• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan baik. Implementasi diskless network pada PT Pruviva berbasis Local Area

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan baik. Implementasi diskless network pada PT Pruviva berbasis Local Area"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

67

IMPLEMENTAS I DAN EVALUAS I

Diskless network dengan LTSP menyediakan cara mudah untuk memanfaatkan komputer-komputer dengan spesifikasi rendah sebagai terminal yang dapat beroperasi dengan baik. Implementasi diskless network pada PT Pruviva berbasis Local Area Network (LAN) dan akan diintegrasikan ke dalam jaringan yang ada.

Gambar 4.1 Integrasi Diskless Network ke Jaringan yang Sudah Ada

Implementasi diskless network menggunakan dua buah server yaitu LTSP server dan application server. Langkah pertama membangun diskless network adalah meng-install sistem operasi dan paket-paket LTSP yang diperlukan oleh LTSP server. Setelah sistem operasi dan paket-paket tersebut ter-install, maka dilakukan konfigurasi LTSP. Setelah konfigurasi dilakukan, client sudah dapat me-load sistem operasi Linux dari server dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang ada setelah terlebih dahulu mengatur boot sequence di BIOS sesuai dengan metode boot yang digunakan.

(2)

Langkah selanjutnya adalah meng-install sistem operasi dan aplikasi-aplikasi yang diperlukan oleh application server. Setelah layanan yang disediakan application server dijalankan, maka client sudah dapat menjalankan sistem operasi Windows dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang tersedia

Konfigurasi diskless network hanya perlu dilakukan di server sehingga maintainance jaringan akan lebih mudah bagi seorang administrator jaringan. Implementasi diskless network ini juga tidak akan mengganggu operasi dan kinerja jaringan yang ada.

4.1 S pesifikasi Sistem 4.1.1 Hardware

Hardware yang digunakan dalam diskless network terdiri dari dua unit komputer server sepuluh unit komputer client, dan sebuah switch. Berikut adalah spesifikasi hardwares yang digunakan :

a. Server

Processor : Intel Core 2 Duo E7300 2,6GHz M otherboard : Asus P5VD2-VM SE

M emory : V-GEN 2Gb PC 5300 VGA card : Asus EN7200GS Hard drive : WDC 250Gb SATA-II DVD-ROM : Samsung 16x

(3)

b. Client

Processor : Pentium 2 400M Hz

M emory : SDR 128M B

Network card : Realtek Family PCI Fast Ethernet NIC M onitor : CRT 15”

c. S witch

Switch yang digunakan adalah D-Link 16-Port 10/100 Desktop Switch (DSS-16+).

4.1.2 S oftware a. LTS P Server

LTSP server memerlukan sebuah sistem operasi berbasis Linux. Distro Linux yang digunakan untuk membangun diskless network PT Pruviva adalah Fedora 9, yang merupakan turunan dari distro RedHat, yang merupakan salah satu distro Linux terbesar.

Agar dapat berfungsi sebagai LTSP server, maka diperlukan program LTSP terinstalasi pada sistem operasi yang digunakan. Program-program LTSP tersebut yaitu ltspadmin dan ltspcfg.

Paket-paket yang menyediakan program LTSP yang dibutuhkan untuk membangun LTSP server yaitu :

- LTSP Utilities

Paket yang digunakan adalah ltsp-utils-0.25-4.fc6.noarch.rpm. Paket ini bisa di-download di http://rpm.pbone.net/index.php3/stat/4/idpl/9876066/com/ltsp-utils-0.25-4.fc6.noarch.rpm.html.

(4)

- LTSP Client Packages

Paket yang digunakan adalah ltsp4.2u2-0.iso. Paket ini bisa di-download di http://ltsp.mirrors.tds.net/pub/ltsp/isos/.

Program-program LTSP di atas membutuhkan beberapa service agar dapat berjalan. Instalasi paket-paket LTSP tidak akan dapat dilakukan sebelum services yang dibutuhkan tersebut tersedia. Agar services tersebut tersedia, maka paket-paket penyedia services tersebut harus di-install terlebih dahulu. Berikut adalah services yang dibutuhkan program LTSP :

- DHCP

Paket penyedia DHCP yang digunakan yaitu dhcp-4.0.0-14.fc9.i386.rpm. Paket ini bisa di-download di http://rpm.pbone.net/index.php3/stat/4/idpl/7199422/ com/dhcp-4.0.0-14.fc9.i386.rpm.html.

- NFS

Paket penyedia NFS yang digunakan yaitu nfs-utils-1.1.2-2.fc9.i386.rpm. Paket ini bisa di-download di http://rpm.pbone.net/index.php3/stat/4/idpl/7203629/ com/nfs-utils-1.1.2-2.fc9.i386.rpm.html.

- TFTP

TFTP membutuhkan paket xinetd ter-install sebelum paket penyedia TFTP di-install. Paket xinetd yang digunakan yaitu xinetd-2.3.14-20.fc9.i386.rpm. Paket ini dapat di-download di http://rpm.pbone.net/index.php3/stat/4/idpl/8875014/com/ xinetd-2.3.14-20.fc9.i386.rpm.html.

Paket penyedia TFTP yang digunakan yaitu tftp-server-0.48-3.fc9.i386.rpm. Paket ini dapat di-download di http://rpm.pbone.net/index.php3/stat/4/idpl/7206777/

(5)

com/tftp-server-0.48-3.fc9.i386.rpm.html. - Portmapper

Paket penyedia portmapper yang digunakan yaitu portmap-4.0-65.2.2.1.i386.rpm. Paket ini bisa di-download di http://rpm.pbone.net/index.php3/ stat/4/idpl/5531980/com/portmap-4.0-65.2.2.1.i386.rpm.html.

- XDMCP

Paket penyedia XDMCP yang digunakan adalah GDM . Paket ini tersedia di file instalasi.

b. Application Server

Application server menggunakan sistem operasi berbasis Windows. Sistem operasi yang digunakan yaitu Microsoft Windows XP Professional SP2. Digunakan aplikasi tambahan bagi application server agar dapat memberikan dukungan Terminal Services kepada aplikasi-aplikasi yang ada, sehingga komputer client dapat menggunakan aplikasi yang terdapat pada komputer server. Aplikasi yang digunakan yaitu XP Unlimited - 10u - Classic v1.9 license.

4.2 Instalasi Fedora 9

LTSP server yang bertugas untuk mendistribusikan sistem operasi kepada client menggunakan sistem operasi berbasis Linux. Sistem operasi yang digunakan yaitu Fedora 9. Untuk meng-install sebuah sistem operasi, terutama yang berbasis Linux, diperlukan sedikit pengetahuan dan keterampilan mengenai cara sistem operasi tersebut bekerja. Tanpa pengetahuan dan keterampilan, biasanya akan timbul kebingungan yang

(6)

bisa berakibat fatal jika diikuti dengan pengambilan tindakan yang salah. Oleh sebab itu, pada sub-bab ini akan diberikan gambaran mengenai proses instalasi Fedora 9 yang nantinya akan digunakan oleh LTSP server.

Sistem operasi Fedora 9 bisa didapat dari http://fedoraproject.org/en/get-fedora. Terdapat tiga macam file instalasi yang bisa di-download, di antaranya Install Media, Fedora Desktop Live Media, dan Fedora KDE Live Media. Untuk mempermudah instalasi paket-paket LTSP digunakan file instalasi Install Media karena file instalasi tersebut memiliki pilihan instalasi paket yang tidak dimiliki oleh file instalasi lainnya. Kemudahan yang diperoleh akan sangat terasa terutama jika komputer server tidak terhubung langsung dengan internet. Tanpa koneksi internet, administrator akan kewalahan karena harus men-download satu-persatu paket yang dibutuhkan dan paket-paket dependencies-nya. Jika paket-paket-paket-paket dependencies tidak ter-install, paket-paket tidak akan dapat di-install, tentunya hal ini akan sangat merepotkan.

Pada tampilan pertama proses instalasi terdapat beberapa pilihan, di antaranya install atau upgrade dengan graphical mode, install atau update dengan text mode, memperbaiki instalasi yang ada, boot dari local drive, dan memory test. Untuk kemudahan proses instalasi, digunakan pilihan pertama, yaitu install atau upgrade dengan graphical mode.

(7)

Gambar 4.2 Tampilan Awal Instalasi Fedora 9

Proses instalasi dilanjutkan dengan pemilihan bahasa, keyboard, install/upgrade, dan pengaturan network devices, hostname, pengaturan-pengaturan lainnya. Pada bagian pengaturan jaringan, digunakan network devices eth0 dengan hostname localhost.localdomain. Gateway diisi dengan IP address pertama subnet 192.168.0.0/24, yaitu 192.168.0.1.

(8)

Gambar 4.3 Tampilan Pengaturan Jaringan

Proses instalasi dilanjutkan dengan pemilihan zona waktu dan konfigurasi waktu. Setelah itu dilakukan pengaturan password root dan pemilihan partitioning layout. Jika memilih create default layout pada pilihan partition layout, maka partisi akan ditentukan dan dibuat oleh Linux sesuai dengan kebutuhan. Hal ini disarankan jika hard disk yang digunakan kosong atau tidak berisi file-file yang penting. Namun jika tidak demikian, maka sebaiknya menggunakan pilihan create custum layout, di mana proses partisi dilakukan secara manual.

(9)

Gambar 4.4 Tampilan Partitioning Layout

Setelah memilih layout partisi, proses selanjutnya adalah memilih lokasi di mana sistem operasi akan di-install. A gar Linux dapat berjalan dengan optimal, maka minimal diperlukan dua partisi agar sistemnya berjalan dengan normal.

Partisi pertama yang diperlukan oleh Linux adalah partisi yang diberi nama root ( / ). Pada partisi ini akan disimpan file-file sistem operasi yang di-install. Direktori root merupakan home directory bagi user account untuk sistem administrasi. Filesystem yang digunakan partisi ini adalah Linux ext3, yang merupakan default filesystem bagi sistem operasi Fedora 9. Untuk menjadikan partisi yang diinginkan sebagai partisi root maka dilakukan klik ganda pada partisi yang diinginkan. Setelah itu mount point diisi dengan tanda “/” dan tipe format dipilih ext3.

(10)

Partisi lain yang dibutuhkan oleh Linux adalah partisi yang diberi nama partisi swap. Swap ini berfungsi sebagai virtual memory. Besar partisi swap agar dapat bekerja dengan optimal adalah sebesar dua kali memory komputer (RAM ).

Gambar 4.5 Proses Partisi

Proses instalasi selanjutnya adalah penginstalan bootloader Linux ke dalam hard disk. Bootloader adalah salah satu fasilitas yang tersedia pada sistem operasi Linux. Fasilitas ini merupakan sarana jembatan untuk masuk ke sistem operasi yang kita inginkan. Fedora 9 menggunakan GRUB sebagai bootloader-nya. Bootloader akan memanggil kernel dan me-load kernel ke dalam memory. Bootloader dapat di-install pada M BR (Master Boot Record) atau pada sektor pertama sebuah partisi. User dapat

(11)

menentukan partisi tempat penginstalan bootloader dan dapat pula menggunakan bootloader password jika mau. Jika hard disk memiliki lebih dari satu sistem operasi, maka user dapat memilih sistem operasi mana yang akan dijadikan sebagai sistem operasi default untuk di-load oleh bootloader.

Setelah melakukan langkah-langkah di atas, selanjutnya adalah pemilihan paket-paket yang akan di-install. Terdapat cukup banyak grup paket-paket yang disediakan oleh Fedora, di antaranya Desktop Environtments, Applications, Development, Servers, Base System, dan Languages. A gar diskless network dapat berjalan, paket-paket yang perlu di-install yaitu:

Group Desktop Environments :

- GNOME Desktop Environment - Window Managers

Group Applications : - Editor

- Graphical Internet - Office/Productivity - Sound and Video - Graphics

Servers :

- Server Configuration Tools - Network Server

- Legacy Network Server - Windows File Server

(12)

Development

- Development Libraries - Development Tools Base System

- Administration Tools - Legacy Software Support - System Tools

• rdesktop-1.5.0-5.fc9.i386 - X Window System

(13)

Setelah pemilihan paket selesai, proses instalasi dimulai.

Gambar 4.7 Proses Instalasi

Setelah proses intalasi selesai, Fedora 9 sudah dapat digunakan sebagai sistem operasi untuk keperluan sehari-hari. Instalasi dan konfigurasi LTSP akan dilakukan setelah network card dikonfigurasi terlebih dahulu. LTSP server akan menggunakan IP address 192.168.0.254 dengan subnet mask 255.255.255.0. Konfigurasi network card dapat dilakukan dengan mengetikkan perintah system-config-network di command line.

Agar LTSP dapat berjalan dengan baik, firewall sebaiknya dimatikan karena firewall dapat memblok ports yang digunakan oleh services yang dibutuhkan LTSP. Konfigurasi firewall dapat dilakukan dengan mengetikkan perintah system-config-firewall.

(14)

Gambar 4.8 Tampilan Desktop Fedora 9

4.3 Instalasi LTS P

Setelah instalasi Fedora 9 selesai, langkah selanjutnya adalah instalasi LTSP (Linux Terminal Server Project). Instalasi LTSP dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : - Instalasi LTSP Utilities

- Instalasi LTSP Client Packages - Konfigurasi LTSP

(15)

4.3.1 Instalasi LTS P Utilities

Paket LTSP Utilities memiliki dua buah paket yang dikemas menjadi satu paket bernama ltsp-utils. Kedua buah paket tersebut adalah ltspadmin dan ltspcfg. Paket ltspadmin berfungsi sebagai administration utility LTSP, sedangkan paket ltspcfg berfungsi sebagai configuration tool untuk mengkonfigurasi service-service yang diperlukan LTSP.

Paket LTSP Utilities yang digunakan adalah ltsp-utils-0.25-4.fc6.noarch.rpm. Untuk meng-install paket ltsp-utils digunakan perintah sebagai berikut :

# rpm –ivh ltsp-utils-0.25-4.fc6.noarch.rpm

(16)

4.3.2 Instalasi LTS P Client Packages

Setelah ltsp-utils ter-install, perintah ltspadmin dapat dijalankan melalui konsole Linux. Dengan menggunakan ltspadmin, instalasi paket-paket yang dibutuhkan oleh LTSP client dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Untuk meng-install LTSP Client Packages digunakan sebuah file image yang berisi paket-paket yang dibutuhkan oleh LTSP client, yaitu ltsp4.2u2-0.iso. Instalasi LTSP Client Packages dapat dilakukan dengan cara men-download file image terlebih dahulu, atau dapat juga dilakukan langsung dengan melalui internet atau ftp server. Pilihan instalasi LTSP Client Packages yang digunakan adalah dengan men-download file image terlebih dahulu, karena file image yang di-download dapat disimpan dan digunakan meskipun LTSP server tidak terkoneksi dengan internet. File image ini dapat pula di-burn ke dalam CD.

Jika tidak di-burn ke dalam CD, file image yang diperoleh harus di-mount ke dalam suatu direktori agar dapat diakses oleh Linux. File image akan di-mount ke dalam direktori /ltsp-source/ menggunakan perintah :

# mkdir /ltsp-source/

# mount –o ltsp4.2u2-0.iso /ltsp-source/

Direktori /ltsp-source/ akan terisi dengan paket-paket LTSP client setelah mounting dilakukan. Selanjutnya adalah melakukan instalasi paket-paket tersebut menggunakan ltspadmin dengan perintah :

(17)

Setelah perintah di atas dijalankan, maka akan ditampilkan layar administrasi LTSP. Di layar tersebut tersedia tiga pilihan administrasi yaitu install/update paket-paket LTSP, konfigurasi pilihan-pilihan instalasi, dan konfigurasi LTSP.

Gambar 4.10 Tampilan Awal ltspadmin

Untuk meng-install LTSP Client Packages, digunakan pilihan Install/Update LTSP Packages. Setelah itu akan muncul beberapa pertanyaan tentang pengaturan instalasi. Berikut adalah penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan tersebut :

- “Where to retrieve packages from?”

Pertanyaan ini menanyakan sebuah URL yang menunjuk pada package repository. Secara default, URL yang ditunjuk adalah http://ltsp.mirrors.tds.net/pub/

(18)

ltsp/ltsp-4.2/. Jika package repository yang digunakan adalah local filesystem, maka digunakan file:// sebagai gantinya. Karena paket-paket yang diperlukan sudah di-mount ke direktori /ltsp-source/, maka jawaban pertanyaan ini diisi dengan file:///ltsp-source/.

- “In which directory would you place the LTSP client tree?”

Pertanyaan ini menanyakan direktori untuk meletakkan LTSP client tree di LTSP server. Lokasi default dari LTSP client tree adalah direktori ‘/opt/ltsp’. - “If you want to use an HTTP proxy, enter it here”

Jika instalasi dilakukan melalui internet yang bekerja di belakang firewall, maka pertanyaan ini diisi dengan URL HTTP proxy server, termasuk di dalamnya protokol dan port yang digunakan. Karena instalasi tidak dilakukan melalui internet, maka pertanyaan ini diisi dengan nilai default-nya, yaitu none.

- “If you want to use an FTP proxy, enter it here”

Jika paket-paket berada di FTP server dan FTP proxy dibutuhkan untuk men-download paket-paket tersebut, maka pertanyaan ini diisi dengan URL FTP proxy server. Karena paket-paket tidak berada di FTP server, maka pertanyaan ini diisi dengan nilai default-nya, yaitu none.

(19)

Gambar 4.11 LTS P Installer Configuration

Setelah melewati configuration screen, ltspadmin akan melakukan query ke package repository di direktori /ltsp-source/ dan menampilkan daftar komponen-komponen yang tersedia untuk di-install. Agar LTSP server dapat bekerja dengan baik, maka komponen-komponen yang tersedia harus di-install semuanya.

(20)

Gambar 4.12 Komponen-komponen Instalasi LTS P Client Packages

(21)

4.3.3 Konfigurasi LTS P

Dibutuhkan empat basic services untuk mendukung booting LTSP client, yaitu DHCP, TFTP, NFS, dan XDM CP. Untuk melakukan konfigurasi services tersebut dan konfigurasi LTSP lainnya digunakan ltspcfg. ltspcfg dapat diakses melalui ltspadmin, atau dengan mengetikkannya di command line.

Gambar 4.14 ltspcfg Initial S creen

Setelah melakukan inisialisasi, ltspcfg memberikan dua pilihan menu, yaitu menampilkan status services dengan mengetikkan ‘S’ dan konfigurasi services secara manual dengan mengetikkan ‘C’. Untuk melakukan konfigurasi, maka dipilih pilihan kedua. Setelah pemilihan dilakukan, akan tampil configuration menu untuk konfigurasi

(22)

LTSP. M enu-menu tersebut harus diperiksa satu per satu untuk memastikan bahwa konfigurasi telah dilakukan dengan baik.

Gambar 4.15 ltspcfg Configuration Menu

Berikut adalah penjelasan dari configuration menu : 1. Runlevel

Runlevel merupakan software configuration variable yang digunakan init untuk menentukan program/service yang akan dijalankan. Fedora 9 menggunakan runlevel 3 untuk character mode console dan runlevel 5 untuk X-Windows based console.

(23)

Untuk sebuah LTSP server, secara default digunakan runlevel 5. Kebanyakan sistem sudah terkonfigurasi untuk memberikan layanan NFS dan XDM CP ketika berada runlevel 5. M enu ini digunakan untuk konfigurasi runlevel bagi sistem yang belum berada di runlevel 5.

2. Interface selection

M enu ini digunakan untuk menentukan interface yang terkoneksi dengan LTSP client jika sistem memiliki lebih dari satu interface. Penentukan interface ini juga berguna agar ltspcfg bisa membuat file-file konfigurasi yang dibutuhkan seperti dhcpd.conf dan /etc/exports.

3. DHCP configuration

DHCP berfungsi untuk memberikan fields yang dibutuhkan pada LTSP client. Fields tersebut di antaranya adalah fixed-address, filename, subnet-mask, broadcast-address, dan root-path. Dengan menu ini, ltspcfg bisa membuat file konfigurasi dhcpd.conf dan meng-enable dhcpd agar berjalan ketika start-up.

4. TFTP configuration

TFTP digunakan oleh LTSP client untuk men-download kernel Linux. M enu ini digunakan untuk meng-enable tftpd agar berjalan ketika start-up.

5. Portmapper configuration

Portmapper digunakan oleh RPC services untuk mengubah RPC Program numbers menjadi DARPA protocol port numbers. Service ini dibutuhkan oleh NFS dan NIS agar bisa berfungsi dengan dengan baik. M enu ini digunakan untuk meng-enable portmap agar berjalan ketika start-up.

(24)

6. NFS configuration

NFS merupakan service yang memungkinkan local directory trees di-mount oleh remote machines. Service ini dibutuhkan oleh LTSP karena LTSP client melakukan mounting root filesystem-nya dari server. menu ini digunakan untuk meng-enable nfsd agar berjalan pada start-up.

7. XDM CP configuration

XDM CP merupakan protokol yang digunakan oleh display manager untuk menampilkan login dialog box pada LTSP client. Display manager yang umumnya digunakan yaitu XDM , GDM , dan KDM . M enu ini digunakan untuk menampilkan display manager yang ditemukan dan meng-enable display manager tersebut.

8. Create /etc/hosts entries

Reverse mapping dibutuhkan oleh beberapa service seperti NFS dan display manager agar services tersebut dapat berjalan dengan baik. Proses mapping tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan file konfigurasi /etc/hosts.allow. M enu ini digunakan untuk menambahkan entries pada file konfigurasi /etc/hosts.

9. Create /etc/hosts.allow entries

Beberapa service seperti dhcpd, tftpd, dan portmap menggunakan fitur security yang disebut tcpwrappers. Fitur ini membatasi koneksi dari host address yang ada di /etc/hosts.deny dan memperbolehkan koneksi dari host address yang ada di /etc/host.allow. M enu ini digunakan untuk menambahkan entries yang dibutuhkan ke /etc/hosts.allow.

(25)

10. Create /etc/exports file

File /etc/exports merupakan file yang digunakan oleh NFS untuk menentukan direktori yang akan di-mount oleh remote machines. M enu ini digunakan untuk membuat file tersebut.

11. Create the lts.conf file

File lts.conf merupakan file konfigurasi untuk komputer client. M enu ini digunakan untuk membuat file tersebut.

Setelah konfigurasi dilakukan, sebaiknya dilakukan pengecekan status services yang dibutuhkan LTSP dengan menggunakan pilihan ‘S’ pada ltspcfg. Pengecekan status services yang lebih detail bisa dilakukan dengan mengetikkan system-config-services di command line.

(26)

4.3.4 Konfigurasi S pesifik LTS P Client

Agar LTSP server dapat berkomunikasi dengan client-nya, LTSP server membutuhkan informasi spesifik mengenai client-nya tersebut. Informasi-informasi client yang dibutuhkan terdapat pada tiga file, yaitu /etc/dhcpd.conf, /etc/hosts, dan /opt/ltsp/i386/etc/lts.conf.

4.3.4.1 /etc/dhcpd.conf

LTSP client membutuhkan IP address dan informasi lainnya agar dapat berjalan dengan baik. Informasi-informasi tersebut didapat dari DHCP server. Berikut adalah informasi yang diberikan oleh DHCP server kepada LTSP client :

- IP address - hostname

- IP address server - default gateway

- pathname kernel yang akan di-load

- server dan directory path yang akan di-mount sebagai root filesystem

Informasi-informasi di atas terdapat dalam file /etc/dhcpd.conf. Berikut adalah isi file /etc/dhcpd.conf yang diimplementasikan :

ddns-update-style ad-hoc;

option subnet-mask 255.255.255.0; option broadcast-address 192.168.0.255; option routers 192.168.0.254;

(27)

option domain-name-servers 192.168.0.254; option domain-name "ltsp.org"; option option-128 code 128 = string;

option option-129 code 129 = text;

get-lease-hostnames true;

next-server 192.168.0.254;

option root-path "192.168.0.254:/opt/ltsp/i386";

subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 { range 192.168.0.100 192.168.0.199;

if substring (option vendor-class-identifier, 0, 9) = “PXEClient” { filename "/lts/2.6.17.3-ltsp-1/pxelinux.0"; } else { filename “/lts/vmlinuz-2.6.17.3-ltsp-1”; } }

Dari file di atas, dapat diketahui bahwa IP address LTSP server dan gateway adalah 192.168.0.254 dengan subnet mask 255.255.255.0. Path root filesystem yang akan di-mount oleh LTSP client adalah "192.168.0.254:/opt/ltsp/i386".

(28)

IP address yang akan diberikan oleh DHCP server mempunyai range dari 192.168.0.100 hingga 192.168.0.199, dengan subnet mask 255.255.255.0. Karena PXE dan Etherboot memiliki kernel yang berbeda untuk di-download, maka diberikan perintah tambahan untuk menentukan lokasi pengambilan kernel.

4.3.4.2 /etc/hosts

Umumnya, komputer dapat berkomunikasi dengan baik hanya dengan IP address. Karena IP address susah untuk diingat, maka digunakan hostname untuk mempermudah user mengingat identitas komputer yang digunakannya. Fungsi mapping IP address ke hostname ini dilakukan oleh file /etc/hosts.

Berikut adalah isi file /etc/host yang diimplementasikan : 127.0.0.1 localhost.localdmain localhost localhost ::1 localhost6.localdomian6 localhost6 192.168.0.100 ws100.ltsp ws100 192.168.0.101 ws101.ltsp ws101 192.168.0.102 ws102.ltsp ws102 192.168.0.103 ws103.ltsp ws103 192.168.0.104 ws104.ltsp ws104 192.168.0.105 ws105.ltsp ws105 192.168.0.106 ws106.ltsp ws106 192.168.0.107 ws107.ltsp ws107 192.168.0.108 ws108.ltsp ws108

(29)

192.168.0.109 ws109.ltsp ws109

Lingkungan kerja LTSP membutuhkan mapping ini karena tanpa mapping NFS akan memberikan permission error ketika LTSP client mencoba melakukan mounting root filesystem. Selain menimbulkan masalah dengan NFS, masalah dengan display manager GDM atau KDM juga akan timbul jika mapping IP address ke hostname tidak dilakukan.

4.3.4.3 /opt/ltsp/i386/etc/lts.conf

File lts.conf memiliki sintaks yang sederhana yang terdiri dari beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut terdiri dari sebuah bagian default dan bagian-bagian untuk masing-masing client. Client dapat diidentifikasi dengan menggunakan hostname, IP address, atau MAC address.

Berikut adalah isi file /opt/ltsp/i386/etc/lts.conf yang diimplementasikan : [Default] SERVER = 192.168.0.254 XSERVER = auto X_M OUSE_PROTOCOL = “PS/2” X_M OUSE_DEVICE = “/dev/psaux” X_M OUSE_RESOLUTION = 400 X_M OUSE_BUTTONS = 3 USE_XFS = N RDP_OPTIONS = “-f –a16”

(30)

RDP_SERVER = 192.168.0.253 RUNLEVEL = 5 SCREEN_01 = startx SCREEN_02 = rdesktop X_M ODE_0 = 800x600 LOCAL_DEVICE_01 = /dev/sda1:usb HOTPLUG = Y

Berikut adalah penjelasan mengenai konfigurasi pada /opt/ltsp/i386/etc/lts.conf :

1. SERVER

M endefinisikan IP address LTSP server. 2. XSERVER

M endefinisikan X server yang dipakai untuk client. 3. X_M OUSE_PROTOCOL

M endefinisikan protokol mouse yang digunakan 4. X_M OUSE_DEVICE

M endefinisikan port di mana mouse terhubung. 5. X_M OUSE_RESOLUTION

M endefinisikan resolusi mouse. 6. X_M OUSE_BUTTONS

(31)

7. USE_XFS

M endefinisikan apakah client membangun X Font Server atau membaca font dari NFS.

8. RDP_OPTIONS

M edefinisikan options pada RDP. 9. RDP_SERVER

M endefinisikan IP address application server (RDP server). 10. RUNLEVEL

M endefinisikan runlevel yang digunakan. 11. SCREEN_01 – SCREEN_12

M endefinisikan screens yang digunakan. 12. X_M ODE_0

M endefinisikan resolusi layar client. 13. LOCAL_DEVICE_01

M endefinisikan local device yang digunakan. 14. HOTPLUG = Y

M endefinisikan apakah hotplug di-enable atau tidak.

Dengan konfigurasi di atas, client dapat menampilkan dua screen dengan resolusi 800x600, yaitu sistem operasi Linux menggunakan LTSP dan sistem operasi Windows menggunakan RDP. Screens tersebut dapat di-switch dengan menggunakan tombol Ctrl-Alt-Fx, di mana x merupakan nomor screen yang ingin ditampilkan. Client juga dapat mendeteksi usb flashdisk yang terhubung dengannya.

(32)

4.4 Instalasi XP Unlimited

XP Unlimited menyediakan layanan Terminal Services yang memungkinkan beberapa RDP client melakukan remote desktop ke application server secara bersamaan. Instalasi XP Unlimited dilakukan di application server yang berjalan pada sistem operasi Microsoft Windows XP Profesional SP2. Hanya user dengan akses administrator pada sistem yang bisa melakukan instalasi XP Unlimited dan harus dipastikan bahwa tidak ada user lain yang log in ke dalam sistem selain administrator ketika instalasi berlangsung. Instalasi XP Unlimited juga memerlukan koneksi internet untuk menvalidasi license.

(33)

Setelah instalasi selesai dan sistem di-reboot, beberapa langkah tambahan diperlukan agar software XP Unlimited dapat digunakan, yaitu :

- Memberikan IP address kepada application server, yaitu 192.168.0.253 dengan subnet mask 255.255.255.0.

- Membuat 10 user yang dilengkapi dengan password dan memasukkan users tersebut dalam grup Remote desktop users.

- Membuka TCP port 3389

Operasi XP Unlimited dapat di-monitor dan dikontrol menggunakan maintenance tool yang dapat diakses dari Start - Control Panel – Administrative Tools – Maintenance XP Unlimited.

(34)

4.5 Testing Sistem

4.5.1 Menjalankan LTS P

Setelah konfigurasi LTSP server dilakukan, LTSP client dapat dijalankan menggunakan PXE atau Etherboot. Agar komputer client dapat melakukan network booting, maka BIOS boot priority harus diubah terlebih dahulu. Pilihan booting melalui network harus dijadikan prioritas utama.

Dengan menggunakan network booting, LTSP client akan mendapatkan sistem operasi Linux dari LTSP server. Pada implementasi ini, LTSP clients sudah dapat berjalan di sistem operasi Linux dan dapat beroperasi dengan baik.

4.5.2 Menjalankan Remote Desktop

LTSP client dapat menjalankan remote desktop ke application server dengan mengetikkan rdesktop 192.168.0.253 di command line. Setelah rdesktop dijalankan, login screen akan muncul untuk meminta user name dan password.

(35)

Setelah meng-input user name dan password, LTSP client sudah dapat berjalan di sistem operasi Windows. Tombol Ctrl-Alt-F1 dapat digunakan untuk men-switch tampilan Windows ke Linux. Untuk men-switch tampilan Linux ke Windows dapat digunakan tombol Ctrl-Alt-F2.

(36)

4.6 Evaluasi

4.6.1 Evaluasi Perbandingan Biaya

Berikut adalah biaya yang diperlukan oleh LTSP server : • Hardware

- Processor : Intel Core 2 Duo E7300 2,6GHz = Rp 1.470.000,00 - Motherboard : Asus P5VD2-VM SE = Rp 780.000,00 - Memory : V-GEN 2Gb PC 5300 = Rp 140.000,00 - VGA card : Asus EN7200GS = Rp 350.000,00 - Hard drive : WDC 250Gb SATA-II = Rp 580.000,00

- DVD-ROM : Samsung 16x = Rp 230.000,00

- Monitor : CRT 15” = Rp 500.000,00

- Lain-lain (keyboard, mouse dan casing) = Rp 500.000,00 Total harga LTSP server adalah = Rp 4.550.000,00

Berikut adalah biaya yang diperlukan oleh application server : • Hardware

- Processor : Intel Core 2 Duo E7300 2,6GHz = Rp 1.470.000,00 - Motherboard : Asus P5VD2-VM SE = Rp 780.000,00 - Memory : V-GEN 2Gb PC 5300 = Rp 140.000,00 - VGA card : Asus EN7200GS = Rp 350.000,00 - Hard drive : WDC 250Gb SATA-II = Rp 580.000,00

- DVD-ROM : Samsung 16x = Rp 230.000,00

- Monitor : CRT 15” = Rp 500.000,00

(37)

• Software

- Windows XP Professional SP2 = Rp 1.400.000,00 - XP Unlimited - 10u - Classic v1.9 license = Rp 2.220.000,00 Total harga application server = Rp 8.170.000,00

Berikut adalah harga satu unit komputer client : • Hardware

- Processor : Pentium 2 400M Hz - Memory : SDR 128M B

- Network card : Realtek Family PCI Fast Ethernet NIC

- Monitor : CRT 15” = Rp 500.000,00

- Lain-lain (keyboard, mouse, dan casing) = Rp 300.000,00 Total harga satu unit komputer client = Rp 1.000.000,00

Berikut adalah harga satu unit komputer pada jaringan biasa : • Hardware

- Processor : Intel Pentium 4 2,6GHz - Mainboard : ECS P4M800 Pro M2 - Memory : DDR2 256M B PC 4200 - Hard drive : 80GB SATA-II

- Monitor : CRT 15"

Total hardware = Rp 3.000.000,00

• Software

- Windows XP Professional SP2 = Rp 1.400.000,00 Total harga satu unit komputer = Rp 4.400.000,00

(38)

Berikut adalah tabel perbandingan biaya antara diskless network dengan jaringan biasa :

Tabel 4.1 Perbandingan Biaya

Diskless Network Jaringan Biasa LTSP server 1 x Rp 4.550.000,00 Rp 4.550.000,00 - Application server 1 x Rp 8.170.000,00 Rp. 8.170.000,00 - Komputer client 10 x Rp 1.000.000,00 Rp 10.000.000,00 - Komputer jaringan 10 x 4.400.000,00 - Rp 44.000.000,00 Total Rp 22.720.000,00 Rp 44.000.000,00

Dapat dilihat dari tabel bahwa dengan mengimplementasikan diskless network, perusahaan dapat menghemat biaya sebanyak Rp 21.280.000,00 (Rp 44.000.000,00 – Rp 22.720.000,00).

4.6.2 Evaluasi Kinerja

Diskless network dengan sepuluh komputer client yang diimplentasikan pada jaringan PT Pru Viva dapat beroperasi dengan baik. Client dapat menjalankan aplikasi Linux dan Windows tanpa mengalami masalah. Waktu yang diperlukan untuk booting

(39)

sistem operasi pada diskless client tidak berbeda jauh dengan waktu yang diperlukan untuk booting sistem operasi pada fat client.

Tabel 4.2 Perbandingan Waktu Booting

Fat Client 1 Diskless Client

5 Diskless Client Bersamaan

10 Diskless Client Bersamaan

68 detik 75 detik 79 detik 82 detik

71 detik 72 detik 77 detik 82 detik

72 detik 74 detik 79 detik 91 detik

Semakin banyak client yang terkoneksi, semakin lama pula waktu yang diperlukan untuk melakukan loading aplikasi. Walaupun demikian, selisih waktu loading aplikasi tersebut tidaklah besar. Berikut adalah tabel hasil percobaan perbedaan waktu loading aplikasi browser M ozilla Firefox antara fat client dan diskless client.

Tabel 4.3 Perbandingan Waktu Loading Aplikasi

Fat Client 1 Diskless Client

5 Diskless Client Bersamaan

10 Diskless Client Bersamaan

5 detik 5 detik 6 detik 7 detik

4 detik 4 detik 6 detik 7 detik

(40)

Berikut adalah keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari implementasi diskless network :

- Kemudahan instalasi dan maintenance software.

Dengan diskless network, instalasi dan maintainance software menjadi lebih mudah dilakukan karena hanya perlu dilakukan di server.

- Kemudahan dalam manajemen dan troubleshooting jaringan.

Diskless network mempermudah administrator me-manage dan melakukan troubleshooting jaringan karena semua pengaturan jaringan dilakukan di server. Komputer client tidak menyimpan konfigurasi apa pun.

- Keamanan hak akses pada sistem operasi.

Sistem operasi Linux maupun Windows mempunyai policies untuk membatasi user dalam mengakses data di dalam server sehingga hanya user yang berhak yang bisa mengakses data tersebut. Setiap user akan diberikan hak akses sesuai dengan kepentingannya di jaringan.

- Konsumsi daya lebih sedikit dan suara lebih tenang dibandingkan fat client.

Karena tidak menggunakan media penyimpanan hard disk, diskless network dapat menghemat konsumsi daya untuk hard disk dan juga mengeluarkan suara yang lebih tenang.

Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi dalam implementasi diskless network :

(41)

- 3D dan multimedia application performance.

Komputer-komputer client dalam diskless network kurang sesuai jika digunakan untuk menjalankan aplikasi 3D dan multimedia yang membutuhkan performance tinggi. Hal ini disebabkan karena terbatasnya memori yang tersedia. - Diskless network sensitif terhadap network dan server performance.

Komputer-komputer client tidak dapat berjalan jika koneksi client ke server mengalami gangguan. Operasi komputer client sangat bergantung kepada server. Kerusakan atau gangguan pada server dapat mengakibatkan seluruh client tidak berfungsi.

- Terjadinya peningkatan traffic load jaringan berbanding lurus dengan jumlah client yang terkoneksi dan aplikasi yang digunakan.

4.6.3 Evaluasi Sistem Operasi

Diskless network yang diimplementasikan menggunakan dua sistem operasi, yaitu Linux Fedora 9 untuk LTSP server dan Microsoft Windows XP Professional SP2 untuk application server.

a. Fedora 9

Fedora merupakan sistem operasi Linux berbasis RPM yang dikembangkan oleh Fedora Project dan disponsori oleh Red Hat. Sistem operasi ini bersifat free dan open source, serta mempunyai komunitas pendukung dari seluruh dunia yang aktif dalam pengembangannya. Keunggulan sistem operasi ini yang menjadi alasan pemilihan adalah kestabilan dan keamanan sistem, user-friendly, serta kemudahan manajemen.

(42)

Fedora 9 merupakan salah satu release dari distro Fedora yang didukung dengan sangat baik oleh LTSP. Pada release ini, banyak bugs yang sudah diperbaiki dan beberapa fitur yang hilang dari releases sebelumnya ditambahkan kembali.

Berikut adalah highlights perkembangan LTSP di Fedora 9 :

- Kebanyakan client dapat bekerja tanpa memerlukan konfigurasi manual tertentu. - Remote sound sudah dapat bekerja.

- Media penyimpanan lokal seperti USB stick dan data CD sudah dapat bekerja dengan sangat baik.

b. Windows XP Professional S P2

Windows XP merupakan sistem operasi yang diproduksi oleh Microsoft untuk penggunaan pada personal computer. Pada sistem operasi ini, terdapat peningkatan stabilitas dan efisiensi dibandingkan dengan Windows versi 9x. Sistem operasi ini juga menyajikan perubahan desain GUI yang sangat signifikan dibandingkan versi-versi sebelumnya. Windows XP mempunyai dua major edition, yaitu Windows XP Home Edition yang diperuntukkan bagi home user, dan Windows XP Professional yang diperuntukkan bagi bisnis dan power-user.

Windows XP Professional menawarkan sejumlah fitur yang tidak terdapat pada Windows XP Home Edition, misalnya remote desktop server dan fitur-fitur administrasi tersentralisasi. Windows XP Professional juga mengeluarkan release Service Pack (SP) untuk perbaikan dan penambahan fitur baru. Service Pack yang digunakan dalam implementasi adalah Service Pack 2 (SP2), di mana pada Service Pack ini diberikan penekanan khusus pada masalah keamanan. Service Pack 2 menambahkan

(43)

fungsionalitas baru ke dalam Windows XP, termasuk di antaranya enhanced firewall, improved Wi-Fi support, pop-up ad blocker, dan Bluetooth support.

Dengan fitur-fitur yang dimilikinya, Windows XP Professional SP2 dapat menjadi komputer server yang handal, meskipun hanya bisa menampung maksimal sepuluh client yang login bersamaan. Oleh sebab itu, sistem operasi ini cocok digunakan server untuk jaringan dengan jumlah client kurang lebih sama dengan sepuluh atas dasar pertimbangan biaya dan performance.

4.6.4 Evaluasi S oftware

Dua software utama yang digunakan untuk membangun diskless network pada PT Pru Viva yaitu LTSP-4.2 update 2 dan XP Unlimited - 10u - Classic v1.9 license. a. LTS P-4.2 update 2

Linux Terminal Server Project merupakan free dan open source add-on package untuk Linux yang mendukung operasi diskless network. LTSP-4.2 menawarkan banyak peningkatan dibandingkan dengan versi-versi sebelumnya, termasuk di dalamnya redesigned local device, pengurangan kebutuhan memori, swap melalui NBD, udev, ltsp_kernel_kit, initramfs, SANE, multi-head X, dan client booting yang lebih cepat.

M ulai 5 July 2006, tersedia update 2 untuk memperbaiki beberapa masalah pada LTSP-4.2. Beberapa perubahan dan update dilakukan pada ltsptree, udev rules, rdesktop, SANE, libusb, ltspfsd, lbuscd, VNC, pciutils, dan kernel. Update 2 ini menjadikan LTSP-4.2 lebih powerful dalam operasi diskless network.

(44)

b. XP Unlimited - 10u - Classic v1.9 license

XP Unlimited merupakan software yang dapat mengubah sistem Windows yang digunakan menjadi sebuah terminal server. Dengan XP Unlimited, sistem Windows dapat membangun lebih dari satu koneksi remote desktop secara bersamaan.

Pada implementasi ini, digunakan XP Unlimited – 10u – Classic v1.9 license dengan pertimbangan sebagai berikut :

- Dapat menangani maksimum sepuluh remote desktop secara bersamaan.

Jumlah maksimum ini sesuai dengan jumlah client yang diimplementasikan pada diskless network pada jaringan PT Pru Viva, yaitu sepuluh client.

- Menggunakan local user yang ditentukan dari Windows XP. - Aplication Publishing and Control untuk local user.

- Mempunyai webserver terintegrasi untuk online desktop portal menggunakan browser access.

- Dapat beroperasi di Windows XP Professional Edition SP2.

Pemilihan XP Unlimited – 10u – Classic v1.9 license dapat memenuhi kebutuhan software tanpa mengurangi performance, sehingga dapat dibangun jaringan yang bekerja secara optimal dengan biaya minimal.

Gambar

Gambar 4.1 Integrasi Diskless Network ke Jaringan yang Sudah Ada
Gambar 4.2 Tampilan Awal Instalasi Fedora 9
Gambar 4.3 Tampilan Pengaturan Jaringan
Gambar 4.4 Tampilan Partitioning Layout
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menciptakan alat pengukur tinggi badan menggunakan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroler ATmega328 dengan menghasilkan output suara yang dirancang dan dibuat untuk

Proyek Pendulum Nusantara ini dibagi di dalam 2 (dua) tahap pembangunan yaitu Tahap 1 dimana akan dilakukan peningkatan dan pengembangan infrastruktur serta standardisasi

Proses transformasi multipel seni kuda kepang yang berlangsung dalam kelompok TSB juga menunjukkan jika genre seni tradisi yang sama dapat digandakan dengan gaya yang

Untuk mengaktifkan Menu Insert, coba anda klik Menu Insert pada tab menu atau tekan Alt+N , perhatikan ribbon menu yang tampil.. Title Bar Ribbon Quick Access toolbar Tab

(Community based tourism) dalam Pengelolaan B yang ada pada Kawasan Wisata Pantai Clungup Kabupaten Malang, mengetahui, mendiskripsikan dan menganalisis dampak ( penerapan

Penelitian ini mampu menghasilkan sebuah prototype alat pencacah eceng gondok menggunakan silinder berpaku serta metode pencacahan searah serat eceng gondok yang

Media dakwah ini bukan saja sebagai alat bantu dakwah namun bila ditinjau dakwah sebagai suatu sistem yang mana sistem ini terdiri dari beberapa komponen (unsur) yang

Penggunaan tawas sebagai penjernih air sudah biasa dilakukan masyarakat Indonesia sejak karena disamping murah cara penerapannya juga mudah, tinggal ambil tawas lalu dimasukkan