• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budaya Nusantara Minangkabau Kelas 5H D3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Budaya Nusantara Minangkabau Kelas 5H D3"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

BUDAYA

MINANGKABAU

KELOMPOK 3, KELAS 5-H:

FREDI ARIZA PUTRA (17)

GUSTI BAKTI MULIA (18)

MUSLIMAH KHAIRANI (27)

QANA’ATUSY SYARIFAH (30)

RIDHO SAPUTRA (33)

(2)

A.

Asal Usul Minangkabau

Menurut Tambo (prosa lama catatan sejarah Minang)

Kerajaan Majapahit datang dari Jawa ingin menaklukkan Kerajaan Pagaruyung di Sumatera Barat. Untuk mencegah pertumpahan darah maka disepakati dengan mengadu kerbau sebagai penentuan kemenangan. Para Pasukan asing menyediakan kerbau aduan yang besar dan kuat, disisi lain masyarakat Minangkabau hanya menggunakan seekor anak kerbau yang sedang menyusui. Dalam pertempuran, anak kerbau yang mengira kerbau besar tersebut adalah induknya, berlari mencari susu dibagia perut kerbau lawan, sementara di tanduk kerbau yang kecil tadi telah dipasang semacam pisau, lantas perut kerbau besar tersebut robek. Dari Kemenangan adu kerbau terinspirasi kata-kata "Manang kabau" (artinya menang kerbau). Hal ini juga terkait dengan tatanan budaya bangunan rumah adat Minangkabau yang bercirikan tanduk kerbau.

Nagari Pariangan, Padang Panjang, salah satu negeri terindah di dunia versi

Budget Travel. Dari negeri inilah asal mula masyarakat Minangkabau dan kemudian menyebar ke beberapa wilayah lain, di antaranya :

a. Darek

(3)

Daerah dataran tinggi yang berada di sekitar gunung Marapi, gunung Singgalang, gunung Tandikek dan gunung Sago. Terbagi dalam tiga luhak, yaitu :

1.Luhak Tanah Datar : “luhak nan tuo, buminyo nyaman, aianyo janiah, ikannyo banyak”

2.Luhak Agam : “luhak nan tangah, buminyo angek, aianyo karuah, ikannyo lia” 3.Luhak Limo Puluah Koto : “luhak nan bungsu, buminyo sajuak, aianyo janiah,

ikannyo jinak”

a. Rantau  daerah perantauan masyarakat Minangkabau yang tersebar sepanjang pantai timur Sumatera bahkan sampai ke Negeri Sembilan di Malaysia.

b. Pesisir daerah sepanjang pantai barat Sumatera

B. Sistem Budaya

1. Adat di Minangkabau, : a. Adat Nan Sabana Adat

Adat nan sabana adat adalah kenyataan yang berlaku tetap di alam : “Alam Takambang Jadi Guru”. Sebagai kedudukan tertinggi adat di Minangkabau

b. Adat Nan Diadatkan  adat buatan yang direncanakan

c. Adat Nan Taradat  ketentuan adat yang disusun di nagari/daerah (adat selingkungan nagari).

d. Adat Istiadat  aturan adat yang dibuat dengan mufakat niniak mamak dalam suatu nagari

2. Kepemimpinan Adat Minangkabau “Tungku Tigo Sajarangan atau Tali Nan Tigo Sapilin”

(4)

Pemimpin dalam urusan adat, orang yang dituakan dalam kaum. Meliputi panghulu adat dan pembantu-pembantu utamanya. Sehari-hari ia dipanggil datuak. Dalam adat Minangkabau telah dijelaskan bahwa mamak itu adalah pemimpin dan yang dipimpinnya adalah anak kemenakan (masyarakat). Kedudukan mamak dalam adat Minangkabau adalah memegang gelar

b. Alim Ulama

c. Cadiak Pandai

Pemimpin dalam urusan agama, orang yang memiliki ilmu agama yang luas dan iman yang dalam. Disebut juga suluah bendang dalam nagari, maksudnya berfungsi sebagai penerang kehidupan di masyarakat yang bertugas mengurus persoalan ibadah masyarakat dalam nigari.

(5)

3. Perkawinan Adat Minang

a. Bentuk perkawinan budaya Minang

1) Perkawinan dalam suku/nagari

Ini adalah bentuk perkawinan yang lebih dianjurkan. Namun yang ideal lagi adalah perkawinan antar keluarga terdekat, seperti: menikahi anak mamak (pulang ka mamak) atau menikahi kamanakan bapak (pulang ka bako).

2) Perkawinan luar suku

Ini berarti menikah dengan orang non-Minangkabau. Perkawinan dengan perempuan dari luar suku Minangkabau tidak disukai karena bisa merusak struktur adat. Si anak tidak akan mempunyai suku.

3) Perkawinan terlarang (perkawinan pantang)

a. Perkawinan yang dilarang sesuai syariat Islam, seperti menikahi ibu, ayah, saudara, anak saudara seibu dan sebapak.

b. Perkawinan yang merusak sistem adat, yakni menikahi orang yang setali darah menurut garis ibu, orang sekaum, atau orang sesuku.

c. Perkawinan untuk memelihara kerukunan sosial, seperti menikahi orang yang diceraikan kerabat, memadu perempuan yang sekerabat, menikahi anak tiri saudara kandung, atau menikahi orang yang dalam pertunangan.

b. Syarat dan Ketentuan Pernikahan Budaya Minang kabau

(6)

 Kedua calon mempelai tidak sedarah atau tidak berasal dari suku yang sama, kecuali persukuan itu berasal dari nagari atau luhak yang lain.

 Kedua calon mempelai dapat saling menghormati dan menghargai orang tua dan keluarga kedua belah pihak.

 Calon suami (marapulai) harus sudah mempunyai sumber penghasilan untuk dapat

menjamin kehidupan keluarganya

c. Tata Cara Perkawinan Budaya Minang 1) Maresek

2) Maminang / Batimbang Tando (Bertukar Tanda)

3) Mahanta Siriah / Minta Izin

Maresek merupakan penjajakan pertama sebagai permulaan dari rangkaian tata-cara pelaksanaan pernikahan. Sesuai dengan sistem kekerabatan di Minangkabau yaitu matrilineal, pihak keluarga wanita mendatangi pihak keluarga pria.

Keluarga calon mempelai wanita mendatangi keluarga calon mempelai pria untuk meminang. Bila pinangan diterima, maka akan berlanjut ke proses bertukar tanda sebagai simbol pengikat perjanjian dan tidak dapat diputuskan secara sepihak.

(7)

4) Babako-Babaki Acara ini biasanya berlangsung beberapa hari sebelum acara akad nikah. Mereka datang membawa berbagai macam antaran.

Bainai berarti melekatkan tumbukan halus daun pacar merah atau daun inai ke kuku-kuku calon pengantin wanita. Lazimnya berlangsung malam hari sebelum akad nikah. Tradisi ini sebagai ungkapan kasih sayang dan doa restu dari para sesepuh keluarga mempelai wanita

Ini adalah acara adat yang paling penting dalam seluruh rangkaian acara perkawinan menurut adat Minangkabau. Calon pengantin pria dijemput dan dibawa ke rumah calon pengantin wanita untuk

(8)

7) Penyambutan Di Rumah Anak Daro

8) Akad Nikah

Tradisi menyambut kedatangan calon mempelai pria di rumah calon mempelai wanita lazimnya merupakan momen meriah dan besar. Diiringi bunyi musik tradisional khas Minang yakni talempong dan gandang tabuk, serta barisan Gelombang Adat timbal balik yang terdiri dari pemuda-pemuda berpakaian silat, serta disambut para dara berpakaian adat yang menyuguhkan sirih.

Diawali pembacaan ayat suci, ijab kabul, nasehat perkawinan dan doa. Prosesi aqad nikah dilangsungkan sebagaimana biasa, sesuai syariat Islam. Ada delapan acara adat Minang yang lazim dilaksanakan setelah akad nikah, yaitu:

 Basandiang di pelaminan (Bersanding di pelaminan)

 Mamulangkan Tando  Mengembalikan tanda sewaktu lamaran oleh kedua

belah pihak

 Malewakan Gala Marapulai  Mengumumkan gelar untuk pengantin pria.

 Balantuang Kaniang atau Mengadu Kening  Pasangan mempelai dipimpin oleh para sesepuh wanita menyentuhkan kening mereka satu sama lain.

 Mangaruak Nasi Kuniang  Prosesi ini mengisyaratkan hubungan

kerjasama antara suami istri harus selalu saling menahan diri dan melengkapi.

 Tari Payung  Dipercayai sebagai tarian pengantin baru.

 Manikam Jajak  Satu minggu setelah akad nikah, umumnya pada hari

(9)

4. Upacara – Upacara Adat

a. Batagak Panghulu  Upacara adat Minangkabau untuk mengangkat pimpinan sebuah suku yang diadakan besar-besaran dengan memotong kerbau.

b.Batagak Rumah  Upacara mendirikan rumah gadang secara bersama dengan orang dalam satu kaum

(10)

c. Upacara Turun Mandi

d. Upacara Kekah (aqiqah)  Sebagai upacara atas syariat agama Islam

e. Upacara Sunat Rasul  Merupakan syariat Islam sebagai tanda pendewasaan bagi seorang anak

f. Upacara Tamaik Kaji (khatam Qur’an)  Diadakan bila seorang anak yang telah mengaji di surau sebelumnya tamat membaca Al-Qur’an. Acara diadakan di rumah ibu si anak atau di surau/masjid tempat anak itu mengaji.

g. Upacara Kematian  Pergi melayat (ta’ziah) ke rumah orang yang meninggal merupakan adat bagi orang Minangkabau. Pada acara ini juga diiringi pidato/pasambahan adat. Selanjutnya ada pula acara peringatan tujuh hari (manujuah hari), peringatan duo puluah satu hari, peringatan hari ke-40, lalu peringatan pada hari yang ke-100 (manyaratuih hari).

C.

Sistem Sosial

1. Sistem Matrilineal

Upacara yang dilaksanakan untuk mensyukuri nikmat Allah

(11)

Ciri cirinya sebagai berikut :

a. Keturunan dihitung menurut garis ibu. b. Suku terbentuk menurut garis ibu

c. Seorang laki-laki di minangkabau tidak bisa mewariskan sukunya kepada anaknya. d. Tiap orang diharuskan kawin dengan orang luar sukunya (exogami)

e. Seseorang tidak dapat menikah dengan seseorang yang berasal dari suku yang sama. f. Yang sebenarnya berkuasa adalah saudara laki-laki

g. Yang menjalankan kekuasaan di minangkabau adalah laki-laki, perempuan di diposisikan sebagai pemelihara harta pusaka.

h. Perkawinan bersifat matrilokal, yaitu suami mengunjungi rumah istrinya i. Gelar dan pusaka diwariskan oleh mamak kepada kemenakannya

Istilah dalam hubungan kekerabatan di Minangkabau: Mamak Saudara laki-laki ibu

Kemenakan Anak dari perempuan saudara seorang mamak.

Sumando Panggilan bagi seorang bapak oleh saudara-saudara ibu. Sumandan Panggilan bagi seorang ibu oleh saudara-saudara bapak. Menantu Panggilan dari bapak/ibu kepada suami/istri anaknya.

Mertua Panggilan dari anak kepada bapak/ibu dari suami/istri anak tersebut. Induak bako Panggilan dari seorang anak kepada saudara perempuan bapak.

Anak pisang Panggilan dari saudara perempuan bapak kepada anak bapak atau anak saudara laki-laki perempuan(ibu) tersebut.

2. Sistem Pemerintahan

Terdiri atas lareh Koto Piliang dan lareh Bodi Caniago. Asal usul lareh Koto Piliang dan lareh Bodi Caniago adalah sebagai berikut.

Maharaja

Diraja Putri Indo Jalito Cati Bilang Pandai

Dt

Katumanggungan Dt Parpatilah Nan Sabatang

Koto Pilang Bodi Chaniago

(12)

Koto Piliang Bodi Caniago Dikembangkan dan dipimpin oleh Datuak

Katumanggungan

Dikembangkan dan dipimpin oleh Datuak Parpatiah Nan Sabatang

Berpusat pada pimpinan Berdaulat pada rakyat Semboyannya titiak dari ateh (menetes

dari atas)

Semboyannya mambasuik dari bumi

(terpancar dari dalam bumi)

Bersifat otokratis Bersifat demokratis

Pengambilan keputusan berpedoman pada kebijaksanaan dari atas. Segala bentuk keputusan datangnya dari atas. Masyarakat tinggal menerima apa yang telah ditetapkan.

Pengambilan keputusan mengutamakan kata mufakat. Keputusan diambil berdasarkan kesepakatan bersama, bukan hanya berasal dari pimpinan saja, akan tetapi masyarakatnya ikut dilibatkan. bakarelaan (hidup dengan ber-keikhlasan), artinya penghulu bisa diganti jika sudah tidak mampu lagi melaksanakan tugasnya

Pewarisan gelar disebut patah tumbuah

hilang baganti (patah tumbuh hilang berganti), artinya gelar penghulu harus tetap di pihak mereka yang saparuik (serahim).

Pewarisan gelar disebut gadang bagilia

artinya gelar penghulu boleh digilirkan pada kaum mereka walau bukan saparuik, asalkan melalui musyawarah adat

Rumah gadang mempunyai anjung pada lantai kiri dan kanan

Rumah gadang lantainya rata saja dari ujung sampai pangkal

Menurut tambo, daerah kebesarannya: 1. Langgam Nan Tujuah

2. Basa Ampek Balai

Susunan kebesaran ini dinamakan Lareh Nan Panjang.

Menurut tambo, daerah kebesarannya: 1. Tanjuang Nan Ampek

2. Lubuak Nan Tigo

Susunan kebesaran ini dinamakan Lareh Nan Bunta.

Penghulunya bertingkat-tingkat, disebut pucuak bulek, urek tunggang (pucuk bulat, urat terhujam), Tingkatannya adalah

(13)

panghulu pucuak, panghulu kaampek suku, dan panghulu andiko.

(14)

2. Sistem Organisasi Sosial

Pemerintahan di sebuah nagari diatur menurut tingkatan berikut:

a. Suku, dipimpin oleh mamak/penghulu suku

b. Buah Paruik (kumpulan orang sekaum), dipimpin oleh mamak/penghulu kaum

c. Rumah Gadang, dipimpin oleh tungganai

d. Kampuang (kumpulan rumah gadang yang berdekatan), dipimpin oleh tuo kampuang/kepala kampong.

Panghulu Suku Panghulu Mamak 3. Sistem Pengetahuan

Alam takambang jadi guru merupakan filosofi yang dianut oleh orang Minangkabau. Alam takambang/Alam terkembang selain sebagai tempat hidup, mereka menjadikan alam sebagai tempat belajar (guru). Selain dikenali sebagai seorang pedagang, masyarakat Minangkabau juga berhasil melahirkan beberapa penyair, penulis, negarawan, ahli fikir dan para ulama.

Gerbang Universitas Negeri Padang bertuliskan “Alam Takambang Jadi Guru” yang merupakan

(15)

4. Sistem Teknologi

(16)

Songket Minang Bordir dan Sulaman 5. Sistem ekonomi Bercocok tanam, menangkap ikan, dan berdagang

6. Sistem religiAdat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (Adat bersendikan kepada agama Islam, agama Islam bersendikan kepada Al Qur’an)

7. Kesenian

Silek Minang (pencak silat)

(17)

Sepak Rago  Olahraga tradisional, mirip dengan takraw

Tari piriang

(18)

Rabab, alat musik gesek

Pupuik Batang Padi

(19)

8. Kuliner Tradisional

Contoh beberapa makanan dan minuman tradisional Minangkabau

Rendang Sala Lauak Sate Padang

Lamang Tapai Teh Talua (Teh Telur) Kopi Kawa

9. Marawa

Merupakan lambang atau pencerminan wilayah Adat Luhak Nan Tigo.

 Kuning : Luhak Tanah Datar

 Merah : Luhak Agam

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Aryandini, Woro. Budaya Nusantara, Jilid 1 dan Jilid 2. Jakarta : Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

http://budaya-indonesia.org/Batagak-Panghulu/

http://sumbarminang.blogspot.co.id/

http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/2271/batagak-tonggak-tuo-upacara-dalam-pembangunan-rumah-gadang

http://ranidiamond87.blogspot.co.id/2013/12/upacara-turun-mandi-di-minangkabau.html

https://mersi.wordpress.com/2008/08/14/sistem-kekerabatan-di-minangkabau/

http://www.kabaranah.com/2014/11/sistem-kekerabatan-di-minangkabau.html

http://amboanakminang.blogspot.co.id/2015/09/asal-usul-lareh-koto-piliang-dan-bodi.html

Referensi

Dokumen terkait

Haq, A.S., 2009, Pengaruh Ekstrak Herba (Mimosa pudica Linn.) Terhadap Efek Sedasi pada Mencit Balb/c, Skripsi Sarjana Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Hal.. B.,

Atlikus tyrimą paaiškėjo, kad jauni žmonės, leidžiantys laiką gatvėje, labai dažnai pastebi savo „gerą“ ir „blogą“ elgesį ir žino, kaip jie „turėtų“ gyventi.. „

524/K3/KP/2011 tanggal 1 Juli 2011 tentang pemutakhiran data dosen, dengan ini kami mohon bantuan Saudara untuk menugaskan 2 (dua) orang staf yang telah menangani pemutakhiran

Formula F1 memiliki peningkatan kadar air cukup rendah (3,06%) selama penyimpanan karena komposisinya hanya terdiri dari pati sagu 70% dan tepung kelapa 30%, yang

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Maluku Tenggara Barat didirikan berdasarkan Keputusan Bupati Maluku Tenggara Barat Nomor 06 tanggal 2 Juli tahun

7) Bantuan keuangan yang bersifat umum sebagaimana dimaksud pada butir 4) dan 5) peruntukan dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada Desa penerima bantuan dalam rangka

Metode MDS merupakan teknik analisis statistik berbasis komputer dengan menggunakan perangkat lunak SPSS, yang melakukan transformasi terhadap setiap dimensi dan

Telah dilakukan analisis kadar unsur hara kalium (K) dari tanah perkebunan kelapa sawit Bengkalis Riau secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) yang dilakukan di Pusat