REGIM GENDER KAUM SUFI:
Konstruksi Ideologi Perempuan dalam Tarekat
Naqsyabandiyah-Khalidiyah Babussalam (TNKB)
Ziaulhaq Hidayat
Sumatera Sufi Institute
Disampaikan Dalam Diskusi Dwimingguan
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M
Pendahuluan
Tarekat Naqsyabandiyah-Khalidiyah Babussalam
(TNKB) merupakan tarekat yang paling berpengaruh
di dunia Melayu, Indonesia dan Malaysia.
Secara umum dapat disebut tarekat ini menganut
le
système patriarcal centré
/ “
sistem laki-laki baget
”,
yang cenderung menempatkan perempuan sebagai
kelompok
“
kelas dua
”.
Mendiskusikan gender dengan sufi tentu sangat
menarik, sebab sufi yang selalu dikonotasikan
Rezim Gender?
Rezim gender secara bebas diartikan
sebagai bentuk perilaku yang “terpolakan”
oleh kekuasaan / negara, maka tentu rezim
gender dimaksudkan di sini perilaku gender
yang telah terpolakan dalam tarekat. Dalam
konteks ini, rezim gender digunakan untuk
menganalisis bagaimana gender
Mengulangkaji: Sek dan Gender?
Sebelum terlalu jauh, penting untuk
menjelaskan ulang perbedaan
“
sek
”
dan
“gender”
supaya tidak disalahpahami:
Le mot “
sexe
” se
réfère davantage aux
caractéristiques biologiques et physiologiques
qui différencient les hommes des femmes
(kata
“
seks
”
merujuk pada karakteristik biologis dan
fisiologis yang menentukan laki-laki dan
perempuan)
Lanjut
Le mot “genre”
sert à évoquer les rôles qui sont
déterminés socialement, les comportements, les
activités et les attributs
qu’une
société considère
comme appropriés pour les hommes et les femmes
(kata "gender" merujuk pada peran yang ditentukan
secara sosial, perilaku, kegiatan dan atribut yang
suatu masyarakat tertentu dianggap tepat untuk
laki-laki dan perempuan).
Jadi, sek (
sex
) merujuk pada jenis kelamin / biologis;
pria atau wanita cenderung bersifat kodrati dan
Konstruksi Ideologi Gender TNKB
Laki-laki Vs Perempuan
Relasi laki-laki dan perempuan dalam pengalaman
TNKB ini tidak hanya dimaknai sebagai bentuk relasi
timbal balik laki-laki dengan perempuan atau sebaliknya,
tetapi dalam pengalaman TNKB tampaknya cenderung
relasi ini satu arah laki-laki dengan perempuan.
Relasi satu arah ini dalam konstruksi gender TNKB ini
cenderung menempatkan laki-laki sebagai satu-satunya
kelompok superioritas, sebagai kelompok yang
Struktur Sosial
Mursyid
Khalifah
Zuriat
Khadim
Doktrin
Sistem nilai yang dianut dalam doktrin TNKB
adanya pembedaan yang cenderung
berdasarkan jenis kelamin atau biologis.
Pembedaan berdasarkan jenis kelamin ini
tampaknya berkaitan dengan ideologi yang
dianut TNKB yang menganut sistem
Lanjut
Secara empirik doktrin ini bekerja misalnya dalam pandangan pengabdian perempuan diukur dengan pengabdian kepada laki-laki / suami
Kutipan wawancara 04/09/2012:
… Selama Tuan Guru ada saya hanya meladeni (melayani_pen) dia saja, itu lah pekerjaan saya yang paling penting, hanya
meladeni dia saja, beramal yang lain hanya sekedarnya saja, dia kalau tengah malam makan nasi goreng tengah malam, minum teh manis tengah malam, kalau setelah shalat tahajjud
dibanguninya saya mengusikuki kakinya, itu kerjasa saya;
mengurusinya… yang terpenting mengurusi dia lah, khusus dia saja, bangun tengah malam meladeni dia, itu yang terpenting. Tidak usah mengerjakan yang sunnat, bangun meladeni dia saja kerja saya. Shalat, zikir lalu meladeni dia lah yang paling
Poligami
Poligami dalam pengalaman TNKB tidak
hanya dimerupakan “doktrin tertulis”, tetapi
juga dipraktekkan.Teks tertulis doktrin
poligami ditemukan dalam “wasiat 44” Tuan
Guru Abdul Wahab Rokan.
(Ziaulhaq, Naskah “Wasiat 44” Tarekat Naqsyabandiyah
-KhalidiyahBabussalam (TNKB): Teks, Terjemah dan Interpretasi”, Proceeding
Penutup
Merujuk pada deskripsi yang dikemukan,
kaum sufi dengan referensi TNKB menganut
sistem yang sangat laki-laki; memenangkan
kepentingan laki-laki, maka tentu TNKB
Referensi
Ziaulhaq, “Praktek Poligami Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah-Khalidiyah Babussalam (TNKB)”, Jurnal Consilium, vol. 1, no. 1, 2013, 78-89).
Ziaulhaq, “Tarekat Naqsyabandiyah-Khalidiyah Babussalam
(TNKB): Situs, Silsilah dan Jaringan, Jurnal Turats, vol. 2, no. 1, 2014, 61-70.
Ziaulhaq, “Doktrin, Tafsir dan Politik Poligami Tarekat
Naqsyabandiyah-Khalidiyah Babussalam (TNKB) Jurnal Kajian Gender dan Anak, vol. 1, no. 1, 2014, 120-132.
Ziaulhaq, Naskah “Wasiat 44” Tarekat Naqsyabandiyah-Khalidiyah Babussalam (TNKB): Teks, Terjemah dan