DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI
DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI
OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK
OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK
DAN PRODUK KOMPLEMEN
DAN PRODUK KOMPLEMEN
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
•
Higiene dan sanitasi merupakan salah satu
aspek yang sangat penting dalam penerapan
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang baik.
•
Higiene dan sanitasi yang tidak diterapkan
dengan baik dapat menimbulkan kesalahan
yang bersifat mayor atau langsung berpengaruh
pada mutu produk
TUJUAN HIGIENE DAN SANITASI
TUJUAN HIGIENE DAN SANITASI
•
Untuk menghilangkan semua
KATA KUNCI (KEY WORD)
KATA KUNCI (KEY WORD)
•
Bersih :
berarti bebas dari debu, noda dan kotoran.
Pembersihan dapat dicapai dengan air dan atau pelarut
lainnya, kondisi ini dapat dilihat secara visual
•
Sanitasi:
berarti bebas dari bakteri atau dapat berarti juga bersih
dan tidak membahayakan kesehatan.
Dapat dilakukan dengan desinfektan atau dengan
sterilisasi.
•
Higiene:
HYGIENE DAN SANITASI
:
Hygiene : Aktivitasnya lebih mengarah kepada manusianya
Sanitasi : Lebih dititik beratkan pada faktor-faktor lingkungan
KONTAMINAN PADA OBAT TRADISIONAL
Dapat berupa : Cemaran fisik
Cemaran biologis Cemaran kimia
Dapat mencemari : Bahan baku Peralatan
CEMARAN FISIK
Menyebabkan bahaya fisik (mis. Luka) bagi pemakai OT
Contoh cemaran :
Tanah/kerikil
Logam, paku, kaca
Potongan kayu
Bekas bahan bangunan
Bagian tanaman yang tidak dikehendaki
Serangga/bagian tubuh serangga
Plastik
Bagian tubuh manusia (rambut, kuku)
Serpihan alat produksi
dan sebagainya
Terjadinya pencemaran
CEMARAN BIOLOGIS
Adalah m
ikroorganisme yang mencemari produk OT
Dapat berupa :
Bakteri
Kapang
Khamir
Protozoa
Terjadinya pencemaran :
Pada proses budidaya
Pada proses pemanenan
Pada penanganan pasca panen
BAKTERI
Bersifat pembusuk : Merusak produk produk menjadi busuk
Bersifat patogen : Penyebab infeksi orang menjadi sakit Contoh : Bakteri Salmonella sp.(S.pulmorum, S.typosa,
S. gallinarum)
Bakteri Shigella dysenteriae Bakteri Escherichia coli
Bakteri Vibrio cholerae
Bakteri Vibrio parahaemolyticus Bakteri Clostridium prefringens Bakteri Klebsiella pneumoniae
Bakteri Corynebacterium diphteriae dsb
Menghasilkan toksin Menyebabkan keracunan Contoh : Bakteri Staphylococcus aureus
S. aureus : - Tidak tahan panas, tapi sangat tahan garam - Toksin hanya dapat dinonaktifkan pada
pe-manasan 100o C selama 30 menit C. Botulinum : - Tidak tahan pemenasan
- Toksin sangat mematikan
- Dapat membentuk spora yang sangat tahan pemanasan
B. Sereus : - Menghasilkan spora yang sangat tahan pemanasan
K A P A N G
» Penyebab kebusukan, karena kapang menguraikan senyawa metabolit primer
» Menghasilkan mikotoksin penyebab keracunan akut & kronis. Contoh aflatoksin yang tahan pemanasan
K H A M I R
»
Penyebab terjadinya fermentasi sehingga
menghasilkan alkohol
PROTOZOA
»
Protozoa adalah hewan bersel 1 dan ada yang
dapat menyebabkan penyakit seperti :
-
Entamoeba hystolitica
(desentri amoeba)
-
Entamoeba coli
(diare)
-
Giardia lamblia
(diare)
- Toxoplasma gondii
(Toksoplasmosis)
- dsb.
CEMARAN KIMIA
Dapat berasal dari
:• Residu senyawa kimia yang digunakan di pertanian
• Penggunaan bahan tamabahan yang dilarang
• Senyawa yang terbentuk selama pengolahan dan penyimpanan
• Senyawa yang dihasilkan oleh mikroba
Contoh : Insektisida, fungisida, pupuk, logamberat, bahan
tambahan,
Insektisida Kebanyakan berupa neurotoksin
Antara lain meliputi :
FUNGISIDA Untuk mencegah pertumbuhan kapang Ada yang mengandung Hg, untuk
mencegah pertumbuhan kapang pada biji
P U P U K Pupuk nitrogen teroksidasi jadi nitrit dan nitrat keracunan nitrit/nitrat Pupuk dari limbah kadang
mengandung logam berbahaya
LOGAM BERAT Dapat bersal dari tanah, air, alat atau ingkungan selama proses
penyiapan bahan baku atau pengolahan
BAHAN TAMBAHAN Tidak boleh bertentangan dengan Kep. Menkes No. 661/1994
CEMARAN SILANG ANTAR PRODUK
Walaupun OT merupakan pruduk alam yang relatif aman, Tetapi cemaran silang antar produk perlu dihindari semak-simal mungkin
SUMBER-SUMBER KONTAMINAN
Personil tangan, pakain, saluran pernapasan, mulut
Simplisia/bahan baku asal bahan, pengeringan,air
Binatang binatang peliharaan, unggas, serangga, bnt pengerat, mamalia dsb.
Mikroba tangan
- Mikroba alami : Ada di pori-pori tangan atau kuku Misal : Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus aureus
- Mikroba sementara : Merupakan pencemaran
Misal : dari feses setelah buang air dan tidak mencuci tangan dengan baik, dapat mencemari handle pintu, meja, alat pengolahan, dsb.
- Contoh bakteri : - E. coli
- Salmonella sp.
- C. perfringens dsb.
Kontaminan pada bahan baku
-
Salmonella sp. - V. parahaemolyticus - Clostridium sp. - dsbCemaran dari mulut dan hidung
- Cemaran dari saluran pernapasan dan mulut: - S. aureus
- Corynebacterium diphteriae - Klebsiella pneumoniae
- Streptococcus pyogenes - Mycobacterium tuberculosis - dsb
Cemaran dari hewan
- Unggas : Salmonella pullorum
,
Salmonella gallinarum, dsb- Anjing/kucing : Salmonellla sp., Toxoplasma gondii, dsb - Serangga : E. coli, streptococcus, dsb (lalat, kecoa)
Makin banyaknya industri, makin tinggi peluang untuk
terjadinya pencemaran pada lingkungan, akibatnya makin
tinggi pula peluang untuk terjadinya pencemaran pada
produk.
Prinsip-prinsip dasar hygiene dan sanitasi perlu
dipelajari dan diterapkan dengan sebaik-baiknya.
Makin banyaknya industri, makin tinggi peluang untuk
terjadinya pencemaran pada lingkungan, akibatnya makin
tinggi pula peluang untuk terjadinya pencemaran pada
produk.
Prinsip-prinsip dasar hygiene dan sanitasi perlu
dipelajari dan diterapkan dengan sebaik-baiknya.
- Personalia
- Bangunan dan ruangan
- Peralatan dan perlengkapan
- Bahan baku
- Lingkungan
- Bahan dan alat pembersih
PRINSIP UTAMA DALAM PENGENDALIAN
PRINSIP UTAMA DALAM PENGENDALIAN
KONTAMINASI PRODUK
KONTAMINASI PRODUK
Bahwa lebih mudah memperbaiki problem
kontaminasi sebelum kontaminan tersebut
mencemari produk dari pada memperbaiki
produk yang telah terkontaminasi.
Penerapan Higiene dan sanitasi yang baik
merupakan cara untuk mencegah
P E R S O N A L I A
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Kesehatan
Perilaku hygienik
Kebersihan perorangan
K E S E H A T A N
Penyakit yang diderita karyawan
dapat mempengaruhi kualitas produk
dapat menimbulkan pencemaran pd
produk
Penyakit yang dapat mencemari produk
: luka/infeksi terbuka pada kulit, diare,
batuk, dsb
Kesehatan karyawan dapat
Tindakan :
Pemeriksaan/pemeliharaan kesehatan karyawan secara
rutin
Karyawan diminta melapor bila sedang sakit, dan bagi
yang berpenyakit menular hendaknya tidak diperkenankan masuk kerja
Bagi karyawan yang menderita luka terbuka, penyakit
kulit, diare, batuk tidak dipekerjakan di ruang pengolahan produk, juga tidak diperbolehkan menyentuh bahan baku, produk,kemasan dan peralatan
PERILAKU HIGIENIS
Antara lain :
Mencuci tangan dengan air yang bersih dan sabun sebelum dan setelah selesai mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan
dengan produk, sehabis dari kamar mandi/WC, atau apabila disadari bahwa tangannya kotor
Tidak makan, minum dan merokok di lingkungan produksi
Tidak meludah, membuang ingus dan dahak sembarangan
No Eating,
No Drinking
• Tidak membuang sampah sembarangan
• Menggunakan pelindung kerja terutama di ruang produksi
• Menggunakan pakaian yang bersih • Menjaga kebersihan tangan dan
kuku
• Tidak menggunakan cincin, jam tangan, kuteks pada waktu kerja di r. produksi
Perilaku hygienis di lingkungan karyawan
dapat diupayakan melalui :
Penyuluhan dan pelatihan,
Pemantauan (sidak atau berkala),
Teguran bagi yang belum melaksanakan,
Sangsi bagi yang sering melanggar,
Pemberian penghargaan bagi yang selalu berperilaku hygienik., dsb.
, Contoh dari pimpinan
Sasaran yang perlu diperhatikan:
Badan, rambut dan tangan
Bagian-bagian ini dapat mencemari produk OT
Sasaran yang perlu diperhatikan:
Badan, rambut dan tangan
Bagian-bagian ini dapat mencemari produk OT
:
Menggunakan tutup kepala,
Menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan
kerja seperti alas kaki, sarung tangan,tutup
hidung/mulut dan perlengkapan lainnya.
Kebersihan badan sebelum melakukan aktivitas
Pengaturan rambut dan kebersihan rambut,
serta
Bangunan dan ruangan
Lokasi tidak didaerah tercemar dan tidak dalam beraktivitas mencemari lingkungan
Perlu dilakukan pembersihan dan sanitasi sesuai protap Pembersihan : menghilangkan kotoran/cemaran fisik
Sanitasi : mengurangi/menghilangkan cemaran mikroba - Dengan radiasi UV untuk udara
- Dengan Ozon untuk udara
• Mengatur letak dan tata ruang, agar tidak terjadi lalu lintas yang simpang siur
• Ruang makan yang terpisah uang produksi
• Ruang cuci alat/bahan baku yang terpisah dengan ruang produksi,
• Ruang pengeringan yang terlindung dari pencemaran debu, serangga,
• Saluran air pembuangan yang memadai.
• Terdapat tempat sampah yang cukup
Peralatan dan perlengkapan
Pembersihan peralatan : Menghilangkan kotoran Tahapan :
- Penghilangan kotoran yang besar
- Penghilangan kotoran dengan senyawa pembersih (deterjen, sufaktan)
- Pembilasan senyawa pembersih
- Penggunaan sanitaser untuk
menghambat/menghilangkan mikroorganisme (alkohol, air panas)
- Pembilasan dan Pengeringan
Sanitasi Peralatan : Menghilangkan mikroba yang tertinggal
Dengan Pemanasan
- Kering : Udara kering panas > 80oC
- Basah : Ai r panas > 80oC disemprotkan/direndam
Dengan Senyawa kimia
Dengan senyawa Klorin : Misal HOCl (asam hipoklorit), NaOCl, CaOCl, Kloramin, Cl2, ClO2
Senyawa anti mikroba
Efektivitasnya tergantung pH
Sangat korosif pada pH 5, digunakan pada pH 6-7
Dengan senyawa iodin
Kelompok Iodofor, yang mengandung Iod dan surfaktan anionik
Senyawa antibakteri I2, aktif pada pH asam (± pH 3)
Dengan senyawa Quats (Ammonium quarterner)
Sanitaser efektif tapi spektrum antimikrobanya sempit
Jenis A : Alkil dimetil benzil amonium klorida Dimetil etil benzil amonium klorida
Jenis B : Diisobutil fenoksi etoksi etil dimetil benzil ammonium klorida
BAHAN BAKU
BAHAN BAKU
Kebersihan bahan baku sangat menentukan
jumlah mikroba awal pada obat tradisional.
Proses pengurangan jumlah mikroba awal
dari bahan baku sangat diperlukan.
Sortasi bahan dari cemaran bahan asing dan kotoran.
Pembersihan simplisia/pencucian dengan
air bersih
Pengeringan dengan cara yang tepat
(mutu simplisia tidak berubah).
Penyimpanan dengan cara yang benar.
PEMBERSIHAN DAN SANITASI LINGKUNGAN KERJA
Dilakukan terhadap dinding, lantai dan langit-langit ruangan
Untuk ruang pengolahan hanya boleh menggunakan
senyawa pembersih yang khusus
Bahan baku dan alat yang sudah bersih jangan sampai tercemari senyawa pembersih
Pembersihan dinding, dan langit-langit ruang
pengolahan sebaiknya dilakukan setiap hari, untuk lantai dan saluran pembuangan dilakukan setiap akhir proses
VALIDASI PEMBERSIHAN DAN SANITASI
Yang dimaksud adalah :
Tindakan pembuktian yang didokumentasikan bahwa proses pembersihan dan sanitasi yang dilaksanakan akan senantiasa menghasilkan tingkat kebersihan yang ditetapkan
Maksud :
Pembuktian melalui pengujian dan analisis bahwa prosedur pem-Bersihan yang dimaksud dapat membersihakan sisa bahan (residu, Partikel asing dan mikroba, dari suatu alat dan ruangan dalam batas Batas yang ditetapkan secara reprodusible.
Tujuan