• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PERADABAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Pradana Anis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BENTUK PERADABAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Pradana Anis"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

48

BENTUK PERADABAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Pradana Anis

Email: dana.pradana84@gmail.com Abstrak

Peradaban kerap disinonimkan dengan kebudayaan bahkan sejarah, padahal ketiganya memiliki makna yang berbeda. Hal inilah yang juga menjadi permasalahan yang kerap ditemui dalam peradaban Islam, khususnya di Indonesia. Islam di Indonesia masuk dan berkembang sekaligus memberikan peradaban yang besar bagi bangsa Indonesia. Hampir di setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia tersisipi nilai keislaman. Akan tetapi guna menjelaskan secara detail perlu pendekatan sistemik mengenai peradaban Islam di Indonesia. Salah satu bentuknya adalah pesantren sebagai sistem pendidikan paling tua identik dengan peradaban Islam di Indonesia.

Keywords: Peradaban, Islam, Indonesia, Sistemik

A.Pendahuluan

Indonesia merupakan negara yang paling luas wilayahnya dan terbesar jumlah penduduknya di Asia Tenggara. Perlu diketahui bahwa wilayah Indonesia yang dulu disebut dengan istilah Nusantara dikenal mancanegara sebagai daerah yang subur serta kaya akan potensi alamnya. Karena hal tersebut, tidak mengherankan jika para pedagang-pedagang asing berdatangan ke wilayah-wilayah di Nusantara. Sejak lama Indonesia memainkan peranan penting dalam dunia perdagangan, politik, penyebaran agama dan kebudayaan.

Indonesia paling mencerminkan etnik, bahasa dan kebudayaan dibanding negeri lain di Asia Tenggara. Hampir semua agama besar dan berkembang di sini. Suku bangsa dan penduduk yang berbeda-beda itu hidup dalam semangat toleransi yang besar. Bangsa-bangsa asing yang datang dan kemudian bermukim di sini, terutama orang Arab, Persia, India, Cina dan Eropa, diterima dengan tangan terbuka dan segera berintegrasi dengan masyarakat Nusantara secara keseluruhan. Mereka diberi peluang memainkan peranan penting dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik dan Agama.1

Ada beberapa teori yang masih debateable tentang masuknya Islam di Indonesia ini, apakah dari Arab, Persia, India (Gujarat dan Bangla), atau China. Namun demikian, jalur Islam awal yang benar adalah berasal dari Bangla, meskipun ada beberapa batu nisan di bagian Nusantara mungkin berasal dari Gujarat, namun itu (sesudah al-Malik al-Saleh wafat) bukan berarti Islam berasal dari sana.2

1

Abdul Hadi W. M, “Islam Kultural, Peranannya dalam Masyarakat Madani” dalam Jurnal Universitas Paramadina Vol. 1 No. 1, September 2001), h. 9.

2

M. Abdul Karim. Teori Jalur India Tentang Masuknya Islam di Indonesia (Studi Teori Bangla dan Gujarat). Makalah, h. 15.

(2)

49

Menurut Azzyumardi Azra menyebutkan kemunculan Islam di Nusantara sejak kebangkitan Islam sampai paruh kedua abad -17 menempuh beberapa fase.Fase pertama, kasarnya sejak akhir abad ke - 8 M sampai ke-12 M hubungan hubungan yang ada umumnya berkenaan dengan perdagangan.Inisiatif dalam hubungan hubungan semacam ini kebanyakan diprakarsai Muslim Timur Tengah, khususnya arab dan persia. Dalam fase berikutnya sampai akhir abad ke -15, hubungan antara kedua kawasan mulai mengambil aspek aspek lebih luas.Muslim Arab dan Persia apakah pedagang atau pengembara sufi, mulai mengintensifikasikan penyebaran Islam di berbagai wilayah Nusantara. Pada tahap ini hubungan hubungan keagamaan dan kultural terjalin lebih erat.Tahap ketiga adalah sejak abad ke-16 sampai paruh kedua abad ke-17.Dalam masa ini hubungan hubungan yang terjalin lebih bersifat politik di samping keagamaan.3

Jika melihat fakta bahwa Nusantara adalah daerah yang terkenal dengan kesuburan dan hasil pertaniannya, maka sejarah masuknya Islam terkuat seharusnya melalui jalur perdagangan. Dengan kata lain faktor ekonomilah yang menjadi titik utama masuknya Islam ke Nusantara. Kedekatan secara ekonomi inilah berdampak pada ikatan kultur yang lebih menguat. Sebagaimana pernyataan Beti Yanura dalam Jurnal HISTORIA bahwa Sejarah kehidupan Islam di Indonesia telah diakui sebagai kekuatan kultural.4

Setelah memahami proses masuknya Islam, selanjutnya adalah fase penyebaran Islam di Nusantara. Dalam konteks Islam Indonesia, isu penting yang berkembang sejak awal proses Islamisasi adalah sufisme. Di setiap wilayah mana Islam Islam berkembang baik level kerajaan maupun masyarakat. Sufisme senantiasa mewarnai secara keseluruhan gambaran Islam yang muncul5 Islam di Indonesia. Hal tersebut disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagang dan sufi yang disebut kemudian dengan neo-sufisme.6

B.Kerangka Teori; Islam dan Peradaban

Islam merupakan salah satu agama terbesar di dunia. Kebesaran agama tersebut membawa pada perubahan besar diberbagai kalangan. Tidak terkecuali di Indonesia. Banyak kebudayaan serta peradaban yang dibangun atas dasar agama Islam. Terlebih di Indonesia mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Maka tidak mengherankan jika besarnya pemeluk Islam berdampak pada perubahan besar di dalamnya. Salah satunya adalah peradaban.

Peradaban seringkali disinonimkan dengan kebudayaan. Bahkan beberapa kali kerap disandingkan sekaligus disamakan dengan sejarah.7 Padahal

3

Azyumardi Azzra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVII: Akar Pembaharuan Islam Indonesia, (Jakarta: kencana Prenada Media Group,2004), h. 50.

4

Beni Yota, “Perkembangan Islam”, h. 77.

5

Rizal Sukma dan Clara Joewono, Gerakan Pemikiran Islam Indonesia Kontemporer, (Yogyakarta: Kanisius, 2007), h. 250.

6

Ira Lapidus. M, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: PT Raja grafindo,1999), h.717.

7

(3)

50

peradaban, kebudayaan dan sejarah merupakan konsepsi yang berdiri sendiri. Meskipun tidak menutup kemungkinan ketiganya saling berhubungan, namun prinsip utamanya ketiganya dapat dibedakan.

Peradaban sering digunakan sebagai persamaan yang lebih luas dari istilah budaya yang populer dalam kalangan akademis. Budaya kerap diartikan sebagai seni, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan kebiasaan dalam tradisi yang merupakan sebuah cara hidup masyarakat. Namun, dalam definisi yang paling banyak digunakan, peradaban adalah istilah deskriptif yang relatif dan kompleks untuk pertanian dan budaya kota. Peradaban dapat dibedakan dari budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi sosial serta beragam kegiatan ekonomi dan budaya.

Konsep peradaban juga digunakan sebagai sinonim untuk budaya yang memiliki keunggulan dari kelompok tertentu. Dalam artian yang sama, peradaban dapat berarti perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa. Peradaban dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia atau peradaban global). Istilah peradaban sendiri sebenarnya bisa digunakan sebagai sebuah upaya manusia untuk memakmurkan dirinya dan kehidupannya. Maka, dalam sebuah peradaban pasti tidak akan dilepaskan dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya sebuah peradaban. Ketiga faktor tersebut adalah sistem pemerintahan (politik), sistem ekonomi, dan Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi).8 Pada intinya peradaban adalah sebuah hasil kebudayaan maju yang menyatu dengan tatanan masyarakat.

Sejarah mencatat bahwa Islam telah berjaya dengan mengalami kemajuan selama beratus-ratus tahun lamanya. Meskipun ternyata Islam juga menunai kemunduran pada masa selanjutnya.9 Akan tetapi kejayaan Islam di era kemundurannya pun masih berkembang di berbagai belahan dunia. Sebagaimana diketahui, pada awalnya Islam dipimping langsung oleh Nabi Muhammad kemudian diteruskan oleh para sahabat. Dari masa Nabi ke masa sahabat inipun telah mengalami beberapa perubahan. Terutama dalam sistem pemerintahan dan beberapa manajerialnya. Hal tersebut yang dikenal dengan istilah masa Khulafa al-Rasyidin. Kemudian diteruskan dan dikenal dengan masa Daulah baik dari

Daulah Bani Umayyah, maupun Abasyiah. Hingga masa disintegrasi (perpecahan) masih muncul tiga kerajaan Besar seperti Safawi, Mughal dan India.

Pasca masa distintegrasi peradaban dan kemajuan Islam dianggap telah selesai. Akan tetapi perkembangan Islam tidak berhenti disitu, salah satunya Islam yang terus berkembang di Indonesia menjadi bukti bahwa kejayaan Islam pada

8

Mugiyono, “Perkembangan Pemikiran dan Peradaban Islam dalam Perspektif Sejarah”, dalam Jurnal IAIN AR-Raniri, No. 1/1-20/Th-XIV/2013, h. 3.

9

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985),h. 12.

(4)

51

dasarnya tidak pernah pudar.10 Hal ini dibuktikan bahwa Islam merupakan agama mayoritas Indonesia hingga saat ini. Selain itu tidak bisa dipungkiri bahwa kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran masyarakat Muslim. Dari perjalanan panjang perkembangan Islam, dapat disimpulkan bahwa Islam menghasilkan peradaban. Tidak terkecuali peradaban Islam yang ada di Indonesia dengan pengaruh yang cukup besar bagi Indonesia dalam semua aspek kehidupan. Baik pendidikan,organisasi, adat istiadat,seni, polotik maupun ekonomi yang sudah menyatu menyatu dalam kehidupan berupa kebudayaan.

Pembahasan; Peradaban Islam di Indonesia

Perkembangan Islam yang ada di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan Islam di belahan bumi lain. Membaca Islam yang di Indonesia rasanya cukup penting. Sebab, dari hasil pembacaan itu kita sebagai umat islam dapat mengetahui akan bagaimana perkembangan islam di indonesia setelah islam mengalami beberapa fase perubahan dari waktu ke waktu. Penulis mencatat beberapa bentuk peradaban Islam di Indonesia. Diantaranya adalah Peradaban Pendidikan, Gerakan Masyarakat, Budaya dan Adat.

1. Pesantren; Peradaban Pendidikan Islam Indonesia

Pesantren adalah salah satu sistem pendidikan Islam yang ada di Indonesia dengan ciri yang khas dan unik, juga dianggap sebagai sistem pendididikan paling tua di Indonesia.11 Selain itu, dalam pendidikan Islam di Indonesia juga dikenal adanya Madrasah Ibtidaiyah (dasar), Madrasah Tsanawiyah (lanjutan), dan Madrasah Aliyah (menengah). Untuk tingkat universitas Islam di Indonesia juga kian maju seiring dengan perkembangan zaman, hal ini dapat dilihat dari terus beragamnya universitas Islam. Hampir disetiap provinsi di Indonesia dapat dijumpai Institut Agama Islam Negeri serta beberapa universitas Islam lainnya. Pesantren sebagai sistem pendidikan tertua di Indonesia merupakan bukti Islam membuat peradaban dalam bidang pendidikan yang berbeda sama sekali dengan sistem pendidikan dimanapun. Hingga kini pesantren semakin banyak dijumpai sebagai lembaga pendidikan yang bercorak Islam.

2. Gerakan Masyarakat Islam dan Politik

Gerakan yang lahir di Timur Tengah itu telah memberikan pengaruh besar kepada gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Bermula dari pembaruan pemikiran pendidikan Islam di Minangkabau, yang disusul oleh pembaruan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat Arab di Indonesia, kebangkitan Islam semakin berkembang membentuk organisasi-organisasi social semakin berkembang membentuk organisasi-organisasi social

10

Beti Yanuri Posha, “Perkembangan Islam Di Indonesia Pasca Kemerdekaan” dalam Jurnal HISTORA, Vol 3. No. 2. Tahun 2015, h. 75.

11

Diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Indonesia pada tanggal 30 Desember 2016.

(5)

52

keagamaan, seperti Sarekat Dagang Islam (SDI) di Bogor (1909) dan Solo (1911), Persyarikatan Ulma di Majalengka. Jawa Barat (1911), Muhammdiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan Islam (Persis) di Bandung (1920-an), Nahdlatul Ulama (NU) di Surabaya (1926), dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) di Candung Bukittinggi (1930) dan partai-partai politik, seperti Sarekat Islam (SI) yang merupakan kelanjutan SDI, Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) di Padang Panjang (1932) yang merupakan kelanjutan, dan perluasan dari organisasi pendidikan Thawalib, dan Partai Islam Indonesia (PII) pada tahun 1938.12 Hingga saat ini juga berkembang Partai berbasis Islam. Seperti PAN, PKS, PBB, dan PKB. 3. Budaya dan Adat Istiadat

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab. Bahasa Arab sudah banyak menyatu dalam kosa kata bahasa Indonesia, contohnya kata wajib, fardu, lahir, bathin, musyawarah, surat, kabar, koran, jual, kursi dan masker. Dalam hal nama juga banyak dipakai nama-nama yang berciri Islam (Arab). Kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa ucapan salam, acara tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat. Kita juga melihat pengaruh di bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang banayak dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di wilayah Timur Tengah.

4. Ekonomi

Peradaban dalam bidang Ekonomi juga tidak ketinggalan. Daerah-daerah pesisir sering dikunjungi para pedagang Islam dari Arab, Persi,dan Gujarat yang menerapkan konsep jual beli secara Islam. Juga adanya kewajiban membayar zakat atau amal jariyah yang lainnya, seperti sedekah, infak, waqaf, menyantuni yatim, piatu, fakir dan miskin. Hal itu membuat perekonomian umat Islam semakin berkembang.

Peradaban konkrit dalam bidang ekonomi yang bercorak Islam dapat dilihat beberapa sistem perekonomian berbasis Islami. Lembaga-lembaga sosial yang bernafas Islam semakin banyak bermunculan. Baik berorientasi pada kasus Bencana Alam, kaum dhuafa, fakir miskin, yatim piatu dan sebagainya.

C. Penutup

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa sejarah, kebudayaan dan peradaban adalah tiga hal yang berbeda. Peradaban menekankan pada aspek kebudayaan yang bernilai tinggi dan diterima secara universal oleh seluruh masyarakat. Dalam hal ini, indonesia memiliki karakteristik kebudayaannya, sedangkan kehadiran Islam turut mempengaruhi terhadap bentuk-bentuk kebudayaan sehingga diterima hingga menjadi peradaban.

12

Delier Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES, 1980). h. 35.

(6)

53

Adapun bentuk-bentuk peradaban Islam di Indonesia antara lain pesantren, organisasi Islam, dan ekonomi. Peradaban keislaman di Indonesia dalam bidang pendidikan paling menonjol adalah pesantren. Adapun peradaban gerakan masyarakat tercermin dalam organisasi masyarakat yang berasaskan Islam. Sedangkan dalam hal perekonomian adalah sistem pengelolaan zakat yang tepat guna terhadap hak penerimanya.

Daftar Pustaka

Azzra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVII: Akar Pembaharuan Islam Indonesia. Jakarta: kencana Prenada Media Group,2004

Hadi W. M, Abdul. “Islam Kultural, Peranannya dalam Masyarakat Madani” dalam Jurnal Universitas Paramadina Vol. 1 No. 1, September 2001 Karim, M. Abdul. Teori Jalur India Tentang Masuknya Islam di Indonesia (Studi

Teori Bangla dan Gujarat. Makalah tanpa tahun terbit.

Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta: PT Raja grafindo,1999 Mugiyono, “Perkembangan Pemikiran dan Peradaban Islam dalam Perspektif

Sejarah”, dalam Jurnal IAIN AR-Raniri, No. 1/1-20/Th-XIV/2013. Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press, 1985 Noer, Delier. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES,

1980

Posha, Beti Yanuri. “Perkembangan Islam Di Indonesia Pasca Kemerdekaan” dalam Jurnal HISTORA, Vol 3. No. 2. Tahun 2015

Sukma, Rizal dan Joewono, Clara. Gerakan Pemikiran Islam Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Kanisius, 2007

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajagrafindo, 2004. http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tersebut menunjukan tidak ada variabel bebas yang memiliki tolerance lebih besar dari 1 dan tidak ada variabel bebas yang memiliki niali VIF lebih besar

Penegakan hukum akan menjadi efek- tif, apabila setiap individu dan masyarakat mau dan mampu memerankan hak-haknya dan secara selaras pula melaksanakan ke- wajibannya. Hukum

10 Dokumen Perencanaan 05 Jumlah peningkatan pengelolaan sarana dan prasarana menunjang pelayanan peradilan 8 Layanan Pengelolaan 06 Jumlah terselenggaranya

Selama proses kehidupannya, manusia selalu membutuhkan ruang sebagai tem pat tinggalnya. Contoh yang sederhana adalah pada saat masih kecil atau masih bayi kamu

Pengadaan wakaf ini, dilakukan dengan sistem patungan (iuran). Tanah yang seluas 499 m 2 dibeli masyarakat sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Berdasarkan latar

Hal ini memberi gambaran tentang peranan wakaf uang dalam mendorong pemberdayaan ekonomi umat, sebagai benang merah yang dapat ditarik dari sebuah kontruksi Kompilasi

Kebudayaan Kota Batam melakukan upaya massif dan berkesinambungan dalam kegiatan sosialisasi dan promosi destinasi wisata pada masyarakat agar terciptanya

Sangkayo (2012) mengatakan bahwa penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan dengan subjek penelitian