BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Setting
Gambaran setting menjabarkan kondisi umum disertai dengan latar belakang singkat pada tiga objek penelitian. Masing-masing objek kemudian dibagi menjadi beberapa setting untuk memudahkan proses analisis fenomena yang terjadi pada setting.
4.1.1 Objek 1 (Bendungan Gerak Tukad Badung)
Objek secara fisik berupa bangunan Bendungan Gerak Tukad Badung yang membendung sungai yang memiliki lebar cukup besar. Program wisata tirta pernah diupayakan pada objek ini dalam rangka promosi wisata Kota Denpasar.
Promosi tersebut berupa program-program pemerintah kota dalam meningkatkan daya tarik kota sebagai suatu objek wisata yang dapat dibanggakan seperti Denpasar Sightseeing dan Denpasar City Tour.
Tahap awal pengadaan objek wisata tirta yaitu dengan pembangunan
bangunan bale sakapat untuk tempat tunggu pengunjung wahana air, dermaga,
dan pengadaan wahana air itu sendiri. Objek ini diresmikan pada bulan februari
2011 dan dalam masa awal operasionalnya mendapatkan pencapaian kunjungan
yang tidak telalu mengecewakan. Berdasarkan hasil wawancara, diperkirakan
kunjungan perhari hingga 100 orang dengan hasil penjualan tiket 400-500 ribu
rupiah.
Setelah dirintisnya proyek objek wisata tirta pada
Badung, pemerintah kemudian melaksanakan proyek lain yang mempengaruhi keberlanjutan wisata tirta.
banjir mendorong dilaksanakan proyek pembuatan jalur drainase bawah tanah (sodetan) dari Tukad Mati di Jalan Pura Demak yang tembus hingga ke aliran Tukad Badung. Untuk memudahkan teknis penggalian saluran, m
tepat dibawah jalan inspeksi dimana titik tembus berada di se Pulau Batanta.
Gambar 4.1 Proyek tersebut menyebabkan j menuju objek wisata tirta.
dan suara akibat aktivitas proyek yang menggunakan alat berjalan selama satu tahun yaitu sepanjang tahun 2012. Polusi
yang mengenai objek, dan tertutupnya akses menuju objek menurunkan jumlah pengunjung secara signifikan, hal tersebut menyebabkan objek wisata tirta mengalami “mati suri”.
Setelah dirintisnya proyek objek wisata tirta pada Bendungan Gerak Badung, pemerintah kemudian melaksanakan proyek lain yang mempengaruhi keberlanjutan wisata tirta. Tukad Mati di sebelah utara yang seringkali mengalami dilaksanakan proyek pembuatan jalur drainase bawah tanah Mati di Jalan Pura Demak yang tembus hingga ke aliran memudahkan teknis penggalian saluran, maka jalur dibuat alan inspeksi dimana titik tembus berada di sebelah utara Jalan
Gambar 4.1 Peta lokasi proyek sodetan Tukad Mati
Proyek tersebut menyebabkan jalan ditutup dan menghalangi akses utama menuju objek wisata tirta. Dampak lain dari proyek tersebut adalah polusi udara dan suara akibat aktivitas proyek yang menggunakan alat-alat berat. Proyek ini berjalan selama satu tahun yaitu sepanjang tahun 2012. Polusi udara, polusi suara yang mengenai objek, dan tertutupnya akses menuju objek menurunkan jumlah pengunjung secara signifikan, hal tersebut menyebabkan objek wisata tirta
Tukad Mati
Tukad Badung
Jalur Sodetan banjir (dibawah jalan)
Penutupan jalan Penutupan jalan
Objek WIsata Tirta
Bendungan Gerak Tukad Badung, pemerintah kemudian melaksanakan proyek lain yang mempengaruhi mengalami dilaksanakan proyek pembuatan jalur drainase bawah tanah Mati di Jalan Pura Demak yang tembus hingga ke aliran aka jalur dibuat belah utara Jalan
ditutup dan menghalangi akses utama adalah polusi udara alat berat. Proyek ini udara, polusi suara yang mengenai objek, dan tertutupnya akses menuju objek menurunkan jumlah pengunjung secara signifikan, hal tersebut menyebabkan objek wisata tirta
Jalur Sodetan banjir (dibawah jalan)
Gambar 4.2 Foto kondisi objek wisata tirta dan wahana air yang terbengkalai (dilihat dari dermaga)
Setelah proyek drainase rampung, maka objek wisata tirta coba kembali dihidupkan, salah satu upaya adalah dengan membangun beberapa fasilitas tambahan yaitu dua buah bale bengong dan WC umum.
Pada saat ini, beberapa bangunan pada objek yaitu bangunan pintu air DAM Tukad Badung dan beberapa bangunan disekitarnya seperti bale tunggu dan bale bengong. Objek ini merupakan ujung utara dari jalan inspeksi yang menyusur di
sepanjang sisi barat Tukad Badung. Ujung selatan dari jalan inspeksi sendiri terhubung ke jalan Gelogor Carik. Lokasi objek berada di tengah pemukiman warga.
Secara umum objek terlihat ramai pada waktu-waktu tertentu, saat melintas di jalan inspeksi, terlihat banyak kendaraan yang parkir di pinggiran jalan.
Aktifitas memancing telihat paling dominan dilakukan pada objek, namun ada
juga telihat aktivitas lain seperti orang yang berbelanja pada PKL dan orang yang
duduk untuk bersantai. Ironisnya, kendaraan air yang awalnya merupakan rintisan
objek wisata tirta terlihat mangkrak dalam kondisi yang cukup memprihatinkan.
Dalam mendeskripsikan temuan di lapangan, objek 1 akan dibagi menjadi 8 setting agar lebih mudah dan jelas yang dijabarkan dalam gambar dibawah.
Gambar 4.3 Pembagian Setting pada Objek 1 4.1.1.1 Seting A (Bale Bengong/gazebo)
Setting ini awalnya dibangun sebagai fasilitas pendukung wisata tirta yang
direncanakan dan dibangun pada lokasi yang dianggap strategis. Setting berada di sisi jalan (alternatif) sehingga mudah dijangkau saat melintas.
Gambar 4.4 Foto bale tunggu dermaga dari seberang jalan
Walaupun tidak difungsikan sesuai dengan rencana awal, objek ini ternyata tidak serta merta menjadi suatu ruang yang pasif. Masih terlihat sekelompok
KETERANGAN A|areal dermaga B|Areal kosong berisi
pelinggih dan warung
rujakC|Dua buah bale bengong D|areal pengelola sisi