• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sebab Akibat Kebiasaan Menyonte

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Sebab Akibat Kebiasaan Menyonte"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SEBAB AKIBAT KEBIASAAN MENYONTEK PADA PELAJAR DAN SOLUSI UNTUK MENGATASINYA

MAKALAH

Oleh : LUTFI KOTO

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan penuh kejujuran. Shalawat beserta salam juga penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, sosok Nabi yang sikap dan tingkah lakunya dapat kita jadikan teladan untuk hidup didunia ini.

Alhamdulillah, Pembuatan Makalah ini terlaksana atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan Makalah ini. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk evaluasi dan penyempurnaan. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna untuk kita semua, terutama bagi penulis sendiri. Amin.

Padang, Mei 2014

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan ... 3

D. Manfaat ... 3

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Menyontek ... 4

B. Faktor Penyebab Timbulnya Kebiasaan Menyontek ... 5

C. Dampak yang Ditimbulkan dari Kebiasaan Menyontek ... 9

D. Solusi Untuk Mengatasi Kebiasaan Menyontek ... 12

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan... 13

B. Saran... 13

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesejahterahan. Pendidikan juga berfungsi untuk membentuk karakter manusia yang lebih baik. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 (Sistem Pendidikan Nasional) Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab.

Setiap warga negara wajib ikut serta mewujudkan tujuan pendidikan Indonesia. Bahkan Pembukaan Undang-undang secara lantang menegaskan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa salah satu dari cita-cita bangsa. Kita wajib berbangga atas prestasi anak negeri yang mengharumkan nama bangsa. Namun jika dilihat secara global, masih banyak yang harus kita benahi dari sistem pendidikan Indonesia. Kita tidak bisa menghindari kenyataan bahwa masih ada beberapa civitas akademika yang melanggar aturan dalam melaksanakan sistem pendidikan. Pelanggaran yang terjadi seolah kompleks, penyimpangan dimulai dari lini bawah sampai ke lini atas dari sistem pendidikan nasional.

(5)

Menyontek tidak hanya dilakukan oleh pelajar tingkat dasar dan menengah, namun yang paling parah kebiadaban ini juga dilakukan oleh calon pendidik dan pendidik (guru dan dosen).

Jika dilihat secara global, prestasi pendidikan di Indonesia belum membanggakan. Banyak survey yang menunjukkan buruknya prestasi pendidikan dinegeri ini, salah satunya Laporan dari Bank Dunia yang menyatakan : keterampilan membaca siswa kelas 4 SD Indonesia paling rendah di Asia Bagian Timur. Kompetisi atau daya saing Indonesia menduduki rangking 37 dari 57 negara yang di survey. Memang banyak faktor yang menyebabkan kenapa rendahnya kualitas pendidikan dinegeri ini, dibutuhkan konsentrasi yang suci dan kerjasama dari semua lini.

Perubahan kearah yang lebih baik pasti bisa kita lakukan. Tugas kita semua untuk membantu pemerintah membangun suatu sistem pendidikan yang tidak cacat dan sehat. Perubahan bisa kita mulai dari hal yang kecil, salah satunya menghilangkan kebiasaan menyontek. Walaupun kita belum bisa membantu banyak, tapi penulis yakin jika kita semua mau menghilangkan kebiasaan menyontek, kita sudah menjadi bagian dalam peningkatkan mutu pendidikan. Sesuatu yang sanga disayangkan adalah adanya hasil Penelitian dilapangan yang menyatakan 100% mahasiswa pernah menyontek pada saat ujian (Alam, dkk : 2008). Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk mengulas masalah menyontek pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

(6)

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong pelajar untuk menyontek. 2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari sikap menyontek.

3. Untuk mencari solusi mengatasi kebiasaan menyontek

D. Manfaat

(7)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Menyontek

Menyontek merupakan sebuah strategi yang digunakan siswa untuk memperoleh prestasi yang tinggi dengan cara yang tidak adil (Anderman, Griesinger & Wasterfield, 1998). Menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwadarminta menyontek adalah mencontoh, meniru, atau mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya. Dalam artikel yang ditulis oleh Alhadza (2004) kata menyontek sama dengan cheating. Beliau mengutip pendapat Bower (1964) yang mengatakan cheating adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis.

(8)

Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan menyontek, kita juga harus tahu apa saja tindakan yang bisa dikategorikan sebagai menyontek. Menurut Wangsajaya, seseorang bisa dikategorikan sebagai penyontek apabila dalam pendidikan dia meniru pekerjaan teman, bertanya langsung pada teman saat ujian, membawa catatan dikertas, anggota badan atau salinan pada handphone saat ujian, menerima dropping jawaban dari pihak luar, mencari bocoran soal, arisan (saling tukar) mengerjakan tugas dengan teman, menyuruh atau meminta bantuan orang lain dalam menyelesaikan tugas dirumah.

B. Faktor penyebab timbulnya kebiasaan menyontek

Secara garis besar, ada dua faktor yang menyebabkan peserta didik untuk menyontek yaitu :

1. Faktor Intern

(9)

b. Dari teori-teori tentang motivasi, diketahui bahwa menyontek/cheating bisa terjadi apabila seseorang berada dalam kondisi underpressure, yaitu apabila dorongan atau harapan untuk berprestasi jauh lebih besar dari pada potensi yang dimiliki. Apabila tidak dikendalikan dengan baik, akan menimbulkan hasrat untuk melakukan cheating/menyontek.

2. Faktor Ekstern

Selain karena faktor intern, kebiasaan menyontek juga didorong oleh faktor ekstern atau lingkungan.Peserta didik terdorong untuk melakukan tindakan curang karena implikasi dari pendidik, keluarga dan teman sebaya.

a. Dari Pendidik

Beberapa alas an siswa untuk menyontek juga didorong dari para pendidik (Guru dan Dosen). Salah satunya adalah bagi sebagian pendidik yang tidak mempersiapkan proses belajar mengajar dengan baik. Metode yang monoton dan kurangnya variasi dalam mengajar menyebabkan siswa bosan dan jenuh untuk belajar.Alasan kedua juga didorong kurangnya ketegasan dari guru untuk menindaklanjuti siswa yang ketahuan menyontek.Dengan pembiaran yang dilakukan guru, hal ini dapat menyebabkan budaya menyontek semakin menjadi-jadi. Peserta didik akanterbiasa dengan sikap curang ini karena tidak ada sanksi yang tegas dari pendidik.Bahkan yang sangat disayangkan ada beberapa oknum guru yang memberikan kunci jawaban untuk Ujian Nasional.

b. Dari orang tua atau keluarga.

(10)

anak dalam belajar. Hal ini bisa menekan anak untuk menyontek dalam pelajaran karena takut, dan menyontek dianggap sebagai solusi pintas untuk mendapatkan nilai yang tinggi.

c. Dari teman

(11)

Study ilmiah yang mendukung 2 faktor yang dijelaskan diatas juga dibuktikan oleh penelitian Alhadza (2004) mengenai masalah menyontek yang ia istilahkan dengan cheating. Alhadza menyebarkan kuesioner dengan pertanyaan terbuka kepada 60 mahasiswa di PPS UNJ. Dari hasil kuisioner tersebut didapatkan jawaban tentang alasan seseorang melakukan cheating dengan pengelompokan sebagai berikut :

1. Karena terpengaruh setelah melihat orang lain melakukan cheating meskipun pada awalnya tidak ada niat melakukannya.

2. Terpaksa membuka buku karena pertanyaan ujian terlalu membuku (buku sentris) sehingga memaksa peserta ujian harus menghapal kata demi kata dari buku teks.

3. Merasa dosen/guru kurang adil dan diskriminatif dalam pemberian nilai. 4. Adanya peluang karena pengawasan yang tidak ketat.

5. Takut gagal. Yang bersangkutan tidak siap menghadapi ujian tetapi tidak mau menundanya dan tidak mau gagal.

6. Ingin mendapatkan nilai tinggi tetapi tidak bersedia mengimbangi dengan belajar keras atau serius.

7. Tidak percaya diri. Sebenarya yang bersangkutan sudah belajar teratur tetapi ada kekhawatiran akan lupa lalu akan menimbulkan kefatalan, sehingga perlu diantisipasi dengan membawa catatan kecil.

8. Terlalu cemas menghadapi ujian sehingga hilang ingatan sama sekali lalu terpaksa buka buku atau bertanya kepada teman yang duduk berdekatan. 9. Merasa sudah sulit menghafal atau mengingat karena faktor usia, sementara

soal yang dibuat penguji sangat menekankan kepada kemampuan mengingat. 10. Mencari jalan pintas dengan pertimbangan daripada mempelajari sesuatu

yang belum tentu keluar lebih baik mencari bocoran soal.

(12)

12. Penugasan guru/dosen yang tidak rasional yang mengakibatkan siswa/mahasiswa terdesak sehingga terpaksa menempuh segala macam cara. 13. Yakin bahwa dosen/guru tidak akan memeriksa tugas yang diberikan

berdasarkan pengalaman sebelumnya sehingga bermaksud membalas dengan mengelabui dosen/guru yang bersangkutan.

C. Dampak yang ditimbulkan dari perilaku menyontek

Berikut ini dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan mencontek adalah : 1. Bagi Siswa yang Menyontek

a. Tidak mandiri

Peserta didik yang sering menyontek akan mengakibatkan tingginya rasa ketergantungan terhadap orang lain. Hal ini dikarenakan kebiasaan yang selalu mengandalkan orang lain dalam melaksanakan tugas.

b. Mudah menyerah

Hal ini akan dirasakan pada saat menghadapi dunia kerja. Karena terbiasa mengandalkan orang lain, maka pada saat bekerja mereka yang sering menyontek akan mudah menyerah dalam melaksanakan pekerjaan.

c. Berdosa

(13)

d. Berpotensi sebagai koruptor.

Dalam sebuah acara seminar di Universits Tadulako, Ketua KPK Abraham Samad yang menyatakan “Menyontek saat ujian, berarti tidak jujur, dan ini adalah cikal bakal dari kejahatan korupsi. Apalagi skripsi dibuatkan oleh orang lain”. Dalam hal ini Abraham Samad tidak hanya menekankan pada mahasiswa saja, ”Begitu pula dosen yang mendagangkan ilmunya dengan membuatkan skripsi mahasiswa. Keduanya merupakan intellectual corruption atau korupsi intelektual,” tegas Dr. Abraham Samad.

2. Bagi Siswa yang Tidak Menyontek a. Merugikan Siswa yang Jujur

Secara tidak langsung, siswa yang jujur juga ikut dirugikan akibat kebiasaan menyontek. hal ini dapat dilihat dalam seleksi penerimaan beasiswa yang diadakan disekolah atau di kampus. Bagi mereka yang menyontek memperoleh nilai tinggi daripada siswa yang jujur saat ujian. Sementara salah satu syarat untuk memperoleh beasiswa dilihat dari nilai siswa tersebut.

b. Nilai /IPK Bukan jadi Kebanggaan.

Dampak selanjutnya dari menyontek adalah kurangnya rasa bangga terhadap Nilai/IPK yang diperoleh oleh peserta didik dan mahasiswa.IPK yang tinggi diperoleh dengan gampangnya tanpa dibarengi dengna usaha yang sepantasnya.

(14)

a. Rendahnya Mutu Hasil Pendidikan

Hasil pendidikan yang dimaksud adalah para siswa dan sarjana yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Mereka lulusan dengan IPK yang tinggi tanpa ilmu yang mumpuni karena sewaktu kuliah mereka hanya mengandalkan otak orang lain dalam melaksanakan tugas. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan lulusan sarjana dalam menyikapi dunia kerja yang mana kreatifitas dituntut harus tinggi.

b. Rendahnya Daya Saing Sekolah dengan Sekolah Lain.

(15)

Berikut ini yang dapat dilakukan untuk mengatasi kebiasaan menyontek adalah :

1. Meningkatkan ketegasan guru

Guru sebagai factor penentu dalam mengatasi kebiasaan menyontek pada siswa. Jika ada siswa yang ketahuan menyontek diharapkan seorang guru akan memberi sanksi yang tegas, sehingga kebiasaan menyontek dapat diberantas hingga tuntas

2. Menambah wawasan pengetahuan siswa

Penambahasan wawasan siswa dapat dilakukan dengan penambahan bimbingan belajar (bimbel).Diharapkan dengan bertambanya pengetahuan siswa, dapat mengurangi kebiasaan menyontek pada siswa.

3. Memberikan reward/penghargaan

Penghargaan diberikan kepada siswa yang konsisten untuk jujur. Hal ini dapat memicu semangat siswa untuk berlomba-lomba untuk jujur. Selain untuk siswa penghargaan juga diberikan kepada pendidik yang konsisten dalam menerapkan peraturan yang tidak membolehkan siswa untuk menyontek.Sehinggadengan adanya penghargaan ini diharapkan dapat mengurangi kebiasaan menyontek pada siswa.

4. Memberikan sanksi yang setimpal dengan kecurangan yang dilakukan siswa. Dengan memberikan sanksi yang setimpal diharapkan dapat menekan kebiasaan menyontek pada siswa. Namun sanksi yang diberikan diusahakan berdampak positif, yang mengarahkan siswa untuk sadar akan kesalahannya.

(16)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat kita simpulkan :

1. Kebiasaan mencontek pada umumnya sudah dianggap suatu kewajaran dikalangan pelajar.

2. Menyontek memberikan dampak yang negative terhadap kualitas pendidikan nasional.

3. Dampak negative yang ditimbulkan dari kebiasaan menyontek tidak hanya bersifat jangka pendek tetap juga jangka panjang.

4. Dampak jangka pendek yang dapat dirasakan dari kebiasaan menyontek adalah kurang adanya penghargaan terhadap nilai yang diperoleh oleh siswa yang jujur.

5. Jika kebiasaan kotor ini terus dibudidayakan, maka semakin mendukung praktek korupsi dimasa depan.

B. Saran

Dalam kesempatan ini, penulis menyarankan kepada kita semua :

1. Melakukan suatu perubahan dimulai dari hal yang terkecil yag bisa kita lakukan

2. Perubahan dimulai dari diri sendiri, teman sebaya dan lingkungan sekitar. 3. Bagi pelajar yang masih idealis untuk jujur dalam ujian agar tetap

mempertahankan sikapnya, bersama dan saling membantu untuk mewujudkan tujuan pendidikan Indonesia yang sangat mulia.

(17)

5. Pemberantasan kebiasaan menyontek juga ikut dilakukan oleh para pendidik dengan mengevaluasi proses pembelajaran dan tegas kepada siswa yang ketahuan curang dalam ujian.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Poedjinoegroho, Baskoro. E, 2006, Biasa Mencontek Melahirkan Koruptor, http://ilman05.blogspot.com

Alhadza, Abdullah, 2004, Masalah menyontek (Cheating) di Dunia Pendidikan, http;//www.depdiknas.go.id/Jurnal

Arifin, Surjinal. 2009, menyontek penyebab dan penanggulangannyahttp://sujinalarifin.wordpress.com/

Referensi

Dokumen terkait

Nar ratology is the theory of narratives, narratives texts, images, and events that “tell a story” and it constructed to understand, analyze, and examine narratives (Bal,

Salah satu penghambat suksesnya branding pada objek wisata Museum Lawang Sewu adalah lahan parkir yang belum memadai, hal ini dibuktikan dengan kurang didukung

Lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan yang paling bertanggung jawab dan tentu yang paling berperan besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak terutama

Dari data yang didapat karakteristik menurut waktu dan lokasi kecelakaan di ruas Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian kecelakaan lalu lintas dari tahun 2010

Setelah dilakukan experimen dengan menggunakan 660 data citra, hasil yang diperoleh untuk proses klasifikasi menunjukan bahwa penggunaan metode ini cukup baik untuk kasus

Argumentasi MK tersebut, meliputi: pertama , keberadaan MK sebagai lembaga negara yang oleh UUD 1945 diberi kewenangan untuk menguji undang-undang terhadap UUD 1945; kedua

Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa pengaruh pemberian kombinasi mikoriza+MHB dengan pupuk kandang kambing terhadap serapan fosfat

5) Jika dalam penyusunan skripsi melibatkan dosen/peneliti dari luar Fakultas Teknik, maka dosen/peneliti tersebut dapat ditetapkan menjadi pembimbing II dengan usulan