• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Sekolah

Sekolah Dasar Negeri Babakanjati terletak di Jl. Cijawura Girang V Kelurahan Sekejati Kecamatan Buah Batu Kota Bandung Provinsi Jawa Barat. Berdiri sejak tahun 1989, potensi SD sangat baik akreditasi A. Hal ini ditunjang oleh sumber daya manusia, fasilitas, sarana dan prasarana. 1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Tabel 4.1

Jumlah Guru dan Pegawai SDN Babakanjati

No. Nama Gol Jabatan Guru Jenis Tugas Keterangan

1. Euis Yuyu

Rohayati, S.Pd

IV/A Guru Pembina Kepala

Sekolah

Sertifikasi

2. Sutinah, Ama.Pd IV/A Guru Pembina Guru Kelas Sertifikasi

3. R.A Tri Astuti Undayati, Ama.Pd

IV/A Guru Pembina Guru Kelas Sertifikasi

4. Imas Haerani IV/A Guru Pembina Guru Kelas Sertifikasi

5. Ai Herlina, Ama.Pd

IV/A Guru Pembina Guru Kelas Sertifikasi

6. Nina Kurniatin, Ama.Pd

IV/A Guru Pembina Guru Kelas Sertifikasi

7. Dra. Entit Warsiti IV/A Guru Pembina Guru Kelas Sertifikasi

8. Aceng Rahmat,

A.ma

IV/A Guru Pembina Guru PAI Sertifikasi

9. Eutik Jamilah, S.Pd.i

IV/A Guru Pembina Guru PAI Sertikasi

10. Dra. Sumiyati IV/A Guru Pembina Guru Kelas Sertifikasi

(2)

12. Watini, AMa.Pd IV/A Guru Pembina Guru Kelas

13. Agus Supriatna IV/A Guru Pembina Guru Kelas

14. Ceceng Cakra, Ama.Pd

IV/A Guru Pembina Guru Penjas

15. Srinani, S.Pd.SD III/C Guru Dewasa Guru Kelas

16. Siti Fatimah, S.Pd III/A Guru Madya Guru Kelas 17. Cucu Haliah,

Ama.Pd

II/D Guru Muda Guru Kelas

18. Rohaelah, S.Pd.SD

III/A Guru Madya Guru Kelas

19. Eli Sumarni, S.Pd.SD Guru Kelas 20. Lia Rahmawati, S.Pd Guru Bahasa Inggris 21. Erlita Pujiwati, S.Pd.i Guru Kelas

22. Nenden Nurjanah Guru Kelas

23. Nunu Diah Damayanti Tata Usaha 24. Bagus Prihastio G, Amd Guru Bahasa Inggris 25. Inggi Yugiawan, S.S Guru Bahasa Inggris 26. Rr. Yanti Aprilianti, S.Pd.SD Perpustakaan 27. Irwan Hermawan, S.Pd Guru Penjas 28. Popi Puniasih, S.Pd Perpustakaan

(3)

29. Rusnanda Kusnaedi Tata Usaha 30. Iman Sulaeman, S.Pd Guru Penjas

31. Reni Suryani Guru Kelas

32. Rosyad, S.Pd.i Guru PAI

33. K. Sumarna Sie.

Kebersihan

34. Iyus Saputra Sie. Keamanan

35. Widaningsih Sie. Kebersihan 36. Riki Pembina Ekskul Drumband 37. Dedi Pembina Ekskul Pramuka 2. Siswa Tabel 4.2 Jumlah Siswa

Kelas Jumlah Siswa Perempuan Laki-Laki Keterangan

I 112 48 64 3 Rombel II 133 65 68 3 Rombel III 120 59 61 3 Rombel IV 143 61 82 3 Rombel V 124 54 70 3 Rombel VI 132 76 56 3 Rombel Jumlah 363 401 764

(4)

3. Sarana dan Prasarana

Tabel 4.3 KEADAAN FISIK

Baik Rusak Jumlah

BANGUNAN Ringan Berat

Ruang Kelas 9 - - 9

Ruang Kepala Sekolah 1 - - 1

Ruang Guru - 1 - 1

Ruang Tata Usaha - 1 - 1

Perpustakaan ( > 56 m² ) - - - 0 R.Kesenian/Keterampilan - - - 0 Lab. IPA - - - 0 Lab. Komputer - - - 0 Lab. Bahasa - - - 0 R. UKS ( > 12 m² ) - - - 0 R. KKG - - - 0 WC Guru - 1 - 1 WC. Siswa 2 1 - 3 Musholla - 1 - 1 Rumah. Penjaga - - - 0 Pos Satpam - - - 0 Kantin Sekolah - 1 - 1 Ruang Sebaguna - 1 1 2 Jumlah 20

MEUBELAIR / ALAT Baik Rusak Jumlah

Ringan Berat Bangku Siswa 10 10 Meja Siswa 120 60 180 Kursi Siswa 280 80 360 Lemari 9 4 13 Meja Guru 3 6 - 9 Kursi Guru 6 3 - 9 Papan Tulis 9 - - 9 Kursi tamu 3 - - 3 Rak Buku - 1 - 1 Washtafel 2 - - 2

Alat Peraga IPA 2 - - 2

Alat Peraga IPS 3 - - 3

Alat Peraga Matematika 3 - - 3

Alat Peraga B. Indonesia 2 - - 2

Alat Peraga Olah Raga 9 - - 9

Alat Kesenian 4 - - 4

(5)

Laptop/Note Book 2 - - 2

Drumband 1 - - 1

Alat Peraga PAI 3 - - 3

B. Hasil Penelitian Tindakan Kelas

Hasil penelitian pada bab IV ini akan diuraikan sebagai berikut. Pembahasan hasil penelitian tersebut mengacu pada hasil pengamatan ketika pelaksanaan pembelajaran matematika tentang perkalian bilangan cacah dilakukan dengan menggunakan media stik es cream. Hasil penelitian dan pembahasan tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan. Pengamatan dan evaluasi.

1. Analisis dan Deskripsi Siklus I 1. Perencanaan Siklus I

Pembelajaran dengan menggunakan media stik es cream pada siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 20 Oktober 2012 di SDN Babakanjati dengan materi perkalian bilangan cacah satu angka dan stik es cream dengan indikator melakukan operasi perkalian bilangan cacah satu angka dengan satu angka. Dalam alokasi waktu 2 x 35 menit.

Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti

mempersiapkan media stik es cream dan membuat instrumen pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi perkalian bilangan cacah satu angka dan stik es cream dengan menggunakan lembar kegiatan siswa sebagai alat pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran, dan alat evaluasi untuk siklus I sebagai alat ukur mengetahui peningkatan pemahaman siswa setelah pembelajaran dilaksanakan. Selanjutnya adalah instrumen pengumpul data yang terdiri dari lembar observasi guru untuk memudahkan pengamat dalam mencatat hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran. Hasil perencanaan pembelajaran dapat terlaksana dengan lancar.

(6)

2. Pelaksanaan dan Pengamatan Siklus I

Sesuai dengan yang telah direncanakan, yaitu dilaksanakan pada hari sabtu pada tanggal 20 Oktober 2012 dengan jumlah siswa 49 orang (semua hadir). Materi dalam pembelajaran adalah mengenai perkalian bilangan cacah. Pembelajaran diawali dengan apersepsi.

Guru : “Anak-anak sudah belajar mengenai perkalian?” Peserta didik : “Sudah bu”

Kemudian peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan guru sebagai berikut:

Peneliti menuliskan soal sebagai berikut: 3 x 1= ... kemudian peserta didik menjawab secara bersama-sama 3. Kemudian peneliti menuliskan soal 2 x 2= …. Kembali peserta didik menjawab secara bersama-sama 4. Peneliti menuliskan lagi 3x 2 = ….peserta didik menjawab 6 tetapi siswa yang menjawab mulai berkurang. Berikutnya guru menuliskan 4 x 3 = …. Beberapa peserta didik menjawab 12 dan peserta didik yang lain tidak menjawab terlihat mengerutkan jidat dan sibuk berhitung. Setelah itu peneliti menyampaikan pelajaran yang akan dipelajari yaitu mengenai perkalian bilangan cacah dan stik es cream. Dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kemudian peneliti memperlihatkan stik es cream sebagai media yang akan digunakan pada pembelajaran perkalian bilangan cacah dan menjelaskan di depan kelas tentang cara penggunaannya dalam menyelesaikan soal perkalian bilangan cacah. Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai penggunaan media stik es cream dalam penyelesaian perkalian bilangan cacah. Pada kesempatan siklus I ini tidak ada peserta didik yang bertanya. Setelah itu peneliti membagikan lembar kegiatan siswa (LKS) kepada peserta didik dan menjelaskan petunjuk-petunjuk dalam mengerjakan lembar

(7)

kegiatan siswa tersebut, kemudian membagikan media stik es cream kepada setiap bangku. Setiap bangku mendapatkan 11 stik es cream.

Seluruh peserta didik mengerjakan lembar kegiatan siswa (LKS) dan guru memberikan bimbingan kepada setiap peserta didik dalam mengerjakan LKS dengan menggunakan media stik es cream. Ketika melakukan bimbingan pada setiap bangku semua peserta didik mengerjakan dengan teman sebangku berjalan dengan baik, saling berbagi ilmu pengetahuan dan terlihat senang, tidak tegang dalam mengatur stik es cream di atas meja tetapi masih ada siswa yang main-main menggunakan stik es cream dengan alasan bermain dahulu sebentar. Namun sebagian besar dari pengamatan peneliti dapat disimpulkan bahwa sebagian besar setiap bangku sudah dapat menggunakan media stik es cream dengan tepat ketika mengerjakan LKS.

Setelah seluruh peserta didik menyelesaikan LKS, pendidik memberikan kesempatan kepada beberapa ketua kelompok peserta didik yang bersedia untuk dapat mengerjakan setiap butir soal di depan kelas dengan menggunakan media stik es cream. Pada kegiatan peneliti menjelaskan kembali tentang penggunaan media stik es cream dalam perkalian bilangan cacah. Kemudian memberikan kesempatan siswa untuk bertanya sebelum dilanjutkan dengan melakukan alat evaluasi siklus I.

Pada pelaksanaan siklus I ini, observasi dilakukan oleh observer dan peneliti. Observasi yang dilakukan terdiri dari observasi siswa atau peserta didik dan observasi guru atau peneliti.

(8)

1) Observasi Guru Siklus I

Tabel 4.4

Hasil Obsevasi Guru Siklus I

N0. Aktivitas Guru Deskripsi Proses

Pembelajaran

1. Apersepi.

Melakukan tanya jawab

mengenai perkalian

bilangan cacah

Guru bertanya tentang perkalian bilangan cacah.

2. Menunjukkan media stik es cream dan menjelaskan cara

penggunaannya dalam

melakukan perkalian

bilangan cacah

Sebagian besar Siswa

menyimak. Ketika ditengah pembelajaran ada siswa yang mengobrol dan bercanda dengan teman di sebelahnya, guru memberikan teguran.

3, Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya mengenai cara penggunaan media stik es cream dalam perkalian bilangan cacah

Banyak peserta didik yang bertanya.

4. Memberikan satu contoh

soal mengenai perkalian bilangan cacah yang harus

diselesaikan dengan

menggunakan media stik es

cream. Kemudian

menunjukkan satu orang

peserta didik unntuk

mengerjakannya di depan.

Dari tiga peserta didik yang mengacungkan tangan, guru atau peneliti menunjuk satu orang peserta didik laki-laki. Kemudian peserta didik tersebut mengerjakan soal di kelas, hasil pekerjaannya benar. Setelah itu, guru memberikan pujian dan

memberikan ucapan terima

(9)

tersebut, kemudian menyuruh peserta didik tersebut duduk kembali.

5. Membagikan LKS dan

media stik es cream kepada

peserta didik dan

membimbing peserta didik dalam mengerjakan LKS.

Guru berkeliling, memantau setiap kelompok/ bangku dan memberikan bimbingan kepada setiap kelompok.

6. Membahas setiap soal yang

ada pada LKS dengan

menggunakan media stik es cream di depan kelas.

Setiap soal yang dibahas, selalu

ada peserta didik yang

mengacungkan tangan untuk menjawabnya di depan kelas.

7. Menyimpulkan hasil

pembelajaran dengan cara

melakukan tanya jawab

tanpa menggunakan media.

Hampir seluruh siwa ikut serta dalam tanya jawab.

8. Melakukan tes pemahaman siklus I

Guru berkeliling kelas

mengecek peserta didik yang

sedang mengerjakan soal,

sesekali menegur peserta didik yang memainkan stik es cream.

Dari hasil observasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru atau peneliti sudah cukup membuat peserta didik aktif, ini terlihat dari banyak peserta didik yang mengacungkan tangan setiap guru mengajukan soal dan pertanyaan. Tapi masih ada peserta didik yang mengganggu peserta didik yang lain yang sedang fokus belajar.

(10)

2) Observasi Siswa Siklus I

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No. Aktivitas Guru Deskripsi Aktivitas Siswa

1. Melakukan tanya jawab

mengenai perkalian bilangan cacah. (Apersepsi)

Siswa aktif mengikuti

tanya jawab dengan guru.

Namun masih terlihat

beberapa orang masih ada yang mengobrol, bercanda.

2. Menunjukkan media stik es

cream dan melakukan perkalian bilangan cacah.

Siswa atau peserta didik

memperhatikan dengan

baik, tidak ada yang

mengobrol. 3. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya mengenai cara penggunaan media stik es cream dalam perkalian bilangan cacah

Banyak peserta didik atau siswa yang bertanya.

4. Memberikan satu contoh soal mengenai perkalian bilangan cacah yang harus diselesaikan dengan menggunakan media stik

es cream. Kemudian

menuunjukkan satu orang siswa untuk mengerjakannya di depan kelas.

Satu orang siswa ditunjuk untuk mengerjakan soal di depan kelas, siswa yang lain mempehatikan.

5. Membagikan LKS dan media stik es cream kepada siswa kemudian membimbing siswa dalam mengerjakan LKS.

Ada dua kelompok terlihat tidak dapat bekerja sama.

(11)

6. Membahas setiap soal yang ada pada LKS dengan menggunakan media stik es cream di depan kelas.

Siswa aktif mengikuti

pembahasan soal, tapi

masih ada siswa yang

mengobrol tidak

memperhatikan.

7. Menyimpulkan hasil

pembelajaran dengan cara

melakukan tanya jawab tanpa menggunakan media.

Beberapa orang siwa

terlihat bingung. Siswa yang lain ada juga yang ikut serta dalam tanya jawab.

8. Melakukan evaluasi siklus I Siswa tertib, meskipun ada

sebagian siswa yang

mengobrol ataupun main-main ketika mengerjakan tes tersebut.

Hasil observasi diatas menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan, siswa atau peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Meskipun, masih ada siswa yang belum fokus pada saat proses pembelajaran, hal ini catatan dan perbaikan untuk siklus berikutnya.

3) Evaluasi Pembelajaran Siklus I

Setelah melaksanakan tes siklus I pada akhir pembelajaran, peneliti mengolah hasil tes tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa setelah melaksanakan pembelajaran matematika tentang perkalian bilangan cacah dengan menggunakan media stik es cream. Hasil tes menggunakan total skala 100 yang tersaji dalam table berikut:

(12)

Tabel 4.6

Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa Siklus I

No. Nama Skor Soal Nomor Skor

total 1 2 3 4 5 1 Subjek 1 0 10 10 0 10 60 2 Subjek 2 10 10 10 0 10 80 3 Subjek 3 10 10 10 10 10 100 4 Subjek 4 10 10 10 10 10 100 5 Subjek 5 10 10 10 10 10 100 6 Subjek 6 10 0 10 10 10 80 7 Subjek 7 10 10 10 0 10 80 8 Subjek 8 10 10 10 10 10 100 9 Subjek 9 10 10 10 10 10 100 10 Subjek 10 10 0 10 0 10 60 11 Subjek 11 10 10 10 0 10 80 12 Subjek 12 0 0 10 0 10 40 13 Subjek 13 10 10 10 10 10 100 14 Subjek 14 10 10 10 0 10 80 15 Subjek 15 10 10 10 0 10 80 16 Subjek 16 10 10 10 0 0 60 17 Subjek 17 10 0 10 0 0 40 18 Subjek 18 10 10 10 0 10 80 19 Subjek 19 10 0 10 0 10 60 20 Subjek 20 10 10 10 10 10 100 21 Subjek 21 10 0 10 0 10 60 22 Subjek 22 0 10 10 0 10 60 23 Subjek 23 0 0 10 0 10 40 24 Subjek 24 0 0 0 0 10 20 25 Subjek 25 10 10 10 10 10 100 26 Subjek 26 10 10 10 10 10 100

(13)

27 Subjek 27 10 10 10 10 10 100 28 Subjek 28 10 10 0 0 10 60 29 Subjek 29 10 0 10 0 10 60 30 Subjek 30 10 10 10 0 10 80 31 Subjek 31 0 0 10 0 10 40 32 Subjek 32 10 10 10 10 10 100 33 Subjek 33 10 0 0 0 10 40 34 Subjek 34 10 10 0 0 10 60 35 Subjek 35 10 0 10 10 10 80 36 Subjek 36 0 0 0 0 10 20 37 Subjek 37 0 0 0 0 10 20 38 Subjek 38 10 10 10 0 10 80 39 Subjek 39 0 10 10 10 10 80 40 Subjek 40 0 0 0 0 10 20 41 Subjek 41 10 10 10 10 10 100 42 Subjek 42 0 0 0 0 10 20 43 Subjek 43 10 10 10 0 10 80 44 Subjek 44 10 10 10 10 10 100 45 Subjek 45 10 10 10 0 10 80 46 Subjek 46 10 10 10 10 10 100 47 Subjek 47 0 0 0 0 10 20 48 Subjek 48 0 0 0 0 10 20 49 Subjek 49 10 10 10 10 10 100 JUMLAH 360 310 390 180 470 3420 RATA-RATA 7.35 6.33 7.96 3.67 9.59 69.79

Dari hasil tes pemahaman tersebut skor maksimal yang didapat oleh siswa adalah skor 100, dan skor minimal yang didapat peserta didik adalah 20. Dari hasil tes tersebut juga didapatkan jumlah siswa yang tuntas dan jumlah siswa yang belum tuntas. Ketuntasan belajar ini

(14)

mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika yang ditentukan oleh sekolah yaitu sebesar 65. Hasil yang dicapai adalah sebagai berikut

Tabel 4.7

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

Ketuntasan Siswa Siklus I

∑ Siswa %

Tuntas 28 57,14

Tidak Tuntas 21 42,86

3. Refleksi Siklus I

Dari hasil observasi dan refleksi yang dilakukan oleh pengamat dan peneliti dalam melaksanakan siklus I, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk siklus berikutnya, diantaranya:

1) Ketika pembagian media stik es cream. Sebaiknya peneliti membagikan aktivitas siswa terlebih dahulu agar tidak ada kesempatan untuk memainkan stik es cream.

2) Pengelolaan kelas perlu ditingkatkan. Sebaiknya peneliti lebih tegas jika ada siswa yang melakukan hal-hal diluar pembelajaran, seperti mengobrol, atau bercanda dengan teman, memainkan stik es cream tidak sesuai dengan pembelajaran

3) Penelitian ini dilanjutkan ke siklus II, karena ketuntasan siswa baru mencapai 57,14%.

(15)

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan Siklus II

Siklus II ini dilaksanakan dengan 1 pertemuan, selama 2 x 35 menit. Siklus II ini dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 27 oktober 2012. Materi yang diberikan pada siklus II adalah perkalian bilangan cacah satu angka dengan dua angka.

Seperti halnya perencanaan yang ada pada siklus I, pada siklus II ini peneliti mempersiapkan media stik es cream dan juga instrumen penelitian yang terdiri dari instrumen pembelajaran yaitu LKS, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan lembar tes pemahaman siklus II (alat evaluasi), dan instrumen pengumpul data, yaitu lembar observasi guru lembar observasi siswa. Penyusunan instrumen penelitian pada siklus II ini, mengacu pada perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan dari hasil refleksi pada siklus I, hal ini bertujuan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kendala yang muncul pada pelaksanaan siklus I. Perencanaan pada siklus II berjalan dengan lancar.

b. Pelaksanaan dan Pengamatan Siklus II

Siswa yang hadir adalah 48 orang siswa (ada 1 orang siswa yang tidak hadir). Seperti halnya pada siklus I, siswa sudah bisa dikondisikan untuk duduk, hanya saja pada siklus II ini, LKS dibagikan terlebih dahulu dibandingkan dengan media stik es cream. Supaya siswa fokus belajar tidak ada kesempatan untuk memainkan media stik es cream di luar pembelajaran. Pengaturan tempat duduk diperbaiki, yang bertujuan agar seluruh siswa dapat memperhatikan penjelasan dari guru secara efektif. Peneliti berusaha melakukan perbaikan mengenai kekurangan pada siklus I.

Pembelajaran diawali dengan memotivasi siswa untuk belajar, kemudian apersepsi, yaitu melakukan diskusi kelas mengenai perkalian bilangan cacah satu angka dengan dua angka menggunakan

(16)

sebelumnya. Kemudian peneliti menjelaskan mengenai materi yang akan dipelajari hari ini, yaitu mengenai perkalian bilangan cacah satu angka dengan dua angka, dan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Selanjutnya guru membagikan LKS siklus II kepada setiap siswa, dan membagikan media stik es cream kepada setiap bangku, masing-masing bangku mendapatkan 1 stik es cream berwarna merah dan 5 stik es cream berwarna putih. Kemudian siswa mulai bekerja di dalam kelompok (dengan teman sebagkunya) untuk mengerjakan LKS mereka masing-masing. Pada kegiatan ini, peneliti memantau pekerjaan setiap bangku, dari pengamatan peneliti siswa sudah dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompok masing-masing. Media stik es cream digunakan dengan tepat dalam mengerjakan LKS oleh setiap bangku kelompok.

Setelah peserta didik atau siswa selesai mengerjakan LKS, peneliti bersama-sama dengan siswa membahas LKS tersebut di depan kelas. Antusias siswa dalam menjawab LKS pun semakin meningkat, ini terlihat dari lebih banyak siswa yang mengacungkan tangan ketika peneliti menawarkan kepada peserta didik atau siswa untuk menjawab satu per satu soal yang ada pada LKS.

Selanjutnya peneliti melakukan tes pemahaman siklus II, yang bertujuan untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa pada siklus II. Pada pengerjaan tes ini, masih ada siswa yang lambat dalam mengerjakan setiap soal, sehingga peserta didik mengerjakan soal melebihi waktu yang ditentukan.

Selama pembelajaran berlangsung, pengamat melakukan observasi.Mencatat dan memantau aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan petunjuk lembar observasi siswa dan guru. Berikut ini hasil-hasil observasi tersebut:

(17)

1) Observasi Guru Siklus II

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No. Aktivitas Guru Deskripsi Proses Pembelajaran

1. Apersepsi. Melakukan tanya jawab mengenai perkalian

bilangan cacah

menggunakan media stik es cream.

Siswa tertib memperhatikan. Ada sebagian siswa yang belum siap belajar, masih mengobrol. Guru menegur dan mencoba memberikan arahan motivasi belajar.

2. Mendemonstrasikan

penggunaan media stik es

cream dalam perkalian

bilangan cacah satu angka dengan dua angka.

Siswa memperhatikan.Guru

menegur siswa yang memainkan stik es cream. Banyak siswa yang bertanya.

3. Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya berkenaan dengan penjelasan guru mengenai penggunaan media stik es cream dalam operasi perkalian bilangan cacah satu angka dengan dua angka.

Beberapa orang siswa meminta

untuk dijelaskan kembali.

Kemudian peneliti atau guru

mengulang penjelasan tentang

perkalian bilangan cacah satu angka dengan dua angka.

4. Membagikan LKS dan

media stik es cream kepada siswa, dilanjutkan dengan siswa mengerjakan LKS

Guru berkeliling kelas membimbing diskusi setiap bangku. Dan menegur siswa yang melakukan hal-hal diluar proses pembelajaran.

5. Membahas LKS di depan

kelas dengan menggunakan media stik es cream.

Memotivasi siswa untuk dapat menjawab soal-soal di depan kelas dengan menggunakan media stik es cream. Memberikan penguatan dan

(18)

pujian kepada siswa yang telah mengerjakan soal di depan kelas.

6. Menyimpulkan perkalian

bilangan cacah satu angka dengan dua angka.

Siswa aktif ikut serta dalam tanya jawab.

7. Melakukan evaluasi siklus II Guru berkeliling kelas, memantau siswa yang sedang mengerjakan soal, sesekali mengingatkan waktu dan menegur siswa yang kurang tertib.

2) Observasi Siswa Siklus II

Tabel 4.9

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

No. Aktivitas Guru Deskripsi Aktivitas Siswa

1. Apersepsi. Melakukan tanya jawab mengenai perkalian bilangan cacah satu angka dengan dua angka dengan menggunakan media stik es cream.

Memperhatikan, antusias dalam menjawab pertanyaan dari guru. Meskipun masih ada siswa yang mengobrol dan belum fokus, tetapi setelah ditegur oleh guru siswa dapat dikondisikan.

2. Mendemonstrasikan

penggunaan media stik es

cream dalam perkalian

bilangan cacah satu angka dengan dua angka

Memperhatikan, sebagian siswa terlihat bingung.

3. Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya berkenaan dengan penjelasan

Sebagian siswa meminta

dijelaskan kembali perkalian bilangan cacah satu angka

(19)

guru mengenai penggunaan media stik es cream dalam perkalian bilangan cacah satu angka dengan dua sngka.

dengan dua angka.

4. Membagikan LKS dan

media stik es cream kepada siswa, dilanjutkan dengan siswa mengerjakan LKS.

Siswa di dalam setiap kelompok (setiap bangku) terlihat saling bekerja sama satu sama lain, saling berdiskusi dan saling berbagi pengetahuan. Jika ada yang belum mereka pahami, maka mereka segera memanggil guru.

5. Membahas LKS di depan

kelas dengan menggunakan media stik es cream.

Beberapa orang siswa

mengacungkan tangan setiap soal yang diajukan oleh guru. Setiap

siswa yang mendapat

kesempatan untuk menjawab

selalu mengerjakan soal dengan

tepat. Siswa yang lain

memperhatikan, tidak ada siswa yang melakukan hal-hal diluar proses pembelajaran.

6. Menyimpulkan perkalian

bilangan cacah satu angka dengan dua angka dengan cara bertanya jawab dengan siswa.

Aktif ikut serta dalam tanya jawab.

7. Melakukan evaluasi siklus II Seluruh siswa tertib mengerjakan evaluasi Keterampilan perkalian

(20)

bilangan cacah dua angka dengan satu angka pada siklus II, tetapi masih ada siswa yang mengerjakan tes diluar waktu yang sudah ditentukan.

Dari hasil tersebut, terlihat bahwa siswa sudah lebih aktif dari pembelajaran pada siklus I. Pembelajaran lebih terlihat berpusat pada siswa. Siswa juga lebih kondusif dalam pembelajaran. Peran guru lebih terlihat sebagai fasilitator. Siswa juga lebih antusias dalam melaksanakan pembelajaran. Media yang digunakan oleh guru juga terlihat lebih efektif ketika digunakan oleh siswa dalam pembelajaran. Media dinilai sangat membantu siswa dalam melakukan pembelajaran mengenai perkalian bilangan cacah

Evaluasi Pembelajaran Siklus II

Setelah pembelajaran selesai, peneliti melakukan evaluasi siklus II. Hal ini bertujuan untuk mengukur peningkatan keterampilan perkalian bilangan cacah dua angka dengan satu angka. Seperti halnya pada tes yang dilakukan pada siklus I, pada siklus II ini juga menggunakan penskoran dengan skala100 hasil tes tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa Siklus II

No Nama Siswa Butir soal Skor

1 2 3 4 5 1 Subjek 1 10 10 0 10 10 80 2 Subjek 2 10 10 10 10 10 100 3 Subjek 3 10 10 10 10 10 100 4 Subjek 4 10 10 10 0 10 80 5 Subjek 5 10 10 10 0 10 80 6 Subjek 6 10 10 10 10 10 100

(21)

7 Subjek 7 10 10 10 0 10 80 8 Subjek 8 10 10 0 10 0 60 9 Subjek 9 10 10 10 10 10 100 10 Subjek 10 10 0 10 0 10 60 11 Subjek 11 10 10 10 0 10 80 12 Subjek 12 10 10 0 0 10 60 13 Subjek 13 10 10 10 10 10 100 14 Subjek 14 10 10 10 0 10 80 15 Subjek 15 10 10 10 0 10 80 16 Subjek 16 10 10 0 10 10 80 17 Subjek 17 10 0 10 0 0 40 18 Subjek 18 10 10 10 10 10 100 19 Subjek 19 10 0 10 0 10 60 20 Subjek 20 10 10 10 10 10 100

21 Subjek 21 Tidak sekolah

22 Subjek 22 0 10 10 0 10 60 23 Subjek 23 0 0 10 0 10 40 24 Subjek 24 10 10 0 0 10 60 25 Subjek 25 10 10 10 10 10 100 26 Subjek 26 10 10 10 10 10 100 27 Subjek 27 10 10 0 0 10 60 28 Subjek 28 10 10 0 0 10 60 29 Subjek 29 10 0 10 0 10 60 30 Subjek 30 10 10 10 10 10 100 31 Subjek 31 10 0 10 10 10 80 32 Subjek 32 10 10 10 10 10 100 33 Subjek 33 10 10 0 0 0 40 34 Subjek 34 10 10 10 10 10 100 35 Subjek 35 10 0 10 10 10 80 36 Subjek 36 10 10 0 0 10 60

(22)

37 Subjek 37 10 10 0 10 10 80 38 Subjek 38 10 10 10 0 10 80 39 Subjek 39 10 10 10 10 10 100 40 Subjek 40 0 0 0 0 10 20 41 Subjek 41 10 10 10 10 10 100 42 Subjek 42 10 0 0 0 0 20 43 Subjek 43 10 10 10 0 10 80 44 Subjek 44 10 10 10 10 10 100 45 Subjek 45 10 10 10 0 10 80 46 Subjek 46 10 10 10 10 10 100 47 Subjek 47 10 10 0 0 10 60 48 Subjek 48 0 0 0 0 10 20 49 Subjek 49 10 10 10 10 10 100 Jumlah 440 380 340 230 440 3660 rata-rata 9.17 6.33 7.08 4.79 9.17 76.25

Dari hasil tes tersebut skor maksimal yang didapat oleh siswa adalah skor 100 dan skor minimal yang didapat oleh siswa adalah 20. Skor minimal yang ada ini, tetap dari hasil tes pemahaman siswa pada siklus I. Selain itu, jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran matematika ini meningkat dari siklus I. Hal ini tersaji dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.11

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Ketuntasan Siswa Siklus II

∑ Siswa %

Tuntas 32 66,66

(23)

c. Refleksi Siklus II

Dari hasil observasi dan diskusi yang dilakukan oleh para pengamat dan peneliti, disimpulkan bahwa secara keseluruhan pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat dikatakan baik, pada pelaksanaan siklus II peneliti sudah melakukan perbaikan- perbaikan dari kekurangan-kekurangan yang muncul ketika pelaksanaan siklus I, seperti pengelolaan kelas, pengaturan tempat duduk siswa, dan perbaikan LKS sudah dilakukan. Hanya saja kendala yang muncul pada siklus II ini, ketika melakukan evaluasi siklus II, masih ada beberapa siswa yang mengerjakan tes tersebut melebihi waktu yang ditentukan. Namun, hal ini tidak berpengaruh pada proses pelaksanaan pembelajaran.

3. Analisis dan Deskripsi Siklus III a. Perencanaan Siklus III

Siklus III ini direncanakan akan dilaksanakan 1 pertemuan, selama 2 x 35 menit. 2 x 35 menit akan digunakan untuk pembelajaran dan akan digunakan untuk melakukan tes evaluasi siklus III. Siklus III ini akan dilaksanakan pada hari sabtu, 3 November 2012. Materi yang akan diberikan pada siklus III ini adalah tentang perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka.

Seperti halnya perencanaan yang pada siklus II, pada siklus III ini peneliti mempersiapkan media yaitu stik es cream dan instrumen penelitian, yang terdiri dari instrumen pembelajaran yaitu LKS, RPP, dan alat evaluasi siklus III, dan instrumen pengumpul data yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Penyusunan instrumen penelitian ini mengacu pada perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan dari hasil refleksi pada siklus II, hal ini bertujuan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kendala yang muncul pada pelaksanaan siklus II. Perencanaan

(24)

b. Pelaksanaan dan Pengamatan Siklus III

Sesuai rencana siklus III dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 3 november 2012. Materi yang diberikan mengenai perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka. Siswa yang hadir 48 siswa (1 orang siswa yang tidak hadir). Selanjutnya guru mengkondisikan siswa pada situasi belajar.

Siswa diberitahu bahwa kelompoknya adalah teman sebangku, yang bertujuan agar seluruh siswa dapat memperhatikan penjelasan dari guru secara efektif. Pembelajaran diawali dengan memotivasi siswa untuk belajar, kemudian apersepsi yaitu melakukan diskusi kelas mengenai perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka menggunakan media stik es cream seperti yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Kemudian peneliti menjelaskan mengenai materi yang akan dipelajari hari ini yaitu perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka dan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Selanjutnya guru membagikan LKS siklus III kepada setiap bangku dan membagikan stik es cream, masing-masing kelompok atau bangku mendapatkan 4 stik es cream berwarna merah dan 5 stik es cream berwarna putih. Kemudian siswa mulai beraktivitas di dalam kelompok untuk mengerjakan LKS. Pada kegiatan ini peneliti memantau pekerjaan setiap kelompk, pengamatan peneliti siswa sudah bisa tertib dalam melaksanakan pembelajaran. Siswa sudah bisa menggunakan stik es cream dalam mengerjakan LKS.

Setelah seluruh siswa selesai mengerjakan LKS, peneliti bersama dengan siswa membahas LKS siklus III. Antusias siswa dalam mengerjakan LKS semakin meningkat. Ini terlihat dari banyak siswa yang mengacungkan tangan ketika peneliti menunjuk siswa untuk menjawab dan mempresentasikan soal yang ada pada LKS. Kemudian setelah selesai membahas LKS siklus III, peneliti melakukan evaluasi siklus III. Pada pengerjaan alat evaluasi ini

(25)

masih ada siswa yang bertanya hasil perkalian dari perpotongan antara stik merah dengan stik merah, dan perpotongan stik merah dan stik putih serta perpotongan antara stik putih dengan stik putih.

Selama pembelajaran berlangsung, pengamat melakukan observasi yang terdiri dari observasi siswa dan guru dengan cara mencatat dan memantau aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan petunjuk lembar observasi siswa dan guru. Berikut ini hasil observasi yaitu:

a. Observasi Guru Siklus III

Tabel 4.12

No. Aktivitas Guru Deskripsi Proses Pembelajaran

1. Apersepsi. Melakukan

tanya jawab mengenai

perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka menggunakan media stik es cream

Siswa memperhatikan. Ada

sebagian siswa yang masih

mengobrol dan guru menegurnya

2. Mendemonstrasikan

penggunaan stik es cream dalam perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka

Siswa memperhatikan. Ada juga siswa yang terlihat bingung.

3. Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk

bertanya berkenaan dengan penjelasan guru mengenai penggunaan stik es cream dalam perkalian bilangan cacah dua angka dengan angka

Banyak siswa yang bertanya. Hasil dari perpotongan stik merah dan stik merah. Kemudian guru menjelaskan bahwa perpotongan antara stik merah dan stik merah sebagai ratusan. Perpotongan antara stik merah dan putih sebagai puluhan.

(26)

4. Membagikan LKS dan media stik es cream kepada siswa, kemudian siswa mengerjakan LKS.

Guru berkeliling kelas

membimbing diskusi setiap

bangku (kelompok). Sesekali menegur siswa yang main-main, melakukan hal-hal diluar proses pembelajaran.

5. Membahas LKS di depan

kelas dengan

menggunakan media stik es cream.

Banyak siswa yang

mengacungkan tangan untuk

mengerjakan soal di depan kelas dengan menggunakan media stik es cream.

6. Melakukan evaluasi siklus III.

Guru berkeliling kelas, sesekali menegur siswa yang melakukan

hal-hal di luar proses

pembelajaran.

Dari data tersebut dapat disimpulkan peneliti sudah melakukan perbaikan-perbaikan mengenai kekurangan-kekurangan pada siklus III.

b. Observasi Siswa Siklus III

Tabel 4.13

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III

No. Aktivitas Guru Deskripsi Aktivitas Siswa

1. Apersepsi. Melakukan tanya jawab mengenai perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka

Memperhatikan, antusias dalam menjawab pertanyaan dari guru. Meskipun sesekali ada yang main-main

2. Mendemonstrasikan

penggunaan media stik es

cream dalam perkalian

Memperhatikan. Banyak siswa yang bertanya.

(27)

bilangan cacah dua angka dengan dua angka

3. Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya berkenaan dengan penjelasan guru mengenai penggunaan media stik es cream dalam perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka.

Beberapa orang siswa bertanya

tentang hasil kali dari

perpotongan antara stik es cream berwarna merah dengan stik es cream berwarna merah.

4. Membagikan LKS dan media stik es cream kepada siswa,

kemudian siswa

mengerjakannya.

Siswa di dalam setiap kelompok atau bangku terlihat saling kerja sama satu sama lain, saling berdiskusi. Jika ada yang belum mereka pahami, mereka segera menanyakannya kepada guru.

5. Membahas LKS dengan

menggunakan media stik es cream.

Banyak siswa yang

mengacungkan tangan untuk mengerjakan soal di depan.

6. Menyimpulkan perkalian

bilangan cacah mengenai perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka

Aktif ikut serta dalam tanya jawab.

7. Melakukan evaluasi siklus III Seluruh siswa tertib

mengerjakan evaluasi siklus III.

Dari hasil tersebut bahwa siswa sudah aktif dari pembelajaran siklus II. Pembelajaran lebih berpusat pada siswa. Siswa lebih kondusif dalam pembelajaran. Siswa antusias dalam pembelajaran perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka dengan menggunakan media stik es cream. Media stik es cream sangat

(28)

membantu siswa dalam melakukan pembelajaran mengenai perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka.

4. Evaluasi Pembelajaran Siklus III

Setelah pembelajaran selesai peneliti melakukan evaluasi siklus III. Hal ini bertujuan untuk mengukur peningkatan keterampilan perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka. Seperti halnya pada tes yang dilakukan pada siklus II, pada siklus III ini juga menggunakan penskoran dengan skala 100 hasil tes tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14

Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa Siklus III

No Nama Siswa Butir soal Skor

1 2 3 4 5 1 Subjek 1 10 10 10 10 10 100 2 Subjek 2 10 10 10 10 10 100 3 Subjek 3 10 10 10 10 10 100 4 Subjek 4 10 10 10 0 10 80 5 Subjek 5 10 10 10 10 10 100 6 Subjek 6 10 10 10 10 10 100 7 Subjek 7 10 10 10 10 10 100 8 Subjek 8 10 0 10 10 10 80 9 Subjek 9 10 10 10 10 10 100 10 Subjek 10 10 0 10 10 10 80 11 Subjek 11 10 10 10 0 10 80 12 Subjek 12 10 10 0 0 10 60 13 Subjek 13 10 10 10 10 10 100 14 Subjek 14 10 10 10 0 10 80 15 Subjek 15 10 10 10 0 10 80 16 Subjek 16 10 10 0 10 10 80 17 Subjek 17 10 0 10 0 0 40 18 Subjek 18 10 10 10 10 10 100

(29)

19 Subjek 19 10 0 10 0 10 60 20 Subjek 20 10 10 10 10 10 100 21 Subjek 21 10 0 0 0 0 20 22 Subjek 22 10 10 10 10 10 100 23 Subjek 23 0 0 10 0 10 40 24 Subjek 24 10 10 0 0 10 60 25 Subjek 25 10 10 10 10 10 100 26 Subjek 26 10 1 10 10 10 100 27 Subjek 27 10 10 0 0 10 60 28 Subjek 28 10 10 0 0 10 60 29 Subjek 29 10 0 10 0 10 60 30 Subjek 30 10 10 10 10 10 100 31 Subjek 31 10 0 10 10 10 80 32 Subjek 32 10 10 10 10 10 100 33 Subjek 33 10 0 10 10 10 80 34 Subjek 34 10 10 10 10 10 100 35 Subjek 35 10 0 10 10 10 80 36 Subjek 36 10 10 0 0 10 60 37 Subjek 37 10 10 10 10 10 100 38 Subjek 38 10 10 10 10 10 100 39 Subjek 39 10 10 10 10 10 100

40 Subjek 40 Tidak sekolah

41 Subjek 41 10 10 10 10 10 100 42 Subjek 42 10 0 10 10 10 80 43 Subjek 43 10 10 10 10 10 100 44 Subjek 44 10 10 10 10 10 100 45 Subjek 45 10 10 10 0 10 80 46 Subjek 46 10 10 10 10 10 100 47 Subjek 47 10 10 0 0 10 60 48 Subjek 48 10 0 0 0 10 40

(30)

49 Subjek 49 10 10 10 10 10 100

Jumlah 470 360 390 310 460 3980

rata-rata 9.79 6.33 8.12 6.46 9.58 82.92

Dari hasil evaluasi tersebut skor maksimal yang diperoleh oleh siswa adalah skor 100 dan skor minimal yang diperoleh adalah 20. Skor minimal yang ada ini tetap dari hasil evaluasi keterampilan siswa pada siklus I dan siklus II. Selain itu, jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran matematika ini meningkat dari siklus I dan siklus II. Hal ini terlihat dari tabel berikut in:

Tabel 4.15

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III

Ketuntasan Siswa Siklus III

∑ Siswa %

Tuntas 37 77,08

Tidak Tuntas 11 22,92

c. Refleksi Siklus III

Dari hasil observasi dan diskusi yang telah dilakukan pengamat dan peneliti, disimpulkan bahwa secara keseluruhan pembelajaran yang dilaksanakan sudah baik, pada pelaksanaan siklus II dan siklus III peneliti sudah melakukan perbaikan dari kekurangan ketika pelaksanaan siklus I, seperti pengelolaan kelas, strategi pembelajaran. Kendala pada pelaksanaan siklus III masih banyak siswa yang masih bertanya hasil dari perpotongan stik es cream yang berwarna merah. Tetapi setelah dijelaskan kembali siswa dapat memahaminya. Penelitian ini dicukupkan sampai siklus III, karena hasil dari evaluasi siklus III ketuntasan siswa sudah mencapai 77,08%. Karena keterbatasan waktu penelitian ini dihentikan karena dari gugus kecamatan buah batu kriteria ketuntasan minimal siswa sudah dikatakan cukup apabila mencapai 70%. Untuk kepentingan

(31)

selanjutnya penelitian ini akan dilanjutkan. Serta untuk siswa yang belum tuntas diadakan remedial.

5. Peningkatan Keterampilan Perkalian Bilangan Cacah

Untuk mengetahui peningkatan keterampilan perkalian bilangan cacah dari siklus I ke siklus II kemudian ke siklus III dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 4.16

No Nama Siswa Siklus I Siklus II Siklus III

1 Subjek 1 60 80 100 2 Subjek 2 80 100 100 3 Subjek 3 100 100 100 4 Subjek 4 100 80 80 5 Subjek 5 100 80 100 6 Subjek 6 80 100 100 7 Subjek 7 80 80 100 8 Subjek 8 100 60 80 9 Subjek 9 100 100 100 10 Subjek 10 60 60 80 11 Subjek 11 80 80 80 12 Subjek 12 40 60 60 13 Subjek 13 100 100 100 14 Subjek 14 80 80 80 15 Subjek 15 80 80 80 16 Subjek 16 60 80 80 17 Subjek 17 40 40 40 18 Subjek 18 80 100 100 19 Subjek 19 60 60 60 20 Subjek 20 100 100 100 21 Subjek 21 60 - 20

(32)

22 Subjek 22 60 60 100 23 Subjek 23 40 40 40 24 Subjek 24 20 60 60 25 Subjek 25 100 100 100 26 Subjek 26 100 100 100 27 Subjek 27 100 60 60 28 Subjek 28 60 60 60 29 Subjek 29 60 60 60 30 Subjek 30 80 100 100 31 Subjek 31 40 80 80 32 Subjek 32 100 100 100 33 Subjek 33 40 40 80 34 Subjek 34 60 100 100 35 Subjek 35 80 80 80 36 Subjek 36 20 60 60 37 Subjek 37 20 80 100 38 Subjek 38 80 80 100 39 Subjek 39 80 100 100 40 Subjek 40 20 20 - 41 Subjek 41 100 100 100 42 Subjek 42 20 20 80 43 Subjek 43 80 80 100 44 Subjek 44 100 100 100 45 Subjek 45 80 80 80 46 Subjek 46 100 100 100 47 Subjek 47 20 60 60 48 Subjek 48 20 20 40 49 Subjek 49 100 100 100 Jumlah 3420 3660 3980 rata-rata 69.79 76.25 82.92

(33)

Tabel 4.17

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I, Siklus II dan Siklus III Ketuntasan

Siswa

Siklus I Siklus II Siklus III

∑ Siswa % ∑ Siswa % ∑ Siswa %

Tuntas 28 57,14 32 66,66 37 77,08

Tidak Tuntas 21 42,86 16 33,34 11 22,92

Dari data di atas terlihat bahwa siswa mengalami peningkatan ketuntasan belajar siswa tiap siklus. Dari siklus I ke siklus II ke siklus III, peningkatan tersebut cukup efektif. Peningkatan keterampilan perkalian bilangan cacah dapat dilihat dari rata-rata kelas, ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II ke siklus III yang tergambar pada diagram berikut ini:

Gambar 4.1

Diagram Peningkatan Keterampilan Siswa 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Rata-rata

(34)

C. Pembahasan

1. Perencanaan

Pada perencanaan siklus I, siklus II maupun siklus III, peneliti melakukan perencanaan seperti membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang bertujuan untuk memperkirakan apa saja yang akan diajarkan. Pada saat Pembelajaran RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ini dibuat sesuai dengan KTSP, lembar observasi guru dan siswa yang bertujuan untuk memantau aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung serta untuk menemukan kekurangan yang perlu diperbaiki dalam siklus berikutnya.

Peneliti menyiapkan alat evaluasi tiap siklus yang bertujuan untuk mengukur tingkat keterampilan perkalian bilangan cacah dari tiap siklus. Media stik es cream disiapkan oleh peneliti ketika akan melaksanakan pembelajaran. Setelah semua instrumen dan media siap, kemudian peneliti melakukan konsultasi untuk menyamakan persepsi juga untuk menentukan waktu pelaksanaan penelitian dengan observer dan dosen pembimbing. Setelah konsultasi dilakukan, peneliti merevisi hal-hal yang perlu diperbaiki dari instrumen tersebut.

2. Pelaksanaan dan Pengamatan

Media atau alat peraga yang digunakan adalah stik es cream berwarna putih dan stik es cream berwarna merah. Stik es cream yang berwarna putih melambangkan satuan dan stik es cream berwarna merah melambangkan puluhan. Media stik es cream digunakan untuk mewujudkan konsep perkalian bilangan cacah pada siswa kelas IV SDN Babakanjati Kota Bandung.

Pada siklus I media stik es cream digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah satu angka dengan satu angka. Penggunaan stik es cream ini ditunjang dengan LKS. LKS ini dikerjakan oleh siswa dengan menggunakan stik es cream secara berkelompok. Pelaksanaan siklus I ini siswa antusias dalam mengerjakan LKS dengan menggunakan media stik es cream. Pembelajaran menjadi

(35)

menyenangkan. Pada saat peneliti melaksanakan evaluasi siklus I, siswa mengerjakan soal menggunakan stik es cream sehingga pembelajaran matematika tentang perkalian bilangan cacah satu angka dengan satu angka menjadi konkret. Hal ini mempermudah siswa dalam memahaminya. Dari hasil observasi, kendalanya yaitu dalam pengelolaan kelas masih ada beberapa siswa yang mengobrol dan main-main.

Pada Siklus II, stik es cream digunakan sebagai alat peraga atau media untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah dua angka dengan satu angka. Pada pelaksanaan siklus II ini siswa mengenal stik es cream yang digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah dua angka dengan satu angka. Meskipun materi yang dipelajari lebih sulit dari materi siklus I, pada pelaksanaan siklus II ini, penelliti mencoba memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. Peneliti mencoba meningkatkan pengelolaan kelas, lebih tegas, mengatur tempat duduk siswa, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang tercantum dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), memperbaiki hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus I. Sehingga kekurangan yang ada pada siklus I tidak ada lagi pada siklus II. Penggunaan media stik es cream sudah dikuasai siswa, terlihat pada saat siswa mempraktikkan penggunaan stik es cream dalam mengerjakan LKS. Berdasarkan hasil observasi juga media stik es cream tersebut menjadi siswa lebih terampil dalam memahami konsep perkalian bilangan cacah dua angka dengan satu angka. Pembelajaran berkelompok juga memudahkan siswa untuk berdiskusi tentang soal yang masih belum mereka pahami.

Pada Siklus III, stik es cream digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka. Pada pelaksanaan siklus III siswa sudah lebih mengenal stik es cream yang digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka. Meskipun materi

(36)

untuk mengerjakan LKS dan berdiskusi dengan teman sebangku. Pada pelaksanaan siklus III ini, peneliti mencoba memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I dan siklus II. Meningkatkan pengelolaan kelas, memberikan motivasi serta melakukan apersepsi dengan menggunakan media stik es cream. Menurut hasil pengamatan observer yang tercatat dalam lembar observasi peneliti dan siswa pada siklus III ini sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penggunaan stik es cream sudah lebih dikuasai oleh siswa. Ini terlihat pada saat siswa mempraktikkan penggunaan stik es cream dalam mengerjakan LKS, siswa sudah tepat dalam menyusun stik-stik es cream. Berdasarkan hasil observasi juga siswa media stik es cream menjadi siswa lebih mudah dalam meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka. Pembelajaran yang dilakukan berkelompok juga memudahkan siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelompok mereka jika ada hal-hal yang kurang dipahami oleh siswa. Pada siklus III siswa sudah lebih meningkat menggunakan stik es cream dalam perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka. Hanya saja ketika melakukan evaluasi siklus III masih ada beberapa siswa yang bertanya kepada peneliti tentang hasil perpotongannya. Hal ini disebabkan kemampuan siswa yang bervariasi tidak semua siswa dapat mengerjakan soal dengan cepat. Namun ini tidak menjadi kendala yang berarti dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus III ini.

(37)

3. Peningkatan Keterampilan Perkalian Bilangan Cacah

Setelah dilaksanakan pembelajaran matematika tentang perkalian bilangan cacah pada 3 siklus dan 3 pokok bahasan yang berbeda yaitu perkalian bilangan cacah satu angka dengan satu angka, perkalian bilangan cacah dua angka dengan satu angka, perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka. Diperoleh hasil alat evaluasi siswa dari tiap siklus tersebut. Pada siklus I, yaitu pokok bahasan perkalian bilangan cacah satu angka dengan satu angka, rata-rata skor siswa mencapai 69,79 dan ketuntasan belajar mencapai 57,14%. Dari hasil tersebut, masih ada 21 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan dan 28 orang siswa sudah mencapai katuntasan belajar.

Pada siklus II, yaitu pokok bahasan perkalian bilangan cacah dua angka dengan satu angka. Hasil dari evaluasi mengalami kenaikan yang cukup dari siklus I. rata-rata skor siswa pada siklus II ini mencapai 76,25 dan ketuntasan belajar naik menjadi 66,66% dari hasil tersebut, tinggal 16 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Hal ini menunjukkan kenaikan dari siklus I.

Pada siklus III, yaitu pokok bahasan perkalian bilangan cacah dua angka dengan dua angka. Hasil dari evaluasi mengalami kenaikan yang cukup dari siklus II. Rata-rata skor siswa pada siklus III ini mencapai 82,92 dan ketuntasan belajar naik menjadi 77,08%. Penelitian ini dicukupkan sampai siklus III karena keterbatasan waktu dan sudah mencapai lebih dari 70%. Untuk siswa yang belum tuntas diadakan remedial. Hal ini menunjukkan kenaikan yang cukup bagus dari siklus I dan siklus II. Untuk melihat peningkatan keterampilan perkalian bilangan cacah dapat dilihat dari tabel diatas. Dari hasil evaluasi keterampilan perkalian bilangan cacah, rata-rata skor dan ketuntasan belajar yang diperoleh terus meningkat. Dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa pun semakin meningkat. Siswa terlihat senang karena matematika menjadi kongkrit tidak abstrak lagi karena menggunakan media stik es

(38)

bilangan cacah yang dipelajari. Ini terlihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa, siswa lebih terlihat antusias dalam pembelajaran tentang perkalian bilangan cacah dengan menggunakan stik es cream. Dengan motivasi belajar yang meningkat ini, peningkatan keterampilan perkalian bilangan cacah menjadi semakin meningkat.

Gambar

Tabel 4.3   KEADAAN FISIK

Referensi

Dokumen terkait

Elemen penyusun lanskap yang ada pada setting yang berlandaskan teori lanskap yang membagi elemen lanskap menjadi 3 (Burton, 1995) yaitu bentang alam, vegetasi

14/06/2016 Salinan informasi nilai hasil SBMPTN 2014, a.n Julian Hadi Prasetyo, Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Dua buah sensor yang menghitung pengunjung yang masuk ke dalam area kebun binatang adalah photodioda 1 yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya, jika cahaya

Pengabdian masyarakat yang dilakukan di desa Batuyang dengan program “meningkatkan Kesejahteraan Perekonomian Masyarakata Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE)”

Perseroan mengajukan usul kepada RUPST untuk menyetujui Laporan Tahunan Perseroan Tahun 2020 termasuk didalamnya Laporan Pengawasan Dewan Komisaris, Laporan Direksi mengenai

Era globalisasi merupakan sebuah era yang bergantung pada kemajuan teknologi akibat dari adanya perkembangan zaman (Pebriana et al., 2018). Perkembangan teknologi

Pada pertemuan kedua ini dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat, diperoleh data pada aspek koordinasi tidak ada anak yang mendapat

adalah data yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai Pancasila berdasarkan bunyi sila ke lima dalam kehidupan sehari-hari anak sekolah dasar, dan bagaimana peran