• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP BANGSA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP BANGSA BARAT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP BANGSA BARAT

A. Latar Belakang

1. Masuknya Belanda ke Indonesia

Pada mulanya para pedagang Belanda yang berpusat di Rotterdam membeli rempah-rempah dari Lisabon Portugis. Semenjak Belanda lepas dari penjajahan Spanyol dan pada tahun 1580 Raja Philip dari Spanyol berhasil mempersatukan Spanyol dan Portugis akibatnya Belanda tidak bisa mengambil rempah-rempah dari Lisabon yang dikuasai Spanyol, hal itulah yang mendorong Belanda mulai mengadakan penjelajahan samudera untuk mendapatkan daerah asal rempah-rempah.

Pada tahun 1594 Claudius berhasil menemukan kunci rahasia pelayaran ke timur jauh dan menyusun peta yang disebut India barat dan India timur. Dan pada 1595 seorang Belanda yang bernama Linscoten berhasil menemukan tempat-tempat di pulau Jawa yang bebas dari tangan Portugis dan banyak menghasilkan rempah-rempah.

Pada 1595 Cornelis de Houtman dan de Keyzer dengan 4 buah kapal memimpin pelayaran menuju nusantara menempuh rute Belanda-pantai barat afrika-tanjung harapan-samudera hindia-selat sunda-Banten. Pada Juni 1596 berhasil berlabuh di Banten. Kedatangan Belanda mendapat sambutan baik dari masyarakat Banten. Kedatangan Belanda diharapkan dapat memajukan perdagangan dan dapat membantu usaha penyerangan ke Palembang, akan tetapi timbul ketegangan antara masyarakat Banten dengan Cornelis yang disebabkan sikap Cornelis yang kaku dalam perdagangan, dia hanya mau membeli rempah-rempah pada musim panen. Cornelis pulang dengan sedikit rempah-rempah, walau demikian ia disambut gegap gempita oleh masyarakat Belanda.

Pada 28 November 1598 rombongan baru dari Belanda yang dipimpin oleh Jacob Van Neck dan Wybrecht van wearwick dengan 8 buah kapal tiba di Banten, pada saat itu hubungan Banten dan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan Belanda diterima dengan baik. Karena sikap Van Neck sangat hati-hati dan pandai mengambil hati-hati para pembesar Banten tiga buah kapalnya penuh dengan muatan dan dikirim ke negeri Balanda. Lima buah kapal lainnya menuju Maluku. Di Maluku Belanda diterima dengan baik oleh rakyat Maluku karena dianggap sebagai musuh Portugis yang sedang bermusuhan dengan rakyat Maluku. 2. Masuknya Jepang ke Indonesia

Jepang merupakan salah satu negara yang pernah menjajah bangsa Indonesia. adapun masa kependudukan Jepang di Indonesia ada antara tahun 1942 hingga tahun 1945. Kedatangan negara Jepang ke Indonesia bermula pada tanggal 1 Maret 1942. Pada waktu itu, negara Jepang telah sukses mendaratkan tentara- tentaranya di pulau jawa dengan tiga titik , yaitu di Teluk Banten, Eretan Wetan atau Jawa Barat dan Kranggan (Jawa Tengah).

Kedatangan Jepang di Indonesia tersebut berakibat pada suhu politik yang ada pada saat itu. Bahkan pemerintahan Belanda yang pada waktu itu masih berkuasa di Indonesia segera meneyerah tanpa syarat kepada Jepang di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura. Serah terima kekuasaan Belanda kepada pemerintahan Jepang tersebut kemudian diadakan pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati.

Dengan berakhirnya serah terima tersebut, menandai berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia dan akan dimulainya kekuasaan baru yang dipimpin oleh pemerintahan Jepang. Ketika pertama kali Jepang berkuasa di Indonesia, kemudian ia membentuk Indonesia menjadi tiga wilayah komando. Adapun ketiga wilayah komando tersebut yaitu meliputi tentara ke – 16 di Pulau Jawa dan Madura yang berpusat di wilayah Batavia , Tentara ke – 25 di Sumatera yang berpusat di Bukit Tinggi dan yang terakhir yaitu armada selatan ke -2 terdapat di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara , dan Papua Barat yang berpusat di kota Makassar.

Pada saat orang Jepang datang ke Indonesia , mereka disambut dengan sangat baik oleh masyarakat Indonesia (orang- orang Jawa). Hal tersebut dikarenakan masyarakat pada saat itu menganggap bahwa kedatangan tentara Jepang ke Indonesia telah sesuai dengan ramalan Joyoboyo. Oleh karena sikap rakyat yang baik dan bersahabat tersebut telah memudahkan orang- orang Jepang dalam mendirikan pemerintahan militernya. Sikap rakyat Indonesia kapada orang – orang Jepang seperti tersebut disebabkan rakyat Indonesia tidak menyadari bahwasannya mereka telah mendapatkan propaganda dari pihak Jepang.

Pihak Jepang mendapatkan simpati dari rakyat Indonesia karena pihak Jepang telah melakukan berbagai macam upaya untuk mendapatkan hati rakyat Indonesia (khususnya rakyat Jawa). Adapun contoh upaya- upaya yang telah dilakukan Jepang untuk mendapatkan simpati dari rakyat Indonesia yaitu dengan mendirikan Gerakan Tiga A (3A) dengan slogannya yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Saudara Asia. Kemudian, Jepang pun mengangkat orang- orang pribumi untuk menduduki di

▸ Baca selengkapnya: reaksi bangsa barat terhadap ekspansi jepang

(2)

berbagai kursi pemerintahan dengan menghapuskan prinsip turun temurun dan yang terakhir yaitu Jepang menetapkan wilayah- wilayah Voorstenlanden sebagai daerah istimewa (Kochi).

Adapun tujuan Jepang melakukan propaganda tersebut adalah untuk membuat masyarakat pribumi Indonesia menerima didirikannya pemerintahan militer, untuk mengarahkan kebijakan- kebijakan pemerintah militer agar dapat menghapuskan pengaruh- pengaruh barat di kalangan rakyat Jawa dan memobilisasi rakyat Jawa agar Jepang mendapatkan kemenangan ketika melakukan perang Asia Timur Raya.

PERLAWANAN TERHADAP BELANDA

1. Latar Belakang Perlawanan Bangsa Indonesia

A. Penindasan lewat VOC

Dua tahun setelah kedatangan pertama, bangsa Belanda datang lagi ke Indonesia. Kali ini mereka bersikap baik dan ramah. Belanda dapat diterima kembali di Indonesia. Banyak pedagang Belanda datang ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan dagang dan pertikaian di antara mereka. Akibatnya, harga rempah-rempah tidak terkendali. Untuk menghindari pertikaian yang lebih parah pada tanggal 20 Maret 1602 dibentuk Perkumpulan Dagang Hindia Timur atau Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Mula-mula kegiatan VOC hanya berdagang. Akan tetapi, lama-kelamaan VOC berusaha menguasai perdagangan (monopoli). Untuk mewujudkan maksud itu VOC membentuk tentara, mencetak mata uang sendiri, dan mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat.

Di Maluku VOC melakukan Pelayaran Hongi (patroli laut) untuk mengawasi rakyat Maluku agar tidak menjual rempah-rempah mereka kepada pedagang lain. Untuk mempertahankan harga, VOC juga memerintahkan penebangan sebagian pohon rempah-rempah milik rakyat. VOC memberikan hukuman berat kepada rakyat yang melanggar aturan monopoli itu.

Pusat-pusat perdagangan yang dikuasai VOC adalah Ambon, Jayakarta, dan Banda. Pusat perdagangan Jayakarta direbut Belanda pada masa Gubernur Jenderal J.P. Coen. Ia mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Coen kemudian membangun kota Batavia dengan gaya Belanda. Kantor VOC yang semula ada di Ambon dipindahkan ke Batavia. VOC mampu berdiri dalam waktu yang sangat lama. Pada Tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan. VOC dibubarkan karena sebab-sebab berikut ini :

1. Pejabat-pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah. 2. VOC menanggung biaya perang yang sangat besar.

3. Kalah bersaing dengan pedagang Inggris dan Prancis. 4. Para pegawai VOC melakukan perdagangan gelap.

Pada tanggal 1 Januari 1800, kekuasaan VOC di Indonesia digantikan langsung oleh pemerintah Kerajaan Belanda. Semua hutang VOC ditanggung oleh Kerajaan Belanda. Sejak saat itu, Indonesia diperintah lansung oleh pemerintah Belanda. Pemerintahan Kerajaan Belanda atas wilayah Indonesia ini berlansung sampai tahun 1942. Pemerintah Belanda di Indonesia dinamakan Pemerintahan Hindia Belanda. B. Penindasan melalui Kerja Paksa, Penarikan Pajak, dan Tanam Paksa

Pada tahun 1806, Napoleon Bonaparte berhasil menaklukkan Belanda. Napoleon mengubah bentuk negara Belanda dari kerajaan menjadi republik. Napoleon ingin memberantas penyelewengan dan korupsi serta mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris. Ia mengangkat Herman Willem Daendels menjadi Gubernur Jenderal di Batavia. Untuk menahan serangan Inggris, Daendels melakukan tiga hal, yaitu :

1. Menambah jumlah prajurit,

2. Membangun pabrik senjata, kapal-kapal baru, dan pos-pos pertahanan, 3. Membangun jalan raya yang menghubungkan pos satu dengan pos lainnya.

Daendels memberlakukan kerja paksa tanpa upah untuk membangun jalan. Kerja paksa ini dikenal dengan nama kerja rodi. Rakyat dipaksa membangun Jalan Raya Anyer-Panarukan yang panjangnya sekitar 1.000 km. Jalan ini juga dikenal dengan nama Jalan Pos. Selain untuk membangun jalan raya, rakyat juga dipaksa menanam kopi di daerah Priangan untuk pemerintah Belanda. Banyak rakyat Indonesia yang menjadi korban kerja rodi. Untuk mendapatkan dana biaya perang pemerintah kolonial Belanda menarik pajak dari rakyat. Rakyat diharuskan membayar pajak dan menyerahkan hasil bumi kepada pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1811, Daendels dipanggil ke Belanda. Ia digantikan oleh Gubernur Jenderal Janssens. Saat itu pasukan Inggris berhasil mengalahkan Belanda di daerah Tuntang, dekat Salatiga, Jawa Tengah. Gubernur Jenderal Janssens terpaksa menandatangani Perjanjian Tuntang.

(3)

Berikut ini isi Perjanjian Tuntang :

1. Seluruh wilayah jajahan Belanda di Indonesia diserahkan kepada Inggris. 2. Adanya sistem pajak/sewa tanah.

3. Sistem kerja rodi dihapuskan. 4. Diberlakukan sistem perbudakan.

Inggris berkuasa di Indonesia selama lima tahun (1811-1816). Pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia. Pemerintah memberlakukan sistem sewa tanah yang dikenal dengan nama landrente. Rakyat yang menggarap tanah diharuskan menyewa dari pemerintah. Pada tahun 1816, Inggris menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda. Pemerintah Belanda menunjuk Van Der Capellen sebagai gubernur jenderal. Van Der Capellen mempertahankan monopoli perdagangan yang telah dimulai oleh VOC dan tetap memberlakukan kerja paksa.

1. Pada tahun 1830, Van Der Capellen diganti Van Den Bosch. Bosch mendapat tugas mengisi kas Belanda yang kosong. Ia memberlakukan tanam paksa atau cultuur stelsel untuk mengisi kas pemerintah yang kosong. Van Den Bosch membuat aturanaturan untuk tanam paksa sebagai berikut.Rakyat wajib menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran Eropa.

2. Tanah yang dipakai untuk tanamam paksa bebas dari pajak. 3. Hasil tanaman diserahkan kepada Belanda.

4. Pekerjaan untuk tanam paksa tidak melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi. 5. Kerusakan-kerusakan yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi tanggungan Belanda.

6. Rakyat Indonesia yang bukan petani harus bekerja 66 hari tiap tahun bagi pemerintah Hindia Belanda.

Kenyataannya, ada banyak penyelewengan dari ketentuan itu. Misalnya, tanah yang harus disediakan oleh petani melebihi luas tanah yang telah ditentukan, rakyat harus menanggung kerusakan hasil panen, rakya harus bekerja lebih dari 66 hari, dan lain-lain. Akhirnya ketentuanketentuan yang diatur dalam tanam paksa tidak berlaku sama sekali.

Pemerintah Belanda semakin bertindak sewenang-wenang. Tanam paksa mengakibatkan penderitaan luar biasa bagi rakyat Indonesia. Hasil pertanian menurun. Rakyat mengalami kelaparan. Akibat kelaparan banyak rakyat yang mati. Sebaliknya, tanam paksa ini memberikan keuntungan yang melimpah bagi Belanda. Namun, masih ada orang Belanda yang peduli terhadap nasib rakyat Indonesia. Di antaranya adalah Douwes Dekker. Ia mengecam tanam paksa melalui bukunya yang berjudul Max Havelaar, dengan nama samaran Multatuli. Max Havelaar menceritakan penderitaan bangsa Indonesia sewaktu dilaksanakan tanam paksa.

Max Havelaar menggegerkan seluruh warga Belanda. Timbul perdebatan hebat tentang tanam paksa di negeri Belanda. Akhirnya, Parlemen Belanda me-mutuskan untuk menghapus tanam paksa secepatnya. 2. Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia

A. Perlawanan Rakyat Bali ( 1846- 1849 )

Pada abad 19 sesuai dengan cita-citanya mewujudkan Pax Netherlandica (perdamaian di bawah Belanda), Pemerintah Hindia Belanda berusaha membulatkan seluruh jajahannya atas Indonesia termasuk Bali. Upaya Belanda itu dilakukan antara lain melalui perjanjian tahun 1841 dengan kerajaan Klungkang, Badung dan Buleleng. Salah satu isinya bebunyi: Raja-raja Bali mengakui bahwa kerajaan kerajaan di Bali berada di bawah pengaruh Belanda. Perjanjian ini merupakan bukti keinginan Belanda untuk menguasai Bali.

Apa faktor yang penyebabkan timbulnya perang Bali antara tahun 1846- 1849?

Masalah utama adalah adanya hak tawan karang yang dimiliki raja-raja Bali. Hak ini dilimpahkan kepada kepala desa untuk menawan perahu dan isinya yang terdampar di perairan wilayah kerajaan tersebut. Antara Belanda dengan pihak kerajaan Buleleng yaitu Raja I Gusti Ngurah Made Karang Asem besarta Patih I Gusti Ketut Jelantik telah ada perjanjian pada tahun 1843 isinya pihak kerajaan akan membantu Belanda jika kapalnya terdampar di wilayah Buleleng namun perjanjian itu tidak dapat berjalan dengan semestinya.

Pada tahun 1844 terjadi perampasan terhadap kapal-kapal Belanda di pantai Prancah (Bali Barat) dan Sangsit (Buleleng bagian Timur). Belanda menuntut agar kerajaan Buleleng melepaskan hak tawan karangnya sesuai perjanjian tahun 1843 itu namun ditolak. Kejadian tersebut dijadikan alasan oleh Belanda untuk menyerang Buleleng.

(4)

Bagaimana jalannya perang Bali?

Pantai Buleleng diblokade dan istana raja ditembaki dengan meriam dari pantai. Satu persatu daerah diduduki dan istana dikepung oleh Belanda. Raja Buleleng berpura-pura menyerah kemudian perlawanan dilanjutkan oleh Patih I Gusti Ketut Jelantik. Perang Buleleng disebut juga pertempuran Jagaraga karena pusat pertahanannya adalah benteng di desa Jagaraga.

Perang ini disebut pula Perang Puputan mengapa?

Karena perang dijiwai oleh semangat puputan yaitu perang sampai titik darah penghabisan. Bagi masyarakat Bali, perang puputan dilakukan dengan prinsip sebagai berikut:

- Nyawa seorang ksatri berada diujung senjata kematian di medan pertempuran merupakan kehormatan. - Dalam mempertahankan kehormatan bangsa dan negara maupun keluarga tidak dikenal istilah menyerah kepada musuh.

- Menurut ajaran Hindu, orang yang mati dalam peperangan, rohnya akan masuk surga.

Benteng Jagaraga berada di atas bukit, berbentuk “Supit Urang” yang dikelilingi dengan parit dan ranjau untuk menghambat gerak musuh. Selain laskar Buleleng maka raja-raja Karangasam, Mengwi, Gianyar dan Klungkung juga mengirim bala bantuan sehingga jumlah seluruhnya mencapai 15000 orang. Semangat para prajurit ditopang oleh isteri Jelantik bernama Jero Jempiring yang menggerakkan dan memimpin kaum wanita untuk menyediakan makanan bagi para prajurit yang bertugas digaris depan. Pada tanggal 7 Maret 1848 kapal perang Belanda yang didatangkan dari Batavia dengan 2265 serdadu mendarat di Sangsit. Parukan Belanda dipimpin oleh Mayor Jendral Van der Wijck menyerang Sangsit lalu menyerbu benteng Jagaraga. Serangan Belanda dapat digagalkan.

Setelah gagal, bagaimana upaya Belanda untuk menundukkan Bali?

Pada tanggal 1849 Belanda mendatangkan pasukan yang lebih banyak berjumlah 15000 orang lebih terdiri dari pasukan infanteri, kavaleri, artileri dan Zeni dipimpin oleh Jendral Mayor A.V Michiels dan Van Swieten. Benteng Jagaraga dihujani meriam dengan gencar. Tak ada seorangpun laskar Buleleng yang mundur, mereka semuanya gugur pada tangal 19 April 1849 termasuk isteri Patih Jelantik yang bernama Jero Jempiring. Dengan jatuhnya benteng Jagaraga maka Belanda dapat menguasai Bali utara. Selain puputan Buleleng, perlawanan rakyat Bali juga terjadi melalui puputan Badung, Klungkung dan daerah lain walaupun akhirnya pada tahun 1909 seluruh Bali jatuh ke tangan Belanda.

B. Perlawanan Rakyat Banjar ( 1859-1863 ) di Kalimantan Selatan Sebab-sebab perang adalah:

- Faktor ekonomi. Belanda melakukan monopoli perdagangan lada, rotan, damar, serta hasil tambang yaitu emas dan intan. Monopoli tersebut sangat merugikan rakyat maupun pedagang di daerah tersebut sejak abad 17. Pada abad 19 Belanda bermaksud menguasai Kalimantan Selatan untuk melaksanakan Pax Netherlandica. Apalagi di daerah itu diketemukan tambang batu bara di Pangaronan dan Kalangan.

- Faktor politik. Belanda ikut campur urusan tahta kerajaan yang menimbulkan berbagai ketidak senangan. Pada saat menentukan pengganti Sultan Adam maka yang diangkat adalah Pangeran Tamjidillah yang disenangi Belanda. Sedangkan Pangeran Hidayatullah yang lebih berhak atas tahta hanya dijadikan Mangkubumi karena tidak menyukai Belanda.

Campur tangan Belanda di keraton makin besar dan kedudukan Pangeran Hidayatullah makin terdesak maka ia melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama Pangeran Antasari, sepupunya.

Siapakah para pengikut perjuangan tersebut?

Tidak kurang dari 3000 orang bersedia membantu termasuk tokoh-tokoh agama seperti Kyai Demang Leman, Haji Langlang, Haji Nasrum dan Haji Buyasih. Pasukan Antasari berusaha menyerang pos-pos Belanda di Martapura dan Pangaron. Sebaliknya pada pertempuran tanggal 27 September 1859 Belanda dapat menduduki benteng pasukan Pangeran Antasari di Gunung Lawak.

Tindakan Belanda berikutnya adalah menurunkan Sultan Tamjidillah dari tahta sementara itu Pangeran Hidayatullah menolak untuk menghentikan perlawanan lalu perti meninggalkan kraton, maka pada tahun 1860 kerajaan Banjar dihapuskan dan daerah tersebut menjadi daerah kekuasaan Belanda.

Apakah tindakan Belanda tersebut menyurutkan perlawanan Pangeran Antasari?

Ternyata tidak. Walaupun Kyai Damang Laman menyerah dan Pangeran Hidayatullan tertangkap lalu dibuang ke Cianjur namun Pangeran Antasari tetap memimpin perlawanan bahkan ia diangkat oleh rakyat menjadi pemimpin tertinggi agama dengan gelar Panembahan Amirudin Khalifatul Mukminin pada tanggal 14 Maret 1862. Ia dibantu oleh para pemimpin yang lain yaitu Pangeran Miradipa, Tumenggung Surapati dan Gusti Umah yang memusatkan pertahanan di Hulu Teweh. Perlawanan Antasari berakhir

(5)

sampai meninggal dunia tanggal 11 Oktober 1862 kemudian dilanjutkan oleh puteranya bernama Pangeran Muhamad Seman.

C. Perlawanan Diponegoro ( 1825-1830 ) Latar Belakang Perlawanan

Nama asli Pangeran Diponegoro adalah Raden Mas Ontowiryo, putra Sultan Hamengku Buwono III. Karena pengaruh Belanda sudah sedemikian besarnya di istana maka Diponegoro lebih senang tinggal di rumah buyutnya di desa Tegalrejo.

1. Sebab umum:

a) Penderitaan dan kesenggaraan rakyat akibat pajak b) Campur tangan Belanda dalam urusan istana.

c) Munculnya kecemasan dikalangan para ulama karena berkembangnya Budaya Barat. 2. Sebab khusus:

Belanda membuat jalan di Tegalrejo yang melewati makam leluhur Diponegoro tanpa minta izin terlebih dahulu. Dalam perang ini Diponegoro menggunakan siasat perang gerilya yang didukung oleh kaum bangsawan dan ulama serta bupati, antara lain Kyai Mojo dan Sentot Ali Basa Prawirodirjo. Sementara Belanda menggunakan siasat Benteng Stelsel yang bertujuan untuk mempersempit gerak Pasukan Diponegoro.

Bagaimana proses perlawanan yang dilakukan Diponegoro?

Diponegoro memusatkan pertahannya di bukit Selarong, sementara itu keluarganya diungsikan ke daerah Deksa. Perlawanan Diponegoro diikuti oleh para petani, para ulama maupun bangsawan. Pengikut Pangeran Diponegoro antara lain Kyai Mojo dari Surakarta, Kyai Hasan Besari dari Kedu. Pertempuran meluas sampai di Banyumas, Pekalongan, Semarang, Rembang, Madiun dan Pacitan. Selain dukungan dari para Bupati juga didukung oleh Panglima perang berusia muda yaitu Sentot Ali Basa Prawiradirjo. Pada tangal 30 Juli 1826 Pasukan Diponegoro memenangkan pertempuran di dekat Lengkong dan tanggal 28 Agustus 1826 di Delanggu. Oleh rakyat, pangeran Diponegoro diangkat menjadi Sultan dengan gelar “Sultan Abdulhamid Cokro Amirulmukminin Sayidin Panotogomo Khalifatullah Tanah Jowo”

Bagaimana siasat Belanda untuk mematahkan perlawanan Diponegoro?

Menghadapi perang gerilya yang dilakukan pasukan Diponegoro Belanda menggunakan taktik benteng stelsel. Apa tujuan Belanda? Benteng stelsel adalah taktik yang dilakukan dengan cara mendirikan benteng sebagai pusat pertahanan di daerah yang didudukinya untuk mempersempit ruang gerak perlawanan Diponegoro. Selain itu Jendral De Kock menetapkan Magelang sebagai pusat kekuatan militernya. Siasat ini cukup berhasil, beberapa pengikut Diponegoro tertangkap dan menyerah. Kyai Mojo berunding dengan Belanda tanggal 31 Oktober 1828.

Tindakan Belanda berikutnya adalah membujuk para pengikut Diponegoro untuk menyerah dan berhasil antara lain terhadap Mangkubumi. Sentot Ali Basa Prawirodirjo menyerah dan menandatangani perjanjian Imogiri bulan Oktober 1829.

Bagaimana upaya Belanda untuk menundukkan Diponegoro?

Mula-mula Belanda mengumumkan pemberian hadiah sebesar 20.000 ringgit kepada siapa saja yang dapat menyerahkan Diponegoro dalam keadaan hidup atau mati. Hal ini tidak berhasil, maka ditempuh cara berikutnya melalui perundingan. Pertemuan pertama tanggal 16 Februari 1830 di desa Romo Kamal oleh Kolonel Cleerens. Perundingan berikutnya tangal 28 Maret 1830 di kediaman Residen Kedu. Perundingan gagal bahkan Diponegoro kemudian ditangkap dan ditahan di Batavia, selanjutnya tanggal 8 Januari 1855 dibawa ke Makasar. Dengan tertangkapnya Diponegoro berakhirlah perang Diponegoro. Perang ini cukup merepotkan keuangan Belanda karena menelan biaya perang yang cukup besar.

D. Perlawanan Padri ( 1821-1837 )

Mengapa perlawanan di Sumatra Barat disebut Perang Padri?

Istilah Padri berasal dari kata Padre yang berarti Ulama. Pada mulanya perang Padri merupakan Perang Saudara antara para Ulama berhadapan denegan Kaum Adat. Setelah Belanda ikut campur yang semula membantu kaum adat berubahlah perang itu menjadi perang Kolonial.

Sebab Pertentangan antara Kaum Padri dan Kaum Adat:

-Kaum Adat adalah kelompok masyarakat yang walaupun telah memeluk agama islam namun masih teguh memegang adat dan kebiasaankebiasaan lama yang bertentangan dengan ajaran Islam.

(6)

- Kaum Padri adalah kelompok masyarakat Islam di Sumatra Barat yang telah menunaikan ibadah haji di Mekkah serta membawa pandangan baru. Terpengaruh oleh gerakan Wahabi mereka berusaha hidup sesuai dengan ajaran Al’quran dan Hadist, berusaha melakukan pembersihan terhadap tindakan-tindakan masyarakat yang menyimpang dari ajaran tersebut. Beberapa tokoh kaum Padri adalah Haji Miaskin, Haji Sumanik, Haji Piobang. Tokoh lainnya adalah Malin Basa (Imam Bonjol), Tuanku Mesiangan, tuanku Nan Renceh dan Datok Bandaharo.

Dengan perbedaan yang cukup mendasar tersebut terjadilah perebutan pengaruh antara kaum adat dan kaum Padri di tengah-tengah masyarakat. Pernah diadakan pertemuan untuk mengakhiri perbedaan tadi di Koto Tengah namun tidak berhasil dan bahkan memicu pertikaian. Untuk menghadapi kaum Padri maka kaum Adat meminta bantuan kepada Belanda pada tahun 1821 sebagi berikut:

A. Tahun 1821-1825

Pada bulan April tahun 1821 terjadi pertempuran antara kaum Padri melawan Belanda dan kaum Adat di Sulit Air dekat danau Singkarak. Belanda mengirimkan tertaranya dari Batavia di bawah pimpinan Letkol Raaf dan berhasil menduduki Batusangkar dekat Pagaruyung lalu mendirikan benteng yang bernama Fort Van der Capellen. Pada tahun 1824 dan 1825 terjadi perjanjian perdamaian antara Belanda dengan kaum Padri di Padang yang pada pokoknya tidak akan saling menyerang.

B. Tahun 1825-1830

Pada periode ini Belanda juga sedang menghadapi perang Diponegoro sehingga perjanjian perdamaian di atas sangat menguntungkan Belanda. Untuk menghadapi Kaum Padri, Belanda membangun benteng disebut Fort de Kock ( nama panglima Belanda) di Bukittinggi.

C. Tahun 1831-1837

Belanda bertekad mengakhiri perang Padri setelah dapat memadamkan Perang Diponegoro. Tindakan yang dilakukan Belanda adalah mendatangkan pasukan dipimpin oleh Letnan Kolonel Elout kemudian Mayor Michaelsdengan tugas pokok menundukkan Kaum Padri yang berpusat di Ketiangan dekat Tiku. Selain itu Belanda juga mengirim Sentot Ali Basa Prawirodirdjo (bekas panglima Diponegoro) serta sejumlah pasukan dari pulau Jawa walaupun kemudian berpihak kepada kaum Padri. Sejak tahun 1831 kaum Adat bersatu dengan kaum Padri untuk menghadapi Belanda.

Pada tanggal 25 Oktober 1833 Belanda menawarkan siasat perdamaian dengan mengeluarkan Plakat Panjang yang isinya sebagai berikut:

1. Belanda ingin menghentikan perang

2. Tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Minangkabau 3. Tidak akan menarik cukai dan iuran-iuran.

4. Masalah kopi, lada dan garam akan ditertibkan.

Imam Bonjol tetap waspada dengan siasat Belanda itu. Setelah tahun 1834 terjadi lagi serangan sasaran utama serangan Belanda adalah benteng Bonjol yang dapat direbutnya pada tanggal 16 Agustus 1837. Belanda mengajak Imam Bonjol berunding namun kemudian ditangkap. Ia dibawa ke Batavia lalu dipindahkan ke Miinahasa sampai wafatnya tahun 1864 dalam usia 92 tahun. Perlawanan dilanjutkan oleh Tuanku Tambusai yang dapat dikalahkan Belanda tahun 1838.

E. Perang Tapanuli 1878-1907

Di wilayah Tapanuli terdapat beberapa kerajaan suku Batak salah satunya berpusat di Bakkara. Raja terakhir di Bakkara ialah Sisingamangaraja XII.

Apa sebab terjadi perang Tapanuli?

Sebab-sebab terjadinya peperangan adalah:

- Raja Sisingamangaraja tidak senang daerah kekuasaannya dikuasai Belanda yaitu Tapanuli Selatan.

- Untuk mewujudkan Pax Netherlandica, Belanda berniat menguasai Tapanuli Utara pada saat yang sama Belanda juga melancarkan peperangan di Aceh.

Perang dimulai ketika Belanda menempatkan pasukannya di Tarutung, untuk melindungi penyebaran agama kristen yang dilakukan oleh Nommensen yang berkebangsaan Jerman. Sisingamangaraja XII menyerang kedudukan Belanda di Tarutung. Selama 7 tahun terjadi peperangan di Tapanuli Utara yaitu di daerah Bahal Batu, Soborong-borong, Balige Laguboti dan Lumban Julu.

Bagaimana tindakan Belanda menghadapi perlawanan rakyat Tapanuli?

Pada tahun 1894 pasukan Belanda dikerahkan untuk merebut Bakkara sebagai pusat kekusaan Sisingamangaraja XII. Akibat penyerangan terebut Sisingamangaraja pindah ke Dairi Pakpak.

Pada tahun 1904 pasukan Belanda pimpinan Van Daalen dari Aceh Tengah melanjutkan gerakannya ke Tapanuli Utara dan berhasil mendesak pertahanan Sisingamangaraja XII. Pada tahun1907 pasukan marsose dipimpin oleh Kapten Hans Christoffel berhasil menangkap Boru Sagala, isteri Sisingamangaraja

(7)

XII serta dua orang anaknya, sementara itu ia dan para pengikutnya menyelamatkan diri ke hutan Simsim. Bujukan agar raja mau menyerah ditolaknya. Akhirnya dalam pertempuran tanggal 17 Juni 1907 Sisingamangaraja XII gugur juga Lopian puterinya dan dua orang puteranya yaitu Sutan nagari dan Patuan Anggi. Jenasahnya dimakamkan di depan markas militer Belanda di Tarutung lalu dipindahkan ke Balige. Gugurnya Sisingamangaraja XII telah menambah deretan pahlawan perjuangan kemerdekaan. Perang Tapanuli adalah perang terakhir menghadapi Belanda dengan senjata. Setahun kemudian perlawanan bangsa Indonesia ditandai dengan munculnya pergerakan nasional melalui lahirnya Budi Utomo

F. Perlawanan Rakyat Maluku 1887 (Pattimura )

Tidakan sewenang-wenang yang dilakukan VOC di Maluku kembali dilanjutkan oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda setelah berkuasa kembali pada tahun 1816 dengan berakhirnya pemerintah Inggris di Indonesia tahun 1811-1816.

Faktor Penyebab Timbulnya Perlawanan di Maluku

1. Penduduk wajib kerja paksa untuk kepentingan Belanda misalnya di perkebunan-perkebunan dan membuat garam.

2. Penyerahan wajib berupa ikan asin, dendeng dan kopi.

3. Banyak guru dan pegawai pemerintah diberhentikan dan sekolah hanya dibuka di kota-kota besar saja.

4. Jumlah pendeta dikurangi sehingga kegaitan menjalankan ibadah menjadi terhalang.

5. Secara khusus yang menyebabkan kemarahan rakyat adalah penolakan Residen Van den Berg terhadap tuntutan rakyat untuk membayar harga perahu yang dipisah sesuai dengan harga sebenarnya.Tahun 1817 rakyat Saparua mengadakan pertemuan dan menyepakati untuk memilih Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura) untuk memimpin perlawanan. Keesokan harinya mereka berhasil merebut benteng Duurstede di Saparua sehingga residen Van den Berg tewas. Selain Pattimura tokoh lainnya adalah Paulus Tiahahu dan puterinya Christina Martha Tiahahu. Anthoni Reoak, Phillip Lattumahina, Said Perintah dan lain-lain. Perlawanan juga berkobar di pulau-pulau lain yaitu Hitu, Nusalaut dan Haruku penduduk berusaha merebut benteng Zeeeland. Untuk merebut kembali benteng Duurstede, pasukan Belanda didatangkan dari Ambon dibawah pimpinan Mayor Beetjes namun pendaratannya digagalkan oleh penduduk dan mayor Beetjes tewas. Pada bulan Nopember 1817 Belanda mengerahkan tentara besar-besaran dan melakukan sergapan pada malam hari Pattimura dan kawan-kawannya tertangkap. Mereka menjalani hukuman gantung pada bulan Desember 1817 di Ambon. Paulus Tiahahu tertangkap dan menjalani hukuman gantung di Nusalaut. Christina Martha Tiahahu dibuang ke pulau Jawa. Selama perjalanan ia tutup mulut dan mogok makan yang menyebabkan sakit dan meninggal dunia dalam pelayaran pada awal Januari tahun 1818.

G. Perang Aceh tahun 1873-1904

Sampai abad 19 Aceh merupakan daerah yang berdaulat dan dihormati oleh dua imperialis di Indonesia dan sekitarnya yaitu Inggris dan Belanda. Berdasarkan Traktat / perjanjian London 1824 maka Aceh dijadikan daerah penyangga (Bufferstate) antara kekuasaan Inggris di Malaka dengan Bengkulu yang diserahkan Inggris kepada Belanda. Tahukah Anda negara penyangga jajahan Inggris dengan Perancis di Asia Tenggara? Ya benar, negara itu adalah Muangthai yang tidak pernah dijajah.

Keadaan tersebut tidak dapat bertahan lama karena adanya kepentingan Belanda yang berniat menduduki Aceh sehingga timbulah perlawanan rakyat Aceh.

Faktor Penyebab timbulnya Perang Aceh:

1. Belanda merasa berhak atas daerah Sumatra Timur yang diperoleh dari Sultan Siak sebagai upah membantu Sultan dalam perang saudara melalui Traktat Siak tahun 1858, sementara Aceh berpendapat daerah terebut merupakan wilayahnya.

2. Sejak Terusan Suez dibuka tahun 1869 perairan Aceh menjadi sangat penting sebagai jalur pelayaran dari Eropa ke Asia.

3. Keluarnya Traktat Sumatra tahun 1871 yang menyatakan bahwa Inggris tidak akan menghalangi usaha Belanda untuk meluaskan daerah kekusaannya sampai di Aceh dalam rangka Pax Netherlandica.

(8)

Sifat perlawanan Aceh ada dua macam yaitu politik dan keagamaan. Perlawanan politik bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan Aceh. Perlawanan politik dipimpin oleh para bangsawan yang bergelar Teuku.

Siapakah tokoh-tokoh bangsawan tersebut?

Mereka antara lain Teuku Umar dan isterinya bernama Cut Nyak Dien, Panglima Polim, Sultan Dawutsyah, Teuku Imam Lueng Batta. Perang juga bersifat keagamaan yaitu menolak kedatangan Belanda yang akan menyebarkan agama kristen di Aceh. Tokoh keagamaan adalah para ulama yang bergelar Teungku contohTeungku Cik Di Tiro. Golongan ulama tidak mudah menyerah dan kompromi terhadap Belanda.

Jalan Perang

1. Pada bulan April tahun 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Mayor Jendral JHR Kohler menyerang Aceh namun gagal bahkan Jendral Kohler tewas dalam pertempuran memperebutkan masjid Raya.

2. Pada bulan Desember 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Letnan Jendral Van Swieten dapat menduduki istana serta memproklamirkan bahwa kejaraan Aceh sudah takluk. Nama Banda Aceh kemudian diganti kota raja. Apakah Aceh benar-benar sudah takluk kepada Belanda? Ternyata tidak demikian. Raja Aceh yaitu Sultan Mahmudsyah wafat karena sakit. Putranya yang bernama Muhammad Dawotsyah menjalankan pemerintahan di Pagar Aye. Rakyat Aceh tetap melanjutkan perlawanan dipimpin oleh Panglima Polim.

3. Fase berikutnya sejak tahun 1884 Belanda mempertahankan kekuasaan hanya di daerah yang didudukinya saja. Disitu dibentuk pemerintahan sipil. Sistem ini disebut Konsentrasi Stelsel.

Pada tahun 1893 Teuku Umar melakukan siasat menyerah kepada Belanda dan memperoleh kepercayaan memimpin 250 orang pasukan bersenjata lengkap lalu diberi gelar Teuku Umar Johan Pahlawan.

Apakah tindakan Teuku Umar merupakan penghianaatan bagi bangsanya ?

Ternyata siasat itu hanya untuk mendapatkan senjata yang cukup guna menghadapi Belanda berikutnya. 1. Belanda cukup sulit menghadapi perlawanan rakyat Aceh. Bagaimana tindakan Belanda selanjutnya?

Guna mengetahui sistem sosial serta rahasia keuletan rakyat Aceh maka dikirimlah Dr. Snouck Hurgronye seorang ahli dalam agama islam untuk menyelidiki hal itu.Hasil penyelidikannya dibukukan dengan judul “De Atjehers”menurut Hurgronye ada dua cara untuk menundukkan Aceh yaitu melakukan pendekatan kepada para bangsawan dan mengangkat putra-putra mereka menjadi pamong praja pada pemerintah Belanda. Kaum ulama harus dihadapi dengan kekuatan senjata sampai menyerah.

2. Sejak 1896. Belanda bertekad menyelesaikan perang dengan mengirim pasukan marsose (polisi militer) dengan panglimanya Letnan Kolonel Van Geuts. Dalam pertempuran di Meulaboh pada tanggal 11 Pebruari 1899 Teuku Umar gugur. Perlawanan masih berlanjut sampai akhirnya bulan Januari 1903 Sultan Dawutsyah menyerah, September 1903 Panglima Polim juga menyerah. Mengapa Sultan Aceh menyerah kepada Belanda? Ternyata hal itu karena kelicikan Belanda yaitu mengultimatum Sultan untuk menyerah setelah menangkap isteri dan anak-anaknya. Belanda masih melanjutkan pembersihan terhadap daerah yang terakhir bergolak yaitu Gayo Alas (Aceh Tenggara) dipimpin oleh Letkon Van Daalen tahun 1904, rakyat yang gugur 2922 orang. Perlawanan Cut Nyak Dien masih berlanjut selama 5 tahun. Ia memimpin pasukan keluar masuk hutan rimba dengan tekad rela mengorbankan jiwa raga demi kemerdekaan bangsanya serta mengusir Belanda. Perlawanan Cut Nyak Dien berakhir tahun 1905. Ia ditangkap dan dibuang ke Cianjur lalu Sumedang hingga wafat 6 Nopembeer 1908, sedangkan Cut Meutia gugur tahun 1910.

H. Perlawanan Hasanudin di Sulawesi Selatan

Karena keberaniannya , Sultan Hasanudin mendapat julukan "Ayam Jantan dari Timur". Julukan ini justru diberikan oleh lawannya yaitu Belanda, karena merasakan bahwa perang dan perlawanan Sultan Hasanaudin adalah perlawanan yang paling dahsyat yang dirasakan Belanda dibandingkan perang-perang yang lain.

Sultan Hasanudin naik tahta sebagai raja Gowa ke-16 menggantikan Sultan Muhammad Said. Meskipun sebenarnya bukan putra mahkota, namun pengalaman dan kemampuannya yang luas ditunjuk oleh Sultan Muhammad Said menggantikan dirinya setelah wafat.

Karena tidak mau tunduk terhadap pemerintah kolonialis Belanda yang berpusat di Batavia, Sultan Hasanudin berkali-kali mendapat serangan dari pasukan Belanda yaitu penyerangan yang pertama terjadi

(9)

pada tahun1660, kedua terjadi tahun 1666, ketiga tahun 1667 dan keempat pada tahun1669. Perang yang dilakukan oleh Sultan Hasanudin bukan semata-mata untuk mempertahankan tanah air atau mengusir kaum imperialis, namun juga membantu rakyat di luar kerajaannya yang mengalami tindakan kejam yang dilakukan oleh Belanda. Dalam hal ini, pada bulan Maret 1645 Sultan Hasanudin mengirimkan armada yang kuat terdiri dari 100 perahu untuk membantu rakyat Maluku mengadakan perlawanan terhadap kekejaman Belanda yang dikenal dalam sejarah sebagai "Perang Hongi".

Meskipun pada masa pemerintahannya berulang kali terjadi peperangan, namun Sultan Hasanuddin bukanlah sosok pemimpin yang suka kekerasan dan haus perang. Sifat humanismenya sebagai raja besar nampak pada kesediaannya untuk menerima Perjanjian Bungaya pada tanggal 18 November 1667.

Isi perjanjian Bongaya antara lain:

1. Sultan hasanuddin harus memberikan kebebasan kepada VOC berdagang dikawasan Makassar dan Maluku

2. VOC memegang monopoly perdagangan di wilyah Indonesia bagian Timur dengan pusatnya Makassar

3. Sultan Hasanuddin harus mengakui bahwa Aru Palaka adalah Raja Bone. Dengan menerima perjanjian tersebut Sultan Hasanudin dapat mencegah banyaknya korban jatuh di kedua belah pihak, apalagi ternyata pasukannya harus berhadapan dengan bangsa sendiri yaitu Tidore, Ternate, Buton dan Bone yang membantu Belanda. Penghentian sementara perang ini juga merupakan strategi Sultan Hasanudin untuk mengatur nafas sebelum menghadapi perang selanjutnya.

Sultan Hasanudin wafat pada tanggal 12 Juni 1670 dalam usia yang relatif muda yakni 39 tahun. Dalam usianya yang pendek banyak hal yang telah dikerjakannya, atas jasanya diberikan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah RI pada tahun 1973.

I. Gerakan Sosial Rakyat Indonesia Terhadap Penjajahan Kolonial Belanda

Penindasan yang dilakukan oleh kolonial Belanda sangat merugikan rakyat di berbagai daerah sehingga menjadi penyebab munculnya berbagai gerakan sosial di tengah-tengah masyarakat yang tertindas. Gerakan sosial yang muncul itu berbentuk protes yang dilakukan oleh rakyat dan para petani, gerakan ratu adil, gerakan samin dan gerakan keagamaan.

Gerakan sosial rakyat, pada umumnya mempunyai ciri sebagai berikut :

1. Tradisional arkais yaitu organisasi, programnya dan strateginya masih terlalu sederhana. 2. Gerakannya mudah ditindas oleh kekuatan militer kolonial.

3. Bersifat abortif yaitu gerakan- gerakannya umurnya sangat pendek.

4. Merupakan pergolakan lokal atau regional yang tak ada koordinasi satu sama lain.

5. Memiliki orientasi tujuan yang masih kabur, yaitu tidak mempunyai gambaran dalam mencapai tujuan.

A. Gerakan Protes Petani

Di berbagai daerah, banyak terjadi kasus pemberontakan yang disebabkan oleh penguasaan tanah milik petani oleh para tuan tanah bermodal besar dan pembebanan pajak yang sangat tinggi kepada para petani. Akibatnya, banyak rakyat yang semakin menderita dan tertekan.

Beberapa contoh gerakan protes petani yang terjadi di berbagai daerah adalah sebagai berikut:

1. Pemberontakan di Ciomas, lereng Gunung Salak, Jawa Barat (tahun 1886) pimpinan Arfan dan Muhammad Idris.

2. Pemberontakan di Condet, Jakarta (tahun 1913) pimpinan Entong Gendur, Maliki, dan Moden. 3. Pemberontakan di Surabaya (tahun 1916) pimpinan Sadikin.

4. Pemberontakan di Tangerang (tahun 1924) pimpinan Kalin. B. Gerakan Ratu Adil

Ketika Kerajaan Kediri di Jawa Timur mengalamai zaman kejayaan (1135-1157), pada masa Raja Jayabaya terkenal dengan ramalan-ramalannya yang dikumpulkan dalam suatu kitab berjudul Jongko Jangka Jayabaya.

Gerakan Ratu Adil yang muncul pada masa kolonial Belanda sesungguhnya adalah sebuah harapan munculnya pemimpin rakyat untuk membuat rakyat makmur. Gerakan Ratu Adil ini terdapat di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Contoh gerakan ratu adil antara lain.

1. Gerakan di Desa sementara Sidoarjo, Jawa Timur tahun 1903 dipimpin oleh Kasan Mukmin. 2. Gerakan di Desa Bendungan, Kediri tahun 1907 dipimpin oleh Dermojoyo.

(10)

3. Gerakan di Desa Bergaskidul, Semarang tahun 1918 dipimpin oleh Dietz (Gusti muhammad) C. Gerakan Samin

Gerakan Samin diprakarsai oleh Surantiko Samin yang lahir di desa kecil Randublatung (sebelah barat Bojonegoro). Ajaran ini disebut Saminisme. Gerakan ini merupakan gerakan tanpa kekerasan. Tujuan gerakan Samin adalah mencoba untuk mengusir orang-orang kulit putih (dalam hal ini adalah pemerintah Hindia Belanda) dengan cara yang halus dan tanpa kekerasan, dan membangun negara asli pribumi untuk menciptakan masyarakat yang tentram, makmur, dan damai, dimana semua orang akan merasakan “sama rasa sama rata”.

Dalam usaha menyebarkan ajarannya, Samin mendapat bantuan dari dua menantunya yaitu Surohidin dan Karsiyah. Penyebaran ajaran ini adalah di Blora, Bojonegoro, Pati, Rembang, Kudus, Jiwan (Madiun) dipimpin olehWongsorejo, Sragen, dan Grobogan dipimpin oleh Surohidin Samin dan Pak Engkrak dan di Kajen Pati dipimpin oleh Pak Karsiyah ( salah satu menantu Samin ).

D. Gerakan Keagamaan

Perilaku bangsa Barat (Eropa) pada zaman kolonial yang masuk ke Indonesia sudah terlihat sejak kedatangan bangsa Portugis di malaka dan pendaratan Cornelis de Houtman di Banten. Perilaku bangsa Eropa bertentangan dengan agama Islam serta kepercayaan yang dianut oleh sebagian besar penduduk pribumi sebagai berikut:

1. Monopoli perdagangan. 2. Perbudakan atau kerja rodi.

3. Penajajahan atau merampas negeri.

4. Praktik aturan tanam paksa dan penyimpangannya.

5. Pemerasan atau penarikan pajak yang tidak sesuai dengan kemampuan rakyat. 6. Mabuk karena minuman keras dan gaya hidup mewah di atas penderitaan orang lain.

Beberapa contoh perilaku di atas mengakibatkan penderitaan lahir dan batin terhadap rakyat Indonesia. Oleh karena itu, muncul gerakan rakyat Indonesia untuk memurnikan kembali ajaran Islam. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan rakyat Indonesia adalah membangun pusat perlawanan terhadap kekuasaan Belanda di pesantren dan tarekat.

Contoh Gerakan Keagamaan, antara lain sebagai berikut : 1. Gerakan Budiah, tahun 1850

Gerakan Budiah muncul didesa Kalisalak daerah Pekalongan. Gerakan ini dipimpin oleh Haji Muhammad Rifangi. Budiah adalah suatu aliran ajaran pemurnian islam.

2. Gerakan Keagamaan Jawa – Pasundan

Didirikan oleh Sadewa yang terkenal dengan nama Madrais. Ajarannya bertujuan untuk menghidupkan kembali unsur – unsur budaya Jawa dan Sunda

PERLAWANAN TERHADAP JEPANG

1. Latar Belakang Perlawanan Bangsa Indonesia

Jepang pada mulanya mendapat sambutan baik oleh sebagian rakyat Indonesia karena mereka datang dengan semboyan sebagai saudara tua yang akan membebaskan bangsa-bangsa Asia dari penjajahan Barat. Namun pendudukan Jepang di Indonesia dalam beberapa bulan saja telah menunjukkan kekejamannya. Semua organisasi politik yang ada pada saat itu dilarang. Satu-satunya organisasi politik berdasarkan agama Islam dibentuk pada zaman Jepang adalah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin) pada tanggal 22 November 1943, bala tentara Jepang melakukan penindasan, pemerasan tenaga, perampasan kekayaan alam dan sebagainya.

A. Dalam bentuk Pemerasan Sumbar Daya Manusia:

Untuk memanfaatkan tenaga bangsa Indonesia dalam membantu kepentingan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya, pemerintah bala tentara Jepang melaksanakan Romusha (労 務 者 rōmusha: "buruh", "pekerja") adalah panggilan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dari tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani, dan sejak Oktober 1943 pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha. Mereka dikirim untuk bekerja di berbagai tempat di Indonesia serta Asia Tenggara. Jumlah orang-orang yang menjadi romusha tidak diketahui pasti - perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10 juta.Bentuk kerja paksa seperti halnya pada masa pemerintahan Hindia Belanda (Kerja Rodi) juga terjadi pada masa pendudukan bala tentara Jepang, yang disebut dengan Romusha. Para tenaga kerja paksa ini dipaksa sebagai tenaga pengangkut bahan tambang (batu bara) , pembuatan rel kereta api serta mengangkut hasil hasil perkebunan.Tidak terhitung

(11)

berapa ratus ribu bahkan jutaan rakyat Indonesia yang menjadi korban romusha. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia terhadap Romusha, Jepang menyebut romusha sebagai “Pahlawan Pekerja/Prajurit Ekonomi”

B. Cara Jepang Memeras Ekonomi dan Kekayaan Alam Indonesia:

1. Memusnahkan beberapa jenis perkebunan yang menurut Jepang tidak berguna dan diganti dengan tanaman bahan makanan.

2. Jepang tidak memberikan bimbingan dan penyuluhan pertanian secara modern, akibatnya banyak penebangan liar yang merusak hutan itu sendiri.

3. Rakyat dibebani dengan menanam pohon jarak yang digunakan untuk minyak pelumas senjata dan mesin pesawat.

4. Jepang melakukan monopoli terutama beras dan garam

5. 60 % dari hasil pertanian milik rakyat harus disetorkan kepada Jepang, 30 % untuk bibit, rakyat hanya diperbolehkan memiliki 10 % bahkan seringkali semuanya dirampas.

Akibat tindakan Jepang ini menimbulkan kesengsaraan, bencana alam. kekurangan sandang pangan, penyakit dan kematian.

C. Cara Jepang Memeras Tenaga Kerja Bangsa Indonesia:

1. Pengerahan tenaga kerja secara paksa tanpa di bayar yang disebut Romusha

2. PembentukanKinrohosi, kinrohosi adalah kerja paksa atau wajib tanpa upah bagi tokoh masyarakat seperti para pamong desa dan kepala desa.

3. Pengerahan pemuda Indonesia dengan membentuk BPAR ( Barisan Pemuda Asia Raya ) pada tanggal 11 Juni 1942

4. Pembentukan organisasi-organisasi semi militer antara lain:

a) Keibodan (barisan pembantu polisi ) dibentuk pada tanggal 29 April 1943 yang anggotanya terdiri atas laki-laki berusia 23-25 tahun

b) Seinendan ( barisan pemuda ) dibentuk tanggal 9 Maret 1943, anggotanya terdiri pemuda berusia 14-22 tahun

c) Fujinkai, organisasi perhimpunan wanita yang berusia 15 tahun ke atas dibentuk pada bulan Agustus 1943.

d) Seinentai dan Gakutotai adalah organisasi anak-anak sekolah dasar dan menengah

e) Syuisintai, barisan pelopor yang dibentuk pada tanggal 14 September 1944 yang dibimbing langsung oleh tokoh-tokoh nasionalis Indonesia seperti Ir Sukarno, Otto Iskandardinata, RP Suroso, dr Buntaran Martoatmojo.

5. Pembentukan organisasi-organisasi militer antara lain :

a) Heiho ( Pembantu tentara Jepang ), dibentuk pada bulan April 1943 yang merupakan bagian dari tentara Jepang

b) PETA (Pembela Tanah Air) didirikan pada tanggal 3 Oktober 1943, merupakan tentara Indonesia yang dipimpin oleh orang Indonesia dan mendapat pendidikan militer dari orang jepang.

6. Pembentukan organisasi-organisasi politik, seperti :

1. Gerakan 3A, dibentuk pada bulan Maret 1942 bertujuan untuk propaganda membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya (PD II ), Gerakan ini dipimpin oleh Mr.Samsudin dan Shimizu, dengan semboyan 3 A ;Nipon cahaya Asia, Nipon pelindung Asia, Nipon pemimpin Asia

2. Pembentukan PUTERA ( Pusat Tenaga rakyat) pada tanggal 16 April 1943. Para tokoh pemimpin putra terkenal dengan sebutan “empat serangkai” yang terdiri atas Ir.Sukarno,Drs.Moh Hatta,KH.Mas Mansyur dan Ki Hajar Dewantara. Tujuan Jepang membentuk PUTERA adalah untuk membujuk semua kekuatan rakyat Indonesia agar bersatu padu membentu Jepang. Akan tetapi tokoh-tokoh nasionalisme Indonesia berhasil membelokan tujuan tersebut melalui teknok kooperasi untuk mencapai Indonesia Merdeka.

3. Pembentukan Cuo Sangi In ( badan Pertimbangan Pusat).

Kegagalan Jepang menggerakan rakyat Indonesia melalui Gerakan 3 A dan PUTERA untuk mendukung Jepang menghadapi sekutu dalam PD II, menyebabkan Jepang membentuk Cuo Sangi In atas usul Perdana Mentri Jendral Tojo. Badan ini dibentuk pada tanggal 5 September 1943 dan bertujuan :

a. Mengajukan usul kapada pemerintah Jepang perihal politik

(12)

4. Pembentukan Jawa Hokokai ( Himpunan Kebaktian Jawa), dibentuk tanggal 1 Maret 1944 yang anggotanya terdiri atas pemuda yang berusia 14 tahun ke atas. Bertugas mengerahkan rakyat Indonesia untuk mengumpulkan padi, permata dan besi tua untuk kepentingan perang Jepang.

2. Bentuk Perlawanan Bangsa Indonesia A. Perlawanan dengan Strategi Kooperasi

Perlawanan dengan strategi kooperasi (bekerja sama) muncul karena Jepang melarang berdirinya semua organisasi pergerakan nasional. Pemerintah pendudukan Jepang mengeluarkan kebijakan yang hanya mengakui organisasi organisasi bentuknya yang ditujukan bagi kemenangan Perang Asia Pasifik. Tokoh tokoh pejuang nasionalis kemudian memanfaatkan semua organisasi bentukan Jepang itu dengan cara menggembleng kaum muda agar terus berusaha mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, mereka berhasil merumuskan rancangan UUD dan dasar negara yang akan diperlukan apabila Negara telah merdeka. Adapun bentuk perjuangan bangsa Indonesia dengan strategi kooperasi dilakukan melalui organisasi organisasi sebagai berikut:

1. Putera (Pusat Tenaga Rakyat).

2. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).

3. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) dan Masyumi. 4. Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat).

5. BPUPKI dan PPKI.

B. Perlawanan dengan Strategi Gerakan di Bawah Tanah (Ilegal)

Perlawanan gerakan dibawah tanah atau illegal muncul akibat terlalu kuatnya pemerintah Jepang menekan dan melarang golongan oposisi. Gerakan nasionalisme yang ada ternyata tidak mampu menandingi kekuatan pemerintah Jepang. Oleh karena itu, beberapa perjuang nasionalis mengambil jalan melakukan gerakan dibawah tanah (illegal). Strategi perjuangan tersebut ternyata dapat terorganisir secara rapi dan dilakukan secara rahasia. Mereka diam dan bersembunyi untuk menghimpun kekuatan rakyat. Mereka pun berusaha menanankan semangat persatuan dan kesatuan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Jaringan hubungan khusus terus dilakukan dengan tokoh pergerakan nasional yang kooperasi terhadap Jepang. Selain itu, mereka membentuk jaringan kekuatan dengan melakukan sabotase dan tindakan destruktif (perusakan) terhadap sarana/prasarana vital milik Jepang.

Beberapa kelompok pergerakan nasional yang dijalankan strategi gerakan dibawah tanah, antara lain berikut ini.

1. Kelompok Sutan Syahrir, meerupakan kelompok pemuda dibawah pimpinan Sutan Syahrir. Mereka antara lain menyebar di Jakarta, Cirebon, Garut, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan Malang. Kelompok ini sangat antifasisme Jepang.

2. Kelompok Kaigun, merupakan perhimpunan para pemua Indonesia yang mempunyai hubungan erat dengan kepala perwakilan Angkatan Laut (Kaigun) Jepang di Jakarta, yaitu Laksamana Maeda. 3. Kelompok sukarni, merupakan kumpulan para pemuda anti Jepang dibawah pimpinan Sukarni.

Mereka tinggal di Asmara Angkatan Baru di Jalan Menteng 31 Jakarta.

4. Kelompok Persatuan Mahasiswa yang terdiri atas mahasiswa kedokteran (Ikadaigaku), bermarkas di Jalan Prapatan No. 10 Jakarta.

5. Kelompok Amir Syarifuddin merupakan kumpulan pemuda berpaham sosialis yang selalu menentang kebijakan pemerintah Jepang.

C. Perlawanan Bersenjata

Perlawanan bersenjata rakyat Indonesia yang dilakukan di berbagai daerah meliputi perlawanan rakyat: 1. Karangampel, Sindeng (Kabupaten Indramayu) tahun 1943 di bawah pimpinan H. Madriyas dkk.

Pemberontakan ini dapat ditindas Jepang.

2. Di Sukamanah (Kabupaten Tasikmalaya) tahun 1944 di bawah pimpinan KH. Zainul Mustafa dkk, 3. Di Blitar pada tanggal 14 Pebruari 1945 terjadi pemberontakan-pemberontakan pada Peta di bawah

pimpinan Supriyadi.

4. Di Aceh tahun 1942 terjadi pemberontakan di Lhok Suemawe di bawah pimpinan Teungku Abdul Jalil dan di Meulabu di bawah pimpinan R. Teuku Hamid. Pemberontakan-pemberontakan dapat dipatahkan Jepang.

5. Perlawanan rakyat di Pontianak pada tahun 1944 yang menimbulkan pembunuhan besar-besaran di daerah itu.

6. Perlawanan Rakyat di Biak, Irian Barat pada tahun 1943. 7. Perlawanan Rakyat Singaparna, Jawa Barat.

Referensi

Dokumen terkait

Hambatan dalam penyelesaian konflik sosial yang timbul dari pemasangan tapal batas Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang berbasis Hukum Kearifan Lokal

“ Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survey pada Siswa Kelas X dan XI IIS SMA Negeri 1

[r]

Kemudian penelitian Charness and Gneezy (2007) menguji bias psikologi yaitu ambiguity aversion and illusion of control yang mempengaruhi tingkat investasi pada asset

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT.. Baru Terima On Progress

 Merupakan suatu industri yang memiliki banyak produsen di mana perusahaan pesaing bebas masuk industri dan mendiferensiasikan

Menggunakan metode deskriptif karena hasil dari penelitian ini berupa data deskriptif dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku

MMA dalam penyiapan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan pengolahan data transaksi pada Sistem Akuntansi Berbasis Komputer