• Tidak ada hasil yang ditemukan

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal 1-6 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN EFEKTIVITAS JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DI RSUD ANUNTALOKO PARIGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal 1-6 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN EFEKTIVITAS JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DI RSUD ANUNTALOKO PARIGI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN EFEKTIVITAS JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DI RSUD ANUNTALOKO PARIGI

Sudirman

Bagian Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan FKM Unismuh Palu ABSTRAK

Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Untuk mendaptkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin pemerintah telah membuat program pelayanan kesehatan gratis bagi mesyarakat miskin melalui Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan efektivitas jaminan kesehatan masyarakat di RSUD Anuntaloko Parigi. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan Cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien peserta JAMKESMAS yang berkunjung di RSUD Anuntaloko Parigi dalam kurun bulan Januari sampai dengan September 2009 sebanyak 1099 Orang. Jumlah sampel sebanyak 92 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 92 responden yang diwawancarai yang mengatakan tingkat ekonomi tinggi sebanyak 68,5% dan rendah sebanyak 31,5%, administrasi kepesertaan baik 69,6 % dan tidak baik sebanyak 34,4%, dan biaya pelayanan kesehatan yang mengatakan mahal sebanyak 85,9 % dan yang mengatakan tidak mahal sebanyak 14,1% setelah dilakukan tabel silang antara variabel independen dan dependen menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat ekonomi, administasi kepesertaan dengan efektivitas jaminan kesehatan masyarakat, sedangkan pelayanan kesehatan tidak ada hubungannya dengan efektivitas jaminan kesehatan masyarakat.

Penelitian ini memberikan saran untuk melakukan verifikasi data agar yang menjadi peserta jamkesmas sesuai dengan konsep jamkesmas yang sebenarnya, yaitu benar-benar masyarakat miskin yang menjadi peserta jamkesmas. Dalam melakukan pendataan di desa diharapkan agar di bentuk tim untuk pendataan peserta jamkesmas. Dalam melakukan pendataan tim benar-benar melihat masyarakat yang memenuhi syarat sesuai dengan pedoman jamkesmas tahun 2009 yang di keluarkan oleh Departemen Kesehatan.

Kata Kunci : Jamkesmas, administrasi, ekonomi, biaya pelayananan Daftar Pustaka : 12 (1997 – 2010)

PENDAHULUAN

Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Konstitusi Negara dan Undang-Undang Nomor : 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional mengamanatkan untuk memberikan perlindungan bagi fakir miskin, anak dan orang terlantar serta orang yang tidak

mampu yang pembiayaan kesehatannya dijamin oleh Pemerintah. (Depkes RI 2009).

Pedoman pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) tahun 2009 termaktub tujuan penyelenggaran JAMKESMAS yakni meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien seluruh peserta

(2)

2

JAMKESMAS; dan mempunyai 3 (tiga) tujuan khusus : Pertama memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada peserta diseluruh jaringan Pemberi Pelayan Kesehatan (PPK); kedua mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi peserta, tidak berlebihan sehingga terkendali mutu dan biayanya; ketiga terseleggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. (Depkes RI 2009).

Dari tujuan tersebut mengisyaratkan bahwa seluruh masyarakat yang sangat miskin, miskin atau tidak mampu diberikan kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien.

Berdasarkan data jaminan kesehatan masyarakat tahun 2008 dan tahun 2009 bahwa jumlah masyarakat miskin dan tidak mampu di Indonesia sebanyak 76,4 juta jiwa adapun jumlah untuk Propinsi Sulawesi Tengah untuk jumlah rumah tangga miskin sebanyak 211.373 dan anggota rumah tangga miskin sebanyak 851.027 dan untuk Wilayah Kabupaten Parigi Moutong untuk rumah tangga miskin sebanyak 27.018 dan anggota rumah tangga miskin sebanyak 112.474 (Depkes RI 2009).

Hasil survei yang dilakukan di RSUD Anuntaloko bahwa jumlah kunjungan peserta JAMKESMAS yang memanfaatkan pelayanan kesehatan pada bulan Mei sampai dengan Desember tahun 2008 sebanyak 573 Orang, dan pada bulan Januari sampai dengan September tahun 2009 sebanyak 1099 Orang, dari data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2009 mengalami peningkatan kurang lebih 52, 14%, meskipun data pada tahun 2008 ada perbedaan satu bulan jumlah kunjungan dibanding dengan tahun 2009, akan tetapi dari peningkatan tersebut tidak terlalu signifikan dibanding

dengan ½ dari peningkatan di tahun 2009.

Berdasarkan data tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul penelitian yaitu : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Efektivitas Jaminan Kesehatan Masyarakat Di RSUD Anuntaloko Parigi.

BAHAN DAN METODE

Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Anuntaloko Parigi pada bulan Maret sampai dengan Juni tahun 2010 Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian analitik dengan pendekatan Cross sectional study yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat dikumpulkan pada waktu bersamaan. (S.Notoatmodjo, 2005:148)

Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien peserta JAMKESMAS yang berkunjung di RSUD Anuntaloko Parigi dalam kurung bulan Januari sampai dengan September 2009 sebanyak 1099 Orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien peserta JAMKESMAS 92 orang yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Anuntaloko Parigi. Sampel diambil dengan menggunakan tehnik pengambilan secara aksidental.

Analisis Data

Analisa Data yang digunakan yaitu : 1. Analisis Univariat

Yaitu untuk mengetahui proporsi masing – masing variabel yang diteliti, baik variabel bebas maupun variabel terikat dengan menggunakan SPSS.

2. Analisis Bivariat

Dilakukan dengan membuat tabel silang antara masing – masing

(3)

3

variabel independent terhadap variabel dependen. Analisa ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara variabel dependen dengan variabel independent Uji

statistik yang digunakan adalah uji “ Chi Square “ dengan tingkat kepercayaan 95 % karena datanya dalam bentuk kategori dengan menggunakan SPSS.

HASIL

1) Hubungan Tingkat Ekonomi dan Efektivitas JAMKESMAS Tabel 1

Distribusi Tingkat Ekonomi dan Efektivitas Pelayanan JAMKESMAS Di RSUD Anuntaloko Parigi

No Tingkat Ekonomi

Efektivitas Pelayanan

JAMKESMAS Jumlah P Value OR

95% CI Efektif Tidak Efektif

n % n % N % 1 Tinggi 55 87,3 8 12,7 63 100,0 0,000 (9,783 – 33 (111,58) 2 Rendah 5 17,2 24 82,8 29 100,0 Total 60 65,2 32 34,8 92 100,0 Sumber : Data Primer 2010

Tabel 1 menunjukkan bahwa hubungan tingkat ekonomi dengan efektivitas JAMKESMAS, sebagian besar yang memiliki tingkat ekonomi yang tinggi cenderung efektivitas JAMKESMAS efektif, sedangkan tingkat ekonomi yang rendah efektivitas JAMKESMAS tidak efektif.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji ”Chi Square” pada penelitian ini diperoleh X2 hitung = 42,970 atau nilai p = 0,000 dengan taraf

signifikan = 0,05 berarti secara statistik dapat dilihat bahwa ada hubungan antara tingkat ekonomi dengan efektivitas JAMKESMAS di RSUD Anuntaloko Parigi. Odds Ratio (OR) 33 (9,783 – 111,58) dengan nilai yang diperoleh tersebut maka dapat diartikan bahwa tingkat ekonomi yang tinggi berpeluang 33 kali untuk JAMKESMAS efektif dibanding dengan tingkat ekonomi yang rendah.

2) Hubungan Administrasi Kepesertaan dan Efektivitas Jemkesmas Tabel 2

Distribusi Administrasi Kepesertaan dan Efektivitas Pelayanan JAMKESMAS Di RSUD Anuntaloko Parigi

No Administrasi Kepesertaan Efektivias Pelayanan JAMKESMAS Jumlah P Value OR 95% CI Efektif Efektif Tidak

n % n % n % 1 Baik 52 81,3 12 18,8 64 100,0 0,000 (3,858 -10,833 30,424) 2 Tidak Baik 8 28,6 20 71,4 28 100,0 Total 60 56,2 32 34,8 92 100,0 Sumber : Data Primer 2010

(4)

4

efektivitas JAMKESMAS, sebagian besar yang menyatakan administrasi kepesertaan yang baik cenderung efektivitas JAMKESMAS efektif, sedangkan administrasi kepesertaan yang tidak baik efektivitas JAMKESMAS tidak efektif.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji ”Chi Square” pada penelitian ini diperoleh X2 hitung = 23,828 atau nilai p = 0,000 dengan taraf signifikan = 0,05 berarti secara

statistik dapat dilihat bahwa ada hubungan antara administrasi kepesertaan dengan efektivitas JAMKESMAS di RSUD Anuntaloko Parigi. Odds Ratio (OR) 10,833 (3,858– 30, 424) dengan nilai yang diperoleh tersebut maka dapat diartikan bahwa administarsi kepesertaan yang baik berpeluang 10,833 kali untuk JAMKESMAS efektif dibanding dengan administrasi kepesertaan yang tidak baik.

3) Hubungan Biaya Pelayanan dan Efektivitas JAMKESMAS Tabel 3

Distribusi Biaya Pelayanan Kesehatan dan Efektivitas JAMKESMAS Di RSUD Anuntaloko Parigi

No Kesehatan Pelayanan Efektivias Pelayanan JAMKESMAS Efektif Tidak Efektif n %

n % N %

1 Mahal 54 68,4 25 31,6 79 100,0

2 Tidak Mahal 6 46,2 7 53,8 13 100,0

Total 60 56,2 32 34,8 92 100,0

Sumber : Data Primer 2010

Tabel 3 menunjukkan bahwa hubungan biaya pelayanan dengan efektivitas JAMKESMAS, sebagian besar yang menyatakan pelayanan kesehatan yang mahal cenderung efektivitas JAMKESMAS efektif, sedangkan pelayanan kesehatan yang tidak mahal efektivitas JAMKESMAS tidak efektif.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji ”Chi Square” pada penelitian ini diperoleh X2 hitung = 2,425 atau nilai p = 0,119 dengan taraf signifikan = 0,05 berarti secara statistik dapat dilihat bahwa tidak ada hubungan antara biaya pelayanan kesehatan dengan efektivitas JAMKESMAS di RSUD Anuntaloko Parigi.

PEMBAHASAN

Hubungan Tingkat Ekonomi dengan Efektivitas JAMKESMAS

Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Anuntaloko Parigi menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat ekonomi

dengan efektivitas JAMKESMAS. Ini membuktikan bahwa tingkat pendapatan masyarakat khususnya peserta JAMKESMAS sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Jika dilihat dari kriteria 14 (empat belas) masyarakat miskin menurut Badan Pusat Statistik (BPS) sesuai yang ada dalam tinjauan pustaka dalam bab II skripsi ini, artinya bahwa dari 92 responden yang diteliti di badan RSUD Anuntaloko Parigi hanya 31,5 % yang memenuhi syarat menjadi peserta JAMKESMAS dan 68,5 % adalah masyarakat yang tidak memenuhi syarat sebagai peserta JAMKESMAS.

Pada hasil penelitian ini untuk tabel silang yang dilakukan untuk melihat hubungan tingkat ekonomi dengan efektivitas JAMKESMAS yaitu tingkat ekonomi tinggi sebanyak 63 responden, cenderung menyatakan efektifitas JAMKESMAS efektif yaitu 55 responden (87,3%) dibanding yang menyatakan tidak efektif yaitu 8 responden (12,7%),

(5)

5

dan yang menyatakan tingkat ekonomi rendah sebanyak 29 responden, efektivitas JAMKESMAS yang menyatakan efektif sebanyak 5 responden (12,7%) dan yang menyatakan tidak efektif sebanyak 24 responden (82,8 %).

Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari 63 responden yang menyatakan tingkat ekonomi tinggi, 87,3 % menyatakan pelaksanaan JAMKESMAS efektif dan 12,7 % menyatakan tidak efektif. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat ekonomi responden semakin efektif pelaksanaan JAMKESMAS. artinya bahwa berbanding terbalik dengan konsep JAMKESMAS yang sebenarnya. Karena konsep JAMKESMAS menurut pedoman tahun 2009 yang dikeluarkan Departemen Kesehatan adalah sasaran utama JAMKESMAS adalah masyarakat miskin.

Hubungan Administrasi Kepesertaan dengan Efektivitas JAMKESMAS

Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Anuntaloko Parigi menunjukkan bahwa ada hubungan administrasi kepesertaan dengan efektivitas JAMKESMAS.

Pada hasil penelitian ini untuk administrasi kepesertaan sama halnya dengan pembahasan sebelumnya yaitu pada variabel tingkat ekonomi. Berbading terbalik dengan konsep JAMKESMAS. Peneliti menyimpulkan bahwa berbading terbalik karena pada pembahasan sebelumnya pada tingkat ekonomi menunjukkan bahwa yang menjadi peserta JAMKESMAS adalah rata-rata yang berpendapatan tinggi. Artinya bahwa pada adminisrasi kepesertaan yang di jadikan sebagai peserta JAMKESMAS adalah peserta yang sudah tidak memenuhi syarat sebagai peserta JAMKESMAS.

Responden menyatakan

administrasi kepesertaan baik mungkin disebabkan karena responden yang

didata menjadi peserta JAMKESMAS tidak memenuhi syarat sebagai peserta JAMKESMAS, namun lebih banyak mengatakan administrasi kepesertaan baik disebabkan karena semua responden mendapatkan pelayanan kesehatan gratis pada saat memnfaatkan pelayanan kesehatan baik di tingkat puskesmas maupun pada tingkat rujukan atau di rumah sakit. Semua orang pasti membutuhkan pelayanan kesehatan yang gratis.

Pada level tingkat pelayanan kesehatan meskipun semuanya mendapat pendataan yang baik namun yang dimaksudkan disini dalam pendataan yang baik adalah hanya sebagai pendataan yang semata-mata, namun tidak sesuai dengan konsep JAMKESMAS yang sebenarnya yaitu masyarakat yang memang betul-betul miskin atau tidak mampu.

Hubungan Biaya Pelayanan Kesehatan dengan Efektivitas JAMKESMAS

Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Anuntaloko Parigi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan biaya pelayanan kesehatan dengan efektivitas JAMKESMAS.

Pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan biaya pelayanan dari 92 responden yang diwawancarai yang menyatakan biaya pelayanan mahal sebanyak 79 responden (85,9 %) dan yang menyatakan tidak mahal sebanyak 13 responden (14,1 %)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85,9 % mengatakan pelayanan kesehatan mahal namun jika dilihat dari variabel tingkat ekonomi 68,5 % adalah peserta JAMKESMAS yang menyatakan diri berpendapatan tinggi. Artinya bahwa masyarakat yang memiliki tingkat pendapatan yang tinggi masih mengatakan biaya pelayanan kesehatan mahal, pada hal dalam konsep

(6)

6

JAMKESMAS masyarakat di bebaskan dari biaya pelayanan.

KESIMPULAN

1. Ada hubungan antara tingkat ekonomi dengan efektifitas JAMKESMAS di RSUD Anuntaloko Parigi, sesuai hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh X2 hitung = 42,970 atau nilai p = 0,0000 dengan taraf signifikan = 0,05.

2. Ada hubungan antara administrasi kepesertaan dengan efektifitas JAMKESMAS di RSUD Anuntaloko Parigi, sesuai hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh X2 hitung = 23,828 atau nilai p= 0,0000 dengan taraf signifikan = 0,05.

3. Tidak ada hubungan antara biaya pelayanan kesehatan dengan efektifitas JAMKESMAS di RSUD Anuntaloko Parigi

SARAN

1. Diharapkan kepada pemerintah setempat untuk malakukan verifikasi data agar yang menjadi peserta JAMKESMAS sesuai dengan konsep JAMKESMAS yang sebenarnya, yaitu benar-benar masyarakat miskin yang menjadi peserta JAMKESMAS.

2. Dalam melakukan pendataan di desa diharapkan agar di bentuk Tim untuk pendataan peserta JAMKESMAS. Dalam melakukan pendataan Tim benar-benar melihat masyarakat yang memenuhi syarat sesuai dengan pedoman JAMKESMAS tahun 2009 yang di keluarkan oleh Departemen Kesehatan.

3. Untuk peneliti berikutnya yang akan melakukan penelitian tentang Efektivitas JAMKESMAS ditambahkan variabel – variabel yang lebih mempengaruhi Efektivitas JAMKESMAS yaitu mutu

pelayanan, tingkat pemanfaatan sarana pelayanan, dan tingkat efisiensi pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA

Alkatri,A. dkk, 1997, Rumah Sakit Proaktif Suatu Pemikiran Awal, Jakarta

Asrul Azwar, 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, penerbit Binarupa Aksara

Depertemen Kesehatan, 2008, Pedoman Pelakasanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat, Menteri Kesehatan RI, Jakarta

____________________, 2009, Pedoman Pelakasanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat, Menteri Kesehatan RI, Jakarta

http://id..org/wiki/Ilmu_ekonomi diunduh, 5 Januari 2010).

http://www.gatra.com, Kriteria Keluarga Miskin Menurut Data BPS diunduh 18 Januari 2010

Lameshow, Stanley, dkk, 1997, Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan, Gadjah Mada University Press.

Notoatmodjo Soekidjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Prijono Tjiptoharijanto dan Budhi Soesetyo, 1994, Ekonomi Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Profil Rumah Sakit Umum Daerah Anuntaloko Parigi, 2009

Sondang. P Siagian, 1997, Organisasi Dan Manajemen Gadjah Mada University Press.

Wijono DJoko, 1999, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, vol.1, Airlangga University Press

Gambar

Tabel    1  menunjukkan  bahwa  hubungan  tingkat  ekonomi  dengan  efektivitas  JAMKESMAS,    sebagian  besar  yang  memiliki  tingkat  ekonomi  yang  tinggi    cenderung  efektivitas  JAMKESMAS  efektif,  sedangkan  tingkat  ekonomi  yang  rendah  efekti

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian menggunakan 60 ekor ayam pedaging, dua puluh ekor ayam di awal penelitian diambil darahnya untuk pengamatan titer antibodi asal induk terhadap infeksi virus

2 Wakil Dekan Bidang I SALINAN TERKENDALI 02 3 Wakil Dekan Bidang II SALINAN TERKENDALI 03 4 Manajer Pendidikan SALINAN TERKENDALI 04 5 Manajer Riset dan Pengabdian

Menggunakan informasi khusus yang spesifik untuk suatu masalah tertentu akan sangat memperbaiki kecepatan pencarian solusi, Di bab ini kita akan mempelajari beberapa

Terbatasnya SDM tenaga farmasi Lamanya waktu tunggu pelayanan obat jadi dan waktu tunggu pelayanan obat racikan Belum dilakukannya kuisioner kepuasan penggan terhadap

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

Membeli, atau dengan cara lain memperoleh barang tidak bergerak, kecuali dalam rangka melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh Perseroan sepanjang tidak

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa jumlah sel Goblet pada usus lele lokal berbeda sangat nyata (p<0,01), dari arah proksimal ke arah distal jumlah sel Goblet

Pengaruh kondisi sosial masyarakat pasca konflik terhadap psikologis re- maja di Desa Palas Pasemah Lampung Selatan berdasarkan penjelasan di atas maka terdapat