• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras Penggunaan dan Perawatan Database dan Perangkat Lunak Sistem Sistem Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras Penggunaan dan Perawatan Database dan Perangkat Lunak Sistem Sistem Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

5 perangkat lunak yang dibutuhkan dalam

pengembangan sistem.

Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap perangkat lunak yang tersedia dan memeriksa kesesuaiannya dengan perangkat keras yang digunakan.

Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Tahap ini mengimplementasikan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem. Perangkat keras yang digunakan harus mampu menjalankan perangkat lunak yang dibutuhkan.

Perencanaan dan Perancangan Database Perancangan database dilakukan dengan melakukan perancangan logikal dan perancangan fisik terhadap database.

Perancangan logikal merupakan perancangan dengan membuat keterhubungan antartabel. Perancangan fisik dilakukan dengan memilih atribut yang akan terdapat pada masing-masing tabel.

Pembangunan Database

Pembangunan database dilakukan dengan mengimplemetasikan rancangan database

pada sistem manajemen database serta mengolah berkas KML.

Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

Tahap ini dilakukan integrasi database dengan sistem dan merancang antarmuka sistem yang akan memudahkan pengguna untuk menjalankan fitur-fitur yang ada dalam sistem.

Pengembangan Sistem

Pada tahap ini, dilakukan pembangunan antarmuka yang telah didesain pada tahapan sebelumnya, antarmuka dibangun dengan menggunakan Flex. Kemudian sistem dilengkapi dengan fungsi pencarian tempat, menampilkan tempat Kota Bogor, menambah tempat, menambah jalan dan spatial query. Pengujian Sistem

Pengujian terhadap sistem ini dilakukan dengan menggunakan metode black-box. Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan masukan tertentu untuk

memeriksa apakah keluaran yang dihasilkan sesuai dengan harapan.

Penggunaan dan Perawatan Database Sistem

Dilakukan perawatan terhadap data secara berkala. Kemudian seluruh tahapan pengembangan sistem, mulai dari tahapan analisis kebutuhan sampai dengan pengujian sistem perlu didokumentasikan untuk mempermudah pengembangan sistem lebih lanjut. Isi dokumentasi tersebut dapat dituangkan dalam bentuk skripsi atau karya ilmiah lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah tahapan untuk mengetahui kebutuhan dari sistem. Proses analisis dilakukan untuk merumuskan kebutuhan perangkat lunak yang digunakan, spesifikasi pengguna, kebutuhan antarmuka, dan kebutuhan fungsional sistem.

1.1 Deskripsi Sistem

SIG Kota Bogor adalah sistem informasi berbasis web yang dikembangkan dengan menggunakan Flex dan Google Maps API, bertujuan agar pengguna dapat menambah tempat dan jalan secara langsung pada sistem. Selain itu, sistem ini juga dilengkapi dengan fungsi pencarian tempat, pencarian jalur optimum dan spatial query.

1.2 Karakteristik Pengguna

Pengguna sistem ini dibagi menjadi dua yaitu:

1. Pengguna umum

Pengguna umum dapat menggunakan semua fungsi yang terdapat pada SIG Kota Bogor kecuali fungsi menambah tempat dan menambah jalan.

2. Pengguna khusus

Pengguna khusus dapat dapat menggunakan semua fungsi yang terdapat dalam SIG Kota Bogor termasuk fungsi menambah tempat dan menambah jalan, untuk menambah tempat dan jalan pengguna khusus harus melakukan login terlebih dahulu.

(2)

6 1.3 Kebutuhan Fungsional

Secara umum, fungsi-fungsi yang ada dalam sistem ini adalah:

1. Menampilkan peta Kota Bogor.

2. Menyediakan fungsi spatial query untuk mencari tempat sesuai dengan kriteria jarak tertentu.

3. Mencari rute optimum dari satu tempat ke tempat lainnya.

4. Menampilkan rute optimum hasil pencarian pada peta.

5. Menyediakan fungsi pencarian tempat dan memunculkan tempat tersebut.

6. Menampilkan layer berdasarkan kategori tertentu.

7. Melakukan proses login dan logout. 8. Menambah tempat baru.

9. Menambah jalan baru yang menghubungkan dua tempat.

10. Melakukan pergeseran posisi peta.

11. Melakukan perbesaran dan pengecilan skala peta.

1.4 Batasan Sistem

Batasan-batasan dalam sistem ini adalah : 1. Tempat-tempat yang ditampilkan dalam

SIG Kota Bogor terbatas hanya di dalam dan sekitar Kota Bogor.

2. Kriteria dalam sistem spatial query dibatasi hanya sebanyak dua kriteria. 3. Pencarian jalur optimum hanya dapat

dapat melakukan pencarian antara dua tempat sekali pencarian.

4. Tagging hanya dapat dilakukan oleh sekelompok orang yang telah memiliki

password.

2. Perancangan Konseptual

Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual database dan desain proses dari sistem. Perancangan konseptual

database digunakan untuk mengidentifikasi

data yang dibutuhkan. Desain proses sistem dibuat berdasarkan spesifikasi kebutuhan fungsional dan kebutuhan data yang diilustrasikan dalam diagram konteks. 2.1 Kebutuhan Data

Berdasarkan analisis kebutuhan sistem yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperlukan adalah:

1. Data administrasi Kota Bogor yaitu data kecamatan dan kelurahan.

2. Data letak bangunan Kota Bogor yang meliputi fasilitas pemerintahan, wisata, kuliner, rumah sakit, transportasi umum, pusat perbelanjaan, dan perumahan. 3. Data jalan yang dapat diakses untuk

mencapai tempat tersebut.

4. Jarak dan arah jalan yang dapat diakses untuk mencapai tempat tersebut.

2.2 Desain proses sistem

Kebutuhan fungsional dimodelkan dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD). Gambaran sistem secara umum dapat dilihat dalam Gambar 4.

Gambar 8 Desain Proses Sistem SIG Kota Bogor.

3. Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data

Berdasarkan tahap kebutuhan data, maka data yang diperlukan antara lain data administrasi kecamatan dan kelurahan. Data tersebut didapatkan dari penelitian Kusumasari (2009). Sedangkan data letak bangunan, data jalan beserta jarak dan arahnya didapatkan melalui survei lapangan. Data letak bangunan dan jalan tersebut diubah ke dalam bentuk node dan edge. Node adalah tempat atau titik persimpangan jalan sedangkan edge adalah ruas jalan yang meghubungkan dua node. Pembentukan node dan edge dapat dilihat pada Gambar 9.

(3)

7 Gambar 9 Pembentukan node dan edge

Kota Bogor.

A, B, dan C merupakan node untuk yang menyatakan tempat, sedangkan B dan D adalah node yang menyatakan persimpangan jalan. Contoh edge adalah ruas jalan C ke B dan D ke E. Arah rute C ke B adalah dua jalur karena kita dapat menuju C dari B atau sebaliknya B dari C melalui edge ini. Contoh untuk satu jalur adalah edge B ke A, hal ini disebabkan kita bisa menuju A dari B sementara untuk menuju B dari A kita harus menempuh edge yang berbeda.

4. Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk implementasi sistem adalah:

1. Perangkat lunak sebagai framework untuk menampilkan peta. Perangkat lunak yang tersedia antara lain Pmapper dan Google Maps API.

2. Perangkat lunak sebagai sistem manajemen database. Jenis perangkat lunak ini digunakan untuk membangun database Kota Bogor. Perangkat lunak yang tersedia antara lain MySQL dan PostgreSQL.

Sementara perangkat keras yang tersedia untuk penelitian ini adalah :

1. Prosessor AMD Turion X2 Dual-Core Mobile RM-70 2.00 GHz,

2. RAM 3.00 GB, dan

3. Harddisk berkapasitas 160 GB.

5. Pengujian Kesesuaian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem

Tahapan ini berguna untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan dalam pengembangan sistem.

Adapun perangkat lunak yang diuji adalah:

1. Pmapper 3.1 dan Google Maps API for Flash sebagai framework atau API untuk menampilkan peta.

2. MySQL dan PostgreSQL sebagai perangkat lunak sistem manajemen

database.

Hasil pengujian perangkat lunak yang digunakan adalah:

1. Perangkat lunak sebagai framework atau API untuk memunculkan peta.

Pmapper menyediakan layanan peta dilengkapi dengan konfigurasi pada beberapa fungsi seperti reference map,

slider zoom serta tampilan antarmuka.

Sementara Google Maps API menyediakan layanan peta yang lebih interaktif dan dinamis dengan fungsi-fungsi untuk memanipulasi peta dan menambahkan konten pada peta. Pemanfaatan tipe peta Google Map seperti satelit, hybrid dan terrain akan lebih memudahkan pengguna dalam mendapatkan informasi lokasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Integrasinya dengan Flex membuat pengembang dapat membangun antarmuka dengan memanfaatkan fungsi-fungsi pada Flash. 2. Perangkat lunak sistem manajemen

database

PostgreSQL dan MySQL adalah manajemen sistem database yang bersifat

open source, PostgreSQL memiliki kemampuan lebih dalam mengolah data spasial. Namun dalam penelitian ini, bentuk spasial yang disimpan sistem hanya

latitude dan longitude yang dapat disimpan dalam bentuk tipe data double. Kemudahan serta akses yang cepat juga menjadi pertimbangan MySQL dipilih dalam penelitian ini.

6. Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Berdasarkan tahapan sebelumya, maka perangkat lunak yang digunakan untuk penelitian ini adalah:

1. Windows 7 Profesional sebagai sistem operasi,

2. Adobe Flash Builder 4 sebagai IDE, 3. Apache versi 2.2.14 sebagai web server, 4. MySQL versi 5.1.41 sebagai sistem

(4)

8 Perangkat keras yang digunakan untuk

penelitian ini adalah :

1. Prosessor AMD Turion X2 Dual-Core Mobile RM-70 2.00 GHz,

2. RAM 3.00 GB, dan

3. Harddisk berkapasitas 160 GB.

4. Perencanaan dan Perancangan Database

Karena data administrasi kelurahan dan kecamatan didapatkan dari penelitian sebelumnya maka tidak perlu dilakukan perancangan kembali. Sementara untuk data tempat dan jalan dilakukan perancangan

logical database yaitu dengan membuat

diagram keterhubungan antartabel. Ada tiga tabel yang digunakan dalam database yaitu: 1. Verteks

Menyimpan data bangunan Kota Bogor yang meliputi fasilitas pemerintahan, wisata, kuliner, penginapan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, transportasi umum, perumahan, dan sekolah. Data yang disimpan berupa nama, latitude dan

longitude bangunan tersebut.

2. Edge

Menyimpan data jalan yang menghubungkan antara dua tempat yang tersimpan dalam tabel verteks. Data yang disimpan berupa id dua tempat yang dihubungkan oleh jalan tersebut, panjang jalan tersebut, dan keterangan bahwa jalan tersebut satu jalur atau dua jalur.

3. Visualedge

Sebuah edge divisualisasikan dengan beberapa titik yang akan digabungkan oleh Flex dengan menggunakan fungsi Polyline sehingga terbentuk sebuah jalur. Tabel ini menyimpan data titik-titik tersebut. 5. Pembangunan Database

Pembangunan database dilakukan dengan membangun tabel yang sudah dirancang pada tahap perencanaan dan perancangan database, serta mengolah berkas KML dari Kusumasari (2009) dengan cara melakukan parsing. Berikut adalah contoh file KML yang digunakan dalam sistem ini.

9. Integrasi dan Perancangan Antarmuka

Antarmuka sistem ini terdiri atas peta Bogor, navigasi perbesaran dan pengecilan skala peta, perubahan tipe peta, fungsi pencarian tempat, pemilihan layer, pencarian rute optimum, penambahan tempat, penambahan jalan dan spatial query (Gambar 10).

Gambar 10 Rancangan antarmuka sistem sebelum login.

Panel perbesaran dan pengecilan skala peta Panel ini terletak di samping kiri antarmuka, bentuknya berupa scale bar. Pengguna dapat memperbesar skala peta dengan menekan tombol ‘+’ atau menggeser

(5)

9

scale bar ke atas. Untuk memperkecil skala

peta, pengguna dapat menekan tombol ‘-’ atau menggeser scale bar ke bawah.

Panel pilihan tipe peta

Terletak dibagian kanan atas antarmuka, panel ini digunakan untuk mengubah tipe peta. Ada empat tipe peta, yaitu:

1. Tipe map, tipe peta ini menunjukkan peta dengan jalan dan tempat.

2. Tipe satellite, tipe peta ini menunjukkan citra yang diambil oleh satelit.

3. Tipe hybrid, tipe peta ini menunjukkan citra satelit beserta nama jalan.

4. Tipe terrain, tipe peta ini menunjukkan peta jalan beserta kontur permukaan tanah. Panel Cari Bogor

Panel ini terletak di bagian kanan antarmuka tepat di bawah panel pilihan tipe peta. Panel ini digunakan pengguna untuk mencari tempat di Kota Bogor. Dalam panel ini terdapat text input yang digunakan pengguna untuk memasukkan nama tempat yang dicarinya dan tombol ‘cari’ untuk memulai pencarian tempat.

Panel Lihat Bogor

Panel ini terletak di bagian kanan antarmuka dibawah panel pilihan Cari Bogor. Dalam panel ini terdapat 12 check box untuk memilih layer berdasarkan kelompok layer yang telah tercantum dalam kebutuhan data. Panel Petunjuk Jalan Bogor

Panel ini terletak di bawah panel Lihat Bogor. Panel ini digunakan untuk mencari jalur optimum antara dua tempat. Terdapat dua text input untuk memasukkan dua tempat yang akan dicari jalur optimumnya, tombol ‘cari’ untuk memulai pencarian jalur optimum dan tombol ‘batal’ untuk membersihkan text input.

Panel Spatial Query

Terletak di bawah panel Petunjuk Jalan Bogor. Bagian atas panel ini adalah drop down untuk mencari kelompok tempat yang ingin pengguna cari. Kemudian di bawahnya terdapat drop down untuk memilih kriteria jarak. Sementara di bawahnya terdapat text

input atau drop down untuk memilih

kelompok tempat sebagai acuan.

Panel Login

Panel ini terletak di bawah panel spatial

query. Terdapat dua text input untuk

memasukkan username dan password. Setelah pengguna login, maka Panel Tambah Tempat Bogor dan Pabel Tambah Jalan Bogor akan muncul (Gambar 11).

Gambar 11 Rancangan antamuka sistem setelah Login.

Panel Tambah Tempat Bogor

Terletak di bawah panel Petunjuk Jalan Bogor, panel ini akan muncul jika pengguna telah login. Panel ini disediakan agar pengguna dapat menambah tempat secara langsung pada sistem. Terdapat tiga text input untuk memasukkan nama, latitude dan

longitude tempat tersebut. Serta satu drop down list untuk menentukan kelompok tempat

tersebut. Untuk text input latitude dan

longitude, pengguna dapat memasukkannya

secara manual atau cukup mengklik pada peta bogor maka secara otomatis text input latitude dan longitude akan terisi.

Panel Tambah Jalan Bogor

Panel ini terletak di bawah panel Petunjuk Jalan Bogor, panel ini akan muncul jika pengguna telah login. Panel ini digunakan untuk menambahkan jalur antara dua tempat. Terdapat tiga text input untuk memasukkan jalur antara dua tempat beserta panjang jaraknya, dua check box untuk memberi keterangan apakah jalurnya satu atau dua arah dan dua tombol yaitu tombol ‘ok’ untuk menambahkan jalur tersebut pada database dan tombol ‘batal’ untuk membersihkan text

input dan check box sekaligus menutup panel

(6)

10 10. Pengembangan Sistem

Pada tahap ini dilakukan pembangunan antarmuka yang telah dirancang pada tahap sebelumnya, kemudian sistem dikembangkan dengan menambahkan sistem pencarian tempat, memilih layer, menambah tempat, menambah jalan, pencarian jalur optimum dan

spatial query.

Pembangunan Antarmuka

Antarmuka dibangun dengan menggunakan Flex framework. Untuk menampilkan peta, pertama kali kita harus

mendaftarkan diri di

http://code.google.com/apis/maps/signup.html untuk mendapatkan API key. API key tersebut diperlukan agar aplikasi dapat mengakses dan mengambil peta dari Google Map.

Peta yang ditampilkan dari kode pemograman di atas baru menampilkan peta dunia, untuk fokus pada lokasi tertentu kita harus mengetahui letak latitude dan longitude lokasi tersebut. Latitude dan longitude Kota Bogor adalah -6.5897222 dan 106.7913889.

Panel-panel antarmuka tempat pengguna melakukan kueri pencarian, spatial query, menambah tempat, dan menambah jalan dibangun dengan menggunakan XML. Di bawah ini adalah salah satu contoh XML yang digunakan untuk membangun panel Cari Bogor.

Tambah Tempat

Fungsi ini dimaksudkan agar pengguna dapat menambah tempat secara langsung pada sistem, sehingga nantinya akan didapatkan sebuah sistem informasi geografis dengan informasi yang lebih lengkap karena informasi tempat dan jalan dalam sistem ini tidak terbatas dari pengetahuan satu atau beberapa orang saja. Skema tambah tempat dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Skema tambah tempat.

Ketika panel tambah tempat bogor

di-expand dan pengguna meng-klik pada Peta

Bogor, maka sistem akan mengambil informasi latitude dan longitude dari tempat tersebut. Pengguna hanya tinggal menambahkan nama tempat tersebut dan memilih kelompok yang sesuai dengan tempat tersebut (Gambar 13). Atribut tempat dikelompokkan menjadi 10 kelompok, yaitu :

1. Pemerintahan, 2. Wisata, 3. Kuliner, 4. Penginapan, 5. Rumah sakit, 6. Pusat perbelanjaan, 7. Transportasi umum, 8. Perumahan, 9. Sekolah, dan 10. Kategori lainnya.

(7)

11 Gambar 13 Memasukkan atribut verteks.

Tambah Jalan

Pengguna dapat menambahkan jalan yang menghubungkan dua tempat, tetapi pengguna harus mengetahui jarak antara dua tempat tersebut. Penambahan jalur tidak harus mengikuti jalan pada peta tetapi bisa keluar dari jalan tersebut (Gambar 14). Skema tambah jalan dapat lihat pada Gambar 15. Pemilihan jalur dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Satu jalur, posisi awal menuju posisi akhir

dan posisi akhir menuju posisi awal ditempuh dengan jalur yang berbeda. 2. Dua jalur, baik posisi awal menuju posisi

akhir atau sebaliknya dapat ditempuh dengan jalur yang sama.

Gambar 14 Memasukkan atribut edge.

Gambar 15 Skema tambah jalan.

Cari Tempat

Sistem ini akan mencari dan memunculkan tempat tertentu pada peta Kota Bogor. Pengguna memasukkan nama tempat sebagai kueri, kemudian sistem akan tersambung pada

database dan melakukan eksekusi kueri SQL.

Sistem akan mengambil data latitude dan

longitude yang diperlukan untuk menampilkan tempat tersebut dalam peta Bogor (Gambar 16).

Gambar 16 Skema pencarian tempat. Pilih Layer

Tempat-tempat dalam SIG Kota Bogor ini dimasukkan ke dalam 10 kategori, pengguna dapat memunculkan tempat-tempat tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing. Ketika pengguna mencentang pada salah satu

checkbox pada panel lihat bogor, maka sistem

akan melakukan eksekusi SQL pada database untuk mengambil latitude dan longitude tempat-tempat tersebut kemudian dimunculkan pada Peta Bogor.

Masing-masing kelompok disimbolkan dengan lambang yang berbeda. Ketika disentuh oleh kursor, nama tempat akan muncul dan bila dilakukan klik maka secara otomatis sistem akan mengisi nama tempat tersebut pada panel yang lain.

Khusus pada layer administrasi kelurahan dan kecamatan. Karena datanya berupa berkas KML, maka ketika pengguna memilih

checkbox untuk menampilkan salah satu dari

tiga layer di atas maka sistem akan membaca berkas KML kemudian melakukan parsing untuk mengambil keterangan beserta

longitude dan longitude untuk kemudian

(8)

12 Gambar 17 Skema pemilihan layer.

Pencarian Jalur Optimum

Fungsi ini memungkinkan pengguna untuk dapat melihat jalur optimum pada peta, jarak total yang ditempuh dan keterangan tempat-tempat mana saja yang dilewati untuk sampai ketempat yang dituju. Algoritma Dijkstra digunakan dalam fungsi ini untuk menentukan jalur optimum antara dua tempat.

Algoritma Dijkstra adalah algoritma untuk mencari jalur terpendek pada suatu graph sampai semua node dalam graph dilalui. Tetapi dalam SIG Kota Bogor, Algoritma Dijkstra akan berhenti menelusuri ketika sudah mencapai node yang dituju.

Implementasi Algoritma Djikstra pada pencarian jalur optimum diawali dengan penentuan:

1. Posisi awal → node tempat algoritma Dijkstra memulai penelusuran graph. 2. Posisi akhir → node tempat algoritma

Dijkstra berhenti menelusuri graph. Setelah itu dilanjutkan dengan pembentukan adjacency matrix. Adjacency

matrix merupakan representasi matriks n x n

yang menyatakan hubungan antar node dalam suatu graph. Kolom dan baris dari matriks ini merepresentasikan node, dan nilai entri dalam matriks ini menyatakan hubungan antar node, apakah terdapat sisi yang menghubungkan kedua node tersebut (bertetangga).

Bila bertetangga, nilai entri akan menyimpan nilai sesuai dengan panjang jalan yang menghubungkan dua node tersebut. Bila tidak, maka nilai yang tersimpan adalah nol.

Setelah pembentukan adjacency matrix, setiap node direpresentasikan dalam sebuah

object yang memiliki:

1. id → identitas unik yang membedakan satu

node dengan node lainnya.

2. min → bobot path paling optimum yang melewati node tersebut.

3. predecessor → node terpilih sebelum node tersebut.

4. sudahDikunjungi → inisialisasi suatu node tertentu sudah dikunjungi atau belum. Penelusuran jalur optimum dimulai dari posisi awal, algoritma kemudian akan memilih node adjacent yang belum dikunjungi dengan jarak paling optimum. Penelusuran terhadap node-node yang

adjacent dilakukan terus dan akan berhenti

ketika mencapai posisi akhir. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Status (sudahDikunjungi) node yang belum terpilih diinisialisasikan dengan ‘0’ dan yang sudah terpilih diinisialisasi dengan ‘1’, dimulai dari posisi awal sebagai posisi terpilih.

2. Algoritma akan menelusuri node yang bertetangga dengan posisi terpilih yang belum dikunjungi, kemudian memilih

node dengan bobot paling optimum untuk

dijadikan posisi terpilih selanjutnya. 3. Predecessor posisi terpilih sekarang adalah

posisi terpilih sebelumnya.

4. Ulangi dari langkah 2 sampai posisi terpilih sekarang adalah posisi akhir. 5. Bila posisi akhir telah dipilih menjadi

posisi terpilih, maka untuk melihat jalur mana yang dipilih dapat ditelusuri predecessornya.

(9)

13 Hasil dari Algoritma Dijkstra yang akan

ditampilkan pada sistem adalah overlay jalur terpendek pada peta, total jarak yang ditempuh, dan tempat-tempat yang dilewati. Skema pencarian jalur optimum dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18 Skema pencarian jalur optimum.

Spatial Query

Sistem ini dibuat untuk menemukan tempat yang sesuai dengan kriteria jarak yang kita masukkan. Jarak yang menjadi acuan bukanlah jarak Euclidean, tetapi panjang akses jalan untuk menuju ke tempat tersebut. Skema spatial query dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19 Skema spatial query.

Ada dua sistem spatial query yang dibangun pada SIG Kota Bogor, yaitu :

Titik acuan satu tempat

Posisi awal dalam sistem ini berjumlah satu, sedangkan posisi akhir berjumlah lebih dari satu. Algoritma Djikstra akan digunakan

dalam penentuan jarak terpendek dari posisi awal ke posisi akhir. Panjang jarak tersebut kemudian akan disimpan dalam suatu array. Penggunaan Algoritma Djikstra akan berakhir ketika semua nilai panjang jarak dari posisi awal ke posisi akhir telah didapatkan semua.

Nilai-nilai tersebut kemudian akan difilter sesuai dengan kriteria jarak (dekat, sekitar, jauh) atau ditentukan sendiri jaraknya oleh pengguna (Lampiran 6). Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menentukan posisi awal dan posisi akhir. Posisi awal satu sedangkan posisi akhir berjumlah lebih dari satu.

2. Mencari jarak optimum dari posisi awal ke semua posisi akhir. Nilai-nilai jarak tersebut kemudian akan disimpan dalam sebuah array.

3. Nilai-nilai tersebut difilter berdasarkan kriteria jarak (dekat, disekitar, jauh) atau ditentukan sendiri jaraknya oleh pengguna. 4. Tempat yang jaraknya memenuhi kriteria akan dimasukkan ke dalam sebuah array untuk kemudian dimunculkan pada peta Bogor.

Titik acuan beberapa tempat

Prinsip kerjanya hampir sama dengan sistem sebelumnya, hanya saja posisi awal pada sistem ini berjumlah lebih dari satu. Karena itu, Algoritma Djikstra akan berhenti ketika jarak dari semua posisi awal dengan semua posisi akhir didapatkan (Lampiran 7). Langkah-langkah sistem ini sebagai berikut: 1. Menentukan posisi awal dan posisi akhir.

Posisi awal dan posisi akhir masing-masing berjumlah lebih dari satu.

2. Mencari jarak optimum dari semua posisi awal ke semua posisi akhir. Nilai-nilai jarak tersebut kemudian akan disimpan dalam sebuah array.

3. Nilai-nilai tersebut difilter berdasarkan kriteria jarak (dekat, disekitar, jauh) atau ditentukan sendiri oleh pengguna.

4. Tempat yang jaraknya memenuhi kriteria akan dimasukkan ke dalam sebuah array untuk kemudian dimunculkan pada peta Bogor.

11. Pengujian Sistem

Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan metode black box. Pengujian ini dilakukan dengan memeriksa kesesuaian input dan output yang dihasilkan oleh sistem. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui fungsi-fungsi pada sistem dapat berjalan dengan baik dan

(10)

14 memeriksa terjadinya error pada saat sistem

digunakan. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 8. Hasil yang diperoleh dari skenario pengujian menunjukkan bahwa fungsi-fungsi pada sistem dapat berjalan dengan baik.

Selain itu, dilakukan pengujian kesesuaian sistem terhadap peramban. Pengujian dilakukan pada Mozilla Firefox 3.6.6, Google Chrome 6.0.453.1, Opera 11.01 dan Safari 5.0.3. Hasil pengujian menunjukkan bahwa fungsi-fungsi pada sistem dapat berjalan dengan baik dan antarmuka sistem ditampilkan dalam struktur yang diharapkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

SIG Kota Bogor pada penelitian ini adalah sistem informasi berbasis web yang dikembangkan dengan menggunakan Flex dan Google Maps Api, bertujuan agar pengguna tertentu dapat menambah tempat dan jalur secara langsung pada sistem. Dengan demikian, SIG Kota Bogor akan berkembang tidak terbatas hanya pada pengetahuan administrator. Selain itu, pengguna juga dapat melakukan pencarian jarak, pencarian optimum dan spatial query. Pada spatial

query, jarak yang menjadi acuan bukanlah

jarak Euclidean, tetapi panjang akses jalan optimum untuk menuju ke tempat tersebut. Algoritma Dijkstra digunakan untuk pencarian jarak optimum.

Saran

Beberapa saran yang dapat dilakukan untuk penelitia berikutnya adalah:

1. Masih dapat dikembangkan negatif spatial

query, contohnya ‘tidak dekat’.

2. Banyak kriteria spatial query masih terbatas sebanyak dua kriteria. Masih dapat dikembangkan SIG dengan lebih dari dua kriteria.

3. Membuat sistem spatial query yang lebih cepat dengan melakukan praproses terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA

[Buffalo] Department of Geography

University at Buffalo. 2004. GIS Development Guide Volume I.

http://www.geog.buffalo.edu/ncgia/sara/in dex.html. [2 Desember 2010].

Chang, KT. 2008. Introduction to Geografis

Information Systems. New York: MgGraw-Hill, Inc.

Chartrand G, Oellermann OR. 1993. Applied

Algorithmic Graph Theory. New York:

MgGraw-Hill, Inc.

Christofides, Nicos. 1975. Graph Theory: An

Algorithmic Approach. New York: Academic Press Inc.

Cormen, TH. 2001. Introduction to Algorithms. Massachusetts: MIT Press.

[FLEXDG] Adobe Systems Incoporated. 2008. Adobe Flex 3 Developer Guide. San Jose: ASI.

[FLEXPAS] Adobe Systems Incoporated. 2008. Adobe Flex 3 Programming

ActionScript 3. San Jose: ASI.

Galati, SR. 2006. Geographic Information

Systems Demystified. Norwood: Artech

House, Inc.

Gibson R, Erle S. 2006. Google Maps Hacks. USA : O’Reilly Media, Inc.

Jacobs S, Weggheleire KD. 2008. Foundation

Flex for Developers. New York:

Springer-Verlag, Inc.

Kusumasari, NP. 2009. Sistem Informasi Kota Bogor Menggunakan Flex dan Google Maps API for Flash [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Purvis M, Sambells J. 2006. Google Maps

Application with PHP and Ajax. New

York: Apress.

Worboys, MF. 2003. GIS: A Computing

Gambar

Gambar 8  Desain Proses Sistem SIG Kota  Bogor.
Gambar 10  Rancangan  antarmuka  sistem  sebelum login.
Gambar 11  Rancangan  antamuka  sistem  setelah Login.
Gambar 12  Skema tambah tempat.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Latar belakang penyusun menjadikan program “Optimalisasi Pendataan dan Pengelolaan data Peserta Didik Sekolah dasar Dinas Pendidikan kabupaten Klaten dengan

Dari paparan tentang “Perbandingan Kompetensi Keagamaan antara penerimaan jalur SPAN, UM PTKIN dan jalur Mandiri tahun 2016 mahasiswa Prodi PAI fakultas Tarbiyah

Proses desain sistem terbagi dalam kebutuhan perangkat keras dan.. Hal ini menentukan arsitektur perangkat lunak secara keseluruhan. Desain perangkat lunak mewakili fungsi

Rencana tindakan perbaikan atas akar penyebab : Telah dibuat borang 3B Fakultas untuk Jenjang S2.. Jadwal penyelesaian tindakan

Hasil penelitian (Nuswantoro : 2007) didapatkan variabel kejadian hipertensi ada hubungan bermakna dengan kejadian stroke dengan p value : 0,012, variabel kadar lipid

pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Sifat-sifat strutur kognitif menentukan validitas dan kejelasan arti-arti yang timbul saat informasi baru

Asesmen dilakukan oleh pendamping/karyawan di tempat kerja yang diberi tugas, dengan menilai kompetensi dan kinerja peserta OJT selama mengikuti program tersebut. Asesmen