• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rural Urban Linkage for Agropolitan Development Case study Pacet-Mojokerto Rini Ratna Widya N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rural Urban Linkage for Agropolitan Development Case study Pacet-Mojokerto Rini Ratna Widya N"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Rural Urban Linkage for

Agropolitan Development

Case study Pacet-Mojokerto

Rini Ratna Widya N

3609.100.058

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic. Rer. Reg.

(2)

LATAR BELAKANG

Kesenjangan

Antar Wilayah

Ketimpangan

Kaw.Perkotaan

dan Perdesaan

Secara Teori, dari

Kaw.perkotaan (growth

pole) diharapkan akan

terjadi efek penetasan

(trickle down effect) ke

daerah-daerah

belakangnya (hiterland)

Kenyataannya

yang terjadi adalah

pengurasan sumber daya

yang dimiliki oleh daerah

(massive backwash

effect).

(3)

LATAR BELAKANG

Wilayah Studi

Kawasan

Agropolitan

Pacet

Pedagang dari

kota menguras

hasil pertanian

di desa

Petani berada

pada posisi

yang dirugikan

Kesejahteraan

masyarakat

desa

Terjadi Keterkaitan desa

kota yang tidak saling

menguntungkan.

Dalam pengembangan

agropolitan, keterkaitan

desa kota penting untuk

ditumbuhkan demi

mencapai pertumbuhan

ekonomi yang

berkelanjutan

Sehingga penting untuk

meneliti keterkaitan desa

kota yang dalam

pengembangan

agropolitan Pacet

(4)

Tujuan dan Sasaran

Merumuskan arahan

pengembangan keterkaitan

ekonomi antara desa-desa dan

kota dalam pengembangan

kawasan Agropolitan Pacet

Identifikasi

Persebaran

Komoditas

Unggulan

Identifikasi Aliran Komoditas unggulan di dalam maupun keluar Kec.Pacet

Analisa Kota

Tujuan

Keterkaitan

(5)

Ruang Lingkup Wilayah

Ruang Lingkup

Pembahasan

Penelitian ini mengkaji mengenai keterkaitan ekonomi dari desa

pengembangan Agropolitan Kecamatan Pacet. Pertama dengan

mengidentifikasi persebaran komoditas unggulan dan keterkaitan antar

desa penghasil komoditas. Selanjutnya akan dipetakan pola pemasaran

komoditas unggulan yang keluar wilayah studi. Sehingga diketahui wilayah

yang memiliki potensi untuk menjalin ketekaitan dengan kawasan

agropolitan Pacet. Berikutnya, dianalisa prioritas kota yang akan menjadi

kota tujuan keterkaitan ekonomi bagi desa pengembangan agropolitan

Kecamatan Pacet. Dan pada tahap akhir merumuskan arahan keterkaitan

antara desa pengembangan agropolitan dengan kota tujuannya dalam

pengembangan kawasan agropolitan Pacet.

Substansi

Keterkaitan Desa Kota (Rural Urban

Linkage)

(6)
(7)

Kerangka Teori

Keterkaitan

Wilayah

Keterkaitan

Desa Kota

Pengertian

Faktor yang

Mempengaruhi

Kriteria Kota

Tujuan

Keterkaitan

Eksternal

Keterkaitan

Internal

Keterkaitan

Antar Desa

Sistem

Agribisnis

Konsep

Agropolitan

(8)

Sumber : Hasil Sintesa 2013

Sintesa Kajian Pustaka

No Sistesa Teori

Indikator

Variabel

1 Komoditas unggulan Komoditas Unggulan Produksi Komoditas Harga Komoditas 2 Aliran Komoditas

Keterkaitan Internal Keberadaan Pusat pemasaran Keberadaan pusat pengolahan

Keberadaan sentra penghasil komoditas Keterkaitan

Eksternal

Kota Tujuan Pemasaran

Kota tujuan distribusi ke industri pengolahan 3 Kriteria Kota Tujuan Keterkaitan Ekonomi bagi desa sentra produksi pertanian Kota Tujuan Keterkaitan Ekonomi Jarak Desa-Kota

Pusat Perdagangan (Keberadaan Pasar) Keberadaan Industri Pengolahan

(9)

BAB III Metodologi

Penelitian

(10)

Sasaran 1

Output : Persebaran desa penghasil komoditas unggulan

Analisa LQ +

Analisa

Deskriptif

Pengumpulan Data Skunder dan Primer

Sasaran 2

Output : pola keterkaitan komoditas pada antar desa-desa dan anatar desa dengan kota Analisa Deskriptif dan pemetaan Pengumpulan Data Primer (Kuisioner)

Sasaran 3

Output : Prefrensi Kecenderungan kota tujuan keterkaitan

AHP

Sasaran 4

Output : Arahan Keterkaitan Desa kota dalam pengembangan Agropolitan Pacet Analisa Delphi Analisa Deskriptif Pengumpulan

Data Primer Pengumpulan Data Primer

(11)

BAB IV Hasil dan

Pembahasan

(12)

GAMBARAN UMUM

Kecamatan

Pacet-Mojokerto

Terdiri Dari 20 Desa.

Luas Wilayah : 4975,07 Ha (sudah termasuk Hutan Negara)  Batas administrasi sebagai berikut : • Sebelah Utara : Kecamatan Kutorejo • Sebelah Timur : Kecamatan Trawas • Sebelah Barat : Kecamatan Gondang • Sebelah Selatan : Kota Batu

No Nama Desa Luas Wilayah (Ha)

1 Kemiri 278,20 2 Sajen 243,10 3 Pacet 424,68 4 Padusan 76,74 5 Cepokolimo 370,74 6 Claket 233,54 7 Cembor 101,03 8 Nogosari 210,80 9 Kembangbelor 211,54 10 Mojokembang 262,00 11 Bendunganjati 250,20 12 Petak 227,82 13 Kesiman Tengah 274,63 14 Wiyu 259,97 15 CandiWatu 157,08 16 Warugunung 413,00 17 TanjungKenongo 270,00 18 Sumberkembar 230,00 19 Kuripansari 319,00 20 Pandanarum 161,00 Jumlah 4975,07

Tabel Wilayah Administrasi

Kec. Pacet

(13)
(14)

Karakteristik Perekonomian

Pengembangan kegiatan diarahkan untuk kegiatan

Pertanian, Industri, Perhubungan, Perdagangan,

Pariwisata, Pertambangan dan Lingkungan Hidup.

Kecamatan pacet tumbuh dengan karakteristik

perekonomian yang secara mayoritas ditopang oleh

kegiatan pertanian dan kegiatan perdagangan, hotel

dan restoran (pariwisata).

Jumlah Perusahaan/UMKM :

Petranian : 7924 perusahaan/UMKM

PHR : 2132 perusahaan/UMKM

(15)
(16)

Gambaran Umum Kawasan Agrpolitan

:

Tanaman Pangan (Padi, Jagung, Ubi

Jalar)

Tanaman Horti (Bawang merah,

Bawang Putih, Wortel, Daun

Bawang,Bunga Krisan.

Peternakan : Kambing dan Sapi Perah

Perikanan :Ikan Nila

Agroindutri : industri rumah tangga

pengola hasil makanan

Klasifikasi Desa Pusat agropolitan Desa Pacet

Sentra Pengembangan Agroindustri Desa Kemiri, Desa Claket, Desa Cepokolimo

Sentra Pengembangan Agrowisata Desa Padusan, Desa Pacet, Desa Claket, Desa Cembor. Sentra Produksi Tanaman Pangan dan

Hortikultura (kawasan hinterland)

Ds. Pandanarum, Ds. Warugunung, Ds. Candiwatu, Ds. Sajen. Ds. Petak, Ds Kuripansari, Desa Nogosari, Ds.

Mojokembang, Ds. Sumberkembar, Ds. Tanjungkenongo, Ds. Kemiri, Ds. Bendungjati, Ds.Kembangbelor

Sumber : Badan Penyuluhan Pertanian 2013

Cluster Agropolitan

Komoditas Unggulan : Padi,Ubi Jalar,

B. Merah, B.putih, Daun Bawang

(17)

Kondisi Hasil Pertanian

Komoditas Unggulan

Tanaman Pangan

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 Ke miri sa jen Pacet Padusan Cepoko limo Claket pe tak Cembor Nogosari Ke mban gbelor Mojokem b ang Bendunganjati Kesim a n Te nga h Wiyu CandiWatu Wa rugunu ng TanjungKenongo Sumbe rke mbar Kuripan sari Pan d an arum

Kawasan Agropolitan Luar Kawasan Agropolitan

Tanaman Padi

Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ton/Ha) Produksi (Ton)

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 Ke miri sa jen Pacet Padusan Cepoko limo Claket pe tak Cembor Nogosari Ke mban gbelor Mojokem b ang Bendunganjati Kesim a n Te nga h Wiyu CandiWatu Wa rugunu ng TanjungKenongo Sumbe rke mbar Kuripan sari Pan d an arum

Kawasan Agropolitan Luar Kawasan Agropolitan

Tanaman Ubi Jalar

(18)

Kondisi Hasil Pertanian

Komoditas Unggulan

Tanaman Horti

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 Ke miri sa jen Pacet Padusan Cepoko limo Claket pe tak Cembor Nogosari Ke mban gbelor Mojokem b ang Bendunganjati Kesim a n Te nga h Wiyu CandiWatu Wa rugunu ng TanjungKenongo Sumbe rke mbar Kuripan sari Pan d an arum

Kawasan Agropolitan Luar Kawasan Agropolitan

Bawang Merah

Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ton/Ha) Produksi (Ton)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 Ke miri sa jen Pacet Padusan Cepoko limo Claket pe tak Cembor Nogosari Ke mban gbelor Mojokem b ang Bendunganjati Ke siman … Wiyu CandiWatu Wa rugunu ng TanjungKenon… Sumbe rke mbar Kuripan sari Pan d an arum

Kawasan Agropolitan Luar Kawasan Agropolitan

Bawang Putih

Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ton/Ha) Produksi (Ton)

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 Ke miri sa jen Pacet Padusan Cepoko limo Claket pe tak Cembor Nogosari Ke mban gbelor Mojokem b ang Bendunganjati Ke siman … Wiyu CandiWatu Wa rugunu ng TanjungKeno… Sumbe rke mbar Kuripan sari Pan d an arum

Kawasan Agropolitan Luar Kawasan Agropolitan

Daun Bawang

(19)

Kondisi Sarana Dan Prasana

Pengairan

Jenis Jumlah (Buah) Luas (Ha) Waduk Baik - -Rusak dapat dipakai 4 8180 Rusak Total - -Dam 33 -Kincir Air - -Pompa Air 49 -Air Terjun 2 -Sungai 3

-Kondisi Jalan

Jenis Kondisi Panjang (km) Jalan Aspal Baik 51

Sedang 12 Rusak -Jumlah 63 Jalan Diperkeras Baik 101,5 Sedang 3 Rusak -Jumlah 104.5 No Sarana Jumlah 1 Koperasi a. KUD 2 b. Koperasi LAinnya 4 2 Pasar a. Umum 2 b. Hewan 1 c. Pasar Bangunan Permanen 3

3 Kios/Toko/Warung 450

4 Bank 2

5 Lumbung Desa 3

6 Industri

a. Besar dan Sedang 14 b. Kecil 7 c. Rumah Tangga 14 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto

Sumber: Kantor Kecamatan Pacet

Sarana

(20)

Hasil : Analisa dan Pembahasan

Identifikasi Peserbaran Komoditas Unggulan

Data Produksi

Harga

masing-masing

Komoditas

Analisa LQ

• Desa yang menjadi

Basis penghasil komoditas

Unggulan (On farm

dan Off farm)

Analisa

Deskriptif

Persebaran Desa Penghasil Komoditas unggulan Wawancara (Klarifikasi hasil LQ)

(21)

Hasil Analisa LQ

Klasifikasi Desa

Nilai LQ

Padi Ubi Jalar B. Merah

B. Putih Daun Bawang Kawasan Agropolitan Kemiri 0,53 0,46 0,75 1,73 2,43 sajen 0,37 0,38 1,07 1,69 1,75 Pacet 0,31 0,34 1,47 1,40 0,75 Padusan 0,33 0,85 1,38 4,30 0,43 Cepokolimo 0,76 0,59 1,33 1,94 0,54 Claket 1,41 0,86 0,86 0,00 1,19 Petak 0,42 0,42 1,51 0,67 0,53 Luar Kawasan Agropolitan Cembor 2,05 0,68 0,58 0,00 1,54 Nogosari 3,98 2,09 0,17 0,00 0,00 Kembangbelor 4,29 2,36 0,00 0,00 0,00 Mojokembang 4,25 2,41 0,00 0,00 0,00 Bendunganjati 3,04 1,78 0,54 0,00 0,00 Kesiman Tengah 1,79 0,73 0,45 0,00 2,08 Wiyu 1,42 2,57 0,62 0,00 0,63 CandiWatu 0,59 0,31 1,07 0,00 1,71 Warugunung 2,67 2,02 0,60 0,00 0,00 TanjungKenongo 2,50 4,59 0,00 0,00 0,00 Sumberkembar 2,43 4,68 0,00 0,00 0,00 Kuripansari 3,36 3,52 0,00 0,00 0,00 Pandanarum 2,52 3,53 0,26 0,00 0,00

(22)

Persebaran komoditas

unggulan ini

dipengaruhi oleh iklim

yang berbeda

berdasarkan ketinggian

pada masing-masing

(23)

Hasil : Analisa dan Pembahasan

Identifikasi Aliran Komoditas Unggulan

Desa

desa

 

Sentra

 

Produksi

KUD (Ds.

 

Pacet)

Home

 

Industri

 

Padi

 

Tengkulak

Pasar

 

Pacet dan

 

Pandanarum

Dipasarkan

 

keluar

 

Wilayah

 

(Mojokerto,

 

Sidoarjo,

 

Surabaya,

 

Jombang)

Keterkaitan Komoditas Padi

Terdapat beberapa desa penghasil yang belum memiliki keterkaitan

dengan desa pengolah

Didapati bahwa alasan mengapa petani dari desa tersebut tidak

mengarahkan hasil pertanian ke KUD yang ada di desa pacet adalah

faktor jarak.

Dengan adanya hambatan jarak yang dikeluhkan berimplikasi pada

biaya transport (efiseinsi operasional).

Oleh karena itu, petani pada desa tersebut, lebih cenderung menjual hasil

sawahnya pada tengkulak di desanya ataupun ke home industry yang ada

desanya.

(24)
(25)

Identifikasi Aliran Komoditas Unggulan

Desa

desa

 

Sentra

 

Produksi

Home

 

Industri

 

Padi

 

Tengkulak

Kios

 

Kios

 

beanja

 

di

 

tempat

 

Wisata

Dipasarkan

 

keluar

 

Wilayah

 

(Mojokerto,

 

Sidoarjo,

 

Surabaya,

 

Jombang)

Keterkaitan Komoditas Ubi Jalar

Home industry pengolah ubi jalar adalah Desa Kemiri Dan Desa Claket

Terdapat beberapa desa penghasil yang belum memiliki keterkaitan

dengan desa pengolah

Didapati bahwa alasan mengapa petani dari desa penghasil tidak

mengarahkan hasil pertanian ke home industri yang ada dikarekan faktor

jarak dan keseuaian harga

Pasar

 

Pacet dan

 

Pandanarum

Tengkulak dari Kota

 

(26)
(27)

Identifikasi Aliran Komoditas Unggulan

Desa

desa

 

Sentra

 

Produksi

KUD

 

(Ds.Pacet)

Tengkulak

Dipasarkan

Wilayah

 

(Mojokerto,

 

keluar

 

 

Sidoarjo,

 

Jombang)

Keterkaitan Komoditas Bawang Merah

Desa penghasil komoditas bawang merah sebagian besar adalah

desa-desa di kawasan agropolitan sehingga memiliki kedekatan dengan KUD

pengolahan yang ada di desa pacet.

Terkecuali desa cembor yang belum memiliki keterkaitan dengan desa

pengolah komoditas dikarenakan jarak antar keduanya, sehingga lebih

cenderung di pasarkan langsung keluar wilayah

Pasar

 

Pacet dan

 

Pandanarum

Tengkulak dari Kota

 

(28)
(29)

Identifikasi Aliran Komoditas Unggulan

Desa

desa

 

Sentra

 

Produksi

Tengkulak

Dipasarkan

 

keluar

 

Wilayah

 

(Mojokerto,

 

Sidoarjo,

 

Jombang)

Keterkaitan Komoditas Bawang Putih

Aliran pemasaran komoditas dilakukan dengan perantara tengkulan yang

membawa hasil pertanian untuk diperdagangkan di Pasar Pandanarum Dan

Pasar Pacet maupun keluar wilayah

Belum terdapat potensi tumbuhnya home industri bagi komoditas ini

Pasar

 

Pacet dan

 

Pandanarum

Tengkulak dari Kota

 

(30)
(31)

Identifikasi Aliran Komoditas Unggulan

Desa

desa

 

Sentra

 

Produksi

Tengkulak

Dipasarkan

 

keluar

 

Wilayah

 

(Mojokerto)

Keterkaitan Komoditas Daun Bawang

Tidak terdapat kegiatan pengolahan untuk komoditas ini.

Komoditas daun bawang merupkan komoditas yang tidak bertahan lama

(mudah busuk) sehingga harus segera di pasarkan

Pasar

 

Pacet dan

 

(32)
(33)

Hasil : Analisa dan Pembahasan

Analisa Kota Tujuan Keterkaitan

Output Sasaran 2

Kota-Kota yang

menangkap aliran

komoditas hasil

pertanian

Kecamatan Pacet

Kecenderungan

pemilihan kota

tujuan

keterkaiatan

AHP

1. Jarak 2. Pemasara n 3. Industri Pengolah an

Prefrensi Stakeholder

Kota Pasar Industri

Pengolahan Jarak Total *)

0,563 0,123 0,314 Sidoarjo 0,267 0,207 0,140 0,220 Surabaya 0,083 0,076 0,069 0,078 Batu 0,080 0,141 0,211 0,129 Mojokerto 0,383 0,437 0,425 0,403 Jombang 0,187 0,138 0,128 0,162

Sumber: Hasil Analisis 2013

*) : Total = (Bobot PasarxBobot Kota)+ (Bobot Industri PengolahanxBobot Kota) + (Bobot JarakxBobot Kota)

(34)
(35)

Hasil : Analisa dan Pembahasan

Arahan Pengembangan

Hasil Analisa Deskriptif

1. Mengarahkan hasil pertanian dari desa-desa sentra produksi (luar

kawasan agropolitan) untuk menjadi pemasok bahan baku dari

home industry yang ada di desa-desa di kawasan agropolitan.

2. Intensifikasi keterkaitan antar desa-desa di kawasan agropolitan

pacet pada komoditas hortikultura

3. Menumbuhkembangkan home industry (kegiatan off farm) di

diluar kawasan agropolitan khususnya untuk komoidtas padi dan ubi

jalar.

4. Keterkaitan desa dengan kota dalam pengembangan kawasan

agropolitan pacet potensial dikembangkan melalui pemasaran

komoditas ke kota mojokerto, Sidoarjo dan Jombang

5. Meningkatkan peran koperasi unit desa untuk mendukung

kegiatan produksi tani dan menjadi salah satu sentra pengolahaan

hasil pertanian

(36)

Tahap 1 Analisa Delphi

N o

Arahan Responden*) S/TS**)

Mengarahkan hasil pertanian dari desa-desa sentra produksi (luar kawasan agropolitan) untuk menjadi pemasok bahan baku dari home industry yang ada di desa-desa di kawasan agropolitan.

Bappeda S

Dinas Pertanian S

Kelompok Tani S

Pedagang S

Intensifikasi keterkaitan antar desa-desa di

kawasan agropolitan pacet dalamaliran komoditas ubi jalar

Bappeda S

Dinas Pertanian S

Kelompok Tani S

Pedagang S

Meningkatkan peran koperasi unit desa untuk mendukung kegiatan produksi tani dan menjadi salah satu sentra pengolahaan hasil pertanian

Bappeda S

Dinas Pertanian S

Kelompok Tani S

Pedagang TS

4 Keterkaitan desa dengan kota dalam

pengembangan kawasan agropolitan pacet

diarahkan untuk mengalirkan pemasaran komoditas ke kota mojokerto, Sidoarjo dan Jombang.

Bappeda S

Dinas Pertanian S

Kelompok Tani S

Pedagang TS

Menumbuhkembangkan home industry (kegiatan off farm) baik di kawasan agropolitan maupun diluar kawasan agropolitan (daerah hinterland)

Bappeda S

Dinas Pertanian S

Kelompok Tani S

Pedagang S

Arahan Baru:

1. Menghidupkan kembali STA (Sub Terminal Agribisnis) guna mengoptimalkan keterkaitan internal dan meningkatkan nilai tawar petani (dinas pertanian)

(37)

Tahap 2 Analisa Delphi

N o

Arahan Responden*) S/TS**)

1 Peningkatan dan pemanfaatan Kelembagaan

guna menunjang aktivitas petani dalam mengakses informasi harga pasar, dan mendukung meningkatkan produktivitas dan daya saing produk pertanian.

Bappeda S

Dinas Pertanian S

Kelompok Tani S

Pedagang S

2 Menghidupkan kembali STA (Sub Terminal

Agribisnis) guna mengoptimalkan keterkaitan internal dan meningkatkan nilai tawar petani (dinas pertanian)

Bappeda TS

Dinas Pertanian TS

Kelompok Tani TS

Pedagang TS

3 Meningkatkan peran koperasi unit desa untuk

mendukung kegiatan produksi tani dan menjadi salah satu sentra pengolahaan hasil pertanian

Bappeda S

Dinas Pertanian S

Kelompok Tani S

Pedagang S

4 Keterkaitan desa dengan kota dalam

pengembangan kawasan agropolitan pacet

diarahkan untuk mengalirkan pemasaran komoditas ke kota mojokerto, Sidoarjo dan Jombang.

Bappeda S

Dinas Pertanian S

Kelompok Tani S

(38)

Hasil : Analisa dan Pembahasan

Arahan Pengembangan

Arahan Keterkaitan Desa kota dalam pengembangan Agropoitan Pacet

1. Mengarahkan hasil pertanian dari desa-desa sentra produksi (luar kawasan

agropolitan) untuk menjadi pemasok bahan baku dari home industry yang

ada di desa-desa di kawasan agropolitan.

2. Intensifikasi keterkaitan antar desa-desa di kawasan agropolitan pacet

pada komoditas hortikultura

3. Menumbuhkembangkan home industry (kegiatan off farm) di diluar

kawasan agropolitan khususnya untuk komoidtas padi dan ubi jalar.

4. Keterkaitan desa dengan kota dalam pengembangan kawasan

agropolitan pacet potensial dikembangkan melalui pemasaran komoditas ke

kota mojokerto, Sidoarjo dan Jombang

5. Meningkatkan peran koperasi unit desa untuk mendukung kegiatan

produksi tani dan menjadi salah satu sentra pengolahaan hasil pertanian

6. Peningkatan dan pemanfaatan Kelembagaan guna menunjang aktivitas

petani dalam mengakses informasi harga pasar, dan mendukung

(39)

Gambar

Tabel  Wilayah Administrasi  Kec. Pacet
Tabel Hasil Pembobotan

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa faktor media tanam dan ukuran polybag memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter batang tanaman sengon pada umur 90 hari

Kemampuan motorik halus anak dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain sebagai berikut: (a) kecepatan, anak dapat melakukan gerakan atau tugas yang melibatkan motorik

Kebijakan pengelolaan sampah di Kota Palu juga belum maksimal (Rendy, 2015), hal ini ini disebabkan kurangnya kontrol dari pihak yang bersangkutan dan kesadaran

Seluruh bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari daerah Lampung. Semen portland yang dipakai adalah semen portland Tipe I merek Baturaja, dalam

Itu adalah seekor kuda Apa yang bisa dilakukan oleh seekor kucing dan seekor kuda!. Seekor kuda dan seekor kucing bisa berjalan

Dan Telkom tentu, dalam arahan Rinaldi akan menerima benefit yang sangat besar dengan kemitraan dengan sesama perusahaan BUMN yang akan mendongkrak kinerja Telkom di

memperoleh pembelajaran konvnsional serta siswa bersikap positif terhadap pembelajaran matematika degan menggunakan model pembelajaran Missouri Matematics Project (MMP) Model

Lanjutkan cerita pada adegan III, ceritakan Musa yang kembali menghadap Tuhan meminta ampun dan pengasihan kepada Tuhan supaya orang Israel jangan dimusnahkan. Mereka berjanji