• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gerakan Agen Stop Bullying

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gerakan Agen Stop Bullying"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

F - 71

Gerakan Agen Stop Bullying

Saka Dewi, Zarda Alifia Firdausa, Ika Novita Sari, Yuli Budi Saputri, Siti Nurlazimah

Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Jl.Raya Kaligawe Km.4 Semarang Jawa Tengah Sakadewi23@gmail.com

zardalifia@gmail.com ikanovita.sari24@yahoo.com yullibs@std.unissula.ac.id sitinurlazimah19@gmail.com

Abstract — Number of bullying in the education sector is rising. Bullying is a violent in verbal or non verbal that do in purpose and continously that make the victim afraid and threatened. This usually happens in elementary school. Many research and study about that has been do much time, but bullying action still become main and ensless topic, more over many people not realize that bullying gave bad impact and underestimated. Goal of this implementation of community service is to make an stop bullying agent in elementary school with SD N Bandaharjo 02 and SD Islam Sultan Agung 02 Semarang, with this program children knows about bullying, help students improve social skills to fight against bullying and prevent bullying behavior.

Include bullying behavior in this action program start with locations survey with interview and observations with related parties, charging questionnaire about bullying, implementation bullying program, forming stop bullying agent, and peer counseling training. Results of this program are existence of prevention bullying action module, peer counseling, and decreasing of bullying experience, and after bullying act, pretest average = 79,49, posttest average= 55,44, test value t=24,648 in p=0,00 (p<0,05). PKMM team and partner have a big hope that bullying behavior in school decrease. For that PKMM team will cooperate with teacher and homeroom teacher to implement and control this program well with giving module for stop bullying agent later.

Keywords: bullying dan peer counseling.

I. PENDAHULUAN A. Identifikasi Masalah

Kasus mengenai bullying saat ini banyak terjadi di Indonesia, dan terutama di kalangan pelajar. Bullying adalah perilaku kekerasan terhadap individu maupun kelompok yang dilakukan secara sengaja dan terus menerus, sehingga korban merasa takut dan terancam. Bentuk bullying dapat berbentuk verbal maupun non verbal. Secara verbal seperti mengolok-olok, mencaci maki, dan tindakan lain yang berbentuk verbal, ataupun non verbal misalnya memukul, menendang, mencubit, dan tindakan lain yang menyakiti secara fisik.

Kasus bullying dan kekerasan disekolah menurut KPAI tahun 2011 sampe 2015 terjadi peningkatan. Tahun 2011 terjadi 2.178 kasus kekerasan, 2012 terdapat 3.512 kasus,

tahun 2013 ada 4.311 kasus, tahun 2014 ada 5.006 kasus dan tahun 2015 terdapat 1.698 kasus, hal tersebut berpotensi meningkat secara cepat mengingat akhir tahun masih beberapa bulan kedepan diperoleh dari data (http://www.harianterbit.com)

Anak yang disurvey oleh Global School-based Student Health Survey menyatakan bahwa sebagian dari anak anak yang disurvey mengalami bully di sekolah terdapat 84% diperoleh dari data (http://www.liputan6.com).Akan tetapi, jumlah anak yang menjadi pelaku bullying di sekolah mengalami kenaikan dari 67 kasus pada tahun 2014 menjadi 79 kasus pada tahun 2015. KPAI mengatakan bahwa naiknya jumlah anak yang menjadi pelaku dikarenakan adanya faktor lingkungan yang tidak kondusif untuk perlindungan anak didik (republika.co.id).

Chika Ayu, Siswi kelas V SDN 2 Bintara Bekasi pada tahun 2015. Chika mengalami trauma karena beberapa teman laki-lakinya mengolok-ngolok “buik” kepada Chika. Selain itu saat Chika menangis dan menundukkan kepalanya diatas meja, para pelaku menduduki kepala korban hingga membuat wajah korban menjadi lebam. Hal ini membuat Chika trauma dan tidak ingin masuk sekolah. Namun, kasus ini hanya diabaikan dan dianggap biasa oleh sekolah (http://www.m.okezone.com). Kasus bullying yang lain juga terdapat di Sekolah Dasar wilayah Umbul Harjo yang terjadi pada siswi yang bernama Putri (10 tahun), saat itu jam istirahat teman kelas Putri sedang bercanda dan menimbulkan perkelahian, namun hal tersebut membuat seorang siwa laki laki tidak nyaman dan menendang Putri yang saat itu sedang berada didekatnya. Putri tidak melawan dan melapor kepada guru karena siswa tersebut terkenal sangat bandel (Jati, Y. W. (n.d.). PBB).

Penelitian menunjukkan bahwa bullying mempengaruhi semua anak disekolah, baik yang kelompok maupun individu. Bullying adalah tingkah laku yang negative yang dapat menyeBabkan seseorang dalam kondisi terluka atau tidak nyaman dan terjadi terus-menerus, Olweus (Siswati, 2009). Argentbright dan Edgell dalam (Milsom & Gallo, 2006) mengemukakan bahwa subjek yang menjadi korban bullying melakukan kekerasan karena adanya paksaan dan ancaman dari pelaku, sehingga subjek dapat berpotensi sebagai pelaku yang membuat siklus bullying tidak akan

(2)

F - 72

pernah habis. Aktifitas anti-bullying ditujukkan kepada semua factor yang menyeBabkan masalah bullying. Secara psikologis bullying dapat mengakibatkan rendahnya harga diri hingga depresi yang mendalam yang dialami oleh korban bullying, pengetahuan dan pemahaman pihak sekolah tentang bullying juga masih kurang.

Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah SDN Bandarharjo 02 Semarang dan SD Islam Sultan Agung 02 Semarang. Kedua SD ini memiliki letak yang kurang strategis, SDN Bandarharjo 02 Semarang terletak dipinggir sungai (kali) sedangkan SD Islam Sultan Agung 02 Semarang terletak di dalam perkampungan rumah warga. Perekonomian disekitar kedua SD tersebut dapat dikatakan menengah kebawah dan merupakan kampung preman menurut warga sekitar. Hasil wawancara yang dilakukan oleh guru dan warga sekitar bahwa anak-anak dari kedua SD ini diberi label oleh masyarakat sekitar yaitu rata-rata anak nakal. Hal ini dibuktikan dengan adanya anak pindahan dari Jakarta di SDN Bandarharjo 02 Semarang yang memiliki perilaku agresif dan sering mengejek teman-temannya serta membuat keributan di dalam kelas. Tidak hanya satu anak melainkan ada beberapa anak yang juga sering membuat keributan namun guru belum bertindak banyak karena menurut para guru kenakalan masih dalam tahap yang wajar. Sedangkan di SD Islam Sultan Agung 02 Semarang anak-anak sering menggunakan nama orang tua sebagai bahan ejekan untuk teman-temannya. Namun, guru juga tidak bertindak banyak, karena setelah diperingatkan anak pasti akan mengulangi kesalahan yang sama. Hasil dari observasi yang dilakukan bahwa anak yang menjadi korban bully hanya menangis namun besoknya akan terulang kembali. Hasil wawancara oleh orang tua juga mengatakan bahwa anaknya sering diejek oleh teman-temannya yang membuat anaknya menangis setiap pulang sekolah. Orang tua sudah melaporkan ke guru yang ada di sekolah tersebut dan guru juga sudah memperingatkan anak yang mengejek tersebut. akan tetapi, dari observasi diketahui bahwa anak tersebut masih tetap mengejek anak tersebut walaupun sudah diperingatkan.

Sekolah sebagai wadah dalam proses pembentukan karakteristik anak yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif dan perkembangan afektif anak selain keluarga. Akan tetapi, fungsi dari sekolah tersebut cenderung menciptakan adanya kekerasan antara sesama peserta didik. Hal tersebut menyeBabkan perkembangan afektif anak mengarah pada perkembangan yang negatif yang membuat anak tersebut mempunyai tingkah laku agresi. Dengan demikian, anak membutuhkan lingkungan sekolah yang kondusif dan menimbulkan kesejahteraan agar anak-anak dapat belajar dengan baik. Oleh karena itu, dapat dilakukan dengan cara mencegah adanya bullying di sekolah-sekolah dengan melakukan pengarahan dan pelatihan peer counselor. Pengarahan dan pelatihan peer counselor tersebut diharapkan agar dapat membantu anak-anak terhindar dari tindak kekerasan dengan aksi bullying. Sehingga dapat menghasilkan siswa-siswi yang mempunyai karakter yang baik

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi, rumusan masalah yang diajukan pada pengabdian masyarakat ini adalah:

1. Apakah siswa telah memiliki pengetahuan mengenai perilaku yang terindikasi dalam kategori bullying, memahami faktor-faktor yang menyeBabkan terjadinya bullying, dampak-dampaknya baik dalam jangka pendek maupun dampak jangka panjang secara fisik dan psikologis?

2. Apakah siswa memiliki kemampuan dan ketrampilan sosial mengenai cara-cara mengatasi ketika menghadapi kejadian bullying bagi korban maupun teman atau orang lain yang saat itu melihat kejadian (bystander)?

3. Apakah siswa yang menjadi pelaku bullying memahami dan memiliki ketrampilan untuk mengontrol diri dan berempati sehingga dapat mencegah dirinya untuk melakukan tindakan bullying?

C. Tujuan

Berdasarkan analisis situasi, tujuan dari program Kreativitas Pengabdian Masyarakat ini adalah:

1. Untuk memberikan pengetahuan mengenai perilaku yang terindikasi dalam kategori bullying, memahami faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya bullying, dampak-dampaknya baik dalam jangka pendek maupun dampak jangka panjang secara fisik dan psikologis

2. Untuk menambah kemampuan dan ketrampilan sosial mengenai cara-cara mengatasi ketika menghadapi kejadian bullying bagi korban maupun teman atau orang lain yang saat itu melihat kejadian (bystander)?

3. Untuk membuat siswa yang menjadi pelaku bullying memahami dan memiliki ketrampilan untuk mengontrol diri dan berempati sehingga dapat mencegah dirinya untuk melakukan tindakan bullying?

D. Manfaat

Manfaat dari program pengabdian masyarakat ini adalah untuk mencegah dan menurunkan perilaku bullying terhadap siswa-siswi sekolah dasar. Program ini diharapkan juga dapat memberikan inovasi bagi guru agar dapat menciptakan sekolah yang nyaman bagi muridnya, tanpa adanya perilaku bullying.

II. METODE PELAKSANAAN

A. Teknik Pengarahan

Teknik pengarahan ini kami gunakan untuk pelaksanaan program Gerakan Agen Stop Bullying yang terdiri sebagai berikut :

(3)

F - 73

1. Survey lokasi : bertujuan untuk menetapkan daerah

sasaran, meninjau tempat lokasi, dan mengamati sekolah-sekolah yang menjadi sasaran pengarahan. 2. Rapat anggota : bertujuan untuk membahas langkah

selanjutnya dari program dan bagaimana langkah strategis yang diambil, menyerahkan persepsi anggota dengan ketua dan dosen pembimbing, membagi tugas setiap anggota.

3. Rapat koordinasi : bertujuan untuk membagi tugas dalam penyebaran kuiseoner pelaku bullying dan korban bullying, mengatur cara dalam penyampaian materi pengarahan, membahas langkah yang strategis untuk pelaksanaan dan keberlanjutannya.

4. Melakukan perijinan dan kerjasama : bertujuan untuk menjalin hubungan yang terlindungi secara hukum antara tim PKM dengan pihak SD N Bandaharjo 02 Semarang dan SD Islam Sultan Agung 02 Semarang. Perijinan terdiri dari perijinan pelaksanaan dan komponen pendukung pelaksanaan yang terdiri dari peminjaman tempat untuk pengarahan, peminjaman pelaratan dan perlengkapan untuk menunjang pelaksanaan pengarahan.

5. Melakukan pengarahan kepada anak-anak kelas 4 dan 5 SDN Bandaharjo 02 Semarang dan SD Islam Sultan Agung 02 Semarang dengan pemaparan materi yang telah dirancang sebelum pelaksanaan program yang memuat penjelasan mengenai agenda yang akan dijalankan.

6. Metode tanya jawab yang dilakukan oleh pembicara dan anak-anak dengan pembahasan yang telah diberikan sebelumnya.

B. Teknik pelatihan

Teknik pelatihan bertujuan untuk mencegah terjadinya bullying di sekolah dasar dan memberikan inovasi bagi siswa-siswi sekolah dasar agar menghargai sesama teman. Teknik pelatihan yang digunakan terdiri dari pemberian materi mengenai ceramah, diskusi dan praktik.

1. Ceramah : pemberian materi teknik konformitas, memberikan cara berkomunikasi yang efektif, dan menumbuhkan rasa empati pada anak.

2. Diskusi : mendiskusikan mengenai perilaku bullying apa saja yang pernah ditemui ataupun dilakukan oleh anak dan proses pemecahan masalah.

3. Praktik : dilakukan dengan cara psikodrama dimana anak berperan sebagai pelaku, korban dan agen stop bullying. Agen stop bullying bertugas untuk memberitahukan kepada teman-temannya bahwa jangan melakukakan bullying kembali.

C. Rancangan Pelaksanaan Kegiatan

Tahapan kegiatan pengabdian masyarakat Gerakan Agen Stop Bullying adalah sebagai berikut :

1) Pengarahan mengenai perilaku Bullying TABEL 1:

SESI PENGARAHAN KEPADA ANAK-ANAK KELAS 4 DAN 5SDN

BANDAHARJO 02 DAN SDISLAM SULTAN AGUNG YANG TERDIRI DARI DUA SESI.

Sesi Kegiatan Penugasan Waktu

Sesi 1 Pembukaan dan

doa Ice breaking Pemutaran film-film bullying dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab Ice breaking Materi mengenai perilaku bullying Penutup Anak-anak diminta untuk menjelaskan kembali mengenai materi yang telah diberikan

3 jam

Sesi 2 Pembukaan dan

doa Ice breaking Mereview pembahasan kemarin Materi persahabatan Ice breaking Nasehat dan motivasi Penutup Anak-anak diminta untuk bercerita mengenai pengalaman dan masalah mereka mengenai sahabat dan diberikannya solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut; 3 jam 2) Peer Counseling TABEL 2

SESI PEER COUNSELING TERDIRI DARI 4 SESI YANG MASING-MASING SESI DILAKUKAN SELAMA 1 JAM.

Sesi Kegiatan Penugasan Waktu

Sesi

1 Pembukaan dan doa Ice breaking Bercerita pengalaman mengenai perilaku bullying yang dilakukan atau dialaminya Penjelasan teknik konformitas penutup Anak-anak yang menjadi agen stop bullying diminta untuk mencatat nama-nama anak yang masih melakukan perilaku bullying di sekolah 1 jam Sesi 2 pembukaan dan doa pembahasan materi sebelumnya roleplay evaluasi pemberian nasehat dan motivasi penutup Anak-anak yang menjadi agen stop bullying diminta untuk mencatat nama-nama anak yang masih melakukan perilaku bullying di 1 jam 30 menit

(4)

F - 74

Sesi Kegiatan Penugasan Waktu

sekolah Sesi 3 pembukaan dan doa pembahasan materi sebelumnya roleplay evaluasi pemberian nasehat dan motivasi penutup 1 jam 30 menit Sesi

4 pembukaan dan doa ice breaking roleplay evaluasi memberikan nasehat dan motivasi penutup Anak-anak yang menjadi agen stop bullying diminta untuk mencatat nama-nama anak yang masih melakukan perilaku bullying di sekolah 1 jam 30 menit 3) Observasi

Observasi dilakukan ketika sebelum diberikannya pengarahan mengenai program Gerakan Agen Stop Bullying yang bertujuan untuk melihat siswa atau siswa yang akan menjadi Agen Stop Bullying sesuai dengan kriteria dengan membentuk peer counseling. Kriteria yang menjadi agen stop bullying yaitu anak-anak yang berani menyampaikan pendapat, berani menegur teman-temannya yang melakukan tindakan buruk dan aktif menjawab pertanyaan yang diajukan. Observasi setelah diberikan program Gerakan Agen Stop Bullying untuk memantau apakah agen menerapkan materi yang telah diberikan di peer counseling. Observasi dilakukan selama 2 kali dalam seminggu dengan bantuan guru di sekolah untuk memantau para agen. Diakhir minggu setiap dua minggu sekali dengan para agen stop bullying.

Akhir dari kegiatan ini adalah mampu menjawab luaran yang sudah ditargetkan yaitu untuk menurunkan dan mencegah anak-anak SD agar tidak melakukan bullying kembali terhadap sesama teman.

III.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Yang Dicapai

Dibawah ini merupakan identifikasi ketercapaian ditinjau dari luaran program yaitu :

1. Terbentuknya modul pencegahan perilaku bullying dan peer counseling

2. Modul ini merupakan acuan untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di SDN Bandaharjo 02 dan SD Islam Sultan Agung Semarang. Selain itu, nantinya modul ini juga sebagai acuan untuk membentuk para agen stop bullying selanjutnya. Pembentukan agen dapat dilakukan oleh guru di

sekolah dengan mengacu pada modul ini. Modul ini terdiri dari kegiatan implementasi 2 sesi dan peer counseling 4 sesi.

3. Mengurangi perilaku bullying pada anak-anak SD N Bandaharjo 02 dan SD Islam Sultan Agung 02 Kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi perilaku bullying yang pertama dilakukan adalah implementasi yang terdiri dari 2 sesi yang diikuti oleh 81 siswa dari SD N Bandaharjo 02 dan 81 siswa dari SD Islam Sultan Agung 02. Sebelum melaksanakan kegiatan tersebut kami melakukan pembagian kusioner untuk mengetahui seberapa banyak anak yang menjadi pelaku ataupun korban dari bullying. Hasil yang didapat dari kuiseoner tersebut adalah anak-anak di SD N Bandaharjo 02 dan SD Islam Sultan Agung Semarang yang menjadi korban bullying sebanyak 138 siswa dalam kategori sangat tinggi. Pelaku bullying terdapat 52 siswa dalam kategori rendah. Walaupun pelaku dalam kategori rendah banyak, akan tetapi untuk kategori tinggi ada 45 siswa dan kategori sangat tinggi 15 siswa. Hal tersebut yang menjadi acuan untuk melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi perilaku bullying. Ketercapaian dari kegiatan ini adalah anak-anak menjadi paham dan mengerti perilaku bullying dan memiliki keinginan untuk tidak membully kembali. Evaluasi dari kegiatan implementasi kepada anak-anak dengan diberikannya pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan untuk diisi mereka. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui bahwa anak-anak paham dan mengerti mengenai materi yang telah disampaikan. Mereka sangat antusias dalam mengurangi dan mencegah perilaku bullying yang ada di sekolah. Menurut mereka kegiatan yang telah kami lakukan menyenangkan, menarik mudah dipahami dan bermanfaat untuk mereka.

TABEL 3:HASIL EVALUASI SDNBANDAHARJO 02SEMARANG

No Pernyataan Skor 4 (sangat positif) Skor 3 (cukup positif) Skor 2 (agak positif) Skor 1 (sediki t positif) 1. Perasaanku setelah mengikuti kegiatan 54 siswa (67,50 %) 18 siswa (22,50 %) 2 siswa (2,50% ) 6 siswa (7,50% ) 2. Hubungank u dengan teman-temanku sekarang ini 48 siswa (60%) 29 siswa (36,25 %) 2 siswa (2,50% ) 1 siswa (1,25% ) 3. Setelah mengikuti kegiatan kemarin saya memiliki keinginan untuk tidak membully lagi 56 siswa (70%) 13 siswa (16,25 %) 3 siswa (3,75% ) 8 siswa (10%)

(5)

F - 75

No Pernyataan Skor 4 (sangat positif) Skor 3 (cukup positif) Skor 2 (agak positif) Skor 1 (sediki t positif) 4. Acara kemarin sangat menarik bagiku 68 siswa (85%) 10 siswa (12,50 %) 0 siswa (0%) 2 siswa (2,50% ) 5. Materi yang di sampaikan mudah dipahami 62 siswa (77,50 %) 16 siswa (20%) 2 siswa (2,50% ) (0%) 6. Pemberi materinya menyenang kan 70 siswa (87,50 %) 9 siswa (11,25 %) 1 siswa (1,25% ) 0 siswa (0%) 7. Acara tersebut sangat bermanfaat bagiku 72 siswa (90,00 %) 7 siswa (8,75% ) 1 siswa (1,25% ) 0 siswa (0%)

TABEL 4:HASIL EVALUASI SDISLAM SULTAN AGUNG 02SEMARANG

No Pernyataan Skor 4 (sangat positif) Skor 3 (cukup positif) Skor 2 (agak positif) Skor 1 (sediki t positif) 1. Perasaanku setelah mengikuti kegiatan 45 siswa (54,88 %) 19 siswa (23,17 %) 2 siswa (2,44% ) 16 siswa (19,51 %) 2. Hubungank u dengan teman-temanku sekarang ini 28 siswa (34,15 %) 49 siswa (59,75 %) 5 siswa (6,1%) 0 siswa (0%) 3. Setelah mengikuti kegiatan kemarin saya memiliki keinginan untuk tidak membully lagi 30 siswa (36,59 %) 29 siswa (35,36 %) 4 siswa (4,88% ) 19 siswa (23,17 %) 4. Acara kemarin sangat menarik bagiku 76 siswa (92,69 %) 6 siswa (7,31% ) 0 siswa (0%) 0 siswa (0%) 5. Materi yang di sampaikan mudah dipahami 62 siswa (75,61 %) 20 siswa (24,39 %) 0 siswa (0%) 0 siswa (0%) 6. Pemberi materinya menyenang kan 75 siswa (91,47 %) 7 siswa (8,53% ) 0 siswa (0%) 0 siswa (0%) No Pernyataan Skor 4 (sangat positif) Skor 3 (cukup positif) Skor 2 (agak positif) Skor 1 (sediki t positif) 7. Acara tersebut sangat bermanfaat bagiku 75 siswa (91,47 %) 7 siswa (8,53% ) 0 siswa (0%) 0 siswa (0%)

B. Menciptakan agen stop bullying dengan peer counseling Pemilihan agen stop bullying dilakukan setelah kegiatan implementasi selesai pada sesi kedua dengan beberapa kriteria. Kriteria yang menjadi agen stop bullying yaitu anak-anak yang berani menyampaikan pendapat, berani menegur teman-temannya yang melakukan tindakan buruk dan aktif menjawab pertanyaan yang diajukan. Setelah para agen terpilih, dilaksanakannya kegiatan peer counseling yang terdiri dari 4 sesi. Hasil dari peer counseling ini belum dapat dilihat dalam waktu dekat karena kegiatan ini akan berlanjut walaupun waktu yang telah ditentukan telah selesai. Anak-anak yang merupakan agen stop bullying pada awalnya masih sering melakukan bullying dan menjadi korban bullying dari teman-temannya. Namun setelah mengikuti kegiatan peer counseling, mereka menjadi paham dan mengerti serta mereka akhirnya tahu harus mereka lakukan apabila ada yang menjadi pelaku bullying ataupun korban bullying. Kegiatan peer counseling ini belum tampak secara signifikan karena mereka belum mengaplikasikan ke teman-temannya. Setidaknya kegiatan peer counseling ini dapat membuat anak-anak berani untuk berbagi mengenai perilaku yang mereka alami dan dapat mengatasi perilaku bullying yang dilakukan teman-temannya. Keberhasilan program kami ini apabila mereka sudah mengerti dan paham mengenai perilaku bullying, dan untuk para agen stop bullying yaitu mereka sudah dapat menghimbau kepada teman-temannya untuk tidak melakukan perilaku bullying kembali. Selain itu, program ini akan berhasil apabila perilaku bullying di sekolah berkurang.

C. Mencegah anak untuk melakukan bullying kembali kepada teman-temannya.

Hasil yang diperoleh dari keseluruhan kegiatan ini yaitu terdapat penurunan pengalaman di bully antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program, rerata pretest = 79,49, rerata postest=55,44. nilai uji t = 24,648, pada p = 0,00 ( p<0,05). Penurunan tindakan bullying yang dilakukan siswa kelas 4 dan 5 SD N Bandarharjo 02 dan SD Islam Sultan Agung 02 antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program, rerata pretest = 54,98, rerata postest = 33,28. nilai uji t = 13,337, pada p = 0,00 (p<0,05).

(6)

F - 76

Gambar 1. Kegiatan implementasi

Gambar 2. kegiatan peer counseling

IV.POTENSI KEBERLANJUTAN PROGRAM

Aspek terpenting dari keberlanjutan program pengabdian masyarakat adalah pada potensi keberlanjutan. Keberlanjutan dari program Gerakan Agen Stop Bullying ini dapat didukung dengan terpilihnya para agen stop bullying untuk membantu dalam mengurangi dan mencegah terjadinya bullying kembali. Selain itu, program ini berlanjut dengan dilakukannya kerjasama antara Tim PKM dengan guru ataupun wali kelas dari SD N Bandaharjo 02 dan SD Islam Sultan Agung 02. Kerjasama tersebut dilakukan dengan memberikan pengarahan dan buku modul untuk guru atau wali kelas agar program ini tetap terlaksana dan terkontrol dengan baik. Modul ini sebagai acuan untuk membentuk para agen stop bullying selanjutnya. Pembentukan agen dapat dilakukan oleh guru di sekolah dengan mengacu pada modul ini. Modul ini terdiri dari kegiatan implementasi 2 sesi dan peer counseling 4 sesi. Selain itu guru diberikan berupa flyer dan poster untuk ditempelkan di kelas-kelas. Tidak hanya untuk guru, program ini dapat dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas

Psikologi Unissula sebagai bentuk dari kegiatan pengabdian masyarakat di berbagai Sekolah Dasar.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Disusunnya program “Gerakan Agen Stop Bullying”, yaitu melalui serangkaian kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat serta terhubung dengan satu sistem dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan kepada siwa dalam mencegah perilaku bullying kepada para Siswa-Siswi SDN Bandarharjo 02 Semarang dan SD Islam Sultan Agung 2 Semarang selaku masyarakat sasaran.

Kegiatan tersebut di lakukan melalui metode pelaksanaan yang sudah di rancang yaitu tahap pertama, survey lokasi terdiri dari wawancara dan observasi pihak terkait, pengisian kuisioner mengenai bullying, implementasi program stop bullying, dan kegiatan peer counseling. Program ini berfungsi untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan menciptakan anak anak yang berani dalam mencegah tindakan bullying yang dilakukan oleh teman temannya. Dalam program ini juga telah dibentuk para agen stop bullying yang terdiri dari 10 siswa di SD N Bandarharjo 02 dan 11 siswa di SD Islam Sultan Agung 02 Semarang sebagai aset keberlanjutan program. Hasil yang dicapai dari program ini adalah: (1) Peningkatan pengetahuan kepada siswa tentang dampak bullying. (2) Mengurangi kasus bullying disekolah. (3) Menumbuhkan rasa empati antara siswa satu dengan yang lain sebagai bentuk mengurangi bullying.

Program Gerakan Agen Stop Bullying tidak hanya dapat digunakan untuk pengetahuan maupun pengalaman di SD N Bandarharjo 02 dan SD Islam Sultan Agung akan tetapi dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam memberantas serta mengurangi tindakan bullying di Sekolah Dasar. Semoga kedepannya program ini dapat dikembangkan untuk seluruh sekolah dasar yang ada di Indonesia, tentunya dengan hubungan peran dan pihak-pihak yang terkait, seperti pihak orang tua harus lebih perhatian terhadap anaknya tentang kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah, pihak sekolah harus lebih memerhatikan kasus-kasus yang terjadi di sekolah dan lebih tegas terhadap tindak lanjut siswa.

Selain itu, bagi guru yang ada di sekolah-sekolah harus dapat menciptakan suasana kelas yang baik dan kondusif agar anak-anak merasa nyaman dan tidak bosan, pengawasan dan monitoring perilaku siswa diluar kelas, melibatkan orang tua korban bullying dan mengundang mereka untuk datang ke sekolah guna mendiskusikan bagaimana perilaku bullying dapat dirubah. Saran untuk masyarakat sekitar agar tidak lagi memberi label mereka dengan sebutan anak nakal dan lebih mengajarkan mereka bagaimana cara bersopan santun terhadap orang lain.

Pemerintah juga disarankan untuk membentuk lembaga/badan yang khusus untuk menangani kasus bullying, para akademisi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan perkembangan, serta lain sebagainya.

(7)

F - 77

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada ristekdikti yang sudah mendanai program PKMM tahun 2017, ibu Erni A Setiowati,S.Psi,M.Psi yang telah membimbing dari awal pembentukan proposal dan selama program berlangsung. Terima kasih juga untuk kerjasama kedua mitra yang telah membantu mensukseskan program PKMM dan para Tim PKMM yang telah melaksanakan program dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

1) (2015). Anti Bullying Indonesia. http://www.harianterbit.com.

2) (n.d.). Anak Indonesia alami kekerasan di sekolah.

http://www.m.liputan6.com.

3) Djamhari. (n.d.). Di-Bully dengan sebutan "Burik", Siswi SD di Bekasi Trauma. http://www.m.okezone.com.

4) Jati Y. W (n.d.). PBB : 40% anak indonesia jadi korban bullyi di sekolah.

5) Milsom, A., & Gallo, L. L. (2006). Bullying in Middle School : Prevention and Intervention. Middle School Journal, 37(3), 12-19.

6) Widayanti, C., & Siswati, S. (2009). Fenomena Bullying Di Sekolah Dasar Negeri di Semarang. Jurnal Psikologi Undip, 5 (2), 1-13.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika adalah melalui Cooperative Learning tipe

Rata-rata nilai pH dan kadar kolesterol total se’i sapi yang telah ditambahkan ekstrak angkak 2% dan diproses dengan lama pengasapan berbeda dan disimpan selama 5

Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif • Past tense • Past continuous - Bentuk: Kuliah - Metode: Ceramah, Problem Based Learning, Project Based Learning, Self- Learning

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan data primer.. Data primer merupakan sumber data yang langsung diberikan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Prodi Ilmu Komunikasi (S1) Terakreditasi Nomor : 027/BAN-PT/Akred/S/I/2015 Prodi Ilmu Administrasi Negara (S1)

Gejala klinis yang paling sering terjadi adalah kejang berulang, wajah asimetris, hemiparese kontralateral, retardasi mental atau gangguan belajar dan gangguan bicara

karena dilakukan eksplorasi análisis induktif untuk menggambarkan secara mendalam dan ringkas kondisi faktor rumah sakit. Data ini digunakan untuk mengkaji faktor

Penelitian ini menggunakan subjek utama citra wajah terbatas pada citra abu-abu dengan beberapa kondisi yang harus dipenuhi yaitu ukuran semua citra wajah harus sama serta