DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKt\ m~u -m~cr4~d/t ?+~~ ?~do~~Cf,
jl Medan Me1-cleka Barat 17 Telp. : 021-3835931 Fax. : 021-3860746 3860754 3844036
vvww.depkominfo.g• Lid www.postelgo.id KOM! N FO Jaka11a 1011 o 3835939
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA
NOMOR: 213 /DIRJEN/2011 TENTANG
PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI
SUBSCRIBER
STATIONUNTUK KEPERLUAN LAYANAN PITA LEBAR NIRKABEL(WIRELESS BROADBAND)
BERBASIS NETRAL TEKNOLOGI PADA PITA FREKUENSI RADIO 2.3 GHz
Menimbang
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA,
a. bahwa sesuai ketentuan dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 19/PER/M.KOMINF0/09/2011 tentang Penggunaan Pita Frekuensi Radio 2.3 GHz Untuk Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel (Wireless Broadband) Berbasis Netral Teknologi, setiap pengoperasian teknologi yang menggunakan pita frekuensi radio 2.3 GHz untuk layanan pita lebar nirkabel (wireless broadband) berbasis netral teknologi wajib memenuhi persyaratan teknis alat dan perangkat telekomunikasi;
b. bahwa Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM.3 Tahun 2001 tentang Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi mengatur bahwa setiap alat dan perangkat telekomunikasi wajib memenuhi persyaratan teknis;
c. bahwa sesuai ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 29/PER/M.KOMINF0/09/2008 tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi, setiap alat dan perangkat telekomunikasi yang dibuat, dirakit, dimasukkan untuk diperdagangkan danjatau digunakan di wilayah Negara Republik Indonesia wajib memenuhi persyaratan teknis;
Mengingat
- 2
-d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c , perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Sumber Daya dan PerangkatPos
dan Informatika tentang Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi Subscriber StationUntuk Layanan Wireless Broadband Berbasis Netral Teknologi Pada Pita Frekuensi Radio
2.3 GHz;
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun
2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3980); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang
Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 108, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3981);
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009
ten tang Pembentukan dari Organisasi Kementerian Negara; 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010
tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2010;
6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 3 Tahun 2001
tentang Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi;
7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 03/P/M.Kominfo/5/2005 tentang Penyesuaian Kata Sebutan
Pacta Beberapa KeputusanjPeraturan Menteri Perhubungan
yang mengatur Materi Muatan Khusus di Bidang Pos dan
Telekomunikasi;
8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:
29/PER/M.KOMINF0/09/2008 tentang Sertifikasi Alat dan
Perangkat Telekomunikasi;
9. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 17 /PER/M.KOMINFO/ 10/2010 tentang Organisasi dan Tata
10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 19/PER/M.KOMINF0/09/2011 tentang Penggunaan Pita Frekuensi Radio 2.3 GHz Untuk Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel (Wireless Broadband) Berbasis Netral Teknologi;
11. Peraturan Direktur Jenderal Pos Dan Telekomunikasi Nomor: 94/DIRJEN/2008 tentang Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Subscriber Station Broadband
Wireless Access (BWA) Nomadic Pada Pita Frekuensi 2.3 GHz;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI SUBSCRIBER STATION UNTUK KEPERLUAN LAYANAN PITA LEBAR NIRKABEL (WIRELESS BROADBAND) BERBASIS NETRAL TEKNOLOGI PADA PITA FREKUENSI RADIO 2.3 GHz.
Pasal1
(1) Alat dan perangkat telekomunikasi Subcriber Stations untuk Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel (Wireless Broadband) berbasis Netral Teknologi pada pita frekuensi radio 2.3 GHz wajib memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal.
(2) Persyaratan Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Subscriber Station Broadband Wireless Access (BWA) Nomadic; b. Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi
Subscriber Station Broadband Wireless Access (BW A) lainnya.
(3) Persyaratan teknis untuk alat dan perangkat telekomunikasi Subscriber Station Broadband Wireless Access (BWA) pada pita frekuensi radio 2.3 GHz dengan standar nomadic, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal tersendiri.
(4) Persyaratan teknis untuk alat dan perangkat telekomunikasi Subscriber Station Broadband Wireless Access (BWA) pada pita frekuensi radio 2.3 GHz lainnya, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
4
-Pasal2
Pelaksanaan sertifikasi alat dan perangkat telekomunikasi untuk
Subscriber Station untuk layanan Wireless Broadband berbasis netral teknologi pada pita frekuensi radio 2.3 GHz wajib berpedoman pada persyaratan teknis sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur J enderal ini.
Pasal3
Peraturan Direktur Jenderal m1 mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 6 Okto b.er 20 11
SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada: 1. Menteri Komunikasi dan Informatika; 2. Sekditjen SDPPI;
3. Para Direktur di lingkungan Ditjen SDPPI;
LAMPI RAN
PERA TORAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA
NOMOR : 213 /DIRJEN/2011 TENTANG
PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI SUBSCRIBER STATION UNTUK KEPERLUAN LAYANAN PITA LEBAR NIRKABEL (WIRELESS BROADBAND) BERBASIS NETRAL TEKNOLOGI PADA PITA FREKUENSI RADIO 2.3 GHz
PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI SUBSCRIBER STATION
UNTUK KEPERLUAN LAYANAN PITA LEBAR NIRKABEL (WIRELESS BROADBAND) BERBASIS NETRAL TEKNOLOGIPADA PITA FREKUENSI RADIO 2.3 GHz
BAB I
KETENTUAN UMUM
1. Ruang Lingkup
Persyaratan teknis ini meliputi ketentuan umum, ketentuan teknis, dan
persyaratan pengujian yang berlaku pada alat dan perangkat Subscriber Station,
untuk keperluan layanan pita lebar nirkabel (Wireless Broadband) berbasis netral teknologipada pita frekuensi radio 2.3 GHz, yang selanjutnya disingkat SS BWA NT 23.
2. Definisi
Yang dimaksud dengan alat dan perangkat sis tern SS BW A NT 23 dalam persyaratan teknis ini adalah sistem komunikasi di sisi Subscriber Station yang
bekerja pada pita frekuensi radio 2300 - 2400 MHz, untuk jenis layanan pita lebar nirkabel (wireless broadband),dengan ketentuan teknis disamping yang
dipersyaratkan dalam:
a. Peraturan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor: 94/DIRJEN/2008 tentang Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Subscriber StationBroadband Wireless Access (BW A)
Nomadic Pada Pita Frekuensi 2.3 GHz; dan
b. Peraturan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor: 96/DIRJEN/2008 tentang Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Antena BroadbandWireless Access (BWA) Nomadic Pada Pita Frekuensi 2.3 GHz.
6 -3. Singkatan
a. BPSK Binary Phase Shift Keying
b. BS Base Station
c. BTS BaseTransceiver Station
d. BWA Broadband Wireless Access
e. CISPR Comite International Special des Perturbations Radioelectriques
f. DCN Data Network Communication g. DL Downlink
h. EIRP Effective Isotropic Radiated Power
1. GPS Global Positioning System
J. LAN Local Area Network
k. LOS Line of Sight
1. Non-LOS non-Line of Sight
m. QAM Quadrature Amplitude Modulation
n. QPSK Quadrature Phase Shift Keying
0.
ss
Subscriber Stationp. TDD Time Division Duplex
q. TDM Time Division Multiplex
r. UL Uplink
s. USB Universal Serial Bus
t. VSWR Voltage Standing Wave Ratio
4. lstilah
Dalam kerangka penentuan persyaratan teknis alat dan perangkat SS
NT23 ini beberapa istilah didefinisikan sebagai berikut :
BWA
a. Base Station Suatu set perangkat yang berfungsi menyediakan konektivitas, manajemen dan terhadap SS. untuk kontrol b. Subscriber Station c. Frekuensi tengah (center frequency) d. Spurious emrsswn
Perangkat yang berada di sisi pelanggan.
Titik pusat dalam kanal frekuensi yang digunakan untuk transmisi.
Emisi pada satu atau beberapa titik frekuensi radio
yang berada di luar lebar kanal yang dibutuhkan (necessary bandwidth) dan besarnya dapat diturunkan tanpa berdampak pada transmisi informasi terkait.
Yang termasuk pad a kategori Spurious Emission adalah
harmonic emissions,parasitic emissions, intermodulation
e. Harmonic emzsswns f. Parasitic emzsswns g. Intermodulation products h. 1. J. Frequency converswn products Out of band emission Unwanted emzsswn k. Out of band domain 1. Spurious domain m. Line of Sight (LOS) n. Sertifikasi o. TDD
Salah satu jenis dari Spurious Emissionyang terletak
pada titik frekuensi yang dihasilkan dari kelipatan bulat titik frekuensi tengah.
Salah satu jenis dari Spurious Emissionyang terbangkitkan pada titik - titik frekuensi yang sifatnya
independen, baik terhadap frekuensi yang
ditransmisikan maupun terhadap frekuensiosilasinya.
Salah satu jenis dari Spurious Emissionyang terbangkitkan sebagai hasil dari intermodulasi antara
sinyal transmisi dari suatu sistem pemancar dengan
sinyal transmisi dari sistem pemancar lainnya.
Salah satu jenis dari Spurious Emissionyang dihasilkan dari perkalian dengan bilangan bulat, pertambahan,
maupun pengurangan terhadap kelipatan frekuensi
tengah, tapi tidak termasuk harmonic emissions.
Emisi yang dihasilkan dari proses modulasi, pada satu
atau beberapa titik frekuensi yang letaknya
bersebelahan langsung dengan batas atas maupun
batas bawah kanal frekuensi, di luar spunous emzsswn.
Merupakan gabungan Spurious Emission dengan Out of Band Emission.
Rentang pita frekuensi yang bersebelahan langsung
dengan batas atas dan batas bawah kanal frekuensi
dimana Out of Band Emission lebih dominan dibandingkan Spurious Emission.
Rentang pita frekuensi yang tidak bersebelahan
langsung dengan batas atas dan batas bawah kanal
frekuensi, dimana Spurious Emission lebih dominan
dibandingkan Out of Band Emission.
Posisi antara titik pemancar dan titik penenma yang tidak terhalangi oleh objek apapun.
Proses permohonan, pengujian dan penerbitan sertifikat kelayakan suatu perangkat dan atau jaringan
berdasarkan ketentuan teknis yang telah ditetapkan. Skema duplex dimana transmisi uplink dan downlink dilakukan pada waktu (timeslot) yang berbeda
p. m-ary-PSK
q. n-QAM
r. Downlink s. Uplink
8
-Tipe modulasi PSK untuk berbagai jenis tingkatan. Misalnya untuk modulasi PSK dengan 2 fasa, dinamakan BPSK (Binary PSK). Sedangkan untuk modulasi PSK dengan 4 fasa, dinamakan QPSK (Quadrature PSK).
Tipe modulasi QAM untuk berbagai jenis tingkatan. Misalnya untuk modulasi QAM dengan 16 titik konstelasi, dinamakan 16-QAM. Sedangkan untuk modulasi QAM dengan 64 titik konstelasi, dinamakan 64-QAM.
Arah transmisi dari Base Station ke Subscriber Station.
BAB II
KETENTUANTEKNIS
1. Frekuensi Kerja
Perangkat SS BWA NT 23 harus memiliki frekuensi kerja dalam rentang pita
frekuensi 2300 - 2400 MHz.
2. Batasan Emisi Spektrum Perangkat (EquipmentSpectrum Emission Mask)
Perangkat SS BW A NT 23 harus mampu memenuhi persyaratan Equipment Spectrum Emission Mask sebagai berikut:
2.1. EquipmentSpectrum Emission Mask Untuk Lebar Kanal 5 MHz
dBm Xl---a 0 (L - 20• - 25· -30• fc 2.5 3.5 5
.
7.5 8 10 12.5 Freqvency offset (MHz)Frequency offset Relatif terhadap Frekuensi Tengah (Me)
2.5 ~ !1 fc ~ 3.5 MHz
-
10-Tingkat emisi maksimum yang diperbolehkan ( Maxallowed emission leven
-13 dBm
Resolusi pita frekuensi
ketika pengujian (Measurement Bandwidth) 50 kHz ---~---"'··-·--·~·-·---!,..._--~---·--·· '----· ···---~---~---·-··· 3.5 :o; !':!. fc :o; 7.5 MHz -13 dBm 1 MHz f--· · · · · · · t f -7.5 :o; !':!. fc :o; 8 MHz -13 dBm 1 MHz 8 :o; !':!. fc :o; 10.4 MHz -25 dBm 1 MHz 10.4 :o; !':!. fc :o; 12.5 MHz -25 dBm 1 MHz
Tabel 1. EquipmentSpectrum Emission MaskSS UntukLebar Kanal 5 MHz
2.2. EquipmentSpectrum Emission Mask Untuk Lebar Kanal 10 MHz
dBrn j 0 D.. x~o----~ -20. _ 25. 1 -30 •. 4 • ---5.~~---~.~-. ---~.---~.---~ fo v 10 11 15 20 25 Frequency offset (MHz)
Frequency offset Relatif terhadap Frekuensi Tengah (.Me)
6 :5 6 fc :s; 1 0 MHz
10 :s; 6 fc :s; 11 MHz
Tingkat emisi maksimum yang diperbolehkan (Max allowed emission leve~
-13 dBm
-13 - 12 (M- 10) dBmuL 1
Resolusi pita frekuensi ketika pengujian (Measurement Bandwidtlij 1 MHz 1 MHz ····-·-···· .. ···--·~-- ---~1---·---·---+---· 11 :s; 6 fc :s; 15 MHz -25 dBm 1 MHz 15 :s; 6 fc :s; 20 MHz -25 dBm 1 MHz 20 :s; 6 fc :5 25 MHz -25 dBm 1 MHz
Tabel 2. EquipmentSpectrum Emission MaskSS UntukLebar Kanal 10 MHz Keterangan Gambar 1 dan Gambar 2:
X dBm = 10 log (P); dimana P merupakan daya pancar dalam satuan mWatt.
...•. .>
Level dayaj emisi yang diuk:ur guna menguji batasan equipment spectrum emission mask yang ada di suatu SS BW A NT 23 adalah level dayaj emisi pada titik keluaran (output) SS BWA NT23, sebelum disambungkan ke antena pemancar.
3. Emisi Spurious (Spurious Emission)
PerangkatSS BWA NT 23 harus dapat memenuhi batasan Spurious Emission pada Tabel 3 berikut ini:
' '-" ... . -
_,.-Resolusi pita frekuensi Pita frekuensi Tingk.a,t emisi maksim.um
target pengujian yang diperbolehkan ketika pengujian
(Max a:llowed emissipn level) (Measurement Bandwidth)
9kHz-150kHz -36 dBm 1kHz
150kHz- 30 MHz -36 dBm 10kHz
30 MHz - 1000 MHz -36 dBm 100kHz
1 GHz -12.75 GHz -30 dBm 1 MHz
Tabel 3. Spurious Emission
Meskipun pita frekuensi target pengujian Spurious Emission membentang dari 30 MHz sampai dengan 12.75 GHz, namun dalam pra.kteknya, pengujian hanya dilakukan untuk titik- titik frekuensi yang termasuk dalam Spurious
-
12-Pita frekuensi yang masuk dalam kategori Spurious Domain untuk perangkat
SS BWA NT23 dengan lebar kanal 5 MHz adalah pita frekuensi yang mencakup
titik - titik frekuensi beijarak 12.5 MHz atau lebih, relatif terhadap frekuensi
tengah kanal tersebut (lihat Gambar 3).
Spurious Domain
(
1
Batas Bav.rah B~tas Atas
Kanal f=r·.ekueosi Kana! Frek~.~ensi
~<---- 5 MHZ _ _ _.., fc Spurious Domain ) - - --· 12.5 MHZ - - - - -H- - - - · 12.5 MHz - - ---+
•
Out Of Ba'nd Domain•
•
Out Of Band Domain•
Gambar 3. Spurious dan Out-of-Band DomainSS Untuk Lebar Kanal 5 MHz
Sedangkan untuk perangkat SS BW A NT23 dengan lebar kanal
10 MHz, maka Spurious Domain-nya adalah pita frekuensi yang mencakup titik
- titik frekuensi berjarak 25 MHz atau lebih, relatif terhadap frekuensi tengah
kanal tersebut (lihat Gambar 4). Bat-as 8awah Kana I FrekuE:nsi Batas Atas , - -- .. -.... -... -... -... ... --... JQ ...
MH
.
'?
.
----
---
~
Spurious Domain Spurious Domain ( fc'
- - - - -- 25 MHz _ _ __ _ ______, --- -- - 25 MHz - - -- - - - +•
Out Of Band Domain•
•
Out Of Band Domain•
Gambar 4. Spurious dan Out-of-Band Domain SS Untuk Lebar Kanal 10 MHz
)
Sarna dengan ketika menguji batasan equipment spectrum mask yang ada di suatu SS BWA NT 23, level dayajemisi yang diukur pada saat menguji batasan spurious emission adalah level dayajemisi pada titik keluaran (output) SS BWA
4. Pengkanalan (channeling plan)
Perangkat SS BWA NT 23 memiliki lebar kanal 5 MHz danjatau 10 MHz. Perangkat SS BW A NT 23 juga harus dapat mengatur center frequency-nya
sendiri.
5. EIRP
P erangkat SS BW A NT 23 harus dapat memenuhi batasan EIRP (Effective Isotropic Radiated Power) maksimum :
a. Untuk SS model portable(perangkat ukuran kecil j small devices) adalah
se besar 30 dBm ;
b. Untuk SS model fixed( indoor dan/ atau outdoor] adalah sebesar 42 dBm.
6. Modulasi
Perangkat SS BWA NT 23 harus memiliki kemampuan modulasi m-ary-PSK
dan/ atau n-QAM.
7. Antena
Antena yang akan disambungkan dengan perangkat SS BWA NT 23, dalam rangka mentransmisikan sinyal, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) maksimum
=
1,5: 1 b. Dapat bekerja di rentang frekuensi 2300-2400 MHz.8. Dukungan Terhadap Kondisi Propagasi
Perangkat SS BW A NT 23 harus dapat menyediakan layanan data nirkabel un tuk perangkat penerima di sisi pelanggan (Subscriber Station), baik dalam kondisi propagasi Line-of-Sight (LOS) dan/ ataupropagasi
NonLine-of-Sight(NLOS).
9. Sinkronisasi
SS BW A NT 23 harus memiliki kemampuan untuk pengaturan rasio downlink
- 14-10. Antarmuka (Interface)
Perangkat SSBW A NT 23 paling sedikit memiliki satu an tar muka yang bersifat mandatori dan dapat ditambahkan juga antarmuka opsional, sebagaimana
dimaksud dalam Tabel 4 di bawah ini :
, ... ,._.· .•.. · -'· .
Jenis Antar Muka Recepatan Stan dar · Keterangan
Ethernet
I
RJ -45 1001
1000 IEEE 802.3 Manda toriMbps (model fixed)
Serial RS-232 - Opsional
Universal Serial Bus (USB) - - Manda tori
(model portable)
Tabel 4. Jenis Koneksi Antarmuka
11. Dukungan Terhadap Sistem Manajemen Jaringan
Status perangkat SS BW A NT 23 harus bisa dikenali melalui sistem
. . .
manaJemen Jarmgan. 12. Pengamanan Arus Lebih
Perangkat SS BW A NT 23 model fixed harus dilengkapi dengan pengaman
terhadap arus lebih (sikring).
13. Kondisi Lingkungan
Perangkat SS BWA NT 23 harus mampu bekerja:
a. di luar ruangan pada suhu hingga 600 C. b. di dalam ruangan pada suhu 100 C- 400 C. c. pada kelembaban udara sampai dengan 95%.
14. Dokumentasi
Perangkat SS BW A NT 23 harus dilengkapi dengan dokumentasi teknik dalam
Bahasa Indonesia mengenai petunjuk penggunaan dan spesifikasi yang terkait
dengan perangkat keras maupun perangkat lunak yang terkandung di
BAB III
PERSYARATAN PENGUJIAN
1. Cara Pengambilan Contoh Uji
Pengambilan perangkat yang diuji dilakukan menurut prosedur UJl dengan jumlah sampel sebanyak 2 (dua) unit.
2. Cara Pengujian
Pengujian dilakukan oleh Balai Uji yang ditetapkan oleh Badan Penetap dan cara pengujian harus mampu memperlihatkan secara kualitatif dan kuantitatif bahwa perangkat yang diuji memenuhi persyaratan teknis.
3. Syarat Keselamatan dan Kesehatan
Perangkat SS BWA NT 23 ini harus dirancang bangun sedemikian rupa
sehingga pemakai terlindungi dari gangguan listrik dan elektromagnetik.
4. Syarat Kompatibilitas Elektromagnetik
Mengacu pada Standar CISPR-22 dan CISPR-24. Pemohon harus melampirkan hasil uji Electromagnetic Compatibility (EMC) dari laboratorium uji yang telah diakui oleh internasional.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 Oktoher 2011