PELAYANAN UJIAN NASIONAL SISTEM BERBASIS ONLINE DILIHAT DARI ASPEK TANGIBLE (BERWUJUD) DI MTs NEGERI 4 TABALONG
Herlena ; Jauhar Arifin*, Rahmi Hayati**
[email protected], [email protected], [email protected]
Departemen Administrasi Publik,
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tabalong Komplek Stadion Olah Raga Sarabakawa Pembataan Kec. Murung Pudak Tanjung Kab. Tabalong
ABSTRAK
Teknologi komunikasi dan elektronik sudah berkembang sedemikian pesat, sehingga menyebabkan bidang pendidikan turut mengalami peningkatan dalam hal kualitas, kecepatan, kepraktisan dan juga kemudahan.Ujian konvensional pun bergeser ke arah komputerisasi, salah satunya dengan adanya ujian online. Dengan munculnya internet, dimana komputer-komputer dapat saling terhubung membentuk jaringan luas yang terdiri dari ribuan komputer diseluruh dunia. Evaluasi ujian nasional dengan sistem online memiliki kelebihan yang tidak mungkin diperoleh pada evaluasi dengan sistem manual atau evaluasi konvensional, yaitu pada kecepatan pengolahan hasil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pelayanan aspek tangible dan menganalisis pelayanan Ujian Nasional sistem berbasis online di MTs Negeri 4 Tabalong; (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Ujian Nasional sistem berbasis online di MTs Negeri 4 Tabalong. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dengan sampel sebanyak 30 siswa. Lokasi penelitian di MTs Negeri 4 Tabalong dengan teknik pengumpulan data : (1) observasi; (2) angket; (3) dokumentasi; (4) studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Pelayanan ujian nasional berbasis online dilihat dari aspek tangible (berwujud) di MTs Negeri 4 Tabalong dikategorikan cukup baik 58,22%; (2) Faktor penghambat dari Pelayanan ujian nasional berbasis online dilihat dari aspek tangible (berwujud) di MTs Negeri 4 Tabalong adalah jumlah komputer yang tidak sesuai dengan jumlah siswa.
NATIONAL EXAMINATION SERVICES ONLINE BASED SYSTEM SEEN FROM TANGIBLE (BERJUDUD) ASPECT IN MTs NEGERI 4 TABALONG
ABSTRACT
Communication and electronic technology has developed so rapidly that it has led to an increase in the field of education in terms of quality, speed, practicality and also convenience. Conventional payments have also shifted towards computerization, one of which is through online exams. With the advent of the internet, where computers can be connected to each other to form a vast network of thousands of computers throughout the world. Evaluation of national examinations with online systems has advantages that are not possible to obtain in evaluations with manual systems or conventional evaluations, namely at the speed of processing results. The purpose of this study was to find out: (1) tangible aspects of service and to analyze the National Examination services based on online systems at MTs Negeri 4 Tabalong; (2) analyze the factors that influence the service of the National Examination based online system in MTs Negeri 4 Tabalong. The research method used is a qualitative research approach with a type of descriptive research with a sample of 30 students. The research location in MTs Negeri 4 Tabalong with data collection techniques: (1) observation; (2) questionnaire; (3) documentation; (4) study documents. The results of this study indicate that (1) Online-based national examination services seen from tangible aspects (tangible) in MTs Negeri 4 Tabalong are quite good at 58.22%; (2) The inhibiting factor of online-based national examination services seen from the tangible aspect in MTs Negeri 4 Tabalong is the number of computers that are not in accordance with the number of students.
Keywords: Tangible Service, Online-Based National Examination
PENDAHULUAN
Didalam dunia pendidikan, ujian konvensional digunakan sebagai kegiatan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Ujian konvensional
menggunakan media kertas dan alat tulis sebagai penunjang kegiatan ujian. Baik untuk pembuatan soal ujian, penggandaan soal ujian, evaluasi ujian, dan lain-lain.
Kecurangan dalam ujian menjadi salah satu faktor tidak validnya penilaian kemampuan siswa. Salah satu bentuk perilaku curang dalam dunia pendidikan adalah menyontek. Lamanya waktu dalam proses ujian, tidak dipungkiri terdapatnya faktor kecurangan diantara para siswa dalam mengerjakan soal ujian di ruang kelas. Kecurangan tidak hanya terjadi di dalam ruang kelas, kecurangan dapat terjadi di luar ruang kelas, yaitu dengan terjadinya kebocoran soal ujian.
Teknologi komunikasi dan elektronik sudah berkembang sedemikian pesat, sehingga menyebabkan bidang pendidikan turut mengalami peningkatan dalam hal kualitas, kecepatan, kepraktisan dan juga kemudahan. Ujian konvensional pun bergeser ke arah komputerisasi, salah satunya dengan adanya ujian online. Dengan munculnya internet, dimana komputer-komputer dapat saling terhubung membentuk jaringan luas yang terdiri dari ribuan komputer diseluruh dunia.
Evaluasi dengan sistem online memiliki kelebihan yang tidak mungkin diperoleh pada evaluasi dengan sistem manual atau evaluasi konvensional, yaitu pada kecepatan pengolahan hasil. Ditinjau dari cara mengoreksi bentuk soal pada sistem konvensional memiliki kelebihan apabila bentuk soal yang digunakan untuk menguji adalah bentuk uraian, guru akan lebih mudah menilai hasil belajar siswa yang sebenarnya sesuai dengan kompetensi siswa dan kekurangan pada sistem ujian online akan sangat sulit mengoreksi soal dalam bentuk uraian. Pada evaluasi online dalam penggunaanya, sistem memberikan hasil evaluasi secara real time. Hasil evaluasi langsung diketahui pada saat itu juga, ketika seseorang mengakhiri ujian tanpa harus menunggu berhari-hari. Ujian online terbagi menjadi dua jenis yaitu ujian berbasis web dan ujian online versi desktop. Kelemahan dari ujian online versi desktop adalah, setiap kali melakukan ujian guru harus mengeset ulang dari konfigurasi aplikasi ujian online. Sehingga dapat memakan waktu yang cukup lama
dalam mempersiapkan ujian online berbasis desktop.
fisik.
Sedangkan menurut Lovelock Berdasarkan hal tersebut
diatas maka saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pelayanan Ujian Nasional Sistem Berbasis Online dilihat dari aspek tangible di MTs Negeri 4 Tabalong”.
LANDASAN TEORI A. Teori Pelayanan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan memiliki tiga makna, yaitu perihal atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan uang dan kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa. Pengertian pelayanan (service) menurut American Marketting Association, seperti yang dikutip oleh Donald dalam Hardiyansyah (2011:10) bahwa pelayanan pada dasarnya adalah merupakan kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada hakekatnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu, proses produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produksi
dalam Hardiyansyah (2011:10) berpendapat bahwa:“service adalah produk yang tidak berwujud, berlangsung sebentar dan dirasakan atau dialami.” Artinya service merupakan produk yang tidak ada wujud atau bentuknya sehingga tidak ada bentuk yang dapat dimiliki, dan berlangsung sesaat atau tidak tahan lama, tetapi dialami dan dapat dirasakan oleh penerima layanan”.
Poerwadarminta dalam
Hardiyansyah (2011:10-11)
berpendapat bahwa: “secara etimologis pelayanan berasal dari kata layan yang berarti membantu menyiapkan atau mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang, kemudian pelayanan dapat diartikan sebagai: Perihal atau cara melayani; Servis atau jasa; Sehubungan dengan jual beli barang atau jasa. Dari uraian tersebut, maka pelayanan dapat diartikan sebagai aktivitas yang diberikan untuk membantu, menyiapkan dan mengurus baik itu berupa barang atau jasa dari satu pihak kepada pihak lain”.
Ratminto dan Winarsih (2005:2) mendefinisikan pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan
usaha-usaha manusia dan
menggunakan peralatan. Sedangkan definisi yang lebih rinci diberikan oleh Gronroos dalam Ratminto dan Winarsih (2005:2) yaitu: “pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dan karyawan atau hal lain-lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi layanan yang dimaksudkan untuk
memecahkan permasalahan
konsumen atau pelanggan”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah kegiatan atau aktivitas yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha- usaha manusia dan menggunakan peralatan, serta terjadi sebagai akibat adanya interaksi untuk membantu, menyiapkan dan mengurus baik itu berupa barang atau jasa dari satu pihak ke pihak lain.
B. Pelayanan Publik
Pelayanan umum atau pelayanan publik menurut Wasistiono dalam Hardiyansyah (2011:11) adalah pemberian jasa, baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat. Berbeda dengan pendapat di atas, Ratminto dan Winarsih (2005:5) berpendapat bahwa :“pelayanan publik atau pelayanan umum sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
Sedangkan pelayanan umum menurut Moenir (2010:26) adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dengan
landasan faktor materiel melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.
Sinambela (2011:5)
berpendapat bahwa: “pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakikatnya Negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual, akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat, misalnya kebutuhan akan kesehataan, pendidikan, dan lain lain”.
Menurut Zeithaml (1990) dalam Hardiansyah (2011:41) menyatakan bahwa kualitas pelayanan dapat diukur dari 5 dimensi, yaitu: Tangible (Berwujud), Reliability (Kehandalan), Responsiveness (Ketanggapan), Assurance (Jaminan), dan Emphaty
(Empati).
Menurut Parasuranman, dkk dalam Tjiptono (2011:174), dimensi kualitas pelayanan ialah Reliabilitas (Reliability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance), empati (Emphaty), dan bukti fisik (Tangibles)
Menurut Parasuranman, dkk dalam Tjiptono (2011:185), mengungkapkan ada beberapa faktor yang dapat memperlancar dan menghambat pelayanan yang berkualitas, yaitu: Sumber Daya Manusia, organisasi/struktur, pengukuran, pendukung system, program, komunikasi internal dan komunikasi eksternal.
C. Tinjauan Tentang Ujian Nasional Berbasis Komputer
UN menurut Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor: 0044/P/BSNP/XI/2017 Tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2017/2018 adalah kegiatan pengukuran dan penilaian pencapaian standar kompetensi
lulusan SMP/MTs, SMPLB,
SMK/MAK secara nasional meliputi mata pelajaran tertentu. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2005 tentang Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2005/2006 Pasal 1 Ujian Nasional (UN) adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dengan demikian, pada dasarnya UN merupakan suatu kegiatan yang digagas oleh pemerintah untuk bahan evaluasi, dan pengukuran bagi kemajuan pendidikan Indonesia.
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) adalah salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan ujian nasional berbasis kertas. Adapun kelemahan dari ujian nasional berbasis kertas menurut PUSPENDIK (2015: 5) sebagai berikut. “Ujian nasional berbasis kertas mempunyai kelemahan, diantaranya: bentuk soal yang digunakan pada saat ujian sulit untuk dibuat bervariasi; tampilan soal terbatas; hanya dua dimensi; diperlukan banyak kertas dan biaya
penggandaan yang cukup besar; pengamanan kerahasiaan soal relatif sulit dan memerlukan biaya cukup besar; pengolahan hasil memerlukan waktu yang relatif lama.”
Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2013, secara umum adanya Ujian Nasional (UN) bertujuan untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam rangka pencapaian standar nasional pendidikan. Ujian nasional sebagai salah satu alat evaluasi belajar siswa yang digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian komptensi siswa yang ditinjau dari beberapa mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran. Anies R. Baswedan memaparkan dalam konferensi pers tanggal 23 Januari 2015 di Jakarta (Kemdikbud, 2015) bahwa UNBK bermanfaat untuk:
a. Meningkatkan mutu,
fleksibilitas dan kehandalan ujian nasional.
b. Memperlancar proses
pengadaan ujian nasional. c. Hasil yang lebih cepat dan
detail kepada siswa, orangtua dan sekolah.
Berdasarkan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor: 0044/P/BSNP/XI/2017 Tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2017/2018 digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:
a. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; b. Dasar seleksi masuk jenjang
pendidikan berikutnya;
c. Penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan. (dihapus) d. Pembinaan dan pemberian
bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Selain itu juga terdapat perubahan ujian nasional terkait penyelenggaraannya. Muncul adanya pengenalan UNBK pada tahun 2018 yang didasari oleh adanya Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor: 0044/P/Bsnp/Xi/2017 Tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2017/2018. Jadi, penyelenggaraan ujian nasional
pada tahun pelajaran 2017/2018 dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan ujian Paper Based Test (PBT) dan ujian Computer Based Test (CBT).
KERANGKA KONSEPTUAL
METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian
Sejalan dengan fokus masalah dan tujuan penelitian, maka peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif didasarkan atas
pertimbangan bahwa dalam menganalisis Pelayanan Ujian Nasional Sistem Berbasis Online di MTs Negeri 4 Tabalong melibatkan berbagai aspek yang harus digali lebih mendalam dan komprehensif.
B. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, sebab penelitian ini berusaha mengungkapkan fakta atau realita sosial tertentu sebagaimana adanya dengan mengembangkan konsep dan menghimpun data tetapi tidak melakukan pengkajian hipotesis (M. Singarimbun, 1989 :5). Jadi
penelitian ini berusaha
menggambarkan bagaimana analisa tentang Pelayanan Ujian Nasional Sistem Berbasis Online di MTs Negri 4 Tabalong.
C.Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memilih lokasi penelitian di wilayah Kabupaten Tabalong dengan lokasi penelitian di MTs Negeri 4 Tabalong adalah tempat dimana saya bekerja. Hal inilah yang mendasari penulis
untuk memilih lokasi penelitian tersebut.
D. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif dan data kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
E. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Negeri 4 Tabalong kelas IX tahun pelajaran 2018/2019 dengan sampel yang diambil adalah sebanyak 30 siswa kelas IX MTs Negeri 4 Tabalong tahun pelajaran 2018/2019.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket, dokumentasi, dan studi dokumen.
G. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif (Sugiyono, 2013). Penelitian ini menggunakan tabulasi persentasi dengan rumusan sebagai
berikut dengan menggunakan skala Linkert : Keterangan : P = Persentasi F = Jumlah Jawaban N = Jumlah Responden Dimana : Penilaian Pelayanan 81 – 100 Sangat Baik 61 – 80 Baik 41 – 60 Cukup Baik 21 – 40 Kurang Baik 1 – 20 Tidak Ada Pelayanan H. Waktu Penelitian
Waktu penelitian skripsi tentang Analisis Pelayanan Ujian Nasional Sistem Berbasis Online di MTs Negeri 4 Tabalong ini dilakukan dari 26 Juni s/d 20 September 2019. Hasil penelitian dilaporkan kepada Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Tabalong, Inpektorat Kab. Tabalong, Kepala Dinas KOMINFO Kab. Tabalong, Kepala Kementerian Agama Kab. Tabalong, Ketua STIA
Tabalong dan Kepala Sekolah MTs Negeri 4 Tabalong.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil penelitian dari angket yang telah disebarkan secara keseluruhan menunjukkan bahwa responden sebagian besar menyatakan sangat memuaskan terhadap kualitas pelayanan ujian nasional berbasis online dilihat dari aspek tangible (berwujud) di MTs Negeri 4 Tabalong, sehingga yang menjawab sangat memuaskan 58,22%, yang menjawab memuaskan 16,44%, yang menjawab cukup memuaskan 19,56%, yang menjawab kurang memuaskan 5,56%, dan yang menjawab tidak memuaskan 0,22%. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan ujian nasional berbasis online dilihat dari aspek tangible (berwujud) di MTs Negeri 4 Tabalong dapat dikategorikan cukup baik.
Kemampuan petugas dalam memperlancar proses pelayanan ujian nasional berbasis komputer merupakan indikator yang paling sangat memuaskan yaitu 86,67% F
P = --- x 100 %
responden. Sedangkan indikator ketersediaan komputer cadangan dalam pelayanan kegiatan ujian nasional berbasis komputer menyatakan tidak memuaskan sebanyak 83,33% responden. Menurut Tjiptono (Parasuranman, dkk. 2011) faktor yang menghambat pelayanan diantaranya sumber daya manusia dan pendukung sistem. Pendukung sistem di MTs 4 Tabalong
kurang memadai. Jumlah
komputer/laptop di MTs Negeri 4 Tabalong kelas IX tidak sesuai dengan jumlah siswa yang mengikuti ujian. Sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Mardiana dan Febria Sri Handayani bahwa masalah yang timbul dari ujian nasional berbasis online antara lain fasilitas jumlah komputer. Maka dari itu untuk mengurangi kekurangan komputer, sekolah meminta siswa yang memiliki komputer/laptop untuk meminjamkannya kepada sekolah beberapa hari selama ujian nasional berlangsung sehingga cadangan komputer juga masih kurang. Ketersedian komputer ini merupakan salah satu faktor penghambat pelayanan ujian nasional di MTs
Negeri 4 Tabalong.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibahas pada bab IV, maka dalam penulisan skripsi ini penulis dapat menarik kesimpulannya yakni:
1) Pelayanan ujian nasional berbasis online dilihat dari aspek tangible (berwujud) di MTs Negeri 4 Tabalong dapat dkategorikan cukup baik 58,22%.
2) Faktor penghambat dari Pelayanan ujian nasional berbasis online dilihat dari aspek tangible (berwujud) di MTs Negeri 4 Tabalong adalah jumlah komputer yang tidak sesuai dengan jumlah siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Atik,dan ratminto. 2005. Manajemen Pelayanan, disertai dengan
pengembangan model
konseptual, penerapan citizen’s charter dan standar pelayanan minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gie, the Liang. 1998. Inseklopedia Administrasi. Jakarta : Gunung Agung
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Lexy J, Moeleong. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Moenir, A.S. 2010. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
Hardiansyah.2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media.
Sinambela, Lijan Poltak. Dkk. 2011 .Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta:Bumi Aksara.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Ribeka Cipta. Sarwono Jonathan, 2006. Metode
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
A. Parasuraman, Valerie A. Zeithaml. Leonard Berry. 2011. A Conceptual Model Of Service
Quality And Its Implication For Future Research. Journal Of Marketing, Volume 4
Devit Satria dan Lidya Wati.2016. Penelitian ini berjudul tentang Perancangan Ujian Online
Menggunakan Model
Computer Based
AssesmentBerbasis Client- Server (Studi Kasus : SMA PGRI Kota Payakumbuh) Dhika Widiyanto, Kusrini, dan
Henderi. 2018. Penelitian ini berjudul tentang Analisis Penerapan Sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer (Unbk) Menggunakan Metode Technology Acceptance Model (Tam)
Mardiana dan Febria Sri Handayani. 2017. Penelitian ini berjudul tentangAnalisis Kesiapan Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Pada SMKN Kota Palembang Nirsal dan Mahyuddin Ali. 2017.
Penelitian ini berjudul tentang Desain Dan Implementasi Ujian Nasional Berbasis Komputer Pada Sma Negeri 6 Palop
Heru Supriyono, Anam Sutopo, dkk. 2016.Penelitian ini berjudul tentang Penerapan Teknologi
Web Untuk Membangun
Sistem Latihan Ujian Nasional
Online Bagi Sma
Muhammadiyah 4 Kartasura Peraturan Badan Standar Nasional
Pendidikan Nomor:
0044/P/BSNP/XI/2017 Tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2017/2018
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2005 tentang Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2005/2006
Peraturan Badan Standar Nasional Nomor 0031/P/BNSP/III/2015 tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2014/2015
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2013 Tentang Ujian Nasional (UN)