• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI. Persaingan Industri Pertelevisian Indonesia Masa Kini ini, bersifat deskriptif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI. Persaingan Industri Pertelevisian Indonesia Masa Kini ini, bersifat deskriptif"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III METODOLOGI

3.1 Sifat Penelitian

Dalam penelitian mengenai “Strategi Manajemen Baru TVRI Dalam Persaingan Industri Pertelevisian Indonesia Masa Kini” ini, bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Staruss dan Corbin (1997) menyatakan bahwa minimal ada 2 alasan perlunya melakukan pemilihan penelitian kualitatif yaitu pertama, karena sifat masalah itu sendiri yang mengharuskan menggunakan penelitian kualitatif dan yang kedua untuk mengungkap dan memahami seuatu dibalik fenomena yang sedikitpun belum diketahui. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena bertujuan untuk mencari tahu strategi manajemen Baru yang dikembangkan oleh TVRI dalam persaingan industri pertelevisian di Indonesia.

Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang berusaha menggambarkan, memaparkan, dan melaporkan suatu keadaan objek atau peristiwa tanpa menarik kesimpulan umum. Menurut Jalaluddin Rakhmat, penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang berusaha menggambarkan suatu hal atau fenomena secermat mungkin.1 Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan dan tidak menguji ataupun membantu suatu prediksi.

1 Diadaptasi dari Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2000.

(2)

Metode deskriptif diartikan sebagai metode yang melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Pada hakekatnya, metode deskriptif mengumpulkan data secara unit varian. Penelitian deskriptif ditujukan untuk: (1) Mengumpulkan informasi aktual, memeriksa kondisi, dan praktik-praktik, (2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi, (3) membuat evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu mendatang.

Penelitian deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaaan subjek atau objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui manajemen penyiaran seperti apa yang diterapkan TVRI saat ini di tengah persaingan dengan TV swasta lainnya.

3.2 Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, metode yang digunakan adalah studi kasus. Yang didefinisikan sebagai kasus adalah fenomena khusus yang hadir dalam suatu konteks yang terbatasi (bounded context), meski batas-batas antara fenomena dan konteks tidak sepenuhnya jelas (Poerwandari:2005). Kasus itu dapat berupa individu, peran, kelompok kecil, organisasi, komunitas, atau bahkan suatu bangsa. Kasus dapat pula berupa suatu keputusan, kebijakan, proses, atau suatu peristiwa tertentu.

(3)

Studi kasus merupakan salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial.2 Selain metode studi kasus ada beberapa metode lain yang dapat dipakai dalam suatu penelitian antara lain eksperimen, survey, historis, dan analisis informasi dokumenter. Pada umumnya metode studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian yang berkaitan dengan how atau why.

Studi kasus terbagi lagi menjadi metode-metode yang lebih spesifik, seperti: Pertama, descriptive, yaitu merupakan metode penelitian studi kasus yang fokus pada penguraian kasus yang sedang diteliti. Kedua, exploratory, yaitu penyelidikan secara mendalam misalnya peneliti yang terlibat langsung dengan objek yang sedang diteliti. Ketiga, explanatory, yaitu peneliti memberikan keterangan-keterangan yang rinci dan penjelasan terhadap kasus yang diteliti. Dan dalam penelitian ini, peneliti memilih explanatory sebagai fokus metode studi kasus yang akan digunakan dalam menjalani penelitian.

Penggunaan metode studi kasus memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri, tergantung kepada tiga hal yaitu: 1) tipe pertanyaan penelitiannya, 2) control yang dimiliki peneliti terhadap peristiwa perilaku yang akan ditelitinya, dan 3) fokus terhadap fenomena penelitiannya (kontemporer atau historis).

Studi Kasus (Case Study) merupakan penelitian / penyelidikan yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia didalamnya yg dilakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisasikan dengan baik dan lengkap. Case Study dapat dilakukan terhadap

2

(4)

seorang Individu, sekelompok individu (warga disuatu wilayah, kelompok ibu rumah tangga, anak remaja, mahasiswa, dsb); lingkungan hidup manusia (Desa, Kota, Pesisir dsb); atau lembaga sosial (perkawinan – perceraian, pendidikan, agama dsb).

Pendekatan studi kasus membuat peneliti dapat memperoleh pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai interelasi berbagai fakta dan dimensi dari kasus khusus tersebut (poerwandi, 2005). Dalam pendekatan studi kasus, metode pengumpulan data dapat dilakukan dari berbagai sumber dengan beragam cara, bisa berupa observasi, wawancara, maupun studi dokumen, karya atau produk tertentu yang terkait dengan kasus (Poerwandari, 2005).

Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal yang dimaksud dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah, atau sekelompok masyarakat di suatu daerah. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis, baik dari segi yg berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan tertentu. Meskipun dalam Case Study ini yang diteliti hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam meliputi aspek yang cukup luas. Namun demikian, hasil penelitian studi kasus ini masih perlu dikaji ulang dengan menggunakan jumlah Sampel yang lebih banyak agar data yang dianalisa semakin representatif sehingga lebih dapat digeneralisasikan.

(5)

Keunggulan metode studi kasus adalah bahwa hasilnya dapat mendukung studi-studi yang lebih besar di kemudian hari dan dapat memberikan hipotesis-hipotesis untuk riset lanjutan. (Husein Umar : 2002 : 41)

Studi kasus lebih dikehendaki untuk melacak peristiwa-peristiwa kontemporer. Karena itu studi kasus mendasarkan diri pada teknik-teknik yang lama dengan kelaziman yang ada pada strategi historis tetapi dengan menambah dua sumber bukti yaitu observasi dan wawancara sistematik.

Wawancara dilakukan tidak terstruktur, yaitu adanya kebebasan peneliti dalam mengajukan yang dapat beralih dari suatu pokok pertanyaan ke pokok pertanyaan yang lain, sedangkan data yang terkumpul dari wawancara bebas itu dapat beraneka ragam, tetapi tetap berpedoman kepada tema yang akan diteliti. Data hasil wawancara tersebut dibuat dalam bentuk tulisan diatas kertas atau transkrip wawancara.

Selain itu catatan lain mengenai dari key informant dengan gesture (bahasa tubuh) ketika menjawab pertanyaan juga diikutsertakan. Hasil dari catatan-catatan tersebut akan dianalisis dan dibuat suatu kesimpulan. Sumber data utama dilakukan dengan menggunakan tape recorder, catatan tertulis, pemahaman saat melakukan observasi.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data: 1. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

(6)

Wawancara mendalam mempunyai karakteristik sebagai berikut : (Rahmat Kriyantono : 2007 : 63)

a. Digunakan untuk subjek yang sedikit atau bahkan satu dua orang saja. Mengenai banyaknya subjek, tidak ada ukuran pasti.

b. Menyediakan latar belakang secara detail (detailled background) mengenai alasan informan memberikan jawaban tertentu.

c. Wawancara mendalam ini biasanya, dilakukan dalam waktu lama dan berkali-kali.

d. Memungkinkan memberikan pertanyaan yang berbeda atas informan yang satu dengan yang lain. Susunan kata dan urutannya di sesuaikan dengan ciri-ciri setiap informan.

e. Wawancara mendalam sangat dipengaruhi oleh iklim wawancara. Semakin kondusif iklim wawancara (keakraban) antara periset (pewawancara) dengan informan, maka wawancara dapat berlangsung terus.

2. Dokumentasi

Disamping wawancara, peneliti juga menggunakan dokumentasi sebagai salah satu alat pengumpulan data dalam penelitian ini. Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.3

Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen

3 Wordpress: “Mertode Pengumpulan Data”,

http://dinulislamjamilah.wordpress.com/2010/04/12/metode-pengumpulan-data/, diakses tanggal: 17 Juli 2013.

(7)

tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.4

Dokumentasi yang di ambil dalam penelitian ini antara lain melalui dokumen tertulis dan beberapa dokumen elektronik. Dokumen yang tertulis antara lain melalui beberapa edisi majalah intern TVRI atau ”MONITOR”, Naskah Company Profile TVRI, Buku Cetak Biru TVRI atau ”Transformasi TVRI - Kebijakan LPP TVRI Tahun 2011-2016” dan buku 50 tahun anniversary TVRI ”TVRI 50 Tahun Mengawal Persatuan”.

Sedangkan dokumen elektronik didapatkan peneliti dari hasil merekam video dan foto beberapa perubahan yang ada di TVRI pusat, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan produksi.

3.3.1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung di dapatkan dari objek penelitian. Dalam penelitian ini ,data primer didapatkan dari hasil wawancara mendalam dan studi dokumentasi dari dokumen tertulis dan dokumen elektronik.

3.3.2 Data Sekunder (Studi Literatur)

Sumber data sekunder yaitu sumber data yang digunakan atau diperoleh secara tidak langsung dalam permasalahan yang dibahas. Data ini diperoleh dari

4 Wordpress: “Mertode Pengumpulan Data”,

http://dinulislamjamilah.wordpress.com/2010/04/12/metode-pengumpulan-data/, diakses tanggal: 17 Juli 2013.

(8)

modul, beberapa refrensi artikel dari internet, buku-buku literatur dan juga melalui hasil wawancara dengan salah satu pegawai TVRI dan seorang pengamat dunia pertelevisian. Beliau adalah Bpk, Purnama Suwardi.

Alasan peneliti memlih Purnama Suwardi dengan jabatan kepala Pusat Diklat LPP TVRI sebagai narasumber dalam data sekunder, karena Beliau sudah bekerja di TVRI sejak tahun 1987 sebagai wartawan senior, beliau juga seorang penulis buku yang banyak meneliti tentang dunia pertelevisian, selain itu beliau juga pernah menjabat sebagai kepala TVRI stasiun Sumatera Barat di tahun 2003. Dari berbagai banyak pengalaman yang Beliau emban, maka sudah sepastinya beliau sangat mengetahui sejarah dan perkembangan TVRI. selain itu, sebagai penulis buku yang banyak mengamati dunia pertelevisian di Indonesia, maka Beliau juga cukup mengatahui mengenai persaingan industi pertelevisian yang terjadi di Indonesia. Jabatan Bapak Purnama Suwardi sebagai kepala Pusat Diklat LPP TVRI saat ini, juga sangat membantu peneliti untuk mengetahui perkembangan dan kebijakan yang baru diterapkan TVRI dalam mangelola sumber daya manusianya.

3.4 Narasumber (key informan)

Menurut Lexy J. Moleong, informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dengan demikian key informan atau nara sumber adalah orang yang dianggap penulis paling mampu dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

(9)

Dalam penelitian ini narasumber yang peneliti minta untuk memberikan keterangan dalam penelitian mengenai strategi manajemen baru TVRI adalah:

* Arief Rachman Hakim (Staf Sekretariat Dewan Direksi LPP TVRI)

Alasan peneliti memilih Arief Rachman Hakim selaku staf sekretariat dewan direksi LPP TVRI saat ini adalah untuk mencari informasi lebih dalam lagi akan kebijakan baru yang diterapkan TVRI sesuai dengan buku Cetak Biru “Transformasi TVRI” tentang kebijakan TVRI yang baru, khususnya kebijakan LPP TVRI tahun 2011 sampai 2016 sesuai dengan pergantian dewan direksi dan dewan pengawas yang baru. Mengingat salah satu tugas dari staf dewan direksi adalah mengikuti berbagai rapat yang diadakan oleh dewan direksi dan juga mencatat setiap hasil rapat tersebut, maka tentunya Bapak Arief sangat mengetahui kebijakan-kebijakan yang dibuat dan strategi-strategi yang dirancang dan hendak dilakukan oleh LPP TVRI ke depan.

3.5 Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah pada Lembaga Penyiaran Publik TVRI (Televisi Republik Indonesia), khususnya Strategi manajemen yang dikelola oleh TVRI dengan mengadaptasi analisis konsep langkah Manajemen strategi yang dikemukakan oleh Fred R. David serta Wheelen dan Hunger, sebagai berikut:

1. Perumusan Strategi Manajemen Baru TVRI

 Analisis situasi yang sedang berlangsung

(10)

 Pengembangan visi dan misi

Scanning lingkungan eksternal: pengidentifikasian peluang dan ancaman

Scanning lingkungan internal: pengidentifikasian kekuatan dan kelemahan

 Penetapan tujuan jangka panjang

 Sasaran strategi

2. Penerapan Strategi Manajemen Baru TVRI

 Penetapan prosedur/kebijakan

 Penciptaan struktur organisasi yang efektif

 Penyusunan program

 Pengalokasian sumber daya

 Pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran

 Penganggaran

 Pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi

3. Penilaian Strategi Manajemen Baru TVRI

 Evaluasi pengukuran kinerja

 Kendala yang masih diperjuangkan

 Kontrol/pengawasan

 Langkah korektif dan Harapan

3.6 Definisi Konsep

Definisi konsep adalah penjelasan mengenai aspek-aspek yang diteliti, sehingga dapat diamati bersama dan diukur dengan seksama. Definisi konsep dalam penelitian ini mencakup:

(11)

a. Strategi Manajemen. Strategi manajemen diartikan sebagai seni atau pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan-keputusan fungsional yang memampukan sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya.

b. Manajemen Media Penyiaran. Manajemen media penyiaran ialah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana pengelolaan media dengan prinsip-prinsip dan seluruh proses manajemennya dilakukan, baik terhadap media sebagai industri yang bersifat komersial maupun institusi sosial.

c. TV Publik. TV publik Indonesia adalah TVRI yang merupakan lembaga berbentuk hukum dan didirikan oleh negara. TV publik bersifat independen, netral, transparan, tidak komersial serta berfungsi untuk memberikan layanan bagi kepentingan masyarakat.

d. Persaingan Industri Televisi Indonesia. Industri pertelevisian Indonesia dibagi menjadi stasiun penyiaran gratis dan strasiun penyiaran berlangganan. Strasiun penyiaran gratis dibagi menjadi (1) teresrial yang terdiri dari: stasiun TV nasional, staiun TV lokal, stasiun TV jaringan; dan (2) satelit. Sedangkan stasiun televisi berlangganan terdiri dari stasiun TV berlangganan. Di Indonesia terdapat satu stasiun penyiaran publik dengan jaringan nasional yaitu TVRI dan stasiun penyiaran swasta dengan jaringan nasional yang sudah berjumlah sebelas (sampai dengan tahun 2013).

(12)

Sedangkan stasiun TV jaringan lokal, berlangganan dan satelit sudah tidak terhitung jumlahnya karena semakin bertambah banyak.5

3.7 Operasionalisasi Konsep

Untuk mengetahui strategi manajemen Lembaga Penyiaran Publik TVRI, dibutuhkan operasionalisasi konsep sebagai serangkaian panduan untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang harus diamati. Operasionalisasi konsep yang digunakan peneliti adalah berdasarkan teori perumusan strategi menurut Fred R. David serta Wheelen dan Hunger, yang terdiri dari beberapa dimensi dan indikator sebagai berikut:

No. Dimensi Indikator

1. Perumusan Strategi

a. Analisis perkembangan stasiun TV di Indonesia b. Evaluasi kinerja yang sudah dicapai TVRI c. Pengembangan Visi dan Misi TVRI

d. Identifikasi peluang dan ancaman lingkungan luar e. Identifikasi kekuatan dan kelemahan TVRI f. Tujuan jangka panjang TVRI

g. Sasaran strategi TVRI 2. Penerapan

Strategi

a. Penetapan Kebijakan TVRI b. Struktur Organisasi TVRI

c. Penyusunan program acara TVRI

5 Wikipedia: “Daftar stasiun televisi di Indonesia”,

(13)

d. Pengalokasian sumber daya TVRI e. Upaya pemasaran TVRI

f. Upaya penganggaran TVRI

g. Kompensasi kesejahteraan karyawan 3. Penilaian

Strategi

a. Evaluasi pengukuran kinerja strategi manajemen baru TVRI

b. Kendala yang masih diperjuangkan TVRI c. Langkah kontrol / pengawasan TVRI d. Langkah korektif dan harapan TVRI bagi

pemerintah dan masyarakat

3.8 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti memilih teknik analisis data dengan menggunakan teori Miles dan Huberman yaitu analisis model interaktif. Analisis data dalam model interaktif ini berlangsung secara simultan yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dengan tahapan sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi. 6 Teknik analisis data model interaktif tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

6

(14)

Gambar 3. Teknik Analisis Data Model Interaktif7

Keterangan:

1. Proses pengumpulan data merupakan kegiatan untuk memperoleh data yang akurat dan relevan terhadap masalah penelitian. Dalam penelitian ini data diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi lapangan. 2. Reduksi data merupakan proses seleksi, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data ”kasar” yang muncul di lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara yang sedemikian rupa, hingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

3. Sajian data merupakan sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dengan melihat sajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan yang memungkinkan untuk menganalisis dan mengambil tindakan lain berdasarkan pemahaman.

7 Diadaptasi dari B. Miles dan Huberman, Qualitative Data Analisys dalam Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Metodologis dan Filosofis ke Arah Model Aplikasi, hlm.69. Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data Kesimpulan dan Verifikasi

(15)

4. Penarikan kesimpulan hal ini dilakukan sejak mulai pengumpulan data, dengan penanganan secara longgar, tetap terbuka dan skeptis. Tidak ada kesimpulan akhir sampai proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan yang diverifikasi adalah berupa suatu penggolongan sebagai pikiran kedua yang timbul melintas peneliti pada waktu menulis. kegiatan verifikasi yang dapat dilakukan dengan jauh lebih teliti dengan mengajak diskusi orang lain yang dianggap tepat untuk diminta koreksi dan sarannya.

3.9 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data, atau yang biasa disebut dengan validitas data, dalam penelitian kualitatif merupakan faktor yang penting. Salah satu teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas data adalah model yang dikembangkan oleh Patton (1987). Model tersebut disebut dengan Tringulasi, yairu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Teknik tringulasi yang umum digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. (dalam Moleong,1999 :178)

Menurut Patton (dalam moleong,1999;178) , model tringulasi melalui pemeriksaan sumber lainnya merupakan proses perbandingan dan pembuktian terbalik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dengan cara:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

(16)

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Gambar

Gambar 3. Teknik Analisis Data Model Interaktif 7 Keterangan:

Referensi

Dokumen terkait

Studi ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu survey lokasi dan estmasi keterpenuhan luasan RTH dengan pemetaan tutpan hijau vegetasi pohon Kawasan wisata

Keuntungan dari dikembangkannya Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah munculnya sistem persamaan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang diperoleh

Seperti saat diadakannya lomba-lomba di kampus yang pesertanya merupakan mahasiswa dari kampus lain karena mahasiswa FK UNAND sendiri juga memberikan

Mereka menganggap bahwa hal terpenting dalam jual-beli tidak terdapat pada ijab-qabul tetapi pada kerelaan antar keduanya (penjual dan pembeli). Dengan demikian maka yang

Pen)akit pada ib seperti Pregnan2) Ind2ed <)pertension5PI< )ang apabila telah timbl ge/ala ke/ang dan dissl dengan koma akan men)ebabkan ganggan aliran

yang  didasarkan  pada  konsep‐konsep  kimia  fisik  di  semua  bidang  kimia,  terutama: .. c) Keahlian  bidang  minat  Kimia  Organik:  mampu  memahami 

JADWAL KULIAH SORE SEMESTER GENAP TAHUN 2020-2021 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA.. DI

Alhamdulillahhirobbil’alamin yang selalu penulis panjatkan atas nikmat yang senantiasa allah SWT limpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul