• Tidak ada hasil yang ditemukan

Baja 2 Uya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Baja 2 Uya"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

3.1.

Gelagar Memanjang

Direncanakan :  Trapesium ½ Lx = ½ . 1.5 = 0,75 m Ly = 3 m

( ) ( )

( )

3 0.236t/m 0,64 0,75 3 3 0,167x0,75 Ly q ) Lx -(3Ly 0,167Lx q 2 2 2 2 2 2 eq = − = =

Direncanakan profil WF 400 x 400, dari tabel Baja Profil WF (Wide Flange) diperoleh :

- q = 283 kg/m - ix = 18,2 cm

Beban eqivalensi :

q plat = 0,64 t/m2

Menghitung beban eqivalensi lantai beban terbagi rata untuk beban segitiga dan trapesium :  Segitiga qeq = 1/3 x Lx x q  b = 1/3 x 1,5 x 0,64 = 0,32 t/m Lx = 1,5 m  –  Jarak antara gelagar memanjang = 1,50 m 3 m 3 m b a 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m

(2)

- B = 40,7 cm - iy = 10,4 cm

- F = 360,7 cm2 - Zx = Wx = 5570 cm3

- Ix = 119000 cm4 - Zy = Wy = 1930 cm3

- Iy = 39400 cm4

3.1.1 Pembebanan

a. Akibat Beban Mati (M)

- Beban sendiri gelagar = 0,283 t/m

- Berat Lantai 2 x 0,250 = 0,500 t/m - Berat Aspal 0.05 x 2.2 = 0.110 t/m2

- Berat Air Hujan 0.05 x 1.0 = 0.050 t/m2

0.943 t/m q

3 m

MMaks= 1/8 . q . I2= 1/8 . 0.943 . (3)2 = 1.060 tm

DMaks= 1/2 . q . I = 1/2 . 0.943 . 3 = 1.415 t

Akibat Beban Hidup

Beban hidup yang bekerja adalah beban D yang terdiri dari muatan q (beban terbagi rata) dan P (beban garis). (PPJJR 1987 hal. 7)

untuk bentang 20 < L < 60 m L = 24 m

(

L 20

)

60 1,1 2,2 q

=

(

24-20

)

0.161t/m 60 1,1 2,2.

=

=

Untuk jembatan kelas II 

(3)

 Besarnya muatan q yang diterima gelagar adalah : ton 118 . 0 0,25 x 2,75 0.1127 % 50 2,75 x 2,75 0.1127 % 100 q = + =

 Besarnya muatan garis P = 12 ton (  Menurut PPPJR 1987)

P = 70% x 12 = 8,4 ton

 Besarnya muatan P yang diterima gelagar adalah : ton 782 , 8 0,25 x 2,75 8,4 % 50 2,75 x 2,75 8,4 % 100 P

=

+

=

 Koefesien kejut :

(

)

(

50 24

)

1,270t/m 20 1 L 50 20 1 k 

=

+

+

=

+

+

=

P = 8,782 ton q = 0.118 t/m 3 m

 Momen akibat muatan hidup adalah :

(

1/8.ql2 1/4Pl2 k  M

=

+

( )

(

1/8.0.118. 3 1/4.8,782.3 270 , 1 2

+

=

= 6.755 tm

(

1/2.ql 1/4P

)

k  D

=

+

(

1/2.0.118.3

)

1/4.8,782 270 , 1

+

=

= 2.420 ton

(4)

Besarnya tekanan angin W = 150 kg/m2 (PPJJR – 1987) luas bidang yang terkena

angin ditetapkan setinggi 2 m diatas lantai kendaraan. Dari perhitungan terdahulu diperoleh R = 1,46 ton

M = 1/4 x R x L = 1/4 x 1,46 x 3 = 1.095 tm D = 1/2 x R = 1/2 x 1,46 = 0,730 ton

c. Akibat Gaya Rem (R)

Besarnya gaya rem yang diperhitungkan 5% dari muatan D tanpa koefesien kejut. Gaya rem tersebut dianggap bekerja horizontal dalam arah sumbu jembatan dengan titik tangkap setinggi 1,8 m di atas permukaan lantai kendaraan.

R = 5% (q . l + P) = 5% (0.118 . 3 + 8,782) = 0.457 ton

M = 1,8 x R = 1,8 m x 0.457 ton = 0.823 tm

D = 1/2 . R = 1/2 .0.457 = 0.229 ton

d. Akibat Gaya Gempa Bumi (G)

Pengaruh gempa bumi pada jembatan diperhitungkan senilai dengan pengaruh suatu gaya horizontal yang bekerja pada titik berat konstruksi. Bagian konstruksi yang ditinjau dalam arah yang paling berbahaya.

Gaya horizontal tersebut diperhitungkan dengan rumus : K = E x G

Dimana : K = Gaya horizontal

E = Koefesien gempa bumi (daerah III = 0,15) G = Berat sendiri

K = 0,15 x 0.943 x 3 = 0.424 ton

M = 1/4 . K . L = 1/4 . 0.424 . 3 = 0.318 tm

D = 1/2 . 0.424 = 0.212 ton

(5)

Momen akibat beban mati (M) = 1.060 tm Momen akibat beban hidup (H) = 6.755 tm Momen akibat beban angin (A) = 1.095 tm

Momen akibat gaya rem (R) = 0.823 tm

Momen akibat gaya gempa bumi (G) = 0.318 tm

 Perhitungan Kombinasi Pembebanan :

I. (M + H)100% = (1.060 + 6.755) 100% = 7.815 tm II. (M + A)125% = (1.060 + 1.095) 125% = 2.694 tm III. (M + H + R + A)140%

= (1.060 + 6.755 + 0.823 + 1.095) 140% = 13.626 tm IV. (M + G)150% = (1.060 + 0.318) 150% = 2.067 tm Kombinasi momen yang menentukan adalah : M = 26.202 tm

Gaya Lintang (D)

Gaya Lintang akibat beban mati (M) = 1.415 ton Gaya Lintang akibat beban hidup (H) = 2.420 ton Gaya Lintang akibat beban angin (A) = 0.730 ton Gaya Lintang akibat gaya rem (R) = 0.229 ton Gaya Lintang akibat gaya gempa bumi (G) = 0.212 ton

 Perhitungan Gaya lintang (D):

D = 1.415 + 2.420 + 0.730 + 0.229 + 0.212 = 5.006 ton

3.1.2 Kontrol Tegangan Dan Lendutan

 Tegangan Normal :

(

)

5570 kg/cm 10 x 26.202 Wx M σ 5 Maks Mb

=

=

2 2 σ 1867kg/cm kg/cm 413 . 470

<

=

=

--- (OK)  Tegangan Geser :

(6)

τ 119000 x 40,7 1930 x 10 x 5.006 Ix . B Zy . D 5

=

=

= 199.483 kg/cm2 < τ = 0,58 x 1867 = 1082,86 kg/cm2--- (OK)  Lendutan Maksimum f = 1/250 x l (PPBBI 1984) = 1/250 x 300 cm = 1.2 cm

 Jumlah beban terbagi rata ( q) yang d terima gelagar memanjang : q = beban mati + beban hidup

= 0.823 t/m + 0.118 t/m = 0.941 t/m

941 kg/cm

 Jumlah beban terpusat (P) :

 p = p muatan terpusat + p gaya rem = 2.420 t + 0.457 t

= 2.877 ton

 Lendutan yang terjadi :

Ix . E . 48 l P. x Ix . E l . q x 384 5 F 3 4 Mb

=

119000 x x10 2,1 x 48 300 x 2.877 x 119000 x x10 2,1 300 x 941 x 384 5 6 3 6 4

=

= 0.000002 cm < f = 1.2 cm --- (Aman)

3.2.

Gelagar melintang

(7)

Jarak gelagar melintang = 3 m Lebar jembatan = 9 m Direncanakan profil WF 400 x 400 - q = 283 kg/m - B = 40.7 cm - F = 360.7 cm2 - Ix = 119000 cm4 - Iy = 39400 cm4 - Zx = Wx = 5570 cm3 - Zy = Wy = 1930 cm3 3.2.1. Pembebanan

 –  Berat sendiri gelagar melintang = 0.283 t/m

 –  Berat lantai 2 x (tepi b) = 2 x 0.407 t/m = 0.814 t/m  –  Berat muatan terbagi rata : Berat garis (P) 100%

75 , 2 P % 100

=

x 70% x 100% x k  75 , 2 12

=

x 70% x 100% x 1.27 t/m = 3.879 t/m  Berat garis (P) 50% 100% = 75 , 2 P x 70% x 50% x k  = 75 , 2 12 x 70% x 50% x 1,27 = 1.940 t/m

Beban hidup trotoar adalah : beban yang bekerja pada trotoar untuk beban hidup q = 500 Kg/cm2(PMUJJR hal.8)

(8)

Berdasarkan PPJJR – 1987, untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan lebih  besar dari 5,50 m beban D sepenuhnya dibebankan pada lebar jalur 5,50 m sedang

lebar selebihnya dibebani hanya separuh beban D (50%) P

1/2P 1/2 P

1 7 1

9 m

Beban terpusat terdiri dari :

 –  Beban gelagar memanjang = Berat sendiri (q) x jarak (λ)

= 0.283 t/m x 3 m = 0.849 ton

 –  Beban hidup pada lantai kendaraan (50%) = 50% x q.l

= 50% x 0.118 t x 3 m = 0.177 ton

 –  Beban hidup pada lantai kendaraan (100%)= 100% x q.l

= 100% x 0.118 t/m x 3 = 0.354 ton 3.2.2. Momen maksimum

 Momen Akibat Beban Terpusat :

2 2 I  b. a . P M

=

P1 = 0.849 = 0.849 t/m P2 = 0.849 + 0.177 = 1.026 t/m P3 = 0.849 + 0.354 = 1.203 t/m Dimana : q1= 0.283 + 0.814 + 0.50 = 1.597 t/m q2= 0.283 + 1.940 + 0.814 = 3.037 t/m q3= 0.283 + 3.879 + 0.814 = 4.976 t/m q1 9 m P3 P3 P2 P3 P3 P2 q2 q3 q2 1m 1,83m 1,83m 1,83m 1m q1 P1 P1 0,75m 0,75m

(9)

) 7,25 x 1,75 x (1.203 ) 8 x 1 x (1.026 ) 9 x 0 {(0.849x 1/9 M

=

2 2

+

2

+

2 ) 3,58 x 5,41 x (1.203 ) x5,41 3,58 x (1.203 2

+

2

+

)} 0 x 9 x (0.849 ) 1 x 8 x (1.026 ) 1,75 x 8,74 x (1.203 2

+

2

+

2

+

81 0 648 . 9 200 . 32 412 . 83 050 . 126 657 . 110 664 . 65 0

+

+

+

+

+

+

+

=

81 631 . 427

=

=

5.279tm

 Momen Akibat Beban Terbagi Rata

M = 2 (1/12. q1L2) + 2 (1/12 . q2L2) +1/12 q3L2

= 2 (1/12 . 1.597. 92) + 2 (1/12 . 3.037 . 92) + 1/12. 4.976 . 92

= 21.560 + 41.000 + 33.588 = 96.148 tm

MMaks= Momen Beban Terpusat + Momen Beban Terbagi Rata

MMaks= 5.279 + 96.148

= 101.247 tm

3.2.3. Gaya Lintang Maksimum - Akibat gaya terpusat

D = R A

(

)

(

)

(

)

(

)

[

0.849x9 1.026 x8 1.203x7,25 1.203x5,41 1/8

+

+

+

=

(

1.203x3,58

)

+

1.203

(

x1,75

)

+

1.026

(

x1

)

+

(

0.849x0

)

]

+

8 0 026 . 1 2.105 4.307 6.508 8.722 8.208 (7.641

+

+

+

+

+

+

+

=

= 4.815 ton

- Akibat Beban Terbagi Rata D = R A

(

)

(

)

(

)

[

1/2 1.597 1 1/2 3.037 0,75 1/2 4.976 5,5

]

8 / 1  x  x

+

 x  x

+

 x  x

=

8 684 . 13 139 . 1 799 . 0 + + = = 1.953 ton 3.2.4. Gaya Angin

(10)

Gaya angin maksimum yang bekerja pada pertengahan gelagar memanjang yaitu Gaya angin maksimum yang bekerja pada pertengahan gelagar memanjang yaitu R=0.73 ton. R=0.73 ton. M MMaxMax= 1/8 . R .L= 1/8 . R .L = 1/8 x 0.73 x 9 = 1/8 x 0.73 x 9 = 0.82 tm = 0.82 tm D DMaxMax= 1/2 . R = 1/2 . R  = 1/2 x 0.73 = 1/2 x 0.73 = 0.365 ton = 0.365 ton 3.

3.2.2.5.5. KKonontrtrol Tol Tegeganangagann -- TeTegagangangan Nn Normormalal

M MMaxMax= = tm tm + + 0,82 tm0,82 tm = 101.247 tm + 0.82 = 102.067tm = 101.247 tm + 0.82 = 102.067tm

≈≈

12.07 x 1012.07 x 1055kg.cmkg.cm W WXX = 5570 cm= 5570 cm33 x x Max Max ytb ytb W W M M

==

σσ

3 3 5 5 cm cm 5570 5570 kg.cm kg.cm 10 10 x x 12.07 12.07

==

2 2 2 2 kg/cm kg/cm 1867 1867 σ σ kg/cm kg/cm 697 697 .. 216 216

<<

==

==

(Aman)(Aman) Tegangan Geser : Tegangan Geser : D

DMaxMax = = 4.815 4.815 ton ton + + 1.953 ton 1.953 ton + + 0.365 0.365 tonton

= 7.133 ton = 7.133 ton

≈≈

7133 kg7133 kg ττ Ix Ix ..  b  b .Zy .Zy D D

==

4843300 4843300 13766690 13766690 119000 119000 x x 40.7 40.7 1930 1930 x x 7133 7133

==

==

<<

==

22 kg/cm kg/cm 842 842 .. 2 2 ττ

==

0,580,58xx18671867

==

11082082,,8686kg/cmkg/cm22(OK)(OK)  Note :

 Note : Jika setelJika setelah dikontrol, peah dikontrol, perhitungan terhitungan tegangan normagangan normalnya “Tidak Alnya “Tidak Aman”, maka man”, maka gelagar gelagar  melintang dipakai dimensi yang sama akan tetapi platnya dipertebal.

melintang dipakai dimensi yang sama akan tetapi platnya dipertebal.

BAB IV

BAB IV

(11)

PERHITUNGAN VAKWERK 

PERHITUNGAN VAKWERK 

Pembebanan yang diperhitungkan : Pembebanan yang diperhitungkan :

-- MMuuaattaan n MMaattii -- MMuuaattaan n HHiidduupp -- MMuuaattaan n AAnnggiinn

4

4..1

1 Mu

Mua

attan

an Ma

Mati

ti

Berat dua buah vakwerk, menurut Prof. Ir. Loa Wan kiong adalah ; Berat dua buah vakwerk, menurut Prof. Ir. Loa Wan kiong adalah ; G

G = = ((220 0 + + 33..LL) ) = = ((220 0 + + 3 3 x x 2244)) = = 992 2 kkgg//mm22

 Beban se

 Beban seluruh jembatan luruh jembatan untuk 2 Vakuntuk 2 Vakwerk adalah werk adalah ::

aa..BBeerraat t VVaakkwweerrkk = = 9 9 x x 224 4 x x 992 2 = = 119988772 2 kkgg  b.Berat Ge

 b.Berat Gelagar :lagar :

-- MMeelliinnttaanngg = = 5 5 x x 9 9 x x 22883 3 = = 112277335 5 kkgg -- MMeemmaannjjaanngg = = 7 7 x x 224 4 x x 22883 3 ==

47544 kg

47544 kg

c.

c.Lantai kendaraLantai kendaraan :an :

-- PlaPlat t BetBeton on = = 0,2 0,2 x x 9 9 x x 24 24 x x 1867 1867 = = 8068065.44 5.44 kgkg -- Lapisan Lapisan Aspal Aspal = = 0,05 0,05 x x 7 7 x x 24 24 x x 2200 2200 = = 18480 18480 kgkg d.Trotoar :

d.Trotoar :

-- PPllaat t BBeettoon n TTuummbbuukk = = 00,,225 5 x x 2 2 x x 224 4 x x 22110000 = 2= 25522000 0 kkgg

-- LLaappiissaan n AAssppaall = = 00,,005 5 x x 2 2 x x 224 4 x x 22220000 =

= 5280 5280 kgkg e.Sandaran

e.Sandaran

-- SSaannddaarraan n MMeennddaattaar r ddaan n vveerrttiikkaall = = 2[(2 2[(2 x x 24 24 x x 5,59) 5,59) + + (0,9 (0,9 x x 12 12 x x 8,64)] 8,64)] = = 723.264 723.264 kgkg = 137899.704 kg = 137899.704 kg Berat vakwerk  Berat vakwerk  6894968949..852852kgkg 2 2 137899.704 137899.704

==

==

Berat Perbidang Berat Perbidang 1149111491..642642kgkg 6 6 68949.852 68949.852

==

==

(12)

Berat yang bekerja pada titik buhul tepi : Berat yang bekerja pada titik buhul tepi : R 

R AA= R = R BB= = 1/2 1/2 x x 68949.852 = 68949.852 = 34474.926 kg34474.926 kg

1/2

1/2 . . P P = = 1/2 1/2 x x 11491.642 11491.642 = = 5745.821 5745.821 kgkg

Gaya batang dihitung dengan metode Cremona. Gaya batang dihitung dengan metode Cremona.

D D11

 A

 A11 AA22 AA33 AA44 AA55  A A66

D D22 DD33 DD44 DD55 DD66 DD77 DD88 V V11 VV22 VV33 VV44 VV55 VV66 VV77 B B11 BB22 BB33 BB44 BB55 BB66 BB77 BB88 1/2P 1/2P R RAA P P77 P P11 PP22 PP33 PP44 PP55 PP66 CREM CREMOONNABABEEBBAANNTTEETTAAPP PP 11 PP 22 PP 33 PP 44 1 / 2 P 1 / 2 P ++ BB 11 ++ BB 22 ++ BB 33 ++ BB 44 ++ BB 55 ++ VV 11 ++ DD 22 ++ DD 33 ++ DD 44 ++ DD 55 1 c m = 1 0 0 0 0 k g 1 c m = 1 0 0 0 0 k g

4

4..2

2..

M

Mu

ua

atta

an

n H

Hiid

du

up

p

Lebar lantai kendaraan 7 m , muatan hidup D bekerja sepenuhnya ( 100 % ) untuk  Lebar lantai kendaraan 7 m , muatan hidup D bekerja sepenuhnya ( 100 % ) untuk   jalur seleb

 jalur selebar 5,5 m , ar 5,5 m , sedangkan sesedangkan selebihnya yaitu 1lebihnya yaitu 1,5 m dibe,5 m dibebani hanya 50 bani hanya 50 %.%. Muatan hidup

(13)

☼ Muatan terbagi rata ( q )

Untuk bentang L =32 m ( 30 m < L < 60 m ) , berlaku :

) 2.2.4 Pasal 12/1970.  No. PMUJJR  ( t/m ) 30 -L ( 60 1,1 -t/m 2,2 q

=

) 30 -24 ( x 60 1,1 -2,2 = t/m 2,09

=

Untuk jembatan kelas II, diambil 70 % t/m 1,463 t/m 2,09 x % 70 q = =

Koefisien kejut ( K ) untuk panjang bentang L = 24 m :

L 50 20 1 K 

+

+

=

24 50 20 1

+

+

=

,270 1

=

☼ Muatan garis P menurut PPPJJR 1987, diambil sebesar 12 ton

Untuk jembatan kelas II

ton 8,4 12 x % 70 P

=

=

Muatan hidup yang diterima oleh tiap vakwerk adalah : Muatan terbagi rata ( q )

q’ = 0,25 75 , 2 463 , 1 % 50 ) 75 , 2 75 , 2 463 , 1 % 100 (  x

+

 x  x ) x 1,270 = 1,942 t/m Muatan terpusat ( P ) P’ = 0,25 75 , 2 4 , 8 % 50 ) 75 , 2 75 , 2 4 , 8 % 100 (  x

+

 x  x ) x 1,270 = 11,153 ton

(14)

Muatan P dan q merupakan muatan bergerak yang secara bersama – sama berjalan diatas jembatan. Gaya – gaya bentang dari vakwerk di hitung dengan metode garis pengaruh.

4.2.1. Perhitungan Ordinat Garis Pengaruh

Untuk mencari batang dengan garis pengaruh, dipakai beban titik P = 1 ton di letakkan dipusat momen masing – masing batang.

 A1 A2 A3 A4 A5  A6 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B1 B8 V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 24Meter    4   M   e   t   e   r

a. Garis Pengaruh Batang Atas + Batang A1= A6

Beban 1 ton dititik C ==> RA =

8

7

= 0,875 ton Σ MD= 0 RA (2λ) - 1 λ + A1(H) = 0 8 7 (2 x 3) – 3 + A1(4) = 0 A1 = 0,563 t (-) + Batang A2= A5

Beban 1 ton dititik D ==> RA = 8 6 = 0, 75 ton Σ MD= 0 RA (2λ) + A2(H) = 0 8 6 (2 x 3) + A2(4) = 0 A2 = 1,125 t (-)

(15)

+ Batang A3= A4

Beban 1 ton dititik D ==> RA = 8 5 = 0,625 ton Σ MD= 0 RA (2λ) + A2(H) = 0 8 5 (2 x 3) + A2(4) = 0 A2 = 0,938 t (-)

 b. Garis Pengaruh Batang bawah + Batang B1= B8

Beban 1 ton dititik C ==> RA = 8 7 ton Σ MR = 0 RA (λ) - B1(H) = 0 8 7 (3) – B1(4) = 0 B1 = 0,656 t (+) + Batang B2= B7

Beban 1 ton dititik C ==> RA = 8 7 ton Σ MD= 0 RA (2λ) - B2(H) = 0 8 7 (3) – B2(4) = 0 B2 = 0,656 t (+)

(16)

Beban 1 ton dititik D ==> RA = 8 6 = 4 3 ton Σ MD= 0 RA (λ) – B2 (H) = 0 4 3 (3) – B2(4) = 0 B2 = 0,563 t (+) + Batang B3= B6

Beban 1 ton dititik D ==> RA = 8 6 = 4 3 ton Σ MP = 0 RA (3λ) - 1 λ - B3(H) = 0 4 3 (3 x 3) – 3 - B3 (4) = 0 B3 = 0,938 t (+)

Beban 1 ton dititik E ==> RA = 8 5 ton Σ MP = 0 RA (3λ) – B4(H) = 0 8 5 (3 x 3) – B4(4) = 0 B4 = 1,406 t (+)

(17)

+ Batang B4 = B5

Beban 1 ton dititik E ==> RA = 8 4 = 2 1 ton Σ MP = 0 RA (4λ) - 1 λ - B3(H) = 0 2 1 (4 x 3) – 3 - B3 (4) = 0 B3 = 0,75 t (+)

Beban 1 ton dititik E ==> RA = 8 4 ton Σ MP = 0 RA (4λ) – B4(H) = 0 8 4 (4 x 3) – B4(4) = 0 B4 = 1,5 t (+)

c. Garis pengaruh Batang Diagonal

2 2 4 3 R  = + m 5,00

=

R 4 0,8 5,00 4

α

sin

=

=

53,13

α

= 0,8 5,00 4

α

cos

=

=

36,87

α

=

3 m

(18)

+ Batang D1 = D8

Beban 1 ton di titik C R A= ton 8 7 0 KV Σ = 0 D 8 7

α

sin

1

=

+

) -( t 1,094 D1

=

+ Batang D2 = D7

Beban 1 ton di titik C R A= ton 8 7 0 KV Σ

=

0 D -1 -) λ  ( R A 2

sin

α

=

0 ) 0,8 ( D -1 8 7 2

=

) -( t 0,156 D2

=

Beban 1 ton di titik D R A = ton

4 3 8 6

=

0 KV Σ = 0 D 4 3

α

sin

2

=

) ( t 0,938 D2

=

+

           

(19)

+ Batang D3 = D6

Gmbr Beban 1 ton di titik D

R A= ton 4 3 8 6

=

0 KV Σ = 0 D3 1 -R A

+

sin

α

=

0 ) 0,8 ( D3 1 4 3

=

+

) ( t 0,313 D3

=

+

Beban 1 ton di titik E R A = ton

8 5 0 KV Σ

=

0 D 8 5

α

sin

4

=

) ( t 0,781 D3

=

+

+ Batang D4 = D5

Gmbr Beban 1 ton di titik D

R A= ton 2 1 8 4

=

0 KV Σ = 0 D4 1 -R A

+

sin

α

=

0 ) 0,8 ( D4 1 2 1

=

+

) ( t 0,625 D4

=

+

Beban 1 ton di titik F R A = ton

8 4 0 KV Σ

=

0 D 8 4

α

sin

4

=

) ( t 0,625 D5

=

+

                 

(20)

d. Garis pengaruh batang vertikal

+ Batang V1 = V7

Beban 1 ton di titik C

0 KV Σ = 0 -V1

=

) ( t 1 V1

=

+

0 KV Σ

=

V2+ 1,204. sin α + 0,601.sin α – 1= 0 ) ( t 0.00 V2

=

+

0 KV Σ = 0 V3

1

=

) ( t 1 V3 = +

(21)

A 1 A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 G A R I S P E N G A R U H B A T A N G A T A S 0 , 5 6 3 t (- ) G a r i s p e n g a r u h b a t a n g A 1 = A 6 G a r i s p e n g a r u h b a t a n g A 2 = A 5 G a r i s p e n g a r u h b a t a n g A 3 = A 4 1 , 1 2 5 t 0 , 9 3 8 t (- ) ( -) G A R I S P E N G A R U H B A T A N G B A W A H B 1 B 2 B 3 B 4 B 5 B 6 B 7 B 8 0 , 6 5 6 t (+ ) G a r i s p e n g a r u h b a ta n g B 1 = B 8 G a r i s p e n g a ru h b a t a n g B 2 = B 7 0 , 6 5 6 t (+ ) G a r i s p e n g a r u h b a t a n g B 3 = B 6 0 , 5 6 3 t (+ ) 0 , 9 3 8 t (+ ) G a r i s p e n g a r u h b a t a n g B 4 = B 5

(22)

G A R I S P E N G A R U H B A T A N G D I A G O N A L D 2 D 3 D 4 D 5 D 6 D 7 D 8 D 1 G a r i s p e n g a ru h b a t a n g D 1 = D 8 1 , 0 9 4 t (+ ) 0 , 1 5 6 t ( + ) G a r i s p e n g a ru h b a t a n g D 2 = D 7 G a r i s p e n g a ru h b a t a n g D 3 = D 6 0 , 3 1 3 t (+ ) 0 , 6 2 5 t (+ ) G a r is p e n g a r u h b a t a n g D 4 = D 5 G A R I S P E N G A R U H B A T A N G V E R T IK A L V 1 V 2 V 3 V 4 V 5 V 6 V 7 G a r i s p e n g a ru h b a t a n g V 1 = V 7 1 t (+ ) 1 t (+ ) G a r i s p e n g a r u h b a t a n g V 4

(23)

4.2.2. a. Perhitungan Gaya Batang dengan Metode Garis Pengaruh

Besarnya gaya – gaya batang akibat muatan hidup ( dengan garis pengaruh ) :

- Muatan terbagi rata ( q ) = 1,942 t/m

- Muatan terpusat ( P ) = 11,153 ton

Besarnya gaya batang akibat beban bergerak dihitung dengan menggunakan rumus: ) F q ( ) P (

S

=

Y

+

.

( Mekanika Teknik III )

Dimana :

S = gaya batang yang ditinjau ( ton )

P = muatan garis ( terpusat ) = 11,153 ton

q = muatan terbagi rata = 1,942 t/m

y = ordinat maksimum garis pengaruh ( m ) F = luas diagram garis pengaruh ( m2)

Sehingga : ) y x L 1/2 x 1,942 ( ) y x 11,153 ( S

=

+

) y x 24 x 1/2 x 1,942 ( ) y x 11,153 ( S

=

+

y 34,457 S

=

a.Besar gaya batang atas ( - )

+ Batang A1

=

A6

=

0,563 x 34,457

=

19,400 t

+ Batang A2 = A5 = 1,125 x 34,457 = 38,764 t

+ Batang A3

=

A4

=

0,938 x 34,457

=

32,320 t

 b.Besar gaya batang bawah ( + )

+ Batang B1

=

B8

=

0,656 x 34,457

=

22,604 t

+ Batang B2

=

B7

=

0,656 x 34,457

=

22,604 t

+ Batang B3

=

B6

=

0,938 x 34,457

=

32,320 t

(24)

Untuk batang Diagonal dan Vertikal ) y x q x 1/2 ( ) y x P ( S

=

+

) y x X x 1,942 x 1/2 ( ) y x 11,153 ( S

=

+

) X x 0,971 11,153 ( y S

=

+

c. Besar gaya batang diagonal

+ Batang D1

=

D8

=

1,094 x (11,153

+

0,971 x 24)

=

37,696 t (-)

+ Batang D2

=

D7

=

0,156 x (11,153

+

0,971x 20)

=

4,769 t (

)

+ Batang D3

=

D6

=

0,313 x (11,153

+

0,,971x 16)

=

8,354 t (

)

+ Batang D4

=

D5

=

0,625 x (11,153

+

0,971x 12)

=

14,253 t (

)

d. Besar gaya batang vertikal ( + )

+ Batang V1

=

V7

=

1 x (11,153

+

0,971 x 4)

=

15,037 t (

+

)

+ Batang V2

=

V6

=

0,00

+ Batang V3 = V5 = 0,00

+ Batang V3

=

1 x (11,153

+

0,971 x 4)

=

15,037 t (

+

)

4.3.Akibat Muatan Angin

Berdasarkan PPJJR – 1987, besarnya tekanan angin adalah 150 kg/m2 Wr = Gaya angin yang bekerja pada lantai kendaraan

Wm = Gaya angin yang bekerja pada kendaraan Wbr = Gaya angin yang bekerja pada Vakwerk 

(25)

Wr = (0,05 + 0,2 + 9 + 0.347) x 24 x 150 = 34549.2 kg Wm = 2 x 24 x 150 = 7200 kg Wbr = 3 x 24 x 30% x 150 = 3240 kg Hr = 1,5/2 = 0,75 M Hm= 1,5 + (1/2 x 2) = 2,5 m Hbr = 7/2 = 3,5 m

Gaya vertikal yang timbul akibat tekanan angin :

=

+

+

+

+

+

=

 B  H  W   H  W   H  W   K  r  r  m m br  br 

(

)

(

)

(

)

9 3,5 x 3240 2,5 x 7200 0,75 x 34549.2 K = + +

=

6139.1k  g 

Gaya ini menimbulkan reaksi pada tumpuan A sebesar : R = 1/2 . 6139.1 = 3069.55 kg

Gaya batang akibat angin dihitung dengan mengalikan gaya batang akibat beban angin dengan koefesien perbandingan antara reaksi tumpuan akibat beban angin dengan beban mati, yaitu :

 A  R  R  f 

=

0.0890 34474.926 55 . 3069

=

=

 f 

(26)

Tabel Kombinasi Gaya batang Nomor Batang Muatan Mati Muatan Hidup Muatan Angin Muatan

Tetap Muatan Gaya Desain

(t) (t) 0.089x l(t) (t) (t) (t) I II III I+II I+II +III A1 = A6 0 -19,400 0 -19,400 -19,400 -38,764 A2 = A5 0 -38,764 0 -38,764 -38,764 A3 = A4 0 -32,320 0 -32,320 -32,320 B1 = B8 99.6 22,604 8,8644 122,204 21,0684 140,784 B2 = B7 99.6 22,604 8,8644 122,204 21,0684 B3 = B6 99.6 32,320 8,8644 131,920 140,7844 B4 = B5 99.6 25,843 8,8644 125,443 134,3074 D1 = D8 -140.856 -37,696 -12,536184 -178,552 -191,088184 -191,088 D2 = D7 -17.934 -4,769 -1,596126 -22,703 -24,299126 D3 = D6 -17.934 -8,354 -1,596126 -26,288 -27,884126 D4 = D5 -17.934 -14,253 -1,596126 -32,187 -33,783126 V1 = V7 24.9 15,037 2,2161 39,937 42,1531 42,153 V2 =V6 0 0 0 0 0 V3 =V5 0 0 0 0 0 V4 24.9 15,037 2,2161 39.937 42,1531

(27)

BAB V

PENDIMENSIAN VAKWERK 

5.1.

Batang Atas (A)

Pdesign = 38,764 ton (-) = 38764 kg (-)

Lk = 3 m = 300 cm

Direncanakan memakai profil DIR, pemilihan profil digunakan dengan rumus  pendekatan ; F pend = P d

σ 

+ 1,65 . lk  2

(dari daftar baja)

=

1867 38764

+ 1,65 . 32 = 35,613 cm2

Dicoba profil DIR- 32, dari tabel daftar baja diperoleh :

F = 320 cm2 imin= iy = 7,90 cm q = 251 kg/m maka : λ = l min k  i = 7,90 300

= 37,975 < λ maks= 240 (konstruksi utama)

Dari tabel daftar koerfisien tekuk ω untuk baja Fe 430 (

σ 

= 1867 kg/cm2) diperoleh : ω 37 = 1,143

ω 38 = 1,152

Setelah diinterpolasi maka diperoleh : ω 37,975 = 1,151 (interpolasi). Kontrol tegangan : σ ytb = . P  F 

ω 

= 320 (1,151) . 38764 = 139,43 kg/cm2<

σ 

=1867kg/cm2…..(Aman)

(28)

5.2.

Batang Bawah (B)

Pdesaign = 140,784 ton (+) = 140784 kg (+)

lk = 3 m = 300 cm

Perlemahan akibat lubang baut pada sambungan sebesar 15% (PPBBI-1984, pasal 3.2), sehingga : Fn = 0,85 x F br  F br = . 85 , 0 P

σ 

= 0,85.1867 140784 = 88,714 cm2

Dipilih profil DIR-25, dari tabel daftar baja diperoleh :

F = 195 cm2 imin= iy = 6,60 cm q = 153 kg/m maka : λ = l min k  i = 6,60 300

= 45,455 < λ maks= 240 (konstruksi utama)

Tegangan yang timbul : σ ytb = . 85 , 0 P  F  = 0,85.195 140784 = 849,376 kg/cm2<

σ 

= 1867kg/cm2………….(Aman) 5.3.

Batang Diagonal (D)

Pdesaign = 191,088 ton (-) = 191088 kg (-) lk = 32

+

42 m = 5 m = 500 cm

Perlemahan akibat lubang baut pada sambungan sebesar 15% (PPBBI-1984, pasal 3.2), sehingga : Fn= 0,85 x F br  F br = . 85 , 0 P

σ 

= 0,85.1867 191088 = 1152,869 cm2

(29)

F = 315 cm2 imin= iy = 7,95 cm q = 247 kg/m maka : λ = l min k  i = 7,95 500

= 62,893 < λ maks= 240 (konstruksi utama)

Dari tabel daftar koerfisien tekuk ω untuk baja Fe 430 (

σ 

= 1867 kg/cm2) diperoleh : ω 62 = 1,424 ω 63 = 1,438

Setelah diinterpolasi maka diperoleh : ω 62,893 = 1,437 (interpolasi). Tegangan yang timbul :

σ ytb = x P  F 

ω 

= 315 1,437 x 191088 = 871,725 kg/cm2<

σ 

=1867 kg/cm2...(Aman)

5.4.

Batang Vertikal (V)

Pdesaign = 42,153 ton (+) = 42153 kg (+) lk = 4 m = 400 cm

Perlemahan akibat lubang baut pada sambungan sebesar 15% (PPBBI-1984, pasal 3.2), sehingga : Fn = 0,85 x F br  F br = . 85 , 0 P

σ 

= 0,85.1867 42153 = 26,562 cm2

Dipilih profil DIR-15, dari tabel daftar baja diperoleh :

F = 97,2 cm2 imin= iy = 4,04 cm q = 76,3 kg/m maka : λ = l min k  i = 4,04 400

= 99 < λ maks= 240 (konstruksi utama)

Dari tabel daftar koerfisien tekuk ω untuk baja Fe 430 (

σ 

= 1867 kg/cm2) diperoleh : ω 99 = 2,237

(30)

Tegangan yang timbul : σ ytb = . 85 , 0 P  F  = 0,85.97,2 42153 = 510,203 kg/cm2<

σ 

=1867 kg/cm2……….(Aman)

BAB VI

PERHITUNGAN SAMBUNGAN

6.1 Perencanaan Alat Sambungan

Alat sambung yang digunakan pada jembatan ini adalah baut. Menurut  Potma De Vries 1984, untuk perhitungan kekuatan baut atau paku keling harus dibedakan atas sambungan tampang satu dan sambungan tampang dua.

 Sambungan Tampang satu

Kekuatan ditinjau terhadap geser jika tebal plat/flens minimum diameter 0,393 dan ditinjau terhadap tumpuan juga sebaliknya. Kekuatan baut tersebut dihitung dengan rumus : τ . d . π . .1/4 n  pgs

=

2 tu tu d.t.σ P

=

 Sambungan Tampang dua

Kekuatan ditinjau terhadap geser jika tebal plat/flens minimum diameter 0,785 dan ditinjau terhadap tumpuan juga sebaliknya. Kekuatan baut tersebut dihitung dengan rumus : 2 gs n.1/4.π.d  p

=

tu tu d.t.σ P

=

Dimana :

Pgs= Kekuatan baut terhadap geser (kg)

(31)

t = Tebal Plat Buhul (cm) d = Diameter baut (cm)

τ

= Tegangan geser izin baut (0,6 x 1867 = 1120.20 kg/cm2)

σ

tu = Tegangan Tumpuan Baut yang Diizinkan (1,2 x 1867 = 2240.40 kg/cm2)

6.2.

Hubungan Gelagar Memanjang Dengan Gelagar Melintang

50 80 50 WFS400x400 INP=36 WFS400x400 INP=36

Pada sambungan ini digunakan baut 0

/

1“ = 2,54 cm 60 mm > 2d = 2 x 2,54 = 50,8 mm

80 mm > 3d = 3 x 2,54 = 76,2 mm

Jumlah baut yang digunakan terhadap gesar dan tumpuan. Digunakan alat penyambung dua :

τ . d . π . .1/4 n  pgs

=

2 = 2 x 1/4 x 3,14 x 2,542x 0,6 x 1867 = 11346,52 kg tu tu d.t.σ P

=

= 2,54 x 1,0 x 1,2 x 1867 = 5690,62 kg

Dari kedua gaya tersebut diambil yang minimum, yaitu : Ptu = 5690,62 kg

(32)

gempa  b rem  b angin  b hidup  b mati  b ytb D D D D D D

=

+

+

+

+

= 1,415 + 2,420 + 0,730 + 0,229 + 0,212 = 5,006 ton

5006 kg

maka jumlah baut yang dipakai :

1" 0  baut 2 88 , 0 5690,62 5006 P P n tu

/

=

=

=

Tinjauan Baut A

Baut A hanya menerima gaya vertikal (sambungan) gelagar memanjang dengan plat  penyambung baja siku 100 x 100 x 10 gaya yang bekerja :

=

=

=

2 5006 n  D V  maks 2503 kg Kontrol tegangan : 43 , 985 1,0 x 2,54 2503 t . d V σytb = = = kg/cm2 2 ytb 2 ytb 985,43kg/cm σ 1867kg/cm σ

=

<

=

(aman)

Tegangan geser baut yang timbul :

112 , 247 2,54 14 , 3 x 1/4 x 2 2503 . 1/4 . n V σytb

=

2

=

2

=

 x d 

π 

kg/cm 2 2 ytb 2 ytb 247,112kg/cm σ 1867kg/cm σ

=

<

=

( aman) Tinjauan Baut B

Digunakan Baut ukuran 0/ 1” = 2,54 cm

Sambungan plat penyambung dengan gelagar melintang (WF 700 x 300). Jika sambungannya bukan sambungan simetris maka harus diperhatikan momen yang timbul oleh eksentrisitas. Momen terhadap sayap profil balok menjadi :

kg.cm 25030 cm 5 x kg 5006 e . D M

=

=

=

2 3 2 2 2 1 2 (e ) (e ) (e ) e

=

+

+

= (22)2+ (14)2+ (6)2= 716 cm2

(33)

kg 078 , 769 716 22 x 25030 .e e . M  N maks2 1 = = ∑ =

Gaya tarik ini bekerja arah horizontal dan dibagi pada plat dikiri dan kanan Maka : N = 1/2 x 769,078 = 384,539 kg

Gaya tarik yang ditahan oleh satu baut : kg  33 , 834 6 5006 n D V = = =

Dimana n = jumlah baut yang direncanakan :

2 2 2 tr  75,928kg/cm 2,54 x 3,14 x 1/4 384,539 2,54 x π . 1/4  N σ

=

=

=

2 2 tr  75,928kg/cm 0,58x1867 1082,86kg/cm σ

=

<

=

(aman) 740 , 164 2,54 14 , 3 x 1/4 834,33 . 1/4 V σytb

=

2

=

2

=

 x d 

π 

kg/cm 2 2 ytb 2 ytb 164,740kg/cm σ 1867kg/cm σ

=

<

=

( aman) Tegangan Ideal : 2 2 tr  1,56x σr  σ σi

=

+

2 2 1,56x164,740 928 , 75

+

=

2 kg/cm 867 1 σ 322 , 219

<

=

=

(aman)

6.3.

Perhitungan Sambungan Gelagar Utama

Perhitungan sambungan terhadap gelagar utama digunakan alat penyambung baut O

/

1” = 2,54 cm. Plat penyambung dipakai profil L 100 x 100 x 10.

Tinjauan Baut A 2 4 2 3 2 2 2 1 2 ) e ( ) e ( ) e ( ) e ( e

=

+

+

+

= (30)2+ (22)2+ (14)2+ (6)2= 1616 cm2

(34)

kg 465 , 743 1616 30 x 8 x 5006 .e e . e . D  N 2 1 1 = = ∑ =

Gaya tarik yang ditahan oleh satu baut :

Maka : N = 1/2 x Nt = 1/2 x 743,465 = 371,7325 kg 4 , 73 2,54 14 , 3 x 1/4 371,7325 . 1/4  N σytb = 2 = 2 =  x d 

π 

kg/cm 2 2 tr  2 ytb 73,4kg/cm σ 1867kg/cm σ

=

<

=

Gaya geser yang ditahan oleh satu baut : kg 75 , 625 8 5006 n D Pgs = maks = = 2 2 2 gs tr  123,556kg/cm 2,54 x x 3,14 . 1/4 625,75 d π . 1/4 P σ = = = 2 2 tr  123,556kg/cm 1867kg/cm σ

=

<

σ 

=

(aman) Tegangan Ideal : 2 2 tr  1,56x r  σ σi

=

+

2 2 123,556 x 1,56 73,4

+

=

2 kg/cm 867 1 σ 888 , 170

<

=

=

(aman)

6.4.

Sambungan Titik Buhul

Sebagai sambungan dipakai baut O/ 1,5 “ = 3,81 cm

Plat buhul (t) = 2,0 cm

Sambungan tampang satu τ . d . π . .1/4 n  pgs

=

2 = 1 x 1/4 x

π

x 3,812x 0,6 x 1867 = 12764,834 kg tu tu d.t.σ P

=

(35)

= 3,81 x 2,0 x 1,2 x 1867 = 17071,848 kg

Dari kedua gaya tersebut diambil yang minimum, yaitu : Pgs= 12764,834 kg

Sambungan Baut untuk Titik Buhul :

gs maks

P P n

=

Sambungan Batang Atas : Pmaks= 38764 kg t   bau 4 3,037 12764,834 38764 n

=

=

O

/

1,5

Sambungan Batang Bawah : Pmaks= 140784 kg 1,5 O  baut 2 1 11.029 12764,834 140784 n

=

=

/

Sambungan Batang Diagonal : Pmaks= 191088 kg 1,5 O  baut 16 14,97 12764,834 191088 n = = ≈ /

Sambungan Batang Vertikal : Pmaks= 42153 kg 1,5 O  baut 4 302 , 3 12764,834 42153 n

=

=

/

6.5 Sambungan Perpanjangan

6.5.1 Sambungan Perpanjangan Batang Atas Pmaks= 38764 kg

(36)

t   bau 4 3,037 12764,834 38764 n

=

=

O

/

1,5

6.5.2 Sambungan Perpanjangan Batang Bawah Pmaks= 140784 kg 1,5 O  baut 2 1 11.029 12764,834 140784 n

=

=

/

6.5.3 Sambungan Perpanjangan Batang Diagonal Pmaks= 191088 kg 1,5 O  baut 16 14,97 12764,834 191088 n = = ≈ /

6.5.4 Sambungan Perpanjangan Batang Vertikal Pmaks= 42153 kg 1,5 O  baut 4 302 , 3 12764,834 42153 n

=

=

/

Titik Buhul

Gaya Batang (kg) dan Jumlah baut Batang Atas/ Bawah Batang Diagonal Batang Vertikal Gaya Batang (kg) B = 180784 D = 191088

-Jumlah Baut n = 12 baut n = 16 Baut

-Gaya Batang (kg) A = 38764 D = 191088 V = 42153

Jumlah Baut n = 4 baut n = 16 Baut n = 4 baut

Gaya Batang (kg) B = 180784 D = 191088 V = 42153

(37)

Gaya Batang (kg) A = 38764 D = 191088 V = 42153

Jumlah Baut n = 4 baut n = 16 Baut n = 4 baut

Gaya Batang (kg) B = 180784 - V = 42153

Jumlah Baut n = 12 baut - n = 4 baut

Gaya Batang (kg) B = 180784 D = 191088 V = 42153

Jumlah Baut n = 12 baut n = 16 Baut n = 4 baut

Gaya Batang (kg) A = 38764 - V = 42153

(38)

BAB VII

IKATAN ANGIN

7.1 Pembebanan

Gaya angin yang harus ditahan oleh ikatan angin pada jembatan terbuka adalah : H = Wr + Wm + Wbr 

= 34549,2 + 7200 + 3240 = 44989,2 kg

R A= R B= 1/2 x 44989,2 kg = 22494,6 kg = 22,495 ton

Gaya tersebut disebar ketiap-tiap titik buhul yaitu :

- Titik buhul tengah : P = 44989,2 : 9 = 4998,8 kg

- Titik buhul tepi : 1/2 P = 1/2 x 4998,8 =

2499,4 kg

- Dmaks= R A- 1/2 P = 22494,6 – 2499,4 = 19995,2 kg

Tipe Ikatan Angin Direncanakan Berbentuk X :

Gaya maksimum yang bekerja pada ikatan angin (Da) Panjang batang diagonal (PD)

( ) ( )

4,5 3 5,408m PD

=

2

+

2

=

4.17" 23' 56 30993247 , 56 3 4,5 α tan

=

=

=

o Da sinα = 1/2 . Dmaks 9 m 3m 3m

(39)

kg   Da 25362,18 4.17" 23' 56 sin 2. 2 , 19995 sin 2 D o maks

=

=

=

α 

7.2 Pendimensian

Gaya maksimum yang bekerja = 25362,18 kg

25,362 ton

Panjang batang (PD) = 5,408 m Tegangan

( )

σ

= 1867 kg/cm2 Imin= 1,69.P.lk 2P = Da = 1,69 x 25,362 x (5,408)2 = 1253,556 cm4digunakan Baja WFS 150 x 100 Ix= 1020 cm4> 1253,556 Ix= Imin= 6,17 cm2 F = 26,84 cm2 q = 21,1 kg/m λ maks= 140, maka ; 877 , 0 17 , 6 408 , 5 Imin

=

=

=

lk 

λ 

Dari PPBBI – 1984, diperoleh faktor tekuk (w) Fe 310 = 1.000 DariTabel Tegangan yang timbul :

940 , 944 26,84 1.000 x 25362,18 P.W σytb

=

=

=

 F  kg/cm 2 2 2 ytb 944,940kg/cm σ 1867kg/cm σ

=

<

=

(Aman)

(40)

BAB VIII

PERHITUNGAN LENDUTAN /ZENTING

8.1 Penentuan Batas Gaya Yang Mampu Dipikul

Besarnya landasan maksimum (f maks) yang diizinkan untuk kontruksi jembatan akibat

muatan total adalah : L x 1000

1 Fmaks

=

Dimana : L = panjang batang jembatan L = 2400 2400 x 1000 1 Fmaks

=

Pada kontruksi ini, beban P = 1 ton diletakan pada tengah-tengah bentang. Gaya  batang dapat dihitung dengan metoda Cremona. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel.

Penurunan tiap-tiap batang dihitung dengan rumus :

F . E U . L . S fs

=

Dimana :

Fs = penurunan/zetting yang terjadi (cm) S = Gaya batang akibat beban luar (ton) L = Panjang masing-masing batang (cm) U = Gaya Batang akibat beban 1 ton (cm) F = Luas penampang batang (cm)

(41)

8.2. Perhitungan Zetting

 A 1  A 2  A 3

B2 B3 B4 B1 V1 V2 V3 V4 D1 D2 D3 D4 8x? B5 R A =0,5t 1T RB  A  C D E J I H G B F +V4 + B5 +B4 + B3 +B2 +B1 (-A1) - (-A3) + V3 +V2 + V2 -D3 -D4 - D2 -D-D11 SKALA = 1 Cm : 200 Kg RA 1T

(42)

8.3. Tabel Perhitungan Zetting  A1 = A6 300 -135603.5 0.540 299 0.035  A2 = A5 300 - 102350 0.540 299 0.026  A3 = A4 300 -125603.5 0.540 299 0.032 B1 = B8 300 115603.5 0.360 195 0.030 B2 = B7 300 54243.9 0.360 195 0.014 B3 = B6 300 54243.9 0.640 195 0.025 B4 = B5 300 54243.9 0.640 195 0.025 D1 = D8 500 -167699 0.480 195 0.098 D2 = D7 500 -100616.2 0.480 195 -0.059 D3 = D6 500 165680.4 0.480 195 -0.097 D4 = D5 500 165680.4 0.480 195 -0.097 V1 = V7 400 83200.5 0 97.2 0.000 V2 = V6 400 33.28 0 97.2 0.000 V3 = V5 400 33.28 0 97.2 0.000 V4 400 + 21400 1 97.2 0.042 0.077 Jumlah F (cm²) F (cm) Nama Batang L ( cm ) S (t) U (t)

Syarat fsytb< fs izin

(43)

BAB IX

PERHITUNGAN LANDASAN

9.1.

Perletakan Rol

Bantalan untuk perletakan digunakan baja Bj. 52 dengan

σ 

= 1867 kg/cm2,

sedangkan rol dibuat dari baja dengan σ max = 8500 kg/cm2.

Untuk ukuran perletakan direncanakan sebagai berikut : - Panjang (L) = 65 cm

- Lebar (B) = 60 cm

Gaya yang bekerja:

- Akibat RA beban mati = 34474,926 kg

- Akibat RA beban hidup = (1/2 . q.l + ½ .P)

- (1/2 x 1,942 x 24 + 1/2 x 11,153) = 28,881 kg

- Akibat RA beban angin = 3069,550 kg

P = 37573,357 kg

Tebal plat landasan :

S =

σ 

. . . 3 2 1  B  L  P   x = 1867 60 65 357 , 37573 3 2 1  x  x  x  x = 4,044 cm

5 cm

Diameter gelinding rol :

d = 2 6 ) .( . 10 . 75 , 0 mak   B  P 

σ 

= 2 6 ) 8500 ( . 60 357 , 37573 10 75 , 0  x  x  x = 6,500 cm

7 cm

(44)

9.2. Perletakan Sendi

Panjang bantalan untuk perletakan sendi sama dengan perletakan diameter sendi :

2 d  =  L  P  . . 8 , 0

σ 

2 d  = 65 1867 357 , 37573 8 , 0  x  x = 0,248 d = 2 x 0,248 = 0,496 cm

5 cm

9.3Penggambaran Perletakan

Perletakan Rol Perletakan Sendi 5 cm 5 cm 7 cm 65 cm 5 cm 5 cm 65 cm 7 cm

(45)

BAB X

PERHITUNGAN JUMLAH PROFIL, BERAT PROFIL DAN

JUMLAH BAUT YANG TERPAKAI

Pada tugas rancangan baja II, direncanakan sebuah rangka jembatan dengan konstruksi baja : - Panjang Jembatan = 24 m

- Lebar Jembatan = 3 m - Tinggi Jembatan = 4 m

10.1 Jumlah baja Yang Terpakai Batang Atas :

DIR – 34 = 2 x 6 buah x 3 meter = 36 meter 

Berat 251 kg/m x 36 meter = 9036 kg

Batang Bawah :

DIR – 25 = 2 x 8 buah x 3 meter = 48 meter 

Berat 153 kg/m x 48 meter = 7344 kg

Batang Diagonal :

DIR – 32 = 2 x 8 buah x 4,67 meter = 74,72 meter 

Berat 247 kg/m x 74,72 meter = 18455,84 kg

Batang Vertikal :

DIR – 15 = 2 x 7 buah x 4 meter = 56 meter  

Berat 76,3 kg/m x 56 meter = 4272,80 kg L = 24 m H = 4 m D1 D 2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 V1 V2 V3 V4 V5 V7 V6 A1 A2 A3 A4 A5 A6

(46)

Gelagar Melintang :

WFS 400 x 400 = 5 buah x 9 meter = 45 meter  

Berat 605 kg/m x 45 meter = 27225 kg

Gelagar Memanjang :

WFS 400 x 400 = 7 buah x 24 meter = 168 meter  

Berat 283 kg/m x 168 meter = 47544 kg

Sandaran Vertikal :

CNP – 8 2 x 12 buah x 0,9 meter = 21,6 meter 

Berat 8,64 kg/m x 21,6 meter = 186,624 kg

Sandaran Mendatar :

CNP – 5 2 x 2 buah x 24 meter = 96 meter  

Berat 5,59 kg/m x 96 meter = 536,64 kg

Ikatan Angin :

WFS 150x150 2 x 16 buah x 5,408 meter = 173,056 meter 

(47)

10.2 Tabel Berat Konstruksi Jembatan

No Nama Panjang Jumlah Total Panjang Profil yang Berat Profil

Total

Batang Batang Batang Batang Dipakai Profil

(m) (m) (kg) (kg)

I II III IV V VI VII VIII

1 Atas 3.00 12 18.00 DIR–34 251 9036 2 Bawah 3.00 16 24.00 DIR –25 153 7344 3 Diagonal 4,67 16 37.36 DIR – 32 247 18455.84 4 Vertikal 4.00 14 28.00 DIR – 15 76,3 4272.80 5 Gelagar Meintang 9.00 5 27.00 WFS 400x400 605 27225 6 Gelagar Memanjang 24.00 7 96.00 WFS 400x400 283 47544 7 Sandaran Vertikal 0.90 24 15.30 CNP-8 8.64 186,624 8 Sandaran Mendatar 24.00 4 48.00 CNP-5 5.59 536.64 9 Ikatan Angin 5,408 32 45.60 WFS 150x150 21.1 3651,482

Total Berat Konstruksi baja 118252,38

 No Nama Batang Berat

Jenis (kg/m)

Tebal (m)

Mutu Baja

Mutu Beton Berat Lantai

I II III IV V VI

1 Plat Beton 2400.00 0.20 U24/K225 0.2 x(( 2 x1)+ 4)) x 24 x 2400 = 69120

2 Lapisan Aspal 2200.00 0.05 U24/K225 0.05 x 4 x 24 x 2200 = 10560

3 Peninggi Lantai Trotoar 2400.00 0.25 U24/K225 0.25 x (2x1) x 24 x 2400 = 28800

Total Berat Lantai Jembatan 108480

Jadi berat konstruksi jembatan = berat konstruksi baja + berat lantai  jembatan

118252,38 + 108480 = 226732,38 kg

(48)

ERECTION SYSTEM (CARA PEMASANGAN SYSTEM)

11.1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan meliputi pembersihan lapangan, penyelidikan tanah dan  pengukuran. Pembersihan lapangan yang dilakukan berupa penyingkiran pohon- pohon, akar dan batang-batang kayu yang hanyut.

Sedangkan penyelidikan tanah, sifat-sifat teknis dan daya dukung tanah, sehingga dapat ditentukan suatu jenis pondasi yang ekonomis serta aman dari bahaya kehancuran.

Pekerjaan pengukuran untuk menentukan letak As Jembatan, ketinggian jembatan serta menentukan titik pemancangan pondasi pengukuran juga untuk mengetahui volume timbunan pada oprit berdasarkan perbedaan elevasi permukaan jalan dengan dasar. Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah Theodolit dan Waterpass.

11.2 Pekerjaan Bagian Bawah Jembatan

Pekerjaan Pondasi

Pondasi yang dipakai untuk jembatan adalah pondasi tiang pancang dari beton  bertulang, sebagai pondasi kedua abutment. Pembuatan pondasi terdiri dari pekerjaan  pembersihan dan pengecoran. Pekerjaan dimulai dari pembuatan mal yang dilakukan  bersama dengan pekerjaan pembersihan. Pada ujung-ujung tiang pancang dibuat sepatu tiang yang berbentuk limas. Angker yang dipakai pada ujung tiang pancang  berdiameter 20 mm. Gunanya untuk mengikat sepatu tiang pada ujung tiang pancang.

Pekerjaan pengecoran dimulai setelah pembersihan selesai rangka tulangan diletakkan dan distel sedemikian rupa, hingga penempatan tulangan dan jarak selimut  beton terpenuhi. Pengecoran memakai beton dengan mutu K – 225. Selanjutnya dilakukan pemancangan tiang pondasi. Pemancangan dilakukan dengan menggunakan Crene sebagai alat pengangkat tiang dan Hammer berfungsi alat  penumbuk.

(49)

Pekerjaan Abutment.

Abutment adalah suatu tempat percetakan rangka jembatan yang terletak dibagian ujung (kepala jembatan), dimana bagian bawah terdiri dari pondasi tiang panjang. Jumlah tiang pancang pada masing-masing abutment adalah 24 buah. Untuk   pekerjaan abutment, dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi tiang pancang dan lantai

kerja terbuat dari beton tumbuk 10 cm pada permukaan pondasi tiang pancang. Abutment direncanakan dari beton bertulang dengan mutu beton K – 225 dan mutu  baja U – 24.

Pekerjaan Perancah.

Pemasangan perancah dilakukan setelah pekerjaan abutment selesai. Sistem  pemasangan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang meliputi kecepatan air sungai dan keadaan tanah dasar sungai, untuk perencanaan jembatan ini diperkirakan kecepatan air sedang dan tanah dasar adalah lempung. Untuk perancah disesuaikan dengan kondisi tersebut dan panjang perancah diperoleh dari pengukuran di lapangan yaitu berdasarkan kedalaman sungai, kedalaman lapisan tanah keras dan tinggi lantai  jembatan. Perancah-perancah tersebut dipasang bersilangan untuk menahan aliran air, dan pemasangannya sepanjang jembatan. Untuk perancah dipasang dengan cara menumbuk perancah hingga mencapai lapisan tanah keras.

11.3 Pekerjaan Bagian Atas Jembatan

Rangka baja yang digunakan adalah jenis profil WES dengan alat sambung baut. Sebelum pekerjaan dimulai, alat dan bahan-bahan yang akan digunakan telah tersedia dilokasi dan disusun sedemikian rupa dan masing-masing rangka komponen diberi tanda agar tidak menyulitkan sewaktu pemasangan. Alat pengangkat komponen-komponen rangka digunakan crane. Pemasangan rangka baja pada perletakkannya dimulai dari abutment yang telah selesai dan pemasangannya diselesaikan segmen demi segmen.

Pada tahap pertama pengencangan baut, dilakukan 60% pengencangan. Pengencangan baut baru 100% dilaksanakan apabila seluruh komponen telah

Gambar

Tabel Kombinasi Gaya batang Nomor Batang MuatanMati MuatanHidup MuatanAngin Muatan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang lebih baik akan didapatkan dengan instrumen bebas pentanahan ( earth-free ) yang dihubungkan ke titik pengukuran dan titik konduktor luar ( screen ) yang

subhanahu wa ta’ala kerana dengan limpah rahmat dan keizinanNya dapat kita bersama-sama berkumpul di Dewan Canselor Universiti Teknologi PETRONAS pada pagi yang mulia

Dari tampilan diatas terlihat bahwa telah didapat informasi yang sifatnya private pada server OS windows yang telah diinstall agent sebelumnya..

Data diambil dari para pengusaha bisnis mikro, kecil, dan menengah yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Waktu pengambilan data dilakukan di tahun 2012.Teknik atau

Terlaksananya pemeliharaan rutin bendung 8 bendung - Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi 164,947,000 - Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan 9,467,424,255 Air Minum

Berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD) dengan 10 orang perwakilan masyarakat dari kecamatan pamijahan dan kecamatan leuwiliang, terlihat bahwa penanggulangan kemiskinan

Setelah Salahuddin kembali menguasai Yerusalem, maka kota suci dari tiga agama (Yahudi, Kristen dan Islam) ini tidak berpindah tangan dari penguasa muslim hingga abed ke-20, Setelah

Dalam penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini tidak membatasi permasalahan hanya pada pelayanan referensi koleksi laporan ilmiah tetapi koleksi lainnya yang