para pengunjung dapat menikmati indahnya alam dari ketinggian. Dan biasa digunakan untuk berfoto-foto mendapatkan gambar saat datangnya sunrise dan sunset. Akan tetapi apabila jumlah pengunjung yang datang lumayan ramai, para pengunjung harus bersedia antri dengan dipandu oleh pemandu Wisata Puncak Wringin tersebut.
Itulah beberapa wahana yang bisa dinikmati oleh para pengunjung Wisata Puncak Wringin. Selain itu, ada beberapa fasilitas wisata yang telah dibuat oleh pengelola Wisata Puncak Wringin untuk mendukung Pariwisata tersebut. Fasilitas tersebut antara lain :
1. Area Parkir Kendaraan
Gambar 3.6 Area Parkir Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Area parkir di Wisata Puncak Wringin sudah terbilang cukup memadai parkir kendaraan roda 2. Pengunjung jarang sekali yang memakai
kendaraan roda 4, karena memang akses jalannya yang masih susah untuk dilalui kendaraan roda 4. Untuk parkir kendaraan roda 2 di kawasan Wisata Puncak Wringin dikenakan biaya sebesar Rp 2.000.
2. Sekretariat Wisata Puncak Wringin
Gambar 3.7 Sekretariat Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Sekretariat Wisata Puncak Wringin berfungsi sebagai tempat pembelian tiket wisata untuk para pengunjung. Setelah membeli tiket para pengunjung harus menulis data diri dulu. Di sekretariat juga ada kotak P3K untuk berjaga-jaga kalau suatu saat ada pengunjung yang sakit atau kecelakaan di wisata tersebut.
3. Tiket Wisata Puncak Wringin
Gambar 3.8 Tiket Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Untuk para pengunjung yang ingin berwisata ke Wisata Puncak Wringin diwajibkan membeli tiket. Tiket masuk wisata dikenakan biaya Rp 5000 per-orang.
4. Pondok Duduk
Gambar 3.9 Pondok Duduk Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Dalam perjalanan menuju Puncak Wringin, pengelola telah menyediakan beberapa pondok untuk duduk para pengunjung. Jadi apabila
pengunjung kelelahan dalam perjalanan menuju puncak, pengunjung dapat beristirahat sejenak di pondok duduk yang telah disediakan.
5. Basecamp Puncak Wringin
Gambar 3.10 Basecamp Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Pengelola juga menyediakan basecamp yang letaknya ada di Puncak Wringrin. Basecamp ini berguna untuk sholat bagi yang beragama islam. Basecamp ini juga bisa digunakan untuk beristirahat sejenak, atau juga digunakan untuk perkumpulan oraganisasi-organisasi yang datang mengunjungi Wisata Puncak Wringin.
6. Mata Air
Gambar 3.11 Mata Air Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Mata Air ini berasal dari air pegunungan, pengunjung yang kekurangan air untuk minum bisa mengambil air dari mata air ini dan bisa langsung diminum tanpa harus dimasak terlebih dahulu. Bagi pengunjung yang beragama islam dan ingin mengambil air wudlu juga bisa langsung menggunakan mata air tersebut. Tempat mata airnya memang masih sangat sederhana, karena masih dalam pengembangan wisata dan yang paling penting sudah mempunyai fungsi yang cukup.
7. Fasilitas Lain
Gambar 3.12 Gardu Pandang Pos 2Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.13 Tempat duduk Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.14 Panggok Pinang Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi. 8. Sign System Wisata Puncak Wringin
Gambar 3.15 Papan Petunjuk Arah Pintu Masuk Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.16 Papan petunjuk pintu masuk dan cek tiket Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.17 Papan petunjuk arah ke puncak Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.18 Papan petunjuk lokasi Gunung Cilik Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.19 Papan petunjuk pos 1 Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.20 Papan petunjuk pos 2 Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.21 Papan petunjuk arah ke Curug Luwang Areng Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.22 Papan petunjuk arah ke Mata air Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.23 Papan petunjuk Puncak dan Camp Area Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Itulah beberapa sign system yang ada di Wisata Puncak Wringin mulai dari pintu masuk sampai dengan puncak wisata tersebut.
Dalam upaya mengembangkan potensi dari Wisata Puncak Wringin, pengelola juga sudah melakukan beberapa promosi untuk mengundang para pengunjung agar datang ke lokasi wisata tersebut. Promosi yang pernah dilakukan adalah promosi melalui media sosial facebook dan media cetak banner tempat wisata. Promosinya sebagai berikut :
1. Media sosial Facebook
Gambar 3.24 Promosi wisata Puncak Wringin media sosial Facebook Sumber gambar : https://www.facebook.com/jongadventure/ 2. Banner
Gambar 3.25 Banner Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi Pribadi
D. Komparasi
1. Wisata Alam Kalibiru
a. Sejarah Wisata Alam Kalibiru
Wisata Alam Hutan Kemasyarakatan Kalibiru berada di Perbukitan Menoreh Kulonprogo Yogyakarta, pada ketinggian 450 mdpl. Lokasi kawasan wisata ini berada di kurang lebih 40 km di sebelah barat Kota Yogyakarta, atau hanya berjarak 10 km dari Kota Wates, Ibukota Kabupaten Kulonprogo. Wisata Alam ini dibangun atas inisiatif masyarakat di sekitar hutan Negara yang berkeinginan agar hutan tersebut tetap tumbuh hijau, sejuk, dan lestari. Pengembangan wisata alam ini tidak lepas dari proses panjang upaya masyarakat di sekitar hutan dalam memulihkan keadaan hutan yang dulunya tandus dan gersang.
Pembangunan wisata alam Kalibiru dilakukan sebagai salah satu bentuk pemanfaatan jasa lingkungan atas dasar Izin Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan selama 35 tahun – (terhitung sejak 14 Pebruari 2008) – yang diperoleh kelompok-kelompok pengelola hutan atas kepercayaaan yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat di sekitar hutan Negara tersebut.
Salah satu daya tarik kawasan wisata alam ini adalah bentang alamnya yang asri yang merupakan harmonisasi antara hijaunya hutan dengan hamparan berbukit yang sangat luas dengan pemandangan alamnya yang sangat indah dan mempesona. Masyarakat setempat juga dikenal ramah, santun, memiliki rasa kekeluargaan dan kegotong royongan, masih mempertahankan beraneka ragam seni budaya
tradisional, sehingga mampu menimbulkan rasa tenang dan nyaman bagi siapa saja yang berkunjung di kawasan wisata alam ini.
Perpaduan antara keelokan alam yang ada di Wisata Alam Kalibiru dengan budaya lokal masyarakat, baik budaya pertanian, peternakan, maupun budaya gotong-royong, dan dengan didukung oleh adanya beberapa jenis kesenian sebagai atraksi budaya, mampu membentuk sebuah destinasi baru yang menarik dengan nama Desa Wisata Kalibiru.
b. Fasilitas Pendukung
Pengunjung wisata alam Kalibiru ini juga dapat menikmati sejumlah fasilitas pendukung sebagai berikut :
1) Pondok Wisata
Gambar 3.26 Pondok Inap Wisata Kalibiru
Sumber gambar : https://www.facebook.com/wisata.alam.kalibiru/photos Pondok Wisata adalah fasilitas penginapan dengan desain “rumah kampung Jawa” yang dimodifikasi. Di kawasan ini ada 6 unit fasilitas pondok wisata dengan daya tampung masing-masing untuk 10 – 15 orang. Keberadaan pondok ini juga didukung oleh adanya
Homestay (rumah singgah) yang berada di rumah-rumah penduduk sekitar kawasan.
2) Joglo (ruang pertemuan)
Gambar 3.27 Joglo Wisata Kalibiru
Sumber gambar : https://www.facebook.com/wisata.alam.kalibiru/photos Ruang Pertemuan yang ada di kawasan ini disediakan khusus dalam bentuk “Rumah Joglo” yang masih asli. Jumlahnya ada 3 unit, 2 unit berlantai keramik, 1 unit berlantai semen, masing-masing memiliki kapasitas hingga 75 orang.
3) Gardu Pandang
Gambar 3.28 Gardu Pandang Wisata Kalibiru
Sumber gambar : https://www.facebook.com/wisata.alam.kalibiru/photos Gardu pandang yang dibangun di atas ketinggian bukit Menoreh ini bisa menjadi tempat untuk melihat pemandangan alam yang ada di bawahnya.
4) Perpustakaan
Gambar 3.29 Perpustakaan Wisata Kalibiru
Sumber gambar : https://www.facebook.com/wisata.alam.kalibiru/photos Keberadaan perpustakaan ini sangat mendukung kemajuan masyarakat di sekitar kawasan wisata Kalibiru.
5) Flying Fox
Gambar 3.30 Flying Fox Wisata Kalibiru
Sumber gambar : https://www.facebook.com/wisata.alam.kalibiru/photos Di kawasan Kalibiru terdapat dua lintasan flying fox :
- 1 jalur untuk anak-anak, panjang lintasan 50 m, dengan grade rendah.
6) Jalur Trekking
Gambar 3.31 Jalur Trekking Wisata Kalibiru
Sumber gambar : https://www.facebook.com/wisata.alam.kalibiru/photos Jalur trekking ini melingkar di sepanjang kawasan. Di samping untuk kegiatan olahraga dan refreshing, melalui jalur ini kita bisa mengenal berbagai jenis tanaman hutan.
7) Outbound training
Gambar 3.32 Outbound Wisata Kalibiru
Sumber gambar : https://www.facebook.com/wisata.alam.kalibiru/photos Ini salah satu sarana outbound, yang biasanya dilakukan pada saat ada permintaan dari pihak pelajar, mahasiswa, dan kelompok – kelompok / organisasi yang mengadakan acara di lokasi wisata alam ini.
c. Visi dan Misi 1) Visi
Bersama-sama membangun masyarakat dalam bidang informasi teknologi untuk mengangkat potensi desa.
2) Misi
- Menumbuhkan masyarakat sadar teknologi dan informasi dalam perkembangan globalisasi.
- Memanfaatkan teknologi informasi untuk kemajuan masyarakat desa.
- Melakukan edukasi kepada masyarakat dengan sarana teknologi informasi.
2. Wisata Alam Gunung Api Purba
a. Latar Belakang Wisata Gunung Api Purba
Nglanggeran merupakan desa yang secara administratif terletak di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta. Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba memiliki luas 48 Ha. Sedangkan wilayah Desa Nglanggeran memiliki luas 762,0990 Ha dengan tata guna lahan sebagian besar digunakan untuk lahan pertanian, perkebunan, ladang dan pekarangan. Pola pemilikan tanah tersebut didominasi oleh tanah kas desa. Desa Nglanggeran terdiri dari 5 dusun/pedukuhan yaitu Dusun Karangsari, Dusun Doga, Dusun Nglanggeran Kulon, Dusun Nglanggeran Wetan dan Dusun Gunungbutak. Pusat pemerintahan desa terletak di dusun Doga.
Gunung Api Purba Nglanggeran memiliki ketinggian 200-700 mdpl. Ekowisata ini relatif dekat dengan pusat kota Yogyakarta karena cukup ditempuh selama 1 sampai 1,5 jam perjalanan. Tempat ini pun menjadi pintugerbang bagi kawasan wisata alam Gunung Kidul yang terkenal elok.Bentang alam yang eksotik menjadi daya tarik utama Gunung Api Purba Nglanggeran. Berbagai bentuk kearifan lokal masyarakatnya dan sejumlah mitos yang berkembang dalam kehidupan mereka melengkapi eksotisme Nglanggeran. Meskipun demikian keindahan alam tetap menjadi potensi terbesar dari Gunung Api Purba Nglanggeran sebagai kawasan ekowisata.
Pengembangan Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba diawali oleh Kelompok Pemuda Karang Taruna Desa Nglanggeran sejak tahun 1999, dengan adanya kesadaran peduli lingkungan bersama masyarakat menanam pohon-pohon di area gunung yang merupakan gunung gundul/gersang diantara bongkahan-bongkahan batu pencakar langit. Dengan berbagai kegiatan aktif dilakukan oleh kelompok pemuda dan masyarakat selanjutnya pemerintah Desa Nglanggeran mempercayakan pengelolaan lahan seluas 48 Ha untuk dikelola pemuda (Karang Taruna Bukit Putra Mandiri) yang tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Desa Nglanggeran No.05/KPTS/1999 tertanggal Desa 12 Mei 1999.
Akan tetapi terjadi kevakuman pengelolaan saat setelah bencana gempa 26 Mei 2006 hingga ditahun 2007, dan setelah itu karang taruna mulai lagi muncul kepermukaan untuk melakukan pengelolaan kawasan wisata dengan pendampingan dari Dinas Budpar Gunungkidul sejak tahun
2007. Dibuatlah sebuah lembaga BPDW (Badan Pengelola Desa Wisata) yang melibatkan dari seluruh komponen masyarakat dari Ibu PKK, Kelompok Tani, Pemerintah Desa dan juga pemuda karang taruna.
Setelah terbentuk BPDW disepakati dan ditetapkan untuk pengelola teknis lapangan adalah pemuda-pemudi karang taruna selaku pengelola Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba. Dengan mendapatkan beberapa pelatihan dari Dinas Budpar Gunungkidul dan Dinas Pariwisata DIY serta adanya beberapa SDM dari pengurus yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi maka perkembangan wisata di Desa Nglanggeran bisa dikatakan memiliki perkembangan positif yang signifikan. Hingga sampai sekarang para pengunjung masih ramai untuk berwisata di Wisata Gunung Api Purba tersebut.
b. Fasilitas Wisata Gunung Api Purba 1) Flying Fox
Gambar 3.33 Flying Fox Wisata Gunung Api Purba Sumber gambar : http://gunungapipurba.com
Flying Fox adalah game tantangan individu yang diadaptasi dari pelatihan militer. Game ini dilakukan dengan cara meluncur dari ketinggian tertentu. Kawasan Gunung Api Purba sangat cocok untuk
melakukan kegiatan ini karena dari bentuk kawasannya yang banyak tebing, dan juga pohon yang bisa dan memungkinkan untuk kegiatan ini.
2) Embung Nglanggeran
Gambar 3.34 Embung Nglanggeran Wisata Gunung Api Purba Sumber gambar : http://gunungapipurba.com
Embung adalah kata yang digunakan oleh orang Jawa untuk menyebut telaga buatan. Embung Nglanggeran adalah telaga buatan yang fungsi utamanya adalah untuk mengairi kebun buah di sekitar Gunung Api Purba Nglanggeran. Selain sebagai sumber pengairan, Embung Nglanggeran juga difungsikan sebagai obyek wisata.Diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada bulan Februari 2013, Embung Nglanggeran langsung menyedot perhatian wisatawan. Hal ini dikarenakan lokasinya yang unik dan pemandangannya yang ciamik. Embung Nglanggeran terletak di pinggang Gunung Api Purba Nglanggeran. Lokasi embung dulunya merupakan sebuah bukit yang kemudian dipotong dan dijadikan telaga buatan.
3) Camping Ground
Gambar 3.35 Camping Ground Wisata Gunung Api Purba Sumber gambar : http://gunungapipurba.com
Di area puncak Wisata Gunung Api Purba terdapat camping ground yang cukup luas untuk para pengunjung yang akan menginap di puncak wisata. Camping Ground yang ada lumayan luas, bisa membangun sekitar 20 tenda. Dari area camping ground pengunjung juga dapat menikmati suasana malam dengan memandang lampu-lampu pedesaan terdekat, dan apabila pagi tiba pengunjung akan dimanjakan dengan munculnya matahari terbit.
4) Jalur Pendakian
Gambar 3.36 Jalur Pendakian Wisata Gunung Api Purba Sumber gambar : http://gunungapipurba.com
Untuk mencapai puncak, wisatawan harus treking sekitar 1,5 hingga 2 jam. Dalam perjalanan menuju Gunung Api Purba pengunjung melewati sebuah lorong sempit sepanjang sekitar 20
meter yang bagian dinding kanan kirinya merupakan batu raksasa. Lorongnya begitu sempit, terhitung 2 kali pengunjung akan melewati lorong sempit seperti itu.
5) Gardu Pandang
Gambar 3.37 Gardu Pandang Wisata Gunung Api Purba Sumber gambar : http://gunungapipurba.com
Dalam perjalanan menuju puncak Gunung Api Purba para pengunjung akan melewati 5 Pos Atau 5 gardu pandang. Gardu pandang tersebut berguna untuk berisitirahat dan juga untuk melihat pemandangan alam yang eksotis. Setiap pos mempunyai view sendiri-sendiri, dan semua membuat decak kagum para pengunjung.
c. Visi, Misi dan Tujuan 1. Visi
Menjadikan Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran menjadi kawasan wisata unggulan berwawasan lingkungan berbasis masyarakat.
2. Misi
a. Meningkatkan SDM dan pengelolaan Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba.
c. Menggalang kemitraan dengan berbagai pihak yang berkompetendalam masalah kepariwisataan dan aktivis peduli lingkungan.
d. Melindungi lingkungan di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba, baik kebudayaan, flora, fauna dan juga keunikan batuannya.
e. Melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan perbaikan / evaluasi terhadap kinerja pengelolaan Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba.
f. Melakukan promosi secara efektif dan intensif.
g. Meningkatkan lama tinggal wisatawan (length of stay) di Kabupaten Gunungkidul dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Tujuan
Tujuan dari kegiatan pengembangannya Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan segala potensi alam dan budaya yang ada sekaligus menjaga kelestariannya.
E. Analisis SWOT
Dalam perancangan promosi Wisata Puncak Wringin di Purbalingga diperlukan analisis SWOT yang digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi media promosi. Analisis ini perlu mengkaji dalam segi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat) dengan objek
pembanding atau komparasi. Berdasarkan pengamatan, didapat data sebagai berikut : Analisis SWOT Subjek Perancangan Wisata Puncak Wringin Wisata Alam Kalibiru Wisata Alam Gunung Api Purba
Kekuatan (Strenght)
• Memiliki
keindahan alam yang benar-benar masih asri dan alami. • Memiliki banyak potensi wisata yang menarik untuk memanjakan para pengunjung. • Wisata ini mempunyai
sumber mata air sendiri.
• Mempunyai
Rumah Pohon berbeda dengan wisata lain yang menjadi ciri khas wisata. • Memiliki area trekking yang menantang. • Memiliki panorama alam yang sangat indah dan sangat mempesona. • Memiliki banyak potensi wisata yang menarik. • Mempunyai banyak area untuk spot foto. • Memiliki potensi keindahan alam yang indah serta pengunjung dapat merasakan suasana petualangan. • Memiliki banyak potensi wisata seperti outbond pendakian, gardu pandang, Camping ground. • Memiliki wisata pendukung embung Nglanggeran. • Memiliki area trekking yang menantang.
Kelemahan (Weakness) • Kurangnya promosi yang dilakukan oleh pengelola wisata. • Akses jalur pendakian belum baik. • Fasilitas penunjang wisata yang kurang memadai. • Jalur trekking kurang terawat. • Fasilitas kurang memadai. • Kurangnya promosi yang dilakukan. • Banyak tempat yang licin. • Sarana kebersihan fasilitas umum kurang memadai. • Kurangnya wahana wisata yang terdapat di taman buah embung. Peluang (Opportunity) • Masih banyaknya lahan kosong memungkinkan menambah inovasi wisata yang ditawarkan. • Mendapat dukungan dari pihak Dinas untuk mengembangkan wisata tersebut. • Potensi wisata
alam yang indah menjadi daya tarik untuk wisatawan. • Kawasan wisata berbasis trekking hutan tidak banyak di indonesia. • Banyak lahan kosong untuk menambah tempat untuk spot foto bagi para wisatawan. • Pembangunan penginapan serta warung makan dan warung kelontong. • Potensi wisata alam yang indah menjadi daya tarik untuk wisatawan.
Ancaman (Threat) • Banyaknya wisata - wisata alam yang sejenis. • Sarana transportasi yang terbatas untuk menuju ke lokasi wisata. • Daerah wisata yang rawan bencana. • Banyaknya wisata - wisata alam yang sejenis. • Akses jalan menuju lokasi wisata sangat menanjak dan sempit di beberapa titik. • Mulai banyaknya desa wisata yang menawarkan wisata adventure. • Informasi letak gunung api purba kurang signifikan karena saat perjalanan tidak adanya plang penujuk arah. • Daerah wisata yang rawan bencana.