• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN LOTION BAGI KELOMPOK WANITA TANI TUNAS MEKAR DESA SEPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN LOTION BAGI KELOMPOK WANITA TANI TUNAS MEKAR DESA SEPANG"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN PEMBUATAN

LOTION

BAGI KELOMPOK

WANITA TANI TUNAS MEKAR DESA SEPANG

OLEH

Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, M.Si NIP. 196804171995011001

Drs. I Wayan Suja, M.Si NIP. 196703201993031002

Ni Made Wiratini, M.Sc NIP. 198306272006042002

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha

Sesuai dengan SPK No. 162/UN48.15/LPM/2015 Tanggal 3 Maret Tahun 20015

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan akhir Pengabdian Kepada Masyarakat skim Penerapan IPTEKS yang berjudul Pelatihan Pembuatan Lotion Bagi Kelompok Wanita Tani Tunas Mekar Desa Sepang dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Pelatihan pembuatan hand body bagi kelompok-kelompok usaha kecil penggiat produk kesehatan sangat perlu diupayakan dalam rangka menumbuh kembangkan ekonomi kreatif yang dapat menambah pendapatan keluarga. Hand body merupakan salah satu produk kosmetik yang sangat banyak digunakan oleh masyarakat untuk menjaga kelembutan dan kesehatan kulit. Namun, pada kenyataannya masih banyak produk-produk kosmetik yang beredar di masyarakat tidak memenuhi standar mutu bahkan dapat membahayakan konsumen karena beberapa diantaranya menggunakan bahan-bahan kimia terlarang sebagai pencampur ataupun sebagai pengawet. Untuk itu, tingkat kesadaran penggiat produk kecantikan sangat perlu ditingkatkan melalui kegiatan pelatihan pembuatan produk-produk kecantikan kulit dengan menggunakan bahan-bahan lokal sebagai bahan pendukung. Melalui program pengabdian masyarakat ini, kami mencoba melakukan terobosan pelatihan pembuatan hand body lotion yang dipadukan dengan bahan alami berupa rumput laut dan susu kambing sebagai fase pendukung. Rumput laut yang kaya akan karagenan serta susu kambing yang kaya dengan vitamin serta mineral esensial mampu menambah kualitas produk hand body.

Dalam pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini, tim pelaksana kegiatan mendapatkan dukungan dana dari pemerintah melalui dana DIPA Undiksha serta dukungan dari kelompok wanita tani tunas mekar desa Sepang. Untuk itu, melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Pemerintah melalui Universitas Pendidikan Ganesha yang telah mendanai kegiatan pengabdian yang dilakukan,

2. Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha dan Staf atas pembinaan dan layanan administrasi dalam pelaksanaan program ini. 3. Ketua kelompok tani Tunas Mekar Desa Sepang beserta seluruh anggotanya atas

partisipasinya secara aktif mengikuti pelatihan.

Penulis menyadari bahwa laboran ini masíh jauh dari sempurna yang disebabkan oleh berbagai keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif Sangay penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Akhir kata semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.

Singaraja, 7 Oktober 2015

Tim pelaksana,

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul………... i

Halaman Pengesahan ………... ii

Kata Pengantar... iii

Daftar Isi... iv

Daftar Tabel... v

Daftar Gambar... vi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Analisis Situasi………... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ………... 3

1.3 Tujuan Kegiatan... 4

1.4 Manfaat Kegiatan... 5

BAB II METODE PELAKSANAAN... 6

2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan... 6

2.2 Tahapan Pelaksanaan... 6

2.3 Alat dan Bahan yang Digunakan……….. 7

2.4 Pembuatan Hand Body Lotion ... 7

2.5 Analisis Kualitas Hand Body Lotion………. 8

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 9

3.1 Hasil Kegiatan ... 9

3.1.1 Sosialisasi Penggunaan Bahan Alami untuk Lotion... 9

3.1.2 Pelatihan Keterampilan Pembuatan Hand Body Lotion Menggunakan Campuran Ekstrak Rumput laut... 11

3.2 Pembahasan ... 18 BAB IV PENUTUP... 21 4.1 Simpulan... 21 4.2 Saran …... 21 DAFTAR PUSTAKA ... 18 LAMPIRAN 1. Absensi Peserta kegiatan……….. 19

2. Foto-Foto Kegiatan………. 20

3. Denah Lokasi kegiatan... 28 iv

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Tahapan Pemecahan Masalah dan Sasarannya 6

Tabel 2 Komposisi bahan pembuatan hand body lotion 11

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kambing Peranakan Etawah bantuan dari Pemprop Bali 2011 1 Gambar 2 Produk sabun yang dipadukan susu kambing dan bahan lokal

sebagai hasil karya kelompok wanita tani Tunas Mekar Desa Sepang

2

Gambar 3 Pengisian daftar hadir peserta pelatihan pembuatan hand body lotion

11

Gambar 4. Pengadukan fase air 12

Gambar 5 Pengadukan fase minyak 12

Gambar 6 Proses penambahan fase minyak ke dalam pase air 13 Gambar 7 Penambahan bahan lokal (rumput laut) pada campuran fase

minyak dan fase air.

13

Gambar 8 Rumput laut yang digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan hand body lotion

14

Gambar 9 Pengeluaran hand body dari wadah 12

Gambar 10 Pengecekan kematangan hand body lotion 12

Gambar 11 Penambahan bahan pewangi pada handbody lotion 13

Gambar 12 Analisis sensori dari hand body lotion 16

Gambar 13 Pengujian lapangan pH hand body lotion menggunakan Indikator Universal.

17

Gambar 14 Kemasan hand body lotion 18

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Desa Sepang terdiri dari 4 dusun, yaitu dusun Kerobokan, Kembang Rejasa, Belulang dan dusun Sepang. Desa ini berada pada ketinggian sekitar 700-900 meter di atas permukaan laut, berhawa sejuk serta memiliki panorama alam yang khas sebagai kawasan perkebunan. Mayoritas masyarakat di desa Sepang bermatapencaharian sebagai petani, hal ini didukung oleh kondisi alam desa yang hijau, subur, sejuk dan berbukit bahkan telah dikembangkan menjadi salah satu objek wisata agro yang ada di Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng. Untuk menunjang potensi objek wisata agro, masyarakat di desa Sepang dibina oleh dinas perkebunan Kabupaten Buleleng mengembangkan pertanian yang bersinergi dengan ternak di bawah naungan Kelompok Tani Eka Manik Merta. Usaha tani yang dikembangkan meliputi usaha tanaman industri seperti kopi dan kakao yang disinergikan dengan ternak kambing. Salah satu kelompok tani penggiat pembuatan produk-produk dari susu kambing adalah Kelompok Wanita Tani Tunas Mekar yang berlokasi di dusun Belulang. Pada tahun 2011, pemerintah propinsi Bali melalui program sistem pertanian terintegrasi (SIMANTRI) memberikan bantuan berupa kambing Peranakan Etawah(PE) sebanyak 44 ekor untuk dikembangkan sebagai penghasil susu kambing perah.

Gambar 1.Kambing Peranakan Etawah bantuan dari Pemprop Bali 2011. (Doc. Sastrawidana, 2014)

(9)

Dari bantuan kambing PE tersebut, telah dihasilkan susu perah yang selanjutnya diolah menjadi dua produk unggulan yaitu susu kambing segar dan sabun untuk kelembutan kulit. Beberapa produk sabun yang telah dibuat dan dipasarkan diantaranya sabun padat yang dipadukan dengan bahan-bahan lokal lainnya seperti lemak coklat, minyak sereh, ekstrak pepaya dan Minyak VCO. Pemerahan susu kambing dilakukan setiap pagi hari dengan jumlah susu hasil perahan mencapai sekitar 50 liter per hari dari 55 ekor kambing (11 ekor kambing peliharaan sendiri dan 44 ekor kambing bantuan Simantri).

Gambar 2. Produk sabun yang dipadukan susu kambing dan bahan lokal sebagai hasil karya kelompok wanita tani Tunas Mekar Desa Sepang (Doc. Sastrawidana, 2014)

(10)

Pada tahun 2014, melalui program IbM, kelompok wanita tani ini juga telah diberi pelatihan pembuatan sabun cair dan diberi bantuan mesin mixer berkapasitas 100 liter untuk menunjang proses pembuatan sabun cair. Dari usaha yang dijalankan oleh kelompok wanita tani Tunas Mekar, tampaknya terus mengalami kemajuan. Hal ini terbukti, susu segar maupun sabun mandi padat dan cair yang dibuatnya cukup banyak diminati terutama oleh salon-salon kecantikan. Untuk menghasilkan sabun sebanyak 40 PCs, bahan yang digunakan digunakan diantaranya satu liter minyak kelapa, 500 mL susu kambing, 280 gran Sodium hidroksida dan 500 mL ekstrak pepaya. Dalam satu bulan, jumlah sabun padat yang mampu diproduksi mencapai 2200 PCs dengan harga Rp. 7500 (tanpa kemasan) dan Rp. 15.000 (dengan kemasan). Per PCs. Dengan demikian, dari hasil penjualan sabun padat diperoleh keuntungan kasar sebesar 17,5-20,5 juta. Melalui program IbM 2014, kelompok wanita tani Tunas Mekar didorong untuk melakukan promosi ke masyarakat umum lewat keikutsertaannya pada pameran produk industri kecil serangkaian menyambut HUT kota Singaraja yang ke 410 dan HUT RI ke 69.

Untuk memperkaya produk-produk bernilai ekonomis dari olahan susu kambing, kelompok tani Tunas Mekar bersama tim pelaksana P2M berencana mengembangkan produk skim lotion dari susu kambing yang dikombinasikan dengan bahan lokal lainnya. Pada dasarnya, anggota kelompok tani menyambut baik inovasi ini, namun beberapa permasalahan yang dijadapi adalah anggota kelompok wanita tani belum memahami proses pembuatan skim lotion dari susu kambing. Untuk menindaklanjuti permasalahan ini, tim pelaksana P2M DIPA tahun2015 berencana melalukan kegiatan program

pelatihan pembuatan berbagai produk skim lotion menggunakan susu kambing yang dipadukan dengan bahan lokal lainnya. Melalui program pelatihan ini nantinya dihasilkan produk-produk kesehatan/kecantikan ramah lingkungan yang tersedia bagi masyarakat luas dan meningkatnya keterampilan anggota tani dalam pembuatan skim lotion. Dampak lanjutannya adalah meningkatnya pendapatan anggota kelompok tani yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi terhadap pokok permasalahan yang dihadapi mitra dalam usaha olahan susu kambing diantaranya (1) Pengetahuan anggota kelompok wanita tani masih 3

(11)

kurang dalam hal pengembangan produk berbahan dasar susu kambing. Hal ini terlihat pada jenis produk masih terbatas pada susu segar dan sabun. Pada hal, masih banyak produk inovatif yang bisa dibuat dari susu kambing. (2) Kurangnya keterampilan anggota kelompok tani dalam membuat berbagai macam produk olahan dari susu kambing, dan (3) Kurangnya pengetahun terhadap bahan-bahan lokal yang bisa dimanfaatkan dalam pembuatan produk olahan susu kambing. Berdasarkan identifikasi terhadap masalahan yang dihadapi kelompok wanita tani Tunas Mekar yang disepakati untuk dipecahkan antara lain:

1. Pengetahuan anggota kelompok wanita tani Tunas Mekar dalam mengembangkan produk-produk berbahan dasar susu kambing masih relatif kurang. Hal ini terlihat dari jenis produk yang telah berhasil dibuat dari susu kambing. Sampai saat ini, terbatas pada susu segar dan beberapa jenis sabun padat dan cair. Pada hal, masih tersedia banyak peluang produk yang bisa dikembangkan dengan menggunakan susu kambing, yang salah satunya adalah skim lotion yang dipadukan dengan bahan lokal lainnya (bengkuang, lidah buaya, adas). Untuk memecahkan persoalah ini, pengusul progran akan memberikan wawasan melalui informasi dan diskusi ke mitra program tentang produk-produk kesehatan berbahan dasar susu kambing dan pemanfaatan serta fungsi bahan-bahan lokal sebagai bahan aktif dalam pembuatan skim lotion dari susu kambing.

2. Anggota kelompok wanita tani Tunas Mekar belum memiliki keterampilan dalam membuat skim lotion dari susu kambing yang dipadukan dengan bahan lokal lainnya. Untuk mengatasi permasalah ini, akan diprogramkan pelatihan

membuat skim lotion dari susu kambing yang dipadukan dengan bahan lokal seperti bengkuang, adas dan lidah buaya.

1.3 Tujuan Kegiatan

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh khalayak sasaran yaitu anggota kelompok wanita tani Tunas Mekar, maka terdapat dua tujuan utama yang ingin dicapai dalam program pengabdian pada masyarakat skim penerapan IPTEK ini yaitu

(12)

(1) meningkatkan pengetahuan dan wawasan mitra terhadap pemanfaatan dan fungsi bahan lokal untuk pengembangan inovatif dari olahan susu kambing. Hal ini ditempuh melalui pemberian informasi dan diskusi tentang pengembangan produk-produk berbahan dasar susu serta memperkenalkan tanaman-tanaman lokal potensial sebagai bahan aktif dalam pembuatan produk lotion.

(2) Meningkatkan keterampilan dalam membuat skim lotion dari susu kambing yang dipadukan dengan bahan lokal. Hal ini ditempuh melalui pelatihan tentang pembuatan skim lotion yang dipadukan dengan bahan lokal seperti adas, lidah buaya, bengkuang dan bahan lokal lainnya yang murah dan mudah diperoleh. Dengan pelatihan ini, mitra program dituntut sampai mampu menghasilkan produk berupa skim lotion yang dipadukan dengan bahan lokal.

1.4 Manfaat Kegiatan

Program pengabdian pada masyarakat tentang pelatihan pembuatan skim lotion sangat bermanfaat bagi mitra program yaitu kelompok wanita tani Tunas Mekar dan bagi masyarakat luas utamanya bagi pengguna produk skim lotion. Beberapa manfaat bagi anggota KWT Tunas Mekar diantaranya

(1) Ceramah/informasi dan diskusi tentang potensi pengembangan produk berbahan dasar susu kambing bermanfaat bagi mitra untuk meningkatkan wawasan dalam rangka mengembangkan usaha susu kambingnya.

(2) Ceramah/informasi dan diskusi tentang sumber daya alam lokal yang murah dan mudah diperoleh tetapi potensial digunakan sebagai bahan aktif ramah lingkungan dalam pembuatan skim lotion bermanfaat bagi mitra untuk meningkatkan pendapatan usaha mitra

(3) Pelatihan dalam pembuatan salah produk olahan susu kambing yaitu skim lotion, bermanfaat dalam meningkatkan keterampilan mitra dalam membuat skim lotion dan dapat mengembangkan usaha olahan susu kambingnya secara berkelanjutan. Salah satu manfaat yang diharapkan dirasakan oleh masyarakat luas terutama pengguna lotion adalah tersedianya produk lotion yang aman bagi kesehatan

(13)

BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan pelatihan pembuatan hand body lotion yang dipadukan dengan bahan lokal yaitu rumput laut dilaksanakan di kelompok wanita tani Tunas mekar Desa Sepang kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng. Waktu pelaksanaan selama 7 bulan yaitu bulan Maret sampai September 2015.

2.2 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat skim penerapan IPTEKS dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap 1 tentang peningkatan wawasan dan pengetahuan mitra terhadap pemanfaatan dan fungsi bahan lokal dalam pengembangan inovatif dari olahan susu kambing melalui pemberian informasi dan diskusi, tahap 2 tentang peningkatan keterampilan mitra dalam membuat hand body lotion dari susu kambing yang dipadukan dengan bahan lokal (rumput laut) melalui pelatihan, dan tahap 3 uji hand body hasil produksi yang meliputi uji pH dan uji sensori dengan parameter berupa uji warna, kekentalan, homogenitas, kesan lembab, dan rasa lengket. Uji sensori ini melibatkan seluruh anggota pelatihan yaitu 16 orang.

Secara lebih detail, tahapan pemecahan masalah yang ditempuh disesuaikan dengan masalah yang dialami oleh mitra disajikan pada Tabel 1.

Table 1. Tahapan Pemecahan Masalah dan Sasarannya

Tahapan Pemecahan Masalah Sasaran dan Tujuan Diskusi dan Informasi dengan anggota

KWT Tunas Mekar tentang jenis tanaman dan fungsi bahan-bahan lokal sebagai bahan aktif dalam pembuatan hand body lotion

Sebanyak 16 anggota KWT Tunas mekar dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuannya tentang bahan local yang bias dimanfaatkan sebagai pendukung dalam pembuatan hand body lotion.

Pelatihan membuat hand body lotion dari susu kambing yang dipadukan dengan bahan lokal rumput laut

lokal lainnya.

2 anggota kelompok wanita tani Tunas Mekar penggiat home industri kecantikan. Tujuan meningkatkan keterampilan dan dihasilkannya produk hand body lotion menggunakan bahan local berupa rumput laut

Analisis kualitas hand body lotion hasil Hand body lotion diminati oleh

(14)

produksi. Parameter uji meliputi keasaman dan uji sensori (warna, kekentalan, homogenitas, kesan lembab, dan rasa lengket)

konsumen.

2.3 Alat dan Bahan yang Digunakan

Peralatan pokok yang digunakan untuk membuat paket handbody lotion terdiri dari mixer yang dilengkapi pengaturan suhu, timbangan digital, blender dan pengaduk. Sedangkan bahan yang diperlukan untuk membuat hand body lotion skala 25 kg meliputi fasa minyak dan fasa air yang dipadukan dengan rumput laut. Komposisi fasa minyaknya terdiri dari Cethyl alcohol 482 g, Stearic acid 125 g, Paraffin oil 723 g, Em. Delta 964 g, Nipagin 48 g, Nipasol 24 dan BHT 4 g. sedangkan faseaair terdiri dari Gliserin 602 g, TEA 42g, Sorbitol 361 g, TiO2 g, Akuades 20,238 g, Fragrance 60 g dan rumput laut 1205 g (4,8%). Rumput lau yang digunakan adalah berupa ekstrak dibuat dengan cara merebus rumput laut dengan air panas yang selanjutnya dihancurkan dengan cara diblender sehingga diperoleh berupa adonan menyerupai bubur berwarna putih.

2.4 Pembuatan Hand Body Lotion

Pembuatan hand body lotion dilakukan melalui empat tapan yaitu pembuatan fase air, pembuatan fase minyak, pencampuran fasa minyak dan fasa air dan penambahan bahan lokal berupa ekstrak rumput laut serta pewangi. Pembuatan fasa air dengan cara mencampurkan bahan-bahan pembuat fasa air pada wadah berupa tabung yang terbuat dari stainless steel dilengkapi dengan pengaduk dan pengaturan suhu. Suhu pencampuran diatur secara perlahan-lahan dan dibuat konstan pada suhu 70oC.

Pembuatan fasa minyak dilakukan dengan mencampurkan bahan-bahan pembuat fasa minyak juga menggunakan wadah yang dilengkapi dengan pengaduk dan pengaturan suhu. Suhu pencampuran dinaikkan secara perlahan-lahan dan dibuat konstan pada suhu 70oC. Pada saat fasa air dan fase minyak sama-sama mencapai suhu 70oC, langkah selanjutnya mencampurkan kedua fasa tersebut dengan cara menambahkan fasa minyak sedikit demi sedikit ke dalam fasa air sambil tetap dilakukan pengadukan. Penambahan bahan lokal berupa ekstrak rumput laut dilakukan kira kira setelah 5 menit proses pencampuran antara fasa minyak dengan fasa air. Proses pencampuran ini tetap berlangsung pada suhu 70oC sambil dilakukan pengadukan. Sebelum hand body 7

(15)

tersebut betul-betul matang, dilakukan penambahan pewangi yang ditujukan untuk memberi aroma dengan harapan menambah daya tarik konsumen.

2.5 Analisis Kualitas Hand Body Lotion

Analisis kualitas hand body lotion hasil produksi dilakukan melalui uji pH dan uji sensori. Uji pH dilakukan dengan cara melarutkan sebanyak 1 mL hand body lotion hasil produksi dalam 9 mL air, kemudian diukur pHnya pada skala lapang menggunakan kertas indicator universal yang dilanjutkan dengan pengujian pH dilaboratorium menggunakan alat pH meter. Uji sensori atau uji hedonik bertujuan untuk mengevaluasi daya terima panelis terhadap produk yang dihasilkan. Parameter uji sensori meliputi warna, kekentalan, homogenitas, kesan lembab, dan rasa lengket. Skala penilain pada uji sensori ini mengikuti Carpenter et al. (2000) yaitu dengan skala hedonik 1-9 dimana: (1) amat sangat tidak suka; (2) sangat tidak suka; (3) tidak suka; (4) agak tidak suka; (5) normal; (6) agak suka; (7) suka; (8) sangat suka; (9) amat sangat suka. Uji sensori yang dilakukan melibatkan 16 orang panelis dari peserta pelatihan pembuatan hand body lotion di KWT Tunas Mekar Desa Sepang.

(16)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Pelaksanaan Program pengabdian kepada masyarakat Penerapan IPTEKS dengan judul pelatihan pembuatan skim lotion bagi kelompok wanita tani Tunas mekar Desa Sepang berlangsung selama 7 bulan dengan rincian kegiatan meliputi informasi dan diskusi ke mitra program tentang produk-produk kesehatan berbahan dasar susu kambing dan pemanfaatan serta fungsi bahan-bahan lokal sebagai bahan aktif dalam pembuatan skim lotion dari susu kambing, pelatihan membuat skim lotion dari susu kambing yang dipadukan dengan bahan lokal berupa rumput laut, dan analisis kualitas

hand body lotion hasil kegiatan.

3.1.1 Sosialisasi Penggunaan Bahan Alami untuk Lotion

Kegiatan diskusi dan informasi tentang pemanfaatan bahan-bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan pendukung dalam pembuatan lotion khususnya hand body lotion dilakukan secara terpadu bersamaan dengan kegiatan pelatihan pembuatan hand body lotion yang dipadukan dengan ekstrak rumput laut. Dalam diskusi dan informasi tersebut, ketua tim pelaksana kegiatan memberikan informasi kepada 16 orang peserta tentang bahan-bahan lokal yang potensial untuk dijadikan bahan tambahan dalam pembuatan kosmetik termasuk hand body lotion. Beberapa bahan lokal tersebut seperti susu kambing, VCO, bengkoang, lidah buaya, minyak zaitun, ekstrak kunyit, tomat, jeruk lemon, dan alpukat. Semua bahan herbal tersebut mengandung vitamin dan mineral yang dapat berpungsi untuk melembutkan dan melembabkan kulit serta menangkal radikal bebas akibat sinar UV pada sinar matahari. Purwati (2010) membuat VCO dari santan kelapa segar dengan metode fermentasi. dengan Lactobacillus fermentum dan Saccharomycess cereviseae. VCO ini mengandung asam laurat 51%, kaprilat 8.9%, kaprat 7% disamping itu juga mengandung omega 3 (4%), 6 dan 9 serta vitamin A, D, E,K dan tiga jenis phytohormon dalam jumlah yang cukup tinggi. Dengan kandungan asam laurat dan vitamin E yang tinggi pada VCO menjadikan VCO sebgai antioksidan, mencegah penuaan dini, serta mudah diserap dan memberikan tekstur yang lembut dan halus pada kulit. Bengkoang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat sebagai bahan konsumsi. Bengkoang banyak mengandung antioksidan vitamin C (20 mg/100 g), flavonoid, dan saponin yang

(17)

berfungsi untuk mencegah kerusakan kulit akibat radikal bebas. Bengkuang juga mengandung senyawa fenolik yang dapat menghambat proses pembentukan melanin (pigmentasi) akibat sinar UV (Majalah kesehatan, 2011). Susu kambing mengandung asam betha hidroksil alami berfungsi sebagai feeling yang mengkikis kotoran dan sel kulit mati serta mampu meningkatkan kecerahan kulit hingga terlihat lebih halus dan tidak bersisik. Disamping itu, susu kambing juga mengandung protein berguna sebagai suplai nutrisi yang berfungsi melembabkan sekaligus melapisi permukaan kulit agar lebih halus dan kenyal.

Rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput laut terdiri dari : air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain karbohidrat, protein, lemak dan serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali lipat dibandingkan dengan tanaman darat. Kandungan mineral pada lumpur laut dapat membersihkan kulit dengan seksama (deep-cleansing), mengangkat sel-sel kulit mati, dan melawan infeksi tanpa menyebabkan iritasi pada kulit.

Pada mulanya, kegiatan sosialisasi/ceramah serta pelatihan pembuatan handbody lotion ini melibatkan ibu-ibu kelompok wanita tani Tunas Mekar. Namun, ibu-ibu anggota KWT Tunas Mekar menugaskan anak-anaknya untuk mewakilinya. Hal ini dengan pertimbangan dari ketua kelompoknya yaitu Ibu Mawini yang menyatakan anak-anak remaja Dusun Belulang sangat tertarik untuk mengikuti pelatihan ini dan biasanya pada pelatihan-pelatihan serupa yang melibatkan KWT juga kebanyakan anak-anaknya yang mewakili orang tuanya. Disamping ketertarikannya, anak-anak remaja peserta pelatihan kebanyakan masih duduk dibangku SMA sehingga lebih mudah menangkap informasi-informasi saat diskusi berlangsung. Jumlah peserta yang mengkuti pelatihan sebanyak 16 orang (nama-nama peserta pelatihan terlampir).

(18)

Gambar 3. Pengisian daftar hadir peserta pelatihan pembuatan hand body lotion

3.1.2 Pelatihan Keterampilan Pembuatan Hand Body Lotion menggunakan Campuran Ekstrak Rumput laut

Pada pelatihan pembuatan hand body lotion dibuat paket hand body skala 25 kg dengan bahan-bahan yang diperlukan dalah fase minyak dan fase air serta bahan lokal. Berupa rumput laut. Komposisi ketiga bahan tersebut adalah disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi bahan pembuatan hand body lotion skala 25 kg

Fase minyak Jumlah (gram) Fase air Jumlah (gram)

Cethyl alcohol 482 Gliserin 602

Stearic acid 125 TEA 42

Paraffin oil 723 Sorbitol 361

Em. delta 964 TiO2 120

Nipagin 48 Akuades 20,238

Nipasol 24 Fragrance 60

BHT 4 Bahan lokal(rumput laut) 1205

(19)

Proses pembuatannya dimuai dari pengadukan fase air yang terdiri dari gliserin, sorbitol, air dan TEA) ditempatkan dalam wadah yang dilengkapi dengan pengadukan dan pengaturan suhu. Suhu pencampuran diatur meningkat mencapai suhu 65-70oC yang dapat dilihat pada monitor.

Gambar 4. Pengadukan fase air

Pada wadah lain juga dilakukan pencampuran fase minyak yang terdiri dari cethyl alcohol, asam stearat, paraffin oil, emullium delta, nipagin dan nipasol. Campuran fase minyak ini juga dikondisikan pada suhu 65-70oC.

Foto 5. Pengadukan fase minyak

(20)

Pada saat fase air dan fase minyak sama-sama mencapai suhu 65-70oC, selanjutnya kedua fase tersebut dicampurkan dengan cara menambahkan fase minyak secara sedikit demi sedikit ke dalam fase air sambil tetap dilakukan pengadukan.

Foto 6. Proses penambahan fase minyak ke dalam pase air

Foto 7. Penambahan bahan lokal (rumput laut) pada campuran fase minyak dan fase air.

(21)

Penambahan bahan local seperti rumput laut dilakukan kira kira setelah 5 menit proses pencampuran antara fase minyak dengan fase air. Proses pencampuran ini tetap berlangsung pada suhu 65-70oC sambil dilakukan pengadukan. Rumput laut yang digunakan adalah rumput laut merah, namun setelah diekstrak dengan cara merebus dalam air dan diblender nantinya diperoleh adonan seperti bubur berwarna putih.

Foto 8. Rumput laut yang digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan hand body lotion

(22)

Setelah pencampuran berlangsung kurang lebih selama 1 jam, maka handbody sudah terasa kental, maka untuk memastikannya dilakukan dengan memindahkannya ke dalam wadah lain.

Foto 9. Pengeluaran hand body dari wadah

Pemindahan handbody dari wadah besar ke wadah yang lebih kecil hanya ditujukan untuk mengecek kematangan handbody tersebut. Salah satu indikator yang digunakan adalah kenampakan handbody sudah terasa kental.

Foto 10. Pengecekan kematangan hand body lotion

(23)

Sebelum hand body tersebut betu-betul matang, dilakukan penambahan pewangi yang ditujukan untuk menambah aroma dari hand body lotion dengan harapan menambah daya tarik konsumen.

Foto 11. Penambahan bahan pewangi pada handbody lotion.

Foto 12. Analisis sensori dari hand body lotion

16 2

(24)

Sebelum dikemas, hand body lotion hasil produksi dievaluasi kembali dengan melakukan analisis sensori. Uji sensori ini untuk mengevaluasi daya terima panelis terhadap produk yang dihasilkan. Parameter yang diuji meliputi warna, kekentalan, homogenitas, kesan lembab, dan rasa lengket. Hasil uji sensori dengan melibatkan 16 orang panelis menunjukkan penerimaan panelis terhadap hand body lotion berada pada katagori agak suka sampai suka (skala hedonik 5-7). Hand body lotion berwarna putih, tidak terlalu kental, penampakan homogen serta terasa lembab dan agak lengket ketika dioleskan di kulit sehingga memberikan kesan yang positif bagi panelis.

Uji pH atau keasaman hand body lotion hasil produksi juga dilakukan untuk melihat tingkat keasaman produk agar tidak terlalu berbeda jauh dengan tingkat keasaman tubuh manusia. Pada umumnya pH dari kulit manusia sekitar 5,5 (Iswari & Latifah, 2007). Kosmetik yang mempunyai tingkat keasaman yang terlalu jauh dengan keasaman tubuh akan berpotensi mengiritasi kulit. Hasil uji lapang terhadap pH hand body lotion menggunakan kertas indikator universal diperoleh pH sebesar 7, namun analisis pH lebih lanjut di laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia menggunakan alat pH meter diperoleh pH sebesar 7,3 dimana nilai pH pada produk hand body ini masih dalam kisaran pH yang dipersyaratkan dalam SNI 16-4952-1998 untuk lotion bayi dengan kisaran pH 4,0 hingga pH 7,5, SNI 16- 4399-1996 untuk sediaan Tabir Surya dengan kisaran pH 4,5 hingga pH 8,0.

Gambar 13. Pengujian lapangan pH hand body lotion menggunakan Indikator Universal. (a) Campuran 1 mL hand body dan 9 mL air suling, (b) Warna kertas indikator sebelum dicelupkan ke sample uji, (c) warna kertas indikator setelah dicelupkan dalam sampel uji, dan (d) kertas indikator universal

17 2

(a)

(25)

Tahap selanjutnya, hand body hasil produksi dikemas dalam wadah plastik atau jerigen maupun dikemas dalam botol ukuran tertentu.

Gambar 14. Kemasan hand body lotion

3.2 Pembahasan

Kulit yang lembut dan sehat merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia sehingga tidaklah mengherankan semua usaha dilakukan untuk memperoleh kulit yang sehat, mulai dari kebiasaan hidup yang teratur, berolah raga, diet yang seimbang, istirahat yang cukup, sampai memakai bahan yang berpungsi sebagai pelembut kulit dan anti penuaan dini. Salah satu dari bahan pelembut kulit yang sering digunakan adalah hand body lotion. Fungsi utama dari hand & body lotion adalah menjaga kelembaban kulit. Pemakaian hand & body lotion setelah mandi akan mengganti kelembaban yang hilang sekaligus membantu menjaga kelembaban kulit sepanjang hari. Dengan berkembangnya tuntutan dan kebutuhan manusia, pungsi hand body lotion juga semakin bertambah yaitu disamping sebagai pelembut juga digunakan sebagai pemutih, mencegah penuaan dini dan anti nyamuk. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan bahan-bahan alami yang mengandung bahan yang dapat berpungsi sebagai pemutih, mencegah penuaan dini dan anti nyamuk. Hand body lotion yang dibuat dengan mencampurkan ekstrak bengkoang sebagai salah satu contoh hand body yang berpungsi sebagai pelembut dan pemutih.

Pada pelatihan di kelompok wanita tani Tunas Mekar desa Sepang, Anggota kelompok tani dilatih membuat hand body yang dipadukan dengan susu kambing dan 18 2

(26)

rumput laut. Susu kambing mengandung vitamin, mineral, elektrolit, unsur kimiawi, enzim, protein, dan asam lemak yang mudah dimanfaatkan untuk kesehatan kulit. Setiap 100 gram susu kambing mengandung 3-4% protein, 4-7% lemak, 4,5% karbohidrat, 134 gram kalsium dan 111 g fosfor. Komposisi kimiawi susu kambing etawa mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalori, kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, vitamin A,B1 (IU), B2 (mg), B6, B12, C, D, E, Niacin, V, Asam Pantotenant, Kolin dan Inositol. Adanya protein, lemak dan vitamin pada susu kambing sangat berguna untuk memberikan nutrisi bagi kulit. Rumput laut merupakan sumber daya hayati yang banyak tumbuh liar dan juga di budidayakan di pesisir laut. Di dalam rumput laut mengandung banyak sekali nutrisi dan vitamin yang berperan penting untuk kesehatan kulit dan tubuh, seperti Vitamin A, B1, B2. B3, B12, C, D, E, F, K, kandungan mineral, dan asam lemak. Karena kandungan vitaminnya yang komplit, membuat rumput laut dijadikan sebagai bahan-bahan untuk pembuatan suplemen, dan produk kosmetik. Kandungan vitamin dan mineral yang terdapat dalam rumput laut dapat berperan sebagai antioksidan yang dapat menjaga kesehatan kulit dari bahaya radikal bebas, seperti mencegah terjadinya penuaan dini, dan timbulnya flek hitam di wajah.

Berdasarkan kandungan nutrisi pada susu kambing dan rumput laut ini, bila dijadikan sebagai bahan pendukung pada pembuatan hand body lotion akan mampu memberikan berbagai macam pungsi dari hand body tersebut seperti sebagai pelembut dan mencegah penuaan dini.

Rumput laut digunakan sebagai bahan pendukung dalam pembuatan hand body lotion karena didasarkan pada kandungan nutrisi rumput laut yang terdiri dari : air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%) enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K) serta makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium dan mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Mineral-mineral pada rumput laut dapat membersihkan kulit dengan seksama (deep-cleansing), mengangkat sel-sel kulit mati, dan melawan infeksi tanpa menyebabkan iritasi pada kulit. Sedangkan Vitamin C mampu berpungsi sebagai antioksidan yang mencegah serangan radikal bebas dan mencegah penuaan dini. karaginan pada rumput laut juga berfungsi sebagai pelembab dan pelembut kulit sehingga sangat cocok digunakan sebagai bahan pendukung pada hand body lotion. Namun penggunaan campuran rumput laut dalam pembuatan lotion masih perlu 19 2

(27)

diformulasikan lebih jauh untuk mendapatkan formulasi yang tepat sehingga mampu menghasilkan lotion yang memenuhi standar kosmetik. Purwaningsih, et al.(2014), melaporkan bahwa formula lotion terbaik pada penambahan karagenan sebesar 1,5% dengan nilai pH 7,62; stabilitas emulsi 100%; penyusutan berat sebesar 3,72% dan karakteristik sensori berada pada katagori agak suka sampai suka.

Analisis terhadap kualitas hand body lotion sangat perlu dilakukan guna menjamin keamanan dan kesehatan konsumen. Hand body lotion hasil pelatihan hanya dilakukan uji keasaman dan uji sensori dengan parameter uji meliputi warna, homogenitas, kelembaban dan rasa lengket.Nilai keasaman (pH) merupakan salah satu parameter penting dari suatu produk kosmetik. pH suatu produk kosmetik sebaiknya mendekati pH dari dari kulit, yaitu sekitar 5,5 (Iswari & Latifah, 2007). Kosmetik yang mempunyai tingkat keasaman yang terlalu jauh dengan keasaman tubuh akan berpotensi mengiritasi kulit. Hasil uji pH pada hand body lotion adalah sebesar 7,3, nilai pH pada produk hand body ini masih dalam kisaran pH yang dipersyaratkan dalam SNI 16-4952-1998 untuk lotion bayi dengan kisaran pH 4,0 hingga pH 7,5, SNI 16- 4399-1996 untuk sediaan Tabir Surya dengan kisaran pH 4,5 hingga pH 8,0.

Uji sensori merupakan penilaian suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indera. Uji sensori ini untuk mengevaluasi daya terima panelis terhadap produk yang dihasilkan. Parameter yang diuji meliputi warna, kekentalan, homogenitas, kesan lembab, dan rasa lengket. Hasil uji sensori dengan melibatkan 16 orang panelis menunjukkan penerimaan panelis terhadap hand body lotion berada pada katagori agak suka sampai suka (skala hedonik 5-7). Hand body lotion berwarna putih, tidak terlalu kental, penampakan homogen serta terasa lembab dan agak lengket ketika dioleskan di kulit sehingga memberikan kesan yang positif bagi panelis.

20 2

(28)

BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan

Berdasarkan tahapan yang telah dilakukan dalam pelaksanaan pengabdian pada masyarakat Penerapan IPTEKS terhadap kelompok wanita tani Tunas Mekar dalam pelatihan pembuatan hand body lotion dipadukan dengan bahan pendukung rumput laut, maka simpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut.

1) Anggota kelompok tani telah berhasil membuat handbody lotion dengan memadukannya dengan bahan lokal berupa ekstrak rumput laut.

2) Pemanfaatan rumput laut dalam pembuatan hand body lotion menghasilkan hand body dengan karakteristik pH sebesar 7,3 dengan penerimaan panelis pada katagori agak suka sampai suka (skala hedonik 5-7) dengan parameter uji meliputi warna, kekentalan, homogenitas, kesan lembab, dan rasa lengket.

4.2 Saran

Kegiatan pelatihan di Kelompok Wanita Tani Tunas Mekar telah berhasil membuat membuat handbody lotion dengan menambahkan bahan lokal berupa rumput laut. Namun produk handbody hasil pelatihan belum dilakukan pengujian terhadap kualitasnya. Untuk itu, perlu dilakukan pengujian kualitas dan keamanan dari hand body ini sebelum disebarluaskan dipasaran. Disamping itu, banyak bahan-bahan alami selain rumput laut bisa dimanfaatkan sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan kualitas handbody lotion maka perlu dilakukan inovasi variasi pembuatan handbody lotion yang dipadukan dengan bahan-bahan lokal.

21 2

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Iswari, R. dan F. Latifah. 2007. Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Majalah Kesehatan, 2011. Herbal Alami untuk Kesehatan Kulit. http://majalah kesehatan.com. diakses tanggal 1 oktober 2015.

Purwati, E. 2010. Molecular Characterization of Lactic Acid Bacteria Isolated From Blondo (Waste of Virgin Coconut Oil) Biscuit Which Potential to Prevent Pathogen. Presentation of 2nd International Conference on Chemical, Biological and Environmental Engineering. Egypt, Kairo.

Purwaningsih, S., Salamah, E., & Budiarti, T.A. 2014. Jurnal Akuatika. 5(1) : 55-62. Schmitt, W.H. 1996. Skin care products. Cosmetic and Toiletries Industry. London.

Blackie academic and professional.

Yunilawati,R., Yemirta & Komalasari, Y. 2011. Penggunaan Emulsifier Steril Alkohol Etoksilat Derivat Minyak Kelapa Sawit pada Produk Lotion dan Krim. Jurnal Kimia dan Kemasan. 33(1) : 83-89.

22 2

(30)

Lampiran 1. Absensi Peserta Kegiatan

23 2

(31)

Lampiran 2. Foto-Foto Hasil Kegiatan

Foto 1. Pencampuran Bahan pada Pembuatan Fase Minyak

Foto 2. Perebusan dan Pembersihan Rumput Laut

(32)

Foto 3. Pencampuran Bahan pada pembuatan Fase Air

Foto 4. Pencampuran Fase Minyak dan Fase Air

(33)

Foto 5. Produk Handbody Lotion Hasil Pelatihan

Foto 6. Pemberian Pewangi pada Produk Handbody Lotion

26 5

(34)

Foto 7. Uji kekentalan Produk Handbody Lotion

Foto 8. Hand body Lotion dalam Kemasan Botol

(35)

Lampiran 3. Denah Lokasi Kegiatan U T S B Undiksha Singaraja Kota Seririt Kecamatan Gerokgak Kantor Kecamatan Busungbiu Kota Pupuan

Jl. Raya Gilimanuk - Denpasar

Desa Antosari Desa Bunut

Bolong

Kota Surabrata Desa Pucak Sari Desa Sepang

Dusun Belulang Lokasi

Mitra

Gambar

Gambar  1.Kambing  Peranakan  Etawah  bantuan  dari  Pemprop  Bali  2011.  (Doc.
Gambar  2.  Produk  sabun  yang  dipadukan  susu  kambing  dan  bahan  lokal  sebagai  hasil  karya kelompok wanita tani Tunas Mekar Desa Sepang (Doc
Tabel 2. Komposisi bahan pembuatan hand body lotion skala 25 kg
Foto 5. Pengadukan fase minyak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain koleksi buku dan CD, Amikom Resource Center juga menyediakan koleksi tugas akhir dan skripsi mahasiswa, majalah, surat kabar, e-book, jurnal dalam negeri dan

Rumah Kucing Bandung merupakan shelter atau rumah perlindungan sementara kucing, memiliki prosedur rescue, rehab dan rehome untuk kucing-kucing yang sakit maupun

Kendala yang dihadapi oleh kelompok tani Kobatunan dan Sukamaju Desa Mundung antara lain adalah belum tersedianya bibit hijauan pakan unggul, kurangnya

Berdasarkan hasil penelitian ini, pemberian loading 500 cc Hidroxylethyl starch 130/0,4 (6%), diperoleh data bahwa terdapat perbedaan antara urine 15 menit

Struktur pasar kelapa di Desa Sari Mulya dan Desa Penjuru adalah oligopsoni, hal ini dilihat dari jumlah pembeli yang jauh lebih sedikit dari jumlah produsen, tidak ada satu pedagang

Kondisi aktivitas partisipasi pemuda yang ada di Kabupaten Temanggung tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dusseldrop dalam Mardikanto (2013) yang menyatakan

Pada waktu tertentu, konstruktivisme bisa berpijak pada ontologi realis, sehingga mengandaikan masyarakat sebagai suatu hal yang objektif di mana mekanisme yang terjadi di

Pada rancang bangun model jet engine ini kompresor yang digunakan berjenis kompresor sentrifugal, ruang bakar menggunakan tipe annular, sedangkan turbin