• Tidak ada hasil yang ditemukan

F E B R U A R I O L E H : I K A V A N T I A N I L B H M A S Y A R A K A T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "F E B R U A R I O L E H : I K A V A N T I A N I L B H M A S Y A R A K A T"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

P A N D U A N R U A N G A M A N

U N T U K P E K E R J A M E D I A D A N S E N I

F E B R U A R I 2 0 2 1

O L E H :

I K A V A N T I A N I

L B H M A S Y A R A K A T

(2)

Kebutuhan akan ruang yang inklusif dan dapat mendukung proses kreatif kelompok marginal mendorong Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat (LBHM), salah satu lembaga yang aktif memperjuangkan hak kelompok minoritas gender dan seksualitas, untuk membuat panduan ini. LBHM beruntung bisa bekerja sama dengan Ika Vantiani, seorang pekerja seni yang aktif menyuarakan agenda Hak Asasi Manusia di dalam karya-karyanya. Ika menuliskan panduan ini dari hasil diskusi kelompok erarah dan wawancara dengan individu-individu LGBTI yang bekerja sebagai pekerja seni dan media. Diskusi terarah dilakukan pada tanggal 27-28 Agustus 2020 sementara wawancara dilakukan pada bulan September sampai November 2020. Hasil diskusi ini kemudian juga dikembangkan menjadi poster, stiker, pin, signage, zoom background oleh tangan terampil Leopold Adi Surya.

Salah satu bidang pekerjaan yang cukup banyak dilakoni oleh individu LGBTI adalah bidang seni dan media. Pekerjaan di bidang ini mengharuskan mereka untuk berinteraksi dengan sesama pekerja, narasumber, kurator, donatur, dan juga pihak pemerintah. Untuk itu, mereka mengandalkan ruang publik, seperti kafe, co-working space, galeri, museum, dan tempat-tempat pertunjukkan lain. Pada masa pandemi, pertemuan dan komunikasi ini melebar ke ruang nonfisik.

LBHM berharap bahwa panduan singkat ini bisa berkontribusi atas penciptaan ruang-ruang yang lebih inklusif bagi komunitas minoritas seksual dan gender di Indonesia. Tentu saja, dokumen ini tidak diharapkan menjadi panduan yang final dan baku. Sebaliknya, LBHM berharap dokumen ini bisa terus dikembangkan dan diperbaharui melalui proses pembelajaran yang lebih banyak dengan komunitas LGBTI setempat.

Kelompok LGBTI mengalami berbagai diskriminasi dan persekusi yang menyebabkan ruang-ruang aman bagi mereka semakin sempit. Ketiadaan ruang yang memenuhi kriteria ini menyebabkan mereka harus menutupi identitasnya atau terpaksa menyingkir demi keselamatan fisik dan psikis. Tidak jarang, ketidakamanan ruang ini pun berpengaruh terhadap pekerjaan mereka sehari-hari.

M. Afif Abdul Qoyim

Direktur LBHM

KATA

KATA

PENGANTAR

PENGANTAR

(3)

LATAR

LATAR

BELAKANG

BELAKANG

#1

#1

(4)

Banyak anggota kelompok minoritas

seksual dan gender yang

bekerja sebagai pekerja seni dan

media, baik sebagai individu maupun

kelompok. Dalam pekerjaan mereka

tersebut, ruang-ruang yang mereka

gunakan spesifik namun sekaligus

publik. Sayangnya di saat yang sama,

persekusi terhadap mereka terus

meningkat hingga mengancam

kebebasan berekspresi yang

sekaligus artinya juga menghambat

proses mereka berkarya. Itulah

sebabnya kebutuhan akan ruang

aman dalam ruang fisik maupun

non-fisik yang aman menjadi semakin

penting untuk diciptakan saat ini.

BACK

BACK

GRO

GRO

UND

UND

(5)

RUANG

RUANG

AMAN

AMAN

#2

#2

(6)

Ruang Aman disini adalah

sebuah ruang yang

saat anggota kelompok minoritas seksual

dan gender berada di dalamnya, mereka

merasa aman secara fisik juga mental.

Hal ini

dilakukan dengan meletakkan atau memakai

tanda tertentu di sebuah ruangan, baik fisik

maupun non-fisik, dengan pesan yang hanya

bisa dimengerti oleh anggota kelompok serta

sekutu mereka, agar bisa saling jaga dan

melindungi dari ancaman terhadap diri

mereka yang bisa terjadi kapan saja dan

dimana saja.

Ruang aman juga membutuhkan

keterlibatan aktif pemilik ruang dalam

mencegah bahaya keamanan terjadi.

Yang

harus diingat tentang kebutuhan ruang aman

ini adalah ruang aman yang dibutuhkan setiap

orang berbeda, sifatnya sementara serta tidak

ada satu definisi yang sama akan ruang aman

itu sendiri bagi setiap orang.

D E F I N I S I

(7)

R U A N G A M A N

Ruang yang terasa aman baik

fisik dan mental yang memiliki

wujud fisik, komersial dan

non-komersial. Seperti café, hotel,

vila, taman kota, mal, karaoke,

stasiun dan kantor hingga ruang

privat seperti dapur dan kamar

salah satu anggota komunitas.

Penggunaan ruang-ruang

tersebut ada yang berkala

seperti sanggar, studio, gedung

pertunjukan, bioskop dan galeri,

dan juga ada yang sesekali saja

tergantung kebutuhannya. Di

dalam ruang-ruang ini, selain

sebagai pengguna, publik umum

juga bisa hadir sebagai pengguna

lainnya dan penikmat karya.

Termasuk mereka yang menjadi

bagian dari pemilik dan pengurus

dari ruang fisik tersebut.

D A L A M B E N T U K F I S I K

FF

II

SS

II

K

K

(8)

NON-FISIK

NON-FISIK

Dalam ruang non-fisik, penciptaan

ruang aman akan berfokus kepada

perasaan aman secara mental karena,

selain batasannya tidak kasat mata,

bentuk dan pelaku diskriminasi atau

persekusi yang terjadi di dalamnya tidak

selalu sama dengan ruang fisik. Pemilik

ruang non-fisik sendiri berlapis, terdiri

dari pemilik aplikasi ruang komunikasi

itu sendiri yang umumnya adalah

sebuah perusahaan, pemilik akun yang

menjadi tuan rumah dari ruang yang

digunakan untuk mengadakan

pertemuan dan interaksi secara daring.

Tipe pemilik kedua bisa terdiri dari

organisasi, komunitas hingga individu

dan kelompok tertentu. Ruang-ruang

non-fisik yang umumnya digunakan saat

ini seperti What’s App Group,

Instagram, Twitter, Facebook dan

Youtube. Walaupun salah satu pilihan

dari ruang non-fisik adalah

menggunakan identitas samaran,

namun hal itu tidak selalu bisa

dilakukan dalam kapasitas mereka

sebagai pekerja seni dan media dimana

mereka tetap mesti berada dalam satu

ruang bersama publik umum.

R U A N G A M A N

(9)

Untuk pekerja seni dan media,

ruang aman

ikut berperan dalam proses kekaryaan

mereka. Ada banyak kegiatan yang mereka

lakukan bentuknya

sama dengan pekerja

bidang lainnya, namun ada juga yang khusus

disesuaikan dengan bentuk kerja seni dan

media yang mereka kerjakan. Termasuk

adanya kebutuhan untuk melakukan

eksperimen dan eksplorasi dalam proses

pembuatan karya termasuk interaksi publik,

sehingga para pekerja seni dan media

membutuhkan ruang yang memberi

kebebasan sekaligus batasan yang jelas.

Keamanan ruang tersebut, baik langsung

ataupun tidak, akan berdampak pada

kualitas kerja dan karya

mereka nantinya.

Sehingga ruang aman ini menjadi salah satu

kebutuhan mendasar dari seorang pekerja

seni dan media.

P E R

A N

R U A

N G

A M

A N

(10)

MITRA

MITRA

PEMBUATAN

PEMBUATAN

RUANG AMAN

RUANG AMAN

#3

#3

(11)

Pemilik

Pelayan

Staf

Resepsionis

Kasir

Petugas

keamanan

Tukang parkir

Pengguna lain

R U A N G F I S I K

M

M

II

T

T

R

R

A

A

(12)

M

M

II

T

T

R

R

A

A

Pemilik aplikasi ruang

komunikasi

Penyelenggara pertemuan

Koordinator atau inisiator

pertemuan

Administrator akun media

sosial

Moderator diskusi

Narasumber atau pemateri

Peserta lain

Publik di luar peserta

pertemuan yang melihat

kegiatan

daring tersebut seperti

dalam platform live

Instagram dan Youtube

R U A N G

N O N - F I S I K

(13)

PERSYARATAN

PERSYARATAN

RUANG AMAN

RUANG AMAN

#4

#4

(14)

Memastikan keberagaman

pengguna yang datang dan

beraktifitas di dalamnya.

Menyediakan ruang-ruang

untuk diskusi tentang

gender dan inklusifitas.

Mendukung dan membuat

promosi dengan tema

perayaanyang beragam dan

inklusif.

Memperkerjakan staf yang

beragam penampilan dan

ekspresi gendernya.

F I S I K

P

P E M I L I K

E M I L I K

Menyediakan beragam

bahan bacaan tentang

gender dan inklusifitas.

Memasang pesan visual

yang mendukung

inklusifitas sebagai bagian

dari dekorasi ruang.

Menyedikan toilet yang

netral gender.

Berjejaring dengan lembaga

advokasi untuk antisipasi

bila terjadi persekusi.

(15)

Menjelaskan peraturan dan pengaturan bentuk

kepemilikan akun bagi pengguna platform ruang.

Mengaplikasikan batasan dan sangsi yang jelas untuk

pelanggaran yang terjadi di dalam platform ruang.

Membuat peraturan atau house rules yang berpihak

pada inklusifitas dan keberagaman.

Melakukan pengecekan data dan informasi peserta

atau pengguna dengan seksama sebelum memberi

tautan pertemuan atau acara daring yang dirasakan

memiliki potensi dipersekusi.

Menanyakan terlebih dulu panggilan yang tepat kepada

peserta sebagai host atau tuan rumah pertemuan

daring bila tidak yakin.

Tidak melela peserta lain tanpa persetujuan yang

bersangkutan.

N O N

-F I S I K

P

P E M I L I K

E M I L I K

R U A N G

(16)

Peka terhadap pembicaraan yang berhubungan

dengan HIV, melela, transisi dan pengalaman

seksual peserta lain.

Menawarkan kesempatan berbicara bagi mereka

yang menjadi minoritas dalam berdiskusi karena

mungkin saja sebenarnya mereka ingin

berpendapat namun ragu atau tidak berani.

Mengingatkan untuk menuliskan

pronoun

atau

panggilan di samping nama peserta bila dirasa

perlu.

Berusaha menjaga keberagaman perspektif dan

opini dari para peserta serta memastikan

kesempatan bicara yang merata untuk semua

peserta.

Tegas dalam menindak pelanggar termasuk

memblok akun atau mengeluarkan pengguna yang

dirasakan mengganggu atau melanggar tata tertib

berkomunikasi yang sudah disepakati.

N O N

-F I S I K

(17)

P

P E N G G U N A

E N G G U N A

F I S I K

R U A N G

Tidak membuat gestur tubuh

termasuk pandangan mata

yang menghakimi penampilan

pengguna lain. Tidak

menertawakan

atau bergunjing tentang

pengguna lain yang tidak

dikenal dan ada di ruang

tersebut.

Tidak berasumsi tentang

gender pengguna lain yang

tidak dikenal.

Menanyakan pronoun atau

panggilan untuk pengguna lain

yang tidak dikenal apabila

tidak yakin.

Menghormati privasi

dan batasan pengguna

lain.

Meminta ijin apabila

pengguna lain

tertangkap kamera kita

saat akan mengambil

dokumentasi di dalam

ruang tersebut.

Menawarkan bantuan

apabila ada pengguna

yang tidak berdaya saat

mengalami diskriminasi

dari pengguna lainnya

(18)

Menuliskan pronoun

atau panggilan di sebelah

nama apabila dirasa

perlu.

Menghargai perbedaan

pendapat dan ekspresi

genderpeserta lain.

Meminta ijin sebelum

mengambil dokumentasi

dalamapapun bentuknya

juga untuk tujuan

apapun.

Mentaati peraturan yang

sudah disepakati

bersama diawal

pertemuan.

N O N

-F I S I K

R U A N G

P E N G G U N A

P E N G G U N A

Menyampaikan kritik dan

pertanyaan dengan jelas dan

sopan dan menghindari

penggunaan ekspresi yang

menyerang secara fisik,

gender dan hal-hal privat

peserta lainnya.

Mendengarkan dengan baik

dan tidak memotong saat

peserta atau narasumber

sedang berbicara.

Bertanggung jawab terhadap

opini ataupun kritik

yangdisampaikan dan tidak

berlindung dibalik akun palsu

atau anonimus terlebih dalam

lingkaran jaringan komunitas.

(19)

SANKSI

SANKSI

#5

(20)

R U A N G F I S I K

Teguran yang dilakukan kepada

pengguna untuk pelanggaran

dalam batasan tertentu yang

dibuat oleh pemilik.

P

P E M I L I K

E M I L I K

Permintaan untuk meninggalkan ruang

saat itu juga bagi yang melakukan

pelanggaran, setelah mendapatkan

teguran lebih dari dua kali.

Pelarangan untuk masuk dan

menggunakan ruang fisik tersebut sebagai

pengguna dalam waktu tak terbatas.

Melaporkan kepada yang berwajib apabila

bentuk pelanggaran oleh pengguna kepada

pengguna lainnya sudah dianggap

(21)

R U A N G N O N - F I S I K

Akun Restricted

P

P E M I L I K

E M I L I K

Pemblokiran akun

Penutup akun

Menegur pelanggaran

yang dianggap ringan

Mute akun

Dikeluarkan dari

ruang pertemuan

(22)

R U A N G F I S I K

P

P E N G G U N A

E N G G U N A

Teguran pada mereka yang melanggar

batasan dan privasi pengguna lain

Teguran lebih keras lagi apabila

pengguna tetap melakukan hal

yang sama dengan sebelumnya.

Menjadi penengah yang obyektif dan

memberi solusi apabila terjadi pertikaian.

Memberi pilihan sangsi

kepada yang melanggar.

Mengusir dari ruang tersebut

Memanggil yang berwajib bila perlu untuk

bentuk pelanggaran yang sudah

(23)

Membuat utas yang membahas akun

tersebut agar orang berhati-hati saat

berinteraksi dengan akun tersebut

R U A N G N O N - F I S I K

Akun Dilaporkan

P

P E N G G U N A

E N G G U N A

Nama akun disebarluaskan

untuk dilaporkan beramai-ramai.

Menyebarkan identitas personal

dibalik nama akun tersebut.

(24)

MEKANISME

MEKANISME

PENDISTRIBUSIAN

PENDISTRIBUSIAN

#5

#5

(25)

Konfirmasikan terlebih dulu

identitas orang yang akan kita

kirimkan materi, baik secara

daring maupun luring termasuk

lewat rekomendasi dari jaringan.

Konfirmasikan terlebih dulu

identitas orang yang akan kita

kirimkan materi, baik secara

daring maupun luring termasuk

lewat rekomendasi dari jaringan.

Tanyakan nama akun media

sosial untuk melihat

penggunaan materi aman

baik atas nama individu

maupun kelompok.

Hanya kirimkan materi

ruang aman yang diminta,

tidak perlu mengirimkan

semua materi.

#1

#1

#2

#2

#3

#3

#4

#4

(26)

Ingatkan kepada pihak yang

meminta materi ruang aman

tersebut untuk berhati-hati saat

akan mendistribusikannya lagi

kepada pihak lain.

Tanyakan kemungkinan untuk

mendapatkan dokumentasi saat

materi Ruang Aman tersebut

sedang digunakan baik di ruang

fisik maupun non-fisik

Kita berhak menolak memberikan

atau membagi materi Ruang Aman

apabila tidak merasa aman dengan

pihak yang memintanya tersebut

#5

#5

#6

(27)

B E C A U

S E E V E

R Y

H U M A

N M A T

T E R S

S E M U A

G E N D E R

D I T E R I M

A D I S I N

I

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini juga berlaku bagi para pelaku bisnis kios seluler atau pedagang pulsa. Sebelum melakukan pembelian, konsumen akan membandingkan berbagai faktor-faktor yang dimiliki oleh

Tanggung jawab perdata pelaku usaha dalam pelanggaran label pangan menurut

Partisipasi Masyarakat dalam Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Kota Palembang... Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

[r]

Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) dalam kaitannya dengan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai sebuah unit kerja eselon III.b di

Keduabelas indikator tersebut adalah: 1 Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan; 2 Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini SKD, KLB dan bencana di

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2021 merupakan penjabaran lebih lanjut dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor

[r]