• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVENTARISASI JENIS TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL DI KECAMATAN PINOLOSIAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INVENTARISASI JENIS TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL DI KECAMATAN PINOLOSIAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN JURNAL"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i

INVENTARISASI JENIS TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL DI KECAMATAN PINOLOSIAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

SELATAN

JURNAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian Sarjana Pendidikan

Oleh

IMELDA MAKALALAG NIM: 431 409 003

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA

JURUSAN BIOLOGI 2014

(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

INVENTARISASI JENIS TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL DI KECAMATAN PINOLOSIAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

SELATAN

Oleh

Imelda Makalalag

Nim. 431 409 003

Telah diperiksa dan disetujui untuk diterbitkan

Pembimbing I Pembimbing II

Wirnangsi D. Uno, S.Pd., M.Kes Dr. Dewi W. K. Baderan, M.Si NIP. 19690629 199403 2 002 NIP. 19790914 200312 2 003

Mengetahui Ketua Jurusan Biologi

Dr. Lilan Dama, S,Pd. M, Pd NIP. 19770111 200212 2 001

(3)

1

Inventarisasi Jenis Tumbuhan Obat Tradisional Di Kecamatan Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

Imelda Makalalag1, Wirnangsi D. Uno 2, Dewi W. K. Baderan2 1)

Mahasiswa Jurusan Biologi, 2)Dosen Jurusan Biologi Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo

Email: imelda_makalalag23@yahoo.com

ABSTRAK

Imelda, Makalalag. 2014. Inventarisasi Jenis Tumbuhan Obat Tradisional Di Kecamatan Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Skripsi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Wirnangsi D. Uno, S.Pd, M.Kes dan Pembimbing II Dr. Dewi W. K. Baderan, M.Si.

Tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang penggunaan utamanya untuk keperluan obat-obatan tradisional. Pemanfaatan jenis tumbuhan obat merupakan salah satu kebiasaan masyarakat karena tumbuhan obat bersifat alami dari pada penggunaan obat modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan pemanfaatan tumbuhan obat tradisional yang digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan metode penelitian survey. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi. Hasil inventarisasi diperoleh 30 jenis tumbuhan obat tradisional yang termasuk dalam famili Astaeraceae, Euphorbiaceae, Verbenaceae, Menispermaceae, Fabaceae, Rubiaceae, Acanthaceae, Lamiaceae, Moraceae, Loranthaceae, Solanaceae, Apiaceae, Orchidaceae, Apocynaceae, Malvaceae, Combretaceae, Rhizophoraceae, Lauraceae, Piperaceae, Convolvulaceae, dan Portulaceae. Masyarakat di Kecamatan Pinolosian memanfaatkan tumbuhan yang ada di sekitar tempat tinggal mereka sebagai obat tradisional yang dapat menyembukan berbagai macam penyakit seperti : batuk, demam, maag, luka terisis, katarak, kanker payudara, liver, malaria, darah tinggi, asam urat, usus buntu, bisul, daging menempel, gatal-gatal, panu, diabetes, luka bakar, gula, sarampa, amandel, kencing darah dan berak darah, perut kembung, luka digigit lipan, parises pelancar darah, rematik, kolestrol, bentol-bentol pada badan, sakit kepala, kudis, menghentikan pendarahan dan keputihan pada wanita.

Kata Kunci : Inventarisasi, Tumbuhan Obat, Pengobat Tradisional, Kecamatan

Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

ABSTRACT

Imelda, Makalalag. 2014. Inventory the Kind of Herbals in Pinolosian Subdistrict of Bolaang Mongondow Selatan District. Skripsi, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Gorontalo. The

(4)

2

principal supervisor was Wirnangsi D. Uno, S. Pd, M. Kes and the co-supervisor was Dr. Dewi W. K. Baderan, M.Si.

The herbs are plants that have the main function as the traditional medicine. The use of this herbs by the society is a habit because the herbs are more natural than the modern medicine. The research aimed to find out the kinds and the use of herbal by the society in Pinolosian subdistrict of Bolaang Mongondow Selatan district. The data had been collected then analyzed through descriptive qualitative by having survey research method. The technique of data collection was observation. The Inventory result showed that ther were 30 kinds of herbs whioch were included in Astaeraceae, Euphorbiaceae, Verbenaceae, Menispermaceae, Fabaceae, Rubiaceae, Acanthaceae, Lamiaceae, Moraceae, Loranthaceae, Solanaceae, Apiaceae, Orchidaceae, Apocynaceae, Malvaceae, Combretaceae, Rhizophoraceae, Lauraceae, Piperaceae, Convolvulaceae, and Portulaceae. The society in Pinolosian subdistrict utilized the plants around their environment as the traditional medicine to cure various deseases such as: cough, fever, ulcers, wounds cuts, cataracts, breast cancer, liver, malaria, high blood pressure, gout, appendicitis, caecums, abscess, tumor, itch, tinea versicolor, diabetes, burns, measles, tonsillitis, urinating blood and dysentery, abdominal swelling, wounds bitten by centipedes, varises of facilitating blood, arthritis, cholesterol, salt hunger, headache, scabies, stop the bleeding, and vaginal discharge medications for women.

Keywords: Inventory, Herbs, Traditional Medicine, Pinolosian Subdistrict of Bolaang Mongondow Selatan District.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi, dari sekian banyak keanekaragaman tumbuhan, terdapat tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat-obatan dan telah digunakan sebagai pengobat-obatan tradisional berdasarkan pada pengalaman dan keterampilan secara turun temurun yang masih dimanfaatkan hingga saat ini. Obat-obat tradisional umumnya menggunakan bahan-bahan alamiah seperti akar, batang, daun, bunga dan buah (Sutardjo, 1999).

Tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang penggunaan utamanya untuk keperluan obat-obatan tradisional. Pemanfaatan jenis tumbuhan obat merupakan salah satu kebiasaan masyarakat karena tumbuhan obat bersifat alami dari pada penggunaan obat modern. Sari (2006) menjelaskan bahwa penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dibandingkan dengan penggunaan

(5)

3

obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern.

Tumbuhan obat tradisional merupakan ramuan bahan alam yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Katno dan Promono, 2009). Keanekaragaman tumbuhan obat-obatan dapat menunjang adanya ketersediaan obat-obat tradisional yang siap pakai. Seperti di Sulawesi Utara, obat hasil ramuan secara tradisional ini biasa digunakan oleh masyarakat yang jauh berada di pedalaman, atau masyarakat yang jauh dari pusat pelayanan kesehatan.

Banyak lokasi di Sulawesi Utara yang berpotensi memiliki keanekaragaman tumbuhan obat, salah satu kawasan yang dinilai berpotensi adalah Kecamatan Pinolosian, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara, Pulau Sulawesi. Masyarakat di Kecamatan Pinolosian masih memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional.

METODE PENELITIAN

Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pinolosian, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kecamatan pinolosian terdapat 9 desa tetapi yang akan menjadi lokasi penelitian hanyalah 5 desa yaitu desa Lungkap, Kombot, Linawan, Linawan 1, dan Nunuk karena kelima desa tersebut masih memiliki banyak pengobat tradisional. Waktu penelitian selama 4 bulan, dimulai dari bulan September sampai bulan Desember 2013, dari tahap persiapan sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian, untuk mengidentifikasi dilakukan di Laboratorium Botani.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah kamera, alat tulis menulis, pisau, dispo, sasak bambu, etiket gantung, oven, amplop, kantong plastik, kertas merang, dan buku identifikasi. Bahan yang digunakan adalah spritus.

(6)

4

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode Survey, yaitu metode yang dilakukan untuk mengadakan pemeriksaan yang berlangsung di lapangan atau lokasi penelitian (Fathoni, 2011). Tahap awal yang dilakukan adalah untuk memperoleh informasi awal mengenai lokasi penelitian, yakni lokasi penelitian di Kecamatan Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

Teknik Pengumpulan Data

Tahap Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011). Langka awal yang dilakukan adalah mencari tahu apakah di Kecamatan Pinolosian masih menggunakan tumbuhan obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit serta menentukan pengobat tradisional yang akan diwawancarai.

Tahap Pengambilan Sampel

Adapun tahap-tahap pengambilan spesimen menurut (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2012) adalah sebagai berikut:

1. Pengambilan sampel dilakukan melalui wawancara dengan para battra. Pengambilan sampel dilakukan dengan meminta responden atau battra untuk menunjukkan secara langsung tumbuhan obat yang dimaksud.

2. Mencatat seluruh informasi yang didapat.

3. Pengambilan dokumentasi dari perawakan tumbuhan, batang, cabang atau ranting difoto secara vertikal untuk menunjukkan tata letak daun, permukaan atas dan bawah helaian daun lengkap dengan bagian pangkal, tepi daun, pertulangan daun dan ujung daun, susunan karangan bunga, bunga tampak samping, atas, bawah, dan bagian dalam untuk menunjukkan perhiasan bunga, tata letak buah, buah tampak samping, bagian dalam buah, biji, untuk tumbuhan paku dan tumbuhan tidak berbiji ditambahkan bagian sporangia. 4. Setiap pengambilan sampel harus disertakan etiket gantung yang telah diisi

(7)

5 5. Pengambilan sampel yang representatif :

a. Ukuran pengambilan 30x40 cm, jika terlalu besar maka dibuat secara berseri (ujung, tengah, pangkal) dan diberi nomor koleksi yang sama.

b. Seluruh bagian tumbuhan harus lengkap 6. Sampel dari tumbuhan berukuran besar :

a. Batang, cabang, atau ranting dipotong seukuran 20-30 cm diutamakan yang terdapat bunga dan buah.

b. Tumbuhan dengan variasi daun (ukuran, tipe, warna) diambil cabang atau ranting yang memiliki variasi daun tersebut.

c. Kulit batang kelupas dengan ukuran 5x10 cm

d. Mencatat tempat munculnya ranting, warna dan tekstur kulit batang pada batang tua dan muda.

e. Mencatat karakter lain seperti ada tidaknya getah, warna getah, tekstur getah, bau, rasa.

7. Terna (herba) atau semak :

a. Sampel berukuran besar dipotong menjadi beberapa bagian yaitu batang/cabang yang terdapat bunga dan daun bagian atas tetap pada posisi sebenarnya:

1) Potongan batang dengan daun bagian tengah

2) Potongan dengan bagian dalam tanah (akar, umbi, rimpang). b. Setiap bagian diberi label dan mencatat tinggi tumbuhan sebenarnya.

c. Jika sampel berukuran kecil maka seluruh bagian tumbuhan diambil sebagai sampel.

d. Akar atau bagian lainnya (umbi, rimpang) : dibersihkan dari tanah yang menutupinya. Jika kedua organ tersebut terlalu besar maka diiris menjadi beberapa bagian.

8. Koleksi tumbuhan paku dan rumput-rumputan

Koleksi seluruh bagian/organ tumbuhan termasuk bagian yang ada di dalam tanah (akar, rimpang, umbi). Jika ukuran tumbuhan kecil, sebaiknya dikoleksi

(8)

6

dalam jumlah 5-10 individu (selama berasal dari satu populasi yang sama contoh rumput teki).

9. Sampel dibungkus kertas merang dan diatur sedemikian rupa. Sampel dimasukkan ke dalam kantong plastik ukuran 40x60 cm, kemudian sampel dibasahi/disemprot spiritus hingga sampel dan kertas merang basah (cek kelembaban setiap hari). Ujung plastik dilipat dan direkatkan menggunakan lakban cokelat.

10. Sebanyak 5-10 sampel dalam kantong plastik ukuran 40x60 cm disimpan dalam satu kantong plastik ukuran 80x120 cm kemudian diikat bagian ujung. 11. Mencatat tentang kegunaan tumbuhan obat

Tahap Identifikasi

Identifikasi adalah pemberian nama suatu organisme dengan menggunakan pustaka (kunci identifikasi), (Tjitrosoepomo, 2005). Kegiatan identifikasi dilakukan dengan melihat ciri morfologi tumbuhan obat tradisional yang diperoleh, dengan berpedoman pada buku kunci determinasi practical plant

identification oleh Cullen (2006). Selanjutnya mencari buku-buku tenteng

tumbuhan obat dan membandingkan morfologi setra gambar yang diperoleh di lokasi penelitian dengan yang diperoleh dibuku untuk mengetahui nama spesiesnya.

Tahap Pembuatan Herbarium

Adapun tahapan pembuatan herbarium menurut (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehan, 2012) adalah sebagai berikut:

1. Sampel tumbuhan termasuk etiket gantung yang menyertai dikeluarkan dari kantong plastik dan diletakkan di dalam kertas merang.

2. Posisi sampel diatur sedemikian rupa yang mempresentasikan keseluruhan bagian tumbuhan pada kondisi aslinya (keadaan saat tumbuhan tersebut hidup) dan menunjukan morfologi semua bagian sampel untuk memaksimalkan informasi tumbuhan tersebut.

3. Penyusunan sampel saat dipres juga harus memperhatikan spesies sampel yang dikoleksi. Tumbuhan dengan organ tebal, kaku atau spesies tumbuhan

(9)

7

sukulen sebaiknya disusun di bagian bawah agar terkena panas lebih banyak dan mempercepat proses pengeringan.

4. Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 50 0C. Proses pengeringan berkisar 2-3 hari tergantung pada spesies tumbuhan, kelembaban dan temperatur tempat yang digunakan.

5. Spesimen yang telah dikeringkan kemudian dipindahkan secara hati-hati ke kertas herbarium.

6. Tempel spesimen menggunakan selotip.

7. Bagian tumbuhan yang mudah lepas atau rontok dari bagian lainnya misalnya bunga dan biji maka bagian tersebut disimpan di dalam amplop kemudian ditempelkan di kanan atas pada kertas herbarium.

8. Tempel label herbarium dibagian kanan bawah kertas herbarium menggunakan lem.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif yakni dengan mendeskripsikan ciri-ciri morfologi dari jenis tumbuhan yang diperoleh di Kecamatan Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Setiap jenis tumbuhan obat yang ditemukan diuraikan hirarki taksonominya dengan berpedoman pada buku Practical Plant Identification oleh Cullen (2006). Selanjutnya mencari buku-buku tumbuhan seperti Ensiklopedia Flora (2009) dan

Kitab Tanaman Obat Nusantara (2011), untuk mengetahui nama spesiesnya

Selain itu pula mendeskripsikan tentang kegunaan tumbuhan obat yang di dapat, yakni :

1. Bagian-bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat. 2. Dimanfaatkan sebagai obat apa.

(10)

8 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh 30 jenis tumbuhan obat tradisional di Kecamatan Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis Tumbuhan Obat Tradisional yang Digunakan Oleh Masyarakat Kecamatan Pinolosian

No Nama Umum Nama Lokal Nama Ilmiah

1 2 3 4

1 Hiptis Patung bembe Hyptis capitata

2 Tembelekan Lidoyo Lantana camara

3 - Yontan Blumea chinensism

4 Kayu kuning Akar kuning Arcengelesia flava Merr.

5 Awar-awar Singgolong Ficus septic Burm.

6 Brotowali Tali pahit Tinospora crisa (L.) HOOK F. & T.

7 - Tolotanga - (Famili Loranthaceae)

8 Ketepeng cina Bambeletan Cissia alata L.

9 Ciplukan Samatet jawa Physalis peruviana L.

10 - Rumput goro - (Famili Euphorbiaceae)

11 Menira Dukun anak Phylanthus urinaria L.

12 Pegagan Kaki kuda Centella asiatica (L.) Urban

13 - Tompinik - (Famili Fabaceae)

14 - Kokoyop - (Famili Orchidaceae)

15 Pulia Kayu tolor Alstonia scholatis L.

16 Bandotan Buyu-buyuk Ageratum conyzoides L.

17 Rumput mutiara Kuyanga Hedyotis corymbosa L.

18 Mengkudu Bengkudu Morinda citrifolia L.

19 Sidagon Sosimpat meja Sida acuta Burm.

20 Patikan kebo Tulang paniki Euphorbia hirta L.

21 - Lidah sapi - (Famili Combretaceae)

(11)

9

1 2 3 4

23 - Tali putri - (Famili Lauraceae)

24 Ganda rusa Ganda rusa Justicia gendarussa Brum.

25 Suruhan Saladah tanah Peperomia pellucida

26 Sangga langit Lopoituan Ipomoea quamoclit L.

27 Krokot Lokiman Purtulaca quadrifida L.

28 Sambiloto Sambiloto Andrographis paniculata Nees.

29 Sawi langit Gontow Vernonia cinerea

30 Pecuk kuda Pecuk kuda Stachytarpheta jamaicensis L.

Sumber : Data Primer, 2013.

Tabel 2. Jenis Tumbuhan Obat dan Pemanfaatannya yang Digunakan Oleh Masyarakat Kecamatan Pinolosian

No

Nama Tumbuhan

Bagian tumbuhan

yang digunakan Manfaat

1 2 3 4

1 Hiptis Daun Obat batuk dan panas

2 Tembelekan Daun Obat luka teriris, batuk dan maag

3 Yontan Daun Obat katarak dan kanker payudara

4 Kayu kuning Akar Obat maag, liver, malaria, darah tinggi, dan asam urat

5 Awar-awar Daun Obat usus buntu dan obat bisul 6 Brotowali Batang Obat malaria, darah tinggi dan

penurun demam

7 Benalu Daun Obat daging manumpang, bisul dan obat kanker payudara

8 Ketepeng cina Daun Obat gatal-gatal dan panu

9 Ciplukan Semua bagian

tumbuhan

Obat diabetes dan sakit leher

10 Rumput goro Akar, batang dan daun Obat usus buntu

11 Menira Semuabagian tumbuhan Obat malaria dan luka bakar

(12)

10

1 2 3 4

13 Tompinik Biji Obat malaria

14 Kokoyop Daun Obat bisul dan liver

15 Pulia Kulit batang bagian dalam

Obat malaria, liver dan demam

16 Bandotan Semua bagian

tumbuhan

Obat sarampa dan luka teriris

17 Rumput mutiara

Daun Obat radang usus

18 Mengkudu Buah Obat radang usus, amandel, liver, kencing manis, darah tinggi dan pembersi darah.

19 Sidagon Akar Obat salese

20 Patikan kebo Semua bagian tumbuhan

Obat usus, asma, panas dan katarak

21 Lida sapi Akar dan daun Obat Bangka perut 22 Dongkalan Kulit batang bagian

dalam

Obat kencing darah dan berak darah

23 Tali putri Semua bagian tumbuhan

Obat pelancar darah dan obat parises

24 Ganda rusa Daun Obat pelancar darah, sakit pinggang dan rematik

25 Suruhan Seluruh bagian

tumbuhan

Obat kolestrol dan sakit kepala

26 Sangga langit Daun Obat batuk darah dan lapar garam

27 Krokot Seluruh bagian

tumbuhan

Obat bisul, darah tinggi, demam dan luka digigit lipan

28 Sambiloto Daun Obat darah tinggi, kencing manis dan kudis

29 Sawi langit Akar, batang dan daun Obat menghentikan pendarahan, luka teriris, demam, batuk dan panas

(13)

11

1 2 3 4

30 Pecuk kuda Daun Obat keputihan dan rematik Sumber : Data Primer, 2013.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh 30 jenis tumbuhan obat tradisional di Kecamatan Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Jenis dan pemanfaatan tumbuhan obat tradisional yang digunakan oleh masyarakat berdasarkan wawancara dengan batra disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, jenis tumbuhan yang digunakan batra yaitu Hyptis capitata,

Lantana camara, Blumea chinensism, Arcengelesia flava Merr, Ficus septic

Burm. L, Tinospora crisa (L.) HOOK F. & T, (Famili Loranthaceae), Cissia alata L, Physalis peruviana L, (Famili Euphorbiaceae), Phylanthus urinaria L, Centella

asiatica (L.) Urban, (Famili Fabaceae), (Famili Orchidaceae), Alstonia scholatis

L, Ageratum conyzoides L, Hedyotis corymbosa L, Morinda citrifolia L, Sida

acuta Burm, Euphorbia hirta L, (Famili Combretaceae), (Famili Rhizophoraceae),

(Famili Lauraceae), Justicia gendarussa Brum, Peperomia pellucida, Ipomoea

quamoclit L, Purtulaca quadrifida L, Andrographis paniculata Nees, Vernonia cinerea, Stachytarpheta jamaicensis L. Tumbuhan obat tradisional ini

dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit pada masing-masing batra. Berdasarkan Tabel 2, bagian tumbuhan yang paling umum dimanfaatkan adalah akar, batang dan daunnya. Penyakit yang bisa disembuhkan pada umumnya penyakit dalam seperti darah tinggi, kanker payudarah, luka teriris, batuk, dan usus buntu. Sedangkan penyakit luar itu seperti bisul, daging menumpang, gatal-gatal, dan panu. Cara pengolahannya sebelum mengambil bagian tumbuhan yang akan dijadikan obat terlebih dahulu harus melafazkan shalawat nabi dan paling baik diambil pada hari jumat karena menurut batra pembacaan shalawat nabi itu berupa meminta izin pada penjaga tumbuhan tersebut dan penciptanya. Sedangkan kenapa harus diambil pada hari jumat karena

(14)

12

hari jumat dianggap hari yang suci dan kalau sudah melakukan ketentuan-ketentuan itu dipercaya tumbuhan obat itu akan lebih berkhasiat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Simpulan dalam penelitian ini adalah tumbuhan obat tradisional yang digunakan oleh pengobat tradisional di Kecamatan Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan adalah 30 jenis yang termasuk dalam famili Astaeraceae, Euphorbiaceae, Verbenaceae, Menispermaceae, Fabaceae, Rubiaceae, Acanthaceae, Lamiaceae, Moraceae, Loranthaceae, Solanaceae, Apiaceae, Orchidaceae, Apocynaceae, Malvaceae, Combretaceae, Rhizophoraceae, Lauraceae, Piperaceae, Convolvulaceae, dan Portulaceae.

Saran

1. Setelah penelitian ini, diharapkan akan ada usaha dari masyarakat dan pemerintah untuk membudidayakan berbagai jenis tumbuhan obat agar tumbuhan obat dapat dilestarikan.

2. Perlu adanya penelitian lanjutan khususnya dibidang farmakologi untuk mengetahui kandungan kimia yang terdapat pada jenis tumbuhan obat.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2012. Panduan Herbarium,

Dokumentasi dan Deskripsi Tumbuhan.

Cullen, J. 2006. Practical Plant Identification. New York: Cambridge University Prees

Fathoni, Abdurahmat. 2011. Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.

Katno dan Pramono S. 2010. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tumbuhan Obat

dan Obat Tradisional. (Online). Jurnal. Tersedia di: http://cintaialam.tripod.

(15)

13

Sari Kumala, R, O, Lusia. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan

Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian,

Vol: III, No.1, April 2006, 01 - 07.

Sutardjo, R, M, Edhi. 1999. Pengobatan Tradisional. Semarang: Aneka Ilmu. Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Umum. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Widyaningrum, Herlina dan Tim Solusi Alternatif. 2011. Kitab Tanaman Obat

Gambar

Tabel  1.  Jenis  Tumbuhan  Obat  Tradisional  yang  Digunakan  Oleh  Masyarakat Kecamatan Pinolosian
Tabel  2. Jenis  Tumbuhan Obat dan Pemanfaatannya  yang Digunakan Oleh  Masyarakat Kecamatan Pinolosian

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun analisis mengenai hasil penggalian di situs B u k i t Hasang (abad ke-12 hingga awal abad ke-16) belum selesai, sudah jelas bahwa pemakaian benda-benda permanen asal

Pemeriksaan yang dilakukan terhadap pedagang makanan yang menjual selada (Lactuca sativa) di Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Padang untuk mengidentifikasi telur

Komunikasi Antarbudaya yang dilakukan oleh etnis Aceh dengan etnis Bugis- Makassar melalui jalur perkawinan sehingga mereka mengalami proses asimilasi di dalam

(12) Anak mencontoh perilaku teman sebayanya setelah anak mencontoh perilaku orang-orang yang lebih dekat dengan mereka seperti mencontoh perilaku orang tua

Studi pustaka di lakukan untuk mengetahui penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian yang akan di angkat dalam hal ini studi pustaka penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan aplikasi Bank Soal berbasis web dalam rangka pengelolaan evaluasi belajar yang lebih interkatif di

Kemampuan menulis teks pidato persuasif berdasarkan aspek pendahuluan, siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Tommo Kabupaten Mamuju memperoleh nilai rata-rata 92,5 dan

Bila penulangan konstruksi beton menggunakan tulangan jaring, maka akan berlaku pera- turan sebagai berikut : jaringan digambar dalam bentuk empat persegi panjang pada gambar