• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi RPP Pekerjaan Utilitas Bangunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Materi RPP Pekerjaan Utilitas Bangunan"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

GLOSSARY

Air bersih, adalah air dingin atau Panas untuk keperluan minum, mandi, cuci dll.

Air kotor, adalah air sisa, air limbah, air hujan dan air limbah khusus Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu.

Pathogen, adalah membahayakan bagi kesehatan manusia

Utilitas adalah sarana penunjang untuk membantu melaksanakan sesuatu, agar memenuhi standar atau kemudahan dalam penggunaannya.

Sistem penyediaan air bersih dengan sumber air secara individu, air dari sumber air yang ada didalam tanah melalui sumur diangkat kepermukaan tanah dengan menggunakan timba atau pompa, lalu air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-har

Sistem Plambing, adalah tentang perpipaan sistem penyediaan air minum, sistem pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem pembuangan air hujan.

Sestim Vertikal, adalah sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan sistem pengaturan beda tinggi yang banyak digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat tinggi.

(2)

204

A. Pendahuluan

Utilitas adalah sarana penunjang untuk membantu melaksanakan sesuatu, agar memenuhi standar atau kemudahan dalam penggunaannya. Bila diambil suatu contoh bangunan, seperti sanitasi merupakan salah satu sarana yang harus disediakan dalam suatu bangunan atau gedung, supaya dapat terpenuhi syarat kesehatan pengguna bangunan atau gedung tersebut. Instalasi adalah suatu utilitas yang ada dalam suatu bangunan atau gedung untuk memfasilitasi kebutuhan pada gedung atau bangunan tersebut. Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.

Dalam bangunan gedung, beberapa utilitas yang dikenal antara lain, yaitu; 1) Sistem plambing dan kelengkapan sanitasi.

2) Alat pemadam/ pencegahan kebakaran

(3)

Kebutuhan akan lift untuk tangga naik, menjadi kebtuhan standar dalam gedung pencakar langit, sementara gedung ruko tiga lantai cukup dengan tangga manual dari beton. Itulah salah satu perbandingan utilitas yang menjadi standar suau bangunan.

Sebagai ulasan kita, pada sistem utilitas bangunan kita ambil contoh adalah sistem plambing, tentu dalam perencanaan bangunan sistem ini sudah harus direncanakan matang. Pekerjaan plambing dapat diidentifikasikan pekerjaannya berdasarkan pengertian plumbing, yaitu Sistem Plambing suatu bangunan gedung adalah tentang perpipaan sistem penyediaan air minum, perpipaan sistem pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem pembuangan air hujan. Sehingga bidang kegiatan pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup plambing diantaranya adalah sistem penyediaan air bersih, sistem pembuangan air kotor, dan sistem pembuangan air hujan didalam bangunan gedung. Karena plambing merupakan bagian dari utilitas bangunan, maka tujuan penempatan plambing dalam suatu bangunan gedung juga, agar penghuni bangunan gedung tersebut merasa aman, nyaman, dan sehat

B.

Sistem Plumbing Air bersih

Sistem perancangan plambing adalah suatu sistem penyedian atau pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air. Sistem plambing yang baik bergantung pada sistem plambing pemipaan plambing yang baik pula. Selain pemipaan plambing, terdapat hubungan yang erat juga antara masalah penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan beberapa aspek berikut; Kesehatan, penggunaan air, dan pengolahan dan pembuangan limbah.

(4)

206 perencanaan plambing pada bangunan tersebut, dibutuhkan alat plambing, guna mendukung operasional gedung sesuai fungsinya. Alat plambing adalah semua peralatan yang dipasang di dalam ataupun di luar gedung, untuk menyediakan air (memasukan) air panas atau air dingin, dan untuk menerima (mengeluarkan) air buangan, atau secara singkat dapat dikatakan semua peralatan yang dipasang pada ujung akhir pipa, untuk memasukkan air, dan ujung awal pipa, untuk membuang air. Peralatan tersebut terdiri dari antara lain, yaitu; a) Peralatan untuk penyedian air bersih, b) Peralatan untuk penyedian air panas, c) Peralatan untuk pembuangan air kotor, dan d) Peralatan lainnya yang ada hubungannya terhadap perencanaan pemipaan plambing.

Gambar 15-1 : Pendistribusian Air Bersih di Desa

Beberapa syarat-syarat dan mutu bahan bangunan untu peralatan plambing, antara lain, yaitu;

(5)

4) Tidak merusak perlengkapan bangunan 5) Instalasi harus kuat dan bersih

Kemudian mutu bahannya harus memenuhi syarat sebagai berikut; 1) Daya tahan harus lama minimal 30 tahun

2) Permukaan harus halus dan tahan air

3) Tidakk ada bagian-bagian yan tersembunyi/menyimpan kotoran pada bahan-bahan yang dimaksud

4) Bebas dari kerusakan baik mekanis maupun yang lain 5) Mudah memeliharanya

6) Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku

Gambar 15-2: Pendistribusian Air Bersih Model PDAM

(6)

208 pula. Selain pemipaan plambing, terdapat hubungan yang erat juga antara masalah penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan beberapa aspek berikut; Kesehatan, Penggunaan air, dan Pengolahan dan pembuangan limbah. Dalam perencanaan pelambing, perlu diperhatikan bahan atau alat plambing. Pipa PVC dan pipa tembaga (untuk air panasa). Ukuran yang sering digunakan mulai dari diameter ½” sampai dengan 2” sampai dengan 6” untuk bangunan tinggi. Alat-alat plambing yang merupakan permulaan dari sistem pembuangan dari instalasi dapat berupa : Kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir, bidet, beth tub, shower.

Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perencanaan dan pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan sistem plambing haruslah dilakukan secara bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri, dengan memperhatikan secara seksama hubungannya dengan bagian-bagian kontruksi gedung serta dengan peralatan lainnya yang ada. Pada jenis penggunaan sistem plambing sangat tergantung pada kebutuhan dari bangunan itu sendiri, tentu .perencanaan dan perancangan sistem plambing komplit pada persediaan air, saluran dan sistem pendistribusian.

1.

Peralatan Plambing

Istilah “alat plambing” digunakan untuk semua peralatan yang dipasang di dalam ataupun di luar gedung, untuk menyediakan air (memasukan) air panas atau air dingin, dan untuk menerima (mengeluarkan) air buangan, atau secara singkat dapat dikatakan semua peralatan yang dipasang pada Ujung akhir pipa,untuk memasukkan air, dan Ujung awal pipa, untuk membuang air.

Bahan yang dianjurkan sebagai alat plambing harus memenuhi syarat-syarat berikut :

1)

Tidak menyerap air (atau,

sedikit sekali) 2) Mudah dibersihkan

(7)

5) Mudah dipasang

Bahan yang banyak digunakan adalah porselen, besi atau baja yang dilapis, berbagai jenis plastik, dan baja tahan karat. Untuk bagian alat plambing yang tidak atau jarang terkena air, ada juga digunakan bahan kayu. Alat plambing yang tergolong “mewah” menggunakan juga marmer kualitas tinggi. Bahan lain yang ada pada masa sekarang mulai banyak digunakan, terutama untuk bak mandi (bath tub) adalah FRP atau resin polyester yang diperkuat dengan anyaman serat gelas.

Peralatan Saniter; Peralatan saniter pada gedung yang hanya menggunakan air bersih adalah bak cuci tangan, janitor, bak cuci piring (pantry), dan pancuran mandi, peralatan saniter umumnya dibuat dari bahan porselen atau keramik. Bahan ini sangat popular karena biaya pembuatannya cukup murah, dan ditinjau dari segi sanitasi sangat baik. Bahan lain yang cukup banyak digunakan di Indonesia adalah “teraso”, walaupun untuk membersihkan lebih sulit dari pada bahan porselen.

Gambar 15-3: Peralatan Km/Sanitair

Beberapa jenis peralatan saniter yang menggunakan air bersih pada bangunan, sebagai berikut :

(8)

210 2) Janitor; Janitor adalah tempat pencucian (pembersihan) kain pel dan biasanya juga dipakai untuk menyuci pakaian (laundry), tapi pada gedung ini janitor hanya digunakan untuk tempat pencucian kain pel saja.

3) Bak cuci piring (pantry); Bak cuci piring (pantry) ini adalah tempat pencuci piring untuk para penghuni gedung.

Pancuran Mandi; Pancuran mandi yang disambung dengan pipa fleksibel (hand shower) sekarang ini makin banyak digunakan,di samping pancuran yang dipasang tetap pada dinding. Pancuran mandi semacam ini memberikan keleluasaan lebih dalam penggunaannya untuk mandi, tetapi dalam keadaan tertentu dapat menimbulkan kemungkinan aliran balik. Hal ini bisa terjadi kalau misalnya katup pancuran tersebut dalam keadaan terbuka sedang kepala pancurannya, ketika katup pancuran tersebut terbenam dalam bak mandi (bath tub).

Gambar 15-4 : Distribusi Air Melalui Shower

(9)

balik dari bak mandi melalui kepala pancuran, sebaiknya pemecah vakum dipasang pada tempat yang letaknya sekurang-kurangnya 15 cm di atas bidang bibir taraf banjir dari alat plumbing tertinggi yang berada dalam ruang kamar mandi tersebut.

Gambar 15-5: Peralatan Sanitair Dalam Bangunan

2. Sistem Pemipaan Plambing

(10)

212 kebutuhan dari bangunan yang bersangkutan. Dalam hal ini, perencanaan dan perancangan sistem plambing dibatasi pada pendistribusian dan penyediaan air bersih.

Instalasi pipa pada bangunan tinggi digunakan untuk mengalirkan air bersih (panas dan dingin), air es untuk keperluan tata udara, air untuk keperluan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, pembuangan air kotor , air buangan air hujan dan air limbah. Jenis pipa digunakan juga beragam jenisnya: air bersih dialirkan melalui pipa besi (steel pipe atau black pipe), pipa galvanis , pipa PVC atau pipa tembaga (copper pipe). Pipa yang digunakan untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran ( hidran dan spinkler), dituntut untuk mampu menahan beban tertentu. Jaringan pipa diatur menurut arah vertikal ( riser, down feed, atau stand feed) yang disembunyikan dalam saluran didalam tembok, sedangkan pada arah horizontal biasanya diletakkan diatas langit-langit atau dilantai instalasi

Sistem pemipaan plambing menurut cara pengaliran airnya, adalah cara untuk mengalirkanair dan ketempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan air yaitu;

1) sistem horizontal 2) sistem Vertikal.

Sistem horizontal, adalah suatu sistem pemipaan plambing yang banyak digunakan untuk mengalirka kebutuhan air pada suatu kompleks perumahan atau rumah-rumah tinggal yang tidak bertingkat Ada dua cara yang dipakai untuk sistem pemipaan plambing horizontal yaitu sebagai berikut; a) Pemipaan plambing yang menuju ke satu titik akhir Keuntungan pemipaan plambing ini adalah pemakaian bahan yang lebih efesien, dan kerugiannnya adalah daya pancar pada titik kran air tidak sama, semakin jauh semakin kecil daya pancarnya; b) Pemipaan plambing yang melingkar/membentuk ring Pemipaan plambing ini menuntut penggunaan bahan pipa yang banyak, padahal kekuatan daya pancar air kesemua titik-titik akan menghasilkan air yang sama

(11)

Sestim Vertikal, adalah sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan sistem pengaturan beda tinggi yang banyak digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat tinggi. Cara pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih dulu pada tangki air (ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian air dialirkan dengan menggunakan pompa untuk langsung ke titik-titik kran yang diperlukan. Sistem ini lebih menguntungkan pada penggunaan pipa, tetapi sering mengalami kesulitan kalau sumber tenaga untuk pompa mengalami pemadaman. Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada tangki di atas bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan ke tempat-tempat yang memerlukan, dengan menggunakan sistem gravitasi/diturunkan secara lansung.

3. Sistem Plambing Air bersih

Berbicara tentang sistem plambing, tidak terlepas dari pembicaraan masalah air, baik itu air bersih, air kotor mapun air sebagai sumber kesehatan dan juga air sebagai sumber penyakit. Air adalah unsur penting yang sangat berperan dalam semua kehidupan, termasuk kehidupan manusia, di dalam air itu terdapat berbagai mineral dan unsur kimia, seperti Ca, Fe, F, J, dan lain-lain yang diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk menjaga kesehatan manusia. Selain dari pada itu air juga merupakan tempat hidup binatang– binatang air, mulai dari ikan sampai mikroorganisme. Mikroorganisme yang hidup di dalam air sangat bermacam–macam, ada yang pathogen (membahayakan bagi kesehatan manusia) dan ada yang tidak pathogen. Oleh karena itu, air disamping sebagai kebutuhan hidup juga sebagai media penularan penyakit. Disamping air sebagai media penularan penyakit perut, air pun merupakan pelarut yang sangat baik. Oleh karena itu di dalam air banyak dijumpai zat-zat kimia atau mineral-mineral. Zat kimia dan mineral-mineral itu kadar di dalam air tergantung dari daerah yang di laluinya.

(12)

214 Penyediaan Air Minum, pasal 1 ayat 2. Air bersih adalah air bersih rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Syarat-syarat kualitas air bersih adalah :

1) Syarat fisik; jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan sejuk (temperatur dibawah suhu kamar).

2) Syarat kimiawi; air mengandung zat-zat kimia atau mineral-mineral dalam kadar tertentu.

3) Syarat bakteriologi; air tidak boleh mengandung bakteri-bakteri pathogen.

Dengan demikian bahwa air bersih bisa didefinisikan sebagai berikut : “Air bersih adalah air yang telah memenuhi syarat kualitas air bersih syarat fisik, kimiawi dan bakteriologi. Agar air itu bisa digunakan oleh manusia secara aman (tidak mengganggu/ membahayakan kesehatan), maka organisme-organisme, bahan-bahan kimia dan mineral-mineral tadi keberadaannya harus pada batas-batas tertentu, dengan kata lain air tersebut harus memenuhi syarat-syarat tertentu, syarat ini dinamakan syarat kualitas air bersih. Didalam bangunan gedung air bersih digunakan untuk berbagai keperluan yang menunjang kegiatan penghuninya, diantaranya adalah: keperluan untuk memasak, mandi, minum, mencuci, penggelontor kakus, menyiram tanaman, kolam renang, dan lain sebagainya.

(13)

penghuninya. Besar kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan manusia dihitung rata-rata perorang per hari tergantung dari jenis bangunan yang digunakan untuk kegiatan manusia tersebut.

Air bersih yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem plambing air bersih, harus memenuhi syarat kuantitas air bersih, yaitu kapasitas air bersih harus mencukupi berbagai kebutuhan air bersih bangunan gedung tersebut. Untuk menghitung besarnya kebutuhan air bersih dalam bangunan gedung didasarkan pada pendekatan sebagai berikut; Jumlah penghuni gedung, baik yang permanen maupun yang tidak permanen. Unit beban alat plambing Luas lantai bangunan Perhitungan kebutuhan air berdasarkan luas lantai banguan hanya digunakan untuk menentukan kebutuhan air pada waktu pra rancangan, tidak untuk bangunan gedung yang sudah selesai rancangannya. Perhitungan berdasarkan jumlah penghuni, dipakai untuk bangunan gedung rumah tinggal.

Sebagai Contoh menghitung kebutuhan air dalam rumah tinggal, kita hitung dengan cara sebagai berikut;

1) Kebutuhan air bersih rumah tinggal sederhana: Menentukan

banyaknya kebutuhan air bersih untuk rumah tinggal sederhana

dengan jumlah penghuni sebanyak 5 jiwa. Asumsikan kebutuhan air

sebesar 100 l/jiwa/hari. Kebutuhan air sebesar : 5 jiwa X 100

l/jiwa/hari = 500 l/hari.

2) Kebutuhan air bersih rumah tinggal mewah: Menentukan

banyaknya kebutuhan air bersih untuk rumah tinggal mewah

dengan jumlah penghuni sebanyak 8 jiwa. Asumsikan kebutuhan air

(14)

216

Sisem penyediaan air bersih, tentu sangat erat kaitannya dengan sumber air itu sendiri, sumber air untuk sistem penyedian air bersih suatu bangunan gedung ada dua macam yaitu secara individu dan secara kolektif. Secara individu adalah sistem penyediaan air bersih yang sumber airnya diambil secara perorangan atau rumah tangga/bangunan. Secara kolektif adalah sistem penyediaan air bersih yang sumber airnya diambil secara bersama-sama atau kolektif yang diselenggarakan oleh suatu badan atau perusahaan, yang pada umumnya badan atau perusahaan yang menyelenggarakannya adalah Perusahaan Daerah Air bersih (PDAM), namun kini beberpa perumahan elah membuat sumber air kolektif yang dikelola oleh depeloper atau tim yang ada dalam perumahan. Sistem yang digunakan untuk mendistribusikan airnya menggunakan sarana perpipaan, oleh karena itu sistem ini juga disebut penyediaan air bersih sistem perpipaan.

(15)

tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ada juga air dari sumber air yang ada didalam tanah melalui sumur di pompa langsung ke alat-alat plambing atau di pompa ke menara air, lalu air dari menara air dialirkan secara gravitasi ke alat-alat plambing. Ada juga yang menggunakan sumber air dari mata air atau dari air permukaan seperti sungai atau kolam. Kemudian penjelasan sistem penyediaan air bersih dengan sumber air secara kolektif adalah air dari sumber air seperti air tanah tertekan, mata air, atau air permukaan di alirkan melalui saluran transmisi (saluran pembawa) air, baik secara gravitasi maupun secara pemompaan ke bangunan atau unit pengolahan air bersih untuk diolah agar supaya air dari sumber air yang atau jaringan pipa pembagi) secara gravitasi atau secara pemompaan atau gabungan pemompaan dan gravitasi. Tekanan air pada pipa distribusi, maksimal 40 meter kolom air (mka), dan pada ujung pipa distribusi minimal 10 meter kolom air. Dari pipa distribusi air dialirkan ke bangunan gedung, bisa secara langsung keperalatan plambing, bisa juga secara tidak langsung (menggunakan menara air). Air dari sistem penyediaan air bersih kota (PDAM) pada umumnya kualitasnya sudah memenuhi persyaratan kualitas air bersih, kalau air dari sumber air individu, ada yang sudah memenuhi syarat kualitas air bersih ada juga yang belum memenuhi. Kalau belum memenuhi syarat kualitas air bersih, maka air tersebut harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan air minum, sebelum masuk ke dalam sistem plambing bangunan gedung.

Sistem penyediaan air bersih yang banyak digunakan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1) Sistem sambungan langsung 2) Sistem tangki atap

3) Sistem tangki tekan

(16)

218 Gambar 15-6: Sistem Sambungan Langsung

Dalam sistem sambungan langsung pipa distribusi dalam gedung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih sepeti pipa utama dibawah jalan dari perusahaan air bersih, atau sistem air bersih dalam komplek perumahan. Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasinya ukuran pipa, cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah. Ukuran pipa cabang biasnya diatur/ditetapkan oleh perusahaan atau pengelola air bersih setempat.

(17)

Sistem tangki atap, dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah yaitu dipasang pada lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah, kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang diatas atap atau diatas lantai tertinggi bangunan. Kemudian tangki atap ini diterapkan dengan kondisi-kondisi seperti; Selama air digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing hanyalah akibat muka air dalam tangki atap, dan sistem pompa yang dinaikkan air tangki atap bekerja otomatis dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap. Perawatan tangki atap sangat sederhana jika dibandingkan dengan tangki tekan. Untuk bangunan-bangunan yang cukup besar, sebaiknya disediakan pompa cadangan untuk menaikkan air ke tangki atap. Pompa cadangan ini dalam keadaan normal biasanya dijalankan bergantian dengan pompa utama, untuk menjaga agar kalau ada kerusakan atau kesulitan maka dapat segera diketahui. Apabila tekanan air dalam pipa utama cukup besar, air dapat langsung dialirkan ke dalam tangki atap tanpa disimpan dalam tangki bawah dan dipompa. Dalam keadaan demikian ketinggian lantai atas yang dapat dilayani akan tergantung pada besarnya tekanan air dalam pipa utama.

(18)

220 Dalam sistem ini udara yang terkompresi akan menekan air ke dalam sistem distribusi dan setelah berulang kali mengembang dan terkompresi lama kelamaan akan berkurang, karena larut dalam air atau ikut terbawa keluar tangki. Sistem tangki tekan biasanya dirancang agar volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi air. Bila mula-mula seluruh tangki berisi udara pada tekanan atmosfer, dan bila fluktuasi tekanan antara 1,0 sampai dengan 1,5 kg/cm2, maka sebenarnya volume efektif air yang mengalir hanyalah sekitar 10% dari volume tangki. Untuk melayani kebutuhan air yang besar maka akan diperlukan tangki tekan yang besar. Untuk mengatasi hal ini maka tekanan awal udara dalam tangki dibuat lebih besar dari tekanan atmosfer (dengan memasukkan udara kempa ke dalam tangki). Kelebihan sistem tangki tekan yaitu;

1) Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan tangki atap. fluktuasinya. Fluktuasi yang besar ini dapat menimbulkan fluktuasi aliran air yang cukup berarti pada alat plambing, dan pada alat pemanas gas dapat menghasilkan air dengan temperatur yang berubah-ubah.

2) Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap beberapa hari sekali harus ditambahkan udara kempa dengan kompresor atau dengan menguras seluruh air dalam tangki tekan. 3) Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai suatu sistem pengaturan

(19)

4) Karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif sedikit, maka pompa akan sering bekerja sehingga menyebabkan keausan pada saklar yang lebih cepat.

Variasi yang ada pada sistem tangki tekan antara lain :

1) Sistem Hydrocel Sistem ini menggunakan alat yang dinamakan

“Hydrocel” ciptaan J

acuzzi Brothers Inc. Sebuah perusahaan di

Amerika Serikat sekitar 20 tahun yang lalu, sebagai penganti

udara dalam tangki tekan. Sistem ini mengunakan tabungtabung

berisi udara dibuat dari bahan karet khusus, yang akan

mengkerut dan mengembang sesuai dengan tekanan air dalam

tangki. Dengan demikian akan mencegah kontak langsung

antara udara dengan air sehingga selama pemakaian sistem ini

tidak perlu ditambah udara setiap kali.

2) Kelemahannya hanyalah bahwa volume air yang tersimpan

relatif sedikit.

3) Sistem Tangki Tekan dengan Diafram Tangki tekan pada sistem

ini dilengkapi dengan diafram yang dibuat dari bahan karet

khusus, untuk memisahkan udara dengan air. Dengan demikian

akan menghilangkan kelemahan tangki tekan sehubungan

dengan perlunya pengisian udara secara periodik.

Sistem Tanpa Tangki (Booster System), Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan, ataupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa penghisap air langsung dari pipa utama (misalnya pipa utama perusahaan air minum). Di Eropa dan Amerika Serikat cara ini dapat dilakukan kalau pipa masuk pompa diameternya 100 mm atau kurang. Sistem ini sebenarnya dilarang di Indonesia, baik oleh Perusahaan Air Minum maupun pada pipa-pipa utama dalam pemukiman khusus (tidak untuk umum).

Sistem ini terdapat dua sistem dikaitkan dengan kecepatan pompa,

(20)

222

1) Sistem kecepatan putaran pompa konstan, Pompa utama selalu

bekerja sedangkan pompa lain akan bekerja secara otomatik yang

diatur oleh tekanan.

2) Sistem kecepatan putaran pompa variabel, Sistem ini untuk mengubah

kecepatan atau laju aliran diatur dengan mengubah kecepatan putaran

pompa secara otomatik. Sistem kecepatan putaran pompa variabel

mempunyai keuntungan/ kerugiannya antara lain:

 Mengurangi tingkat pencemaran air karena tidak menggunakan tangki,  Mengurangi terjadinya karat karena tidak kontak udara langsung,  Beban struktur semakin ringan karena tidak ada tangki atas,  Biaya pemakaian daya listrik besar,

 Penyediaan air bersih tergantung pada sumberdayanya,

Investasi awal besar.

5. Air Panas

Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat dipasang pada bangunan perumahan, perkantoran, restoran, hotel, apartemen, penginapan, rumah sakit dan bangunan umum. Pada daerah yang beriklim sejuk atau dingin air panas dibutuhkan, oleh Karena itu sistem plambing air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang asbes sebagai isolator supaya panasnya tidak terbuang.

Alat pemanas yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

 Pemanas air dengan gas, air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa

(21)

pada mesin pemanas jika air kurang dari minium yang disyaratkan, (b) alat tidak diolengkapi katup pengaman otomatis, jika air kurang dari yang disyaratkan maka mesin pemanas akan mengembang karena panas akhirnya rusak. Gas buang harus dipasang di atas atap 0,6 m.

Alat pemanas yang berujud elemen pemanas di masukan dalam air dalam pemanas sehingga akan terjadi perubahan air dari dingin menjadi panas. Bahan pemanas digunakan nikelkrom diselubungi konduktor kalor (oksida magnesium). Air dingin masuk dari bawah dan air panas keluar di bagian atas tangki pemanas. Tekanan uap pada mesin pemanas air biasanya tidak lebih dari 7 kg/cm2 dan jika tekanan yang terjadi sebesar 7 kg/cm2 maka panas air sebesar 100oC., oleh karena itu pencabangan seabiknya menggunakan bahan perunggu/kuningan.

(22)
(23)

5.1 Memasang Instalasi pipa air panas

Dalam pemasangan pipa instalasi air panas yang perlu diperhatikan adalah sistem perpipaan pada pemanas air ada dua, yaitu : (a) sistem ke atas (up feed ) dan (b) sistem ke bawah (down feed). Sistem ke atas agar dapat melayani air panas pada lantai di atas alat maka perlu digunakan alat pendorong yaitu pompa air. Sedangkan untuk yang ke bawah sistem tersebut berdasarkan gravitasi.

Pipa untuk instalasi air panas umumnya menyesuaikan dengan pipa masuk air dingin dari yang sudah ada dan pipa flexsibel pada mesin pemanas air baik inlet maupun outletnya. Alat sambung yang digunakan pada instalasi pemanas air sama dengan instalasi air bersih dingin. Pemanas air sesaat dengan kapasitas kecil umumnyanya langsung dihubungkan dengan alat plambing seperti shower, bak mandi, sink dan alat plambing lainnya. Penyerapan panas pada bahan pipa distribusi sampai dengan pemakai diabaikan. Namun untuk instalasi dengan kapasitas besar dan terpusat, maka penyerapan panas karena bahan instalasi perlu diperhitungkan (misalnya untuk hotel dan pabrik).

(24)

226

Gambar 15-10 : Instalasi Pemanas air dengan daya listrik

C. Sistem Plumbing Air Kotor

Air buangan atau air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air kotor dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan hasil penggunaannya, seperti; a) Air buangan bekas mencuci, mandi dan lai-lainnya, b) Air Limbah yaitu air untuk memebersihkan limbah/kotoran, c) Air hujan yaitu air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan, dan d) Air limbah khusus yaitu air bekas cucian dari kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu seperti air bekas dari rumah sakit laboratorium, restoran dan pabrik. Sistem pembuangan air kotor/air bekas, air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas cucian pakain, kendaraan, cucian peralatan masakan dan beberapa macam cucian lainnya.

(25)

khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus , seperti restoran yang besar, pabrik industri kimia, bengkel, rummah sakit dan laboratorium.

Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut dialirkan kesaluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau komplek perummahan disalurkan melalui talang-talang-talang vertical dengan deameter 3” (minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5-1% dengan jarak terpendek menuju ke saluran terbuka lingkungan. Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasann m2.

1.

Pipa Plambing Air Kotor

Sistem pipa air kotor, bekas, dan kotoran keluar dari perlengkapan saniter menggunakan pipa tegak agar air buangan dapat mudah berjalan/mengalir oleh adanya gravitasi bumi. Beberapa pipa dari perlengkapan saniter tersebut digabungkan menjadi satu pada pipa vertikal utama. Tetapi untuk sampai ke pipa vertikal utama tersebut tentu dihubungkan dengan pipa horizontal dalam manajemen proyek.

(26)

228 tersebut bertemu dengan elemen bangunan. Hal ini terjadi akibat mengembang dan menyusutnya pipa karena adanya perubahan temperatur. Untuk itu, lubang tempat pipa tersebut, diberi selubung pipa baja. Selubung pipa dapat diterapkan pada instalasi pipa horizontal dan pipa vertikal dalam manajemen proyek

Bahan pipa yang umum digunakanuntuk saluran air kotor, adalah dari besi (baja) dengan lapisan galvanis, plastik, pvc, porselin dan dari beton betulang. Ketentuan dan syarat bahan harus memenuhi syarat tidak menyerap air, mudah dibersihkan, tidak berkarat atau mudah aus. Untuk instalasi air kotor dalam bangunan kecuali instalasi air panas biasa digunakan pipa PVC, pipa ini dikenal spesifikasi di pasaran, antara lain;

Berdasarkan tipe ketebalan;

1) Type AW Untuk pipa dengan kawalitas yang paling baik ( tebal ) Biasanya digunakan untuk saluran air bersih / air minum yang mempunyai kekuatan tekan yang cukup tinggi.

2) Type, Untuk pipa kwalitas sedang dengan tebal medium, Biasanya digunakan untuk saluran pembuang, seperti saluran air hujan, saluran pem- buangan bekas cuci / mandi, saluran septictank, dsb.

3) Type C, Untuk pipa dengan kwalitas paling rendah (tipis). Digunakan untuk sparing-sparing listrik yang tertanam dalam dinding.

Berdasarkan tipe Ukuran; Ukuran diameter penampang pipa.

1) Untuk saluran air bersih digunakan ukuran 1/2", 3/4", 1", 1,5".

2) Untuk saluran pembuang digunakan ukuran 1", 1,5" 2", 3", 4", 5".

Sistem Instalasi air Kotor, yang perlu diketahui dalam pelaksanaan harus lengkap denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan. Beberpa pedoman dalam pekerjaaan instalasi sistem perpipaan saluran air kotor, antara lain yaitu;

1) Hindari /jangan terlalu banyak percabangan. 2) Sambungan harus betul-betul rapat.

(27)

4) Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.

5) Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.

6) Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).

7) Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.

8) Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet, fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.

9) Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.

10) Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.

2. Sistem Pembuangan Air Kotor

Sistem pembuangan air buangan, merupakan sistem instalasi untuk

mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter maupun

hasil buangan dapur. Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan

berdasarkan cara pembuangannya, yaitu;

1) Sistem pembuangan air campuran, yaitu sistem pembuangan

dimana air kotor dan air bekas dialirkan kedalam satu saluran / pipa.

2) Sistem pembuangan air terpisah, yaitu sistem pembuangan dimana

air kotor dan air bekas masing-masing dialirkan secara terpisah atau

menggunakan pipa yang berlainan.

Sistem

Pembuangan

Air

Buangan

dibedakan

berdasarkan

perletakannya:

1) Sistem pembuangan gedung, yaitu sistem pembuangan yang

(28)

230

2) Sistem pembuangan luar, yaitu sistem yang berada diluar gedung,

disebut juga riol gedung. Sebelum air buangan dari peralatan saniter

maupun dari buangan dapur dibuang ke saluran umum / kota maka

harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan Sewage

Treatment Plant ( STP ), sehingga memenuhi ambang baku yang

dipersyaratkan.

Sewage Treatment Plant,

berfungsi sebagai pengolah air buangan

sehingga memenuhi persyaratan sebagai air buangan rumah tangga (

domestic waste ), yaitu dengan ketentuan; a). Kandungan zat

tersuspensi rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 20 mg / liter, b).

Kebutuhan biologi untuk oksigen ( BOD ) rata-rata dalam waktu 24 jam

adalah 20 mg / liter dengan kapasitas maksimum yang diperbolehkan

s/d 30 mg / liter.

Sistem Instalasi, pembuangan air kotor, kotoran, air hujan, dan air

bekas, dibedakan dalam 2 jenis yaitu sistem campuran dan sistem

terpisah. Sistem Konstruksi Bangunan campuran, artinya air bekas dan

air kotor dikumpulkan dan bersama-sama dibuang menggunakan satu

aliran. Sedangkan sistem terpisah,air dikumpulkan sesuai dengan

jenisnya dan dialirkan secara terpisah. Air kotor menuju ke septictank

sedangkan air bekas dan air hujan menuju riol lingkungan

3. Sistem Pembuangan Air Hujan

(29)

air hujan yang digabung dengan air buangan pada lantai terbawah harus dilengkapi dengan perangkap (penamung smentara) untuk mencegah keluarnya gas dan bau tidak enak dari system tersebut. Perangkap yang terpasang harus berukuran minimal sama dengan pipa mendatar yang terpasang bersama. Dan harus dilengkapi dengan pembersih di tiap ujungnya yang terletak di dalam gedung. Pada ujung dimana air masuk, harus dilengkapi dengan penahan kotoran agar system plambing air hujan tidak terganggu.

Talang atap (Gutter) dan talang tegak (leader) air hujan digunakan untuk menangkap air hujan yang jatuh ke atas atap atau bidang tangkap lainnya di atas tanah. Dari leader kemudian dihubungkan ke titik-titik pengeluaran, umumnya ke permukaan tanah atau system drainase bawah tanah (underground drain). Tidak diperkenankan menghubungkannya dengan system saluran saniter. beberapa prinsip berkenaan dengan penentuan ukuran Talang atap & talang tegak adalah :

1) Ukuran leader dibuat sama dengan outletnya, untuk menghindari kemacetan aliran yang ditimbulkan oleh daun dan kotoran lainnya. 2) Ukuran outlet tergantung pada jumlah & jarak antar outlet, kemiringan

atap dan bentuk Talang atap.

(30)

232 Gambar 15-11: Model Sistem pembuangan Air Hujan

(31)

Pada SNI 03-7065-2005, tentang tata cara Tata cara perencanaan sistem plambing

Pada pasal 7:11 dijelaskan:

Gedung harus mempunyai perlengkapan drainase untuk menyalurkan air hujan dari atap dan halaman atau pekarangan dengan pengerasan di dalam persil ke saluran air hujan kota atau saluran pembuangan campuran kota. Pada daerah yang tidak terdapat saluran tersebut, pengaliran air hujan dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. Setiap persil berhak menyalurkan air hujan ke saluran air hujan kota

Pada pasal 7:12 dijelaskan:

Perencanaan pipa air hujan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: (1) Pipa air hujan tidak boleh ditempatkan:

a) dalam ruang tangga, b) sumuran alat pengangkat,

c) dibawah lift atau dibawah beban imbangan lift, d) langsung di atas tangki air minum tanpa tekanan,

e) di atas lubang pemeriksaan tangki air minum yang bertekanan, f) di atas lantai yang digunakan untuk pembuatan persiapan

1. Pipa air hujan datar yang berukuran sampai dengan 75 mm harus dipasang dengan kemiringan minimal 2% dan untuk pipa yang berukuran lebih besar minimal 1%. Kemiringan yang lebih kecil hanya diperbolehkan apabila secara khusus dibenarkan oleh pejabat yang berwenang.

(32)

234 3. Belokan jari-jari pendek, dan T saniter tunggal atau ganda hanya

diijinkan pemasangannya pada pipa air hujan. 3) Fitting dan Penyambungan yang dilarang

1. Ulir menerus, sambungan klem atau sadel tidak boleh dipergunakan pada pipa air hujan

D. Utilitas Bangunan Modern

Perkembangan perencanaan system utilitas pada saat sekarang ini perlu mendapatkan perhatian khusus mengingat dalam pendirian suatu bangunan bukan hanya keindahan tampak dan keserasiannya terhadap lingkungan tetapi bagaimana bangunan itu dapat memberikan rasa nyaman, sejuk, dan dapat menjaga kestabilan bangunan dengan lingkungan sosialnya. Selain itu Utilitas juga merupakan salah satu fasilitas umum yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak yang rnernpunyai sifat pelayanan lokal maupun wilayah diluar bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan, sehingga yang termaksud dalam pengertian ini diantaranya yaitu Jaringan listrik, Jaringan Telkom, Jaringan air bersih, jaringan drinase, Jaringan distribusi gas dan bahan bakar, dan Jaringan sanitasi lainnya. Namun keamanan bangunan juga perlu diperhatikan terhadap segala bencana yang dapat diakibatkan oleh kurang diperhatikannya perencanaan instalasi yang terdapat didalam bangunan tersebut.

(33)

sarana umum, sehingga dalam hal ini bangunan ataupun penataan lingkungan kota sangat erat kaitannya dengan utilitas, sebab utilitas ini menjelaskan keterkaitan dan hubungan letak suatu bangunan terhadap lingkungan, hubungan lingkungan dengan sarana dan prasarana bangunan yang tersedia, dan hubungan bangunan terhadap aktivitas pengguna sehingga sistem utilitas ini merupakan salahsatu sarana pendukung pada suatu sistem perancangan.

Seperti telah dijelaskan pada bagian atas, bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.

Setiap bangunan, sistem utilitasnya tentu tidak sama, baik itu standar minimal ataupun standar ideal yang dibutuhkan. Namanya juga bagian penunjang, kebutuhan kamar mandi rumah di desa, dibandingkan dengan rumah di kota atau gedung yang menjulang tinggi tentu berbeda. Sebuah bangunan modern dan tinggi adalah bangunan atau struktur tinggi, biasanya, fungsi bangunan

ditambahkan, elevator (lift), kebutuhan teknologi yang tinggi juga untuk mendukung

menciptakan kenyamanan bagi pengguna, salah satunya adalah masalah utilitas

bangunan.

1. Perancangan Plambing dan Sanitasi Bangunan Modern

Sistem plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syarat, yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman pelaksanaan, standar tentang peralatan dan instalasinya . Sistem plambing yang baik bergantung pada sistem plambing pemipaan yang baik pula. Selain pemipaan, terdapat hubungan yang erat juga antara masalah penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan beberapa aspek berikut:

1) Kesehatan. 2) Penggunaan air.

(34)

236 Gambar 15-12 : Alat Pemadam Kebakaran

Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan suata cara atau sistem pencegahan kebakaran karena bahaya kebakaran dapat menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta benda, terganggunya proses produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya masyarakat. Bahaya kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu: Bahaya kebakaran ringan; Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah dan menjalarnya api lambat. Bahaya kebakaran berat; Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat cepat.

(35)

bangunan tersebut dengan alat-alat yang dapat membantu mencegah kebakaran dan mengurangi membesarnya api. Oleh karena itu, perlindungan disediakan untuk seluruh gedung, masing-masing untuk zona hunian, termasuk tersedianya tangga dan lift untuk keadaan darurat pada saat terjadi kebakaran. Disamping itu harus tersedia sistem pembuangan asap pada saat terjadi kebakaran pada setiap lantainya. Pada Signature Tower layaknya seperti bangunan tinggi lain diperlukan alat-alat yang dapat mencegah kebakaran pada sebuah bangunan, seperti harus tersedianya alat pemadam api ringan (APAR), Alarm Detector, Sprinkler, Fire Hose Reel dan Hydrant Pillar.

2. Perancangan Pengudaraan/penghawaan

Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada daerah yang beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban udaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar dari aliran udara alam maupun aliran udara buatan . Perencangan pengudaraan atau penghawaan adalah perencanaan untuk mendapatkan aliran udara yang tepat untuk ruangan serta pengontrolannya.

Gambar 15-13 : Alat Pendingin Ruangan

(36)

238 alat ini menjadi penolong utama untuk mengusir udara panas. Satu hal yang harus diingat, janganlah hanya menjadi pengguna tapi juga harus dapat merawat alat pendingin ruangan ini. Pendingin ruangan yang tidak dirawat secara berkala dan saksama dapat menjadi polusi udara bagi penghuninya sehingga menyebabkan beberapa jenis penyakit, seperti penyakit pada saluran pernafasan. Hal ini disebabkan karena pendingin ruangan yang kotor dapat menyimpan berbagai virus dan bakteri yang kemudian disebarkan kembali ke seluruh ruangan sehingga masuk melalui indera penciuman.

3. Perancangan Penerangan

Pada perencanaan penerangan dan pencahayaan gedung dimaksudkan agar bangunan tersebut mendapat pencahayaan dan penerangan yang baik pada siang hari maupun pada malam hari . Dewasa ini pemanfaatan pencahayaandigunakan sumber alami dan telah diatur berdasarkan SNI 03 – 2396 –2001 tentang “Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung”. Selain itu dalam perencanaan penerangan atau pencahayaan juga mempertimbangkan tentang standar pencahayaan buatan yang diatur pada SNI 03- 6575-2001 tentang “Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung”.

4. Perancangan Sistem Komunikasi dan CCTV

(37)

Gambar 15-14 : CCTV Sebagai Utilitas Keamanan Bangunan

Pada saat ini CCTV (closed-circuit television) sudah merupakan salah satu utilitas bangunan, untuk meningkatkan keamanan. CCTV dapat memantau dan merekam segala aktivitas dan kejadian pada suatu tempat setiap saat. Juga untuk menjaga sebuah ruang penyimpanan atau rumah tinggal dengan pendeteksi gerak sehingga tidak diperlukan tenaga manusia untuk menjaga sistem keamanan tersebut. Dengan menerapkan sistem keamanan menggunakan CCTV dengan deteksi gerak dapat memantau kondisi lokasi yang terpasang sistem ini menggunakan PC atau handphone melalui jaringan internet. Deteksi gerak yang terpasang dapat memberikan peringatan melalui email apabila terdektesi adanya sebuah gerakan oleh kamera. Untuk menghasilkan sistem yang baik, diperlukan analisa terhadap jaringan, penggunaan peralatan, dan analisis terhadap daya tangkap lensa pada kamera

(38)

240 Kelebihan dan Keunggulan CCTV Antara Lain :

1) CCTV bisa diakses oleh multi user secara bersama-sama pada saat bersamaan via jaringan LAN

2) CCTV bisa dimonitor dari jarak jauh hanya menggunakan line telepon biasa, tanpa perlu koneksi internet apapun

3) CCTV Bisa diakses dari mana saja tanpa batasan jarak, dari luar kota atau dari luar negeri menggunakan akses internet

4) Bisa dimonitor menggunakan PDA / Handphone, laptop maupun PC 5) Dilindungi password protection sehingga yang tidak berhak tidak bisa

mengakses

6) Tidak perlu menggunakan banyak layar monitor! Cukup 1 layar monitor untuk melihat sampai dengan 16 titik kamera cctv secara bersamaan 7) CCTV bisa difungsikan sebagai alarm yang akan secara otomatis

menghubungi no telp yang sudah ditentukan jika ada hal yang tidak dikehendaki

8) Harga yang semakin terjangkau dan ekonomis.

5. Perancangan Penangkal Petir

Pengamanan bangunan bertingkat dari bahaya sambaran petir perlu dilakukan dengan memasang suatu alat penangkal petir pada puncak bangunan tersebut. Penangkal petir ini harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimal bangunan-bangunan 2 lantai, terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya.

6. Perancangan Transportasi Dalam Bangunan

(39)

untuk naik turun dalam menjalankan tuganya hanya mampu dilakukan sampai empat lantai.

Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulik, Traxon atau katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik.

Gambar 15-15: Bagian-bagian Elevator

7. Perancangan Alat Pembersih Bangunan

(40)

242 Gondola adalah alat atau sistem yang di instal di atas atap gedung, berfungsi untuk mengantarkan pekerja Cleaning Service atau Teknisi Gedung yang akan melakukan pekerjaan di sisi luar gedung dalam posisi Vertikal , Menuju kesemua arah atau lokasi dimana mereka harus membersihkan kaca,dinding gedung atau perbaikan lampu, dinding dan kaca atau konstruksi lainnya yang berada di sisi luar gedung.

(41)

1.

Jelaskan apa itu Utilitas bangunan, beri contoh !

2. Utilitas bangunan akan berbeda standarnya, beri

contoh kebutuhan utilitas bangunan modern di

perkotaan dengan gedung yang menjulang tinggi !

3. Dapatkah kamu jelaskan apa itu sistem plambing, dan

beri contoh alat plambing yang kamu kenal ?

4. Apa saja fungsi dari sistem instalasi plambing yang

kamu ketahui, sebutkan !

5.

Ada dua cara pengaturan air pada sistem pemipaan

plambing menurut cara pengaliran airnya yaitu,

sistem

horizontal dan sistem Vertikal. Jelaskan apa maksudnya !

6. Apa yang dimaksud dengan air bersih, jelaskan !

7. Apa itu air kotor, beri contoh !

8. Apa yang dimaksud denga air panas dalam bangunan

(gedung), dan menurut kamu apa saja alat pemanas

yang sering digunakan untuk membuat air panas

tersebut ?

9. Salah satu kebutuhan utilitas bangunan modern saat ini

adalah system komunikasi dan CCTV, dapatkah kamu

jelaskan fungsi dari alat tersebut ?

10. Pada bangunan modern yang tinggi, dibuthukan utilitas

pembersih khusu, dapatkah kamu jelaskan bagimana

Gambar

Gambar 15-1 : Pendistribusian Air Bersih di Desa
Gambar  15-2: Pendistribusian Air Bersih Model PDAM
Gambar 15-3: Peralatan Km/Sanitair
Gambar  15-4 : Distribusi Air Melalui Shower
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil diatas menunjukkan bahwa nilai kerapatan mangrove tertinggi terdapat di stasiun 1, diduga hal ini dikarenakan kondisi lingkungan di stasiun 1 yang lebih baik

dalam ini dengan penerapan sertifikasi ISO 9001:2008 yang merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk sistem manajemen mutu, yang bertujuan menjamin

(Suatu hal yang dapat diterapkan secara umum untuk semua persaingan tidak jujur atau curang dalam perdagangan dan bisnis, tetapi terutama diterapkan pada praktik berusaha

Sehubungan dengan rencana pemerintah Indonesia untuk melakukan aksesi terhadap Protokol Madrid, maka permohonan pendaftaran Merek di Indonesia juga sebaiknya dapat

Untuk penjualan smartphone Xiaomi di jaringan took ritelnya, perusahaan telah melakukan pembahasan intensif, sebab pihak Xiaomi juga belum memiliki kan- tor perwakilan

Melihat itu membuat peneliti ingin lebih mengetahui bagaimana bentuk metode role play yang biasanya digunakan dalam pembelajaran di sekolah diaplikasikan pada

pengoperasian yang bekerja di dalam alat superheater, atau laju aliran energi panas yang dilepaskan oleh aliran gas panas dan kemudian diterima oleh aliran uap

Senada juga apa yang dikatakan oleh Sufi besar Malik bin Dinar (w. 748 M), “aku membaca al-Qur’an selama dua puluh tahun dan aku merasa nikmat dengan sebab membacanya