• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSISTENSI NAWA CITA DALAM PRIORITAS NASIONAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN TAHUN 2017 TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH KALIMANTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSISTENSI NAWA CITA DALAM PRIORITAS NASIONAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN TAHUN 2017 TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH KALIMANTAN"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KONSISTENSI NAWA CITA DALAM PRIORITAS NASIONAL

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN TAHUN 2017

TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH KALIMANTAN

Sofyan A. Djalil

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/

Kepala Bappenas

Disampaikan dalam Musrenbang Regional Kalimantan Tahun 2016

Jakarta, 11 Maret 2016

(2)

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

• Musrenbang Penyusunan RKP 2017

Slide 4

• Penegasan Paradigma Perencanaan dan Penganggaran

Slide 5

• Dasar Hukum Perencanaan

Slide 6

• Permasalahan Perencanaan dan Penganggaran

Slide 7

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

• Arahan Presiden Terkait Penyusunan RKP 2017

Slide 9

• Pendekatan Penyusunan RKP 2017 Slide 10

• Ilustrasi Rencana Terintegrasi Kedaulatan Pangan dan

Kedaulatan Energi

Slide 11

PENDEKATAN PEMBANGUNAN DALAM PENYUSUNAN RKP 2017

• Pendekatan Pembangunan: Holistik, Tematik, Integratif

dan Spasial

Slide 13

• Ilustrasi Perencanaan Terintegrasi: Pembangunan

Kedaulatan Pangan

Slide 15-20

RPJMN 2015-2019 SERTA PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

NASIONAL 2017

• Visi dan Misi Pembangunan 2015-2019

Slide 22

• Strategi Pembangunan Nasional

Slide 23

• Sasaran Pembangunan RPJMN 2015-2019

Slide 24

• Prioritas Nasional RKP 2017

Slide 25

TEMA STRATEGIS & INDIKASI RENCANA PEMBANGUNAN KALIMANTAN

• Sasaran dan Tema Pembangunan Wilayah

Slide 27

• Tujuan Penataan Ruang

Slide 28

KEDAULATAN PANGAN

• Pembangunan Kedaulatan Pangan

Slide 30-39

KEDAULATAN ENERGI

• Pembangunan Kedaulatan Energi

Slide 41-55

KEMARITIMAN DAN KELAUTAN

• Pembangunan Kemaritiman dan Kelautan

Slide 57-71

KAWASAN INDUSTRI DAN KEK

• Pembangunan Kawasan Industri dan KEK

Slide73-85

PARIWISATA

• Pembangunan Pariwisata

Slide 87-93

KAWASAN PERBATASAN

• Pembangunan Kawasan Perbatasan

Slide 95-108

KONEKTIVITAS

• Pembangunan Konektivitas

Slide 110-124

PENUTUP

• Penutup

Slide 126-128

• Jadwal Penyusunan RKP 2017

Slide 129

LAMPIRAN

(3)
(4)

Slide - 4

MUSRENBANG PENYUSUNAN RKP 2017

SEBAGAI FORUM PENYELARASAN

Musyawarah

Perencanaan

Pembangunan

(Musrenbang)

merupakan

forum

bersama

antarpemangku kepentingan (

stakeholder

) dalam rangka menyusun rencana pembangunan

nasional yang ditujukan untuk mempertemukan

bottom up planning

dengan

top down planning

.

Pelaksanaan Forum Musrenbangnas ditujukan untuk mensinkronisasikan rencana pembangunan

pemerintah pusat (Kementerian/Lembaga) dengan usulan/kebutuhan pembangunan Pemerintah

Daerah (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Namun demikian, pelaksanaan Forum Musrenbangnas

kadang dianggap sebagai forum yang bersifat “seremonial” dengan tidak banyak kesepakatan

yang dihasilkan

.

Tidak banyaknya kesepakatan yang tercapai dalam pelaksanaan Musrenbangnas dikarenakan

ketersediaan anggaran yang terbatas, sementara usulan/kebutuhan sangat banyak. Selain itu,

masih adanya proses politik dalam perencanaan yang harus dilalui. Untuk itu, Pemerintah baik

pusat maupun daerah harus menyusun

PRIORITAS PEMBANGUNAN

.

Hanya rencana

pembangunan yang benar-benar prioritas saja yang diusulkan dan dibahas dalam forum

Musrenbang sehingga pelaksanaannya dapat berjalan lebih efektif.

(5)

Amanat konstitusi menegaskan bahwa

ANGGARAN NEGARA

adalah

INSTRUMEN

untuk

mencapai

tujuan nasional

.

Politik perencanaan dan anggaran negara harus dikendalikan oleh

TUJUAN

yang akan

dicapai (

policy driven

), dan tidak seharusnya dikendalikan oleh ketersediaan anggaran

(

budget driven

).

Teknis perencanaan dan anggaran adalah memastikan tujuan pembangunan dapat

dicapai dengan mengoptimalikan seluruh sumber daya (pemerintah, perbankan dan

swasta); dan meningkatkan

EFISIENSI, EFEKTIVITAS

dan

KEADILAN

alokasi pengeluaran

atau belanja pemerintah, penyaluran kredit perbankan dan investasi swasta.

Proses

perencanaan

dan

penganggaran

adalah

OPTIMALISASI

SUMBERDAYA

(pemerintah, perbankan dan swasta) untuk mencapai tujuan pembangunan, dan

memperbaiki

KUALITAS BELANJA

.

PENEGASAN PARADIGMA

(6)

Slide - 6

DASAR HUKUM PERENCANAAN

UU 25 /2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Pasal 4 ayat 3

RKP merupakan

penjabaran dari RPJM Nasional

, memuat

prioritas pembangunan

, rancangan

kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk

arah kebijakan fiskal, serta program Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga,

kewilayahan dalam bentuk

kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif

.

UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah

Pasal 263 ayat 4

RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan penjabaran dari RPJMD yang

memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,

prioritas pembangunan daerah

, serta rencana kerja

dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman pada

Rencana Kerja pemerintah dan

Program Strategis Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

UU 17/2003 tentang Keuangan Negara

Pasal 12 ayat 2

Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam rangka

mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.

(7)

Penganggaran selama ini lebih banyak didasarkan pada

Tugas dan Fungsi (Tusi)

dari K/L daripada

pencapaian sasaran pembangunan nasional yang efektif dan efisien.

Karena penekanan pada

Tusi

K/L, suatu proyek terpaksa dilakukan oleh berbagai K/L. Tanpa koordinasi

yang efektif, maka suatu bagian proyek yang dikerjakan K/L - A telah selesai, namun bagian lain yang

dikerjakan oleh K/L - B belum dimulai atau bahkan belum ada anggarannya. Contoh: Waduk terbangun,

namun saluran irigasi belum dimulai; sawah tercetak, namun air tidak pernah sampai.

Terjadi inefisiensi anggaran, misalnya

duplikasi program.

Program yang sama dilaksanakan oleh pada

berbagai K/L dengan tingkat kompetensi dan efektifitas yang berbeda. Contoh: program bedah rumah

dilaksanakan oleh belasan K/L, Program Bansos dilakukan oleh 21 K/L.

Anggaran tidak fokus dan tersebar tipis pada setiap

Tusi

dan cenderung dibagi rata tanpa indikator dan

formula yang tepat. Dana Alokasi Khusus (DAK) Infrastruktur misalnya, cenderung dibagi rata kepada

semua daerah tanpa dikaitkan dengan pembangunan infrastruktur tertentu yang menjadi prioritas

pemerintah.

Perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi dan terpadu adalah kunci untuk mencapai efektifitas

dan efisiensi pelaksanaan program sehingga sasaran dan manfaat pembangunan lebih mudah dapat

tercapai.

PERMASALAHAN

(8)

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN :

Money Follow Program

(9)

Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di setiap K/L

yang dipimpinnya. Tidak boleh masalah anggaran hanya diserahkan kepada Biro

Perencanaan.

Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat dan berorientasi pada

prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan

money follow

function

, tetapi

money follow program prioritas

.

Tidak perlu semua tugas dan

fungsi

(tusi)

harus dibiayai secara merata.

Memangkas program yang nomenklaturnya tidak jelas dan tidak ada manfaatnya

bagi rakyat.

Semua nomenklatur Proyek harus jelas, misalnya membeli jaring, membeli benih,

dan seterusnya.

ARAHAN PRESIDEN TERKAIT PENYUSUNAN RKP 2017

(HASIL SIDANG KABINET 10 FEBRUARI 2016)

Dirjen... Direktur... Kepala Bagian ... Kepala Bagian ... Direktur... Direktur... Sesdirjen...

money follow function

money follow

program prioritas

http://setkab.go.id/bukan-dirjen-ke-bawah-presiden-jokowi-tegaskan-menteri-kendalikan-penggunaan-anggaran/

(10)

PENDEKATAN PENYUSUNAN RKP 2017 :

BAPPENAS SEBAGAI

SYSTEM INTREGATOR

Usulan program/kegiatan harus dilaksanakan secara komprehensif sesuai dengan arah pembangunan

serta pencapaian target/sasaran Agenda Prioritas Nasional (NAWA CITA) pada RPJMN 2015-2019. Untuk

itu , usulan program/kegiatan perlu dilakukan secara terpadu dan terintegrasi, baik lintas sektor, lintas

K/L (lintas SKPD), maupun lintas wilayah.

Diperlukan

upaya

pengintegrasian

berbagai

Program

Prioritas

dan

Kegiatan

Prioritas

Kementerian/Lembaga ke dalam satu tujuan (goal) yang jelas dan terukur dengan usulan kegiatan dan

pendanaan daerah.

Hanya Kementerian PPN/Bappenas (dan Bappeda) yang mempunyai fungsi utama sebagai

koordinator

perencanaan lintas sektor, lintas wilayah, maupun lintas kementerian/lembaga (lintas SKPD)

.

Bappenas (Bappeda Provinsi) akan menjadi integrator setiap K/L (SKPD) dan pemerintah daerah

(Pemerintah Kab/Kota) agar bisa bersinergi dalam menjalankan suatu program.

Bappenas sedang menyiapkan perencanaan dengan pendekatan holistik-tematik, integratif dan spasial

dalam upaya pencapaian sasaran agenda prioritas nasional agar dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Dalam pendekatan perencanaan tersebut, maka hanya program dan kegiatan Kementerian/Lembaga

yang secara langsung mendukung pencapaian proritas nasional menjadi program dan kegiatan

prioritas.

(11)

ILUSTRASI RENCANA TERINTEGRASI KEDAULATAN PANGAN DAN KEDAULATAN ENERGI

1.

Meningkatkan produksi dalam negeri: produksi padi 82 juta ton,

jagung 24,1 juta ton, kedelai 2,6 juta ton, gula 3,8 juta ton di 2019;

2.

Pembangunan dan peningkatan jaringan irigasi air permukaan, air

tanah dan rawa 9,89 juta ha; rehabililtasi jaringan irigasi

permukaan, air tanah dan rawa 3,01 juta ha; pembangunan dan

peningkatan irigasi tambak 304,75 ribu ha di tahun 2019;

pembangunan 49 waduk (2014-2019)

KEDAULATAN PANGAN

KEDAULATAN ENERGI

Sasaran Pokok Pembangunan RPJMN 2015 – 2019 a.l :

PUSAT

Belanja K/L, al. Peningkatan produksiberas, jagung,

kedelai dll Belanja Non K/L, al.

Subsidi Pupuk bagi Petani

BUMN

Penyediaan dan penyaluran beras (Perum Bulog) Mendukung program kemitraan usaha nelayan individu (PT Perikanan Nusantara)

DAERAH

Rehabilitasi dan Pengembangan jaringan irigasi tersier; Pengembangan air

tanah dangkal, air permukaan dll

SWASTA/PPP

Food Estate di Luar Jawa (Merauke); bibit unggul berkualitas; Food Cold Storage; dll

1. Produksi Energi Kelistrikan 35.000 MW pada tahun 2019

2. Meningkatkan Konsumsi Listrik Perkapita dari 843 Kwh (2014)

menjadi 1200 Kwh (2019)

3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam bauran

energi

PUSAT

Belanja K/L, al. Meningkatkan pengeloaan susidi energi;

Pembangunan Kilang Baru

Belanja Non K/L, al. Subsidi BBM, LPG 3 Kg dan LGV

BUMN

Menunjang kebijakan dan program 35.000 MW yang dicanangkan pemerintah (PT Geo Dipa Energy) Meningkatkan kapasitas pelayanan penyediaan listrik (PT PLN)

DAERAH

Rehabilitasi instalasi Biogas; Dukungan Pembangunan PLTMH off

grid; Dukungan instalasi biogas skala rumah

SWASTA /PPP Independent Power Producers LIstrik; Penyediaan gas untuk kelistrikan; Biodiesel; KA Borneo

BAPPENAS

System Integrator

BAPPENAS

System Integrator

(12)

PENDEKATAN PEMBANGUNAN DALAM PENYUSUNAN RKP 2017 :

HOLISTIK-TEMATIK, TERINTEGRASI, dan SPASIAL

(13)

PENDEKATAN PEMBANGUNAN :

HOLISTIK, TEMATIK, INTEGRATIF DAN SPASIAL (1/2)

Holistik- Tematik:

Untuk mencapai sasaran prioritas nasional Kedaulatan Pangan,

perlu koordinasi multi kementerian, yaitu antara lain Kementan, KemenPUPR,

Kemen ATR, dan Kemen KLH, KemenPerdagangan serta Pemerintah Daerah.

Integratif:

Pencapaian Kedaulatan Pangan perlu dilakukan secara terintegrasi

melalui peningkatan produktifitas lahan existing, menyetop konversi lahan

produktif, reforma agraria, pencetakan sawah baru, pengembangan pertanian

organik, pengendalian harga dan impor pangan, dan seterusnya (kombinasi

berbagai program/kegiatan).

Spasial:

pembangunan sawah baru misalnya, harus mempertimbangkan lokasi,

(14)

Contoh:

Prioritas Nasional

Kedaulatan Pangan

Mempunyai multitarget (banyak sasaran)

Sasaran Pokok, antara lain :

o

Peningkatan produksi padi,

o

Peningkatan produksi jagung,

o

Peningkatan produksi ikan dll.

Program Prioritas antara lain :

1.

Reforma agraria

2.

Stop konversi lahan produktif

3.

Pemulihan kesuburan lahan

4.

Pembangunan desa mandiri benih

5.

Pengembangan pertanian organik

6.

Peningkatan produksi ikan, garam dan rumput laut

7.

Pengendalian harga dan impor pangan

8.

Peningkatan produksi padi dan pangan lainnya (protein hewani)

Slide - 14

PENDEKATAN PEMBANGUNAN :

HOLISTIK, TEMATIK , INTEGRATIF DAN SPASIAL (2/2)

Prioritas Nasional, Sasaran

Pokok

serta

Program

Prioritas

telah tertuang

dalam :

Nawacita Jokowi – Jusuf Kalla

Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMN) 2015-2019

Prioritas Nasional

menjadi

Program Strategis Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah

(15)

ILUSTRASI PERENCANAAN TERINTEGRASI:

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Pembangunan

Kedaulatan

Pangan

Reforma agraria Stop konversi lahan produktif Pemulihan kesuburan lahan Pembangunan Desa Mandiri Benih Pengembangan pertanian organik Peningkatan produksi ikan, garam, rumput laut Pengendalian harga dan impor

pangan

Peningkatan produksi padi dan

pangan lain Kemen ATR, Pemda Kementan, Pemda Kementan Kementan, Pemda Kemen KP Pemda Kementan, Pemda Kementan, Kemen LHK, Kemen ATR Kemendag, Kementan, Kemenkeu

LEVEL 1

PRIORITAS

NASIONAL

PROGRAM

PRIORITAS

(16)

Peningkatan

produksi padi

dan pangan lain

Pencetakan Sawah Baru Rehabilitasi Jaringan Irigasi; Pembangunan Waduk; Pembangunan embung Penyaluran subsidi benih dan pupuk Pengembangan budidaya padi; Pengembangan pertanian padi organik Penyaluran bantuan alat dan

mesin pertanian Pemanfaatan Lahan Tidur (Optimasi Lahan) Technoparkdan Science park; Pengembangan Balai Penyuluhan Pembangunan pasar tradisional Pembelian beras/gabah petani

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Perencanaan Terintegrasi Peningkatan Produksi Padi

Kementan,

Kemenristekdikti

Kementan,

Kemen ATR,

Pemda

Kementan,

Pemda

Kementan,

Kemendag,

Kemenkeu,

BUMN

Kemendag,

Pemda

Kementan,

Kemendag,

Pemda

Kemen PUPR,

Kementan,

Pemda

Kementan, Kemen ATR,

Kemen PUPR,

Pemda

Kementan,

Kemendag,

BUMN,

Kemenkeu

LEVEL 2

Slide - 16

PROGRAM

PRIORITAS

KEGIATAN

PRIORITAS

(17)

Program

Prioritas

Kegiatan

Prioritas

Kementerian

/ Lembaga

Program

Kegiatan

Sasaran

Indikator

Lokasi

Target

2017

(Juta Rp.)

Alokasi

Ket

Peningkatan

Produksi Padi dan

Pangan Lain

Pemanfaatan

Lahan Tidur

(Optimasi Lahan)

Kementerian

Pertanian

Program

Penyediaan dan

Pengembangan

Prasarana dan

Sarana Pertanian

Perluasan dan

Perlindungan

Lahan Pertanian

Memanfaatkan 10.000 ha

lahan tidur untuk

pertanian.

Untuk padi

=

….

Ha

Untuk Jagung

= …... Ha

Lainnya

= ……Ha

Termanfaatkan

nya 10.000 ha

bekas lahan

tidur untuk

pertanian.

Kabupaten A,

B, C, D

Koordinat :

………

10.000 ha

Peningkatan

Produksi Padi dan

Pangan Lain

Pencetakan Sawah

Baru

Kementerian

Pertanian

Program

Penyediaan dan

Pengembangan

Prasarana dan

Sarana Pertanian

Perluasan dan

Perlindungan

Lahan Pertanian

Tercetaknya 266.700 Ha

Sawah Baru

Tercetaknya

266,700 Ha

Sawah Baru,

yang

dibuktikan

dengan lokasi

yang jelas, ada

dukungan

irigasi

sehingga Sawah

tersebut dapat

dimanfaatkan.

Kabupaten A,

B,C,D

Koordinat : A

……… B……….

C………. D……….

266.700

Ha

MATRIKS PROGRAM PRIORITAS, KEGIATAN PRIORITAS, SERTA PROGRAM DAN

KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (FORM B) (1/2)

PRIORITAS NASIONAL: KEDAULATAN PANGAN

Program

Prioritas

Kegiatan

Prioritas

Penyederhanaan Nomenklatur

“Rumah dari kebijakan”

(Hanya muncul di dokumen

terkait penganggaran)

Menjadi alat ukur kinerja oleh

Presiden/Kabinet, untuk itu perlu

(18)

Program

Prioritas

Kegiatan

Prioritas

Kementerian

/ Lembaga

Program

Kegiatan

Sasaran

Indikator

Lokasi

Target

2017

Alokasi

(Juta Rp.)

Ket

Peningkatan

Produksi Padi dan

Pangan Lain

Pencetakan Sawah

Baru

Kementerian

Pertanian

Program

Penyediaan dan

Pengembangan

Prasarana dan

Sarana Pertanian

Perluasan dan

Perlindungan

Lahan Pertanian

Terlindunginya x 000

Ha Lahan Irigasi

Teknis dari Konversi

untuk Penggunaan

lain.

Terlindunginya x 000

Ha Lahan Irigasi

Teknis dari Konversi

untuk Penggunaan

lain.

Terbitnya x buah

Perda yang

melindungi Lahan

Irigasi Teknis

Kabupaten A,

B, C, D

Koordinat :

………

10.000 ha

Peningkatan

Produksi Padi dan

Pangan Lain

Penyaluran

bantuan alat dan

mesin pertanian

Kementerian

Pertanian

Program

Penyediaan dan

Pengembangan

Prasarana dan

Sarana Pertanian

Pengelolaan

Sistem

Penyediaan dan

Pengawasan Alat

Mesin Pertanian

Memberikan subsidi

x % atas harga

Alsintan, sehingga

Petani/Kelompok

Tani membeli

Alsintan,

menggunakan dan

merawatnya.

Tersalurnya 7.300

Unit Alsintan kepada

Petani atau

Kelompok Tani

dengan subsidi x %

dari harga

Kab A …Unit;

Kab B…Unit ;

Kab. C….Unit

7.300 unit

MATRIKS PROGRAM PRIORITAS, KEGIATAN PRIORITAS, SERTA PROGRAM DAN

KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (FORM B) (2/2)

PRIORITAS NASIONAL: KEDAULATAN PANGAN

Program

Prioritas

Kegiatan

Prioritas

Penyederhanaan Nomenklatur

“Rumah dari kebijakan”

(Hanya muncul di dokumen

terkait penganggaran)

Menjadi alat ukur kinerja oleh

Presiden/Kabinet, untuk itu perlu

sasaran yang konkret

(19)

Rencana Penyelesaian Pembangunan 49 Waduk Baru dalam RPJM 2015-2019

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Ilustrasi Rencana Pembangunan Bendungan Tahun 2017

TA.2015 13 BENDUNGAN •Krueng Kreuto (Aceh), •Logung (Jawa Tengah), •Raknamo (Nusa Tenggara Timur), •Lolak (Sulawesi Utara), •Karian (Banten), •Bintang Bano (Nusa Tenggara Barat), •Tanju (Nusa Tenggara Barat), •Mila (Nusa Tenggara Barat), •Passeloreng (Sulawesi Selatan), •Rotiklod (Nusa Tenggara Timur), •Tapin (Kalimantan Selatan), •Sei Gong (Kepulauan Riau), •Sindangheula (Banten) RENCANA 2016 8 BENDUNGAN •Rukoh (Aceh), •Ciawi (Jawa Barat), •Sukamahi (Jawa Barat), •Kuwil Kawangkoan (Sulawesi Utara), •Sukoharjo (Lampung), •Cipanas (Jawa Barat), •Leuwikeris (Jawa Barat), •Ladongi (Sulawesi Tenggara) RENCANA 2017 9 BENDUNGAN •Bener (Jateng) , •Semantok (Jawa Timur), •Pamakkulu (Sulawesi Selatan), •Komering II (Sumatera Selatan), •Sadawarna (Jawa Barat), •Tiro (Aceh), •Lausimeme (Sumatera Utara), •Kolhua (Nusa Tenggara Timur), •Sidan (Bali)

Kegiatan

2015

2016

2017

2018

2019

Total

Groundbreaking

13

8

9

11

8

49

Penggenangan

5

3

6

7

8

29

(20)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Ilustrasi Integrasi Peningkatan Produksi Padi Provinsi Aceh

Produksi Padi Provinsi Aceh:

ATAP 2014 : 1,82 juta ton

ARAM 2015 : 2,33 juta ton

Sasaran 2016 : 2,30 juta ton

Sasaran 2017 : 2,37 juta ton

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh BPTP Aceh

Cetak Sawah :

14.000 ha

Peningkatan & Rehabilitasi Jaringan Irigasi (tersier) :

Aceh Besar 6.000 ha

Aceh Jaya 1.000 ha

Aceh Timur 8.200 ha

Aceh Utara 2.000 ha

Pidie 5.500 ha

Piddie Jaya 2.300 ha

Desa Mandiri Benih :

40 Desa

Agro Science Park (1 unit)

di BPTP Aceh

Agro Techno Park (1 unit)

di Aceh Timur

Petani dan Lahan Provinsi Aceh (Sensus

Pertanian 2013):

Rumah Tangga Usaha Pertanian: 644,9 ribu RT

Luas Sawah: 300,8 ribu ha

Luas Lahan Pertanian Non sawah: 1,05 juta ha

Penggilingan Padi: 3.233 unit

Waduk Rukoh (GB 2016)

Waduk Tiro (GB 2017)

Waduk Keureuto di Kab. Aceh Utara,

Groundbreaking 2015

Pemanfaatan Waduk Keuliling (selesai 2008), Kab. Aceh Besar

Waduk Krueng Keureuto (daya tampung 216 juta m3) akan mengairi DI Alue

Ubay (4.144 ha) dan DI Krueng Pase (6.677 ha).

DI Keuliling Hulu (578,2 ha); DI Keuliling Hilir (1.053 ha); DI Krueng Aceh (809,3 ha,

extension

); dan DI Krueng Jreue (2.350 ha).

(21)

RPJMN 2015-2019

SERTA

(22)

9 PROGRAM

PRIORITAS

NAWACITA

Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa aman pada

seluruh warga negara Membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya

saing di pasar internasional Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik Melakukan revolusi karakter bangsa Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial

VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019:

"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"

Visi ini diwujudkan melalui

7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN

yaitu:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga

kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan

mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan

kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan

demokratis berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat

jati diri sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,

maju, dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang

mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan

masyarakat

yang

berkepribadian

dalam

kebudayaan.

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN 2015 – 2019

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Slide - 22

(23)

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL

RKP 2015*)

MELANJUTKAN REFORMASI BAGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKEADILAN

RKP 2016

MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RKP 2017

MEMACU PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN EKONOMI

UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA SERTA MENGURANGI KEMISKINAN DAN

KESENJANGAN ANTARWILAYAH

RKP 2018

Ditentukan dalam

proses penyusunan

RKP 2018

RKP 2019

Ditentukan dalam

proses penyusunan

RKP 2019

Slide - 23

(24)

SASARAN PEMBANGUNAN RPJMN 2015-2019

INDIKATOR MAKRO

2014

(BASELINE)

2015

2016

2017

2018*

2019*

Pertumbuhan Ekonomi (%)

(Angka Realisasi & Penyesuaian Target)

5,1

(5,0)

5,8

(4,8)

6,6

(5,3)**

7,1

(5,5

5,9)

7,5

8,0

Rasio Pajak terhadap PDB (%)

(Angka Realisasi & Proyeksi)

11,5

(10,9)

13,2

(10,6)

(12,2)**

14,2

(12,6-12,8)

14,6

15,2

16,0

Pengangguran (%)

(Angka Realisasi & Penyesuaian Target

)

5,6-5,9

(5,94)

5,5-5,8

(6,18)

(5,6

5,2-5,5

5,9)

(5,3

5,0-5,3

5,6)

4,6-5,1

4,0-5,0

Angka Kemiskinan (%)

(Angka Realisasi & Penyesuaian Target

)

9,0-10,0

(10,96)

9,5-10,5

(11,13)

(10,0

9,0-10,0

10,8)

(9,5-10,5)

8,5-9,5

7,5-8,5

7,0-8,0

Gini ratio (indeks)

(Angka Realisasi & Penyesuaian Target

)

n.a

(0,41)

(0,41)

0,40

0,39

0,38

0,37

0,36

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

73,8

74,8

75,3

75,7

76,1

76,3

Indeks Pembangunan Masyarakat

(IPMAS)***

0,55

n.a

n.a

n.a

n.a

meningkat

*) Dengan perkembangan keadaan saat ini, target-target tersebut perlu dipertimbangkan kembali

**) Target APBN 2016

***) Indeks baru dengan parameter: gotong royong, toleransi, dan rasa aman. Konsep masih dalam proses penyempurnaan dan pematangan, termasuk pembahasan

variabel, sehingga target masih belum dapat ditetapkan secara kuantitatif.

Sumber: RPJMN 2015-2019

Realisasi 2014 dan perkiraan realisasi 2015

(25)

Revolusi Mental

Pembangunan Pendidikan

Pembangunan Kesehatan

Pembangunan Perumahan dan Permukiman

DIMENSI PEMBANGUNAN

MANUSIA

Kedaulatan Pangan

Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan

Kemaritiman dan Kelautan

Pariwisata

Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

DIMENSI PEMBANGUNAN

SEKTOR UNGGULAN

Pemerataan Antarkelompok Pendapatan

Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal

Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan

Pengembangan Konektivitas Nasional

DIMENSI PEMERATAAN DAN

KEWILAYAHAN

Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

KONDISI PERLU

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017

Slide - 25

Prioritas Nasional, Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas didiskusikan dalam rangkaian pelaksanaan

meeting

di Bappenas (pelaksanaan

multilateral meeting I,

bilateral meeting dan multilateral meeting II)

(26)

TEMA STRATEGIS DAN INDIKATIF RENCANA PEMBANGUNAN

WILAYAH KALIMANTAN

(27)

SASARAN & TEMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN

SASARAN PEMBANGUNAN WILAYAH KALIMANTAN

Wilayah Pertumbuhan Ekonomi (Persen)

2015 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Barat 5.9 6.0 6.2 7.2 7.9 Kalimantan Tengah 6.1 7.0 7.5 8.2 8.7 Kalimantan Selatan 5.0 6.2 6.8 7.6 8.6 Kalimantan Timur 4.5 5.6 5.6 6.4 7.0 Kalimantan Utara 5.0 5.0 6.0 6.4 6.9

Wilayah Tingkat Kemiskinan (Persen)

2015 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Barat 8.7 8.0 7.4 6.8 6.1 Kalimantan Tengah 6.0 5.8 5.3 4.8 4.3 Kalimantan Selatan 4.5 4.2 3.8 3.5 3.2 Kalimantan Timur 5.1 4.7 4.3 3.9 3.5 Kalimantan Utara 6.7 6.2 5.7 5.1 4.6

SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH PULAU

KALIMANTAN PER PROVINSI TAHUN 2015-2019

SASARAN TINGKAT KEMISKINAN WILAYAH PULAU KALIMANTAN

PER PROVINSITAHUN 2015-2019

Wilayah Tingkat Pengangguran (Persen)

2015 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Barat 2.6 2.5 2.4 2.3 2.2 Kalimantan Tengah 2.6 2.5 2.4 2.3 2.2 Kalimantan Selatan 4.0 3.9 3.7 3.6 3.4 Kalimantan Timur 8.4 8.0 7.6 7.2 6.9 Kalimantan Utara 7.9 7.6 7.2 6.6 6.3

SASARAN TINGKAT PENGANGGURAN WILAYAH PULAU

KALIMANTAN PER PROVINSI TAHUN 2015-2019

Mempertahankan fungsi Kalimantan sebagai paru-paru dunia,

dengan meningkatkan konservasi dan rehabilitasi DAS, lahan

kritis, hutan lindung, dan hutan produksi; serta mengembangkan

sistem bencana alam banjir dan kebakaran hutan;

Lumbung energi nasional dengan pengembangan hilirisasi

komoditas batu bara, termasuk pengembangan energi baru

terbarukan berbasis biomassa dan air atau matahari atau sesuai

dengan kondisi SDA masing-masing provinsi;

Pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit,karet,

bauksit, bijihbesi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa;

Menjadikan Kalimantan sebagai salah satu lumbung pangan

nasional.

(28)

TUJUAN PENATAAN RUANG KALIMANTAN

Slide - 28

1. Kelestarian kawasan konservasi keanekaragaman hayati dan kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi

hutan tropis basah paling sedikit 45% dari luas Pulau Kalimantan sebagai Paru-paru Dunia

2. kemandirian energi dan lumbung energi nasional untuk ketenagalistrikan

3. pusat pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi di Pulau Kalimantan

4. pusat perkebunan kelapa sawit, karet, dan hasil hutan secara berkelanjutan

5. kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara yang berbatasan dengan

Negara Malaysia dengan memperhatikan keharmonisan aspek kedaulatan, pertahanan dan keamanan

negara, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan hidup

6. pusat pengembangan kawasan perkotaan nasional yang berbasis pada air

7. kawasan ekowisata berbasis hutan tropis basah dan wisata budaya Kalimantan

8. Jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan antarwilayah, efisiensi ekonomi,

serta membuka keterisolasian wilayah

(29)
(30)

Sasaran 2014

(baseline) 2015 2016 2017 2019

Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan

Produksi Pangan Utama:

- Padi (Juta Ton) 70,6 75,0 76,2 77,0 82,0

Produksi Pangan Lainnya/Diversifikasi Pangan:

- Jagung (Juta Ton) 19,1 19,8 21,4 22,4 24,1

- Kedelai (Juta Ton) 0,92 0,98 1,50 1,90 2,60

- Produksi Gula (Juta Ton) 2,6 2,6* 2,8 3,0 3,8

Produksi Sumber Protein:

- Daging Sapi (Juta Ton) 0,45 0,42* 0,59 0,64 0,76

- Ikan (Juta ton) 10,6 13,6 14,8 16,0 18,8

Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi:

- Pembangunan Jaringan irigasi air

permukaan , air tanah dan rawa (Juta ha, kumulatif)

8,90 9,08 9,17 9,52 9,89

- Rehabililtasi dan Peningkatan jaringan irigasi permukaan, air tanah dan rawa (Juta ha)

2,71

(2010-2014) 0,48** 0,30** 0,64**

3,01 (2015-2019) - Pembangunan irigasi tambak (Ribu ha,

kumulatif) 189,75 195,58 203,48 229,45 304,75

- Pembangunan waduk (groundbreaking) 16

(on going) 13 8 9

49 (2015-2019)

Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi

Untuk kedelai fokus pada konsumsi DN utamanya untuk tahu dan tempe; Gula, daging sapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi rumah tangga

* Angka Sementara; ** Angka Tahunan

Arah Kebijakan:

1. Peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas

produksi DN: Padi

: (i) penyelesaian pengamanan lahan

berkelanjutan (

menahan konversi sawah

) dan perluasan sawah

baru 1 juta ha dan jaringan irigasi; (ii) revitalisasi penyuluhan dan

sistem perbenihan-1.000 desa berdaulat benih dan 1.000 desa

pertanian organik

2. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan

: (i)

pembangunan gudang dengan fasilitas pasca panen; pengendalian

pengaturan impor yang efektif; (ii) penguatan cadangan pangan

dan stabilisasi harga pangan; (iii) pengembangan sistem logistik

ikan

3. Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi

masyarakat

: (i) konsumsi protein: telur, ikan, dan daging, sayur dan

buah; (ii) penggunaan pangan lokal non beras

4. Mitigasi gangguan terhadap kedaulatan pangan

: benih adaptif

perubahan iklim, sekolah iklim dan asuransi pertanian

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Sasaran dan Arah Kebijakan

Kebijakan terkait Revolusi Mental:

1. Penurunan pemborosan air, pupuk, pestisida serta “

Food Waste

di meja makan

2. Mendorong kreativitas dan inovasi

3. Mendorong diversifikasi produksi/konsumsi pangan yang sehat

4. Penegakan hukum dan disiplin

(31)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Perencanaan Terintegrasi

Pembangunan

Kedaulatan

Pangan

Reforma agraria Stop konversi lahan produktif Pemulihan kesuburan lahan Pembangunan Desa Mandiri Benih Pengembangan pertanian organik Peningkatan produksi ikan, garam, rumput laut Pengendalian harga dan impor

pangan

Peningkatan produksi padi dan

pangan lain Kemen ATR, Pemda Kementan, Pemda Kementan Kementan, Pemda Kemen KP Pemda Kementan, Pemda Kementan, Kemen LHK, Kemen ATR Kemendag, Kementan, Kemenkeu

LEVEL 1

(32)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Perencanaan Terintegrasi Peningkatan Produksi Padi

Slide - 32

Peningkatan

produksi padi

dan pangan lain

Pencetakan Sawah Baru Rehabilitasi Jaringan Irigasi; Pembangunan Waduk; Pembangunan embung Penyaluran subsidi benih dan pupuk Pengembangan budidaya padi; Pengembangan pertanian padi organik Penyaluran bantuan alat dan

mesin pertanian Pemanfaatan Lahan Tidur (Optimasi Lahan) Technoparkdan Science park; Pengembangan Balai Penyuluhan Pembangunan pasar tradisional Pembelian beras/gabah petani

Kementan,

Kemenristekdikti

Kementan,

Kemen ATR,

Pemda

Kementan,

Pemda

Kementan,

Kemendag,

Kemenkeu,

BUMN

Kemendag,

Pemda

Kementan,

Kemendag,

Pemda

Kemen PUPR,

Kementan,

Pemda

Kementan, Kemen ATR,

Kemen PUPR,

Pemda

Kementan,

Kemendag,

BUMN,

Kemenkeu

(33)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Sasaran Produksi Padi Per Provinsi

No.

Provinsi

Target Produksi Padi 2017

(ton)*

SUMATERA

18.877.276

1

Aceh

2.367.735

2

Sumatera Utara

4.132.605

3

Sumatera Barat

2.699.592

4

Riau

465.985

5

Jambi

800.125

6

Sumatera Selatan

4.097.954

7

Bengkulu

702.843

8

Lampung

3.568.399

9

Kepulauan Bangka Belitung

40.975

10

Kepulauan Riau

1.062

JAWA

39.391.617

11

DKI Jakarta

10.595

12

Jawa Barat

12.509.313

13

Jawa Tengah

10.829.783

14

DI Yogyakarta

951.437

15

Jawa Timur

12.839.349

16

Banten

2.251.139

BALI - NUSA TENGGARA

4.011.779

17

Bali

918.649

18

Nusa Tenggara Barat

2.277.003

19

Nusa Tenggara Timur

816.128

No.

Provinsi

Target Produksi Padi 2017

(ton)*

KALIMANTAN

5.592.962

20

Kalimantan Barat

1.769.852

21

Kalimantan Tengah

911.345

22

Kalimantan Selatan

2.285.792

23

Kalimantan Timur

473.146

24

Kalimantan Utara

152.826

SULAWESI

8.787.457

25

Sulawesi Utara

729.120

26

Sulawesi Tengah

1.215.107

27

Sulawesi Selatan

5.401.972

28

Sulawesi Tenggara

615.254

29

Gorontalo

341.933

30

Sulawesi Barat

484.070

MALUKU - PAPUA

444.992

31

Maluku

111.414

32

Maluku Utara

85.240

33

Papua Barat

46.903

34

Papua

201.435

INDONESIA

77.106.083

Keterangan:

(34)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Sasaran Produksi Daging Sapi Per Provinsi

Slide - 34

No. Provinsi

Target Produksi Daging Sapi 2017 (ton)* SUMATERA 129.671 1 Aceh 9.355 2 Sumatera Utara 32.993 3 Sumatera Barat 27.313 4 Riau 13.932 5 Jambi 8.802 6 Sumatera Selatan 17.086 7 Bengkulu 4.861 8 Lampung 11.377

9 Kepulauan Bangka Belitung 3.292

10 Kepulauan Riau 660 JAWA 349.344 11 DKI Jakarta 13.796 12 Jawa Barat 86.184 13 Jawa Tengah 69.886 14 DI Yogyakarta 10.033 15 Jawa Timur 125.000 16 Banten 44.446

BALI - NUSA TENGGARA 41.059

17 Bali 9.889

18 Nusa Tenggara Barat 14.732

19 Nusa Tenggara Timur 16.438

No. Provinsi

Target Produksi Daging Sapi 2017 (ton)* KALIMANTAN 33.613 20 Kalimantan Barat 8.230 21 Kalimantan Tengah 4.705 22 Kalimantan Selatan 11.407 23 Kalimantan Timur 9.271 24 Kalimantan Utara -SULAWESI 38.407 25 Sulawesi Utara 5.076 26 Sulawesi Tengah 4.810 27 Sulawesi Selatan 16.305 28 Sulawesi Tenggara 3.761 29 Gorontalo 4.902 30 Sulawesi Barat 3.553 MALUKU - PAPUA 8.713 31 Maluku 1.873 32 Maluku Utara 652 33 Papua Barat 2.857 34 Papua 3.331 INDONESIA 600.806

Keterangan:

(35)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Sasaran Cetak Sawah (Ha)

NAD: 11.000 Sumut: 3.000 Sumbar: 3.000 Riau: 4.000 Kepulauan Riau: 600 Bengkulu: 900 Jambi: 15.000 Sumsel: 9.300 Lampung: 15.000 Bangka Belitung: 20.000 Banten: -DKI Jakarta: -Jabar: 1.000 Jateng: -Jatim: -DIY: - Bali: -NTB: 20.000 NTT: 10.000 Kalbar: 25.000 Kalteng: 25.000 Kalsel: 10.000 Kaltim: 5.500 Kaltara: 3.600 Sulsel: 20.000 Sultra: 18.000 Sulbar: 6.000 Sulteng: 20.000 Sulut: 3.000 Gorontalo: 3.000 Maluku Utara: 3.000 Maluku: 3.000 Papua Barat: 2.600 Papua: 6.200

Nasional: 266.700 ha

(36)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Desa Mandiri Benih (Desa)

NAD: 40 Sumut: 46 Sumbar: 60 Riau: 25 Kepulauan Riau: -Bengkulu: 25 Jambi: 25 Sumsel: 50 Lampung: 40 Bangka Belitung: 10 Banten: 17 DKI Jakarta: -Jabar: 55 Jateng: 55 Jatim: 55 DIY: 15 Bali:20 NTB: 35 NTT: 35 Kalbar: 45 Kalteng: 30 Kalsel: 40 Kaltim: 27 Kaltara: 10 Sulsel: 50 Sultra: 25 Sulbar: 22 Sulteng: 30 Sulut: 28 Gorontalo: 20 Maluku Utara: 15 Maluku: 16 Papua Barat: 16 Papua: 18

Nasional: 1.000 Desa

Slide - 36

(37)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Desa Organik Tanaman Pangan (TP) dan Hortikultura (Horti)

(desa)

NAD: TP: 50 Horti: 1 Sumut: TP: 50 Horti: 1 Sumbar: TP: 50 Horti: 3 Riau: TP: 20 Horti: 1 Kepulauan Riau: TP: 10 Horti: 1 Bengkulu: TP: 20 Horti: 1 Jambi: TP: 20 Horti: 1 Sumsel: TP: 50 Horti: 1 Lampung: TP: 50 Horti: 1 Bangka Belitung: TP: 20 Horti: 1 Banten: TP: 50 Horti: 1 DKI Jakarta: TP: Horti: -Jabar: TP: 50 Horti: 4 Jateng: TP: 50 Horti: 4 Jatim: TP: 50 Horti: 3 DIY: TP: 50 Horti: 4 Bali: TP: 50 Horti: 3 NTB: TP: 50 Horti: 3 NTT: TP: 20 Horti: 1 Kalbar: TP: 50 Horti: 1 Kalteng: TP: 50 Horti: 1 Kalsel: TP: 50 Horti: 1 Kaltim: TP: 20 Horti: 1 Kaltara: TP: 20 Horti: 1 Sulsel: TP: 50 Horti: 4 Sultra: TP: 20 Horti: 2 Sulbar: TP: 20 Horti: 1 Sulteng: TP: 50 Horti: 2 Sulut: TP: 20 Horti: 1 Gorontalo: TP: 20 Horti: 1 Maluku Utara: TP: 20 Horti: 1 Maluku: TP: 20 Horti: 1 Papua Barat: TP: 20 Horti: 1 Papua: TP: 20 Horti: 1

Nasional:

1.160 Desa Organik Tanaman Pangan

(38)

2018 2018 2015 2019 2015 2019 2015 2018 2015 2019 2015 2019 2015 2020 2015 2018 2015 2020 2015 2020 2015 2020 2015 2019 2015 2019 2015 2019 2016 2020 2016 2020 2016 2021 2016 2020 2016 2020 2016 2021 2016 2020 2016 2020 2021 2020 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2020 2013 2013 TIRO, Aceh LAUSIMEME, Sumut KOLHUA, NTT SIDAN, Bali 2013 2013 2013 2013 2014 2014 LADONGI, Sultra KOMERING II, Sumsel

SEMANTOK, Jatim PAMUKKULU, Sulsel BENER, Jateng SADAWARNA, Jabar SUKAMAHI, Jabar RUKOH, Aceh

KUWIL KAWANGKOAN, Sulut SUKOHARJO, Lampung CIPANAS, Jabar LEUWIKERIS, jabar PASSELORENG, Sulsel BINTANG BANO, NTB TANJU, NTB MILA, NTB ROTIKLOD, NTT CIAWI, Jabar LOGUNG, Jateng SINDANGHEULA, Jabar

SEI GONG, Kepri TAPIN, Kalsel RAKNAMO, NTB LOLAK, Sulut GONDANG, Jateng PIDEKSO, Jateng TUGU, Jatim KARALLOE, Sulsel KEUREUTO, Aceh KARIAN, Banten KUNINGAN, Jabar BENDO, Jatim GONGSENG, Jatim TUKUL, Jateng

2017

La

nju

ta

n

R

PJ

M

2

(8

B

en

du

ng

an

)

G

ro

un

db

re

ak

in

g

20

15

(1

3

Be

nd

un

ga

n)

Gr

ou

nd

br

ea

king

2

01

6

(8

B

en

du

ng

an

)

G

ro

un

db

re

ak

in

g

20

17

(9

B

en

du

ng

an

)

Rencana Pembangunan Bendungan 2017

Kegiatan

2014

2015

2016

2017

2018

2019

Total

Groundbreaking

16

13

8

9

11

8

65

Penggenangan

0

5

3

6

7

8

29

Rencana Penyelesaian 16 Waduk dan Pembangunan 49 Waduk Baru dalam RPJM 2015-2019

(39)

Sebaran Potensi Pembangunan Irigasi 2017

Pembangunan Rehabilitasi (ha) (ha) 11 Aceh 39,238.00 10,142.00 12 Sumatera Utara 8,434.00 21,970.00 13 Sumatera Barat 14,657.00 24,990.00 14 Riau 5,079.00 6,085.00 15 Jambi 3,017 32,361 16 Sumatera Selatan 7,753 24,789 17 Bengkulu 1,005 5,950 18 Lampung 2,189 30,737 19 Kep. Bangka Belitung 83 210

No. Provinsi Irigasi Pembangunan Rehabilitasi (ha) (ha) 31 DKI Jakarta - -32 Jawa Barat 4,313 44,082 33 Jawa Tengah 9,919.45 84,637.71 34 DI Yogyakarta - 1,708.01 35 Jawa Timur 1,579.00 153,222.00 36 Banten 2,847.00 2,737.00 51 Bali 6,981.00 221.00 52 Nusa Tenggara Barat 20,773.00 1,410.00

No. Provinsi Irigasi Pembangunan Rehabilitasi (ha) (ha) 61 Kalimantan Barat 20,000.00 57,543.00 62 Kalimantan Tengah 5,280.00 8,755.98 63 Kalimantan Selatan 3,226.07 6,667.00 64 Kalimantan Timur 4,485.00 18,330.00 65 Kalimantan Utara 2,505.75 808.00 71 Sulawesi Utara 12,598.50 4,460.00 72 Sulawesi Tengah 16,867.22 8,701.55 73 Sulawesi Selatan 13,892.70 57,431.10 Provinsi Irigasi No. Pembangunan Rehabilitasi (ha) (ha) 75 Gorontalo 8,257.42 586.67 76 Sulawesi Barat 9,498.00 1,968.36 81 Maluku 20,082.00 3,990.00 82 Maluku Utara 11,221.00 1,487.00 91 Papua 74,160.00 8,286.00 92 Papua Barat 5,132.00 600.00 352,986.35 639,677.32 No. Provinsi Irigasi TOTAL OUTCOME

(40)

KEDAULATAN ENERGI

(41)

Arah Kebijakan:

1. Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gas dan batubara):

lapangan baru, IOR/EOR, pengembangan gas non konvensional

(

shale gas

dan CBM)

2. Meningkatkan Cadangan Penyangga dan Operasional Energi: (i)

cadangan energi pemerintah; (ii) pengadaan kontrak jangka

menengah dan panjang untuk Sumber Daya energi

3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam bauran

energi: (i) insentif, pemberian subsidi, dan harga yang tepat; (ii)

pemanfaatan bahan bakar nabati

4. Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorong penggunaan Sumber

Daya energi untuk penggunaan setempat; (ii) pemanfaatan gas

kota; (iii) konversi BBM ke BBG

5. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i)

pengembangan insentif dan mekanisme pendanaan untuk

teknologi hemat/efisiensi energi; (ii) audit energi; (iii) peningkatan

peran perusahaan layanan energi (ESCO)

6. Meningkatkan pengelolaan subsidi energi yang lebih transparan

dan tepat sasaran

7. Pemanfaatan optimum Sumber Daya Energi Terbarukan

Sasaran

2014

(baseline)

2015

2016

2017

2019

Rasio Elektrifikasi

84,1%

88,5%

90,2%

91,1%

96,6%

Konsumsi Listrik Perkapita (Kwh)

843

914

985

1.058

1.200

Peningkatan Produksi Sumber Daya Energi:

Minyak Bumi (ribu BM/hari)

789

788

830

780

700

Gas Bumi (ribu SBM/hari)

1.455

1.194

1.155

1.175

1.295

Batubara (juta Ton)

458

393

419

413

400

Penggunaan Dalam Negeri (DMO):

Gas bumi Dalam Negeri

57%

59%

61%

62%

64%

Batubara Dalam Negeri

16,6%

20,3%

26,5%

29,3%

60,0%

Pembangunan FSRU/ Regasifikasi

(unit)

2

1

2

1

2

Jaringan pipa gas (kumulatif, km)

11.960

13.458

15.330

15.364

18.322

Pembangunan SPBG (unit)

13

18

30

25

15

Jaringan gas kota (lokasi/SR)) *

5/16.949** 2/8.000**

33/121.000

46/271.500

48/374.000

Porsi EBT dalam Bauran Energi (%)

6

10

13

15

16

* Merupakan target tahunan: 2014 dan 2015 angka realisasi. Peningkatan sambungan rumah termasuk kerjasama dengan badan usaha dan diharapkan pada tahun 2019 secara kumulatif mencapai lebih kurang 1,3 juta SR.

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI

Sasaran dan Arah Kebijakan

Kebijakan terkait Revolusi Mental:

1. Penguatan tata kelola

(good governance)

sumberdaya energi

2. Pemanfaatan energi secara efisien

3. Pelayanan BUMN energi yang memuaskan pelanggan

4. Penambangan yang ramah lingkungan

5. Penegakan hukum dan disiplin di sektor energi

(42)

Pembangunan

Kedaulatan

Energi

Pembangunan kilang minyak Tata Kelola Industri Migas dan Energi Percepatan pembangunan pembangkit listrik Peningkatan penggunaan batubara dan gas Pengembangan biofuel, Peningkatan kapasitas tangki Pembangunan Energi Baru -Terbarukan dan Konservasi Energi Iklim investasi migas yang kondusif Pengalihan transportasi berbasis BBM ke gas Peningkatan produksi minyak bumi, memperpanjang sumur tua Pengendalian impor minyak

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI

Perencanaan Terintegrasi

Kemen ESDM, Kemen BUMN Kemen ESDM, Kemen BUMN, SKK Migas Pertamina, PLN, PGN, Pemda Kemen ESDM, Kemen BUMN, PLN, PGN Kemen ESDM, Kemen BUMN, PLN, PGN Kemen ESDM, Kemenkeu, Kemen BUMN, Kementan Kemen ESDM, Pertamina Kemen ESDM;

Kemen BUMN; Kemenristekdikti, Pemda

Kemen ESDM, SKK Migas, Kemenkeu, Pemda Kemen ESDM, Kemenhub, Kemenperin Kemen ESDM, Kemen BUMN, Kemendag, Pertamina Kemen ESDM, Kemen BUMN, Kemendag, Pertamina

LEVEL 1

Slide - 42

(43)

Pengembangan

komoditas

tanaman BBN

dan penyediaan

BBN

Pembangunan

Biomassa

Pengembangan

Biogas Skala

Kecil

PLT Matahari,

Mikrohidro, dan

Tenaga Angin

Penyempurnaan

mekanisme

Pembelian EBT

oleh PLN dan

Pertamina serta

Subsidi

Pembangunan

PLTP

Audit Energi

Sektor Industri

dan Penyedia

Energi

Kemen ESDM, Kemen LHK, BPPT, Swasta

Kemen ESDM, Kementan, LIPI, KUKM

Kemen ESDM, Kemen PUPR, Kemen PDTT, Kemen KUKM Kemen ESDM, Kemen

BUMN, Kemen LHK

Kemen ESDM, Kemenkeu, Kemen BUMN

Kemen ESDM, Kementan, Pemda, Swasta Kemen ESDM, Kemen BUMN, Kemenperin

Pembangunan

Energi Baru

-Terbarukan dan

Konservasi Energi

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI

Perencanaan Terintegrasi Pembangunan EBT dan Konservasi Energi

(44)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI

Rasio Elektrifikasi

Aceh 93,54% Sumut 92,42% Sumbar 82,11% Riau 87,35% Sumsel 79,04% Bengkulu 85,85% Babel 96,66% Lampung 83,49% Jakarta 99,39% Banten 98,19% Jabar 92,48% Jateng 90,64% Jambi 83,45% DIY 85,44% Jatim 85,86% Bali 87,98% NTT 58,11% Kalbar 81,32% Kalsel 86,12% Kaltim 94,07% Sulut 88,23% Sulteng 78,13% Sulsel 87,10% Malut 93,63% Maluku 83,81% Papua 44,81% KATEGORI > 70 % 50 - 70 % < 50 % Sulbar 75,89% Kepri 72,98% Sultra 67,34% Papua Barat 78,92% Kalteng 68,91% NTB 71,15% Gorontalo 78,26%

REALISASI TARGET BERDASARKAN DRAFT RUKN

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 67.15% 72.95% 76.56% 80.51% 84.35% 87.35% 90.15% 92.75% 95.15% 97.35% Kaltara 72,51% RASIO ELEKTRIFIKASI (%) 60.000 70.000 80.000 90.000 100.000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 67.15 72.95 76.56 80.51 84.35 87.35 90.15 92.75 95.15 97.35

NASIONAL

87,14

(*POSISI SEPTEMBER 2015)

Slide - 44

(45)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI

Rencana Pengembangan Sumber Daya Air, Ketenagalistrikan, Transmisi & Gardu Induk di Kalimantan

No

Kegiatan

Energi dan Ketenagalistikan

1 PLTG/MG Kaltim Peaker 2

2 PLTGU Senipah

3 PLTU Kaltim (MT)

No

Kegiatan

PENGAIRAN & IRIGASI

1. Lanjutan Pembangunan Bendungan Teritip Kota Balikpapan 2. Lanjutan Pembangunan Embung Wain 2 Dan 3 Kota

Balikpapan

3. Lanjutan Pembangunan Bendali V Banjir Papan Lestari Sepinggan Kota Balikpapan

4. Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Beriwit Kabupaten Berau

5. Lanjutan Pembangunan Bendung DI Tepian Buah Kabupaten Berau

(46)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI

Pembangunan Kilang Minyak Bontang

Project Location East Kalimantan

Investment Cost

Contracting Agency PT. Pertamina

Status  Pre-FS PT. Pertamina

 Ministry of Energy and Mineral Resources is preparing a draft Presidential Decree on the Guidelines for the construction of oil refineries and assignment PT. Pertamina (Persero) as PJPK Bontang Oil Refinery

Location Advantage  Land owned by the Government

 Low Social risk

 Low Potential Earthquake

Project Information:

The project will develop a new oil refinery in Bontang East Kalimantan, by PT. Pertamina collaboration with private sector. The Refinery capacity is 300.000 bpsd (barrel crude oil per day), Crude composition: Basra Light 200.000 bpsd and Arabian Light 100.000 bpsd.

General Work Plan:

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Jan 2016 - 30 Ap r 2020

• EPC PJP

Initiation Stage

1 Mar 2015 - 31 Mar 2015

• OBC Prep aratio n Line Ministry, KPPIP

1 Mar 2015 - 31 May 2015

• Scheme Prep aratio n KPPIP

1 Jul 2015 - 31 Jul 2015 • Prio ritizatio n PJP • G to G Ag reement KPPIP 1 Jun 2015 - 30 Jun 2015

• Related Licensing 1 May 2015 - 30 Sep 2015 Line Ministry

• Op eratio n Responsible Activity Lab el 1 Mar 2015 - 30 Ap r 2015 KPPIP Implementation Stage 1 Jul 2015 - 31 Jul 2015 • Kick Of f Pro ject

Regulation Stage

1 Aug 2015 - 31 D ec 2016 1 May 2015 - 30 Jun 2015

• Actio n Plan KPPIP, PJP

• FS-BED -FEED PJP

1 Mar 2015 - 30 Jun 2015

KPPIP, PJP 1 Mar 2015 - 26 No v 2018

• Land Prep aratio n PJP, BUMN Karya, KLH

• Pub lishing Assig nment D ecree

KPPIP, Line Ministry

KPPIP 1 Aug 2015 - 30 Sep 2015

• Service Level Ag reement • Go vernment Ro ad sho w

Critical

(47)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI

Pengembangan Pembangkit 35,5 GW (2015-2019)

47

Sumatera

Kalimantan

Sulawesi

Maluku

Papua

Nusa Tenggara

Java-Bali

Sumatera:

PLN

: 1.1 GW

IPP

: 7.6 GW

Total : 8.7 GW

Jawa-Bali:

PLN

: 5,0 GW

IPP

: 15,9 GW

Total : 20,9 GW

Kalimantan:

PLN

: 0,92 GW

IPP

: 0,95 GW

Total : 1,87 GW

Sulawesi:

PLN

: 2,0 GW

IPP

: 0,7 GW

Total : 2,7 GW

Nusa Tenggara:

PLN

: 0,67 GW

IPP

: 0,03 GW

Total : 0,70 GW

Papua:

PLN

: 0,22 GW

IPP

: 0,12 GW

Total : 0,34 GW

Maluku:

PLN

: 0,26 GW

IPP

: 0,02 GW

Total : 0,28 GW

Indonesia:

PLN

: 10,2 GW

IPP

: 25,3 GW

Total

: 35.5 GW

(48)

Sumatera

Kalimantan

Sulawesi

Maluku

Papua

Nusa Tenggara

Java-Bali

Sumatera:

PLN : 2,3 GW

IPP

: 8,7 GW

Total 11,1 GW

Jawa-Bali:

PLN : 5,6 GW

IPP

: 18,3 GW

Total : 23,9 GW

Kalimantan:

PLN : 1,8 GW

IPP

: 1,0 GW

Total : 2.8 GW

Sulawesi:

PLN : 2.,4 GW

IPP

: 0,8 GW

Total : 3.2 GW

Nusa Tenggara:

PLN : 0,87 GW

IPP

: 0,11 GW

Total : 0,98 GW

Papua:

PLN : 0,29 MW

IPP

: 0,12 MW

Total : 0,41 MW

Maluku:

PLN : 0,31 GW

IPP

: 0,02 GW

Total : 0,33 GW

Indonesia:

PLN : 13,5 GW

IPP : 29,1 GW

Total : 42.7 GW

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI

Pengembangan Pembangkit 35,5 GW + 7,4 GW (2015-2019)

(49)

Pemilik Pola

Lokasi

Subsistem

Kota/Kabupaten

Jenis

Nama Pembangkit

Total kap.

(MW)

Rencana

COD

Status

Proyek

Status Proyek

PLN PLN Kalbar Kalbar Pontianak PLTU Parit Baru (FTP2) 50 2017 FTP2 Konstruksi

PLN PLN Kalteng Kalselteng Barito Utara PLTMG Bangkanai (FTP2) 140 2017 FTP2 Committed

PLN PLN Kaltim Kaltim Balikpapan/Penajam

Paser Utara PLTG/MG Kaltim Peaker 2 100 2017 Reguler Plan

PLN PLN Kalsel Kalselteng Barito Kuala PLTGU/MGU Kalsel Peaker 1 200 2017 Reguler Plan

PLN PLN Kaltara Kaltara Malinau PLTMG Malinau 6 2017 Reguler Plan

IPP IPP Kalbar Kalbar Ketapang PLTD Ketapang CPO 10 2017 Reguler Plan

IPP Ekspansi Kaltim Kaltim Kutai Kartanegara PLTGU Senipah (ST) 35 2017 Reguler Pengadaan

IPP IPP Kalbar Kalbar Ketapang PLT Biomass Ketapang 10 2017 Reguler Pengadaan

IPP IPP Kaltim Kaltim Kutai Kartanegara PLTU Kaltim (MT) 55 2017 Reguler Konstruksi

Jumlah

606

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI

(50)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI

PETA RENCANA KELISTRIKAN SISTEM KALIMANTAN BARAT

(51)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI

(52)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI

PETA RENCANA KELISTRIKAN SISTEM KALIMANTAN TENGAH

(53)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI

(54)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI

PETA RENCANA KELISTRIKAN SISTEM KALIMANTAN UTARA

Gambar

ILUSTRASI RENCANA TERINTEGRASI KEDAULATAN PANGAN DAN KEDAULATAN ENERGI
ILUSTRASI PERENCANAAN TERINTEGRASI:
Ilustrasi Rencana Pembangunan Bendungan Tahun 2017
Ilustrasi Integrasi Peningkatan Produksi Padi Provinsi Aceh
+2

Referensi

Dokumen terkait

hasil rancangan yan telah dibuat mampu menahan beban yang telah ditentukan setelah dianalisa dengan SOLIDWORKS 2016.Dengan adanya perancangan dan analisa gantry crane,

Berdasarkan hasil penelitian melalui metode kuesioner yang dilakukan kepada guru guru maka dapat disimpulkan secara garis besar yaitu masing – masing guru mempunyai

Kerumitan dalam pemakaian modul Dari penelitian yang sudah dilakukan guru dalam membuat modul dan memakai modul tidak mengalami kesulitan dalam penggunaanya, yang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase proporsi kategori pengetahuan sains lebih tinggi dengan jumlah dan persentase sebesar 126 pernyataan dan 46,3%

Uji homogenitas dengan tidak terdapatnya partikel-partikel kecil pada seluruh sediaan krim, uji pH dengan nilai pH 6 yang masih dalam interval pH kulit yaitu 4,5-8,0 dan uji

Pimpinan Pusat (PP) adalah Pimpinan Pusat SERIKAT PEKERJA KIMIA ENERGI PERTAMBANGAN SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA (SPKEP SPSI) yang ditetapkan pada MUNAS VI berlangsung

Didalam sgatu kclgarga setiap anak peremprnn yang mempunyai jumlah saudara taki-laki yang. sama dengan jumlatr p.rempra&#34; dan setiap anak laki laki mempunyai dua