• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR SISTEM. Masing- masing besaran diatas menentukan persamaan tenaga, sehingga hukum kekekalan tenaga adalah sebagai berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II DASAR SISTEM. Masing- masing besaran diatas menentukan persamaan tenaga, sehingga hukum kekekalan tenaga adalah sebagai berikut:"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

DASAR SISTEM

Pada bab ini akan dibahas beberapa teori yang mendukung skripsi ini sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Pada sub bab 2.1 akan dijelaskan mengenai Prinsip Bernoulli, sub bab 2.2 akan dijelaskan mengenai Wave Motion, sub 2.3 akan dijelaskan mengenai Wave Energy and Power, sub bab 2.4 akan dijelaskan mengenai ACS712 5A dan sub bab 2.5 akan dijelaskan PCDUINO sebagai pengendali utama pada bagian skripsi ini.

2.1. Prinsip Bernoulli

Kolom udara Oscillating Water Column memiliki prinsip kerja yang hampir sama dengan prinsip Bernoulli. Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah didalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Definisi persamaan fluida menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik didalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.

Tekanan didalam pipa adalah tekanan yang tegak lurus terhadap penampang. Pada umumnya tekanan itu tidak akan tetap biarpun cairan tidak mengalir. Sebab telah diketahui dalam hidrostatika bahwa tekanan itu bergantung pada ketinggian. Oleh sebab itu, dapat diambil kesimpulan bahwa didalam pipa aliran ada 3 (tiga) besaran yang saling berhubungan yaitu:

1. Kecepatan (𝑢), besaran ini berkaitan dengan tenaga gerak. 2. Tekanan (𝑝), besaran ini berkaitan dengan usaha dari luar.

3. Ketinggian (𝑧), besaran ini berkaitan dengan tenaga potensial/tempat.

Masing- masing besaran diatas menentukan persamaan tenaga, sehingga hukum kekekalan tenaga adalah sebagai berikut:

“Perubahan tenaga gerak dan tenaga potensial adalah sama dengan usaha yang dikerjakan dari luar.”[1]

(2)

6

Potential energy lost + work done by pressure forces = gain in kinetic energy + heat losses due to friction

Sehingga dapat ditulis sebagai berikut :

𝑚𝑔 𝑧1− 𝑧2 + 𝑝1𝐴1 𝑢1∆𝑡 − 𝑝2𝐴2 𝑢2∆𝑡 = 1

2𝑚 𝑢22− 𝑢12 + 𝐸𝑓 (2.1) Dimana gaya tekanan 𝑝1𝐴1melalui 𝑢1∆𝑡 dan juga untuk 𝑝2𝐴2 dan 𝐸𝑓 adalah gesekan[2].

Gambar 2.1. Ilustrasi konservasi energi: aliran naik dari 𝒛𝟏 ke 𝒛𝟐 [2].

𝑬𝒇, gesekan fluidadiabaikan, persamaan sebagai berikut[3,h.31]: 𝒑𝟏 𝝆 + 𝒈𝒛𝟏+ 𝟏 𝟐𝒖𝟏 𝟐= 𝒑𝟐 𝝆 + 𝒈𝒛𝟐+ 𝟏 𝟐𝒖𝟐 𝟐 (𝟐. 𝟐) 𝒑 𝝆𝒈+ 𝒛 + 𝒖𝟐 𝟐𝒈= 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒕𝒂𝒏 (𝟐. 𝟑) Penurunan persamaan diatas akan dijabarkan sebagai berikut[3,h33]:

(3)

7

Work done = kinetic energy + potential energy

∆𝑊 = ∆𝐸𝐾 + ∆𝐸𝑃 (2.4) Ditinjau pada pipa ke 1, rumus ∆𝑊 sebagai berikut:

∆𝑊 = 𝐹1 ∆𝑥1 (2.5) Diketahui bahwa rumus tekanan 𝑝 pada hukum Pascal adalah:

𝑝 =𝐹

𝐴 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐹 = 𝑝 𝐴 (2.6) Sehingga didapat ∆𝑊 sebagai berikut:

∆𝑊 = 𝑝1𝐴1 ∆𝑥1 (2.7) 𝐴1 ∆𝑥1 dapat dikatakan sebagai Volume, sehingga persamaan dapat disederhanakan menjadi:

∆𝑊 = 𝑝 𝑉 (2.8) Untuk rumus ∆𝐸𝐾, energi kinetik adalah:

∆𝐸𝐾 = 1

2𝑚(𝑢22 − 𝑢12) (2.9) Karena ditinjau pipa ke 1, maka 𝑢22 = 0, kecepatan pada pipa ke 2 dianggap tidak bergerak/diam dan tanda negatif yaitu usaha dari sistem, sehingga didapat persamaan sebagai berikut:

∆𝐸𝐾 = −

1

2𝑚𝑢12 (2.10) Diketahui bahwa 𝜌 adalah kerapatan air, dengan rumus sebagai berikut:

𝜌 =𝑚

𝑉 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑚 = 𝜌 𝑉 (2.11) Subtitusi persamaan (2.11) ke (2.10) sehingga didapat persamaan baru untuk ∆𝐸𝐾:

∆𝐸𝐾 = − 1

2𝜌 𝑉𝑢12 (2.12) Untuk rumus ∆𝑈, energi potensial adalah

∆𝐸𝑃 = 𝑚𝑔(𝑧2− 𝑧1) (2.13) Karena ditinjau pipa ke 1, maka 𝑧2 = 0,tinggi pipa ke 2 diasumsikan bernilai 0, tanda negatif berarti usaha yang dilakukan oleh sistem, sehingga didapat persamaan sebagai berikut:

∆𝐸𝑃 = − 𝑚𝑔𝑧1 (2.14) Dengan menggunakan persamaan (2.11),sehingga ∆𝐸𝑃 diperoleh:

(4)

8

Setelah diketahui untuk rumus ∆𝑊, ∆𝐸𝐾, dan ∆𝐸𝑝 yang dapat dilihat pada persamaan (2.8), (2.10) dan (2.15). Apabila ketiga persamaan tersebut disubtitusikan ke persamaan (2.4), maka :

𝑝1 𝑉 = − 1

2 𝜌 𝑉 𝑢12− 𝜌 𝑉 𝑔 𝑧1 (2.16) Apabila ditinjau pada pipa ke 2 akan sama hasilnya maka:

𝑝1 𝑉 + 1

2 𝜌 𝑉 𝑢12+ 𝜌 𝑉 𝑔 𝑧1 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (2.17) Apabila persamaan tersebut dibagi dengan 𝜌 𝑉 maka:

𝑝1

𝜌 +

1

2 𝑢12+ 𝑔 𝑧1 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (2.18) Sehingga hasil persamaan (2.18) sama dengan persamaan (2.2). Apabila persamaan (2.18) dibagi dengan g, maka akan menghasilkan persamaan ke (2.3)

2.2. Wave Motion

Resultan gaya 𝐹 pada massa permukaan partikel air 𝑚 yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. Permukaan air tegak lurus terhadap resultan dari gaya gravitasi dan sentrifugal yang bekerja pada elemen air massa 𝑚. Permukaan air membutuhkan posisi yang dihasilkan oleh resultan ini, sehingga bersinggungan dengan permukaan tegak lurus terhadap 𝐹. Sebuah Partikel diatas puncak pada posisi P1, mengalami gaya sentrifugal 𝑚𝑟𝑤2 . Sesaat partikel menurun, dan posisi yang dipuncak adalah partikel yang berdekatan. Pergeseran ini dengan fase yang tertunda[2,h403].

(5)

9

Gambar 2.3. Karakteristik Gelombang [2,h403].

Gambar 2.4. Gaya Resultan pada permukaan partikel [2,h403].

P2 adalah posisi partikel pada tingkat air rata-rata, dan permukaan air berorientasi tegak lurus dengan gaya 𝑭 yang dihasilkan. Pada posisi palung P3, gaya ke bawah yaitu gaya maksimal. Pada P4, partikel hampir mencapai siklus penuh pada

pergerakannya[2,h.404].

Gambar 2.5. Percepatan dan kecepatan dari partikel permukaan air (a) permukaan air. (b) percepatan partikel, derivasi umum. (c) kecepatan partikel [2,h404].

(6)

10

Pada awal 𝒕 = 𝟎, partikel pada tingkat air rata-rata, dan seterusnya adalah: 𝝓 = 𝝅

𝟐− 𝝎𝒕 (𝟐. 𝟏𝟗) Rumus ketinggian permukaan air diatas rata-rata yaitu:

d𝒉

d𝒙 = 𝐭𝐚𝐧 𝒔 (𝟐. 𝟐𝟎) Diketahui pada gambar bahwa;

𝐭𝐚𝐧 𝒔 = 𝒂𝝎

𝟐 𝒔𝒊𝒏 𝝓 𝒈 + 𝒂𝝎𝟐 𝐜𝐨𝐬 𝝓

𝒂𝝎𝟐 𝒔𝒊𝒏𝝓

𝒈 (𝟐. 𝟐𝟏) Karena 𝒈 ≫ 𝒂𝝎𝟐, sehingga dianggap 𝒈 , terlihat pada persamaan (2.21)

Dari persamaan (2.19), (2.20) dan (2.21) didapat persa,aan sebagai berikut: d𝒉 d𝒙 = 𝒂𝝎𝟐 𝒈 𝐬𝐢𝐧 𝝓 d𝒉 d𝒙 = 𝒂𝝎𝟐 𝒈 𝐜𝐨𝐬 𝝅 𝟐− 𝝓 d𝒉 d𝒙 = 𝒂𝝎𝟐 𝒈 𝐜𝐨𝐬 𝝎𝒕 (𝟐. 𝟐𝟐) Pada Gambar 2.4(c), kecepatan partikel vertical adalah:

d𝒉

d𝒕 = 𝒂𝝎 𝐬𝐢𝐧 𝝓 d𝒉

d𝒕 = 𝒂𝝎 𝐜𝐨𝐬 𝝎𝒕 (𝟐. 𝟐𝟑) Dari persamaan (2.22) dan (2.23) yaitu:

𝒉 = 𝒂 𝐬𝐢𝐧 𝝎𝟐 𝒙

𝒈 − 𝝎𝒕 (𝟐. 𝟐𝟒) Dengan membandingkan persamaan umum gelombang yang berjalan dengan panjang gelombang 𝝀 dan kecepatan 𝒄, didapat sebagai berikut[2,h.405]:

𝒉 = 𝒂 𝐬𝐢𝐧𝟐𝝅

𝝀 (𝒙 − 𝒄𝒕) (𝟐. 𝟐𝟓) Diketahui bahwa 𝒌 = 𝟐𝝅 𝝀 dan 𝒄 = 𝝀/𝑻 , sedangkan 𝝎 = 𝟐𝝅 𝑻 [4,h.14],

sehingga diperoleh : 𝒉 = 𝒂 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝝅 𝝀 𝒙 − 𝟐𝝅 𝝀 𝝀 𝑻𝒕 𝒉 = 𝒂 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝝅 𝝀 𝒙 − 𝟐𝝅 𝑻 𝒕 𝒉 = 𝒂 𝐬𝐢𝐧 𝒌𝒙 − 𝝎𝒕 (𝟐. 𝟐𝟔)

(7)

11

Hal ini terlihat bahwa gerakan permukaan merupakan gelombang yang berjalan, dimana:

𝝀 =𝟐𝝅𝒈

𝝎𝟐 (𝟐. 𝟐𝟕) Dari persamaan (2.24), 𝒌 = 𝝎𝟐 𝒈 dan 𝒌 = 𝟐𝝅 𝝀, sehingga diperoleh pada

persamaan (2.27).

Hubungan antara periode gelombang dengan panjang gelombang pada kedalaman permukaan air, sehingga dapat diperoleh:

𝑻 =𝟐𝝅

𝝎 (𝟐. 𝟐𝟖) Dengan persamaan (2.27) akan didapatkan T, sebagai berikut:

𝑻 = 𝟐𝝅

(𝟐𝝅𝒈)𝟏𝟐 (𝟐. 𝟐𝟗) Kecepatan partikel pada puncak gelombang adalah:

𝒗 = 𝒂𝝎 (𝟐. 𝟑𝟎) Dari persamaan (2.27) diperoleh:

𝒗 = 𝒂 𝟐𝝅𝒈

𝝀

𝟏 𝟐

(𝟐. 𝟑𝟏) Untuk kecepatan permukaan gelombang dalam ranah x adalah[2,h.405]:

𝒄 = 𝒈 𝝀

𝟐𝝅𝒈 𝟏

𝟐

(𝟐. 𝟑𝟐) Penurunan rumus kecepatan permukaan gelombang dalam ranah x adalah sebagai berikut:

𝒄 = 𝝀

𝑻 (𝟐. 𝟑𝟑) Telah diketahui bahwa 𝑻 = 𝟐𝝅 𝝎 , sehingga:

𝒄 = 𝝀

𝟐𝝅 𝝎

𝒄 = 𝝎𝝀

𝟐𝝅 (𝟐. 𝟑𝟒) Dengan menggunakan rumus 𝒌 = 𝟐𝝅 𝝀, diperoleh persamaa sebagai berikut:

𝒄 = 𝝎

(8)

12 Diketahui bahwa 𝒌 = 𝝎𝟐 𝒈 , maka:

𝒄 = 𝝎𝝎𝟐

𝒈

𝒄 = 𝒈

𝝎 (𝟐. 𝟑𝟔) Dengan menggunakan persamaan (2.27) didapatkan:

𝟏 𝝎 = (𝝀 𝟐𝝅𝒈)𝟏 𝟐 (𝟐. 𝟑𝟕) Setelah subtitusi dengan persamaan (2.37) ke (2.36) maka akan didapat persamaan (2.32).

Kecepatan 𝒄 disebut kecepatan fase gelombang berjalan yang dilakukan oleh gerakan permukaan. Perhatikan bahwa kecepatan fase 𝒄 tidak tergantung pada amplitudo 𝒂, dan belum tentu berkaitan dengan kecepatan partikel 𝒗[2,h.406].

𝒄 = 𝒈𝝀 𝟐𝝅

𝟏 𝟐

(𝟐. 𝟑𝟖)

Contoh perhitungan:

Berapa periode dan kecepatan fase gelombang air dalam, panjang gelombang adalah 100m. Dari persamaan (2.27), 𝝎𝟐 =𝟐𝝅𝒈 𝝀 𝝎𝟐= 𝟐𝝅 (𝟏𝟎 ms-2) 𝟏𝟎𝟎m 𝝎 = 𝟎. 𝟖 𝒓𝒂𝒅 s-1 Sehingga, 𝑻 =𝟐𝝅 𝝎 𝑻 = 𝟐𝝅 𝟎. 𝟖 𝑻 = 𝟖. 𝟎 s Dari persamaan (2.38) 𝒄 = 𝟏𝟎 ms−𝟐 𝟏𝟎𝟎m 𝟐𝝅 𝟏 𝟐

(9)

13

𝒄 = 𝟏𝟑 ms-1 Sehingga diperoleh nilai 𝝀, 𝑻, dan 𝒄 sebagai berikut [2,h.406]:

𝝀 = 𝟏𝟎𝟎 m 𝑻 = 𝟖 s 𝒄 = 𝟏𝟑 ms−𝟏 (𝟐. 𝟑𝟗)

2.3. Wave Energy and Power

Gambar 2.6.Dasar gerakan air, menunjukkan penurunan eksponensial amplitude dengan kedalaman[2,h.407].

Teori dasar dari kedalaman gelombang air yang memperhatikan satu gelombang regular. Partikel-partikel air di dekat permukaan akan bergerak dalam orbit melingkar, di berbagai tahap, di arah perambatan sumbu 𝒙. Pada kolom vertikal, amplitudo sama dengan setengah puncak ke puncak palung di permukaannya[2,h.406].

Pada Gambar 2.3(b), terlihat cuplikan unsur air di seluruh suatu luasan muka gelombang. Volum pada suatu luasan muka gelombang dari kerapatan air dan massa 𝒎 adalah:

d 𝑽 = d𝒙 d𝒛 𝟐. 𝟒𝟎 d𝒎 = 𝝆 d𝑽 𝟐. 𝟒𝟏 Dengan persamaan (2.40), maka:

d𝒎 = 𝝆 d𝒙 d𝒛 (𝟐. 𝟒𝟐) Energi kinetik dari total gerakan gelombang ke bawah laut terhadap satuan panjang dalam ranah 𝒙 dan satuan luasan muka gelombang. Total energi kinetik terhadap panjangnya gelombang dari d𝒙 adalah 𝑬𝑲 d𝒙. Setiap unsur air dari tinggi d𝒛, panjang d𝒙 dan lebar gerakan melingkar pada kecepatan angular yang konstan 𝝎, radius orbit melingkar 𝒓 dan kecepatan 𝒖 = 𝒓𝝎 pada Gambar 2.3(b). Energi kinetik pada kolom

(10)

14

vertikal dari dasar laut ke permukaan adalah 𝜹𝑬𝑲 d𝒙. 𝜹𝑬𝑲 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑erubahan derivatif Energi kinetik dalam hal ini perubahan derivatif yang terjadi pada sumbu 𝒙 sehingga persamaan energi kinetik terhadap lintasan 𝒙 sebagai berikut:

𝜹𝑬𝑲d𝒙 = 𝟏

𝟐𝒎𝒖𝟐 𝟐. 𝟒𝟑 Karena 𝒎, gerakan gelombang pada kolom vertikal menyebabkan perubahan pada 𝒎, dan 𝒖 = 𝒓𝝎, akibat gerakan melingkar, sehingga persamaan akan menjadi:

𝜹𝑬𝑲 d𝒙 = 𝟏

𝟐 𝝆 d𝒙 d𝒛 𝒓𝟐 𝝎𝟐 (𝟐. 𝟒𝟒) Setelah persamaan diatas diintegral/penjumlahan cuplikan unsur air tersebut dalam ranah 𝒙.

𝜹𝑬𝑲 =

𝟏

𝟐𝝆𝒓𝟐𝝎𝟐 d𝒛 (𝟐. 𝟒𝟓) Radius dari orbit melingkar adalah [3,h.407]:

𝒓 = 𝒂𝒆𝒌𝒛 (𝟐. 𝟒𝟔) Subtitusi persamaan (2.46) ke persamaan (2.45), maka:

𝜹𝑬𝑲 =

𝟏

𝟐𝝆 𝒂𝟐𝒆𝟐𝒌𝒛 𝝎𝟐 d𝒛 𝟐. 𝟒𝟕 Total Energi kinetik pada kolom vertikal adalah:

𝑬𝑲 d𝒙 = 𝝆𝝎𝟐𝒂𝟐 𝟐 𝒛=𝟎 𝒛=−∞ 𝒆𝟐𝒌𝒛 d𝒛 d𝒙 (𝟐. 𝟒𝟖) Setelah proses integral, akan diperoleh:

𝑬𝑲 d𝒙 =𝟏

𝟒𝝆

𝝎𝟐𝒂𝟐

𝒌 d𝒙 (𝟐. 𝟒𝟗) Diketahui bahwa 𝒌 = 𝟐𝝅 𝝀 dan 𝝎𝟐= 𝟐𝝅𝒈 𝝀, Energi kinetik setiap luas muka gelombang dan panjang gelombang adalah:

𝑬𝑲 = 𝟏 𝟒𝝆𝒂𝟐 𝟐𝝅𝒈 𝟐𝝅 𝝀 𝟐𝝅 𝑬𝑲= 𝟏 𝟒𝝆𝒂𝟐𝒈 (𝟐. 𝟓𝟎) Energi potensial setiap luas muka gelombang dan panjang gelombang adalah:

𝑬𝑷= 𝟏

(11)

15

Dengan demikian, pada gerakan harmonik, rata-rata energi kinetic dan energi potensial adalah sama/ekivalen, Sehingga total energi setiap luas muka gelombang dan panjang gelombang adalah:

total energi = energi kinetik + energi potensial

𝑬 = 𝑬𝑲+ 𝑬𝑷 𝟐. 𝟓𝟐 𝑬 =𝟏 𝟒𝝆𝒂𝟐𝒈 + 𝟏 𝟒𝝆𝒂𝟐𝒈 𝑬 = 𝟏 𝟐𝝆𝒂𝟐𝒈 𝟐. 𝟓𝟑 Apabila root mean square amplitude adalah 𝒂𝟐 𝟐, sehingga;

𝑬 = 𝝆𝒈(𝒓𝒐𝒐𝒕 𝒎𝒆𝒂𝒏 𝒔𝒒𝒖𝒂𝒓𝒆 𝒂𝒎𝒑𝒍𝒊𝒕𝒖𝒅𝒆)𝟐 (𝟐. 𝟓𝟒)

Energi setiap unit panjang gelombang dan setiap unit lebar muka gelombang adalah: 𝑬𝝀 = 𝑬𝝀 𝑬𝝀 =𝟏

𝟐𝝆𝒂𝟐𝒈𝝀 (𝟐. 𝟓𝟓) Diketahui bahwa 𝝀 = 𝟐𝝅𝒈 𝝎𝟐 , sehingga [2,h.408];

𝑬𝝀 =𝟏 𝟐𝝆𝒂𝟐𝒈 𝟐𝝅𝒈 𝝎𝟐 𝑬𝝀 = 𝝅𝝆𝒂𝟐𝒈𝟐 𝝎𝟐 𝟐. 𝟓𝟔 Diketahui bahwa 𝑻 = 𝟐𝝅 𝝎 , diperoleh [2,h.409];

𝑬𝝀 = 𝝅𝝆𝒂𝟐𝒈𝟐

𝟐𝝅 𝑻 𝟐

𝑬𝝀 = 𝟏

(12)

16

2.4. ACS712

ACS712 merupakan sensor arus AC maupun DC yang memiliki 3 macam kategori yaitu 5A, 20A dan 30A dengan sensitivitas yang berbeda-beda sesuai dengan ketentuan pada datasheet.

Gambar 2.7. Tabel sensitivitas keluaran pada ACS712[5,h.2]

(13)

17

Gambar 2.9. Deskripsi pin-out ACS712[5,h.3]

(14)

18

Gambar 2.11. Grafik sensitivitas tegangan keluaran terhadap arus pada ACS712[5,h.6]

2.5. PCDUINO3

PcDuino3 memiliki performance yang tinggi, efektif biaya karena satu board dengan komputer. pcDuino3 ini berjalan pada system operasi seperti Ubuntu Linux dan Android. pcDuino3 memiliki HDMI output antar muka layar desktop grafis. pcDuino3 mendukung multi-format 1080p 60fps decoder video 1080p 30fps dan H.264 dan video MPEG4 encoder dengan mesin pemrosesan video hardware built-in. pcDuino merupakan target khusus tuntutan yang berkembang dengan cepat dari komunitas open source. pcDuino3 memberikan rantai alat yang mudah digunakan dan kompatibel dengan ekosistem Arduino populer seperti Arduino Shields.

Spesifikasi pcDuino3[6]:

 100% kompatibel dengan Arduino Shields

 100% kompatibel dengan Linux dan Android

Support untuk C, C++ dengan GNU tool

Support Java dengan standar Android SDK Phython

Arduino pin header, Slot pada Arduino UNO: 14x GPIO, 6x PWM, 6x ADC, 1x UART, 1x SPI, 1x I2C

(15)

19

Gambar 2.12. Perangkat pcDuino3 tampak depan

Gambar

Gambar 2.1. Ilustrasi konservasi energi: aliran naik dari
Gambar 2.2. Permukaan Gelombang air [2,h403].
Gambar 2.3. Karakteristik Gelombang [2,h403].
Gambar 2.6.Dasar gerakan air, menunjukkan penurunan eksponensial amplitude  dengan kedalaman[2,h.407]
+5

Referensi

Dokumen terkait

pertumbuhannya yang relatif cepat, mudah dipelihara dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan sehingga menjadikan ikan kakap putih cocok untuk usaha

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler Dan Keuangan Pimpinan Dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik

Pengaturan Glebagan Areal Tanaman Tebu Rakyat (TRI) dan Sangsi-Sangsinya terhadap Petani Pemilik Sawah untuk Desa Sedayu, dari Tahun ke Tahun dan Seterusnya, Senarai Arsip

II Penyelesaian masalah berdasarkan Islam memberikan keadilan kepada manusia III Penyelesaian masalah berdasarkan Islam akan mewujudkan perpadua ummah IV Islam agama

Target penerimaan perpajakan pada APBN tahun 2013 ditetapkan sebesar Rp1.193,0 triliun, terdiri atas pendapatan pajak dalam negeri sebesar Rp1.134,3 triliun

1 Makalah ini disajikan pada kegiatan “Pendidikan dan Latihan Kepala Laboratorium Kimia SMA/MA/SMK Pola 100 Jam” di Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal 22 Mei s/d 30 Juni

Data input yang dibutuhkan untuk membuat Table from to chart yaitu besarnya ongkos dari suatu stasiun kerja ke stasiun lainya pada proses produksi, rekap nilai dari OMHawal..