• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Survey Potensi Daearah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambaran Umum Survey Potensi Daearah"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Wilayah Studi Kabupaten Mappi

Kabupaten Mappi merupakan hasil dari pemekaran Kabupaten Merauke, pada tahun

2002, berdasarkan Undang-Undang No.26 Tahun 2002 tentang pemekaran

Kabupaten-Kabupaten di Propinsi Papua. Nama Mappi diambil dari nama sungai

yang berada didalam wilayah Kabupaten Mappi mempunyai wilayah lainnya, yaitu :

Sebelah Utara

: Kabupaten Asmat

Sebelah Selatan

: Kabupaten Merauke

Sebelah Barat

: Kabupaten Asmat

Sebelah Timur

: Kabupaten Boven Digoel

Secara phisik wilayah Kabupaten Mappi dibatasi oleh :

Sebelah Utara

: Sungai Eilanden dan anak-anak sungai

Sebelah Selatan

: Sungai Digoel

Sebelah Timur

: Sungai Mappi Hulu dan Sungai Digoel Hulu

Sebelah Barat

: Pantai / Laut Arafuru dan Sungai Yuliana

Wilayah Kabupaten terdiri dari 10 (sepuluh) distrik (Kecamatan) dan 137

Kampung/Desa, dengan ibukota Kabupaten di Kepi, yang terletak di Distrik Obaa.

Kota Kepi juga merupakan ibukota Distrik Obaa, yang terletak kurang lebih ditengah -

tengah wilayah Kabupaten Mappi.

Luas wilayah Kabupaten Mappi adalah 28.518 km2 dengan batas geografis sebagai

berikut :

Lintang Selatan LS

: 04º 88’ – 07º 12’

Bujur Timur BT

: 138º 58’ – 140º 36’

Bentuk wilayah Kabupaten Mappi kurang lebih persegi panjang :

± 123 km (Barat – Timur) x ± 232 km (Utara – Selatan)

G

G

G

aa

a

m

m

m

b

b

b

aa

a

rr

r

aa

a

n

n

n

U

U

U

m

m

m

u

u

u

m

m

m

W

(2)
(3)

Tabel 2.1.

Luas Wilayah 10 Distrik di Kabupaten Mappi

Distrik District

Luas/Area (km2)

Rasio Terhadap Total Ratio by Total (%) 1. Obaa 2. Nambioman Bapai 3. Citak Mitak 4. Edera 5. Haju 6. Assue 7. Kaibar 8. Passue 9. Minyamur 10. Venaha 2.307 4.704 2.685 3.459 1.432 3.265 2.799 2.075 2.054 3.738 8,09 16,49 9,42 12,13 5,02 11,45 9,81 7,28 7,20 13,11 Jumlah/Total 28.518 100,00

2.2

Iklim dan Hidrologi Kabupaten Mappi

Wilayah studi Kabupaten Mappi merupakan wilyah yang dikelilingi oleh banyak sungai dan anak sungai. Sungai – sungai yang ada tersebut beberapa berbatasan dan masuk dalam wilayah kabupaten tetangga.

Beberapa sungai daerah aliran sungai berada di wilayah kabupaten tetangga seperti Kabupaten Merauke, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Asmat, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Pegunngan Bintang dan Kabupaten Puncak Jaya.

Berikut nama DAS yang berbatasan dengan beberapa kabupaten tersebut:

- DAS Digoel : Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Merauke, dan

Kabupaten Pegunungan Bintang

- DAS Einlanden : Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Asmat,

Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Jaya Wjaya, Kabupaten Yahukimo dan Kabpaten Puncak JAya

- DAS Odamun : Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Asmat

- DAS Juliana : Kabupaten Asmat

Di Kabupaten Mappi terdapat 14 sungai selain itu rawa dan perairan. Sungai Digul merupakan sungai yang terpanjang yaitu 180 km dan bermuara di Laut Arafura. Dari 14

(4)

sungai yang ada di Kabupaten Mappi terdapat arus yang dikenal oleh masyarakat Mappi sebagai kepala arus yang juga merupakan suatu potensi yang baik untuk pengembangan pariwisata. Berikut adalah sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Mappi adalah sebagaimana tabel 2.3 :

Tabel 2.2

Nama Sungai dengan Panjang, Lebar dan Kedalam

No. Nama Sungai Panjang

(km) Lebar (m) Kedalaman (m) 1. Digul 180 300-900 6-28 2. Edera 170 80-120 4-15 3. Mappi 145 50-200 9-18 4. Ia 95 40-70 4-12 5. Obaa 165 25-65 7-20 6. Bapai 107 60-700 6-22 7. Weldeman 130 70-400 7-30 8. Daeram 115 40-120 4-25 9. Yuliana 145 50-300 5-22 10. Assue 160 40-200 5-20 11. Prinscap - - -12. Purmi - - -13. Surung - - -14. Suwa - -

-Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke

Wilayah Kabupaten Mappi sebagian besar merupakan dataran rendah berawa dengan ± 42.500 ha dan rawa-rawa tersebut pada musim kemarau menjadi kering sedangkan pada musim hujan menjadi rawa hanya sebagian merupakan rawa permanen. Selain itu wilayah Kabupaten Mappi memiliki wilayah laut dengan panjang pantai 215 km dan kedalamannya 1-32 m juga terdapat perairan umum seluas ± 21.000.

Kondisi iklim di seluruh wilayah Kabupaten Mappi termasuk iklim tropis dan terdapat perbedaan antara kemarau dan hujan. Musim kemarau terjadi antara bulan Mei-November sedangkan musim hujan antara bulan Desember-April. Curah hujan rata-rata setiap tahunnya 1.500-2.014 mm. Temperatur minimun yang terjadi di Kabupaten Mappi adalah

(5)

19,4º C - 25º C sedangkan untuk temperatur maksimum berkisar antara 26º C - 30º C dan kelembaban udara 81%

Sumber : Draft RTRW Kabupaten Mappi 2008 - 2028

(6)

Musim penghujan terjadi saat matahari berada dibelahan selatan katulistiwa, dimana benua Australia relatif lebih panas terhadap Samudera Pasifik, sehingga angin bertiup dari Utara ke Selatan dengan membawa uap air dari permukaan Samudera Pasifik, dan banyak hujan terjadi didaratan Papua. Sebaliknya musim kemarau, matahari berada dibelahan utara katulistiwa, dan angin kering dari benua Australia menuju ke Utara, sehingga tidak banyak terjadi hujan.

Data Iklim meliputi suhu udara, kelembaban, penyinaran matahari dan kecepatan angin di wilayah Kabupaten Mappi belum ada. Sekalipun ada landasan pesawat terbang di Kepi, belum dilengkapi dengan stasiun pencatat iklim.

Data iklim yang disajikan disini adalah data di Stasiun Bandara Merauke.

Pertimbangan diambil stasiun klimatologi Merauke karena merupakan stasiun yang terdekat dengan Kabupaten Mappi dan merupakan stasiun pengamatan dari Bandara Merauke

2.3 SISTEM STRUKTUR GEOLOGI DAN KESESUAIAN LAHAN

Daratan Merauke termasuk didalam wilayah Kabupaten Mappi merupakan daratan endapan lahar (vulkanik), endapan sungai (alluvial) seperti sungai Digoel dan Einlanden, yang berhulu di Gunung Jaya Wijaya. Erosi lahar dingin hasil letusan gunung-gunung berapi dari jutaan tahun yang lalu dan sekarang masih berlangsung sampai sekarang.

Endapan alluvial membentuk hamparan daratan yang luas dan cekungan yang diisi air hujan menjadi rawa.

Rawa-rawa yang ada memberikan endapan dari tumbuh-tumbuhan yang busuk dan sedimen sekitarnya, akibat erosi lahan, akibat hujan dan menjadi endapan rawa. Endapan rawa merupakan lapisan endapan muda yang bersifat campuran material organik dan mineral (alluvial). Lapisan endapan rawa dan endapan sungai menyusun lapisan permukaan atau top soil.

Sistem lahan di wilayah Kabupaten Mappi disusun oleh lapisan sebagai:

1. Lapisan pertama / permukaan : endapan sungai (alluvial) dan endapan rawa (organik), dengan tebal 60 – 70 m

2. Lapisan kedua / Tengah : endapan batu gamping tersier (endapan

laut),

(7)

3. Lapisan ketiga (bed rock) : batuan sedimen Paleozoikum (Basal dan breksi gunung berapi), dengan tebal melebihi 90 m.

Jenis lapisan endapan tersebut mempunyai potensi kandungan minyak, gas dan mineral yang belum diexploitasi / dipetakan. Air tanah mudah didapat pada lapisan endapan permukaan namun kualitasnya kurang baik karena mengandung lempung, pyrite, organik (gelam).

Sistem struktur geologi bawah wilayah Kabupaten Mappi diberikan pada Gambar 2.2.

(8)
(9)

2.4

Prasarana dan Sarana 2.4.1 Transportasi

a. Jalan

Untuk sarana jalan di Kabupaten Mappi adalah sepanjang 714 km yang mempunyai status jalan yaitu jalan Negara 0 km, jalan provinsi 0 km dan jalan kabupaten 714.855 km. sedangkan untuk jenis permukaan aspal 77.083 km dan tanah 635.185 km. Selain jalan raya di Kabupaten Mappi juga terdapat jembatan beton, baja, dan kayu dengan jumlah total mencapai 2.128 m

Tabel 2.1

Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan, Kondisi, dan Kelas Jalan di Kabupaten Mappi 2009 (m) Keadaan Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kabupaten Jumlah

Jenis Permukaan/Type of Road Aspal/Aspalted Kerikil/Gravel Tanah/Earth Lainnya/Others - - - - - - - - 77,083 635,185 2,587 77,083 - 635,185 2,587 Jumlah/Total - - 714,855 714,855 Jumlah/Total 2009 2008 2007 2006 2005 - - - - - - - - 714,855 698.355 339.680 329.691 302.991 714,855 698.355 339.680 329.691 302.991

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mappi

b. Lapangan Terbang

Di Kabupaten Mappi terdapat 4 pelabuhan udara atau bandara yaitu di Distrik Obaa, Distrik Edera, Distrik Citak Mitak dan Aboge Distrik Assue. Ukuran landasan di Edera 600 x 20 m, Obaa 650 x 23 m, Citak Mitak 600 x 20 m dan Aboge 600 x 20 m. Untuk jenis landasan aspal yaitu di Obaa dan di Edera, landasan rumput di Citak Mitak dan Aboge.

c. Angkutan Udara

Jenis pesawat DHC-6 jenis Twin-Otter.. Di Distrik Obaa yang mempunyai bandara bernama bandara Kepi merupakan bandara yang mempunyai frekuensi penerbangan yang paling tinggi dibandingkan dengan di Distrik Edera

(10)

dengan bandara Bade, Distrik Citak Mitak dengan bandara Senggo.. Pada tahun 2009 jumlah pesawat yang datang 364 kali dengan jumlah penumpang yang datang tercatat 3.884 orang. Kepi merupakan bandara yang paling tinggi frekwensi penerbangannya dibanding bandara lain di wilayah Kabupaten Mappi yaitu mencapai 477 kali dengan jumlah penumpang datang mencapai 4.933 orang. Berikutnya adalah Bade dengan jumlah pesawat datang mencapai 107 kali, dengan jumlah penumpang datang sebanyak 1.475 orang. Sementara itu Senggo memiliki frekwensi penerbangan paling kecil yakni 36 kali dengan jumlah penumpang datang tercatat 308 orang

d. Angkutan Sungai

Sebagian wilayah Kabupaten Mappi dialiri oleh sungai-sungai dan rawa. Selama ini masyarakat di Kabupaten Mappi menggunakan sarana angkutan sungai untuk menghubungkan wilayah yang satu dengan yang lainnya. Meskipun angkutan sungai memainkan peran yang sangat fital tetapi masih sangat kurangnya sarana angkutan sungai dan bahkan biaya untuk tranpostasi angkutan sungai relatif mahal karena dipengaruhi tingkat kemahalan pada bahan bakar minyak. Sarana transportasi yang digunakan adalah kapal kayu, kapal perintis, kapal ferry, speed boat, long boat yang menghubungi ibu kota Kabupaten Mappi dengan distrik dan kampung-kampung. Sarana-sarana ini masih sangat jauh dari memadai juga masih kurangnya kesadaran akan tingkat keselamatan pengguna angkutan sungai karena kondisi alam di sungai juga sangat tidak bersahabat seperti kepala arus.

2.4.2 Telekomunikasi

Pada tahun 2008 di Kabupaten Mappi hanya terdapat 2 kantor pos pembantu, 1 unit terletak Distrik Edera dan 1 lagi tertelak di Distrik Obaa. Sedangkan sambungan induk telekomunikasi dari TELKOM terdapat disemua distrik kecuali Distrik Haju. Jumlah pelanggan telkom hingga tahun 2008 baru 6 pelanggan. Apabila dirinci menurut jenis pelanggan, maka dari jumlah tersebut 3 diantaranya pemerintah dan 3 lainnya swasta. Beberapa kendala untuk daerah pedalaman selain sulitnya sarana transportasi darat juga keterbatasan sarana komunikasi

(11)

Tabel 2.5

Perkembangan Jumlah Sambungan Induk, Sambungan Cabang, dan Lokasi 2005 - 2009

Lokasi dan Jenis Sambungan Tahun/Years

2005 2006 2007 2008 2009

EDERA

Otomat/Outomatic

- Sambungan Induk/Main Link - Sambungan Cabang/Branch Link

300 - 228 - 228 - 228 - 228 - SENGGO Visat/Visat

- Sambungan Induk/Main Link - Sambungan Cabang/Branch Link

2 - 3 - 3 - 3 - 3 - KEPI Visat/Visat

- Sambungan Induk/Main Link - Sambungan Cabang/Branch Link

2 - 2 - 3 - 3 - 3 - ASSUE Visat/Visat

- Sambungan Induk/Main Link - Sambungan Cabang/Branch Link

2 - 3 - 3 - 3 - 3 -

Sumber : Kandatel Merauke

2.4.3 Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan merupakan sarana yang sangat menentukan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Banyak atau tidaknya lembaga keuangan menentukan pertumbuhan ekonomi dan perputaran keuangan di suatu daerah. Di Kabupaten Mappi masih sangat sedikit lembaga keuangan dan baru terdapat lembaga keuangan perbankan sedangkan lembaga keuangan yang lain belum ada di Kabupaten Mappi.

Lembaga keuangan perbankan di Kabupaten Mappi terdiri dari 2 BRI Unit Kepi dan Bade dan 3 Bank Papua Unit Kepi, Eci dan Senggo.

(12)

Gambar . Foto Lembaga Keuangan yang berada di Senggo

2.4.4 Jaringan Listrik

Jumlah tenaga listrik yang diproduksi oleh PT. PLN Wilayah X Cabang Merauke untuk wilayah Kabupaten Mappi pada tahun 2009 mencapai 349.143 kwh. Dari jumlah tersebut, yang disalurkan kepada konsumen (pelanggan) mencapai 290.644 kwh, dengan demikian terjadi susut tenaga listrik dalam transmisi sebesar 59.948 kwh. Subranting Bade memproduksi listrik sebesar 264.582 kwh (38,02 %), Lisdes Kepi memproduksi listrik mencapai 38.525 kwh (55,36 %), dan sisanya sebesar 46.036 kwh (6,62 %) diproduksi oleh Lisdes Senggo.

Jumlah pelanggan listrik hingga tahun 2009 tercatat 940 pelanggan. Dari jumlah tenaga listrik yang diproduksi disalurkan kepada pelanggan rumah tangga mencapai 396.038 kwh (62,32 %)

Gambar : Daya Listrik Terpasang dan KVA Terpasang

160

960

350 130,35

483,4 462,65

Lisdes senggo lisdes Kepi subranting bade

(13)

2.4.5 Industri

Jumlah industri kecil non formal pada tahun 2004 mencapai 20 unit, dengan tenaga kerja sebanyak 85 orang. Kalisifikasi industri adalah industri tekstil dan aneka sebanyak 2 unit jumlah tenaga kerja 8 orang, industri logam, mesin dan alat angkut sebanyak 2 unit jumlah tenaga kerja 5 orang, industri agro dan hasil kehutanan 4 unit jumlah tenaga kerja 9 orang dan industri kimia dan elektronik 12 unit jumlah tenaga kerja 63 orang. Total nilai investasi sebesar Rp. 95.000.000,- (sembilan puluh lima juta rupiah) dengan nilai produksi Rp. 339.250.000,- (tiga ratus tiga puluh sembilan juta dua ratus lima puluh ribu rupiah).

Tabel 2.5 Banyaknya Industri menurut Klasifikasi Industri 2009

Klasifikasi Industri Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi (000 Rp) Nilai Produksi (000 Rp) 1. 2. 3.

Industri Kecil Formal/ Industri Kecil Non Formal/ Industri Menengah 5 35 - 19 153 - 151,800 698,590 - 1,925,600 7,935,200 - Jumlah 2009 40 172 850,390 9.860,800

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Mappi

2.4.6 Perdagangan

Kegiatan usaha di Kabupaten Mappi yang tercatat 22 unit usaha. Sebanyak 20 unit usaha kategori CV, 1 unit lainnya kategori PO dan 1 unit berbadan hukum PT. Realisasi penerimaan SIUP pada tahun 2004 tercatat 16 SIUP yang merupakan golongan usaha pedagang menengah. Sedangkan realisasi penerbitan tanda daftar perusahaan (TDP) mencapai 6 unit TDP yaitu 1 unit PT dan 5 unit CV dan realisasi pembaharuan TDP sebanyak 6 unit TDP dengan perincian 1 unit PT dan 5 unit CV.

2.4.7 Koperasi

Terdapat sebanyak 10 buah koperasi unit desa (KUD) di Kabupaten Mappi pada tahun 2009. Selain itu terdapat sebanyak 25 koperasi non KUD. Jumlah anggota KUD tercatat 280 orang anggota. Jumlah koperasi primer mencapai 30 koperasi dengan jumlah anggota sebanyak 977 orang anggota. Sebaran koperasi primer di setiap distrik adalah sebagai berikut; Distrik Nambioman Bapai sebanyak5 buah koperasi primer dengan anggota mencapai 91 orang; Distrik Edera terdapat 18 koperasi

(14)

dengan anggota tercatat 449 orang; Distrik Obaa 7 dengan anggota mencapai 355 orang; dan Distrik Haju mencapai 4 buah koperasi dengan anggota 82 orang; Distrik Assue dengan 1 koperasi dan anggota mencapai 53 orang; Distrik Citak Mitak sebanyak 3 buah koperasi dengan anggota sebanyak 102 orang

Tabel .2.6

Banyaknya Koperasi Unit Desa dan Jumlah Anggota di Kabupaten Mappi 2009

Distrik Koperasi Unit Desa Anggota

Jumlah 2009 10 28

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Mappi

2.4.8 Jaringan Air Bersih

Sumber air minum di Kabupaten Mappi pada tahun 2004 yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah sumur tak terlindung mencapai 53,13% kemudian air hujan 35,16%, sumur terlindung 6,25%, air sungai 1,56%, mata air terlindung 1,56% sedangkan leding, air dalam kemasan dan lain-lannya masing-masing 0,78%. Masih minimnya air bersih untuk kepentingan masyarakat karena belum adanya perusahaan air minum di Kabupaten Mappi.

2.5. Kondisi Sosial Budaya

2.5.1. Kependudukan

Penduduk Kabupaten Mappi pada tahun 2009 mencapai 80.263 jiwa, tahun terdiri dari 41.925 jiwa laki-laki dan 38.338 jiwa perempuan, dibandingkan selama periode tahun 2005-2009 penduduk Kabupaten Mappi bertambah 7.265 jiwa. Proporsi penduduk laki-laki dan perempuan di tahun 2009, dimana perempuan mencapai 47,77% sedangkan laki-laki proposinya mencapai 52,23%

Berdasarkan jumlah penduduk di Kabupaten Mappi tahun 2009 yang berjumlah 80.263 jiwa apabila dibandingkan dengan luas wilayah 25.518 km², maka tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Mappi adalah 3,14 jiwa per km². Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.9 berikut :

(15)

Tabel 2.15.

Banyaknya Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Mappi Tahun 2009

Distrik Rumah Tangga

Penduduk/Population

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Nambioman Bapai 2. Minyamur 3. Edera 4. Venaha 5. Obaa 6. Passue 7. Haju 8. Assue 9. Citak Mitak 10. Kaibar 1.665 1.008 2.614 810 4.212 1.106 1.949 1.920 1.550 807 3756 2.318 6.147 1.897 10.357 2.513 4.642 4.732 3.660 1.903 3.809 2.278 5.765 1.794 8.805 2.494 4.246 3.997 3.407 1.742 7.565 4.596 11.913 3.691 19.162 5.007 8.888 8.729 7.056 3.645 Jumlah/Total 2009 2008 2007 2006 2005 17.641 17.988 16.166 15.842 15.548 41.925 40.823 38.593 37.890 37.224 38.338 37.951 36.916 36.414 35.774 80.263 78.774 74.509 74.305 72.998

Sumber : Mappi Dalam Angka 2010 ,BPS Kabupaten Mappi

Berdasarkan data penduduk Kabupaten Mappi tahun 2009 maka Distrik yang jumlah penduduk terbanyak adalah Obaa dengan jumlah 19.162 jiwa atau jika dibandingkan dengan luas wilayah 2.307 km², maka tingkat kepadatan penduduk 8,306 jiwa per km², disusul Distrik Edera dengan jumlah penduduk 11.913 jiwa atau jika dibandingkan dengan luas wilayah 3.457 km² tingkat kepadatan penduduk adalah 3,44 jiwa per km². Distrik Haju dari jumlah penduduk 8.888 jiwa dibandingkan dengan luas wilayah 1.432 km², maka tingkat kepadatan penduduk 6,20 jiwa per km². Distrik Assue dengan jumlah penduduk 8.729 jiwa bila dibandingkan dengan luas wilayah 3.265 km² sehingga tingkat kepadatan penduduk adalah 2,67 jiwa per km² sehingga Distrik Obaa merupakan distrik yang tingkat kepadatan penduduk yang terbesar. Distrik Citak Mitak dimana jumlah penduduk 7.056 jiwa dibandingkan dengan luas wilayah 2.685 km², maka tingkat kepadatan penduduk 2,62 jiwa per km² dan Distrik Nambioman Bapai merupakan distrik yang tingkat kepadatan penduduk yang terkecil dengan jumlah penduduk 7.565 jiwa dibandingkan dengan luas wilayah 4.704 km² tingkat kepadatannya adalah 1,61 jiwa per km².

(16)

2.5.2. Pendidikan

Jumlah sekolah Taman Kanak-kanak (TK) pada tahun 2009 berjumlah 7 (tujuh) unit sekolah. Dari jumlah tersebut tercatat sebanyak 365 siswa dengan jumlah guru mencapai 34 orang dan ruang belajar sebanyak 14 ruang kelas. Secara keseluruhan rasio murid terhadap sekolah sebesar 52, rasio murid terhadap ruang belajar mencapai 26 orang per kelas dan rasio murid terhadap guru tercatat 11 siswa untuk seorang guru.

Pada jenjang pendidikan dasar baik negeri maupun swasta terdapat sebanyak 148 sekolah. Jumlah ruang belajar mencapai 678 ruang kelas, dengan jumlah guru mencapai 501 orang serta siswa sebanyak 19.845 orang. Dengan demikian rasio murid terhadap sekolah mencapai 136, rasio murid terhadap ruang belajar 31 dan rasio murid terhadap guru tercatat 40 siswa untuk seorang guru.

Pada jenjang pendidikan sekolah menengah pertama secara keseluruhan baik negeri maupun swasta terdapat sebanyak 12 sekolah, dengan 89 ruang kelas, dan 139 orang guru, serta 3.179 orang siswa. Rasio murid terhadap sekolah mencapai 253 orang siswa per sekolah. Rasio murid terhadap ruang belajar mencapai 40 orang per kelas. Rasio murid terhadap guru tercatat 22 orang siswa untuk setiap guru. Di Kabupaten Mappi pada tahun 2009 hanya terdapat 3 sekolah menengah atas yang berstatus negeri dengan jumlah ruang belajar tercatat 23 kelas, jumlah guru sebanyak 65 orang dengan jumlah murid mencapai 1.200 orang. Rasio murid terhadap guru sebesar 18 orang untuk seorang guru dengan rasio murid terhadap ruang belajar mencapai 52 orang per kelas

Tabel 2.16.

Banyaknya Tenaga Pendidik, Murid, Sekolah, Jenis Sekolah, Kelas Kabupaten Mappi

Distrik Sekolah Ruang

Belajar

G u r u

Murid

Rasio Murid terhadap/Pupil Ratio to

Sekolah Ruang

(17)

1. Obaa 2. Passue 3. Nambioman Bapai 4. Minyamur 5. Edera 6. Venaha 7. Assue 8. Haju 9. Citak Mitak 10. Kaibar 2 - 1 - 2 - 1 - 1 - 4 - 2 - 5 - 2 - 1 - 13 - 5 - 11 - 3 - 2 - 151 - 63 - 86 - 33 - 32 75 - 63 - 43 - 33 - 32 - 37 - 31 - 17 - 16 - 32 - 11 - 13 - 8 11 - 16 - Jumlah 2009/10 7 14 34 365 52 26 11 2.5.3. Kesehatan

Setiap distrik yang ada di Kabupaten Mappi telah memiliki fasilitas kesehatan berupa puskesmas. Selain itu terdapat pula puskesmas pembantu sebanyak 54 unit yang tersebar di setiap distrik, dengan 1 unit balai pengobatan. Untuk mendukung kelancaran dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat, juga difasilitasi dengan puskesmas keliling. Puskesmas keliling roda empat sebanyak 7 unit terdapat di Distrik Obaa 3 unit, Distrik Minyamur 1 unit dan Distrik Edera 3 unit Puskesmas keliling roda dua sebanyak 33 unit yang tersebar di semua distrik. Puskesmas keliling air berupa speed boat maupun long boat juga terdapat di semua distrik.

Selain fasilitas kesehatan juga dilengkapi dengan tenaga kesehatan baik dokter maupun bidan. Setiap puskesmas di tingkat distrik terdapat sekurang-kurangnya seorang dokter. Selain dokter juga terdapat sebanyak 104 orang bidan dan 116 orang perawat yang tersebar di setiap distrik.

Jumlah penderita yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi pada tahun 2009 berdasarkan laporan dari puskesmas berjumlah 100.997 penderita. Penyakit saluran pernapasan merupakan jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat yaitu mencapai 34.965 (34,62 %). Berikutnya penyakit penyakit penyakit malaria klinis juga banyak diderita oleh masyarakat mencapai 19.636 penderita (19,44 %).

(18)

berstatus AIDS. Dilihat dari jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS, apabila dirinci menurut pekerjaan, maka wanita PSK 28 orang (26,92%), dan petani tercatat 30 orang (28,85 %). Apabila dirinci menurut kelompok umur, maka kelompok umur 30-39 tahun terdapat sebanyak 36 orang (34,62 %), selanjutnya kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 37 orang atau 35,58 persen

Tabel 2.18.

Banyaknya Tenaga Kesehatan Berdasarkan Keahlian Yang Tersebar di Kabupaten Mappi

Distrik

Dokter/Doctor

Perawat Gigi Bidan

Umum Ahli Gigi

1. Obaa 2. Passue 3. Nambioman Bapai 4. Minyamur 5. Edera 6. Venaha 7. Citak Mitak 8. Kaibar 9. Assue 10. Haju 11. Dinas Kesehatan 12. Rumah Sakit 13. Klinik VCT Kepi 8 2 1 1 3 1 1 1 2 1 4 4 1 - - - - - - - - - - - - - 1 - 1 - 1 - 1 - - - - 1 - - - - - - - - - - - - 1 - 20 3 3 3 13 4 2 1 2 9 19 11 4 Jumlah 2009 30 - 5 1 104

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi

Sarana dan prasarana kesehatan di Kabupaten Mappi dimana belum terdapat rumah sakit, di Distrik Obaa baru terdapat rumah sakit persiapan yang masih merupakan Puskesmas Perawatan. Jumlah Puskesmas Perawatan sebanyak 6 yang tersebar di 6 distrik di Kabupaten Mappi dengan jumlah tempat tidur 67. Puskesmas Pembantu berjumlah 26, Polindes 38 Puskesmas Keliling roda empat 1, roda dua 4, speed boat 3 dan long boat 4.

(19)

Tabel 2.19.

Sarana dan Prasarana Kesehatan yang Tersebar di Kabupaten Mappi Distrik Jumlah Puskesmas Jumlah Puskesmas Pembantu Jumlah Polindes Posyandu 1. Obaa 2. Passue 3. Nambioman Bapai 4. Minyamur 5. Edera 6. Venaha 7. Citak Mitak 8. Kaibar 9. Assue 10. Haju 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 10 5 5 4 9 5 8 2 3 3 2 - 3 2 8 6 2 2 4 4 24 11 22 8 24 12 14 12 21 15 Jumlah 2009 11 54 33 151

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi

Kondisi kesehatan masyarakat dimana jenis penyakit yang diderita oleh masyarakat di Kabupaten Mappi, penyakit yang paling banyak diderita adalah saluran pernapasan (ispa) 15.038 penderita, malaria 11.500, kulit, 5.781, diare 3.737, cacingan 3.331, gigi 2.264, penyakit kelamin 194, cacar air 154, campak 82 dan kusta 53 sehingga total penderita penyakit mencapai 43.800. Selain itu telah untuk HIV/AID telah ditemukan di Kabupaten Mappi dimana pada tahun 2002 HIV mencapai 6 orang, tahun 2003 HIV 8 AIDS meningal 6 dan tahun 2004 tercatat HIV 8 AIDS 6 meninggal 6. Dari 14 penderita HIV/AIDS, maka penderita HIV/AIDS menurut jenis pekerejaan untuk wanita pekerja seksual 7 orang, petani 4 orang, ibu rumah tangga 2 orang dan swasta 1 orang. Sedangkan dari kelompok umur 10-19 tahun 1 orang penderita HIV/AIDS, umur 20-29 tahun 4 orang, umur 30-39 mencapai 8 orang, umur 40-49 tahun 1 orang dan tidak diketahui 2 orang.

2.5.4. Kesejahteraan Sosial

Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Banyaknya akseptor KB aktif pada tahun 2009 tercatat 6.641 orang akseptor. Dilihat dari pemakaian alat kontrasepsi, maka suntik merupakan alat kontrasepsi yang paling banyak dipakai yaitu mencapai 3.801 akseptor (65,82 %), berikutnya adalah PIL tercata2.029 orang akseptor (30,55 %). Akseptor baru pada tahun 2009 tercatat 2.256 orang akseptor, sebagian besar dari mereka juga menggunakan alat kontrasepsi suntik dan PIL

(20)

Jumlah penderita cacat di Kabupaten Mappi pada tahun 2009 tercatat 1.038 orang. Dari jumlah tersebut, cacat tubuh merupakan jumlah penderita terbanyak mencapai 300 orang (28,0 %), berikutnya adalah cacat netra dengan penderita sebanyak 278 orang (26,78 %). Penyandang masalah sosial dilaporkan mencapai 129.893 orang. Sekitar 128.399 orang (98,85 %) dilaporkan rawan sosial ekonomi, sebanyak 489 orang merupakan anak terlantar dan sebanyak 401 dilaporkan sebagai anak nakal. Pada tahun 2009 di Kabupaten Mappi terdapat 201 rumah ibadah. Gereja katolik merupakan tempat ibadah terbanyak, mencapai 116 rumah ibadah (56,72 %), gereja kristen protestan mencapai 79 gereja (39,30 %), sementara itu tercatat 10 masjid (4,98 %). Banyaknya rohaniwan dari berbagai golongan agama mencapai 141 orang, 102 orang merupakan rohaniwan kristen protestan, 26 orang merupakan rohaniwan islam dan 13 orang rohaniwan katolik

2.5.5. Perumahan

Secara umum sebagian besar rata-rata luas lantai yang dihuni oleh rumah tangga di Kabupaten Mappi adalah pada kelompok 20-49 m². Dengan ukuran tersebut tentunya perumahan di Kabupaten Mappi masih banyak yang belum memenuhi syarat kesehatan. Dinding rumah di Kabupaten Mappi terbuat dari berbagai jenis bahan bangunan seperti, tembok, kayu, bambu dan lainnya. Pada tahun 2004 presentase rumah tangga yang menghuni rumah berdiding tembok 10,94%, kayu 50,78%, bambu 0,78% dan lainnya 37,5%.

2.5.6. Ketenagakerjaan

Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. Pada tahun 2004 lapangan usaha yang mempekerjakan penduduk 15 tahun ke atas yaitu primer 28.838 atau 83,27%, sekunder 942 atau 2,72% dan tersier 4.852 atau 14,01%. Di Kabupaten Mappi tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai 81,38%, tingkat pengangguran terbuka 94,10% dan tingkat kesempatan kerja 5,90%. Presentase penduduk usia kerja yang bekerja adalah 76,58%, mencari kerja 4,80%, sekolah 7,51%, mengurus rumah tangga 9,01% dan lain-lain 2,10%.

2.5.7. Agama

Kehidupan beragama di kabupaten Mappi relatif berkembang dengan baik termasuk toleransi dalam kehidupan beragama. Tumbuhnya kesadaran yang cukup dalam kalangan beragama untuk membangun rasa persaudaraan, kebersamaan antar sesama pemeluk agama. Yang tampak adalah kurangnya rasa kesadaran akan

(21)

pesan-pesan moral masih sangat kurang diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

Pada tahun 2009 di Kabupaten Mappi terdapat 201 rumah ibadah. Gereja katolik merupakan tempat ibadah terbanyak, mencapai 116 rumah ibadah (56,72 %), gereja kristen protestan mencapai 79 gereja (39,30 %), sementara itu tercatat 10 masjid (4,98 %). Banyaknya rohaniwan dari berbagai golongan agama mencapai 141 orang, 102 orang merupakan rohaniwan kristen protestan, 26 orang merupakan rohaniwan islam dan 13 orang rohaniwan katolik

2.5.8. Kebudayaan Asli

Kabupaten Mappi selain memiliki alam yang indah dan kaya juga terdapat nilai-nilai budaya yang sangat tinggi karena di wilayah Kabupaten Mappi hidup 3 suku besar yaitu Suku Yaghai, Suku Awyu dan Suku Wiyaghar juga terdapat Suku Asmat, suku Tamacharijo, suku Kau. Ketiga suku besar ini mempunyai nilai-nilai budaya yang luhur baik mengenai pandangan hidup, sistem perekonomian, sistem kekerabatan, tatanan sosial/ kemasyarakatan. Selaian itu kondisi menentukan jati diri juga sedang dialami oleh suku-suku tersebut seperti Suku Wiyaghar yang mempunyai sub suku adalah Jocho, Utumi, Chaepkir, Chimkir, Bisme dan Kayagar.

Konsep manusia sejati yang dianut oleh suku-suku tersebut merupakan kekayaan budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia sekalipun masih dirasakan bahwa penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia masih sangat jauh. Kekayaan seni dan budaya merupakan potensi untuk pengembangan wisata namun tidak dilestarikan secara baik juga nilai-nilai luhur budaya mulai ditinggalkan.

2.6. Kondisi Politik, Hukum dan Pemerintahan 2.6.1. Politik

Kesadaran politik di Kabupaten Mappi diwujudkan dengan proses Pemilihan Umum tahun 2010, pemilihan Presiden, pemilihan Kepala Daerah Kabupaten dan Provinsi. Proses demokrasi dan kesadaran politik semakin menunjukan suatu peningkatan hal ini dibuktikan dengan proses pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Mappi dimana proses yang ditempuh membutuhkan waktu dan biaya yang sangat besar dan dilakukan dengan proses yang humanis juga menjunjung tinggi hukum dan demokrasi meskipun terdapat perbedaan pendapat namun proses pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Mappi berlangsung dengan baik tanpa ada korban jiwa dan harta benda atau tidak

(22)

terdapat tindakan yang mengarah kepada anarkis. Kesadaran masyarakat mulai nampak dengan menyatakan pendapat di muka umum dan berlangsung dengan baik tanpa ada tindakan anarkis.

2.6.2. Hukum

Pembangunan hukum belum terutama penegakan hukum dirasakan belum memadai terutama dalam menegakan keadilan dan kebenaran. Dampak dari kesadaran masyarakat yang masih lemah juga aparat penegak hukum yang belum dapat menegakan hukum dengan bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu arah pembangunan hukum terutama di tingkat daerah masih didominasi oleh produk hukum untuk pajak, retribusi dan kelembagaan dan masih minimnya produk hukum untuk kepentingan masyarakat.

Pada tahun 2003 produk hukum daerah yaitu Keputusan Bupati sebanyak 8 Produk, tahun 2004 mencapai 34 Produk, tahun 2005 mencapai 59 Produk dan tahun 2006 mencapai 47 Produk. Sedangkan Produk Peraturan Bupati tahun 2006 mencapai 9 Produk sementara Perda tahun 2005 sebanyak 23 produk dan di tahun 2006 sebanyak 9 produk. Selain itu masih minimnya sosialisasi produk hukum daerah kepada masyarakat.

2.6.3. Pemerintahan a. Kelembagaan

Struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Mappi terdiri dari 2 Sekretariat yaitu Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD. Sekretariat Daerah terdiri dari 6 Bagian yaitu Bagian Pemerintahan, Bagian Kepegawaian, Bagian Umum, Bagian Hukum, Bagian Sosial, Bagian Keuangan. Terdapat 2 Badan yaitu BP3D dan BAWASDA, Dinas terdapat 6 Dinas yaitu Dinas Pertanian, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perekonomian, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Kesehatan. Di Kabupaten Mappi terdapat 2 Kantor yaitu Kantor KPUD dan Kantor Kesbang selain itu terdapat 6 Distrik yaitu Distrik Obaa, Distrik Nambioman Bapai, Distrik Edera, Distrik Citak Mitak, Distrik Assue dan Distrik Haju.

(23)

kebijakan pemerintah pusat sehingga organisasi tersebut harus fleksibel maksudnya dapat menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik dan perubahan sosial.

Dari sisi sumber daya manusia sangat menentukan sekalipun organisasi yang dibentuk tersebut sebaik apapun, oleh karena itu penempatan personil baik yang menduduki esalon mapun tidak disesuaikan dengan kualitas dan kapasitas dari personil tersebut sehingga tercipta personil yang profesional.

b. Aparatur

Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Mappi pada tahun 2005 mencapai 599 orang dengan komposisi Sekretariat Daerah 76 orang, Sekretariat DPRD 12 orang, Dinas 508 orang, Badan 37 orang, Kantor 14 orang dan Distrik 125 orang. Bila dirinci menurut jenis kelamin, maka laki-laki mencapai 427 orang dan perempuan 172 orang.

Tingkat pendidikan dari PNS di Kabupaten Mappi mulai dari SD sampai dengan S2. Proporsi PNS yang berpendidikan SLTA mencapai 59,02%, kemudian S1 16,65%, Dioploma 7,59%, S2 1,68% SLTP 1,68 dan SD 1,35%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel 2.14 sebagai berikut :

Tabel 2.22.

Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Mappi

Unit Organisasi

Jenjang Pendidikan/Education Level

Jumlah SD SLTP SLTA Dip S1 S2 SEKRETARIAT : BADAN : - BKD - KESBANGPOL - BPMK - BP3KKP - BAPPEDA - INSPEKTORAT KANTOR : - Kantor KPU

- Kantor Penanggulangan Bencana dan Lingkungan hidup - Perpustakaan Daerah - SATPOLPP - 1 1 - - - - - - - - - - - 6 3 1 - - 1 1 4 1 9 - 6 58 85 16 16 9 14 12 18 28 1 - 10 15 9 24 4 - 1 12 3 4 4 - 1 3 - 67 84 21 6 10 12 20 15 7 1 4 1 - 1 8 - - 2 - 4 2 - - - - 135 208 45 23 23 40 40 41 45 3 14 14 21

(24)

DINAS :

- Dinas Kesehatan

- Dinas Pendidikan & Pengajaran - Dinas Kehutanan

- Dinas Catatan Sipil - Dinas Kesejahteraan Sosial - Dinas PU

- Dinas Pemuda dan Olahraga - Dinas Pendapatan Daerah - Dinas Perhubungan - Dinas PERINDANGKOP - Dinas Petambangan dan Energi - Dinas Pertanian SEKWAN : DISTRIK : - Distrik Obaa - Distrik Assue - Distrik Passue - Distrik Edera - Distrik Venaha

- Distrik Nambioman Bapai - Distrik Minyamur - Distrik Citak Mitak - Distrik Kaibar - Distrik Haju 11 1 3 3 1 2 - 1 - - - - - - 3 1 - - 1 - - - 1 - - 31 2 19 3 - 3 - 2 1 - 1 - - - 8 2 1 - 2 2 - - - - - 473 184 102 23 12 22 21 14 16 20 16 20 23 16 33 6 2 1 3 2 5 - 4 5 5 536 108 393 3 2 3 4 4 2 4 3 4 6 11 3 1 - 2 1 1 - 2 - 1 400 55 203 14 5 9 28 6 15 15 19 15 16 19 50 3 6 8 5 4 2 5 7 6 4 21 - 4 - 6 - 2 - 1 - 1 - 4 1 - - - - - - - - - - - 1.472 350 830 44 25 34 55 27 34 39 40 16 49 36 105 24 28 17 28 9 22 15 28 15 26

Sumber : BPS Kabupaten Mappi 2010

Kegiatan ekonomi daerah ini tidak terlepas dari kebiasaan masyarakat yang sejak dulu suka berburu, berkebun dan hidup berpindah-pindah. Potensi ekonomi yang nyata bagi masyarakat adalah mencari kayu gaharu sampai ke pedalaman hutan. Kayu gaharu dari Kecamatan Assue terkenal karena kualitasnya. Potensi gaharu terpusat di Distrik Assue, Senggo, Citak Matak sampai di Kabupaten Asmat.

Sumber daya hutan yang bisa diambil manfaatnya selain kayu gaharu adalah kulit gambir dan kayu-kayu jenis uli, meranti, linggua dan bus. Hasil laut dan perairan daratan juga menjadi pilihan penduduk. Secara umum, lapangan pekerjaan yang berperan besar terhadap kehidupan penduduk Mappi adalah sektor kehutanan dan perikanan.

Didaerah yang penduduknya masih dominan memakan sagu ini sangat jarang dijumpai persawahan. Yang banyak diupayakan penduduk adalah menanam umbi-umbian, jagung, kacang tanah, dan kacang hijau. Potensi perkebunan yang ada juga masih dapat dikembangkan lebih baik lagi.Kopi, karet dan kelapa merupakan komoditi yang juga ditanam penduduk.

(25)

Selain tiga komoditi tersebut, perkebunan di Mappi juga ditanami jambu mete, kakao, cengkeh, kapuk. Selain itu, ada potensi terpendam yang miliki Mappi. Diperkirakan daerah ini menyimpan potensi minyak bumi yang tersebar di Kecamatan Citak Matak dan bauksit di Kecamatan Obaa dan sekitarnya.

Kepi, sebagai ibukota kabupaten yang terletak di Kecamatan Obaa memiliki lapangan udara yang dapat didarati pesawat jenis Twin Otter sehingga menjadi salah satu pilihan transportasi.

2.5

Pertanian

Sektor pertanian di Kabupaten Mappi yang mencakup subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan, dan perikanan; pada tahun 2009 menciptakan nilai tambah sebesar 137 milyar rupiah atau sekitar 20.18 persen terhadap total nilai tambah yang dihasilkan di Kabupaten Mappi dengan pertumbuhan sebesar 1.79 persen.

Meski secara absolut nilai tambah sektor pertanian selama periode 2005-2009 cenderung meningkat, tetapi peranannya selama periode tersebut semakin menurun. Penurunan ini lebih disebabkan laju pertumbuhan PDRB di sektor pertanian paling kecil dibanding sektor lainnya. Peranan sektor pertanian pada tahun 2005 sebesar 51.13 persen; 37.24 persen pada tahun 2006; 31.08 persen pada tahun 2007 dan 24.19 persen pada tahun 2008. Sedangkan laju pertumbuhan sektor tersebut pada tahun 2005 adalah 2.47 persen; pada tahun 2006 tumbuh lebih cepat (4.89 persen); kemudian pada tahun 2007 dan 2008 tumbuh melambat masing-masing -1.56 persen dan -0,48 persen.

Subsektor kehutanan dan perikanan menjadi subsektor dominan dengan nilai tambah masing-masing sebesar 73.90 milyar rupiah (10.89 persen) dan 50.08 milyar rupiah (7.38 persen). Subsektor tanaman bahan makanan; peternakan dan hasil-hasilnya; dan perkebunan masing-masing menciptakan nilai tambah sebesar 8.96 milyar rupiah (1.32); 3.22 milyar rupiah (0.47 persen); dan 831.94 juta rupiah (0,12 persen). Kelima subsektor tersebut mengalami peningkatan jika dibanding tahun sebelumnya, dengan peranan yang relatif sama.

(26)

Gambar 2.3 . Kontribusi SektorPertanian

Terhadap PDRB KabupatenMappiMenurut Subsektor Tahun 2005-2009

Sektor pertanian pada tahun 2009 tumbuh 1.79 persen, lebih cepat dibanding tahun sebelumnya yang mengalami perlambatan sebesar -0.48 persen. Percepatan ini dikarenakan subsektor kehutanan yang memberikan andil terbesar di sektor pertanian juga tumbuh lebih cepat dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2008, subsektor tanaman bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakan dan hasilnya, subsektor kehutanan dan subsektor perikanan masingmasing tumbuh 5.65 persen; 6.88 persen; 2.48 persen; -4.21 persen dan 6.15 persen; kemudian pada tahun 2009 menjadi 0.24 persen; 1.18 persen; 2.01 persen; 1.30 persen dan 3.20 persen.

0 5 10 15 20 25 30 35 2005 2006 2007 2008 2009

Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan

Peternakan dan Hasilnya Kehutanan

(27)

Gambar 2.4 . Pertumbuhan Sektor Pertanian Kabupaten Mappi Menurut Subsektor Tahun 2005-2009

2.6 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Dari tiga subsektor yang termasuk di sektor ini, hanya subsektor penggalian yang beraktifitas di Kabupaten Mappi, sedangkan subsektor pertambangan migas dan tanpa migas tidak terdapat di daerah ini. Subsektor penggalian pada tahun 2009 menghasilkan nilai tambah sebesar 2.89 milyar rupiah. Nilai tambah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 2.31 milyar rupiah.

Gambar 2.5. PDRB SektorPertambangandanPenggalian KabupatenMappi ADH Berlakudan ADH Konstan

Tahun 2005-2009 (juta rupiah)

2005 2006 2007 2008 2009 Sektor Pertanian 002 005 -002 000 002 Tanaman Bahan Makanan 003 004 005 006 000 Perkebunan 003 003 006 007 001 Peternakan dan hasilnya 004 003 004 002 002 Kehutanan 001 004 -005 -004 001 Perikanan 007 007 006 006 003 -6,000 -4,000 -2,000 ,000 2,000 4,000 6,000 8,000 P er tum bu ha n ( % ) 0 1000 2000 3000 2005 2006 2007 2008 2009

(28)

Peranan yang diberikan sektor pertambangan dan penggalian terhadap perekonomian Mappi pada tahun 2009 tidak mengalami perubahan dibanding tahun sebelumnya, yaitu 0.43 persen terhadap PDRB Mappi.

Selama kurun waktu lima tahun terakhir, kontribusi subsektor penggalian hanya dibawah 0.6 persen. Meski peranan yang diberikan masih kecil, tetapi pertumbuhan yang dicatat subsektor ini selama lima tahun terakhir relatif tinggi. Pada tahun 2006 dan 2007, pertumbuhan subsektor penggalian mencapai 14.90 persen dan 9.97 persen, kemudian pada tahun 2008 tumbuh 12.18 persen dan pada tahun 2009 mengalami percepatan sebesar 8,19 persen. Meningkatnya permintaan terhadap hasil subsektor penggalian untuk pembangunan-pembangunan infrastruktur, fasilitas umum dan perumahan di Kabupaten Asmat diharapkan akan terus memacu kinerja subsektor ini.

Gambar 2.6.PertumbuhanEkonomi

Sektor PertambangandanPenggalianTahun 2005-2009 (persen)

2.7

Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan yang beraktifitas di Kabupaten Mappi hanya terdiri dari satu subsektor, yaitu subsektor industri kecil kerajinan rumah tangga. Meskipun nilai tambah yang dihasilkan selama periode 2005-2009 semakin meningkat, namun kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB Kabupaten Mappi cenderung menurun karena pertumbuhan sektor industri pengolahan lebih kecil dibanding sektor lainnya. Pada tahun 2009, sektor industri pengolahan menghasilkan nilai tambah sebesar 2.24 milyar rupiah atau sekitar 0.33 persen

10,12 14,9 9,97 12,18 8,19 2005 2006 2007 2008 2009

(29)

terhadap PDRB Mappi. Peranan sektor tersebut selama periode 2005-2008 adalah 0.56 persen pada tahun 2005; 0.49 persen pada tahun 2006; 0.43 persen pada tahun 2007; dan 0.36 persen pada tahun 2008.

Pada tahun 2005 sektor ini tumbuh 9.57 persen; kemudian sedikit melambat pada tahun 2006 (9.43 persen). Pada tahun 2007 sektor industri mengalami perlambatan dan hanya mampu tumbuh 4.78 persen. Kemudian pada tahun 2008 dan 2009 mengalami percepatan dengan laju pertumbuhan yang sama yaitu 5.29 persen.

Gambar 2.7.PertumbuhanEkonomi

SektorIndustri PengolahanTahun 2005-2009 (persen)

2.8

Sektor Listrik dan Air Bersih

Sektor listrik dan air bersih di Kabupaten Mappi hanya terdiri dari subsektor listrik. Sektor listrik dan air bersih pada tahun 2009 menghasilkan nilai tambah sebesar 16.60 juta rupiah. Sektor ini mempunyai peran yang paling rendah terhadap nilai PDRB di Kabupaten Mappi dimana pada tahun 2009 sektor ini hanya berperan 0,0024 persen.

Pada tahun 2005 sektor listrik dan air bersih tumbuh 3.84 persen. Kemudian pada tahun 2006, mengalami perlambatan menjadi sebesar 3.56 persen sebagai imbas adanya kenaikan harga BBM. Kemudian pada tahun 2007 tumbuh lebih cepat (5,95 persen) dan pada tahun 2008 melambat lagi (4.81 persen). Pada tahun 2009, sektor tersebut tumbuh 2 persen.

2.9

Sektor Bangunan 9,57 9,43 4,78 5,29 5,29 2005 2006 2007 2008 2009

(30)

Nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor bangunan pada tahun 2009 adalah 228.89 milyar rupiah atau telah menyumbang sebesar 33.72 persen terhadap total keseluruhan nilai tambah sektor-sektor ekonomi yang berada di Kabupaten Mappi.

Gambar 2.8. KontribusiSektorBangunan

Terhadap PDRBKabupatenMappiTahun 2005-2009 (persen)

Gambar 2.9.PertumbuhanEkonomi Sektor BangunanTahun 2005-2009 (persen)

Pada tahun-tahun awal Kabupaten Mappi pecah dari Kabupaten Merauke, produktifitas kegiatan konstruksi di Kabupaten Mappi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut mengindikasikan adanya kenaikan pembangunan fisik dan penataan wilayah di Kabupaten Mappi, baik pembangunan perumahan, pembangunan tempat usaha, maupun pembangunan fasilitas infrastruktur. Namun mulai tahun 2007, produktifitasnya mengalami penurunan dan di tahun-tahun berikutnya cenderung stagnan. Pada tahun 2007,

2005 2006 2007 2008 2009 12,09 25,21 26,48 28,57 33,72 64,73 162,37 14,34 24,36 18,29 2005 2006 2007 2008 2009

(31)

sektor bangunan tumbuh 14.34 persen; kemudian pada tahun 2008 naik sebesar 24.36 persen dan pada tahun 2009 tumbuh lebih lambat dibanding tahun sebelumnya (18.29 persen).

Meskipun laju pertumbuhan PDRB sektor bangunan cenderung stagnan, namun peranan sektor tersebut dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2009, kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB Kabupaten Mappi berada di peringkat tertinggi dan mampu mengeser peranan sektor jasa-jasa.

2.10

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang beraktifitas di Kabupaten Mappi terdiri dari tiga subsektor, yaitu subsektor perdagangan, subsektor hotel, dan subsektor restoran. Selama tahun 2009, sektor ini menghasilkan nilai tambah sebesar 47.81 milyar rupiah, 44.94 milyar rupiah berasal dari subsektor perdagangan; 181.62 juta rupiah dari subsektor hotel; dan sisanya (2.69 milyar rupiah) dari subsektor restoran. Nilai tambah yang dihasilkan sektor tersebut lebih tinggi dibanding yang dicapai tahun sebelumnya. Sektor ini memberikan kontribusi 7.04 persen terhadap perekonomian Kabupaten Mappi pada tahun 2009, sedikit lebih besar dari peranan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 6.87 persen. Subsektor perdagangan memberi andil terbesar (6.62 persen), sedangkan dua subsektor lainnya hanya berpengaruh dibawah 0,5 persen.

Pada tahun 2009, sektor ini tumbuh 11.76 persen lebih lambat dari tahun sebelumnya (14.51 persen). Subsektor perdagangan tercatat mengalami pertumbuhan 11.90 persen dan subsektor restoran tumbuh 10.30 persen; melambat dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya yang masing-masing 14.76 persen dan 11,62 persen. Sedangkan subsektor hotel mengalami percepatan, yaitu dari 5.68 persen pada tahun 2008 menjadi 5.69 persen pada tahun 2009.

(32)

Gambar 2.10. Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten MappiMenurut Subsektor Tahun 2005-2009 (persen)

2.11

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Nilai tambah yang dihasilkan sektor pengangkutan dan komunikasi di Kabupaten Mappi pada tahun 2009 adalah sebesar 26 milyar rupiah. Nilai tambah yang terbentuk pada sektor ini berasal dari subsektor angkutan jalan raya, angkutan laut, angkutan sungai, angkutan udara, jasa penunjang angkutan dan komunikasi yang masing-masing peranannya sebesar 0.25 persen; 0.30 persen; 0.25 persen; 2.02 persen; 0.23 persen; dan 0.78 persen terhadap PDRB Kabupaten Mappi.

Dalam lima tahun terakhir, secara umum sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan yang cukup stabil pada kisaran 10 hingga 13 persen. Pada tahun 2009, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 12.45 persen, sedikit melambat dari tahun sebelumnya yang tumbuh 12.80 persen.

2005 2006 2007 2008 2009 Perdagangan, Hotel &

Restoran 016 019 015 015 012 Perdagangan 016 020 015 015 012 Hotel 006 005 005 006 006 Restoran 009 011 014 012 010 ,000 7,000 14,000 21,000 P er tum bu ha n ( % )

(33)

Gambar 2.11. Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten MappiMenurut Subsektor Tahun 2005-2009 (persen)

Pada tahun 2009, subsektor angkutan udara dan angkutan sungai tumbuh paling cepat dibanding subsetor lainnya, yaitu masing-masing sebesar 15.39 persen dan 10.73 persen. Sebagaimana kita ketahui bersama, mayoritas wilayah Kabupaten Mappi tidak bisa dijangkau lewat jalur darat sehingga transportasi yang memungkinkan adalah menggunakan pesawat dan angkutan sungai. Keadaan tersebut sangat mendukung perkembangan angkutan udara dan angkutan sungai di masa yang akan datang.

Subsektor komunikasi periode 2005-2009 juga selalu tumbuh diatas 15 persen. Di era modern seperti sekarang ini, perkembangan teknologi komunikasi sangatlah pesat hingga merambah sampai wilayah pedesaan. Telepon seluler yang dahulu merupakan kebutuhan sekunder, sekarang hampir menjadi kebutuhan primer masyarakat dengan harga yang bersaing.

2.12

Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Nilai tambah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di Kabupaten Mappi berasal dari empat subsektor, yaitu subsektor bank, lembaga keuangan bukan bank, sewa

2005 2006 2007 2008 2009 Pengangkutan &

Komunikasi 010 012 013 013 012 Angkutan Jalan Raya 008 009 006 007 007 Angkutan Laut 005 007 005 006 006 Angkutan Sungai 006 007 007 013 011 Angkutan Udara 012 015 017 015 015 Jasa Penunjang Angkutan 007 006 005 005 005 Komunikasi 020 016 019 019 016 ,000 7,000 14,000 21,000 P er tum bu ha n ( % )

(34)

bangunan, dan jasa perusahaan. Pada tahun 2009 sektor ini menghasilkan nilai tambah sebesar 7.99 milyar rupiah dengan peranan sebesar 1.18 persen terhadap PDRB Kabupaten Mappi.

Pertumbuhan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan selama lima tahun terakhir cenderung fluktuatif. Pada tahun 2009, sektor tersebut tumbuh 5.35 persen atau melambat dibanding tahun sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 19.97 persen.

2.13

Sektor Jasa – Jasa

Sektor ini menghasilkan nilai tambah terbesar kedua di Kabupaten Mappi yaitu sebesar 225.99 milyar rupiah atau sebesar 33.29 persen dari perekonomian Mappi.

Secara keseluruhan trend pertumbuhan sektor jasa-jasa sejalan dengan pertumbuhan subsektor pemerintahan umum yang merupakan penyumbang nilai tambah terbesar terhadap sektor ini. Pada tahun 2009, kontribusi subsektor pemerintahan umum sebesar 32.83 persen. Sementara ketiga subsektor lainnya hanya memberi andil dibawah 0,3 persen.

Gambar 2.12. KontribusiSektorJasa-jasa

Terhadap PDRBKabupatenMappiTahun 2005-2009 (persen)

Jika melihat pertumbuhan yang dicapai pada tahun 2009, subsektor pemerintahan umum tumbuh 13.65 persen; subsektor jasa sosial kemasyarakatan tumbuh 5.22 persen; dan subsektor jasa perorangan dan rumah tangga tumbuh 7.67 persen; lebih lambat dibanding tahun sebelumnya yang masing-masing mampu tumbuh sebesar 44.20 persen; 5.89 persen

21,01 24,06

28,67

34,34 33,29

(35)

dan 7.74 persen. Satu-satunya subsektor yang laju pertumbuhannya sama dengan tahun sebelumnya yaitu subsektor jasa hiburan dan rekreasi dengan laju pertumbuhan sebesar 5.22 persen.

Gambar 2.13. Pertumbuhan Sektor Jasa-jasa Kabupaten Mappi Menurut Subsektor Tahun 2005-2009 (persen)

2.14 Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi Kabupaten Mappi pada tahun 2009 berbeda dengan struktur ekonomi Kabupaten Mappi tahun sebelumnya. Perekonomian Kabupaten Mappi pada tahun 2008 didominasi oleh sektor jasa-jasa, dimana peranannya terhadap PDRB adalah sebesar 34.34 persen. Kemudian sektor bangunan memberikan kontribusi terbesar kedua (28.57 persen) dan sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar ketiga (24.19 persen). Sedangkan pada tahun 2009, perekonomian Kabupaten Mappi lebih didominasi oleh sektor bangunan, dimana peranannya terhadap PDRB adalah sebesar 33.72 persen; sektor jasa-jasa memberikan kontribusi terbesar kedua (33.29 persen) dan sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar ketiga (20.18 persen).

Selama lima tahun terakhir, peranan sektor pertanian semakin menurun sehingga

2005 2006 2007 2008 2009 Jasa-jasa 019 051 033 043 013 Pemerintahan Umum 019 053 034 044 014 Jasa Sosial Kemasyarakatan 006 006 006 005 005 Jasa Hiburan & Rekreasi 008 008 008 006 002 Jasa Perorangan & RT 008 009 007 008 008

,000 11,000 22,000 33,000 44,000 55,000 P er tum bu ha n ( % )

(36)

menyebabkan terjadinya pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Mappi. Perubahan struktur ekonomi tersebut lebih disebabkan oleh tingginya laju pertumbuhan ekonomi di sektor non pertanian khususnya sektor bangunan dan sektor jasa-jasa, sehingga peranan sektor pertanian digantikan oleh sektor lain. Pemekaran wilayah Mappi dari Kabupaten Merauke menjadikan lebih maraknya pembangunan infrastruktur (jalan dan jembatan), fasilitas kesehatan, perumahan, gedung perkantoran dan penambahan jumlah pegawai. Hal ini mendorong adanya aktifitas ekonomi di sektor bangunan dan sektor jasa-jasa yang pada akhirnya meningkatkan peranan kedua sektor tersebut terhadap perekonomian Kabupaten Mappi.

Peranan sektor bangunan selama lima tahun terakhir selalu meningkat, yaitu 12.09 persen di 2005, 25.21 persen di 2006; 26.48 persen di 2007; 28.57 persen di 2008; dan 33.72 persen di tahun 2009.

Pada tahun 2005, sektor jasa-jasa memberikan andil sebesar 21.01 persen, kemudian pada tahun 2006 naik menjadi 24.06 persen. Pada tahun 2007 menjadi 28.67 persen, pada tahun 2008 sebesar 34.34 persen dan pada tahun 2009 peranannya turun menjadi 33.29 persen.

Sektor pertanian menunjukkan hal yang berkebalikan dengan sektor jasa-jasa dan sektor bangunan. Selama lima tahun terakhir, peranan sektor ini terhadap pembentukan nilai PDRB kabupaten Mappi mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun 2005, sektor yang banyak menyerap tenaga kerja ini berpengaruh 51.13 persen, kemudian turun menjadi 37.24 persen di 2006; 31.08 persen di 2007; 24.19 persen di 2008 dan turun lagi menjadi 20.18 persen di 2009.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran masih belum memberi peran yang signifikan terhadap perekonomian Mappi. Pada tahun 2009, sektor ini menyumbang 7.04 persen, sedikit lebih besar dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 6.87 persen.

Sementara itu, sektor-sektor lainnya hanya berkontribusi dibawah 4 persen terhadap nilai PDRB Kabupaten Mappi. Hampir sama pada kabupaten-kabupaten lainnya di Provinsi Papua, sektor listrik merupakan kontributor terendah yang bahkan hampir tidak mempunyai peran terhadap terbentuknya nilai PDRB kabupaten Mappi dimana selama periode 2005-2009, rata-rata peranannya hanya 0.003 persen.

(37)

Gambar 2.14. Struktur Perekonomian Kabupaten Mappi Tahun 2005-2009 (persen)

2.15

Pertumbuhan Ekonomi

Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi pada suatu tahun menggambarkan bahwa pada tahun tersebut pembangunan ekonomi tumbuh dan berkembang lebih cepat dibanding tahun sebelumnya. Begitupun sebaliknya, menurunnya laju pertumbuhan ekonomi menunjukkan perlambatan pembangunan ekonomi pada tahun tersebut dibanding tahun sebelumnya. Dalam rangkaian penghitungan PDRB, laju pertumbuhan ekonomi diukur dari pertumbuhan PDRB.

Gambar 2.15. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mappi Tahun 2005-2009 (persen) 000 025 050 075 100 2005 2006 2007 2008 2009 D istr ib u si (% ) Jasa-jasa

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Pengangkutan & Komunikasi

Perdagangan, Hotel & Restoran Bangunan 10,41 28,54 11,1 17,72 9,92 2005 2006 2007 2008 2009

(38)

Selama lima tahun terakhir, kegiatan perekonomian di Kabupaten Mappi cenderung mengalami peningkatan produktifitas ekonomi dengan laju pertumbuhan yang cenderung naik turun. Seperti terlihat pada grafik 2.3, pada tahun 2005 perekonomian tumbuh 10.41 persen dan mengalami peningkatan pada tahun 2006 menjadi 28.54 persen; kemudian mengalami penurunan menjadi 11.10 persen pada tahun 2007. Pada tahun 2009, perekonomian Kabupaten Mappi tumbuh 9.92 persen, tumbuh lebih lambat dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 17.72 persen. Dari sembilan sektor ekonomi yang ada di Mappi, semuanya menunjukkan peningkatan aktifitas. Sektor yang tumbuh paling cepat adalah sektor bangunan (18.29 persen); sektor jasa-jasa (13.47 persen); sektor pengangkutan dan komunikasi (12.45 persen); serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (11.76 persen).

Gambar 2.16. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mappi Menurut Sektor Tahun 2005-2009 (persen)

Pertumbuhan ekonomi yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat sektoralnya, artinya apabila sebuah sektor mempunyai peranan paling penting dan pertumbuhannya lambat, maka hal ini dapat mengakibatkan terhambatnya tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sebaliknya, apabila sebuah sektor mempunyai peranan penting dan pertumbuhannya tinggi, maka sektor tersebut dapat menjadi lokomotif yang menarik pertumbuhan ekonomi suatu daerah sehingga total pertumbuhan ekonomi menjadi besar. Dengan kata lain, gejolak sekecil apapun pada sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB akan sangat

-40 0 40 80 120 160 200 2005 2006 2007 2008 2009 Pertanian Pertambangan & penggalian Industri pengolahan Listrik & air bersih Bangunan

Perdagangan, hotel & restoran

Pengangkutan & komunikasi

Keuangan, persewaan & jasa perh.

(39)

berpengaruh terhadap pergerakan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Untuk mengetahui peranan sektor-sektor ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu daerah bisa digunakan analisis share. Analisis share diperoleh dengan cara mengalikan distribusi persentase atas dasar harga konstan tahun sebelumnya (tn-1) dengan laju pertumbuhan ekonomi atas dasar harga konstan masing-masing sektor pada tahun yang bersangkutan (tn).

Gambar 2.17. Analisis Share Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mappi Tahun 2005-2009 (persen)

Berdasarkan penghitungan share masing-masing sektor, selama tiga tahun terakhir sektor jasa-jasa selalu memberikan pengaruh terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mappi. Hal ini disebabkan karena sektor tersebut merupakan sektor yang memiliki peranan terbesar terhadap perekonomian Mappi dengan laju pertumbuhan tertinggi setelah sektor bangunan.

Pada tahun 2005, sektor jasa-jasa memberi andil 3.34 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Mappi. Kemudian pada periode 2006-2008 berturut-turut memberi andil 9.80 persen; 7.49 persen; dan 11.66 persen. Sedangkan pada tahun 2009 sektor tersebut memberi andil 4.43 persen.

-5 0 5 10 15 20 25 30 2005 2006 2007 2008 2009 Jasa-jasa

Keuangan, persewaan & jasa perh.

Pengangkutan & komunikasi

Perdagangan, hotel & restoran

Bangunan Listrik & air bersih Industri pengolahan Pertambangan & penggalian Pertanian

(40)

Tabel 2.1. Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mappi Tahun 2009 (persen)

Lapangan Usaha Laju Pertumbuhan

PDRB Tahun 2009

Share terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Tahun 2009

1. Pertanian 1.79 0.64

2. Pertambangan & Penggalian 8.19 0.04

3. Industri Pengolahan 5.29 0.03

4. Listrik & Air Bersih 2.00 0.00

5. Bangunan 18.29 3.52

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 11.76 0.74

7. Pengangkutan & Komunikasi 12.45 0.44

8. Bank, Persewaan & Jasa Perusahaan 5.35 0.09

9. Jasa-jasa 13.47 4.43

PDRB 9.92 9.92

Sektor bangunan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran menyuplai masing-masing 3.52 persen dan 0.74 persen, sedangkan enam sektor lainnya: sektor pertanian; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan serta sektor listrik dan air bersih menyumbang masing-masing 0.64 persen; 0.44 persen; 0.09 persen; 0.04 persen; 0,03 persen; dan 0.00007 persen.

2.16

PDRB Perkapita

PDRB perkapita adalah nilai dari hasil pembagian PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, dalam arti bahwa semakin tinggi jumlah penduduk akan semakin kecil besaran PDRB perkapita daerah tersebut. Semakin tinggi PDRB perkapita suatu daerah, semakin baik tingkat perekonomian daerah tersebut walaupun ukuran ini belum mencakup faktor kesenjangan pendapatan antar penduduk.

Meskipun masih terdapat keterbatasan, indikator ini sudah cukup memadai untuk mengetahui tingkat perekonomian suatu daerah dalam lingkup makro, paling tidak sebagai acuan memantau kemampuan daerah dalam menghasilkan produk domestik barang dan jasa.

Nilai tambah yang bisa diciptakan oleh penduduk Kabupaten Mappi sebagai akibat adanya aktifitas produksi menurut harga berlaku, menunjukkan trend yang positif. Data tersebut memberikan arti bahwa perekonomian Kabupaten Mappi terus membaik. PDRB perkapita pada tahun 2009 adalah sebesar Rp. 9.444.153,38 atau naik sebesar 24.9 persen

(41)

dibandingkan tahun 2008 yang sebesar Rp. 7.561.423,02. Kenaikan tersebut masih dipengaruhi inflasi, sehingga tidak langsung menggambarkan kenaikan kesejahteraan penduduk. PDRB perkapita yang diukur dengan harga konstan dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun akan menggambarkan ukuran tanpa pengaruh inflasi, sehingga akan menggambarkan perubahan yang sesungguhnya. Secara riil, PDRB perkapita hanya naik sebesar 8.59 persen, yaitu dari Rp. 3.450.115,04 pada tahun 2008 menjadi Rp. 3.746.608,23 pada tahun 2009.

Gambar 2.18. PDRB Perkapita adh Berlaku Kabupaten Mappi Tahun 2005-2009 (juta rupiah)

,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 2005 2006 2007 2008 2009 3,24000 4,57000 5,63000 7,56000 9,44000

PDRB perkapita (juta rupiah)

Tah

Gambar

Gambar 2.1 Peta Administrasi 15 Distrik di Kabupaten Mappi
Gambar 2.1 Peta Sub DAS di Kabupaten Mappi
Gambar 2.2 Peta Geologi Wilayah Kabupaten Mappi  .
Gambar . Foto Lembaga Keuangan yang berada di Senggo  2.4.4  Jaringan Listrik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, bahwa sektor perikanan (termasuk didalamnya adalah subsektor pertanian, peternakan, dan kehutanan) merupakan sektor industri yang

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, bahwa sektor perikanan (termasuk didalamnya adalah subsektor pertanian, peternakan, dan kehutanan) merupakan sektor industri yang

Untuk bidang pertanian, pengelompokan subjek dapat juga dilakukan berdasarkan subsektor, misal : Subsektor Pertanian, Subsektor Perikanan, Subsektor Peternakan,

PDRB Sektor Pertanian adalah jumlah Nilai Tambahan Bruto dari sub sektor pertanian (tanaman bahan makanan, perkebunan, kehutanan, perternakan, perikanan dan jasa

Dari beberapa subsektor pertanian yaitu tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan perkembangan penerimaan di dalam subsektornya sendiri terus mengalami

Sektor peternakan merupakan salah satu subsektor pertanian yang menjadi prioritas utama untuk dikembangkan dalam program Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK)

Sektor peternakan merupakan salah satu subsektor pertanian yang menjadi prioritas utama untuk dikembangkan dalam program Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK)

Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong, perlu mengembangkan sektor pertanian terutama subsektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan yang