• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI PEMAHAMAN CALON GURU FISIKA TERHADAP KONSEP-KONSEP FISIKA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI IAIN WALISONGO SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DESKRIPSI PEMAHAMAN CALON GURU FISIKA TERHADAP KONSEP-KONSEP FISIKA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI IAIN WALISONGO SEMARANG"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI PEMAHAMAN CALON GURU FISIKA

TERHADAP KONSEP-KONSEP FISIKA

PADA MATERI POKOK GERAK LURUS

DI IAIN WALISONGO SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

dalam Ilmu Pendidikan Fisika

Oleh :

WAHDATUL MUNAWAROH NIM : 073611018

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Wahdatul Munawaroh

NIM : 073611018

Jurusan/Program Studi : Tadris Fisika

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 03 Desember 2011 Saya yang menyatakan,

(3)
(4)

NOTA PEMBIMBING Semarang, 03 Desember 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : DESKRIPSI PEMAHAMAN CALON GURU FISIKA

TERHADAP KONSEP-KONSEP FISIKA PADA MATERI

POKOK GERAK LURUS DI IAIN WALISONGO

SEMARANG

Nama : Wahdatul Munawaroh

NIM : 073611018

Jurusan : Tadris

Program Studi : Fisika

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.

(5)

NOTA PEMBIMBING Semarang, 03 Desember 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : DESKRIPSI PEMAHAMAN CALON GURU FISIKA

TERHADAP KONSEP-KONSEP FISIKA PADA MATERI

POKOK GERAK LURUS DI IAIN WALISONGO

SEMARANG

Nama : Wahdatul Munawaroh

NIM : 073611018

Jurusan : Tadris

Program Studi : Fisika

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.

(6)

ABSTRAK

Judul :Deskripsi Pemahaman Calon Guru Fisika Terhadap Konsep-Konsep Fisika Pada Materi Pokok Gerak Lurus di IAIN Walisongo Semarang

Penulis : Wahdatul Munawaroh

NIM : 073611018

Penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman seorang calon guru fisika terhadap konsep-konsep fisika pada materi pokok gerak lurus di IAIN Walisongo Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif naturalistik. Dengan metode ini diharapkan dapat menjaring informasi yang menggambarkan keadaan sesungguhnya (apa adanya) mengenai pemahaman calon guru fisika terhadap konsep-konsep fisika pada materi pokok gerak lurus. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tadris Fisika semester VII. Penelitian ini menggunakan sampel 6 mahasiswa tadris fisika semester VII yang diambil secara acak dari populasi sejumlah 34, sampel ini digunakan untuk memperoleh tingkat pemahaman calon guru fisika terhadap konsep-konsep fisika pada materi pokok gerak lurus.

Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan menggunakan rumus deskriptif persentase, dan dari hasil wawancara dijadikan transkrip wawancara.

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pemahaman calon guru fisika terhadap konsep-konsep fisika pada materi pokok gerak lurus masuk dalam kategori tinggi. Hal ini dibuktikan dari hasil persentase instrumen angket terhadap responden sebesar 74,33% dengan Skor dalam kisaran 68,05 % – 84,00 % (lihat tabel 3.1).

(7)

KATA PENGANTAR Penyayang, atas limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, akhirnya peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa pula tercurahkan ke hadirat beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya dengan harapan semoga mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti.

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Drs. Wahyudi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.

3. Andi Fadllan, M.Sc., selaku Ketua Prodi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Dan selaku dosen wali yang selalu memotivasi juga memberikan arahan selama kuliah. Serta selaku pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. H. Mursid, M.Ag. selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk selalu memberikan bimbingan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(8)

6. Ibu dan bapak tercinta yang tak pernah berhenti mendo’akan dan memberikan motivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

7. Keluarga besar Sh terate IAIN Walisongo Semarang yang selalu memberi motivasi dan arahan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

8. Teman-teman terdekat yang selalu mendampingi dan memotivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

9. Teman-teman senasib dan seperjuanganku TF 2007 yang ikut memberikan motivasi selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

10.Temen-temen kos Beautifully yang ikut memberikan motivasi dan tempat berinspirasi dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

11.Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga amal yang telah diperbuat akan menjadi amal yang saleh, dan mampu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan kesempurnaan hasil yang telah didapat. Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berdo’a, semoga

bermanfa’at adanya dan mendapat ridho dari-Nya, Amin Yarabbal ‘aalamin.

Semarang, 03 Desember 2011 Peneliti,

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

NOTA PEMBIMBING ... iv

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 7

B. Kerangka Teoritik ... 8

1. Pengetahuan ... 8

2. Konsep, Konsep Fisika dan Pemahaman Konsep ... 9

a. Konsep ... 9

b. Konsep Fisika ... 10

c. Pemahamn Konsep ... 10

3. Tinjauan Tentang Guru ... 14

4. Materi Pokok Gerak ... 20

a. Jarak dan Perpindahan ... 20

b. Kelajuan dan Kecepatan ... 20

c. Percepatan dan Perlajuan ... 22

(10)

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

D. Fokus Penelitian ... 31

E. Sumber Data ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

G. Instrumen Penelitian ... 35

H. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

1. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian ... 40

2. Hasil Penelitian dengan Tes ... 41

3. Hasil Penelitian dengan Wawancara ... 42

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

1. Pembahasan Data Hasil Tes ... 51

2. Pembahasan Data Hasil Wawancara ... 52

C. Keterbatasan Penelitian ... 61

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 63

C. Penutup ... 64

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika sangat erat berhubungan dengan kehidupan. Setiap saat manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan mengikuti prinsip-prinsip dan konsep-konsep fisika. Fisika merupakan ilmu yang menganalisis serta memformulasikan gejala alam. Misalkan pada gerak yang merupakan gejala alam paling akrab dengan manusia, karena peristiwa gerak selalu ada di sekeliling manusia. Baik yang berupa aktivitas manusia yang notabennya adalah gerak, maupun gerak itu sendiri.1

Peranan ilmu fisika bagi dunia kehidupan sejak dulu memang sudah dikenal sebagai dasar penelitian para ilmuwan. Sebagai bukti mereka berhasil menemukan berbagai teknologi dalam perkembangan dunia. Mereka bisa melayang di udara, bisa membuat pesawat yang menjelajahi planet-planet, menemukan teknologi komunikasi, bahkan mereka dapat menghancurkan dunia dengan ilmu tersebut, misalnya menemukan bom atom dari rumus Einstein E = mc2. Dengan demikian menunjukkan bukti kuat bahwa fisika mampu terintegrasi atau terpadu dalam bidang-bidang lain.

Pendidikan selalu muncul bersamaan berkembang dan meningkatnya kemampuan peserta didik, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini merupakan indikasi perkembangan sains, karena perkembangan teknologi senantiasa beriringan dengan perkembangan sains.

Untuk mengimbangi kemajuan di era globalisasi pemerintah mencanangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sebagai pemenuhan amanat yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah nomor 19

(12)

tahun 2005 tentang standar nasional. KTSP menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan). Perubahan tersebut harus diikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di kelas (di dalam kelas atau diluar kelas).2

Guru merupakan faktor yang dominan dan penting dalam pendidikan formal pada umumnya. Bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh sebab itu guru seyogyanya memiliki perilaku dan kemampuan yang memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh. Untuk melaksanakan tugasya secara baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya, guru perlu menguasai berbagai hal sebagai kompetensi yang dimilikinya.

Menurut undang-undang No. 14 tahun 2005 dalam Bab IV pasal 10, guru harus memiliki empat kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, professional, dan sosial. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi professional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, dan masyarakat sekitar.3

2

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 9-10.

3

(13)

Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar.kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan saja harus pintar tapi juga pandai mentransfer ilmunya kepada peserta didik.4 Selain itu guru menurut pandangan salah seorang tokoh pendidikan klasik, yaitu imam Al-Zarnuji menggambarkan bahwa seorang guru atau pendidik haruslah A’lam (menguasai materi), Arwa’ (memiliki kematangan emosional) dan Al asan

(berpengetahuan), oleh karena itu dalam hal ini beliau menyarankan agar para pencari ilmu mencari guru atau pendidik yang mempunyai kualifikasi tersebut.5

Hal ini sesuai dengan firman allah dalam surat Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi:

Artinya: "...Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S. Az-Zumar: 9)6

Dalam proses pembelajaran guru harus memliki kemampuan tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses pembelajaran pada khususnya. Untuk memiliki kemampuan tersebut guna membina diri secara baik karena fungsi guru itu

4

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 4-5.

5

Burhanul Islam Al Zarnuji, Ta’limul Muta’allim, (Semarang: Pustaka Alawiyyah, tt), hlm. 13

6

(14)

sendiri adalah membina dan mengembangkan kemampuan siswa secara profesional di dalam proses pembelajaran.

Meskipun guru termasuk jabatan profesional namun sampai saat ini guru belum melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan harapan karena berbagai faktor penghambat yang menghalanginya. Salah satu penghambat tersebut adalah kemampuan guru itu sendiri belum menunjang pelaksanaan tugasnya untuk itu, sebelum membina dan mengembangkan kemampuan siswa, guru itu sendiri perlu memiliki kemampuan.

Kemampuan itu adalah menguasai bahan pelajaran sebagai bagian integral dari proses pembelajaran, jangan dianggap pelengkap bagi profesi guru. Guru yang bertaraf profesional penuh mutlak harus menguasai bahan yang akan diajarkannya. Adapun buku pelajaran yang dapat dibaca para siswa tidak berarti guru tak perlu menguasai bahan. Sungguh ironis dan memalukan jika terjadi ada siswa yang lebih dahulu tahu tentang sesuatu dari pada guru. Memang guru bukan maha tahu, tapi guru dituntut pengetahuan umum yang luas dan mendalami keahliannya atau mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.7

Dalam mempelajari fisika tanpa memahami konsep-konsep tidaklah sesuai dengan hakekat IPA sebagai produk dan proses serta tidak sesuai dengan proses belajar bermakna. Dalam kehidupan sehari-hari Cukup banyak mahasiswa sebagai calon guru berpikir bahwa jika dua benda bergerak dalam waktu dan percepatan yang sama, mereka akan punya jarak tempuh sama pula. Mereka lupa bahwa kecepatan awal perlu diperhitungkan karena unsur itu yang membuat jaraknya berbeda. Menurut beberapa penelitian, salah pengertian terbanyak terjadi pada gerak parabola. Siswa masih sulit menangkap mengapa kecepatan pada puncak suatu proyektil adalah nol, meski

7

(15)

percepatannya tidak nol. Mereka berpikir bahwa jika kecepatan itu nol, percepatannnya juga harus nol.8

Pemahaman mahasiswa sebagai calon guru dalam menguasai konsep-konsep fisika akan mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan dalam proses belajar dan pembelajaran tidak dapat terwujud dan terhambat. Oleh karena itu sebagai calon guru harus memahami konsep-konsep yang sudah ditentukan dan lebih bijaksana dalam menentukan model atau strategi pembelajaran. Melihat sinergisme kerja guru saat ini tentu memerlukan perhatian yang sangat serius mengingat persoalan guru cukup kompleks dan hampir mencakup segala sendi kehidupan yang telah beralih dari kekuatan yang ideologi, ekonomi, yang berbasis ilmu pengetahuan.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini difokuskan untuk mengungkap pemahaman konsep yang dimiliki oleh calon guru fisika pada materi pokok gerak lurus di IAIN Walisongo Semarang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian skripsi ini adalah:

“Bagaimanakah pemahaman calon guru fisika terhadap konsep-konsep fisika

pada materi pokok gerak lurus di IAIN Walisongo Semarang?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman seorang calon guru fisika terhadap konsep-konsep fisika pada materi pokok gerak lurus di IAIN Walisongo Semarang.

8

(16)

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Calon Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan oleh calon guru fisika untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman mereka tentang konsep-konsep fisika pada materi pokok gerak lurus.

2. Peneliti

Peneliti adalah calon guru, sehingga penelitian ini berguna sebagai informasi untuk terus menambah pengetahuan tentang bagaimana memahami suatu konsep-konsep fisika.

3. Peneliti Lain

(17)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan informasi atau sebagai bahan rujukan yang digunakan dalam penelitian, baik berupa buku atau beberapa penelitian yang sudah teruji keabsahannya. Kajian pustaka juga dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian yang meliputi kekurangan maupun kelebihannya.

Dari hasil survai yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang berjudul “Deskripsi Pemahaman Calon Guru Fisika Terhadap Konsep-Konsep Fisika Pada Materi Pokok Gerak Lurus di IAIN Walisongo Semarang”, baik dari segi metodologi maupun dari segi materinya. Beberapa di antara penelitian itu adalah sebagai berikut.

1. Analisis Konsepsi Calon Guru Fisika Mengenai Proses Belajar Fisika,

penelitian ini dilakukan oleh Wahyudi (4201405019), Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang pada tahun 2009. Hasil penelitian tersebut menunjukkan kategori konsepsi mengenai transfer pengetahuan yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A meyakini bahwa transfer pengetahuan tidak terjadi, sedangkan kelompok B meyakini bahwa transfer pengetahuan terjadi.

2. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Penguasaan Bahan Pelajaran Oleh Guru Terhadap Hasil Belajar PAI Siswa di SMA Negeri 2 Kudus.

(18)

Selain beberapa penelitian yang telah teruji di atas, juga digunakan buku-buku yang berisikan tentang pemahaman konsep dan makna guru serta hal-hal yang terkait dengan penelitian.

Dari rujukan/referensi di atas terdapat perbedaan yang mendasar pada penelitian ini, diantaranya dari segi judul kedua skripsi terdahulu tidak ada yang sama dengan penelitian kali ini. Penelitian ini berjudul “Deskripsi Pemahaman Calon Guru Fisika Terhadap Konsep-Konsep Fisika Pada

Materi Pokok Gerak Lurus di IAIN Walisongo Semarang”.

B. Kerangka Teoritik

1. Pengetahuan

Filsafat konstruktivistik merupakan filsafat yang mempelajari hakikat pengetahuan dan bagaimana pengetahuan terjadi. Apabila yang menekuni siswa, maka pengetahuan itu bentukan siswa sendiri. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi, yang ada di luar diri siswa. Tetapi sesuatu yang harus dibentuk sendiri dalam pikiran siswa. Pengetahuan bukanlah suatu yang lepas dari subyek, tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksi dari pengalaman ataupun dunia sejauh yang dialaminya.1

Pengetahuan merupakan konstruksi seseorang yang sedang mengolahnya, maka jelas bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi dan tidak terubahkan. Pengetahuan merupakan proses menjadi tahu. Suatu proses yang terus akan berkembang semakin luas, lengkap, dan sempurna. Pembentukan pengetahuan bukan jelas sekali jadi, tetapi bertahap. Pengetahuan hanya dapat ditawarkan kepada siswa untuk dikonstruksi sendiri secara aktif oleh siswa sendiri. Banyaknya siswa yang salah menangkap dan mengerti dari apa yang diajarkan oleh guru menunjukkan bahwa pengetahuan harus dikonstruksi sendiri atau paling

1

(19)

sedikit diinterpretasikan sendiri oleh siswa dan tidak begitu saja dapat di pindahkan dari guru ke siswa.

2. Konsep, konsep Fisika dan Pemahaman Konsep a. Konsep

Konsep dalam kamus besar diartikan sebagai ide atau pengertian yang diabstraksikan dari peristiwa kongkret.2 Konsep merupakan kelas atau kategori stimulus (objek, peristiwa atau orang) yang memiliki ciri-ciri umum. Konsep dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

1) Konsep konjungtif. Nilai-nilai tertentu (yang penting) dari berbagai atribut disajikan bersama-sama.

2) Konsep disjungtif. Sesuatu yang dapat dirumuskan dengan sejumlah cara yang berbeda-beda.

3) Konsep hubungan. Konsep yang mempunyai hubungan-hubungan khusus diantara atribut-atribut.3

Para pelajar seringkali hanya menghafal definisi konsep tanpa meperhatikan hubungan antara konsep dengan konsep lainnya. Untuk mengajar konsep baru, seorang guru dapat memberikan contoh konsep dalam kehidupan dan dari prakonsepsi yang telah dimilki oleh siswa, misalnya untuk memahami konsep gerak, guru hendak menghubungkan konsep gerak dengan dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 588.

3

(20)

b. Konsep Fisika

Belajar fisika termasuk dalam belajar konsep, belajar hukum, dan belajar pemecahan masalah. Fisika merupakan pelajaran tentang kejadian-kejadian alam yang memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran, penyajian secara matematis, dan berdasarkan peraturan-peraturan umum.

Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang

berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang

relatif menetap. Menurut Robert M. Gagne, sebagaimana dikutip oleh

Rachman Abror mengemukakan bahwa, Learning is a change in

human disposition or capacity, which persists over a period of time,

and which is not simply ascribable to processes of growth. Belajar

merupakan sejenis perubahan tingkahlaku, yang keadaannya berbeda

dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah

melakukan tindakan yang serupa itu.4

Fisika dapat dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha menguraikan serta menjelaskan hukum-hukum alam dan kejadian-kejadian dalam alam. Berkecimpung dalam fisika berarti memperbaiki gambaran model dan teori tentang kejadian-kejadian alam, selain itu juga untuk mengembangkan model-model baru. Dengan demikian membuat hukum-hukum alam itu dapat dicakup dan dipahami oleh pikiran siswa.

c. Pemahaman konsep

Salah satu kesulitan pokok yang dialami para guru dalam semua jenjang pendidikan adalah memahami makna hubungan perkembangan ranah kognitif dengan proses belajar mengajar. Hal itu sangat menghawatirkan karena ranah kognitif sangat penting dalam perkembangan kognitif siswa dan mempengaruhi ranah efektif dan ranah psikomotorik. Itulah sebabnya pendidikan dan pengajaran perlu diupayakan sedemikian rupa agar ranah kognitif para siswa dapat

4

(21)

berfungsi secara positif dan bertanggung jawab. Dalam pandangan para ahli kognitif, tingkah laku siswa yang tampak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental seperti: motivasi, kesenjangan, dan keyakinan.

Penelitian ini membahas salah satu kategori dalam ranah kognitif yaitu pemahaman. Pemahaman adalah suatu jenjang dalam ranah kognitif yang menunjukkan kemampuan menjelaskan hubungan yang sederhana antara fakta-fakta atau konsep-konsep.

Nana Sudjana membedakan pemahaman menjadi tiga jenis: 1. Terjemahan

Kemampuan untuk memahami suatu ide yang dinyatakan dengan cara lain dari pernyataan aslinya yang dikenal sebelumnya.

2. Penafsiran

Kemampuan menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, dapat menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian atau dapat membedakan yang pokok dari yang bukan pokok.

3. Ekstrapolasi

Kemampuan melihat di balik yang tertulis, membuat ramalan tentang konsekuensi sesuatu atau dapat memperluas persepsinya dalam arti waktu, dimensi, kasus/masalah.

Pemahaman sangat penting dalam fisika karena fisika merupakan ilmu sekaligus produk. Calon guru harus mempelajari materi dalam fisika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan.5

Mata pelajaran merupakan isi pengajaran yang dibawakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Agar dapat mencapai hasil yang lebih baik, guru atau calon guru perlu menguasai bukan hanya sekedar materi tertentu yang merupakan bagian dari suatu mata pelajaran saja, tetapi pemahaman

5

(22)

yang lebih luas terhadap materi itu sendiri dapat menuntut hasil yang lebih baik.6

Menurut Rachman Abror mengemukakan bahwa penguasan materi adalah guru bukan hanya mengetahui dan menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah, tetapi juga menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi.7 Sedangkan menurut Cece Wijaya, penguasaan materi merupakan proses belajar yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, minat dan sikap belajar siswa yang positif terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajari.8

Jadi yang dimaksud pemahaman oleh guru adalah kemampuan guru dalam menggunakan pengetahuan/kepandaiannya untuk menjelaskan isi dari materi pelajaran yang diberikan kepada siswa sehingga apa yang dipelajari siswa dapat dikuasai seluruhnya. Disamping itu guru juga harus dapat menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan.

Ada dua permasalahan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut mata pelajaran yang dipegang guru sesuai dengan profesinya. Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yag dapat membuka wawasan guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan pelajaran penunjang ini harus sesuai dengan bahan pelajaran pokok yang dipegang oleh guru agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian atau semua

Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, hlm. 141. 8

(23)

harus menempatkan diri dari sudut mana memandangnya. Ada dua cara memandang macam bahan bidang studi. Yaitu dari sudut isi bahan itu sendiri dan dari sudut cara melakukan pendekatannya.9

Adapun dilihat dari sudut isi bahan bidang studi, bahan bidang studi itu ada 6 jenis :

a) Bahan bidang studi fakta

Bahan bidang studi fakta adalah bahan yang isinya terdiri atas sejumlah fakta, informasi yang kebenarannya tidak dapat diragukan lagi/ diperdebatan. Dilihat dari cara mempelajarinya bahan bidang studi ini bersifat hafalan, cara menguasainya dilakukan dengan belajar berulang-ulang (repitisi), misalnya, sejarah / peristiwa-peristiwa masa lampau.

b) Bahan bidang studi konsep

Bahan Bidang Studi Konsep adalah bahan studi yang isinya berupa gagasan, idea, pendapat, teori/dalil-dalil bahan bidang studi konsep bersumber dari rasio dan pengalaman seperti kelahiran sebuah dalil matematika / ilmu pengetahuan alam.

c) Bahan bidang studi prinsip

Bahan Bidang Studi prinsip adalah bahan yang memberi landasan bagi terwujudnya suatu perbuatan yang diharapkan, sehingga melaluinya setiap tindakan yang dilakukan dapat dikontrol dengan baik.

d) Bahan bidang studi keterampilan

Keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari. Keterampilan dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu keterampilan fisik dan keterampilan intelektual. Keterampilan fisik adalah keterampilan psikomotorik, misalnya menjahit, mengetik, mencuci dan lain-lainnya. Keterampilan intelektual misalnya

9

(24)

memecahkan masalah, melakukan penilaian, membuat perencanaan dan lain-lain.10

e) Bahan bidang studi pemecahan masalah

Bahan bidang studi pemecahan masalah adalah bahan bidang studi yang mengandung unsur pemecahan masalah.

f) Bahan bidang studi proses

Bahan bidang studi proses adalah bahan yang melukiskan proses terjadinya sesuatu seperti proses terjadinya perubahan warna, proses terjadinya hujan, proses pengendapan/penguapan. Bahan bidang studi proses bersumber dari pengalaman.

Pemahaman konsep secara baik yang menjadi bagian dari kemampuan guru maupun calon guru, yang biasanya dijadikan sebagai tuntutan pertama dalam profesi keguruan.

3. Tinjauan Tentang Guru

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah11.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu tidak mesti di lembaga formal, tapi bisa juga di masjid, di surau, di rumah dan sebagainya.12Sedangkan menurut Abin Syamsudin Makmun, guru adalah orang dewasa yang karena jabatannya secara formal selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga

10

(25)

memungkinkan terjadinya Proses Pengalaman belajar pada diri siswa, dengan mengerahkan segala sumber dan menggunakan strategi belajar mengajar yang tepat.13 Sementara menurut N.A Ametembuh, seperti yang dikutip Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya guru dan anak didik dalam interaksi edukatif bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal.baik di sekolah maupun diluar sekolah.14

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara klasikal di sekolah ataupun di luar sekolah.

Al-Ghazali(111M), seorang ulama sufi yang banyak mengulas

masalah keguruan, menempatkan guru sebagai, “barang siapa yang

berilmu dan mengamalkan ilmunya itu, maka dia adalah orang yang paling mulia di seantero dunia. Dia laksana matahari yang bisa menerangi orang lain. Di samping dirinya memang pelita yang cemerlang. Dia laksana harum minyak kasturi yang mengharumi orang lain. Dan barang siapa yang bersibuk diri dengan mengajarkan ilmu (guru), maka sungguh ia telah mengikatkan suatu ikatan yang mulia dan bermakna. Maka hormatilah profesi orang yang menjadi guru.

Guru bagi siswa adalah resi spiritual yang mengenyangkan diri dengan ilmu. Guru adalah pribadi yang mengagungkan akhlak siswanya. Guru adalah pribadi penuh cinta terhadap anak-anaknya (siswanya). Hidup dan matinya pembelajaran tergantung sepenuhnya kepada guru. Guru adalah pembangkit listrik kehidupan masa depan. Disinilah peran dan fungsi guru begitu mulia yang kedudukannya menyamai Rasul Alah SWT. Yang diutus kepada suatu kaum (umat manusia).15

13

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan, (Badung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 155.

14

Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, hlm. 32. 15

(26)

Profesionalisme guru menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen serta strategi penerapannya. Maister mengemukakan bahwa profesionalisme guru bukan sekedar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap.16 Oleh karena itu sebagai pendidik profesional guru mempunyai citra yang baik di masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya.

Adapun Guru yang profesional dituntut untuk memiliki keanekaragaman kompetensi yang bersifat psikologis yang meliputi kompetensi kognitif, kompetensi afektif dan kompetansi psikomotorik.

Kompetensi kognitif guru meliputi: 1. Kategori Pengetahuan kependidikan atau keguruan, yang terdiri atas pengetahuan umum meliputi ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, administrasi pendidikan dan seterusnya. Sedangkan pengetahuan kependidikan khusus meliputi metode mengajar, metodik khusus mengajar materi tertentu, teknik evaluasi praktik keguruan tersebut. 2. Kategori lmu pengetahuan materi di bidang studi yang akan menjadi keahlian atau pelajaran yang akan diajarkan oleh guru. Penguasaan guru atas materi-materi bidang studi itu seyogyanya dikaitkan langsung dengan pengetahuan kependidikan kusus terutama dengan metodik khusus dan praktik keguruan. Penguasaan atas model-model, metode – metode dan strategi mengajar yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan.

Kompetensi afektif guru bersifat tertutup dan abstrak, sehingga amat sukar untuk diidentifikasi. Kompetensi ranah ini sebenarnya meliputi seluruh fenomena perasaa dan emosi seperti: cinta, benci, senang, sedih, dan sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain.17

16

Harsono dan M. Joko Susilo, Pemberontakan Guru Menuju Peningkatan Kualitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 22.

17

(27)

Kompetensi psikomotorik guru meliputi segala keterampilan atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugas-tugasnya selaku pengajar. Secara garis besar kompetensi psikomotor terdiri dari pertama, kecakapan fisik umum seperti duduk, berdiri, berjalan, berjabat tangan dan sebagainya yang tidak berhubungan dengan aktifitas mengajar. Kedua, kecakapan fisik khusus meliputi keterampilan-keterampilan ekspresi verbal dan non verbal. Adapun mengenai keterampilan ekspresi non verbal yang harus dikuasai guru dalam hal mendemonstrasikan apa-apa yang terkandung dalam materi pelajaran, meliputi menulis dan membuat dengan di papan tulis, memeragakan prosedur melakukan keterampilan praktik tertentu sesuai denga penjelasan verbal yang telah dilakukan guru.18

Dalam hal ini kompetensi yang berhubungan dengan penguasaan bahan pelajaran oleh guru adalah kompetensi kognitif Dan kompetensi psikomotor karena hubungan antara kemampuan menstranfer strategi kognitif dengan kecakapan ekspresi verbal dan non verbal sering bersifat resiprokal atau bersifat timbal-balik. Sementara kompetensi afektif guru bersifat tertutup dan abstrak sehingga sulit untuk diidentifikasi.

Kemampuan menguasai adalah kemampuan mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi sejumlah pengetahuan keahlian yang akan diajarkan. Dan hal ini termasuk dalam ranah kognitif. Menurut bloom seperti yang dikutip Suharsimi Arikunto dalam bukunya dasar-dasar evaluasi pendidikan yang termasuk ranah kognitif adalah:

a. Pengetahuan

Pengetahuan didefinisikan sebagai suatu ingatan terhadap materi yang telah dipelajari. Hal itu meliputi ingatan terhadap jumlah materi yang banyak dari pada fakta-fakta yang khusus hingga teori-teori yang lengkap, namun yang dikehendaki disini adalah menyampaikan

18

(28)

informasi yang tepat kedalam pikiran. Misalnya, guru dapat menjelaskan materi dengan lancar tanpa melihat buku.

b. Pemahaman

Pemahaman diartikan sebagai suatu kemampuan menangkap makna suatu bahan ajar. Hal itu dapat diperlihatkan dengan cara menerjemahkan bahan dari suatu bentuk kebentuk yang lain, menafsirkan bahan (menjelaskan/meringkas).

c. Penerapan

Penerapan yang dimaksud menunjuk pada kemampuan menggunakan bahan ajar yang telah diajari pada situasi yang baru dan kongkrit. Hal itu meliputi hal-hal seperti penerapan aturan, metode, konsep, prinsip, hukum dan teori-teori.

d. Analisis

Analisis menuntut suatu kemampuan untuk memilah-milah suatu bahan pada bagian-bagian komponennya, sehingga struktur bahan tersebut dapat dipahami. Hal itu meliputi identifikasi bagian-bagiannya, menganalisis hubungan antara bagian-bagian itu dengan pengenalan terhadap prinsip-prinsip pengorganisasian unsur yang terkait.

e. Sintesis

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk menghimpun/ menyatukan bagian-bagian atau elemen-elemen untuk membentuk pola baru. Termasuk dalam level ini adalah bentuk komunikasi yang unik yang mengklasifikasikan informasi.

f. Evaluasi

Evaluasi menunjuk pada kemampuan untuk memutuskan atau menentukan nilai uatu materi (pernyataan, novel, puisi, laporan penelitian) untuk suatu tujuan yang telah ditentukan, putusan-putusan tersebut tentu saja harus didasari kriteria yang pasti.19

19

(29)

Di samping memiliki kriteria –kriteria di atas, guru di Indonesia mempunyai kode etik, mereka menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa, dan Negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa pancasila dan setia pada Undang-Undang Dasar 1954, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan mempedomani dasar-dasar sebagai berikut:

a.Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.

b.Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.

c.Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

d.Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar.

e.Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

g.Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.

h.Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

i. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.20

20

(30)

4. Materi Pokok Gerak

Dalam fisika, gerak suatu benda harus dikaitkan dengan titik acuan. Jika kedudukan benda tersebut terhadap titik acuan berubah, maka benda tersebut disebut bergerak terhadap titik acuan itu. Jika kedudukan benda tersebut tetap terhadap titik acuan, maka benda tersebut tidak bisa dikatakan bergerak terhadap titik acuan tersebut.21

a. Jarak dan Perpindahan

Jika suatu benda bergerak, maka benda itu akan berubah posisi. Perubahan posisi benda pada waktu tertentu disebut dengan perpindahan. Sedangkan panjang lintasan yang sebenarnya yang ditempuh oleh benda selama bergerak disebut jarak.

Jarak dan perpindahan dapat ditentukan dengan persamaan matematis sebagai berikut;

x = – dengan x = posisi benda

Perpindahan memiliki besar dan arah maka perpindahan merupakan besaran vektor. Sedangkan jarak hanya besaran yang berupa nilai tanpa arah, sehingga jarak merupakan besaran skalar. b. Kelajuan dan Kecepatan

Kelajuan dan kecepatan adalah dua buah besaran fisika yang berbeda arti. Kelajuan adalah jarak yang ditempuh benda tiap satuan waktu, sedangkan kecepatan adalah perpindahan benda tiap satuan waktu.

Kelajuan dan kecepatan dinyatakan dalam satuan seperti kilometer/jam, mil/jam atau meter/sekon. Tetapi dalam SI satuan laju dan kecepatan adalah meter/sekon (m/s).

21

(31)

Kelajuan merupakan besaran skalar, sehingga selalu bernilai positif, sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor, sehingga dapat bernilai positif atau negatif.

1) Kelajuan dan Kecepatan Rata-rata

Kelajuan rata-rata adalah jarak tempuh dibagi selang waktu. Kelajuan rata-rata dapat ditentukan dengan persamaan matematik sebagai berikut.

Dengan = laju rata-rata (m/s)

= jarak yang ditempuh oleh benda (m)

= selang waktu (s)

Sedangkan kecepatan rata-rata adalah perpindahan tiap selang waktu. Kecepatan rata-rata dapat ditentukan dengan persamaan matematik sebagai berikut.

Dengan = kecepatan rata-rata (m/s)

= perpindahan (m)

= selang waktu (t)

2) Kelajuan Sesaat dan Kecepatan Sesaat

(32)

dengan ∆t maka kecepatan pada saat t dapat dinyatakan dengan persamaan matematis sebagai berikut:

ν =

Berdasarkan aturan matematika, harga limit jika

mendekati nol, dapat dinyatakan dengan , sehingga

ν =

Sedangkan kelajuan sesaat dapat dinyatakan sebagai berikut.

ν =

c. Percepatan dan Perlajuan

Dalam fisika percepatan adalah perubahan kecepatan tiap satuan waktu. Sedangkan perlajuan adalah perubahan kelajuan tiap satuan waktu. Percepatan merupakan besaran vektor yang mempunyai besar dan arah. Satuan untuk pengukuran percepatan adalah meter per detik kuadrat (m/ ). Percepatan dapat ditentukan dengan persamaan

matematik sebagai berikut. =

= =

Dengan = Percepatan rata-rata

= Perubahan kecepatan (m/ )

= Selang waktu (s)

(33)

Karena percepatan merupakan besaran vektor, maka arah percepatan rata – rata dengan arah dan besarnya adalah ,

sedangkan arah percepatan sesaat sama dengan arah limit dari perubahan vektor kecepatan ( ) dan besarnya adalah .

d. Macam- macam Gerak Lurus

Di dalam fisika gerak lurus dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. Gerak Lurus Beraturan

Salah satu jenis gerak yang dipelajari dalam fisika adalah gerak dalam lintasan lurus dengan kecepatan atau laju tetap. Gerak yang demikian disebut dengan gerak lurus beraturan. Sebuah benda yang bergerak lurus beraturan akan menempuh jarak yang sama dalam selang waktu yang sama.

Gambar 2.1 Gerak lurus beraturan

Berdasarkan gambar di atas, seseorang dikatakan bergerak lurus beraturan dalam selang waktu t1 sampai t4, jika dalam selang waktu Δt1 menempuh jarak s1,dalam selang waktu Δt2 menempuh jarak s2 dan dalam selang waktu Δt3 menempuh jarak s3 dan Δt1=

Δt2= Δt3 serta = = .

Meskipun konsep gerak lurus beraturan ini hanya sebuah konsep ideal, tetapi asumsi-asumsi dari konsep ini sangat bermanfaat. Benda yang bergerak lurus beraturan mempunyai kecepatan (laju) tetap, maka grafik kecepatan terhadap waktu dari gerak ini dapat digambarkan sebagai berikut.

∆𝑡1 𝑡 ∆𝑡2 ∆𝑡3

2 𝑡3 𝑡4

𝑠1 𝑠2 𝑠3

(34)

Gambar 2.2 Grafik kecepatan terhadap waktu pada gerak lurus beraturan

Berdasarkan grafik di atas, maka kecepatan benda setiap saat dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.

𝑣 =

Sehingga benda yang bergerak lurus beraturan tidak mempunyai percepatan, hal ini karena sesuai dengan persamaan berikut ini,

= =

= 0

Sedangkan, jarak yang ditempuh benda dapat ditentukan berdasarkan luas persegi panjang ABCD pada grafik di atas adalah s = luas persegi panjang ABCD

= panjang lebar

=

Dengan mengambil nilai , dan , maka,

Berdasarkan persamaan di atas, maka grafik jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak lurus beraturan ditunjukkan pada gambar di bawah ini

t (s) t1

v (m/s)

A C

(35)

Gambar 2.3 Grafik jarak terhadap waktu dari gerak lurus beraturan

Berdasarkan grafik di atas, maka kecepatan benda dapat ditentukan dari kemiringan kurva s = f (t), yaitu

ν = tan α

Dengan α = sudut antara kurva dan sumbu t positif.

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan

Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak dengan lintasan lurus dan percepatannya tetap. Benda yang bergerak lurus berubah beraturan mempunyai perubahan kecepatan yang sama dalam selang waktu yang sama yaitu;

constant

Dimana = Percepatan

v = Perubahan kecepatan m/s ∆t = Selang waktu

Karena benda yang bergerak lurus berubah beraturan mempunyai percepatan tetap, maka grafik percepatan terhadap waktu dari gerak lurus berubah beraturan dapat digambarkan sebagai berikut:

α

s (m)

(36)

Gambar 2.4 Grafik percepatan terhadap waktu pada gerak lurus berubah beraturan

Berdasarkan grafik, maka percepatan benda setiap saat dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini.

Sehingga kecepatan benda setiap saat dapat ditentukan dari grafik sebagai berikut:

ν = luas persegi panjang ABCD

= panjang x lebar =

dengan mengambil nilai , dan , maka

ν =

Persamaan di atas berlaku jika = 0, tetapi pada

umumnya , sehingga untuk kasus umum berlaku persamaan

berikut

ν = +

Berdasarkan persamaan kecepatan benda yang bergerak lurus

berubah beraturan, maka grafik kecepatan (ν) terhadap waktu (t)

dapat digambarkan sebagai berikut 0

a (m/s²)

A B

(37)

Gambar 2.5 Grafik kecepatan terhadap waktu pada gerak lurus berbah beraturan

Dari gambar di atas maka jarak benda yang ditempuh oleh benda setiap saat dapat ditentukan seperti berikut

s = luas trapesium ABCD = jumlah sisi sejajar x ½ tinggi = ( )

Dengan mengambil nilai = , = ν dan = t,

maka s = ( + ν) t

Karena ν = maka, s = +

Sehingga grafik jarak (s) terhadap waktu (t) dapat dilihat pada gambar dibawah

Gambar 2.6 Grafik jarak terhadap waktu pada gerak lurus berbah beraturan

s (m)

s = +

t (s)

α ν (m/s)

ν = 𝑣0 + 𝑎𝑡

t (s) 𝑡1

𝑣0

𝑣1

t (s)

𝑣 =𝑎𝑡

ν (m/s)

𝑡1

(38)

Hubungan laju (kecepatan), percepatan dan jarak dari benda yang bergerak lurus berubah beraturan dapat ditentukan dengan persamaan v = dan s = + yaitu:22

22

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif naturalistik. Dengan metode ini diharapkan dapat menjaring informasi yang menggambarkan keadaan sesungguhnya (apa adanya) mengenai pemahaman calon guru fisika terhadap konsep-konsep fisika pada materi gerak lurus. Penelitian bertujun untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman calon guru fisika terhadap konsep-konsep fisika pada materi gerak lurus.

Rancangan kualitatif yang bersifat naturalistik, bahwa evaluator tidak boleh berupaya untuk memanipulasi program atau para peserta guna tujuan evaluasi. Evaluator terikat dengan penelitian yang naturalistik dalam mengkaji terjadinya aktivitas dan prosesnya secara alamiah. Aktivitas terjadi

“alamiah” dalam pengertian bahwa mereka tidak direncanakan dan dimanipulasi oleh evaluator. Metode ini pada umumnya berorientasi dalam hal eksplorasi, pengungkapan, dan logika induktif.1

Metode kualitatif ini dapat digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu dibalik fenomena yang sedikit pun belum diketahui. Metode ini juga dapat digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru sedikit diketahui.2

1

Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1991), hlm. 13.

2

(40)

Adapun skema penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Skema Penelitian

B.Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu pelaksanaan dalam penelitian ini adalah di IAIN Walisongo Semarang di Kampus 2 pada tanggal 22 – 30 November 2011.

Penyusunan Instrumen

Uji Coba Instrumen

Analisis Data Hasil Uji Coba

Pemahaman calon guru fisika terhadap konsep fisika pada materi

pokok gerak lurus

Pemberian Soal tes terhadap obyek penelitian

Wawancara terhadap obyek penelitian

Analisis Data

(41)

C.Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi.3 Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Tadris Fisika angkatan 2008 di IAIN Walisongo Semarang. 2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel secara random dimana pengambilan sampelnya secara acak dari jumlah populasi. Jumlah sampel yang diambil peneliti enam Mahasiswa. Berikut ini adalah: a. Nur Izzah NIM. 083611021

b. Nurul Qomariyah NIM. 083611024 c. Eli Sopiyatun NIM. 083611034

d. Muhammad Dikiya Suraya NIM. 083611014 e. Lukni Maulana NIM. 083611012

f. Iffatun Nazhifah NIM. 083611007

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah pemahaman calon guru fisika terhadap konsep-konsep fisika pada materi pokok gerak lurus dengan Mahasiswa tadris Fisika semester VII. Fokus dalam penelitian ini ditunjukkan dengan berbagai indikator sebagai berikut:

1. Menjelaskan pengertian gerak

2. Menjelaskan perbedaan antara jarak dan perpindahan 3. Menjelaskan perbedaan antara kecepatan dan kelajuan 4. Menjelaskan perbedaan antara Percepatan dan perlajuan

3

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 130.

4

(42)

5. Menjelaskan pengertian gerak lurus 6. Menyebutkan macam-macam gerak lurus 7. Menjelaskan konsep gerak lurus beraturan

8. Menjelaskan konsep gerak lurus berubah beraturan

9. Menjelaskan perbedaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan

E.Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah mahasiswa Tadris Fisika di IAIN Walisongo Semarang semester VII angkatan 2008. Mengenai konsep gerak lurus yang sesuai dengan konsep-konsep fisika yang ada dalam kurikulum. Peneliti mengambil sampel dari mahasiswa semester VII angkatan 2008 secara acak untuk mendapatkan data yang akan digunakan dalam penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data mengenai pemahaman konsep calon guru fisika diambil dari hasil wawancara serta soal dari mahasiswa IAIN Walisongo Semarang yang dijadikan subjek penelitian.

a. Tes

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan. Dalam penlitian ini menggunakan tes uraian terbatas, dimana informan harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat jawabannya beraneka ragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batasyang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soal. 5

5

(43)

Data yang dikumpulkan melalui tes akan digunakan untuk menjawab dan menemukan seberapa jauh pemahaman calon guru mata pelajaran fisika dalam konsep-konsep materi pokok gerak lurus. maka cara yang digunakan untuk menganalisis data hasil tes yaitu menggunakan rumus deskriptif persentase, 6

N

Selanjutnya membuat klasifikasi pemahaman dengan menentukan lebar interval terlebih dahulu dengan rumus. 7

ditentukan

Sehingga lebar interval dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.

1. Menentukan skor tertinggi = 6 x 100 = 600 2. Menentukan skor terendah = 6 x 20 = 120 3. Menentukan jarak pengukuran = 600 – 120 = 480 4. Interval yang dikehendaki = 5

5. Lebar interval = 480 : 5 = 96

6

Muhamad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi.(Bandung: Angkasa, 2003) hlm.97.

7

(44)

Keterangan:

Angka 6 menyatakan jumlah mahasiswa calon guru yang menjadi responden dalam penelitian.

Angka 100 menyatakan jumlah keseluruhan nilai tes.

Dari perhitungan tersebut selanjutnya dapat ditentukan klasifikasi skor pemahaman sebagai berikut.

1. Skor 505 – 600 = Sangat tinggi 2. Skor 409 – 504 = Tinggi 3. Skor 313 – 408 = Sedang 4. Skor 217 – 312 = Rendah 5. Skor 120 – 216 = Sangat rendah

Klasifikasi tersebut selanjutnya diubah ke dalam bentuk presentase sehingga diperoleh persentase tingkat pemahaman calon guru terhadap konsep-konsep fisika pada materi pokok gerak lurus sebagaimana dalam Tabel 3.1

Tabel 3.1. Klasifikasi Tingkat Pemahaman calon Guru

Presentase Skor Kriteria Pemahaman

84,05 % – 100 %

(45)

tertentu.8 Dalam penelitian ini wawancara digunakan sebagai salah satu teknik pengumpulan data. Dimana dapat digunakan untuk memperoleh informasi atau data tentang pemahaman calon guru fisika terhadap konsep-konsep fisika pada materi pokok gerak lurus.

G.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti berfungsi sebagai instrumen penelitian. Hal ini dikarenakan manusia lebih responsif terhadap lingkungan dan terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan, dibandingkan instrument yang bukan manusia. Selain lebih responsif, manusia mampu menggali informasi yang tidak direncanakan pada awalnya atau tidak lazim terjadi.9

H. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Nikel adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola yang dapat diceritakan kepada orang lain.10 1. Analisis Instrumen Penelitian

a. Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas

8

Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 180.

9

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.168-172

10

(46)

rendah.11 Untuk menghitung validitas item soal digunakan rumus

Kriteria rxy adalah sebagai berikut : 0,00 < rxy < 0,20 sangat rendah

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik14. Rumus yang

Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 168.

12

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 72.

13

Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 75. 14

Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm.178

(47)

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrument n = banyaknya butir soal

Untuk mengetahui kualifikasi pemahaman calon guru fisika terhadap konsep-konsep fisika pada materi pokok gerak lurus, maka cara yang digunakan untuk menganalisis data hasil tes yaitu dengan menilai tes dengan skor nilai tertinggi 100 sampai terendah. klasifikasi penskoran untuk jawaban angket adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Klasifikasi penskoran Soal Tes

No. Soal Angket Skor

Nilai 1. Bagaimana sebuah benda itu bisa dikatakan bergerak? 5

2. Jelaskan yang saudara ketahui tentang perbedaan antara

jarak dengan perpindahan! 5

3. Jelaskan perbedaan antara kecepatan dengan kelajuan! 5 4. Jelaskan perbedaan antara percepatan dengan perlajuan! 5

5. Buktikan bahwa Percepatan adalah turunan kedua dari

posisi benda terhadap waktu! 5

6. Sebutkan macam-macam gerak lurus yang anda ketahui!

7. Jelaskan pengertian dari gerak lurus beraturan! 5

7.

Jelaskan apa yang dimaksud dari grafik tersebut!

5

α

s (m)

(48)

Untuk mencapai nilai 100 jumlah dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dikalikan dua. Dengan klasifikasi tingkat penilaian seperti berikut:

- Jawaban sempurna skor = 5

- Jawaban hampir sempurna skor = 4 - Jawaban kurang sempurna skor = 3 - Jawaban tidak tuntas skor = 2

- Tidak menjawab skor = 1

3. Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data yang telah diperoleh selama di lapangan kemudian diolah dan diuraikan dalam bentuk paparan yang singkat dan jelas berbentuk traskip wawancara. Semua gejala yang terlihat sebagai masalah harus diinventarisasi, dianalisis dan didiskusikan dengan berbagai pihak yang yang dianggap relevan.16

16

Masyhuri dan Zainuddin, MetodologiPenelitian Pendekatan praktis dan Aplikatif, hlm. 44

8. Jelaskan pengertian dari gerak lurus berubah beraturan? 5

9.

Jelaskan apa yang saudara pahami terhadap grafik dibawah?

5

Jumlah 50

t (s)

ν (m/s)

(49)
(50)

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum lokasi dan subyek penelitian

Penelitian ini dilakukan di IAIN Walisongo Semarang yang berlokasi di Jl. Walisongo No. 3-5 Kecamatan Ngalian Semarang. IAIN Walisongo merupakan pusat pengembangan ilmu-ilmu ke-Islaman multidispliner yang unggul dan kompetitif. IAIN resmi menjadi perguruan tinggi pada tanggal 6 April 1970. IAIN walisongo sekarang dipimpin oleh Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag sebagai Rektor, dengan Pembantu Rektor I Prof. Dr. H. Ahmad Gunaryo, S.Soc., M.Soc, Pembantu Rektor II Dr. H. Ruswan, M.Ag., dan pembantu Rektor III adalah Dr. H. Darori Amin, MA.

Sekarang ini IAIN memiliki empat fakultas sebagai berikut: a. Fakultas Dakwah

b. Fakultas Syari’ah c. Fakultas Tarbiyah d. Fakultas Ushuluddin

Untuk Menjadi pusat pengembangan Ilmu-ilmu Ke-islaman multidispliner yang unggul dan kompetitif, IAIN walisongo memiliki visi menjadikan institut sebagai perguruan tinggi agama Islam yang progresif, inovatif dan bermartabat, dan misi memajukan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan inovatif, kreatif, produktif serta tanggap terhadap perubahan dan tantangan lokal dan global.

(51)

prestasi dan daya saing yang tinggi dalam pendidikan Fisika. Dan memiliki misi sebagai berikut:

a. Mendidik mahasiswa untuk menjadi individu dengan kemantapan aqidah, kedalaman spiritual, kemuliaa etika, keluasan ilmu dan intelektual, kematangan profesional, ketulusan dedikasi, serta kemajuan inovasi dan prestasi khususnya dalam bidang Pendidikan Fisika.

b. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, terutama dalam bidang Pendidikan Fisika.

c. Melakukan Pengkajian secara komprehensif terhadap teori dan praktek proses Pendidikan Fisika.

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tadris fisika angkatan 2008, yang terdiri dari tiga puluh empat mahasiswa. Yang berasal dari kota, suku dan kemampuan yang berbeda-beda. Dari perbedaan kemampuan tersebut digunakan peneliti sebagai bahan penelitian.

2. Hasil penelitian dengan Tes

(52)

Tabel 4.1 Hasil Tes dari Informan

No. Soal Informan

MF1 MF2 MF3 MF4 MF5 MF6

1. 5 3 5 5 5 5

2. 4 4 5 5 4 3

3. 4 4 5 5 5 4

4. 4 4 5 5 3 4

5. 4 3 3 1 1 5

6. 5 5 5 5 5 1

7. 5 5 5 5 5 5

8. 4 4 5 4 5 1

9. 4 5 5 5 5 5

10. 4 4 5 4 4 1

Jumlah 43 41 48 44 42 34

Keterangan : MF1 : Nur Izzah

MF2 : Nurul Qomariyah MF3 : Eli Sopiyatun

MF4 : Muhammad Dikiya Suraya MF5 : Lukni Maulana

MF6 : Iffatun Nazhifah

3. Hasil penelitian dengan wawancara

(53)

a. Hasil wawancara terhadap MF1

Setelah dilakukan wawancara terhadap responden, maka didapatkan pemahaman calon guru fisika terhadap konsep-konsep fisika pada materi pokok gerak lurus. Bentuk pemahaman tersebut bila diuraikan sebagai berikut.

1) Responden mengetahui pengertian gerak. Akan tetapi responden belum menjelaskannya secara utuh, karena pada dasarnya, pengertian gerak adalah perubahan posisi benda terhadap titik acuan tertentu, sedangkan responden hanya menjawab gerak merupakan terjadinya perubahan posisi. Maka responden kurang memahami pengertian gerak secara sempurna.

2) Responden dapat menjelaskan perbedaan antara jarak dan perpindahan. Pada bagian ini respoden cukup memahami, karena responden menjawab seperti apa yang ada dalam standarnya yaitu jarak merupakan panjang lintasan sebenarnya yang ditempuh oleh benda selama benda itu bergerak, jarak merupakan besaran skalar yang hanya mempunyai nilai. Sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi benda tiap satuan waktu, perpindahan merupakan besaran vektor karena memiliki nilai dan arah.

3) Responden dapat menjelaskan perbedaan antara kecepatan dan kelajuan. Akan tetapi responden tidak memaparkan pengertian dari kecepatan dan kelajuan, responden hanya menyimpulkan bahwa perbedaan antara kecepatan dengan kelajuan sama halnya dengan jarak dan perpindahan, dimana kecepatan mempunyai nilai dan arah yang nilainya bisa positif dan negatif, sedangkan kelajuan hanya mempunyai nilai saja yang nialinya selalu positif saja. 4) Responden dapat menjelaskan pengertian gerak lurus, pada

(54)

5) Responden dapat menyebutkan macam-macam gerak lurus, akan tetapi responden menjawab tidak sesuai dengan standarnya, responden menyatakan bahwa macam-macam gerak lurus ada tiga. Sedangkan standarnya yang sesuai ada dua. Ini dikarenakan responden pernah membaca literatur yang menyatakan gerak lurus ada tiga. Responden kurang memahami dalam hal ini.

6) Responden dapat menjelaskan konsep gerak lurus beraturan dengan menjelaskan pengertian gerak lurus beraturan dan menjelaskan grafik hubungan antara jarak terhadap waktu. Tetapi Responden hanya menjelaskan grafik ini menghasilkan kecepatannya konstan, sedangkan pemahaman standar yang harus dimiliki adalah kecepatan atau laju benda yang bergerak lurus beraturan dapat ditentukan dengan 𝑣= 𝑡𝑎𝑛 𝛼 pada grafik GLB. Sehingga responden kurang sempurna dalam menyampaikan pernyataan konsep gerak ini.

7) Responden dapat menjelaskan konsep gerak lurus berubah beratuan dengan menjelaskan pengertian gerak lurus berubah beraturan dan menjelaskan grafik hubungan antara kecepatan terhadap waktu, responden menyampaikan bahwa grafik ini menyatakan semakin besar nilai kecepatannya maka t nya semakin sedikit.

8) Responden dapat menjelaskan perbedaan antara gerak lurus beraturan dengan gerak lurus berubah beraturan secara sempurna, bahwa GLB itu kecepatannya konstan sedangkan GLBB percepatannya yang konstan.

b. Hasil wawancara terhadap MF2

(55)

1) Responden mengetahui pengertian gerak, akan tetapi dalam penyampaiannya kurang dalam mengaitkan titik acuan, menurut pemahaman standar yang harus dimiliki, gerak adalah perubahan posisi benda terhadap titik acuan.

2) Responden dapat menjelaskan perbedaan antara jarak dan perpindahan, tetapi dalam penyampain pengertiannya responden kurang sempurna.

3) Responden dapat menjelaskan perbedaan antara kecepatan dan kelajuan, tetapi responden tidak menyampaikan pengertian dari kecepatan dan kelajuan, responden hanya menyampaikan yang intinya perbedaannya sama dengan jarak dan perpindahan.

4) Responden dapat menjelaskan perbedaan antara percepatan dan perlajuan, secara utuh dan sesuai dengan standar pemahaman yang ada yaitu percepatan merupakan perubahan kecepatan tiap satuan waktu sedangkan perlajuan merupakan perubahan kelajuan tiap satuan waktu.

5) Responden dapat menjelaskan pengertian gerak lurus, secara utuh sesuai kaidahnya gerak lurus yaitu gerak suatu benda yang mempunyai lintasan lurus.

6) Responden dapat menyebutkan macam-macam gerak lurus secara benar yaitu gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Dalam hal ini responden faham dengan pembahasan ini. 7) Responden dapat menjelaskan konsep gerak lurus beraturan

dengan menjelaskan pengertian gerak lurus beraturan dan menjelaskan grafik hubungan antara jarak terhadap waktu pada gerak lurus beraturan menunjukkan kecepatannya konstan, dalam hal ini responden kurang dalam menyebutkan kedudukan alfa dalam grafik itu.

(56)

terhadap waktu pada gerak lurus berubah beraturan menunjukkan semakin besar kecepatannya maka waktu yang diperlukan semakin sedikit.

9) Responden dapat menjelaskan perbedaan antara gerak lurus beraturan dengan gerak lurus berubah beraturan secara utuh sesuai kaidahnya.

c. Hasil wawancara terhadap MF3

Setelah dilakukan wawancara terhadap responden, didapatkan seberapa jauh tingkat pemahaman calon guru fisika terhadap konsep-konsep fisika pada materi pokok gerak lurus. Bentuk pemahaman tersebut bila diuraikan sebagai berikut.

1) Responden mengetahui pengertian gerak secara utuh, yaitu gerak merupakan perubahan posisi benda terhadap titik acuan. Responden memahami pengertian gerak dengan sempurna.

2) Responden dapat menjelaskan perbedaan jarak dan perpindahan secara tegas dan trampil sesuai standar pemahaman yang harus dimiliki. Responden memahami secara sempurna perbedaan antara jarak dengan perpindahan.

3) Responden dapat menjelaskan perbedaan antara kecepatan dan kelajuan, dengan lancar bahwa kecepatan berhubungan dengan perpindahan dan waktu sedangkan kelajuan melibatkan jarak dan waktu.

(57)

5) Responden dapat menjelaskan pengertian gerak lurus dengan sempurna, hal ini menunjukkan bahwa responden faham akan materi ini.

6) Responden dapat menyebutkan macam-macam gerak lurus denagan benar bahwa gerak lurus ada dua yaitu derak lurus beratuiran dan gerak lurus berubah beraturan.

7) Responden dapat menjelaskan perbedaan antara gerak lurus beraturan dengan gerak lurus berubah beraturan. Dari mulai pengertian dan perbedaanya pada kecepatan dan percepatannya. Responden memahami dengan sempurna perbedaan antara gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.

8) Responden dapat menjelaskan konsep gerak lurus beraturan dengan menjelaskan pengertian gerak lurus beraturan dan menjelaskan grafik hubungan antara jarak terhadap waktu dengan sempurna. Responden memahami materi ini.

9) Responden dapat menjelaskan konsep gerak lurus berubah beratuan dengan menjelaskan pengertian gerak lurus berubah beraturan dan menjelaskan grafik hubungan antara kecepatan terhadap waktu secara lengkap dan lancar.

d. Hasil wawancara terhadap MF4

Setelah dilakukan wawancara terhadap responden, didapatkan seberapa jauh tingkat pemahaman calon guru fisika terhadap konsep-konsep fisika pada materi pokok gerak lurus. Bentuk pemahaman tersebut bila diuraikan sebagai berikut.

1) Responden mengetahui pengertian gerak denagan sempurna, tetapi dalam penyampainnya masih ragu-ragu.

Gambar

Gambar 2.1 Gerak lurus beraturan
Gambar 2.2 Grafik kecepatan terhadap waktu pada gerak lurus
Gambar 2.3 Grafik jarak terhadap waktu dari gerak lurus beraturan
Gambar 2.4 Grafik percepatan terhadap waktu pada gerak
+6

Referensi

Dokumen terkait

(2) Besarnya modal awal Perusahaan adalah sama dengan nilai seluruh kekayaan Negara yang tertanam dalam Pelabuhan-pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)

1) pengambilan data koordinat geografis melalui perangkat GPS dan pengambilan foto digital mutakhir. Kegiatan penelusuran data GPS pada prinsipnya hanya dilakukan

Desain ini merupakan upaya melakukan pengukuran sesudah pemberian perlakuan terhadap kelas eksperimen, dan tidak melakukan perlakuan pada kelas kontrol untuk

Pengujian hipotesis pertama menggunakan alat statistika yaitu dengan paired sample t-test, yaitu uji parametrik yang digunakan untuk mencari rata-rata perbedaan

Dengan didasari latar belakang tersebut, maka dengan maksud memberikan alternatif belajar kepada pembelajaran bahasa Jepang khususnya dalam pelajaran kosakata, penulis

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor

2 Oktober 2014 sarana parkir, dan pengetahuan pramusaji tentang menu, kecepatan penyajian menu, kebersihan dan kerapian ruangan, kebersihan toilet, dan kebersihan

Perencanaan manajemen peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar non akademik siswa SMK Manbaul Ulum Dari hasil yang diperoleh di lapangan membuktikan bahwa SMK Manbaul