• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Thypus Abdominalis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan Thypus Abdominalis"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar Belakang

Latar Belakang

Thyfus abdominalis

Thyfus abdominalis (demam tifoid, enteric (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakifever) adalah penyakit infeksit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran. lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran. penyebab penyakit ini adalah salmonella typosa, basil geram negatif yang penyebab penyakit ini adalah salmonella typosa, basil geram negatif yang bergerak dengan bulu getar, tidak

bergerak dengan bulu getar, tidak berspora . mempunyai sekurang-kurangnya tigaberspora . mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen O (somatic, terdiri zat kompleks lipopolisakarida), antigen H macam antigen O (somatic, terdiri zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flagella) dan antigen Vi. Dalam serum pasie terdapat zat anti (aglutinin) terdapat (flagella) dan antigen Vi. Dalam serum pasie terdapat zat anti (aglutinin) terdapat tiga macam antigen tersebut. (Ngastiyah 2002)

tiga macam antigen tersebut. (Ngastiyah 2002)

Insiden demam typoid bervariasi disetiap daerah dan biasanya terkait Insiden demam typoid bervariasi disetiap daerah dan biasanya terkait dengan

dengan sanitasi linsanitasi lingkungan, gkungan, di di daerah daerah Rural Rural (Jawa (Jawa Barat) 1Barat) 157 kasus 57 kasus per per 100.000100.000 penduduk sedangkan di daerah urban ditemukan 760-810 per 100.000 penduduk. penduduk sedangkan di daerah urban ditemukan 760-810 per 100.000 penduduk. Perbedaan insiden di pe

Perbedaan insiden di perkotaan berhubungan erat drkotaan berhubungan erat dengan engan penyediaan air bersihpenyediaan air bersih yang belum memadai serta sanitasi lingkunggan dengan pembuanggan sampah yang belum memadai serta sanitasi lingkunggan dengan pembuanggan sampah yang kurang memenuhi syarat kesehatan lingkunggan. (Ari W.Sudoyo 2007)

yang kurang memenuhi syarat kesehatan lingkunggan. (Ari W.Sudoyo 2007) Di

Di Indonesia, Indonesia, thyfus thyfus abdominalis abdominalis terdapat terdapat dalam dalam keadaan keadaan edemic.edemic. Pasien

Pasien anak anak yang yang ditemukan ditemukan berumur berumur diatas diatas satu satu tahun tahun sebagian sebagian besarbesar pasien

pasien yang yang di di rawat rawat dibagian dibagian ilmu ilmu kesehatan kesehatan Anak Anak FKUI-RSCM FKUI-RSCM JakartaJakarta berumur

berumur di di atas atas 5 5 tahun.tahun.

Data yang didapat dari Rek

Data yang didapat dari Rekam Medik Rumah Sakit am Medik Rumah Sakit Kota Mataram Kota Mataram LombokLombok Barat.

Barat. Prevalensi Prevalensi penderita Tifpenderita Tifus us Abdominalis Abdominalis dalam dalam 8 8 bulan bulan terakhir terakhir tahuntahun 2010, de

2010, dengan ngan perincian perincian berdasarkan berdasarkan jenis jenis kelamin kelamin didapatkan didapatkan kasus kasus terbanyakterbanyak adalah

adalah sebagai sebagai berikut berikut pada pada bulan bulan Maret Maret jumlah jumlah penderita penderita sebanyak sebanyak 1010 penderita dengan perincian, 3 laki-laki, 7 perempuan. Pada bulan April jumlah penderita dengan perincian, 3 laki-laki, 7 perempuan. Pada bulan April jumlah penderita

penderita sebanyak sebanyak 34 34 dengan dengan perincian, perincian, 22 22 laki-laki, laki-laki, 12 12 perempuan. perempuan. PadaPada bulan

bulan Mei Mei jumlah jumlah penderita penderita sebanyak 19 sebanyak 19 dengan dengan perincian, perincian, 7 7 laki-laki, laki-laki, 1212 perempuan.

perempuan. Pada bulan Pada bulan Juni jumlah Juni jumlah penderita sebanyak 8 penderita sebanyak 8 dengan perincian,dengan perincian, 5

5 laki-laki, laki-laki, 3 3 perempuaan. perempuaan. Pada Pada bulan bulan Juli Juli jumlah jumlah penderita penderita sebanyak 5sebanyak 5 dengan perincian, 3 laki

(2)

penderita

penderita sebanyak 1 sebanyak 1 dengan dengan jenis jenis kelamin perempuan. kelamin perempuan. Pada Pada bulanbulan September jumlah

September jumlah penderita sebanyak penderita sebanyak 12 12 dengan perincian, dengan perincian, 4 4 laki- laki- laki, laki, 88 perempuan.

perempuan. Pada Pada bulan Oktbulan Oktober jumlah ober jumlah penderita sebanyak penderita sebanyak 28 28 dengandengan perincian,

perincian, 19 19 lakilaki – –  laki, 9 perempuan.  laki, 9 perempuan. Dari data di atas

Dari data di atas jumlah penderita yang jumlah penderita yang paling banyak adalah pada bulanpaling banyak adalah pada bulan April 2010 dengan presentasi penderita sebanyak 30,38 %. Hal ini dapat di April 2010 dengan presentasi penderita sebanyak 30,38 %. Hal ini dapat di sebabkan oleh berbagai faktor salah satunya perantaraan makanan dan minuman sebabkan oleh berbagai faktor salah satunya perantaraan makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. singkatnya

yang telah terkontaminasi. singkatnya kuman kuman ini terdapat dalam tinja, keini terdapat dalam tinja, kemih ataumih atau darah masa ingkubasinya sekitar 10 hari.( Dr.Jan Tambayong,2002 )

darah masa ingkubasinya sekitar 10 hari.( Dr.Jan Tambayong,2002 )

Untuk itu untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang Untuk itu untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hidup sehat melalui penyuluhan kepada keluarga tentang penting pentingnya hidup sehat melalui penyuluhan kepada keluarga tentang penting hidup sehat, peningkatan pelayanan kesehatan, dan biaya pengobatan yang lebih hidup sehat, peningkatan pelayanan kesehatan, dan biaya pengobatan yang lebih relative murah perlu kita

relative murah perlu kita perhatikan untuk menurunkan angka morbilitas penyakitperhatikan untuk menurunkan angka morbilitas penyakit Tifus Abdominalis. selain itu,penanganan yang tepat sangat di perlukan yaitu, Tifus Abdominalis. selain itu,penanganan yang tepat sangat di perlukan yaitu, dengan cara tirah baring total selama demam sampai dengan dua minggu normal dengan cara tirah baring total selama demam sampai dengan dua minggu normal kembali, makanan harus mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, kembali, makanan harus mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, tidak boleh mengand

tidak boleh mengandung ung banyak serat, tidak banyak serat, tidak merangsang maupun merangsang maupun menimbulkanmenimbulkan banyak gas, obat yang digunakan adalah kloramfenikol 100 mg. (Arif Mansjoer, banyak gas, obat yang digunakan adalah kloramfenikol 100 mg. (Arif Mansjoer, 2000).

2000).

Pada laporan ini akan di bahas tentang asuhan keperawatan pada pasien Pada laporan ini akan di bahas tentang asuhan keperawatan pada pasien Thypoid Abdominalis.

Thypoid Abdominalis.

1.2

1.2 Batasan Topik

Batasan Topik

1.

1. Jelaskan konsep dasar Thypoid Abdominalis!Jelaskan konsep dasar Thypoid Abdominalis! 2.

2. Bagaimana anatomi fisiologi Thypoid Abdominalis?Bagaimana anatomi fisiologi Thypoid Abdominalis? 3.

3. Bagaimana patofisiologi penyakit Thypoid Abdominalis?Bagaimana patofisiologi penyakit Thypoid Abdominalis? 4.

4. Bagaimana prinsip etika penatalaksanaan Thypoid Abdominalis?Bagaimana prinsip etika penatalaksanaan Thypoid Abdominalis? 5.

5. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Thypoid Abdominalis?Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Thypoid Abdominalis?

1.3

1.3 Tujuan

Tujuan

1.3.1

(3)

Penyusun

Penyusun dapat medapat menerapkan nerapkan Asuhan KeperaAsuhan Keperawatan watan pada klien pada klien dengandengan diagnosa medis Thyfus Abdominalis melalui pendekatan proses diagnosa medis Thyfus Abdominalis melalui pendekatan proses keperawatan sesuai standar keperawatan.

keperawatan sesuai standar keperawatan. 1.3.2

1.3.2 Tujuan KhususTujuan Khusus

Setelah menyusun Laporan ini, kelompok diharapkan mampu: Setelah menyusun Laporan ini, kelompok diharapkan mampu: a)

a) Menjelaskan konsep dasar penyakit Thyfus Abdominalis mulai dariMenjelaskan konsep dasar penyakit Thyfus Abdominalis mulai dari pengertian, penyebab, pathofisiologi/pathways, tanda dan gejala, pengertian, penyebab, pathofisiologi/pathways, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang , penatalaksanaan dan komplikasi.

pemeriksaan penunjang , penatalaksanaan dan komplikasi. b)

b) Melakukan pengkajian pada klien dengan diagnose medis ThyfusMelakukan pengkajian pada klien dengan diagnose medis Thyfus Abdominalis.

Abdominalis. c)

c) Merumuskan diagnose keperawatan pada klien dengan diagnose medisMerumuskan diagnose keperawatan pada klien dengan diagnose medis Thyfus Abdominalis

Thyfus Abdominalis d)

d) Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan diagnose medisMenyusun rencana keperawatan pada klien dengan diagnose medis Thyfus Abdominalis

Thyfus Abdominalis e)

e) Melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan diagnose medisMelakukan tindakan keperawatan pada klien dengan diagnose medis Thyfus Abdominalis

Thyfus Abdominalis f)

f) Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan diagnose medisMelakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan diagnose medis Thyfus Abdominalis.

(4)

BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

2.1 KONSEP DASAR THYPOID ABDOMINALIS

KONSEP DASAR THYPOID ABDOMINALIS

2.1.1

2.1.1 Pengertian

Pengertian

Thyfus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya Thyfus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, dan gangguan kesadaran. (Arif Mansjoer,2000)

pada saluran cerna, dan gangguan kesadaran. (Arif Mansjoer,2000)

Thyfus Abdominalis merupakan penyakit infeksi bakteri yang hebat Thyfus Abdominalis merupakan penyakit infeksi bakteri yang hebat yang diawali di selaput lendir usus dan jika tidak segera diobati secara yang diawali di selaput lendir usus dan jika tidak segera diobati secara progresif dapat menyerbu jaringan diseluruh tubuh. (Jan Tambayong, progresif dapat menyerbu jaringan diseluruh tubuh. (Jan Tambayong, 2002).

2002).

Demam

Demam Typhoid Typhoid (enteric (enteric fever) fever) adalah adalah penyakit penyakit infeksi infeksi Akut yangAkut yang biasanya mengenai

biasanya mengenai saluran pencernaan dsaluran pencernaan dengan gejala demam engan gejala demam yang lebihyang lebih dari satu minggu

dari satu minggu gangguan pada pencgangguan pada pencernaan ernaan dan gangguan dan gangguan kesadaran (kesadaran ( Nursalam, 2005 ).

Nursalam, 2005 ).

Thyfus Abdominalis (demam typoid, enteric fever) ialah, penyakit Thyfus Abdominalis (demam typoid, enteric fever) ialah, penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran. (Ngastiyah , 2002)

gangguan kesadaran. (Ngastiyah , 2002)

2.1.2

2.1.2 Etiologi

Etiologi

Penyebab penyakit ini adalah salmonella typhosa yang mempunyai Penyebab penyakit ini adalah salmonella typhosa yang mempunyai ciri- ciri sebagai berikut :

ciri- ciri sebagai berikut : a.

a. Basil garam negatif yang begerak dengan bulu getar dan tidak berspora.Basil garam negatif yang begerak dengan bulu getar dan tidak berspora. b.

b. Mempunyai sekurang-kurangnya 3 macam antigen yaitu, antigen OMempunyai sekurang-kurangnya 3 macam antigen yaitu, antigen O (somatiik yang terdiri zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flagella), (somatiik yang terdiri zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flagella), dan antigen Vi dalam serum pasien terdapat

dan antigen Vi dalam serum pasien terdapat zat anti (aglutinin) terhadapzat anti (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut.(Nursalam dkk, 2005).

ketiga macam antigen tersebut.(Nursalam dkk, 2005). c.

c. Selain itu penyakit tipus abdomnalis juga bias didukung oleh faktor-Selain itu penyakit tipus abdomnalis juga bias didukung oleh faktor-faktor antara lain : pengetahuan tentang kesehatan diri dan lingkungan faktor antara lain : pengetahuan tentang kesehatan diri dan lingkungan

(5)

yang relative rendah, penyediaan air bersih yang tidak memadai. yang relative rendah, penyediaan air bersih yang tidak memadai. Keluarga dengan hygiene sanitasi yang rendah, pemasalahan pada Keluarga dengan hygiene sanitasi yang rendah, pemasalahan pada identifikasi dan pelaksanaan karier, keterlambatan membuat diagnosis identifikasi dan pelaksanaan karier, keterlambatan membuat diagnosis yang pasti, pebogenesis dan faktor virulensi yang belum dimengerti yang pasti, pebogenesis dan faktor virulensi yang belum dimengerti sepenuhnya serta belum tersedianya vaksin yang efektif, aman dan sepenuhnya serta belum tersedianya vaksin yang efektif, aman dan murah (Panyakit dalam Soegeng Soegijanto, 2002).

murah (Panyakit dalam Soegeng Soegijanto, 2002).

Salmonella Thyposa Salmonella Thyposa

2.1.3

2.1.3 Manifestasi Klinis Thypoid Abdominalis

Manifestasi Klinis Thypoid Abdominalis

Masa tunas demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari. Masa tunas demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari. Gejala-gejala klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai dengan berat, gejala klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai dengan berat, dari asimtomatik hingga gambaran penyakit yang khas disertai komplikasi dari asimtomatik hingga gambaran penyakit yang khas disertai komplikasi hingga kematian.

hingga kematian.

Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini di temukan keluhan Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini di temukan keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah obstipasi demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut,batuk dan epistaksis. Pada atau diare, perasaan tidak enak di perut,batuk dan epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan menigkat. Sifat demam pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan menigkat. Sifat demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam hari. Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, hari. Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardia relatif (bradikardia relatif adalah peningkatan suhu 10c tidak bradikardia relatif (bradikardia relatif adalah peningkatan suhu 10c tidak diikuti peningkatan denyut nadi 8 kali per menit), lidah yang berselaput diikuti peningkatan denyut nadi 8 kali per menit), lidah yang berselaput (kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta teremor), hepatomegali, (kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta teremor), hepatomegali, splenomegali, meteroismus, gangguan mental berupa somolen stupor, splenomegali, meteroismus, gangguan mental berupa somolen stupor, koma, delerium, atau psikosis. Roseolae jarang di temukan pada orang koma, delerium, atau psikosis. Roseolae jarang di temukan pada orang Indonesia. (Ngastiyah,2005).

(6)

Gambaran klinik thypoid abdominalis Gambaran klinik thypoid abdominalis

2.1.4

2.1.4 Komplikasi

Komplikasi

1)

1) Komplikasi Intra IntestineKomplikasi Intra Intestine a)

a) Perdarahan usus. Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukanPerdarahan usus. Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Jika perdarahan banyak terjadi pemeriksaan tinja dengan benzidin. Jika perdarahan banyak terjadi melena dapat disertai nyeri perut dengan t

melena dapat disertai nyeri perut dengan t anda- tanda renjatan.anda- tanda renjatan. b)

b) Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga atauPerforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya dan terjadi pada bagian distal ileum. Perforasi yang setelahnya dan terjadi pada bagian distal ileum. Perforasi yang tidak disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila terdapat tidak disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila terdapat udara di rongga peritonium, yaitu pekak hati menghilang dan udara di rongga peritonium, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara di antara hati dan diafragma pada foto rontgen terdapat udara di antara hati dan diafragma pada foto rontgen abdomen yang di buat dalam keadaan tegak

abdomen yang di buat dalam keadaan tegak c)

c) Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpaPeritonitis. Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa perforasi usus. Ditemukan gejala abdomen akut, yaitu nyeri perut perforasi usus. Ditemukan gejala abdomen akut, yaitu nyeri perut yang hebat, dinding abdomen tegang.

yang hebat, dinding abdomen tegang. 2)

2) Komplikasi Extra IntestineKomplikasi Extra Intestine

Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakteremia), yaitu Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakteremia), yaitu meningitis, kolesistisis, ensefalopati, dan lain- lain. Terjadi karena meningitis, kolesistisis, ensefalopati, dan lain- lain. Terjadi karena infeksi skunder, yaitu bronkopneumonia. (Ngastiyah, 2005).

infeksi skunder, yaitu bronkopneumonia. (Ngastiyah, 2005).

2.1.5

2.1.5 Prognosis

Prognosis

Umumnya prognosis typhus abdominalis pada adalah baik, asal Umumnya prognosis typhus abdominalis pada adalah baik, asal klien cepat berobat. Mortalitas pada klien yang dirawat adalah 6%. klien cepat berobat. Mortalitas pada klien yang dirawat adalah 6%.

(7)

Prognosis menjadi tidak baik bila terdapat gambaran klinik yang berat Prognosis menjadi tidak baik bila terdapat gambaran klinik yang berat seperti:

seperti: a)

a) Demam tinggi (hipertireksia) atau febris continueDemam tinggi (hipertireksia) atau febris continue b)

b) Kesadaran sangat menurunKesadaran sangat menurun c)

c) Terdapat komplikasi yang berat misalnya dehidrasi dan asidosis,Terdapat komplikasi yang berat misalnya dehidrasi dan asidosis, perforasi.

perforasi.

2.1.6

2.1.6 Stadium Febris Thypoid

Stadium Febris Thypoid Abdominalis

Abdominalis

1)

1) Minggu pertama, disebutMinggu pertama, disebut stadium incremasistadium incremasi, yaitu masa menaiknya, yaitu masa menaiknya suhu badan. Pada minggu ini keluhan dan gejala serupa dengan penyakit suhu badan. Pada minggu ini keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, obstipasi/diare, perasaan tidak enak pada perut, batuk dan obstipasi/diare, perasaan tidak enak pada perut, batuk dan kadang-kadang epistaksis. Pada akhir minggu pertama biasa timbul bintik-bintik kadang epistaksis. Pada akhir minggu pertama biasa timbul bintik-bintik merah sebesar jarum pentul, bila ditekan hilang. Biasanya timbul pada merah sebesar jarum pentul, bila ditekan hilang. Biasanya timbul pada dada bagian bawah, daerah abdomen bagian atas dan menjalar dada bagian bawah, daerah abdomen bagian atas dan menjalar kedaerah perut, binti

kedaerah perut, bintik merah ini disebut “Roseola” atau rosesport, bintikk merah ini disebut “Roseola” atau rosesport, bintik ini belum diketahui jelas sebabnya dan biasanya roseola di Indonesia ini belum diketahui jelas sebabnya dan biasanya roseola di Indonesia  jarang ditemukan.

 jarang ditemukan. 2)

2) Minggu kedua disebutMinggu kedua disebut stadium “acme”stadium “acme”  yaitu masa memuncaknya  yaitu masa memuncaknya penyakit atau panas menetap yang disebut febris kontinue. Pada penyakit atau panas menetap yang disebut febris kontinue. Pada stadium ini suhu berkisar antara 40

stadium ini suhu berkisar antara 40 –41ᴼC.  –41ᴼC. Gejala Gejala lainnya lainnya seperti seperti nadinadi relatif bradikardi, lidah yang khas kotor ditengah-tengah, tepi dan ujung relatif bradikardi, lidah yang khas kotor ditengah-tengah, tepi dan ujung merah, lidah bila dikeluarkan tremor. Timbul hepatomigali,

merah, lidah bila dikeluarkan tremor. Timbul hepatomigali, splenomegalisplenomegali dan meteorismus. Gangguan kesadaran yaitu klien gelisah, apatis, dan meteorismus. Gangguan kesadaran yaitu klien gelisah, apatis, somnolen, delirium atau psikose, stupor, koma.

somnolen, delirium atau psikose, stupor, koma. 3)

3) Minggu ketiga disebutMinggu ketiga disebut stadium impihibovstadium impihibov  atau disebut masa sangsi.  atau disebut masa sangsi. Biasanya terjadi penurunan suhu yang krisis dan terjadi kenaikan nadi, Biasanya terjadi penurunan suhu yang krisis dan terjadi kenaikan nadi, bila ditemukan gejala ini harus hati-hati menandakan adanya timbul bila ditemukan gejala ini harus hati-hati menandakan adanya timbul komplikasi seperti perdarahan.

komplikasi seperti perdarahan. 4)

4) Minggu ke empat disebutMinggu ke empat disebut stadium deternasistadium deternasi yaitu masa penurunanyaitu masa penurunan panas suhu berangsur-angsur turun, nafsu makan mulai ada, badan panas suhu berangsur-angsur turun, nafsu makan mulai ada, badan merasa enak. Pada akhir minggu ke empat, yang disebut rekofalesent merasa enak. Pada akhir minggu ke empat, yang disebut rekofalesent

(8)

yaitu yang disebut masa penyembuhan. Pada minggu ini keadaan umum yaitu yang disebut masa penyembuhan. Pada minggu ini keadaan umum pasien baik, badan sudah segar dan kuat, nafsu makan baik.

pasien baik, badan sudah segar dan kuat, nafsu makan baik.

2.1.7

2.1.7 Pemeriksaa

Pemeriksaan

n Penunjang

Penunjang

a.

a. Pemeriksaan RutinPemeriksaan Rutin

Walaupun pada pemeriksaan darah perifer lengkap sering di Walaupun pada pemeriksaan darah perifer lengkap sering di temukan leukopenia, dapat pula terjadi kadar leukosit normal atau temukan leukopenia, dapat pula terjadi kadar leukosit normal atau leukositosis. Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi leukositosis. Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi skunder. Selain itu pula dapat ditemukan anemia ringan dan skunder. Selain itu pula dapat ditemukan anemia ringan dan trombositopenia. Pada pemeriksaan hitung jenis leukosit dapat terjadi trombositopenia. Pada pemeriksaan hitung jenis leukosit dapat terjadi aneosinofilia maupun limfopenia. Laju endap darah darah pada demam aneosinofilia maupun limfopenia. Laju endap darah darah pada demam tifoid dapat meningkat.

tifoid dapat meningkat. b.

b. Uji WidalUji Widal

Uji widal di lakukan untuk deteksi antibodi terhadap kuman S Uji widal di lakukan untuk deteksi antibodi terhadap kuman S typhi. Pada uji widal terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen kuman typhi. Pada uji widal terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen kuman S typhi dengan antibodi yang disebut aglutinin. Antigen yang S typhi dengan antibodi yang disebut aglutinin. Antigen yang digunakanpada uji widal adalah suspensi Salmonelle yang sudah digunakanpada uji widal adalah suspensi Salmonelle yang sudah dimatikan dan di olah di laboratorium.

dimatikan dan di olah di laboratorium.

Maksud uji Widal adalah untuk menentukan adanya aglutinin Maksud uji Widal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita tersangka demam tifoid yaitu:

dalam serum penderita tersangka demam tifoid yaitu: 1)

1) Aglutinin O ( dari tubuh kuman )Aglutinin O ( dari tubuh kuman ) 2)

2) Aglutinin H ( flagela kuman )Aglutinin H ( flagela kuman ) 3)

3) Aglutinin Vi ( simpai kuman )Aglutinin Vi ( simpai kuman )

Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang digunakan untuk diagnosis demam tifoid. Semakin tinggi titernya digunakan untuk diagnosis demam tifoid. Semakin tinggi titernya semakin besar kemungkinan terinfeksi kuman ini.

semakin besar kemungkinan terinfeksi kuman ini.

Pembentukan aglutinin mulai terjadi pada akhir minggu pertama Pembentukan aglutinin mulai terjadi pada akhir minggu pertama demam, kemudian meningkat secara cepat dan mencapai puncak pada demam, kemudian meningkat secara cepat dan mencapai puncak pada minggu ke-empat, dan tetap tinggi selama beberapa minggu. Pada fase minggu ke-empat, dan tetap tinggi selama beberapa minggu. Pada fase akut mula-mula timbul aglutinin O, kemudian diikuti dengan aglutinin H. akut mula-mula timbul aglutinin O, kemudian diikuti dengan aglutinin H. Pada orang yang telah sembuh aglutinin O masih tetap di jumpai setelah Pada orang yang telah sembuh aglutinin O masih tetap di jumpai setelah 4-6 bulan, sedangkan aglutinin H menetap lebih lama antara 9-12 bulan. 4-6 bulan, sedangkan aglutinin H menetap lebih lama antara 9-12 bulan.

(9)

Oleh karena itu uji Widal bukan untuk menetukan kesembuhan Oleh karena itu uji Widal bukan untuk menetukan kesembuhan penyakit.

penyakit. c.

c. Kultur darahKultur darah

Hasil biakan darah yang positf memastikan demam tifoid, akan Hasil biakan darah yang positf memastikan demam tifoid, akan tertapi hasil negatif tidak menyingkirkan demam tifoid, karena mungkin tertapi hasil negatif tidak menyingkirkan demam tifoid, karena mungkin disebabkan beberapa hal sebagai berikut:

disebabkan beberapa hal sebagai berikut: 1)

1) Telah mendapat terapi antibiotik. Bila pasien sebelum dilakukanTelah mendapat terapi antibiotik. Bila pasien sebelum dilakukan kultur darah telah mendapatkan antibiotik, pertumbuhan kuman kultur darah telah mendapatkan antibiotik, pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan hasil mungkin negatif.

dalam media biakan terhambat dan hasil mungkin negatif. 2)

2) Volume darah yang kurang (kurang lebih 5cc darah). Bila darah yangVolume darah yang kurang (kurang lebih 5cc darah). Bila darah yang di biak terlalu sedikit hasil biakan bisa negatif. Darah yang di ambil di biak terlalu sedikit hasil biakan bisa negatif. Darah yang di ambil sebaiknya secara bedside langsung dimasukkan kedalam media cair sebaiknya secara bedside langsung dimasukkan kedalam media cair empedu.

empedu. 3)

3) Riwayat vaksinal. Vaksinasi di masa lampau menimbulkan anti bodiRiwayat vaksinal. Vaksinasi di masa lampau menimbulkan anti bodi dalam darah pasien. Anti bodi (aglutinin) ini dapat menekan dalam darah pasien. Anti bodi (aglutinin) ini dapat menekan bakteremia hingga biakan darah dapat negatif. (Aru W.Sudoyo bakteremia hingga biakan darah dapat negatif. (Aru W.Sudoyo dkk,2007)

dkk,2007)

2.2

2.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI THYPOID ABDOMINALIS

ANATOMI DAN FISIOLOGI THYPOID ABDOMINALIS

1.

1. ANATOMI SISTEM PENCERNAANANATOMI SISTEM PENCERNAAN

Gambar anatomi sistem pencernaan Gambar anatomi sistem pencernaan

Organ

Organ yang yang termasuk termasuk saluran saluran pencernaan pencernaan antara antara lain: lain: (Syaifudin,(Syaifudin, 2006)

(10)

1)

1) Oris (Mulut)Oris (Mulut)

Mulut adalah permulaan dari saluran pencernaan yang terdiri dari Mulut adalah permulaan dari saluran pencernaan yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di dua bagian yaitu bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir dan pipi di bagian dalam, yaitu rongga mulut yang di antara gusi, gigi, bibir dan pipi di bagian dalam, yaitu rongga mulut yang di batasi sisinya oleh tulang maxilaris, palatum dan mandibularis dibagian batasi sisinya oleh tulang maxilaris, palatum dan mandibularis dibagian belakang bersambung dengan fharing. Atap mulut di bentuk oleh palatum belakang bersambung dengan fharing. Atap mulut di bentuk oleh palatum yang terdiri atas dua bagian yaitu palatum durum (palatum keras) yang yang terdiri atas dua bagian yaitu palatum durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang maxilaris dan tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang maxilaris dan lebih ke belakang terdiri dari dua tulang palatum. Palatum mole (palatum lebih ke belakang terdiri dari dua tulang palatum. Palatum mole (palatum lunak) terletak dibagian belakang yang merupakan lipatan mengngantung lunak) terletak dibagian belakang yang merupakan lipatan mengngantung yang dapat bergerak, terdiri dari jaringan fibrosa dan selaput lendir. yang dapat bergerak, terdiri dari jaringan fibrosa dan selaput lendir. Sedangkan lidah terletak di lantainya dan terikat pada tulang hioid, di garis Sedangkan lidah terletak di lantainya dan terikat pada tulang hioid, di garis tengah sebuah lipatan memberan mukosa atau (prenulum linguas) tengah sebuah lipatan memberan mukosa atau (prenulum linguas) menyambung lidah dengan lantai mulut.

menyambung lidah dengan lantai mulut. 2)

2) Fharing (Tenggorokan)Fharing (Tenggorokan)

Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan. Di dalam lengkungan fharing terdapat tonsil, yaitu kalenjar kerongkongan. Di dalam lengkungan fharing terdapat tonsil, yaitu kalenjar limfe yang banyak mengandung limposit dan merupakan pertahanan limfe yang banyak mengandung limposit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Faring terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. terhadap infeksi. Faring terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. Fharing merupakan saluran berbentuk kerucut dan bahan memberan Fharing merupakan saluran berbentuk kerucut dan bahan memberan berotot (muskulo memberanosa) dengan bagian terlebar di sebelah atas berotot (muskulo memberanosa) dengan bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai vertebrata servikal ke IV, yaitu dan berjalan dari dasar tengkorak sampai vertebrata servikal ke IV, yaitu ketinggian tulang rawan krekoid, tempat fharing bersambung dengan ketinggian tulang rawan krekoid, tempat fharing bersambung dengan esofagus. Panjang fharing kira-kira 7 cm di bagi atas tiga bagian yaitu esofagus. Panjang fharing kira-kira 7 cm di bagi atas tiga bagian yaitu nasofharing bermuara pada tuba yang menghubungkan tekak dengan nasofharing bermuara pada tuba yang menghubungkan tekak dengan gendang telinga. Pada bagian media di sebut dengan orofaring, bagian ini gendang telinga. Pada bagian media di sebut dengan orofaring, bagian ini terbatas sampai di akar lidah, sedangkan di bagian anterior di sebut dengan terbatas sampai di akar lidah, sedangkan di bagian anterior di sebut dengan laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.

laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring. 3)

3) Esophagus (Kerongkongan)Esophagus (Kerongkongan)

Merupakan saluran yang menghubungkan antara tekak dengan Merupakan saluran yang menghubungkan antara tekak dengan lambung, panjangnya ± 25 cm, mulai dari

lambung, panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiakfaring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. lapisan dinding dari dalam keluar adalah lapisan Selaput di bawah lambung. lapisan dinding dari dalam keluar adalah lapisan Selaput

(11)

lendir, lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkular dan lapisan otot lendir, lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkular dan lapisan otot memanjang longitudinal.

memanjang longitudinal.

Eshopagus terletak dibelakang trakhea dan didepan tulang punggung Eshopagus terletak dibelakang trakhea dan didepan tulang punggung setelah mulalui thoraks menembus diafragma masuk kedalam abdomen setelah mulalui thoraks menembus diafragma masuk kedalam abdomen menyambung dengan lambung.

menyambung dengan lambung. 4)

4) Gaster (Lambung)Gaster (Lambung)

Merupakan bagian saluran yang dapat mengembang paling banyak Merupakan bagian saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama didaerah epigastrik lambung terletak terutama di daerah terutama didaerah epigastrik lambung terletak terutama di daerah epigastrik dan sebagian disebelah kiri daerah hopokondria dan umbilical. epigastrik dan sebagian disebelah kiri daerah hopokondria dan umbilical. lambung terdiri dari bagian atas yaitu fundus ventrikuli bagian yang lambung terdiri dari bagian atas yaitu fundus ventrikuli bagian yang menonjol keatas terletak disebelah kiri osteom kardium, suatu lekukan menonjol keatas terletak disebelah kiri osteom kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kurpatura minor, susunan lapisan lambung dari dalam pada bagian bawah kurpatura minor, susunan lapisan lambung dari dalam keluar terdiri dari lapisan selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot keluar terdiri dari lapisan selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot miring, lapisan otot panjang, lapisan jaringan ikat atau serosa.

miring, lapisan otot panjang, lapisan jaringan ikat atau serosa. 5)

5) Intestinum Minor (Usus Halus)Intestinum Minor (Usus Halus)

Usus halus adalah tabung yang panjangnya + 2,5 m usus alus Usus halus adalah tabung yang panjangnya + 2,5 m usus alus memanjang dari

memanjang dari lambung sampai lambung sampai katup iliokolika katup iliokolika tempat tersatempat tersambungnyambungnya dengan usus besar. Usus halus terletak didaerah umbilicus dan dikelilingi dengan usus besar. Usus halus terletak didaerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus dalam beberapa bagian, yaitu:

oleh usus dalam beberapa bagian, yaitu:

Duodenum merupakan bagian pertama usus halus yang panjangnya Duodenum merupakan bagian pertama usus halus yang panjangnya 25 cm berbentuk sepatu kuda dan kepalanya megelilingi kepala pankreas 25 cm berbentuk sepatu kuda dan kepalanya megelilingi kepala pankreas saluran empedu dan saluran pankreas masuk kedalam duodenum pada saluran empedu dan saluran pankreas masuk kedalam duodenum pada suatu lubang yang disebut ampula hepatopangkeratika atau ampula fateri. suatu lubang yang disebut ampula hepatopangkeratika atau ampula fateri. Jejenum menempati dua perlima sebelah atas dari usus alus dengan Jejenum menempati dua perlima sebelah atas dari usus alus dengan panjang + 2,3 m dari ilium.

panjang + 2,3 m dari ilium.

Ilium dan jejenum melekat pada dinding abdomen posterior dengan Ilium dan jejenum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritonium yang berbentuk kipas, di kenal sebagai perantaraan lipatan peritonium yang berbentuk kipas, di kenal sebagai misentrium. Dinding usus halus terdiri atas empat lapisan yang sama misentrium. Dinding usus halus terdiri atas empat lapisan yang sama dengan lambung, dinding luar adalah membran serosa, yaitu peritonium dengan lambung, dinding luar adalah membran serosa, yaitu peritonium yang membalut usus dengan erat. Dinding lapisan berotot terdiri atas dua yang membalut usus dengan erat. Dinding lapisan berotot terdiri atas dua lapisan serabut longitudinal dan di bawahnya ada lapisan tebal teridiri atas lapisan serabut longitudinal dan di bawahnya ada lapisan tebal teridiri atas serabut sirkuler. Fungsi usus halus adalah menerima zat-zat makanan yang serabut sirkuler. Fungsi usus halus adalah menerima zat-zat makanan yang

(12)

sudah di cerna untuk di serap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran sudah di cerna untuk di serap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran limfe.

limfe. 6)

6) Intestinum Mayor (Usus Besar)Intestinum Mayor (Usus Besar)

Panjangnya ± 1,5 meter yang merupakan sambungan dari usus halus, Panjangnya ± 1,5 meter yang merupakan sambungan dari usus halus, mulai dari katub ilokolik atau ileosekal yaitu tempat yang di lewati oleh sisa mulai dari katub ilokolik atau ileosekal yaitu tempat yang di lewati oleh sisa makanan. Fungsi usus besar adalah menyerap air dari makanan, tempat makanan. Fungsi usus besar adalah menyerap air dari makanan, tempat tinggal dari bakteri coli dan sebagai tempat feces. Lapisan usus besar terdiri tinggal dari bakteri coli dan sebagai tempat feces. Lapisan usus besar terdiri dari empat lapisan dari dalam keluar, yaitu selaput lendir, lapisan otot dari empat lapisan dari dalam keluar, yaitu selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan jaringan ikat.

melingkar, lapisan otot memanjang dan jaringan ikat. 7)

7) Rektum & AnusRektum & Anus

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar. Orang dewasa dan anak yang maka timbul keinginan untuk buang air besar. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar.

menunda buang air besar.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.

menjaga agar anus tetap tertutup.

2.

2. FISIOLOGI SISTEM PENCERNAANFISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut :

berikut : 1)

1) Menerima makananMenerima makanan 2)

2) Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebutMemecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)

pencernaan) 3)

3) Menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darahMenyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah 4)

(13)

Jumlah makanan yang dicerna seseorang dan jenisnya adalah Jumlah makanan yang dicerna seseorang dan jenisnya adalah tergantung dari kemauan ddan seleranya. Mekanisme ini ada dalam tubuh tergantung dari kemauan ddan seleranya. Mekanisme ini ada dalam tubuh seseorang dan merupakan sistem pengaturan yang otomatis.

seseorang dan merupakan sistem pengaturan yang otomatis. Makanan

Makanan masuk masuk melalui melalui mulut mulut kemudian kemudian dikunyah dikunyah oleh oleh gigi, gigi, gigigigi anterior (insisivus) menyediakan kerja memotong yang kuat dan gigi posterior anterior (insisivus) menyediakan kerja memotong yang kuat dan gigi posterior (molar), kerja menggiling. Semua otot rahang yang bekerja dengan (molar), kerja menggiling. Semua otot rahang yang bekerja dengan bersama-sama dapat mengatupkan gigi dengan kekuatan sebesar 55 pound pada sama dapat mengatupkan gigi dengan kekuatan sebesar 55 pound pada insisivus dan 200 pound pada molar.

insisivus dan 200 pound pada molar.

Setelah itu makanan ditelan, menelan merupakan mekanisme yang Setelah itu makanan ditelan, menelan merupakan mekanisme yang kompleks, terutama faring yang hampir setiap saat melakukan fungsi lain kompleks, terutama faring yang hampir setiap saat melakukan fungsi lain disamping menelan

disamping menelan makanan dan hanya diubah makanan dan hanya diubah dalam beberapa ddalam beberapa detik dalametik dalam traktus untuk mendorong makanan.

traktus untuk mendorong makanan.

Esophagus terutama berfungsi untuk menyalurkan makanan dari

Esophagus terutama berfungsi untuk menyalurkan makanan dari faringfaring kelmbung dan gerakannya diatur secara khusus untuk melakukan fungsi kelmbung dan gerakannya diatur secara khusus untuk melakukan fungsi tersebut.

tersebut.

Fungsi lambung ada tiga, yaitu penyimpanan sejumlah besar makanan Fungsi lambung ada tiga, yaitu penyimpanan sejumlah besar makanan sampai makanan dapat diproses didalam duodenum, pencampuran makan ini sampai makanan dapat diproses didalam duodenum, pencampuran makan ini dengan sekresi setengan cair yang disebut dengan kimus. Pengosongan dengan sekresi setengan cair yang disebut dengan kimus. Pengosongan makanan dengan lamat dari lambung ke usus halus pada kecepatan yang makanan dengan lamat dari lambung ke usus halus pada kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorpsi yang

sesuai untuk pencernaan dan absorpsi yang tepat oleh usus halus.tepat oleh usus halus.

Makan akan digerakkan dengan melakukan gerakan pristaltik. Pristaltik Makan akan digerakkan dengan melakukan gerakan pristaltik. Pristaltik usus yang normal adalah 12 kali per menit. Makanan kemudian akan didorong usus yang normal adalah 12 kali per menit. Makanan kemudian akan didorong ke usus besar dan akan diabsorpsi baik air, elektrolit, dan penimbunan bahan ke usus besar dan akan diabsorpsi baik air, elektrolit, dan penimbunan bahan feces di rektum sampai dapat dikeluarkan melalui anus melalui proses feces di rektum sampai dapat dikeluarkan melalui anus melalui proses defekasi.

defekasi.

2.3

2.3 PATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI

Kuman salmonella masuk bersama makanan/minuman yang Kuman salmonella masuk bersama makanan/minuman yang terkontaminasi, setelah berada dalam usus halus mengadakan invasi ke jaringan terkontaminasi, setelah berada dalam usus halus mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus (terutama plak peyer) dan jaringan limfoid mesenterika. limfoid usus halus (terutama plak peyer) dan jaringan limfoid mesenterika. Setelah menyebabkan peradangan dan nekrosis setempat kuman lewat pembuluh Setelah menyebabkan peradangan dan nekrosis setempat kuman lewat pembuluh limfe masuk ke darah

limfe masuk ke darah (bakteremia primer) menuju organ retikuloendotelial sistem(bakteremia primer) menuju organ retikuloendotelial sistem (RES) terutama hati dan limpa.

(14)

Di tempat ini kuman difagosit oleh sel-sel fagosit RES dan kuman yang Di tempat ini kuman difagosit oleh sel-sel fagosit RES dan kuman yang tidak difagosit berkembang biak. Pada akhir masa inkubasi 5-9 hari kuman tidak difagosit berkembang biak. Pada akhir masa inkubasi 5-9 hari kuman kembali masuk ke darah menyebar ke seluruh tubuh (bakteremia sekunder) dan kembali masuk ke darah menyebar ke seluruh tubuh (bakteremia sekunder) dan sebagian kuman masuk ke organ tubuh terutama limpa, kandung empedu yang sebagian kuman masuk ke organ tubuh terutama limpa, kandung empedu yang selanjutnya kuman tersebut dikeluarkan kembali dari kandung empedu ke rongga selanjutnya kuman tersebut dikeluarkan kembali dari kandung empedu ke rongga usus dan menyebabkan reinfeksi usus.

usus dan menyebabkan reinfeksi usus.

Dalam masa bakteremia ini kuman mengeluarkan endotoksin. Endotoksin Dalam masa bakteremia ini kuman mengeluarkan endotoksin. Endotoksin ini merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh lekosit pada jaringan yang ini merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh lekosit pada jaringan yang meradang. Selanjutnya zat pirogen yang beredar di darah mempengaruhi pusat meradang. Selanjutnya zat pirogen yang beredar di darah mempengaruhi pusat termoregulator di hipothalamus yang mengakibatkan timbulnya

termoregulator di hipothalamus yang mengakibatkan timbulnya gejala demam.gejala demam. Makrofag pada pasien akan menghasilkan substansi aktif yang disebut Makrofag pada pasien akan menghasilkan substansi aktif yang disebut monokines yang menyebabkan nekrosis seluler dan merangsang imun sistem, monokines yang menyebabkan nekrosis seluler dan merangsang imun sistem, instabilitas vaskuler, depresi sumsum tulang dan panas. Infiltrasi jaringan oleh instabilitas vaskuler, depresi sumsum tulang dan panas. Infiltrasi jaringan oleh makrofag yang mengandung eritrosit, kuman, limfosist sudah berdegenerasi yang makrofag yang mengandung eritrosit, kuman, limfosist sudah berdegenerasi yang dikenal sebagai tifoid sel. Bila sel ini beragregasi maka terbentuk nodul terutama dikenal sebagai tifoid sel. Bila sel ini beragregasi maka terbentuk nodul terutama dalam

dalam usus halus, jaringan usus halus, jaringan limfe mesemterium, limlimfe mesemterium, limpa, hati, sumsum pa, hati, sumsum tulang dantulang dan organ yang terinfeksi.

organ yang terinfeksi.

Kelainan utama yang terjadi di ileum terminale dan plak peyer yang Kelainan utama yang terjadi di ileum terminale dan plak peyer yang hiperplasi (minggu I), nekrosis (minggu II) dan ulserasi (minggu III). Pada dinding hiperplasi (minggu I), nekrosis (minggu II) dan ulserasi (minggu III). Pada dinding ileum terjadi ulkus yang

ileum terjadi ulkus yang dapat menyebabkan perdarahan atau perforasi intestinal.dapat menyebabkan perdarahan atau perforasi intestinal. Bila sembuh tanpa adanya pembentukan jaringan parut. (Arif Mansjoer, 2001). Bila sembuh tanpa adanya pembentukan jaringan parut. (Arif Mansjoer, 2001).

2.4

2.4 PRINSIP ETIKA PENATALAKSANAAN THYPOID ABDOMINALIS

PRINSIP ETIKA PENATALAKSANAAN THYPOID ABDOMINALIS

a)

a) PerawatanPerawatan 1.

1. Klien tirah baring absolut sampai minimal 7 hari sampai demam tulang atauKlien tirah baring absolut sampai minimal 7 hari sampai demam tulang atau kurang lebih 14 hari. Maksud tirah baring adalah untuk mencegah kurang lebih 14 hari. Maksud tirah baring adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan/perforasi usus.

terjadinya komplikasi perdarahan/perforasi usus. 2.

2. Mobilisasi klien dilakukan secara bertahap bila tidak ada panas, sesuaiMobilisasi klien dilakukan secara bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan (sesuai kekuatan dengan pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan (sesuai kekuatan klien).

klien). 3.

3. Posisi tubuh klien harus diubah-ubah tiap 2 jam untuk menghindariPosisi tubuh klien harus diubah-ubah tiap 2 jam untuk menghindari terjadinya dekubitus, komplikasi pneumia hipostatik.

terjadinya dekubitus, komplikasi pneumia hipostatik. b)

(15)

1.

1. Diet yang sesuai, cukup kalori, tinggi protein, cukup cairan,tidak bolehDiet yang sesuai, cukup kalori, tinggi protein, cukup cairan,tidak boleh mengandung banyak serat, dan tidak merangsang maupun menimbulakan mengandung banyak serat, dan tidak merangsang maupun menimbulakan gas.

gas. 2.

2. Makanan diberikan secara bertahap disesuaikan dengan penyakitnya (mula-Makanan diberikan secara bertahap disesuaikan dengan penyakitnya (mula-mula cair, saring, lunak, makanan biasa). Pada penderita yang akut dapat mula cair, saring, lunak, makanan biasa). Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.

diberi bubur saring. 3.

3. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim. 4.

4. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selamaDilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.

7 hari. c)

c) Obat-obatanObat-obatan

Pengobatan antibiotika pada penderita Typhus andominalis akan Pengobatan antibiotika pada penderita Typhus andominalis akan memperpendek perjalanan penyakit, mengurangi komplikasi dan mengurangi memperpendek perjalanan penyakit, mengurangi komplikasi dan mengurangi angka kematian kasus. Obat-obat simtomatik sebenarnya tidak perlu diberikan angka kematian kasus. Obat-obat simtomatik sebenarnya tidak perlu diberikan secara rutin pada setiap pasien karena tidak banyak berguna (sesuai dengan secara rutin pada setiap pasien karena tidak banyak berguna (sesuai dengan penyakit) misalnya:

penyakit) misalnya: 1)

1) AntipiretikAntipiretik 2)

2) Kortikosteroid (diberikan pada pasien yang toksik)Kortikosteroid (diberikan pada pasien yang toksik) 3)

3) Suportif (vitamin-vitamin)Suportif (vitamin-vitamin) 4)

4) Penenang (diberikan pada pasien dengan gejala neuroprikatri).Penenang (diberikan pada pasien dengan gejala neuroprikatri).

Sedangkan obat-obatan antimikrobia yang sering diberikan antara lain: Sedangkan obat-obatan antimikrobia yang sering diberikan antara lain: 1)

1) KlorampenikolKlorampenikol

Dengan klorampenikol, demam turun rata-rata setelah lima hari. Dosis Dengan klorampenikol, demam turun rata-rata setelah lima hari. Dosis untuk orang dewasa 4 kali 500mg/hari secara oral sampai 7 hari bebas untuk orang dewasa 4 kali 500mg/hari secara oral sampai 7 hari bebas demam.

demam. 2)

2) TiampenikolTiampenikol

Dosis dan efektifitas tiampenikol pada penderita Typhus abdominalis sama Dosis dan efektifitas tiampenikol pada penderita Typhus abdominalis sama dengan klorampenikol. Demam rata-rata turun setelah 5-6 hari.

dengan klorampenikol. Demam rata-rata turun setelah 5-6 hari. 3)

3) Kotrimoxazol (kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol)Kotrimoxazol (kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol)

Efektifitas kotrimoxazol kurang lebih sama dengan klorampenikol. Demam Efektifitas kotrimoxazol kurang lebih sama dengan klorampenikol. Demam turun rata-rata setelah 5-6 hari. Dosis dewasa 2 kali 2 tablet sampai 7 hari turun rata-rata setelah 5-6 hari. Dosis dewasa 2 kali 2 tablet sampai 7 hari bebas demam. Setiap tabletnya mengandung 80 mg Trimetoprim dan 400 bebas demam. Setiap tabletnya mengandung 80 mg Trimetoprim dan 400 mg Sulfametoksazol.

(16)

4)

4) Amoxicilin dan ampicillinAmoxicilin dan ampicillin

Dalam kemampuannya untuk menurunkan demam, efektifitasnya lebih Dalam kemampuannya untuk menurunkan demam, efektifitasnya lebih kecil dibandingkan dengan klorampenikol. Digunakan sampai 7 hari bebas kecil dibandingkan dengan klorampenikol. Digunakan sampai 7 hari bebas demam, denagn ampicilin dan amoxicillin demam turun rata-rata setelah demam, denagn ampicilin dan amoxicillin demam turun rata-rata setelah 7-9 hari.

9 hari. 5)

5) Sefalosporin generasi ketigaSefalosporin generasi ketiga

Sefalosporin generasi ketiga antara lain Sefaperozon, Seftriakson, dan Sefalosporin generasi ketiga antara lain Sefaperozon, Seftriakson, dan Sefotaksim. Dosis dan lama

Sefotaksim. Dosis dan lama pemberian belum diketahui dengan pasti.pemberian belum diketahui dengan pasti. 6)

6) FluorokinolonFluorokinolon

Dosis dan lam pemberian belum diketahui

(17)

BAB III

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus Pemicu

Kasus Pemicu

Nn. MW MRS dengan keluhan panas tinggi naik turun, susah makan dan Nn. MW MRS dengan keluhan panas tinggi naik turun, susah makan dan nyeri tenggorokan.

nyeri tenggorokan. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan S=38,5ᴼC, N=84x/menit,Dari pemeriksaan fisik di dapatkan S=38,5ᴼC, N=84x/menit,

TD=120/80 mmHg, RR=32x/menit, adanya nyeri tekan perut sebelah kanan TD=120/80 mmHg, RR=32x/menit, adanya nyeri tekan perut sebelah kanan bawah, lidah kotor dan di dapatkan dari pemeriksaan darah lengkap diperoleh bawah, lidah kotor dan di dapatkan dari pemeriksaan darah lengkap diperoleh widal 1/200.

widal 1/200.

3.1

3.1 Pengkajian

Pengkajian

LEMBAR PENGKAJIAN

LEMBAR PENGKAJIAN KEPERAWA

KEPERAWATAN

TAN

Tanggal

Tanggal MRS MRS : : 26 26 Maret Maret 2012 2012 Jam Jam Masuk Masuk : : 09.30 09.30 WIBWIB Tanggal

Tanggal Pengkajian: Pengkajian: 26 26 Maret Maret 2012 2012 No. No. RM RM : : 138414138414 Jam

Jam Pengkajian Pengkajian : : 10.00 10.00 WIBWIB

IDENTITAS IDENTITAS

Identitas

Identitas anak anak Identitas Identitas Penanggung Penanggung jawabjawab Nama

Nama : : Nn. Nn. MW MW Nama Nama : : Ny. Ny. RR Umur

Umur : : 20th 20th Pekerjaan Pekerjaan : : WiraswastaWiraswasta Pendidikan

Pendidikan : : SMA SMA Pendidikan Pendidikan : : SMASMA Jenis

Jenis kelamin kelamin : : Perempuan Perempuan Alamat Alamat : : ProbolinggoProbolinggo Suku/Bangsa

Suku/Bangsa : : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia Hubungan dengan Hubungan dengan klien klien : : IbuIbu Alamat

Alamat : : ProbolinggoProbolinggo Sumber informasi

Sumber informasi : Klien dan : Klien dan keluargakeluarga

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG  RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG 

1.

1. Keluhan Keluhan Utama Utama :: Klien mengeluh panas

Klien mengeluh panas 2.

(18)

Klien mengatakan mengalami panas tinggi naik turun sejak 5 hari yang lalu. Klien mengatakan mengalami panas tinggi naik turun sejak 5 hari yang lalu. Panas turun pada pagi hari dan meningkat saat sore dan malam hari. Kemudian Panas turun pada pagi hari dan meningkat saat sore dan malam hari. Kemudian klien beli obat di apotek terdekat. Setelah dua hari pasien masih demam klien beli obat di apotek terdekat. Setelah dua hari pasien masih demam disertai nyeri tenggorokan, sakit perut, mual muntah setiap kali makan dan disertai nyeri tenggorokan, sakit perut, mual muntah setiap kali makan dan tidak nafsu makan. Kemudian oleh ibunya klien langsung di bawa ke UGD RSNU tidak nafsu makan. Kemudian oleh ibunya klien langsung di bawa ke UGD RSNU kamis, 29 Maret 2012 jam 09.30 WIB.

kamis, 29 Maret 2012 jam 09.30 WIB.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU  RIWAYAT PENYAKIT DAHULU 

Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit seperti ini Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya. Penyakit yang pernah dialami klien adalah sakit biasa seperti batuk, sebelumnya. Penyakit yang pernah dialami klien adalah sakit biasa seperti batuk, pilek dan demam. Biasanya hanya di belikan obat dari apotek dan sembuh. Klien pilek dan demam. Biasanya hanya di belikan obat dari apotek dan sembuh. Klien tidak pernah dirawat di

tidak pernah dirawat di RS sebelumnya.RS sebelumnya.

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Klien mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak ada yang pernah Klien mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak ada yang pernah menderita penyakit seperti yang dialami Klien.

menderita penyakit seperti yang dialami Klien.

OBSERV

OBSERVASI DAN ASI DAN PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK 

1.

1. Tanda tanda vitalTanda tanda vital Keadaan Umum : Keadaan Umum : 1)

1) Klien tampak lemah, bibir kering dan pecah-pecah.Klien tampak lemah, bibir kering dan pecah-pecah. 2)

2) Klien tampak berkeringat banyak.Klien tampak berkeringat banyak. Tanda Vital :

Tanda Vital : S : S : 38,538,5ᴼᴼC ; N : 84 x/menit ; T : 120/80 mmHg ; RR :32 x/menitC ; N : 84 x/menit ; T : 120/80 mmHg ; RR :32 x/menit Kesadaran

Kesadaran : : Apatis Apatis (E=3 (E=3 V=5 V=5 M=5)M=5) 2.

2. Sistem Pernafasan B1Sistem Pernafasan B1 a.

a. Keluhan :Keluhan : Sesak

Sesak (+) (+) Nyeri Nyeri waktu waktu nafas nafas (-)(-) b.

b. Batuk :Batuk : Produktif

Produktif (-) (-) Nonproduktif(-)Nonproduktif(-) c.

c. Irama nafas : tidak teraturIrama nafas : tidak teratur d.

d. Suara nafas : VesikulerSuara nafas : Vesikuler e.

e. Alat bantu napas : tidak adaAlat bantu napas : tidak ada Lainlain :

Lainlain :

-Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan : Pola napas tidak efektif Pola napas tidak efektif

Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :

-- GgGg. . KKeseseieimbmbanangagan n ssuhuhu u ttububuhuh (hiperthermi)

(hiperthermi)

(19)

3.

3. Sistem Kardio vaskuler B2Sistem Kardio vaskuler B2 a.

a. Keluhan nyeri dada : tidakKeluhan nyeri dada : tidak b.

b. Irama jantung : regulerIrama jantung : reguler c.

c. S1/S2 tunggal : yaS1/S2 tunggal : ya d.

d. Suara jantung : normalSuara jantung : normal e.

e. CRT : 2 detikCRT : 2 detik f.

f. Akral : panasAkral : panas g.

g. JVP : normalJVP : normal Lainlain : Lainlain :

-4.

4. Sistem Persyarafan B3Sistem Persyarafan B3 a.

a. GCS : apatis (E=3 V=5 M=5)GCS : apatis (E=3 V=5 M=5) b.

b. Keluhan pusing : yaKeluhan pusing : ya c.

c. Pupil : IsokorPupil : Isokor d.

d. Sclera/Konjunctiva : normalSclera/Konjunctiva : normal e.

e. Gangguan pandangan : tidakGangguan pandangan : tidak f.

f. Gangguan pendengaran : tidakGangguan pendengaran : tidak g.

g. Gangguan penciuman : tidakGangguan penciuman : tidak

5.

5. Sistem perkemihan B4Sistem perkemihan B4 a.

a. Kebersihan : BersihKebersihan : Bersih b.

b. Produksi urine : 1500ml/hariProduksi urine : 1500ml/hari c.

c. Kandung kemih :Kandung kemih : Membesar : tidak Membesar : tidak Nyeri tekan : tidak Nyeri tekan : tidak d.

d. Intake cairan oral : 1500cc/hariIntake cairan oral : 1500cc/hari e.

e. Alat bantu Alat bantu kateter : kateter : tidaktidak Lainlain :

Lainlain :

-6.

6. Sistem pencernaan B5Sistem pencernaan B5 a.

a. Lidah : kotorLidah : kotor b.

b. Mukosa : keringMukosa : kering c.

c. TenggorokanTenggorokan

Masalah Keperawatan : tidak ada Masalah Keperawatan : tidak ada

Masalah Keperawatan :

Masalah Keperawatan :

Resiko cidera Resiko cidera

Masalah Keperawatan : tidak Masalah Keperawatan : tidak ada

ada

Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :

-- PeruPerubahan nubahan nutrisi kuratrisi kurang dari kebutng dari kebutuhanuhan tubuh

tubuh

(20)

Sakit menelan (-) Sakit menelan (-) Pembesaran tonsil (-) Pembesaran tonsil (-) d.

d. Abdomen : nyeri (+)Abdomen : nyeri (+) e.

e. Peristaltik : 29 x/menitPeristaltik : 29 x/menit f.

f. BAB : 3x/hari, Konsistensi cairBAB : 3x/hari, Konsistensi cair g.

g. Diet : cairDiet : cair h.

h. Nafsu Nafsu makan makan : : menurun menurun Frekuensi: Frekuensi: 2x/hari2x/hari i.

i. Porsi makan : habis ½ porsiPorsi makan : habis ½ porsi Lainlain:

Lainlain:

-7.

7. Sistem muskuloskeletal dan integumen B6Sistem muskuloskeletal dan integumen B6 a.

a. Pergerakan sendi : bebasPergerakan sendi : bebas b.

b. Kekuatan Kekuatan otot otot 4 4 44 4 4 44 c.

c. Kelainan ekstremitas : tidakKelainan ekstremitas : tidak d.

d. Kelainan tulang belakang : tidakKelainan tulang belakang : tidak e.

e. Fraktur : tidakFraktur : tidak f.

f. Traksi/spalk/gips : tidakTraksi/spalk/gips : tidak g.

g. Kulit : warna sawo matangKulit : warna sawo matang h.

h. Turgor : burukTurgor : buruk Lainlain:

Lainlain:

-PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG 1.

1. Pemeriksaan Darah LengkapPemeriksaan Darah Lengkap Parameter

Parameter Hasil/satuan Hasil/satuan Nilai Nilai normal normal InterpretasiInterpretasi Hemoglobin

Hemoglobin 13,8 13,8 g/dl g/dl 12-14 12-14 NormalNormal Leukosit

Leukosit 11.100/µl 11.100/µl 40004000 – –11.000 11.000 TinggiTinggi Diff count Diff count -- LimfositLimfosit -- MonositMonosit -- 46 %46 % -- 7%7% -- 20-4020-40 -- 2-82-8 -- TinggiTinggi -- NormalNormal Trombosit

Trombosit 179.000/ 179.000/ µl µl 150.000150.000 – –400.000 400.000 NormalNormal 2.

2. Uji WidalUji Widal a. a. Widal O = 1/200Widal O = 1/200 Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan : Intoleransi aktifitas Intoleransi aktifitas

(21)

b.

b. Widal H = 1/160Widal H = 1/160

 ANALISA DATAANALISA DATA

DATA

DATA ETIOLOGI ETIOLOGI MASALAHMASALAH

Ds : Ds :

--

Klien Klien mengatakanmengatakan

badannya terasa panas. badannya terasa panas.

Do : Do :

 Keadaan umum :Keadaan umum : 

 Bibir tampak keringBibir tampak kering dan pecah-pecah, klien dan pecah-pecah, klien tampak berkeringat tampak berkeringat banyak. banyak.   TTV :TTV :   S :38,5S :38,500CC 

 Pemeriksaan fisik :Pemeriksaan fisik : 

 Akral panasAkral panas

 Pemeriksaan darah rutin:Pemeriksaan darah rutin: 

 Leukosit 11.100/µlLeukosit 11.100/µl

 Limfosit 46 %Limfosit 46 %

 Uji widalUji widal

  Widal O = 1/200Widal O = 1/200   Widal H = 1/160Widal H = 1/160 Bakteremia Bakteremia Kuman mengeluarkan Kuman mengeluarkan endotoxin endotoxin

Merangsang sintesa dan Merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen pelepasan zat pirogen oleh leukosit oleh leukosit Menstimulasi pusat Menstimulasi pusat termoregulator termoregulator

Peningkatan suhu tubuh Peningkatan suhu tubuh

Gg. Keseimbangan suhu Gg. Keseimbangan suhu tubuh (Hiperthermi) tubuh (Hiperthermi) Gg. Keseimbangan suhu Gg. Keseimbangan suhu tubuh (Hiperthermi) tubuh (Hiperthermi) Ds : Ds :

--

Klien mengatakan mualKlien mengatakan mual

dan muntah setiap kali dan muntah setiap kali makan

makan

--

Klien mengatakan tidakKlien mengatakan tidak

nafsu makan nafsu makan

Do : Do :

 Keadaan umumKeadaan umum

Akumulasi sel tifoid di Akumulasi sel tifoid di ileum terminal sbg tempat ileum terminal sbg tempat infeksi utama infeksi utama HCl meningkat HCl meningkat Mual, muntah Mual, muntah Anoreksia Anoreksia Perubahan nutrisi Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan kurang dari kebutuhan tubuh

(22)

 Klien tampak lemahKlien tampak lemah

 Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik 

 Lidah kotorLidah kotor

 Hanya Hanya mampumampu menghabiskan ½ porsi menghabiskan ½ porsi makan

makan

 Pola makan 2x sehariPola makan 2x sehari

 BB turun dari 50 kgBB turun dari 50 kg menjadi 47 kg

menjadi 47 kg

Perubahan nutrisi kurang Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dari kebutuhan tubuh

3.2

3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

1.

1. Gg. Keseimbangan suhu tubuh (hiperthermi) b.d prGg. Keseimbangan suhu tubuh (hiperthermi) b.d pr oses peradangan.oses peradangan. 2.

(23)

3.3

3.3 Intervensi, Implementasi dan Evaluasi KeperawatanIntervensi, Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Hari/tgl

Hari/tgl No.diagnosa No.diagnosa Intervensi Intervensi Rasional Rasional Jam/Jam/ tgl tgl

Implementasi

Implementasi Evaluasi Evaluasi TTDTTD Senin, 26 Senin, 26 Maret Maret 2012 2012 Diagnosa 1 Diagnosa 1 Tujuan : Tujuan :

Dalam waktu 1x8 jam Dalam waktu 1x8 jam suhu tubuh dalam suhu tubuh dalam batas normal

batas normal

Criteria hasil : Criteria hasil : 1.

1. Klien mengatakanKlien mengatakan badan sudah tidak badan sudah tidak panas lagi

panas lagi 2.

2. Suhu aksila 36,5-Suhu aksila 36,5-37,5

37,5ooCC 3.

3. Klien Klien minumminum

minimal 8

minimal 8

gelas/hari gelas/hari 4.

4. Bibir klien tidakBibir klien tidak kering lagi dan kering lagi dan

1.

1. Berikan Berikan penjelasanpenjelasan kepada klien dan kepada klien dan keluarga tentang keluarga tentang peningkatan suhu peningkatan suhu tubuh. tubuh. 2.

2. Lakukan Lakukan kompreskompres hangat.

hangat. 3.

3. Beri Beri minum minum yangyang banyak 2500cc/hari. banyak 2500cc/hari. 4.

4. Anjurkan klien untukAnjurkan klien untuk memakai pakaian memakai pakaian tipis dan menyerap tipis dan menyerap keringat.

keringat. 5.

5. Observasi suhu tiap 4Observasi suhu tiap 4  jam sekali.

 jam sekali. 6.

6. Kolaborasi : berikanKolaborasi : berikan paracetamol kalau paracetamol kalau

1.

1. Agar Agar klien klien dandan keluarga keluarga mengetahui sebab mengetahui sebab dari peningkatan dari peningkatan suhu dan suhu dan membantu membantu mengurangi mengurangi kecemasan yang kecemasan yang timbul. timbul. 2. 2. MembantuMembantu menurunkan suhu menurunkan suhu tubuh. tubuh. 3.

3. Peningkatan suhuPeningkatan suhu tubuh tubuh mengakibatkan mengakibatkan penguapan tubuh penguapan tubuh meningkat sehingga meningkat sehingga 1. 1. MemberikanMemberikan penjelasan penjelasan kepada klien dan kepada klien dan keluarga tentang keluarga tentang peningkatan suhu peningkatan suhu tubuh. tubuh. 2.

2. Lakukan kompresLakukan kompres hangat. hangat. 3. 3. MemberikanMemberikan paracetamol dan paracetamol dan ceftriaxone 400 ceftriaxone 400 Mg Mg 4. 4. MenganjurkanMenganjurkan klien untuk klien untuk memakai pakaian memakai pakaian tipis dan tipis dan menyerap menyerap S : Klien mengatakan S : Klien mengatakan badannya masih badannya masih panas panas O : O :

-- Suhu Suhu aksilaaksila

37,8 37,8ooCC

-- Klien minum 8Klien minum 8

gelas/hari gelas/hari

-- Bibir Bibir klienklien

masih tampak masih tampak kering dan kering dan pecah-pecah pecah-pecah

-- Akral Akral masihmasih

teraba panas teraba panas A : Masalah teratasi A : Masalah teratasi sebagian sebagian P : Lanjutkan P : Lanjutkan tidak pecah tidak pecah 5.

5. Akral hangatAkral hangat

perlu dan ceftriaxone perlu dan ceftriaxone 400

400 Mg Mg pada pada jamjam 10.30, 18.30, 02.30 10.30, 18.30, 02.30 perlu diimbangi perlu diimbangi dengan asupan dengan asupan cairan yang banyak. cairan yang banyak. 4.

4. Pakaian yang tipisPakaian yang tipis akan lebih mudah akan lebih mudah untuk menyerap untuk menyerap keringat, keringat, menghilangkan menghilangkan hambatan hambatan pengeluaran panas pengeluaran panas lewat udara. lewat udara. 5.

5. Tanda-tanda Tanda-tanda vitalvital merupakan acuan merupakan acuan untuk mengetahui untuk mengetahui keadaan umum keadaan umum pasien. pasien. 6. 6. AntipiretikAntipiretik berfungsi langsung berfungsi langsung ke hipotalamus ke hipotalamus keringat. keringat. 5.

5. Memberi minumMemberi minum yang banyak yang banyak 2500cc/hari. 2500cc/hari. 6.

6. Observasi Observasi suhusuhu tiap 4 jam sekali. tiap 4 jam sekali.

intervensi no. 3, 4, 5, intervensi no. 3, 4, 5, 6

(24)

tidak pecah tidak pecah 5.

5. Akral hangatAkral hangat

perlu dan ceftriaxone perlu dan ceftriaxone 400

400 Mg Mg pada pada jamjam 10.30, 18.30, 02.30 10.30, 18.30, 02.30 perlu diimbangi perlu diimbangi dengan asupan dengan asupan cairan yang banyak. cairan yang banyak. 4.

4. Pakaian yang tipisPakaian yang tipis akan lebih mudah akan lebih mudah untuk menyerap untuk menyerap keringat, keringat, menghilangkan menghilangkan hambatan hambatan pengeluaran panas pengeluaran panas lewat udara. lewat udara. 5.

5. Tanda-tanda Tanda-tanda vitalvital merupakan acuan merupakan acuan untuk mengetahui untuk mengetahui keadaan umum keadaan umum pasien. pasien. 6. 6. AntipiretikAntipiretik berfungsi langsung berfungsi langsung ke hipotalamus ke hipotalamus keringat. keringat. 5.

5. Memberi minumMemberi minum yang banyak yang banyak 2500cc/hari. 2500cc/hari. 6.

6. Observasi Observasi suhusuhu tiap 4 jam sekali. tiap 4 jam sekali.

intervensi no. 3, 4, 5, intervensi no. 3, 4, 5, 6 6 untuk menurunkan untuk menurunkan panas dan panas dan antibiotik dapat antibiotik dapat menghambat menghambat proses infeksi proses infeksi Senin, 26 Senin, 26 Maret Maret 2012 2012 Diagnosa 2 Diagnosa 2 Tujuan : Tujuan :

Dalam waktu 3x24 jam Dalam waktu 3x24 jam mampu mampu mempertahankan mempertahankan kebutuhan nutrisi kebutuhan nutrisi adekuat. adekuat. Criteria hasil : Criteria hasil : •

• Klien mengatakanKlien mengatakan

nafsu makan nafsu makan meningkat dan meningkat dan tidak mual tidak mual • • MampuMampu 1.

1. Jelaskan pada klienJelaskan pada klien dan keluarga dan keluarga tentang manfaat tentang manfaat makanan/nutrisi. makanan/nutrisi. 2.

2. Kaji pola dan nafsuKaji pola dan nafsu makan klien makan klien 3.

3. Anjurkan Anjurkan klienklien untuk untuk menghabiskan 1 menghabiskan 1 porsi makanan porsi makanan dengan cara di dengan cara di makan sedikit-makan sedikit-sedikit dan diberi sedikit dan diberi  jeda.  jeda. 1. 1. MeningkatkanMeningkatkan pengetahuan klien pengetahuan klien tentang nutrisi tentang nutrisi sehingga motivasi sehingga motivasi untuk makan untuk makan meningkat. meningkat. 2.

2. Mengetahui polaMengetahui pola dan kebiasaan dan kebiasaan makan klien dapat makan klien dapat menentukan menentukan intervensi intervensi selanjutnya selanjutnya 3. 3. MenghindariMenghindari refluks makanan. refluks makanan. 1.

1. Menjelaskan padaMenjelaskan pada klien dan keluarga klien dan keluarga tentang manfaat tentang manfaat makanan/nutrisi. makanan/nutrisi. 2.

2. Mengkaji pola danMengkaji pola dan nafsu makan klien nafsu makan klien 3. 3. MenganjurkanMenganjurkan klien untuk klien untuk menghabiskan 1 menghabiskan 1 porsi makanan porsi makanan dengan cara di dengan cara di makan sedikit-makan sedikit-sedikit dan diberi sedikit dan diberi  jeda.  jeda. S : Klien mengatakan S : Klien mengatakan nafsu makan nafsu makan meningkat dan tidak meningkat dan tidak mual lagi mual lagi O : O : -- KlienKlien menghabiskan menghabiskan porsi makan porsi makan yang di yang di sediakan sediakan

-- Klien Klien tidaktidak

tampak lemah tampak lemah -- BB 49,5 kgBB 49,5 kg A : Masalah teratasi A : Masalah teratasi

Gambar

Gambar anatomi sistem pencernaanGambar anatomi sistem pencernaan

Referensi

Dokumen terkait

keletihan emosi; c) keletihan emosi merupakan pengantara yang menghubungkan persepsi sokongan organisasi dan tingkah laku kerja tidak produktif; dan d) PKBO merupakan penyederhana

kecil Adanya bidang yang memisahkan ruang Adanya ruang lain sebagai perantara Kesimpulan Dapat digunakan pada ruang-ruang yang mempunyai hubungan erat Dapat digunakan pada

10.1 Kecuali sebagaimana yang diisyaratkan dalam Peraturan Persidangan apa-apa usul hendaklah disampaikan pemberitahu itu tidak kurang daripada empat belas (14) hari terlebih

Membentuk Tim Percepatan Pengembangan Kawasan Teknopolitan Provinsi Lampung di lahan BPPT Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016 dengan susunan personalia

Bahaya (hazard) adalah agen-agen biologis, kimia, maupun fisika yang terdapat dalam pangan dan berpotensi untuk menyebabkan efek buruk bagi kesehatan. Evidence base adalah

Penulisan skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Penulisan ini tidak menjadi sebuah skripsi

Karakteristik makroskopis jamur ini yang ditemukan pada kulit kayu mati adalah warna tubuh coklat bening dengan permukaan yang licin, karkopranya lunak dan melekat

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tersebut diatas serta dengan adanya keterbatasan yang ada maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Ada perbedaan