• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI PENGEMBANGAN USAHA PEMBIAKKAN KAMBING PE DI DESA JARAK KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG JAWA TIMUR ADAM HUSSIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI PENGEMBANGAN USAHA PEMBIAKKAN KAMBING PE DI DESA JARAK KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG JAWA TIMUR ADAM HUSSIN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI PENGEMBANGAN USAHA PEMBIAKKAN KAMBING

PE DI DESA JARAK KECAMATAN WONOSALAM

KABUPATEN JOMBANG JAWA TIMUR

ADAM HUSSIN

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi Pengembangan Usaha Pembiakkan Kambing PE di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Jawa Timur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014 Adam Hussin NIM D14090096

(4)

ABSTRAK

ADAM HUSSIN Potensi Pengembangan Usaha Pembiakkan Kambing PE di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Jawa Timur. Dibimbing oleh MULADNO dan AFTON ATABANY.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediksi perkembangan populasi kambing PE sebagai potensi pengembangan usaha pembiakkan di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Propinsi Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 – 8 Juli dan 8-25 Nopember 2013 dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh menggunakan metode sampling acak 629 ekor betina dan 249 ekor jantan dengan wawancara serta pengisian kuisioner dari 110 peternak sebagai responden. Data sekunder diperoleh dari RPJMP Desa Jarak 2011 – 2015. Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis prediksi perkembangan populasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, kambing PE di Desa Jarak memiliki nilai rataan litter size sebesar 1.83 dengan rasio betina 50.97% dan jantan 49.03%. Melalui metode analisis prediksi dari sampel 300 indukan dengan selang beranak 8 bulan maka selama 40 bulan akan diperoleh anak kambing PE sebanyak 2 470 ekor. Kondisi pada saat ini menggunakan selang beranak 278.71 ± 105.38 hari atau 9 bulan menghasilkan 2 200 ekor dalam 45 bulan. Hasil analisis prediksi tersebut terbukti lebih efisien untuk menghasilkan anak kambing PE dengan selisih 270 ekor.

Kata kunci: kambing PE, Desa Jarak, usaha pembiakkan kambing

ABSTRACT

ADAM HUSSIN. Potention of Development Breeding Area EG (Etawah-Grade) Goat in Jarak Village Wonosalam Region East Java District. Supervised by MULADNO and AFTON ATABANY.

The objectives of this research was to predict development of EG goat population as potential breeding business in Jarak Village Wonosalam Region. This research was conducted on July 2 - 8 and November 8 – 25 2013 used primary and secondary data. Primary was collected using sampling randomly method, interviewed the farmers and filled questionnaire from 110 farmers in Jarak Village. Secondary data was obtained from RPJMP Jarak Village in 2011 till 2015. This research used descriptive analysis and prediction of population development analysis. Based on the result, EG Goats in Jarak Village had average score for litter size about 1.83 with female and male ratio was 50.97% and 49.03%. By prediction of population development analysis from 300 mother samples with kid interval 8 months, then as 40 months the EG goat kids are 2 470 heads. Today condition for kid interval 278.71 ± 105.38 day or 9 months, can born EG goat kid with different 270 heads.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

POTENSI PENGEMBANGAN USAHA PEMBIAKKAN KAMBING

PE DI DESA JARAK KECAMATAN WONOSALAM

KABUPATEN JOMBANG JAWA TIMUR

ADAM HUSSIN

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Potensi Pengembangan Usaha Pembiakkan Kambing PE di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Jawa Timur Nama : Adam Hussin

NIM : D14090096

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA Pembimbing I

Dr Ir Afton Atabany, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA Ketua Departemen

(8)

Judul Skripsi: Potensi Pengembangan Usaha Pembiakkan Kambing PE di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Jawa Timur

Nama : Adam Hussin

NIM : D14090096

Disetujui oleh

Prof Dr Ir . Muladno, MSA r Afton Atabany, MSi

Pembimbing I Pembimbing II

....piketahui oleh

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2013 ini ialah peternakan, dengan judul Potensi Pengembangan Usaha Pembiakkan Kambing PE di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Muladno, MSA selaku pembimbing pertama, serta Dr Ir Afton Atabany, MSi selaku pembimbing kedua yang telah banyak memberikan saran dan arahan kepada penulis. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada ibu Ir Hotnida C H Siregar, MSi atas bimbingannya sebagai dosen pembibing akademik selama di Fakultas Peternakan. Terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada ibu, ayah serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Disamping itu, terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh tim IPB Goes To Field (IGTF) beserta masyarakat Desa Jarak. Ungkapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman Golden Ranch IPTP 46, FAPET, Perkusi D’Ransum, BEM KM IPB 2013 dan seluruh teman-teman mahasiswa IPB yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada penulis sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014 Adam Hussin

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Bahan 2

Alat 2

Prosedur Analisis Data 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 3

Karakteristik Wilayah 3

Kondisi Demografi Desa Jarak 4

Tata Laksana Budidaya Kambing 5

Populasi Ternak Kambing PE 6

Potensi Reproduksi Kambing PE 6

Prediksi Pembiakan Kambing PE 10

SIMPULAN DAN SARAN 12

DAFTAR PUSTAKA 13

(11)

DAFTAR TABEL

1 Kondisi geografis dan pengguanaan lahan Desa Jarak 3

2 Karakteristik penduduk di Desa Jarak 4

3 Sampel populasi kambing PE betina, indukan dan jantan di Desa Jarak 6

4 Persentase jumlah kali beranak induk kambing PE 7

5 Rasio jenis kelamin anak kambing PE di Desa Jarak 7

6 Total induk per kelahiran kambing PE di Desa Jarak 8

7 Parameter reproduksi pada kambing PE di Desa Jarak 9

8 Pembiakan kambing PE di Desa Jarak 10

(12)

PENDAHULUAN

Tingginya kebutuhan protein hewani tidak dapat terpisahkan demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Ternak kambing dapat beradaptasi di berbagai daerah, serta menghasilkan nilai fungsional berbeda–beda antara lain dapat digunakan bulunya maupun menghasikan daging dan susu. Kambing merupakan salah satu ternak yang dapat memenuhi kebutuhan akan protein hewani dan memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan. Ternak kambing memiliki beberapa keunggulan lain yaitu tidak membutuhkan lahan yang luas, tenaga kerja yang diperlukan sedikit dan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan pakan yang buruk. Hal tersebut yang membuat banyak petani di pedesaan untuk memelihara kambing terutama di Pulau Jawa.

Desa Jarak memiliki potensi untuk menjadi kawasan pembiakan ternak kambing khususnya ternak kambing PE. Menurut Atabany (2001) Kambing PE merupakan persilangan antara kambing Kacang dan kambing Etawah. Kambing PE merupakan ternak dwi guna karena selain penghasil daging juga penghasil susu (Sarwono 1999). Kambing PE memiliki ciri khusus, antara lain telinga yang panjang, menggantung dan terkulai, serta bulu rewos yang panjang pada ke dua kaki belakang dan memenuhi persyaratan mutu untuk pembiakan sebagai bibit, memiliki daya produksi dan reproduksi yang tinggi (BSN 2008).

Pola pemeliharaan ternak di Indonesia akan tetap didominasi oleh usaha peternakan berskala kecil dengan karakteristik antara lain rata-rata kepemilikan ternak rendah, ternak digunakan sebagai tabungan hidup, dipelihara dalam pemukiman padat penduduk dan dikandangkan di belakang rumah, terbatas lahan pemeliharaannya sehingga pakan harus dicari di kawasan yang seringkali jauh dari rumahnya, usaha beternak dilakukan secara turun temurun, dan jika tidak ada modal untuk membeli ternak, mereka menggaduh dengan pola bagi hasil. Kurangnya pemahaman terhadap manfaat ternak kambing menyebabkan petani tidak menerapkan sistem pemeliharaan kambing yang benar, sehingga beternak kambing hanya dijadikan sebagai usaha sambilan, dan sebagai tabungan yang dijual untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Letak geografis berupa perbukitan dengan sebagian besar merupakan lahan pertanian dan perkebunan serta terdapat banyak sumber mata air sehingga penduduk desa memelihara ternak kambing PE sebagai sumber pendapatan keluarga. Ketersediaan pakan yang melimpah sangat mendukung usaha ternak kambing PE di desa Jarak sebagai penyedia daging maupun susu.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung prediksi perkembangan populasi kambing PE sebagai potensi pengembangan usaha pembiakkan di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur.

(13)

2

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini terdiri atas analisa deskriptif karakteristik wilayah, penduduk, dan tata laksana budidaya ternak kambing PE. Selain itu potensi reproduksi yang diperoleh akan berpengaruh terhadap perhitungan prediksi dinamika populasi di Desa Jarak.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 dengan sasaran peternakan kambing PE dalam bentuk kelompok dan verifikasi data dilakukan pada 8-23 Nopember 2013. Penelitian ini dilakukan di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur.

Bahan

Bahan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah kambing PE sejumlah 629 ekor betina dan 249 ekor pejantan yang terdapat pada lokasi penelitian. Ternak tersebut berasal dari 110 peternak sebagai responden.

Alat

Peralatan yang akan digunakan antara lain alat tulis menulis, kuisioner, kamera digital.

Prosedur Analisis Data

Penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode sampling acak dan secara pengamatan langsung di lapangan dengan melakukan wawancara kepada 110 peternak sebagai responden di Desa Jarak. Kegiatan wawancara dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan terlebih dahulu. Pengamatan langsung dilakukan melihat secara visual untuk menentukan kondisi dan pola pemeliharaan di lokasi penelitian. Data yang telah dikumpulkan mencakup data sekunder dan primer. Data sekunder diperoleh dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah (RPJMP) Desa Jarak lima tahun terakhir. Data sekunder tersebut meliputi karakteristik wilayah dan kondisi demografis yang terdiri atas letak geografis, dan karakteristik penduduk. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dan verifikasi data dengan responden yaitu sebanyak 629 ekor betina dan 249 ekor pejantan ternak kambing PE dalam 7 dusun di Desa Jarak.

(14)

3 Analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain analisis deskriptif dan analisis prediksi populasi kambing PE. Analisis deskriptif dijelaskan mengenai tata laksana budaya ternak kambing PE. Data yang diperoleh dianalisis prediksi untuk pembiakkan populasi. Setiap siklusnya adalah selama 8 bulan dan terdapat 5 siklus dengan membandingkan pada kondisi potensi reproduksi yang ada di lokasi penelitian. Analisis data menggunakan program Microsoft Excel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Wilayah

Desa Jarak terletak terletak 9 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur. Secara administrasi batas – batas Desa Jarak adalah Desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam sebelah utara, Desa Galengdowo Kecamatan Wonosalam sebelah Selatan, Desa Wonomerto Kecamatan Wonosalam sebelah barat, dan kawasan Taman Hutan Raya Raden Suryo Perhutani di sebelah timur. Desa Jarak terdiri dari 7 Dusun meliputi Jarak Krajan, Sungkul, Jarak Kebun, Tegal Rejo, Sarangan, Anjasmoro, dan Jarak Tegal. Secara topografi Desa Jarak sebagian besar berupa tanah berbukit dengan struktur tanah lempung. Berdasarkan Tabel 1 disajikan kondisi geografis dan penggunaan lahan Desa Jarak.

Tabel 1 Kondisi geografis dan penggunaan lahan Desa Jarak

Uraian Data Desa

Luas Desa (ha) 770 727.0

Ketinggian dari permukaan laut (m) 600.0 Curah hujan pertahun (mm/th) 1 694.0 Suhu udara rata – rata (ºC) 25 – 28 Luas lahan menurut penggunaan:

Pemukim/perumahan (ha) 43 750.0

Sawah (ha) 13.5

Tegal/Kebun (ha) 457 477.0

Hutan (ha) 256.0

Sumber: RPJMP Desa Jarak (2011 – 2015)

Luas total Desa Jarak yaitu sebesar 770 727 ha. Lahan yang digunakan untuk pemukiman masih tergolong sedikit sebesar 43 750 ha sedangkan luas lahan menurut penggunaannya terdiri atas sawah 13.5 ha, kebun 457 477 ha, dan hutan 256 ha. Lokasi desa ini terletak pada 600 m dari ketinggian permukaan laut dengan curah hujan per tahun sebesar 1 694 mm sehingga memiliki suhu yang sejuk rata - rata sebesar 25 – 28 ºC.

Luasnya lahan perkebunan dan hutan merupakan faktor pendukung dalam pengembangan ternak kambing di Desa Jarak karena sebagai sumber daya pakan hijauan. Pada umumnya penduduk setempat selain berprofesi sebagai buruh tani

(15)

4

sekaligus beternak dengan mencari pakan hijauan untuk ternaknya di sekitar kaki perbukitan gunung serta di kebun – kebun garapan mereka sendiri. Pakan hijauan yang terdapat di desa Jarak antara lain pohon turi (Gliricidia sephium), lamtoro (Leucaena leucochepala). Pada umumnya penduduk di Desa Jarak memberikan pakan hijauan kepada ternak kambing berupa kaliandra putih dan kaliandra merah karena ketersediaannya yang sangat melimpah.

Kondisi Demografi Desa Jarak

Sektor perternakan di Jawa Timur khususnya di daerah Desa Jarak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang mengalami perkembangan yang pesat sangat berkaitan dengan peningkatan kuantitas jumlah ternak kambing PE. Masyarakat di daerah ini memelihara kambing PE sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu dengan alasan untuk hobi atau mengikuti kontes, pekerjaan pokok, dan usaha sampingan. Bahkan tidak sedikit yang memanfaatkan sebagai tabungan hanya pada saat waktu diperlukan dijual. Berdasarkan Tabel 2 disajikan karakteristik penduduk yang berada di Desa Jarak.

Tabel 2 Karakteristik penduduk di Desa Jarak Komposisi penduduk berdasarkan Jumlah Orang % Jenis kelamin Laki – laki 1 496 49.53 Perempuan 1 524 50.47 Tingkat pendidikan: Belum Sekolah 239 28.76 SD 365 43.92 SMP 125 15.04 SMA / SMK 76 9.14 Perguruan Tinggi 26 3.13 Mata Pencaharian: Petani 362 25.31 Buruh tani 435 30.42 Pegawai Negeri 47 3.29 Tukang Batu/Kayu 42 2.94

TNI dan Polri 4 0.27

Pensiunan 5 0.35

Pedagang 39 2.72

Peternak 496 34.68

Sumber: RPJMP 2011 – 2015 (2010)

Sektor pertanian memegang peranan penting dalam bidang ekonomi masyarakat. Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa persentase tingkat pendidikan penduduk Desa Jarak yang terbesar adalah sekolah dasar 44%, dan penduduk belum/tidak sekolah menempati tempat kedua dengan persentase sebesar 28.76%.

(16)

5 Hanya sebagian kecil penduduk di Desa Jarak yang menamatkan pendidikan SMA sebesar 9.14% dan perguruan tinggi sebesar 3.13% sehingga pemahaman untuk beternak untuk usaha jangka panjang masih sangat kurang. Tingkat pendidikan peternak merupakan salah satu indikator dalam hal kualitas sumberdaya manusia peternak di Desa Jarak. Pada umumnya, semakin tinggi tingkat pendidikan SDM akan berdampak kepada semakin tingginya kualitas sumberdaya manusia dan pada gilirannya akan semakin tinggi pula produktivitas kerja yang dilakukannya (Sehabudin dan Agustian 2001).

Sebagian besar penduduk Desa Jarak bermata pencaharian disektor pertanian dan peternakan. Mata pencaharian bertani di Desa Jarak mencapai 25%, beternak sebanyak 35%, dan sebanyak 31% sebagai buruh tani. Tidak sedikit penduduk yang berprofesi sebagai peternak tetapi dipinjamkan ternak milik orang lain. Hasilnya pada saat kambing sudah beranak pada umumnya kembar 2 nantinya akan dijadikan sebagai upah diberikan salah satu anak kambing tersebut. Beberapa orang juga berprofesi menjadi belantik kambing atau sebagai agen penyalur menuju ke pasar sehingga tidak sedikit kambing penduduk setempat dijual dengan harga yang murah demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tata Laksana Budidaya Ternak Kambing PE

Sistem pemeliharaan ternak kambing di Desa Jarak adalah sistem intensif, yaitu selalu dikandangkan dan pakan diberikan langsung di kandang. Sistem kandang yang digunakan seluruhnya merupakan kandang panggung dengan tinggi lantai dari permukaan tanah berkisar 0.5 – 1 m. Lokasi kandang terletak di belakang rumah, kaki bukit atau tengah perkebunan milik peternak tergantung letak dusun tersebut. Lokasi kandang yang terdapat di kaki bukit dan kebun bertujuan mendekatkan kandang dan ternak dengan lokasi pengambilan pakan sehingga akses terhadap penyediaan pakan mudah dan cepat. Kandang panggung dibuat dengan tujuan memudahkan peternak dalam mengumpulkan kotoran yang akan digunakan sebagai pupuk. Dinding dan tiang kandang pada umumnya terbuat dari kayu yang diambil dari kebun dan hutan sekitar desa, sedangkan atap menggunakan genteng dan asbes.

Pemisahan ternak kambing pada kandang individu dilakukan oleh peternak dan terbatas pada kambing dewasa dan kambing muda. Kandang perkawinan selanjutnya digunakan sebagai kandang untuk beranak, sedangkan anak kambing disatukan dengan induknya sampai usia lepas sapih. Kebersihan kandang di Desa Jarak terlihat dari frekuensi membersihkan kandang. Periode pembersihan kandang berkisar 3 – 6 minggu kemudian kandang dibersihkan atau tergantung dari keinginan peternak dan jumlah populasi kambing yang dipelihara dalam kandang tersebut.

Sistem perkawinan kambing di Desa Jarak masih menggunakan sistem perkawinan alami dengan pejantan milik sendiri atau hasil peminjaman dari peternak lainnya. Proses perkawinan ternak dilakukan dengan cara menyatukan kambing pejantan dan betina dalam satu kandang oleh pemiliki ternak hingga indikasi kebuntingan kambing betina terlihat.

Pakan ternak kambing yang diberikan oleh peternak di Desa Jarak hanya berupa hijauan tanpa adanya pemberian konsentrat. Hijauan yang diberikan antara

(17)

6

lain rumput lapang, paku–pakuan, limbah pertanian dan daun–daunan yang diperoleh dari kebun atau sekitar hutan dan kaki bukit, seperti kaliandra putih, kaliandra merah, daun nangka, rumput, dan lain–lain. Pemberian pakan dilakukan satu kali dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan kambing dalam satu hari. Pemberian pakan dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB. Hijauan yang diberikan merupakan hijauan yang sudah dilayukan.

Populasi Ternak Kambing PE

Data kambing PE yang diperoleh saat penelitian pada Tabel 3 merupakan hasil wawancara menggunakan kuisioner secara sampling acak dari 110 peternak sebagai responden sehingga tidak menggambarkan total seluruh populasi ternak kambing PE di Desa Jarak Kambing PE.

Tabel 3 Sampel populasi kambing PE jantan, betina, dan induk di Desa Jarak Nama Dusun

Populasi (ekor)

Jantan (A) Betina (B) Induk Total (A+B)

Jarak Tegal 63 113 50 176 Anjasmoro 8 29 8 37 Sarangan 23 21 7 44 Sungkul 27 61 32 88 Tegal Rejo 58 109 55 167 Jarak Kebun 70 172 79 242 Jarak Krajan 0 124 69 124 Total 249 629 300 878

Data ternak kambing PE dalam 7 Dusun pada Tabel 3 yang diperoleh dari hasil kuisioner dan wawancara berjumlah 878 ekor terdiri atas pejantan 249 ekor dan 629 ekor betina termasuk 300 ekor indukan yang sudah beranak. Jumlah sampel ternak kambing PE di setiap dusun banyak perbedaan yang cukup signifikan karena penyebaran penduduk yang berprofesi sebagai peternak tidak merata serta luas setiap dusunnya pun sangat beragam.

Potensi Reproduksi Kambing PE

Potensi reproduksi kambing PE di Desa Jarak yang diperoleh dari hasil pengolahan data penelitian yaitu frekuensi kali beranak induk, rasio jenis kelamin anak, tipe kelahiran, umur beranak pertama, selang beranak dan litter size atau angka jumlah anak perkelahiran. Frekuensi kali beranak induk pada Tabel 4 merupakan jumlah banyaknya kelahiran pada setiap induk kambing. Sampel data indukan kambing PE yang diperoleh di lokasi penelitian sebanyak 300 ekor dari 629 ekor betina telah beranak dari 1 kali hingga sebanyak 10 kali beranak. Induk

(18)

7 kambing PE di data ini merupakan kambing yang sudah pernah beranak. Setiap indukan memiliki masa produktif untuk beranak yang berbeda-beda.

Tabel 4 Persentase jumlah kali beranak induk kambing PE

Kali beranak Induk (ekor) %

1 114 38.00 2 85 28.33 3 55 18.33 4 24 8.00 5 11 3.67 6 5 1.67 7 3 1.00 8 2 0.67 9 0 0.00 10 1 0.33 Total 300 100.00

Frekuensi beranak indukan kambing PE betina di Desa Jarak pada Tabel 4 menunjukan bahwa sebanyak 114 ekor ternak kambing PE indukan hanya beranak sebanyak 1 kali dengan presentase sebesar 38.00%. Persentase betina yang telah beranak 2 kali sebanyak 28.00%. Pada kasus kejadian induk yang beranak lebih dari 5 kali masih sedikit terjadi. Berdasarkan dari presentase beranak yang paling kecil yaitu 0% untuk frekuensi beranak hingga 9 kali dan 0.33% untuk frekuensi beranak 10 kali sehingga masa produktif pada induk Kambing PE kurang lebih sampai 5 kali beranak. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari seluruh indukan kambing PE dalam 7 dusun di Desa Jarak kemudian dilanjutkan pada Tabel 5 untuk mencari presentase rasio jenis kelamin anak.

Tabel 5 Rasio jenis kelamin anak kambing PE No Nama Dusun

Rasio jenis kelamin anak Total anak (ekor) Betina Jantan 1 Jarak Tegal 105 (47.30 %) 117 (52.70 %) 222 2 Anjasmoro 14 (58.33 %) 10 (41.67 %) 24 3 Sarangan 11 (33.33 %) 22 (66.67 %) 33 4 Sungkul 53 (48.18 %) 57 (51.82 %) 110 5 Tegal Rejo 130 (50.00 %) 130 (50.00 %) 260 6 Jarak Kebun 167 (57.79 %) 122 (42.21 %) 289 7 Jarak Krajan 153 (50.17 %) 151 (49.83 %) 304 Total 633 609 1 242 Presentase (%) 50.97 49.03 100.00

(19)

8

Total anak kambing yang dilahirkan oleh 300 indukan berjumlah 1242 ekor yang terdiri dari 633 ekor betina dan 609 ekor pejantan sehingga diperoleh presentase rasio betina sebesar 50.97 % betina sedangkan pejantan 49.03 %. Presentase rasio jenis kelamin anak kambing PE betina yang tertinggi pada Dusun Anjasmoro yaitu sebesar 58.33% sedangkan presentase rasio jenis kelamin anak kambing PE jantan yang tertinggi di Dusun Sarangan sebesar 66.67%.

Hasil ini bertolak belakang dari hasil yang diperoleh Mulyadi (1992) bahwa angka kelahiran kembar betina dan jantan perbandingannya anak jantan 52.35% dan anak betina 47.45% karena kelahiran jantan menunjukkan berat lahir, berat sapih, dan berat dewasa yang lebih berat dibandingkan kelahiran betina. Menurut Sutama et al. (1993) Hal ini terjadi karena banyaknya kasus kelahiran kembar yang ditemukan di lokasi sehingga rasio betina dapat lebih banyak daripada jantan walaupun tidak berbeda jauh. Berdasarkan Tabel 6 disajikan total induk per kelahiran kambing PE yang berada di Desa Jarak.

Tabel 6 Total induk per kelahiran kambing PE No Nama

Dusun

Induk perkelahiran Kelahiran (Kali) Anak (Ekor) Litter size 1 2 3 1 Jarak Tegal 23 (20.18%) 74 (64.91%) 17 (14.91%) 114 222 1.95 2 Anjas Moro 4 (28.57%) 10 (71.43%) 0 (00.00%) 14 24 1.71 3 Sarang An 1 (6.25%) 13 (81.25%) 2 (12.50%) 16 33 2.06 4 Sung Kul 31 (44.93%) 35 (50.72%) 3 (4.35%) 69 110 1.59 5 Tegal Rejo 37 (25.69%) 98 (68.06%) 9 (6.25%) 144 260 1.81 6 Jarak Kebun 52 (32.10%) 93 (57.41%) 17 (10.49%) 162 289 1.78 7 Jarak Krajan 32 (20.25%) 106 (67.09%) 20 (12.66%) 158 304 1.92 Total (ekor) 180 429 68 677 1 242 Presentase (%) 26.59 63.37 10.04 100 100

Rata-rata litter size 1.83

Sebanyak 300 sampel indukan yang menghasilkan 1242 ekor anak kambing di 7 dusun dalam Desa Jarak tersebut merupakan berasal dari Tabel 6 yaitu 677 total kali beranak. Terdapat 3 tipe kelahiran pada kambing PE yaitu tunggal, kembar 2, dan kembar 3. Tipe kelahiran yang tertinggi terdapat pada kelahiran kembar 2 sebanyak 429 kali beranak dengan persentase 63.37%, sedangkan pada tipe kelahiran tunggal sebanyak 180 kali beranak dengan presentase 26.59%, dan kelahiran kembar 3 sebanyak 68 kali beranak dengan presentase 10.04%.

Hasil di setiap dusun beragam karena tergantung oleh jumlah indukan yang tersedia. Presentase kelahiran tunggal tertinggi terdapat di Dusun Sungkul sebesar

(20)

9 44.93%, sedangkan kelahiran kembar 2 tertinggi pada Dusun Sarangan sebesar 81.25% serta kelahiran kembar 3 tertinggi pada Dusun Jarak Tegal sebesar 14.91%. Semakin tinggi presentase terhadap tipe kelahiran yang lebih banyak maka semakin baik juga kualitas induknya karena memiliki litter size yang tinggi sehingga cocok untuk dijadikan sebagai indukan.

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 6 menunjukan bahwa nilai litter size pada setiap dusun berbeda-beda. Nilai litter size yang tertinggi diperoleh Dusun Sarangan sebesar 2.06 sedangkan yang terkecil pada Dusun Sungkul yaitu 1.59 dan Dusun yang lainnya berkisar 1.75 - 2.00. Nilai ini tergolong cukup tinggi karena banyak kasus pada kelahiran tipe kembar. Jumlah anak per kelahiran atau litter size kambing PE yang diperoleh merupakan hasil dari penjumlahan antara jumlah anak jantan dan betina setelah dilahirkan kemudian dibagi total beranak. Berdasarkan Tabel 7 disajikan parameter reproduksi pada kambing PE yang berada di Desa Jarak.

Tabel 7 Parameter reproduksi pada kambing PE di Desa Jarak

Peubah Uraian

Rataan umur pertama beranak (hari) 515.82 ± 197.10

Rataan selang beranak (hari) 278.71 ± 105.38

Rataan litter size 1.83

Umur pertama beranak kambing PE di lokasi penelitian pada Tabel 7 sebesar 515.82 ± 197.10 hari lebih cepat daripada Atabany (2001) di peternakan barokah yaitu 643.24 hari. Menurut Sukendar (2004) umur pertama beranak pada kambing PE di desa hegarmanah adalah sebesar 12.52 ± 2.52 bulan atau selama 375.6 hari. Umur beranak pertama dipengaruhi oleh dewasa tubuh dan keberhasilan perkawinan. Kambing PE dalam 2 tahun dapat beranak sebanyak 3 kali dengan masa produktif 5 tahun (Dinas Peternakan dan Perikanan Wonosobo, 2011).

Selang beranak pada kambing PE diperoleh dari nilai selang antara umur beranak pertama hingga beranak kedua. Pada masa birahi terjadi hanya beberapa saat, yaitu sewaktu hormon esterogen mencapai puncaknya selama kurang lebih 24-48 jam. Satu siklus esterus pada kambing memerlukan waktu 20-21 hari, sedangkan siklus esterus domba lebih pendek yaitu 16-18 hari (Mulyono 1999). Tingkat konsepsi pada birahi pertama adalah rendah (45%-60%), sebagian disebabkan adanya ternak (5%-10%) yang birahi tanpa diikuti dengan ovulasi (Sutama et al. 1995). Pada Tabel 7 diperoleh selang beranak kambing PE di Desa Jarak yaitu selama 278.71 ± 105.38 hari dengan memakai asumsi kebuntingan selama 148.87 hari. Selang beranak yang diperoleh ini lebih lambat daripada Atabany (2001) di peternakan Barokah yaitu 259.36 hari. Nilai Aktivitas seksual setelah beranak pada kambing PE terjadi relatif cepat (semasa ternak masih menyusui anaknya), sehingga interval beranak 7-8 bulan bisa terjadi. Interval beranak adalah periode antara dua beranak yang berurutan dan terdiri atas periode perkawinan dan periode bunting Mahmilia et al. (2008).

Rataan litter size kambing PE di Desa Jarak adalah sebesar 1.83 anak per kelahiran. Nilai ini lebih tinggi dari hasil yang diperoleh Sodiq dan Sumaryadi sebesar 1.56 rataan litter size dan menurut Atabany (2001) yaitu 1.77 anak

(21)

10

perkelahiran. Menurut Sutama et al. (1993) jumlah anak per kelahiran dipengaruhi oleh tingkat ovulasi pada siklus yaitu dari pembuahan dikurangi hilangnya sel telur, janin dan anak dalam kandungan.

Masa kosong pada kambing PE di Desa Jarak diperoleh sebesar 129.71 ± 105.38 dengan asumsi rataan lama kebuntingan kambing PE di peternakan Barokah yaitu 148.87 (Atabany 2001). Menurut Atabany (2001) kambing PE di peternakan Barokah memiliki waktu masa kosong lebih cepat dibandingkan data yang diperoleh yaitu selama 110.09 hari. Hal ini dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan dari peternak pada saat kambing ingin dikawinkan.

Prediksi Pembiakan Kambing PE

Pembiakkan merupakan suatu proses dari hasil berkembangbiak membentuk populasi sedangkan pembibitan melewati proses seleksi. Data selang beranak yang diperoleh menggunakan 1 siklus yaitu selama 9 bulan. Nilai selang beranak berdasarkan dari nilai selang antara umur beranak pertama hingga beranak kedua yaitu selama 278.71 ± 105.38 hari atau sama dengan 9 bulan di Desa Jarak. Rasio jenis kelamin yang diperoleh yaitu anak betina 51%, dan jantan 49% dengan litter size sebesar 1.83, serta asumsi mortalitas anak kambing PE sebesar 20%. Hasil pembiakkan pada setiap periode (9 bulan) didapatkan dengan rumus (% anak kambing hidup adalah 80%) X (rasio betina 51%) X (jumlah induk sebanyak 300 ekor) X (nilai litter size kambing PE masing-masing di setiap Dusun pada tabel 6). Sama halnya dengan hasil pembiakkan anak jantan yang membedakan hanya rasionya sebesar 49%. Berdasarkan Tabel 8 disajikan kondisi pembiakkan pada kambing PE yang berada di Desa Jarak.

Tabel 8 Kondisi pembiakkan kambing PE di Desa Jarak

No Nama Dusun Sampel (ekor) Jenis kelamin

Siklus beranak bulan ke- Total (ekor) 9 18 27 36 45

1 Jarak Tegal 50 Betina 40 40 40 40 40 200

Jantan 38 38 38 38 38 190 2 Anjasmoro 8 Betina 6 6 6 6 6 30 Jantan 5 5 5 5 5 25 3 Sarangan 7 Betina 6 6 6 6 6 30 Jantan 6 6 6 6 6 30 4 Sungkul 32 Betina 21 21 21 21 21 105 Jantan 20 20 20 20 20 100

5 Tegal Rejo 55 Betina 41 41 41 41 41 205

Jantan 39 39 39 39 39 195

6 Jarak Kebun 79 Betina 57 57 57 57 57 285

Jantan 55 55 55 55 55 275

7 Jarak Krajan 69 Betina 54 54 54 54 54 270

Jantan 52 52 52 52 52 260

(22)

11 Berdasarkan hasil data pada Tabel 8 dari sampel 300 indukan yang diperoleh untuk pembiakan kambing PE di Desa Jarak ada peningkatan yang konstan dari setiap siklus beranak masing-masing Dusun. Total peningkatan pembiakan dalam Desa Jarak ini sebanyak 440 ekor anak kambing PE jantan dan betina setiap siklusnya dengan rasio 51:49. Dalam 5 siklus atau selama 45 bulan dari 300 indukan akan diperoleh anak kambing PE sebanyak 2 200 ekor.

Anakan betina yang dihasilkan sebesar 51% dari 2 200 ekor atau sama dengan 1 122 ekor akan dijadikan sebagai bibit kembali untuk pembiakan, sedangkan anak yang jantan yang dihasilkan sebesar 49% dari 2 200 ekor atau sama dengan 1 078 ekor nantinya akan dijual. Hasil pengolahan data tersebut belum termasuk anak dari setiap siklus beranak yang nantinya akan menjadi dewasa sebagai induk dan dapat beranak kembali sehingga populasinya akan bertambah sangat banyak. Berdasarkan Tabel 9 disajikan mengenai pembiakkan kambing PE yang berada di Desa Jarak.

Tabel 9 Prediksi pembiakkan kambing PE

No Nama Dusun Sampel (ekor) Jenis kelamin

Siklus beranak bulan ke- Total (ekor) 8 16 24 32 40

1 Jarak Tegal 50 Betina 45 45 45 45 45 225

Jantan 43 43 43 43 43 215 2 Anjasmoro 8 Betina 6 6 6 6 6 30 Jantan 6 6 6 6 6 30 3 Sarangan 7 Betina 7 7 7 7 7 35 Jantan 6 6 6 6 6 30 4 Sungkul 32 Betina 23 23 23 23 23 115 Jantan 22 22 22 22 22 110

5 Tegal Rejo 55 Betina 46 46 46 46 46 230

Jantan 44 44 44 44 44 220

6 Jarak Kebun 79 Betina 65 65 65 65 65 325

Jantan 62 62 62 62 62 310

7 Jarak Krajan 69 Betina 61 61 61 61 61 305

Jantan 58 58 58 58 58 290

Total (ekor) 300 494 494 494 494 494 2 470

Prediksi untuk pembiakan kambing PE yang ideal pada Tabel 9 di Desa Jarak sama halnya dengan Tabel 8 tetapi menggunakan asumsi mortalitas sebanyak 10%. Penurunan mortalitas kambing PE dari 20% menjadi 10% dapat dilakukan dengan cara memperhatikan kesehatan induk dan anak kambing sebelum beranak dan sesudah beranak. Selang beranak yang digunakan menjadi 8 bulan pada setiap siklusnya karena 5 bulan untuk masa bunting dan 3 bulan berikutnya siap dikawinkan dengan adanya perubahan manajemen pemeliharaan yang lebih baik dan efisien serta adanya pencatatan atau recording yang teratur. Menurut Mahmilia et al. (2008) nilai aktivitas seksual setelah beranak pada

(23)

12

kambing PE terjadi relatif cepat (semasa ternak masih menyusui anaknya), sehingga interval beranak 7-8 bulan bisa terjadi.

Sama halnya seperti Tabel 8, pada Tabel 9 terdapat peningkatan yang konstan dari setiap periode selang beranak masing-masing Dusun beragam tergantung indukan yang tersedia. Selama 5 siklus atau dalam 40 bulan pembiakkan untuk 300 indukan yang berasal dari 1 desa diperoleh dari total peningkatan pembiakan dalam Desa Jarak ini sebanyak 494 ekor untuk setiap periodenya dibandingkan dengan kondisi saat ini yaitu sebanyak 440 ekor. Anak kambing PE jantan dan betina setiap periodenya memiliki rasio 51:49. Selama 5 siklus atau selama 40 bulan dari sampel 300 indukan akan diperoleh anak kambing PE sebanyak 2 470 ekor.

Anakan betina yang dihasilkan sebesar 51% dari 2 470 ekor atau sama dengan 1 260 ekor akan dijadikan sebagai bibit kembali untuk pembiakan, sedangkan anak yang jantan yang dihasilkan sebesar 49% dari 2 470 ekor atau sama dengan 1 210 ekor nantinya akan dijual. Hasil tersebut maka lebih efisien dan lebih banyak menghasilkan anak kambing PE dibandingkan dengan kondisi pada saat ini dengan selisih 270 ekor. Hasil ini belum termasuk anak dari setiap periode kelahiran yang nantinya akan dewasa kemudian menjadi induk dan beranak kembali sehingga jumlah populasinya akan bertambah beberapa kali lipat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan survey dan analisis prediksi perkembangan populasi kambing PE di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam mempunyai potensi besar untuk usaha pembiakkan. Setiap tahunnya populasi kambing PE akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena memiliki nilai rataan litter yaitu sebesar 1.83 dengan rasio betina 50.97 % dan jantan 49.03%. Berdasarkan hasil prediksi dari sampel 300 indukan yang berasal dari 1 desa selama 40 bulan akan diperoleh anak kambing PE betina yang dapat dijadikan bibit untuk pembiakkan selanjutnya yaitu sebanyak 2 470 ekor dengan selisih 270 ekor lebih banyak menghasilkan anak kambing PE, dan lebih efisien dibandingkan dengan kondisi pada saat ini sebanyak 2 200 ekor selama 45 bulan. Hasil dari prediksi ini dapat diwujudkan dengan pola manajemen pemeliharaan yang baik dan melakukan pencatatan atau recording secara teratur. Hal tersebut dapat mendukung pengembangan usaha pembiakkan kambing PE di Desa Jarak.

Saran

Populasi dan kualitas sistem reproduksi dari ternak kambing PE di Desa Jarak masih dapat ditingkatkan apabila lebih memperhatikan sumber daya manusianya agar berkualitas yang didukung dengan adanya teknologi peternakan. Fasilitas layanan kesehatan berupa poskeswan dan dokter hewan dibutuhkan untuk identifikasi penyakit sekaligus pengobatan demi mengurangi jumlah

(24)

13 kematian pada hewan ternak. Perlu adanya perbaikan pada aspek manajemen pemeliharaan untuk masa perkawinan dan interval beranak dapat lebih diefisienkan lagi. Pengembangan teknologi pakan dan pemuliaan berkelanjutan sangat penting untuk perbaikan reproduksi dan produktivitas sehingga dapat terwujudnya model pengembangan kawasan pembiakkan kambing PE.

DAFTAR PUSTAKA

Atabany A. 2001. Studi kasus kambing Peranakan Etawah dan kambing Saanen pada Peternakan Kambing Barokah dan PT Taurus Dairy Farm [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2008. Bibit Kambing PE (SNI 7352-2008). Jakarta (ID): Badan Standarisasi Nasional.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Wonosobo. 2011. Budidaya Kambing Peranakan Etawah (PE) sebagai Penghasil Daging dan Susu. Kabupaten Wonosobo (ID).

Mahmilia F, Pamungkas FA, Elieser S. 2008. Lama bunting, bobot lahir dan daya hidup pra sapih kambing Boerka-1 (50B;50K) berdasarkan: jenis kelamin, tipe lahir dan paritas. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Loka Penelitian Kambing Potong, Sumatera Utara (ID). Hal: 386-390.

Mulyadi H. 1992. Penampilan fenotipik sifat-sifat produksi dan reproduksi kambing Peranakan Etawah. Buletin Peternakan Vol:16. Yogyakarta (ID): Universitas Gajah Mada.

Mulyono S. 1999. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Jakarta (ID): Penerbit Swadaya.

Sarwono B. 1999. Beternak Kambing Unggul. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Sehabudin U, Agustin A. 2001. Karakteristik dan prospektif pengembangan ternak ruminansia kecil di provisi Jawa Barat (ID). Media Peternakan 24 (1) : 119 – 127.

Sodiq A, Sumaryadi MY. 2002. Reproductive performance of kacang and peranakan etawah goat in Indonesia. J. Anim. Prod, Bogor (ID). Hal: 52-59.

Sukendar, A. 2004. Produktivitas dan dinamika populasi kambing Peranakan Etawah di Desa Hegarmanah Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sutama IK, Budiarsana IGM, Setianto H, Priyanti A. 1995. Productive and reproductive performances of young peranakan etawah does. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol: 1. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(25)

14

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, 9 Desember 1991 dari pasangan Bapak Drs Syahban Ahmad dan Ibu Dra Sri Asriah. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Penulis mengawali pendidikan dasar pada tahun 1997 di SDN Depok Baru 1 (1997-2003), kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Depok (2003-2006) dan SMA Negeri 5 Depok (2006-2009), Jawa Barat. Selanjutnya tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Fakultas Peternakan, Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan melalui jalur Ujian Talenta Mandiri (UTM).

Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor, penulis menerima beasiswa BBM dari IPB. Penulis pernah berkesempatan menjadi asisten praktikum mata kuliah Genetika Ternak, Tour Guide di Agroedutourism, anggota perkusi D’Ransum, dan volunteer Sekolah Peternakan Rakyat. Penulis aktif diberbagai kepanitiaan yaitu ketua pelaksana LKMM Fakultas Peternakan, ketua pelaksana leadership camp BEM KM IPB 2013 dan berbagai kepanitiaan lainnya di IPB. Organisasi yang pernah penulis ikuti yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Peternakan IPB (BEM FAPET IPB) (2011-2012) Sebagai Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Mahasiswa Internal dan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa IPB (BEM KM IPB) (2013) sebagai Menteri Badan Pengembangan Internal. Prestasi yang pernah diraih penulis antara lain Juara ke-3 Catur Dekan Cup (2011), penerima dana dari dikti pada ajang PKM (Pekan Kreativitas Mahasiswa) di bidang penelitian (2012), juara ke-3 Kategori Perkusi di IPB Art Contest (IAC) (2012), The Best of Youth Journalistic Fair IPB Kategori Dokumenter (2013), dan Finalis 10 Essay Terbaik dengan tema Pengabdian Masyarakat se-IPB (2013).

Gambar

Tabel 2 Karakteristik penduduk di Desa Jarak  Komposisi penduduk  berdasarkan  Jumlah Orang  %  Jenis kelamin  Laki – laki  1 496  49.53  Perempuan  1 524  50.47  Tingkat pendidikan:  Belum Sekolah  239  28.76  SD  365  43.92  SMP  125  15.04  SMA / SMK  7
Tabel 5 Rasio jenis kelamin anak kambing PE  No  Nama Dusun
Tabel 8 Kondisi pembiakkan kambing PE di Desa Jarak
Tabel 9 Prediksi pembiakkan kambing PE

Referensi

Dokumen terkait

BAB III GERAKAN DAN BACAAN WAJIB DAN SUNNAH DALAM PELAKSANAAN SHALAT ... Gerakan dan Bacaan Niat. Gerakan dan Bacaan Takbiratul Ihram. Gerakan dan Bacaan Berdiri Bagi yang

Undang – undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72. tambahan Lembaran Negara Nomor 3848)7.

Nilai bantuan yang diserahkan khususnya kepada kelompok nelayan penangkap lobster untuk beralih ke perikanan budidaya di Propinsi NTB pada tahun 2015 ini adalah 80 paket

11.3 Merespon makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana secara akurat, lancar dan berterima yang berkaitan dengan lingkungan sekitar dalam teks berbentuk

Pemangkasan pucuk dan sisa buah setelah penjarangan tidak menunjukan perbedaan yang nyata terhadap jumlah daun, hal ini diduga karena pada perlakuan tanpa

Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda, karena penelitian ini meneliti dua variabel bebas yaitu aliran informasi dan

Dalam tidak dapat diajukan bukti akurat atas jumlah kerugian nyata atau perbuatan yang dilakukan adalah sedemikian rupa bahwa kerugian negara dapat terjadi, telah dipandang cukup

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan kekuatan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas skripsi bidang psikologi pendidikan