Rural Urban Linkage for
Agropolitan Development
Case study Pacet-Mojokerto
Rini Ratna Widya N
3609.100.058
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic. Rer. Reg.
LATAR BELAKANG
Kesenjangan
Antar Wilayah
Ketimpangan
Kaw.Perkotaan
dan Perdesaan
Secara Teori, dari
Kaw.perkotaan (growth
pole) diharapkan akan
terjadi efek penetasan
(trickle down effect) ke
daerah-daerah
belakangnya (hiterland)
Kenyataannya
yang terjadi adalah
pengurasan sumber daya
yang dimiliki oleh daerah
(massive backwash
effect).
LATAR BELAKANG
Wilayah Studi
Kawasan
Agropolitan
Pacet
Pedagang dari
kota menguras
hasil pertanian
di desa
Petani berada
pada posisi
yang dirugikan
Kesejahteraan
masyarakat
desa
Terjadi Keterkaitan desa
kota yang tidak saling
menguntungkan.
Dalam pengembangan
agropolitan, keterkaitan
desa kota penting untuk
ditumbuhkan demi
mencapai pertumbuhan
ekonomi yang
berkelanjutan
Sehingga penting untuk
meneliti keterkaitan desa
kota yang dalam
pengembangan
agropolitan Pacet
Tujuan dan Sasaran
Merumuskan arahan
pengembangan keterkaitan
ekonomi antara desa-desa dan
kota dalam pengembangan
kawasan Agropolitan Pacet
Identifikasi
Persebaran
Komoditas
Unggulan
Identifikasi Aliran Komoditas unggulan di dalam maupun keluar Kec.PacetAnalisa Kota
Tujuan
Keterkaitan
Ruang Lingkup Wilayah
Ruang Lingkup
Pembahasan
Penelitian ini mengkaji mengenai keterkaitan ekonomi dari desa
pengembangan Agropolitan Kecamatan Pacet. Pertama dengan
mengidentifikasi persebaran komoditas unggulan dan keterkaitan antar
desa penghasil komoditas. Selanjutnya akan dipetakan pola pemasaran
komoditas unggulan yang keluar wilayah studi. Sehingga diketahui wilayah
yang memiliki potensi untuk menjalin ketekaitan dengan kawasan
agropolitan Pacet. Berikutnya, dianalisa prioritas kota yang akan menjadi
kota tujuan keterkaitan ekonomi bagi desa pengembangan agropolitan
Kecamatan Pacet. Dan pada tahap akhir merumuskan arahan keterkaitan
antara desa pengembangan agropolitan dengan kota tujuannya dalam
pengembangan kawasan agropolitan Pacet.
Substansi
•
Keterkaitan Desa Kota (Rural Urban
Linkage)
Kerangka Teori
Keterkaitan
Wilayah
Keterkaitan
Desa Kota
Pengertian
Faktor yang
Mempengaruhi
Kriteria Kota
Tujuan
Keterkaitan
Eksternal
Keterkaitan
Internal
Keterkaitan
Antar Desa
Sistem
Agribisnis
Konsep
Agropolitan
Sumber : Hasil Sintesa 2013
Sintesa Kajian Pustaka
No Sistesa Teori
Indikator
Variabel
1 Komoditas unggulan Komoditas Unggulan Produksi Komoditas Harga Komoditas 2 Aliran Komoditas
Keterkaitan Internal Keberadaan Pusat pemasaran Keberadaan pusat pengolahan
Keberadaan sentra penghasil komoditas Keterkaitan
Eksternal
Kota Tujuan Pemasaran
Kota tujuan distribusi ke industri pengolahan 3 Kriteria Kota Tujuan Keterkaitan Ekonomi bagi desa sentra produksi pertanian Kota Tujuan Keterkaitan Ekonomi Jarak Desa-Kota
Pusat Perdagangan (Keberadaan Pasar) Keberadaan Industri Pengolahan
BAB III Metodologi
Penelitian
Sasaran 1
Output : Persebaran desa penghasil komoditas unggulanAnalisa LQ +
Analisa
Deskriptif
Pengumpulan Data Skunder dan PrimerSasaran 2
Output : pola keterkaitan komoditas pada antar desa-desa dan anatar desa dengan kota Analisa Deskriptif dan pemetaan Pengumpulan Data Primer (Kuisioner)Sasaran 3
Output : Prefrensi Kecenderungan kota tujuan keterkaitanAHP
Sasaran 4
Output : Arahan Keterkaitan Desa kota dalam pengembangan Agropolitan Pacet Analisa Delphi Analisa Deskriptif PengumpulanData Primer Pengumpulan Data Primer
BAB IV Hasil dan
Pembahasan
GAMBARAN UMUM
Kecamatan
Pacet-Mojokerto
Terdiri Dari 20 Desa.
Luas Wilayah : 4975,07 Ha (sudah termasuk Hutan Negara) Batas administrasi sebagai berikut : • Sebelah Utara : Kecamatan Kutorejo • Sebelah Timur : Kecamatan Trawas • Sebelah Barat : Kecamatan Gondang • Sebelah Selatan : Kota Batu
No Nama Desa Luas Wilayah (Ha)
1 Kemiri 278,20 2 Sajen 243,10 3 Pacet 424,68 4 Padusan 76,74 5 Cepokolimo 370,74 6 Claket 233,54 7 Cembor 101,03 8 Nogosari 210,80 9 Kembangbelor 211,54 10 Mojokembang 262,00 11 Bendunganjati 250,20 12 Petak 227,82 13 Kesiman Tengah 274,63 14 Wiyu 259,97 15 CandiWatu 157,08 16 Warugunung 413,00 17 TanjungKenongo 270,00 18 Sumberkembar 230,00 19 Kuripansari 319,00 20 Pandanarum 161,00 Jumlah 4975,07
Tabel Wilayah Administrasi
Kec. Pacet
Karakteristik Perekonomian
Pengembangan kegiatan diarahkan untuk kegiatan
Pertanian, Industri, Perhubungan, Perdagangan,
Pariwisata, Pertambangan dan Lingkungan Hidup.
Kecamatan pacet tumbuh dengan karakteristik
perekonomian yang secara mayoritas ditopang oleh
kegiatan pertanian dan kegiatan perdagangan, hotel
dan restoran (pariwisata).
Jumlah Perusahaan/UMKM :
Petranian : 7924 perusahaan/UMKM
PHR : 2132 perusahaan/UMKM
Gambaran Umum Kawasan Agrpolitan
:
•
Tanaman Pangan (Padi, Jagung, Ubi
Jalar)
•
Tanaman Horti (Bawang merah,
Bawang Putih, Wortel, Daun
Bawang,Bunga Krisan.
•
Peternakan : Kambing dan Sapi Perah
•
Perikanan :Ikan Nila
•
Agroindutri : industri rumah tangga
pengola hasil makanan
Klasifikasi Desa Pusat agropolitan Desa Pacet
Sentra Pengembangan Agroindustri Desa Kemiri, Desa Claket, Desa Cepokolimo
Sentra Pengembangan Agrowisata Desa Padusan, Desa Pacet, Desa Claket, Desa Cembor. Sentra Produksi Tanaman Pangan dan
Hortikultura (kawasan hinterland)
Ds. Pandanarum, Ds. Warugunung, Ds. Candiwatu, Ds. Sajen. Ds. Petak, Ds Kuripansari, Desa Nogosari, Ds.
Mojokembang, Ds. Sumberkembar, Ds. Tanjungkenongo, Ds. Kemiri, Ds. Bendungjati, Ds.Kembangbelor
Sumber : Badan Penyuluhan Pertanian 2013
Cluster Agropolitan
Komoditas Unggulan : Padi,Ubi Jalar,
B. Merah, B.putih, Daun Bawang
Kondisi Hasil Pertanian
Komoditas Unggulan
Tanaman Pangan
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 Ke miri sa jen Pacet Padusan Cepoko limo Claket pe tak Cembor Nogosari Ke mban gbelor Mojokem b ang Bendunganjati Kesim a n Te nga h Wiyu CandiWatu Wa rugunu ng TanjungKenongo Sumbe rke mbar Kuripan sari Pan d an arumKawasan Agropolitan Luar Kawasan Agropolitan
Tanaman Padi
Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ton/Ha) Produksi (Ton)
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 Ke miri sa jen Pacet Padusan Cepoko limo Claket pe tak Cembor Nogosari Ke mban gbelor Mojokem b ang Bendunganjati Kesim a n Te nga h Wiyu CandiWatu Wa rugunu ng TanjungKenongo Sumbe rke mbar Kuripan sari Pan d an arum
Kawasan Agropolitan Luar Kawasan Agropolitan
Tanaman Ubi Jalar
Kondisi Hasil Pertanian
Komoditas Unggulan
Tanaman Horti
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 Ke miri sa jen Pacet Padusan Cepoko limo Claket pe tak Cembor Nogosari Ke mban gbelor Mojokem b ang Bendunganjati Kesim a n Te nga h Wiyu CandiWatu Wa rugunu ng TanjungKenongo Sumbe rke mbar Kuripan sari Pan d an arumKawasan Agropolitan Luar Kawasan Agropolitan
Bawang Merah
Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ton/Ha) Produksi (Ton)
0 10 20 30 40 50 60 70 80 Ke miri sa jen Pacet Padusan Cepoko limo Claket pe tak Cembor Nogosari Ke mban gbelor Mojokem b ang Bendunganjati Ke siman … Wiyu CandiWatu Wa rugunu ng TanjungKenon… Sumbe rke mbar Kuripan sari Pan d an arum
Kawasan Agropolitan Luar Kawasan Agropolitan
Bawang Putih
Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ton/Ha) Produksi (Ton)
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 Ke miri sa jen Pacet Padusan Cepoko limo Claket pe tak Cembor Nogosari Ke mban gbelor Mojokem b ang Bendunganjati Ke siman … Wiyu CandiWatu Wa rugunu ng TanjungKeno… Sumbe rke mbar Kuripan sari Pan d an arum
Kawasan Agropolitan Luar Kawasan Agropolitan
Daun Bawang
Kondisi Sarana Dan Prasana
Pengairan
Jenis Jumlah (Buah) Luas (Ha) Waduk Baik - -Rusak dapat dipakai 4 8180 Rusak Total - -Dam 33 -Kincir Air - -Pompa Air 49 -Air Terjun 2 -Sungai 3-Kondisi Jalan
Jenis Kondisi Panjang (km) Jalan Aspal Baik 51
Sedang 12 Rusak -Jumlah 63 Jalan Diperkeras Baik 101,5 Sedang 3 Rusak -Jumlah 104.5 No Sarana Jumlah 1 Koperasi a. KUD 2 b. Koperasi LAinnya 4 2 Pasar a. Umum 2 b. Hewan 1 c. Pasar Bangunan Permanen 3
3 Kios/Toko/Warung 450
4 Bank 2
5 Lumbung Desa 3
6 Industri
a. Besar dan Sedang 14 b. Kecil 7 c. Rumah Tangga 14 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto
Sumber: Kantor Kecamatan Pacet
Sarana
Hasil : Analisa dan Pembahasan
Identifikasi Peserbaran Komoditas Unggulan
•
Data Produksi
•
Harga
masing-masing
Komoditas
•
Analisa LQ
• Desa yang menjadiBasis penghasil komoditas
Unggulan (On farm
dan Off farm)
•
Analisa
Deskriptif
Persebaran Desa Penghasil Komoditas unggulan Wawancara (Klarifikasi hasil LQ)Hasil Analisa LQ
Klasifikasi Desa
Nilai LQ
Padi Ubi Jalar B. Merah
B. Putih Daun Bawang Kawasan Agropolitan Kemiri 0,53 0,46 0,75 1,73 2,43 sajen 0,37 0,38 1,07 1,69 1,75 Pacet 0,31 0,34 1,47 1,40 0,75 Padusan 0,33 0,85 1,38 4,30 0,43 Cepokolimo 0,76 0,59 1,33 1,94 0,54 Claket 1,41 0,86 0,86 0,00 1,19 Petak 0,42 0,42 1,51 0,67 0,53 Luar Kawasan Agropolitan Cembor 2,05 0,68 0,58 0,00 1,54 Nogosari 3,98 2,09 0,17 0,00 0,00 Kembangbelor 4,29 2,36 0,00 0,00 0,00 Mojokembang 4,25 2,41 0,00 0,00 0,00 Bendunganjati 3,04 1,78 0,54 0,00 0,00 Kesiman Tengah 1,79 0,73 0,45 0,00 2,08 Wiyu 1,42 2,57 0,62 0,00 0,63 CandiWatu 0,59 0,31 1,07 0,00 1,71 Warugunung 2,67 2,02 0,60 0,00 0,00 TanjungKenongo 2,50 4,59 0,00 0,00 0,00 Sumberkembar 2,43 4,68 0,00 0,00 0,00 Kuripansari 3,36 3,52 0,00 0,00 0,00 Pandanarum 2,52 3,53 0,26 0,00 0,00
Persebaran komoditas
unggulan ini
dipengaruhi oleh iklim
yang berbeda
berdasarkan ketinggian
pada masing-masing
Hasil : Analisa dan Pembahasan
Identifikasi Aliran Komoditas Unggulan
Desa
‐
desa
Sentra
Produksi
KUD (Ds.
Pacet)
Home
Industri
Padi
Tengkulak
Pasar
Pacet dan
Pandanarum
Dipasarkan
keluar
Wilayah
(Mojokerto,
Sidoarjo,
Surabaya,
Jombang)
Keterkaitan Komoditas Padi
•
Terdapat beberapa desa penghasil yang belum memiliki keterkaitan
dengan desa pengolah
•
Didapati bahwa alasan mengapa petani dari desa tersebut tidak
mengarahkan hasil pertanian ke KUD yang ada di desa pacet adalah
faktor jarak.
•
Dengan adanya hambatan jarak yang dikeluhkan berimplikasi pada
biaya transport (efiseinsi operasional).
•
Oleh karena itu, petani pada desa tersebut, lebih cenderung menjual hasil
sawahnya pada tengkulak di desanya ataupun ke home industry yang ada
desanya.
Identifikasi Aliran Komoditas Unggulan
Desa
‐
desa
Sentra
Produksi
Home
Industri
Padi
Tengkulak
Kios
Kios
beanja
di
tempat
Wisata
Dipasarkan
keluar
Wilayah
(Mojokerto,
Sidoarjo,
Surabaya,
Jombang)
Keterkaitan Komoditas Ubi Jalar
•
Home industry pengolah ubi jalar adalah Desa Kemiri Dan Desa Claket
•
Terdapat beberapa desa penghasil yang belum memiliki keterkaitan
dengan desa pengolah
•
Didapati bahwa alasan mengapa petani dari desa penghasil tidak
mengarahkan hasil pertanian ke home industri yang ada dikarekan faktor
jarak dan keseuaian harga
Pasar
Pacet dan
Pandanarum
Tengkulak dari Kota
Identifikasi Aliran Komoditas Unggulan
Desa
‐
desa
Sentra
Produksi
KUD
(Ds.Pacet)
Tengkulak
Dipasarkan
Wilayah
(Mojokerto,
keluar
Sidoarjo,
Jombang)
Keterkaitan Komoditas Bawang Merah
•
Desa penghasil komoditas bawang merah sebagian besar adalah
desa-desa di kawasan agropolitan sehingga memiliki kedekatan dengan KUD
pengolahan yang ada di desa pacet.
•
Terkecuali desa cembor yang belum memiliki keterkaitan dengan desa
pengolah komoditas dikarenakan jarak antar keduanya, sehingga lebih
cenderung di pasarkan langsung keluar wilayah
Pasar
Pacet dan
Pandanarum
Tengkulak dari Kota
Identifikasi Aliran Komoditas Unggulan
Desa
‐
desa
Sentra
Produksi
Tengkulak
Dipasarkan
keluar
Wilayah
(Mojokerto,
Sidoarjo,
Jombang)
Keterkaitan Komoditas Bawang Putih
•
Aliran pemasaran komoditas dilakukan dengan perantara tengkulan yang
membawa hasil pertanian untuk diperdagangkan di Pasar Pandanarum Dan
Pasar Pacet maupun keluar wilayah
•
Belum terdapat potensi tumbuhnya home industri bagi komoditas ini
Pasar
Pacet dan
Pandanarum
Tengkulak dari Kota
Identifikasi Aliran Komoditas Unggulan
Desa
‐
desa
Sentra
Produksi
Tengkulak
Dipasarkan
keluar
Wilayah
(Mojokerto)
Keterkaitan Komoditas Daun Bawang
•
Tidak terdapat kegiatan pengolahan untuk komoditas ini.
•
Komoditas daun bawang merupkan komoditas yang tidak bertahan lama
(mudah busuk) sehingga harus segera di pasarkan
Pasar
Pacet dan
Hasil : Analisa dan Pembahasan
Analisa Kota Tujuan Keterkaitan
Output Sasaran 2
Kota-Kota yang
menangkap aliran
komoditas hasil
pertanian
Kecamatan Pacet
Kecenderungan
pemilihan kota
tujuan
keterkaiatan
AHP
1. Jarak 2. Pemasara n 3. Industri Pengolah anPrefrensi Stakeholder
Kota Pasar IndustriPengolahan Jarak Total *)
0,563 0,123 0,314 Sidoarjo 0,267 0,207 0,140 0,220 Surabaya 0,083 0,076 0,069 0,078 Batu 0,080 0,141 0,211 0,129 Mojokerto 0,383 0,437 0,425 0,403 Jombang 0,187 0,138 0,128 0,162
Sumber: Hasil Analisis 2013
*) : Total = (Bobot PasarxBobot Kota)+ (Bobot Industri PengolahanxBobot Kota) + (Bobot JarakxBobot Kota)
Hasil : Analisa dan Pembahasan
Arahan Pengembangan
Hasil Analisa Deskriptif
1. Mengarahkan hasil pertanian dari desa-desa sentra produksi (luar
kawasan agropolitan) untuk menjadi pemasok bahan baku dari
home industry yang ada di desa-desa di kawasan agropolitan.
2. Intensifikasi keterkaitan antar desa-desa di kawasan agropolitan
pacet pada komoditas hortikultura
3. Menumbuhkembangkan home industry (kegiatan off farm) di
diluar kawasan agropolitan khususnya untuk komoidtas padi dan ubi
jalar.
4. Keterkaitan desa dengan kota dalam pengembangan kawasan
agropolitan pacet potensial dikembangkan melalui pemasaran
komoditas ke kota mojokerto, Sidoarjo dan Jombang
5. Meningkatkan peran koperasi unit desa untuk mendukung
kegiatan produksi tani dan menjadi salah satu sentra pengolahaan
hasil pertanian
Tahap 1 Analisa Delphi
N o
Arahan Responden*) S/TS**)
Mengarahkan hasil pertanian dari desa-desa sentra produksi (luar kawasan agropolitan) untuk menjadi pemasok bahan baku dari home industry yang ada di desa-desa di kawasan agropolitan.
Bappeda S
Dinas Pertanian S
Kelompok Tani S
Pedagang S
Intensifikasi keterkaitan antar desa-desa di
kawasan agropolitan pacet dalamaliran komoditas ubi jalar
Bappeda S
Dinas Pertanian S
Kelompok Tani S
Pedagang S
Meningkatkan peran koperasi unit desa untuk mendukung kegiatan produksi tani dan menjadi salah satu sentra pengolahaan hasil pertanian
Bappeda S
Dinas Pertanian S
Kelompok Tani S
Pedagang TS
4 Keterkaitan desa dengan kota dalam
pengembangan kawasan agropolitan pacet
diarahkan untuk mengalirkan pemasaran komoditas ke kota mojokerto, Sidoarjo dan Jombang.
Bappeda S
Dinas Pertanian S
Kelompok Tani S
Pedagang TS
Menumbuhkembangkan home industry (kegiatan off farm) baik di kawasan agropolitan maupun diluar kawasan agropolitan (daerah hinterland)
Bappeda S
Dinas Pertanian S
Kelompok Tani S
Pedagang S
Arahan Baru:
1. Menghidupkan kembali STA (Sub Terminal Agribisnis) guna mengoptimalkan keterkaitan internal dan meningkatkan nilai tawar petani (dinas pertanian)
Tahap 2 Analisa Delphi
N o
Arahan Responden*) S/TS**)
1 Peningkatan dan pemanfaatan Kelembagaan
guna menunjang aktivitas petani dalam mengakses informasi harga pasar, dan mendukung meningkatkan produktivitas dan daya saing produk pertanian.
Bappeda S
Dinas Pertanian S
Kelompok Tani S
Pedagang S
2 Menghidupkan kembali STA (Sub Terminal
Agribisnis) guna mengoptimalkan keterkaitan internal dan meningkatkan nilai tawar petani (dinas pertanian)
Bappeda TS
Dinas Pertanian TS
Kelompok Tani TS
Pedagang TS
3 Meningkatkan peran koperasi unit desa untuk
mendukung kegiatan produksi tani dan menjadi salah satu sentra pengolahaan hasil pertanian
Bappeda S
Dinas Pertanian S
Kelompok Tani S
Pedagang S
4 Keterkaitan desa dengan kota dalam
pengembangan kawasan agropolitan pacet
diarahkan untuk mengalirkan pemasaran komoditas ke kota mojokerto, Sidoarjo dan Jombang.
Bappeda S
Dinas Pertanian S
Kelompok Tani S