• Tidak ada hasil yang ditemukan

COPYRIGHT AQUASAINS 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "COPYRIGHT AQUASAINS 2014"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

COPYRIGHT © AQUASAINS 2014

Cover Desain : Tim Editorial

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena Penyusunan Jurnal “AQUASAINS” telah

selesai. Jurnal ini disusun untuk mengapresiasi dan mempublikasi hasil-hasil

penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk

mendukung tujuan tersebut, jurnal ini mengkhususkan diri dengan materi-materi

dalam bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Edisi ketiga Nomor satu ini

memuat delapan artikel yang diharapkan akan menambah wawasan dan

pemahaman di bidang perikanan dan sumberdaya perairan.

Pada kesempatan ini redaksi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah mengirimkan artikelnya-artikelnya. Redaksi akan membuka kesempatan

seluas-luasnya bagi seluruh kalangangan akademisi maupun praktisi baik dari

dalam lingkungan maupun diluar Universitas Lampung untuk mempublikasikan

hasil-hasil penelitiannya.

Akhir kata semoga jurnal ilmu perikanan dan sumberdaya perairan “AQUASAINS’

ini dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya.

Bandar Lampung, Agustus 2014

(4)
(5)

D

AFTAR

I

SI

V

ol III

N

o 1

Aulia Sonida, Esti Harpeni

dan Tarsim

Deskripsi Respon Imun Non Spesifik Kakap Putih (Lates calcarifer) yang

Diberi Jintan Hitam (Nigella Sativa) Dan Uji Tantang Dengan Viral

Nervous Necrosis ………..

187 - 192

Nur Irawati

Pendugaan Kesuburan Perairan Berdasarkan Sebaran Nutrien Dan

Klorofil-A Di Teluk Kendari Sulawesi Tenggara…………..………..

193 - 200

Pinandoyo, Titik Susilowati, Vivi Endar Herawati dan Heri Budiati

Tepung Fermentasi Kedelai Sebagai Pengganti Tepung Ikan dalam Pakan

Buatan Terhadap Pertumbuhan Udang Windu (Penaeus monodon

Fabricius)………..

201 - 206

Septi Diana Sari, Wardiyanto dan Agus Setyawan

Profil Histopatologi Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis) yang Distimulasi

Jintan Hitam (Nigella sativa) dan Diinfeksi Viral Nervous Necrosis (VNN)

………...

207 - 212

Alwan Tholifin, Berta Putri, Rara Diantari dan Indra Gumay Yudha

Pola Pertumbuhan Dan Reproduksi Ikan Lumo (Labiobarbus ocellatus) di

Sungai Tulang Bawang Provinsi Lampung ……….……….

213 - 220

Vivi Endar Herawati, Johannes Hutabarat

Profil Asam Amino Essensial Skeletonema costatum dalam Kultur Massal

Menggunakan Media Kultur Teknis yang Berbeda ………

221 - 226

Afandi S. Amirulloh, Eko Efendi dan Mahrus Ali

Konsentrasi Efektif (EC

50

-1Jam) Ekstrak Akar Tuba (Derris elliptica)

Sebagai Bahan Anestesi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio) ...

227 - 232

Ira, Abdul Haris Sarita, Alirman Afu

Studi Kepadatan Zooxanthella Pada Tridacna squamosa dan Hippopus

hippopus di Perairan Desa Toli-Toli dan Desa Sawapudo Sulawesi

(6)
(7)

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1, Gedung Meneng, Bandar Lampung 35145. Email :aquasains@yahoo.com;

aquasains@gmail.com

Website : http://ejournal.unila.ac.id/2012/09/10/aquasains/ http://perikanan.unila.ac.id/index.php/aquasains.html; http://aquasains.wordpress.com/

PERNYATAAN PEMINDAHAN HAK MILIK

(COPYRIGHT TRANSFER STATEMENT)

Ketika naskah diterima untuk dipublikasikan, Hak Milik dipindahkan ke Jurnal Aquasains.

Pemindahan Hak Milik memindahkkan kepemikikan eksklusive untuk mereproduksi dan

mendistribusikan naskah, termasuk cetakan lepas, penerjemahan, reproduksi fotografi,

mikrofilm, material elektronik (offline maupun Online) atau bentuk reproduksi lainnya

yang serupa dengan aslinya.

When the article is accepted for publication, its copyright is transferred to Aquasains

Journal. The copyright transfer convers the exclusive right to reproduce and distribute the

article, including offprint, translation, photographic reproduction, microfilm, electronic

material, (offline or online) or any other reproduction of similar nature.

Penulis menjamin bahwa artikel adalah asli dan bahwa penulis memiliki kekuatan penuh

untuk mempublikasikannya. Penulis menandatangani dan bertanggungjawab untuk

melepaskan bahan naskah sebagian atau keseluruhan dari semua penulis. Jika naskah

merupakan bagian dari skripsi mahasiswa, maka mahasiswa tersebut wajib

menandatangani persetujuan bahwa pekerjaannya akan dipublikasikan.

The Author warrant that this article is original and that the author has full power to

publish. The author sign for and accepts responsibility for releasing this material on behalf

os any and all-author. If the article based on or part os student’s thesis, the student needs

to sign as his/her agreement that his/her works is going published.

Judul Naskah

Title of Article

: ………

………

………

Penulis

Author

: ………

………

………

………

Tanda Tangan Penulis

Author’s Signature

: ………

………

………

Tanda Tangan Mahasiswa

Student’s Signature

: ………

………

Tanggal

Date

(8)
(9)

Persyaratan Legal

Penulis harus menjamin bahwa naskah tidak akan dipublikasikan dimanapun dalam bahasa yang sama atau berbeda tanpa izin dari pemilik hakcipta, yang menjamin hak pihak ketiga tidak akan dilanggar, dan penerbit tidak akan bertanggung jawab jika ada klaim dari pihak ketiga.

Penulis yang menyertakan bagian gambar atau teks yang sudah dipublikasikan di lain tempat yang membutuhkan izin dari pemilik harus menyertakan bukti seperti izin atau persetujuan yang diperoleh ketika akan megirimkan makalahnya. Materi yang diterima tanpa bukti akan dianggap asli dari penulis. Naskah harus dilengkapi dengan “Pernyataan Pemindahan Hakmilik”

Legal Requirement

The author(s) guarantee(s) that the manuscript will not be published elsewhere in any language without the consentof the copyright owners, that the rights of third parties will not be violated, and that the publisher will not be held legally responsible should there be any claims for compensation.

Authors wishing to include figures or text passages that have already been published elsewhere are required to obtain permission from the copyright owner(s) and to include evidence that such permission has been granted when submitting their papers. Any material received without such evidence will be assumed to originate from the authors.

Manuscripts must be accompanied by the ‘‘Copyright Transfer Statement’’.

Prosedur Editorial

Makalah harus merupakan hasil penelitian yang relatif baru. Semua naskah adalah subjek untuk peer review. Penulis harus mengirimkan naskahnya dalam bentuk elektronik dengan format LYX atau Word dan PDF ke alamat redaksi:

Jurusan Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145

Email :

aquasains@yahoo.com aquasains@gmail.com

Naskah yang dikembalikan ke penulis untuk revisi harus dikirim kembali dalam waktu 4 minggu, sebaliknya jika tidak akan dipertimbangkan telah menyatakan menarik diri.

Naskah yang diyatakan ditolak tidak akan dikembalikan ke penulis (kecuali Ilustrasi asli). Makalah yang tidak sesuai dengan aturan jurnal akan dikembalikan ke penulis untuk direvisi sebelum dipertimbangkan untuk dipublikasi. Penulis bertanggung jawab terhadap keakuratan pustaka.

Editorial Procedure

Papers must present scientific results that are essentially new. All manuscripts are subject to peer review.

Authors should submit their manuscripts electronically as Postscript or PDF to: Jurusan

Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145

Email :

aquasains@yahoo.com aquasains@gmail.com

Manuscripts which are returned to the authors for revision should be sent back within 4 weeks; otherwise they will be considered withdrawn. Rejected manuscripts will not be returned to the authors (except for original illustrations). Papers that do not conform to the journal norms may be returned to the authors for revision before being considered for publication.

The author is responsible for the accuracy of the references.

Persiapan Naskah

Untuk membantu penulis menyiapkan naskah, Aquasains akan menyediakan template dalam bentuk paket makro LYX dan template dalam bentuk word yang dapat digunakan dengan MS Office Word

Manuscript Preparation

 General remarks To help you prepare your manuscript, Aquasains offers a LYX macropackage as well as a template that can be used with Winword 2007 or 2010 or higher.  Title page The title page should include:

Panduan Untuk Penulis

(10)

2007 dan 2010 atau versi yang lebih tinggi sesuai dengan perkembangan teknologi.

Halaman Judul.Halaman judul harus

termasuk:

– Nama(nama) Penulis

– Judul harus ringkas dan informatif – Intitusi yang berafiliasi dengan penulis

dan alamat penulis

– Alamat Email, telpon/HP dan nomor fax untuk korespondensi dengan penulis

Abstrak.Tiap Makalah harus didahuli dengan

abstrak berisikan hasil yang paling penting dan kesimpulan yang dapat ditulis dalam bahasa indonesia atau bahasa inggris dengan tidak lebih dari 300 kata.

Kata Kunci. Tiga atau enam katakunci harus

disediakan setelah abstrak untuk tujuan pengindekskan.

Singkatan. Singkatan harus didefinisikan

pada saat pertama kali disebutkan dalam abstaks dan disebutkan ulang pada tubuh naskah utama dan digunakan secara konsisten untuk selanjutnya.

 Daftar simbol yang harus mengikuti abstraks dalam bentuk daftar jika diperlukan. Penomoran Bab harus dalam bentuk desimal. Satuan Internasional (SI) harus digunakan.  Catatan kaki yang mendasar pada teks harus

diberi nomor secara berurutan dan ditempatkan pada bagian bawah halaman dimana dirujuk

Catatan Kaki. Catatan pada halaman judul

tidak diberikan simbol perujuk. Catatan kaki pada teks diberi nomor secara berurutan, begitu juga dengan tabel harus ditunjukkan dengan huruf kecil superscript (atau bintang untuk nilai signifikan dan data statistik lainnya).

Pendanaan. Penulis diharapkan untuk

mengungkapkan semua bentuk komersialisasi atau asosiasi lain yang mungkin memici konflik kepentingan yang berhubungan dengan materi yang dikirim. Semua sumber pendanaan yang mendukung pekerjaan dan institusi atau perusahaan yang berafiliasi dengan penulis harus diakui.

Apendiks. Jika ada satu atau lebih apendiks,

harus diberi nomr secara berurutan. Persamaan dalam apendiks harus ditujukan secara berbeda dari bagian utama makalah seperti (A1), (A2) dsb. Pada tiap apendiks persamaan harus diberi nomor secara terpisah.

 The name(s) of the author(s)  A concise and informative title  The affiliation(s) and address(es) of the

author(s)

 The e-mail address, telephone and fax numbers of the communicating author  Abstract. Each paper must be preceded by an

abstract presenting the most important results and conclusions in english or Indonesian in no more than 300 words.

 Keywords. Three to six keywords should be supplied after the Abstract for indexing purposes.

 Abbreviations Abbreviations should be defined at first mention in the abstract and again in the main body of the text and used consistently thereafter.

 A list of symbols should follow the abstract if such a list is needed. Symbols must be written clearly. The numbering of chapters should be in decimal form. The international system of units (SI units) should be used.

 Essential footnotes to the text should be numbered consecutively and placed at the bottom of the page to which they refer.  Footnotes on the title page are not given

reference symbols. Footnotes to the text are numbered consecutively; those to tables should be indicated by superscript lower-case letters (or asterisks for significance values and other statistical data).

 Acknowledgements. These should be as brief as possible. Any grant that requires acknowledgement should be mentioned. The names of funding organizations should be written in full.

 Funding. Authors are expected to disclose any commercial or other associations that might pose a conflict of interest in connection with submitted material. All funding sources supporting the work and institutional or corporate affiliations of the authors should be acknowledged.

 Appendix. If there is more than one appendix, they should be numbered consecutively. Equations in appendices should be designated differently from those in the main body of the paper, e.g. (A1), (A2) etc. In each appendix equations should be numbered separately.  References The list of References should only

include works that are cited in the text and that have been published or accepted for publication.

Personal communications should only be mentioned in the text. If available the DOI can

(11)

Pustaka. Daftar pustaka hanya yang termasuk kata dalam naskah yang disitir dan yang sudah dipublikasikan atau diterima untuk publikasi.

Kominikasi pribadi hanya disebutkan dalam teks. Jika tersedia DOI (Digital Object Identifier) dapat ditambahkan pada akhir dari pustaka dalam bentuk pertanyaan.

Pensitiran dalam teks harus ditunjukan dengan nomor dalam kurung kuadrat seperti [1], [2] dsb. Pustaka harus diberi nomor dalam urutan dimana terlihat dalam teks dan didaftar dalam urutan numerik. Judl jurnal harus disingkat sesuai dengan aturan internasional yang berlaku. Pustaka dengan tanda baca yang benar harus mengikuti gaya seperti berikut:

Artikel jurnal:

Hijau T, Hitam J, Biru W (2010) Judul artikel. Singkatan Jurnal.Volume Nomor:halaman-halaman

Buku:

Hijau T, Hitam J (2012) Judul Buku. Lokasi: Penerbit. hal

Buku dengan banyak Penulis:

Biru W (2011) Judul Bab.Dalam: Hijau T, Hitam J (Eds) Judul Buku.

Lokasi:Penerbit., pp 1-50

Pustaka seperti “komunikasi pribadi” atau “data tidak dipublikasikan” tidak dapat dimasukkan dalam daftar pustak, tetapi harus disebutkan dalam tanda kurung: hal ini juga diterapkan pada makalah yang dipresentasikan pada pertemuan tetapi belum dipublikasikan atau diterima untuk publikasi. Tanggal harus diberikan untuk kedua bentuk “komunikasi pribadi” atau “data tidak dipublikasikan”

Makalah yang telah diterima untuk publikasi harus dimasukkan dalam daftar pustaka dengan nama jurnal dan ditambahkan keterangan “in press”.

Komunikasi oral hanya disebutkan dalam Pengakuan/ucapan terima kasih.

Makalah yang dipoblikasikan online tetapi belum atau tidak dicetak dapat disitir menggunakan Digital Object Indentifier (DOI). DOI harus ditambahkan pada akhir pustaka dalam bentuk pertanyaan

Contohnya: Ward J, Robinson PJ (2004) How to detect hepatocellular carcinoma in cirrhosis. Eur Radiol DOI 10.1007/s00330-004-1450-y

be added at the end of the reference in question.

Citations in the text should be identified by numbers in square brackets. References

should be numbered in the order in which they appear in the text and listed in numerical order.

Journal titles should be abbreviated. References with correct punctuation should be styled as follows:

Journal articles:

Green T, Black J, Blue W (2010) Title of article. Abbreviated journal title Vol No: page-page Books:

Green T, Black J (2012) Book title. Publisher, location

Multiauthor books:

Blue W (2011) Chapter title. In: Green T, Black J (eds) Book title. Publisher, location, pp 1–50 References such as ‘‘personal communications’’ or ‘‘unpublished data’’ cannot be included in the reference list, but should be mentioned in the text in parentheses: this also applies to papers presented at meetings but not yet published or accepted for publication.A date should be given for both ‘‘personal communications’’ and ‘‘unpublished data’’. Papers which have been accepted for publication should be included in the list of references with the name of the journal and ‘‘in press’’.

Oral communications should only be mentioned in the acknowledgements. A paper published online but not (yet) in print can be cited using the Digital Object Identifier (DOI). The DOI should be added at the end of the

reference in question.

Example: Ward J, Robinson PJ (2004) How to detect hepatocellular carcinoma in cirrhosis. Eur Radiol DOI 10.1007/s00330-004-1450-y  Illustrations and Tables. All figures

(photographs, graphs or diagrams) and tables should be cited in the text, and each numbered consecutively throughout. Lowercase letters (a, b etc.) should be used to identify figure parts. If illustrations are supplied with uppercase labeling, lowercase letters will still be used in the figure legends and citations.

Line drawings. Please submit good-quality prints. The inscriptions should be clearly legible.

Half-tone illustrations (black and white and color). Please submit well-contrasted photographic prints with the top indicated on the back.

(12)

Ilustrasi dan Tabel. Semua gambar (Foto, grafik atau diagram) dan tabel harus disitir dalam teks, dan diberi penomeran secara berurutan dengan nomer arab (1, 2, dst) untuk mengidentifikasi gambar atau tabel. Gambar atau foto atau grafik harus dikirimkan dalam kualitas terbaik untuk dicetak, untuk gambar dua warna (hitam dan putih) harus dikirim dengan kontrs yang jelas. Beberapa gambar yang ditempatkan dalam satu plate dalam satu halaman harus dibuat legenda dengan singkat dan jelas yang dapat menjelaskan gambar. Legenda ditempatkan di bawah gambar, diats sitiran untuk gambar.

Tabel harus memiliki judul dan legenda untuk menjelaskan jika menggunakan singkatan dalam tabel.Catatan kaki untuk tabel digunakan untuk menjelaskan keterangan dari isi tabel dengan meggunakan superscript huruf kecil. Untuk menjelaskan signifikansi atau data statistik digunakan lambang bintang (asterik).

Plates. Several figures or figure parts should be grouped in a plate on one page.

Figure legends must be brief, self-sufficient explanations of the illustrations. The legends should be placed at the end of the text. Tables should have a title and a legend explaining any abbreviation used in that table. Footnotes to tables should be indicated by superscript lower-case letters (or asterisks for significance values and other statistical data). For color illustrations the authors will be expected to make a contribution (£ 308, plus VAT) towards the extra costs, irrespective of the number of color figures.

Pengiriman Elektronik

Teks dan gambar harus dikirim dalam file terpisah. Panduan teknis untuk menyiapkan naskah.

 Teks

Jurnal aquasain hanya menerima file dengan format LYX (lebih disukai untuk yang sudah familier) atau format dokumen MS word. Untuk pengiriman naskah menggunakan perangakt lunah pengolah kata LYX harus menyertakan sumber aslinya dan dalam bentuk postscript atau pdf. Penulis dapat menggunakan paket makro LYX ataupun template word yang akan disediakan oleh radaksi.

Panduan layout

1. Menggunakan huruf normal sederhana (seperti timesRoman) untuk teks • Pilihan style yang lain:

• Untuk teks yang membutuhkan perhatian, istilah asing, dan nama latin menggunakan tipe italik

2. Untuk tujuan khusus seperti vektor matematik gunakan tipe huruf tebal 3. Gunakan penomoran halaman secara

otomatis

4. Untuk Indentasi menggunakan tab stops dan tidak diperkenankan menggunakan space bar

5. Untuk tabel menggunakan fungsi tabel dalam MS word, tidak menggunkan

Electronic Submission

Text and figures must be sent as separate files Technical instructions for preparing your manuscript

 Text

This journal accepts either LaTeX or Word documents.

LaTeX: The electronic version should include the original source (including all style files and figures) and a PostScript or PDF version of the compiled submission. Authors who prepare their papers with

LaTeX are encouraged to use macropackage for this journal.

Layout guidelines

1. Use a normal, plain font (e.g., Times Roman) for text.

Other style options:

o for textual emphasis use italic types. o for special purposes, such as for

mathematical vectors, use boldface type.

2. Use the automatic page numbering function to number the pages.

3. Do not use field functions. 4. For indents use tab stops or other commands, not the space bar. 5. Use the table functions of your word

processing program, not spreadsheets, to make tables.

(13)

spreadsheet atau program Excell untuk membuat tabel

6. Menggunakan editor persamaan dalam MS word

7. Tabel dan gambar diletakkan di halaman akhir naskah

8. Semua gambar yang ada dalam teks dikirimkan delam file terpisah

 Ilustrasi

Siapkan gambar yang akan dikirim dalam format EPS untuk grafik vektor yang dapat dikspor dari program pengolah gambar atau perangkat lunak image converter, dan untuk gambar dua warna (hitam-putih) menggunakan format TIFF. Nama file (satu file untuk tiap gambar) juga termasuk nomor gambar. Legenda gambar harus disertakan dalam teks tidak dalam file gambar.

– Resolusi pemindaian:gambar yang dipindai harus didigitasi dengan resolusi minimum 800 dpi untuk gambar berwarna dan 300 dpi untuk gambar dua warna. – Warna gambar disimpan dalam format

RGB (8 bits tiap saluran).

– Grafik vektor: huruf yang digunakan dalam grafik vektor harus sudah termasuk, tidak diperkenankan menggambar menggunakan hairline, minimum tebal garis adalah 0.2 mm (0.567 pt).

Format Data

Untuk naskah awal pengiriman file disimpan dalam bentuk RTF (Rich Text Format) atau DOC atau DOCX atau format lain yang kompatibel dengan pengolah kata MS Word. Gambar dalam format EPS dan atau TIFF. Jika menggunakan pengolah kata LYX file disimpan dalam format berekstensi .lyx dan termasuk sumber aslinya dari makropaketnya dan dalam format postscript atau pdf. Informasi umum yang berisi judul, Operating

system yang digunakan, program pengolah

kata, program pengolah gambar, dan program kompresi file ditulis dalam program notepad atau wordpad.

Semua file teks, ilustrasi atau gambar dan informasi umum dikirim dalam bentuk file kompresi ZIP, file diberi nama dengan hal yang mudah diingat (seperti nama penulis) tidak lebih dari 8 karakter tidak menggunakan simbol khusus.

File dikirim ke alamat redaksi jurnal Aquasains di :

aquasains@yahoo.com atau

6. Use the equation editor of your word processing program or MathType for equations.

7. Place any figure legends or tables at the end of the manuscript.

8. Submit all figures as separate files and do not integrate them within the text.  Illustrations

The preferred figure formats are EPS for vector graphics exported from a drawing program and TIFF for halftone illustrations. EPS files must always contain a preview in TIFF of the figure. The file name (one file for each figure) should include the figure number. Figure legends should be included in the text and not in the figure file.

– Scan resolution: Scanned line drawings should be digitized with a minimum resolution of 800 dpi relative to the final figure size. For digital halftones, 300 dpi is usually sufficient.

– Color illustrations: Store color illustrations as RGB (8 bits per channel) in TIFF format.

– Vector graphics: Fonts used in the vector graphics must be included. Please do not draw with hairlines. The minimum line width is 0.2 mm (i.e., 0.567 pt) relative to the final size.

Data formats

Save your file in two formats:

1. Text: RTF (Rich Text Format) or Microsoft Word compatible formats

Figures: EPS or TIFF.

2. PDF (a single PDF file including text, tables and figures). Make sure that all fonts are embedded. name (one file for each figure) should include the figure number. Figure legends should be included in the text and not in the figure file.

General information on data delivery Please send a zip file (text and illustrations as separate files) to:

aquasains@yahoo.com atau aquasains@gmail.com

Please always supply the follow- ing information with your data: journal title, operating system, word processing program, drawing program, image processing program, compression program. The file name should be memorable (e.g., author name), have no more than 8 characters, and include no accents or special symbols. Use only the extensions that the program assigns automatically

.

(14)

aquasains@gmail.com

Materi Elektronik Pelengkap (MEP)

Untuk artikel dalam jurnal ini yang akan dipublikasikan disediakan materi:

o Dikirim ke Editor dalam bentuk elektronik bersama dengan makalah sebagai subjek untuk peer review

o Diterima Editor MEP terdiri atas:

– Informasi yang tidak mungkin dicetak seperti animasi, klip video, rekaman suara dsb.

– Informasi yang lebih tepat dalam bentuk elektronik seperti rangkaian/sequence, data spektral dsb.

– Data asli yang besar yang berhubungan dengan makalah seperti tabel tambahan, ilustrasi (berwarna dan atau hitam putih) dsb.

Setelah makalah dinyatakan diterima oleh Editor MEP akan dipublikasikan sebagaimana yang diterima dari penulis hanya dalam versi online. Referensi akan diberikan pada versi cetak.

Electronic supplementary material

(ESM)

for an article in the journal will be published in aquasains provided the material is:

o submitted to the Editor(s) in electronic form together with the paper and is subject to peer review

o accepted by the journals Editor(s) ESM may consist of

 information that cannot be printed: animations, video clips, sound recordings

 information that is more convenient in electronic form: sequences, spectral data, etc.

 large original data that relate to the paper, e.g. additional tables, illustrations (color and black & white), etc.

After acceptance by the journals Editor(s) ESM will be published as received from the author in the online version only. Reference will be given in the printed version.

Perbaikan/Koreksi

Penulis harus menyertakan membuat bukti koreksi pada printout dalam file pdf, pengecekkan bahwa teks sudah lengkap dimana gambar dan tabel sudah termasuk di dalamnya. Setelah publikasi online, selanjutnya perubahan hanya dapat dilakukan dalam bentuk Erratum yang akan di hyperlink-kan dengan artikel.

Penulis hanya. Perubahan mendasar dalam isi seperti hasil terbaru, nilai terkoreksi, judul dan kepengarangan tidak diperkenankan tanpa persetujuan dari editor yang bertanggung jawab. Dalam kasus ini harap menghubungi Pimpinan Redaksi sebelum mengembalikan bukti ke penerbit.

Proofreading

Authors should make their proof corrections on a printout of the pdf file supplied, checking that the text is complete and that all figures and tables are included. After online publication, further changes can only be made in the form of an Erratum, which will be hyperlinked to the article. The author is entitled to formal corrections only. Substantial changes in content, e.g. new results, corrected values, title and authorship are not allowed without the approval of the responsible editor. In such a case please contact the Editor-in-Chief before returning the proofs to the

publisher.

Cetakan Lepas

Cetakan lepas dari artikel akan diberikan tanpa dikenakan biaya tambahan sebanyak kontibutor dalam artikel . Jika menginginkan untuk memesan tambahan cetakan lepas harus mengembalikan formulir pemesanan dengan bukti yang sesuai, kemudian diberi judul untuk menerima file pdf dari artikel untuk penggunaan pribadi. Biaya untuk

tambahan pemesanan cetakan lepas akan ditentukan kemudian

.

Offprint, free copy

25 offprints of each contribution are supplied free of charge. If you wish to order additional offprints you must return the order form with the corrected proofs. You are then entitled to receive a pdf file of your article for your personal use.

(15)

AQUASAINS

(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

DESKRIPSI RESPON IMUN NON SPESIFIK KAKAP PUTIH (Lates calcarifer ) YANG DIBERI JINTAN HITAM (Nigella sativa ) DAN UJI TANTANG DENGAN VIRAL NERVOUS NECROSIS

Aulia Sonida1 · Esti Harpeni2 · Tarsim2

Ringkasan Asian seabass (Lates calcari-fer) is one of the fish has a high economic value and widely cultivated in Indonesia. However, Asian seabass cultured constrains by infectious diseases such as Viral Nervo-us Necrosis (VNN). Application of antibi-otics during cultured cause resistance and residues in the body of fish. Disease preven-tion method by use immunostimulant deve-lop to enhances non-specific responses. The purposes of this research were to know the best dose of black cumin (Nigella sativa) that can increase the non-specific immune response of Asian seabass after injected by VNN. This research used four treatments (0 g black cumin/kg of feed, 25 g black cu-min /kg of feed, 50 g black cucu-min/kg of feed and 75 g black cumin/kg of feed). Total le-ucocyte and differential lele-ucocyte analyzed descriptively. The results showed that dose of 75 g black cumin/kg of feed is the best for increase the non-specific immune response of Asian seabass which had been seen from the highest total leucocyte. However, the-re was no effect of administrated of black cumin to Asian seabass after injected with VNN which had been seen from the RPS.

1)Alumni Jurusan Budidaya Perairan Universitas

Lampung

2)Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lam-pung Alamat: Jl.Prof.Sumantri Brodjonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35141 E-mail: esti.harpeni@fp.unila.ac.id

Keywords barramundi, black cumin, im-munostimulatory, leucocyte, betanodavirus Received: 4 Mei 2014

Accepted: 15 Juli 2014

PENDAHULUAN

Kakap putih (Lates calcarifer) merupak-an ikmerupak-an ymerupak-ang bmerupak-anyak dibudidayakmerupak-an di In-donesia karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi [1] dan kisaran toleransi fisio-logis yang cukup luas [2], fekunditas tinggi dan pertumbuhan yang cukup cepat. Na-mun, usaha budidaya ikan kakap putih ti-dak terlepas dari berbagai masalah seper-ti serangan penyakit infeksi. Salah satunya disebabkan oleh virus, yaitu Viral Nervous Necrosis (VNN). VNN dapat menyebabk-an mortalitas tinggi pada larva dmenyebabk-an juve-nil kakap putih [3]. Selama ini cara yang sering dilakukan oleh pembudidaya untuk menanggulangi penyakit VNN adalah de-ngan menggunakan antibiotik yang dapat menyebabkan penyakit menjadi resisten dan adanya residu pada ikan.

Metode pencegahan penyakit dinilai lebih aman dengan menggunakan imunostimul-an yimunostimul-ang lebih ramah lingkungimunostimul-an dimunostimul-an da-pat menciptakan budidaya perikanan yang berkelanjutan. Imunostimulan merupakan bahan yang mampu meningkatkan meka-nisme respon imun non spesifik ikan.

(16)

Jint-188 Aulia Sonida1et al. an hitam merupakan tanaman herbal yang

berasal dari famili Ranunculacea. Biji jint-an hitam bjint-anyak dimjint-anfaatkjint-an masyara-kat dalam bidang kesehatan [4]. Bahkan saat ini banyak laporan yang mengatakan bahwa jintan hitam diindikasi dapat me-ningkatkan sistem imun dan daya tahan tubuh. Selain itu jintan hitam merupakan salah satu imunostimulan yang berpoten-si sebagai ekstrak anti-viral [5]. Diharapk-an pemberiDiharapk-an ekstrak jintDiharapk-an hitam mampu meningkatkan sistem imun pada ikan ka-kap putih yang terinfeksi virus VNN. MATERI DAN METODE

Penelitian dilaksanakan pada September sam-pai Oktober 2013 di Laboratorium Kese-hatan Ikan dan Lingkungan Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung dan Laboratorium Budidaya Per-ikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lam-pung. Bahan-bahan yang digunakan antara lain kakap putih berukuran ±10 cm, ser-buk jintan hitam (HPATM) dan inokulum VNN. Penelitian ini menggunakan 4 per-lakuan yaitu perper-lakuan A (0 g jintan hi-tam/kg pakan), perlakuan B (25 g jintan hitam /kg pakan), perlakuan C (50 g jint-an hitam /kg pakjint-an) perlakujint-an D (75 g jintan hitam /kg pakan).

Pembuatan inokulum VNN mengacu pada dalam [6], dengan menggerus organ yang diambil dari ikan yang positif VNN dan ditambahkan larutan PBS steril. Air ha-sil penyaringan disuntikan secara intrape-ritoneal (i.p) dengan dosis 0,1 ml pada ik-an uji. Metode pencampurik-an pakik-an dengik-an serbuk jintan hitam mengacu pada modifi-kasi metode [7]. Pakan diberikan selama 2 kali sehari dengan feeding rate 4% [2]. Uji tantang dilakukan pada hari ke-38 dengan metode menyuntikkan virus VNN ke da-lam tubuh ikan secara intraperitoneal (i.p) dengan dosis 0,1 ml/ikan.

Pengambilan sampel darah mengacu pa-da metode [8] dilakukan papa-da hari ke-0, 7, 14, 21, 45. Sebelum digunakan jarum sun-tik dan microtube dibilas dengan larutan EDTA 10% untuk mencegah penggumpal-an darah. Selpenggumpal-anjutnya darah diambil

mela-lui vena caudalis menggunakan jarum sun-tik 1ml 26G. Lalu darah dimasukan ke da-lam microtube.

Pengamatan hematologi dilakukan dengan menghitung total leukosit dan diferensial leukosit. Total leukosit dihitung berdasark-an [7], sampel darah dihisap dengberdasark-an pi-pet berskala sampai 0,5 dilanjutkan dengan menghisap larutan turk sampai skala 11 (pengenceran 1:20), dimasukkan ke dalam haemocytometer dan dibiarkan selama 3 menit agar leukosit mengendap dalam bi-lik hitung, penghitungan dilakukan pada 4 kotak besar haemocytometer di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x. T otal leukosit/mm3= Ltx P (1) dimana :

Lt: Jumlah sel leukosit terhitung P : Pengenceran

Pengamatan diferensial leukosit dilakukan mengacu pada [8]. Preparat digenangi de-ngan metanol secukupnya selama 5-10 me-nit, selanjutnya digenangi dengan giemsa selama 25 menit, dibilas dengan aquades dan dikering anginkan, minyak imersi di-teteskan pada bagian sediaan yang leuko-sitnya tidak saling menumpuk, diamati de-ngan perbesaran 1000x, macam-macam ben-tuk leukosit dihitung sepanjang sediaan apus darah, perhitungan dihentikan bila jumlah-nya telah mencapai 100 sel leukosit, hasil-nya dihitung dalam persen (%). Data hasil pengamatan dari parameter hematologi di-analisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil perhitungan total leukosit menunjukk-an bahwa kakap putih ymenunjukk-ang diberikmenunjukk-an do-sis 75 g jintan hitam/kg pakan memiliki respon imun non spesifik yang lebih baik dibandingkan dengan dosis yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan total leukosit tertinggi yang terdapat pada per-lakuan D hari ke-45 yaitu sebesar 85.700

(17)

Respon imun non spesifik kakap putih 189 sel/mm3 (Gambar 1a). Meningkatnya

to-tal leukosit pada ikan yang diberi imunos-timulan memperlihatkan bahwa imunosti-mulan yang masuk kedalam tubuh membe-rikan efek yang positif terhadap peningkat-an total leukosit di dalam darah. Terjadi-nya peningkatan total leukosit diduga ka-rena adanya respon perlawanan tubuh ter-hadap patogen, berupa meningkatnya ak-tifitas sel-sel fagosit yang berfungsi untuk menghancurkan benda asing yang masuk ke dalam tubuh ikan. Fagositosis merupak-an tahap awal dalam mekmerupak-anisme pertahmerupak-an- pertahan-an tubuh [9].

Jenis leukosit yang sering dijumpai di pere-daran darah kakap putih adalah sel mono-sit, limfosit dan neutrofil. Persentase mo-nosit pada perlakuan A, B, C dan D jum-lahnya berkisar antara 7-11% (Gambar 1b). Persentase monosit menunjukkan pening-katan pada hari ke-0 hingga hari ke-45 pa-da semua perlakuan pa-dan peningkatan ter-tinggi terjadi pada perlakuan B dan C pa-da hari ke-45 dengan persentase yang sa-ma yaitu sebesar 11%, hal tersebut menun-jukkan bahwa pemberian dosis jintan hi-tam yang berbeda tidak terlalu berpenga-ruh terhadap peningkatan persentase mo-nosit terlihat dari perlakuan A dengan do-sis 0 g jintan hitam/kg pakan juga meng-alami peningkatan pada hari ke-45 dengan persentase 10%. Adanya infeksi setelah uji tantang juga dapat menyebabkan terjadi-nya peningkatan sistem imun non spesifik pada ikan. Hal ini sesuai dengan penda-pat [10] yang mengatakan bahwa persenta-se monosit akan meningkat jumlahnya da-lam waktu yang singkat setelah adanya in-feksi dengan benda asing untuk melakukan proses fagositosis.

Limfosit merupakan jenis sel leukosit yang paling dominan di dalam populasi leuko-sit pada ikan. Persentase limfoleuko-sit terlihat terjadi peningkatan pada semua perlakuan yang diberikan dosis jintan hitam diban-dingkan dengan perlakuan A yang tidak diberikan dosis jintan hitam (Gambar 1c). Peningkatan persentase limfosit tertinggi terjadi pada perlakuan C hari ke-45 yai-tu sebesar 86% (Gambar 1c). Peningkat-an sel limfosit ini diduga karena sel

limfo-sit teraktifasi oleh pemberian imunostimul-an secara limunostimul-angsung. Pada perlakuimunostimul-an C do-sis imunostimulan jintan hitam yang dibe-rikan terbukti dapat meningkatkan jumlah persentase limfosit yang sangat berperan dalam sistem pertahanan tubuh ikan seba-gai salah satu sel fagosit yang dapat mem-bunuh benda asing yang masuk ke dalam tubuh ikan [11]. Hal ini juga menguatkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh [12] menunjukan pemberian ekstrak jintan hitam sebagai imunostimulan mampu me-ningkatkan persentase limfosit secara sig-nifikan.

Persentase neutrofil mengalami penurun-an pada semua perlakupenurun-an dpenurun-an persentase terendah terdapat pada perlakuan C yai-tu sebesar 5%. Jumlah neutrofil yang ren-dah di dalam sirkulasi darah akan diim-bangi dengan jumlah limfosit dan monosit yang tinggi. Faktor lain yang menyebabk-an rendahnya persentase neutrofil di dalam sirkulasi darah adalah jumlahnya yang me-mang sedikit sesuai dengan pendapat [9] yang mengatakan bahwa sel neutrofil sa-ngat jarang dijumpai pada ikan karena su-lit menyerap zat warna yang biasa digu-nakan. Penurunan persenatse neutrofil ju-ga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh [12] persentase neutrofil yang diamati mengalami penurunan pada semua perla-kuan baik kontrol maupun yang diberikan dosis jintan hitam. Hal ini mengindikasikan bahwa imunostimulan dari ekstrak jintan hitam tidak efektif dalam proses pening-katan persentase neutrofil dalam sirkulasi darah kakap putih.

Pustaka

1. Maeno,Y., L.D.De La Peña and E.R. Cruz-Lacierda. 2004. Mass Mortalities Associated with Viral Nervous Necrosis in Hatchery-Reared Sea Bass Lates calcarifer in the Phi-lippines. JARQ 38: 69–73.

2. Philipose, K. K., Sharma, S.R.K., Sadhu, N., Vaidya, N.G. and Rao, G. S.. 2010. Some aspe-cts of nursery rearing of the Asian seabass (La-tes calcarifer, Bloch) in indoor cement tanks. Indian J. Fish. 57: 61-64.

3. Chi, S. C. Wu, Y. C., Cheng, T. M. 2005. Per-sistent infection of betanodavirus in a novel cell line derived from the brain tissue of bar-ramundi Lates calcarifer. Dis Aquat Org. 65: 91–98.

(18)

190 Aulia Sonida1et al.

Gambar 1 Nilai parameter hematologi kakap putih (Lates calcarifer ) a) total leukosit; b) monosit; c) limfosit; d) neutrofil dengan berbagai perlakuan: A: 0 g jintan hitam/kg pakan, B: 25 g jintan hitam/kg pakan; C: 50 g jintan hitam /kg pakan; D: 75 g jintan hitam /kg pakan.

Gambar 2 Diferensial Leuksoit: (E) eritrosit, (M) monosit, (L) limfosit, (N) neutrofil perbesaran 1000x

4. Matthaus, B. and Özcan, M.M. 2011. Fatty Acids, Tocopherol, and Sterol Contents of So-me Nigella Species Seed Oil. Czech J. Food Sci. 29: 145–150.

5. Salem, M.L. 2005. Immunomodulatory And Therapeutic Properties Of The Nigella sativa L. Seed. International Immunopharmacology 5:1749–1770

6. Johnny, F., Mahardika, K., Giri I.N.A. dan Roza, D. 2007. Penambahan Vitamin C dalam Pakan Untuk Meningkatkan Imunitas Benih Ikan Kerapu Macan, Epinephelus fuscogutta-tus terhadap Infeksi Viral Nervous Necrosis. Jurnal Akuakultur Indonesia 6: 43–53.

7. Septiarini, Harpeni, E. dan Wardiyanto. 2012. Pengaruh Waktu Pemberian Probiotik Yang Berbeda Terhadap Respon Imun Non-Spesifik Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) yang Diuji Tantang Dengan Bakteri Aeromonas salmo-nicida. e-JRTBP 1: 39-46.

8. Tavares-Dias, M., Affonso, E.G., Oliveira, S.R., Marcon, J.L. and Egami, M. I. 2008. Comparative study on hematological parame-ters of farmed matrinxã, Brycon amazonicus Spix and Agassiz, 1829 (Characidae: Bryco-ninae) with others Bryconinae species. Acta Amazonica 38: 799-806

9. Harikrishnan, R., Rani, M. N. and Balasunda-ram, C. 2011. Impact of plant products on

(19)

in-Respon imun non spesifik kakap putih 191

nate and adaptive immune system of cultured finfish and shellfish. Aquaculture 317: 1–15. 10. Clauss, T.M., A.D.M. Dove, J.E. Arnold.

2008. Hematologic Disorders of Fish. Vet Clin Exot Anim. 11: 445–462.

11. Wintoko, F., Setyawan, A., Hudaidah, S dan Mahrus, A. 2013. Imunogenisitas Heat Killed Vaksin Inaktif Aeromonas salmonicida pada Ikan Mas (Cyprinus carpio). e-JRTBP 2: 205-210

12. Saad, T.T., El-Geit, A., Hammady, E.N. E., A. K. I. and Zaki, M. S.. 2013. Effect of Black Cumin Seeds (Nigella Sativa) and / or Turme-ric (Curcumin) On Hematological, Biochemi-caland Immunological Parameters of Sea Bass Vaccinated with Pseudomonas Fluorescence Bacterin. Life Science Journal 10: 1292-1303.

(20)
(21)

AQUASAINS

(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

PENDUGAAN KESUBURAN PERAIRAN BERDASARKAN SEBARAN NUTRIEN DAN KLOROFIL-a DI TELUK KENDARI SULAWESI TENGGARA

Nur Irawati1

Ringkasan Eutrofication is an increase of nutrient supply (nitrogen and phosphor) to a very high concentration and above the li-mit that the nature can cope with. This re-cent research was aimed to predict the eu-trofication of the waters based on the distri-bution of nutrients and chlorophyll-a and conducted on November 2012. The resear-ch was carried out by considering two main parameters which were main research para-meters and supporting parameter over physi-cal, chemical and biological variables. The main research parameters consisted of to-tal N and P, chlorophyll-a and dissolved oxygen of which those variables were the main variables used in the TRIX index ana-lysis (an index used to characterized the trophic status of a body of waters). The fer-tility status of Kendari Bay based on TRIX index was categorized as eutrophic having TRIX index of 5.12. It is confirmed that the level of nutrient (TN and TP), chlorophyl-a chlorophyl-and wchlorophyl-ater clchlorophyl-arity determines the fertility status of a water body ranging from oligo-trophic to hyperoligo-trophic.

Keywords eutrofication, total-N, total P, chlorophyl-a, disolved oxygen demand

1)Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Univer-sitas Halu Oleo, Jl.HAE Mokodompit Kampus Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93232 pho-ne/Fax:+62401 393782

E-mail: nur_irawati78@yahoo.com

Received: 15 Juni 2014 Accepted: 8 Agustus 2014

PENDAHULUAN

Perairan pesisir merupakan perairan yang banyak menerima beban masukan bahan organik. Bahan ini berasal dari berbagai sumber seperti kegiatan pertambakan, per-tanian dan limbah domestik yang akan ma-suk melalui aliran sungai dan limpasan dari daratan. Masuknya bahan organik ke pe-sisir ini cepat atau lambat akan mempe-ngaruhi kualitas perairan, selanjutnya ak-an berpengaruh pada keberadaak-an orgak-anis- organis-me perairan khususnya plankton sebagai organisme yang pertama merespon peru-bahan kualitas perairan tersebut. Beban masukan yang nyata biasanya membawa partikel tersuspensi, nutrien, dan bahan or-ganik terlarut yang akan mendukung ter-jadinya eutrofikasi dan bisa menyebabkan berkurangnya penetrasi cahaya pada ko-lom air [1]. Beban masukan bahan organik ini akan mengalami berbagai proses pengu-raian yang pada akhirnya akan memberik-an suplai bahmemberik-an memberik-anorgmemberik-anik atau unsur hara ke perairan. Unsur hara yang dihasilkan di-antaranya adalah N dan P, dimana unsur ini dibutuhkan untuk pertumbuhan orga-nisme akuatik yaitu fitoplankton.

Teluk Kendari merupakan salah satu wi-layah pesisir memiliki potensi sumberdaya

(22)

194 Nur Irawati1 perairan dan fungsi pendukung

kehidup-an ykehidup-ang skehidup-angat penting. Sebagai sumbe-rdaya perairan, Teluk Kendari merupak-an habitat bagi sejumlah orgmerupak-anisme ymerupak-ang hidup di dalamnya, antara lain ikan, or-ganisme makrofita dan mikrofita, organis-me dasar (bentos), hutan mangrove, mau-pun padang lamun. Berbagai kegiatan baik jasa kelautan seperti pelabuhan untuk pe-layaran dan perikanan, maupun kegiatan-kegiatan lain di sekitar pantai seperti per-mukiman, perindustrian, pertambakan, dan sebagainya merupakan bagian dari faktor pendukung kehidupan manusia [2]. Kegi-atan penduduk yang meningkat di sekitar teluk umumnya akan memberikan dampak pada penurunan kualitas perairan di teluk. Hal ini tercermin dari data konsentrasi nu-trien di perairan Teluk Kendari yang per-nah dipublikasikan oleh beberapa peneli-ti sebelumnya. [3] memperoleh konsentrasi nitrat berkisar 0,021-0,283 mg/L dan [2] memperoleh konsentrasi nitrat dan ortofo-sfat pada bulan April-Juni 2008 berkisar 0,29-1,07 mg/L dan 0,02-0,15 mg/L. Pe-ningkatan nutrien yang berasal dari akti-vitas manusia sangat berpotensi mening-katkan laju pertumbuhan alga dan mikro-biota perairan lainnya. Alga dapat tum-buh dengan pesat karena ukurannya yang mikroskopik dan siklus hidupnya yang le-bih cepat dibandingkan dengan tumbuh-an multiseluler lainnya. Pertumbuhtumbuh-an al-ga dan biomassa dalam skala kecil dapat meningkatkan produktivitas dan menyedi-akan rantai mmenyedi-akanan bagi ekosistem per-airan. Namun ketika pertumbuhan terse-but meningkat drastis dan melebihi carr-ying capacity ekosistem yang dikenal de-ngan algae bloom yaitu fenomena peledak-an populasi fitoplpeledak-ankton di perairpeledak-an secara cepat dan dalam jumlah yang sangat besar, sehingga akan terjadi gangguan kestabil-an ekosistem. Algae bloom dapat merubah kondisi fisika-kimia perairan yang tentu ak-an berakibat pula pada biologi perairak-an, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi yang mempengaruhi potensi sumberdaya alam hayati perairan. Melihat fenomena-fenomena tersebut, ma-ka diadama-kan penelitian mengenai Penduga

Gambar 1 Peta lokasi penelitian di perairan Te-luk Kendari [8] modifikasi

Kesuburan Perairan berdasarkan sebaran nutrien dan klorofil-a di Teluk Kendari Su-lawesi Tenggara.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan di perairan Te-luk Kendari yang secara geografis terletak pada 3o57’50” – 3o5’30” lintang selatan dan 122o31’50”– 122o36’30” bujur timur dengan luas ± 18,75 km2 dan panjang garis pan-tai ± 35,85 km. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember 2012 dengan jum-lah stasiun sebanyak 25 (Gambar 1). Pe-nentuan lokasi dan titik sampling peneli-tian dilakukan menggunakan transek yang ditempatkan secara membujur dan melin-tang di sepanjang perairan teluk, dengan jarak antara sampling baik membujur ma-upun melintang ± 1.000 m. Penempatan titik sampling dimulai dari muara Sungai Wanggu dan Kambu sampai muara Teluk Kendari.

Parameter yang diukur meliputi parame-ter fisika, kimia dan biologi yang dibagi menjadi parameter utama (total N, total P, klorofil-a dan oksigen terlarut) dan penun-jang (suhu, salinitas, kecerahan dan pH). Oksigen Saturasi

Persentase saturasi oksigen terlarut dila-kukan dengan perhitungan yaitu perban-dingan antara nilai kadar oksigen yang ter-ukur (aktual) dengan kadar oksigen teoritis pada suhu saat pengukuran, yaitu :

Saturasi =oksigen terukur (ppm)

(23)

pendugaan kesuburan perairan 195 Analisis Nutrien

Sampel air laut dimasukkan ke dalam botol sampel berkapasitas 250 ml untuk keperlu-an keperlu-analisis total Nitrogen (N) dkeperlu-an Fosfor (P). Botol sampel dimasukkan ke dalam kotak pendingin sebelum dianalisis. Sebe-lum dianalisis lanjutan di laboratorium, ter-lebih dahulu dilakukan filtrasi terhadap air sampel dengan membran filter berdiameter 47 mm yang berporositas 1,2 μm. Selanjut-nya analisis kandungan unsur-unsur hara tersebut dilakukan mengacu pada [4].

Biomassa Fitoplankton (Klorofil a) Penentuan biomassa fitoplankton ditentuk-an dengditentuk-an kditentuk-andungditentuk-an klorofil-a. Pengam-bilan sampel air laut untuk analisis klorofil-a sebklorofil-anyklorofil-ak 1 liter pklorofil-adklorofil-a setiklorofil-ap kedklorofil-alklorofil-amklorofil-an inkubasi dan dimasukan dalam botol sam-pel yang ditutup dengan plastik hitam, dan disimpan dalam kotak es yang bersuhu di-ngin, untuk kemudian dianalisis di labora-torium. Penghitungan konsentrasi klorofil-a dengklorofil-an menggunklorofil-akklorofil-an persklorofil-amklorofil-aklorofil-an menu-rut [4], yaitu :

Klorof il − amg/m3=26, 7(664b− 665a) x V1 V2x L

(2)

dimana:

V1 : Volume yang diekstrak (l), V2 : Volume sampel (m3), L : panjang kuvet (cm),

664b: Absorben pada 664 nm-abs pada 750 nm, sebelum pengasaman,

665a :Absorben pada 665 nm-abs pada 750 nm, setelah pengasaman

Analisis Data

Dalam mengkarakterisasi status trofik di perairan digunakan metode TRIX, menca-kup didalamnya 4 variabel yang digunak-an yaitu Klorofil-a, oksigen saturasi, total

N dan P [5]. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

T RIX = [log10(P O4x T N x Chla x DOsaturasi)+a]/b(3)

Dimana :

PO4: Total fosfat (microgram per liter), TN : Total nitrogen (microgram per liter), Chla : Konsentrasi klorofil-a (microgram per liter),

DOsaturasi : persentase oksigen saturasi. Variabel a : 1,5 dan b : 1,2 adalah skala koefisien [6].

Nilai TRIX diklasifikasikan antara 0 sam-pai 10.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Oksigen Terlarut

Nilai sebaran oksigen terlarut di perairan berkisar 2,09-8,09 mg/L (Gambar 2) dan nilai persentase saturasi oksigen terlarut berkisar 27,17-108,88%. Berdasarkan Gam-bar 2 menunjukkan terjadinya peningkat-an oksigen terlarut ypeningkat-ang mengarah ke la-ut. Hal ini disebabkan karena oleh adanya pengaruh masukan air tawar dari sungai-sungai yang bermuara ke teluk yang mem-bawa bahan-bahan pencemaran baik da-lam bentuk organik maupun organik. De-komposisi bahan organik dan oksidasi bah-an bah-anorgbah-anik dapat mengurbah-angi kadar ok-sigen terlarut hingga mencapai 0 (nol) atau anaerob [6]. Selain faktor tersebut kelarut-an oksigen terlarut juga tergkelarut-antung pada percampuran (mixing) dan pergerakan (tur-bulence) massa air, aktivitas fotosintesis dan respirasi.

Nutrien

Nutrien Nitrogen total merupakan gabung-an dari nitrogen gabung-anorggabung-anik (nitrat, nitrit dan ammonium) dan nitrogen organik yang

(24)

196 Nur Irawati1

Gambar 2 Peta sebaran oksigen terlarut (mg/L) di perairan Teluk Kendari

Gambar 3 Peta sebaran total nitrogen (mg/L) di perairan Teluk Kendari

berupa partikulat yang tidak larut dalam air [6]. Sebaran nilai total nitrogen (TN) selama pengukuran berkisar 0,214-5,137 mg/L (Gambar 3). Nilai TN yang diperoleh me-nunjukkan peningkatan yang sangat besar bila dibandingkan dengan nilai nitrogen anor-ganik terlarut (DIN) pada penelitian [2] ya-itu 0,54-0,83 mg/L. Berdasarkan Gambar 3 nilai konsentrasi TN relatif tinggi pada stasiun-stasiun yang berada di dalam teluk (depan muara sungai) dan mengalami pe-nurunan ke arah laut, hal ini karena pada stasiun-stasiun yang berada di depan mua-ra sungai banyak mendapatkan suplai un-sur hara dari kegiatan-kegiatan di darat-an, baik itu kegiatan pertanidarat-an, perikanan maupun aktivitas penduduk, yang masuk melalui sungai dan bermuara ke teluk. Keberadaan fosfor di perairan merupakan unsur yang esensial baik tumbuhan tingkat tinggi dan alga, sehingga unsur ini menjadi faktor pembatas bagi tumbuhan dan alga akuatik serta sangat mempengaruhi ting-kat produktivitas perairan [6]. Total fosfat (TP) yang diperoleh selama penelitian ber-kisar 0,005-0,038 mg/L (Gambar 4). Ba-rdasarkan Gambar 4 sebaran TP yang di-peroleh menunjukkan peningkatan ke arah

Gambar 4 Peta sebaran total fosfat (mg/L) di perairan Teluk Kendari

dalam perairan teluk, serta dijumpai nilai TP yang relatif tinggi pada daerah-daerah yang masih dipengaruhi daratan (sungai). Hal ini disebabkan beban masukan yang masuk dari daratan melalui aliran sungai-sungai yang bermuara ke teluk. Nilai TP yang diperoleh selama penelitian, hampir sama dengan nilai fosfat anorganik (orto-fosfat) yang diperoleh [2] pada lokasi yang sama yaitu 0,02-0,15 mg/L.

Klorofil-a

Sebaran klorofil-a di Perairan Teluk Ken-dari berkisar 0,528-1,802 mg/m3 (Gambar 5). Nilai sebaran klorofil-a selama peneli-tian memperlihatkan nilai yang tidak ter-lalu bervariasi. Kondisi seperti ini berbe-da dengan kondisi yang umum terjadi di perairan. Umumnya nilai klorofil-a terting-gi dijumpai pada daerah-daerah yang lebih kaya akan unsur hara. Hal ini berhubung-an dengberhubung-an ukurberhubung-an sel dari fitoplberhubung-ankton, di-mana ukuran sel fitoplankton pada dae-rah yang kaya akan unsur hara didominasi oleh ukuran sel yang besar, sehingga hal ini mempengaruhi jumlah klorofil-a yang dikandung masing-masing sel fitoplankton. Nilai sebaran konsentrasi klorofil-a selama penelitian menunjukkan pola yang sama de-ngan pola sebaran nutrien TN dan TP. Pa-da penelitian ini nutrien TN Pa-dan TP ter-tinggi dijumpai pada stasiun-stasiun yang berada di depan muara sungai wanggu di-bandingkan stasiun-stasiun yang berada di depan muara teluk (ke arah laut), begitu pula pada sebaran klorofil-a. Nilai sebar-an konsentrasi klorofil-a relatif tinggi

(25)

di-pendugaan kesuburan perairan 197

Gambar 5 Peta sebaran klorofil (mg/m3) di per-airan Teluk Kendari

jumpai pada stasiun yang berada di depan muara Sungai Wanggu dan Kambu. Parameter Penunjang Suhu perairan sela-ma penelitian di perairan Teluk Kendari di seluruh kedalaman inkubasi pada stasi-un dan substasistasi-un penelitian berkisar 29,1-31,2oC, hal ini disebabkan oleh kondisi cu-aca pada saat penelitian yang relatif ti-dak berbeda. Kisaran suhu pada peneli-tian ini tidak jauh berbeda dengan pene-litian sebelumnya pada lokasi yang sama yaitu 28,5-30,6 oC [2] dan 28-32oC [3]. Se-cara umum kisaran suhu selama peneliti-an masih dalam kisarpeneliti-an suhu ypeneliti-ang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan fitoplankton. Kisaran suhu yang optimum untuk pertumbuhan fitoplankton adalah 20-30oC [6].

Salinitas yang diperoleh selama peneliti-an berkisar 27-33o/oo, dimana nilai salini-tas terendah dijumpai pada ssalini-tasiun-ssalini-tasiun yang berada di dalam teluk (depan muara sungai). Perbedaan salinitas ini disebabkan karena oleh adanya pengaruh masukan air tawar dari sungai-sungai yang bermuara ke teluk maupun masukkan air laut dengan salinitas tinggi. Nilai salinitas yang dipe-roleh selama penelitian lebih tinggi bila di-bandingkan dengan salinitas yang dipero-leh pada penelitian [7] yaitu 19,80-29,80 o/oo, pada daerah depan muara sungai, hal ini lebih disebabkan pada saat pengukuran perairan Teluk Kendari dalam kondisi su-rut, sehingga ini berhubungan dengan fak-tor pengenceran oleh air laut dan air tawar. Berdasarkan hasil pengukuran derajat kea-saman selama penelitian di perairan Teluk Kendari berkisar 6,5-7,5. Kisaran tersebut tidak jauh berbeda bila dibandingkan

de-ngan penelitian [7] di perairan yang sama, dimana pH perairan berkisar antara 7,2-7,7 dan 7,02-7,74. Nilai pH yang diperoleh se-lama penelitian masih merupakan kisaran yang sesuai dengan kebutuhan fitoplank-ton yaitu 7,0-8,5 [6]. Sejalan dengan itu ni-lai pH tersebut merupakan kisaran pH per-airan laut Indonesia yaitu 6,0-8,5.

Indeks TRIX

Indeks TRIX merupakan salah satu indeks yang sering digunakan dalam menilai tro-fik level suatu perairan dalam pemantau-an kondisi eutrofikasi perairpemantau-an. Komponen yang digunakan dalam metode ini adalah parameter yang terkait dengan proses eu-trofikasi yaitu total nitrogen (mg/m3), to-tal fosfat (mg/m3), oksigen saturasi (%), dan klorofil-a (µg/L) [5]. Berdasarkan ha-sil perhitungan keempat parameter terse-but, maka selanjutnya dideskripsikan ber-dasarkan kriteria tingkat kesuburan. Hasil perhitungan tingkat kesuburan di perairan Teluk Kendari berdasarkan indeks TRIX berkisar 5,644-7,113. Berdasarkan kriteria TRIX perairan Teluk Kendari digolongkan kedalam perairan eutrofik sampai hipertro-fik [8] ; [9] dengan kesuburan tertinggi pada perairan depan muara Sungai Wanggu. Dalam menentukan status trofik suatu per-airan tergantung pada penyebaran dan kon-sentrasi klorofil-a, ketersediaan nutrien (ni-trogen dan fosfor). Konsentrasi klorofil-a sendiri dapat dijadikan petunjukkan dalam menentukan status trofik suatu perairan. Ketersediaan nutrien TN dan TP selama penelitian berkisar 0,214-5,137 mg/L (214-5127 mg/m3) dan 0,005-0,038 mg/L (5-38 mg/m3). Berdasarkan kriteria [5] maka ni-lai sebaran TN menunjukkan perairan Te-luk Kendari tergolong mesotrofik sampai hipertrofik, sedang berdasarkan sebaran TP tergolong oligotrofik-eutrofik (Tabel 1). Se-jalan dengan kriteria status trofik menurut [10], perairan teluk kendari berdasarkan ni-lai sebaran TN tergolong kesuburan sedang sampai tinggi dan sebaran TP tergolong kesuburan rendah sampai sedang (Tabel 1). Selama penelitian sebaran klorofil-a ber-kisar 0,528-1,802 mg/m3 atau 0,528-1,802

(26)

198 Nur Irawati1

Tabel 1 Kriteria status trofik pada perairan laut [5]

Status Trofik TN (mg m−3) TP (mg m−3) Chl-a (mg L−1) Secchi Depth (m)

Oligotrophic <260 <10 <1 >6

Mesotrophic ≥260-350 ≥10-30 ≥1-3 3-≤6

Eutrophic ≥350-400 ≥30-40 ≥3-5 1.5-≤3

Hypereutrophic >400 >40 >5 <1.5

Tabel 2 Klasifikasi status trofik berdasarkan nutrien dan klorofil-a (indeks NOAA) [11]

Tingkat Eutrofikasi TN (mg m−3) TP (mg m−3) Chl-a (mg L−1)

Rendah 0 - ≤0.1 0 - ≤0.01 0 - ≤ 5

Sedang > 0.1 - ≤ 1 > 0.01 - ≤ 0.1 > 5 - ≤ 20

Tinggi > 1 > 0.1 > 20 - ≤ 60

Eutrofik - - >60

µg/L, menurut kriteria [5] perairan Teluk Kendari tergolong oligotrofik sampai meso-trofik (Tabel 1), sedang berdasarkan indeks NOAA perairan Teluk Kendari tergolong perairan dengan kesuburan rendah (Tabel 2).

Status trofik yang ditunjukkan berdasark-an nutrien (TN dberdasark-an TP) serta konsentra-si klorofil-a memberikan status trofik yang berbeda dengan nilai indeks TRIX yang di-peroleh, kecuali pada sebaran nutrien total nitrogen, yang memperlihatkan nilai yang sudah sangat tinggi sehingga status trofik perairan Teluk Kendari tergolong hipertro-fik. Keberadaan TN yang tinggi dijumpai pada stasiun-stasiun di depan muara su-ngai Wanggu dan Kambu (Stasiun 1, 2, 3, 4 dan 5). Hal ini diperkirakan tingginya masukan bahan organik dari daratan yang mengandung unsur N. Menurut [8] umum-nya beban masukan yang baumum-nyak mengan-dung unsur N berasal dari limbah rumah tangga, pertanian dan peternakan. Selain itu kondisi konsentrasi klorofil-a yang ren-dah sehingga perairan teluk Kendari ter-golong oligotrofik-mesotrofik, menunjukk-an bahwa tinggi-rendahnya konsentrasi klorofil-a tidklorofil-ak hklorofil-anyklorofil-a dipengklorofil-aruhi oleh keberklorofil-adklorofil-aklorofil-an nutrien yang tinggi, namun juga oleh kece-rahan yang tinggi. Hal ini berhubungan de-ngan proses fotosintesis fitoplankton seba-gai penyusun biomassa fitoplankton (klorofil-a), dimana kecerahan tinggi (kekeruhan ren-dah) akan mempengaruhi intensitas caha-ya matahari caha-yang merupakan sumber

ener-gi baener-gi fitoplankton untuk berfotosintasis. Hal ini sejalan dengan penelitian [7] bahwa hubungan produktivitas primer fitoplank-ton dengan cahaya dan nutrien di perairan Teluk Kendari menunjukkan bahwa lebih banyak di pengaruhi oleh intensitas caha-ya matahari selain keberadaan nutrien di perairan.

Kisaran oksigen terlarut (DO) selama pe-nelitian yaitu 2,09-8,09 mg/L, nilai DO yang diperoleh menunjukkan peningkatan ke arah laut (muara teluk). Hal ini lebih disebabk-an karena pada stasiun-stasiun depdisebabk-an mu-ara sungai Wanggu mendapatkan banyak-nya limbah organik yang dibawa oleh su-ngai tersebut ke perairan teluk sehingga dapat mempengaruhi ekosistem perairan ter-sebut. Kisaran kadar oksigen terlarut sela-ma penelitian tersela-masuk dalam perairan de-ngan kondisi tercemar sedang sampai be-lum tercemar. Menurut [12] bahwa kadar oksigen terlarut 2,4-4,4 mg/L tergolong ter-cemar sedang, 4,5-6,5 mg/L terter-cemar ri-ngan dan > 6,5 mg/L belum tercemar. Berdasarkan Gambar 2, kondisi perairan tercemar sedang pada stasiun-stasiun yang memiliki kadar oksigen terlarut rendah ya-itu 2,09-4,20 mg/L, dijumpai pada stasiun yang berada di depan muara sungai Wang-gu dan Kambu. Hal ini menunjukkan per-anan sungai Wanggu dan Kambu sebagai penghasil bahan-bahan antropogenik baik dari hasil buangan rumah tangga, maupun hasil dari limbah pertanian serta tinggi-nya kekeruhan pada stasiun-stasiun

(27)

terse-pendugaan kesuburan perairan 199 but, sehingga hal ini menyebabkan

penu-runan nilai oksigen terlarut di stasiun ter-sebut. Nilai kekeruhan yang tinggi terlihat dari rendahnya nilai kecerahan di stasiun-stasiun depan muara sungai Wanggu dan Kambu yaitu < 1,5 meter. Menurut [5] ke-cerahan di bawah 3 meter tergolong per-airan eutrofik.

SIMPULAN

Status kesuburan perairan Teluk Kendari berdasarkan nilai indeks TRIX yaitu eu-trofik, dengan nilai TRIX berkisar 5,644-7,113. Keberadaan nilai nutrien (TN dan TP), klorofil-a dan kecerahan menunjukan status kesuburan perairan dari oligotrofik sampai hipertrofik.

Pustaka

1. Cervetto, G., Mesones, C., Calliari, D. 2002. Phytoplankton Biomass and its Realitionship to Enviromental Variables in a Disturbed Co-astal Area of The Rio De La Plata Uruguay, before the New Sewage Collector System. At-lantica Rio Grande 24(1) : 45 – 54.

2. Irawati, N., E.M. Adiwilaga dan N.T.M. Prati-wi. 2013 Hubungan produktivitas primer fito-plankton dengan ketersediaan unsur hara dan intensitas cahaya di perairan Teluk Kenda-ri Sulawesi Tenggara. Jurnal Biologi Tropis, 13(2), 195-206.

3. Asriyana. 2004. Distribusi dan Makanan Ikan Tembang (Sardinella fimbriata Val.) di Perair-an Teluk Kendari. Tesis (Tidak Dipublikasik-an). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

4. American Public Health Association (APHA). 2005. Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater. 21st Edition. Ame-rican Public Health Association. Washington. 5. Vollenweider, RA., F. Giovanardi, G. Monta-nari, and A. Rinaldi. 1998. Characterization of the Trophic Conditions of Marine Coastal Wa-ters With Special Reference to The NW Adri-atic Sea: Proposal for a Trophic Scale, Tur-bidity and Generalized Water Quality Index. Journal Enviromentric. 9(1): 329-357. 6. Giovanardi, F., & Vollenweider, R. A. (2004).

Trophic conditions of marine coastal wa-ters: Experience in applying the trophic in-dex TRIX to two areas of the Adriatic and Tyrrhenian seas. Journal of Limnology, 63(2), 199–218.

7. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pe-ngelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Per-airan. Kanisius. Yogyakarta.

8. Irawati, N. 2011. Hubungan produktivitas pri-mer fitoplankton dengan ketersediaan unsur hara pada berbagai tingkat kecerahan di per-airan Teluk Kendari Sulawesi Tenggara. Te-sis (Tidak Dipublikasikan). Sekolah Pascasar-jana. Institut Pertanian Bogor.

9. Damar, A. 2003. Effects of Enrichment on Nutrient Dynamics, Phytoplankton Dynami-cs and Productivity in Indonesian Tropical Water: A Comparison Between Jakarta Bay, Lampung Bay and Semangka Bay. Ph.D Dis-sertation Christian Albrechts University. Kiel. Germany.

10. Pettine, M., Casentini, B., Fazi, S., Giovana-rdi, F., and Pagnotta, R. (2007). A revisita-tion of TRIX for trophic status assessment in the light of the European water framework di-rective: Application to Italian coastal waters. Marine Pollution Bulletin, 54,1413–1426. 11. Bricker, S.B., J.G. Ferreira and T. Simas.

2003. An integrated methodology for assess-ment of estuarine trophic status. Ecol. Mod. 169: 39-60.

(28)
(29)

AQUASAINS

(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

FERMENTASI KEDELAI SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG IKAN DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN UDANG WINDU (Penaeus monodon Fabricius)

Pinandoyo1 · Titik Susilowati1 · Vivi Endar Herawati1 · dan Heri Budiati1

Ringkasan Growth and survival rate of shrimp affected by feed and water quality factor. Artificial diets is one alternative to imp-rove the growth and survival rate of tiger shrimp. The Amino Acid composition con-tained in the feed depends on the compo-sition of amino acids and completeness of the raw materials in feed formula.The stu-dy aims to determine the effect of subs-titution of the use of fish Flour with fer-mented soy flour againts growth and su-rvival rate of tiger shrimp and determine the best treatment that can enhance grow-th and survival of shrimp. This research used experimental methode with completely randomized design with 4 treatments and 3 replications. Treatment A (40% fish flour and 12% fermented soy flour), treatment B (30% fish meal and fermented soybean flour 26.35%), treatment C (20% fish meal and fermented soybean flour 40.68%) and treatment D (10% and 55.03% fish meal fermented soy flour). Shrimp samples use tiger shrimp (Penaeus monodon ) with ave-rage of weight (0.0029 grams) from BBPBAP Jepara. The results showed that feeding tre-atment with different compositions will pro-vide significant effect (P <0.05) on the grow-th and influence of absolute biomass are significantly different (P <0.01) the

dai-1)Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan

Per-ikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl Prof Soedharto, Sema-rang 50275

E-mail: pinandjaya@yahoo.com

ly growth rate, but not significantly diffe-rent at survival. Absolute biomass growth on treatment B hasi best provide for (2422.33 mg) and a row followed by treatment C (2225.87 mg), A (2108.07 mg) and D (1348 mg). The best daily growth were treatment B (8.15% / day), C (7.91% / day), A (7.82% / day) and D (6.64% / day). Percentage survival of C (72%), B (70%), D (69.33%) and A (64.67%). The results of measurements of water quality parameters as maintenance medium for research is still in a decent ra-nge for maintenance of tiger shrimp.

Keywords Soy Flour Fermented, Growth Rate, Survival Rate, and Daily Growth Rate

Received: 05 Juni 2014 Accepted: 27 Juli 2014

PENDAHULUAN

Udang yang diprioritaskan untuk dibudi-dayakan dalam tambak adalah udang win-du atau udang Penaedae. Oleh karena itu dalam program intensifikasi tambak udang yang memiliki nilai ekonomis tinggi seba-gai komoditas ekspor dan dapat tumbuh besar hingga mencapai panjang 20 cm di-anjurkan untuk dipilih.

Pakan merupakan salah satu bagia faktor produksi terbesar (55-60%) dari setiap

(30)

ope-202 Pinandoyo1et al. rasional budidaya. Hal ini disebabkan oleh

karena penyediaan pakan oleh petani ada-lah sesuatu yang harus dibeli (komersial) dari suatu produsen dengan harga yang re-latif mahal. Tingginya harga pakan sebagai akibat dari penyediaan beberapa jenis bah-an baku ybah-ang harus diimpor dari negara lain.

Kualitas pakan buatan dipengaruhi oleh ku-alitas bahan baku. Tepung ikan merupakan sumber protein dalam pakan ikan/udang yang berkualitas tinggi, kandungan ener-gi dan mineralnya tingener-gi, daya cerna ting-gi dan cocok untuk sebagaian jenis ikan dan udang [1]. Tetapi harga tepung ikan mahal dan produksinya semakin terbatas untuk mensuplai kebutuhan industri pak-an buatpak-an. Selain itu industri pakpak-an ikpak-an dan udang juga menggunakan tepung ke-dele, karena mempunyai komposisi asam amino terbaik dibanding dengan sumber protein nabati lainnya bagi kebutuhan nu-trisi udang meskipun asam amino sulfat terbatas. Oleh karena itu perlu penelitian-penelitian mengenai cara teknis penangan-an kedele sebagai sumber protein bagi pak-an udpak-ang. Kajipak-an ypak-ang dilakukpak-an sebelum-nya menunjukkan bahwa fermentasi kede-le dapat meningkatkan kandungan prote-in dan menurunkan karbohidrat [2]. Dalam penelitian ini untuk fermentasi kedele digu-nakan ragi tape.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meng-etahui pengaruh penggunaan fermentasi ke-dele dalam pakan buatan terhadap pertum-buhan dan kelangsungan hidup udang win-du (Penaeus monodon Fabricius) dan yang memberikan pengaruh yang terbaik terha-dap pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang windu (Peneaus monodon Fabrici-us)

MATERI DAN METODE

Hewan uji yang digunakan adalah udang windu Penaeus monodon Fabricius dengan berat awal rata-rata 0,0029 gram/ekor, pa-dat penebaran 50 ekor/wadah penelitian. Udang windu uji dalam penelitian ini dipe-roleh dari Balai Besar Pengembangan Bu-didaya Air Payau Jepara.

Tabel 1 Formulasi Pakan Uji

Bahan

Pengurangan tepung ikan dalam pakan A (0%) B(25%) C(50%) D(75%) Tepung ikan 40 30 20 10 Tepung Udang 6,25 6,25 6,25 6,25 Fermentasi kedele 12 26,35 40,68 55,03 Jagung 15,5 11,15 6,82 2,47 Terigu 5 5 5 5 Lechitin 3 3 3 4 Minyak ikan 4 4 4 3 Mineral mix 2 2 2 2 Vitamin mix 3 3 3 3 CMC 2 2 2 2 Jumlah 100 100 100 100 Protein 37 37 37 37

Pakan uji yang digunakan dalam peneliti-an berbentuk powder terdiri dari 4 (em-pat) jenis pakan. Perbedaan dari ke empat jenis pakan tersebut adalah pada kompo-sisi tepung ikan dan tepung fermentasi ke-dele. Protein dalam pakan ditetapkan se-besar 37% dan penambahan bahan additif sebesar 14%. Penggunaan tepung ikan 40% dan tepung fermentasi kedele 12% sebagai formula kontrol. Secara bertahap persenta-se penggunaan tepung ikan dikurangi 25%, 50% dan 75% dan digantikan tepung fer-mentasi kedele sebesar 26,35%, 40,68% dan 55,03% sebagai pakan B, C dan D. Hasil perhitungan tepung ikan dan tepung kede-le menurut formulasi tersebut tersaji pada Tabel 1.

Wadah yang digunakan untuk penelitian berupa bak kaca kapasitas 20 liter yang di-isi air dengan volume 12,5 liter, berjumlah 12 buah. Sedangkan air sebagai media hi-dup udang uji di dapat dari air laut ber-salinitas 25 ppt – 27 ppt yang terlebih da-hulu disaring kemudian ditampung ke bak penampungan. Air kemudian dialirkan me-lalui selang-selang yang dilengkapi dengan penyaring.

Penelitian dilaksanakan dengan metoda eks-perimen laboratoris yaitu suatu metoda pe-nelitian untuk menyelidiki kemungkinan sa-ling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kelompok eks-perimen, sedangkan rancangan percobaan

Gambar

Gambar 2 Diferensial Leuksoit: (E) eritrosit, (M) monosit, (L) limfosit, (N) neutrofil perbesaran 1000x
Gambar 1 Peta lokasi penelitian di perairan Te- Te-luk Kendari [8] modifikasi
Gambar 4 Peta sebaran total fosfat (mg/L) di perairan Teluk Kendari
Gambar 5 Peta sebaran klorofil (mg/m3) di per- per-airan Teluk Kendari
+7

Referensi

Dokumen terkait

NAHH silahkan disimak bagi anda yang sedang punya tugas sekolah untuk membuat drama bisa NAHH silahkan disimak bagi anda yang sedang punya tugas sekolah untuk membuat drama bisa di

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan barang kebutuhan kitchen di Hotel Grand Zuri Padang yang ditinjau dari 4 indikator yaitu: perencanaan

Adapun hasil dari penelitian di lapangan bahwa penggunaan hiburan orgen tunggal dalam perkawinan di desa Mengkirau Kecamatan Merbau yang berlangsung dari siang sampai malam,

Hal ini sejalan dengan pendapat Musbikin (2013 :72-78) menjelaskan EDKZD ³7LQGDNDQ UHSUHVLI PHUXSDNDQ XVDKD XQWXN PHQLQGDN SHODQJJDUDQ QRUPD- norma sosial dan moral,

Teminiame straipsnių rinkinyje Baltų kalbų tekstų ir žodžių reikšmės publikuojama 16 Lietuvos (Klaipėdos universiteto, Šiaulių universiteto, Vilniaus

Besar atau ukuran kalus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya konsentrasi NAA yang diberikan pada media.. Berat kering kalus juga mengalami hal yang sama

Menurut Sastrapratedja, ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang berorganisis menjadi suatu sistem yang

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan bahan bakar nabati (BBN), yaitu (a) program pengembangan bahan bakar nabati (BBN) sejak dicanangkan pemerintah pada tahun