• Tidak ada hasil yang ditemukan

oleh/by: Rusmi SMP Negeri 1 Pati Jalan Pemuda 287 Pati Posel *) Diterima: 2 Maret 2016, Disetujui: 20 Maret 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "oleh/by: Rusmi SMP Negeri 1 Pati Jalan Pemuda 287 Pati Posel *) Diterima: 2 Maret 2016, Disetujui: 20 Maret 2016"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

(

Enhancing Students’ Ability to Write A Report Text

through Writing Process in Class IX-G SMP Negeri 1 Pati

)

oleh/

by

:

Rusmi

SMP Negeri 1 Pati Jalan Pemuda 287 Pati Posel rusmi.pri@gmail.com

*) Diterima: 2 Maret 2016, Disetujui: 20 Maret 2016

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran menulis dan kemampuan menulis teks report pada siswa kelas IX-G SMP Negeri 1 Pati melalui writing process. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus melalui writing process yang terdiri atas 5 tahapan proses menulis, yaitu: pre-writing, drafting, revising, editing dan publishing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran menulis teks report melalui writing process mengalami peningkatan rata-rata skor dari 1,88 pada siklus I menjadi 2,70 pada siklus II. Sementara itu, hasil belajar menulis teks report menunjukkan peningkatan rata-rata nilai dari 71,96 pada kondisi awal menjadi 75,00 pada siklus I dan 81,07 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dan kemampuan menulis teks report melalui writing process pada siswa kelas IX-G SMP Negeri 1 Pati meningkat. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran melalui writing process dapat berjalan efektif dengan kategori B (baik) dan kemampuan menulis teks report pada siswa kelas IX-G SMP Negeri 1 Pati dapat ditingkatkan melalui writing process.

Kata kunci:kemampuan menulis, teks report, writing process

ABSTRACT

This study aims to improve the learning process of writing and the ability to write a report text in class IX-G SMP Negeri 1 Pati through writing process. The study was conducted in two cycles through the writing process which consists of 5 stages of the writing process, namely: pre-writing, drafting, revising, editing and publishing. The observation of the learning process showed that the process of learning to write report text through writing process increased with an average score of 1.88 in the fi rst cycle to 2.70 in the second cycle. While the learning outcomes in learning to write a report text showed an increasing in the average value of 71.96 in the initial conditions into 75.00 in the fi rst cycle and 81.07 in the second cycle. It showed that the learning process and writing skills through the writing process of report text in class IX-G SMP Negeri 1 Pati increased. Based on these results, it was concluded that the learning process through the writing process could run effectively with the category B (good) and the ability to write a report text in class IX-G SMP Negeri 1 Pati could be enhanced through writing process.

(2)

PENDAHULUAN

Keterampilan menulis merupakan

salah satu aspek yang sulit bagi siswa

karena mereka harus menggunakan

sejumlah kata, menguasai tata bahasa

dengan baik, mengembangkan ide,

dan sebagainya. Selain itu, mereka

harus menguasai tanda baca, pemilihan

kosakata, struktur penggunaan kalimat

yang benar, dan juga pengorganisasian

gagasan. Kesulitan seperti ini dialami

oleh siswa kelas IX-G SMP Negeri 1

tahun pelajaran 2012/2013. Terbukti

nilai keterampilan menulis mereka yang

masih rendah, yaitu 71,96 yang masih di

bawah KKM yang ditetapkan, yaitu 78.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa

banyak siswa yang kurang sistematis

dan kurang padu dalam menggunakan

kalimat. Ketidaksistematisan dan

ketidakpaduan dilihat dari tidak

sinkronnya antara kalimat utama dan

kalimat pendukung, serta tidak adanya

kesinambungan antara paragraf yang

satu dengan paragraf yang lain. Hal ini

mungkin disebabkan karena kurang

tepatnya metode mengajar guru yang

hanya melatih siswa menulis terfokus

pada hasilnya tanpa memperhatikan

proses. Salah satu cara yang dapat

dilakukan adalah dengan membekali

siswa dengan suatu proses menulis yang

baik dengan harapan menghasilkan

tulisan yang baik pula.

Harmer (2001) mengatakan

bahwa

”In the teaching of writing we

can focus on the product of that writing

or on writing process itself”.

Jadi,

dalam pembelajaran menulis kita dapat

memfokuskan pada produk dari menulis

atau pada proses menulis itu sendiri.

penulis menginginkan pembelajaran

tidak berfokus pada produk saja maka

dalam penelitian ini difokuskan pada

proses menulis dengan menggunakan

Writing Process

” dalam pembelajaran

menulis.

Rumusan masalah dari penelitian

ini adalah (1) bagaimana pelaksanaan

writing process

untuk meningkatkan

kemampuan menulis teks report dan (2)

apakah kemampuan menulis teks report

pada siswa kelas IX-G SMP Negeri 1

Pati dapat ditingkatkan melalui

writing

process

? Sedangkan tujuannya adalah

(1) mendeskripsikan pelaksanaan

writing process

dan (2) meningkatkan

kemampuan menulis teks report siswa

kelas IX-G SMP Negeri 1 Pati melalui

writing process

.

Penelitian dilaksanakan di SMP

Negeri 1 Pati Jalan Pemuda No. 287

Pati mulai Januari sampai dengan Maret

2013 pada kelas IX-G yang terdiri atas

28 siswa. Siswa kelas IX-G dijadikan

subjek penelitian dengan pertimbangan

keterampilan menulis siswa kelas ini

paling rendah dibandingkan kelas yang

lain karena sebagian besar siswa kurang

mampu dalam menulis teks report.

Data penelitian diperoleh dari

guru berdasarkan hasil pengamatan

proses pembelajaran melalui

writing

process

dan dari siswa berdasarkan

penilaian terhadap hasil karya siswa

dalam menulis teks report. Teknik

pengumpulan data menggunakan dua

teknik, yaitu tes (ulangan harian) dan non

tes (pengamatan). Data yang diperoleh

berbentuk kualitatif dan kuantitatif. Data

kualitatif untuk menggambarkan proses

pelaksanaan proses tindakan, sedangkan

data kuantitatif untuk menggambarkan

peningkatan kemampuan dalam menulis

teks report. Untuk menganalisis data

proses pembelajaran dilakukan dengan

cara:

(3)

a. Memberikan skor semua aspek

pengamatan dengan skala 1—4.

Skor maksimal adalah 21 aspek x 4

= 84.

b. Menghitung jumlah skor dari setiap

aspek dan nilai dengan formula:

Nilai proses

pembelajaran

=

Jumlah skor diperoleh X 4

Jumlah skor maksimal (84)

c.

Mengkonversi hasil penilaian

dengan kriteria dan kategori sebagai

berikut:

Kriteria

Kategori

3,26—4,00

A (Amat Baik)

2,51—3,25

B (Baik)

1,76—2,50

C (Cukup)

1,00—1,75

D (Kurang)

Sedangkan untuk menganalisis data

hasil belajar dilakukan dengan cara:

a. Memberikan

skor

keempat

aspek penilaian:

spelling and

punctuation, vocabulary, grammar

dan organization

dengan skala 1– 4

(skor maks. 20)

b.

Menghitung jumlah skor dan

memberi nilai setiap siswa pada

keempat aspek tersebut dengan

formula sebagai berikut:

Nilai siswa

Jumlah skor diperoleh X 100

Jumlah skor maksimal (20)

=

c. Menghitung nilai rata-rata

masing-masing aspek untuk mengetahui

tingkat perkembangan setiap siklus.

Nilai rata-rata

Jumlah skor X 100

Jumlah siswa

=

d. Menghitung selisih nilai rata-rata

antarsiklus untuk mengetahui

besarnya peningkatan yang

diperoleh atau nilai perolehan.

Penelitian ini berupa PTK dengan

4 tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan,

pengamatan dan re

eksi yang dilakukan

dalam dua siklus masing-masing 2

pertemuan (4 x 40 menit). Dengan tema,

yaitu

nature

tentang

disaster

untuk

siklus I dan tentang

plant

untuk siklus

II. Setiap pertemuan ke 1, kegiatan

difokuskan pada

pre-writing

dan

drafting

dan pertemuan ke 2 difokuskan

pada

revising, editing

dan

publishing

.

Menurut Tabroni (2007:12), menulis

merupakan upaya mengomunikasikan

gagasan, ide, pikiran, pendapat, opini,

dan sebagainya melalui media tulis.

Yang dimaksud media tulis dapat

berbentuk apa saja, di antaranya artikel

ilmiah, laporan, karya tulis dan lain

sebagainya.

Tarigan (1986:3) menyatakan

berbeda bahwa menulis merupakan

suatu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi

secara tidak langsung, tidak secara

tatap muka dengan orang lain. Menulis

merupakan keterampilan berbahasa

yang kompleks yang perlu dipelajari dan

diajarkan. Dan menulis juga merupakan

suatu sarana yang penting untuk

mengekspresikan diri pribadi, untuk

berkomunikasi, dan untuk menemukan

makna. Oleh karena itu, praktik dan

latihan menulis merupakan bagian

yang penting dari kurikulum sekolah

dan menjadi bagian sentral dalam

pembelajaran bahasa Inggris.

Kemampuan menulis merupakan

kemampuan untuk mengolah

pengetahuan, pengalaman, pikiran

serta ide atau gagasan ke dalam tulisan.

Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan

(4)

keterampilan yang berkaitan dengan

aspek berbahasa yakni penggunaan

tanda baca dan ejaan, pemilihan diksi

atau kosakata, penggunaan tata bahasa

atau struktur kalimat, pengembangan

paragraf, serta pengolahan gagasan.

( h t t p : / / l a r u n g d j e n a r . b l o g s p o t .

com/2009/09/)

Teks report adalah teks yang

berfungsi mendeskripsikan sesuatu

secara umum. Objek yang digambarkan

dalam teks report adalah sesuatu yang

ada di sekitar kita, misalnya binatang,

tumbuhan, perayaan, dan benda-benda.

Teks report memiliki tujuan komunikatif

untuk menyampaikan informasi tentang

sesuatu secara apa adanya sebagai hasil

pengamatan sistematis atau analisis. Di

samping memiliki tujuan, teks report

juga memiliki struktur umum, yaitu:

1.

General Classifi cation

(klasi

kasi

umum), yang berisikan pernyataan

umum yang menjelaskan keterangan

subjek laporan, keterangan dan

klasi

kasinya atau menggambarkan

sesuatu baik benda, makhluk hidup

atau fenomena-fenomena umum.

2.

Description,

yang umumnya

memberikan gambaran fenomena

atau situasi yang terjadi, baik

bagian-bagiannya, sifat, kebiasaan

ataupun tingkah lakunya atau

menjabarkan klasi

kasi

yang

disajikan secara ilmiah.

Teks report memiliki ciri-ciri

kebahasaan

(language features

), yaitu

(1) menggunakan

general nouns

; (2)

menggunakan

relating verbs

untuk

menjelaskan ciri, (3) menggunakan

action verbs

dalam menjelaskan

perilaku, (4) menggunakan

present tense

untuk menyatakan suatu yang umum;

dan (5) mengguanakan istilah teknis/

ilmiah .

Writing process

merupakan metode

pembelajaran yang lebih menggunakan

pendekatan proses daripada produk.

Namun dalam penelitian ini untuk

menentukan kemampuan menulis siswa

ditentukan oleh produk menulis yang

dihasilkan melalui

writing process

.

Harmer (2001:257) mengatakan bahwa:

In the teaching of writing we can focus on the product of that writing or on writing process itself. When concentrating on the product we are only interesed in the aim of a task and in the end product. Those who advocate a process approach to writing, however, pay attention to the various stages that piece of writing goes through.

Artinya, dalam pembelajaran

menulis, kita dapat memfokuskan

pada produk dari menulis atau pada

proses menulis itu sendiri. Ketika

mengonsentrasikan pada produk, kita

hanya tertarik pada tujuan dari sebuah

tugas dan pada produk akhir, tetapi bagi

yang menganjurkan suatu pendekatan

proses menulis, perlu memperhatikan

berbagai macam tahapan menulis seperti

writing process. Writing process

adalah

suatu proses persiapan menulis dengan

alur seperti pada Gambar 1.

Pre-wriƟ ngDraŌ ingRevisingEdiƟ ngPublishing Gambar 1: Alur Writing Process

(5)

Pre-writing,

meliputi pengumpulan

gagasan dan informasi, mencoba

penemuan gagasan, dan akhirnya

pembuatan rencana yang akan ditulis.

Pada tahap kesiapan, penemuan ide

melibatkan baik persiapan maupun

re

eksi pada saat siswa

menghubung-hubungkan gagasan, pikiran, dan

pengetahuan baru yang didapat.

Kegiatan yang relevan pada tahap

ini yaitu:

brainstorming, listing, dan

clustering

.

Suyanto (2007:96) menyatakan

brainstorming

merupakan strategi yang

dapat dipakai untuk mengaktifkan

siswa. Bila guru meminta seluruh kelas

memberikan ide atau menyebutkan

contoh sebanyak-banyaknya dalam

waktu yang singkat, guru tersebut

berarti melakukan tahap

brainstorming

.

Adapun, tahap

listing

atau membuat

daftar adalah suatu teknik mencari

ide-ide baru atau ide-ide lainnya yang ditulis

berhubungan erat dengan topik tertentu

yang diberikan. Sebagai contoh siswa

diberikan tugas dengan topik

library

(perpustakaan). Siswa diminta untuk

menuliskan kata-kata benda yang ada

kaitannya dengan perpustakaan dan lain

sebagainya. Peha (2002:3) menyatakan

“making lists of things to write about

is one of the best pre-writing activities

you can do”

. Hal ini dimaksudkan

bahwa membuat daftar barang-barang

atau sesuatu merupakan salah satu

kegiatan

pre-writing

yang paling baik.

Selanjutnya tahap c

lustering

atau

pengelompokkan adalah suatu cara

memilah pemikiran-pemikiran yang

saling berkaitan dan menuangkannya

di atas kertas secepatnya, tanpa

mempertimbangkan kebenaran atau

nilainya (Porter & Hemacki, 2002:180).

Dalam penelitian ini teknik

clustering

adalah teknik menulis dengan cara

mengelompokkan kosa-kata yang acak

ke dalam kelompoknya sesuai dengan

topiknya.

Steve Graham dan Dolores Perin

(2007:4) menyatakan bahwa:

Pre-writing which engages students in activities designed to help them generate or organize ideas for their composition. Most of these prewriting activities can be successfully taught at all school levels. The most effective way to do this is to guide students through each of the activities in the classroom rather than just lecturing or telling them about the activities.

Ini diartikan bahwa

pre-writing

mendorong siswa pada kegiatan-kegiatan

yang didesain untuk membantu mereka

menyusun ide-ide untuk karangan

mereka. Kebanyakan dari kegiatan

pre-writing

dapat berhasil diajarkan di

tingkat sekolah. Kegiatan

pre-writing

mengajarkan siswa untuk menuliskan

ideanya secara cepat dalam bentuk apa

adanya dan membantu melancarkan

siswa karena siswa dapat berpikir dan

menulis bersamaan daripada berpikir

dahulu baru menulis.

Tahap kedua adalah

drafting

,

maksudnya bahwa siswa harus menulis

sesuatu meskipun dalam bentuk

draft

kasar. Boardman dan Frydenberg

(2002:15) menyatakan “

Once you have

ideas generated and an organizational

pattern to follow, you can write your fi rst

draft.

” Maksudnya setelah menemukan

atau memiliki ide dan pola tertentu,

kita dapat menuliskan

draft

kasar.

Drafting

merupakan tahapan untuk

mulai menelusuri dan mengembangkan

gagasan-gagasan (Porter dan Hemacki,

(6)

2002:194). Dalam kegiatan ini, setelah

diberikan berbagai contoh siswa

diharapkan mulai menulis

kalimat-kalimat dengan bahasa mereka sendiri

dan guru harus membantu siswa yang

mengalami kesulitan dengan melakukan

conference

terhadap siswa dengan

bertanya mengenai apa yang sedang

mereka tulis.

Revising

merupakan tahap

perbaikan. Revisi bukan penyempurnaan

tulisan. Revisi adalah mempertemukan

kebutuhan pembaca dengan menambah,

mengganti, menghilangkan, dan

menyusun kembali bahan tulisan.

Yang dilakukan siswa pada tahap

revising

adalah (a) berbagi tulisan

dengan teman-teman, (b) berpartisipasi

konstruktif dalam diskusi tentang

tulisan teman-teman sekelompok atau

sekelas, (c) mengubah tulisan dengan

memperhatikan reaksi dan komentar

baik dari guru maupun siswa lainnya, dan

(d) membuat perubahan yang substantif

pada

draft

pertama dan

draft

berikutnya,

sehingga menghasilkan

draft

akhir.

Editing

adalah memperhatikan

dan memperbaiki semua kesalahan

yang berkaitan dengan aturan-aturan

menulis seperti

spelling, punctuation,

grammar

, dan penggunaannya untuk

memastikan semua transisi berjalan

mulus, penggunaan kata kerjanya tepat,

dan kalimat-kalimatnya lengkap (Porter

dan Hemacki, 2002:198). Siswa dan

guru melakukan perbaikan terhadap

kesalahan-kesalahan yang mungkin

dilakukan siswa. Biasanya, hasil kerja

siswa dalam bentuk tulisan harus

diperbaiki dan disempurnakan. Siswa

harus membaca ulang dengan teliti

untuk menilai apakah tulisan mereka

sudah betul dari segi isi dan bahasanya.

Publishing

adalah proses menulis

untuk mengomunikasikan atau

menyampaikan hasil tulisannya kepada

audience

, biasanya dengan teman

sekelas. Peha (2002) mengatakan bahwa

publishing is preparing a piece of writing

so that it can be read, understood, and

enjoyed by the public

. Artinya publikasi,

yaitu menyiapkan suatu tulisan atau

karangan sehingga dapat dibaca,

dipahami dan dinikmati oleh kalayak

umum. Akan tapi secara praktis adalah

orang-orang yang ada di dalam kelas,

guru, dan siapa saja kepadanya tulisan

itu akan ditunjukkan. Kegiatan yang

dapat dilakukan adalah: (a) membacakan

hasil karya yang telah ditulis untuk

didengar oleh guru dan siswa lain

sehingga mereka dapat memahami,

(b) menuliskan di papan tulis sehingga

siswa lain dapat membacanya dan, (c)

memajangkan di papan pajangan atau

menempel di dinding agar dibaca orang

lain untuk mendapatkan tanggapan.

Penelitian tentang

writing process

telah dilakukan oleh banyak kalangan.

Trang (2008:184–197) meneliti tentang

writing process

terhadap para siswa

di Vietnam yang sedang belajar di

Australia. Ia menyatakan bahwa

writing

process

dapat membantu para siswa

dalam menyelesaikan tugas-tugas

menulis. Sebelumnya mereka merasa

kesulitan menyelesaikan tugas menulis.

Hasil penelitiannya sangat bermanfaat

bagi guru-guru terutama yang mengajar

keterampilan menulis.

Chow (2007) dalam tesisnya

menyatakan bahwa pengajaran menulis

dengan pendekatan produk telah gagal

dalam memberikan kontribusi tentang

proses menulis yang merupakan

aspek yang sangat penting untuk

mengembangkan kemampuan menulis.

(7)

Namun, penelitian yang dilakukan

dengan pendekatan proses terhadap

pengajaran menulis pada sekolah

menengah di Malaysia menunjukkan

bahwa pendekatan proses mendorong

siswa lebih peka terhadap strategi

penulisan konseptual dan meningkatkan

kemampuan mereka menggunakan

strategi penulisan untuk mengarang.

Penelitian tindakan yang dilakukan

Cavkaytar dan Yasar (2008) terhadap

siswa kelas 5 sekolah dasar di salah satu

kota besar di Turki menunjukkan bahwa

penggunaan

writing process

dalam

pembelajaran keterampilan menulis

dapat meningkatkan perkembangan

kemampuan menulis siswa dengan

hasil yang sangat positif. Dari data

juga diperoleh hasil bahwa penggunaan

model

writing process

sangat efektif

untuk mengembangkan kemampuan

menulis siswa dalam teks narasi dan

ekspositori.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum dilaksanakan penelitian,

keterampilan menulis tidak pernah

diajarkan melalui proses yang jelas.

Guru hanya memberikan latihan-latihan

dengan menyuruh siswa mengerjakan

soal-soal latihan yang ada pada buku

pegangan siswa. Tanpa adanya metode

atau teknik tertentu yang digunakan,

tentu saja pencapaian kemampuan siswa

dalam menulis tidak akan maksimal.

Siswa mengalami kesulitan dalam

menulis teks report karena siswa harus

menguasai aspek-aspek menulis, seperti

ejaan, tanda baca, kosakata, tata bahasa,

dan pengorganisasian gagasan

.

Kondisi

ini ditunjukkkan oleh rendahnya nilai

keterampilan menulis pada aspek

tersebut, yaitu 71,96 yang masih jauh

di bawah kriteria ketuntasan minim al

(KKM) yang telah ditetapkan yaitu 78.

Tabel 1

Rata-Rata Nilai Tiap Aspek pada Kondisi Awal

No.

Aspek yang Dinilai

Rata-Rata

Nilai Tiap

Aspek

1

Spelling and punctuation

81,43

2

Vocabulary

67,86

3

Grammar

74,29

4

Organization

64,29

Rata-Rata

71,96

Data Tabel 1 menunjukkan bahwa

tiga aspek memperoleh rata-rata

nilai rendah, yaitu

vocabulary

67,86,

grammar

74,29

,

dan

organization

64,29

dengan rata-rata 71,96 padahal nilai

yang diharapkan minimal 78,00. Selain

itu, proses pembelajaran menulis teks

menunjukkan hasil yang masih belum

memuaskan dan perlu mendapatkan

perhatian dari guru. Salah satu cara

agar pelaksanaan pembelajaran lebih

mudah dipahami dan dilakukan siswa,

diperlukan suatu proses pembelajaran

menulis agar alur berpikirnya lebih

sistematis dengan penerapan

writing

process

.

Deskripsi Siklus I

Kegiatan pembelajaran dilakukan

dengan tahapan:

pre-writing, drafting,

revising, editing

dan

publishing

. Pada

tahap

pre-writing

, dilakukan bertanya

jawab

(brainstorming)

untuk menggali

informasi tentang gambar-gambar yang

ditunjukkan guru, menulis beberapa

kosakata (

listing)

terkait

materi yang

(8)

diajarkan dan mengelompokkan

kosakata tersebut

(clustering)

sesuai

dengan jenis kata, yaitu kata kerja, kata

benda, kata sifat, dan lain-lain.

Pada tahap

drafting

, siswa

melakukan kegiatan menulis. Secara

berpasangan siswa membuat frase kata

benda

(noun phrase)

dan kalimat dengan

bimbingan guru dan secara berkelompok

siswa membuat paragraf yang berisi

general classifi cation

dan

description

.

Siswa melakukan

conference

dengan

guru tentang ide-ide yang dituangkan

di dalam paragraf. Kegiatan akhir dari

tahapan

drafting

adalah menulis teks,

yaitu menulis teks report secara individu.

Pada tahap

revising

, kegiatan diawali

dengan penayangan sebuah teks report

tentang bencana alam oleh guru. Siswa

diajak mencermati ide-ide yang ada di

dalam teks report tersebut. Kemudian,

siswa diminta menukar hasil karyanya

masing–masing. Siswa mencermati

konstruksi teks dan ide–ide yang

dituangkan dalam teks hasil karyanya

untuk melakukan perbaikan. Setelah

selesai, hasil karya siswa dikembalikan

kepada pemiliknya sehingga siswa yang

memilikinya dapat melihat beberapa hal

yang mungkin perlu dikoreksi sendiri.

Hal ini dimaksudkan untuk melatih

siswa agar terbiasa dalam menulis

dan tidak menganggap sekali menulis

langsung selesai.

Pada tahap

editing

, difokuskan

pada penggunaan ejaan dan tanda

baca, kosakata yang baru, tata bahasa

khususnya penggunaan

simple

present tense

, dan pengorganisasian

penyusunan hubungan antarkalimat

dan antarparagraf agar menjadi padu.

Kemudian, tahap

publishing

bertujuan

untuk mengomunikasikan hasil karya

siswa dengan memajangkan hasil

karyanya masing-masing. Para siswa

berkeliling di dalam kelas untuk melihat

pajangan temannya untuk perbandingan.

Pengamatan difokuskan terhadap

proses pembelajaran dan hasil belajar

siswa dengan hasil sebagai berikut:

a. Proses pembelajaran

Pembelajaran secara umum berjalan

baik dan lancar. Namun demikian, masih

terjadi beberapa hambatan yang dialami

siswa, yaitu pada tahapan

drafting

.

Untuk memulai menulis siswa tampak

bingung untuk mengawali, seperti tidak

mengetahui apa yang harus ditulis.

Hasil pengamatan proses pembelajaran

melalui

writing process

disajikan dalam

Tabel 2.

Tabel 2 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus I

No.

Tahapan

Rata-Rata Skor

1

Pre-writing

2,33

2

Drafting

1,33

3

Revising

1,50

4

Editing

2,25

5

Publishing

2,00

Rata-Rata

1,88

Kategori

Baik

Data Tabel 2 menunjukkan bahwa

proses pembelajaran menulis teks report

di kelas IX-G pada SMP Negeri 1 Pati

melalui

writing process

mengalami

peningkatan dengan pencapaian

rata-rata 1,88 dengan kategori Baik. Namun

demikian, meskipun telah mengalami

peningkatan, proses pembelajaran masih

belum optimal karena adanya aspek

yang masih rendah yaitu

drafting

.

(9)

b. Hasil belajar siswa

Dalam penelitian ini diterapkan

ketuntasan belajar secara individual

dengan kriteria minimal dan rata–rata

nilai kelas minimal 78. Data hasil

belajar yang diperoleh dari nilai siswa

pada pembelajaran siklus I tampak pada

Tabel 3.

Tabel 3

Rata-Rata Nilai Tiap Aspek pada Siklus I

No.

Aspek yang Dinilai

Rata-

Rata

1

Spelling and punctuation

83,57

2

Vocabulary

71,43

3

Grammar

78,57

4

Organization

78,57

Rata-Rata

75,71

Tabel 3 menunjukkan bahwa

rata-rata nilai

vocabulary

, yaitu 71,43, masih

di bawah rata-rata nilai yang diharapkan,

disusul

grammar

dan

organization

masing-masing 78,57 sehingga perlu

dilakukan perbaikan pembelajaran

dalam hal kosakata atau

vocabulary

.

Pada aspek

spelling

dan

pronunciation

,

para siswa tampaknya tidak merasa

kesulitan meskipun terdapat beberapa

siswa yang masih perlu mendapatkan

perbaikan. Aspek ini memperoleh nilai

83,57 yang menunjukkan bahwa siswa

tidak mengalami kesulitan yang terlalu

serius terkait ejaan dan tanda baca.

Berdasarkan hasil pengamatan

dan penilaian dire

eksikan bahwa

(1) siswa masih mengalami kesulitan

pada tahapan

drafting

. Oleh karena

itu, perlu perbaikan dengan melakukan

pembimbingan secara optimal pada

siklus selanjutnya terhadap siswa yang

kurang mampu dalam penguasaan

vocabulary

, (2) hasil penilaian

menunjukkan bahwa aspek

vocabulary

menempati nilai terendah, yaitu 71,43.

Hal inilah yang menyebabkan siswa

mengalami kesulitan dalam tahapan

drafting

atau menulis sehingga perlu

adanya perbaikan dalam tahapan

pre-writing

sebelum siswa melanjutkan pada

tahap

drafting

.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran siklus II dilaksanakan

melalui tahapan

writing process,

seperti

siklus sebelumnya dengan materi berbeda

tentang

plant

(tumbuhan). Namun, pada

tahap

publishing

ini berbeda, yaitu dua

atau tiga siswa diminta membacakan

hasil karyanya di depan kelas, kemudian

guru membahasnya bersama siswa secara

klasikal. Adapun hasil pengamatannya

adalah sebagai berikut:

a. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran siklus II

menunjukkan bahwa pembelajaran

secara umum berjalan lancar dan sudah

terdapat perbaikan dibandingkan dengan

pembelajaran pada siklus I. Hasil

pengamatan proses pembelajaran pada

siklus II disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus II

No.

Tahapan

Rata-Rata Skor

Tiap Aspek

1

Pre-writing

2,67

2

Drafting

2,33

3

Revising

2,25

4

Editing

3,25

5

Publishing

3,00

Rata-Rata

2,70

Kategori

B (Baik)

(10)

Data Tabel 4 menunjukkan bahwa

tahapan

revising

dan

drafting

masih

menjadi kendala bagi siswa. Kesulitan

siswa pada tahapan

revising

adalah

dalam hal memunculkan ide-ide

tambahan terhadap tulisan yang sudah

ada, sedangkan kesulitan dalam tahapan

drafting

adalah mengawali untuk

menulis karena penguasaan kosakata

atau

vocabulary

siswa masih perlu

ditingkatkan.

b. Hasil belajar siswa

Data hasil belajar diperoleh dari

nilai siswa pada pembelajaran siklus II.

Berdasarkan penilaian hasil karya siswa

dan hasil tampak pada Tabel 5.

Tabel 5

Rata-Rata Nilai Tiap Aspek pada Siklus II

No.

Aspek yang Dinilai

Rata-

Rata

Nilai

1

Spelling and punctuation

86,43

2

Vocabulary

75,71

3

Grammar

87,14

4

Organization

75,00

Rata-Rata

81,07

Tabel 5 menunjukkan bahwa

rata-rata nilai pada siklus II masih ada yang

rendah, yaitu

organization

75,00 dan

vocabulary

75,71. Pembelajaran pada

siklus II dire

eksikan bahwa (1) siswa

masih mengalami kesulitan pada tahap

drafting

dan

revising

. Kegiatan pada

tahapan ini adalah menulis dan merevisi.

Setelah siswa menghasilkan tulisan

berupa teks report, mereka diminta

untuk melakukan revisi. Kesulitan

terjadi ketika mereka diminta untuk

memberikan masukan terhadap tulisan

siswa lainnya, dan (2) hasil penilaian

terhadap tulisan siswa menunjukkan

bahwa aspek

organization

menempati

posisi terendah, yaitu 75,00. Meskipun

terdapat nilai-rata-rata pada aspek

tertentu yang masih rendah, nilai

rata-rata keseluruhan telah mencapai nilai

minimal 78.

Berdasarkan data, nilai kondisi

awal siswa masih sangat rendah dengan

rata-rata 71,96. Dari nilai rata-rata 71,96

ini, siswa yang telah mencapai (KKM)

hanya 13 siswa (46,43%), artinya

siswa yang memperoleh nilai >78 baru

46,43%. Untuk mencapai ketuntasan

belajar klasikal diharapkan 85% siswa

telah mencapai KKM. Ketidaktuntasan

ini diduga terjadi karena siswa masih

belum terlatih dan bahkan tidak pernah

belajar menulis dengan tahapan seperti

writing process

.

Tabel 6

Peningkatan Proses Pembelajaran Writing Process

No. Tahapan

Skor

Nilai

Per-olehan

Pe

ning-katan

Siklus

I

Siklus

II

1

Pre-writ-ing

2,33

2,67

0,34

2

Drafting

1,33

2,33

1,00

3

Revising

1,50

2,25

0,75

4

Editing

2,25

3,25

1,00

5

Publish-ing

2,00

3,00

1,00

Rata-Rata

1,88

2,70

0,82

Kategori

(Cukup)

C

(Baik)

B

Namun, setelah dilakukan tindakan

,

hasilnya menunjukkan bahwa proses

pembelajaran melalui

writing pr

ocess

berjalan efektif dalam meningkatkan

(11)

kemampuan menulis teks report.

Berdasarkan data hasil pengamatan

proses pembelajaran, diperoleh

peningkatan seperti tersaji pada Tabel 6.

Data tabel tersebut menunjukkan

bahwa proses pembelajaran menulis

teks report melalui

writing process

menunjukkan peningkatan rata-rata skor

dari 1,88 pada siklus I menjadi 2,70 pada

siklus II atau dengan kata lain meningkat

0,82 atau 20,5%.

Proses pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan menulis

yang semula sulit meningkat ternyata

sudah mengalami perubahan yang

sangat menggembirakan. Hal ini dapat

dilihat dari indikator meningkatnya nilai

rata-rata yang semula 71,96 menjadi

75,71 pada siklus I, seperti disajikan

dalam Tabel 7.

Tabel 7

Perbandingan Nilai Rata-Rata Kondisi Awal, Siklus I dan Nilai Perolehan

No.

Uraian

Nilai Rata-Rata Nilai

Per-olehan

Kondisi

Awal

Siklus

I

1

Spelling and

punctuation

81,43 83,57 2,14

2

Vocabulary

67,86 71,43 3,57

3

Grammar

74,29 78,57 4,28

4

Organization

64,29 78,57 14,28

Rata-Rata

71,96 75,71 3,75

Meskipun terjadi peningkatan

rata-rata nilai dari 71,96 menjadi 75,71,

tetapi masih terdapat 10 siswa (35,71%)

yang belum mencapai ketuntasan dan

yang sudah mencapai ketuntasan baru

18 siswa (64,29%). Hal ini menunjukkan

terjadinya peningkatan ketuntasan dari

kondisi awal 46,43% menjadi 64,29%

pada siklus I dan sebaliknya terjadi

penurunan jumlah siswa yang tidak

tuntas dari 53,57% menjadi 35,71%. Di

samping itu, tercapainya nilai perolehan

yaitu 3,75.

Melihat hasil belajar pada siklus I

yang cukup meningkat, pada siklus II

perlu adanya peningkatan, baik pada

proses pembelajaran maupun pada hasil

belajarnya. Kelemahan-kelemahan yang

terdapat pada siklus I telah teratasi pada

siklus II sehingga kemampuan menulis

teks report siswa semakin meningkat

sebagaimana disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 8

Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II dan Nilai Perolehan

No.

Uraian

Nilai Rata-Rata Nilai

Per-olehan

Siklus

I

Siklus

II

1

Spelling and

punctuation

83,57 86,34 1,03

2

Vocabulary

71,43 75,71 1,06

3

Grammar

78,57 87,14 1,11

4

Organization

78,57 75,00 0,95

Rata-Rata

75,71

81,07

1,04

Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai

rata-rata pada siklus II mencapai 81,07

dengan nilai perolehan 1,04. Dengan

diperolehnya peningkatan nilai juga

diikuti meningkatnya jumlah siswa

yang mencapai ketuntasan belajar, yaitu

terdapat 24 (85,71%) siswa yang telah

tuntas dan 4 (14,29%) siswa yang belum

tuntas. Jumlah ini meningkat enam

siswa dari delapan belas siswa menjadi

24 siswa yang mengalami ketuntasan

belajar.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian,

baik dari segi proses pembelajaran

maupun dari hasil belajar siswa dapat

(12)

disimpulkan bahwa: (1) pelaksanaan

writing process

untuk meningkatkan

kemampuan menulis teks report pada

siswa kelas IX-G SMP Negeri 1 Pati

semester II Tahun Pelajaran 2012/2013

dapat berjalan efektif dengan kategori B

(baik) dalam meningkatkan kemampuan

menulis siswa, dan (2) kemampuan

menulis teks report pada siswa kelas

IX-G SMP Negeri 1 Pati semester

II tahun pelajaran 2012/2013 dapat

ditingkatkan melalui

writing process.

Berdasarkan simpulan tersebut,

disarankan bahwa (1) dengan

diperolehnya karya siswa berupa tulisan,

sekolah hendaknya menyediakan tempat

pajangan sebagai ajang kreativitas

siswa untuk mengomunikasikan hasil

karyanya dan untuk memotivasi siswa

agar selalu berkarya, dan (2) untuk

meningkatkan kemampuan menulis

hendaknya guru mengenalkan kepada

siswa tentang proses menulis yang baik

dan benar.

Daftar Pustaka

Boardman, Cynthia A. dan Frydenberg,

Jia. 2002.

Writing To Communicate:

Paragraphs and Essays, Second

Edition

. New York: Pearson

Education. Inc.

Cavkaytar, Serap dan Yasar, Se

k. 2008.

Using Writing Process in Teaching

Composition Skills: An Action

Reseach.

Journal: International

Conference “ICT for Language

learning” 3rd edition

. Department

of primary Education, Colledge

od education, Anadolu University,

Turkey.

Chow VF., Thomas. 2007. “The Effect

of Process-Genre Approach

to Writing Instruction on The

Expository Essays of ESL Students

in Malaysian Secondary School”.

Thesis for Doctor of philosophy

De Porter, Bobbi dan Hemacki, Mike.

2002. (Penerjemah Alwiyah

Abdurrahman)

Quantum Learning:

Membiasakan Belajar Nyaman dan

Menyenangkan

. Bandung: Kaifa

Graham, S., & Perin, D. (2007).

Writing

Next: Effective Strategies to

Improve Writing of Adolescents in

Middle and High Schools

– A report

to Carnegie Corporation of New

York. Washington, DC: Alliance

for Excellent Education.

Harmer, Jeremy. 2001.

The Practice

of English Language Teaching

.

Edinburgh: Pearson Education

Limited

Peha, Steve. 2002.

The Writing Process

Notebook

. Dari: http://www.ttms.

org tgl. 1 Juli 2007.

Suyanto, Kasihani K.E. 2007.

English

For Young Leaners: Melejitkan

Potensi Anak Melalui English Class

yang Fun, Asyik, dan Menarik

.

Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Tabroni, R. 2007.

Melejitkan Potensi

Mengasah Kreativitas Menulis

Artikel

(Cetakan pertama).

Bandung: Nuansa

Tarigan, HG. 1986.

Menulis Sebagai

Suatu Keterampilan Berbahasa

.

Bandung: Angkasa.

Trang, Luong Quynh. 2008. Students

writing process, perception,

problems, and strategies in

writing academic essays in a

secong language: A case study

.

VNU Journal of Science, Foreign

Languages 24

(2008).

h t t p : / / l a r u n g d j e n a r . b l o g s p o t .

com/2009/09/

Gambar

Tabel 2 Hasil Pengamatan  Proses Pembelajaran Siklus I
Tabel 3 menunjukkan bahwa rata- rata-rata nilai vocabulary, yaitu 71,43, masih  di bawah rata-rata nilai yang diharapkan,  disusul  grammar  dan organization  masing-masing 78,57 sehingga perlu  dilakukan perbaikan pembelajaran  dalam hal kosakata atau voc
Tabel 5 menunjukkan bahwa rata- rata-rata nilai pada siklus II masih ada yang  rendah, yaitu organization  75,00 dan  vocabulary 75,71

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan mengenai kemampuan komunikasi matematis dan kemandirian belajar peserta didik SMP kelas VII

Mindi merupakan salah satu jenis cepat tumbuh dari famili Meliaceae yang berpotensi untuk dikembangkan di Hutan Rakyat. Upaya peningkatan produktivitas mindi memerlukan informasi

PPL adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

1) Peningkatan Kompetensi bidang teknologi penerbangan dan antariksa a) Membangun pusat unggulan UAV. b) Membangun desain center pesawat terbang nasional. c) Menjalin kerjasama

Kemudian dari hasil wawancara didapatkan bahwa bapak Muhlis membutuhkan untuk dibuatkan media pembelajaran berupa desktop sebagai tool guru dalam menjelaskan materi

pihak yang memproduksi barang yang cacat/berbahaya. b) Menempatkan/mengedarkan barang di pasaran, berarti produsen menjamin bahwa barang tersebut aman dan pantas

Pada bagian ini pembaca sekalian bisa menemukan kesan yang nyaris sama: “Sangat bersyukur” (Abdul Aziz Tata Pangarsa), “Indahnya jalinan ukhuwah islamiyah”, “Cara SPN

Dalam penjilidan kembali bahan pustaka atau buku pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen di lakukan dengan menggunakan lem.. Penjilidan dengan menggunakan paku dan hekter