• Tidak ada hasil yang ditemukan

m~u -m~cr4~d/t?+~~?~do~~cf,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "m~u -m~cr4~d/t?+~~?~do~~cf,"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKt\ m~u -m~cr4~d/t ?+~~ ?~do~~Cf,

jl Medan Me1-cleka Barat 17 Telp. : 021-3835931 Fax. : 021-3860746 3860754 3844036

vvww.depkominfo.g• Lid www.postelgo.id KOM! N FO Jaka11a 1011 o 3835939

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA

NOMOR: 213 /DIRJEN/2011 TENTANG

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI

SUBSCRIBER

STATIONUNTUK KEPERLUAN LAYANAN PITA LEBAR NIRKABEL

(WIRELESS BROADBAND)

BERBASIS NETRAL TEKNOLOGI PADA PITA FREKUENSI RADIO 2.3 GHz

Menimbang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA,

a. bahwa sesuai ketentuan dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 19/PER/M.KOMINF0/09/2011 tentang Penggunaan Pita Frekuensi Radio 2.3 GHz Untuk Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel (Wireless Broadband) Berbasis Netral Teknologi, setiap pengoperasian teknologi yang menggunakan pita frekuensi radio 2.3 GHz untuk layanan pita lebar nirkabel (wireless broadband) berbasis netral teknologi wajib memenuhi persyaratan teknis alat dan perangkat telekomunikasi;

b. bahwa Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM.3 Tahun 2001 tentang Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi mengatur bahwa setiap alat dan perangkat telekomunikasi wajib memenuhi persyaratan teknis;

c. bahwa sesuai ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 29/PER/M.KOMINF0/09/2008 tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi, setiap alat dan perangkat telekomunikasi yang dibuat, dirakit, dimasukkan untuk diperdagangkan danjatau digunakan di wilayah Negara Republik Indonesia wajib memenuhi persyaratan teknis;

(2)

Mengingat

- 2

-d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c , perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Sumber Daya dan PerangkatPos

dan Informatika tentang Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi Subscriber StationUntuk Layanan Wireless Broadband Berbasis Netral Teknologi Pada Pita Frekuensi Radio

2.3 GHz;

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang

Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun

2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3980); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang

Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit

(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 108, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3981);

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009

ten tang Pembentukan dari Organisasi Kementerian Negara; 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010

tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2010;

6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 3 Tahun 2001

tentang Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi;

7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 03/P/M.Kominfo/5/2005 tentang Penyesuaian Kata Sebutan

Pacta Beberapa KeputusanjPeraturan Menteri Perhubungan

yang mengatur Materi Muatan Khusus di Bidang Pos dan

Telekomunikasi;

8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:

29/PER/M.KOMINF0/09/2008 tentang Sertifikasi Alat dan

Perangkat Telekomunikasi;

9. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 17 /PER/M.KOMINFO/ 10/2010 tentang Organisasi dan Tata

(3)

10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 19/PER/M.KOMINF0/09/2011 tentang Penggunaan Pita Frekuensi Radio 2.3 GHz Untuk Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel (Wireless Broadband) Berbasis Netral Teknologi;

11. Peraturan Direktur Jenderal Pos Dan Telekomunikasi Nomor: 94/DIRJEN/2008 tentang Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Subscriber Station Broadband

Wireless Access (BWA) Nomadic Pada Pita Frekuensi 2.3 GHz;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI SUBSCRIBER STATION UNTUK KEPERLUAN LAYANAN PITA LEBAR NIRKABEL (WIRELESS BROADBAND) BERBASIS NETRAL TEKNOLOGI PADA PITA FREKUENSI RADIO 2.3 GHz.

Pasal1

(1) Alat dan perangkat telekomunikasi Subcriber Stations untuk Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel (Wireless Broadband) berbasis Netral Teknologi pada pita frekuensi radio 2.3 GHz wajib memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal.

(2) Persyaratan Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Subscriber Station Broadband Wireless Access (BWA) Nomadic; b. Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi

Subscriber Station Broadband Wireless Access (BW A) lainnya.

(3) Persyaratan teknis untuk alat dan perangkat telekomunikasi Subscriber Station Broadband Wireless Access (BWA) pada pita frekuensi radio 2.3 GHz dengan standar nomadic, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal tersendiri.

(4) Persyaratan teknis untuk alat dan perangkat telekomunikasi Subscriber Station Broadband Wireless Access (BWA) pada pita frekuensi radio 2.3 GHz lainnya, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

(4)

4

-Pasal2

Pelaksanaan sertifikasi alat dan perangkat telekomunikasi untuk

Subscriber Station untuk layanan Wireless Broadband berbasis netral teknologi pada pita frekuensi radio 2.3 GHz wajib berpedoman pada persyaratan teknis sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur J enderal ini.

Pasal3

Peraturan Direktur Jenderal m1 mulai berlaku pada tanggal

ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2 6 Okto b.er 20 11

SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada: 1. Menteri Komunikasi dan Informatika; 2. Sekditjen SDPPI;

3. Para Direktur di lingkungan Ditjen SDPPI;

(5)

LAMPI RAN

PERA TORAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA

NOMOR : 213 /DIRJEN/2011 TENTANG

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI SUBSCRIBER STATION UNTUK KEPERLUAN LAYANAN PITA LEBAR NIRKABEL (WIRELESS BROADBAND) BERBASIS NETRAL TEKNOLOGI PADA PITA FREKUENSI RADIO 2.3 GHz

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI SUBSCRIBER STATION

UNTUK KEPERLUAN LAYANAN PITA LEBAR NIRKABEL (WIRELESS BROADBAND) BERBASIS NETRAL TEKNOLOGIPADA PITA FREKUENSI RADIO 2.3 GHz

BAB I

KETENTUAN UMUM

1. Ruang Lingkup

Persyaratan teknis ini meliputi ketentuan umum, ketentuan teknis, dan

persyaratan pengujian yang berlaku pada alat dan perangkat Subscriber Station,

untuk keperluan layanan pita lebar nirkabel (Wireless Broadband) berbasis netral teknologipada pita frekuensi radio 2.3 GHz, yang selanjutnya disingkat SS BWA NT 23.

2. Definisi

Yang dimaksud dengan alat dan perangkat sis tern SS BW A NT 23 dalam persyaratan teknis ini adalah sistem komunikasi di sisi Subscriber Station yang

bekerja pada pita frekuensi radio 2300 - 2400 MHz, untuk jenis layanan pita lebar nirkabel (wireless broadband),dengan ketentuan teknis disamping yang

dipersyaratkan dalam:

a. Peraturan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor: 94/DIRJEN/2008 tentang Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Subscriber StationBroadband Wireless Access (BW A)

Nomadic Pada Pita Frekuensi 2.3 GHz; dan

b. Peraturan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor: 96/DIRJEN/2008 tentang Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Antena BroadbandWireless Access (BWA) Nomadic Pada Pita Frekuensi 2.3 GHz.

(6)

6 -3. Singkatan

a. BPSK Binary Phase Shift Keying

b. BS Base Station

c. BTS BaseTransceiver Station

d. BWA Broadband Wireless Access

e. CISPR Comite International Special des Perturbations Radioelectriques

f. DCN Data Network Communication g. DL Downlink

h. EIRP Effective Isotropic Radiated Power

1. GPS Global Positioning System

J. LAN Local Area Network

k. LOS Line of Sight

1. Non-LOS non-Line of Sight

m. QAM Quadrature Amplitude Modulation

n. QPSK Quadrature Phase Shift Keying

0.

ss

Subscriber Station

p. TDD Time Division Duplex

q. TDM Time Division Multiplex

r. UL Uplink

s. USB Universal Serial Bus

t. VSWR Voltage Standing Wave Ratio

4. lstilah

Dalam kerangka penentuan persyaratan teknis alat dan perangkat SS

NT23 ini beberapa istilah didefinisikan sebagai berikut :

BWA

a. Base Station Suatu set perangkat yang berfungsi menyediakan konektivitas, manajemen dan terhadap SS. untuk kontrol b. Subscriber Station c. Frekuensi tengah (center frequency) d. Spurious emrsswn

Perangkat yang berada di sisi pelanggan.

Titik pusat dalam kanal frekuensi yang digunakan untuk transmisi.

Emisi pada satu atau beberapa titik frekuensi radio

yang berada di luar lebar kanal yang dibutuhkan (necessary bandwidth) dan besarnya dapat diturunkan tanpa berdampak pada transmisi informasi terkait.

Yang termasuk pad a kategori Spurious Emission adalah

harmonic emissions,parasitic emissions, intermodulation

(7)

e. Harmonic emzsswns f. Parasitic emzsswns g. Intermodulation products h. 1. J. Frequency converswn products Out of band emission Unwanted emzsswn k. Out of band domain 1. Spurious domain m. Line of Sight (LOS) n. Sertifikasi o. TDD

Salah satu jenis dari Spurious Emissionyang terletak

pada titik frekuensi yang dihasilkan dari kelipatan bulat titik frekuensi tengah.

Salah satu jenis dari Spurious Emissionyang terbangkitkan pada titik - titik frekuensi yang sifatnya

independen, baik terhadap frekuensi yang

ditransmisikan maupun terhadap frekuensiosilasinya.

Salah satu jenis dari Spurious Emissionyang terbangkitkan sebagai hasil dari intermodulasi antara

sinyal transmisi dari suatu sistem pemancar dengan

sinyal transmisi dari sistem pemancar lainnya.

Salah satu jenis dari Spurious Emissionyang dihasilkan dari perkalian dengan bilangan bulat, pertambahan,

maupun pengurangan terhadap kelipatan frekuensi

tengah, tapi tidak termasuk harmonic emissions.

Emisi yang dihasilkan dari proses modulasi, pada satu

atau beberapa titik frekuensi yang letaknya

bersebelahan langsung dengan batas atas maupun

batas bawah kanal frekuensi, di luar spunous emzsswn.

Merupakan gabungan Spurious Emission dengan Out of Band Emission.

Rentang pita frekuensi yang bersebelahan langsung

dengan batas atas dan batas bawah kanal frekuensi

dimana Out of Band Emission lebih dominan dibandingkan Spurious Emission.

Rentang pita frekuensi yang tidak bersebelahan

langsung dengan batas atas dan batas bawah kanal

frekuensi, dimana Spurious Emission lebih dominan

dibandingkan Out of Band Emission.

Posisi antara titik pemancar dan titik penenma yang tidak terhalangi oleh objek apapun.

Proses permohonan, pengujian dan penerbitan sertifikat kelayakan suatu perangkat dan atau jaringan

berdasarkan ketentuan teknis yang telah ditetapkan. Skema duplex dimana transmisi uplink dan downlink dilakukan pada waktu (timeslot) yang berbeda

(8)

p. m-ary-PSK

q. n-QAM

r. Downlink s. Uplink

8

-Tipe modulasi PSK untuk berbagai jenis tingkatan. Misalnya untuk modulasi PSK dengan 2 fasa, dinamakan BPSK (Binary PSK). Sedangkan untuk modulasi PSK dengan 4 fasa, dinamakan QPSK (Quadrature PSK).

Tipe modulasi QAM untuk berbagai jenis tingkatan. Misalnya untuk modulasi QAM dengan 16 titik konstelasi, dinamakan 16-QAM. Sedangkan untuk modulasi QAM dengan 64 titik konstelasi, dinamakan 64-QAM.

Arah transmisi dari Base Station ke Subscriber Station.

(9)

BAB II

KETENTUANTEKNIS

1. Frekuensi Kerja

Perangkat SS BWA NT 23 harus memiliki frekuensi kerja dalam rentang pita

frekuensi 2300 - 2400 MHz.

2. Batasan Emisi Spektrum Perangkat (EquipmentSpectrum Emission Mask)

Perangkat SS BW A NT 23 harus mampu memenuhi persyaratan Equipment Spectrum Emission Mask sebagai berikut:

2.1. EquipmentSpectrum Emission Mask Untuk Lebar Kanal 5 MHz

dBm Xl---a 0 (L - 20• - 25· -30• fc 2.5 3.5 5

.

7.5 8 10 12.5 Freqvency offset (MHz)

(10)

Frequency offset Relatif terhadap Frekuensi Tengah (Me)

2.5 ~ !1 fc ~ 3.5 MHz

-

10-Tingkat emisi maksimum yang diperbolehkan ( Maxallowed emission leven

-13 dBm

Resolusi pita frekuensi

ketika pengujian (Measurement Bandwidth) 50 kHz ---~---"'··-·--·~·-·---!,..._--~---·--·· '----· ···---~---~---·-··· 3.5 :o; !':!. fc :o; 7.5 MHz -13 dBm 1 MHz f--· · · · · · · t f -7.5 :o; !':!. fc :o; 8 MHz -13 dBm 1 MHz 8 :o; !':!. fc :o; 10.4 MHz -25 dBm 1 MHz 10.4 :o; !':!. fc :o; 12.5 MHz -25 dBm 1 MHz

Tabel 1. EquipmentSpectrum Emission MaskSS UntukLebar Kanal 5 MHz

2.2. EquipmentSpectrum Emission Mask Untuk Lebar Kanal 10 MHz

dBrn j 0 D.. x~o----~ -20. _ 25. 1 -30 •. 4 • ---5.~~---~.~-. ---~.---~.---~ fo v 10 11 15 20 25 Frequency offset (MHz)

(11)

Frequency offset Relatif terhadap Frekuensi Tengah (.Me)

6 :5 6 fc :s; 1 0 MHz

10 :s; 6 fc :s; 11 MHz

Tingkat emisi maksimum yang diperbolehkan (Max allowed emission leve~

-13 dBm

-13 - 12 (M- 10) dBmuL 1

Resolusi pita frekuensi ketika pengujian (Measurement Bandwidtlij 1 MHz 1 MHz ····-·-···· .. ···--·~-- ---~1---·---·---+---· 11 :s; 6 fc :s; 15 MHz -25 dBm 1 MHz 15 :s; 6 fc :s; 20 MHz -25 dBm 1 MHz 20 :s; 6 fc :5 25 MHz -25 dBm 1 MHz

Tabel 2. EquipmentSpectrum Emission MaskSS UntukLebar Kanal 10 MHz Keterangan Gambar 1 dan Gambar 2:

X dBm = 10 log (P); dimana P merupakan daya pancar dalam satuan mWatt.

...•. .>

Level dayaj emisi yang diuk:ur guna menguji batasan equipment spectrum emission mask yang ada di suatu SS BW A NT 23 adalah level dayaj emisi pada titik keluaran (output) SS BWA NT23, sebelum disambungkan ke antena pemancar.

3. Emisi Spurious (Spurious Emission)

PerangkatSS BWA NT 23 harus dapat memenuhi batasan Spurious Emission pada Tabel 3 berikut ini:

' '-" ... . -

_,.-Resolusi pita frekuensi Pita frekuensi Tingk.a,t emisi maksim.um

target pengujian yang diperbolehkan ketika pengujian

(Max a:llowed emissipn level) (Measurement Bandwidth)

9kHz-150kHz -36 dBm 1kHz

150kHz- 30 MHz -36 dBm 10kHz

30 MHz - 1000 MHz -36 dBm 100kHz

1 GHz -12.75 GHz -30 dBm 1 MHz

Tabel 3. Spurious Emission

Meskipun pita frekuensi target pengujian Spurious Emission membentang dari 30 MHz sampai dengan 12.75 GHz, namun dalam pra.kteknya, pengujian hanya dilakukan untuk titik- titik frekuensi yang termasuk dalam Spurious

(12)

-

12-Pita frekuensi yang masuk dalam kategori Spurious Domain untuk perangkat

SS BWA NT23 dengan lebar kanal 5 MHz adalah pita frekuensi yang mencakup

titik - titik frekuensi beijarak 12.5 MHz atau lebih, relatif terhadap frekuensi

tengah kanal tersebut (lihat Gambar 3).

Spurious Domain

(

1

Batas Bav.rah B~tas Atas

Kanal f=r·.ekueosi Kana! Frek~.~ensi

~<---- 5 MHZ _ _ _.., fc Spurious Domain ) - - --· 12.5 MHZ - - - - -H- - - - · 12.5 MHz - - ---+

Out Of Ba'nd Domain

Out Of Band Domain

Gambar 3. Spurious dan Out-of-Band DomainSS Untuk Lebar Kanal 5 MHz

Sedangkan untuk perangkat SS BW A NT23 dengan lebar kanal

10 MHz, maka Spurious Domain-nya adalah pita frekuensi yang mencakup titik

- titik frekuensi berjarak 25 MHz atau lebih, relatif terhadap frekuensi tengah

kanal tersebut (lihat Gambar 4). Bat-as 8awah Kana I FrekuE:nsi Batas Atas , - -- .. -.... -... -... -... ... --... JQ ...

MH

.

'?

.

----

---

~

Spurious Domain Spurious Domain ( fc

'

- - - - -- 25 MHz _ _ __ _ ______, --- -- - 25 MHz - - -- - - - +

Out Of Band Domain

Out Of Band Domain

Gambar 4. Spurious dan Out-of-Band Domain SS Untuk Lebar Kanal 10 MHz

)

Sarna dengan ketika menguji batasan equipment spectrum mask yang ada di suatu SS BWA NT 23, level dayajemisi yang diukur pada saat menguji batasan spurious emission adalah level dayajemisi pada titik keluaran (output) SS BWA

(13)

4. Pengkanalan (channeling plan)

Perangkat SS BWA NT 23 memiliki lebar kanal 5 MHz danjatau 10 MHz. Perangkat SS BW A NT 23 juga harus dapat mengatur center frequency-nya

sendiri.

5. EIRP

P erangkat SS BW A NT 23 harus dapat memenuhi batasan EIRP (Effective Isotropic Radiated Power) maksimum :

a. Untuk SS model portable(perangkat ukuran kecil j small devices) adalah

se besar 30 dBm ;

b. Untuk SS model fixed( indoor dan/ atau outdoor] adalah sebesar 42 dBm.

6. Modulasi

Perangkat SS BWA NT 23 harus memiliki kemampuan modulasi m-ary-PSK

dan/ atau n-QAM.

7. Antena

Antena yang akan disambungkan dengan perangkat SS BWA NT 23, dalam rangka mentransmisikan sinyal, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) maksimum

=

1,5: 1 b. Dapat bekerja di rentang frekuensi 2300-2400 MHz.

8. Dukungan Terhadap Kondisi Propagasi

Perangkat SS BW A NT 23 harus dapat menyediakan layanan data nirkabel un tuk perangkat penerima di sisi pelanggan (Subscriber Station), baik dalam kondisi propagasi Line-of-Sight (LOS) dan/ ataupropagasi

NonLine-of-Sight(NLOS).

9. Sinkronisasi

SS BW A NT 23 harus memiliki kemampuan untuk pengaturan rasio downlink

(14)

- 14-10. Antarmuka (Interface)

Perangkat SSBW A NT 23 paling sedikit memiliki satu an tar muka yang bersifat mandatori dan dapat ditambahkan juga antarmuka opsional, sebagaimana

dimaksud dalam Tabel 4 di bawah ini :

, ... ,._.· .•.. · -'· .

Jenis Antar Muka Recepatan Stan dar · Keterangan

Ethernet

I

RJ -45 100

1

1000 IEEE 802.3 Manda tori

Mbps (model fixed)

Serial RS-232 - Opsional

Universal Serial Bus (USB) - - Manda tori

(model portable)

Tabel 4. Jenis Koneksi Antarmuka

11. Dukungan Terhadap Sistem Manajemen Jaringan

Status perangkat SS BW A NT 23 harus bisa dikenali melalui sistem

. . .

manaJemen Jarmgan. 12. Pengamanan Arus Lebih

Perangkat SS BW A NT 23 model fixed harus dilengkapi dengan pengaman

terhadap arus lebih (sikring).

13. Kondisi Lingkungan

Perangkat SS BWA NT 23 harus mampu bekerja:

a. di luar ruangan pada suhu hingga 600 C. b. di dalam ruangan pada suhu 100 C- 400 C. c. pada kelembaban udara sampai dengan 95%.

14. Dokumentasi

Perangkat SS BW A NT 23 harus dilengkapi dengan dokumentasi teknik dalam

Bahasa Indonesia mengenai petunjuk penggunaan dan spesifikasi yang terkait

dengan perangkat keras maupun perangkat lunak yang terkandung di

(15)

BAB III

PERSYARATAN PENGUJIAN

1. Cara Pengambilan Contoh Uji

Pengambilan perangkat yang diuji dilakukan menurut prosedur UJl dengan jumlah sampel sebanyak 2 (dua) unit.

2. Cara Pengujian

Pengujian dilakukan oleh Balai Uji yang ditetapkan oleh Badan Penetap dan cara pengujian harus mampu memperlihatkan secara kualitatif dan kuantitatif bahwa perangkat yang diuji memenuhi persyaratan teknis.

3. Syarat Keselamatan dan Kesehatan

Perangkat SS BWA NT 23 ini harus dirancang bangun sedemikian rupa

sehingga pemakai terlindungi dari gangguan listrik dan elektromagnetik.

4. Syarat Kompatibilitas Elektromagnetik

Mengacu pada Standar CISPR-22 dan CISPR-24. Pemohon harus melampirkan hasil uji Electromagnetic Compatibility (EMC) dari laboratorium uji yang telah diakui oleh internasional.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 26 Oktoher 2011

Gambar

Gambar  1.  EquipmentSpectrum Emission MaskSS  Untuk Lebar Kanal 5  MHz
Gambar 2.  EquipmentSpectrum Emission MaskSS  Untuk Lebar Kanal  10 MHz
Tabel 2.  EquipmentSpectrum Emission MaskSS  UntukLebar Kanal  10 MHz  Keterangan Gambar  1  dan Gambar 2:
Gambar 3.  Spurious dan Out-of-Band DomainSS Untuk Lebar Kanal 5  MHz

Referensi

Dokumen terkait

 Guru bersama peserta didik mereview proses dan hasil pembelajaran, memberikan kuis, memberikan umpan balik berupa karakter yang telah dilakukan selama pembelajaran,

Tendangan harus dilakukan jika terdapat m asalah di pihak law an seperti padang dan bola licin atau gangguan pancaran m atahari yang m enyebabkan bola susah ditangkap dengan kem

Kader Dasar adalah anggota yang telah mengikutu kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah atau Dewan Pimpinan Cabang.. Kader Madya adalah

Namun ada beberapa kekurangan, hal tersebut terletak pada rusak nya beberapa alat bantu pelayanan seperti tidak berfungsinya AC, alat rekam E-KTP, komputer yang

Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan penerimaan siswa baru yaitu: letak geografis sekolah yang jauh sehingga informasi PSB kurang maksimal, 4 sekolahan berada dalam 1

Walaupun tidak dilakukan pemeriksaan faktor VIII dan IX serta secara klinis hemofilia A dan B sulit dibedakan, namun pada penderita tersebut di atas kemungkinan

Pektin dari buah tersebut dapat diaplikasikan untuk edible film yang berfungsi sebagai pengemas makanan yang ramah lingkungan.. Secara umum edible film

kolonialisme sampai bangsa Indonesia berhasil meproklamasikan kemerdekaan serta mengisi kemerdekaan dengan pembangunnan.,dalam peristiwa perjuangan bangsa Indonesia