• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI SUB siste

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI SUB siste"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis diberi kesempatan dan waktu untuk menyelesaikan penulisan makalah ini.

Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan program studi Pendidikan Agama Islam.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman dan pihak tertentu, karena dalam penyusunan makalah ini penulis tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari teman-teman dan semua pihak tertentu.

Semoga Allah berkenan membalas budi bagi semua pihak yang telah memberikan bantuan, petunjuk, dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu dengan terbuka dan senang hati penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak.

Akhir kata penulis mengaharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umunya.

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...1

DAFTAR ISI ...2

BAB I : PENDAHULUAN ...3

BAB II: PEMBAHASAN ...5

1. Pengertian Pendidikan Islam ...5

2. Fungsi Pendidikan Islam ...6

3. Tujuan Pendidikan Islam ...6

4. Sistem Pendidikan Nasional ...7

5. Pendidikan Agama dalam Lingkup Pendidikan Nasional ...7

6. Pendidikan agama islam dalam Sistem Pendidikan Nasional ...8

7. Kedudukan Pendidikan Islam Dalam Pendidikan Nasional ...10

BAB III : ANALISIS ...13

BAB IV : KESIMPULAN ...14

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan agama merupakan suatu landasan filosofis religious pendidikan. Pada hakikatnya segala pengetahuan bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Dan yang lebih kuat dalam upaya memperbaiki akhlaq masyarakat.

Pendidikan agama juga sangat dianjurkan sekalipun di Negara yang maju, karena sifat religiusitas harus ditanamkan. Dengan adanya itu, orang akan mempunyai pegangan dan mempunyai rasa Ketuhanan dan Keimanan. Maka, dari alasan tersebut dalam makalah kami akan membahas beberapa hal yang kami rangkum pada rumusan masalah.

B. Rumusan Masalah

8. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Islam? 9. Apa saja fungsi Pendidikan Islam?

10. Apa tujuan Pendidikan Islam?

11. Apa yang dimaksud dengan sistem pendidikan nasional?

12. Bagaimana Pendidikan Agama dalam lingkup Pendidikan Nasional?

13. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan agama islam dalam sistem pendidikan nasional?

14. Bagaimana kedudukan pendidikan islam dalam pendidikan nasional?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Pendidikan Islam. 2. Untuk mengetahui fungsi Pendidikan Islam.

3. Untuk mengetahui tujuan Pendidikan Islam.

(4)

6. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Pendidikan agama islam dalam sistem pendidikan nasional.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan agama islam yaitu “Usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman dan sumber daya insane lainnya agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran islam.”

Pendidikan agama islam merupakan komponen yang tak terpisahkan dari system pendidikan islam yang jangkauan serta sasarannya lebih luas, namun berfungsi sangat strategi untuk mengintegrasikan nilai-nilai islam dalam berbagai disiplin ilmu yang dipelajari oleh subjek didik.

Kekhususan pendidikan agama islam ini dapat ditinjau baik dari tujuan maupun materi yang diajarkan. Hal ini tampak dalam penjelasan pasal 39, Undang-Undang RI. No. 2 Th. 1989 tentang pendidikan agama : “Pendidikan Agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan……”

Hal ini berarti bahwa tujuan dan materi yang diajarkan disesuaikan dengan ajaran islam. Sehubungan dengan itu, tujuan pendidikan agama islam berintikan tiga aspek yaitu iman, ilmu, dan amal.

Seluruh rangkaian usaha pendidikan islam termasuk pendidikan agama islam bertujuan untuk membentuk manusia beriman dan Taqwa kepada Allah SWT. Dengan iman dan taqwa manusia mampu melihat dirinya dan segala kejadian di dunia ini termasuk perkembangan masyarakatnya di bawah cahaya Nur Ilahi, sehingga tidak hanyut dalam pengejaran kebendaan dan materialisme yang berlebihan.

Setiap muslim wajib mengimani, meyakini kesempurnaan dan kemutlakan kebenaran islam sebagai satu sistem hidup, atau kebulatan ajaran yang universal dan eternal. Konsekuensinya setiap muslim harus mengilmui (mengkaji) islam.

(6)

Akhirnya evaluasi pendidikan yang menyeluruh, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik menjadi sangat penting untuk dilaksanakan.

B. FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM

Fungsi pendidikan islam secara mikro sudah jelas yaitu memelihara dan mengembangkan fitrah dan sumber daya insan yang ada pada subyek didik menuju tebentuknya manusia seutuhnya sesuai dengan norma islam. Atau dengan istilah lazim digunakan yaitu menuju kepribadian muslim.

Lebih lanjut secara makro, fungsi pendidikan islam dapat ditinjau dari feomena yang muncul dalam perkambangan peradaban manusia, dengan asumsi bahwa peradaban manusia senantiasa tumbuh dan berkembang melalui pendidikan.

Fenomena tersebut dapat kita telusuri melalui kajian antropologi budaya dan sosiologi yang menunjukan bahwa peradaban masyarakat manusia dari masa ke masa semakin berkembang maju; dan kemajuan itu diperoleh melalui interaksi komunikasi sosialnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, ditinjau dari segi antropologi budaya dan sosiologi, fungsi pendidikan ialah menumbuhkan wawasan yang tepat mengenai manusisa di alam sekitarnya, sehingga dengan demikian dimungkinkan tumbuhnya kreatifitas yang dapat membangun dirinya dan lingkungannya.

C. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

Tujuan pendidikan ialah perubahan yang diharapkan pada subyek didik setelah mengalami proses pendidikan baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehdupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu itu hidup.

Sedangkan menurut Omar Muhammad Attoumy Asy- Syaebani tujuan pendidikan islam memiliki empat ciri pokok :

a. Sifat yang bercorak agama dan akhlak.

b. Sifat kemenyeluruhannya yang mencakup segala aspek pribadi pelajar atau subyek didik, dan semua aspek perkambangan dalam masyrakat.

c. Sifat keseimbangan, kejelasan, tidak adanya pertentangan antara unsur-unsur dan cara pelaksanaanya.

d. Sifat realistis dan dapat dilaksanakan, penekanan pada perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku dan pada kehidupan, memperhitungkan perbedaan-perbedaan perseorangan diantara individu, masyarakat dan kebudayaan di mana-mana dan kesanggupanya untuk berubah dan berkembanng bila diperlukan.

(7)

Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan aktivitas pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidkan nasional. Dalam hal ini, sistem pendidikan nasional tersebut merupakan suatu supra sistem, yaitu suatu sistem yang besar dan komplek yang didalamnya tercakup beberapa bagian yang juga merupakan sistem-sistem.

Tujuan pendidikan nasional berfungsi memberikan arah pada semua kegiatan pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang ada. Tujuan pendidikan nasional tersebut merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh semua satuan pendidkannya. Meskipun setiap satuan pendidikan tersebut mempunyai tujuan sendiri, namun tidak terlepas dari tujuan nasional.

E. PENDIDIKAN AGAMA DALAM LINGKUP PENDIDIKAN NASIONAL

Pendidikan agama merupakan hal yang paling mendasar yang diajarkan pertama kali dalam kehidupan. Pendidikan agama juga bersifat fleksibel sesuai apa yang mendukung pada budaya dan tradisi. Dan untuk mewujudkan sepenuhnya bahwa moral dan kehidupan keagamaan bangsa yang sangat kuat yang mampu membentengi bangsa Indonesia dari kehancuran meskipun masih perlu dibenahi sistemnya.

Pendidikan Nasional sangat berpengaruh dewasa ini karena Negara Indonesia ingin mewujudkan pendidikan yang baik dan bermutu dengan menerapkan kurikulum yang sebagai acuan dari pusat pada daerah, sedang Sistem Pendidikan Nasional yang sekarang digunakan lewat berbagai amandemen perubahan sampai pada dibuatnya Undang-Undang yang mengatur Sistem Pendidikan yang sekarang digunakan ialah Undang-Undang no. 20 Th.2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Didalam tujuan Pendidikan Nasional tersebut bahwa berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[3] Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Pendidikan Agama adalah bagian yang pertama untuk dijadikan dasar yang utama dalam memperoleh pengetahuan.

Pendidikan Nasional dibagi menjadi 3, yaitu: a.) Pendidikan Formal

(8)

Pada 3 bagian diatas, pendidikan agama banyak diterapkan pada masing-masing aspek kehidupan. Terkait dengan tujuan Pendidikan Nasional tersebut membentuk suatu keterikatan satu sama lain, dan agama sebagai penunjang untuk pencapaian Pendidikan Nasional.

Terdapat bebarapa konsep dari tujuan Pendidikan Nasional yang didalamnya menyangkut sifat religiusitas yaitu, untuk mendukung kehidupan bangsa yang cerdas, konsep manusia yang seutuhnya agar dapat beriman, bertakwa, berbudi pekerti luhur, berpengetahuan, berketrampilan dan terampil, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

F. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Secara vertikal, seluruh kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia merupakan subsistem dari sistem Pendidikan Nasional. Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU. RI. No. 2 Th. 1989) pasal 4 disebutkan: “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yan Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan Jasmani dan Rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

Dengan rumusan demikian jelas sekali bahwa pendidikan agama merupakan bagian pendidikan yang amat penting yang berkenaan dengan aspek-aspek dan nilai, keimanan dan ketaqwaan.

Hal ini berarti pula bahwa keberhasilan pendidikan nasional tidak dapat tercapai tanpa pendidikan agama, karena keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa hanya dapat dicapai melalui pendidikan agama.

Pendidikan Islam dan Sistem Pendidikan Nasional secara keseluruhan memiliki latar belakang sosio-historis yang sama dan persoalan yang muncul serta upaya untuk menuju ke arah yang sering kali sama dan serasi.

(9)

memberikan perisai agar tidak terjadi penyalahgunaan diberikan adanya pendidikan agama Islam.

Sebagai peserta didik yang mempunyai perkembangan keagamaan sangat rentan terhadap godaan dari luar dirinya. Juga ego yang masih tinggi meluap-luap apalagi yang sudah memasuki masa pubertas. Pendidikan keagamaan berperan penting bagi remaja karena dalam membentuk kepribadian yang mulia. Maka, pendidikan agama Islam berperan penting bagi yang beragama Islam untuk menjadi manusia yang baik.

Ide-ide agama, dasar-dasar agama dan pokok-pokok agama pada umumnya diterima seseorang pada masa kecilnya. Bahwa pengertian tentang agama sejalan UNASkan di Negara ini. Pengadaan pendidikan diatur oleh DEPAG yang sekarang berubah menjadi KEMENAG untuk penyelenggaraan pendidikan. Menyiapkan pembinaan guru agama dan penyiapan buku panduan guru, silabus serta buku pegangan murid. Ini menyebutkan bahwa Pendidikan Agama Islam di atur oleh sistem Pendidikan Nasional dimana pusat memberikan wewenang kepada daerah untuk mengexplor sesuai dengan situasi di daerah.

(10)

Berdasar pada tujuan UU. No.20 th.2003 tersebut bahwa PAI juga sebagai rancangan dan penunjang untuk mencapai Pendidikan Nasional karena merupakan salah satu pendidikan yang mendukung tujuan Pendidikan Nasional. Untuk mengajarkan pendidikan norma yang langsung bersumber pada norma yang ada. G. KEDUDUKAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENDIDIKAN NASIONAL

Untuk melekakkan kedudukan pendidikan islam dalam sistem pendidikan nasional perlu diklasifikasi pada tiga hal yaitu :

1. Pendidikan Islam sebagai lembaga a. Lembaga Pendidikan Formal

1) Pendidikan Dasar (pasal 27) menyebutkan:

Pendidikan Dasar berbentuk Sekolah Dasar(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah(MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama(SMP) dan Madrasah Tsanawiyah(Mts) atau bentuk lain yang sederajat.

2) Pendidikan Menengah (Pasal 18):

Pendidikan Menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat. 3) Pendidikan Tinggi (Pasal 20)

Pendidikan tinggi dapat berbentuk Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas.

b. Lembaga Pendidikan Nonformal (Pasal 26)

Satuan pendidikan nonformalterdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan masyarakat, dan majelis taklim , serta satuan pendidikan sejenis.

c. Lembaga Pendidikan Informal (Pasal 27)

Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan keluarga dan linkungan berbentuk kegiatan belajar secar mandiri.

d. Pendidikan Usia Dini (Pasal 28)

Pendidikan usia dini dalam jalur pendidikan formal berbentuk Taman kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sderajat.

e. Pendidikan Keagamaan (Pasal 30)

1. Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersisapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya.

(11)

4. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.

5. Ketentuan mengenai pendididkan keagamaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1-4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. 2. Pendidikan Islam sebagai Mata Pelajaran

Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka negar kesatuan Republik Indonesis dengan memperhatikan:

a) Peningkatan iman dan taqwa. b) Peningkatan akhlak mulia.

c) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik. d) Keragaman potensi daerah dan lingkungan.

e) Tuntutan pembangunan, daerah, dan nasional. f) Tuntutan dunia kerja.

g) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan seni. h) Agama

i) Dinamika perkembangan global.

j) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. 3. Nilai-Nilai Islam dalam UU No. 20 Tahun 2003

Inti dari hakikat nilai-nilai islami itu adalah nilai yang membawa kemaslahatan dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk (sesuai konsep rahmatan lil’alamin), demokrasi, dan humanis. Di antara nilai-nilai tersebut adalah:

a) Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

b) Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

c) Pendidikan nasional bersifat demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatis.

d) Memberikan perhatian kepada peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

(12)

f) Pendidikan merupakan kewajiban bersama antara orang tua, masyarakat, dan pemerintah.

BAB III ANALISIS

Sejak 2500 tahun yang lalu socrates telah berkata bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membuat orang menjadi “good and smart”. Manusia yang terdidik seharusnya menjadi orang bijak, yaitu yang dapat menggunakan ilmunya untuk hal-hal yang baik (beramal saleh) dan dapat hidup secara bjak dalam seluruh aspek kehidupan berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat dan bernegara. Kareannya. Sebuah sistem pendidikan yang berhasil adalah yang dapat membentuk manusia-manusia berkarakter yang sangat diperlukan dalam mewujudkan sebuah negara yang terhormat. Namun pendidikan ala socrates ini belum mampu memberikan sesuatu yang baru bagi perubahan peradigma pendidikan kita. Hal ini karena yang digunakan adalah Filsafat Humanisme Barat, Psikologi Pendidikannya juga barat didukung dengan Kehidupan Modern ala barat, yang menitik beratkan pada kehidupan manusia di dunia, tanpa ada hubungannya dengan Tuhan. Padahal kita tahu bahwa persoalan manusia bukan hanya masalah duniawi tetapi juga masalah ukhrowi.

Memang negara kita bukan negara sekuler tetapi juga bukan negara Islam. Namun pendidikan agama mutlak diperlukan khususnya pendidikan agama Islam. Sebab sebagian besar warga negara indonesia adalah beragama Islam. filsafat, psikologi dan pemikiran dikotomi dalam pendidikan harus direkonstruksi untuk menciptakan manusia yang memanusiakan manusia yang memahami pluralitas.

(13)
(14)

BAB IV KESIMPULAN

Pendidikan merupakan bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Pembentukan kepribadian yang utama tentunya tidak terlepas dari peran pendidikan agama. Oleh karena itu pendidikan agama menempati posisi yang penting dalam lingkup sistem pendidikan nasional.

Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tentunya dari tujuan pendidikan nasional tersebut kita dapat simpulkan bahwa pendidikan nasional berkehendak mencipta manusia yang relegius dan nasionalis. Relegius berkorelasi dengan penciptaan kepribadian mulia atau ahlak mulia, sedang nasionalis lebih kepada rasa tanggung jawab sebagai putra bangsa.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, MA., 2004. Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. Achmadi. 1992. Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media. Sururin. 2004. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Terlibat secara aktif dalam upaya pengentasan masalah pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang efisien dan efektif.. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan

Pemberian ransum dengan ekstrak daun murbei yang difermentasi dengan cairan rumen (0,06% dan 0,12%) mampu mengurangi pengaruh negatif senyawa DNJ dalam menghambat

Gambar 14 Tampilan Hasil kompresi Mp3 Keterangan: Setelah proses dekompresi selesai, maka akan muncul pesan konfirmasi bahwa proses kompresi telah selesai dengan

Metode pengujian sample menggunakan alat Digital Formaldehyde Meter didapatkan dari sumber referansi khususnya perlakuan pada sensor yang sesuai dengan data sheet (Figaro,

Pembongkaran 40 bangunan liar di atas saluran penghubung (Phb) di Jalan Hadiah RT 010/03 Kelura- han Jelambar, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Senin (27/7)

Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa variabel kualitas produk, kualitas layanan, dan lokasi yang semua memiliki efek positif pada keputusan pembelian di Raharjo motor

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan masyarakat Desa Praihambuli Kecamatan Nggoa Kabupaten Sumba Timur terhadap gejala malaria,

Pendapatan merupakan perkalian antara produksi peternakan atau pertambahan bobot badan akibat perlakuan (dalam kg hidup) dengan harga jual, sedangkan biaya pakan