• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS METODE BEDA HINGGA CRANK-NICHOLSON DENGAN TRANSFORMASI PEUBAH PADA PERHITUNGAN HARGA OPSI ASIA SKRIPSI OLEH DIAH PRAMINIA NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS METODE BEDA HINGGA CRANK-NICHOLSON DENGAN TRANSFORMASI PEUBAH PADA PERHITUNGAN HARGA OPSI ASIA SKRIPSI OLEH DIAH PRAMINIA NIM."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS METODE BEDA HINGGA CRANK-NICHOLSON DENGAN TRANSFORMASI PEUBAH PADA

PERHITUNGAN HARGA OPSI ASIA

SKRIPSI

OLEH DIAH PRAMINIA

NIM. 11610061

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

(2)

ANALISIS METODE BEDA HINGGA CRANK-NICHOLSON DENGAN TRANSFORMASI PEUBAH PADA

PERHITUNGAN HARGA OPSI ASIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)

Oleh Diah Praminia NIM. 11610061

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

(3)

ANALISIS METODE BEDA HINGGA CRANK-NICHOLSON DENGAN TRANSFORMASI PEUBAH PADA

PERHITUNGAN HARGA OPSI ASIA

SKRIPSI

Oleh Diah Praminia NIM. 11610061

Telah Diperiksa dan Disetujui untuk Diuji Tanggal 12 Mei 2015

Pembimbing I, Pembimbing II,

Abdul Aziz, M.Si H. Wahyu H. Irawan, M. Pd NIP. 19760318 200604 1 002 NIP. 19710420 200003 1 003

Mengetahui, Ketua Jurusan Matematika

Dr. Abdussakir, M.Pd NIP. 19751006 200312 1 001

(4)

ANALISIS METODE BEDA HINGGA CRANK-NICHOLSON DENGAN TRANSFORMASI PEUBAH PADA

PERHITUNGAN HARGA OPSI ASIA

SKRIPSI

Oleh Diah Praminia NIM. 11610061

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si) Tanggal 29 Juni 2015

Penguji Utama : Dr. Sri Harini, M.Si ...

Ketua Penguji : Drs. H. Turmudi, M.Si ...

Sekretaris Penguji : Abdul Aziz, M.Si ...

Anggota Penguji : H. Wahyu H. Irawan, M.Pd ...

Mengetahui, Ketua Jurusan Matematika

Dr. Abdussakir, M.Pd NIP.19751006 200312 1 001

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Diah Praminia

NIM : 11610061

Jurusan : Matematika

Fakultas : Sains dan Teknologi

Judul Skripsi : Analisis Metode Beda Hingga Crank-Nicholson dengan Transformasi Peubah pada Perhitungan Harga Opsi Asia

menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan data, tulisan, atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri, kecuali dengan mencantumkan sumber cuplikan pada daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima saksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 29 Juni 2015 Yang membuat pernyataan,

Diah Praminia NIM. 11610061

(6)

MOTO

HIDUP ADALAH PERJUANGAN, TETAP BERJALAN LURUS DAN TIDAK MENOLEH APALAGI BERBALIK

(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Ayahanda Ahmad Sadin, Ibunda Sumarni, serta kakak-kakak tercinta Ahmad Ridho, Ahmad Mulyadi Ridho, Maimuna, Umi Kulsum, Usman Efendi, Umi Habibah, serta adik-adik tercinta yang selalu memberikan semangat serta doa kepada penulis, dan Kyai Slamet Burhanuddin yang selalu memberikan dukungan

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah Swt. atas rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang matematika di Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan terutama kepada:

1. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si, selaku rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Dr. drh. Bayyinatul Muchtaromah, M.Si, selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Dr. Abdussakir, M.Pd, selaku ketua Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Abdul Aziz, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan arahan, nasihat, motivasi, dan berbagi pengalaman yang berharga kepada penulis.

5. H. Wahyu H. Irawan, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan berbagi ilmunya kepada penulis.

6. Wahyudi, S.Si yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

(9)

ix

7. Segenap civitas akademika Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang terutama seluruh dosen, terima kasih atas segala ilmu dan bimbinganya.

8. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa, semangat, serta motivasi kepada penulis sampai saat ini.

9. Seluruh teman-teman di Jurusan Matematika angkatan 2011, terutama Winda Apriliani, Alifaturrohmah, Anis Mukhibatul Badi’, Moh. Afifuddin, Mochammad Irfan, dan M. Gaddafi yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan.

10. Seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Darul Ulum Al-Fadholi yang telah memberikan pengalaman yang berharga kepada penulis.

11. Semua pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik moral maupun material.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, Juni 2015

(10)

x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGAJUAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN HALAMAN MOTO

HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ... viiii

DAFTAR ISI ... xiiii

DAFTAR GAMBAR ... xiiii

DAFTAR SIMBOL ... xiiii

ABSTRAK... ... xvii ABSTRACT. ... xvii صلخم……… ... xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1oo 1.2 Rumusan Masalah ... 5oo 1.3 Tujuan Penelitian ... 5oo 1.4 Definisi Operasional ... 6oo 1.5 Manfaat Penelitian ... 7oo 1.6 Batasan Masalah ... 7oo 1.7 Sistematika Penulisan ... 8oo BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deret Taylor ... 9oo

2.2 Aproksimasi Metode Beda Hingga ... 12o

2.3 Opsi ... 15o

2.4 Tipe-Tipe Opsi ... 18o

2.5 Tipe Opsi Asia ... 18o

2.6 Model Black-Scholes ... 19o

2.7 Metode Beda Hingga Crank-Nicholson... 21o

2.8 Proses Stokastik ... 26o

2.9 Gerak Brown ... 26o

2.10 It ̂ Process ... 27o

(11)

xi

2.12 Proses Harga Saham ... 28

2.13 Syarat Batas dan Nilai Awal ... 29

2.14 Matriks Tridiagonal ... 30

2.15 Khiyar dalam Jual Beli ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Sumber Data ... 33

3.3 Langkah-langkah Penelitian ... 33

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Transformasi Peubah ... 36

4.2 Metode Beda Hingga Crank-Nicholson dengan Trasformasi Peubah ... 39

4.3 Solusi Matriks ... 42

4.4 Simulasi Komputasi ... 50

4.4.1 Algoritma untuk Menghitung Harga Opsi Asia ... 50

4.4.2 Perhitungan Harga Opsi Eropa ... 51

4.4.3 Perhitungan Harga Opsi Asia ... 59

4.5 Hikmah Khiyar dalam Jual Beli ... 62

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 36 5.2 Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Beda Hingga Crank-Nicholson ... 24

Gambar 2.2 Grafik Simulasi Metode Beda Hingga Crank-Nicholson Opsi Call Asia dengan ... 25

Gambar 2.3 Grafik Simulasi Metode Beda Hingga Crank-Nicholson Opsi Put Asia dengan ... 25

Gambar 4.1 Skema Crank-Nicholson ... 42

Gambar 4.2 Pergerakan Harga Saham ... 43

Gambar 4.3 Grid Beda Hingga ... 47

Gambar 4.4 Skema Crank-Nicholson pada Satu Tahap ... 48

Gambar 4.5 Grafik Simulasi Metode Beda Hingga Crank-Nicholson dengan Transformasi Peubah Opsi Call Eropa dengan ... 52

Gambar 4.6 Grafik Simulasi Error Metode Beda Hingga Crank-Nicholson dengan Transformasi Peubah Opsi Call Eropa dengan ... 53

Gambar 4.7 Grafik Simulasi Metode Beda Hingga Crank-Nicholson dengan Transformasi Peubah Opsi Call Eropa dengan ... 54

Gambar 4.8 Grafik Simulasi Error Metode Beda Hingga Crank-Nicholson dengan Transformasi Peubah Opsi Call Eropa dengan ... 54

Gambar 4.9 Grafik Simulasi Metode Beda Hingga Crank-Nicholson dengan Transformasi Peubah Opsi Put Eropa dengan ... 55

Gambar 4.10 Grafik Simulasi Error Metode Beda Hingga Crank-Nicholson dengan Transformasi Peubah Opsi Put Eropa dengan ... 56

Gambar 4.11 Grafik Simulasi Metode Beda Hingga Crank-Nicholson dengan Transformasi Peubah Opsi Put Eropa dengan ... 57

Gambar 4.12 Grafik Simulasi Error Metode Beda Hingga Crank-Nicholson dengan Transformasi Peubah Opsi Put Eropa dengan ... 58

Gambar 4.13 Grafik Perbandingan Simulasi Metode Beda Hingga Crank-Nicholson dan Beda Hingga Crank-Crank-Nicholson dengan Transformasi Peubah Opsi Call Asia ... 60

Gambar 4.14 Grafik Perbandingan Simulasi Metode Beda Hingga Crank-Nicholson dan Beda Hingga Crank-Crank-Nicholson dengan Transformasi Peubah Opsi Put Asia ... 61

(13)

xiii

DAFTAR SIMBOL

: Harga Saham : Harga Ketentuan : Waktu Jatuh Tempo : Waktu Eksekusi

: Tingkat Suku Bunga Bebas Resiko : Volatilitas Harga Saham

: Banyaknya Partisi Harga Saham : Banyaknya Partisi Waktu

: Banyaknya Kemungkinan Harga Saham : Harga Opsi

: Transformasi Peubah dari : Tranformasi Peubah dari : Transformasi Peubah dari : Partisi Waktu

: Partisi Harga Saham

C : Harga Opsi Call P : Harga Opsi Put

S : Rata-rata Aritmatika Harga Saham Opsi Asia

)

(

x

i

f

: Fungsi f di titik

x

i n

f

f

f

,'

''

,...,

: Turunan Pertama, Kedua Sampai Turunan ke- )

(x x

(14)

xiv )

(x x

f  : Fungsi dengan Variabel Bergeser ke Belakang Sebesar x t

r

e : Nilai Diskonto

)

(

t

i

S

: Harga Saham pada Saat

t

i

S

 : Jarak atau Selisih pada Harga Saham

t

 : Jarak atau Selisih pada Waktu )

, (S t

V : Harga Opsi yang Bergantung pada Harga Saham dan Waktu )

, (y

W : Transformasi Peubah dari b

a, : Konstanta

Matriks A : Matriks Tridiagonal dengan Matriks B : Matriks Tridiagonal dengan

: Konstanta Matriks A ̅ ̅ ̅ : Konstanta Matriks B

(15)

xv

ABSTRAK

Praminia, Diah. 2015. Analisis Metode Beda Hingga Crank-Nicholson dengan Transformasi Peubah pada Perhitungan Harga Opsi Asia. Skripsi Jurusan Matematika. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing(I) Abdul Aziz, M.Si. (II) Wahyu H. Irawan, M.Pd.

Kata Kunci: Opsi, Black-Scholes, Crank-Nicholson, Transformasi Peubah

Opsi dalam dunia keuangan adalah sebuah kontrak untuk membeli atau menjual suatu aset dengan harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Opsi dibedakan menjadi dua, yaitu opsi call dan opsi put. Kontrak finansial untuk membeli opsi dengan harga tertentu disebut opsi call. Sedangkan untuk menjual opsi dengan harga tertentu disebut opsi put. Ada dua macam opsi berdasarkan waktu pelaksanaannya, yaitu opsi Eropa dan opsi Amerika. Opsi Eropa adalah opsi yang dilaksanakan hanya pada waktu jatuh tempo saja. Sedangkan opsi Amerika adalah opsi yang dilaksanakan kapan saja hingga waktu jatuh tempo. Sedangkan opsi yang dapat berlaku seperti keduanya disebut opsi Asia. Aset dasar opsi yang digunakan dalam penelitian ini berupa opsi saham.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis metode beda hingga Crank-Nicholson dengan transformasi peubah pada perhitungan harga opsi Asia. Metode penelitian dari penelitian ini adalah mentransformasikan harga saham menjadi pada metode beda hingga Crank-Nicholson menggunakan persamaan Black-Scholes, dan disimulasikan dengan menggunakan program matlab R2010a, kemudian membandingkan metode beda hingga Crank-Nicholson menggunakan transformasi peubah dengan metode beda hingga Crank-Nicholson tanpa menggunakan transformasi peubah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode beda hingga Crank-Nicholson dengan transfomasi peubah dapat digunkan untuk menghitung opsi Asia dan hasil perhitungan metode beda hingga Crank-Nicholson dengan transformasi peubah lebih efektif daripada metode beda hingga Crank-Nicholson tanpa transfomasi peubah karena metode ini memberikan hasil yang lebih optimal. Pada opsi Asia menghilangkan kemungkinan seseorang dicurangi oleh pemanipulasian harga aset sehingga terhindar dari kerugian, seperti halnya opsi Asia, hikmah khiyar dalam jual beli yaitu menghindari penipuan dan penyesalan bagi penjual dan pembeli. Seorang pembeli atau penjual dapat meneruskan atau membatalkan suatu perjanjian jual beli selama jangka waktu yang telah ditentukan.

(16)

xvi

ABSTRACT

Praminia, Diah. 2015. Analysis of Crank-Nicholson Finite Different Method with Transformation of Variable on Asian Option Price Calculation. Department of Mathematics Faculty of Science and Technology, State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang. Supervisor (I) Abdul Aziz, M.Si. (II) Wahyu H. Irawan, M.Pd.

Keywords: Option, Black-Scholes, Crank-Nicholson, Transformation of Variable

The options in the world of finance is a contract to buy or sell an asset with a certain price and with a certain period. Options come in two varieties, calls and puts. A financial contract to buy option at a specific price is called a call and to sell option at a specific price is called a put. There are two kinds of options based on the use of time, these are European options and American options. European options are options exercised only at expiration date. While the American option is an option that is exercised every when till expiration date. options that can behave as both are called Asian options. Basic asset of the option that was used in this research is stock options

The purpose of the research is to analyze Crank-Nicolson finite different method with transformation of variable on Asian option price calculation. The research-method from the research are transform the variable finance to variable on Crank-Nicolson finite different method use Black-Scholes formula, and the result is simulated use Matlab R2010a program, to know the efficient of this method, then compare the Crank-Nicolson finite different method use transformation of variable with Crank-Nicolson finite different method without use transformation of variable

The result of the research shows that Crank-Nicolson method with transformation of variable is can be used to calculate Asian and the calculation of Crank-Nicolson finite different method use transformation of variable is more effective than Crank-Nicolson finite different method without transformation of variable. because this method gives results which are more optimal.

(17)

xvii

صخلم

اينيمارب

,

هايد

.

5102

دعاسلا ةدودحملا فلتخم بولسأ ليلحت .

ريغتم لوحت عم نوسلكين

يويسلآا رايخلا رعس باسح ىلع

.ايجولونكتلاو مولعلا ةيلك في تايضايرلا مسق .

ام كلام ميىاربإ انلاوم ةعماج نم ةيملاسلإا ةلودلا

لا

(فرشلدا .غن

0

يرتسج الدازيزعلا دبع )

(

5

)

يكنيىويحو

.يرتسج الدا ناواريا

ةيسيئرلا تاملكلا

كلاب ،رايلخا :

-دعاسلا ،زلوش

-يرغتم لوتح ،نوسلكين

ةينمز ةتًف للاخو ينعم رعسب لوصأ دحأ عيب وأ ءارش دقع لالدا لماع في ةدوجولدا تارايلخا

تارايخ ءارشل ليالدا دقع .تارايلخا عضوو تالداكلدا تارايخ اهم ،نيرايخ في زيتم .ةنيعم

رعسب

.عضو ىمسي ينعم رعس رايلخا عم رايلخا اذى عيبل ةبسنلاب امأ .ىمسي ام ءاعدتسا تارايخ ضعب

رايلخا .يكيرملأا رايلخاو بيورولأا رايلخا يأ ،هذيفنتل تقولا لىإ ًادانتسا تارايخ نم ناعون كانى

ا نأ ينح في .طقف ةيحلاصلا ءاهتنا تقو في طقف سرايم يذلا رايلخا وى بيورولأا

يكيرملأا رايلخ

فرصتت نأ نكيم تيلا تارايلخا امنيب .قاقحتسلاا خيرات تىح تقو يأ في سرايم يذلا رايلخا وى

لكش في ثحبلا اذى في ومادختسا تم يذلا رايخلل ةيساسلأا لوصلأا .تارايلخا لك ىمست امك

.مهسلأا تارايخ

دعاسلا تىح ةفلتمخ بيلاسأ ليلتح ثحبلا اذى نم ضرغلاو

-نوسلكين

تايرغتلدا لوتح عم

مهسلأا رعس ليوتح وى ثوحبلل نايتلينيب بولسأ .رايلخا رعس باسح في

نوكي

ىلع

دعاسلل ةفلتمخ بيلاسأ

-كلاب ةلداعم في ةمدختسلدا نوسلوكين

جمانرب مادختساب ةاكالمحاو ،زلوش

matlab R2010a

مادختسا تىح ةفلتخلدا بيلاسلأا ينب نراق ثم ،

دعاسلا

ًلاوتح نوسلوكين

دعاسلل ةفلتمخ بيلاسأ عم تايرغتم

-.تايرغتلدا ليوتح مادختسا نود نوسلوكين

دعاسلل ًافلتمخ ًابولسأ نأ لىإ يرشت ةساردلا هذى جئاتن

تيلا تايرغتلدا تلاوتح عم نوسلكين

دعاسلا تىح ةفلتمخ بيلاسأ باسلحا ةجيتنو ايسآ رايخ باسلح اهمادختسا نكيم

-نوسلكين

عم

دعاسلل ًافلتمخ ًابولسأ نم ةيلاعف رثكأ تايرغتلدا لوتح

اذى نلأ تايرغتلدا تلايوتح نود نوسلوكين

.لثملأا رثكأ تيلاو جئاتن يطعي بولسلأا

(18)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deret Taylor

Andaikan 𝑓 dan semua turunannya, f',f '',f''',...,kontinu di dalam selang [𝑎, 𝑏]. Misalkan 𝑥0 ∈ [𝑎, 𝑏], maka untuk nilai-nilai x di sekitar 𝑥0 dan 𝑥 ∈ [𝑎, 𝑏],

𝑓(𝑥) dapat diperluas (diekspansi) ke dalam deret Taylor berikut.

    

0

          

0 2 0 0 ' 0 '' 0 ... 0 ... 1! 2! ! m m x x x x x x f x f x f x f x f x m          (2.1)

Munir (2010) menyatakan bahwa persamaan (2.1) merupakan penjumlahan dari suku-suku (term) yang disebut deret. Perhatikanlah bahwa deret Taylor ini panjangnya tidak berhingga sehingga untuk memudahkan penulisan suku-suku selanjutnya menggunakan tanda elipsis (...). Jika dimisalkan

x x 0

h, maka f x

 

dapat juga ditulis sebagai

   

 

 

 

 

       0 0 2 0 0 ! " ! 2 ' ! 1 m f x h x f h x f h x f x f m m (2.2) Nugroho (2009) menyatakan bahwa suatu teori sederhana mengenai hampiran numerik untuk turunan dapat diperoleh melalui ekspansi deret Taylor dari

) (x h f  di sekitar

x

yaitu

  

 

 

 

 

x f m h x f h x f h x f h x f m m ! " ! 2 ' ! 1 2 (2.3) Djojodiharjo (2000) menyatakan bahwa bila persamaan (2.3) dipangkas setelah suku turunan pertama, maka akan diperoleh bentuk

x h

f

 

x h f

 

x O

 

h

f    ' 

!

(19)

Persamaan (2.4) dapat digunakan untuk meramalkan nilai turunan f di x0 f x'

 

0

 

 

 

2

pendekatan orde pertama galat pemangkasan

' f x h f x O h f x

h h

 

  (2.5)

Dengan demikian turunan suatu fungsi f x

 

untuk beda maju pada

x x

0 didefinisikan sebagai

 

h x f h x f x f'  (  ) ( ) (2.6)

Djojodiharjo (2000) menyatakan bahwa deret Taylor dapat diekspansikan ke belakang untuk menghitung nilai turunan fungsi f x

 

berdasarkan nilainya pada titik yang diketahui.

 

'

 

''

 

2 .... 2

f x h

f x h  f xf x h  (2.7)

Bila persamaan (2.7) dipangkas setelah turunan yang pertama dan disusun kembali, maka diperoleh beda mundur

 

h h x f x f x f'  ( ) (  ) (2.8)

Djojodiharjo (2000) menyatakan bahwa cara ketiga untuk menghitung turunan pertama adalah dengan mengurangkan rumus beda ke belakang (2.7) dari rumus beda hingga ke depan berdasarkan ekspansi deret Taylor persamaan (2.3). Dengan demikian dihasilkan

 

2 '

 

'''

 

3 ... 3

f x h

f x h  f x h  f x h  (2.9)

Dari persamaan (2.9) diperoleh

 

      6 ) ( 2 ) ( ) ( ' 2 h x f h h x f h x f x f m (2.10) atau

(20)

 

 

2 ' 2 f x h f x h f x O h h      (2.11) atau

 

' 2 f x h f x h f x h     (2.12)

Untuk memperkirakan turunan kedua f x

 

pada

x x

0 adalah dengan mengulangi

prosedur untuk memperoleh turunan pertama, tetapi dengan menggunakan f x'

 

sebagai fungsi awal.

 

h h x f h x f x f                 2 ' 2 ' " (2.13)

Dengan menggunakan persamaan (2.12), maka diperoleh

  

h x f h x f h x f          2 ' (2.14)

  

h h x f x f h x f          2 ' (2.15)

Kemudian mensubstitusikan persamaan (2.14) dan (2.15) ke dalam persamaan (2.13) diperoleh

 

 

 

'' f x h f x f x f x h h h f x h      

h

h

h

x

f

x

f

h

x

f

(

)

2

(

)

(

)

1

2

)

(

)

(

2

)

(

h

h

x

f

x

f

h

x

f

(2.16)

Persamaan (2.16) merupakan persamaan turunan kedua aproksimasi dengan deret Taylor.

(21)

2.2 Aproksimasi Metode Beda Hingga

Salah satu metode numerik untuk menyelesaikan persamaan diferensial parsial adalah metode beda hingga. Metode beda hingga adalah suatu metode numerik untuk menyelesaikan suatu persamaan diferensial dengan mengaproksimasi turunan-turunan persamaan tersebut menjadi sistem persamaan linier (Sasongko, 2010). Metode beda hingga dalam penelitian ini adalah metode beda hingga Crank-Nicholson.

Wahyudi (2014) menyatakan bahwa gagasan yang mendasari metode beda hingga adalah menggantikan turunan parsial yang didapatkan dari ekspansi deret Taylor. Diasumsikan bahwa V t S

 

, dinyatakan oleh

V

i j, , ekspansi deret Taylor untuk V t S

,  S

dan V t S

,  S

adalah sebagai berikut.

𝑉(𝑡, 𝑆 + ∆𝑆) = 𝑉(𝑡, 𝑆) +𝜕𝑉 𝜕𝑆∆𝑆 + 1 2 𝜕2𝑉 𝜕𝑆2 ∆𝑆2+ 1 6 𝜕3𝑉 𝜕𝑆3∆𝑆3+ 𝑂(∆𝑆4) (2.17) 𝑉(𝑡, 𝑆 − ∆𝑆) = 𝑉(𝑡, 𝑆) −𝜕𝑉 𝜕𝑆∆𝑆 + 1 2 𝜕2𝑉 𝜕𝑆2 ∆𝑆2− 1 6 𝜕3𝑉 𝜕𝑆3∆𝑆3+ 𝑂(∆𝑆4) (2.18)

Dengan menggunakan persamaan (2.17) diperoleh persamaan beda maju, yaitu

 

 

2 , , V V t S S V t S S O S S         

 

 

2 , , V V t S S V t S S O S S         

,

 

, V S V t S S V t S S    S S t V S S t V S V        ( , ) ( , ) (2.19) S V V S V ji i j      1 (2.20)

(22)

Sedangkan dengan menggunakan persamaan (2.18) diperoleh persamaan beda mundur, yaitu

,

 

, V

 

2 V t S S V t S S O S S         

 

 

2 , , V V t S V t S S S O S S         

 

,

,

V S V t S V t S S S   

  

, ,

V t S V t S S V S S       (2.21)

S

V

V

ji ji

1 (2.22)

Hasil pengurangan persamaan (2.19) dari (2.21) diperoleh persamaan beda pusat, yaitu

 

 

 

2 , , , V , V ( ) V t S S V t S S V t S S V t S S O S S S                     

 

2

)

,

(

)

,

(

S

O

S

S

V

S

t

V

S

S

V

S

t

V

 

2

2

S

O

S

S

V

S

S

V

2

,

 

,

2 V t S S V t S S V S S          S V Vji ji      2 1 1 (2.23)

(23)

Untuk memperoleh turunan kedua V t S

 

, yaitu dengan mengulangi prosedur untuk memperoleh turunan pertama, tetapi dengan menggunakan

S V

 

sebagai

fungsi awal, yaitu:

S

S

S

V

S

S

V

S

V

(

2

)

(

2

)

2 2

Dengan menggunakan persamaan (2.19) dan (2.21), maka diperoleh

S

S

t

V

S

S

t

V

S

S

S

V

)

(

,

)

2

,

(

)

2

(

S

S

S

t

V

S

t

V

S

S

S

V

)

,

(

)

,

(

)

2

(

  

  

2 2 , , , , V t S S V t S V t S V t S S S S V S S                  S S S S t V S t V S S t V                 ( , ) 2 ( , ) ( , ) 1               2 ) , ( ) , ( 2 ) , ( S S S t V S t V S S t V 2 1 1 2 S V V V i j i j i j       (2.24)

Ekspansi deret Taylor untuk V t

 t S,

dan V t

 t S,

adalah sebagai berikut

 

2 2

 

3 2 1 , , 2 V V V t t S V t S t t O t t t              (2.25)

(24)

 

2 2

 

3 2 1 , , 2 V V V t t S V t S t t O t t t              (2.26)

Dengan menggunakan persamaan (2.25) diperoleh persamaan beda maju, yaitu

 

 

2 , , V V t t S V t S t O t t          (2.27)

 

 

2 , , V V t t S V t S t O t t         

,

 

, V V t t S V t S t t        (2.28)

,

  

, V t t S V t S V t t       t V V i j i j    1 (2.29)

Dengan menggunakan persamaan (2.26) diperoleh persamaan beda mundur, yaitu

 

 

2 , , V V t t S V t S t O t t          (2.30) ) ( ) , ( ) , ( t O t2 t V S t V S t t V           t t V     t S t t V S t V t V        ( , ) ( , ) t V V i j i j    1 (2.31) 2.3 Opsi

Opsi (option) adalah sebuah kontrak hak (bukan kewajiban) kepada pemegangnya (pembelinya) untuk membeli atau menjual kembali pada penjual kontrak opsi dengan harga yang sudah tertentu dan waktu jatuh tempo tertentu

(25)

sesuai persepakatan kedua belak pihak yaitu pembeli kontrak dan penjual kontrak (Widoatmodjo, 2005).

Banyak instrument opsi dalam perdagangan investasi seperti beberapa instumen berikut yaitu berupa saham, obligasi, property, valuta asing, komoditas, indeks saham, dan lain-lain. Salah satu instrument derivative di pasar modal, ada beberapa underlying asset atau aset yang dapat dijadikan dasar opsi tersebut, yaitu saham. Opsi saham adalah salah satu jenis kontrak opsi yang menggunakan saham sebagai aset yang mendasari (underlying asset) dan nilainya diturunkan dari nilai dan karakteristik saham yang mendasarinya (Suherdi, 2010).

Harga pasar opsi sangat berpengaruh dan dikembangkan terus untuk mengetahui metode perhitungannya karena sangat berguna untuk pengambilan keputusan bagi pembeli kontrak opsi untuk membeli atau menjual kembali opsi kepada kontrak opsi sehingga keuntungan didapat bukan kerugian. Harga pasar opsi dapat diperkirakan karena harga opsi terpengaruhi oleh beberapa aspek yaitu harga pasar saham, harga jatuh tempo, waktu jatuh tempo, tingkat suku bunga resiko dan varian. Aspek tersebut adalah aspek dari metode Black-Scholes

(Widoatmodjo, 2005).

Kontrak opsi saham (KOS) adalah efek yang memuat hak beli (call option) atau hak jual (put option) atas underlying stock berupa saham perusahaan tercatat yang menjadi dasar perdagangan seri KOS dalam jumlah dan strike price tertentu serta berlaku dalam periode tertentu. Strike price adalah harga yang ditetapkan bursa efek untuk setiap seri KOS sebagai acuan pelaksanaan. Kontrak opsi saham dapat diperjualbelikan, tetapi yang dapat diperjualbelikan hanyalah hak jual maupun hak beli (Haymans, 2011).

(26)

Opsi dibedakan menjadi dua yaitu, call option dan put option. Call option merupakan kontrak financial yang memberikan pemiliknya hak, tetapi bukan kewajiban untuk membeli saham yang mendasarinya. Satu kontrak call option sama dengan pembeli (taker) membeli 100 lembar saham pada suatu saham tertentu dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Jika pembeli (taker) ingin options-nya untuk membeli 200 lembar saham, taken harus membeli dua kontrak call option. Penjual call option atau call writer akan mendapatkan bayaran di muka untuk menyediakan kesempatan untuk pembeli call atau call buyer untuk membeli saham yang mendasarinya atas ketentuan yang telah disetujui jika call buyer ingin melakukannya. Call buyer dapat mengeksekusi atau exercise kontrak call option, sehingga mereka dapat membeli saham dengan harga yang lebih murah atau mereka dapat menjual langsung kontrak call option-nya setelah mendapatkan keuntungan atas kenaikan saham yang mendasarinya tanpa harus meng-exercise kontrak tersebut menjadi saham sebelum tenggang waktunya (expiration date) habis. Sedangkan put option merupakan kontrak financial yang memberikan pemiliknya (owner) hak, tetapi bukan kewajiban, untuk menjual (put) saham yang mendasarinya pada harga yang telah ditentukan. Pembeli (buyer) put option harus meng-exercise option-nya pada harga eksekusi (exercise price) tertentu selama jangka waktu yang telah ditentukan atau kontrak put option-nya akan menjadi sia-sia (worthless). Put option adalah instrument financial yang sebelum masa jatuh temponya (expiration date) dapat dijual untuk mendapatkan keuntungan jika tidak ingin option-nya di-exercise menjadi saham yang mendasarinya. Put option mendapatkan nilainya seiring penurunan harga pada saham yang mendasarinya.

(27)

2.4 Tipe-Tipe Opsi

Opsi juga dapat dibedakan menurut pelaksanaannya dan penggunaan hak yaitu American style option dan European style option atau sering disebut opsi Amerika dan opsi Eropa. Opsi-opsi ini bukanlah dipengaruhi oleh tempat pembeliannya tetapi dipengaruhi dalam penggunaan haknya untuk mengambil keputusan menjual atau membeli. American style option atau opsi Amerika adalah opsi yang dalam penggunaan haknya dapat di-exercise setiap saat selama periode opsi tersebut sedangkan European style option atau opsi Eropa adalah opsi yang dalam penggunaan haknya dapat di-exercise hanya di akhir periode saja (Haymans, 2011).

Muniroh (2008) menyatakan bahwa opsi Asia merupakan opsi yang dapat berlaku seperti opsi Eropa atau opsi Amerika. Hal yang membedakan opsi Asia dengan opsi Eropa dan opsi Amerika adalah harga pada saat pelaksanaan opsi. Harga saham yang digunakan sebagai acuan dalam opsi Asia adalah rata-rata harga saham pada waktu 𝑇.

2.5 Tipe Opsi Asia

Opsi Asia adalah suatu opsi yang strike price-nya bergantung pada rata-rata harga saham pada suatu selang periode tertentu. Opsi ini banyak digemari orang karena menghilangkan kemungkinan si pemegang dicurangi oleh pemanipulasian harga aset pada saat-saat akhir menjelang maturity (Seydel, 2009).

Seydel (2009) menyatakan bahwa ada beberapa cara bagaimana rata-rata nilai dari 𝑆𝑡 dapat dibentuk. Jika harga 𝑆𝑡 diamati pada waktu diskrit contoh 𝑡𝑖,

(28)

mengatakan equidistantly dengan interval waktu

N T t

 . Sehingga rata-rata

aritmetika (mean arithmetics):

𝑆̅ = 1 𝑁∑ 𝑆𝑖

𝑁

𝑖=1

(2.32)

Higham (2004) menyatakan bahwa jika hasil observasi sampel dalam periode 0 ≤ 𝑡 ≤ 𝑇, sehingga opsi Asia adalah rata-rata perkembangan harga saham 𝑆̅ fungsi hasil dari opsi tipe Asia didefinisikan sebagai:

 k

S harga rata-rata call

 S

k harga rata-rata put

(2.33)

Payoff pada persamaan (2.33) adalah sebagai berikut:

,

0

max

S

k

V

M

untuk nilai opsi call

,

0

max

k

S

V

M

untuk nilai opsi put

(2.34)

2.6 Model Black-Scholes

Dikembangkan oleh Myron Scholes dan Fischer Black pada tahun 1973 dan model ini cukup dipakai dalam penentuan nilai opsi dikarenakan mudah diterima pada bagian keuangan dengan pemakaiannya hanya untuk menentukan nilai opsi Eropa saat hari terakhir (expiration date) dan punya kelemahan yakni model ini berlaku pada saham yang tidak memberikan dividen saat masih berlakunya waktu opsi. Terdapat beberapa asumsi pada model Black-Scholes di antaranya:

1. Opsi uang dijadikan acuan ialah opsi Eropa, berlaku saat waktu habis. 2. Valatilitas (variansi harga) bersifat konstan selama usia opsi diketahui pasti.

(29)

3. Saham yang dipakai tidak dividen.

4. Pajak dan biaya transaksi diabaikan (Tjandra, 2012).

Tjandra (2012) menyatakan bahwa model Black-Scholes merupakan model untuk penilaian opsi yaitu opsi call dan opsi put yang telah banyak diterima di masyarakat keuangan. Rumus yang digunakan tidak begitu kompleks bahkan sudah tersedia pada kalkulator dan komputer. Model Black-Scholes menjadi patokan untuk menghitung bursa pergerakan saham. Model ini sangat berpengaruh dalam hal investasi seperti saham. Model Black-Scholes dalam menilai opsi call dan opsi

put yang tidak membayangkan dividen, menggunakan lima variabel, sebagai

berikut:

1. Harga saham (𝑆)

2. Strike price (𝐾)

3. Expiration date (𝑡) 4. Tingkat suku bunga (𝑟) 5. Volatilitas harga saham (𝜎).

Harga opsi yang dihasilkan oleh perhitungan model Black-Scholes adalah harga yang fair sehingga jika harga suatu opsi berbeda dengan harga tersebut maka akan ada kemungkinan untuk mendapatkan laba arbritase bebas resiko dengan cara mengambil posisi yang berlawanan terhadap saham yang dijadikan patokan. Misalkan ada sebuah opsi call yang diperdagangkan dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang dihasilkan model Black-Scholes maka seorang arbritrator akan menjual opsi call tersebut dan kemudian membeli saham. Sebaliknya, jika harga opsi call lebih rendah dari harga yang dihasilkan dari model Black-Scholes maka

(30)

investor dapat membeli opsi call dan menjual sejumlah saham yang dijadikan

patokan (Suherdi, 2010).

Hull (2003) menyatakan bahwa model persamaan diferensial Black-Scholes yang digunakan untuk menentukan harga opsi yaitu:

𝜕𝑉 𝜕𝑡 + 1 2𝜎 2𝑆2𝜕2𝑉 𝜕𝑆2 + 𝑟𝑆 𝜕𝑉 𝜕𝑆− 𝑟𝑉 = 0 (2.35)

2.7 Metode Beda Hingga Crank-Nicholson

Misalkan 𝑉(𝑆, 𝑡) menyatakan harga opsi, peubah yang nilai 𝑉 adalah 𝑆 dan 𝑡 dimana 𝑆 menyatakan harga saham dan 𝑡 menyatakan waktu berlakunya opsi. Selanjutnya nilai dari opsi pada waktu 𝑡𝑖 ketika harga saham 𝑆𝑗 dinyatakan oleh:

𝑉𝑗𝑖 = 𝑉(𝑗∆𝑆, 𝑖∆𝑡) = 𝑉(𝑆𝑗, 𝑡𝑖) = 𝑉(𝑆, 𝑡)

dengan 𝑗 = 1,2, … , 𝑀 − 1 dan 𝑖 = 𝑁 − 1, … ,2,1,0

Tjandra (2012) menyatakan bahwa Crank John dan Phyllips Nicholson adalah penemu dan yang mengembangkan metode ini pada pertengahan abad ke-20, metode ini merupakan metode yang dikembangkan dari metode eksplisit dan metode implisit. Hull (2003) menyatakan bahwa metode beda hingga Crank-Nicholson adalah rata-rata dari metode beda hingga eksplisit dan implisit. Menurut Wahyudi (2014) rata-rata dari kedua metode beda hingga tersebut, yaitu

𝜕𝑉 𝜕𝑡 = 𝑉𝑗𝑖+1− 𝑉𝑗𝑖 ∆𝑡 + 𝑂(∆𝑡 2) (2.36) ≈𝑉𝑗 𝑖+1− 𝑉 𝑗𝑖 ∆𝑡 (2.37) 𝜕𝑉 𝜕𝑆 = 1 2( 𝑉𝑗𝑖 ∆𝑆+ 𝑉𝑗𝑖+1 ∆𝑆 ) + 𝑂(∆𝑆)

(31)

=1 2( 𝑉𝑗+1𝑖 − 𝑉𝑗−1𝑖 2∆𝑆 + 𝑉𝑗+1𝑖+1− 𝑉𝑗−1𝑖+1 2∆𝑆 ) + 𝑂(∆𝑆) (2.38) ≈ 1 2( 𝑉𝑗+1𝑖 − 𝑉𝑗−1𝑖 2∆𝑆 + 𝑉𝑗+1𝑖+1− 𝑉𝑗−1𝑖+1 2∆𝑆 ) (2.39) 𝜕 2𝑉 𝜕𝑆2 = 1 2( 𝜕2𝑉𝑗𝑖 𝜕𝑆2 + 𝜕2𝑉𝑗𝑖+1 𝜕𝑆2 ) + 𝑂(∆𝑆 2) =1 2( 𝑉𝑗−1𝑖 − 2𝑉𝑗𝑖 + 𝑉𝑗+1𝑖 ∆𝑆2 + 𝑉𝑗−1𝑖+1− 2𝑉𝑗𝑖+1+ 𝑉𝑗+1𝑖+1 ∆𝑆2 ) + 𝑂(∆𝑆2) (2.40) ≈1 2( 𝑉𝑗−1𝑖 − 2𝑉𝑗𝑖+ 𝑉𝑗+1𝑖 ∆𝑆2 + 𝑉𝑗−1𝑖+1− 2𝑉𝑗𝑖+1+ 𝑉𝑗+1𝑖+1 ∆𝑆2 ) (2.41)

Kemudian mensubstitusikan persamaan (2.37), (2.39), dan (2.41) ke dalam persamaan (2.35), maka diperoleh:

𝑟 (1 2(𝑉𝑗 𝑖+1+ 𝑉 𝑗𝑖)) = 𝑟𝑆 ( 1 2( 𝑉𝑗+1𝑖+1− 𝑉𝑗−1𝑖+1 2∆𝑆 + 𝑉𝑗+1𝑖 − 𝑉𝑗−1𝑖 2∆𝑆 )) + 𝑉𝑗𝑖+1− 𝑉𝑗𝑖 ∆𝑡 + 1 2𝜎 2𝑆2(1 2( 𝑉𝑗−1𝑖+1− 2𝑉𝑗𝑖+1+ 𝑉𝑗+1𝑖+1 ∆𝑆2 + 𝑉𝑗−1𝑖 − 2𝑉𝑗𝑖 + 𝑉𝑗+1𝑖 ∆𝑆2 )) 1 2𝑟(𝑉𝑗 𝑖+1+ 𝑉 𝑗𝑖) = 𝑟𝑆 ( 1 2( 𝑉𝑗+1𝑖+1− 𝑉𝑗−1𝑖+1 2∆𝑆 + 𝑉𝑗+1𝑖 − 𝑉𝑗−1𝑖 2∆𝑆 )) + 𝑉𝑗𝑖+1− 𝑉𝑗𝑖 ∆𝑡 + 1 2𝜎 2𝑆2(1 2( 𝑉𝑗−1𝑖+1− 2𝑉𝑗𝑖+1+ 𝑉𝑗+1𝑖+1 ∆𝑆2 + 𝑉𝑗−1𝑖 − 2𝑉𝑗𝑖 + 𝑉𝑗+1𝑖 ∆𝑆2 )) 𝑟 2(𝑉𝑗 𝑖+1+ 𝑉 𝑗𝑖) = 𝑟𝑆 2 ( 𝑉𝑗+1𝑖+1− 𝑉𝑗−1𝑖+1 2∆𝑆 + 𝑉𝑗+1𝑖 − 𝑉𝑗−1𝑖 2∆𝑆 ) + 𝑉𝑗𝑖+1− 𝑉𝑗𝑖 ∆𝑡 + 𝜎2𝑆2 4 ( 𝑉𝑗−1𝑖 − 2𝑉𝑗𝑖 + 𝑉𝑗+1𝑖 ∆𝑆2 + 𝑉𝑗−1𝑖+1− 2𝑉𝑗𝑖+1+ 𝑉𝑗+1𝑖+1 ∆𝑆2 )

(32)

𝑟 2(𝑉𝑗 𝑖+1+ 𝑉 𝑗𝑖) = 𝑟𝑆 4∆𝑆(𝑉𝑗+1 𝑖 − 𝑉 𝑗−1𝑖 + 𝑉𝑗+1𝑖+1− 𝑉𝑗−1𝑖+1) + 1 ∆𝑡(𝑉𝑗 𝑖+1− 𝑉 𝑗𝑖) + 𝜎2𝑆2 4∆𝑆2(𝑉𝑗−1𝑖 − 2𝑉𝑗𝑖 + 𝑉𝑗+1𝑖 + 𝑉𝑗−1𝑖+1− 2𝑉𝑗𝑖+1+ 𝑉𝑗+1𝑖+1) (2.42)

Sehingga persamaan (2.42) menjadi

(𝜎 2𝑆2 4∆𝑆2− 𝑟𝑆 4∆𝑆) 𝑉𝑗−1 𝑖+1+ (1 ∆𝑡− 𝑟 2− 𝜎2𝑆2 2∆𝑆2 ) 𝑉𝑗 𝑖+1+ (𝜎2𝑆2 4∆𝑆2+ 𝑟𝑗 4∆𝑆) 𝑉𝑗+1 𝑖+1 = ( 𝑟𝑆 4∆𝑆2− 𝜎2𝑆2 4∆𝑆) 𝑉𝑗−1 𝑖 + (1 ∆𝑡+ 𝑟 2+ 𝜎2𝑆2 2∆𝑆2) 𝑉𝑗𝑖 + (− 𝑟𝑆 4∆𝑆2 − 𝜎2𝑆2 4∆𝑆 ) 𝑉𝑗+1 𝑖 (2.43)

Kemudian kedua ruas dikalikan dengan t, maka diperoleh

i j i j i j i j i j i j V S t rS S t S V S t S t r V S t rS S t S V S t rS S t S V S t S t r V S t rS S t S 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 4 4 2 2 1 4 4 4 4 2 2 1 4 4                                                                                       (2.44)

Substitusikan S  j S, maka persamaan (2.44) menjadi

1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 4 4 2 2 1 4 4 4 4 2 2 1 4 4                                                                                           i j i j i j i j i j i j V S t S rj S t S j V S t S j t r V S t S rj S t S j V S t S rj S t S j V S t S j t r V S t S rj S t S j       (2.45)

Sehingga persamaan (2.45) menjadi

1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 4 4 2 2 1 4 4 4 4 2 2 1 4 4                                                       i j i j i j i j i j i j V t rj t j V t j t r V t rj t j V t rj t j V t j t r V t rj t j       (2.46)

Persamaan (2.46) dapat disederhanakan menjadi:

𝑎𝑗𝑉𝑗−1𝑖 + 𝑏j𝑉𝑗𝑖+ 𝑐𝑗𝑉𝑗+1𝑖 = 𝑎̅𝑗V𝑗−1𝑖+1+ 𝑏̅𝑗V𝑗i+1+ 𝑐̅𝑗𝑉𝑗+1𝑖+1 (2.47)

(33)

j

a

2 2 4 4 j t rj t

    j

a

2 2 4 4 j t rj t

   j

b

2 2 1 2 2 r t

jt   bj  2 2 1 2 2 r t

jt   j

c

2 2 4 4 j t rj t

   

c

j

2 2 4 4 j t rj t

Skema metode beda hingga Crank-Nicholson dapat digambarkan sebagai berikut

𝑉𝑗+1𝑖 𝑉𝑗+1𝑖+1 𝑉𝑗𝑖 𝑉𝑗𝑖+1 𝑉𝑗−1𝑖 𝑉𝑗−1𝑖+1

Gambar 2.1 Skema Beda Hingga Crank-Nicholson

𝑗

(34)

Gambar 2.2 Grafik Simulasi Metode Beda Hingga Crank-Nicholson Opsi Call Asia dengan N = 128 (Wahyudi, 2014)

Grafik pada Gambar 2.2 menunjukkan pergerakan harga opsi call Asia menggunakan metode beda hingga Crank-Nicholson dengan partisi waktu N = 128. Untuk mengetahui kebenaran suatu harga opsi Asia dapat dilihat dari kekonvergenan pergerakan harga opsi Asia itu sendiri. Semakin partisi waktu N diperbanyak maka harga opsi call Asia akan konvergen ke suatu titik dalam kasus ini yaitu 1,9988 (satuan mata uang) (Wahyudi, 2014).

Gambar 2.3 Grafik Simulasi Metode Beda Hingga Crank-Nicholson Opsi Call Asia dengan N = 128 (Wahyudi, 2014)

(35)

Grafik pada Gambar 2.3 menunjukkan pergerakan harga opsi put Asia menggunakan metode beda hingga Crank-Nicholson dengan partisi waktu N = 128. Untuk mengetahui kebenaran suatu harga opsi Asia dapat dilihat dari kekonvergenan pergerakan harga opsi Asia. Semakin partisi waktu N diperbanyak maka harga opsi put Asia akan konvergen ke suatu titik dalam kasus ini yaitu 1,7684 (satuan mata uang) (Wahyudi, 2014).

2.8 Proses Stokastik

Proses stokastik X X(t),tT adalah suatu koleksi (himpunan) dari

peubah acak. Untuk setiap

t

pada himpunan indeks T , X(t)adalah suatu peubah acak dan

t

sering diinterpretasikan sebagai waktu (Ross, 1996).

Nilai yang mungkin dari X(t) disebut state. Himpunan nilai yang mungkin dari X(t) adalah state space. Berdasarkan state space-nya, proses stokastik dapat dibedakan menjadi state space diskrit dan state space kontinu. Karena harga saham adalah variabel random yang pergerakannya tidak diketahui secara pasti, maka dapat dikatakan bahwa pergerakan harga saham merupakan sebuah proses stokastik (Khuriyanti, 2009).

2.9 Gerak Brown

Khuriyanti (2009) menyatakan bahwa gerak Brown dengan variansi 2 merupakan proses stokastik

W t t

 

; 0

dengan sifat-sifat sebagai berikut: 1. Setiap kenaikan W s t

 

 W s

 

adalah berdistribusi normal dengan mean 0

dan variansi 2

t

(36)

2. Untuk setiap pasang interval waktu yang saling lepas

u v, ,

w y,

dengan

0  u v wy , maka kenaikan W y

 

W w

 

dan W v

 

W u

 

adalah

variabel random yang independen.

3. W t

 

kontinu sebagai fungsi dari t dan W

 

0 0.

2.10 It ˆo Process

Niwiga (2005) menyatakan proses stokastik X

X t t

 

; 0

yang memiliki selesaian

0 0 0 , , t t s s s XX

a X t ds

b X t dW (2.48)

disebut It ˆo process. Hull (2003) menyatakan bahwa It ˆo process adalah proses Wiener dengan a dan b menyatakan suatu fungsi dari peubah acak X dan waktu t. secara aljabar Itˆo process dapat dinyatakan sebagai berikut:

,

,

t t t t

dXa X t dt b X t dW (2.49)

dengan a X t

t,

adalah bentuk drift,b X t

t,

adalah bentuk difusi dan

W

s adalah proses Wiener.

Khuriyanti (2009) menyatakan bahwa proses Wiener disebut juga proses gerak Brown standar, yaitu jika

W t

 

| 0  t

dengan variansi 2

, maka

 

1

 

; 0 B t W t t       

(37)

2.11 Perkalian It ˆo Process

Kwok (1998) menyatakan bahwa untuk E

 

dW 2

dt ,

 

2

 

var dWO dt , E dtdW

0, dan var dtdW

O dt

 

. Misalkan syarat-syarat order O dt

 

yang diperlakukan = 0, maka dapat diamati bahwa

dW

2dan

dtdW adalah bebas stokastik, karena variansi dari keduanya adalah 0.

Oleh karena itu

dW

2 dt dan dtdW 0 tidak hanya pada ekspektasi tetapi juga pada eksaknya. Untuk dt bernilai sangat kecil, maka

0

lim 0 tdt

(Wilmott, dkk., 1995).

2.12 Proses Harga Saham

Tsay (2010) menyatakan bahwa harga saham merupakan variabel stokastik, karena harga saham ditentukan oleh variabel lain yaitu waktu. Harga saham dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak dapat ditentukan secara pasti. Faktor-faktor ini dipandang sebagai komponen stokastik yang tidak dapat ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu, perubahan harga saham dapat dipandang sebagai persamaan diferensial stokastik berikut

t t

t

S

dt

S

dS

(2.50)

dengan 𝜇 dan 𝜎 sebagai konstan. Persamaan (2.50) ini juga dikenal sebagai model pergerakan harga saham.

(38)

Selanjutnya, dari Lemma It𝑜̂, diketahui bahwa sebuah fungsi 𝐹 dari 𝑆 dan 𝑡 akan mengikuti proses

t t t t t t dW S F dt S S F t F S S F dF

                  2 2 2 2 2 1 (2.51)

dengan 𝜎 adalah volatilitas saham dan 𝜇 merupakan ekspektasi dari return. Solusi dari persamaan (2.51) adalah

 

 

1 2 ( ) 2 0 t W t S t S e          (2.52)

Dengan proses Wiener, diperoleh

W

(

t

)

t

untuk  adalah bilangan acak dari distribusi normal baku. Sehingga persamaan (2.52) menjadi

t t e S t S             2 2 1 ) 0 ( ) ( (2.53)

Seydel (2009) menyatakan bahwa untuk memodelkan opsi, tingkat keuntungan 𝜇 diganti dengan tingkat suku bunga bebas resiko 𝑟, sehingg 𝜇 = 𝑟. Sehingga persamaan (2.53) menjadi:

t t r e S t S           2 2 1 ) 0 ( ) ( (2.54)

2.13 Syarat Batas dan Nilai Awal

Higham (2004) menyatakan bahwa nilai opsi call dinotasikan dengan 𝐶(𝑡, 𝑆), yaitu:

𝐶(𝑡, 𝑆) = max(𝑆𝑗− 𝐾, 0) (2.55)

dengan syarat batas, yaitu:

(39)

𝐶(𝑡, 𝑆) = 𝐾𝑒−𝑟∆𝑡, untuk 𝑆 → ∞ Sedangkan nilai opsi put dinotasikan dengan 𝑃(𝑆, 𝑡), yaitu:

𝑃(𝑡, 𝑆) = max(𝐾 − 𝑆𝑗, 0) (2.57)

dengan syarat batas, yaitu:

𝑃(𝑡, 0) = 𝐾𝑒−𝑟∆𝑡, untuk semua 𝑡 𝑃(𝑡, 𝑆) = 0, untuk 𝑆 → ∞

(2.58)

Untuk nilai 𝑉, diperoleh dari syarat batas persamaan (2.56) atau (2.58) dan nilai awal persamaan (2.55) dan (2.57).

2.14 Matriks Tridiagonal

Siregar (2014) menyatakan bahwa matriks adalah suatu jajaran bilangan (yang biasanya disebut unsure atau elemen) yang disusun dalam bentuk baris dan kolom hingga berbentuk persegi panjang. Syarat suatu matriks adalah sebagai berikut:

1. Berbentuk persegi panjang dan ditempatkan dalam kurung biasa atau siku. 2. Unsur-unsur yang terdiri atas bilangan-bilangan.

3. Mempunyai baris dan kolom.

Budi (2009) menyatakan bahwa matriks bujur sangkar banyak digunakan di dalam penyelesaian sistem persamaan linier. Di dalam sistem tersebut, jumlah persamaan (baris) dan jumlah bilangan tak diketahui (kolom) harus sama untuk mendapatkan penyelesaian tunggal. Ada beberapa bentuk matriks bujur sangkar, diantaranya adalah matriks tridiagonal, yaitu matriks yang mempunyai elemen sama dengan nol, kecuali pada diagonal utama, satu diagonal atas, dan satu diagonal bawah, seperti bentuk sebagai berikut:

(40)

A = [ a11 a12 0 0 a21 a22 a13 0 0 a32 a33 a34 0 0 a43 a44 ]

Matriks 𝐴 ∈ 𝑀𝑛(𝐹) dikatakan tidak singular (nonsingular) atau invertibel

(invertible) jika terdapat suatu matriks 𝐵 ∈ 𝑀𝑛(𝐹) yang berlaku 𝐴𝐵 = 𝐼𝑛 = 𝐵𝐴

Suatu matriks B dengan sifat seperti di atas disebut invers dari A dan dinotasikan 𝐴–1. Jika A tidak mempunyai invers maka A dikatakan singular. Suatu matriks 𝐴 mempunyai invers atau tidak mempunyai invers dapat dilakukan dengan memperlihatkan determinan dari matriks 𝐴 tersebut tidak nol. Dengan kata lain det(𝐴) ≠ 0 berarti matriks 𝐴 invertibel (Budi, 2009).

Siregar (2014) menyatakan bahwa jika 𝐴 adalah suatu matriks 𝑛 × 𝑛 yang invertibel (dapat dibalik/memiliki invers), maka untuk setiap matriks B dengan ukuran 𝑛 × 1, sistem persamaan 𝐴𝑋 = 𝐵 tepat mempunyai satu penyelesaian yaitu 𝑋 = 𝐴−1𝐵. Jika 𝐴 dan 𝐵 adalah matriks-matriks persegi berukuran sama, jika 𝐴𝐵 invertibel, maka 𝐴 dan 𝐵 juga pasti invertibel.

2.15 Khiyar dalam Jual Beli

Dalam praktik jual beli ada kalanya terjadi penyesalan diantara pihak penjual dan pembeli disebabkan kurang hati-hati, tergesa-gesa, penipuan atau faktor lainnya. Mengingat prinsip berlakunya jual beli adalah atas dasar suka sama suka, maka syariat Islam memberikan hak pilih antara menggagalkan atau melangsungkan jual beli. Hak pilih ini dikenal dengan khiyar. Khiyar dalam jual beli termasuk dari keindahan Islam. Karena terkadang terjadi jual beli secara mendadak tanpa berpikir dan merenungkan harga dan manfaat barang yang dibeli

(41)

Sahrani dan Abdullah (2011) menyatakan bahwa secara bahasa, khiyar artinya: Memilih, menyisihkan, dan menyaring. Secara umum artinya adalah menentukan yang terbaik dari dua hal (atau lebih) untuk dijadikan orientasi. Sedangkan menurut istilah ulama fiqih, khiyar artinya hak yang dimiliki orang yang melakukan perjanjian usaha untuk memilih antara dua hal yang disukainya, meneruskan perjanjian tersebut atau membatalkannya. Khiyar merupakan sesuatu yang ditetapkan dalam fiqih Islam. Rasulullah Saw. bersabda:

ُالل ىهلَص ِ يِبهنلا ِنَع ،ُهْنَع ُ هللَّا َي ِض َر ٍما َز ِح ِنْب ِميِكَح ْنَع

َ ََ ،َمهلََ َل ِهْيَلَع

ِن َعِ يَبلا

َم ِر َي ِخل ِب

ََ ِرَتْفَي ْمَل

)

حيحص

ير خبلا

(

Artinya: “Dari Hakim bin Hizam dari Nabi Saw. bersabda: Sesungguhnya penjual dan pembeli memliki hak khiyar selama keduanya belum berpisah” (HR Bukhori).

Menurut penulis hadist tersebut menjelaskan bahwa dalam jual beli, penjual dan pembeli memiliki hak untuk melakukan khiyar, yaitu hak untuk meneruskan atau membatalkan transakasi jual belinya.

Pengertian kontrak opsi pada sebuah saham merupakan sebuah perjanjian hak untuk memilih antara membeli atau menjual saham tersebut pada suatu hari tertentu. Dilihat dari pengertian suatu kontrak opsi terdapat kesamaan dengan hukum fiqih tentang khiyar (Wahyudi, 2014). Menurut penulis kontrak opsi berarti hak untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu dengan harga tertentu dan jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan, seperti halnya kontrak opsi, khiyar berarti memilih untuk meneruskan atau membatalkan suatu penjanjian jual beli dengan waktu yang telah ditentukan. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa terdapat kesamaan antara pengertian kontrak opsi dan khiyar.

(42)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Teknik kajian yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan merupakan penampilan argumentasi penalaran keilmuan yang memaparkan hasil kepustakaan berisi satu topik kajian yang didalamnya memuat beberapa gagasan yang berkaitan dan harus didukung oleh data yang diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan, baik dari buku-buku pustaka maupun jurnal-jurnal yang

di-download dari internet, untuk mengetahui perkembangan dan perbaikan metode

perhitungan harga opsi Asia dengan menggunakan metode Crank-Nicholson dengan transformasi peubah.

3.2 Sumber Data

Bahan kajian dalam skripsi ini adalah buku-buku mengenai metode numerik dan buku tentang opsi dan beda hingga. Literatur utama yang dijadikan acuan oleh penulis adalah buku karangan Hull (2003) yang berjudul Option

Future and Other Derivative, Sedangkan untuk kajian keagamaan, penulis

menggunakan buku rujukan Sahrani dan Abdullan (2011) berjudul Fiqih

Muamalah, dan lain-lain

3.3 Langkah-langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji perhitungan harga opsi Asia menggunakan metode beda hingga

(43)

mengkaji perhitungan harga opsi Asia menggunakan metode beda hingga Crank-Nicholson dengan transformasi peubah adalah sebagai berikut:

a. Menentukan transformasi peubah harga saham 𝑆 menjadi ln 𝑆 , dan menentukan turunan-turunannya.

b. Menentukan persamaan Black-Sholes dengan transformasi peubah

c. Menentukan persamaan metode beda hingga Crank-Nicholson dengan transformasi peubah.

d. Menentukan solusi matriks metode beda hingga Crank-Nicholson menggunakan transformasi peubah dengan mengambil suatu kasus tertentu pada perhitungan harga opsi Asia.

2. Membandingkan hasil analisis metode beda hingga Crank-Nicholson dengan transformasi peubah dan metode beda hingga Crank-Nicholson tanpa menggunakan transformasi peubah dengan membuat simulasi komputasi dengan mengambil suatu kasus tertentu. Dalam penelitian ini yang dibandingkan adalah titik kekonvergenannya, karena dibandingkan dengan waktu yang sama, maka jika titik kekonvergenannya lebih tinggi dan selisih harga opsi antar partisi waktu lebih kecil, maka metode tersebut lebih efisien untuk menghitung harga opsi. Dalam penelitian ini variabel yang diambil adalah harga saham untuk menentukan harga opsi saham. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengkaji perbandingan metode beda hingga Crank-Nicholson dengan transformasi peubah dan metode beda hingga Crank-Nicholson tanpa menggunakan transformasi peubah dengan simulasi program Matlab R2010a adalah sebagai berikut:

(44)

a. Menentukan parameter rata-rata dan standar deviasi dari suatu harga saham.

b. Membangkitkan harga saham pada masa tertentu.

c. Menentukan harga opsi call dan put Asia pada langkah b, dengan model harga opsi Asia.

d. Menentukan interval nilai opsi.

Menganalisis hasil komputasi perbandingan metode beda hingga Nicholson dengan transformasi peubah dan metode beda hingga Crank-Nicholson tanpa menggunakan transformasi peubah pada perhitungan harga opsi Asia.

(45)

36

PEMBAHASAN

4.1 Transformasi Peubah

Brennan dan Schwartz dalam Hull & White (1990) menyatakan bahwa ketika 𝑆 adalah harga saham, persamaan Black-Scholes lebih efisien menggunakan ln 𝑆 daripada 𝑆 apabila metode beda hingga diterapkan, karena jika 𝜎 konstan maka standar deviasi dari ln 𝑆 juga konstan. Transformasi standar deviasi ln 𝑆 pada interval ∆𝑡 tidak bergantung pada 𝑆 dan 𝑡.

Harga saham 𝑆 merupakan fungsi yang berbentuk nonlinier sehingga dapat ditransformasi menjadi fungsi eksponensial, sehingga diperoleh 𝑆 = 𝑒𝑦 dengan

𝑦 positif karena harga saham 𝑆 fungsi menaik. Fungsi 𝑆 = 𝑒𝑦 dapat dinyatakan sebagai ln 𝑆 = 𝑦. Kemudian 𝑡 yang merupakan waktu ditransformasikan menjadi 𝜏 dan 𝑉 yang merupakan harga opsi ditransformasikan menjadi 𝑊 sehingga diperoleh 𝑉(𝑆, 𝑡)~𝑊(𝑦, 𝜏). Turunan parsial 𝑉 terhadap 𝜏 dan 𝑦 adalah sebagai berikut :

𝜕𝑉 𝜕𝑆 =

𝜕𝑊 𝜕𝑆

Karena 𝑊 tidak dapat diturunkan terhadap 𝑆, maka menggunakan aturan berantai, yaitu: 𝜕𝑉 𝜕𝑆= 𝜕𝑊 𝜕𝑆 𝜕𝑦 𝜕𝑦 = 𝜕𝑊 𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑆 (4.1)

Gambar

Gambar 2.1 Skema Beda Hingga Crank-Nicholson
Gambar 2.2  Grafik Simulasi Metode Beda Hingga Crank-Nicholson Opsi Call Asia  dengan N = 128 (Wahyudi, 2014)
Grafik  pada  Gambar  2.3  menunjukkan  pergerakan  harga  opsi  put  Asia  menggunakan metode beda hingga Crank-Nicholson dengan partisi waktu N = 128
Gambar 4.1 Skema Beda Hingga Crank-Nicholson
+7

Referensi

Dokumen terkait

b) Minimal Medalion Of Excellent (penghargaan yang diperoleh apabila peserta memenuhi batas nilai minimal) atau yang setara dibidang Akademik, non akademik, maupun

Penelitian yang dilakukan oleh Abdulloh (2006) berkesimpulan bahwa kepuasan kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Oleh sebab itu,..

Dalam mata kuliah ini akan dipelajari secara mendalam teori dan metode penyelesaian persamaan diferensial biasa, sistem persamaan diferensial, serta persamaan

Berdasarkan tabel 5 di atas terlihat bahwa skor rata-rata hasil belajar dalam aspek psikomotorik yang dicapai peserta didik setelah diajar dengan menggunakan model

Penelitian yang dilakukan Rosmawati 2014 mengatakan bahwa, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan potensi dana zakat produktif melalui fungsi dan peranan LAZ untuk

Makna hidup mandiri menurut konsep independent living berbeda dengan hidup mandiri menurut masyarakat secara umum, persepsi mandiri bagi orang lain adalah mandiri itu

Mengingat di dalam konseling seorang klien dapat belajar dari konselor tentang bagaimana mengentaskan permasalahan yang genting, sehingga di saat menghadapi persoalan-persoalan

8QWXN PHQJXML KLSRWHVLV SHQHOLWLDQ GLJXQDNDQ DQDOLVLV UHJUHVL EHU JDQGD GHQJDQ YDULDEHO EHEDVQ\D DGDODK VLNDS QRUPD VXE\HNWLI GDQ SHUVHSVL SHQJHQGDOLDQ SHULODNX VHGDQJNDQ