AGROFORESTRI: POTENSI DAN
KOMBINASI
JENIS
Oleh: Murniati Puskonser
DISAMPAIKAN PADA: DISKUSI ILMIAH BADAN LITBANG KEHUTANAN Bogor, 22 Februari 2013
SUSUNAN PRESENTASI
:
I. PENDAHULUAN
II. POTENSI PENGEMBANGAN AF UTK
MENUNJANG KETAHANAN PANGAN
DAN PENINGKATAN PENDAPATAN
MASYARAKAT
III.KOMBINASI JENIS
IV. PENUTUP
I. PENDAHULUAN
A. Konsep AF
- AF tradisional
- AF sebagai ilmu & teknik (Teknologi AF) - Sistem pengelolaan lahan berkelanjutan,
mengkombinasikan tan pertanian/
perkebunan/hewan/hutan dlm struktur berlapis, simultan atau berurutan
- 3 kriteria pengembangan AF: * produktivitas
* berkelanjutan
* dpt diadopsi oleh petani
B. Implementasi AF
Sistem & teknik AF
diaplikasikan pd berbagai program SF SF memayungi pelaksanaan konsep CBFM CBFM: paradigma baru (kolaborasi, partisipatif, local specific)
Program SF:
Di Luar Jawa (pemerintah, LSM, swasta, kel masy/kop.): HKm, Hutan Desa, HTRPelibatan/partisipasi masy: petani ts (pesanggem) pengelola hutan (mendpt ijin pengelolaan jangka panjang)
Program SF:
Di Jawa (BUMN): TS, PMDH, PS, PHBM
C. Kontribusi AF thd
Produktifitas & Kelestarian
- meningkatkan ketersediaan hara - mempertahankan kesuburan tanah - sehat secara ekologi (ecologicallysound) & berkelanjutan
Cover Crop Biomass: Biomass : 1,8 ton/ha Necromass : 5,2 ton/ha Total : 7,0 ton/ha
Cover Crop Nutrient (kg/ha/th) N P K Ca Mg 133 11 110 13 21
III. POTENSI PENGEMBANGAN AF DLM
MENUNJANG KETAHANAN PANGAN
DAN PENINGKATAN PENDAPATAN
MASYARAKAT
Swasembada (ketahanan) pangan: 2014
Ketahanan pangan: kondisi terpenuhinya
pangan bagi RT yg tercermin dr
kecukupan pangan (jumlah & mutu),
merata dan terjangkau
A. KONDISI AKTUAL:
Impor beras th 2011: 2.750.476 ton
(US $ 1.513.164 ≈ Rp. 13.618.476.000,-)
PRODUKSI & KEBUTUHAN PANGAN
(2011)
B E R A S
Luas lahan sawah: 13,2 juta ha
Produksi padi : 65,8 jt ton gabah (krng panen) ≈ 52,6 jt ton (gabah k giling) ≈ 31,6 jt ton beras
Produktivitas : 4,98 ton/ha
Kebutuhan beras : 133 kg/kapita/th Jumlah penduduk : 257,6 juta jiwa Kebutuhan beras nasional : 34,3 jt ton Kekurangan beras : 2,7 juta ton (impor)
J a g u n g
Luas panen : 3,9 juta ha
Produksi : 17,6 juta ton
Produktivitas : 4,5 ton/ha
K Kedelai
Luas panen : 622 254 ha Produksi : 851 286 ton Produktivitas: 1,4 ton/haK Tanah
Luas panen : 539 459 ha Produksi : 691 289 ton Produktivitas: 1,3 ton/haPRODUKSI & KEBUTUHAN PANGAN
(2011) (lanjutan)
Peningkatan ketersediaan pangan:
optimalisasi penggunaan lahan utk
peningkatan produktivitas lahan hutan
dan pertanian melalui sistem AF
Produksi pangan dr
lahan hutan pd
PHBM di Jabar baru
menyumbang
0,75% kebutuhan
pangan Jabar
(Hakim dkk, 2011)
TS Mahoni dg padiInpres No.5/2011:
ttg PengamananProduksi Beras Nasional Dalam Menghadapi Iklim Ekstrim: Menhut diinstruksikan utk meningkatkan luas lahan (pd kawasan hutan) dg pola TS
PerMenhut No.P.19/2012:
ttg Perubahan Kedua Atas PerMenhut No. P.62/2008 ttg Rencana Kerja UPHHK (HTI & HTR): Utk mengoptimalkan pemanfaatan ruang areal HT, pemegang IUPHHK-HTI dpt menerapkan AF pada areal Tanaman Pokok, Tanaman Kehidupan, Tanaman Unggulan berdasarkan azas kelestarian secara bersamaan dan atau berurutan serta bersifat temporal.B. POTENSI PENGEMBANGAN AF DI
DALAM KAWASAN HUTAN
1. Pendekatan melalui luas HKm, PHBM, HTI, HTR & Gerhan
Luas Hkm (2000-2011) : 74.735 ha
Luas PHBM : 2,5 juta ha
Luas HTI (s/d 2011) : 5,5 juta ha Luas HTR (target s/d 10) : 5,4 juta ha Luas Gerhan(2003-2009) : 625.023 ha Total luas (potensi AF) : 14,1 juta ha
Jika 1/3 saja dari luas tsb yg dpt di TS dg tan pangan (lereng mak 25º) ≈ 4,7 juta ha, dan jika diasumsikan produktifitas tan semusim di lahan hutan ½ dr produktifitas lahan pertanian Potensi produksi padi: 11,7 jt ton gbh k panen ≈ 5,6 juta ton beras
Indonesia Akan Surplus beras
Potensi produksi jagung: 10,6 juta tonlebih dr ½ produksi nasional Potensi produksi k kedelai: 3,3 juta ton
lebih dari 3 x lipat produksi nasional Potensi produksi k tanah : 3,1 juta ton
2. Pendekatan melalui luas KPHP dan KPHL
Luas KPHP s/d Januari ‘13: 57,4 jt ha (311 unit) Jika 1/5 saja dari luas tsb dikelola/direhab dg pola AF, ≈ 11,5 juta ha
Jika 1/3 yg dpt di TS dg tan semusim ≈ 3,8 jt ha Potensi produksi padi: 9,5 jt ton gabah k panen ≈ 4,5 jt ton beras
INDONESIA AKAN SURPLUS BERAS
Potensi produksi jagung: 8,6 juta ton hampir ½ produksi nasional
Potensi produksi k kedelai: 2,7 juta ton
lebih dari 3 x lipat produksi nasional Potensi produksi k tanah : 2,3 juta ton
lebih dari 3 x lipat produksi nasional Luas KPHL s/d Jan “13 : 21.555.089 ha (170 unit) Areal HL yg perlu direhab menggunakan MPTS/ Buah-buahan: Berpotensi besar meningkatkan pendapatan masyarakat
C. Potensi Pengembangan AF di Luar
Kawasan Hutan
Luas HR s/d 2003: 1.265.000 ha (Djajapertjunda, 2003) Luas HR 2004 s/d 2011: 1.453.692 ha Luas gerhan (03 – 09) : 647.335 ha Total : 3.366.027 haPotensi produksi padi (1/3 luas yg bisa di TS): 2,8 jt ton gabah k panen ≈ 1,3 juta ton beras (1/2 dari impor beras 2011)
Potensi produksi jagung: 2,5 juta ton
(0,14 produksi nasional) Potensi produksi k kedelai: 785.406 ton
(0,9 produksi nasional) Potensi produksi k tanah : 673.205 ton
III. KOMBINASI JENIS
A. Prinsip
Distribusi sumberdaya (hara, air,
cahaya) diantara pohon dan tanaman
bawah : OPTIMAL
Persaingan antara pohon dan tan bawah:
1. Di atas tanah : distribusi cahaya dan ruang: karakteristik tajuk pohon. Tajuk tipis dan
sempit tranmisi cahaya optimal pd tan bawah 2. Di bawah tanah: distribusi hara & air distribusi perakaran pohon. Dalam & vertikal menyerap hara pd lap yg lebih dalam dan berfungsi sbg jaring pengaman.
Hasil tanaman semusim
pada berbagai LAI dan
tingkat naungan pohon
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 0 1 2 3 4 Overall Tree-LAI C o r n Y ie ld ( to n /h a ) M Sa K Su 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 0 50 100
Overall tree shading (%)
C o r n Y ie ld ( to n /h a ) M Sa K Su
Distribusi
perakaran
M=mahoni
Sa=sungkai
K=kemiri
Su=sukun
M Sa K SuHasil penelitian Sumarhani dan Suharti ttg varietas padi yg toleran thd naungan:
Pola tanam: TS jati dg padi Jartam jati: 3m x 3m
Umur Jati : 3 tahun Varietas padi: Jatiluhur Intensitas cahaya: 40%
Potensi produksi: 2,5 – 3,5 ton/ha Produksi actual : 2,72 ton/ha
B. Pemilihan Jenis
Aspek yg perlu dipertimbangkan: 1. Aspek biofisik: - iklim/CH
- topografi (datar atau miring) - ketinggian tempat
- lahan (marginal atau subur) 2. Aspek sosial, ekonomi & budaya:
- Status sosial & luas pemilikan lahan - Pemasaran hasil
- Kebutuhan/kesukaan (preferensi) masy. - Adat istiadat/kebiasaan masy.
C. Jenis Pohon Cepat Tumbuh
Dalam kontek AF, jenis-jenis pohon pionir, cepat tumbuh dan tahan terhadap kekeringan biasanya mempunyai karakteristik yang berlawanan dalam hal bentuk tajuk dan distribusi perakaran. Gagasan untuk memperoleh jenis pohon yang cepat tumbuh dan tidak bersifat sebagai pesaing bagi tanaman bawah adalah sesuatu yang kontradiktif, paling tidak selama fase perkembangan awal.
Bentuk & Permukaan Tajuk Kemiri
dan Jabon
DISTRIBUSI PERAKARAN KEMIRI
Sumber: Mansur dan Tuheteru, 2010)
KARAKTERISTIK
JABON DALAM
KONTEK AF
1. Cepat tumbuh (-) 2. Perlu cahaya penuh(tata waktu) 3. Cabang horizontal (-) 4. Tajuk lebar (±2/3 tinggi) tetapi jarang(+) 5. Proyeksi permukaan tajuk tdk kesemua arah (+) 6. Pemangkasan alami (+)
Tegakan jabon umur 1,5 th di Kebumen
(sumber: Mansur dan Tuheteru, 2010)
TS jabon dg kapulaga
Sumber: Bukan Melulu Panen Kayu. 2011. www.trubus online.co.id. Diakses 14 Februari 2013.
TS jabon dengan kacang tanah Sumber: Muhammad Sonhaji. 2012. Budidaya Jabon. www.books.google.co.id. Diakses 14 Februari 2013 TS jabon dg tan pangan (penelitian rehab lahan kritis miring) Foto: Octavia, 2012)
Tanaman jabon & TS dg singkong dan teh
D. Jenis Tanaman Bawah (TS)
Dpt dibedakan berdasarkan:1. Kebutuhan cahaya:
- light demanding (padi, palawija) - shade toleran (ubi jalar, nilam,
empon2, kopi, coklat, porang, dll.) 2. Produk yang dihasilkan:
- buah (di atas dan di dalam tanah), yang berbuah di dlm tanah umumnya shade toleran kecuali k tanah dan singkong
- daun (umumnya shade toleran, mis. nilam, pandan)
Hal yang perlu diperhatikan utk
kepentingan konservasi tanah
1. TS dg tan semusim diutamakan pd lahan datar
sampai landai (lereng 8-15º), pengolahan tanah dan jenis tan bawah tdk menjadi pembatas.
2. TS pd lahan agak curam (15-25º):
penanaman mengikuti garis countour dan pembuatan guludan.
3. TS pd lahan curam (25-40º): pembuatan teras bangku, pengolahan tanah minimum, penggunaan jenis tanaman semusim yg tdk berbuah di dalam tanah.
4. Hindari TS pd lahan sangat curam (>40º)
IV. PENUTUP
1. Peluang utk meningkatkan kontribusi lahan hutan (termasuk hutan milik) dlm penyediaan pangan dan peningkatan pendapatan masyarakat masih sangat tinggi.
2. Diperlukan kebijakan strategis yang lebih
mendorong implementasi AF di dlm kawasan hutan 3. Permenhut No. P.19/2012: pemegang IUPHHK-HTI
dapat menerapkan ==== perlu dirubah menjadi: wajib menerapkan, ….serta bersifat temporal, perlu dirubah menjadi bersifat permanen atau kata
IV. PENUTUP (lanjutan
4. Diperlukan kebijakan teknis utk memperlebar jarak tanam tanaman pokok
5. Perlu mendorong pengusaha utk melaksanakan skema kemitraan/bapak angkat trutama pada HR 6. Perlu peningkatan diseminasi hasil-hasil penelitian. 7. Peran widyaswara dan penyuluh dalam transfer