• Tidak ada hasil yang ditemukan

IbM KELOMPOK USAHA BERSAMA PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (KUBE-PEKKA) DI KECAMATAN TELANAI PURA KOTA JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IbM KELOMPOK USAHA BERSAMA PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (KUBE-PEKKA) DI KECAMATAN TELANAI PURA KOTA JAMBI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

IbM KELOMPOK USAHA BERSAMA PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (KUBE-PEKKA) DI KECAMATAN TELANAI PURA KOTA JAMBI

Besse Wediawati, Rike Setiawati

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi

ABSTRAK

Ibm Kelompok usaha bersama perempuan Kepala Keluarga (KUBE-Pekka) bertujuan untuk membantu KUBE Mitra mengatasi permasalahan manajemen dan produksi yang selama ini dihadapi yaitu kurang dan terbatasnya akses permodalan, belum ada pengelolaan keuangan, produk dan kemasan belum standar, merk produk belum ada, serta rendahnya tingkat produksi. Target luaran dari kegiatan ini adalah metode manajemen, merk, produk yang standar dan peningkatan produktifitas mitra. Sementara metode yang digunakan adalah Participant Learning Center/PLC) yang mengacu pada pemecahan masalah usaha Anggota KUBE yang telah diidentifikasi sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi persoalan KUBE Mitra adalah : 1) Pelatihan pengelolaan keuangan rumah tangga dan pembukuan usaha (arus kas), 2) Pelatihan standarisasi rempeyek dan penggalian ide produk, 3) Musyawarah KUBE dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah, 4) Pendampingan ke Koperasi Syariah BMT Al-Ishlah untuk komitmen pembiayaan modal kerja bagi anggota KUBE, 5) Pelatihan Kemasan dan Merk, 6) Pelatihan keripik dan manisan buah, 7) Pendampingan ke Dinas Kesehatan dan LP-POM MUI serta 8) Pendampingan perluasan pasar ke Mini/super Market.

Kata Kunci : KUBE, Perempuan Kepala Keluarga, Pekka PENDAHULUAN

KUBE (kelompok usaha bersama) adalah salah satu Program Pemberdayaan Fakir Miskin (P2FM) melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) kepada masyarakat. Program ini dilakukan oleh Departemen Sosial dengan memberikan permodalan usaha untuk kegiatan Ekonomi Produktif untuk meningkatkan kesejahteraan sosial anggotanya dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya.

KUBE Padi dan KUBE Jagung di Kelurahan Telanai Kecamatan Telanai Pura adalah dua KUBE yang terbentuk sebagai bagian dari program KUBE Dinas sosial. KUBE Padi terbentuk tanggal 6 Mei 2011 di RT. 07 dan KUBE Jagung terbentuk pada tanggal 21 juni 2011 di RT.06 dengan jumlah anggota masing-masing sebanyak 10 orang dan bidang usaha home industri Camilan.

Anggota KUBE semuanya terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan umumnya kepala keluarga sehingga disebut KUBE PEKKA. Disebut kepala keluarga karena

ada yang suaminya meninggal, bercerai, suami bepergian dalam waktu lama dan lajang yang menghidupi keluarga. Rata-rata usia produktif 25 – 53 tahun dan mereka menghidupi sekitar 1- 4 orang anggota keluarga lainnya. Usaha home industri ini sebagian besar merupakan penghasilan utama mereka dan sebagiannya lagi merupakan kegiatan sampingan selain sebagai buruh cuci, guru honorer PAUD, dan dagang kelontong.

Pada Bulan Mei tahun 2012, kedua KUBE mendapat bantuan langsung Tunai dari Dinas Sosial Kota Jambi masing-masing sebesar Rp. 10.000.000,- Jumlah dana ini dipinjamkan kepada anggota Kube masing sebesar Rp.1.000.000 dan diangsur selama 20 bulan dimana setiap bulan anggota kube membayar sebesar Rp. 50.000,- ditambah dengan bagi hasil Rp.25.000, per pinjaman. Uang ini disetorkan ke ketua kelompok setiap awal bulan. Pinjaman ini digunakan oleh anggota KUBE untuk menambah modal usahanya.

(2)

Produk home industri seperti rempeyek, keripik ubi, gipang, stik keju dan manisan buah dititipkan di warung/ toko/sekolah/kampus dan juga dijual sesuai dengan pesanan pelanggan untuk dijual keluar kota jambi seperti muara jambi dan bayung lincir (palembang). Anggota KUBE rata-rata hanya mampu menghasilkan sekitar 15-20 bungkus makanan camilan/sehari dengan harga rata-rata 1 bungkus sekitar Rp.8.000- 10.000, dengan tingkat keuntungan sekitar 35 %- 40% dari harga jual.

Dari hasil survey awal ke KUBE Padi dan KUBE jagung di temukan persoalan sebagai berikut :

- Dari sisi Produksi : Kemampuan Produksi rendah karena

pengerjaan masih manual, dengan menggunakan peralatan dapur sederhana dengan tenaga kerja diri sendiri.Beberapa anggota KUBE dibantu oleh anggota keluarga seperti cucu,anak maupun anggota keluarga lain, namun karena dikerjakan secara paruh waktu jumlah penambahan produksi dari penambahan tenaga kerja ini tidak berarti,

- Dari Sisi Manajemen :

a. Manajemen Keuangan : Kurangnya Permodalan dan keterbatasan akses permodalan, sumber dana selama ini hanya berasal dari modal sendiri dan pinjaman dari KUBE yang terbatas hanya ssebesar Rp. 500.000. Untuk mengakses dana luar seperti pinjaman murah dari BUMN anggota KUBE umumnya tidak tahu informasidan cara mengaksesnya.

b. Manajemen Keuangan : Tidak ada pencatatan kas harian dan masih bercampurnya dana usaha dengan dana rumah tangga

- Dari Sisi Manajemen Pemasaran - Bentuk dan rasa produk

belum standar, pengerjaan yang masih manual dan

peresepan yang tidak menggunakan ukuran saat membuat adonan. Sehingga bentuk dan rasa terkadang masih berubah-ubah.

a. Rempeyek terkadang asin, ada yang terlalu banyak kacang dan ada yang kacangya sedikit, bentuknya tidak tetap, ada yang tebal dan tipis. b. Manisan Buah : bentuk

dan rasa tidak standar, rasanya ada yang terlalu manis, produk tidak tahan lama.

- Kemasan yang tidak standar, masih menggunakan plastik tipis transpasaran dan pengelemen masih menggunakan lilin,

- Belum ada merk produk, belum terdaftar di BPOM dan Departemen Kesehatan (karena ketidak tahuan anggota KUBE untuk membuat dan mengurusnya ke lembaga bersangkutan) c. Manajemen Organisasi

Kelompok belum berjalan. Dana yang sudah terkumpul di ketua kelompok, masih menumpuk dan belum bergulir karena mekanisme perguliran dana yang belum disepakati. Selama ini kebijakan hanya ada pada ketua kelompok.

Karena mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program Ibm, maka berdasarkan kesepakatan melalui pertemuan dengan anggota Kedua KUBE, dipilih usaha yang sejenis, Untuk KUBE jagung dipilih Produk Rempeyek sebanyak 5 orang dan untuk KUBE Padi dipilih manisan buah sebanyak 5 orang.

Berdasarkan hasil pertemuan tim pengabdian dengan 5 orang Anggota KUBE Jagung dan 4 orang anggota KUBE Padi, maka secara rinci upaya-upaya yang

(3)

dilakukan untuk membantu mitra KUBE mengatasi persoalan yang dihadapi adalah: 1) Pelatihan pengelolaan keuangan rumah tangga dan pembukuan usaha (arus kas), 2) Pelatihan standarisasi rempeyek dan penggalian ide produk, 3) Musyawarah KUBE dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah, 4) Pendampingan ke Koperasi Syariah BMT Al-Ishlah untuk komitmen pembiayaan modal kerja bagi anggota KUBE, 5) Pelatihan Kemasan dan Merk, 6) Pelatihan keripik dan manisan buah, 7) Pendampingan ke Dinas Kesehatan dan LP-POM MUI serta 8) Pendampingan perluasan pasar ke Mini/super Market.

Dengan adanya pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi oleh anggota KUBE serta pendampingan kelembagaan KUBE tersebut, diharapkan tingkat produksi KUBE Meningkat dan skala usaha KUBE bertumbuh.

Usaha home industri KUBE ini sangat berpotensi untuk menjadi industri rumah tangga unggulan yang dapat meningkatkan taraf hidup anggota KUBE dan menggerakkan ekonomi melalui usaha kreatif ibu-ibu kepala keluarga. Selain karena usaha ini sudah ditekuni selama hampir 5-10 tahunan dan terbukti sudah menjadi salah satu sumber penghasilan mereka, konsumen/pelanggannya sudah terbentuk. Usaha ini kedepan juga dapat menciptakan peluang kerja bagi ibu-ibu rumah tangga lainnya di wilayah antara sekitar. Pangsa pasar makanan camilan ini terbuka sangat lebar hingga selain ke supermarket-supermarket yang ada di Jambi juga dapat menjadi industri oleh-oleh camilan untuk dibawa ke luar jambi.

TARGET DAN LUARAN

Target luaran yang ingin dicapai dari kegiatan IbM KUBE Pekka ini adalah : - Masing-masing Anggota KUBE

mengerti membuat Laporan arus kas harian dan melakukan pemisahan dana antara dana usaha dengan dana rumah tangga (metode)

- Keterampilan membuat bentuk dan jasa produk yang standar melalui sistem peresapan terstandar

- Muncul merk produk yang mengikuti standar merk dagang dan kemasan yang baik (ada komposisi bahan, halal, pendaftaran POM dan Dinas Kesehatan serta no hp KUBE) yaitu Rempeyek sebagai produk andalan KUBE Jagung, dan Manisan/Keripik Buah untuk produk andalan KUBE Padi

- Produk Rempeyek dan Manisan Buah bisa masuk ke Supermarket dan Maal

- KUBE Berproses menjadi Lembaga Keuangan Mikro

- Anggota KUBE mitra IbM mampu mengakses dana untuk menambah modal kerja baik modal internal dari KUBE maupun dana kemitraan dari BUMN/LKM

METODE PELAKSANAAN

Ada dua kegiatan utama yang dilakukan pada kegiatan IbM ini yaitu Pelatihan dan pendampingan dengan metode Participant Learning Center yaitu : Pelatihan yang dikaitkan denganpemecahan masalah usaha Anggota KUBE yang telah diidentifikasi sebelumnya (Problem Centered Orientation) agar bermanfaat dan praktis bagi Anggota KUBE dalamupaya pengembangan usahanya. Sementara kegiatan pendampingan menggunakan pendekatan Participatory action (PA), dimana angggota KUBE didampingi untuk mendaftarkan produk mereka ke POM dan Dinas Kesehatan untuk mendapatkan izin produk, memasukkan produk ke Supermarket, dan mengakses sumber dana buat menambah modal usaha.

Secara rinci metode pelaksanaan masing-masing kegiatan disajikan pada Tabel berikut :

(4)

Tabel 1 : Kegiatan, Tujuan, Metode, bahan dan Alat Pendampingan

No Kegiatan Tujuan Kegiatan Metode Bahan dan Alat

1 Kontrak Belajar

Membangun kesepahaman mengenai tujuan dan pelaksanaan Ibm antara Tim dan Mitra

Ceramah, diskusi,

White board, spidol, Kertas Plano Pelatihan Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga

Mitra memahami pentingnya pengelolaan keuangan RT Mitra menyadari pentingnya pemisahan keuangan usaha dan RT Curah gagasan, Demonstrasi Neraca Rumah Tangga (NRT) Kertas Plano Materi Neraca Rumah Tangga 2 Pelatihan membuat Pembukuan Usaha

Mitra mengerti dan bisa membuat laporan arus kas harian Demonstasi dan Praktek Slide Materi, Materi Pembukuan Usaha Kecil, Buku arus kas 3 Pelatihan standarisasi Rempeyek dan penggalian ide produk lainnya

Mitra mengerti pentingnya standarisasi produk dan melakukan peresepan standar produk Demontrasi dan Praktek Materi standarisasi produk, Bahan Rempeyek, Minyak, Alat cetak rempeyek, alat peniris minyak 4 Pelatihan Pembuatan Keripik Buah

Mitra mengerti dan tahu cara membuat keripik buah dengan menggunakan mesin vacum frying buah

Demonstrasi dan Praktek

Bahan buah, Mesin vacum frying, alat peniris minyak 5 Pelatihan

Kemasan dan Merk

- Mitra memahami pentingnya kemasan yang hygienis

- Mitra memahami pentingnya merk

- Mitra terampil mengemas - Mitra mempunyai merk

Ceramah, Diskusi, praktek kemasan Plastik kemasan, Merk

Alat Press Plastik

6 Pendampinga n ke LP-POM dan Kesehatan

Mitra mengetahui cara mendaftarkan produk ke LP-POM dan Dinas Kesehatan sehingga dapat menularkan pengalamannya ke Anggota KUBE lain Kunjungan langsung ke LPPOM dan Dinas Kesehatan Produk Rempeyek Produk Keripik Buah 7 Fasilitasi Pemasaran produk ke mini/superma rket

Mitra mengetahui cara menitipkan/memasarkan produk ke supermarket sehingga dapat menularkan pengalamannya ke Anggota KUBE lain Kunjungan langsung ke supermarket/m al Produk Rempeyek Produk Keripik Buah yang telah dikemas dengan baik

(5)

No Kegiatan Tujuan Kegiatan Metode Bahan dan Alat 8 Fasilitasi Musyawarah KUBE dan Materi Lembaga keuangan Mikro - Membangun kesepahaman mengenai tujuan terbentuknya KUBE - Memfasilitasi terbentuknya aturan perguliran dana dan tabungan

- Mitra bisa mengakses dana KUBE untuk tambahan modal kerja Sosialisasi, Diskusi Musyawarah Manual KUBE Materi LKM

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Lembaga Pengabdian Universitas Jambi selama ini turut aktif dalam menumbuhkan wirausaha baru dan membina UKM sesuai dengan RIP UNJA untuk mengembangkan perekonomian wilayah berbasis pada ekonomi kerakyatan melalui berbagai model kegiatan sesuai dengan skim pendanaan yang telah ditetapkan oleh Dikti.

Selain itu, di Universitas Jambi juga terdapat Lembaga Penunjang yang relevan dengan topik Ibm ini yaitu Pusat Penelitian Pembinaan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi ( PPPUKMK ) yang salah satu tujuannya adalah Membantu usaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi untuk dapat bertumbuh lebih baik dengan cara menyediakan jasa konsultasi, pendampingan, dan pelatihan.

Tim Ibm KUBE Pekka ini terdiri dari 2 orang yang berasal dari Fakultas ekonomi Universitas Jambi dan keduanya berasal dariJurusan Manajemen yang relevan dengan permasalahan prioritas yang dihadapi oleh Mitra KUBE yaitu persoalan manajemen yang berdampak pada permasalahan produksi.

Kemampuan akademis beserta pengalaman Anggota Tim pengabdian dapat membantu Mitra KUBE Pekka dalam mengelola keuangan Rumah tangga dan keuangan usahanya, membuat pembukuan, serta mendampingi mitra KUBE untuk ke dinas terkait mengakses

permodalan melalui jejaring yang dimilikinya.

HASIL YANG DICAPAI

Semua kegiatan yang direncanakan, yaitu 8 tahapan kegiatan berhasil dilaksanakan dengan lancar dan dan hasil baik dengan persentase capaian 100% dan persentase setiap kegiatan 100%. Berikut kegiatan ibm Kelompok Usaha Bersama Perempuan Kepala Keluarga di Kecamatan Telanai pertahapan kegiatan :

1. Pelaksanaan Semua tahapan kegiatan diperoleh melalui kesepakatan dengan anggota KUBE karena ibu-ibu Anggota KUBE peserta program Ibm bekerja di pagi hari melakukan aktivitas rutin mereka sebagai ibu rumah tangga dan berjualan sehingga kegiatan hanya dilaksanakan pada siang hari jam 14.00 s.d selesai dan pada hari Jumat/Sabtu

2. Pada Tanggal 6 Juni 2014, bertempatdi Sekretariat KUBE Padi, diadakan Pelatihan Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga dan Pembukuanarus kas dengan peserta 10 orang. Tujuan materi ini untuk memberikan penyadaran mengenai kondisi keuangan ibu-ibu anggota KUBE dan memberikan simulasi pengelolaan keuangan Rumah Tangga Surplus. Kemudian memberikan pemahaman mengenai manajemen kas usaha mereka.

(6)

Selama ini antara modal usaha dan uang pribadi tidak dilakukan pemisahan sehingga ibu-ibu KUBE tidak mengetahui berapa tingkat laba mereka dan sering terjadi, modal usaha terambil untuk keperluan pribadi, dan untuk tetap berjualan mereka terpaksa harus meminjam ke koperasi keliling dengan bunga cukup besar. Hasil dari pelatihan ini :

a. Peserta mengetahui pendapatan perhari, per Minggu dan per bulan.

b. Peserta mengetahui pengeluaran perhari, per Minggu dan perbulan

c. Peserta mampu mengklasifikasi Pengeluaran berdasarkan tingkat kepentingan

d. Peserta memahami posisi keuangan rumah tangga dan membuat rencana anggaran rumah tangga menuju posisi surplus.

e. Peserta membuat pencatatan kas harian pada buku kas harian mereka.

1. Pada tanggal 5 Juli 2014, dilakukan pelatihan standarisasi Rempeyek (ditambah materi diferensiasi Produk/penggalian ide produk baru). Pelatihan ini dilakukan untuk membuat ibu-ibu anggota KUBE yang telah berjualan rempeyek cukup lama ini mempunyai produk yang standar dalam hal rasa dan bentuk serta penampilan produk untuk menjaga image dan loyalitas pelanggan yang sudah ada. Berikut tahapan dan hasil pelatihan ini :

a. Kelima ibu peserta pelatihan diminta untuk menuliskan resep mereka masing-masing, hasil nya bahwa beberapa bahan rempeyek seperti bawang, kunyit, garam, penyedap dan kacang takarannya tidak menggunakan timbangan

b. Peserta diberikan pemahaman mengenai arti pentingnya

standarisasi produk dan memahami kegunaan standarisasi produk

c. Peserta menuliskan resep rempeyek mereka masing-masing dengan takaran standar dan mempraktekkan cara membuat produk yang standar dengan cetakan yang ada sehingga dihasilkan rempeyek yang konsisten rasa dan bentuk .

d. Peserta dari Kedua KUBE berhasil menggali potensi produk lain seperti stik keju, kacang sembunyi, keripik Malaysia dan keripik jengkol untuk menambah produk selain rempeyek (KUBE PADI), Untuk ibu-ibu dari KUBE Jagung berhasil menggali ide produk baru yaitu manisan kulit semangka dan Manisan Wortel 2. Pada tanggal 9 Agustus 2014,

dilakukan Pertemuan kedua KUBE untuk membahas mengenai rencana pembentukan Lembaga Keuangan Mikro dan sekaligus pemberian materi mengenai Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang dihadiri oleh Pendamping KUMKM dari Dinas Koperasi Kota Jambi. Tujuan Pemberian materi ini menggugah kesadaran ibu-ibu anggota KUBE untuk memupuk modal sendiri (menyimpan dan meminjam uang) serta meningkatkan kapasitas modal sosial yang selama ini sudah ada dalam kegiatan arisan mereka menjadi Lembaga Koperasi. Hasil kegiatan ini, Peserta memahami pentingya berkoperasi dalam sistem syariah dan sepakat untuk membentuk Koperasi Syariah. 3. Pada Tanggal 10 Agustus 2014,

Perwakilan masing-masing KUBE, berkunjung ke Koperasi syariah yang telah sukses yaitu Koperasi BMT Al-Ishlah didampingi oleh Tim Ibm, Tujuan kunjungan ini untuk pengenalan Koperasi syariah

(7)

dan melihat pelaksanaannya secara langsung.

Dari Kunjungan Silaturahmi ini Terjalin komitmen bagi anggota KUBE yang membutuhkan modal kerja dapat mengajukan pembiayaan ke LKMS BMT Al-Ishlah dengan sistem bagi hasil (profit sharing) di mana pembayarannya disesuaikan dengan pendapatan usaha anggota KUBE. 4. Pada Tanggal 30 Agustus 2014,

bertempat di sekretariat KUBE Padi diadakan pelatihan kemasan dan Merk. Dari pelatihan ini mitra memahami pentingnya kemasan yang higienis, Mitra memahami pentingnya merk, mitra terampil mengemas dan mempunyai merk produk. Dari hasil pertemuan ini, ibu-ibu mitra menyepakati bahwa semua merk produk baik rempeyek maupun keripik buah nantinya akan memakai merk “Bunda Mandiri”. Penamaan ini sebagai wujud dari pengharapan mitra bahwa dari usaha cemilan ini mereka bisa mandiri. Adapun pengelolaan keuangan dari hasil penjualan dilakukan oleh Ketua dan Bendahara KUBE (inisiasi LKMS ) yaitu Ibu Rachmawati dan Ibu Hayati.

5. Pelatihan Keripik dan Manisan Buah

Pada tanggal 11 Oktober 2014 dilakukan pelatihan keripik buah dan manisan buah bertempat di KUBE padi yang dihadiri oleh 10 orang anggota KUBE dan pengurus KUBE Lainnya. Dari kegiatan ini dihasilkan beberapa jenis produk yaitu Keripik Nenas, Keripik Singkong, Keripik Pisang, Keripik Jengkol, Manisan Wortel, Manisan Beluluk dan manisan kulit semangka.

6. Pendampingan pegurusan Ijin dagang (PIRT dan LP-POM) untuk kedua produk.

Dalam rangka perluasan pasar sehingga produk yang dihasilkan

KUBE PEKKA dapat dijual tidak hanya di lingkungan sekitar dan kolega, maka Merk produk harus memiliki izin P-IRT dari dinas Kesehatan dan LP-POM MUI untuk kehalalannya. Untuk Merek Produk Bunda Mandiri mendapat izin P-IRT No.206157101131418 dan sertifikasi Halal dari LP-POM MUI.

7. Foleh asilitasi/Pendampingan ke mini/Supermarket untuk perluasan pasar Tim KUBE sehingga produk “Bunda Mandiri” sudah bisa dipasarkan di Mini Market Tri D- Mart dan Supermarket Tropi dengan sistem konsinyasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari kegiatan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa 8 (delapan) kegiatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan lancar dan hasil baik. Adapun hasil kegiatan dapat dilihat melalui perubahan positif yang terjadi pada peserta dalam hal :

- Peserta mulai berhemat untuk tidak membelanjakan pengeluaran yang masuk dalam kategori “tidak penting” dan mulai menabung.

- Standarisasi dalam hal bentuk dan rasa serta merk produk untuk menjaga pandangan (image) pelanggan

- Muncul Produk Baru selain produk yang sudah ada

- Pangsa pasar lebih luas yaitu ke Mini/super Market

- Sumber Pendanaan untuk modal kerja dari BMT Al-ishla

- Penghasilan dari penjualan produk meningkat dengan meningkatnya tingkat produksi dan semakin bertambahnya pangsa pasar.

- Organisasi KUBE Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Dari hasil yang telah dicapai, maka untuk keberlanjutan Program Ibm ini hendaknya dapat dilanjutkan ke

(8)

tahapan berikutnya yaitu pendampingan untuk pembentukan dan pembinaan Lembaga koperasi Syariah KUBE sehingga menjadi wadah untuk memberikan fasilitasi pembiayaan kepada anggota KUBE yang membutuhkan modal kerja bagi usahanya dan membantu pengelolaan (penyimpanan) keuangan rumah tangga anggota KUBE.

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUBE), 2011, http://kua-

ci.blogspot.com/p/pedoman-kube.html dikunjungi 18 April 2013

Kelompok Usaha Bersama (KUBE), 2011, http://www.kompasiana.com,

dikunjungi 18 April 2013

Tuty Movreynta, 2008, Implementasi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Tani di Dusun III Desa Pematang Lalang Kabupaten Deli Serdang. KUBE (Kelompok Usaha Bersama)

Sebagai Model Untuk Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat,2010,http ://inspirasitabloid.wordpress.com/20 10/07/27/kube-kelompok-usaha- bersama-sebagai-model-untuk- pengembangan-pemberdayaan-masyarakat/ dikunjungi 18 april 2013

Gambar

Tabel 1 : Kegiatan, Tujuan, Metode, bahan dan Alat Pendampingan

Referensi

Dokumen terkait

―Badan Pelaksana mempunyai fungsi melakukan pengawasan terhadap Kegiatan Usaha Hulu agar pengambilan sumber daya alam Minyak dan Gas Bumi milik negara dapat memberikan

Garut, Jabar 30 Kota Tasikmalaya, Jabar Dengan hormat kami sampaikan bahwa, dalam rangka Implementasi Kurikulum 2013, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

untuk mengkaji komunikasi melalui media radio dan media cetak. Pada tahun 1960-1970 pendekatan ini banyak digunakan untuk mengkaji media televisi yang pada masa itu telah

Berdasarkan penelitian yang telah slesai dilaksanakan dan telah mendapatkan hasil, analisis data serta pembahasan yang telah diuraikan diatas tentang pengaruh

Ibu-ayah bisa mengembangkan kemampuan berpikir anak dengan memberikan persoalan sederhana untuk diselesaikan anak, seperti menanyakan apa yang akan anak lakukan bila ia

Setelah dilakukan penelitian, diperoleh hasil bahwa rata-rata (mean) dari variabel X tentang penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran PAI adalah

Jika pada bayi prematur terapi musik memberikan efek yang menguntungkan maka penelitian ini juga menunjukkan pengaruh terapi musik yang bermakna pada peningkatan saturasi

Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Karakteristik Kreatif Siswa dengan Tingkat Kejenuhan Belajarnya” (Studi