• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH KALKULUS I MELALUI PEMBERIAN TES KECIL DAN SISTEM PENILAIAN TERBUKA OLEH: ELLIANTI ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH KALKULUS I MELALUI PEMBERIAN TES KECIL DAN SISTEM PENILAIAN TERBUKA OLEH: ELLIANTI ABSTRAK"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH KALKULUS I MELALUI PEMBERIAN TES KECIL

DAN SISTEM PENILAIAN TERBUKA OLEH:

ELLIANTI ABSTRAK

Salah satu strategi belajar yang dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar lebih keras adalah dengan memberikan tes kecil dan penialaian terbuka. Dengan mengembalikan hasil tes, mahasiswa menjadi lebih tertarik melakukan kompetisi di dalam kelas dan membuat mereka lebih memotivasi dalam meningkatkan kemampuan mereka untuk mencapai target.

Tujuan penilitian ini adalah untuk menemukan apakah untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa dapat dicapai dengan memberikan tes di akhir pertemuan dan mengembalikan lembar jawaban tes. Penelitian ini dilaksanakan di program studi Matematika FKIP Unsyiah dengan populasi penelitian adalah semua mahasiswa program studi matematika FKIP Unsyiah yang mengambil mata kuliah Kalkulus I kelas regular yang terdiri dari dua unit. Unit I sebagai kelas eksperimen yang memberikan tes kecil serta diikuti dengan penilaian terbuka, sedangkan unit II sebagai kelas control yang memberikan tes kecil pada akhir pertemuan tanpa diikuti penilaian terbuka. Instrumen penelitian ini adalah tes dan data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji- t-. Hasil dari analisis data diperoleh t hitung > t 0.05 (9,321 > 1,645 ) pada taraf signifikan 0,05. Ini berarti dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan tes kecil di akhir pertemuan dan dilanjutkan dengan penilaian terbuka dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa program studi Matematika FKIP Unsyiah dalam mata kuliah Kalkulus I

THE IMPROVEMENT OF STUDENTS’ACHIEVEMENT IN

KALKULUS I THROUGH GIVING THEM SIMPLE TEST

AND OPENED EVALUATION

ABSTRACT

One of teaching strategy that can motivate the student in order to study hard is by giving them a simple test and an opened evaluation. By returning their result of test students became more interested in doing competition in the classroom and can make them more motivated in improving their ability to reach the target. The purpose of this research is to find out whether by giving them simple test and opened evaluation at the and of the theaching can improved the students’result of learning. This research wes condected at Math department of FKIP Unsyiah who took subjectc of Calculus I Reguler Class which consists of two units. Unit I is class experiment by giving the students a simple test and an opened evaluation, while unit II as a control class only giving them simple test and without opened evaluation at the end of the meeting .The instrument of this research was

(4)

test. The data was analyzed by using t-test. The result of this research found that t count was > t 0,05 (9,321 > 1,645) at level of significance 0,05. This finding can be concluded that by giving simple test and returning the students’ answer sheet at the end of the meeting can improved the students’ result of learning of Calculus I, of Math Student of FKIP Unsyiah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kualitas suatu lembaga pendidikan, khususnya pendidikan tinggi ditentukan oleh banyak factor, diantaranya adalah sarana dan prasarana , peserta didik, program proses belajar mengajar, manajemen dan terutama sekali adalah tenaga pengajar. Karena itu pendidikan adalah pada proses belajar mengajar , dan pada proses belajar mengajar tersebut peran dosen yang amat sangat menentukan. Oleh sebab itu , pembinaan pendidikan seharusnya selalu diarahkan pada pembinaan proses belajar mengajar terutama peningkatan kualitas tenaga pengajar, baik kualitas keilmuan maupun kualitas tanggung jawab sebagai tenaga professional.

Sekama ini di duga kualitas dosen kurang profesional dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini ditandai dengan cukup banyak dosen yang tidak mempersiapkan dan melaksanakan kuliah dengan baik serta hubungannya dengan mahasiswa hanya terbatas hanya pada ruang kuliah. Dengan demikian, mahasiswa juga tidak mempunyai kesempatan untuk bertanya lebih mendalam tentang kuliah yang diajarkan karena dosen tidak siap atau dosen sulit ditemui. Begitu juga dalam mengembangkan cara-cara mengajar, dosen seringkali hanya menggunakan metode ceramah , hanya duduk membaca, atau diam di satu tempat. Dan kebiasaan dosen datang mengajar juga tidak tepat waktu.

Sehubungan dengan ini hasil penelitian Adnan Ismail (1996) menyarankan agar sebanyak 30% dosen-dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniri perlu ditingkatkan

(5)

efektifitas pengajarannya, karena kegiatan pengajarannya yang belum efektif. Selanjutnya Achir Yawmil (1993) mengatakan mahasiswa seringkali dirasakan dosen „terlalu konvensional“ dalam cara mengajar dan „kurang wawasan“ mengenai tuntutan lingkungan. Padahal mahasiswa sebagai calon tenaga profesional sebenarnya membutuhkan tuntutan situasi belajar mengajar yang kondusif untuk terciptanya proses analisis sintesis dalam diri mahasiswa.

Selanjutnya hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Kalkulus I di program studi Matematika FKIP Unsyiah masih rendah. Hal ini diduga oleh dosen disebabkan oleh motivasi belajar mahasiswa rendah. Pada saat menerima pelajaran di ruang kuliah, mahasiswa merasa jelas dan mengerti, tetapi bila ada ulangan mahasiswa tidak dapat menjawab dengan benar.

Motivasi merupakan daya penggerak dalam diri mahasiswa untuk mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan. Dengan adanya motivasi untuk belajar, mahasiswa akan terdorong untuk melakukan kegiatan belajar secara sadar. Mahasiswa yang telah termotivasi untuk belajar dengan sendirinya akan mencurahkan seluruh pikiran dan tenaganya selama kegiatan belajar tersebut. Atau dengan kata lain, mahasiswa akan selalu memperhatikan atau merasa perlu terhadap pelajarannya.

Sehubungan dengan ini Natawijaya dan Moesa (1991) menyatakan ada beberapa teknik dalam upaya memotivasikan kegiatan belajar siswa antara lain: 1) Pernyataan penghargaan secara verbal, 2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan,

(6)

3) Menggunakan simulasi dan permainan, 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum, 5) Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa.

Pendapat Natawijaya dan Moesa juga berlaku bagi mahasiswa yang belajar diperguruan tinggi. Salah satu teknik upaya memotivasikan kegiatan belajar mahasiswa, yaitu menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan. Kegiatan penilaian dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk lebih giat belajar. Dengan kegiatan penilaian mahasiswa akan lebih terdorong untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Indeks prestasi yang tinggi dapat merupakan stimulus yang membangkitkan gairah belajar.

Selanjutnya Arikunto (1988) menambahkan bahwa salah satu fungsi dari tes adalah sebagai penguatan bagi siswa atau mahasiswa. Dengan hasil tes yang rata-ratanya baik bisa menambah motivasi belajar (penguatan) sebaliknya bagi siswa atau mahasiswa yang mendapat nilai yang kurang baik dapat memacu dirinya untuk belajar lebih rajin lagi. Dalam pelaksanaannya di sekolah atau di perguruan tinggi tes ini merupakan

ulangan harian , atau disebut juga tes kecil sedangkan tes ini kalau diperguruan tinggi

kita kenal dengan nama Quis . Tes sumatif biasa kita kenal sebagai ulangan umum yang diadakan pada akhir catur wulan atau akhir semester. Kalau di perguruan tinggi tes sumatif dikenal dengan nama ujian final .

Apabila tes kecil tersebut diberikan secara teratur, disamping dapat memotivasi mahasiswa juga mempermudah mahasiswa dalam memahami materi kuliah.. Materi kuliah yang diberikan bertahap-tahap dan selalu diberikan tes akan semakin mantap dikuasai mahasiswa. Mahasiswa akan dapat memepersiapkan diri dengan baik untuk

(7)

setiap tes yang diberikan. Tes yang diberikan untuk sedikit materi dan sering dilakukan akan lebih baik daripada diberikan satu atau dua kali saja untuk bahan yang banyak. (Syuhendri, 1999).

Berkaitan dengan teknik upaya memotivasi mahasiswa , yaitu memberitahukan

hasil belajar yang telah dicapai, maka dengan mengetahui hasil yang telah dicapai,

maka motif belajar mahasiswa diduga akan lebih kuat, baik itu karena ingin mempertahankan hasil belajar yang telah baik, maupun untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang memuaskan. Disamping itu , dengan menggunakan nilai ulangan yang merupakan hasil koreksi silang sesama mahasiswa dan nilai tersebut dimasukkan ke dalam daftar nilai dan ditempelkan di dalam ruang kuliah sehingga setiap mahasiswa dapat mengetahuinya juga membuat persaingan yang sehat di antara para mahasiswa yaitu merupakan salah satu teknik upaya memotivasi mahasiswa dalam mencapai hasil belajarnya.

Meskipun banyak pendapat yang mengatakan bahwa semakin sering dosen memberikan latihan –latihan soal kepada mahasiswa maka mempermudah mahasiswa dalam memahami materi kuliah yang pada akhirnya mahasiswa akan dapat menjawab dengan benar latihan –latihan soal yang diberikan oleh dosen, apalagi dilanjutkan dengan penilaian secara terbuka yang akan menimbulkan persaingan sehat diantara mahasiswa. Namun kenyataan di lapangan dosen jarang memberikan tes-tes kecil apalagi mengembalikan kertas quis tersebut yang disertai dengan nilai.

(8)

Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah peningkatan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Kalkulus I dapat dilakukan melalui pemberian tes kecil pada akhir pertemuan dan pengembalian kertas ulangan beserta nilainya ?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dosen sebagai tenaga profesional dibidang pendidikan mempunyai peran yang penting dalam membimbing peserta didiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu kegiatan pokok dalam melaksanakan tugas profesinya itu adalah mengevaluasi hasil pembelajaran. Evaluasi merupakan proses mengambil keputusan apakah seorang mahasiswa dikategorikan berhasil atau gagal dalam mengikuti kegiatan perkuliahan ..

(9)

Evaluasi ( penilaian) merupakan komponen terpadu dari keseluruhan proses pendidikan. Disamping sebagai pengontrol, evaluasi dapat memberi arah dan menentukan upaya atau tindakan-tindakan. Dengan evaluasi akan dapat diketahui relevansi kemajuan belajar mahasiswa dengan tujuan atau standar yang telah digariskan, kemajuan dan perubahan tingkah laku yang telah dicapai oleh mahasiswa. Evaluasi juga sangat berguna untuk perbaikan proses belajar mengajar, baik yang sudah maupun yang sedang berlangsung, serta untuk pengembangan program pengajaran berikutnya. Selain itu, evaluasi juga merupakan pertanggungjawaban kelembagaan dan profesi lulusan.

Selanjutnya sistem pengajaran terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu: tujuan, materi , pengalaman belajar mengajar dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut dapat disederhanakan menjadi tiga komponen yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar dan penilaian, yang memiliki hubungan erat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Hubungan ketiga komponen tersebut seperti yang ditunjukkan oleh gambar/diagram berikut:

Keberhasilan dan urgensi evaluasi seperti itu menunjukkan bahwa kemampuan dosen dalam melaksanakan evaluasi akan sangat menentukan ketepatan tindakan pendidikan yang dipilihnya. Kemampuan dosen dalam melakukan evaluasi dapat menempati posisi awal bagi peningkatan kualitas belajar mengajar di ruang kuliah. .

Tujuan

Evaluasi Kegiatan

Belajar Mengajar

(10)

Kemampuan melakukan evaluasi yang baik menjadi ujung tombak perbaikan mutu pendidikan (Djawad Dahlan, 1996).

Selanjutnya Suryabrata (1987 ) mengatakan bahwa evaluasi atau penilaian berfungsi untuk mengetahui sampai di mana tujuan belajar yang diharapkan telah dikuasai siswa atau mahasiswa setelah proses pembelajaran dilaksanakan dan sebagai bahan masukan bagi guru atau dosen untuk memberi penilaian tingkat keberhasilan program pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Untuk mempersiapkan alat ukur (soal) hasil belajar mahasiswa kelihatannya gampang-gampang mudah. Ada orang yang mengatakan bahwa mempersiapkan soal ujian itu mudah, kemungkinan ia memang sudah menguasai seluk beluknya dan mungkin pula ia kurang mendalami rambu-rambunya. Dalam hal ini Suryabrata (1987) mengemukakan, „Kemampuan menulis soal menuntut kombinasi berbagai kemampuan khusus yang hanya dapat dikembangkan secara lambat laun melalui latihan dan pengalaman, dengan selalu mengingat rambu-rambu teknis penulisan soal itu. Kutipan ini jelas memperlihatkan kepada kita bahwa seoang dosen sebagai evaluator hasil belajar mahasiswa , dituntut memiliki wawasan yang luas serta memiliki pengalaman dalam bidang profesinya sebagai dosen. Bidang profesi itu antara lain sebagai berikut:

1. Pengetahuan dan pemahaman tentang materi mata kuliah, ruang lingkup materi, tujuan pengajaran, proses pembelajaran dan teori belajar.

2. Pengetahuan dan pemahaman tentang evaluasi hasil belajar mahasiswa

3. Pengalaman adalah sangat menentukan. Dosen yang sudah cukup lama dan cukup banyak berkecimpung dalam profesinya sebagai evaluator akan memberi pengalaman yang cukup berarti dalam melaksanakan evaluasi.

(11)

Salasi R (2002) menggolongkan evaluasi dalam empat jenis yaitu:

1. Penilaian formatif yang fungsinya untuk memperbaiki proses belajar mengajar kearah yang lebih baik setelah mengikuti satuan pelajaran yang tertera pada kurikulum

2. Penilaian sumatif yang fungsinya untuk menentukan nilai siswa atau hasil belajar siswa setelah mengikuti program pengajaran dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu semester atau satu tahun

3. Penilaian penempatan yang fingsinya untuk menempatlkan siswa pada program pendidikan yang sesuai dengan bakat. Minat dan kemampuannya.

4. Penilaian diagnostic yang fungsinya untuk memberi bantuan dalam menyelesaikan atau memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa tertentu ketika mengikuti program pengajaran.

Tes formatif adalah suatu tes yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu, dalam hal ini program pengajaran. Tes formatif diberikan pada akhir setiap program, sedangkan tes

sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya sekelompok program atau sebuah program yang

lebih besar. Dalam pelaksanaanya di sekolah tes formatif ini merupakan ulangan harian atau disebut juga tes kecil sedangkan tes sumatif biasa dikenal sebagai ulangan umum yang ada diadakan pada akhir catur wulan atau akhir semester. Di perguruan tinggi tes formatif dikenal dengan nama quis.

Para ahli mengatakan bahwa penilaian sangat penting dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar, tapi kenyataan di lapangan dsoen jarang memeriksa kertas jawaban siswa terhadap penilaian yang dilakukannya. Dalam hal ini dosen sering memberikan tes ,

(12)

misalnya quis ,tapi jarang mengembalikannya hasil tes yang disertai nilai yang diperoleh kepada mahasiswa . Hal ini semuanya disebabkan barangkali dosen terlalu sibuk dengan kegiatan yang lain. Padahal memberitahukan hasil belajar yang telah dicapai kepada mahasiswa , maka motif belajar mahasiswa diduga akan lebih kuat, baik karena ingin mempertahankan hasil belajar yang lebih baik, maupun untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang memuaskan. Disamping itu pula , menggunakan nilai ulangan dengan cara mengembalikan kertas ulangan yang disertai dengan nilai maka diantara para mahasiswa akan terjadi suasana persaingan yang sehat yang merupakan salah satu teknik upaya memotivasikan mahasiswa dalam upaya memicu keberhasilan belajarnya.

Selanjutnya melalui pemberian tes kecil dan pengembalian nilai ulangan tersebut dapat meningkatkan kesiapan mahasiswa dalam belajar karena ada keinginan untuk memperoleh hasil yang lebih baik, dan ada keinginan untuk keinginan untuk lebih baik dari orang lain.

(13)

BAB 4. TUJUAN PENELITIAN

4.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Kalkulus I melalui pemberian tes kecil pada akhir pertemuan yang disertai dengan pengembalian kertas ulangan tersebut.

4.2Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini menjadi masukan kepada para staf pengajar khususnya dosen program studi Matematika FKIP Unsyiah untuk dapat mengadakan variasi dalam kegiatan perkuliahan khususnya yang menyangkut dengan strategi belajar mengajar. Salah satu strategi belajar tersebut adalah pemberian tes kecil pada akhir pertemuan yang dilanjuti dengan penilaian terbuka yang ternyata dapat memotivasikan mahasiswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

(14)

5.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di FKIP Unsyiah khususnya di program studi Matematika. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan Matematika FKIP Unsyiah. Sedangkan sampel penelitian adalah mahasiswa pendidikan matematika FKIP Unsyiah yang mengambil mata kuliah Kalkulus I yang terdiri dari dua unit. Mata kuliah Kalkulus I terdapat pada semester ganjil pada semester pertama. Mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kalkulus I terdiri dari 4 unit, yaitu dua unit kelas reguler dan dua unit lagi kelas non reguler. Pada penelitian ini peneliti memilih dua unit kelas reguler yakni unit I dan unit II sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel penelitian secara

purposif sampling. Unit I dijadikan kelas control ( diberikan tes kecil tanpa

mengembalikan kertas ulangan beserta nilai) dan satu unit lagi sebagai kelas eksperimen (diberikan tes kecil pada akhir pertemuan dan mengembalikan kertas ulangan beserta nilai yang diperoleh masing-masing mahasiswa)

5.2 Teknik Pengumpulan Data

Sebelum diadakan penelitian pada kedua unit yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen maka peneliti memberikan tes terlebih dahulu yang lebih dikenal dengan pretest. Selanjutnya data postest yang dilakukan sebanyak dua kali pada masing-masing unit diperoleh melalui tes pada kelas control dan kelas eksperimen setelah memberikan perlakuan pada kedua kelas tersebut. Tes dilakukan setelah proses perkulaihan , yaitu pada kelas eksperimen dan kelas control. Pada kelas eksperimen diberikan tes kecil pada akhir pertemuan yang disertai dengan penilaian terbuka dengan kata lain pengembalian

(15)

kertas ulangan beserta nilaianya, sedangkan pada kelas control diberikan tes kecil pada akhir pertemuan tapi tidak disertai dengan pengembalian kertas jawaban beserta nilai. Adapun strategi dalam pemberian tes kecil serta menggunakan nilai ulangan sebagai upaya pemicu keberhasilan belajar Matematika adalah setiap dilakukan tes kecil maka dilaksanakan koreksi silang yaitu lembar jawaban dikumpulkan ke depan sesuai dengan baris bangku, kemudian ditukar dengan baris bangku yang berlainan. Nama mahasiswa yang memeriksa dicantumkan di dalam lembaran jawaban yang tujuannya untuk menghindari terjadinya kucurangan dalam memeriksa. Setelah selesai dikoreksi, lembar jawaban masih dipegang oleh mahasiswa yang memeriksa , kemudian dosen memanggil nama mahasiswa, dan sipemeriksa menyebutkan berapa nilaianya, dengan bantuan seorang mahasiswa nilai yang diperoleh dimasukkan ke dalam daftar nilai yang ditempelkan di depan ruang kuliah..

5.3 Teknik Pengolahan Data

Selanjutnya hasil tes dari kelas control dan kelas eksperimen diolah dengan statistic untuk melihat apakah ada terjadi peningkatan kualitas hasil belajar Matematika khususnya dalam mata kuliah Kalkulus I melalui pemberian tes kecil pada akhir pertemuan yang disertai dengan penilaian terbuka khususnya pada maha siswa kelompok eksperimen. Untuk mengetahuinya dilakukan dengan analisis statistika uji-t dengan menggunakan taraf signifikan 5%.

(16)

5.4 Prosedur Penelitian

Latar Belakang Masalah: Rendahnya keberhasilan belajar mahasiswa karena dosen kurang bervariasi dalam strategi

belajar mengajar

Identifikasi konteks Tingkat

Studi karya ilmiah dan studi perbandingan

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Pengembangan Instrumen Penelitian

Analisis Data:

- Hasil belajar melalui strategi pemberian tes kecil dan penilain terbuka - Hasil belajar siswa melalui pemberian tes kecil tanpa penilaian terbuka - Perbedaan prestasi belajar antara kedua strategi belajar tersebut

Kesimpulan dan Saran :

Upaya meningkatkan hasil belajar mahasiswa melalui strategi belajar melalui pemberian tes kecil yang diikuti

dengan penilaian terbuka T

Tes strategi belajar melalui pemberian tes kecil pada akhir pertemuan tanpa penilaian terbuka

Tes dengan strategi belajar melalui pemberian tes kecil pada akhir pertemuan dan penilaian terbuka

(17)

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dari pretest dan postes yang dilakukan pada unit mahasiswa yang menggunakan strategi pemberian tes kecil pada akhir pertemuan yang disertai dengan penilaian terbuka dalam mata kuliah Kalkulus I (kelas eksperimen) adalah sebesar 18,56 (nilai rata –rata ) dan SD (Standar Deviasi) 12,77, dengan nilai pretest mahasiswa tertinggi 82 dan nilai terendah 27 , serta nilai postes mahasiswa tertinggi 97 dan nilai terendah 43.

Data yang diperoleh dari pretes dan postes yang dilakukan pada unit mahasiswa yang tidak menggunakan sistem penilaian terbuka dalam pembelajaran mata kuliah Kalkulus I (kelas kontrol) adalah sebesar 3,41 (nilai rata-rata) dan SD 4,75. Sedangkan nilai pretes siswa tertinggi 83 dan nilai terendah 24, serta nilai postes mahasiswa tertinggi 85 dan nilai terendah 26. Untuk lebih jelasnya data tersebut disajikan pada tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Data Hasil Penelitian Tes kecil dan penilaian terbuka

Tes kecil tanpa penilaian terbuka Pretes Tertinggi 83 82 Terendah 27 24 Postes Tertinggi 97 85 Terendah 43 26 Peningkatan 18,56 3,41

(18)

Dari hasil pengolahan data juga memperlihatkan peningkatan nilai rata-rata sebelum pembelajaran dan sesudah pembelajaran yaitu mahasiswa diajarkan dengan memberikan tes kecil pada akhir pertemuan yang disertai dengan penilaian terbuka memperoleh rata-rata peningkatan sebesar 18,56, dan mahasiswa yang diajarkan dengan pemberian tes kecil yang tidak dilanjutkan dengan penilaian terbuka memperoleh rata-rata peningkatan nilai sebesar 3,41. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman mahasiswa dalam mempelajari Kalkulus I dengan nmenggunakan strategi pemberian tes kecil pada akhir pertemuan yang disertai dengan penilaian terbuka di program studi Matematika FKIP Unsyiah.

Dari hasil uji hipotesis dengan ujit diperoleh t hitung sebesar 9,321 dan

t tabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar 1,645. Ini berarti t hitung > t hitung yaitu

( 9,321 > 1,645), yang artinya dapat ditarik kesimpulan penerapan strategi pemberian tes kecil pada akhir pertemuan yang disertai dengan penilaian terbuka dalam mata kuliah Kalkulus I dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa

Berdasarkan analisis data tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar mahasiswa melalui pembelajaran dengan pemberian tes kecil pada akhir pertemuan yang dilanjutkan dengan penilaian secara terbuka lebih baik dari pada melalui pembelajaran dengan pemberian tes kecil pada akhir pertemuan yang tidak dilanjutkan dengan penilaian secara terbuka. Temuan hasil penelitian ini senada dengan apa yang dikatakan Prayitno (1989) bahwa semakin banyak tugas yang selesai dikerjakan dan guru melakukan memberikan nilai terhadap tugas tersebut maka harapan semakin dalam pemahaman terhadap materi tersebut akan lebih terjamin dapat tercapai. Siswa yang berprestasi tinggi lebih banyak menggunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas

(19)

dibandingkan dengan siswa yang berprestasi rendah. Lebih lanjut Syuhendri (1999) mengatakan bahwa melalui latihan soal yang disertai dengan pemberian nilai dapat meningkatkan kesiapan siswa dalam belajar karena ada keinginan untuk memperoleh hasil yang lebih baik, dan ada keinginan untuk lebih baik dari orang lain.

Sehubungan dengan ini Masrun (1987) juga mengatakan bahwa tenaga pengajar perlu mengambil inisiatif untuk mengaktifkan kegiatan belajar siswa baik yang berkaitan dengan tugas terjadwal maupun tugas-tugas mandiri. Disamping itu juga perlu dilakukan ujian setiap akhir minggu atau setiap habis satu pokok bahasan. Atau pula ujian diberikan pada saat pelajaran akan dimulai . Waktunya tidak perlu terlalu lama.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

- Penerapan strategi belajar melalui pemberian tes kecil pada akhir pertemuan yang disertai dengan penilaian terbuka dalam mata kuliah Kalkulus I dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pendidilan Matematika FKIP Unsyiah.

- Mahasiswa sangat antusias dalam kegiatan belajar karena adanya tes pada akhir pertemuan dan penilaian terbuka dari dosen yang mengajar.

(20)

6.2 Saran

- Strategi belajar dengan pemberian tes kecil pada akhir pertemuan dan disertai dengan penilaian terbuka sebagai alat pembelajaran perlu dicoba dalam pembelajaran berbagai disiplin ilmu.

DAFTAR PUSTAKA

Achir, Yawmil. 1993. Persepsi Mahasiswa tentang Kualitas yang Perlu di miliki Dosen untuk Merangsang Mahasiswa Bertanya. Depok. Laporan Penelitian

Adnan Ismail. 1996. Potret Staf Pengajar TMA dan TIA Menurut Pandangan Mahasiswa Pada Fakultas Tarbiyah IAIN AR-RANIRY. Laporan Penelitian . Pusat penelitian IAIN Darussalam Banda Aceh

Arikunto,S. 1988. Dasar-dasar Evakuasi Pendidikan. Cetakan keempat. Jakarta: Bina Akasara

Masrun. 1979. Pengukuran Pendidikan. Yogyakarta: Fakults Psikologi Universitas Gajah Mada

Natawidjaya, R. 1992. Psikologi Pendidikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Dikti. Propyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Prayitno, Elida. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Departemen P dan K

Salasi, R. 2000. Analisis kuantitatif soal tes matematika sekolah dasar di Kota Banda Aceh. Jurnal wacana Kependidikan. Vol.3 No.3 September 2002.

(21)

Syuhendri. 1999. Peranan Tes Kecil pada Akhir Pertemuan dalam Meningkatkan Motivasi Siswa: Suatu kiat untuk memperbaiki hasil Belajar Fisika. Jurnal Forum Kependidikan. Tahun 18 . Nomor 2 .

Referensi

Dokumen terkait

Didukung dari hasil indikator yang memiliki rata-rata yang paling tinggi ditunjukan pada pernyataan “Isyana Sarasvati dapat dipercaya dalam meningkatkan produk

persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau ciri-ciri produk yang akan

2 Perlindungan anak menurut Pasal 3 Undang-undang Perlindungan Anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan

Efek yang ditimbulkan memang tidak bisa langsung dirasakan oleh manusia, namun akan berpengaruh dalam masa yang akan datang” (Baskoro, wordpress.com).Karena alasan tersebut

The postural reflex increase in heart rate also reduces the ejection period with amplification of the aortic-to- brachial pulse (Kroeker & Wood, 1955; Rowell et al. 1968)

Konsep utama yang ditawarkan untuk merangsang perubahan adalah objek arsitektur sebagai media katalisator kawasan yang saat ini merupakan area un-inhabitable dan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ambarika (2016) menunjukkan hasil bahwa edukasi dan simulasi manajemen bencana sebagai salah satu media terbaik untuk

Short Call (Selling Call Options); this strategy allows the investor to sell shares at a net price above the current market while increasing portfolio returns