PENGARUH PROMOSI DAN BRAND IMAGE (CITRA PRODUK) TERHADAP LOYALITAS PEMBELIAN PRODUK PEPSODENT
DI RAMAYANA PLAZA JALAN AKSARA MEDAN Dita Amanah
(ditamnh@yahoo.com) Dosen Universitas Negeri Medan
ABSTRACT
The objective of this study is to determine how big the influence of promotion and brand image on Loyality of Purchasing Pepsodent Items in Ramayana Plaza, Aksara street, Medan. The population in this study were visitors in Ramayana Plaza, aksara street, Medan and the sample were 100 respondents. The technique of data colection in this study is by observation and questionnaire (questionnaire). Questionnaire reliability was tested by using product moment correlation technique for promotion (0765> 0.1996), brand image (0809> 0.1996) and the loyality of purchasing (0861> 0.1996).
The validity question test result for each item is valid. The technique of data analysis is by using multiple linear regression formula, the following is the formula: Y = a + b1X1 + b2X2 from the data analysis, it is obtained multiple linear regression equation, that is: Y = 13 525 + 0.201X1 + 0.298X2. To determine the contribution of independent variables on the dependent variable, the coefficient of determination is used with the results of 13.6%. this shows that the influence of promotion and brand image on Loyality of Purchasing Pepsodent product is in the amount of 13.6%, and the rest of 86.4% is influenced by the other factors. To test the hypothesis, the test of Fcount is used, in the amount of 7615 > 3:09, and for the promotion, the test of tcount is used, in the amount of (2294> 1984), and brand image (3178> 1984). Thus the hypothesis in this study is accepted that there is an influence between promotions and brand image of loyalty purchase on Pepsodent product in Ramayana Plaza, Aksara street, Medan.
Keywords : Promotion, Brand Image, and Loyality of Purchasing
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan mempunyai tujuan umum yaitu memperoleh laba, selain itu perusahaan mempunyai tujuan khusus yaitu untuk mencapai kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Tujuan tersebut dapat tercapai, jika perusahaan tersebut memperhatikan kegiatan pemasaran yang meliputi produk yang dihasilkan, harga produk serta promosi yang tepat. Menurut Santoso (2007), aktivitas promosi sebenarnya merupakan perwujudan dari fungsi informatif sehingga dengan adanya promosi diharapkan akan ada reaksi dari pemakai, baik aktual maupun potensial yang muncul dalam berbagai bentuk mulai dari tumbuhnya kesadaran atau tahu akan keberadaan suatu produk, sampai kepada tindakan untuk memanfaatkannya.
Manusia dalam kehidupan sehari-harinya harus selalu memenuhi keperluannya untuk hidup sehat. Salah satunya adalah mengenai
kesehatan dan kebersihan gigi. Seseorang yang giginya bersih akan berpenampilan lebih menarik dan timbul rasa percaya diri pada saat berbaur dengan orang lain. Pasta gigi salah satu produk yang menjadi andalan konsumen dalam menjaga kebersihan, dan kesegaran mulut dan juga untuk menjaga kesehatan gusi dan memperkuat gigi.
Ditengah persaingan yang sangat ketat saat ini, produsen pasta gigi berlomba-lomba untuk menawarkan produk dengan kelebihannya masing-masing pada kosumen. Perusahaan-perusahaan dengan produk serupa berupaya untuk menarik dan mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya untuk memperoleh pangsa pasar (market share) yang sebesar-besarnya sehingga dengan hal ini tersebut suatu produk diharapkan dapat menjadi leader atau pemimpin pasar diantaranya produk-produk pesaing lainnya.
iklan di televisi ataupun dari alat-alat promosi lainnya, seperti penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dilakukan oleh produk pasta gigi. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan yang dilakukan oleh produknya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan memperoleh keuntungan.
Setiap perusahaan akan selalu berusaha dengan semaksimal mungkin untuk menjaga dan mempertahankan keunggulan dari brand
image produk mereka. Hal ini penting karena
perusahaan menyadari konsumen sering mengasumsikan brand image yang baik dengan kualitas produk itu sendiri. Brand
image juga telah dianggap sebagai suatu
prestise yang dibutuhkan oleh para konsumen dalam menggunakan suatu produk. Dengan demikian, asumsi tersebut tentunya akan menjadi pedoman penting bagi perusahaan dalam mencapai pengaruh positif yang ditimbulkan olehbrand imageproduk mereka. Keberhasilan suatu perusahaan untuk membangun citra suatu merek tergantung pada kualitas yang baik, kenyamanan, dan status yang telah dberikan oleh perusahaan kepada konsumen. Brand image atau citra merek yang kuat memungkinkan perusahaan meraih kepercayaan langsung dari konsumen.
Brand image dibangun berdasarkan kesan,
pemikiran, ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan.
Menurut Setiadi (2003), citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melalukan pembelian, oleh karena itu kegunaan utama dari iklan adalah untuk membangun citra positif terhadap merek.
Dewasa ini tingkat persaingan di pasar semakin pesat,brand imageatau citra merek sangat menentukan keberhasilan penjualan suatu produk pada persaingan yang ada tersebut. Brand image dapat membantu konsumen untuk memilih produk atau jasa yang diinginkan. Perusahaan berusaha semaksimal mungkin untuk membangun
brand image agar suatu produk yang mereka
pasarkan dapat sukses di pasar. Apabila promosi dan brand image sudah dapat berjalan dengan baik dan konsumen sudah percaya dengan produk yang dipasarkan maka loyalitas konsumen akan timbul,maka konsumen akan tetap memilih produk tersebut untuk digunakannya.
Loyalitas merupakan suatu komitmen yang tinggi untuk melakukan pembelian kembali suatu produk atau jasa yang disukai di masa yang akan datang. Dengan kata lain konsumen akan setia untuk melakukan pembelian berulang secara terus-menerus. Loyalitas pembelian adalah perilaku pembeli yang setia pada suatu merek dan tidak beralih ke merek lain. Menurut Griffin (2003), perilaku pembeli yang setia (loyal) adalah orang yang melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antarlini produk, mereferensi kepada orang lain dan menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
Dari uraian di atas maka, perusahaan melalui berbagai kebijakan manajemen berupaya mencari rumusan strategi pemasaran yang sesuai. Dengan strategi pemasaran yang tepat maka diharapkan penjualan produk meningkat, pangsa pasar yang luas dan melemahkan posisi pesaing dalam persaingan. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah ada pengaruh promosi danbrand imagepasta gigi pepsodent terhadap loyalitas pembelian di Ramayana Plaza, Jl. Aksara, Medan?”
KAJIAN PUSTAKA Kerangka Teoritis
Promosi
Pengertian Promosi
Menurut Sutojo (2001), mengemukakan bahwa promosi adalah upaya memberi tahu dan mengingatkan konsumen akan keberadaan barang atau jasa tersebut dipasar dan manfaatnya. Promosi penjualan dipergunakan oleh sebagian besar organisasi termasuk perusahaan manufaktur, distributor, pengecer dan organisasi waralaba.
Menurut Kotler & Gary Amstrong (2001), promosi didefenisikan sebagai komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan , membujuk, dan mengingatkan calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respons.
Menurut Tjiptono (Nugroho, 2010), mengatakan bahwa pada hakekatnya promosi adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran, yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dengan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa promosi adalah suatu kegiatan perusahaan untuk menginformasikan, memperkenalkan, membujuk dan mengingatkan suatu produk atau jasa kepada konsumen.
Tujuan Promosi
Setiap promosi yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat dengan harapan dapat mempengaruhi minat beli dari masyarakat.
Menurut Simamora (2000) tujuan promosi adalah :
1. Menyediakan informasi
Tujuan promosi adalah menginformasikan kepada pasar tentang ketersediaan barang-barang dan jasa tertentu.
2. Meningkatkan permintaan Tujuan dari sebagian besar promosi adalah meningkatkan permintaan untuk sebuah barang dan jasa.
3. Membedakan produk
Diferensiasi produk adalah salah satu tujuan upaya promosi. Permintaan homogen berarti bahwa keluaran perusahaan pada akhirnya adalah identik dengan produk saingan.
4. Mengaksentuasi nilai produk. Promosi dapat menjelaskan kepemilikan yang lebih besar utilitas produk kepada para pembeli, dengan demikian mengaksentuasi nilai dan memberikan harga yang lebih tinggi dipasar.
5. Pengenalan kebutuhan
Salah satu tujuan promosi khususnya untuk pengenalan produk baru ialah untuk memicu suatu kebutuhan. 6. Pengumpulan informasi
7. Pengevaluasian alternatif Promosi dapat membantu para pembeli mengevaluasi produk dan merek alternatif.
Menurut Swastha dalam Lembang (2010) tujuan promosi dalam perusahaan, yaitu :
1. Modifikasi tingkah laku Dengan promosi perusahaan berusaha menciptakan kesan yang baik tentang dirinya dan dengan demikian bisa merubah tingkah laku serta pendapat konsumen tentang produk perusahaan sehingga mendorong pembelian produk. 2. Memberitahu
Kegiatan promosi dilakukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan perihal suatu produk.
3. Membujuk
Diarahkan terutama untuk mendorong pembelian, sering perusahaan tidak ingin mendapat tanggapan instan dari konsumen, tetapi lebih mengutamakan kesan positif. 4. Mengingatkan
Promosi ini dilakukan terutama untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa produk perusahaan masih ada dipasaran. Promosi merupakan salah satu bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi juga sering dikatakan sebagai proses berlanjut, karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya bagi perusahaan.
Strategi Promosi
Menurut Simamora (2000) strategi promosi dapat dilakukan dengan cara :
1. Periklanan
Periklanan adalah komunikasi non pribadi melalui bermacam-macam media yang dibayar oleh sebuah perusahaan bisnis
atau organisasi nirlaba atau individu yang didalam beberapa cara teridentifikasi dalam pasar periklanan dan berharap menginformasikan atau membujuk anggota-anggota.
2. Penjualan pribadi
Yaitu terjadi interaksi langsung, saling bertemu muka antara pembeli dan penjual. Komunikasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak bersifat individual, dalam hal ini penjual dituntut memiliki kecakapan dan keterampilan dalam mempengaruhi atau memotivasi pembeli dengan cara mengemukakan manfaat yang akan diperoleh pembeli sehingga terjadi persesuaian keuntungan.
3. Promosi penjualan
Promosi penjualan terdiri atas beraneka kumpulan alat insentif yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu secara lebih cepat atau lebih banyak oleh para konsumen.
4. Hubungan masyarakat
Hubungan masyarakat adalah komunikasi dan hubungan perusahaan dengan beragam jenis publiknya yang meliputi para pelanggan, pemasok, pemegang saham, karyawan, pemerintah, masyarakat umum, dan masyarakat dimana perusahaan berkecimpung. Brand Image( Citra Merek )
Menurut Kotler (2002, merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang
dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok
penjual dan untuk
membedakannya dari produk pesaing”. Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, symbol atau desain, atau kombinasi dari keseluruhannya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari penjual atau sekelompok penjual, agar dapat dibedakan dari kompetitornya.
Menurut Fisk (2006), merek yang sangat kuat (powerful) adalah merek yang :
1. Menciptakan sebuah tujuan yang tidak kuasa ditolak, sebuah ide yang keluar dari kerumunan, lebih dari sekedar produk atau industry, dan benar-benar berarti bagi masyarakat.
2. Merefleksikan pelanggan, membentuk citra (image ) dan reputasi di benak pelanggan, sehingga mempunyai relevansi secara personal, walaupun sering kali merek (brand ) tersebut mengeleminasi hal-hal lainnya.
3. Menggalang para pelanggan untuk secara bersama-sama meraih ide-ide besar, yang dituangkan ke dalam suatu gaya (style) hingga orang-orang bisa menyatakan ‘ini lah perusahaan saya’.
4. Membantu para pelanggan untuk berbuat lebih banyak, mendorong penciptaan benefit dan membantu aplikasi yang mereka lakukan, tetapi juga mampu secara psikologi dan emosional untuk berbuat lebih banyak.
5. Melabuhkan pelanggan di seputaran sesuatu yangfamiliar
dan penting, sementara hal-hal lain di pasaran atau didalam pribadi mereka sendiri terus berubah.
6. Berkembang menurut
perkembangan pasar dan
pelanggan. Dengan
keluwesannya untuk bergerak mudah ke dalam pasar-pasar baru dan dengan kerekatannya untuk mengaitkan berbagai aktivitas.
7. Menarik pelanggan-pelanggan target, dengan menciptakan preferensi, mempengaruhi perilaku pembelian, dan
mempertahankan harga
premium.
8. Mempertahankan pelanggan-pelanggan terbaik, dengan membangun loyalitas mereka, memperkenalkan pelayanan baru, dan mendorong advokasi. 9. Menciptakan nilai (value) dari
pemegang saham
(shareholder), tidak hanya
melalui profit, tetapi juga
dengan memperbaiki
kepercayaan investor, rating kredit, dan mengurangi biaya modal”.
ManfaatBrand( Merek )
Menurut Simamora (2002) keberadaan merek bermanfaat bagi pembeli, masyarakat dan penjual. Manfaat bagi pembeli adalah mencitrakan mutu dan membantu memberikan perhatian terhadap produk-produk baru yang mungkin bermanfaat bagi mereka”.
Secara terperinci, manfaat merek bagi masyarakat yaitu :
a. Pemberian merek
memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten.
b. Meningkatkan efisiensi pembelian karena merek dapat menyediakan informasi tentang produk dan tempat pembelinya.
terdorong untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing.
Manfaat merek bagi penjual, yaitu:
a. Memudahkan penjual
mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah yang timbul.
b. Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau ciri khas produk.
c. Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan. d. Membantu penjual melakukan
segmentasi pasar. PengertianImage(Citra)
Menurut Sutojo (2004), citra adalah pancaran atau reproduksi jati diri dari atau bentuk orang-perorangan, benda atau organsisai.
Image (citra) juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan.
Simamora (2002) mengatakan bahwa citra adalah persepsi yang relative konsisten dalam jangka panjang ( enduring perception ). Jadi tidak mudah untuk membentuk citra, sehingga bila terbentuk akan sulit untuk mengubahnya. Citra yang dibentuk harus jelas dan memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan pesaingnya.
Menurut Sutojo (2004) citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat-manfaat sebagai berikut :
1. Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap (mid and long term sustainable competitive position)
2. Menjadi perisai selama masa krisis (an insurance for adverse times)
3. Menjadi daya tarik eksekutif handal (attracting the best executives)
4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran (increasing
the effectiveness of marketing instrument).
5. Peningkatan operasional (cost saving)
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan citra adalah suatu persepsi masyarakat terhadap suatu objek atau jati diri perusahaan.
Brand Image(Citra Merek) Menurut Setiadi (2003), brand
image mempresentasikan
keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap suatu merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek.
Menurut Shimp (2000), brand
image (citra merek) dapat
dianggap sebagai jenis assosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Assosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada suatu merek, sama halnya ketika kita berpikir mengenai orang lain.
Menurut Durianto (Ratri, 2010), pembentukan citra disebut
1. Atribut produk
Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi pemosisian (positioning) yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek. 2. Atribut tak berwujud
Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsi kualitas, kemajuan teknologi atau kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif.
3. Manfaat bagi konsumen
Manfaat rasional yang berkaitan erat dengan atribut produk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional dan manfaat psikologis yang berkaitan dengan perasaan yang timbul karena membeli atau menggunakan merek.
4. Harga relatif
Evaluasi terhadap suatu merek disebagian kelas produk ini akan diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga. 5. Penggunaan
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.
6. Konsumen
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut.
Menurut Hoeffler dan Keller dalam Pujadi (2010) dimensi atau indikator daribrand image adalah: 1. Kesan Profesional : Produk memiliki kesan profesional atau memiliki keahlian dibidangnya
2. Kesan Modern : Produk memiliki kesan modern atau memiliki teknologi yang selalu mengikuti perkembangan jaman 3. Melayani Semua Segmen: Produk mampu melayani semua segmen yang ada, tidak hanya melayani segmen khusus saja 4. Perhatian pada Konsumen:
Produk perhatian/peduli pada keinginan/kebutuhan konsumen
Menurut defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa brand image
merupakan hasil persepsi dan pemahaman konsumen mengenai merek suatu produk yang dilihat, dipikirkan, dan dibayangkan.
Loyalitas Pembelian Pengertian Loyalitas
Menurut Griffin (2003), loyalitas dapat didefenisikan berdasarkan perilaku membeli. Pelanggan yang loyal adalah : 1) Melakukan pembelian berulang
secara teratur.
Merupakan suatu perilaku pelanggan yang membeli suatu produk secara terus-menerus dan melakuan pembelian apabila ada produk baru. 2) Membeli produk antarlini
produk dan jasa.
Merupakan perilaku pelanggan yang tidak hanya membeli satu jenis produk tetapi juga membeli produk lain yang mempunyai fungsi yang sama dan juga membeli perangkat tambahan dari produk tersebut. 3) Mereferensikan kepada orang lain. Merupakan perilaku pembelian pelanggan yang merekomendasikan suatu produk dan mengajak orang lain untuk menggunakan suatu produk.
4) Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing lain.
Merupakan perilaku pembelian pelanggan yang menganggap
bahwa produk yang
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa loyalitas pembelian merupakan suatu keinginan yang kuat yang ditunjukkan oleh para konsumen untuk membeli kembali suatu produk atau jasa dimasa yang akan datang.
Mengukur Loyalitas Konsumen Menurut Mardalis (2005), secara umum, loyalitas dapat diukur dengan cara-cara berikut : 1) Urutan pilihan (choice
sequence)
Metode urutan pilihan atau disebut juga pola pembelian ulang ini banyak dipakai dalam penelitian dengan menggunakan panel-panel agenda harian pelanggan lainnya, dan lebih terkini lagi urutan ini dapat berupa : a) Loyalitas yang tak
terpisahkan (undivided loyalty) dapat ditunjukkan dengan urutan AAAAAA. Artinya pelanggan hanya membeli suatu produk tertentu saja.
b) Loyalitas yang terbagi (divided loyalty) dapat ditunjukkan dengan urutan ABABABAB. Artinya pelanggan membeli dua merek secara bergantian. c) Loyalitas yang tidak stabil
(unstable loyalty) dapat ditunjukkan dengan urutan
AAABBB. Artinya
pelanggan memilih suatu merek untuk beberapa kali pembelian kemudian berpindah kemerek lain untuk periode berikutnya. d) Tanpa loyalitas (no
loyalty), ditunjukkan
dengan urutan ABCDEF. Artinya pembeli tidak membeli suatu merek tertentu.
2) Proporsi pembelian (proportion of purchase)
Berbeda dengan urutan pilihan, cara ini menguji proporsi pembelian total dalam sebuah kelompok produk tertentu. Data yang dianalisis berasal dari panel pelanggan.
3) Preferensi (preference)
Cara ini mengukur loyalitas
dengan menggunakan
komitmen psikologis atau pernyataan preferensi. Dalam hal ini, loyalitas dianggap sebagai “sikap yang positif” terhadap suatu produk tertentu sering digambarkan dalam istilah niat untuk membeli. 4) Komitmen (commitment)
Komitmen lebih terfokus pada komponen emosional/perasaan. Komitmen terjadi dari keterkaitan pembelian yang merupakan akibat dari keterlibatan ego dengan kategori merek. Keterlibatan ego tersebut terjadi ketika sebuah produk sangat berkaitan dengan nilai-nilai penting, keperluan, dan konsep diri pelanggan.
Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Dalimunthe dkk. (2008) Berdasarkan identifikasi determinan menunjukkan bahwa R square adalah 53,6% yang berarti merek citra Rumah Sakit Dr Pirngadi dipengaruhi oleh variabel kualitas layanan oleh 53,6% dan sisanya dipengaruhi oleh lain 46,4 variabel yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Wiryawan dan Anisa Pratiwi (2009). Menurut hasil analisis diskriminan, keempat variabel dari selebriti mendukung telah signifikan kurang dari 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh dan perbedaan konsumen persepsi terhadap selebriti mendukung XL Bebas sebagai
Corporate Image, User Image, dan Gambar
Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan kerangka berpikir dalam penelitian ini, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : ada pengaruh promosi dan brand
image terhadap loyalitas pembelian Produk
Pepsodent di Ramayana Plaza, Jl. Aksara, Medan.
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ramayana Plaza yang berada di Jalan Aksara, Medan.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah pelanggan Ramayana Plaza sebanyak 4000 orang yang berkunjung di Ramayana Plaza (data Ramayana Plaza selama bulan Oktober 2010).
Untuk menentukan jumlah sampel responden yang diterima digunakan rumus yaitu :
1
2
Nd
N
n
Dimana : n =Jumlah sampel N =Jumlah Populasi d = Standar Error
1
1
,
0
.
4000
4000
2
n
= 98 orang(sehingga digenapkan menjadi 100 orang) Teknik pengumpulan sampel adalah
Purposive Sampling dengan ketentuan
responden tersebut yang berkunjung di Ramayana Plaza Jl. Aksara. Medan.
Variabel Penelitian dan Defenesi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas ( X1 ) yaitu Promosi b. Variabel bebas ( X2 ) yaitu Brand
Image
c. Variabel terikat (Y) yaitu Loyalitas Pembelian
2. Defenisi Operasional
1. Promosi ( X1 ) yaitu : kegiatan yang dilakukan secara khusus untuk meningkatkan penjualan ataupun
memperluas pengenalan produk atau jasa yang segera akan ditawarkan kepasar yang bertujuan untuk mendorong calon konsumen melakukan pembelian.
Indikator promosi adalah : 1. menginformasikan 2. memperkenalkan 3. membujuk 4. mengingatkan
2.Brand Image( X2 ) yaitu : deskripsi tentang asosiasi yang muncul di benak konsumen dan keyakinan konsumen terhadap suatu merek tertentu untuk menggunakannya secara terus-menerus.
Indikatorbrand imageadalah : 1. kesan professional
2. kesan modern
3. melayani semua segmen 4. perhatian kepada konsumen 3. Loyalitas pembelian ( Y ) yaitu :
suatu komitmen yang tinggi untuk melakukan pembelian kembali suatu produk atau jasa yang disukai di masa yang akan datang. Dengan kata lain konsumen akan setia untuk melakukan pembelian berulang secara terus-menerus.
Indikator loyalitas pembelian adalah:
1. Melakukan pembelian berulang secara teratur
2. Membeli antar lini produk dan jasa 3. Mereferensikan kepada orang lain 4. Menunjukkan kekebalan
terhadap tarikan dari pesaing Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survei. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, melalui pengisian daftar pertanyaan dengan jawaban tertutup.
Teknik Analisis Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Promosi (X1)
Jumlah item pernyataan variabel promosi seluruhnya adalah 8 butir pernyataan dengan ketentuan apabila rhitung > rtabel maka pernyataan valid tetapi jika rhitung< rtabel maka pernyataan tidak valid, dimana nilai r tabel pada taraf signifikan 0.05 adalah 0.1996.
Tabel. 4.1
Nilai rhitungVariabel Promosi ( X1)
No Pernyataan r hitung r tabel Validitas
1 0.721 0.1996 Valid
2 0.643 0.1996 Valid
3 0.606 0.1996 Valid
4 0.655 0.1996 Valid
5 0.726 0.1996 Valid
6 0.734 0.1996 Valid
7 0.595 0.1996 Valid
8 0.776 0.1996 Valid
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan data hasil perhitungan reliabilitas diatas diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0.898 dan nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan nilai rtabelpada taraf signifikan 0,05 dan 100 - 2 = 98, yaitu sebesar 0.1996. jadi dapat disimpulkan instrument yang digunakan dalam angket penelitian ini adalah reliabel ( rhitung 0.898 > rtabel0.1996 ).
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Angket Variabel X1( Promosi ) Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.898 8
Sumber : Data Primer Diolah
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Brand Image(X2)
Jumlah item pernyataan variabel brand image seluruhnya adalah 8 butir pernyataan dengan ketentuan apabila rhitung > rtabel maka pernyataan valid tetapi jika rhitung< rtabel maka pernyataan tidak valid, dimana nilai r tabel pada taraf signifikan 0.05 adalah 0.1996.
Tabel 4.3
Nilai rhitungVariabelBrand Image( X2)
No Pernyataan r hitung r tabel Validitas
1 0.334 0.1996 Valid
2 0.731 0.1996 Valid
3 0.744 0.1996 Valid
4 0.280 0.1996 Valid
5 0.251 0.1996 Valid
6 0.731 0.1996 Valid
7 0.744 0.1996 Valid
8 0.332 0.1996 Valid
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan data hasil perhitungan reliabilitas diatas diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0.806 dan nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan nilai rtabelpada taraf signifikan 0,05 dan 100 - 2 = 98, yaitu sebesar 0.1996. jadi dapat disimpulkan instrument yang digunakan dalam angket penelitian ini adalah reliabel ( rhitung0.806 > rtabel0.1996 ).
Tabel 4.4.
Hasil Perhitungan Angket Variabel X2 (Brand Image)
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
.806 8
Sumber : Data Primer Diolah
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Loyalitas Pembelian (Y)
Jumlah item pernyataan variabel loyalitas pembelian seluruhnya adalah 8 butir pernyataan dengan ketentuan apabila rhitung > rtabel maka pernyataan valid tetapi jika rhitung< rtabel maka pernyataan tidak valid, dimana nilai r tabel pada taraf signifikan 0.05 adalah 0.1996.
Tabel 4.5
Nilai rhitungVariabel Loyalitas Pembelian (Y)
No Pernyataan r hitung r tabel Validitas
1 0.463 0.1996 Valid
2 0.787 0.1996 Valid
3 0.511 0.1996 Valid
4 0.520 0.1996 Valid
5 0.787 0.1996 Valid
6 0.787 0.1996 Valid
7 0.520 0.1996 Valid
8 0.511 0.1996 Valid
Berdasarkan data hasil perhitungan reliabilitas diatas diperoleh n ilai Alpha Cronbach sebesar 0.861 dan nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan nilai rtabel pada taraf signifikan 0,05 dan 100 - 2 = 98, yaitu sebesar 0.1996. jadi dapat disimpulkan instrument yang digunakan dalam angket penelitian ini adalah reliabel (rhitung 0.861 > rtabel0.1996).
Tabel 4.6
Hasil perhitungan angket variabel Y ( Loyalitas Pembelian)
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.861 8
Sumber : Data Primer Diolah
Analisis Regresi Linear Berganda
Model regresi berganda dengan 1 variabel terikat ( Y ) yaitu loyalitas pembelian dan 2 variabel bebas promosi ( X1) dan brand image( X2) adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1+ b2X2+ e
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang dilakukan pada tabel coefficient diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = a + b1X1+ b2X2
Y = 13.525+ (0.201)X1+ (0.298)X2 Y = 13.525+ 0.201X1+ 0.298X2 SE = (3.201) (.087) (.094) T = (4.225) (2.294) (3.178) R2 = 0.136
Radj = 0.118 F = 7.615
Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Konstanta sebesar 13.525 menyatakan bahwa jika tidak melakukan promosi (X1)
dan Brand Image (X2), maka loyalitas
pembelian (Y) adalah sebesar 13.525 ( asumsi faktor lain konstan )
Koefisien promosi (X1) sebesar 0.201 menyatakan bahwa setiap melakukan faktor promosi sebanyak satu kali akan mempengaruhi loyalitas pembelian (Y) sebesar 0.201 (asumsi lain konstan) Koefisien brand image (X2) sebesar
0.298 menyatakan bahwa setiap
melakukan faktor brand imagesebanyak satu kali akan mempengaruhi loyalitas pembelian sebesar 0.298 (asumsi lain konstan )
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa promosi danbrand imageberpengaruh terhadap loyalitas pembelian.
Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Berdasarkan hasil pengujian statistik uji F dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 4.7 Data ANOVA
ANOVAb
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig. 1 Regression 388.643 2 194.322 7.615 .001a
Residual 2475.412 97 25.520 Total 2864.055 99
a. Predictors: (Constant), Brand Image, Promosi b. Dependent Variable: Loyalitas Pembelian Sumber : Data Primer Diolah
Dari tabel dapat kita lihat bahwa nilai Fhitung = 7.615 setelah mengetahui besarnya Fhitung maka akan dibandingkan dengan Ftabel yang diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
Ftabel diperoleh dengan df 4 ( n-k ), n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen, diperoleh 100-2 = 98 dan diperoleh F tabel =3.09
Kriteria uji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bila Fhtung> Ftabelmaka H0ditolak dan Haditerima
Bila Fhtung < Ftabel maka H0 diterima dan Haditolak
Dengan demikian Fhtung > Ftabel= 7.615 > 3.09 , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain faktor-faktor promosi dan
brand image secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pembelian.
Uji Parsial (Uji t)
Ha : ada pengaruh signifikan faktor-faktor promosi dan brand image
secara parsial terhadap loyalitas pembelian
Ho : tidak ada pengaruh signifikan faktor-faktor promosi dan brand
image terhadap loyalitas
pembelian.
Pengolahan SPSS 17.00, dengan kriteria loyalitas pembelian sebagai berikut :
Jika thitung> ttabelmaka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika thitung< ttabelmaka H0diterima dan Ha ditolak
Tabel 4.8 Data Uji Parsial
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 13.525 3.201 4.225 .000
Promosi .201 .087 .217 2.294 .024 1.000 1.000
Brand Image .298 .094 .300 3.178 .002 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Loyalitas Pembelian Sumber : Data Primer Diolah
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS 17, diperoleh hasil ttabelpada tingkat signifikan 95% dengan alpha 5% dan df–k-1 = 100-2-1 = 97 adalah 1.984 sebagai berikut:
Variabel Promosi thitung 2.294 > ttabel1.984 yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel promosi dengan loyalitas pembelian
Variabel Brand Image thitung 3.178 > ttabel 1.984 yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel brand image
dengan loyalitas pembelian
Koefisien Determinasi (R2)
Uji R2 ( R-Square ) dilakukan untuk mengetahui sumbangan atau kontribusi antara variabel-variabel independen promosi (X1)
danbrand image (X2) secara bersama-sama
terhadap variabel dependen loyalitas pembelian (Y)
Tabel 4.9.
Data Determinasi ( R Square ) Model Summaryb
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .368a .136 .118 5.05170
a. Predictors: (Constant), Brand Image, Promosi
Model Summaryb
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .368a .136 .118 5.05170
a. Predictors: (Constant), Brand Image, Promosi b. Dependent Variable: Loyalitas Pembelian Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel diatas diperoleh koefisien korelasi (R2) adalah 0.136 artinya faktor-faktor promosi danbrand imagesecara bersama-sama menjelaskan variabel loyalitas pembelian 13.6 % sedangkan 86,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam estimasi model.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Promosi dan Brand Image secara parsial dan simultan berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pembelian. 2. Apabila perusahaan meningkatkan
3. ApabilaBrand Imagekonsumen naik satu satuan maka loyalitas pembelian sebesar 0.298 atau sebesar 29,8%
4. Diperoleh kontribusi atau sumbangan variabel independen (promosi dan brand image) terhadap variabel dependen (loyalitas pembelian) sebesar 13.6% selebihnya 86.4% dipengaruhi oleh faktor lain.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut ;
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel promosi dan brand image
mempunyai pengaruh terhadap loyalitas pembelian konsumen. Hal ini berarti bahwa variabel promosi dan brand image
perlu untuk diperhatikan lagi oleh produsen untuk meningkatkan loyalitas pembelian konsumen dalam memilih produk pasta gigi.
2. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda ternyata loyalitas pembelian konsumen lebih banyak dipengaruhi oleh
brand image sedangkan promosi cenderung cukup sehingga produsen lebih meningkatkan promosi agar konsumen lebih tertarik untuk membeli pasta gigi pepsodent.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimunthe, Ritha F.B.Z., Heldy dan Puspita Puti Yean. (2008. Analisis Persepsi Pasien Partikulir Tentang Kualitas Pelayanan Terhadap Tingkat Loyalitas Di Ruang Rawat Inap Rs Islam Malahayati Medan Tahun 2007.
Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1 No. 1 Januari 2008, ISSN: 1978−8339
Fisk, Peter. (2006). Marketing Genius. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Griffin, Jill. (2003). Customer Loyalty. Terjemahan Dwi Kartini Yahya. Jakarta, Erlangga.
Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran. Jakarta, PT. Prenhallindo. ______ & Gary Amstrong. (2001).
Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta, Erlangga. Lembang, Rosvita Dua. (2010). Analisis
Pengaruh Kualitas Produk, Harga, /Promosi, Dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi S1 Reguler II
Universitas Diponegoro). Semarang, Universitas Diponegoro.
Mardalis,Ahmad. (2005). Meraih Loyalitas Pelanggan. http://eprints.ums.ac.id, Diakses oleh Adi Permana Putra Tanggal 10 November 2010
Nugroho, Chrisdiawan Satriyo. (2010). Analisis Pengaruh Pencitraan, Promosi, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Kuliah Di Diploma Iii Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang, Universitas Diponegoro
Pujadi, Bambang. (2010). Studi Tentang Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli Melalui Sikap Terhadap Merek (Kasus pada Merek Pasta Gigi Ciptadent di Semarang). Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana. Semarang, Universitas Diponegoro. Ratri,Lutiary Eka. (2010). Hubungan Antara
Citra Merek (Brand Image) Operator Seluler Dengan Loyalitas Merek (Brand Loyalty) Pada Mahasiswa Pengguna Telepon Seluler Di Fakultas Ekonomi Reguler Universitas Diponegoro Semarang. Semarang, Universitas Diponegoro.
Santoso, Heri. (2007). Promosi Sebagai Media Pemberdayaan Perpusatakaan Sekolah.
Jurnal Perpustakaan Sekolah, Volume 1
No 1 April 2007 hal 1-8 ISSN 1978-9548. Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku
Konsumen. Jakarta, Kencana.
Shimp, Terence. (2000). Periklanan Promosi Dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jilid 1 Edisi 5. Jakarta, Erlangga. Simamora, Henry. (2000). Manajemen Pemasaran
Internasional.Jakarta: Salemba Empat
______________. (2002). Aura Merek (7 Langkah Membangun Merek Yang Kuat). Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Sumariyati, Siti. (2003) Sikat Gigi : Angkat Topi Untuk Formula. SWA edisi VIII/10 Juli 2003, www.SWA.com
Sutojo, Siswanto. (2004). Membangun Citra Perusahaan. Jakarta, Damar Media Pustaka
. (2001). Menyusun Strategi Harga. Jakarta, Dammar Mulia Pustaka Tjiptono, Fandi . (2005). Brand Management
And Strategy. Yogyakarta, Andi.
Wiryawan, Driya dan Anisa Pratiwi. (2009). Analisis Pengaruh Selebriti Endorser Terhadap Brand Image Pada Iklan Produk Kartu Prabayar Xl Bebas Di Bandar Lampung.
Jurnal Ilmiah Berkala Empat Bulanan.