CONTOH KASUS
Contoh 1.TOPIK MALU
Deskripsi singkat Klien merasa malu dengan teman-teman dan tetangga karena menderita kusta
Tujuan Mengenali permasalahan penyakit kusta Mencari penyebab malu dari klien
Klien mampu menerima penyakitnya dan melanjutkan pengobatan secara teratur
Greet-Salam Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana.
Ask-Tanya Identifikasi kesiapan klien untuk menerima penyakitnya
Identifikasi faktor yang menyebabkan timbulnya malu pada klien dan pada aspek apa saja
Identifikasi pilihan-pilihan untuk mengurangi rasa malu
Tell-Ungkapkan Memberikan informasi tentang penyebab penyakit kusta, pengobatan, pencegahan kecacatan
Memberikan contoh kasus dimana pasien dapat disembuhkan; sebagian tanpa kecacatan.
Memberikan informasi usaha-usaha yang dilakukan untuk menghindari kecacatan
- Apakah klien perlu dirujuk kepada seorang ahli, misalnya dokter, psikolog atau psikiater.
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan keluarga atau pasangan. - Apakah konseling perlu untuk dirujuk pada
layanan rujukan.
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien untuk mengatasi malu pada akhir sesi ke-2 dan sesi berikutnya.
Membuka kesempatan klien untuk kembali konseling jika diperlukan.
Contoh 2.
TOPIK TAKUT DIKUCILKAN
Deskripsi singkat Klien takut teman-teman sekolah dan gurunya akan mengucilkan saat tahu dia menderita kusta
Tujuan Antisipasi pengucilan diri secara aktif karena adanya perasaan malu terhadap penyakit yang dideritanya.
Memperbaiki perilaku menarik diri. Meningkatkan harga diri pasien
Memperbaiki pengetahuan pasien tentang penyakit yang dideritanya.
Mengatasiirrasional believe
Salam Ucapkan salam
Tanya Tanya permasalahan yang paling mengganggu saat ini
Ungkapkan Berikan waktu bagi pasien untuk mengungkapkan emosi dan pikirannya
Bantu Bantu pasien dengan memberikan dukungan berupa perhatian dan empati terhadap permasalahannya
Jelaskan Jelaskan atau klarifikasi masalah pasien
Undang Undang pasien untuk kembali datang pada pertemuan berikutnya
KUSTA
YANG TERDAMPAK
PADA ORANG
STIGMA DAN MASALAHNYA
etiap orang akan memberi respons berbeda atas kondisi kesehatan dan stigma yang timbul sehubungan dengan kusta. Namun demikian, berdasarkan pengalaman dan observasi, ada beberapa dampak stigma, antara lain:
S
Dampak pada emosi
Perasaan takut, depresi, berduka, malu, rasa bersalah, cemas, rasa percaya diri yang rendah, merasa tidak punya harapan dan marah, atau ketidakmampuan untuk mengekspresikan perasaan tertentu.
Dampak pada emosi dapat terlihat secara langsung saat pasien mengetahui kondisinya. Kenyataan bahwa pasien menderita kusta dapat diekspresikan dengan berbagai emosi, seperti tabel di bawah.
Tabel 1. Pelampiasan emosi dan penanganannya
Menangis Biarkan klien menangis dan beri kesempatan menumpahkan kesedihannya. Sediakan tisu. Konselor memberikan respons atau komentar sesuai dengan kebutuhan.
“Melihat situasi sulit ini, saya bisa memahaminya. Apakah anda ingin berbagi tentang perasaan itu?”
Dampak pada pemikiran
Pemikiran negatif dan pesimis serta kepercayaan akan diri sendiri, dunia, dan masa depan. Misalnya, pemikiran bahwa: “Saya sudah kena penyakit kusta, jelek, cacat dan miskin pula.” Atau “ Saya sudah menderita kusta sehingga tidak dapat bermain dengan cucu saya.” Pemikiran ini akan mengakibatkan perubahan perilaku.
Dampak pada perilaku
Perubahan emosi dan pemikiran akan mengakibatkan perubahan perilaku pada pasien, misalnya perilaku menghindar, tidak percaya diri, dan mengisolasi diri sendiri. Kondisi ini menyebabkan seseorang akan tetap tidak mencari pertolongan untuk mengatasi masalah kesehatannya, yang selanjutnya akan menyebabkan keterlambatan diagnosis dan pengobatan, serta meningkatkan risiko kecacatan.
Dampak pada hubungan dengan orang lain
Dalam kategori ini termasuk penolakan terhadap orang lain, isolasi yang dipaksakan serta pembatasan partisipasi sosial di lingkungannya. Hal ini akan mengakibatkan diskriminasi sosial dan perilaku defensif serta lebih jauh lagi dapat menyebabkan masalah yang lebih luas dampaknya, misalnya pemutusan hubungan kerja.
Apa saja masalah-masalah yang dihadapi oleh orang
yang terdampak kusta ?
Masalah-masalah yang dihadapi seseorang sehingga memerlukan bantuan konseling, antara lain:
Penerimaan diagnosis penyakit yang diderita, serta
konsekuensinya.
Cara mengatasi masalah stigma dari lingkungan maupun dari
dalam diri sendiri.
Kesulitan untuk mengungkapkan penyakitnya kepada orang lain. Emosi yang berlebihan atau tidak terkontrol yang mempengaruhi
kehidupan sehari-hari.
Keyakinan dan ketakutan akan penyakitnya.
Perubahan tubuh akibat dari penyakit yang diderita.
Penyesuaian untuk mengubah gaya hidup sehubungan dengan
penyakit yang diderita.
Penyesuaian untuk perubahan pada keluarga, perkawinan, dan
KUSTA
FAKTA
PENYEBAB
Apa penyebab kusta ?
Penyakit kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman kusta ( Mycobacterium leprae), yang menyerang kulit, syaraf, dan organ tubuh lain. Kustabukan disebabkan oleh:
-
Kutukan-
Keturunan-
Doa-
Guna-guna-
MakananPENULARAN
Bagaimana penularannya ?
Tidak semua orang dapat tertular penyakit kusta, hanya sebagian kecil saja (kurang dari 5%) yang dapat tertular karena kekebalan tubuh yang lemah. Penyakit ini menular melalui pernapasan dan kontak erat dan lama dengan penderita yang belum diobati. Rata-rata timbul gejala sejak pertama terinfeksi (masa inkubasi) adalah 2 – 5 tahun.
TANDA DAN GEJALA
Apa tanda dan gejala seseorang menderita penyakit
kusta ?
Tanda-tanda utama kusta, antara lain:
1. Kelainan kulit dapat berbentuk bercak putih atau kemerahan yang mati rasa.
2. Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan mati rasa yang jelas.
3. Ditemukan basil tahan asam (BTA) pada pemeriksaan kerokan jaringan kulit.
Gejala lanjut kusta, ditandai dengan adanya kecacatan pada: 1. Mata : tidak bisa menutup.
2. Tangan : telapak mati rasa; jari-jari bengkok (kiting), memendek (absorpsi) dan putus (mutilasi), pergelangan tangan lunglai (semper).
3. Kaki : telapak mati rasa; jari-jari bengkok (kiting),
memendek (absorpsi) dan putus (mutilasi), pergelangan kaki lunglai (semper).
TIPE KUSTA
Ada berapa jenis penyakit kusta ?
Ada dua jenis Kusta, yaitu:
1. Tipe kering (PB = Pausi Baciler ) 2. Tipe basah (MB = Multi Baciler )
PENGOBATAN
Bagaimana pengobatannya ?
Seseorang yang telah didiagnosis menderita penyakit kusta akan menerima pengobatan MDT ( Multi-Drug Therapy ) yang lamanya bergantung pada jenis penyakit kusta yang diderita, yaitu:
1. Pasien kusta PB
Pasien kusta PB akan mendapat obat bulanan (harus diminum sebulan sekali) dan obat harian (harus diminum setiap hari). Pasien akan diminta meminum obat bulanan di depan petugas, yang terdiri dari 2 kapsul rifampisin dan 1 tablet dapson. Selanjutnya obat harian untuk hari ke-2 sampai ke-28, berupa 1 tablet dapson, dibawa pulang dan diminum di rumah secara teratur setiap hari.
Setiap bulan pasien diharuskan kontrol ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan dan mendapat paket (blister ) obat untuk bulan selanjutnya. Pengobatan MDT PB harus dihabiskan dalam 6 bulan.
2 Pasien kusta MB
Pasien kusta MB akan mendapat obat bulanan (harus diminum sebulan sekali) dan obat harian (harus diminum setiap hari). Pasien akan diminta meminum obat bulanan di depan petugas, yang terdiri dari: 2
1 kapsul klofazimin, dibawa pulang dan diminum di rumah secara teratur setiap hari.
Setiap bulan pasien diharuskan kontrol ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan dan mendapat paket (blister) obat untuk bulan selanjutnya. Pengobatan MDT MB harus dihabiskan dalam 12 bulan.
Apakah efek samping minum obat kusta ?
Selama minum obat MDT, pasien dapat mengalami efek samping obat,
walaupun jarang terjadi, sebagai berikut:
Efek samping dapson :
- Reaksi alergi (kulit bintik-bintik merah, gatal, mengelupas atau sesak nafas). Jika terjadi alergi terhadap obat ini,
hentikan dahulu pemberian dapson, kemudian konsultasikan ke dokter untuk dipertimbangkan tindakan selanjutnya.
- Anemia atau gejala kurang darah.
- Gangguan pada saluran cerna, misalnya tidak napsu makan, mual, muntah, gangguan hati.
- Gangguan pada saraf, misalnya gangguan saraf (neuropati), sakit kepala, penglihatan kabur, sulit tidur, sampai gangguan
Efek samping klofazimin
- Warna kulit berwarna kehitam-hitaman yang akan hilang sendiri setelah pengobatan selesai.
- Gangguan pencernaan berupa diare, nyeri pada lambung.
Efek samping Rifampisin :
- Dapat menimbulkan kerusakan pada hati dan ginjal.
- Dapat terjadi efek samping yang ringan, antara lain munculnya gejala seperti flu yaitu badan panas, keluar ingus, lemah dan lain-lain, dapat hilang bilamana diberikan obat untuk mengurangi gejala.
- Perlu diberitahukan kepada pasien bahwa air seni akan berwarna merah bila minum obat ini.
SEMBUH
Apakah kusta dapat disembuhkan ?
Obat MDT yang diminum secara teratur dan lengkap akan membunuh kuman kusta ( Mycobacterium leprae) dalam tubuh pasien dan kemudian pasien dinyatakan sembuh. Bila obat tidak diminum teratur, pasien dapat menularkan penyakit kepada keluarga dan orang lain disekitarnya, serta dapat juga menimbulkan kecacatan.
Bila pasien saat pertama kali datang sudah dalam keadaan cacat, maka pengobatan tidak akan menyembuhkan cacat yang sudah terlanjur diderita.
KECACATAN
Apa penyebab terjadinya cacat pada kusta ?
Cacat kusta terjadi akibat kerusakan fungsi saraf pada mata, tangan, kaki. Penyebab utama terjadinya gangguan dan kerusakan saraf pada penyakit kusta adalah episode akut pada perjalanan penyakit kusta, yang dikenal dengan reaksi. Reaksi dapat terjadi pada saat sebelum, selama dan sesudah pengobatan.
Reaksi
adalah suatu gejala peardangan yang dapat timbul mendadak pada pasien kusta; terjadi karena respons kekebalan tubuh pasien terhadap kuman. Gejala reaksi adalah timbul kelainan kulit secara mendadak dan dapat disertai gangguan umum misalnya demam atau meriang. Kelainan kulit yang timbul dapat berupa bercak kemerahan yang membengkak atau timbul benjolan (seperti bisul) yang terasa nyeri. Bila reaksi ini tidak ditangani dengan baik, maka dapat timbul kecacatan.Reaksi dapat dicetuskan oleh banyak hal, antara lain:
stres fisik atau mental pemberian imunisasi
PENCEGAHAN CACAT
Apakah cacat kusta dapat dicegah ?
Cacat pada kusta dapat dicegah dengan cara:3. Segera minum obat MDT secara teratur saat ditemukan gejala dan tanda kusta pertama sekali.
4. Mengenali tanda dan gejala reaksi, dan segera mendapatkan penatalaksaan sesuai standar.
5. Perburukan cacat yang sudah dialami pasien atau orang yang pernah mengalami kusta dapat dicegah dengan melakukan perawatan diri dan jika perlu diberikan tindakan rehabilitasi medik, misalnya operasi rekonstruksi/septik, fisioterapi, menggunakan prothesa/orthesa dan alat bantu lainnya (kruk, kaca mata pelindung, alas kaki, dan sebagainya).
Prinsip pencegahan bertambahnya cacat pada dasarnya adalah 3 M : 1. Melindungi mata, tangan dan kaki dari trauma fisik
2. Memeriksa mata, tangan dan kaki secara teratur 3. Melakukan perawatan diri
PERAWATAN DIRI
Untuk mata yang tidak dapat ditutup rapat:
Hindari pekerjaan di tempat berdebu.
Melindungi mata dari debu dan angin dengan kacamata. Sering mencuci/membasahi mata dengan air bersih.
Waktu istirahat, tutup mata dengan sepotong kain basah. Sesering mungkin bercermin apakah ada kemerahan atau
benda yang masuk ke mata.
Untuk tangan dan kaki yang mati rasa:
Lindungilah tangan/kaki. Selalu gunakan alas kaki. Membagi tugas rumah tangga .
Sering berhenti dan periksa tangan/kaki dengan teliti apakah
ada luka atau lecet yang sekecil apapun.
Jika ada luka, memar atau lecet sekecil apapun, rawat dan
istirahatkan bagian yang sakit hingga sembuh.
Istirahatkan kaki yang sakit (jangan digunakan untuk
menapak/berjalan).
Untuk kulit tangan dan kaki yang kering atau
menebal:
Kemudian langsung diolesi dengan minyak kelapa untuk
menjaga kelembaban kulit.
Untuk jari tangan yang bengkok:
Sesering mungkin meluruskan sendi-sendi yang bengkok,
dengan menggunakan sisi tangan yang lain.
Pegang ibu jari dengan tangan lain dan gerakkan sendi supaya
tidak kaku.
Kalau ada kelemahan membuka jari, kuatkan dengan cara:
Taruh di atas meja atau paha dan pisahkan dan rapatkan jari berulang-ulang.
Ikat jari dengan 2-3 karet gelang, lalu pisahkan dan rapatkan jari berulang-ulang.
Untuk kaki yang semper:
Selalu pakai sepatu supaya jari-jari tidak terseret dan luka. Angkat lutut lebih tinggi waktu berjalan.
Gunakan tali karet antara lutut dan sepatu guna mengangkat
kaki bagian depan waktu berjalan.
Gunakan plastik atau kertas keras dari betis sampai ke
KUSTA & HAK ASASI MANUSIA
Stigmatisasi dan diskriminasi terhadap orang yang terdampak kusta dan keluarganya masih sering terjadi. Mereka didiskrimasi oleh keluarga, lingkungan, media atau terkadang oleh petugas kesehatan sendiri yang belum mengerti dengan benar tentang penyakit kusta. Bentuk diskriminasi yang sering dijumpai adalah masalah pernikahan, pekerjaan, pendidikan dan akses kepada fasilitas publik.
Apakah orang yang terdampak kusta juga memiliki
hak yang sama dengan masyarakat lainnya?
Setiap orang dilahirkan di dunia ini memiliki hak asasi yang sama terlepas dari penyakit atau kondisi yang dimilikinya. Tidak ada alasan atau pembenaran untuk stigmatisasi dan diskriminasi terhadap orang yang terdampak kusta. Persamaan dan keadilan sosial adalah prinsip dasar dan kunci untuk merealisasikan hak asasi manusia. Hal ini tercantum dalam konstitusi di Indonesia (UUD 45) dan di Deklarasi Universal untuk Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Right).
Secara khusus pemenuhan hak bagi orang yang terdampak kusta dan penyandang disabilitas (termasuk akibat kusta) didukung dalam:
-
UU No. 4/1997 tentang Penyandang Cacat. Dalamundang-undang ini diatur tentang pemenuhan kuota 1% bagi tenaga kerja penyandang disabilitas (penyandang cacat) di kantor pemerintah dan perusahaan swasta.
-
Resolusi Majelis Umum PBB dan Dewan Hak AsasiManusia-PBB tentang Penghapusan Diskriminasi terhadap Orang Terdampak Kusta dan Keluarganya (2010).
-
UU No. 19/2011 tentang Pengesahan Konvensi MengenaiHak-Hak Penyandang Disabilitas. Konvensi ini terdiri atas 50 artikel yang memuat perlindungan hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya bagi penyandang cacat secara integral dan menyeluruh, sekaligus memuat kewajiban secara rinci untuk mewujudkannya.
Bagaimana pemenuhan hak tersebut dapat
dilakukan?
Pemenuhan hak tersebut dapat dilakukan dengan:
Pemerintah bekerja sama dengan individu atau organisasi yang
mewakili orang yang terdampak kusta untuk mendidik orang-orang yang mengalami kusta, petugas kesehatan dan masyarakat tentang hak asasi manusia dan penyakit kusta itu sendiri.
Individu/organisasi OYPMK membangun jejaring dan
kemitraan dengan organisasi yang mendukung pemenuhan hak-hak sipil (Komnas HAM atau organisasi penyandang cacat lain) untuk menghasilkan produk legislasi yang menjamin hak-hak OYPMK.
KONSELING
ETIKA KONSELING
Klien senantiasa harus dihormati.
Konselor bertanggung jawab atas keamanan dirinya.
Konselor bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bekerja
mematuhi hukum.
Konselor memastikan diri telah melaksanakan pelatihan cukup
sehingga memperoleh ketrampilan konseling.
Konselor bekerja sesuai kemampuan, memantau kompetensinya,
dan melaksanakan rujukan sesuai kebutuhan.
Konselor mengenali keterbatasan dirinya dan melaksanakan
layanan hanya di bidang yang dikuasainya.
Konselor juga bertanggung jawab untuk konselor lainnya dan
saling mengkoreksi bila dijumpai kesalahan.
Konselor bertanggung jawab kepada klien dan institusi tempat
kerjanya.
Konselor harus mampu mendorong klien mengontrol hidupnya
sendiri.
Konselor tidak melakukan paksaan atau tekanan, sekalipun
menurut konselor itu untuk kebaikan klien.
Konselor membuat kesetaraan relasi sehingga klien mampu
mengambil keputusannya sendiri.
Konselor menjalankan tugas dengan jujur dan memberikan